19 Jul 2006 ... Pada pagi hari ini kits dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat walafiat
untuk menghadiri ... Narkoba. Ahli ilmu jiwa agama terkemuka Prof. ... harmonis
Iebih mudah terseret ke dalam pergaulan bebas dan terlarang.
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PEMBUKAAN LOKAKARYA ADVOKASI DAN MOBILISASI SOSIAL TOKOH AGAMA UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM PENCEGAHAN HIV/AIDS TANGGAL 19 JULI 2006 DI JAKARTA
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Yang saya hormati, Kepala BKKBN Pusat, Para pejabat di Iingkungan BKKBN, Direktur United Nations Population Fund (UNFPA), Para tokoh agama dan pimpinan organisasi keagamaan, Hadirin dan peserta Iokakarya yang berbahagia, Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Pada pagi hari ini kits dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat walafiat untuk menghadiri pembukaan Iokakarya advokasi dan mobilisasi sosial tokoh agama untuk perlindungan dan pemberdayaan remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Saya menyambut gembira dan mendapat kehormatan untuk menyampaikan arahan dan sekaligus membuka lokakarya yang mengangkat topik yang penting ini. Kegiatan Iokakarya mengenai HIV/AIDS yang diprakarsai oleh BKKBN bekerjasama dengan United Nations Population Fund (UNFPA) atau Dana Perserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Kependudukan ini, kembali menyadarkan kita bahwa pencegahan dan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS tidak akan berhasil tanpa dukungan dan keterlibatan dari semua komponen masyarakat, termasuk para tokoh agama. Upaya melibatkan berbagai komponen masyarakat, termasuk para tokoh agama dan pimpinan organisasi keagamaan Islam, untuk memberikan perlindungan dan pemberdayaan remaja dalam penanggulangan HIV/AIDS, saya pandang merupakan Iangkah yang tepat jika kita hendak menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya penyebaran HIV/AIDS. Hadirin sekalian yang berbahagia Penanggulangan masalah moral, sosial, dan kemanusiaan melalui program berbasis agama adalah solusi yang paling balk dan tepat untuk dilakukan dalam kondisi apapun. Karena agama menjadi faktor penting dalam membangun watak kepribadian dan kesalehan bagi umat manusia baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang meyakini ajaran agama sebagai sumber nilainilai kehidupan yang hakiki, maka kita menginginkan ajaran agama tidak hanya mengisi kehidupan rohani orang perorangan, tetapi ajaran, nilai-nilai dan norma-norma hukum agama seharusnya memberi warna danmempengaruhi terbentuknya perilaku sosial yang balk dan sehat di tengah masyarakat. Terkait dengan kepedulian dan keterlibatan para tokoh agama danpimpinan organisasi keagamaan Islam dalam penanggulangan permasalahan HIV/AIDS, maka diharapkan hal
tersebut bukan hanya sebagai unsur pelengkap. Tetapi lebih jauh saya minta para tokoh agama dan pimpinan organisasi keagamaan Islam diberdayakan untuk bisa memberikan kontribusi yang lebih berarti untuk mengajak, mengingatkan serta menyadarkan segenap komponenmasyarakat terhadap bahaya perilaku yang menjadi penyebab tersebarnya virus mematikan itu. Dalam terrninologi Islam, tindakan yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi anggota masyarakat dari kemudharatan dan kerusakan dinamakan nahi mungkar (mencegah atau melarang perbuatan mungkar). Keharusan untuk mencegah dan melarang suatu kemungkaran tidak dilihat dari besar atau kecilnya sebuah kemungkaran, tetapi harus dilihat pada efek dan akibatnya terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan peran yang diharapkan dari para tokoh agama dalam penanggulangan HIV/AIDS, maka para tokoh agama atau pimpinan organisasi keagamaan perlu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai mengenai bahaya persebaran HIV/AIDS di tanah air kita, termasuk di kalangan remaja yang kini menjadi keprihatinan kita bersama. Hadirin yang saya hormati! Bahaya HIV/AIDS dewasa ini telah menjadi permasalahan global hampir di semua bangsa di dunia dengan tingkat risiko dan bahaya yang berbeda-beda. Persebaran HIV/AIDS yang tidak memandang usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa dan tingkat kehidupan sosial mengakibatkan kematian dalam penderitaan, menghancurkan kehidupan generasi muda dan keluarga serta tidak disangsikan lagi mengancam ketahanan nasional suatu bangsa. Upaya perlindungan dan pemberdayaan remaja dalam pencegahan bahaya HIV/AIDS adalah berarti menyelamatkan keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan. Dalam rangka itu kita perlu memilih strategi program yang benar-benar efektif. Menurut hemat saya perpaduan antara gerakan sosial, kultural dan moralspiritual yang secara langsung melibatkan peran ularria, orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, para pendidik dan aksi nyata dari pemerintah adalah merupakan langkah yang efektif dan perlu dikembangkan. Pada saat ini data penderita HIV/AIDS yang terdeteksi dan teridentifikasi di negara kita sudah mencapai ribuan jiwa bahkan puluhan ribu terkena infeksi HIV. Mereka tersebar di DKI Jakarta, Papua, Bali, Riau, Jawa Timur dan Jawa Barat. Keenam daerah ini sudah memasuki concentrated level epidemic AIDS. Penyebab tingginya kasus AIDS di enam provinsi ini adalah, tidak sehatnya perilaku seksual dan maraknya penggunaan Narkoba dengan menggunakan jarum suntik sebagai gaya hidup modern, serta rendahnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS serta bahaya Narkoba. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi, seperti sekarang ini, masuknya berbagai budaya serta gaya hidup dari berbagai belahan dunia, sulit untuk bisa dihindari. Kondisi itu lebih diperburuk karena kian Ionggarnya kontrol sosial dan munculnya hidup individualistik di tengah masyarakat kita. Hal ini berpengaruh secara Iangsung terhadap generasi muda Indonesia, tidak terkecuali masyarakat pedesaan. Belakangan ini kasus seks bebas di kalangan remaja makin menunjukkan gejala peningkatan yang cukup memprihatinkan, balk di kota-kota besar maupun kota-kota kecil, bahkan sampai ke daerah pedesaan. Di samping itu gaya hidup bebas, penggunaan obatobatan terlarang yang berakibat Iangsung pada percepatan penularan HIV/AIDS makin meluas di masyarakat kita. Langkah paling tepat untuk menanggulangi gejala demoralisasi yang telah sangat mengkhawatirkan tersebut, menurut hemat saya adalah dengan menanamkan nilai agama sejak dini sebagai benteng remaja dari seks bebas maupun dari bahaya penggunaan Narkoba. Ahli ilmu jiwa agama terkemuka Prof. Dr. Zakiah Daradjat pernah menulis, "Di antara usaha dalam membentengi anak-anak kita dari perbuatan-perbuatan terlarang adalah dengan
pendidikan agama. Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini memang sangat penting sebagai bekal dan benteng bagi anak dalam menghadapi tantangan dalam hidupnya. Nilai agama yang meresap dalam hatinya akan mampu membentengi anak-anak terhadap berbagai macam godaan dan tantangan. Nilai agama yang tertanam dengan balk dalam hati dan meresap dalam jiwa anak, akan menjadi pelindung bagi anak di dalam menempuh kehidupannya meskipun tantangan zaman semakin berat dan kompleks." Hadirin yang saya hormati! Pada kesempatan yang baik ini, says mengajak semua pihak, balk itu pejabat dan lembaga pemerintah, para tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat, media cetak dan media elektronik serta masyarakat luas untuk bersamasama bangkit mencegah penyebaran HIV/AIDS dengan melakukan upaya-upaya yang relevan sesuai dengan tugas dan kewenangan kita masing-masing. Berkaitan dengan langkah dan upaya memberdayakan pendidikan agama dan penanaman nilai-nilai agama pada anak sejak dini, sebagaimana dikemukakan di atas, kita sadari bahwa peran keluarga sebagai Iingkungan pertama dan utama dalam proses sosialisasi anak menuju kepribadian yang dewasa adalah sangat dibutuhkan. Untuk itu, keteladanan orangtua dan para pendidik, suasana kekeluargaan yang harmonis dan penuh dengan kasih sayang perlu diciptakan dan dipelihara. Kenyataan menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang tidak menikmati suasana keluarga yang balk, rukun dan harmonis Iebih mudah terseret ke dalam pergaulan bebas dan terlarang. Hadirin yang saya hormati! Pada akhirnya saya mengharapkan, advokasi dan mobilisasi sosial tokoh agama untuk perlindungan dan pemberdayaan remaja dalam pencegahan HIV/AIDS sebagai salah satu bentuk partisipasi aktif dari masyarakat, terealisasi sebagai langkah sinergis yang baik sebagaimana yang kita harapkan bersama. Hal itu tentu saja perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, melalui jalur pendidikan agama dalam keluarga dan sekolah, lewat dakwah, konseling dan sebagainya. Saya berterima kasih kepada BKKBN dan United Nations Population Fund (UNFPA) yang telah memprakarsai kegiatan Iokakarya. Semoga hasil Iokakarya ini dapat kita implementasikan di lapangan. Akhirnya dengan mengucapkan Bismilillahirrahmanirrahim, Iokakarya advokasi dan mobilisasi sosial tokoh agama untuk perlindungan dan pemberdayaan remaja dalam pencegahan HIV/AIDS secara resmi saya buka. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya kepada seluruh bangsa Indonesia. Wabillahit taufiq walhidayah Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 19 Juli 2006 Menteri Agama RI, ttd Muhammad M.Basyuni