sistem pendukung keputusan pemberian kredit menggunakan ...

61 downloads 195 Views 345KB Size Report
pendukung keputusan (SPK) yang mampu memberikan keputusan kelayakan kredit kepada ... Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Kredit, Metode AHP.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS) (Studi Kasus : Bank Mandiri Pamekasan) Puteri Nuril Wahida Jurusan Manajemen Informatika, Fakutas Teknik, Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan, Madura, 691962 Email: [email protected]

ABSTRAK Bank Mandiri adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang berbentuk bank yang memberikan jasa keuangan. Bank Mandiri memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, Demi efisiensi dan efektifitas kerja maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Dalam

penentuan kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur Bank Mandiri

Pamekasan terdapat beberapa kriteria yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan analisis kualitatif yakni analisis 5C (character, capital, capacity, condition of economy, collateral). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang, mengaplikasikan serta mengembangkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang mampu memberikan keputusan kelayakan kredit kepada calon nasabah. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil uji program yang dilakukan kepada 7 calon nasabah yang disesuaikan dengan data penilaian kredit dari Bank didapatkan bahwa 5 calon nasabah diterima, 2 calon nasabah ditolak.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Kredit, Metode AHP 1.

PENDAHULUAN Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang maupun kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kenbali. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, Misalnya

bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benarbenar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih dulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta factorfaktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benarbenar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali. Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh musibah seperti bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Seperti misalnya kebanjiran, atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan. Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank adalah tindakan membantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (decision support system atau DSS) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selamam proses pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan: 1) model analitis, 2) database khusus, 3) penilaian dan pandangan pembuat keputusan, dan 4) proses permodelan berbasis computer yang interaktif untuk mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur dan tak terstruktur. [5] Sistem pemandu keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang memandu pembuat keputusan. Sistem ini akan mendasarkan

proses pembuatan keputusan kepada aturan yang ditetapkan oleh para perancang sistem. Sistem juga akan mendasarkan prosesnya kepada basis data yang ada di dalam perusahaan. Pengertian SPK seperti telah diuraikan pada paragraph di atas tersebut mengandung beberapa pengertian. SPK memiliki komponen berikut ini:  Suatu masalah dapat bervariasi struktur jalan keluarnya, ada yang terstruktur dan ada yang tidak terstruktur. 

Proses pemecahan masalah terdiri atas empat langkah, yaitu: standar, informasi, batasan, dan alternative jalan keluar.



Pada awalnya, SPK banyak mengandalkan berbagai laporan dan model matematis. Namun sekarang, DSS banyak yang sudah mengandalkan pada proses pemecahan masalah dan OLAP (On-Line Analytical Procedure).



SPK (atau DSS) dapat digunakan oleh seorang pembuat keputusan. Namun SPK dikembangkan lebih jauh hingga dapat memandu pembuatan keputusan untuk sekelompok orang. Sistem ini disebut dengan Sistem Pemandu Keputusan Kelompok (SPKK) atau Group Decision Support Systems (disingkat GDSS). [6]

Sistem pendukung keputusan (Decision Support System atau DSS) adalah sistem informasi yang bertujuan untuk membantu manajemen puncak dalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan tidak terstruktur sifatnya tidak rutin. Disebut keputusan tidak terstruktur karena masalahnya tidak jelas, jalan keluarnya pun juga tidak jelas. 2.1.1

Isi dan Tujuan Sistem Informasi Isi dari sistem informasi adalah dipergunakan sebagai dasar dalam berbagai keperluan untuk pengambilan keputusan. Definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa data merupakan sumber informasi. Data itu sendiri didefinisikan sebagai berikut, yaitu suatu kenyataan yang mengggambarkan suatu kejadian adan kesatuan nyata atau kelompok teratur yang memiliki simbol – simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya. Data tersebut terbentuk dari karakter yang berupa alfabeth, angka, maupun simbol khusus lainnya, sedangkan

kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul – betul ada dan terjadi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut :

Input (Data)

Proses (Pengolahan)

keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. [7]

Output (Informa si)

Data Storage Gambar 2.1 Siklus Informasi

2.1.2

2.1.3

2.1.4

Decision Support System (DSS) Pendapat beberapa ahli bahwa Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS)[6] dibuat untuk meningkatkan proses dan kualitas hasil pengambilan keputusan, dimana DSS dapat memadukan data dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan tersebut, disamping itu Sistem Pendukung Keputusan juga memberdayakan resources individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan dan berhubungan dengan manajemen pengambilan keputusan serta berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur. Entity Relationship Diagram (ERD) E-R Diagram merupakan suatu bahasa pemodelan yang dimana posisinya dapat dianalogikan dengan stroy board dalam industri film, blu print arsitektur suatu bangunan, miniatur, dan lain-lain. Dalam praktiknya, membangun suatu sistem terlebih dahulu dilakukannya suatu perencaan. Pemodelan merupakan suatu sub bagian dari perencanaan secara keseluruhan sebagai salah satu upaya feedback evaluasi perampungan suatu perencanaan. Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan 1 3

5 7 9 2,4,6,8

Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

3. Analisa Dan Perancangan Sistem 3.1 Analisa Sistem Aplikasi sistem informasi penerimaan cpns dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menentukan calon – calon yang ingin menjadi pegawai negeri sipil. a. Mengidentifikasi masalah Fungsi utama pada analisa ini di jelaskan dengan seebuah informasi yang tepat, akurat dan bermanfaat serta akan diberikan solusinya.  Mengidentifikasi penyebab masalah pada pemberian kredit bank yang selama

ini sistem pengolahannya masih dilakukan secara manual. Dalam mengidentifikasi masalah ini penulis akan menjabarkan bagaimana masalah – masalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit, sebagai berikut : Manajemen Proses Pemberian Kredit Bank yang efektif dapat diwujudkan dengan memperbaiki sistem pemberian kredit yang ada selama ini. Sistem pemberian kredit yang berbasis komputer dan terkoneksi dengan jaringan yang dapat mempermudah admin dalam menentukan siapa yang layak menerima kredit. Masalah yang dihadapi dalam proses pemeberian kredit bank adalah: Sistem yang ada selama ini dalam proses pemberian kredit pada Bank Mandiri Pamekasan masih menggunakan cara manual. Dari hasil tersebut dapat diintefikasi permasalahan dari sistem yang ada yaitu : Sistem yang secara manual akan memerlukan banyak waktu untuk validasi dan mengakomodasi data.

Data yang dibutuhkan dalam pengembangan Sistem Pendukung Keputusan ini adalah :  Data tentang nasabah yang mengajukan kredit  Data tentang admin.  Kriteria pengajuan kredit.  Bobot atau penilaian criteria  File-file penunjang lainnya  Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem ini ada beberapa tahapan–tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah usecase diagram, dan flowchart dari metode tersebut:

3.3

1.

UseCase Diagram

Use case diagram merupakan penjelasan sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada diluar. Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar. Use case diagram dapat digunakan selama proses analisis untuk menangkap requirements sistem dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja. Use case diagram untuk sistem pendukung keputusan pemberian kredit menggunakan metode AHP akan diceritakan pada gambar dibawah ini :

b. Analisa Kebutuhan Sistem Dari identifikasi permasalahan diatas maka dapat dianalisa kebutuhan kebutuhan sistem yaitu : 1. Sistem membutuhkan aplikasi yang efektif dan efisien 2. Sistem dapat menentukan siapa yang layak menerima kredit yang berdasarkan kriteria – kriteria yang ada. 3. Sistem dapat mengelola data dengan baik.

Login

Input data nasabah

3.2

Analisis Kebutuhan a. Data yang butuhkan Data yang dibutuhkan dalam pengembangan Sistem Informasi ini adalah :  Data tentang Penerimaan CPNS setiap tahunnya  Data tentang lowongan yang dibutuhkan  Data tentang sebuah perencanaan suatu pembangunan proyek.  Data tentang pelamar meliputi data pribadi dan no. rekening yang dapat digunakan sebagai validasi pendaftaran member.  Data tentang admin. b. Kebutuhan Fungsional

admin

Verifikasi data kredit



nasabah/debitor

persetujuan kredit

manajer View data kredit

4. 4.1

Implementasi Implementasi Sistem Implementasi sistem bertujuan untuk membuat perancangan sistem selama penelitian, menguji dan mendokumentasikan prosedur dan program yang diperlukan oleh dokumen perancangan sistem yang telah dibuat dan menyelesaikan perancangan sistem yang ada didalam perancangan sistem yang telah

disetujui. 4.1.1 Form Login

Gambar 4.1Form Login 4.1.2 Form Nasabah

4.2 Pengujian sistem 4.2.1 Metode Pengujian Input data kriteria penilaian berfungsi untuk memasukkan data kriteria dan sub kriteria seleksi (nasabah) yang digunakan suatu bank beserta bobot nilai kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan AHP. Proses penilaian yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan data kriteria penilaian beserta sub kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Input kriteria diisi sesuai dengan yang ditentukan oleh instansi yang bersangkutan menggunakan 5 kriteria yaitu Carcater, Capacity, Collateral, Capital dan Condition Of Economic. Untuk nilai masing-masing kriteria akan diisi dengan menggunakan nilai riil yaitu berupa angka yang bernilai 1, 2, 3, sampai 9 berdasarkan tabel skala perbandingan berpasangan pada tiap-tiap kriteria yang diisikan. Dalam proses ini nantinya akan diperoleh sebuah nilai prioritas kriteria yang akan digunakan dalam proses selanjutnya. 5.

Simpulan Dan Saran a. Kesimpulan Dari hasil perancangan, pembuatan dan penyeleksian Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah sebagai berikut 1. Sistem ini dapat merancang sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP.

Gambar 4.2Form Nasabah 4.1.3 Form Hasil

2.

Sistem ini dapat menentukan nasabah yang akan menerima kredit menggunakan metode AHP .

3.

Hasil uji program yang dilakukan kepada 7 calon nasabah yang disesuaikan dengan data penilaian kredit dari Bank didapatkan bahwa 5 calon nasabah diterima,. Yakni (Andry Dwi Poerwanto 18.26%, Bambang Sutrisno 16.2%, Subhan Mubakir 16.2%, Rakhmad Budhi Harto Santoso 16.2%, Sri Badriyatul Hasanah 14.91% ).

Gambar 4.3 Form Hasil 4.1.4 Form AHP b.

Saran Saran-saran yang dapat penyusun berikan untuk pengembangan sistem selanjutnya adalah sebagai berikut : 1.

Gambar 4.4 Form AHP

Sistem pendukung keputusan pemberian kredit nasabah kiranya

semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas kriteria yang diberikan, agar dapat menentukan kelayakan pemberian kredit kepada calon nasabah dengan tepat dan akurat. 2.

6.

Sistem ini bisa berkembang, bukan hanya dapat menentukan layak atau tidak layak nasabah dalam mendapatkan kredit tetapi dapat mencakup seluruh prosedur perkreditan yang ada (kapasitas melunasi kredit, penagihan kredit dan lain-lain).

Daftar Pustaka

[1]. Listiyono H dan Sunardi dan Khristianto T, Rekayasa

Perangkat

Lunak

Sistem Pendukung Keputusan

Pemberian

Kredit

(Studi

Kasus

pada

BPR

Argo Dana Semarang) Metode AHP. 2011. [2]. David

Hari

Keputusan Nasabah

Saputra, Sistem

Pendukung

Kelayakan Pemberian Kredit dengan Metode AHP (Analytical

Hierarchy Process) di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. 2009. [3]. Yudo Widi Adiyanto H, Analisis Strategi Promosi Kredit Pemilikan Rumah Bank X Cabang Bogor. 2009. [4]. Kusrini, 2007, Pendukung

Konsep Keputusan,

dan Andi

Aplikasi Offset,

Yogyakarta [5]. James A. O’brien. 2005.

Pengantar SI:

Perspektif Bisnis dan Manajerial (Introduction to Information Systems). Jakarta: PT Salemba Empat (Emban Patria). [6]. McLeod, R.J. and Schell, G., Management Information Systems, Eight Edition, Prentice Hall, 2004. [7]. Saaty, T.L.,

Fundamental Of Decision

Making and Priority Theory With The Analytic Hierarchy Process, University of Pittsburgh, RWS publication, 1994.