SAMBUTAN KEPALA - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Timur

7 downloads 3407 Views 52KB Size Report
dituntut untuk memiliki lima hal. 1. guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada ...
SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA PEMBUKAAN WORKSHOP GURU PAI TK. MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) Samarinda, Hotel Andika, Kamis 17 Juni 2010 Assalamu ‘alaikum Wr.Wb Yth. Kepala Bidang Mapenda Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Kalimantan Timur Yth. Kepala Seksi di lingkungan Bidang Mapendais Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur. Yth. Hadirin, Para undangan, Peserta Workshop Yang Berbahagia Pertama-tama marilah kita bersama-sama mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada sore hari ini kita bisa berkumpul di Hotel Andika dalam rangka Pembukaan Workshop Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Tsanawiyah Se-Kalimantan Timur Tahun 2010, mudah-mudahan acara ini nantinya akan mampu meningkatkan kompetensi guru yang berkualitas untuk mendidik anak-anak bangsa.

2

Kedua kalinya salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi panutan dan teladan bagi seluruh insani. Sebelumnya, Kami selaku pribadi dan atas nama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kegiatan ini, semoga acara yang berbobot ini dapat memberikan nilai tambah bagi peningkatan kualitas guru. Bapak/Ibu yang dirahmati Allah Akhir-akhir ini perhatian dunia pendidikan tertuju pada sosok yang selalu menjadi obyek yang paling menentukan dalam proses pembelajaran, yaitu Guru. Lebih-lebih setelah mengetahui hasil Ujian Nasional tahap 1, guru menjadi topik pembicaraan berbagai pihak. Seolah-olah kegagalan Ujian Nasional hanya menjadi tanggung jawab seorang guru. Asumsi ini didasari dengan adanya perhatian pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang begitu besar terhadap seorang guru. Seakan guru menjadi sosok yang dimanjakan pemerintah. Pemerintah Pusat memberi tunjangan profesi bagi guru yang lulus sertifikaisi,

3

Pemerintah Daerah memberikan dana insentif besarannya disesuaikan dengan kemampuan APBD. Tentunya ini semua dimaksudkan untuk mernsejahterakan guru, agar mampu meningkatkan kualitas guru. Bapak/Ibu yang saya hormati Era yang serba teknologi ini, menjadikan tugas dan tanggung jawab guru semakin berat, termasuk guruguru di lingkungan madrasah. Perkembangan Budaya yang mendunia, kenakalan remaja yang semakin merajalela manjdi cambuk bagi guru untuk mengantisipasi jangan sampai merusak moral peserta didik. Guru diharapkan menjadi sosok yang selalu menjadi panutan, idola, teladan bagi siswasiswinya. Karena itu guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya, belajar terus dari berbagai sumber informasi. Guru harus mampu menggali ilmu dari berbagai sumber, tidak cukup hanya berpedoman pada buku paket yang ada. Sudah seharusnya guru mampu menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga memanfaatkan teknologi sebagai sumber pembelajaran. Sebagai inspirator dan motivator minat dan kemauan belajar peserta didik.

4

Bapak/ibu yang saya hormati Tuntutan menjadi guru yang professional berarti ahli dalam bidangnya. juga berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Disamping itu, juga didasari integritas dan personality. Guru profesional adalah guru yang mampu meramu kualitas dan integritasnya. Mereka tidak hanya memberikan pembelajaran bagi peserta didiknya, tetapi mereka juga harus menambah pembelajaran bagi dirinya sendiri. Menurut Grandt (1993), guru yang profesional dituntut untuk memiliki lima hal. 1. guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. 2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru, ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

5

4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang dilakukannya. Untuk belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya bagi proses belajar siswa. 5. Kelima,guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Bapak/ibu yang saya hormati Demikian workshop madrasah madrasah

yang dapat saya kemukakan, semoga ini akan mampu menciptakan guru-guru yang professional menuju terciptanya yang berkualitas dan bermutu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada panitia dan semua unsure yang terlibat dalam prakarsa acara ini semoga upaya ini dijadikan nilai ibadah disisi Allah SWT. dan untuk seluruh peserta diharapkan mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir dengan sungguh-sungguh sehingga nantinya yang diperoleh bisa dimanfaatkan pada lingkungan sekolah/madrasahnya masing-masing.

6

Akhirnya, dengan mengharap bimbingan dan ridha dari Allah SWT, marilah kita buka acara Workshop Guru Pendikan agama Islam Tingkat Madrasah Tsanawiyah se Kalimantan Timur dengan bersama-sama mengucapkan Basmallah, BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM”. Sekian, terimakasih atas segala perhatian dan mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan. Wassalmu’alaikum Wr.Wb. Kepala, Drs. H.M. Kusasi, M.Pd