4 Feb 2006 ... PEMBANGUNAN GEDUNG SMA ISLAM DIAN DIDAKTIKA ... pendidikan agama,
menjadi titik penentu kualitas nasib bangsa kita di masa ...
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ACARA PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN GEDUNG SMA ISLAM DIAN DIDAKTIKA TANGGAL 4 FEBRUARI 2006 DI KOTA DEPOK
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pertama-tama marilah kita memanjatkan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang tak terhingga kepada kita semua, sehingga di pagi hari ini, kita dapat bersama-sama mengikuti upacara peletakan batu pertama pembangunan gedung SMA Islam Dian Didaktika di Kota Depok ini. Semoga, melalui lembaga pendidikan ini, akan tersemai kader-kader penerus bangsa yang beriman, bertakwa, handal dan kompetitif di masa yang akan datang. Para hadirin yang berbahagia, Pengembangan kualitas pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama pada khususnya, dewasa ini, menempati peran sangat penting dan strategis bagi kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini karena, tinggi rendahnya kualitas pendidikan, terutama pendidikan agama, menjadi titik penentu kualitas nasib bangsa kita di masa datang. Tinggi rendahnya kualitas bangsa kita di masa depan, sangat tergantung pada derajat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan agama itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi peran dan fungsi pendidikan agama ini, saya melihat ada beberapa kondisi yang menjadi latar belakang mengapa pendidikan agama memerankan fungsi yang sangat penting, strategis, dan menentukan keberlangsungan bangsa kita di masa depan. Pertama, dari sisi sosial budaya, dampak negatif sosial-budaya dan globalisasi Bangsa Indonesia mengalami berbagai kerusakan tatanan kehidupan masyarakat. Kita semua menyaksikan betapa kondisi moralitas bangsa kita, terutama pada beberapa dasa warsa terakhir, sangat memprihatinkan. Tingginya praktek penyimpangan, KKN, maraknya pornografi, pornoaksi, pergaulan seks bebas, meluasnya penyalahgunaan obat-obat terlarang; menurunnya wibawa hukum dan kedisiplinan; merebaknya perjudian; tingginya angka kriminalitas, dan prilaku takbermoral lainnya merupakan fakta sosial yang kian fenomenal dan semakin sulit di atasi. Oleh karena itulah, apa pun bentuk upaya pengembangan dan peningkatan kualitas keagamaan baik melalui pembelajaran di sekolah atau di luar sekolah menjadi sangat penting dalam upayanya mencegah, mengurangi, atau memperbaiki tatanan kehidupan dalam masyarakat. Saya yakin bahwa setinggi apa pun prestasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dicapai tetapi tanpa diimbangi kualitas moral dan pengamalan nilai keagamaan yang memadai, maka justru akan dapat merusak tatatan kehidupan masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, pengembangan iptek tanpa pengembangan moralitas atau nilai agama, maka akan dapat melahirkan barbarisme ilmiah, suatu kejahatan ilmu pengetahuan yang akan menghancurkan umat manusia itu sendiri. Kedua, secara kelembagaan, penyelenggaraan pendidikan agama dan keagamaan memang telah menunjukkan banyak kemajuan. Namun demikian, tak dapat dipungkiri jika pendidikan agama tersebut, dilihat dan beberapa sisi masih terdapat sejumlah kelemahan. Pada tataran normatif, pendidikan agama, belum memerankan fungsinya secara optimal sebagai pembentuk kepribadian masyarakat sebagaimana yang kita harapkan sekaligus sebagai alat pengontrol dan pengendali prilaku masyarakat dalam kehidupan keseharian sesuai koridor agama yang diajarkannya. Pendidikan agama belum mampu menguatkan proses internalisasi dan pengamalan nilai agama dalam kehidupan nyata masyarakat. Di
1
sinilah, saya memandang bahwa, pendidikan agama dituntut untuk mampu mengembangkan materi dan strategi pembelajaran yang menarik dan bermakna sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada zamannya Selanjutnya, pada tataran ekonomis, produk pendidikan agama juga ditengarai belum sepenuhnya mampu memberikan bekal ketrampilan hidup praktis untuk pemenuhan kebutuhan kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, lembaga pendidikan agama dan keagamaan, baik sekolah umum Islam, madrasah, maupun pondok pesantren dan lembaga pendidikan agama lainnya, dituntut agar dapat memberikan bekal ketrampilan hidup kepada peserta didiknya disamping memberikan materi keagamaan itu sendiri. Pada tataran manajerial, penyelenggaraan pendidikan Islam masih banyak yang belum dikelola secara profesional. Belum dikelola dengan prinsipprinsip pengaturan, perencanaan, dan pengendalian yang sistematik, transparan, efisien dan produktif. Akibatnya, lembaga pendidikan Islam kurang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan umum. Lembaga pendidikan Islam sering dipersepsikan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan berkualitas "kelas dua". Oleh karena itu, ke depan diharapkan lembaga pendidikan Islam dapat dikelola secara profesional, tanggung-gugat (akuntabel) serta mampu memberikan jaminan kualitas yang berdaya saing, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Para hadirin yang terhormat, Sebagai kata akhir, melalui peletakan batu pertama pembangunan gedung ini, saya berharap agar SMA Islam yang diselenggarakan oleh Yayasan Dian Didaktika ini, di masa yang akan datang, dapat menjadi lembaga pendidikan berkualitas unggul yang mampu membekali iptek dan ketrampilan hidup yang didasari oleh nilai-nilai agama atau moralitas yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan lulusan lembaga pendidikan ini akan mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat secara memadai, seimbang dan kompetitif. Selain itu, tentu saja, diharapkan SMA Islam Dian Didaktika, dalam perkembangannya kelak juga dapat berkontribusi membangun citra lembaga pendidikan Islam di masa depan. Dengan membaca "Bismillahirrahmaanirrahiem", pembangunan gedung SMA Islam Dian Didaktika saya nyatakan resmi dimulai. Semoga Allah SWT melapangkan jalan pembangunan gedung ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Hadanallahu Wa'iyyakum, Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Depok, Februari 2006 Menteri Agama RI ttd Muhammad M. Basyuni
2