uji khasiat dan keamanan kombinasi ekstrak rimpang jahe merah ...

95 downloads 982 Views 1MB Size Report
Angka kejadian yang tidak diinginkan pada kelompok yang diberi kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu tidak berbeda secara bermakna.
UJI KHASIAT DAN KEAMANAN KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH DAN BUAH MENGKUDU PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS FASE INTENSIF DAN LANJUTAN

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung

ELLIN FEBRINA 20705012

Program Studi Farmasi Jalur Pilihan Farmakologi-Toksikologi

SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007

UJI KHASIAT DAN KEAMANAN KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH DAN BUAH MENGKUDU PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS FASE INTENSIF DAN LANJUTAN

ELLIN FEBRINA 20705012

Program Studi Farmasi Jalur Pilihan Farmakologi-Toksikologi Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

September 2007

Prof. Dr. Elin Yulinah Sukandar Pembimbing Utama

dr. Primal Sudjana, Sp.PD-KPTI Pembimbing Serta

Hidup itu atas kehendak yang Maha Menghidupkan Hidup itu tiada hidup tanpa menghidupi kehendak yang Maha Menghidupkan Hiduplah dalam kehidupan para penghidup kehendak yang Maha Menghidupkan Hidupilah hidupmu demi kehidupan di hari yang akan dihidupkan oleh yang Maha Menghidupkan

Untuk yang Maha Menghidupkan, dan para penghidup kehendak-Nya...

ABSTRAK

UJI KHASIAT DAN KEAMANAN KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH DAN BUAH MENGKUDU PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS FASE INTENSIF DAN LANJUTAN

Ellin Febrina - 20705012

Pengobatan tuberkulosis (TB) paru memerlukan waktu yang lama minimal selama enam bulan. Uji klinis sebelumnya terhadap penderita TB paru kasus baru Basil Tahan Asam (BTA) positif dengan penambahan kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu sebagai obat penunjang menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g perhari selama fase intensif dapat mempercepat konversi dahak BTA positif secara bermakna dibandingkan dengan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 0,5 g perhari dan plasebo. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna mengetahui khasiat dan keamanan kombinasi ekstrak tersebut selama pengobatan TB yang meliputi fase intensif dan lanjutan.

Penelitian dilakukan dengan pengelompokan subjek secara acak, pengamatan tersamar ganda dan placebo controlled. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu penderita TB paru kategori I kasus baru BTA positif, laki-laki atau perempuan berusia 18-55 tahun, tidak menderita penyakit lain, dan bersedia ikut serta dalam penelitian. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 92 orang dibagi menjadi tiga kelompok dan semuanya mendapat obat antituberkulosis (OAT). Kelompok I diberi tambahan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g perhari, kelompok II diberi kombinasi ekstrak (1:1) dosis 0,5 g perhari dan kelompok III diberi plasebo. Parameter yang diamati yaitu berat badan, keadaan umum, gejala klinis, kadar hemoglobin (Hb), jumlah leukosit dan trombosit, laju endap darah (LED), apus dahak BTA, SGOT, SGPT, kadar gula darah dan kreatinin, Prothrombin Time (PT), serta Activated Partial Thromboplastin Time (APTT). Pengamatan dilakukan setiap dua minggu selama fase intensif (dua bulan pertama) dan setiap bulan selama fase lanjutan (minimal empat bulan).

i

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi dahak BTA pada kelompok yang diberi tambahan kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g dan 0,5 g perhari sebagai obat penunjang sejak minggu ke-2 lebih cepat dibandingkan dengan kelompok plasebo walaupun secara statistik tidak bermakna. Perbedaan yang bermakna terjadi pada minggu ke-8 (masing-masing dengan p0,05). Keadaan umum penderita berdasarkan skor Karnofsky menunjukkan perbaikan yang lebih besar pada kelompok yang diberi

kombinasi ekstrak (1:1) dosis 1 g dan 0,5 g perhari

dibandingkan dengan kelompok plasebo pada minggu ke-2 hingga minggu ke-8 (p