SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI. PADA DIES NATALIS STAIN KUDUS XII.
RABU, 11 PEBRUARI 2009. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Yth. 1. Ketua STAIN
Kudus.
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA DIES NATALIS STAIN KUDUS XII RABU, 11 PEBRUARI 2009 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Yth. 1. Ketua STAIN Kudus 2. Para Wakil Ketua STAIN Kudus 3. Para Dosen dan Pegawai STAIN Kudus dan hadirin beserta undangan yang berbahagia. Pertama-tama, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadhirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan pertolonganNya pada hari ini kita dapat hadir di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, manusia agung dan sekaligus sebagai uswatun hasanat-un (suri teladan) bagi kita semua. Do'a yang sama, kita juga sampaikan kepada sahabat-sahabat dan keluarga beliau, serta para ulama, karena perjuangan dan jasa jasanya sehingga Islam berjaya sampai sekarang. Hadirin dan hadirat yang berbahagia, Dalam membangun karakter bangsa, kita sebaiknya merenungkan kembali nilainilai ke-Indonesia-an kita. Bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang murah senyum (the smiling nation), sopan dan ramah. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, namun di dalamnya hidup berbagai suku bangsa dan umat dari berbagai agama. Dengan demikian kemajemukan merupakan ciri penting dari bangsa ini dan pembangunan karakter bangsa mesti melibatkan kepelbagaian itu. Bangsa ini mesti maju bersama dengan seluruh komponen yang menjadi bagiannya; tidak hanya untuk satu atau beberapa golongan saja. Sekali lagi, kebersamaan mesti menjadi pegangan utama dalam membangun bangsa. Senyum harus didasari ketulusan untuk berbagi. Apa yang kita capai pada hari ini adalah berkat perjuangan para pendahulu, para ulama dan para pejuang bangsa. Para pendahulu kita, para ulama kita juga telah banyak yang memiliki reputasi internasional seperti Syekh Nawawi al-Bantani, dengan tafsir Marah Labid-nya, Syekh Yasin al-Padangi sebagai ulama hadis terkemuka di Hijaz dengan al-Fawa'id al-Bahiyyah syarh alAshbah wa al-Nadza'ir Jalaluddin al-Suyuthy, Syekh Mahfudz ibn Abdullah al-Termasy dengan Manhaj zawy al-nadzar-nya (Syarah Alfiyyah Suyuthi fil-Hadits), (Syekh Ihsan Jampes dengan Minahij al-Imdad-nya), dll. Oleh karenanya, saya perlu tekankan bahwa perjuangan di kampus harus dengan 'pena'. Ketajaman pena para dosen, peneliti dan mahasiswa itulah yang harus diasah. STAIN ini adalah lembaga akademik, dan bukan lembaga politik. Di sini harus muncul dan terbit karya-karya akademik yang bermutu tinggi.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia Dalam kesempatan ini, perlu saya tegaskan bahwa keberhasilan perguruan tinggi sangat ditentukan dengan peran aktif civitas akademika dan pegawai yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat, khususnya mahasiswa. Dalam kaitan ini upaya untuk meningkatkan kualitas mahasiswa/lulusan sebuah keniscayaan dari setiap individu di Perguruan Tinggi Agama Islam. Apabila insan akademik dan lulusan perguruan tinggi ini berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat-bangsa serta memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu-ilmu keislaman di berbagai lapisan masyarakat, maka kontribusi insan akademik dan lulusan PTAI dalam pembangunan bangsa dan negara ini betul-betul memiliki peranan yang sangat strategis. Tetapi, sebaliknya apabila lulusan PTAI kita tidak berkualitas, tidak banyak memberikan solusi terhadap problem masyarakat bahkan meresahkan, maka eksistensi perguruan tinggi ini termasuk para dosen dan alumnusnya perlu dipertanyakan. Untuk menggalakkan mutu ilmuwan di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam ini perlu kiranya lebih mengedepankan program-program yang mengarah pada pertumbuhan prestasi akademik. Program tersebut tidak sebatas simbol-simbol akademik, tetapi lebih dari itu adalah target kualitas keilmuan yang bisa dipertanggung jawabkan secara akademik. Sebagai contoh memacu dengan programprogram pengkajian ilmiah yang mengarah pada pemberian solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan pengembangan keilmuan. Hasil-hasil penelitian tidak hanya sebatas pelaporan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana terjadinya pengujian teori-teori yang dianggap tidak berlaku lagi dengan kondisi saat ini. Hadirin dan hadirat yang berbahagia, Untuk membangun STAIN Kudus, kita harus membangun karakter civitas akademikanya, sebab sejarah bangsa-bangsa telah mengajarkan kepada kita, bahwa bangsa yang maju dan kuat adalah bangsa yang memiliki disiplin yang tinggi, jujur atau amanah, menegakkan aturan, tepat waktu, menghargai hak-hak orang lain. Disamping itu, mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan dapat berpartisipasi aktif, dan memberikan kontribusi nyata dalam membangun Indonesia yang maju, mandiri dan bermartabat. Dalam al-Qur'an, sudah digariskan bahwa Rasulullah Saw sebagai Uswatun Hasanat-un, suri teladan (QS. Al-Ahzab 33): 21). Sungguh pada diri Rasulullah Saw terdapat contoh teladan yang baik, bagi orangorang yang mengharapkan ridha Allah, dan hari akhirat serta bagi mereka yang banyak mengingat Allah. Jadi, Rasulullah SAW sebagai "model" dan idola. Dalam hadis Nabi SAW juga telah ditegaskan: innama bu'itstu ii utammima makarim alakhlaq. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Lalu, pertanyaannya kemudian adalah: mengapa akhlak bangsa ini belum juga memperlihatkan kemajuan sebagaimana yang diharapkan atau sebagaimana yang telah digariskan dalam Al-Qur'an dan alsunnah? Seperti, dalam pernyataan Syekh Muhammad Abduh yang sangat terkenal itu: Ketika aku (Muhammad Abduh) di Perancis, aku melihat ajaran Islam dipraktikan. Meskipun aku tidak menjumpai orang-orang Islam di sana. Dan sebaliknya, di Mesir, aku bertemu dan bergaul dengan orang-orang Islam, tapi ruh Islam tidak diamalkan. Dalam hal ini, kita perlu melakukan koreksi terhadap diri kita, terhadap pendidikan kita. Apa yang salah pada diri kita. Kita harus membenahinya.
Sebagaimana sabda Nabi: Ibda' bi-nafsika, untuk melakukan suatu perubahan, mulailah dari diri kamu sendiri. Banyak orang yang bercita-cita untuk merubah dunia, tapi sedikit di antara kita yang memulai perubahan dari dirinya sendiri. Hadirin dan hadirat yang saya hormati, Demikian, beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga kita dapat secara bersama-sama membangun citra Perguruan Tinggi Islam dan citra Departemen Agama dalam memberikan kontribusi bagi bangsa ini dalam pengembangan keilmuan dan pembangunan moralitas bangsa. Waffaqonallahu Waiyyakum. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Menteri Agama RI ttd Muhammad M. Basyuni