skripsi _ nur alina _ 06310468 - Andy Nuriman

66 downloads 4736 Views 2MB Size Report
siswa pada materi pokok bentuk pangkat dan akar kelas X Semester I ..... masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal terutama.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR PADA SISWA KELAS X SEMESTER I SMA N 1 KARANGANYAR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI Oleh: NUR ALINA RAKHMAWATI 06310168

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2011

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADAMATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X SEMESTER I SMA N 1 KARANGANYAR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: NUR ALINA RAKHMAWATI 06310168

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2011

HALAMAN PERSETUJUAN

Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II Mahasiswa IKIP PGRI Semarang: Nama : Nur Alina Rakhmawati NPM : 06310468 Jurusan : Pendidikan Matematika Judul Skripsi : “Penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bentuk pangkat dan akar kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011” Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut telah selesai dan siap diujikan.

Semarang,………2011 Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Intan Indiati,M.Pd

Drs. Rasiman,M.Pd

NIP.19104291986032002

NIP.195602181986031001

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : “Penerapan Model Quantum Teaching dengan Metode Diskusi Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Bentuk Pangkat dan Akar pada Kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”ditulis oleh Nur Alina Rakhmawati telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang pada : Hari

: Sabtu

Tanggal : 26 Februari 2011 Ketua

Sekretaris

Ary Susatyo Nugroho, S.si., Msi.

Drs. Rasiman, M.Pd.

NIP.196908261994031002

NIP. 195602181986031001

Penguji

Tanda Tangan

1. Dra. Intan Indiati, M.Pd

(………….……….)

NIP. 196104291986032002 2. Drs. Rasiman, M.Pd

(…………………..)

NIP. 195602181986031001 3. Puji Rahayu, M.Pd

(…….....…............)

NIP. 088401208

iii

MOTTO

 Dengan ilmu hidup itu menjadi mudah, dengan dzikir hidup itu menjadi indah, dengan agama hidup itu menjadi terarah, dengan tali silahturahmi hidupmenjadi bergairah.  Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun berpangkat tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri nikmat-Nya sekecil apapun.  Sejauh mana keinginan, kesungguhan dan kesabaranmu, maka sejarah akan menuliskannya. Kemenangan tidak akan diberikan secara Cuma-Cuma, kemenangan hanya bisa diraih dengan kesungguhan dan pengorbanan (Dr. A’idh Al-Qarni).  Sesungguhnya sesudah kesukaran itu ada kemudahan, maka kerjakanlah suatu urusan dengan sungguh-sungguh hanya kepada Allah-lah kamu berharap (QS. Annar : 6-8)  Tiadalah suatu kebahagian bagi orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu selain Allah SWT akan memudahkan jalannya ke surga”. (Hr.Thabrani dari Aisyah)(Hadist).

iv

PERSEMBAHAN Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk :  Ibuku ( Hj. Urip ) dan Bapakku ( H. Mochtar ), terimakasih doa tiada hentinya, kasih saying tiada habisnya, semangat dan pengorbanan tiada taranya. I will always love you.  Kakak – Kakakku, adikku ( Intan ), dan ponakan - ponakanku serta keluarga besarku yang selalu memperhatikanku dan memberikan motivasi, terima kasih atas segalanya.  Kasihku, terima kasih buat segala semangat dan perhatiannya.  Teman-teman Kelas D angkatan 2006/2007, terima kasih buat semangat perjuangannya dan kerjasamanya.  Saudara-Saudaraku di mana pun kalian berada, terima kasih buat doa, motivasi, dan partisipasinya hingga terselesainya skripsi ini.  Almamaterku tercinta

v

ABSTRAKSI Nur Alina Rakhmawati. “Penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bentuk pangkat dan akar kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Semarang : Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang, Agustus 2010. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil wawancara dengan Bapak Sigit Rianto yang merupakan guru matematika dari SMA N 1 Karanganyar Demak, bahwa hasil belajar untuk materi bentuk pangkat dan akar belum memuaskan karena belum mencapai KKM. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah melalui model pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok bentuk pangkat dan akar siswa kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011?” Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru matematika kelas X SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011, dengan kelas X-3 sebagai kelas uji coba dan kelas X-4 sebagai kelas penelitian Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh meningkatnya kinerja guru dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 62,5% meningkat menjadi 79,17%. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan meningkatnya dari siklus I yang semula mencapai 61,88% menjadi 75,13% pada siklus II. Hasil pengamatan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) ditunjukkan dengan angket yang terdiri dari 20 item memperoleh prosentase 76,9% yang artinya tanggapan siswa sangat setuju sekali. Hasil tes evaluasi siklus I belum tercapai karena belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan. Siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau tuntas belajar ada 29 siswa sedangkan yang tidak tuntas belajar ada 11 siswa dengan skor rata-rata 70,25 dan prosentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 72,5%. Sedangkan hasil tes evaluasi siklus II bahwa siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau tuntas belajar ada 34 siswa dan yang tidak tuntas belajar ada 6 siswa dengan skor rata-rata 73,63 prosentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 85% sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar materi pokok bentuk pangkat dan akar siswa kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini saran yang dapat disampaikan adalah bahwa guru mata pelajaran harus kreatif dan bersemangat dalam menyampaikan pelajaran, supaya siswa bisa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mudahmudahan penelitian ini bermanfaat dan dapat mendorong para praktisi dibidang pendidikan supaya selalu berkarya dan membangun pendidikan kearah yang lebih baik lagi.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah untuk Allah swt, karena berkat Rahmat dan KaruniaNya penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bentuk pangkat dan akar kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika di Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetehuan Alam pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP PGRI SEMARANG). Dalam skripsi ini telah banyak hal yang penulis terima, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Muhdi, SH,M.Hum selaku Rektor IKIP PGRI Semarang. 2. Ary Susatyo Nugroho, S.Si, M.Si selaku Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang. 3. Drs. Rasiman, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Pembimbing II yang selalu membantu dan membimbing serta mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Intan Indiati, M.Pd selaku Pembimbing I yang selalu membantu dan membimbing serta mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala Sekolah dan Guru Matematika SMA N 1 Karanganyar Demak. 6. Siswa Kelas X SMA N 1 Karanganyar Demak. 7. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan demi terselesaikannya skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

vii

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengakui bahwa dengan keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta literatur pendukung yang penulis gunakan. Maka, tentunya skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Semarang, Penulis

viii

Februari 2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

iii

MOTTO ..........................................................................................................

iv

PERSEMBAHAN ..........................................................................................

v

ABSTRAKSI .................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................

vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xi

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................

1

B. Penegasan Istilah ...................................................................

6

C. Permasalahan .........................................................................

8

D. Pemecahan Masalah ..............................................................

8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................

9

1. Tujuan Penelitian ………………………………………...

9

2. Manfaat Penelitian ………………………………………

10

F. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................

11

LANDASAN TEORI ..................................................................

13

A. Pengertian Belajar .................................................................

13

B. Prinsip-Prinsip Belajar ...........................................................

14

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ..........................

15

D. Pembelajaran Matematika…………………………………..

22

E. Quantum Teaching ................................................................

23

F. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching ………………………...

25

G. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching ......

27

H. Diskusi ………………………………………………………… ...

29

BAB II

ix

I. Lembar Kerja Siswa (LKS) ……………………………………....

33

J. Uraian Materi Tentang Bentuk Pangkat dan Akar …………….....

45

K. Kerangka Berpikir ……………………………………………......

41

L. Hipotesis Tindakan …………………………………………

42

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...

43

A. Subyek Penelitian ...................................................................

43

B. Faktor Penelitian ....................................................................

43

C. Rencana Tindakan ..................................................................

44

D. Data dan Cara Pengumpulan Data .........................................

49

E. Instrumen Data ...................................................................... .

49

F. Analisis Data ..........................................................................

55

G. Indikator Keberhasilan ...........................................................

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………… . A. Persiapan Penelitian ………………………………………..

58 58

B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………..

69

C. Pembahasan …………………………………………………

79

BAB V PENUTUP ………………………………………………………

83

A. Simpulan …………………………………………………….

83

B. Saran …………………………………………………………

84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Nama Kelas X-4 ( Kelas Penelitian ). 2. Daftar Nama Kelas X-3 ( Kelas Uji Coba ). 3. Daftar Nama Kelompok Kelas Penelitian. 4. Soal Tes Uji Coba Siklus I. 5. Soal Tes Uji Coba Siklus I I. 6. Uji Validitas Siklus I. 7. Analisis Validitas Butir Soal Siklus I. 8. Uji Reliabilitas Siklus I. 9. Analisis Reliabilitas Soal Siklus I. 10. Analisis Taraf Kesukaran Siklus I. 11. Analisis Daya Pembeda Siklus I. 12. Rekapitulasi Soal Siklus I. 13. Uji Validitas Siklus II. 14. Analisis Validitas Butir Soal Siklus II. 15. Uji Reliabilitas Siklus II. 16. Analisis Reliabilitas Soal Siklus II. 17. Analisis Taraf Kesukaran Siklus II. 18. Analisis Daya Pembeda Siklus II. 19. Rekapitulasi Soal Siklus II. 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP 1) Siklus I. 21. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) Siklus I. 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (RPP 2) Siklus I. 23. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2 ). 24. Kisi – Kisi Soal Tes Evaluasi Siklus I. 25. Soal Tes Siklus I. 26. Kunci Jawaban Tes Siklus I. 27. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (RPP 3) Siklus II. 28. Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3) Siklus II. 29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (RPP 4) Siklus II. 30. Lembar Kerja Siswa 4 (LKS 4 ). xi

31. Kisi – Kisi Soal Tes Evaluasi Siklus II. 32. Soal Tes Siklus II. 33. Kunci Jawaban Tes Siklus II. 34. Analisis Hasil Tes Siklus I. 35. Analisis Hasil Tes Siklus II. 36. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I. 37. Analisis Kinerja Guru Siklus I. 38. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II. 39. Analisis Kinerja Guru Siklus II. 40. Angket Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Metode Diskusi Berbantuan LKS. 41. Analisis Hasil Angket.

xii

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia mempunyai kelebihan dibandingkan makhluk ciptaan-Nya yang lain, diantaranya adalah bahwa manusia dikaruniai akal. Kelebihan akal ini mendorong manusia untuk berpikir, mampu memahami baik dan buruk, benar dan salah sehingga manusia mempunyai derajat yang tinggi. Selain itu juga mampu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk dapat melakukan perbuatan yang selaras dengan lingkungan serta mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pendidikan formal maupun nonformal adalah sarana penting untuk mengembangkan kerangka berpikir bagi manusia sehingga memperoleh kesuksesan. Hal ini disebabkan karena pendidikan berpengaruh dan berperan langsung terhadap perkembangan keseluruhan aspek kehidupan manusia. Pendidikan yang sekedar berorientasi pada materi akan menghasilkan peserta didik yang hanya berorientasi pada hasil akhir yang berupa angka, sementara segi pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh dangkal, sehingga siswa hanya memiliki pemahaman yang bersifat verbal. Matematika sebagai salah satu pelajaran dalam pendidikan dikenal sebagai pelajaran yang tidak terlalu mudah dipahami dan diikuti oleh siswa. Bahkan sebagian siswa merasa takut dengan pelajaran matematika, sehingga mempelajari saja tidak senang apalagi memahami dan menguasainya.

1

2

Berdasarkan informasi dari guru matematika SMA N 1 Karanganyar Demak, prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika kelas X SMA N 1 Karanganyar Demak tidak seperti yang diharapkan. Hal ini dikarenakan siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal terutama yang berhubungan dengan materi bentuk pangkat dan akar. Pada tahun lalu sebesar 50% dari 40 siswa memperoleh nilai ulangan matematika materi bentuk pangkat dan akar rata-rata di bawah 6,0. Hasil belajar tersebut belum mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu sebesar 6,1. Dengan adanya alasan tersebut, maka sangatlah penting bagi guru memahami karakteristik materi, siswa dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan pemilihan terhadap model-model pembelajaran modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementarinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Dengan begitu pandangan siswa tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan terbantahkan. Selain itu dengan pemahaman konsep yang jelas akan membantu siswa untuk lebih semangat mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga pada akhirnya siswa mampu mengungkapkan kembali konsep-konsep yang telah diterimanya. Quantum taching merupakan metode pengajaran yang memiliki asas utama bawalah mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Maksud dari asas ini menunjukkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam memulai proses pembelajaran adalah

3

memasuki dunia siswa, caranya dengan mengkaitkan materi pelajaran yang akan diberikan dengan sebuah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata mereka. Setelah kaitan terbentuk barulah guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang diajarkan. Penyajian materi dalam model quantum teaching ini terdiri dari 6 langkah, yang dikenal dengan TANDUR yaitu: 1) penumbuhan minat siswa, 2) pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian, 3) penyampaian materi dengan multimetode, 4) adanya demonstrasi oleh guru dengan siswa, 5) pengulangan oleh siswa bahwa mereka benar-benar tahu, dan 6) penghargaan terhadap siswa (DePorter, 2000). Teknik pelaksanaan model pembelajaran quantum teaching meliputi 1) pengkondisian awal, pada tahap ini guru menjelaskan kepada siswa tentang model quantum teaching yang akan diterapkan, 2) penyusunan rencana pembelajaran, 3) penerapan model quantum teaching dalam penyajian materi pelajaran, 4) evaluasi, pada penelitian kali ini data-data yang akan dievaluasi adalah prestasi belajar siswa (aspek kognitif) melalui tes tertulis dan aktifitas siswa melalui lembar observasi. Model quantum teaching diharapkan dapat menciptakan siswa-siswa yang tak hanya memiliki keterampilan akademis, tetapi juga memiliki keterampilan hidup, sebuah keterampilan penting yang penggunaannya tidak dibatasi oleh dinding-dinding ruangan kelas melainkan oleh langit, udara, laut, dan bumi. Inti metode pengajaran ini adalah bagaimana seorang guru dapat menyatakan karakter anak-anak yang berbeda-beda, agar dapat memiliki peran

4

dan membawa sukses dalam belajar, artinya guru seolah-olah sedang memimpin konser saat sedang berada di ruang kelas. Guru dapat memahami bahwa setiap murid memiliki karakter masing-masing sebagaimana alat-alat musik, seperti seruling dan gitar yang memiliki suara berbeda tetapi dapat menyebabkan suara yang merdu apabila dibunyikan secara bersama-sama. Model quantum teaching dapat ditunjang dengan metode diskusi dalam pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa untuk saling mendengar, berpendapat, dan bekerja sama. Menurut Suryosubroto (1997), dalam Trianto (2007) diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Dari pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antar siswa maupun komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa mnganalisis proses berpikir mereka. Agar diskusi dapat berjalan dengan lancar dan kondusif pada saat pembelajaran, diperlukan suatu lembar kerja yang dibuat oleh guru yang sengaja dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar mereka atau dikenal dengan

5

Lembar Kerja Siswa (LKS) (http://www.scribc.com/acc/6461437,11-anbahan-ajar). Berkaitan dengan masalah tersebut, maka diadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan dalam penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok bentuk pangkat dan akar siswa kelas X SMA N 1 Karanganyar Demak. Dimana dalam materi pokok bentuk pangkat dan akar siswa kelas X belum mencapai hasil yang memuaskan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bentuk pangkat dan akar pada kelas X Semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011”. Secara garis besar alasan pemilihan judul adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alternatif pemecahan pada asumsi negatif tentang matematika sebagai mata pelajaran sulit yang membawa dampak rendahnya kualitas pendidikan matematika terutama pada materi bentuk pangkat dan akar. 2. Sebagai variasi dalam belajar sehingga siswa SMA N 1 Karanganyar Demak tidak merasa jenuh dan termotivasi untuk belajar.

6

B. Penegasan Istilah Penegasan istilah ini dimaksudkan agar tidak tejradi salah penafsiran terhadap judul skripsi. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan judul skripsi adalah sebagai berikut: 1. Penerapan Penerapan berarti pemasangan, pengenaan, perihal mempraktikan (KBBI, 1991). 2. Quantum Teaching Quantum teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar (Bobbi DePorter, 2000). 3. Diskusi Mnurut Suryosubroto (1997) dalam Trianto (2007). diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergantung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu lembar kerja yang dibuat oleh guru yang sengaja dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu

7

proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa (http://www.scribc.com/acc/6461437,11-an-bahan-ajar). 5. Meningkatkan Menaikkan mutu (kualitas maupun kuantitas) (KBBI, 1991). 6. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana,2006). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas X SMA N 1 Karanganyar Demak dalam memecahkan masalah pada materi bentuk pangkat dan akar setelah diterapkannya model quantum teachig dengan metode diskusi berbantuan LKS. 7. Bentuk Pangkat dan Akar Bentuk pangkat dan akar merupakan materi kelas X SMA & MA. Bentuk pangkat disebut juga eksponen, sedangkan bentuk akar adalah bilangan-bilangan dibawah tanda akar yang apabila ditarik akarnya tidak dapat menghasilkan bilangan rasional. Yang dimaksud dengan penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang mengharapkan hasil pembelajaran lebih menyenangkan dan menggairahkan semangat belajar siswa dan guru. Hasil pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini ditunjukkan dengan: 1. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah materi pokok bentuk pangkat dan akar.

8

2. Meningkatnya keaktifan siswa terhadap pembelajaran matematika.

C. Permasalahan Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan yaitu apakah melalui model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok bentuk pangkat dan akar siswa kelas X semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011.

D. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian tindakan kelas dengan penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi ini dirancang dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari: 1. Tahapan Perencanaan Persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK seperti membuat skenario pembelajaran, berupa rencana pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi aktifitas siswa, dan lembar pengamatan aktifitas guru dalam KBM serta pengadaan alat dalam implementasi berkaitan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu juga diuraikan alternatif solusi dalam rangka perbaikan pemecahan masalah.

9

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan yaitu tahap pelaksanaan scenario pembelajaran berupa rencana pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar aktifitas siswa, dan lembar pengamatan aktifitas guru dalam KBM yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. 3. Tahap Observasi Uraian pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai kolabolator, yaitu tentang observasi kegiatan siswa dalam kelompok dan observasi guru dalam KBM. Dalam tahap pengamatan dapat dilakukan penafsiran data mengenai proses dan produk dari pelaksanaan tindakan perbaikan yang direncanakan. 4. Tahap Refleksi Uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personal yang akan dilibatkan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan pada siklus berikutnya.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika

10

pada materi pokok bentuk pangkat dan akar siswa kelas X semester I SMAN 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/2011. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi guru, siswa, sekolah, dan juga peneliti dalam rangka membantu keberhasilan peserta didik khususnya materi pokok bentuk pangkat dan akar. a. Bagi siswa 1. Meningkatkan pemahaman materi pelajaran bagi siswa. 2. Meningkatkan daya ingat siswa. 3. Meningkatkan motivasi belajar matematika. 4. Menumbuhkan sikap untuk berani berpendapat, mendengar pendapat dan bekerjasama. b. Bagi Guru 1. Sebagai metode alternatif bagi guru dalam mengajarkan standar kompetensi bentuk pangkat dan akar atau standar kompetensi yang lain sesuai dengan indikatornya. 2. Meningkatkan

pemahaman

dan

pengalaman

dalam

pembelajaran. 3. Meningkatkan kreatifitas guru. 4. Membantu siswa untuk menganalisis proses berpikir mereka.

proses

11

c. Bagi Peneliti 1. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga akan

diperoleh

suatu

model

pembelajaran

yang

dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Mendapat pengalaman

dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya tentang konsep matematika.

F. Sistematika Penulisan Skripsi Bagian awal skripsi tentang halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari pendahuluan, landasan teori dan hipotesis, rencana penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan rincianrincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi tentang: latar belakang, permasalahan, cara pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Bab II Landasan Teori berisi tentang: pembahasan tentang pengertian belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pembelajaran matematika, quantum teaching, prinsip-prinsip quantum teaching, kerangka rencana pembelajaran quantum teaching, diskusi, Lembar Kerja Siswa (LKS), uraian materi tentang bentuk pangkat dan akar, kerangka berfikir dan hipotesis tindakan.

12

Bab III Metode Penelitian berisi tentang: subjek penelitian, faktor penelitian, rencana tindakan, data dan cara pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data dan indikator keberhasilan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang: tahap persiapan siklus I dan siklus II dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup berisi tentang: simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka yang memberikan informasi tentang buku sumber dan literature yang digunakan serta lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi. Tentang belajar oleh para ahli psikologi dan pendidikan. 1. Menurut W.S. Winkel (Darsono, 2000) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan

perubahan-perubahan

dalam

pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. 2. Menurut Slameto (2001) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. 3. Menurut Hamalik (2001) “Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh”. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Siswa dapat dikatakan belajar jika dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelum belajar.

13

14

B. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam melengkapi pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Oemar Hamalik (2001), prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut: 1. Belajar adalah suatu proses aktif, dimana terjadi hubunagn saling mempengaruhi

senantiasa

secara

dinamis

antara

siswa

dengan

lingkungannya. 2. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa, karena bertujuan akan menuntun dalam belajar. 3. Belajar paling efektif bila disadari motivasi dan hambatan, karena itu siswa harus sanggup mengatasi secara cepat. 4. Dalam belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan, karena itu siswa harus sanggup mengatasi secara cepat. 5. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru atau tuntunan dari buku pelajaran. 6. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berfikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis. 7. Cara yang efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asal masalah tersebut telah disadari bersama.

15

8. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga memperoleh pengertian-pengertian. 9. Belajar memerlukan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari dapat dikuasai. 10. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan dan hasil. 11. Belajar berhasil apabila belajar telah sanggup mentransfer atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari. Dari prinsip belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar harus mempunyai tujuan yang jelas, didasari motivasi dalam dirinya, sehingga siswa melakukan secara aktif belajarnya. Dengan demikian siswa mampu menerapkan ilmunya dalam praktek sehari-hari.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2001) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern . 1. Faktor Intern Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar.

16

Faktor ini meliputi: a. Faktor Jasmani (1) Faktor Kesehatan Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu menindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. (2) Cacat Tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini terjadi, hendaknya anak belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya. b. Faktor Psikologi (1) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan

konsep-konsep

yang

abstrak

secara

efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena

17

belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. (2) Perhatian Perhatian menurut Gozali dalam Slameto (2001) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekelompok obyek. (3) Minat Minat

adalah

kecenderungan

yang

tetap

untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar, maka dilakukan dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari. (4) Bakat Bakat atau aptitude menurut Hilgard dalam Slameto (2001) adalah: “the capacity to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. (5) Motif Motif yang kuat sangat perlu dalam belajar untuk dapat membentuk motif yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya

18

latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat. (6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang,

dimana

alat-alat

tubuhnya

sudah

siap

untuk

melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. (7) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Jika dalam belajar siswa sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. c. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

19

2. Faktor Ekstern Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi antara lain: a. Faktor Keluarga (1) Cara Orang Tua Mendidik Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Oleh karena itu cara orangtua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. (2) Relasi Antaranggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orangtua dengan anaknya. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak. (3) Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadiankejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, karena dengan suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

20

(4) Keadaan Ekonomi Keluarga Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar dapat terpengaruhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

(5) Pengertian Orang Tua Jika anak mengalami lemah semangat, orangtua wajib memberi pengertian dan dorongan, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. (6) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. b. Faktor Sekolah (1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan seefisien dan seefektif mungkin.

21

(2) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian belajar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. (3) Relasi Guru dan Siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan siswa merasa jenuh dari guru, sehingga menyebabkan siswa segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. (4) Tugas Rumah Waktu belajar terutama adalah di sekolah, maka diharapkan jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah karena anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. c. Faktor Masyarakat (1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. (2) Mass Media Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga belajarnya sebaliknya mass media yang

22

jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa dan belajarnya, maka siswa perlu mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orangtua dan pendidik. (3) Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik harus cukup bijaksana. (4) Bentuk Kehidupan Masyarakat Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada di lingkungan sekitar, maka perlu lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

D. Pembelajaran Matematika Matematika berkenaan dengan konsep atau ide-ide yang abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif (Herman Hudoyo, 2005). Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik

23

tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari matematika. Beberapa karakteristik matematika adalah sebagai berikut. 1. Memiliki objek kajian yang abstrak. 2. Bertumpu pada kesepakatan. 3. Berpola pikir deduktif. 4. Memiliki simbol yang kosong dari arti. 5. Memperhatikan semesta pembicaraan. 6. Konsisten terhadap sistemnya.

E. Quantum Teaching Pembelajaran adalah sebuah integrasi yang bernilai pendidikan. Di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberi dorongan (motivasi) kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat. Disinilah kehadiran model pembelajaran menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode atau model pembelajaran justru akan mempersulit bagi guru dalam pencapaian tujuan pengajaran. Karena itu, metode atau model adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan pembelajaran.

24

Dalam

penelitian

tindakan

kelas

penulis

mengambil

model

pembelajaran quantum teaching. Model pembelajaran quantum teaching dimulai dari super camp sebuah program untuk remaja yang dibuka tahun 1982 yang digagas oleh Bobbi DePorter. Super Camp merupakan sebuah program percepatan quantum teaching “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkanlah dunia kita ke dunia mereka”. Maksud dari azas di atas adalah guru harus membangun jembatan autentik untuk memasuki kehidupan murid. Dengan memasuki dunia murid berarti guru mempunyai hak mengajar, sehingga murid dengan sukarela, antusias dan semangat untuk mengikuti pelajaran. Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (Bobbi DePorter, 2000). Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya atau kesuksesan yang akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam pembelajaran quantum teaching, siswa yang merupakan komuniatas belajar atau masyarakat mini agar supaya dalam belajar dapat optimal, terjadi umpan balik, tempat siswa mengalami kegembiraan dan kepuasaan, memberi dan menerima, belajar dan tumbuh maka perlu mengorkestrasi kesuksesan melalui konteks. Konteks menata panggung dalam pembelajaran quantum teaching mempunyai empat aspek :

25

1. Suasana Dalam suasana kelas anda mencakup bahasa yang anda pilih, cara menjalin rasa simpati terhadap siswa dan sikap kita terhadap sekolah serta belajar. Suasana pembelajaran penuh kegembiraan. Hindari suasana Matematika kaku, dingin, dan menyeramkan. 2. Landasan Landasan adalah kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi kita dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar Matematika. 3. Lingkungan Lingkungan adalah cara kita atau sekolah menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengarutan meja dan kursi, tanaman, hiasan kelas, musik dan semua hal yang dapat mendukung proses belajar Matematika. 4. Rancangan Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar menukar informasi. Dalam arti informasi awal yang diperoleh siswa dalam mengenal konsep dan penjelasan pelajaran dari guru tentang konsep yang bersangkutan.

26

F. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching Prinsip-prinsip yang digunakan dalam quantum teaching menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang dapat memaksimalkan proses belajar siswa. Menurut Bobbi DePorter (2000) prinsip tersebut terdiri dari lima macam yaitu: 1. Segalanya Berbicara Prinsip ini mengandung pengertian bahwa sesuatu di ruang kelas “berbicara”, mulai dari lingkungan kelas, bahasa tubuh guru (tersenyum, bahu tegak dan lain-lain). 2. Segalanya Bertujuan Prinsip ini mengandung arti bahwa segala upaya guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi tertinggi. Bagi seorang guru, haruslah membangun gairah di sekitar tujuan itu, menyampaikan materi pembelajaran dengan kasih sayang dengan keyakinan dan kemampuan siswa. 3. Pengalaman Sebelum Pemberian Nama Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

27

4. Akui Setiap Usaha Setiap usaha mengandung resiko, termasuk belajar. Apabila seorang belajar berarti dia telah melangkah keluar dari kenyamanan pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka apapun hasilnya nanti. 5. Jika Layak di Pelajari Maka Layak di Hargai Melalui penghargaan, siswa akan merasa diakui atas penyelesaian, partisipasi dan keterampilan serta ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Penghargaan yang diberikan dapat berupa tepuk tangan, pujian melalui kata-kata “bagus”, “baik” dan stimulus bonus berupa nilai, dan lain-lain.

G. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching Kerangka rancangan pembelajarn Quantum Teaching dikenal dengan istilah TANDUR (DePorter, 2000) : 1. Tumbuhkan Tumbuhkan minat dengan memuaskan “ Apakah manfaat bagiku (AMBAK) dan manfaat kehidupan pelajar". Dalam hal ini guru memberikan motivasi, semangat, rangsangan supaya belajar, yaitu dengan memberikan contoh penggunaan bentuk pangkat dan akar dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan, menghitung luas sebidang tanah. 2. Alami Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Siswa mengalami sendiri apa yang dilakukan dengan praktek

28

langsung dalam menyelesaikan masalah. Hal ini siswa dibimbing dengan diberikan LKS untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk pangkat dan akar. 3. Namai Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan. Dengan melakukan diskusi maka siswa benar-benar bisa mengerti unsurunsur yang ada dalam bentuk pangkat dan akar. Misalnya tentang definisi maupun tentang sifat-sifat dari bentuk pangkat dan akar. 4. Demontrasikan Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Siswa diberi peluang untuk menterjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam pelajaran, sehingga siswa bisa menunjukkan dan menyampaikan kemampuannya telah di dapat, dialami sendiri oleh siswa. Dengan mendemontrasikan siswa akan mendapatkan kesan yang sangat berharga sehingga terpatri dalam hati. 5. Ulangi Tunjukkan siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan “ Aku bahwa aku memang tahu ini”. Mengulang materi pembelajaran akan menguatkan koreksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu dari materi yang telah dialami siswa secara langsung, sehingga siswa akan selalu teringat dari materi bentuk pangkat dan akar yang telah dialaminya.

29

6. Rayakan Pengakuan

untuk

menyelesaikan

partisipasi

dan

memperoleh

keterampilan dan ilmu pengetahuan. Setelah siswa secara langsung bisa menunjukan kebolehan mendemontrasikan maka siswa saling memuji antar teman dengan memberikan tepuk tangan. Tepuk tangan merupakan penghormatan atas usaha dan kesuksesaan mereka.

H. Diskusi 1. Pengertian Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan untuk mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah (Suryosubroto, 1997 dalam Trianto, 2007). Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti situasi dimana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif lebih tinggi (Atends, 1997 dalam Trianto, 2007). Menurut Suryosubroto (1997) dalam Trianto (2007) bahwa diskusi oleh guru digunakan apabila hendak: a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.

30

b. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing. c. Memperoleh umpan balik daripada siswa tentang tujuan yang telah dirumuskan apakah telah tercapai. d. Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah. e. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain). f. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah. g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut. Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antar siswa maupun komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka. Dalam hal peran guru dalam KBM dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam mengajar selama KBM. Dalam penelitian ini aktivitas-aktivitas tersebut seperti dalam bentuk Tabel 1 berikut.

31

Tabel 1 Langkah-langkah Guna Menyelenggarakan Diskusi Tahapan Tahap 1

Kegiatan Guru 

Menyampaikan tujuan dan

pembelajaran dan menyiapkan

mengatur setting Tahap 2

Guru menyampaikan tujuan

siswa untuk berpartisipasi. 

Mengarahkan diskusi

Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaanpertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isi diskusi.

Tahap 3



Menyelenggarakan diskusi

Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.

Tahap 4 Mengakhiri diskusi



Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna

32

diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa. 

Tahap 5 Melakukan tanya jawab singkat

Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses

tentang proses diskusi itu

diskusi dan berpikir siswa.

2. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Diskusi Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan yang menyangkut diskusi sangat penting. Lingkungan untuk pelaksanaan diskusi ditandai dengan proses keterbukaan peran aktif siswa. Lingkungan juga membutuhkan perhatian untuk menggunakan bentuk ruangan diskusi. Guru dapat mengatur tempat duduk yang bervariasi dan memusatkan perhatian untuk diskusi tertentu, tergantung pada kondisi kelas dan tujuan belajar. Pendekatan pengajaran ini membutuhkan berbagai tingkat pengaturan diri siswa dan mengontrol siswa (Atends, 1997; disandur Tjokrodiharjo: 2003 dalam Trianto, 2007). 3. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Diskusi Setiap

jenis

pembelajaran

mempunyai

ciri

tersendiri

dan

mempunyai keuntungan dan kelemahan, demikian juga dengan diskusi. Menurut Suryosubroto (1997) dalam Trianto (2007) keuntungan dan kelemahan diskusi antara lain:

33

a. Keuntungan Diskusi (1) Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM. (2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing. (3) Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. (4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri. (5) Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembang sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. b. Kelemahan Diskusi (1) Jalannya diskusi dapat dikuasi (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. (2) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. (3) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

34

I. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu lembar kerja yang dibuat oleh guru yang sengaja dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar

mengajar

untuk

prestasi

belajar

mereka.

(http://www.scribc.com/acc/6461437,11-an-bahan-ajar). Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik. 2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan. 3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan. Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep. 3. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut: 1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar LKS. 2. Menentukan judul-judul LKS.

35

3. Penulisan LKS. a. Rumusan

KD

LKS

diturunkan

dari

buku

pedoman

khusus

pengembangan silabus. b. Menentukan alat penilaian. c. Menyusun materi. Ada dua macam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah: 1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur Lembar Kerja Siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. 2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur Lembar Kerja Siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sarana pembelajaran.

J. Uraian Materi Tentang Bentuk Pangkat dan Akar BENTUK PANGKAT 1. Pangkat Bulat Positif a. Pengertian pangkat bulat positif Seringkali kita temukan suatu bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri secara beruntun.

36

Misalnya, 3 x 3 x 3 ditulis sebagai 33 di baca tiga pangkat tiga. 4 x 4 x 4 x 4 x 4 ditulis sebagai 45 dibaca empat pangkat lima 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 ditulis sebagai 57 di baca lima pangkat tujuh. Jadi, pangkat bulat positif adalah perkalian berganda dengan faktor-faktor yang sama. Operasinya disebut perpangkatan, notasinya disebut notasi ekiponen. Bulangan 34 merupakan bilangan berpangkat, dengan 3 merupakan bilangan pokok dan 4 merupakan pangkat. DEFINISI

b. Sifat-sifat bilangan dengan pangkat bulat positif Operasi aijabar pada bilangan berpangkar dengan pangkat bilangan positif, mempunyai sifat-sifat Ichusus. Berikur ni sifat-sifat bilangan berpangkat dengan pangkat bulat positif.

37

SIFAT

Contoh 1 Tuliskan dalam bentuk pangkat paling sederhana!

Jawab :

2. Pangkat Bulat Negatif Dan Nol a.Pangkat bulat negatif Contoh 2 Perhatikan bahwa a 4 : a 6  a 46  a 2 a4 aaaa 1 1    2 6 a aaaaaa aa a

38

Jadi, a 2 

1 a2

Dari contoh di atas dapat kita definisikan bilangan berpangkat bulat negatif sebagai berikut : DEFINISI

b.Pangkat nol Jika m , n bilangan bulat positif dan m  n, maka a m  n  a 0 Untuk menentukan nilai dari bilangan pangkat nol, perhatikan uraian berikut! a 0  a m n 

am am

=1 Sehingga dapat kita definisikan bilangan berpangkat nol sebagai berikut. DEFINISI Untuk setiap a  R dan a  0 berlaku a 0  1

39

BENTUK AKAR 1. Pengertian Bilangan Rasionat dan Irasional DEFINISI Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian

a dengan a dan b bilangan bulat dan b  0 b

Misalnya,

DEFINISI Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian

a dengan a dan b bilangan bulat dan b  0 b

2. Pengertian Bentuk Akar DEFINISI Bentuk akar adalah bitangan-bilangan di bawah tanda akar yang apabila ditarik akarnya tidak dapat menghasilkan bilangan rasional. Contoh 3 Tunjukkan manakah yang merupakan bentuk akar!

40

Jawab : a.

(bukan bentuk akar)

c.

b.

(bentuk akar)

d.

(bukan bentuk akar) (bentuk akar)

3. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar a. Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar SIFAT

Contoh 4 Sederhanakan penjumlahan dan pengurangan bentuk akar berikut!

Jawab :

b. Perkalian bentuk akar Untuk perkalian benruk akar, beriaku sifat berikut. SIFAT

Contoh 5 Sederhanakanlah perkalian bentuk akar berikut!

41

Jawab : 2  12  2  12  4  6  2 6

a. b.



5 3





5  3  5 5  5 3  3 5  3 3

 5  15  15  3  8  2 15

4. Merasionalkan bentuk penyebut suatu pecahan a. Pecahan yang berbentuk

a b

Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk

dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan

b. Pecahan yang berbentuk

b . b

a b c

Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk

dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan

c. Pecahan yang berbentuk

a , dilakukan b

a , dilakukan b c

b c . b c

a b c

Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk

a , b c

dilakukan dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan

b c . b c

42

Contoh 6 Rasionalkan bentuk pecahan berrikut! a.

b.

c.

Jawab :

K. Kerangka Berpikir Belajar Matematika merupakan proses untuk mengerti serta memahami hubungan simbol-simbol yang diterjemahkan dari keadaan serta mampu menjabarkan konsep yang dihasilkan dari situasi nyata dalam pengajaran Matematika berdasarkan pada perkembangan intelektual. Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran matematika lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat dan gairah, agar siswa lebih punya motivasi untul lebih giat belajar. Model pembelajaran yang sesuai adalah quantum teaching, dengan menerapkan metode diskusi sebagai penunjangnya.

43

Dengan adanya pembelajaran yang bersifat kreatif dan menyenangkan sebagaimana dituntut dalam pembelajaran quantum teaching, maka siswa akan merasa mudah mempelajari matematika karena belajar matematika itu menyenangkan sehingga pada akhirnya kemampuan belajar anak akan meningkat dan nilai pelajaran matematika akan mencapai ketuntasan serta dengan diterapkannya metode diskusi siswa dapat saling menghargai pendapat, berani berpendapat dan bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan.

L. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan penelitian yang akan diajukan adalah model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi pokok bentuk pangkat dan akar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X semester I SMA N 1 Karanganyar Demak tahun palajaran 2010/2011.

43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Karanganyar Demak. Adapun subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X-4 , dengan jumlah siswa 44 siswa terdiri dari 16 siswa putra dan 24 siswa putri

B. Faktor Penelitian Untuk menjawab permasalahan di atas, maka beberapa faktor yang akan dialami adalah sebagai berikut: 1. Faktor Siswa (a) Hasil belajar siswa X SMA N 1 Karanganyar Demak dalam menyelesaikan soal-soal uraian pada materi bentuk pangkat dan akar. (b) Keaktifan siswa X SMA N 1 Karanganyar Demak meliputi kemampuan dalam bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan, mendiskusikan soal dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran quantum teaching dengan metode diskus. 2. Faktor Guru Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi.

43

44

C. Rencana Tindakan Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Prosedur kerja tersebut secara garis besar dapat dijelaskan dengan skema sebagai berikut: Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi Siklus Penelitian Siklus I a. Perencanaan (1) Guru dan peneliti secara kolaboratif mengidentifikasi masalah. (2) Guru dan peneliti menentukan materi yang akan diajarkan yaitu tentang bentuk pangkat. (3) Merencanakan pembuatan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. (4) Menyusun lembar kerja siswa dan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi.

45

(5) Merancang pembentukan kelompok-kelompok kecil yang heterogen. (6) Merancang soal uji kompetensi sebagai sarana untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang disampaikan. b. Pelaksanaan Tindakan (1) Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk pangkat sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. (2) Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk pangkat dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. (3) Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari bentuk pangkat. (4) Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan

hasil

LKS

di

depan

kelas

dengan

cara

mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi. (5) Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang bentuk pangkat. (6) Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat

46

dalam pembelajaran. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti sebagai kolaborator, sebagai berikut : 1) Observasi terhadap siswa a) Peneliti mengamati komunikasi antar siswa dalam pembelajaran. b) Peneliti mengamati komunikasi guru dan siswa. c) Peneliti

mengamati

keaktifan

siswa

dalam

diskusi

untuk

menyelesaikan soal. 2) Observasi terhadap guru Peneliti mengamati guru dalam pengelolaan pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi. d. Refleksi Setelah tindakan dan observasi dilaksanakan maka hasil observasi dan evaluasi dinalisis untuk pedoman dilaksanakannya siklus II.

Siklus II Perencanaan, pelaksanaan, atau tindakan, pengamatan dan refleksi siklus II ditentukan oleh hasil refleksi I. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan pembelajaran dikelas pada siklus II. a. Perencanaan (1) Guru dan peneliti secara kolaboratif mengidentifikasi masalah. (2) Guru dan peneliti menentukan materi yang akan diajarkan yaitu tentang bentuk akar.

47

(3) Merencanakan pembuatan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. (4) Menyusun lembar kerja siswa dan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi. (5) Merancang pembentukan kelompok-kelompok kecil yang heterogen. (6) Merancang soal uji kompetensi sebagai sarana untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang disampaikan. b. Pelaksanaan Tindakan (1) Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk akar sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. (2) Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk akar dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. (3) Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari bentuk akar. (4) Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan

hasil

LKS

di

depan

kelas

mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi.

dengan

cara

48

(5) Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang bentuk akar. (6) Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti sebagai kolaborator, sebagai berikut : 1) Observasi terhadap siswa a) Peneliti mengamati komunikasi antar siswa dalam pembelajaran. b) Peneliti mengamati komunikasi guru dan siswa. c) Peneliti mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal. 2) Observasi terhadap guru Peneliti mengamati guru dalam pengelolaan pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi. d. Refleksi Menganalisis data yang telah diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pelajaran dan diharapkan akan mencapai hasil maksimal untuk menentukan kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.

49

D. Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber Data Dalam penelitian ini sumber datanya adalah guru dan siswa kelas X SMA N 1 Karanganyar Demak. 2. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari : a. Data kuantitatif

: data hasil evaluasi.

b. Data kualitatif

: data tentang keaktifan siswa diambil dari lembar

observasi dan data tentang pelaksanaan pembelajaran guru. 3. Cara Pengambilan Data a. Data kemampuan siswa diambil dari hasil evaluasi. b. Data tentang keaktifan siswa diambil dari lembar observasi. c. Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru diambil dari lembar observasi.

E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini meliputi : 1. Tes Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dilaksanakan siswa kelas X-4 SMA N 1 Karanganyar

50

Demak setelah mengikuti pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi pada materi pokok bentuk pangkat dan akar. Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes berbentuk subyektif (soal uraian). Soal tes tersebut adalah tes yang diberikan setelah materi sub pokok bahasan tersebut selesai. Tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa dengan pokok bahasan bentuk pangkat dan akar. 2. Dokumentasi Digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok bentuk pangkat dan akar. 3. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa pada saat pembelajaran matematika model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS. Prosedur yang akan ditempuh dalam pengadaan tes hasil belajar pada materi pokok bentuk pangkat dan akar. a. Pembatasan materi yang akan diujikan, yaitu materi pokok bentuk pangkat dan akar. b. Menentukan alokasi waktu. c. Menentukan bentuk tes. d. Membuat kisi-kisi soal dengan mencantumkan ruang lingkup bahan pelajaran dan tujuan pelajaran. e. Membuat perangkat tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

51

f. Mengujicobakan instrument tes pada kelas X-3 SMA N 1 Karanganyar Demak. g. Menganalisis hasil uji coba instrument tes untuk mengetahui taraf kesukaran, daya beda, reliabilitas, dan validitas instrument. h. Validitas Validitas atau keahlian adalah suatu ukuran tingkat kevaliditan atau kesahihan suatu instrument. Jadi suatu instrument (soal) dikatakan valid apabila instrument tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2003). Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas tes secara empiris adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut :

rxy 

NX

NXY  X Y  2



 X  NY 2  Y  2

2



Keterangan : rxy

: koefisien korelasi tiap item

N

: jumlah siswa yang diteliti

ΣX

: jumlah skor item

ΣY

: jumlah skor total

ΣX2

: jumlah kuadrat skor item

ΣY2

: jumlah kuadrat skor total

ΣXY

: jumlah perkalian skor item dan skor total

52

Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika di dalam perhitungan didapat rxy > rtabel, maka item soal tersebut valid (Arikunto, 2003). i. Reliabilitas Analisis reliablitias tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut. 2  n   i  r11   1    t 2   n  1 

(Arikunto, 2003)

Rumus varians total

i 

y 2 

y 2

2

n

n

Dengan : r11

= reliabilitas yang dicari

n

= jumlah butir soal

σi 2

= varians skor total

σt 2

= varians skor butir

Σy2

= jumlah skor total kuadrat

(Σy)2

= kuadrat dari jumlah skor Kriteria penjumlahan reabilitas yaitu setelah didapat harga

r11 dikonsultasikan dengan harga product moment pada tabel. Jika thit > rtabel maka tes yang diuji reliabel. Tolak ukur untuk mengintrepretasikan tingkat reliabilitas 0,00 ≤ r11 < 0,20 reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r11 < 0,40 reliabilitas rendah

53

0,40 ≤ r11 < 0,60 reliabilitas cukup 0,60 ≤ r11 < 0,80 reliabilitas tinggi 0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi j. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran butir soal diperlukan untuk mengetahui soal tersebut mudah/sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Teknik perhitungannya adalah dengan berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus ( ttabel maka daya pembeda soal tersebut signifikan.

55

F. Analisis Data 1. Data Keaktifan Siswa Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka dilakukan analisis pada instrument lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. Adapun perhitungan prosentase keaktifan siswa adalah : Pr osentase (%) 

Jumlah skor yang diperoleh x 100% Jumlah skor maksimal

2. Data Mengenai Hasil Belajar Siswa a. Menghitung Nilai Rata-Rata Untuk menghitung nilai rata-rata hasil evaluasi digunakan rumus: x

x n

Keterangan :

x

= Rata-rata nilai

Σx

= Jumlah seluruh nilai

n

= Jumlah siswa

(Sudjana, 2006) b. Menghitung Ketuntasan Belajar 1). Ketuntasan Belajar Individu Data diperoleh dari kemampuan siswa menyelesaikan masalah

dapat

ditentukan

ketuntasan

belajar

individual

menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan.

56

Ketuntasan Belajar Individu 

jumlah skor tiap siswa jumlah skor maksimal

x 100

2). Ketuntasan Belajar Klasikal Data diperoleh dari kemampuan siswa menyelesaikan masalah dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan. Ketuntasan Belajar Klasikal 

jumlah siswa yang tuntas belajar x 100 jumlah seluruh siswa

3. Data Kinerja Guru Untuk mengetahui data pengelolaan guru dalam pembelajaran dapat dilihat melalui lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. Adapun perhitungan prosentase keaktifan siswa adalah : Pr osentase (%) 

jumlah siswa yang tuntas belajar x 100 jumlah seluruh siswa

Kriteria penafsiran variable penelitian ini dilakukan : >75%

=

kemampuan guru mengajar baik

65% - 75%

=

kemampuan guru mengajar cukup

rtabel atau 0,4301 > 0,312. maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Setelah

semua

perhitungan

analisis

validitas

butir

soal

dikonsultasikan dengan harga kritik product moment validitas butir soal, maka didapatkan semua soal yaitu 8 butir soal valid. Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 6 dan hasil analisis validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 7. 2. Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek, kemudian diberikan lagi pada subjek lain di lain waktu hasilnya relatif

61

sama atau tetap. Untuk mencari reliabilitas soal uraian maka digunakan rumus alpha, yaitu :

 n   i  r11    1  t 2  dengan  n  1  

( Y) 2 Y  N  N 2

2

t

2

Kriteria penafsiran reliabilitas: Jika 0,00 ≤ r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah Jika 0,20 ≤ r11 < 0,40 : reliabilitas rendah Jika 0,40 ≤ r11 < 0,60 : reliabilitas cukup Jika 0,60 ≤ r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi Jika 0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi Dari analisis reliabilitas pada lampiran 9 terletak pada selang 0,40 ≤ r11 < 0,60

sehingga didapat 0,40 ≤ 0,56 < 0,60 maka tes yang diuji

cobakan kategori reliabilitasnya cukup. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 8 dan hasil analisis reliabilitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 9. 3. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (kelompok atas) dengan siswa yang kurang pandai

62

(kelompok bawah). Suatu soal dianggap baik bila siswa yang pandai dapat menjawab dengan benar, sehingga dengan semakin besar daya pembeda soal, maka soal tersebut semakin baik. Digunakan rumus :

t 

MH

 ML



 X1   X n i ( n i  1) 2

2 2

ni diambil dari 27% jumlah siswa, yaitu sebagi berikut :

ni 

27 x 40  10 ,8  11 100

Contoh perhitungan daya pembeda soal nomor 1 yaitu :

 X 12  1,64 MH = 4,82

ML = 4,27

 X 22  2,18

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,82  4,27 0,55 0,55 0,55     2,75 0,2 1,64  2,18 3,82 0,04 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk α = 5% dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh ttabel = 1,68 karena thitung > ttabel sehingga didapat 2,75 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 1 dinyatakan signifikan.

63

Dengan perhitungan seperti contoh di atas, maka daya pembeda semua soal siklus 1 adalah signifikan. Analisis daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 11. 4. Tingkat Kesukaran Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Contoh perhitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1 adalah sebagai berikut : Diketahui : F=0 N = 40 Maka P = F x100%  0 x100%  0% N 40 Dengan tolak ukur : Jika 0%  P  27%

: butir soal mudah

Jika 28%  P  73%

: butir soal sedang

Jika 74%  P  100% : butir soal sukar Hasil 0% dikonsultasikan dengan tolak ukur yang ada, karena harga P terletak pada selang 0% ≤ P ≤ 27% sehingga didapat 0% ≤ 0% ≤ 27, maka soal nomor 1 termasuk soal dengan tingkat kesukaran mudah. Dengan cara perhitungan yang sama seperti contoh di atas, maka dapat dikategorikan soal mudah adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8. Soal yang dikategorikan sedang adalah soal nomor

7.

64

Analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 10. Berdasakan analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran maka instrumen penelitian siklus I berupa tes uraian digunakan semua yaitu 8 soal dapat dilihat pada lampian 12. 2) Siklus II Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian sikus II, soal instrumen diuji cobakan di kelas uji coba. Agar instrumen memiliki syarat-syarat alat ukur hasil belajar yang baik, maka harus memenuhi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang baik. 1. Validitas Validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya soal. Suatu soal dapat dikatakan valid apabila soal tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut: rXY 

N  XY  (  X )(  Y )

N  X

2



 ( X ) 2 N  Y 2  ( Y ) 2



Contoh perhitungan butir soal nomor 1 :

 X  185  X  XY  5740  Y  1235  Y N  40

2

2

 X   34225  38611  Y   1525225 2

 871

2

Data dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment : rXY 

N  XY  (  X )(  Y )

N  X

2



 ( X ) 2 N  Y 2  ( Y ) 2



65

rXY 

(40)(5740)  (185)(1235) (40)(871)  34225(40)(38611)  1525225

rXY 

229600  228475 (34840  34225)(1544440  1525225

rXY 

1125 (615)(19215)

1404 11817225 1404  3437,62  0,41

rXY  rXY rXY

Koefisien validitas item nomor 1 adalah 0,41. Untuk harga kritik dari r product moment, dengan α = 5% dan N =40 maka diperoleh rtabel = 0,312 sehingga harga rXY > rtabel atau 0,41 > 0,312. maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Setelah

semua

perhitungan

analisis

validitas

butir

soal

dikonsultasikan dengan harga kritik product moment validitas butir soal, maka didapatkan semua soal yaitu 8 butir soal valid. perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 13 dan hasil analisis validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 14. 2. Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek, kemudian diberikan lagi pada subjek lain dilain waktu hasilnya relatif

66

sama atau tetap. Untuk mencari reliabilitas soal uraian maka digunakan rumus alpha, yaitu :

 n   i  2 r11    1  t 2  dengan  t  n  1   2

( Y) 2 Y  N  N 2

Kriteria penafsiran reliabilitas: Jika 0,00 ≤ r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah Jika 0,20 ≤ r11 < 0,40 : reliabilitas rendah Jika 0,40 ≤ r11 < 0,60 : reliabilitas cukup Jika 0,60 ≤ r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi Jika 0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi Dari analisis reliabilitas pada lampiran 16 diperoleh r11 terletak pada selang 0,40 ≤ r11 < 0,60 sehingga didapat 0,40 ≤ 0,54 < 0,60 maka tes yang diuji cobakan kategori reliabilitasnya cukup. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 15 dan Hasil Analisis reliabilitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 16. 3. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (kelompok atas) dengan siswa yang kurang pandai (kelompok bawah). Suatu soal dianggap baik bila siswa yang

67

pandai dapat menjawab dengan benar, sehingga dengan semakin besar daya pembeda soal, maka soal tersebut semakin baik. Digunakan rumus :

t 

MH

 ML



 X1   X n i ( n i  1) 2

2 2

ni diambil dari 27% jumlah siswa, yaitu sebagi berikut : ni 

27 x 40  10,8  11 100

Contoh perhitungan daya pembeda soal nomor 1 yaitu :

 X12  0,91 MH = 4,91

ML = 4,45

 X 22  4,73

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n ( n  1) 4,91  4,45 0,91  4,73 11(11  1)



0,46 5,64 110



0,46 0,05



0,46  2,1 0.22

Dari tabel distribusi t, untuk α = 5% dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh ttabel = 1,68 karena thitung > ttabel sehingga didapat 2,1 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 1 dinyatakan signifikan.

68

Dengan perhitungan seperti contoh di atas, maka daya pembeda semua soal siklus II adalah signifikan. Analisis daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 18. 4. Tingkat Kesukaran Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Contoh perhitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1 adalah sebagai berikut : Diketahui : F=0 N = 40 Maka P = F x100%  0 x100%  0% N 40 Dengan tolak ukur : Jika 0%  P  27%

: butir soal mudah

Jika 28%  P  73%

: butir soal sedang

Jika 74%  P  100% : butir soal sukar Hasil 0 % dikonsultasikan dengan tolak ukur yang ada, karena harga P terletak pada selang 0% ≤ P ≤ 27% sehingga didapat 0% ≤ 0% ≤ 27, maka soal nomor 1 termasuk soal dengan tingkat kesukaran mudah. Dengan cara perhitungan yang sama seperti contoh di atas, maka dapat dikategorikan soal mudah adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8, soal yang dikategorikan sedang adalah soal nomor 7. Analisis tingkat

69

kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 17. Berdasakan analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran maka instrumen penelitian siklus II berupa tes uraian digunakan semua yaitu 8 soal dapat dilihat pada lampian 18. B. Pelaksanaan Penelitian Tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Masing-masing tahapan disajikan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Agustus 2010 dan pada pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2010. Adapun Pelaksanaan Siklus I adalah sebagai berikut : a. Perencanaan 1) Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu bentuk pangkat. 2) Merancang pembelajaran model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS. a) Menyusun rencana pembelajaran siklus I. ( lampiran 20 dan 22) b) Membuat lembar kerja siswa. ( lampiran 21 dan 23) 3) Merancang perangkat tes siklus I berupa: a) Soal tes siklus I ( lampiran 25) b) Kunci jawaban soal tes siklus I. (lampiran 26)

70

c) Kisi-kisi (lampiran 24) 4) Menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan aktifitas siswa untuk mengamati perkembangan situasi dan kondisi belajar mengajar. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Melaksanakan Rencana Pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan model quantum teaching ( sistem TANDUR ) dan metode diskusi berbantuan LKS, sebagai berikut : a) Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk pangkat sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. b) Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS untuk mengalami sendiri, menciptakan

konsep

bentuk

pangkat

dan

siswa mendapat

pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. c) Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari bentuk pangkat. d) Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan

hasil

LKS

di

depan

kelas

dengan

mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi. e) Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan ulang tentang bentuk pangkat.

cara

71

f) Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran. 2) Tes akhir siklus.(Dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2010) c. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan seorang guru dari SMA Negeri 1 Karanganyar Demak untuk pengamatan terhadap siswa dalam hal keaktifan siswa dan tanggapan siswa. Sedangkan untuk pengamatan terhadap guru, pengamat mengamati kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran dengan menggunakan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS. 1) Pengamatan terhadap keaktifan Siswa dalam Belajar Mengajar : a) Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran. b) Perhatian siswa saat guru menjelaskan materi. c) Keaktifan

siswa

dalam

berdiskusi

untuk

menyelesaikan

permasalahan yang diberikan oleh guru. d) Keaktifan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru di depan kelas. e) Kesungguhan siswa mengerjakan tugas evaluasi. Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa didapat prosentase sebesar 61,88%, yang artinya tingkat keaktifan siswa rendah sehingga

72

masih kurang dari prosentase keberhasilan yaitu 75%. Dapat dilihat pada lampiran 36. 2) Pengamatan terhadap Guru yang Mengajar : Dalam proses mengajar guru memperoleh skor 15 dengan prosentase 62,5%, sehingga secara keseluruhan bahwa guru dalam proses pengajaran termasuk kategori baik (lampiran 37). Untuk prosentase tiap skor pada skor 1 atau skor kurang, guru memperoleh 0%, untuk skor 2 atau skor cukup baik guru memperoleh prosentase 25%, untuk skor 3 atau skor baik guru memperoleh prosentase hingga 37,5% dan untuk prosentase skor 4 atau sangat baik, guru mendapat 0%. Karena prosentas secara keseluruhan belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka pengamatan terhadap kinerja guru perlu dilaksanakan kembali pada siklus II. d. Refleksi Hasil tes evaluasi siklus I bahwa siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau tuntas belajar ada 29 siswa dan yang tidak tuntas belajar ada 11 siswa dengan skor rata-rata 70,25 prosentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 72,5%. Jadi ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena belum tercapai karena belum sesuai dengan dengan keberhasilan yang diharapkan yaitu  85%. Oleh karena itu kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa meningkat. Hasil pengamatan dan refleksi

73

pada siklus I dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan tindakan pelaksanaan siklus II. Dapat dilihat pada lampiran 34. Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan yang dilakukan, hasil refleksi siklus I antara lain : 1. Keaktifan siswa belum sepenuhnya merata dalam seluruh kelas. Artinya, masih ada beberapa siswa yang belum memahami masalah pada soal yang telah diberikan. Agar siswa lebih memahami materi, sebaiknya pada proses pembelajaran guru memberikan penjelasan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan menyuruh siswa untuk belajar di rumah terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. 2. Sebagian besar siswa masih takut bertanya kepada guru bila menemui kesulitan. Untuk mengatasi hal itu guru dianjurkan memotivasi para siswa untuk berani mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan. 3. Sebagian siswa masih enggan menampilkan hasil pekerjaanya. Untuk mengatasi hal itu, dianjurkan guru memberikan dorongan semangat keberanian supaya semua siswa berani menampilkan hasil pekerjaanya. 4. Kinerja guru pada siklus I belum berdampak baik bagi siswanya, sehingga pada siklus II diharapkan lebih baik. Pada dasarnya proses pembelajaran ini sudah berjalan cukup baik tetapi perlu perbaikan pada pembelajaran berikutnya, yaitu pada siklus II sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya dapat diperbaiki.

74

2. Pelaksanaan Siklus II Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 September 2010 dan pada pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 September 2010. Adapun Pelaksanaan Siklus I adalah sebagai berikut : a. Perencanaan 1) Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu bentuk akar. 2) Merancang pembelajaran dengan memberi materi/bahan ajar dengan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS. a) Menyusun rencana pembelajaran siklus II.( lampiran 27 dan 29) b) Membuat lembar kerja siswa siklus II. ( lampiran 28 dan 30) 3) Merancang perangkat tes siklus II berupa: a) Soal tes siklus II ( lampiran 32) b) Kunci jawaban soal tes siklus II. (lampiran 33) c) Kisi-kisi (lampiran 31) 4) Menyiapkan lembar observasi guru dan aktifitas siswa untuk mengamati perkembangan situasi dan kondisi belajar mengajar. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Melaksanakan Rencana Pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan model quantum teaching ( sistem TANDUR ) dan metode diskusi berbantuan LKS, sebagai berikut :

75

a) Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk akar sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. b) Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk akar dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. c) Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari bentuk akar. d) Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan

hasil

LKS

di

depan

kelas

dengan

cara

mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi. e) Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang bentuk akar. f) Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran. 2) Tes akhir siklus.(Dilaksanakan pada tanggal 27 September 2010)

76

b. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan seorang guru dari SMA Negeri 1 Karanganyar Demak untuk pengamatan terhadap siswa dalam hal keaktifan siswa dan tanggapan siswa. Sedangkan untuk pengamatan terhadap guru, pengamat mengamati kemampuan guru dalam pengelolaan

proses

pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi. 1) Pengamatan terhadap Keaktifan Siswa dalam Belajar Mengajar : a. Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran. b. Perhatian siswa saat guru menjelaskan materi. c. Keaktifan siswa saat berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. d. Keaktifan

siswa

dalam

menyelesaikan

permasalahan

yang

diberikan oleh guru di depan kelas. e. Kesungguhan siswa mengerjakan tugas evaluasi. Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa didapat prosentase sebesar 75,13%, yang artinya tingkat keaktifan siswa tinggi sehingga dapat dikatakan berhasil prosentase keberhasilan yaitu 75%. Dapat dilihat pada lampiran 37. 2) Pengamatan terhadap Guru yang Mengajar. Dalam proses mengajar guru memperoleh skor 19 dengan prosentase 79,17%, sehingga secara keseluruhan bahwa guru dalam

77

proses pengajaran termasuk kategori sangat baik (lampiran 39 ). Untuk prosentase tiap skor pada skor 1 atau skor kurang, guru memperoleh 0%, untuk skor 2 atau skor cukup baik guru memperoleh prosentase 8,33%, untuk skor 3 atau skor baik guru memperoleh prosentase hingga 37,5% dan untuk prosentase skor 4 atau sangat baik, guru mendapat 33,34%. Secara keseluruhan, guru dalam proses pengajaran termasuk dalam kategori sangat baik, sehingga aktifitas guru pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan. 3) Pengamatan terhadap tanggapan siswa Hasil pengamatan menggunakan angket yang berisi 20 item tanggapan siswa dalam penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi dengan media LKS pada materi bentuk pangkat dan akar mendapat prosentase sebesar 76,9% yang artinya tanggapan siswa

sangat setuju sekali. Dari prosentase

keberhasilan yaitu 75% sudah tercapai. Dapat dilihat pada lampiran41. d. Refleksi Hasil tes evaluasi siklus I bahwa siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau tuntas belajar ada 34 siswa dan yang tidak tuntas belajar ada 6 siswa dengan skor rata-rata 73,63 prosentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 85%. sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75% siswa yang tuntas belajar. Dapat dilihat pada lampiran 35.

78

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan yang dilakukan, hasil refleksi siklus II antara lain : 1) Keaktifan siswa sudah meningkat jika dibandingkan dengan siklus I, dikarenakan siswa sudah termotivasi untuk belajar secara aktif dan guru sudah memberikan bimbingan dengan baik serta guru sudah menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga siswa lebih tertarik belajarnya dan tidak membosankan.. 2) Kinerja guru juga sudah meningkat, dapat dilihat dari kemampuannya dalam membimbing siswa, memotivasi siswa dan mengelola kelas. 3) Tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi sangat baik, hal ini dapat dilihat dari keberanian siswa dalam menyelesaikan permasalahan di depan kelas dan dalam mengemukakan pendapat. 4) Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil. Dilihat hasil nilai tes evaluasi siklus II yang menunjukkan persentase ketuntasan belajar secara klasikal 90% lebih dari 85% yang merupakan tolak ukur keberhasilan, dan nilai rata – rata kelas menunjukkan 75,4 yang sudah melebihi indicator keberhasilan 75. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil.

79

C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS dapat meningkatkan hasil belajar materi bentuk pangkat dan akar pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Karanganyar Demak Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kinerja guru dalam proses pembelajaran materi bentuk pangkat dan akar dengan menerapkan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS dari siklus I ke siklus II sebesar 62,5% meningkat menjadi 79,17%. Dalam pengajaran, guru sudah baik dalam kinerjanya, karena guru dapat memberikan contoh penyelesaian masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari – hari, serta materi yang disampaikan dapat dipahami siswa, soal yang diberikan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75% dan dalam mengambil kesimpulan sudah mencakup semua materi. Guru dapat menciptakan suasana belajar siswa lebih aktif. Hal ini karena dalam pembelajaran siswa ikut dilibatkan dan apabila ada siswa yang mengalami kesulitan guru selalu membimbingnya. Selain itu, guru sudah bisa menguasai kelas dengan baik dan juga lebih bisa memotivasi siswa untuk belajar. Meningkatnya keaktifan siswa selama proses belajar mengajar sudah memenuhi indikator keberhasilan dari siklus I yang semula mencapai 61,88% meningkat menjadi 75,13% pada siklus II. Meningkatnya keaktifan siswa dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran siswa dilibatkan secara langsung sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran yang disajikan dan guru

80

hanya berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa bila diperlukan sehingga siswa didorong untuk berfikir sendiri untuk dapat menemukan prinsip umum berdasarkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Dengan dilibatkannya siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran maka pengetahuan yang baru diperoleh oleh siswa akan melekat dan membekas lebih lama. Hasil pengamatan tanggapan siswa terhadap model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS ditunjukkan dengan angket yang terdiri dari 20 item. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS memperoleh prosentase 76,9% yang artinya tanggapan siswa sangat setuju sekali. Dari prosentase keberhasilan yaitu 75% sudah tercapai. Hasil tes evaluasi siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau tuntas belajar ada 29 siswa dan yang tidak tuntas belajar ada 11 siswa dengan skor rata-rata 70,25 prosentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 72,5%. Jadi ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena belum sesuai dengan dengan keberhasilan yang diharapkan yaitu  85%. Sedangkan hasil tes evaluasi siklus II bahwa siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau tuntas belajar ada 34 siswa dan yang tidak tuntas belajar ada 6 siswa dengan skor rata-rata 73,63 prosentase banyaknya siswa yang tuntas belajar 85%. sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75% siswa yang tuntas belajar.

81

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa lebih memahami soal bentuk akar sehingga siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru. Ini dapat dilihat dari analisis pengamatan terhadap keaktifan siswa, bahwa siswa bersemangat untuk belajar karena siswa yang hadir dalam mengikuti pelajaran mencapai 100%. Pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS dapat diterapkan pada materi bentuk pangkat dan akar karena dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat mengembangkan kreatifitas siswa dalam mempelajari materi tersebut, serta dapat membantu siswa untuk mencari dan memunculkan masalah sehingga tujuan instruksional dimana siswa sebagai subjek pendidikan dapat terwujud dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai siswa. Selain itu peranan gurus sebagai fasilitator dan sekaligus pendamping dalam proses belajar mengajar dapat terwujud. Hasil penelitian ini mendukung pendapat DePorter (2000) yang mengemukakan bahwa Quantum taching merupakan metode pengajaran yang memiliki asas utama bawalah mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Maksud dari asas ini menunjukkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam memulai proses pembelajaran adalah memasuki dunia siswa, caranya dengan mengkaitkan materi pelajaran yang akan diberikan dengan sebuah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata mereka. Setelah kaitan terbentuk barulah guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang diajarkan.

82

Penyajian materi dalam model quantum teaching ini terdiri dari 6 langkah, yang dikenal dengan TANDUR yaitu: 1) penumbuhan minat siswa, 2) pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian, 3) penyampaian materi dengan multimetode, 4) adanya demonstrasi oleh guru dengan siswa, 5) pengulangan oleh siswa bahwa mereka benar-benar tahu, dan 6) penghargaan terhadap siswa (DePorter, 2000). Hasil

penelitian

dari

Siti

Markhamah

yang

dimuat

dalam

situs

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH9cec/a495816a.dir/d oc.pdf) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kompetensi dasar, keaktifan, dan ketrampilan siswa dalam materi pokok lingkaran. Hal ini sudah di atas indikator keberhasilan. Sedangkan keaktifan siswa tumbuhkan, alami, namai, demontrasikan, ulangi, rayakan dapat ditumbuh kembangkan.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS dapat meningkatkan keaktifan siswa, kinerja guru, dan kemampuan kognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi bentuk pangkat dan akar pada siswa kelas X-4 Semester I SMA Negeri 1 Karanganyar Demak tahun pelajaran 2010/ 2011. Hal ini ditunjukkan oleh : 1. Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar mengajar yang semula pada siklus I didapat prosentase sebesar 61,88% dengan kualifikasi penilaian sedang dan pada siklus II meningkat menjadi 75,13% dengan kualifikasi penilaian tinggi. 2. Meningkatnya hasil kemampuan kognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi bentuk pangkat dan akar menunjukkan banyaknya siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 29 siswa dengan skor rata-rata 70,25 prosentase 72,5% dengan kualifikasi penilaian baik, dan siswa yang tuntas pada siklus II meningkat menjadi 34 siswa dengan skor rata-rata 73,63 prosentase 85%. 3. Meningkatnya kinerja guru dalam pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS pada materi bentuk pangkat dan akar yang 83

84

pada siklus I diperoleh prosentase sebesar 62,5% dengan kualifikasi penilaian baik, dan pada siklus II pada materi bentuk pangkat dan akar meningkat menjadi 79,17% dengan kualifikasi penilaian sangat baik. 4. Tanggapan siswa dalam pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan

LKS mencapai persentase sebesar 76,9%

dengan

kualifikasi penilaian sangat setuju sekali.

B. Saran Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 maka peneliti mengajukan saran hendaknya guru menerapkan model quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS pada materi bentuk pangkat dan akar sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, meningkatkan keaktifan siswa, menambah motivasi belajar siswa, melatih siswa untuk bekerjasama dalam diskusi dengan temannya dalam hal menyelesaikan soal sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _________________. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. DePorter, Bobbi, Mark Reardon dan Sarah Singer-Nourie. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2007. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoyo, Herman. 2005. Strategi Belajar Matematika. Depdikbud. Lembar Kerja Siswa (LKS).http://www.scribc.com/acc/6461437,11-an-bahanajar Markhamah,Siti. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching pada Pokok Bahasan Lingkaran. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH9cec/a495816a.dir/do c.pdf Marwanta, Suwarsini Murniati, dkk. 2009. Matematika Kelas X. Jakarta : Yudhistira. Noormandiri, B. K, Endar Sucipto. 2004. Matematika untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga. Slameto. 2001. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Tim Penyusun. 1991. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto.

2007. Model – Model Pembelajaran Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Inovatif

Berorientasi

Wirodikromo, Sartono. 2008. Matematika untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga.

Lampiran 1 DAFTAR NAMA KELAS X-4 (KELAS PENELITIAN) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

KODE A-01 A-02 A-03 A-04 A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32 A-33 A-34 A-35 A-36 A-37 A-38 A-39 A-40

NAMA SISWA Abdul Rauf Ade Eka Fatma Asmiyatul Khotimah Bety Amalia Tasrika Denny Kurniawan Hermanto Dewi Ratnawati Dewi Wulandari Dewi Zuliana Dwi Kartika Sandy Demang Ari wibowo Dian Fitriani Edi Riyanto Elok Nur Afif Fira Angga Satya Herman Setiawan Ika Dewi Safitri Ikha Sutriasih Indri Wulandari Ita Purnamasari Khoirul Lisa Lailatul Kadarwati Lilik Harsono Lis Kuntari Lisa Karyawati Lutfil Umami M. Syamsul Hilal Moch Dicky Rio Saputra Muhammad Ronzi Muhammad Yunus Muizzatun Khoirin Ni’mah Novariyati Nurul Arifin Puthut Armuji Reza Rizky Putranto Risa Zulis Mailani Risnanda Setyo Raharjo Siti Noor Jannah Sri Wahyuningsih Suci Fitriani Syari’atul Wahidah

Lampiran 2 DAFTAR NAMA KELAS X-3 (KELAS UJI COBA) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 UC-36 UC-37 UC-38 UC-39 UC-40

NAMA SISWA Amanda Novita Sari Annisa Qolbi Arifka Pangestu Aristina Fita Wulandari Ayu Darliyanti Ayu Rizky Apriska Bambang Prasetyo Diah Ayu Kusuma Wati Diani Nurul Nurhidayah Dwi Juniati Sari Dwi Setiyorini Eriana Sylvia Erien Asterina Adelin Faizal Akbar Sutarto Fakhrun Nisa Furqona Putra Agry Hesti Lambang Rahayu Indah Puji Astuti Kumala Dewi Maya Alifia Rahmawati Mei Ririn Nailassafa Nita Yuliani Novia Mungawanah Oktaria Trisnawati Oktavia Nurfarika Pandu Kurniawan Pipit Puspitasari Putri Rahayu Retno Wahyuningsih Rini Ariyani Rista Hermawati Sakdiah Sri Puji Astuti Susi Nur Jayanti Syamsul Arifin Tammy Talita Apriliyana Untung Saeful Amri Wheeliana Ayu Masrifah Zuni Anis

Lampiran 3 DAFTAR KELOMPOK KELAS PENELITIAN

Kelompok 1

Kelompok 2

1

Abdul Rauf

1

Demang Ari Wibowo

2

Denny Kurniawan H

2

Edi Riyanto

3

Asmiyatul Khotimah

3

Dewi Wulandari

4

Bety Amalia Tasrika

4

Dewi Zuliana

5

Dewi Ratnawati

5

Dian Fitriani

Kelompok 3

Kelompok 4

1

Herman Setiawan

1

Nurul Arifin

2

Lilik Harsono

2

M. Syamsul Hilal

3

Elok Nur Afif

3

Ikha Sutriasih

4

Fira Angga Satya

4

Indri Wulandari

5

Ika Dewi Safitri

5

Ita Purnamasari

Kelompok 5

Kelompok 6

1

Moch Dicky Rio S

1

Muhammad Yunus

2

Muhammad Ronzi

2

Puthut Armuji

3

Khoirul Lisa

3

Lisa Karyawati

4

Lailatul Kadarwati

4

Lutfil Umami

5

Lis Kuntari

5

Muizzatun Khoirin Ni’mah

Kelompok 7

Kelompok 8

1

Reza Rizky Putranto

1

Risnanda Setyo Raharjo

2

Dwi Kartika Sandy

2

Ade Eka fatma

3

Novariyati

3

Sri Wahyuningsih

4

Risa Zulis Mailani

4

Suci Fitriani

5

Siti Noor Jannah

5

Syari’atul Wahidah

Lampiran 4 SOAL TES UJI COBA SIKLUS I

Petunjuk: -

Tulislah nama, nomor absent, dan kelas pada lembar jawaban.

-

Kerjakan soal yag dianggap lebih mudah terlebih dahulu (boleh tidak urut).

-

Dilarang mencontek, melihat, dan memberi jawaban kepada siswa lain.

-

Alokasi waktu 60 menit.

Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk di bawah ini dengan pangkat bulat positif! a. b. c. d. e.

-7

-4

2. Nyatakanlah pernyataan berikut ke dalam pangkat negatif ! a. b. c. d. e.

3. Nyatakanlah pernyataan di bawah ini tidak dalam pangkat ! a. 8-2 b. -2-4 c. d. e. 4. Sederhanakanlah ! a. b. 5. Sederhanakanlah pernyataan berikut dengan menggunakan sifat . a. b. 6. Sederhanakanlah ! a. b. c. 7. Sederhanakanlah ! a. b. 8. Sederhanakanlah, kemudian nyatakan tiap pernyataan di bawah ini dalam pangkat positif. a.

b.

Lampiran 5 SOAL TES UJI COBA SIKLUS II

Petunjuk: -

Tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawaban.

-

Kerjakan soal yang dianggap lebih mudah terlebih dahulu (boleh tidak urut).

-

Dilarang mencontek, melihat, dan memberi jawaban kepada siswa lain.

-

Alokasi waktu 80 menit.

Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Nyatakanlah bentuk di bawah ini tanpa pangkat. a. b. c. d. e. 2. Sederhanakanlah operasi penjumlahan dan pengurangan di bawah ini. a. b. b.

2

3. Sederhanakanlah. a. b.

4. Sederhanakanlah pernyataan berikut : 5. Jika diketahui dan

dan

. Tentukan:

!

6. Rasionalkan penyebut tiap-tiap pernyataan di bawah ini. a. b. 7. Sederhanakanlah dengan dengan merasionalkan pembilang pecahan 8. Rasionalkan penyebut dari pecahan

!

!

Lampiran 6 UJI VALIDITAS SIKLUS I

NO

KODE SISWA

UC - 01 1 UC - 02 2 UC - 03 3 UC - 04 4 UC - 05 5 UC - 06 6 UC - 07 7 UC - 08 8 UC - 09 9 UC - 10 10 UC - 11 11 UC - 12 12 UC - 13 13 UC - 14 14 UC - 15 15 UC - 16 16 UC - 17 17 UC - 18 18 UC - 19 19 UC - 20 20 UC - 21 21 UC - 22 22 UC - 23 23 UC - 24 24 UC - 25 25 UC - 26 26 UC - 27 27 UC - 28 28 UC - 29 29 UC - 30 30 UC - 31 31 UC - 32 32 UC - 33 33 UC - 34 34 UC - 35 35 UC - 36 36 UC - 37 37 UC - 38 38 UC - 39 39 UC - 40 40 JUMLAH KORELASI R KRITERIA KETERANGAN

NOMOR BUTIR SOAL ( X ) 1 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 181 0.430 0.312

2 2 5 4 5 5 2 2 5 5 3 5 3 2 5 5 2 2 4 3 2 3 4 5 3 5 3 3 5 4 3 5 3 4 5 3 4 5 3 5 4 150 0.576 0.312

3 3 4 3 5 5 3 2 5 5 3 5 2 4 3 4 2 2 3 5 3 2 0 3 4 3 3 2 1 5 3 3 4 3 1 3 5 3 3 4 3 129 0.519 0.312

4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 3 3 2 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 3 4 3 0 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 130 0.501 0.312

1 4 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 3 2 5 5 4 3 4 5 2 2 5 4 5 5 0 2 5 3 3 2 3 4 5 2 5 3 4 3 3 150 0.741 0.312

6 4 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4 169 0.387 0.312

7 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 5 3 2 3 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 1 4 1 4 2 2 3 3 5 3 3 2 2 3 0 105 0.526 0.312

8 4 4 4 3 5 4 3 5 3 4 5 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 142 0.382 0.312

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

JUMLA H (Y) 28 33 33 31 37 27 26 35 33 32 38 26 23 34 29 25 22 27 33 26 24 29 30 31 32 20 24 27 33 24 27 26 29 32 28 32 30 26 29 25 1156

Lampiran 7 ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL SIKLUS I Soal No.1

 X  181  X  XY  5266  Y  1156  Y N  40

2

2

 X   32761  34076  Y   1336336  829

2

2

Data dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment : rXY 

N  XY  ( X )( Y )

N  X

2



 ( X ) 2 N  Y 2  ( Y ) 2



rXY 

(40)(5266)  (181)(1156) (40)(829)  32761(40)(34076)  1336336

rXY 

210640  209236 (33160  32761)(1363040  1336336

rXY 

1404 (399)(26704)

1404 10654896 1404  3264,1838  0,430

rXY  rXY rXY

Koefisien validitas item nomor 1 adalah 0,430. Untuk harga kritik dari r product moment, dengan   5% dan N =40 maka diperoleh rtabel  0,312 sehingga harga rXY  rtabel atau 0,430 > 0,312. maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Soal no.2 sampai 8 dapat dihitung dengan cara yang sama seperti no.1.sehingga dapat langsung dimasukkan kedalam tabel uji validitas pada siklus I (lampiran 6).

Lampiran 8 UJI RELIABILITAS SIKLUS I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

KODE SISWA UC - 01 UC - 02 UC - 03 UC - 04 UC - 05 UC - 06 UC - 07 UC - 08 UC - 09 UC - 10 UC - 11 UC - 12 UC - 13 UC - 14 UC - 15 UC - 16 UC - 17 UC - 18 UC - 19 UC - 20 UC - 21 UC - 22 UC - 23 UC - 24 UC - 25 UC - 26 UC - 27 UC - 28 UC - 29 UC - 30 UC - 31 UC - 32 UC - 33 UC - 34 UC - 35 UC - 36 UC – 37 UC – 38 UC – 39 UC – 40 JUMLAH Varian Butir

NOMOR BUTIR SOAL ( X ) 1 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 181 0,25

2 2 5 4 5 5 2 2 5 5 3 5 3 2 5 5 2 2 4 3 2 3 4 5 3 5 3 3 5 4 3 5 3 4 5 3 4 5 3 5 4 150 1,29.

3 3 4 3 5 5 3 2 5 5 3 5 2 4 3 4 2 2 3 5 3 2 0 3 4 3 3 2 1 5 3 3 4 3 1 3 5 3 3 4 3 129 1,47

4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 3 3 2 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 3 4 3 0 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 130 0,74

5 4 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 3 2 5 5 4 3 4 5 2 2 5 4 5 5 0 2 5 3 3 2 3 4 5 2 5 3 4 3 3 150 1,64

6 4 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4 169 0,57

JUMLAH 7 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 5 3 2 3 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 1 4 1 4 2 2 3 3 5 3 3 2 2 3 0 105 1,18

8 4 4 4 3 5 4 3 5 3 4 5 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 142 0,55

(Y) 28 33 33 31 37 27 26 35 33 32 38 26 23 34 29 25 22 27 33 26 24 29 30 31 32 20 24 27 33 24 27 26 29 32 28 32 30 26 29 25 1156 7,69

Lampiran 9 ANALISIS RELIABILITAS SOAL UJI COBA SIKLUS I

Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu  n    i r11    1 2 t  n  1 

2

  dengan  t 2   

( Y ) 2 N N

Y 2 

Dari tabel bantu diperoleh : N = 40

X X X X X X X X Y

 829

2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8

2

 614  475  452  628  737  323  526

 34076

 X   32761  X   22500  X   16641  X   16900  X   22500  X   28561  X   11025  X   20164  Y   1336336 2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

Mencari varians: ( X 1 ) 2 N  N 32761 829  40  829  819,025  9,975  0,25  40 40 40  X1  2

1

2

1

2

( X 2 ) 2 N  N 22500 614  40  614  562,5  51,5  1,29  40 40 40  X2  2

2

2

2

2

2

3  2

3  2

( X 3 ) 2 N N

 X3 

16641 40  475  416 ,025  58 ,975  1, 47 40 40 40

475 

( X 4 ) 2  X4  N  N 16900 452  40  452  422 ,5  29 ,5  0,74  40 40 40 2

4

2

4

2

( X 5 )2 N  N 22500 628  40  628  562 ,5  65 ,5  1,64  40 40 40  X5  2

5

2

5

2

( X 6 ) 2 N  N 28561 737  40  737  714 ,025  22 ,975  0,57  40 40 40  X6  2

6

2

6

2

( X 7 ) 2 N  N 11025 323  40  323  275 ,625  47 ,375  1,18  40 40 40  X7  2

7

2

7

2

( X 8 ) 2  X8  N  N 20164 526  40  526  504 ,1  21,9  0,55  40 40 40 2

8

2

8

2

Sehingga :

 

2 i

  12   22   32   42   52   62   72   82

2 i

0,25  1,29  1,47  0,74  1,64  0,57  1,18  0,55  7,69

Untuk varians total : ( Y ) 2 N  N 1336336 34076  34076  33408 , 4 667 ,6 40     16 .69 40 40 40 Y  2

t

2

t

2

Kemudian damasukkan ke dalam rumus alpha sehingga didapat : 2  n    i r11    1 2 t  n  1 

    7,69   40  r11     (1,03)(1  0,46)  (1,03)(0,54)  0,56 1   40  1  16,69 

Karena harga r11 terletak pada selang 0,40 < r11  0,60 sehingga didapat 0,40 < 0,56  0,60 maka tes yang diuji cobakan kategori reliabilitasnya cukup.

Lampiran 10 ANALISIS TARAF KESUKARAN SOAL TES UJI COBA SIKLUS I Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus : P

F x100% N

F = banyakna testi yang gagal N = jumlah peserta tes Dengan tolak ukur : Jika 0%  P  27%

: butir soal mudah

Jika 28%  P  73% : butir soal sedang Jika 74%  P  100% : butir soal sukar Sehingga didapat : No.Soal

F

N

P

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

0 7 9 4 8 0 15 1

40 40 40 40 40 40 40 40

0% 18% 23% 10% 20% 0% 38% 3%

Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah

Lampiran 11 ANALISIS DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL SOAL TES UJI COBA SIKLUS I Soal no.1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 4,82

Skor HG X1

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 53

5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 47

-0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 0.82 0.82 -0.18 -0.18 -0.18

-0.73 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 -0.73 0.27 0.27 -0.73 0.27

0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.67 0.67 0.03 0.03 0.03

0.53 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.53 0.07 0.07 0.53 0.07

1.64

2.18

4.82

ML = 4,27

4.27

 X 12  1,64  X 22  2,18

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,82  4,27 0,55 0,55 0,55     2,75 0,2 1,64  2,18 3,82 0,04 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,75 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 1 dinyatakan signifikan.

Soal no.2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 4,45

Skor HG X1

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

5 5 5 5 5 4 5 3 4 3 5 49

2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 30

-0.55 -0.55 -0.55 -0.55 -0.55 0.45 -0.55 1.45 0.45 1.45 -0.55

0.73 -0.27 -0.27 0.73 -1.27 -0.27 -0.27 -0.27 -0.73 0.73 -0.27

0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.21 0.30 2.12 0.21 2.12 0.30

0.53 0.07 0.07 0.53 1.62 0.07 0.07 0.07 0.53 0.53 0.07

6.73

4.18

4.45

2.73

ML = 2,73

 X 12  6,73  X 22  4,18

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,45  2,73 1,72 1,72 1,72     5,38 6,73  4,18 10,91 0,1 0,32 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 5,38 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 2 dinyatakan signifikan.

Soal no.3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 4,18

Skor HG X1

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

5 5 5 3 4 3 5 5 5 3 3 46

3 4 3 2 3 2 2 3 4 2 3 31

-0.82 -0.82 -0.82 1.18 0.18 1.18 -0.82 -0.82 -0.82 1.18 1.18

-0.18 -1.18 -0.18 0.82 -0.18 0.82 0.82 -0.18 -1.18 0.82 -0.18

0.67 0.67 0.67 1.40 0.03 1.40 0.67 0.67 0.67 1.40 1.40

0.03 1.40 0.03 0.67 0.03 0.67 0.67 0.03 1.40 0.67 0.03

9.64

5.64

4.18

2.82

ML = 2,82

 X 12  9,64  X 22  5,64

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML  X 12   X 22 n (n  1) 4,18  2,82 1,36 1,36 1,36     3,68 9,64  5,64 15,28 0,14 0,37 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 3,68 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 3 dinyatakan signifikan.

Soal no.4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 3,91

Skor HG X1 3 4 4 4 3 4 3 5

Skor LG X2 3 2 3 4 3 3 0 2

x1 (X1-MH) 0.91 -0.09 -0.09 -0.09 0.91 -0.09 0.91 -1.09

x2 (X2-ML) -0.45 0.55 -0.45 -1.45 -0.45 -0.45 2.55 0.55

x12

x22

0.83 0.01 0.01 0.01 0.83 0.01 0.83 1.19

0.21 0.30 0.21 2.12 0.21 0.21 6.48 0.30

4 5 4 43

2 3 3 28

-0.09 -1.09 -0.09

0.55 -0.45 -0.45

0.01 1.19 0.01

0.30 0.21 0.21

4.91

10.73

3.91

2.55

ML = 2,55

 X 12  4,91  X 22  10,73

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML  X 12   X 22 n (n  1) 3,91  2,55 1,36 1,36 1,36     3,58 4,91  10,73 15,64 0,14 0,38 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 3,58 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 4 dinyatakan signifikan.

Soal no.5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 4,73

Skor HG X1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 52

Skor LG X2 2 3 4 4 3 2 2 3 2 3 0 28

4.73

x1 (X1-MH) -0.27 -0.27 -0.27 -0.27 -0.27 -0.27 -0.27 -0.27 1.73 0.73 -0.27

x2 (X2-ML) 0.55 -0.45 -1.45 -1.45 -0.45 0.55 0.55 -0.45 0.55 -0.45 2.55

2.55

ML = 2,55

 X 12  4,18  X 22  12,73

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,73  2,55  4,18  12,73 11(11  1)

2,18 2,18 2,18    5,59 16,91 0,15 0,39 110

x12

x22

0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 2.98 0.53 0.07

0.30 0.21 2.12 2.12 0.21 0.30 0.30 0.21 0.30 0.21 6.48

4.18

12.73

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 5,59 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 5 dinyatakan signifikan.

Soal no.6 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 4,64

Skor HG X1 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 51

Skor LG X2 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 42

4.64

3.82

ML = 3,82

x1 (X1-MH) -0.36 -0.36 1.64 -0.36 1.64 -0.36 -0.36 -0.36 -0.36 -0.36 -0.36

 X 12  6,55  X 22  3,64

x2 (X2-ML) 0.82 -0.18 -0.18 -1.18 -0.18 0.82 -0.18 -0.18 -0.18 0.82 -0.18

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,64  3,82 0,82 0,82 0,82     2,73 0,3 6,55  3,64 10,19 0,09 11(11  1) 110

x12

x22

0.13 0.13 2.68 0.13 2.68 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13

0.67 0.03 0.03 1.40 0.03 0.67 0.03 0.03 0.03 0.67 0.03

6.55

3.64

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,73 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 6 dinyatakan signifikan.

Soal no.7 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 3,27

Skor HG X1 5 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 36

Skor LG X2 3 3 2 1 0 3 4 2 2 1 1 22

3.27

2.00

ML = 2,00

x1 (X1-MH) -1.73 0.27 0.27 0.27 -0.73 0.27 0.27 0.27 -0.73 0.27 1.27

 X 12  6,18  X 22  14,00

x2 (X2-ML) -1.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 -1.00 -2.00 0.00 0.00 1.00 1.00

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 3,27  2,00 1,27 1,27 1,27     3,02 6,18  14,00 20,18 0,18 0,42 11(11  1) 110

x12

x22

2.98 0.07 0.07 0.07 0.53 0.07 0.07 0.07 0.53 0.07 1.62

1.00 1.00 0.00 1.00 4.00 1.00 4.00 0.00 0.00 1.00 1.00

6.18

14.00

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 3,02 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 7 dinyatakan signifikan.

Soal no.8 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

MH = 3,91

Skor HG X1 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 43

Skor LG X2 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 37

3.91

3.36

ML = 3,36

x1 (X1-MH) -1.09 -1.09 -1.09 -0.09 -0.09 -0.09 0.91 0.91 0.91 -0.09 0.91

 X 12  6,91  X 22  6,55

x2 (X2-ML) -1.64 0.36 0.36 0.36 -0.64 -0.64 -0.64 0.36 0.36 0.36 1.36

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n ( n  1) 3,91  3,36 6,91  6,55 11(11  1)



0,55 13,46 110



0,55 0,12



0,55  2,57 0,35

x12

x22

1.19 1.19 1.19 0.01 0.01 0.01 0.83 0.83 0.83 0.01 0.83

2.68 0.13 0.13 0.13 0.40 0.40 0.40 0.13 0.13 0.13 1.86

6.91

6.55

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,57 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 8 dinyatakan signifikan.

Lampiran 12 REKAPITULASI SOAL TES UJI COBA SIKLUS I

ANALISIS

No. Soal

Validitas

Reliabilitas

Daya Pembeda

Taraf kesukaran

Keterangan

1

Valid

Reliabel

Signifikan

0%

Mudah

2

Valid

Reliabel

Signifikan

18%

Mudah

3

Valid

Reliabel

Signifikan

23%

Mudah

4

Valid

Reliabel

Signifikan

10%

Mudah

5

Valid

Reliabel

Signifikan

20%

Mudah

6

Valid

Reliabel

Signifikan

0%

Mudah

7

Valid

Reliabel

Signifikan

38%

Sedang

8

Valid

Reliabel

Signifikan

3%

Mudah

Lampiran 13 UJI VALIDITAS SIKLUS II NO

KODE SISWA

UC - 01 UC - 02 UC - 03 UC - 04 UC - 05 UC - 06 UC - 07 UC - 08 UC - 09 UC - 10 UC - 11 UC - 12 UC - 13 UC - 14 UC - 15 UC - 16 UC - 17 UC - 18 UC - 19 UC - 20 UC - 21 UC - 22 UC - 23 UC - 24 UC - 25 UC - 26 UC - 27 UC - 28 UC - 29 UC - 30 UC - 31 UC - 32 UC - 33 UC - 34 UC - 35 UC - 36 UC - 37 UC - 38 UC - 39 UC - 40 JUMLAH KORELASI R KRITERIA KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

NOMOR BUTIR SOAL ( X )

JUMLAH

1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 185 0.327 0.312

2 4 5 4 5 4 3 2 5 5 5 3 3 2 5 5 2 3 5 5 2 3 3 2 5 3 3 4 5 4 4 5 2 4 3 4 4 2 5 4 3 149 0.617 0.312

3 4 5 4 5 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 5 4 5 3 5 4 2 5 3 3 5 3 4 3 5 4 5 4 4 3 3 5 3 4 4 5 156 0.491 0.312

4 4 5 3 4 3 3 3 5 3 3 5 3 2 3 3 3 3 5 3 2 5 3 3 3 3 5 4 3 4 4 5 3 3 4 3 4 3 3 5 3 141 0.564 0.312

5 4 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 173 0.637 0.312

6 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 2 2 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 3 5 4 4 5 5 3 5 5 4 5 3 4 3 4 3 4 167 0.517 0.312

7 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 3 2 3 4 5 3 4 4 4 3 4 123 0.390 0.312

8 4 5 4 4 3 4 5 5 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 5 3 4 4 3 3 3 3 5 3 4 4 3 141 0.531 0.312

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

(Y) 34 38 33 34 32 27 30 36 34 30 36 24 22 33 31 27 28 30 34 28 31 31 27 29 30 29 29 32 35 30 35 29 30 32 27 36 25 33 33 31 1235

Lampiran 14 ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL SIKLUS II Soal No.1

 X  185  X  XY  5740  Y  1235  Y N  40

2

2

 X   34225  38611  Y   1525225  871

2

2

Data dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment : rXY 

N  XY  ( X )( Y )

N  X

2



 ( X ) 2 N  Y 2  ( Y ) 2



rXY 

(40)(5740)  (185)(1235) (40)(871)  34225(40)(38611)  1525225

rXY 

229600  228475 (34840  34225)(1544440  1525225

rXY 

1125 (615)(19215)

1404 11817225 1404  3437,62  0,33

rXY  rXY rXY

Koefisien validitas item nomor 1 adalah 0,33. Untuk harga kritik dari r product moment, dengan   5% dan N =40 maka diperoleh rtabel  0,312 sehingga harga rXY  rtabel atau 0,33 > 0,312. maka soal nomor 1 dinyatakan valid. Soal no.2 sampai 8 dapat dihitung dengan cara yang sama seperti no.1.sehingga dapat langsung dimasukkan kedalam tabel uji validitas pada siklus I (lampiran 13)

Lampiran 15 UJI RELIABILITAS SIKLUS II NO

kode siswa

1 UC - 01 2 UC - 02 3 UC - 03 4 UC - 04 5 UC - 05 6 UC - 06 7 UC - 07 8 UC - 08 9 UC - 09 10 UC - 10 11 UC - 11 12 UC - 12 13 UC - 13 14 UC - 14 15 UC - 15 16 UC - 16 17 UC - 17 18 UC - 18 19 UC - 19 20 UC - 20 21 UC - 21 22 UC - 22 23 UC - 23 24 UC - 24 25 UC - 25 26 UC - 26 27 UC - 27 28 UC - 28 29 UC - 29 30 UC - 30 31 UC - 31 32 UC - 32 33 UC - 33 34 UC - 34 35 UC - 35 36 UC - 36 37 UC - 37 38 UC - 38 39 UC - 39 40 UC - 40 JUMLAH Varian Butir

NOMOR BUTIR SOAL ( X ) 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 185 0,38

2 4 5 4 5 4 3 2 5 5 5 3 3 2 5 5 2 3 5 5 2 3 3 2 5 3 3 4 5 4 4 5 2 4 3 4 4 2 5 4 3 149 1,20

3 4 5 4 5 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 5 4 5 3 5 4 2 5 3 3 5 3 4 3 5 4 5 4 4 3 3 5 3 4 4 5 156 0,74

4 4 5 3 4 3 3 3 5 3 3 5 3 2 3 3 3 3 5 3 2 5 3 3 3 3 5 4 3 4 4 5 3 3 4 3 4 3 3 5 3 141 0,75

5 4 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 173 0,57

6 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 2 2 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 3 5 4 4 5 5 3 5 5 4 5 3 4 3 4 3 4 167 0,79

7 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 3 2 3 4 5 3 4 4 4 3 4 123 0,77

8 4 5 4 4 3 4 5 5 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 5 3 4 4 3 3 3 3 5 3 4 4 3 141 0,55

JUMLAH (Y) 34 38 33 34 32 27 30 36 34 30 36 24 22 33 31 27 28 30 34 28 31 31 27 29 30 29 29 32 35 30 35 29 30 32 27 36 25 33 33 31 1235 5,75

Lampiran 16 ANALISIS RELIABILITAS SOAL UJI COBA SIKLUS II Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu 2  n   i r11   1  2 t  n  1 

  dengan  t 2  

( Y ) 2 Y  N  N 2

Dari tabel bantu diperoleh : 871 34225

603 22201

638 24336

527 19881

771 29929

729 27889

409 15129

N = 40

X X X X X X X X Y

 871

2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8

2

 603  638  527  771  729  409  519

 38611

 X   34225  X   22201  X   24336  X   19881  X   29929  X   27889  X   15129  X   19881  Y   1525225 2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

Mencari varians: ( X 1 ) 2 N  N 34225 871  40  871  855,625  15,375  0,38  40 40 40  X1  2

1

2

1

2

519 19881

38611 1525225

( X 2 ) 2 N  N 22201 603  40  603  555,025  47,975  1,20  40 40 40  X2  2

2

2

2

2

3  2

3  2

 X3

2

( X 3 ) 2  N N

24336 40  638  608 ,4  29 ,6  0,74 40 40 40

638 

( X 4 ) 2 N  N 19881 527  40  527  497 ,025  29,975  0,75  40 40 40  X4  2

4

2

4

2

( X 5 )2 N  N 29929 771  40  771  748 , 225  22 ,775  0,57  40 40 40  X5  2

5

2

5

2

( X 6 )2 N  N 27889 729  40  729  697 ,225  31,775  0,79  40 40 40  X6  2

6

2

6

2

( X 7 )2 N  N 15129 409  40  409  378 , 225  30 ,775  0,77  40 40 40  X7  2

7

2

7

2

( X 8 ) 2 N  N 19881 519  40  519  497 ,025  21,975  0,55  40 40 40  X8  2

8

2

8

2

Sehingga :

 

2 t

  12   22   32   42   52   62   72   82

2 t

0,38  1,20  0,74  0,75  0,57  0,79  0,77  0,55  5,75

Untuk varians total : ( Y )2 N  N 1525225 38611  38611  38130 ,625 480 ,375 40     12 ,01 40 40 40 Y  2

t

2

t

2

Kemudian damasukkan ke dalam rumus alpha sehingga didapat : 2  n    i r11    1 2 t  n  1 

    5,75   40  r11     (1,03)(1  0,48)  (1,03)(0,52)  0,54 1   40  1  12,01 

Karena harga r11 terletak pada selang 0,40 < r11  0,60 sehingga didapat 0,40 < 0,54  0,60 maka tes yang diuji cobakan kategori reliabilitasnya cukup.

Lampiran 17 ANALISIS TARAF KESUKARAN SOAL TES UJI COBA SIKLUS II Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus : P

F x100% N

F = banyakna testi yang gagal N = jumlah peserta tes Dengan tolak ukur : Jika 0%  P  27% : butir soal mudah Jika 28%  P  73% : butir soal sedang Jika 74%  P  100% : butir soal sukar Sehingga didapat : No.Soal

F

N

P

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

0 7 1 2 1 2 12 1

40 40 40 40 40 40 40 40

0% 18% 3% 5% 3% 5% 30% 3%

Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah

Lampiran 18 ANALISIS DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL SOAL TES UJI COBA SIKLUS II Soal no.1 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

1

5

4

-0.09

0.45

0.01

0.21

2 3 4 5 6 7 8 9 10

5

5

5

5

5

4

5

4

4

5

5

5

5

4

5

3

5

5

-0.09 -0.09 -0.09 -0.09 0.91 -0.09 -0.09 -0.09 -0.09

-0.55 -0.55 0.45 0.45 -0.55 -0.55 0.45 1.45 -0.55

0.01 0.01 0.01 0.01 0.83 0.01 0.01 0.01 0.01

0.30 0.30 0.21 0.21 0.30 0.30 0.21 2.12 0.30

11

5

5

-0.09

-0.55

0.01

0.30

0.91

4.73

Jmlh Ratarata

MH = 4,91

54

49

4.91

4.45

ML = 4,45

 X 12  0,91  X 22  4,73

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n ( n  1) 4,91  4,45 0,91  4,73 11(11  1)



0,46 5,64 110



0,46 0,05



0,46  2,1 0.22

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,1 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 1 dinyatakan signifikan.

Soal no.2 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

1

5

4

-0.55

-1.36

0.30

1.86

2 3 4 5 6 7 8 9 10

5

2

3

3

4

2

4

3

5

2

4

2

5

4

5

2

5

3

-0.55 1.45 0.45 0.45 -0.55 0.45 -0.55 -0.55 -0.55

0.64 -0.36 0.64 -0.36 0.64 0.64 -1.36 -0.64 -0.36

0.30 2.12 0.21 0.21 0.30 0.21 0.30 0.30 0.30

0.40 0.13 0.40 0.13 0.40 0.40 1.86 0.40 0.13

11

4

2

0.45

0.64

0.21

0.40

4.73

6.55

Jmlh Ratarata

49

29

4.45

MH = 4,45

2.64

ML = 2,64

 X 12  4,73  X 22  6,55

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,45  2,64 4,73  6,55 11(11  1)



1,81 11,28 110



1,81 0 .1



1,81  5,66 0.32

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 5,66 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 2 dinyatakan signifikan.

Soal no.3 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

1

5

4

-0.55

-0.45

0.30

0.21

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jmlh Ratarata

3

4

4

5

5

4

5

3

5

4

4

3

5

3

5

3

5

3

3

3

1.45 0.45 -0.55 -0.55 -0.55 0.45 -0.55 -0.55 -0.55 1.45

-0.45 -1.45 -0.45 0.55 -0.45 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55

2.12 0.21 0.30 0.30 0.30 0.21 0.30 0.30 0.30 2.12

0.21 2.12 0.21 0.30 0.21 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30

6.73

4.73

MH = 4,45

49

39

4.45

3.55

ML = 3,55

 X 12  6,73  X 22  4,73

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML  X 12   X 22 n (n  1) 4,45  3,55 0,9 0,9 0,9     2,81 6,73  4,73 11,46 0,10 0,32 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,81 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 3 dinyatakan signifikan.

Soal no.4 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

1

5

4

-0.91

-1.09

0.83

1.19

2 3 4 5 6 7 8

5

3

5

3

4

2

4

3

5

3

4

3

4

3

-0.91 -0.91 0.09 0.09 -0.91 0.09 0.09

-0.09 -0.09 0.91 -0.09 -0.09 -0.09 -0.09

0.83 0.83 0.01 0.01 0.83 0.01 0.01

0.01 0.01 0.83 0.01 0.01 0.01 0.01

9 10

3

3

3

3

1.09 1.09

-0.09 -0.09

1.19 1.19

0.01 0.01

11 Jmlh Ratarata

3

2

1.09

0.91

1.19

0.83

6.91

2.91

MH = 4,09

45

32

4.09

2.91

ML = 2,91

 X 12  6,91  X 22  2,91

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML  X 12   X 22 n (n  1) 4,09  2,91 1,18 1,18 1,18     3,93 6,91  2,91 9,82 0,09 0,3 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 3,93 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 4 dinyatakan signifikan.

Soal no.5 No

Skor HG X1

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

-0.36 -0.36 0.64 -0.36 1.64 -0.36 -0.36 -0.36 -0.36 -0.36

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.83 0.01 0.01 0.01

0.13 0.13 0.40 0.13 2.68 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13

0.64

0.01

0.40

0.91

4.55

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5

4

5

4

5

3

5

4

5

2

5

4

4

4

5

4

5

4

5

4

-0.09 -0.09 -0.09 -0.09 -0.09 -0.09 0.91 -0.09 -0.09 -0.09

11 Jmlh Ratarata

5

3

-0.09

MH = 4,91

54

40

4.91

3.64

ML = 3,64

 X 12  0,91  X 22  4,55

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,91  3,64 1,27 1,27 1,27     5,77 0,91  4,55 5,46 0,05 0,22 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 5,77 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 5 dinyatakan signifikan.

Soal no.6 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

-0.18 -1.18 -0.18 -1.18 -1.18 -0.18 -1.18 0.82 0.82 1.82

0.53 0.07 0.07 0.53 0.07 0.07 0.07 0.53 0.07 0.07

0.03 1.40 0.03 1.40 1.40 0.03 1.40 0.67 0.67 3.31

1.82

0.07

3.31

2.18

13.64

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4

4

5

5

5

4

4

5

5

5

5

4

5

5

4

3

5

3

5

2

0.73 -0.27 -0.27 0.73 -0.27 -0.27 -0.27 0.73 -0.27 -0.27

11 Jmlh Ratarata

5

2

-0.27

MH = 4,73

52

42

4.73

3.82

ML = 3,82

 X 12  2,18  X 22  13,64

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,73  3,82 0,91 0,91 0,91     2,46 2,18  13,64 15,82 0,14 0,37 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,46 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 6 dinyatakan signifikan.

Soal no.7 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

0.55 -0.45 0.55 -0.45 -0.45 0.55 0.55 -0.45 -1.45 0.55

0.40 0.13 2.68 0.40 0.40 1.86 0.40 1.86 0.13 0.13

0.30 0.21 0.30 0.21 0.21 0.30 0.30 0.21 2.12 0.30

0.55

0.13

0.30

8.55

4.73

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4

2

3

3

5

2

4

3

4

3

2

2

4

2

2

3

3

4

3

2

-0.64 0.36 -1.64 -0.64 -0.64 1.36 -0.64 1.36 0.36 0.36

11 Jmlh Ratarata

3

2

0.36

MH = 3,36

37

28

3.36

2.55

ML = 2,55

 X 12  8,55  X 22  4,73

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 3,36  2,55 0,81 10,81 0,81     2,31 8,55  4,73 13,28 0,12 0,35 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 2,31 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 7 dinyatakan signifikan.

Soal no.8 Skor HG X1

No

Skor LG X2

x1 (X1-MH)

x2 (X2-ML)

x12

x22

0.09 0.09 0.09 -0.91 -0.91 0.09 0.09 0.09 0.09 1.09

1.00 1.00 0.00 1.00 1.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00

0.01 0.01 0.01 0.83 0.83 0.01 0.01 0.01 0.01 1.19

0.09

0.00

0.01

6.00

2.91

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5

3

5

3

4

3

5

4

3

4

4

3

4

3

4

3

3

3

3

2

-1 -1 0 -1 1 0 0 0 1 1

11 Jmlh Ratarata

4

3

0

MH = 4,00

44

34

4.00

3.09

ML = 3,09

 X 12  6,00  X 22  2,91

n = 11

Data di atas dimasukkan ke dalam rumus :

t

t

MH  ML   X 12   X 22 n (n  1) 4,00  3,09 0,91 0,91 0,91     3,25 6,00  2,91 8,91 0,08 0,28 11(11  1) 110

Dari tabel distribusi t, untuk   5%, dk = (11-1)+(11-1) = 20 diperoleh

ttabel  1,68 karena t hitung  t tabel sehingga didapat 3,25 > 1,68 maka daya pembeda soal nomor 8 dinyatakan signifikan.

Lampiran 19 REKAPITULASI SOAL TES UJI COBA SIKLUS II

ANALISIS

No. Soal

Validitas

Reliabilitas

Daya Pembeda

Taraf kesukaran

Keterangan

1

Valid

Reliabel

Signifikan

0%

Mudah

2

Valid

Reliabel

Signifikan

18%

Mudah

3

Valid

Reliabel

Signifikan

3%

Mudah

4

Valid

Reliabel

Signifikan

5%

Mudah

5

Valid

Reliabel

Signifikan

3%

Mudah

6

Valid

Reliabel

Signifikan

5%

Mudah

7

Valid

Reliabel

Signifikan

30%

Sedang

8

Valid

Reliabel

Signifikan

3%

Mudah

Lampiran 20 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP 1) (Siklus I) Sekolah

: SMA N 1 Karanganyar Demak

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

:X/1

Materi Pokok

: Bentuk Pangkat dan Akar

Pertemuan

:1

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat dan akar. B. Kompetensi Dasar Menggunakan aturan pangkat dan akar. C. Indikator -

Menggunakan definisi pangkat bulat positif dalam menyelesaikan soal.

-

Mengaplikasikan sifat-sifat pangkat bulata positif dalam menyelesaikan soal.

D. Tujuan Pembelajaran -

Siswa diharapkan mampu menggunakan definisi pangkat bulat positif dalam menyelesaikan soal.

-

Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan sifat-sifat pangkat bulata positif dalam menyelesaikan soal.

E. Materi Pembelajaran Bentuk pangkat F. Metode Pembelajaran Diskusi

G. Model Pembelajaran Quantum Teaching H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam pembuka dan mengontrol kehadiran siswa. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. c. Menyampaikan apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk pangkat sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. b. Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS 1 untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk pangkat dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. c. Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari definisi dan sifat-sifat pangkat bulat positif. d. Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan hasil LKS di depan kelas dengan cara mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi. e. Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang bentuk pangkat bulat positif dan sifat-sifat pangkat bulat positif. f.

Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir a. Siswa bersama-sama dengan guru mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. b. Meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya. c. Salam penutup. I. Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber

: - Marwanta, Suwarsini Murniati, dkk. 2009. Matematika Kelas X. Jakarta : Yudhistira. - Noormandiri, B. K, Endar Sucipto. 2004. Matematika untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga. - Wirodikromo, Sartono. 2008. Matematika untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga.

Media

: LKS

J. Penilaian 1. Prosedur a. Keaktifan siswa pada saat proses belajar. b. Hasil kerja kelompok dan hasil kerja individu. 2. Alat evaluasi a. Jenis tes

: tertulis

b. Bentuk tes : uraian

Peneliti

Guru Mapel

KISI – KISI SOAL TES EVALUASI Nur Alina Rakhmawati (SIKLUS I) Sigit Rianto, S. Si. NPM. 06310468 NIP. 19820527 200903 1 004

Lampiran 21 Nama Kelompok: Anggota: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Lembar Kerja Siswa 1 (Silkus I)

Petunjuk bagi siswa: 1. Bacalah dengan teliti 2. Kerjakan LKS ini secara berkelompok sesuai dengan anggota kelompok yang telah ditetapkan, usahakan setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi. 3. Apabila mengalami kesulitan, konsultasikan dengan guru. 4. Kemudian kerjakan latihan soal yang ada. 5. Lengkapilah titik-titik yang ada pada contoh soal. 6. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan LKS ini adalah 30 menit.

A. Indikator -

Siswa diharapkan mampu menggunakan definisi pangkat bulat positif dalam menyelesaikan soal.

-

Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan sifat-sifat pangkat bulat positif.

B. Ringkasan Materi BENTUK PANGKAT 1. Pangkat Bulat Positif a. Pengertian pangkat bulat positif Seringkali kita temukan suatu bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri secara beruntun.

Misalnya, 3 x 3 x 3 ditulis sebagai 33 di baca tiga pangkat tiga. 4 x 4 x 4 x 4 x 4 ditulis sebagai ... dibaca .................. 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 ditulis sebagai ... di baca ................. Jadi, pangkat bulat positif adalah perkalian berganda dengan faktor-faktor yang sama. Operasinya disebut perpangkatan, notasinya disebut notasi eksponen. Bulangan 34 merupakan bilangan berpangkat, dengan 3 merupakan bilangan pokok dan 4 merupakan pangkat. DEFINISI

Contoh 1 Nyatakan dalam bentuk perkalian berulang 1. 25 2. ( -3 )4 3. X7 Jawab : 1. … = … x … x … x … x … 2. … = … x … x …x … 3. … = …x … x … x … x … x … x …

b. Sifat-sifat bilangan dengan pangkat bulat positif Operasi aijabar pada bilangan berpangkar dengan pangkat bilangan positif, mempunyai sifat-sifat Ichusus. Berikur ni sifat-sifat bilangan berpangkat dengan pangkat bulat positif. SIFAT

Contoh 2 Tuliskan dalam bentuk pangkat paling sederhana! a. 43 . 42

c. (32)4

b.

d. 24 . 34

e.

Jawab : a. 43 . 42 = 43+2 = 45

c. (32)4 = 32.4 = 38

b.

d. 24.34 = … = …

=…=…

e.

= …= …

Latihan Soal 1. Selesaikanlah dengan menulis faktor – faktor perkaliannya ! a. 26

d. 53

b. 73

e. (-2)2

c. (-3)4 2. Sederhanakanlah ! a. 3x2 x 2x

d. 5x3 x x7

b. 3abc2 x 2a2b3c4

e. 2x8 x 5xy x 10x2y4

c. 2 m2 n2 x 4m5

f. 3ab2 x a2b4 x a2b4 x ab10 x a2c

3. Sederhanakanlah ! a. 26 : 24 b. 37 : 3 c. x5 : x4 d. x15 : x4

Selamat Mengerjakan. . . . . ! ! !

KUNCI JAWABAN LKS 1 (SIKLUS I)

1.

a. 26 = 2 x 2 x 2 x 2x 2 x 2 = 64 b. 73 = 7 x 7 x 7 = 343 c. (-3)4 = (-3) x (-3) x (-3) x (-3) = 81 d. 53 = 5 x 5 x 5 = 125 e. (-2)2 = (-2) x (-2) = 4

2. a. 3x2 x 2x = (3 x 2) x 2+1 = 6 x3 b. 3abc2 x 2a2b3c4 = (3 x 2) a1+2 b1+3 c2+4 = 6 a3b4c6 c. 2m2n2 x 4m5 = (2 x 4) m2+5n2 = 8 m7n2 d. 5x3 x x7 = 5 x 3+7 = 5x10 e. 2x8y4 x 5xy x 10x2y4 = (2 x 5 x 10) x 8+1+2 y4+1+4 = 100 x11y9 f. 3ab2 x a2b4 x ab10 x a2c = 3 a1+2+1+2 b2+4+10 c = 3 a6b16c 3.

a. 26 : 24 = 26-4 = 22 b. 37 : 3 = 37-1 = 36 c. x5 : x4 = x5-4 =x d. x15 : x4 = x15-4 = x11

Lampiran 22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (RPP 2) (Siklus I) Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

:X/1

Materi Pokok

: Bentuk Pangkat dan Akar

Pertemuan

:2

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat dan akar. B. Kompetensi Dasar Menggunakan aturan pangkat dan akar. C. Indikator Menggunakan definisi bentuk pangkat negatif dan pangkat nol dalam menyelesaikan soal.

D. Tujuan Pembelajaran Siswa diharapkan dapat menggunakan definisi bentuk pangkat negatif dan pangkat nol dalam menyelesaikan soal. E. Materi Pembelajaran Bentuk Pangkat F. Metode Pembelajaran Diskusi G. Model Pembelajaran: Quantum Teaching

H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam pembuka dan mengontrol kehadiran siswa b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. c. Menyampaikan apersepsi 2. Kegiatan Inti a.

Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk pangkat sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya.

b.

Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS 2 untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk pangkat dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar.

c.

Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari definisi bentuk pangkat bulat negatif dan pangkat nol.

d.

Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan hasil LKS di depan kelas dengan cara mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi.

e. Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang bentuk pangkat bulat positif dan sifat-sifat pangkat bulat positif. f.

Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran.

3.Kegiatan Akhir a. Siswa bersama-sama dengan guru mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. b.

Meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

c. Salam penutup.

I. Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber

: - Marwanta, Suwarsini Murniati, dkk. 2009. Matematika Kelas X. Jakarta : Yudhistira. - Noormandiri, B. K, Endar Sucipto. 2004. Matematika untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga. - Wirodikromo, Sartono. 2008. Matematika untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga.

Media

: LKS

J. Penilaian 1. Prosedur a. Keaktifan siswa pada saat proses belajar. b. Hasil kerja kelompok dan hasil kerja individu. 2. Alat evaluasi a. Jenis tes

: tertulis

b. Bentuk tes : uraian

Peneliti

Guru Mapel

Nur Alina Rakhmawati NPM. 06310468

Sigit Rianto, S. Si. NIP. 19820527 200903 1 004

Lampiran 23 Nama Kelompok: Anggota: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Lembar Kerja Siswa 2 (Silkus I) Petunjuk bagi siswa: 1. Bacalah dengan teliti 2. Kerjakan LKS ini secara berkelompok sesuai dengan anggota kelompok yang telah ditetapkan, usahakan setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi. 3. Apabila mengalami kesulitan, konsultasikan dengan guru. 4. Kemudian kerjakan latihan soal yang ada. 5. Lengkapilah titik-titik yang ada pada contoh soal. 6. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan LKS ini adalah 30 menit.

A. Indikator Siswa diharapkan mampu menggunakan definisi bentuk pangkat negatif dan pangkat nol dalam menyelesaikan soal.

B. Ringkasan Materi Pangkat Bulat Negatif Dan Nol a. Pangkat bulat negatif Contoh 3 Perhatikan bahwa a 4 : a 6  a 46  a 2 a4 ...  ...  ...  ... 1 1    ... 6 a ...  ...  ...  ...  ...  ... a  ... a Jadi, ... 

1 a...

Dari contoh di atas dapat kita definisikan bilangan berpangkat bulat negatif sebagai berikut : DEFINISI

b. Pangkat nol Jika m , n bilangan bulat positif dan m  n, maka a mn  a 0 Untuk menentukan nilai dari bilangan pangkat nol, perhatikan uraian berikut! a 0  a mn



am am

=1 Sehingga dapat kita definisikan bilangan berpangkat nol sebagai berikut. DEFINISI Untuk setiap a  R dan a  0 berlaku a 0  1

Latihan Soal 1. Selesaikanlah ! a. 21 + 20 + 2-1

e. (2-1 + 3-1)-1

b. 3-1 + 2-1

f. ( 5-1 – 2-1 )-1

c. 3-1 . 2-1

g. (7-1 + 5-1)0

d. 5-1 - 50

h. (a-1 + b-1)0

2. Sederhanakanlah !

3.

a. 80

d. 4xo

g. 2x0 + 3y0

b. 150

e. 9x0

h. 2x0 : 4y0

c. 90

f. a0 x b0

i. a0 + b0 + c0

Nyatakanlah bentuk-bentuk berikut tidak dengan pangkat negatif atau nol ! a. 3x-2y b. 5y-2x3z0 c. (a-1 + b-1)-1

Selamat Mengerjakan. . . . . ! ! !

KUNCI JAWABAN LKS 2 (SIKLUS I) 1. a. 21 + 20 +2-1 = 2 + 1 + = b. 3-1 + 2-1 =

= = c. 3-1 . 2-1 = = d. 51 – 50 = 5 1 =4 e.

= = =2+3 =5

f.

= = =5–2 =3

g.

= = =1+1=2

h.

= = =1+1=2

2. a. 80 = 1

e. 9x0 = 9 . 1 = 9

b. 150 = 1

f. a0 x b0 = 1 . 1 = 1

c. 90 = 1

g. 2x0 +3y0 = 2.1 + 3.1 = 2+3 = 5

d. 4x0 = 4 . 1 = 4

h. 2x0 : 4y0 = 2.1 : 4.1 = 2:4 =

3. a. 3x-2y =

b. 5y-2x3z0 = c.

=

Lampiran 24 KISI – KISI SOAL TES EVALUASI (SIKLUS I)

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

:X/1

Materi Pokok

: Bentuk Pangkat

Alokasi Waktu

: 2 x 35 menit Kategori

No.

Tujuan pembelajaran

1.

Siswa diharapkan mampu



menggunakan



definisi

C1

C2

Nomor C3

soal 1,8

pangkat bulat positif dalam menyelesaikan soal. √ 2.

Siswa diharapkan mampu



mengaplikasikan



sifat-sifat

4, 5,6,7



pangkat bulat positif.

2,3 3.

Siswa diharapkan mampu



menggunakan



definisi

pangkat bulat negatif dan pangkat

nol

menyelesaikan soal.

Keterangan: C1

: Ingatan

C2

: Pemahaman

C3

: Penerapan

dalam

Lampiran 25 SOAL TES SIKLUS I

Petunjuk: -

Tulislah nama, nomor absent, dan kelas pada lembar jawaban.

-

Kerjakan soal yag dianggap lebih mudah terlebih dahulu (boleh tidak urut).

-

Dilarang mencontek, melihat, dan memberi jawaban kepada siswa lain.

-

Alokasi waktu 60 menit.

Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Sederhanakanlah bentuk-bentuk di bawah ini dengan pangkat bulat positif! a. b. c. d.

-7

e.

-4

2. Nyatakanlah pernyataan berikut ke dalam pangkat negatif ! a. b. c. d. e. 3. Nyatakanlah pernyataan di bawah ini tidak dalam pangkat ! a. 8-2 b. -2-4

c. d. e. 4. Sederhanakanlah ! a. b. 5. Sederhanakanlah pernyataan berikut dengan menggunakan sifat . a. b. 6. Sederhanakanlah ! a. b. c. 7. Sederhanakanlah ! a. b. 8. Sederhanakanlah, kemudian nyatakan tiap pernyataan di bawah ini dalam pangkat positif. a. b.

Lampiran 26 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I 1. a.

=

b.

=

c.

=

2.

d.

=

e.

=

a. b. c. d. e.

3.

a. b. c. d. e.

4.

a. b.

5.

a. b.

6.

a. b. c.

7.

a. b.

8.

a. b.

Lampiran 27 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (RPP 3) (Siklus II) Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

:X/1

Materi Pokok

: Bentuk Pangkat dan Akar

Pertemuan

:3

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat dan akar. B. Kompetensi Dasar Menggunakan aturan pangkat dan akar. C. Indikator -

Menjelaskan pengertian bentuk akar.

-

Menggunakan operasi aljabar pada bentuk akar.

D. Tujuan Pembelajaran -

Siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian bentuk akar.

-

Siswa diharapkan menggunakan operasi aljabar pada bentuk akar.

E. Materi Pembelajaran : Bentuk Akar F. Metode Pembelajaran : Diskusi G. Model Pembelajaran: Quantum Teaching

H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam pembuka dan mengontrol kehadiran siswa. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. c. Menyampaikan apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk pangkat sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. b. Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS 3 untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk akar dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. c. Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan konsep dari bentuk akar. d. Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan hasil LKS di depan kelas dengan cara mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi. e. Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang bentuk akar. f. Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran. 3. Kegiatan Akhir a. Siwa bersama-sama dengan guru mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. b. Meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya. c. Salam penutup.

I. Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber

: - Marwanta, Suwarsini Murniati, dkk. 2009. Matematika Kelas X. Jakarta : Yudhistira. - Noormandiri, B. K, Endar Sucipto. 2004. Matematika untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga. - Wirodikromo, Sartono. 2008. Matematika untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga.

Media

: LKS

J. Penilaian 1. Prosedur a. Keaktifan siswa pada saat proses belajar. b. Hasil kerja kelompok dan hasil kerja individu. 2. Alat evaluasi a. Jenis tes

: tertulis

b. Bentuk tes : uraian

Peneliti

Guru Mapel

Nur Alina Rakhmawati NPM. 06310468

Sigit Rianto, S. Pd. NIP. 19802527 200903 1 004

Lampiran 28 Nama Kelompok : Anggota: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Lembar Kerja Siswa 3 (Silkus II)

Petunjuk bagi siswa: 1. Bacalah dengan teliti 2. Kerjakan LKS ini secara berkelompok sesuai dengan anggota kelompok yang telah ditetapkan, usahakan setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi. 3. Apabila mengalami kesulitan, konsultasikan dengan guru. 4. Kemudian kerjakan latihan soal yang ada. 5. Lengkapilah titik-titik yang ada pada contoh soal 6. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan LKS ini adalah 30 menit.

A. Indikator -

Siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian bentuk akar

-

Siswa diharapkan mampu menggunakan operasi aljabar pada bentuk akar dalam menyelesaikan soal.

B. Ringkasan Materi BENTUK AKAR 1. Pengertian Bilangan Rasionat dan Irasional DEFINISI Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian

a dengan a dan b bilangan bulat dan b  0 b

Misalnya,

DEFINISI Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian

a dengan a dan b bilangan bulat dan b  0 b

2. Pengertian Bentuk Akar DEFINISI Bentuk akar adalah bitangan-bilangan di bawah tanda akar yang apabila ditarik akarnya tidak dapat menghasilkan bilangan rasional. 3. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar a. Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar SIFAT

Contoh 4 Sederhanakan penjumlahan dan pengurangan bentuk akar berikut! a. b. Jawab : a.

= …=…

b.

=…=…

b. Perkalian bentuk akar Untuk perkalian benruk akar, berlaku sifat berikut. SIFAT

Contoh 5 Sederhanakanlah perkalian bentuk akar beriku! a. b. Jawab : a. b.



2  12  ...  ...  ... 5 3





5  3  ...

=…=…

Latihan Soal 1. Tunjukkan manakah yang merupakan bentuk akar! a.

e.

b.

f.

c.

g.

d.

h.

2. Nyatakan bentuk berikut ini dalam bentuk akar ! a.

e.

b.

f.

c.

g.

d.

h.

3. Sederhanakanlah ! a. b. c. d. e.

Selamat Mengerjakan. . . . . ! ! !

KUNCI JAWABAN LKS 3 (SIKLUS II) 1. a.

merupakan bentuk akar

b.

bukan merupakan bentuk akar

c.

merupakan bentuk akar

d.

merupakan bentuk akar

e.

merupakan bentuk akar

f.

bukan merupakan bentuk akar

g.

merupakan bentuk akar

2. a.

=

e.

=

b.

=

f.

=

g.

=

h. 4

2

c.

=

d.

3. a.

b.

=

=

=

atau

=

=

e.

=4

= =

atau d.

= 125 =

atau c.

= 125

= =

=5

=4 = =

1=

=

Lampiran 29 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (RPP 4) (Siklus II) Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

:X/1

Materi Pokok

: Bentuk Pangkat dan Akar

Pertemuan

:4

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat dan akar. B. Kompetensi Dasar Menggunakan aturan pangkat dan akar. C. Indikator Merasionalkan penyebut sebuah pecahan.

D. Tujuan Pembelajaran Siswa diharapkan mampu merasionalkan penyebut sebuah pecahan. E. Materi Pembelajaran Bentuk Akar F. Metode Pembelajaran : Diskusi G. Model Pembelajaran: Quantum Theaching

H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam pembuka dan mengontrol kehadiran siswa. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. c. Menyampaikan apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Tumbuhkan Guru menumbuhkan minat siswa akan materi bentuk pangkat sehingga siswa mengetahui manfaat dalam kehidupannya. b. Alami Siswa dibimbing dengan diberikan LKS 4 untuk mengalami sendiri, menciptakan konsep bentuk akar dan siswa mendapat pengalaman dengan cara berdiskusi dalam kelompok belajar. c. Namai Tahap ini siswa dapat mendapatkan cara merasionalkan bilangan pecahan. d. Demonstrasikan Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mengerjakan hasil LKS di depan kelas dengan cara mendemonstrasikan / menjelaskan hasil diskusi. e. Ulangi Pada tahap ini guru menjelaskan secara ulang tentang cara merasionalkan bilangan pecahan. f. Rayakan Rayakanlah bila siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan memberikan tepuk tangan, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam pembelajaran. 3. Kegiatan Akhir a. Siswa bersama-sama dengan guru mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. b. Meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya. c. Salam penutup.

I. Alat/Bahan/Sumber Belajar Sumber

: - Marwanta, Suwarsini Murniati, dkk. 2009. Matematika Kelas X. Jakarta : Yudhistira. - Noormandiri, B. K, Endar Sucipto. 2004. Matematika untuk SMA Jilid 1 Kelas X. Jakarta : Erlangga. - Wirodikromo, Sartono. 2008. Matematika untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga.

Media

: LKS

J. Penilaian 1. Prosedur a. Keaktifan siswa pada saat proses belajar. b. Hasil kerja kelompok dan hasil kerja individu. 2. Alat evaluasi a. Jenis tes

: tertulis

b. Bentuk tes : uraian

Peneliti

Nur Alina Rakhmawati NPM. 06310468

Guru Mapel

Sigit Rianto, S. Pd. NIP. 1980257 200903 1 004

Lampiran 30 Nama Kelompok: Anggota: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Lembar Kerja Siswa 4 (Silkus II)

Petunjuk bagi siswa: 1. Bacalah dengan teliti 2. Kerjakan LKS ini secara berkelompok sesuai dengan anggota kelompok yang telah ditetapkan, usahakan setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi. 3. Apabila mengalami kesulitan, konsultasikan dengan guru. 4. Kemudian kerjakan latihan soal yang ada. 5. Lengkapilah titik-titik yang ada pada contoh soal 6. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan LKS ini adalah 60 menit.

A. Indikator Siswa diharapkan mampu merasionalkan penyebut sebuah pecahan.

B. Ringkasan Materi Merasionalkan bentuk penyebut suatu pecahan a. Pecahan yang berbentuk

a b

Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk

mengalikan pecahan tersebut dengan

b . b

a , dilakukan dengan cara b

b. Pecahan yang berbentuk

a b c

Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk

cara mengalikan pecahan tersebut dengan

c. Pecahan yang berbentuk

a , dilakukan dengan b c

b c . b c

a b c

Untuk merasionalkan pecahan yang berbentuk

dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan

Contoh 6 Rasionalkan bentuk pecahan berrikut! a. b. c.

Jawab : a.

=…x…=…

b.

=…x…=…=…=…

c.

= … x … = … =…

a , dilakukan b c b c . b c

Latihan Soal Sederhanakanlah dengan merasionalkan penyebut pecahan ! 1. 2. 3. 4. 5.

Selamat Mengerjakan. . . . . ! ! !

KUNCI JAWABAN LKS 4 (SIKLUS II) 1.

2.

3.

4.

5.

Lampiran 31 KISI – KISI SOAL TES EVALUASI (SIKLUS II)

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

:X /2

Materi Pokok

: Bentuk Akar

Alokasi Waktu

: 2 x 40 menit

No.

Tujuan pembelajaran

1.

Siswa diharapkan mampu menjelaskan

Kategori C1

C2

Nomor C3



soal 1

pengertian

bentuk akar.

2.

Siswa diharapkan mampu



2, 3

mengaplikasikan



4, 5

operasi

aljabar pada bentuk akar.

√ √

3.

Siswa diharapkan mampu



merasionalkan



suatu pecahan.

Keterangan: C1

: Ingatan

C2

: Pemahaman

C3

: Penerapan

penyebut



6, 7, 8

Lampiran 32 SOAL TES SIKLUS II

Petunjuk: -

Tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada lembar jawaban.

-

Kerjakan soal yang dianggap lebih mudah terlebih dahulu (boleh tidak urut).

-

Dilarang mencontek, melihat, dan memberi jawaban kepada siswa lain.

-

Alokasi waktu 80 menit.

Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Nyatakanlah bentuk di bawah ini tanpa pangkat. a. b. c. d. e. 2. Sederhanakanlah operasi penjumlahan dan pengurangan di bawah ini. a. b. c.

2

3. Sederhanakanlah. a. b. 4. Sederhanakanlah pernyataan berikut :

5. Jika diketahui dan

dan

. Tentukan:

!

6. Rasionalkan penyebut tiap-tiap pernyataan di bawah ini. a. b. 7. Sederhanakanlah dengan dengan merasionalkan pembilang pecahan 8. Rasionalkan penyebut dari pecahan

!

!

Lampiran 33 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II

1. a. b. c. d. e. 2. a. = = = = b.

= =

c.

= = = = = -6

3. a.

= = = = 16

b. 4. = = = = 12+0-18 = -6

5. Diketahui : Ditanya :

dan 5a+5b

Dijawab : = = = ab = =

dan

= = = = = 18 5a+5b = = = 30 6. a.

b.

7.

= =

=

8.

= =

=

No

NAMA

Skor Tiap Item

Jumlah skor

1

2

3

4

5

6

7

8

Ketercapaian (%)

Ketuntasan ya

1

Abdul Rauf

4

2

4

4

5

3

4

5

31

77.5



2

Ade Eka Fatma

4

3

3

4

4

5

3

0

26

65



3

Asmiyatul Khotimah

3

3

3

5

2

3

5

4

28

70



4

Bety Amalia Tasrika

3

4

3

1

3

3

2

5

24

60

5

Denny Kurniawan H

3

3

3

4

3

5

4

5

30

75

6

Dewi Ratnawati

3

1

3

4

2

3

3

2

21

52.5

7

Dewi Wulandari

4

4

3

4

3

3

4

3

28

70

8

Dewi Zuliana

3

3

3

4

3

3

3

2

24

60

9

Dwi Kartika Sandy

3

5

3

5

3

3

3

5

30

75



10

Demang Ari wibowo

4

3

3

4

3

3

3

5

28

70



11

Dian Fitriani

3

3

3

4

3

3

4

4

27

67.5



12

Edi Riyanto

3

5

3

4

3

5

4

0

27

67.5



Tidak

√ √ √ √ √

Lampiran 34

ANALISIS HASIL TES EVALUASI SIKLUS I

13

Elok Nur Afif

4

3

3

4

3

3

4

3

27

67.5



14

Fira Angga Satya

3

3

5

4

3

3

3

4

28

70



15

Herman Setiawan

3

3

3

4

2

2

3

2

22

55

16

Ika Dewi Safitri

4

3

5

4

3

3

2

5

29

72.5

17

Ikha Sutriasih

2

2

3

3

3

3

2

4

22

55

18

Indri Wulandari

3

5

3

5

3

4

3

5

31

77.5



19

Ita Purnamasari

3

4

3

5

3

5

4

5

32

80



20

Khoirul Lisa

3

2

3

3

3

3

3

4

24

60

21

Lailatul Kadarwati

3

4

3

4

3

3

4

5

29

72.5



22

Lilik Harsono

3

5

3

4

3

3

4

4

29

72.5



23

Lis Kuntari

4

3

5

4

3

5

4

4

32

80



24

Lisa Karyawati

3

3

3

5

5

3

5

3

30

75



25

Lutfil Umami

5

4

3

4

3

3

2

4

28

70



26

M. Syamsul Hilal

4

3

3

2

3

3

4

3

25

62.5

27

Moch Dicky Rio S

4

5

3

5

5

4

4

5

35

87.5

√ √ √



√ √



28

Muhammad Ronzi

5

5

3

4

5

5

4

5

36

90

29

Muhammad Yunus

3

3

3

4

3

3

3

3

25

62.5

30

Muizzatun Khoirin N

4

3

3

4

3

3

4

5

29

72.5



31

Novariyati

3

4

3

4

5

5

4

3

31

77.5



32

Nurul Arifin

3

3

4

2

3

3

0

3

21

52.5

33

Puthut Armuji

4

3

3

5

3

3

4

5

30

75

34

Reza Rizky Putranto

4

2

5

0

4

2

3

3

23

57.5

35

Risa Zulis Mailani

4

3

5

4

5

5

3

5

34

85

36

Risnanda Setyo R

3

3

3

3

4

3

4

2

25

62.5

37

Siti Noor Jannah

3

4

3

5

4

3

5

4

31

77.5



38

Sri Wahyuningsih

4

4

3

4

3

3

5

5

31

77.5



39

Suci Fitriani

3

5

3

4

5

5

5

2

32

80



40

Syari’atul Wahidah

4

5

4

4

3

5

4

0

29

72.5





√ √ √ √ √

No

NAMA

1

Abdul Rauf

2

Ade Eka Fatma

3

Asmiyatul Khotimah

4

Bety Amalia Tasrika

5

Denny Kurniawan H

6

Dewi Ratnawati

7

Dewi Wulandari

8

Dewi Zuliana

9

Dwi Kartika Sandy

10

Demang Ari wibowo

11

Dian Fitriani

12

Edi Riyanto

13

Elok Nur Afif

14

Fira Angga Satya

Skor Tiap Item 4 5 5 3

1 4

2 5

3 4

6 5

7 4

8 5

4

5

3

4

4

5

5

5

3

2

3

3

3

3

4

4

4

4

3

5

3

5

4

5

3

3

3

4

3

5

4

3

3

5

3

4

4

4

3

2

2

4

3

4

3

3

4

3

3

4

3

4

3

2

3

2

3

5

3

4

4

3

3

3

4

3

3

4

3

3

3

4

3

5

3

4

3

5

4

4

3

5

3

4

3

5

4

4

4

3

3

4

3

3

4

3

3

3

5

4

3

3

3

4

Jumlah skor

Ketercapaian (%)

35

87.5

35

87.5

25

62.5

33

82.5

28

70

28

70

26

65

24

60

28

70

27

67.5

31

77.5

31

77.5

27

67.5

28

70

Ketuntasan ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Lampiran 35

ANALISIS HASIL TES EVALUASI SIKLUS II

15

Herman Setiawan

16

Ika Dewi Safitri

17

Ikha Sutriasih

18

Indri Wulandari

19

Ita Purnamasari

20

Khoirul Lisa

21

Lailatul Kadarwati

22

Lilik Harsono

23

Lis Kuntari

24

Lisa Karyawati

25

Lutfil Umami

26

M. Syamsul Hilal

27

Moch Dicky Rio S

28

Muhammad Ronzi

29

Muhammad Yunus

30

Muizzatun Khoirin

5

3

3

4

2

5

4

4

4

3

3

4

3

3

3

2

2

5

3

4

4

3

4

4

3

5

3

5

3

2

4

5

3

4

3

5

3

5

4

5

3

2

3

3

4

5

3

4

3

3

3

4

3

3

2

4

4

3

5

2

3

3

4

4

4

3

3

4

3

5

4

4

3

3

5

5

4

3

5

3

3

4

3

4

5

3

4

4

5

3

3

2

3

3

2

3

4

5

3

5

5

3

4

5

5

5

5

4

4

4

4

5

4

3

3

4

5

3

3

5

4

3

3

4

3

4

4

4

30

75

25

62.5

29

72.5

30

75

32

80

27

67.5

25

62.5

28

70

30

75

31

77.5

30

75

24

60

34

85

36

90

30

75

29

72.5

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

31

Novariyati

32

Nurul Arifin

33

Puthut Armuji

34

Reza Rizky Putranto

35

Risa Zulis Mailani

36

Risnanda Setyo R

37

Siti Noor Jannah

38

Sri Wahyuningsih

39

Suci Fitriani

40

Syari’atul Wahidah

Jumlah Skor Jumlah Skor Max Skor Tercapai (%)

3

4

3

4

5

3

4

3

5

3

4

2

3

3

5

3

3

3

3

2

3

3

4

4

4

2

5

5

3

3

4

3

4

3

5

4

5

3

3

4

5

3

5

3

4

3

4

2

3

4

3

5

4

3

5

4

4

4

5

4

5

3

5

5

4

3

3

4

4

3

5

4

5

5

4

4

3

5

4

5

145 200 72.5

147 200 73.5

139 200 69.5

157 200 78.5

141 200 70.5

143 200 71.5

153 200 76.5

153 200 76.5

29

72.5

28

70

25

62.5

29

72.5

31

77.5

29

72.5

31

77.5

35

87.5

30

75

35 1178 1600 73.625

87.5 2945 4000 73.625

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34 40 85

6 40 15

Lampiran 36

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: X-4 / I

Materi

: Bentuk Pangkat dan Akar

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

NO

Nama

1

Abdul Rauf

2

Ade Eka Fatma

3

Asmiyatul Khotimah

4

Bety Amalia Tasrika

5

Denny Kurniawan H

A 1

2

B 3 √

√ √ √

4

1

2

C 3

1

2

3

4

1

2

E 3

4

1

2





















√ √

4

D

√ √



3

4



√ √

Jumlah Keaktifan

√ √



Skor Siswa(%)

Ket

13

65

sedang

14

70

sedang

12

60

Rendah

10

50

Rendah

17

85

Tinggi











6

Dewi Ratnawati

7

Dewi Wulandari





8

Dewi Zuliana







9

Dwi Kartika Sandy





10

Demang Ari wibowo





11

Dian Fitriani









12

Edi Riyanto









13

Elok Nur Afif











14

Fira Angga Satya









15

Herman Setiawan



16

Ika Dewi Safitri



17

Ikha Sutriasih

18

Indri Wulandari

19

Ita Purnamasari





20

Khoirul Lisa

















√ √

√ √

√ √





√ √





√ √

√ √

√ √





























11

55

Rendah

12

60

Rendah

13

65

Sedang

10

50

Rendah

14

70

Sedang

17

85

Tinggi

15

75

Sedang

16

80

Tinggi

15

75

Sedang

12

60

Rendah

17

85

Tinggi

10

50

Rendah

12

60

Rendah

10

50

Rendah

10

50

Rendah

21

Lailatul Kadarwati





22

Lilik Harsono











23

Lis Kuntari











24

Lisa Karyawati





25

Lutfil Umami





26

M. Syamsul Hilal

27

Moch Dicky Rio S

28





√ √





























Muhammad Ronzi









29

Muhammad Yunus









30

Muizzatun Khoirin N



31

Novariyati



32

Nurul Arifin

33

Puthut Armuji

34

Reza Rizky Putranto

35

Risa Zulis Mailani





√ √











√ √



























√ √



√ √





16

80

Tinggi

14

70

Sedang

14

70

Sedang

10

50

Rendah

11

55

Rendah

8

40

Rendah

10

50

Rendah

11

55

Rendah

10

50

Rendah

15

75

Sedang

13

65

Sedang

8

40

Rendah

14

70

Sedang

10

50

Rendah

13

65

Sedang

36

Risnanda Setyo R











37

Siti Noor Jannah











38

Sri Wahyuningsih











39

Suci Fitriani







40

Syari’atul Wahidah















Jumlah

Keterangan: A : Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran. B : Perhatian siswa saat guru menjelaskan materi. C : Keaktifan siswa saat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dalam kelompok. D : Keaktifan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru di depan kelas. E : Kesungguhan siswa mengerjakan soal tes.

Penilaian: 1 Jika siswa yang melakukan aktivitas >75% maka siswa keaktifan siswa tinggi 2 jika siswa yang melakukan aktivitas65% - 75% maka keaktifan siswa sedang 3 Jika siswa yang melakukan aktivitas < 65% maka keaktifan siswa rendah

10

50

Rendah

10

50

Rendah

10

50

Rendah

13

65

Sedang

15

75

Sedang

495

Nilai ( n ) =

Jumlah Skor  100% Jumlah total maksimal

Nilai ( n ) =

495  100% 800

= 61,88 % Jadi, keaktifan siswa dalam menerapkan model pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS materi bentuk pangkat dan akar pada siklus I adalah sedang. Kriteria: 1. Siswa mendapat 4 = Aktivitas siswa sangat baik 2. Siswa mendapat 3 = Aktivitas siswa baik 3. Siswa mendapat 2 = Aktivitas siswa cukup baik 4. Siswa mendapat 1 = Aktivitas siswa kurang baik Analisis data: Siswa yang memperoleh kriteria tinggi 5 siswa 12,5% Siswa yang memperoleh kriteria sedang 14 siswa 35% Siswa yang memperoleh kriteria rendah 21 siswa 52,5%

Lampiran 37 ANALISIS KINERJA GURU SIKLUS I PADA MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI Kelas / Semester

: X-4 / I

Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Materi

: Bentuk Pangkat dan Akar

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran belangsung. No 1.

Aspek Yang Diamati

1

2

Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan √

menjelaskan tentang materi. 2.

Memotivasi dan membimbing siswa untuk mengemukakan masalah.

3.



Membimbing siswa untuk mencari sumber √

informasi. 4.

Memotivasi siswa untuk memberikan solusi √

terhadap masalah. 5.

Membimbing dan membantu siswa dalam mempresentasikan masalah.

6.

3



Membantu siswa untuk merefleksi pengalaman belajar.



Jumlah

6

Keterangan Lembar Pengamatan Pembelajaran: Penilaian: 1. Tidak Baik 2. Cukup Baik 3. Baik 4. Sangat Baik

9

4

Kriteria > 75%

= Pembelajaran Baik

51% - 75%

= Pembelajaran baik

25% -50%

= Pembelajaran cukup baik

< 25%

= Pembelajaran tidak baik

Kesimpulan: Skor keseluruhan= 24,criteria variable ditentukan > 75%

= Pembelajaran Baik

51% - 75%

= Pembelajaran baik

25% -50%

= Pembelajaran cukup baik

< 25%

= Pembelajaran tidak baik

Nilai (n) =

SkoryangDiperoleh x100% JumlahSeluruhSoal

Perhitungan: Dari pembelajaran di atas skor yang diperoleh = 16 Maka ( % ) =

( pembelajaran baik)

Lampiran 38

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: X-4 / I

Pokok Bahasan

: Bentuk Pangkat dan Akar

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

NO

Nama

A 1

2

B 3

4

1

2



1

Abdul Rauf

2

Ade Eka Fatma

3

Asmiyatul Khotimah



4

Bety Amalia Tasrika



5

Denny Kurniawan H



C 3 √



4

1

2

D 3

4

1

2

E 3



4

√ √











√ √



2







1



Jumlah Keaktifan 3

4

√ √





Skor Siswa(%)

Ket

14

70

Sedang

14

70

Sedang

16

80

Tinggi

12

60

Rendah

17

85

Tinggi

6

Dewi Ratnawati









7

Dewi Wulandari











8

Dewi Zuliana











9

Dwi Kartika Sandy



10

Demang Ari wibowo









11

Dian Fitriani









12

Edi Riyanto











13

Elok Nur Afif











14

Fira Angga Satya











15

Herman Setiawan











16

Ika Dewi Safitri











17

Ikha Sutriasih



18

Indri Wulandari











19

Ita Purnamasari











20

Khoirul Lisa

























√ √





17

85

Tinggi

16

80

Tinggi

16

80

Tinggi

12

60

Rendah

15

75

Sedang

17

85

Tinggi

16

80

Tinggi

16

80

Tinggi

17

85

Tinggi

17

85

Tinggi

17

85

Tinggi

12

60

Rendah

17

85

Tinggi

17

85

Tinggi

10

50

Rendah

21

Lailatul Kadarwati









22

Lilik Harsono











23

Lis Kuntari











24

Lisa Karyawati

25

Lutfil Umami



26

M. Syamsul Hilal



27

Moch Dicky Rio S





28

Muhammad Ronzi





29

Muhammad Yunus

30

Muizzatun Khoirin N

31 32







√ √











√ √ √

√ √

√ √























Novariyati











Nurul Arifin









33

Puthut Armuji











34

Reza Rizky Putranto











35

Risa Zulis Mailani











√ √



16

80

Tinggi

17

85

Tinggi

17

85

Tinggi

10

50

Rendah

17

85

Tinggi

12

60

Rendah

15

75

Sedang

14

70

Sedang

16

80

Tinggi

16

80

Tinggi

15

75

Sedang

14

70

Sedang

15

75

Sedang

15

75

Sedang

16

80

Tinggi

36

Risnanda Setyo R





37

Siti Noor Jannah





38

Sri Wahyuningsih

39

Suci Fitriani





40

Syari’atul Wahidah









√ √



√ √



√ √

Keterangan: A : Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran. B : Perhatian siswa saat guru menjelaskan materi. C : Keaktifan siswa saat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dalam kelompok. D : Keaktifan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru di depan kelas.

Penilaian: 1 Jika siswa yang melakukan aktivitas >75% maka siswa keaktifan siswa tinggi 2 jika siswa yang melakukan aktivitas 65% - 75% maka keaktifan siswa sedang 3 Jika siswa yang melakukan aktivitas < 65% maka keaktifan siswa rendah

√ √



Jumlah

E : Kesungguhan siswa mengerjakan soal tes.





√ √

14

70

Sedang

16

80

Tinggi

10

50

Rendah

14

70

Sedang

17

85

Tinggi

601

Nilai ( n ) =

Jumlah Skor  100% Jumlah total maksimal

Nilai ( n ) =

601  100% 800

= 75,13 % Jadi, keaktifan siswa dalam penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS materi bentuk pangkat dan akar pada siklus I adalah Tinggi. Kriteria: 1. Siswa mendapat 4 = Aktivitas siswa sangat baik 2. Siswa mendapat 3 = Aktivitas siswa baik 3. Siswa mendapat 2 = Aktivitas siswa cukup baik 4. Siswa mendapat 1 = Aktivitas siswa kurang baik Analisis data: Siswa yang memperoleh kriteria tinggi 22 siswa 55% Siswa yang memperoleh kriteria sedang 11 siswa 27,5% Siswa yang memperoleh kriteria rendah 7 siswa 17,5%

Lampiran 39 ANALISIS KINERJA GURU SIKLUS II PADA MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI Kelas / Semester

: X-4 / I

Sekolah

: SMA Negeri 1 Karanganyar Demak

Materi

: Bentuk Pangkat dan Akar

Petunjuk Pengisian: Berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran belangsung. No 1.

Aspek Yang Diamati

1

2



Memotivasi dan membimbing siswa untuk √

mengemukakan masalah. 3.

Membimbing siswa untuk mencari sumber √

informasi. 4.

Memotivasi siswa untuk memberikan solusi terhadap √

masalah. 5.

Membimbing dan membantu siswa dalam mempresentasikan masalah.

6.

4

Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan menjelaskan tentang materi.

2.

3



Membantu siswa untuk merefleksi pengalaman √

belajar. 2

Jumlah Keterangan Lembar Pengamatan Pembelajaran: Penilaian 1. Tidak Baik 2. Cukup Baik 3. Baik 4. Sangat Baik

9

8

Kriteria > 75%

= Pembelajaran sangat Baik

51% - 75%

= Pembelajaran baik

25% -50%

= Pembelajaran cukup baik

< 25%

= Pembelajaran tidak baik

Kesimpulan: Skor keseluruhan= 24,criteria variable ditentukan > 75%

= Pembelajaran sangat Baik

51% - 75%

= Pembelajaran baik

25% -50%

= Pembelajaran cukup baik

< 25%

= Pembelajaran tidak baik

Nilai (n) =

SkoryangDiperoleh x100% JumlahSeluruhSoal

Perhitungan: Dari pembelajaran di atas skor yang diperoleh = 19 Maka ( % ) =

( pembelajaran sangat baik)

Lampiran 40 ANGKET MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

I. PETUNJUK 1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan seksama dan teliti. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, sesuai dengan keadaan diri anda sendiri dengan tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, dan d dilembar yang telah disediakan. 3. Jawablah semua pertanyaan ini dan jangan sampai ada terlewatkan. 4. Selamat mengerjakan. II. PERTANYAAN 1. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling saya senangi. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

2. Saya merasa senang pada saat pelajaran matematika. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

3. Saya lebih senang belajar matematika jika gurunya tidak galak. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

4. Saya lebih senang belajar matematika jika pembelajarannya tidak di didalam kelas saja. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

5. Saya lebih senang belajar matematika jika model pembelajarannya tidak monoton/ bervariasi. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

6. Belajar matematika sangat mudah jika sering latihan soal. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

7. Dengan penerapan berbagai metode, materi yang diajarkan mudah diserap oleh siswa. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

8. Dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS sangat membantu saya dalam memahami pelajaran. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

9. Materi yang disampaikan guru menjadi lebih menyenangkan apabila menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

10. Dengan menggunakan model pembelajaran tipe Quantum Teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS lebih bisa mengembangkan ide – ide saya. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

11. Nilai matematika saya jauh lebih baik bila menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

12. Belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS membuat saya bersemangat saat pelajaran matematika. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

13. Dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode diskusi berbantuan LKS dapat menumbuhkan kreativitas berfikir dalam pemecahan masalah.

a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

14. Dengan kerjasama dalam kelompok siswa dapat memecahkan masalah. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

15. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode diskusi secara kelompok dapat memperluas wawasan. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

16. Dengan metode diskusi dapat merangsang kreativitas adak didik dalam bentuk ide, gagasan prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

17. Metode diskusi dapat membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

18. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

19. Dengan metode diskusi proses belajar mengajar dapat terjadi tukar menukar pengalaman, informasi dan memcahkan masalah. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

20. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain sangat penting dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode dikusi. a. Sangat setuju

c. Tidak setuju

b. Setuju

d. Sangat tidak setuju

Lampiran 41

ANALISIS HASIL ANGKET MINAT SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS KODE

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

SKOR

A-1

3

4

2

3

2

4

4

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

2

4

4

61

Keterang an SSS

A-2

4

4

3

3

4

3

3

2

4

4

3

2

4

3

4

4

3

3

2

4

66

SSS

A-3

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

3

3

58

SSS

A-4

3

2

3

2

3

2

3

2

4

3

2

2

3

4

2

4

4

4

4

2

58

SSS

A-5

2

3

4

4

3

3

4

3

3

3

3

2

4

3

4

2

3

3

3

3

62

SSS

A-6

2

2

4

4

2

3

2

3

4

4

2

4

2

4

2

4

4

2

4

4

62

SSS

A-7

2

3

2

2

3

2

2

3

3

3

3

2

3

3

3

3

3

2

3

3

53

SSS

A-8

4

4

3

4

2

2

4

2

4

3

3

3

4

4

3

2

3

4

2

3

63

SSS

A-9

3

3

2

3

4

2

3

3

2

2

2

4

4

2

3

2

2

3

4

4

57

SSS

A-10

3

3

4

4

3

4

3

4

4

2

2

3

3

2

2

3

2

3

3

4

61

SSS

A-11

3

2

4

4

3

3

2

4

2

4

3

3

4

3

2

3

4

4

3

3

63

SSS

A-12

4

4

4

3

2

3

4

3

3

2

3

4

4

4

2

2

4

4

4

1

64

SSS

A-13

2

2

2

3

4

2

3

3

3

4

3

2

4

3

3

2

4

4

4

4

61

SSS

A-14

3

2

3

2

3

2

4

3

4

3

3

3

4

2

4

4

4

4

3

2

62

SSS

A-15

3

3

4

2

4

2

3

3

2

4

2

4

4

3

3

3

2

3

4

4

62

SSS

A-16

3

3

3

4

3

4

2

3

4

3

4

2

3

2

3

2

4

3

3

2

60

SSS

A-17

2

4

3

3

4

2

2

4

3

4

3

2

4

4

3

2

3

2

3

4

61

SSS

A-18

4

3

4

3

4

4

3

4

2

3

3

4

4

4

3

3

4

2

3

4

68

SSS

A-19

2

2

3

4

4

2

2

2

3

4

2

3

4

3

3

2

2

2

2

4

55

SSS

A-20

3

2

3

4

3

2

3

4

2

4

2

2

2

4

2

3

3

4

3

2

57

SSS

A-21

3

2

3

2

3

4

3

3

4

4

2

3

4

3

4

4

3

4

3

4

65

SSS

A-22

4

3

2

3

3

2

4

3

3

3

4

2

3

2

3

3

2

3

3

2

57

SSS

A-23

3

2

4

3

4

4

4

2

4

3

2

3

2

4

4

3

4

3

4

3

65

SSS

A-24

3

4

4

2

4

2

3

4

3

4

3

4

3

3

4

4

4

4

3

4

69

SSS

A-25

2

4

4

4

4

3

4

4

3

2

2

4

3

3

3

3

3

3

3

2

63

SSS

A-26

3

2

4

3

4

2

3

4

3

3

4

4

3

2

4

2

4

2

4

4

64

SSS

A-27

4

4

3

3

2

4

4

2

3

4

4

2

3

2

3

4

3

3

4

3

64

SSS

A-28

3

3

3

2

3

3

2

4

3

3

3

4

3

3

3

4

4

3

4

4

64

SSS

A-29

3

3

3

2

3

3

2

3

4

3

3

4

3

2

2

3

4

4

3

4

61

SSS

A-30

2

4

3

4

2

3

3

4

3

2

3

3

3

4

2

3

4

3

2

3

60

SSS

A-31

4

4

3

3

4

4

3

3

3

3

3

3

3

4

4

3

4

3

3

3

67

SSS

A-32

3

2

2

3

3

4

3

3

4

4

2

3

2

4

2

3

2

4

2

3

58

SSS

A-33

4

3

3

4

3

3

4

4

3

2

3

4

4

3

3

4

3

2

3

3

65

SSS

A-34

3

2

4

3

3

3

3

3

2

4

2

3

4

4

2

3

2

3

3

2

58

SSS

A-35

3

4

4

2

3

2

4

3

3

3

3

3

3

4

3

3

4

3

3

4

64

SSS

A-36

2

2

2

3

4

2

4

4

3

3

4

4

4

3

4

2

3

4

4

4

65

SSS

A-37

3

4

3

2

2

3

2

4

2

3

3

2

3

2

4

2

3

4

4

3

58

SS

A-38

2

4

3

4

2

2

3

4

4

2

4

3

4

2

3

4

2

2

2

4

60

SSS

A-39

3

2

3

4

4

2

3

4

2

4

3

2

3

4

2

3

3

3

3

2

59

SSS

A-40

2

4

3

2

2

4

3

3

4

4

2

4

4

2

3

2

3

3

3

4

61

SSS

Jml Skor

116

120

126

122

125

113

123

129

125

128

113

121

134

123

118

118

127

124

127

129

2461

KRITERIA PENILAIAN A=4

B=3 Keterangan skor

C= 2

D= 1

Sangat setuju sekali

Sangat setuju (ss)

Setuju (s)

Tidak setuju (ts)

(sss) >50

X

35 - 50 25 – 35

X X X