sambutan menteri agama ri pada acara wisuda sarjana ke iv ...

12 downloads 39339 Views 27KB Size Report
10 Jun 2006 ... PESANTREN LUHUR ILMU HADIST DARUS-SUNNAH CIPUTAT ... "Selamat atas Keberhasilan Saudara menjadi Sarjana Ilmu Hadist".
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ACARA WISUDA SARJANA KE IV PESANTREN LUHUR ILMU HADIST DARUS-SUNNAH CIPUTAT TANGGAL 10 JUNI 2006 DI JAKARTA

Yang Terhormat Pimpinan Pesantren, Para Dosen, Hadirin sekalian, Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Rabbi, yang dengan limpahan rahmat dan nikmat-Nya, kita bisa bersilaturrahim dan bermuwajjahah dalam forum yang penting ini. Semoga Allah SWT senantiasa dilindungi dan diarahkan ke jalan yang diridhoi-Nya. Selain itu, tak lupa, marilah kita panjatkan do'a, semoga arwah para korban musibah Gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah, diberi tempat yang layak di sisi-Nya, serta bagi yang ditinggalkannya, diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan yang berat ini. Kedua, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya pribadi dan selaku Menteri Agama ingin mengungkapkan rasa berbahagia yang sangat mendalam serta sekaligus ingin mengucapkan "Selamat atas Keberhasilan Saudara menjadi Sarjana Ilmu Hadist". Semogalah ilmu atau kesarjanaan yang saudara raih dan miliki, kelak akan membawa manfaat dan berkah bagi peningkatan kualitas kehidupan beragama umat Islam pada umumnya, serta bagi pengembangan ilmu-ilmu agama khususnya. Hadirin sekalian yang berbahagia, Peningkatan kualitas kehidupan beragama dalam berbagai aspeknya, baik peningkatan dalam aspek wawasan, pengetahuan, dan pemahaman keagamaan maupun aspek pengalaman nilai dan norma agama dalam kehidupan sehari-hari, saya anggap merupakan agenda pembangunan bangsa serta tugas umat yang sangat penting dan strategic, yang harus mendapat perhatian dan perlakuan yang sungguh-sungguh dari kita semua. Kemunculan isu tentang fenomena pedangkalan ajaran agama, sekularisasi, desakralisasi, dan fragmentasi nilai-nilai agama dan kemunculan berbagai fenomena penyimpangan sosial yang kita saksikan di tengah kehidupan masyarakat kita dewasa ini, sesungguhnya merupakan persoalan bangsa yang menuntut tanggungjawab kita masyarakat Indonesia, terutama tanggungjawab kolektif dari umat Islam secara bersama-sama. Dalam konteks situasi bangsa seperti inilah, maka keberadaan dan peranan sarjana agama terutama sarjana ilmu-ilmu dasar seperti sarjana ilmu Al-Qur'an dan ilmu Hadist, sudah barang tentu, menjadi sangat penting dan strategis keberadaannya. Bahkan, lebih dari itu, terutama jikalau dilihat dari tugas utama yang harus dilakukannya, maka keberadaan sarjana Ilmu Hadist bersama sarjana Ilmu AlQur'an sangat menentukan kualitas kehidupan beragama di masa yang akan datang. Hal tersebut karena, kita sadari bahwa, tinggi-rendahnya kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama masyarakat, serta bagaimana tata hubungan antar umat beragama, serta kemurnian ajaran Islam sebagai suatu agama sempurna, akan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor sejauhmana peranan dan kontribusi yang

dilakukan ulama dan sarjana agama, terutama sarjana ilmu-ilmu dasar agama Islam itu sendiri. Untuk itulah, sekali lagi, kepada para sarjana baru, saya ingin menyampaikan beberapa harapan umat Islam tentang apa yang seharusnya dilakukan para sarjana ilmu hadist dalam rangka mengembangkan tatanan kehidupan beragama kini dan mendatang. Pertama, diharapkan bahwa sarjana ilmu hadist, di masa depan mampu menyumbangkan berbagai pemikiran praktis ilmu hadist tentang berbagai isu aktual yang berkembang di masyarakat. Berbagai persoalan ikhwal kehidupan berbangsa dan bernegara sejak dari Massail Asasiyyah Wathoniyah menyangkut terorisme, separatisme, ekstrimitas-keagamaan, dan maraknya faham inkaaru sunnah, dan sebagainya, juga Masaail Wagi'iyyah Mu'ashirah, seperti : bom bunuh diri, nikah sirri, dan berbagai rekayasa teknologi dalam kehidupan nyata seperti bayi tabung dan cangkok organ hewan kepada manusia, dan berbagai masalah aktual yang muncul sebagai dampak dari perkembangan kehidupan masyarakat, hingga Masaail Qonuniyyah yang berkaitan dengan peraturan perundang-udangan, seperti : RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, secara substantif, sangat membutuhkan sumbangsih pemikiran praktis dari para ahli hadist. Dalam kaitan inilah, para sarjana hadist dituntut mampu menghasilkan produk hukum atau pemikiran jastifikatif hukum yang dapat disumbangkan dalam upaya menyelesaikan masalah yang berkembang di masyarakat. Kedua, para sarjana ilmu hadist-dengan paradigma, wawasan dan disiplin ilmu yang dimilikinya, diharapkan dapat pula memberikan kontribusi bagi pelestarian dan penguatan hadist atau sunnah nabi yang selama ini dipandang sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an itu sendiri. Disinilah, pemeranan dan pemfungsian secara maksimal dari sarjana ilmu hadist sebagai pembela dan pemelihara hadist sebagai sumber hukum Islam sangat diperlukan peran maksimalnya. Hal ini mengingat, sebagai dampak negatif dari pertumbuhan pemikiran produk filsafat, yang cenderung dipengaruhi oleh etika humanistis yang sekuler dan liberal, semakin keras mempertanyakan kedudukan peran dan fungsi hadist sebagai sumber hukum yang absah dan relevan. Dalam situasi seperti inilah, tentu saja, diharapkan tumbuhnya kepemimpinan, kepeloporan dan kreatifitas berfikir para sarjana ilmu Al-Qur'an dan ilmu Hadist hadir di tengah perdebatan pemikiran yang terjadi dalam era kehidupan moderen ini. Dari mereka, sekaligus, diharapkan juga lahir keputusan-keputusan hukum yang mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan umat kini dan mendatang. Hadirin yang dimuliakan Allah, Sebagai kata akhir, kepada para wisudawan, saya ucapkan selamat mengamalkan ilmu yang diperolehnya dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai mujahid pembela agama, pembimbing umat ke jalan yang diridhoi-Nya dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi serta mempermudah niat baik kita dalam rangka membangun bangsa kita dalam bingkai Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur. Billahit taufiq wal hidayah. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juni 2006 Menteri Agama RI, ttd Muhammad M. Basyuni