Selayang pandang tentang termokopel - WordPress.com

232 downloads 4343 Views 679KB Size Report
Termokopel. Oleh : Ardhiansyah, MT. Seorang praktisi kalibrasi. Pendahuluan. Termokopel adalah sensor temperatur yang paling banyak digunakan dalamΒ ...
Termokopel Oleh : Ardhiansyah, MT.

Hubungan tegangan antara termoelemen A dan B dengan perbedaan temperatur adalah[1]: [1]

𝐸𝐴𝐡 𝑇 = 𝑆𝐴𝐡 𝑇 βˆ†π‘‡

Seorang praktisi kalibrasi

Dimana : EAB(T) adalah tegangan Seebeck

Pendahuluan

S(T) adalah koefisien Seebeck,

Termokopel adalah sensor temperatur yang paling banyak

βˆ†T adalah perbedaan temperatur antara hot

digunakan dalam industri disebabkan kesederhanaan dan

junction dengan cold junction.

kehandalannya. Termokopel terdiri dari dua konduktor atau ”termoelemen” yang berbeda, dihubungkan menjadi

Perilaku termokopel ideal dapat dijelaskan dengan hukum

satu rangkaian seperti yang terlihat pada gambar 1.

termoelektrik berikut: 1.

Law of Homogenous Metals; EMF tidak akan ada jika termoelemen A dan B merupakan konduktor dari bahan yang sama.

2.

Law

of

Intermediate

metals;

jika

ada

penambahan material C pada rangkaian termokopel,

Gambar 1. Diagram skematik termokopel

maka tegangan Seebecknya akan sama dengan nol Dua termoelemen A dan B dihubungkan (junction) dan jika

jika

material

temperatur antara junction pertama (cold junction) dan

seragam.

tersebut

pada

temperatur

yang

kedua (hot junction) berbeda maka akan timbul arus akibat gaya gerak listrik (EMF).

Gambar 3. Ilustrasi Hukum termoelektrik ke 2. 3.

Law

of

Successive

or

Intermediate

Gambar 2. Pengukuran EMF

temperaturs; EMF yang timbul dari termokopel

Jika cold junction open circuit dan dihubungkan dengan

dimana kedua junctionnya pada T 1 dan T3 adalah

voltmeter dengan impedansi yang tak terhingga (besar

sama dengan EMF junction pada T 1 dan T2 ditambah

sekali), seperti yang terlihat pada gambar 2, maka akan

EMF junction pada T2 dan T3 (Gambar 4).

terbaca tegangan pada voltmeter, tegangan tersebut dikenal sebagai tegangan Seebeck. Laju perubahan nilai tegangan akibat perubahan temperatur disebut dengan koefisien Seebeck. Jika termokopel digunakan untuk mengukur temperatur hot junction (gambar 2) maka tegangan Seebeck pada cold junction, hot junction serta temperatur cold junction harus diketahui terlebih dahulu. Karena cold junction juga menghasilkan

tegangan

mempermudah

pembacaan

Seebeck temperatur

maka pada

untuk tabel

termokopel, cold junction ditempatkan pada ice point of

water (titik cair es). EMF, sebenarnya

Gambar 4. Ilustrasi hukum termoelektrik ke 3 Konsekuensi dari hukum termoelektrik adalah penyolderan dan pengelasan junction tidak akan mempengaruhi tegangan output, serta penambahan 2 kawat tembaga homogen

timbul karena

gradien temperatur

sepanjang kawat yang menghubungkan hot junction dan cold junction. Dengan mengasumsikan kawat termokopel homogen maka EMF didapat akibat perbedaan temperatur

yang

menghubungkan

termokopel

dengan

voltmeter akan mempengaruhi tegangan output sehingga tegangan output adalah akumulasi tegangan yang timbul akibat sambungan kawat tembaga dengan dan hot junction.

hot junction dan cold junction.

Page | 1

Gambar 5. Bak es sebagai reference junction

Gambar 7. Ilustrasi model sensor orde satu

Termokopel adalah tranduser yang mengubah besaran

Dengan mengasumsikan reference junctionnya adalah 0 0C

fisis ke besaran elektrik. Output yang dihasilkan adalah

maka persamaan [1] menjadi

tegangan dc. Output dapat diukur menggunakan voltmeter

𝐸0 𝑇 = 𝑆𝐴𝐡 𝑇 𝑇𝑖𝑛𝑑

dan potensiometer, tetapi mengharuskan penggunaan

Dengan mengamsumsikan tidak ada panas yang hilang

eksternal kompensator untuk cold junction dimana hal ini

maka persamaan kesetimbangan energi menjadi π‘ˆπ΄ π‘‡π‘Žπ‘π‘‘ βˆ’

tidak efisien karena harus menyediakan media isotermal

𝑇𝑖𝑛𝑑 𝑑𝑑 = 𝑀𝐢𝑑𝑇𝑖𝑛𝑑

untuk reference junction dan memerlukan penggunaan

Sehingga fungsi transfer termokopel adalah

tabel untuk mengkonversi tegangan menjadi besaran temperatur. Saat ini output termokopel dihubungkan ke thermometer readout selain tidak memerlukan media

πΈπ‘œ π‘‡π‘Žπ‘π‘‘

𝑆

terbaca

dalam

besaran

Dimana : U adalah koefisien perpindahan panas overall A adalah luas perpindahan panas Tact adalah temperatur yang akan diukur

temperatur.

Tind adalah temperatur yang terbaca oleh

Thermometer readout telah menyediakan kompensator

termometer

cold junction (CJC) yang tertanam didalamnya.

M adalah massa sensor C adalah panas spesifik sensor, dan

Thermowell

𝜏=

Termokopel yang digunakan untuk mengukur temperatur biasanya

diberi

pelindung atau yang biasa

thermowell. Thermowell pelindung Thermowell termokopel

[3]

𝐷 = 𝜏𝐷𝐴𝐡+1

isotermal, kelebihan lain adalah keluaran termokopel langsung

[2]

logam

dan

digunakan dari

pada untuk

gangguan

disebut

umumnya terdiri

insulatornya

adalah

dari

keramik.

melindungi

mekanik,

𝑀𝐢 π‘ˆπ΄

elektrik

kawat serta

kontaminan. Penggunaan thermowell dapat merubah waktu tanggap dari termokopel dimana salah satu

Gambar 8. Ilustrasi model sensor orde dua

kelebihan termokopel adalah waktu tanggap yang cepat. Hot junction termokopel pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Eksposed junction (dimana kawat termokopel tidak terproteksi tetapi memiliki waktu tanggap yang

Setelah

termokopel

pelindung

maka

fungsi

transfernya menjadi orde 2 πΈπ‘œ

𝐷 = (𝜏

cepat); 2) Ungrounded junction (kawat terproteksi dengan

π‘‡π‘Žπ‘π‘‘

baik tetapi memiliki waktu tanggap yang lebih lambat); 3)

Dimana :

𝑆𝐴𝐡

[6]

𝑀 𝐷+1)(𝜏 𝑠 𝐷+1)

𝑀 𝐢

πœπ‘€ = π‘ˆ 𝑀 𝐴𝑀 adalah tetapan waktu well 𝑀

Grounded junction (kawat terproteksi dan waktu tanggap cepat).

diberi

πœπ‘  =

𝑀𝑠 𝐢𝑠 π‘ˆπ‘  𝐴𝑠

𝑀

adalah tetapan waktu termokopel

Dari fungsi transfer termokopel setelah menggunakan pelindung maka terlihat waktu tanggapnya menjadi lebih lambat. Gambar 6. Jenis junction

Sebelum termokopel diberi pelindung, fungsi transfer termokopel dapat ditentukan sebagai berikut:

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan thermowell yaitu, 1.

Pada

temperatur

tinggi

termokopel

dapat

terkontaminasi akibat migrasi atom Chromium ke termoelemen sehingga material tidak homogen lagi.

Page | 2

2.

3.

4.

Kemampuan insulator keramik (magnesium oxide)

𝐸 = 𝑆𝐴 𝑇1 βˆ†π‘‡1 + 𝑆𝐴 𝑇2 βˆ†π‘‡2 + β‹― + 𝑆𝐴 𝑇𝑛 βˆ†π‘‡π‘› βˆ’ 𝑆𝐡 𝑇1 βˆ†π‘‡1 βˆ’

sebagai pelindung dari gangguan elektrik akan

𝑆𝐡 𝑇2 βˆ†π‘‡2 βˆ’ β‹― βˆ’ 𝑆𝐡 𝑇𝑛 βˆ†π‘‡π‘›

menurunkan akibat umur dan penyerapan uap air.

Persamaan di atas memperlihatkan bahwa tegangan tidak

Perbedaan koefisien ekspansi termal antara kawat

tergantung

termokopel dan pelindung logam tidak boleh terlalu

junction dan cold junction, tetapi pengaruh gradient

besar karena akan menyebabkan ekstra regangan

temperatur

pada kawat termokopel ketika dilakukan proses

kekompleksitasan persamaan [7], maka perlu diperhatikan

anealing pada termokopel.

beberapa hal berikut:

Penggunaan thermowell menyebabkan penambahan

1.

kawat

penyambung

Berdasarkan

hukum

sebagai

cold

termoelektrik

sepanjang

temperatur antara kawat.

Oleh

hot

karena

yang sama sedemikian sehingga SA(Ti)=SB(Ti), maka

kawat

penghubung harus memiliki perilaku termoelektrik

perbedaan

Jika semua kawat termokopel dari satu material

junctionnya. maka

pada

[7]

tegangan output sama dengan nol. 2.

Konsekuensi dari pernyataan di atas adalah jika

yang sama dengan material termokopel. Untuk base

salah satu kawat termokopel lebih panjang maka

metal kawat penyambungnya adalah termokopel

pertambahan

sejenis

tegangan output.

tetapi

untuk

nobel

metal,

biasanya

menggunakan ekstension wire yaitu kawat (dari

3.

panjangnya

tidak

mempengaruhi

Jika SA(Ti) dan SB(Ti) adalah fungsi temperatur saja

bahan yang jauh lebih murah dari termokopel) yang

maka tegangan output hanya dipengaruhi oleh

memiliki

perbedaan temperatur cold junction dan hot junction

karakteristik

termoelektrik

yang

sama

sehingga

dengan termokopel pada temperatur kamar.

termokopel

dapat

digunakan

untuk

mengukur temperatur. Y. A. Abdelaziz dan F. Edler dalam penelitiannya [3] menyebutkan bahwa inhomogenitas adalah variasi spasial dari

koefisien

seebeck

sepanjang

termoelemen.

Inhomogenitas memberikan kontribusi terbesar dalam budget ketidakpastian kalibrasi termokopel. Penentuan inhomogenitas dilakukan atas sebuah kawat termoelemen Gambar 9a. Diagram

Gambar 9b.

skematik thermowell

Thermocouple well

Inhomogenitas Seperti yang pernah disinggung sebelumnya bahwa koefisien seebeck bukan hanya fungsi temperatur saja dimana emf timbul karena perbedaan temperatur hot

platina dan copper masing-masing mewakili noble metal termokopel

dan base

metal

termokopel. Penentuan

inhomogenitas menggunakan metode two-gradient yaitu menggunakan

sebuah

heater

yang

dapat

bergerak

sepanjang termoelemen. Diagram skematik pengujian inhomogenitas dapat dilihat pada gambar berikut:

junction dan cold junction, Pada kenyataannya emf timbul karena gradient temperatur sepanjang kawat termokopel, karena kawat termokopel bukanlah kawat yang benarbenar homogen. Pandang termokopel ideal pada berikut:

Gambar 11. Set up peralatan pengujian inhomogenitas termoelemen[3] Kesalahan dalam pengukuran Kesalahan – kesalahan yang mungkin timbul dalam

Gambar 10. Kawat termokopel yang dibagi n kali

pengukuran temperatur menggunakan termokopel adalah

EMF timbul karena gradien temperatur sepanjang kawat

sebagai berikut:

termokopel yang menghubungkan cold junction dengan

1.

Resolusi voltmeter

hot junction maka, tegangan total sepanjang termokopel adalah:

Page | 3

Jika

menggunakan

voltmeter

untuk

mengukur

Ts adalah temperatur sistem yang akan

tegangan termokopel maka perlu memperhatikan koefisien seebeck

termokopel

yang digunakan.

Sebagai

termokopel

tipe

ilustrasi,

koefisien

seebeck

rata-rata

0,04

K

diukur Ti adalah temperatur awal termokopel

memiliki

mV/0C,

Jika termometer mendapat input step maka solusi

jika

persamaan di atas adalah

menggunakan voltmeter dengan resolusi 1 mV maka

βˆ’π‘‘

kesalahan pembacaan adalah 0,5 dibagi 0,04 adalah

Kesalahan pengukuran sebelum terjadi keadaan

12,5 0C. 2.

steady state adalah

Heat capacity[1] Prinsip

βˆ’π‘‘

pengukuran

kesetimbangan

[11]

𝑇𝑠 = 𝑇𝑖 1 βˆ’ 𝑒 𝜏

temperatur

termal

antara

adalah

termometer

[12]

𝑇𝑒 = βˆ’ 𝑇𝑠 βˆ’ 𝑇𝑖 𝑒 𝜏

terjadi

Gambar waktu tanggap input step adalah

dan

sistem yang akan diukur. Temperatur sistem pasti akan berubah karena termometer yang digunakan untuk mengukur menyerap atau melepas panas ke sistem. Sehingga hasil pengukuran menjadi salah. Besar

kecilnya

kapasitas

kesalahan

termal

dari

tergantung

termometer.

kepada

Persentase

kesalahan akibat heat capacity adalah[1]: 𝑇𝑒

𝐢

𝑇𝑠 βˆ’π‘‡π‘–

[8]

𝑑 = βˆ’ 𝐢 +𝐢 𝑠

Gambar 12. Waktu tanggap termometer jika

𝑑

mendapat input step[1]

Dimana : Te adalah kesalahan Ts adalah temperatur sistem

Jika termometer mendapat input ramp

Ti adalah temperatur awal termometer

𝑇𝑠 = 𝐴 𝑑 βˆ’ 𝜏 βˆ’ π΄πœπ‘’ 𝜏

Ct adalah kapasitas panas termometer

Kesalahan pengukurannya adalah:

βˆ’π‘‘

Cs adalah kapasitas panas sistem 3.

βˆ’π‘‘

Immersion depth and stem losses [1] Kesalahan

pengukuran

juga

disebabkan

[13]

oleh

𝑇𝑒1 = βˆ’ 𝑇0 βˆ’ 𝐴𝜏 βˆ’ 𝑇𝑖 𝑒 𝜏

[14]

𝑇𝑒2 = βˆ’π΄πœ

[15]

Gambar waktu tanggap waktu input ramp adalah

perpindahan panas sepanjang batang termometer ke lingkungan. Di bawah ini adalah persamaan untuk menentukan

kedalaman

pencelupan

yang

dibolehkan untuk kesalahan yang diinginkan, 𝑇𝑒 = βˆ’ 𝑇𝑠 βˆ’ π‘‡π‘Ž π‘˜0 𝑒

βˆ’πΏ 𝐿0

[9]

Dimana : Ta adalah temperatur ambien L

adalah

kedalaman

pencelupan

termometer L0 adalah kedalaman pencelupan ideal, Gambar 13. Waktu tanggap termometer jika

besarnya adalah 15 kali diameter batang

mendapat input ramp[1]

termometer. 4.

5.

Thermal lag[1]

Radiation error[1]

Kesetimbangan termal antara media yang akan

Perpindahan panas antara sistem dan termometer

diukur dengan termokopel, memerlukan waktu

terjadi dalam 3 cara yaitu konduksi, konveksi dan

karena itu waktu tanggap termokopel terhadap

radiasi. Radiasi tidak memerlukan kontak fisik

temperatur

sehingga

yang

akan

diukur

tidak

langsung

mencapai keadaan tunak tetapi memerlukan waktu

gangguan

tergantung tetapan waktu dari termokopel tersebut.

pengukuran

Fungsi transfer termokopel adalah:

permukaan

𝑇𝑠 𝑇𝑖

𝐷 =

1 𝜏𝐷 +1

Dimana :  adalah tetapan waktu termokopel

[10]

termometer radiasi

termal

temperatur benda

lebih gas

sensitif

terhadap

khususnya dan

dibandingkan

dalam

temperatur

konduksi

dan

konveksi. Lihat model analog sebuah pengukuran temperatur gas berikut:

Page | 4

energi kinetik terdisispasi menjadi panas maka, temperatur akibat energi kinetik adalah 1

π‘šπ‘£2

𝑣2

𝑇𝑣 = 2π‘šπΆ = Gambar 14. Model analog listrik dari termometer

[19]

2𝐢

Sehingga temperatur total adalah

untuk pengukuran temperatur gas

Ti = Ts +Tv

Panas yang berpindah dari temperatur gas ke

[20]

Dimana : m adalah massa gas

temperatur termometer adalah sebanding dengan

v adalah kecepatan gas

panas yang berpindah dari temperatur termometer

C adalah panas jenis gas

ke temperatur dinding, maka

Tv adalah temperatur akibat

𝑇𝑔 βˆ’π‘‡ π‘‡βˆ’π‘‡π‘€

𝑅

[16]

= 𝑅𝐿

energi

kinetik

𝑅

Ti adalah temperatur total

Dimana : untuk gas,

Ts adalah temperatur statik gas.

𝑅𝐿 = πœ–π›·π‘‘ 𝑅𝑅

Pada prakteknya gas tidak benar-benar stagnan saat

T adalah temperatur termometer

terjadi tumbukan antara gas dengan termometer

Tw adalah temperatur dinding

maka persamaan di atas menjadi

Tg adalah temperatur gas RL

adalah

hambatan

termal

antara

termal

antara

𝑇𝑖 = 𝑇𝑠 +

adalah

hambatan

[21]

2𝐢

Dimana r adalah faktor recovery yang bernilai antara

termometer dan gas RR

π‘Ÿπ‘£2

0,6 ~ 0,8. Pengaruh kecepatan terhadap kenaikan temperatur

termometer dengan dinding

dapat dilihat dalam gambar berikut

ο₯ adalah emisivitas termometer d adalah diameter termometer Ξ¦

adalah

faktor

yang

tergantung

diameter, kecepatan gas, dan T w (lihat diagram berikut)

Gambar 16. Grafik pengaruh kecepatan gas yang diukur terhadap Kenaikan temperature[1] Kalibrasi[1,2,4,5] Gambar 15. Grafik hubungan Ξ¦ terhadap perkalian kecepatan dengan diameter kawat[1] πœ–π›·π‘‘

6.

[17]

Velocity effects[1] Ketika

sebuah

setelah mencapai keadaan steady state) termokopel menggunakan salah satu dari dua metode yaitu pertama

Kesalahan pengukurannya adalah 𝑇𝑒 = βˆ’ 1+πœ–π›·π‘‘ 𝑇𝑔 βˆ’ 𝑇𝑀

Pada umumnya kalibrasi statik (pengambilan data kalibrasi

metode kalibrasi menggunakan fixed point cells, yang kedua

adalah metode

membandingkan termometer

digunakan

untuk

perbandingan langsung

output

secara

langsung

yaitu antara

termometer acuan dengan unit under test (UUT) dalam

mengukur temperatur gas dengan kecepatan relatif

media

tinggi maka akan timbul efek pemanasan karena

menginginkan

energi kinetik.

digunakan untuk mengkalibrasi termokopel logam mulia

Energi kinetik gas adalah

(tipe

𝐸=

1 2

π‘šπ‘£ 2

[18]

isotermal.

S)

Sedangkan

Metode

pertama

dilakukan

jika

akurasi yang lebih baik dan biasanya

dan standar utama laboratorium metode

yang

kedua

kalibrasi.

digunakan

untuk

Diasumsikan pada saat tumbukan gas dengan

mengkalibrasi termokopel standar kerja dan kelas industri.

termometer, kecepatan gas menjadi nol dan semua

Metode fixed point cells

Page | 5

Sebelum dilakukan kalibrasi, termokopel tipe S yang akan

koefisien perpindahan panas dan itu sulit dilaksanakan,

dikalibrasi

maka penentuan tetapan waktu dilakukan dengan kalibrasi

perlu

dipanaskan

dilakukan

sampai

pada

anealing

dengan

temperatur

kemudian dibiarkan selama

cara

maksimumnya

kurang lebih 45

menit

kondisi dinamis. Tidak seperti kalibrasi statis, penentuan tetapan waktu

kemudian didinginkan sampai pada temperatur ruang.

dilakukan dengan cara, alat ukur diberi input step

Kalibrasi termokopel menggunakan Triple point of water

kemudian temperatur termokopel dan waktu di catat (lebih

0

0

(0.01 C), Tin freezing point (231,928 C), Zinc freezing 0

0

point (419,527 C), Aluminium freezing point (660,323 C), Silver freezing point (961.78 0C).

mudah menggunakan sistem akuisisi data otomatis). Dari persamaan [11] didapat 1βˆ’

Kalibrasi untuk menentukan emf termokopel berdasarkan temperatur fixed point cells dimana memiliki nilai tegangan tertentu, kemudian dari hasil kalibrasi tersebut dibuat persamaan matematis yang menghubungkan tegangan

𝑑 𝑇0 = 𝑒 βˆ’πœ 𝑇𝑖

Data tersebut kemudian diplot dalam skala semilogaritmik. 𝑍 β‰œ πΏπ‘œπ‘”π‘’ 1 βˆ’

𝑇0 𝑑 =βˆ’ 𝑇𝑖 𝜏

dan temperatur.

𝑑𝑍 1 =βˆ’ 𝑑𝑑 𝜏

𝐸 𝑑 = π‘Ž + 𝑏𝑑 + 𝑐𝑑 2

Jika Z diplot terhadap waktu akan didapat garis lurus

Dimana a, b dan c adalah konstanta yang akan dicari

dengan slope βˆ’ 1 𝜏 , kemudian tetapan waktu dapat

Metode perbandingan langsung

ditentukan dengan mudah.

Untuk termokopel base metal tidak perlu dilakukan proses anealing. Termometer standar yang akan digunakan adalah

termometer

tahanan

platina

standar

atau

termokopel tipe S yang telah dikalibrasi menggunakan fixed point cells. Data kalibrasi digunakan untuk membuat persamaan πΈπ‘Ÿπ‘’π‘“ βˆ’ 𝐸 = π‘Ž + 𝑏𝑇 + 𝑐𝑇 2 dimana Eref diperoleh dari tabel termokopel standar. Sumber-sumber ketidakpastian yang perlu diperhitungkan, yaitu meliputi : 1.

Ketidakpastian termometer acuan berdasarkan setifikat kalibrasi

2.

Ketidakpastian indikator

standar

berdasarkan

sertifikat kalibrasi 3.

Ketidakpastian

Gambar 17. Uji fungsi tangga sistem orde 1[2] Untuk sistem orde 2 tipe nol Solusi atau waktu tanggap

indikator

UUT

berdasarkan

sistem orde 2 tipe nol overdamped terhadap input step

sertifikat kalibrasi

adalah

4.

Ketelitian indikator yang digunakan

1 dan 2 dapat ditentukan sebagai berikut:

5.

Stabilitas dan uniformity media yang digunakan

6.

Stabilitas dan uniformity media reference junction

percent

incomplete

response

Rpi

π‘‡π‘œ

dengan persamaan 𝑅𝑝𝑖 β‰œ 1 βˆ’ 𝑇 100 2.

7.

Inhomogenitas termokopel

8.

Standard Error Estimate persamaan regresi

9.

Compensation lead thermovoltage

Tentukan

𝑖

yang digunakan

10. Parasitic

1.

jika

pada skala linear. Kurva akan mengikuti garis lurus untuk t yang besar. Perpanjang garis lurus tadi sampai t = 0, perpontongan garis tersebut

menggunakan

di sumbu Rpi diberi label P1. Kemudian 1 dapat

ekstension wire

ditentukan dari waktu dimana asimptot garis

Tetapan waktu termokopel Sebelumnya telah dibahas tentang pentingnya tetapan waktu dan pengaruhnya terhadap keakuratan pengukuran. Karena pentingnya parameter ini terhadap waktu tanggap dinamik dari sistem pengukuran sedangkan penentuan secara teoritis tidaklah mudah karena harus mengetahui

Plot Rpi pada skala logaritmik versus waktu t

lurus memiliki nilai sebesar 0.368P1. 3.

Plot pada grafik yang sama, kurva perbedaan antara asimptot garis lurus dengan Rpi. Jika kurva tersebut tidak garis lurus maka sistem bukan orde 2. Jika garis lurus maka waktu

Page | 6

dimana

garis

lurus

tersebut

memiliki

nilai

0.368(P1 – 100) adalah 2.

Gambar 18. Uji input tangga sistem orde 2 overdamped[2] Daftar Pustaka 1.

J.V.

Nicholas

and

D.R.

White,

Traceable

Temperaturs: An Introductory Guide to Temperatur Measurement

and

Calibration,

New

Zealand

Departement of Scientific and Industrial Research, Wellington, 1982. 2.

Doebelin,

O.

Ernest.

Measurement

Sistems:

Application and Design, Fourth edition. McGraw-Hill Book Co. 1990. 3.

Y. A. Abdelaziz and F. Edler, A Method for Evaluation of

The

Inhomogeneity

of

Termoelemens,

Measurement Science and Technology 20 (2009) 055102 (9pp). 4.

G. W. Burns and M. G. Scroger, The Calibration of Thermocouples and Thermocouple Materials, NIST Special Publication 250-35, U.S. Departement of Commerce, 1989.

5.

Anonim, Calibration of Thermocouples, Publication reference

EAL-G31,

European

Cooperation

for

Accreditation of laboratories, 1997.

Page | 7