Strategi Pemasaran Jasa Perpustakaan Perguruan Tinggi

90 downloads 558 Views 216KB Size Report
Strategi Pemasaran Jasa. Perpustakaan Perguruan. Tinggi. Oleh: Nur Syahid. NPM.07540024. Progam Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Fakultas Ilmu ...
Strategi Pemasaran Jasa Perpustakaan Perguruan Tinggi Oleh: Nur Syahid NPM.07540024

Progam Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Wiajaya Kusuma Surabaya

STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh: Nur Syahid NPM: 07540024

A. PENDAHULUAN Istilah Perpustakaan telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas

peminjaman

dan

pengembalian

materi

perpustakaan.

Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu Orang-orang datang untuk memanfaatkan jasanya. Menurut pengertian ini, perpustakaan tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba, tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Walaupun perpustakaan sebagai organisasi yang “nirlaba” dalam hal melayani masyarakat pembaca atau pencari informasi, perpustakaan juga perlu menerapkan falsafah dan prinsip-prinsip pemasaran yang modern agar dapat mencapai tujuan organisasional dengan haik. Banyak buku-buku karya pakar bidang pemasaran baik pemasaran untuk organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba, di antaranya Kotler (1991), Kotler dan Andreasen (1995), Kats (1991), Tjiptono (1995). Pada makalah ini akan dicoba menerapkan teori atau konsep pemasaran tersebut dalam pemasaran jasa perpustakaan Pemasaran, seperti yang kita ketahui merupakan rangkaian kegiatan manajemen. Umumnya berkaitan erat dengan memasarkan

suatu produk yang nyata dalam hal mi seperti barang dan bersifat profit oriented. Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan konsumen. Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa, dalam hal mi adalah jasa informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan guna kepentingan user/pemakai perpustakaan. Koleksi buku-buku baru,jurnal majalah, dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan penelusuran. Kesemuanya itu merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara memasarkannya. Maka bukan hal yang berlebihan bila pemasaran jasa informasi di perpustakaan perlu dibicarakan. Informasi punya relevansi yang sangat tinggi

dalam

proses

pengambilan

keputusan.

Setiap

individu

membutuhkan nformasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Nah, bagaimana perpustakaan

mengoptimalkan

Iayanannya

bagi para

pemburu informasi? Sebab tidak semua orang menyadari bahwa informasi dapat diperoleh di perpustakaan. B. PEMBAHASAN 1. Pemasaran Jasa Perpustakaan Perguruan Tinggi Mengapa pemasaran? Perpustakaan perguruan tinggi bukanlah sebuah lembaga yang menghasilkan keutungan finansial dari jasa dan produk yang dilayankannya seperti layaknya sebuah perpustakaan. Namun demikian perpustakaan harus membuat seluruh masyarakat umum (terutama civitas akademika) mengetahui apa yang ada di perpustakaan dan kemudian dibujuk untuk “membeli” atau bahkan

“memborong” semua jasa yang tersedia. Apa gunanya? Apa untungnya kalau perpustakaan perguruan tinggi

kemudian menjadi populer?

Pertanyaan ini selalu muncul setiap kali perpustakaan diajak

untuk

berpromosi. Berikut adalah alasan (kalaupun bukan keuntungan) mengapa perpustakaan perguruan tinggi harus dipasarkan. Pertama, perpustakaan perguruan tinggi adalah sumber ilmu dan pengetahuan yang paling terkelola dan terpilih dan paling dapat dipertanggung jawabkan. Sementara itu masyarakat kususnya civitas akademika dalam hidupnya dituntut untuk selalu memiliki ilmu dan pengetahuan, baik untuk

kebutuhan

kerja,

pengambilan keputusan atau perluasan

wawasan saja. Untuk itu perpustakaan harus berusaha memberitahu masyarakat bahwa ilmu dan pengetahuan yang mereka butuhkan tersedia dengan lengkap dan terjamin kualitasnya serta dengan mudah dan murah dapat diakses di perpustakaan. Kedua, kegiatan penyediaan ilmu dan pengetahuan, mulai dari kegiatan pengumpulan, penyeleksian, pengolahan sampai layanan adalah kegiatan yang sulit, lama dan tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyediaan ini menuntut sebuah tanggung jawab dan kompetensi yang sangat tinggi agar ilmu dan pengetahuan yang terkemas dalam berbagai macam media dapat tersaji dan tertata untuk langsung dimanfaatkan. Maka akan menjadi sebuah kegiatan yang sia-sia dan terbuang percuma ketika semua usaha ini tidak pernah disentuh, bahkan dimanfaatkan oleh siapapun.Ketiga, masyarakat umum dan pemanfaat tetap jasa perpustakaan harus mengetahui dan mengenal

siapa

orang-orang

yang

mampu membuat ilmu dan

pengetahuan yang bertebaran dimana-mana, dapat terkumpul dan tersaji dengan sangat akurat di sebuah wadah siap untuk dieksplorasi. Dengan pengenalan ini maka masyarakat akan mengenal dengan benar setiap peran dan fungsi dari setiap orang yang terlibat di dalam pengelolaan ilmu dan pengetahuan di perpustakaan, mulai dari petugas penjaga tas,

petugas sirkulasi, manajer layanan, sampai ke ‘dapur’ dimana ahli pengembangan koleksi pustaka memulai semuanya. Dengan begitu tidak lagi orang secara sembarangan menamai siapapun lanjut. Maka semua orang yang berkarya mengelola pengetahuan mendapat citra yang benar. 2. Promosi Jasa Perpustakaan Perguruan Tinggi Mengapa Promosi? Dari sekian banyak komponen pemasaran seperti dalam bauran promosi (marketing mix), promosi merupakan komponen yang paling dekat dengan profil perpustakaan perguruan tinggi karena di dalam promosi tidak selalu dan mutlak diperhitungkan keuntungan finansial dari kegiatan dan tidak menuntut pengubahan bentuk perpustakaan perguruan tinggi seperti misalnya komponen tempat (place), produk (product) dan harga (price). Perpustakaan pada umumnya merupakan lembaga yang merupakan salah bagian dari sebuah lembaga penaung sehingga posisi dan lokasinya sudah ditentukan. Sementara itu produk perpustakaan perguruan tinggi sudah ditentukan yaitu bahan pustaka dan layanan perpustakaan, baik oleh lembaga maupun kesepakatan umum tentang produk perpustakaan, sedangkan harga layanan tidak dapat ditentukan sesuai sifat lembaga yang non profit. Untuk maka tinggal promosi yang paling mungkin dilakukan

untuk meningkatkan pemanfaatan seluruh jasa layanan

perpustakaan secara optimal oleh pemustakanya. Alasan lain mengapa promosi digunakan sebagai strategi dalam pemasaran adalah

karena

karakter

promosi

perpustakaan

yang “mendorong’ calon dan

pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang dijual dengan cara meyakinkan mereka bahwa produk tersebut layak dibeli. Saat ini semua usaha untuk mengembangkan perpustakaan sudah dilakukan

dan

masyarakat sudah banyak mengetahui adanya perpustakaan. Yang

perlu dilakukan adalah mendorong mereka datang dan memanfaatkan (membeli) semua jasa perpustakaan. Bagaimana Berpromosi? Sebelum seorang manajer pemasaran di

perpustakaan

mulai

menyusun

strategi

promosi

untuk

perpustakaannya, ia harus mengetahui prinsip dasar dari promosi yaitu : A promotions effort conducted in short durations with the aim of creating short-term differentiation by offering a better product value resulting to growth (even at artificial level). Growth benefit may be attained either by increasing product trial, or increasing product quantity. (Scope and Definition of PR: http//:marketeach.blogspot.com, 2008) Pada prinsipnya promosi berarti memberitahukan pengguna apa yang anda kerjakan dan apa yang anda bisa lakukan. Manfaat bagi mereka

yang mempromosikan

adalah:

peningkatan

penggunaan,

peningkatan penilaian dalam lembaga, pendidikan bagi pemustaka dan berubahnya persepsi. Dari pendapat ini dapat diartikan bahwa promosi dilakukan dalam jangka pendek dan menghasilkan sebuah perbedaan kondisi dari sebelumnya seperti: peningkatan pembelian sebuah jenis produk pada masa tertentu. Caranya dengan menawarkan produk baru atau menambah jumlah produk. Untuk itu sebelum manajer pemasaran (atau divisi promosi) perpustakaan akan melakukan kegiatan promosi, langkah pertama adalah menentukan perbedaan kondisi yang ingin dicapai.

a. Menentukan Sasaran Di Indonesia, yang juga hampir di semua perpustakaan di dunia, masalah terbesar yang dihadapi oleh perpustakaan adalah persepsi keliru yang dimiliki oleh masyarakat (bahkan pimpinan lembaga di aman perpustakaan berada) tentang perpustakaan yang diakibatkan oleh ketidak tahuan tentang banyak hal yang ada di perpustakaan. Untuk itu sasaran yang tepat untuk dibidik oleh promosi perpustakaan adalah perbaikan persepsi masyarakat. Apabila diuraikan maka sasaran promosi adalah menumbuhkan kondisi dari masyarakat yang tidak tahu tentang perpustakaan menjadi sangat tahu, tercakup dalam komponen: 1. Tidak tahu pengertian yang sesungguhnya tentang perpustakaan. Sasaran: masyarakat harus tahu bahwa perpustakaan adalah penyedia informasi, ilmu dan pengetahuan yang akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. 2. Tidak tahu kelebihan yang akan dimiliki

kalau memanfaatkan

layanan perpustakaan. Sasaran: masyarakat harus tahu bahwa dengan memanfaatkan layanan perpustakaan, mereka akan menjadi orang yang selalu bisa membuat keputusan yang tepat berbasis pengetahuan, menjadi orang yang mudah berbicara dalam banyak hal, dan kelebihan lainnya. 3. Tidak tahu adanya layanan lain di samping peminjaman buku. Sasaran: masyarakat harus tahu bentuk layanan lain yang dapat dimanfaatkan, seperti layanan referensi, konsultasi pengetahuan, pertukaran pengetahuan, dan layanan lainnya. 4. Tidak tahu bagaimana mencari informasi dengan benar di perpustakaan dan tidak tahu bagaimana menggunakan jasa layanan yang ada.

Sasaran: masyarakat harus tahu cara yang benar untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, dengan atau tanpa bantuan staf penelusuran informasi yang ada dan siap membantu, dan masyarakat harus tahu cara memanfaatkan seluruh layanan yang diberikan perpustakaan 5. Tidak tahu siapa saja yang menjadi komponen penting membuat perpustakaan mampu memberikan layanan yang sangat bermanfaat. Sasaran: masyarakat harus tahu bahwa staf di perpustakaan terdiri atas staf dengan masing-masing peran dan fungsi yang berbeda, dari staf administrasi pengurusan anggota, administrasi peminjaman koleksi, staf ahli pemasaran, staf ahli layanan, staf ahli referensi, staf ahli pengolahan koleksi manual dan otomasi, staf ahli pengembangan koleksi, sampai pada manajer SDM perpustakaan dan direktur perpustakaan. Tidak boleh ada yang sembarangan disebut sebagai pustakawan tanpa mengetahui fungsi dan perannya. Dengan menentukan sasaran, maka akan dapat dilakukan pemilihan prioritas sasaran yang dianggap paling perlu dibidik. Prioritas ini akan berbeda antar satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya karena kondisi pengetahuan yang dimiliki masyarakat (yang selanjutnya disebut khalayak sasaran promosi) tentang sebuah perpustakaan tertentu juga bebeda-beda. b. Memilih Media Promosi Julie Nicholas (1998) mengatakan bahwa: Promotional activities can take many forms and the promotional media will depend on the nature of the target audience and on promotional objectives. Untuk menentukan media promosi yang akan digunakan oleh manajer pemasaran perpustakaan diperlukan beberapa informasi, di antaranya mengenai:

a. ketersediaan media dan infrastruktur, b. kemampuan staf promosi memproduksi media, c. jangkauan media, d. karakter khalayak sasaran promosi e. pengenalan/ kebiasaan khalayak menggunakan media, f. ketersediaan dana untuk memproduksi media, g. panjang dan detail pesan. Dari informasi ini dapat dipilih media yang paling tepat untuk digunakan untuk promosi sehingga seluruh media yang digunakan dijamin akan menjangkau dan menerpa khalayak sasaran promosi. Dalam dunia komunikasi, bentuk media terbagi dalam dua kelompok, yaitu media cetak dan elektronik, sedangkan jangkauan terdiri dari media personal, media umum/ kelompok, dan media massa. Kedua karakter media ini (bentuk dan jangkauan) dapat dipilih berdasarkan karakter khalayak yang menjadi target. Misalnya apabila yang dijangkau adalah

khalayak

sekitar

perpustakaan

(untuk

perguruan

tinggi:

mahasiswa, dosen, staf administrasi, pimpinan lembaga), maka media yang dipilih adalah media personal dan media umum/ kelompok. Setelah mengetahui bagaimana kebiasaan khalayak menggunakan media, maka dipilih bentuk media yaitu elektronik atau cetak, bisa keduanya atau gabungan. Media cetak personal adalah surat, leaflet atau folder yang diberikan untuk dibaca oleh satu orang sasaran, sedangkan media personal eletronik adalah telepon, e-mail, dan surat elektronik yang bersifat pribadi lainnya. Media kelompok ditujukan pada lebih banyak orang pada jangkauan terbatas. Media kelompok cetak adalah poster dan selebaran umum, sedangkan media kelompok elektronik adalah siaran radio atau atau televisi terbatas (TVland atau audioland), mailinglist, facebook, blogspot, newsletter, bulletin boards dan sejenisnya

Kunci dari semua rancangan promosi adalah harus mampu menarik perhatian khalayak, meningkatkan kan minat dan ketertarikan pada produk/ jasa yang dipromosikan, menciptakan hasrat untuk mengikuti ajakan promosi, mendorong khalayak untuk memutuskan akan menggunakan produk/ jasa, dan akhirnya menggunakan semua produk dan layanan yang dipromosikan dan membuat perbedaan dari kondisi sebelumnya. Semua

staf

ahli

di

perpustakaan

harus

secara

aktif

memasarkan dan mempromosikan apapun yang ada di perpustakaan. Kuncinya

adalah

dengan

mengetahui

dan

mengerti

khalayak

perpustakaan sehingga perpustakaan dapat memuaskan kebutuhan mereka secara efektif. 3. Strategi Pemasaran Jasa Perpustakaan Perguruan Tianggi Regis M Kenna (1985) memaparkan tiga strategi dalam pemasaran, yakni: a. Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk informasi yang diinginkan pasar. Apa ragam informasi yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak dikemas dalam bentuk apa dan bagaimana bentuk pelayanannya. Meraih posisi produk mi dapat ditempuh melalui: 1) Memahami lingkungan (kecenderungan dmamika pasar). 2) Memusatkan perhatian; selain mengenai teknik operasional, public relation dan kepercayaan. 3) Mencari sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan produk-produk tertentu, untuk beberapa kelompok pemakai tertentu saja, atau mengetahui segmen sasarannya.

4) Berekspenimen, dinamis, kreatifitas, dalam menciptakan produk baru - kemasan baru perpustakaan. Misalnya mengenai layout, waktu danjenis Iayanan serta kemasan informasinya. b. Meraih posisi pasar, yaitu menciptakan kepercayaan/pengetahuan dan pasar (kredibilitas), produk yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga akan mendapat pujian dan pasar. Upaya yang dapat dilakukan adalah: 1) Memanfaatkan dan mulut ke mulut, menyampaikan pesan pesan yang positif tentang image perpustakaan. 2) Membina infrastruktur pasar, melakukan kerjasama, partnership dan menjadi pelaku komunikasi. 3) Mengembangkan

hubungan-hubungan

antar

perpustakaan,

membuka sistem jaringan. 4) Melayani pemakai yang tepat, ketepatan dalam menjaring pengguna, siapa saja yang seyogyanya dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke actual user. 5) Menjalin hubungan dengan media massa. Melaui pemberitaan di media massa, umumya mampu menyentuh masyarakat dan akhirnya menimbulkan kepercayaan pada masyarakat. c. Meraih posisi organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah: 1) Menanamkan image yang positif mengenai perpustakaan. 2) Menerapkan konsep managerial. 3) Kualifikasi

pustakawan,

ditinjau

kepribadiannya serta kiat seninya.

dan

intelektualnya,

4. Kiat Memasarkan Jasa Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasanan yang berkaitan dengan pemasaran jasa informasi di perpustakaan. Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut: a. Survei

pemakai

jasa,

bisa

dengan

jalan

menggunakan

angket/quesioner yang disebarkan. Penyebaran angket mi sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan serta wants (keinginan) dan konsumen/pemakai penpustakaan. b. Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan. Kegiatan mi terbagi dalam dua faktor: 1) Faktor internal, antara lain dan unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu mendidik pemakai dengan melalui fase-fase: a) tahu, pemakai mengetahui perpustakaan secara detail; (b) tertarik; b) menimbang-nimbang untung nugi informasi tersebut bagi pemakai; c) mencoba membantu pemakai agar tidak mendapat hambatan; d) mengadopsi,

kemampuan

pustakawan

untuk

membina

pelanggan penpustakaan. 2) Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebanan brosun, dll. c. Mengelola sistem informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan mi untuk mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan sistem janingan/kerjasama antar unit perpustakaan.

Bentuk kegiatan mi bisa berupa inter library loan, exchange programme, ataupun union catalog. kegiatan ml sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemakai. d. Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui komputenisasi telah mampu memacu sistem peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan pemanfaatan secana maksimal dapat terselenggara tanpa kendala. e. Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu konsurnen dengan jalan mengorganisasikan dan membenikan wadah bagi pana pemakai penpustakaan tingkat pemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user. f. Dipenlukan kerjasama dengan organisasi atau lembaga tenkait untuk mempergunakan fasilitas yang ada di penpustakaan. Misalnya menyediakan ruang untuk kegiatan seminar, rapat, dsb. g. Pengeseran nilai, penilaku konsumen informasi (consumer behavior) turut membantu pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra din dan pelayanan nesponsifpasifmenjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yang dibutuhkan masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkan din dalam mengolah

data,

menyiapkan,

memasarkan informasi

mengemas,

mentransfen

dan

C. PENUTUP Perkembangan dunia perpustakaan di negara-negara maju terjadi dengan sangat cepat. Penelitian tentang perpustakaan terutama berkaitan dengan pemasaran masih sedikit di Indonesia. Ketertinggalan tidak cukup untuk diratapi, tetapi tantangan kedepan yang maha berat harus

dihadapi.

Faktor

yang

menjadi

kendala

bagi

kemajuan

perpustakaan di Indonesia juga dihadapi oleh pelaku jasa yang lain. Tinggal bagaimana sumber daya manusia, dalam hal ini pustakawan, mampu untuk selalu berpikir positif dan terus mengembangkan diri. Eksistensi suatu lembaga akhirnya akan ditentukan oleh seberapa besar lembaga tersebut bermanfaat secara optimal dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas. Terdapat dua kunci yang menjadi awal dari kemauan untuk memenuhi kebutuhan pemakai, yang pertama adalah kesadaran bahwa melayani merupakan ibadah. Membuat bahagia dengan memberikan informasi kepada orang yang memerlukan adalah kegiatan yang mulia. Melayani orang lain, apalagi menyadari kalau pemakai perpustakaan merupakan orang yang menghidupi kita, harus tertanam di hati pustakawan dan dipraktekkan sehari-hari. Kunci yang kedua, sebagai pribadi yang beriman tentu meningkatkan kualitas diri merupakan suatu kewajiban. Dalam agama Islam terdapat suatu hadist yang sangat erat berkaitan dengan budaya kualitas, yaitu : Orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin, maka orang tersebut beruntung. Bila hari ini sama dengan hari kemarin, maka orang tersebut tergolong merugi. Merugi dalam hal waktu yang terbuang percuma. Dan bila hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka orang tersebut tergolong celaka. Dalam redaksi yang lain, tentu semua agama mengajarkan kebaikan, sikap tolong menolong dan meningkatkan kualitas

diri. Semua bergantung kemauan kita sebagai pustakawan untuk mampu berperan dan tidak tergerus laju globalisasi. Kunci sudah berada di tangan pustakawan. Mau merubah diri dengan sikap proaktif kepada pemakai dan selalu meningkatkan kualitas diri, sehingga tetap eksis atau diam dan tergarus arus globalisasi. Jangan mengharap perubahan datang dan/atau akibat dari luar, berubahlah karena kesadaran diri. Perubahan yang berasal dari dalam akan berdampak luar biasa dan dengan percepatan yang jauh lebih cepat juga.

DAFTAR PUSTAKA Cronin, Blaise. The marketing ofLibrary and Information Services. London, ASLIB. 1981. Edsall, Marian S. Library Promotion Handbook. London, Oryx Press, 1980. Hartono, Bambang. Pemasaran Jasa Perpustakaan: makalah seminar. Jakarta, 1992. Kinnell, Margaret. Planned Public Relations for Libraries. London: Taylor Graham, 1989. Kotler, Philip. Principles of Marketing. second. Ed. New Delhi:Pnentice-Hall, 1984. Marketing for non-profit organization. Second ed. New Dethi: Prentice-Hall, 1985. Marketing management. Sixth ed., 1984. Muchyidin, Ase S. Promosi Perpustakaan. Bandung: P3TUNPAD, 1980. Mc Garry, K.J. Communication Knowledge and the librarian. London: Clive Bingley, 1975. Nurhayati, Tuti. Pemasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi. Warta IKlP Yogyakarta, Vol. XXXII/1998. Hal. 11, 12, 14. Richardson, Jerry and Margulis, Joel. The magic ofrapport how you can Gain Personal Power in Any situation. San Francisco: Harbor Publishing,1980. Septiadi, Den. Analisis bauran pemasaran jasa restorasi Sindang Reret dalam upaya miningkatkan kepuasan para tamu pengunjung: lesis. Bandung: Prog. Pasca Sarjana UNPAD, 1999.

Suggest Documents