RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM - Studi Pemikiran Islam

63 downloads 317 Views 1MB Size Report
Studi Objektif. ❖ Berdasarkan kaidah ke-Ilmuan Islam. ❖ Berdasarkan sumber/ riwayat terpercaya. ❖ Tidak bertentangan dengan Dalil Syariah.
studipemikiranislam.wordpress.com

RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

Studi Objektif  Berdasarkan kaidah ke-Ilmuan Islam  Berdasarkan sumber/riwayat terpercaya

 Tidak bertentangan dengan Dalil Syariah  Mengutamakan referensi muktabar diatas

berbagai referensi orientalis  Bukan persepsi dan opini dari pembenci Islam

Definisi Islam Islam adalah: Agama yang diturunkan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw, untuk mengatur: (1) hubungan manusia dengan Allah; (2) manusia dengan manusia lain; (3) manusia dengan dirinya sendiri.

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu (QS. An-Nahl: 89)

Islam Akidah

Syariah

Rukun Iman Hukum Ibadah Shalat, Shaum, Zakat, Haji. dll

Pemerintahan

Hukum Privat

Hukum Publik

Makanan, Minuman, Pakaian, Akhlak

Sos. Budaya

Peradilan

Fikih

Pendidikan

Ekonomi

SUMBER & DALIL

AJARAN ISLAM

1. Sumber hukum berbeda dengan dalil syariah, sumber hukum Islam hanyalah al-Quran & asSunnah. 2. Adapun dalil syariah adalah apa yang digunakan untuk menghasilkan hukum yang terkadung dalam al-Quran dan as-Sunnah. 3. Dalil syara’ adalah: al-Quran, Hadist, Ijma’ Shahabat dan Qiyas. Selain keempat dalil tersebut tidak layak disebut dalil, namun hanya diduga sebagai dalil.

Al-Quran

Al-Quran adalah kalam (firman) Allah yang berupa mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan bahasa Arab, terdapat di antara dua ujung mushaf, disampaikan secara mutawatir, membacanya adalah ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas.

Kebenaran al-Quran 1. Berasal dari Orang Arab (tidak terbukti) 2. Dari Muhammad saw (tidak terbukti) 3. Wahyu Allah swt (benar)

Atau (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuatbuatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat serupa dan panggillah siapa saja yang (dianggap) mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.“ (QS. Yunus: 38)

As-Sunnah

As-Sunnah dan al-Hadits merupakan sinonim. Menurut ulama ahli hadist, sunnah adalah perkataan, perbuatan, ketetapan (taqrir), sifat akhlak dan anggota badan yang disandarkan kepada Rasulullah saw.. Sedangkan menurut ulama ushul fikih, sunnah adalah perkataan, perbuatan dan ketetapan (taqrir) terhadap suatu perkataan atau perbuatan yang datang dari Rasulullah saw.

As-Sunnah As-Sunnah adalah Wahyu (maknanya).

. Tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an & al-Hadits) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 3-4). Fungsi As-Sunnah terhadap Al-Qur’an :  Menguraikan Kemujmalan (keglobalan) Al-Qur’an Pengkhususan keumuman Al-Qur’an Taqyid (Pensyaratan) terhadap ayat Al-Qur’an yang Mutlak Pelengkap keterangan sebagian hukum-hukum Al-Qur’an Menetapkan hukum-hukum baru.

Ijmak Sahabat

1. Ijma’ Sahabat: kesepakatan para Sahabat tentang hukum suatu perkara, bahwa hukum tersebut merupakan hukum syariah. Contoh Ijma: Pengumpulan Al-Qur’an, Keharusan adanya Pemimpin dll. 2. Ijmâ’ Sahabat terbagi menjadi dua: (1) Ijmâ’ Qauli, dan (2) Ijmâ’ Sukûti. 3. Ijmâ’ Qauli adalah kesepakatan sahabat atas hukum kasus tertentu dalam bentuk pandangan atau pendapat. 4. Ijmâ’ Sukûti adalah sikap seorang sahabat atas hukum suatu kasus tertentu, kemudian sikap sahabat tersebut diketahui oleh sahabat yang lain, tetapi tidak dinafikan.

Qiyas Syar’i

1. Qiyas adalah menyertakan suatu perkara terhadap yang lainnya dalam hukum syariah karena terdapat kesamaan ‘illat (pendorong adanya hukum syariah) di antara keduanya 2. Kehujjahannya karena dasar pengambilan illat-nya adalah dalil-dalil syara’ yakni Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma Shahabat. 3. Contoh Qiyas : Larangan jual-beli pada saat adzan Jum’at (QS. Al-Jumu’ah : 9). 4. Empat rukun Qiyas adalah: (1) asal, (2) kasus cabang (furû’), (3) ‘illat (pendorong adanya hukum syariah) dan (4) hukum furû’.