There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to op
+
Insulin Administration: Novel Approaches and Principles of Dose Titration Imanuel Sianipar Dr Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM)
+
Outline 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Insulin bentuk sediaan terbaru Insulin dan hal-hal terkait penggunaan insulin Memulai Terapi Insulin Terapi Insulin pada DM Tipe 2 Memilih Insulin Terapi Insulin pada DM Tipe 1 Efek Insulin Mengelola Hipoglikemia Pemantauan dan Tindaklanjut
+ Insulin
Bentuk Sediaan Terbaru
Beberapa model penghantaran insulin baru yang telah diteliti: oral, bukal, nasal, okular, transdermal, dan vaginal
Beberapa gagal akibat kurangnya bioavailabilitas obat dari jaringan dengan permukaan sempit
Beberapa masih terus diteliti
Insulin inhaler
Non invasif dan ditoleransi baik
Dapat digunakan untuk DM tipe 1 dan 2
Meningkatkan kepuasan pasien, kualitas hidup, dan penerimaan terapi insulin yang intens
Onset: 20 menit, durasi: 6-8 jam (setara dengan pemberian subkutan)
Originator diskontinyu
Kurang efektif pada pasien perokok dan dengan penyakit pulmonal
Peningkatan insiden hipoglokemia
+
Insulin Bentuk Sediaan Terbaru
Inhaled insulin
Pengembangan terbaru insulin inhalasi
Formulasi dibuat dengan mikropartikel fumaril diketopeperazin membentuk mikrosfer kemudian dimasukkan human insulin dan dilipofilisasi agar bisa diinhalasi
Lebih nyaman dibanding insulin inhalasi sebelumnya karena ukuran dan kemudahan penggunaan Dreamboat inhaler
Keamanan pada perokok, pediatrik dan pasien dengan COPD/asma masih dalam proses penelitian
Inhaled Insulin: A Novel Delivery System and Formulation for the Treatment of Types 1 and 2 Diabetes Mellitus
Pharmacotherapy: The Journal of Human Pharmacology and Drug Therapy Volume 35, Issue 3, pages 298-314, 24 MAR 2015 DOI: 10.1002/phar.1555 http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/phar.1555/full#phar1555-fig-0001
+
Insulin
Bolus (sebelum makan): Regular Aspart Glulisine Lispro Basal (mempertahakan level insulin): NPH Detemir Glargine
+
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan insulin Absorbsi:
Tempat penyuntikan (Diurutkan mulai dari yang tercepat):
Perut Lengan Pinggul Paha Bokong
Rotasi tempat penyuntikan untuk mencegah lipodistrofi
ESO: Hipoglikemia Penambahan berat badan Lipodistrofi akibat suntikan
+
Pencampuran insulin Insulin
reguler (atau rapid acting) dimasukkan lebih dulu Selanjutnya
insulin long-acting atau basal “Clear before cloudy” Insulin
campuran harus disimpan di dalam
kulkas Glargine
atau detemir tidak boleh dicampurkan
+
Konversi Insulin
Detemir Dosis 1 atau 2 kali sehari dosis= durasi 30% kurang poten dibanding NPH dan glargine Perlu dosis agar kendali gula darah tetap sama Konversi 1 banding 1 dengan NPH
Glargine Dosis 1 kali sehari namun harus konsisten dosis harian insulin glargine saat berganti dari NPH 2 kali sehari HbA1C sesuai target atau 9%: Tanpa penurunan
+
Terapi Insulin pada DM Tipe 2 Insulin
diperlukan sejalan dengan berkurangnya sel beta Akibat
resistansi insulin, dapat mencapai dosis ≥ 1 unit/kg sehari, tapi selalu dimulai dengan titrasi dari dosis terendah
Mulai
basal 0.2
dengan terapi awal insulin
unit/kg or 10 unit sehari insulin basal
Glargine, detemir, NPH
+
Memulai Terapi Insulin
Titrasi
insulin basal berdasarkan gula darah puasa (GDP) hingga mencapai target 70-130 mg/dL
180 mg/dL: 4 unit tiap 3 hari
Bila
HbA1C ≥ 7% setelah 2 – 3 bulan terapi, tentukan dan tingkatkan rejimen
Kaji self monitored blood glucose (SMBG), bila GDP masih sebesar 70-130 mg/dL, dan: Tinggi saat pra makan siang: + rapid acting saat sarapan Tinggi saat pra makan malam: + rapid acting saat makan siang Jika basal insulin yang digunakan NPH, bisa + dosis kedua NPH sebagai ganti rapid acting Tinggi saat sebelum tidur: + rapid acting saat makan malam Tambah 4 unit di awal, lalu 2 unit tiap 3 hari
+
Titrasi Insulin Bila
HbA1C ≥ 7% setelah 2 – 3 bulan terapi: Kaji
self monitored blood glucose (SMBG) lalu tentukan dan tingkatkan rejimen
+
Tier 1: First line sequence
+
Tier 2: Alternative Sequence
+
Memilih Insulin
+
Memilih Insulin
+
Memilih Insulin
+
Rejimen Insulin Premixed
Keuntungan: Mudah
digunakan Suntikan lebih sedikit Kerugian: Kurang
Bukti
fleksibel dalam mengubah rejimen
klinis:
Penurunan
HbA1C yang lebih besar dibanding glargine
sehari Peningkatan insiden hipogikemia dan penambahan berat badan
+
Terapi Insulin pada DM Tipe 1
Rejimen
dosis insulin
Aturan
2/3 Aturan 50:50 Dosis
awal: 0.5-0.6 unit/kg/hari Berdasarkan produksi insulin fisiologis
Jumlah
rejimen pemberian bergantung pada onset, puncak, dan durasi insulin
+ Aturan 2/3 (hanya untuk insulin NPH and Regular saja) Berikan
2/3 dari dosis Harian tunggal (DHT) pada siang hari 2/3
dosis= NPH 1/3 dosis= Regular Berikan
1/3 dari dosis Harian tunggal (DHT) pada malam hari 2/3
dosis= NPH 1/3 dosis= Regular
+
Aturan 50:50
Berikan
50% dari DTH dalam bentuk basal:
Long
acting insulin Glargine Detemir NPH
Berikan
50% dari DTH dalam bentuk bolus:
Regular Lispro Aspart Glulisine
+
Penyesuaian Insulin Basal Biasanya
dalam rentang sampai 10% to
20% Pertimbangan Sensitivitas
pasien khusus:
insulin Berat badan Durasi Umur
+
Efek Insulin Efek Somogyi
Hasil dari peningkatan produksi glukosa hepatik selama episode nokturnal hipoglikemia Hiperglikemia pada pagi hari ( jam 6-8) Hipoglikemia pada jam 2-3 pagi Tanda-tanda :mimpi buruk, berkeringat, kelaparan, sakit kepala pagi hari Penatalaksanaan: Monitor glukosa pada pukul 3 Kurangi insulin malam (insulin long-acting atau basal malam) sebanyak 5-10 unit
Efek Senja (Dawn Effect)
Akibat kurangnya insulin malam atau basal Gula darah tinggi pada pagi hari (pukul4-8) Gula darah jam 3 pagi dalam keadaan normal
Penatalaksanaan: Tingkatkan dosis insulin long acting atau basal
+
Mengelola Hipoglikemia
+
Hipoglikemia Glukosa
< 70 mg/dL
Penurunan
gula darah ke otak Dua tipe gejala: Otonom: berkeringat, lapar yang intens, palpitasi, tremor, kebas, ansietas Neuroglikopenia: letargi, konfusi, agitasi, lemas, pusing, tidak sadarkan diri 50-60 mg/dL: simtomatis atau asimtomatis