Validitas dan reliabilitas

92 downloads 208 Views 280KB Size Report
Validitas. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur .... Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda.
Fendi Alfi Fauzi

Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebagai contoh,

ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian

diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat tidak memahami pertanyaannya. Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbicara, tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak. Pengukur tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain. Contoh variabel prestasi belajar dan motivasi bisa diukur oleh tes ataupun oleh kuesioner. Caranya juga bisa berbeda, tes bisa dilaksanakan secara tertulis atau bisa secara lisan. Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam penyusunan instrumen, yakni validitas isi, validitas bangun pengertian dan validitas ramalan. (a) Validitas isi Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS, harus bisa mengungkap isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang studi yang hendak diukur. Di samping kurikulum dapat juga diperkaya dengan melihat/mengkaji buku sumber. Sungguhpun demikian tes hasil belajar tidak mungkin dapat mengungkap semua materi yang ada dalam bidang studi tertentu sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu harus diambil sebagian dari materi dalam bentuk sampel tes. Sebagai sampel maka harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari seluruh materi bidang studi. Cara Yang ditempuh dalam menetapkan sampel tes adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah konsep dari setiap pokok bahasan yang ada. Dari setiap konsep dikembangkan beberapa pertanyaan tes

1

Fendi Alfi Fauzi

(lihat bagan). Di sinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk memenuhi validitas isi. TES HASIL BELAJAR Bidang studi

: ....................

Semester

: ....................

Kelas

: ....................

Pokok bahasan Konsep atau untuk satu semester materi sesuai dengan esensial kurikulum Pokok bahasan 1 1.1 ………………

Jumlah pertanyaan 3 soal

Jenis tes pilihan ganda

Pokok bahasan 2

1.2 ………………

2 soal

Pokok bahasan 2

2.1 ………………

2 soal

2.2 ………………

3 soal

3.1 ………………

3 soal

3.2 ………………

2 soal

Pokok bahasan 3

Aplikasi dan seterusnya

abilitas yang diakui Aplikasi dan seterusnya

dan seterusnya Dalam hal tertentu tes yang telah disusun sesuai dengan kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi, peneliti atau pemakai tes dapat meminta bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak, sebagai sampel tes. Dengan demikian validitas isi tidak memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

2

Fendi Alfi Fauzi

Reliabilitas Skor Tes Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel, dan generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya: 1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes. 2) Semakin lama waktu tes, semakin ajek. 3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan. 4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan. 5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan. 6) Ketidaktepatan pemberian skor. 7) Menjawab besar soal dengan cara menebak. 8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan. 9) Pengalaman peserta ujlan. 10) Salah penafsiran terhadap butir soal. 11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat. 12) Kesiapan mental peserta ujian. 13) Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes. 14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua. 15) Mencontek dalam mengerjakan tes. 16) Posisi individu dalam belajar. 17) Kondisi fisik peserta ujian. Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skor tes, yaitu : 1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran pertama dan kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang sama. 2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2 atau lebih alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama. 3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan pertama dan belahan kedua dari alat ukur yang sama. Penggunaan rumus untuk mengetahui koefisien ketiga jenis reliabilitas di atas dijelaskan secara rinci berikut ini. Reliabilitas Instrumen Tes (soal bentuk pilihan ganda) Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) seperti berikut ini.

3

Fendi Alfi Fauzi

  p ( 1  p ) k KR  20   1  2 k  1 SD )   (

Keterangan: k : Jumlah butir soal (SD)2 : Varian Contoh menghitung KR-20: Siswa A B C D E F p

Soal 1 1 1 0 0 1 1 0,67

(1-p) p(1-p) p(1-p) Jumlah siswa Junlah skor

2 0 1 0 0 1 1 0,50

3 0 0 1 0 0 1 0,33

: 0,33 : 0,22 : 0,22 =0,944 = 6 orang = 12

4 0 0 1 0 1 1 0,50

 Skor 1 2 2 0 3 4 12

0,50 0,25 0,25

+

+

X

XX

2 ( X  x)

2 2 2 2 2 2

-1 0 0 -2 -1 -2

1 0 0 4 1 4 10

0,67 0,22 0,22 +

0,50 0,25 0,25

=( X  x)2 /N =10:6 =1,67 Standar Deviasi =1,67 =1,29 Variance

  p ( 1  p ) k KR  20   1  2 k  1 SD )   (

4 , 944 0  KR  20   1   4  1 , 67  1 

= 0,58 (Artinya bahwa tingkat keajegan tes ini rendah. Hal ini disebabkan butir soal yang dianalisis hanya 4 butir soal) Di samping KR-20 di atas, ada teknik lain untuk menghitung reliabilitas tes, yaitu yang dikembangkan oleh Spearman-Brown. Caranya adalah dengan mengelompokkan nomor butir yang ganjil dan genap. Perhatikan contoh berikut ini. Nama Peserta Didik Nur Chasanah

Soal 1 1

2 0

3 0

4 0

 Skor 1

4

Fendi Alfi Fauzi

Salim Alkhasan Abdul Latif Choeroddin Moh Chanif Rofi’ah

1 0 0 1 1

1 0 0 1 1

0 1 0 0 1

0 1 0 1 1

2 2 0 3 4

p

0,67

0,50

0,33

0,50

12

Nur Chasanah Salim Alkhasan Abdul Latif Choeroddin Moh Chanif Rofi’ah

Butir Ganjil (1+3) 1 1 1 0 1 2

Butir Genap (2+4) 0 1 1 0 2 2

p

0,67

0,50

Nama Peserta Didik

n= 6 Mean = 1,0 Jumlah= 4,2 SD = 0,58

Skor Z untuk

Z gan xZgen

Ganjil

Genap

0 0 0 -1,72 0 +1,72

-1,22 0 0 -1,22 +1,22 +1,22

0 0 0 2,10 0 2,10

0,33

0,50

12

1,0 0,82

Z xZ  gan gen n

r12 

r 12 

4,2

6  0,70

2 r1 .2 reliabilit as Spearman Brown  1  r1 .2 2 .(0 ,70 )  1  0 ,70  0 ,82

(Artinya bahwa tingkat keajegan/konsistensi tes ini adalah tinggi, sehingga skor tes ini dapat dipercaya penggunaannya.)

5