matematika adalah hasil tes yang mencerminkan kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran matematika. B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
1.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar Matematika Pengertian belajar menurut Slameto (1995:2) adalah “ suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 2004:3) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Menurut Suparno (2001: 64) belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman baik alami maupun manusiawi. Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang diperoleh melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya, terutama dengan guru yang mengajarkan materi pelajaran. Jadi, belajar matematika menunjukkan adanya perubahan tingkah laku siswa yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan siswa dalam matematika. 2. Prestasi Belajar Dalam, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:787) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran tercermin dari prestasi belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: a) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, yang dapat diklafisikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1) Faktor biologis, yaitu : usia, kematangan, kesehatan, 2) Faktor psikologis, yaitu : kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. b) Faktor-faktor yang bersumber dari luar manusia, yang dapat diklasifikasikan menjadi dua juga yaitu sebagai berikut. 1) Faktor manusia, yaitu : keluarga, sekolah, masyarakat 2) Faktor non manusia, yaitu : udara, suara dan bau-bauan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil tes yang mencerminkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Jadi, pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya, yang didalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,
minat, bakat dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. (Amin, 2004:2 ) Tujuan umum pendidikan matematika dalam tuntutan kurikulum berbasis kompetensi (KBK, 2001:8) menekankan bahwa setelah pembelajaran siswa memiliki : a. kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika atau masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata; b. kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi; c. kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir logis, kritis, obyektif bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan fakta-fakta kuantitatif berhubungan dengan bilangan dan terorganisir secara sistematis. Beberapa karakteristik matematika adalah sebagai berikut : 1) Memiliki objek kajian yang abstrak 2) Bertumpu pada kesepakatan 3) Berpola pikir deduktif 4) Memiliki simbol memperhatikan semesta pembicaraan 2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam memnyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerja sama
dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu anggota dalam kelompok itu belum menguasai bahan pelajaran. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah : a) Siswa
dalam
kelompoknya
harus
beranggapan
bahwa
mereka
sehidup
sepenanggungan bersama b) Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri c) Siswa harus melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama d) Siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sma diantara anggota kelompoknya e) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberi hadiah atau penghargaan yang akan dikenakan untuk semua anggota kelompok f) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama g) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditanganinya dalam kelompok kooperatif. 3. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu pendekatan atau metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran STAD
siswa
dilibatkan
dalam
kelompok
belajar
yang
beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis
kelamin dan suku (Ibrahim,2000:70). Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja didalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai evaluasi atau kuis materi itu. Pada waktu kuis mereka tidak dapat saling membantu atau brkerja sama. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu: penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor perkembangan dan penghargaan kelompok (Wijayanti, 2002:2). Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu sebagai berikut. a. Pengajaran Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran dalam bentuk penyajian informasi didepan kelas pada awal setiap kali pertemuan sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan. Penyajian tersebut mencakup
pembukaan, pengembangan, dan praktek terkendali
dari keseluruhan pelajaran.
Penekanan dalam penyajian materi pelajaran adalah sebagai berikut. 1) Pendahuluan Guru menyampaikan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi
yang
menimbulkan teka teki, masalah dengan kehidupan nyata, atau cara lain. Guru menyuruh siswa bekerja di dalam kelompok yang dipandu oleh lembar kegiatan untuk menuntaskan materi pelajaran 2) Pengembangan Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
Siswa mempelajari dan memahami makna yang dipelajari, bukan hafalan Siswa bekerja dalam tim yaitu siswa diskusi, berinteraksi sesamanya untuk mengkomunikasikan matematika Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Memberi penjelasan mengapa jawaban tersebut benar atau salah. 3) Praktek Terkendali Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan. Memanggil anak secara acak untuk mengerjakan atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan agar semua siswa selalu siap mempersiapkan diri sebaik mungkin. b. Belajar Tim Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang disampaikan guru dan membantu teman sekelasanya untuk menguasai materi tersebut. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajaran dengan cara diskusi, membandingkan jawaban-jawaban dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran. Pada saat pertama kali menggunakan pembelajaran kooperatif, guru perlu mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama. Guru juga perlu memberi bantuan dengan cara memperjelas perintah mereview konsep atau menjawab pertanyaan itu. Selain itu guru juga melakukan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada saat kegiatan belajar kelompok berlangsung
c. Kuis Secara individual setiap satu atau dua periode diberi kuis. Kuis diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan. Dalam mengerjakan kuis siswa dalam satu kelompok tidak diperkenankan saling membantu. Dengan demikian siswa bertanggungjawab secara individual untuk memahami materi pelajaran. Perhitungan skor perkembangan didapat melalui kriteria berikut: Tabel 2.1 Perhitungan Skor Kuis Skor kuis Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 10 poin sampai dengan dibawah skor awal Skor awal sampai dengan 10 poin diatas skor awal Lebih dari 10 poin dari skor awal Nilai sempurna (tanpa memperhitungkan skor awal)
Tiga
tingkatan
diberikan
pada
Poin Perkembangan 0 10 20 30 30
kelompok
yang
memperoleh
nilai
perkembangan yang dihitung dari nilai rata-rata poin perkembangan yang diperoleh dari angota kelompok. Kriteria ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Tabel Penghargaan Team Rata-rata poin perkembangan
Penghargaan team
15 - 19
Good Team
20 - 24
Great Team
25 - 30
Super team
d. Penghargaan Kelompok Kegiatan ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan kegiatan belajar mengajar. Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau hadiah berdasarkan pada sistem
poin perkembangan kelompok. Langkah tersebut memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Tabel 2.3 Sintaks pembelajaran kooperatif STAD Fase
Perilaku Guru
Fase 1
Guru
Presentasi kelas
mendukung kegiatan diskusi siswa.
Fase 2
Guru membagi beberapa kelompok dengan
Kerja kelompok
anggota empat atau lima orang siswa
Fase 3
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Kuis
meteri yang telah dipelajarinya
Fase 4
Guru
Skor
mempresentasikan
memberikan
materi
penilaian
yang
terhadap
perkembangan perkembangan kelompok
kelompok Fase 5
Guru memberikan penghargaan terhadap
Memberikan
hasil belajar baik itu secara individu atau
penghargaan
kelompok.
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1
Kelebihan a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi normanorma kelompok b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
2
Kelemahan a. Bila ditinjau dari sarana kelas maka mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu b. Jumlah siswa yang besar dalam suatu kelas menyebabkan guru kurang maksimal dalam mengamati kegiatan belajar, baik secara kelompok maupun perseorangan. c. Guru dituntut bekerja keras dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan d. Memerlukan waktu dan biaya yang besar dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran.
C. Materi Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Lingkaran Menurut kurikulum 2004 materi pelajaran matematika pokok bahasan lingkaran dilaksanakan pada kelas VIII semester 2. Materi pelajaran tersebut terdiri dari : 1) Pengertian lingkaran dan bagian-bagiannya 2) Keliling dan luas lingkaran 3) Hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring 4) Sudut pusat dan sudut keliling lingkaran
D. Kerangka Berpikir Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian atau bahkan salah konsep. Dari uraian di atas dapat dilihat adanya suatu keterkaitan bahwa dengan
melalui proses belajar atau kegiatan pembelajaran yang disertai dengan dukungan positif oleh semua faktor hasil belajarnya akan lebih baik. Guru yang baik antara lain adalah guru yang dapat menjadi fasilitator dan menyediakan kondisi pembelajaran yang kondusif, menguasai materi, mampu memberikan soal-soal yang kontekstual serta dilengkapi media pembelajaran seperti LKS, belajar kelompok. Oleh karena itu, guru perlu metode yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karena melalui model pembelajaran kooperatif STAD gurupun dapat mengkondisikan siswa, sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, mampu bekerja sama diantara siswa serta melatih ketrampilan siswa untuk bertanya sehingga prestasi belajar meningkat.
A. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis : melalui pembelajaran kooperarif tipe STAD prestasi belajar matematika siswa kelas VIII MTS Baitul Muslim Kalibagor dapat meningkat.