TEKNIK FASTWRITING PADA SISWA KELAS IX SMP PGRI MALANGBONG ....
siklus pertama tidak ada siswa yang masuk kategori ke dalam siswa yang ...
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN TEKNIK FASTWRITING PADA SISWA KELAS IX SMP PGRI MALANGBONG KABUPATEN GARUT
MAKALAH
OLEH: ERNI WINARNI NPM.10.21.0983
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN TEKNIK FASTWRITING PADA SISWA KELAS IX SMP PGRI MALANGBONG KABUPATEN GARUT Erni Winarni NPM.10.21.0983
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini berjudul " Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Teknik Fastwriting". Teknik Faswriting adalah sebuah teknik menulis dengan cepat untuk meraenuhi kertas kosong tanpa memikirkan benar atau salah dalam menuangkan gagasan pada batasan waktu tertentu. Dengan teknik fastwriting siswa menuangkan gagasan yang ada dalam pikirannya tanpa memikirkan meskipun kurang nyambung dengan tema yang diusung. Setelah itu, siswa memilih gagasan yang tepat dan memiliki koherensi dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh. Teknik ini bertujuan agar siswa lebih mudah dalam belajar menulis karena biasanya yang menjadi kesulitan menulis tersebuut siswa lambat berpikir untuk mencari gagasan yang akan ditulisnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan tenik fastwriting?; (2) bagaimana hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan tetoakfastwrlUng?. Adapun tujuan peneh'tian ini adalah: (1) untuk mengetahui proses pembelajaran menuh's karangan deskripsi siswa, di kelas DC SMP PGRI Malangbong Kabupaten Garut dengan isslaak fastwriting; (2) untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa, kelas DC SMP PGRI Malangbong Kabupaten Garut dengan menggunakan tefauk fastwriting. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu satu metode yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan profesionalisme guru sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas DC SMP PGRI Malangbong yang berjumlah 30 orang. Data penelitian diperoleh melalui observasi langsung dan tidak langsung, tes, wawancara, lembar observasi, dan jurnal harian siswa. Tahapan dari penelitian ini terdiri atas perencanaan pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi. Pada siklus pertama tidak ada siswa yang termasuk ke dalam nilai sangat baik. Siswa yang mendapatkan nilai baik hanya 15 orang atau 50%, siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 9 orang atau 30%, dan siswa yang memiliki nilai yang masih kurang 1 orang atau 3,33%. Pada siklus kedua siswa yang termasuk ke dalam kategori sangat baik sebanyak 4 orang atau 13,8%, siswa yang termasuk kategori baik sebanyak 24 orang atau 82,75%, serta siswa yang termasuk kategori cukup lorang atau 3,33%. Pada siklus ketiga dapat dilihat bahwa siswa yang termasuk kategori sangat baik dalam menulis karangan deskripsi adalah 7 orang atau 23,30%, siswa yang termasuk kategori baik adalah 20 orang atau 66,06% dan siswa yang masuk kategori cukup adalah 1 orang atau 3,33%. Saran dari penulis untuk beberapa pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Sebagaimana hasil yang telah didapat dari penelitian teknik fastwriting dapat sdigunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi untuk guru-guru bahasa Indonesia karena lewat penelitian ini teknik tersebut mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa, Teknik ini mampu membuat siswa terfokus dalam pembelajaran menulis karena ada batasan waktu yang diberikan sehingga tidak ada lagi siswa yang lalai untuk melakukan kegiatan menulis. Pemanfaatan objek karangan deskripsi tidak terbatas pada tempat atau benda saja, orang pun dapat digunakan sebagai objek dalam menulis karangan deskripsi. Deskripsi orang dapat digunakan sebagai tema dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Guru hendaknya mengemukakan tema-tema baru dalam pembelajaran menulis. Selain itu, perkembangan teknologi juga dapat digunakan dalam pembelajaran menulis. Kepada para peneiti yang akan melakukan observasi serupa, sebaiknya penggunaan teknik fastwriting dikalaborasikan dengan teknik lainnya yang memungkinkan sehingga kekurangan yang terfdapat dalam teknik fastwriting dapat dikurangi.
Kata Kunci : Menulis Karangan Deskripsi/ Fastwriting
PENDAHULUAN Menulis merupakan sebuah alat yang sangat ampuh dengan belajar sendirinya memainkan peranan yang sangat penting. Kenyataan yang dihadapi sekarang ini adalah motivasi siswa-siswi tersebut yang dinilai masih kurang sehingga kurangnya produktifitas dalam hal menulis, padahal hal yang paling utama dalam menulis adalah motivasi yang besar serta keyakinan mampu menulis dengan baik seperti yang ditulis oleh Harefa (2003:13) dalam bukunya Agar Menulis Mengarang dengan Gampang bahwa untuk dapat mengarang, orang harus mulai dari keyakinan bahwa itu memang dapat dilakukan, setidaknya bagi siapa yang sudah duduk di sekolah dasar. Pernyataan tersebut dirasa benar, penulis sendiri memiliki pendapat bahwa bakat istimewa itu bukan merupakan hal yang mutlak umtuk dimiliki kemapuan lebih dalam suatu bidang termasuk menulis.
dengan tujuan agar pembaca mampu membayangkan objek yang digambarkan penulis serta mampu merasakan suasana atau rasa yang diterapkan penulis dalam sebuah karangan. Menulis adalah kegiatan menggunakan pikiran dan perasaan lewat sebuah tulisan. Menulis merupakan salah satu aktivitas yang dapat mempercepat proses pencernaan dan penyerapan sebuah penegasan, aktivitas intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh penulis. Secara umum menulis adalah mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Berdasarkan beberapa definisi menulis di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, perasaan, serta pengalaman ke dalam sebuah tulisan yang dapat bermanfaat dan dapat dipahami orang Iain.
Pengertian Menulis
Pengertian Karangan Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea. E. Kosasih (1988:1) menyebutkan bahwa karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Pengertian Deskripsi Deskripsi berasal dari bahasa inggris yaitu description yang tentu saja berhubungan dengan melukiskan sesuatu tentang bahasa. Deskripsi bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Dalam desknpsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaarinya kepada para pembaca. Menyampikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis desknpsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal pada para pembaca, seolah-olah mereka melihat sendiri objek yang terdapat dalam tulisan. Pengertian Karangan Deskripsi
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat prosuktif karena kegiatan menulis akan menghasilkan sebuah karya yang disebut tulisan atau karangan. Menulis merupakan sebuah pengembangan ide-ide atau refesentasi dan kesatuan-kesatuan ekspresi berupa bahasa tulisan. Kegiatan menulis tersebut dapat diterapkan pada sebuah karangan, contohnya karangan deskripsi atau karangan yang bersifat menggambarkan objek secara menyeluruh
Karangan deskripsi adalah karangan yang berusaha melukiskan objek berserta ciri-ciri fisik sifat atau watak secara mendetail sehingga pembaca mampu membayangkan dan menjiwai terhadap karangan tersebut. Deskripsi bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Karangan deskripsi berfungsi untuk menjadikan pembaca seakan-akan melihat wujud
Kurang produktifnya menulis siswa-siswi sekolah menengah pertama dalam menulis merupakan merupakan gambaran kegagalan pembelajaran keterampilan menulis. Dapat dilihat dilapangan, siswa-siswi melakukan kegiatan menulis apabila ada tugas menulis atau untuk sekedar mengisi ruang kosong dalam sebuah ujian keterampilan 1 menulis, bukan murni untuk menuangkan gagasangagasannya menjadi sebuah tulisan. Selain masalah yang terdapat dalam motivasi dan kegiatan untuk berlatih menulis, permasalahan lain yang muncul pada siswa-siswi sekolah menengah tersebut biasanya adalah sulitnya mendapatkan ide padahal hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah tulisan. Gagasangagasan yang telah dimiliki harus ditunjang dengan ide-ide kreatif dan imajinatif untuk menghasilkan sebuah tulisan. KAJIAN TEORITIS DAN METODE
sesungguhnya dari materi yang disajikan, deskripsi memperlihatkan ciri individual secara khas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa deskripsi menitik beratkan pada penampilan sesuatu. Penggambaran sesuatu dalam kamngan deskripsi memerlukan kecermatan pengamatan dan ketelitian. Hasil pengamatan itu, kemudian dituangkan oleh penulis dengan menggunkan kata-kata yang kaya akan nuansa dan bentuk. Dengan kata lain, penulis harus sanggup mengembangkan suatu objek melalui rangkaian kata-kata penuh arti dan kekuatan sehingga pembaca dapat menerimanya seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, dan menikmati sendiri objek itu. Pengertian Teknik Fastwriting Teknik Fastwriting adalah sebuah teknik menulis dengan cepat untuk memenuhi kertas kosong tanpa memikirkan benar atau salah dalam menuangkan gagasan pada batasan waktu tertentu. Dengan teknik fastwriting siswa menuangkan gagasan yang ada dalam pikirannya tanpa memikirkan meskipun kurang nyambung dengan tema yang diusung. Setelah itu, siswa memilih gagasan yang tepat dan memiliki koherensi dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh. Teknik ini bertujuan agar siswa lebih mudah dalam belajar menulis karena biasanya yang menjadi kesulitan menulis tersebuut siswa lambat berpikir untuk mencari gagasan yang akan ditulisnya. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom action research karena penelitian ini bertujuan untuk melihat masalah-masalah yang terdapat pada siswa kemudian mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Metode ini adalah metode yang bersiklus terus-menerus melakukan perbaikan dalam setiap siklus sehingga terjadi peningkatan hasil pembelejaran. Apabila seorang guru sedang sibuk menyajikan pembelajaran kepada peserta didik, kemudian ada sesuatu yang kurang, yang tidak beres, atau sesuatu yang tidak seharusnya, maka kemungkinan guru tersebut mengalami persoalan. PTK adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif (Syamsudin, 2006: 228). Dalam PTK, peneliti tidak melakukan penelitian seorang diri tetapi dibantu teman sejawat yang mempunyai keinginan yang sama untuk memperbaiki suatu pelajaran. Teman sejawat dalam PTK bisa sama guru atau kepala sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian Dari tiga siklus penelitian yang telah penulis lakukan terdapat peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IX PGRI Malangbong upaya peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi tersebut dilihat dari peningkatan nilai yang dihasilkan oleh siswa. Pada siklus pertama, dibuat rencana pembelajaran. Tidak ada hambatan berarti yang ditemui penulis pada tahap ini. Penulis menyiapkan rencana pembelajaran serta menyiapkan media berupa contoh karangan deskripsi. Dalam pelaksanaan penelitikan, ada beberapa hambatan yang ditemui yaitu sulitnya mengalokasikan waktu. Hal ini berdampak kepada pengondisian kelas yang masih kurang. Pada siklus ini, tidak ada siswa yang dikategorikan sangat baik karena karangan yang dihasilkan belum maksimal tetapi ada siswa yang berhasil masuk kategori baik dan cukup dan ada pula sisiwa yang masik kategori kurang. Pada siklus kedua, pembuatan rencana pembelajaran hampir sam dengan siklus pertama, hanya saja penulis harus memperbaiki alokasi waktu sehingga tidak terjadi lagi waktu yang terlalu sempit dalam proses penulisan. Dalam pelaksanaan penelitian siklus kedua, pembelajaran sudah mengalami perbaikan seperti siswa sudah dapat dikondisikan walaupun belum sempurana serta alokasi waktu yang digunakan sudah cukup baik seperti tidak teijadi lagi waktu menulis tahap pertama atau menulis cepat terlalu lama. Waktu yang dialokasikan lebih banyak untuk mengembangkan ide pada karangan yang dibuat siswa, Peningkatan keterampilan menulis karanga deskripsi siswa sudah mengalami peningkatan. Pada tahap ini tidak ada lagi siswa yang masuk ke dalam kategori kurang. Walaupun begitu, hasil yang didapatkan belum maksimal, hal ini dapat dilihatg masih minimnya siswa yang masuk kategori sangat baik. Hal ini mendorong penulis untuk melaksanakan penelitian siklus ketiga. Peningkatan keterampian menuliks karangan deskripsi tersebut teijadi karena beberapa siswa sudah mampu mengembangkan ide-idenya dengan baik. Masalah masih minimnya siswa yang termasuk kedalam kategori sangat baik teijadi karena banyak siswa yang belum mampu menggunakan seluruh hasil penginderaan dalam menggambarkan objek. Pada siklus ketiga, perencanaan pembelajaran yang penulis buat lebih menekankan pada penggunaan hasil penginderaan dalam membuat karangan deskripsi. Penulis juga bekerja sama dengan teman sejawat dalam merumskan rencana penelitian. Hambatan yang dialami pada siklus ketiga adalah siswa sudah merasa bosan mengikuti pembelajaran
menulis karangan deskripsi tetapi setelah pembelajaran tersebut berlanbgsung, siswa masih menunjukan respon positifhya. Pada siklus ini tidak ada lagi siswa yang termasuk ke dalam kategori kurang, bahkan siswa yang masuk kedalam kategori yang sangat baik bertambah. Hal ini ditunjang oleh beberapa hal, pertama penggunaan teknik fastwriting yang membuat siswa fokus terhadap pekerjaannya karena diberikan batas waktu dalammenulis. Kedua, keterlibatan teman sejawat dalam memberikan masukan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Ketiga, kemampuan meningkatkan motivasi siswa sehingga siswa serius dalam mempelajari karangan deskrpsi. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa siswa yang memperoleh peningkatan dari siklus pertama dan siklus ketiga tetapi ada pula siswa yang hanya satu kali peningkatan baik dari siklus pertama ke siklus kedua atau dari siklus kedua ke siklus ketiga. Beberapa siswa yang mengalami penikataan nilai, berikut tabel yang memuat jumlah siswa berdasarkan katgori. Jumlah siswa berdasarkan kategori Kategori
Jumlah siswa
Sangat baik
Siklus Siklus Siklus ke-1 ke-2 ke-3 4 7
Baik
15
24
20
Cukup
9
1
1
Kurang
1
-
-
Sangat kurang
-
-
-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus pertama tidak ada siswa yang masuk kategori ke dalam siswa yang mendapat nilai sangat baik. Siswa yang mendapatkan nilai baik hanya 15 orang atau 50%, siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 9 orang atau 30%, dan siswa yang memiliki nilai yang masih kurang lorang atau 3.33%. Pada siklus kedua siswa yang termasuk ke dalam kategori sangat baik sebanyak 4 orang atau 13,8%, siswa yang termasuk kategori baik sebanyak 24 orang atau 82,75%, serta siswa yang termasuk kategori cukup lorang atau 3,33%. Pada siklus ketiga dapat dilihat bahwa siswa yang termasuk kategori sangat baik dalam menulis karangan deskripsi adalah 7 orang atau 23,30%, siswa yang termasuk kategori baik adalah 20 orang atau 66,06% dan siswa yang masuk kategori cukup adalah 1 orang atau 3,33%.
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa penggunaan teknik fastwriting mampu meningkatakan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa, Bebrapa peningkatan yang berhasil dengan menggunakan tekni ini diantaranya kemampuan siswa memilih diksi. Pada siklus pertama karangan siswa belum menggunakan diksi dengan baik dan berkesan monoton serta ada beberapa kalimat yang rancu akan tetapi pada siklus berikutnya mengalami peningkatan hingga pada siklus ketiga pengembangan karangan sudah baik dengan menggunakan diksi yang baik, tanda baca yang tepat dan ejaan yang baik dan benar. Bukti Iain yang menunjukkan adanya peningkatan karangan deskripsi siswa antara lain penginderaan yang digunakan guna mendeskripsikan objek, penjiwaan dalam menulis karangan dengan memberikan rasa untuk dapat dirasakan pembaca dan mampu masuk dalam suasana karangan tersebut. Upaya ini terus meningkat dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang berulang. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik fastwraiting, berdasarkan tindakan penelitian kelas dilaksanakan dalam tiga siklus, proses pembelajaran yang dilaksanakan sudah cukup baik. Pada pertemuan pertama dapat dirasakan dalam menghadapi siswa guru masih merasa canggung, sehingga kelas tidak dapat terkondisikan dengan baik. Selain itu, beberapa hal yang tidak efektif pada pelaksanaan pembelajaran siklus pertama yaitu pengalokasian waktu, penjelasan materi pembelajaran, serta komunikasi dengan siwa yang belum terjalin dengan baik sehingga perhatian siswa tidak fokus pada pembelajaran. Penjelasan guru yang terlalu panjang banyak mengabiskan waktu untuk melakukan kegiatan lain sesuai dengan yang dimuat dalam RPP. Pada pertemuan pertama teknik menulis pun yang digunakan terasa bias, hal ini harus ada perubahan yang dilakukan agar pada pertemuan selanjutnya siswa lebih mengenal apa yang dimaksud dengan fastwriting tersebut. Pada pertemuan kedua penulis membuat rencana pembelajaran. Pada pembelajaran siklus ini penulis lebih penekanan hal-hal yang belum tercapai pada siklus pertama. Kesalahan serta kekurangan yang ditemukan pada penelitian sebelumnya diperbaiki guna mengepektifkan proses pembelajaran. Penulis kembali menjelaskan teknik menulis karangan dengan menggunakan teknik fastwriting bertujuan agar siswa lebih memahami dan menguasai teknik tersebut sebelum melakukan kegiatan menulis. Jika teknik dapat dikuasai maka kesalahan yang terjadi pada proses pembelajaran menulis akan berkurang atau
tidak keluar dari konteks yang dipelajari. Pembahasan teknik ini sangat penting agar siswa mengenal langkahlangkah dan apa saja aturan-aturan dalam menulis karangan dengan menggunakan teknik fastwraiting ini. Pada pertemuan ini penulis sudah mulai mengenal dan menguasai kelas dan mampu mengondisikannya. Karena hal yang belum tercapai pada siklus pertama salah satunya adalah pengondisian kelas. masalah lain yang ditemukan penulis dalam pelaksanaan proses pembelajaran yaitu memberikan motivasi, mencipatkan pembelajaran yang menyenangkan, dan menarik semua perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Pada siklus ketiga penulis lebih menekankan pada hasil karangan siswa seperti pemberian nilai intrinsik karangan yang dinilai kurang dan belum menggambarkan ciri karangan deskripsi. Dari lima hal yang ditilai diantaranya diksi, pengginderaan, perincian, urutan, dan pelibatan perasaan pembaca hams dikuasai siswa dalam menulis karangan sehingga tujuan menulis karangan deskripsi benarbenar tercapai. Hambatan yang dialami siswa pada siklus ketiga ini adalah siswa sudah merasa bosan dengan pembelajaran, dan ini merupakan tantangan bagi penulis untuk mampu memotivasi siswa agar mau dan serius belajar menulis yang merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Banyak hal yang dialami orang yang menjadi kesulitan dalam menulis adalah mencari gagasan apa yang harus dikembangkan sehingga kegiatan menulis menjadi hal yang dianggap sulit. Teknik fastwriting ini diharapkan agar ketakutan terhadap pembelajaran menulis ni dapat dihilangkan karena dengan menguasai teknik menulis tersebut kegiatan idak dijadikan hal yang dianggap susah dan menjadi hobi atau kebiasaan untuk selalu berkarya lewat kegiatan menulis. Hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik fastwriting dinilai sudah cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan berkembangan siswa yang menghasilkan karangan yang baik. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai siswa dalam membuat karangan. Namun, dari hasil penelitian tentang menulis karangan deskripsi dengan teknik fastwriting ini masih ada beberapa siswa yang belum menujukkan peningkatan secara signifikan. Pada siklus pertama tidak ada siswa yang termasuk ke dalam nilai sangat baik. Siswa yang mendapatkan nilai baik hanya 15 orang atau 50%, siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 9 orang atau 30%, dan siswa yang memiliki nilai yang masih kurang lorang atau 3,33%.
Pada siklus kedua siswa yang termasuk ke dalam kategori sangat baik sebanyak 4 orang atau 13,8%, siswa yang termasuk kategori baik sebanyak 24 orang atau 82,75%, serta siswa yang termasuk kategori cukup l orang atau 3,33%. Pada siklus ketiga dapat dilihat bahwa siswa yang termasuk kategori sangat baik dalam menulis karangan deskripsi adalah 7 orang atau 23,30%, siswa yang termasuk kategori baik adalah 20 orang atau 66,06% dan siswa yang masuk kategori cukup adalah 1 orang atau 3,33%. DAFTAR PUSTAKA
Ambo,
Ence Fahrudin. (1988). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: departemen Pendidikan dan kebudayaan.
A.Chaedar Alwasilah dan Senny. (2003). Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. A.Chaedar Alwasilah dan Senny. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: Yarama Widya. Harefa, (2003) Agar Menulis Mengarang dengan Gampang. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama. Hemowo. (2002). Mningkat Makna: Kiat-kiat Ampuh untuk Melejitkan Kemampuan Plus Kemampuan Membaca dan Menulis Buku. Bandung Mizan. Hernowo. (2006) Mengkiat Makna. Bandung: Kaifa Kraf, Gorys. (1981). Argumentasi dan Narasi. Jakarata: Gramedia. Kosasih, E . (2003) Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesustraan Cermat Berbahahasa Indonesia. Bandung. Irama Widya. Nurgiyantoro, Burhan. (1995^ Penelitian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Rusyana, Yus (1986). Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Sudjana, Nana. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.