Sekolahku menjadi nomor satu". Author : Tien Kartina. Publish : 06-08-2011 00:
43:58. “ Bu Vit !, apa hari ini ada guru yang tidak masuk?”. &ldquo
...
" Sekolahku menjadi nomor satu" Author : Tien Kartina Publish : 06-08-2011 00:43:58
“ Bu Vit !, apa hari ini ada guru yang tidak masuk?” “Alhamdullilah, hari ini semua masuk Bu. Ok.!, mudah-mudahan seterusnya seperti hari ini. Aku, kembali bekerja. Setumpuk pekerjaan harus kuselesaikan , kebetulan hari ini jam mengajarku kosong. Sambil bekerja aku membayangkan Bu Vit. Bu Vit, sapaan yang singkat. Sebenarnya namanya Vitria Nugraha, karena kepanjangan kalau di panggil Vitria, sehingga cukup dipanggil bu Vit. Bu Vitria seorang guru sejarah yang baik, dan dedikasinya terhadap pekerjaan sebagai koordinator piket sangat bagus, tetapi ada sedikit kelemahan yang ada pada dia, yaitu cerewet. Tidak peduli terhadap guru senior apalagi yunior, dia tidak sungkan-sungkan untuk menegur bila terlambat masuk di kelas apalagi tidak masuk kerja, langsung lapor pada kepala sekolah. Sebagian guru ada yang tidak senang dengan beliau, karena suka lapor . Tapi kalau tidak ada dia, apa jadinya sekolah ini?. “ Bu Nana, ya pak!” .Tiba-tiba Bapak kepala sekolah menyapaku. Besok Pa Imron dan Ibu Titi harus mengikuti Pelatihan CSR ( Corporate Social Responsibility).Program Telkom – Republika . Bapak kepala Sekolah menyerahkan surat undangan dari Republika. Surat undangan aku baca, setelah selesai aku serahkan ke bagian surat menyurat Tata Usaha, untuk dibuatkan surat tugasnya. “ Baru saja aku berharap besok dan seterusnya tidak ada guru yang absent.Eh…” Ternyata harapanku belum jadi kenyataan. Tapi demi kemajuan sekolah, absent dua orang guru tidak jadi masalah. Karena sejak awal tahun pelajaran baru sekolah sudah membuat program yang tujuannya untuk meningkatkan Mutu Pendidikan. Ada tiga sasaran yang diprioritaskan yaitu peningkatan kesejahteraan Guru & Karyawan, peningkatan kinerja guru & karyawan dan Kualitas pembelajaran. Sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, aku sangat antusias untuk melaksanakan program sekolah. Dengan adanya MBS (Majemen Berbasis Sekolah ) program dapat dilaksanakan sesuai keinginan dan cocok untuk pengembangan dan peningkatkan mutu pendidikan. Setiap saat aku selalu membuat rencana kerja, pelatihan guru-guru, workshop, seminar termasuk studi banding dan karyawisata. Itu bagian dari kesejahteraan. Program selalu dilaksanakan sesuai jadwal dan dievalusi hasilnya. Program yang dulunya sangat sulit untuk dilaksanakan yaitu meningkatkan kinerja guru, sekarang alhamdullilah kinerja guru dan karyawan sudah hampir 95 % tercapai. Indikator keberhasilan antara lain baik guru dan karyawan sudah tidak ada lagi yang terlambat, kecuali ada hal-hal yang diluar kemampuan seperti ban gembos, kemacetan dan lain-lain. Juga kehadiran guru dikelas bagus, absent hanya mereka yang sakit atau Izin. Dalam menyelesaikan administrasi guru, seperti membuat perangkat mengajar , perangkat evaluasi hampir semua guru telah menyelesaikan tepat waktu. Sekolah sudah dua tahun melaksanakan program kursus computer dan alhamdullilah 80 % guru sudah mahir mengoperasikan computer, sehingga administrasi guru dilakukan dengan komputerisasi. Ulangan harian, ulangan akhir semester dengan alat Scaner, sehingga cepat dikoreksi dan cepat pula diketahui oleh siswa. Yang belum kompeten (tuntas) segera di remedial teaching dan remedial evaluasi. Demikian juga sebagian besar siswa sudah mentaati peraturan yang belaku di sekolah . Absen atau terlambat dengan alasan yang bisa diterima. Seluruh siswa sudah paham betul dengan point yang mereka capai bila melanggar peraturan atau disiplin. Petugas tata tertib selalu siap melaksanakan tugasnya. Sepuluh point yang diperoleh siswa ,maka konsekwensinya siswa dikembalikan kepada orang tua atau dikeluarkan dari sekolah, karena sudah tidak bisa di didik dan dibina, bila siswa dipertahankan akan berdampak negatif kepala siswa yang lain. Kualitas pembelajaran sedang ditingkatkan. Dimana proses pembelajaran selalu menekankan kepada siswa aktif, efektif dan menyenangkan. Seluruh guru sudah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, dimana guru hanya sebagai fasilitaor saja. Begitu juga jika guru izin atau sakit tidak masuk dikelas, bukan menjadi hambatan bahwa siswa tidak memperoleh pembelajaran. Ada guru piket yang siap menggantikan guru yang tidak mengajar. Jika guru yang tidak masuk tidak sesuai mata pelajarannya dengan guru piket, maka tugas coordinator akan membawa siswa ke ruang multimedia untuk diputarkan film tentang pendidikan atau budi
Page 1
" Sekolahku menjadi nomor satu" pekerti. Dua jam pelajaran akan berlaku dengan menyenangkan. Film yang menceritakan kehidupan sekolah, lengkap dengan kehidupan kawula muda yang isinya sarat dengan penanaman moral dan etika yang baik. Sekolah selalu memperbaharui film-film pendidikan, sehingga guru piket akan selalu antusias mengurus kelas-kelas kosong. Siswa akan selalu betah disekolah, karena selain memperoleh pendidikan, pengetahuan, bermain , serta refresing menonton film. Bekat kerja keras dan kerja ihlas seluruh komponen sekolah baik para wakil sekolah, guru, siswa, orang tua terutama kepala sekolah yang selalu mendukung program peningkatan sumber daya manusia di sekolah. Hasilnya sangat menggembirakan, 100 % lulus Ujian Nasional , dengan nilai rata-rata tertinggi di kotaku, juga 90 % siswa diterima diperguruan tinggi lewat jalur prestasi dan jalur SPMB. Dari 372 siswa hanya 30 orang yang gagal. Tidak terasa “sekolahku menjadi nomor satu” di kota Surabaya. Alhamdullilah……. “ Bu Nana …, bu Nana... “Oh yah…!, aku terperanjat . “Bu nana sepertinya sedang melamun?” “Mba Ria menyapaku, sambil menyodorkan minuman dan Snack. “Oh..! ga, ga melamun, trimakasih yah !. Jawabku. “sekolahku menjadi nomor satu” ternyata hanya lamunan…..Entah sampai mana aku tadi melamun jika tidak ada Mba Ria. Setiap jam sepuluh Mba Ria siap pengantar Minuman dan makanan Snack ketempatku. Perutku juga sudah lapar sambil minum aku melanjutkan pekerjaan. Besok aku harus datang pagi untuk menyerahkan tugas mencatat dari guru yang tidak masuk. Biar guru piket saja yang menyampaikan pada siswa. Surabaya, 14 April 2008 "Tien Kartina" Peserta Pelatihan CSR angkatan 9
Page 2