View/Open

56 downloads 26 Views 160KB Size Report
semakin baik sehingga dapat membawa dampak positif bagi penerimaan ... jika reformasi perpajakan tersebut membawa dampak yang negatif maka ... tersebut diharapkan dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin hari peranan penerimaan pajak bagi pembiayaan pengeluaran negara semakin besar sehingga berbagai usaha dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak, salah satunya dengan mengadakan Tax Reform (reformasi pajak). Abimanyu dalam Setiyaji (2005) menyebutkan bahwa reformasi perpajakan adalah perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki tiga tujuan utama, yaitu tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Reformasi perpajakan di Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1983, dengan perombakan sistem perpajakan paling mendasar, yaitu digantikannya sistem official assessment menjadi self assessment. Dalam sistem baru ini, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk melaksanakan sendiri kewajiban pajaknya, mulai dari menghitung sendiri penghasilannya, menghitung sendiri pajak yang terutang, membayar sendiri pajak yang terutang, dan melaporkan sendiri pemenuhan kewajiban pajaknya. Pada tahun 2008, Pemerintah Indonesia kembali melakukan reformasi pajak dengan mengeluarkan beberapa undang-undang pajak baru, yaitu Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang merupakan

1

2

perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983. Salah satu hasil dari reformasi pajak tahun 2008 yaitu dengan diberlakukannya tarif pajak baru. Untuk wajib pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30% dan lapisan tarif disederhanakan dari 5 menjadi 4 lapisan, namun lapisan penghasilan kena pajak diperluas, yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp.200 juta menjadi Rp.500 juta. Sementara untuk wajib pajak badan, tarif yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% di tahun 2010. Selain itu, bagi wajib pajak yang telah go public diberikan pengurangan tarif 5% dari tarif normal. Tabel 1.1. Tarif pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi No. 1. 2. 3.

Lapisan Penghasilan

Tarif

S.d. Rp 50.000.000,Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,-

5% 15% 25%

Di atas Rp500.000.000,4. Sumber: Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008

30%

Pemerintah berharap dengan adanya reformasi pajak, kinerja perpajakan akan semakin baik sehingga dapat membawa dampak positif bagi penerimaan pemerintah. Di sisi lain juga diharapkan agar reformasi tersebut dapat memberikan pengaruh positif kepada wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Bagi wajib pajak badan, jika reformasi perpajakan tersebut membawa dampak yang positif tentunya akan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sementara jika reformasi perpajakan tersebut membawa dampak yang negatif maka

3

akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh laba secara maksimal sehingga menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Setyawan (2004), menganalisis dampak reformasi pajak tahun 2000 pada komunitas bisnis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa reformasi pajak tahun 2000 tidak secara signifikan mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan tidak signifikan dapat meningkatkan pendapatan pajak pemerintah. Sementara Gunawan (2010), menganalisis pengaruh perubahan pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 terhadap penerimaan PPh pasal 21 pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Penelitian tersebut menghasilkan suatu kesimpulan bahwa terdapat peningkatan PPh 21 dari tahun 2008 ke tahun 2009. Hasil tersebut membuktikan bahwa berbeda dengan reformasi pajak tahun 2000, perubahan tarif dalam Undangundang No. 36 Tahun 2008 ternyata memberikan dampak positif bagi pendapatan negara. Lalu bagaimana dampaknya terhadap kinerja perusahaan? Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh reformasi pajak 2008 terhadap kinerja perusahaan. Analisis kinerja keuangan perusahaan mencakup analisis rasio keuangan, dengan rasio-rasio keuangan tersebut kondisi dan posisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui. Rasio keuangan merupakan persentasi sebagai hasil perbandingan antara pos perkiraan tertentu yang tercantum dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Hal tersebut diharapkan dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.

4

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Huda (2007) yang membandingkan kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebelum dan setelah pemberlakuan undang-undang pajak tahun 2000. Dalam penelitian tersebut, untuk menganalisis kinerja keuangan digunakan delapan rasio, yaitu Dividen Payout (DP), Dividen Yield (DY), Current Ratio (CR), Debt to Equity (DE), Leverage Ratio (LR), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan menghasilkan kesimpulan bahwa secara umum berlakunya Undang-undang Pajak No. 17 Tahun 2000 sebagai pengganti Undangundang Pajak No. 10 Tahun 1994 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan secara parsial hanya berpengaruh signifikan pada Dividen Payout (DP) dan Net Profit Margin (NPM). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel dan undang-undang pajak yang digunakan sebagai acuan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. Profitabilitas adalah indikator kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Selain itu, analisis profitabilitas juga sangat penting bagi semua pengguna, khusunya investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Sementara bagi kreditor, laba dan arus kas operasi merupakan sumber pembiayaan bunga dan

5

pokok. Untuk menganalisis profitabilitas perusahaan, digunakan empat rasio profitabilitas, yaitu Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan Earnings per Share (EPS). Sesuai dengan tujuan penelitian, maka laba yang menjadi dasar pengukuran adalah laba bersih setelah pajak. Oleh karena itu keempat rasio ini digunakan . Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya Undang-undang Perpajakan No.36 Tahun 2008”.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka dirumuskanlah masalah sebagai berikut: 1. Apakah secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008? 2. Apakah secara parsial terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008?

6

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. 2. Untuk mengetahui apakah secara parsial terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008.

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi pemegang kebijakan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi sebagai bahan

pertimbangan dalam penetapan kebijakan-kebijakan selanjutnya. 2. Bagi perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis kepada perusahaan-perusahaan terkait dengan profitabilitas dan aturan pajak. 3. Menambah referensi dan mendorong dilakukannya penelitian-penelitian akuntansi perpajakan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian berikutnya.

7

1.5. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dikelompokkan menjadi lima bab, yaitu bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metode penelitian, bab hasil dan pembahasan, dan bab penutup. BAB I

PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah sebagai motivasi penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan dasar berpijak dalam menganalisis permasalahan yang ada. Bab ini berisi landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

BAB III

METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang: (1) hasil penelitian yang menyajikan gambaran atau deskripsi data; (2) hasil uji normalitas; (3) pengujian hipotesis; dan (4) pembahasan yang meliputi analisis dan interpretasi hasil yang berhubungan dengan masalah penelitian.

8

BAB V

PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saransaran bagi pihak-pihak yang memerlukan.