Skripsi/thesis adalah salah satu mata kuliah yang penting. Keduanya ... Pada
akhirnya, skripsi/thesis mesti dibuat dengan baik. ... Untuk laporan penelitian
kualitatif (penelitiannya sudah selesai), tinjauan ... Tata Bahasa Indonesia dan
Inggris.
Skripsi/Thesis yang baik Rachmat Kriyantono, Ph.D (Dosen Jurusan Komunikasi Univ Brawijaya)
Skripsi/thesis
adalah salah satu mata kuliah yang penting. Keduanya adalah penelitian (riset). Penelitian adalah rohnya pengembangan ilmu. Tanpa penelitian, ilmu stagnan. Di sinilah posisi skripsi, yang saya sebut sebagai mata kuliah istimewa. Melalui skripsi/thesis, mahasiswa diberi kesempatan untuk berkontribusi mengembangkan ilmu yang didalaminya beberapa semester sebelumnya. Karena itu, seharusnya mahasiswa tidak berpikiran hanya “skripsi/thesis sebagai salah satu syarat lulus”. Seharusnya saat mengerjakan skripsi/thesis, mahasiswa mesti berpikiran: “bisa lulus plus mengembangkan ilmu plus tulisan saya bisa dimuat di jurnal atau membuat buku atau bisa ditindaklanjuti untuk S2/S3 atau bisa mendapatkan hibah penelitian”. Pada akhirnya, skripsi/thesis mesti dibuat dengan baik. Nah, tentu Anda bertanya, gimana membuat skripsi yang baik? Saya telah berdiskusi dengan kolega saya di Jurusan Komunikasi UB Malang, Dr Antoni. Diskusi ini menghasilkan beberapa kriteria, yang menurut saya, bisa dijadikan referensi untuk membuat skripsi/thesis yang baik. Skripsi/thesis yang baik dapat diukur dari dua hal, yaitu: I. Substansi Skripsi/thesis II. Teknik Penulisan Skripsi/thesis Dengan perincian detail: I. Substansi Skripsi/thesis A. Metodologi (65%), yang mencakup: Kesesuaian (konsistensi) antara keseluruhan isi skrispsi, mulai dari judul, latar belakang masalah (LBM), perumusan masalah, tujuan, manfaat, teori, metode, hasil, diskusi/interpretasi/pembahasan, simpulan dan saran. Penulisan latar belakang masalah, yaitu mesti bisa menerangkan pentingnya masalah dengan cara: - Mahasiswa merumuskan bahwa topik yang diteliti adalah sebuah realitas/fenomena/objek formal/masalah kajian komunikasi dengan mengeksplorasi literatur. Dari literatur tersebut dapat dijelaskan: state of art dalam kajiannya (melihat bidang kajian dan mengenali perspektif, misalnya: kajian PR, mhs mesti bisa memahami perkembangan kajian2 nya dan peta-peta pendekatan dalam bidang tersebut); mengaitkan dengan teori-teori spesifik kajian komunikasi yang terkait; review terhadap studi-studi terdahulu (terutama dari jurnal). - Secara eksplisit menjelaskan bahwa eksplorasi literatur tersebut yang mendasari munculnya masalah yang diteliti atau yang mendasari munculnya kesenjangan sehingga penting diteliti. Penggunaan kerangka dasar teori - Mahasiswa bisa menjelaskan kaitan teori, konsep atau model dengan upaya menjawab masalah penelitian. Artinya, harus menjelaskan bagaimana teori/konsep/model yang dideskripsikan digunakan dalam penelitian (untuk Kuantitatif)
-
Kerangka berpikir/pemikiran: Mahasiswa bisa melakukan kegiatan berteori (teoritisasi) yang diarahkan untuk menjawab masalah yang diteliti secara teoritis yang hasilnya disimplifikasikan ke dalam bagan kerangka berpikir (Untuk Kuantitatif & Kualitatif). - Hasil dari kerangka berpikir adalah perumusan hipotesis (Bisa untuk kuantitatif maupun kualitatif). - Untuk laporan penelitian kualitatif (penelitiannya sudah selesai), tinjauan pustaka/kerangka teori merupakan penjelasan teoritis dari temuan data yang sifatnya afirmatif (membenarkan/menguatkan) data hasil penelitian. Bisa disebut sebagai generalisasi teoritis dari data-data yang ditemukan di lapangan (Karena itu, tinjauan pustaka dalam proposal untuk kualitatif dimungkinkan berbeda dengan laporan penelitiannya). Perumusan metode penelitian, mulai dari jenis pendekatan, pemilihan metode, definisi operasional dan pembuatan instrumen, teknik sampling atau informan, pengumpulan data, analisis data/pemilihan statistik (disesuaikan dengan jenis penelitiannya, kuantitatif atau kualitatif). Aplikasi metode penelitian tersebut dalam penelitian dan kaitannya dengan data yang dihasilkan. Hasil dan Pembahasan: - Analisis data dengan pengujian hipotesis (untuk kuantitatif); analisis data dengan cara mendeskripsikan data dengan cara menata data ke dalam kategori tertentu dan mendialogkan data dalam satu kategori (kualitatif). - Interpretasi/pembahasan/diskusi: menjelaskan secara teoritis mengapa hipotesis ditolak/diterima (kuantitatif); menjelaskan data dengan cara membandingkan data dalam satu kategori, data antarkategori dan mensinergikan dengan teoriteori yang relevan untuk bisa membuat simpulan umum (kualitatif). Kekayaan literatur dan selektivitas literatur. Diutamakan dari jurnal-jurnal penelitian nasional dan internasional, baru kemudian buku-buku dan seminarseminar.
B. Argumentasi (15%) saat sidang ujian di depan penguji Mampu menyampaikan pemikiran dengan argumen ilmiah, tidak opini pribadi. Mampu berdialog, artinya menjawab pertanyaan dengan alasan ilmiah dan merespon tanggapan penguji (apakah lebih banyak menerima sebagai masukan atau mencoba berargumen/mempertahankan dengan argumen ilmiah). C. Teknik Penulisan Skripsi (20%) Tata Bahasa Indonesia dan Inggris. Untuk bhs Inggris, biasanya ditemukan di abstrak. Teknik referencing, sesuai dengan sistem APA Penulisan daftar pustaka dan kesesuaian daftar pustaka dengan isi Cara mengutip yang benar