(Anonim, t.th-a). 2. Arus listrik. Tegangan atau beda potensial akan
menyebabkan arus listrik mengalir. Arus merupakan laju aliran muatan positif
menuju daerah.
7
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
A. Pengertian Rekondisi Kendaraan Rekondisi kendaraan yaitu mengembalikan kondisi kendaraan dalam kondisi yang normal. Dilakukan rekondisi dikarenakan terjadi kerusakan ataupun ada komponen yang tidak lengkap yang mengakibatkan kendaraan tidak bekerja dengan baik. Rekondisi ini dilakukan dengan cara melakukan perbaikan di bagian yang terjadi kerusakan dan mengganti komponen jika sudah tidak dapat diperbaiki. Dengan proses perbaikan dan penggantian komponen diharapkan dapat berfungsi kembali dengan baik dan normal. Rekondisi mobil Honda juga dilakukan untuk memperbaiki semua sistem yang mengalami kerusakan agar mobil tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya. Dalam proses rekondisi Honda Accord tahun 1982 tinjauan sistem kelistrikan bodi dan sistem kelistrikan mesin diperlukan adanya pemahaman tentang komponen fungsi dan cara perbaikan yang terjadi pada sistem. B. Listrik Listrik merupakan suatu bentuk energi dan sering disebut dengan energi listrik. Energi listrik merupakan bentuk energi yang tidak dapat dilihat, tidak dapat didengar, tidak dapat disentuh, dan tidak dapat dicium dengan indra penciuman manusia. Meskipun begitu, adanya energi listrik dapat dilihat atau dirasakan dari efek-efek yang ditimbulkannya. Misalnya lampu yang
8
tadinya padam menjadi terang setelah saklar diaktifkan, setrika listrik yang menjadi panas setelah dihubungkan dengan sumber listrik, bel listrik yang menghasilkan suara setelah tombol bel ditekan, adanya asap dan bau bahan terbakar yang keluar dari kabel listrik yang terbakar akibat adanya hubungan singkat, loncatan bunga api di antara elektroda busi, suara yang keras seperti bunyi petir, sengatan dan efek-efek lain yang dapat ditimbulkannya (Anonim, t.th-a) Besaran-besaran listrik yang ditulis dibatasi pada besaran-besaran listrik yang banyak digunakan pada rangkaian kelistrikan pada kendaraan. Besaran-besaran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tegangan listrik dan potensial listrik Tegangan merupakan tekanan listrik yaitu suatu gaya potensial atau perbedaan muatan listrik pada dua tempat yang berbeda. Tegangan (dalam hokum Ohm ditulis dengan simbol E) diukur dengan satuan volt (V). Adanya perbedaan potensial atau tegangan dapat menyebabkan arus listrik mengalir melalui suatu penghantar yang menghubungkan antara satu titik yang berpotensial tinggi (+) ke titik lain yang berpotensial rendah (-).(Anonim, t.th-a). 2. Arus listrik Tegangan atau beda potensial akan menyebabkan arus listrik mengalir. Arus merupakan laju aliran muatan positif menuju daerah yang bermuatan negatif melalui suatu penghantar. Arus (dalam hukum
9
Ohm ditulis dengan simbol I) dinyatakan dalam satuan Amper dan diukur dengan alat yang disebut amper meter (Anonim, t.th-a) 3. Tahanan listrik Resistansi (dalam hukum Ohm ditulis dengan simbol R) merupakan tahanan dari suatu bahan konduktor untuk menghambat aliran arus listrik. Setiap logam yang digunakan sebagai penghantar mempunyai karakteristik hambatan yang berbeda. Besar tahanan suatu konduktor tergantung pada tahanan jenis bahan, panjang bahan, luas penampang bahan, dan temperatur. Luas penampang dan panjang konduktor yang sama, nilai tahanannya bisa berbeda jika bahan dan tahanan jenisnya berbeda (Anonim, t.th-a) 4. Daya Listrik Daya merupakan laju penggunaan energi atau kemampuan untuk melakukan kerja per satuan waktu dan diukur dalam satuan watt (W). Daya pada suatu rangkaian listrik sama dengan hasil perkalian antara tegangan dan arus atau P = E x I, dimana P adalah daya dalam satuan watt, E adalah tegangan dalam satuan volt, dan I adalah arus dalam satuan amper. Kerja merupakan ukuran energi yang digunakan dalam suatu periode waktu dan ditulis dengan satuan watt-detik atau watt-jam. Kerja listrik didapat dari hasil perkalian daya (satuan watt) dengan waktu (satuan detik atau jam) atau W = P x t (Anonim, t.th-a)
10
C. Kelistrikan Bodi Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dengan bodi kendaraan. Termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen lainnya yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenikmatan saat mengendarai. Juga termasuk jaringan kabel yang menghubungkan komponenkomponen listrik (Anonim, 1995:6-38). 1. Jaringan Kabel Jaringan kabel (wiring harness) adalah sekelompok kabel-kabel dan kawat yang masing-masing terisolasi, menghubungkan ke komponenkomponen, dan melindungi komponen-komponen sirkuit, dan sebagainya. Kesemuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dihubungkan antara komponen-komponen kelistrikan dari suatu kendaraan (Anonim 1995:6-39). Kabel-kabel di dalam harness mempunyai warna yang berbeda-beda bertujuan untuk mempermudah penelusuran kabel. Wiring diagram kelistrikan Honda Accord tahun 1982 dapat dilihat pada lampiran 1. a. Kawat dan kabel Beberapa tipe kawat dan kabel dibuat dengan tujuan untuk digunakan dalam beberapa kondisi yang berbeda (besarnya arus yang mengalir, temperatur, penggunaan dan lain-lain).
11
1) Kawat Bertegangan Rendah Sebagian besar kawat dan kabel yang terdapat dalam kendaraan adalah kawat yang bertegangan rendah (low-voltage-wire). Masing-masing kawat bertegangan rendah terdiri dari elemen kawat dan isolasinya (Anonim, 1995:6-40).
Gambar 1. Kawat bertegangan rendah (Anonim, 1995). 2) Kabel Yang Diisolasi Kabel yang diisolasi (shielded cable) digunakan, pada saluran kabel antene radio, ignition signal line, oxygen sensor signal line, dan sebagainya. Hanya kelistrikan yang bertegangan rendah dan arus rendah yang mengalir melalui signal line ini dapat lebih mudah terpengaruh oleh gangguan yang ditimbulkan (suara dari switch saat ON/OF, suara pengapian dan sebagainya). Oleh sebab itu, kabel yang diisolasi dirancang untuk mencegah gangguan yang timbulkan sumber dari luar dan digunakan untuk signal line (Anonim, 1995:6-40)
Gambar 2. Kawat yang diisolsi (Anonim, 1995)
12
3) Komponen-Komponen Pelindung Komponen-komponen
pelindung
digunakan
untuk
melindungi kawat dan kabel yang terbungkus dengan lebih baik (Anonim, 1995:6-40)
Gambar 3. Komponen pelindung (Anonim, 1995) 4) Warna kabel Kabel-kabel tertentu biasanya terdiri atas satu warna dan dua warna. Kabel dua warna terdiri dari warna dominan dan warna skunder. Huruf depan menunjukkan warna dasar dan huruf belakang menunjukkan warna strip sebagai contoh R/B (red black). Pemberian warna kabel tersebut bertujuan untuk memudahkan identifikasi kabel.
Gambar 4. Warna kabel (Anonim1995)
13
5) Kabel dan perbaikannya Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kabel (konduktor) adalah 1) kabel putus, 2) terjadi hubungan singkat antara kabel dengan kabel lainnya, 3) terjadi hubungan massa. Langkah-langkah memperbaiki kabel adalah sebagai berikut: a) Memotong kabel yang rusak, kemudian mengupas kabel dengan tang pengupas dengan panjang 10 mm
Gambar 5. Mengupas kabel (Anonim, t.th-b) b) Mengukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang akan digunakan.
Gambar 6. Mengukur diameter kabel (Anonim, t.th-b) c) Membuat
kabel
penyambung
yang
akan
digunakan,
memasukkan heat shrink tube ke kabel penyambung.
Gambar 7. Memasukkan heat shirk tube (Anonim, t.th-b)
14
d) Menyambung kedua kabel dengan crimp mark, kemudian menyolder sambungan.
Gambar 8. Menyolder sambungan kabel (Anonim, t.th-b) e) Menggeser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian memanasi heat shrink tube dengan heater.
Gambar 9. Memanasi heat shrink tube (Anonim, t.th-b) b. Komponen penghubung Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian untuk lebih memudahkan dalam pemasangan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan ke salah satu bagian oleh komponen penghubung sehingga komponen kelistrikan dan elektronik dapat berfungsi seperti yang direncanakan (Anonim, 1995:6-41)
1) Junction Block dan Relay Block Junction blok (J/B) adalah suatu kotak (block) dengan connector dikelompokkan bersama-sama untuk sirkuit
15
kelistrikan. Pada umumnya terdiri dari bus bars dalam bentuk cetakan papan sirkuit (PCB) dengan sekring, relay, circuit breaker dan alat lain terpasang di dalamnya. Relay block (R/B) sama dengan junction block, tetapi tidak memiliki bus bar atau centralized connecting function lainnya (Anonim, 1995:6-41)
2) Connector Connector
digunakan
untuk
menghubungkan
kelitrikan antara dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen. Connector diklasifikasikan dalam connector laki-laki dan perempuan, karena bentuk terminalnya berbeda. Semua connector dilihat dari ujung yang terbuka dengan pengunci di bagian atas (Anonim, 1995:6-41) Terminal konektor maupun kabel pada sambungan terminal sering mengalami gangguan. Gangguan pada terminal adalah karat dan terbakar, sedangkan pada sambungan sering kabelnya putus, untuk mengatasi hal tersebut maka perlu perbaikan konektor kabel. Langkah perbaikan adalah sebagai berikut: 1) Mengeluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil.
16
Gambar 10. Melepas Terminal Konektor (Anonim, t.th-b) 2) Mendorong terminal konektor keluar. 3) Memotong kabel yang rusak, dan mengupas isolatornya kurang lebih 10 mm. 4) Mengukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang akan digunakan. 5) Membuat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, mengupas ujung kabel,memasang terminal konektor.
Gambar 11. Menyambung Kabel Yang (Anonim, t.th-b) 6) Memotong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan, mengupas isolator pada ujung kabel, menyambung kedua kabel dengan crimp mark, kemudian menyolder sambungan.
17
7) Menggeser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian memanasi heat shrink tube dengan heater. 8) Mengungkit pengunci pada terminal konektor, memasukkan terminal konektor ke rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk menguci apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik.
Gambar 12. Memasang Terminal Konektor (Anonim, t.th-b)
c. Komponen pengaman sirkuit Sekring, fusible link dan circuit breaker digunakan sebagai komponen-komponen yang melindungi sirkuit. Barang-barang ini disisipkan ke dalam sirkuit kelistrikan dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan connector yang digunakan dalam sirkuit untuk
mencegah timbulnya kebakaran oleh arus yang
berlebihan atau hubungan singkat (Anonim, 1995:6-42). Pengaman rangkaian digunakan untuk mencegah kabel-kabel, soket-soket, dan jaringan kelistrikan lainnya dari kerusakan akibat kelebihan arus yang mengalir pada rangkaian yang disebabkan oleh hubungan singkat dan kelebihan beban. Kelebihan arus yang menyebabkan terjadinya panas dapat menyebabkan kabel putus dan
18
yang lebih berbahaya lagi dapat menyebabkan kebakaran. Pengaman rangkaian sangat sensitif terhadap arus (bukan tegangan) dan ditunjukkan dengan kapasitas atau kemampuannya membatasi arus. Komponen pengaman biasanya dipasang dekat dengan sumber arus pada rangkaian yang diamankannya sehingga saat terjadi gangguan pada rangkaian, bagian ini adalah bagian yang pertama kali diperiksa. Macam-macam komponen pangaman adalah sebagai berikut: 1) Sekering Sekring (fuse) ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila arus yang berlebihan melalui sirkuit, maka sekring akan berasap atau terbakar, itu adalah elemen dalam sekring yang mencair, sehingga sistem sirkuit terbuka dan mencegah
komponen-komponen
lain
dari
kerusakan
disebabkan arus yang berlebihan (Anonim, 1995:6-42). Tipe sekring dikelompokkan ke dalam tipe sekring blade dan tipe sekring cartridge.
a) Tipe blade Tipe ini paling banyak digunakan. Tipe sekring blade dirancang lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang, diberi kode warna untuk masing-masing tingkatan arus (5A – 30A).
19
Gambar 13. Sekring tipe blade (Anonim, 1995)
Table 1 .Kapasitas sekring Kapasitas Sekring (A) 5 7,5 10 15 20 25 30
Identifikasi Warna Coklat kekuning-kuningan Coklat Merah Biru Kuning Tidak berwarna Hijau
b) Tipe cartridge. Sekring ini berbentuk tabung dengan pelindung kaca yang di dalamnya terdapat elemen sekring yang besarnya elemen tergantung daya maksimal dari arus yang dapat dilewati oleh sikring tersebut. Besarnya arus sama dengan sekring tipe blade.
Gambar 14. Sekring tipe cartridge (Anonim, 1995)
20
c) Menentukan Kapasitas Sekering Menghitung besar arus dengan rumus I = P/E, tetapi untuk menghitung kapasitas sekering diperlukan faktor aman 1,5 kali dari rumus diatas, berikut contoh perhitungan pada lampu penerangan dengan daya 12V 55/60W, sehingga besar arus secara teoritis = (55/12 ) x faktor aman 1,5 = 4,58 A x 1,5 = 6,87 A (1) Sedangkan
aktual
sistem
pengisian
kendaraan
tegangannya adalah 13,8-14,8 V, jadi besar sekering yang diperlukan = (55/14) x 1,5 = 3,92 A x 1,5 = 5,89 A (2) Karena lampu kepala berjumlah 2 dan dirangkai secara parallel maka 2 x 5,89 A = 11,78 A. (3) Karena kapasitas sekering dipasaran 11,78 A tidak ada, maka kapasitas sekring yang digunakan adalah 15 A.
21
2) Fusible Link Fungsi dan kontruksi fusible link sama dengan sekring. Perbedaan utama pada fusible link adalah dapat digunakan untuk arus yang lebih besar dan mempunyai eleen yang lebih tebal. Seperti juga sekring, fusible link juga dapat terbakar atau putus
dan
harus
diganti
dengan
yang
baru.
Fusible
linkdiklasifikasikan kedalam tipe link dan tipe cartridge (Anonim, 1995: 6-43).
Gambar 15. Fusible link (Anonim, 1995) Tabel 2. Warna fusible link dan Kapasitasnya No
Kapasitas elmen pengaman (A)
Kode warna
1
30
Merah jambu
2
40
Hijau
3
50
Merah
4
60
Kuning
5
80
Hitam
6
100
Biru
22
3) Circuit Breaker Circuit breaker digunakan sebagai pengganti sekering untuk melindungi dari kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power window, sunroof dan sirkuit pemanas (heater) a) Konstruksi Prinsip dasar dari circuit breaker terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang dihubungkan pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan. b) Cara kerjanya Bila sejumlah arus yang berlebihan mengalir melalui circuit breaker, maka bimetal menjadi panas. Kondisi ini menyebabkan lempengan terbuka dan memutuskan aliran arus. Cicuit breaker dapat disetel. Penyetelannya ada tipe otomatis dan tipe penyetelan biasa. (1) Tipe penyetelan otomatis Circuit breaker yang menyetel secara otomatis (rating 7,5 A) digunakan khusus untuk melindungi sirkuit dari selenoid door lock (sistem 12V) yang membuka karena karena arus yang berlebihan tetapi akan menyetel secara otomatis ketika temperatur dari lempengan bimetal turun.
23
(2) Tipe penyetelan biasa Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type) dilengkapi untuk sistem 12 V dan 24 V. Ukuran arusnya adalah 10A, 14A, 20A, dan 30A. Circuit breaker ada di dalam junction block atau kotak sekring. Saat circuit breaker
terbuka
disebabkan
adanya
arus
yang
berlebihan, circuit breaker disetel kembali. 2. Switch dan Relay Switch dan relay membuka dan menutup sirkuit kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menggerakkan switch lampu On dan Off dan aktivitas sistem pengontrol lainnya (Anonim, 1995: 6-45). a. Switch Switch (saklar) yang terpdat di dalam suatu kendaraan umumnya menggunakan satu atau dua tipe, switch yang dioperasikan langsung oleh tangan dan switch yang diperasikan oleh tekanan, tekanan hydraulis atau temperatur. Hanya yang penting saja diterangkan lebih terperinci dibawh ini. 1) Switch Putar Switch putar (Rotary Switch) mempunyai contack point yang diatur satu sumbu diatas sebuah permukaan yang bundar (plat) dan dioperasikan dengan cara memutar tombol atau kunci. Sebagai contoh, kunci kontak.
24
Gambar 16. Kunci kontak (Anonim, 1995)
2) Switch Tekan Switch tekan (push switch) dilengkapi contact point dan dioperasikan dengan jalan menekan tombol switch sebagai contoh, switch lampu hazard.
Gambar 17. Switch tekan (Anonim, 1995)
3) Switch Ungkit Sesuai
namanya,
switch
ungkit
(seesaw
switch)
mempunyai dua ujung. Contact pointnya akan menutup saat ujung ON ditekan, dan membuka saat ujung OFF ditekan. Sebagian besar switch tipe independent adalah switch ungkit.
25
Gambar 18. Switch ungkit (Anonim, 1995) 4) Switch Tuas Contack point dari switch tuas (lever switch) dioperasikan oleh gerakan tuas ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Sebagai contoh, switch tanda belok.
Gambar 19. Switch tuas (Anonim, 1995)
5) Switch yang dioperasikan oleh perubahan temperatur atau perubahan arus listrik. Switch ini dioprasikan oleh perubahan temperatur atau perubahan
panas
perubahan arus.
yang
ditimbulkan
oleh
adanya
26
6) Switch yang dioperasikan oleh perubahan permukaan fluida. Switch ini bekerja dengan adanya perubahan permukaan fluida, switch peringatan permukaan minyak rem adalah salah satu contoh. b. Relay Relay adalah peralatan listrik yang membuka dan menutup sirkuit kelistrikan berdasarkan penerimaan signal tegangan. Relay digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan baterai, sakelar yang bekerja secara otomatis dari sirkuit kelistrikan, dan sebagainya. Relay digolongkan ke dalam relay electromagnetic dan relay transistor tergantung pada prinsip kerjanya (Anonim, 1995: 6-46). Relay electromagnetic akan diterangkan secara mendetail di bawah ini. 1) Relay Elektromagnetic Dibawah ini sebuah contoh relay electromagnetic. Bila arus listrik mengalir di antara titik A dan B, arus mengalir melalui coil dan menimbulkan daya kemagnetan di sekelilingnya. Akibatnya plunyer tertarik ke atas dan menghubungkan titik kontak sehingga titik A dan B dialiri listrik.
27
Gambar 20. Relay elekromagnetik (Anonim, 1995) Tipe relay electromagnetic ini disebut plunger tipe 3 kutub, biasanya relay normally open. Ada dua tipe lainnya dari relay electromagnetic tipe plunger seperti diperlihatkan di bawah ini.
Gambar 21. Tipe relay elektromagnetik (Anonim, 1995) Tipe lain dari relay elecktromagnetic disebut switch relay tipe engsel yang mempunyai armature yang bergerak antara dua titik kontak oleh daya magnet dan pegas.
Gambar 22. Switch relay tipe engsel (Anonim, 1995)
28
3. Sistem Penerangan Sistem penerangan (lighting system) sangat diperlukan sekali untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dibagi kedalam lampu penerangan luar dan lampu penerangan dalam (Anonim, 1995: 6-48). . Macam-macam lampu yang terdapat dibagian dalam dan dibagian luar dari sebuah kendaraan adalah sebagai berikut: a. Lampu Besar Sistem lamu besar merupakan sebuah sistem lampu penerangan untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan. Umumnya dilengkapi lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch (Anonim, 1995: 6-49).
Gambar 23. Lampu besar (Anonim, 1995)
29
Ada 2 tipe lampu besar yang digunakan pada kendaraan yaitu : 1) Lampu besar tipe Sealed-Beam Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan lampu tidak terpisah, keseluruhannya terpasang menjadi satu seperti bola lampu, filament dipasang dibagian depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa (Anonim, 1995: 6-49).
Gambar 24. Lampu besar tipe Sealed-Beam(Anonim, 1995) 2) Lampu besar tipe Semisealed-Beam Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam adalah pada konstruksinya, dimana pada tipe semisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah, sehingga tidak diperlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila mengganti bola lampunya dapat langsung dan mudah. Bola lampu besar semisealed beam tersedia dalam dua tipe yaitu bola lampu biasa dan bola lampu Quartz-halogen (Anonim, 1995: 6-49).
30
Gambar 25. Bola lampu besar Semisealed Beam(Anonim, 1995) b. Lampu jarak dan lampu belakang Lampu kecil untuk dalam kota ini untuk member isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lain, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut lampu jarak (clearance light) dan untuk bagain belakang disebut lampu belakang (tail light) (Anonim, 1995: 6-50).
Gambar 26. Lampu jarak dan lampu belakang (Anonim, 1995) c. Lampu rem Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan di belakangnya yang mengikuti saat kendaran mengerem (Anonim, 1995: 6-50).
31
Gambar 27. Lampu rem (Anonim, 1995) d. Lampu tanda belok (Turn Signal Light) Lampu tanda belok yang dipasang dibagian ujung kendaraan seperti pada fender depan untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan disisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk belok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 dan 120 kali setiap menitnya (Anonim, 1995: 6-50).
Gambar 28. Lampu tanda belok (Anonim, 1995)
e. Lampu Hazard (Hazard Warning Light) Lampu
hazard
digunakan
untuk
memberi
isyarat
keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selam berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tetapi seluruh lampu mengedip serempak (Anonim, 1995: 6-50).
32
Gambar 29. Lampu Hazard (Anonim, 1995) f. Lampu plat nomor Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang (tail) menyala.
Gambar30. Lampu plat nomor (Anonim, 1995) g. Lampu mundur Lampu mundur (backup light) dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaraan saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaraan yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud mundur atau sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila tuas transmisi di posisikan mundur dengan kunci kontak ON (Anonim, 1995: 6-51).
33
Gambar 31. Lampu mundur (Anonim, 1995) h. Lampu instrumen panel (lampu meter) Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi metermeter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail) menyala. Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel (Anonim, 1995: 6-51). i. Lampu ruangan Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruang penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (lampu interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang pada kendaraan penumpang untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disalurkan dengan switchnya. Switch mempunyai tiga posisi ON, DOOR, dan OFF. Untuk member kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah
34
satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR (Anonim, 1995: 6-51).
Gambar 32. Lampu ruangan (Anonim, 1995) j. Klakson Klakson merupakan sebuah piranti keamanan yang dapat memberikan isyarat suara yang berfungsi untuk memberikan tanda atau peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan atau agar lebih berhati-hati (Boentarto, 1993:72). Bunyi klakson tidak boleh terlalu keras sehingga akan mengejutkan pengemudi lain bahkan dapat menimbulkan kecelakaan, tetapi juga tidak boleh terlalu lemah. Klakson juga berfungsi sebagai alat komunikasi (menyapa) kepada pengemudi lain. k. Flasher Tanda Belok (Lampu Sein) Flasher
tanda belok adalah salah satu alat yang
menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher bekerja pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi-transistor yang kompak, ringan, dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampu putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang
35
normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya (Anonim, 1995: 6-52).
Gambar 33. Flasher tipe semi transistor (Anonim, 1995) Flasher lampu hazard adalah mirip dengan flasher lampu sein. Sebab itu juga menyebabkan lampu berkedip secara beraturan. Dan biasanya disatukan dengan flasher lampu sein.
l. Macam-mcam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu 1) Bola lampu model Single-end Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa. Bola lampu singleend selanjutnya diklasifikasikan kedalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single-end dan double filament pada bola lampu single-end.
36
Gambar 34. Bola lampu model Single End (Anonim, 1995) Bola lampu dipasang pada socket dengan menempatkan pin pada base cap. Cara mengganti bola lampu ini adalah dengan menekan bola lampu ke depan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada takikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keluar untuk melepaskannya. Sementara untuk memasang kembali adalah kebalikan dari langkah melepas.
Gambar 35. Mengganti bola lampu(Anonim, 1995) Pin pada bola lampu double-filament single-end filament letaknya
tidak
segaris
(offset)
dalam
pengaturan
tingginya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses pemasangan.
37
2) Bola lampu widge-base (socket gepeng) Tipe bola lampu ini mempunyai salah satu filament dan filamentnya
berhubungan
langsung
dengan
socket
terminal.
Gambar 36. Bola lampu model Widge Base (Anonim, 1995) Cara mengganti bola lampu jenis ini adalah dengan menarik bola lamu keluar dengan menggunakan jari tangan anda. Untuk memasang yang baru dengan cara mendorong.
Gambar 37. Cara penggantian lampu (Anonim, 1995) 3) Bola lampu dengan ujungnya ganda Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base cap seperti pada gambar.
38
Gambar 38. Bola lampu dengan ujung ganda (Anonim, 1995) Cara mengganti bola lampu jenis ini adalah dengan tekan salah satu dari terminal socket dan untuk membukanya tarik keluar bola lampu tersebut. Untuk memasang bola lampu yang baru, tempatkan salah satu ujungnya ke dalam lubang.
Gambar 39. Mengganti bola lampu (Anonim, 1995)
4. Meter kombinasi dan alat pengukur Instrumen disusun pada instrument panel yang letaknya di bagian depan tempat duduk pengemudi untuk mengetahui keadaan kendaraan dengan mudah. Instrument panel memberitahukan kepada pengemudi secara terperinci dan menunjukkan kondisi kendaraan saat itu oleh metermeter atau alat pengukur (gauge) dan lampu (light) (Anonim, 1995: 6-54) .
39
Umumnya termasuk juga meter (alat pengukur) dan lampu-lampu indikator seperti berikut : a. Speedometer. Speedometer pada umumnya adalah mekanisme untuk pengontrolan kecepatan kendaraan dan odometer untuk mengontrol jarak total perjalanan yang telah ditempuh. Ada beberapa speedometer yang dilengkapi dengan sebuah trip meter yang dapat disetel kembali ke 0 oleh pengemudi (Anonim, 1995: 6-55). b. Tachometer Tachometer mengukur kecepatan putaran mesin dan menunjukkan putaran per menit. Tachometer tipe pulsa paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-56). c. Voltmeter Voltmeter umumnya menunjukkan tegangan (voltage) pada terminal-terminal baterai dan membantu memeriksa tegangan pengisian (charging voltage) dan memperkirakan kapasitas pengisian
baterai
(charged
battery’s
capacity).
Penggerak
voltmeter magnet umumnya paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-56). d. Alat pengukur temperatur air pendingin Pengukur temperatur air pendingin (coolant temperature gauge) menunjukkan temperatur air pendingin di dalam jacket air
40
pendingin mesin. Tipe bimetal resistance umumnya yang paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-57). e. Alat pengukur bahan bakar Alat pengukur bahan bakar (fuel gauge) ini menunjukkan banyaknya sisa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar. Tipe pengukur ini sama dengan tipe pengukur temperatur air pendingin. Tipe bimetal resistance dan tipe cross coil umumnya yang paling banyak digunakan (Anonim, 1995: 6-57). f. Pengukur tekanan oli Pengukur tekanan oli (oil pressure gauge) menunjukkan tekanan pelumasan di dalam mesin untuk memudahkan mendeteksi kekurangan dalam sistem pelumasan. Umumnya yang paling banyak digunakan tipe bimetal-bimetal (Anonim, 1995: 6-57). g. Lampu-lampu peringatan dan pengontrolan Lampu-lampu peringatan dan pengontrolan (warning and indincator light) menyala untuk membeikan informasi kepada pengemudi atau ada yang kurang apabila perlengkapan listrik bekerja atau tidak berfungsi (Anonim, 1995: 6-57). 1) Lampu peringatan tekanan oli (Oil Pressure Warning Light) Menunjukkan tekanan oli mesin yang rendah
41
2) Lampu peringatan pada pengisian (Charge Warning Light) Menunjukkan bahwa sistem pengisian (charging system) tidak berfungsi normal. Lampu indikator pengisian menyala saat kunci kontak ON, saat mesin hidup maka lampu akan mati, ini menandakan adanya pengisian. Apabila lampu tidak mati maka tidak adanya pengisian pada baterai. 3) Pengontrol lampu jarak jauh (Hingh beam indicator) Menunjukkan bahwa lampu besar bekeja pada lampu jauh. 4) Lampu peringatan bahan bakar (Fuel warning linght) Menunjukkan jumlah bahan bakar yang tersisa. 5) Lampu
peringatan
rem
(Brake
warning
light)
Menunjukkan rem parkir bekerja, atau minyak remnya kurang. 6) Pengontrol pintu (Door indicator) Menunjukkan bahwa pintu-pintu tidak tertutup dengan rapat. 7) Pengontrol lampu sein dan hazard (Turn signal dan hazard warning light) Menunjukkan bahwa sein (turn signal) atau lampu peringatan hazard keadaannya kerja.
42
5. Wiper dan Washer Wiper (penghapus kaca) adalah sangat penting dan erat hubungannya
dengan
segi
keselamatan,
karena
untuk
menjamin
pandangan pengendara gar tetap tidak terhalang, karena dapat menyapu air hujan, salju, lumpu, oli, gemuk dan binatang-binatang kecil dan kaca. Biasanya menggunakan kombinasi dengan washer (air pembersih) untuk membersihkan kotoran dari kaca. Akhir-akhir ini wiper sering dipasang pada kaca belakang untuk meningkatkan jarak penglihatan di belakang kendaran. Untuk lebih meningkatkan fungsi wiper selalu dilengkapi : sebagai contoh. Posisi kerja wiper yang agak lambat (intermiten) dan posisi interlock dengan washer untuk mengulangi kerja wiper secara otomatis
dengan
waktu
yang
singkat
setelah
cairan
pembersih
disemportkan (Anonim, 1995: 6-58). a. Wiper Wiper terdiri dari motor wiper, tuas wiper (wiper link), untuk memindahkan tenaga gerak lengan wiper (wiper arm) dan blade untuk menyapu. 1) Motor wiper Motor wiper adalah sebuah motor magnet dengan gigi reduksi. Dua cara yang digunakan untuk menimbulkan medan magnet motor, tipe wound rotor yang menggunakan lilitan (coil)
43
untuk membuat elektro magnet, dan tipe ferrite magnet yang menggunakan ferrite magnet permanen. 2) Tuas wiper Tuas wiper (wiper link) mengubah gerak putar dari motor wiper menjadi gerak bolak-balik pada poros wiper. Dalam mekanisme gerakan tuas tipe paralel tandem, maka motor mulai memutarkan crank arm bila motor dihidupkan. Batang penghubung tarik-dorong dihubungkan dengan crank arm, menyebabkan arm bekerja untuk membuat gerak penghapusan setengah lingkaran mengelilingi poros pivot. Lingking rod lain yang terpasang pada kerja arm selalu membuat gerak penghapusan setengah lingkaran secara paralel. Bila poros kiri dan kanan berputar pada arah yang sama, maka lengan wiper kiri dan kanan dapat bekerja secara paralel. 3) Lengan wiper (Wiper Arm) Wiper Arm terdiri dari head untuk mengikatnya pada wiper shaft, sebuah pegas untuk menahan blade, arm piece untuk pemasangan blade dan retainer untuk menahan keselurahannya. Biasanya wiper dapat menghalangi jarak penglihatan saat berhenti. Concealed wiper dapat menyempurnakan kelemahan ini, dengan adanya tempat penyimpanan wiper yang terletak antara kaca dan kap mesin.
44
4) Wiper blade Wiper blade terdiri dari sebuah karet untuk menyapu permukaan kaca, suatu kombinasi dari leaf spring packing dan beberapa lever dan clip untuk memasang blade pada bagian wiper arm (lengan wiper). b. Washer Fungsinya washer untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan mengurangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih (Anonim, 1995: 6-61). Washer tipe listrik umumnya paling banyak digunakan. Tipe washer listrik terdiri dari tangki washer, motor, selang dan nozzle. 1) Tangki washer Bentuk tangki washer (washer tank) bervariasi tergantung pada posisi penempatan dan tempat yang tersedia. 2) Motor washer (pompa) Motor washer menggerakkan pompa, mengeluarkan cairan pembersih dari tangki. Tipe wound-rotor dan ferrite magnet adalah yang tersedia. Tetapi dewasa ini tipe ferrite magnet yang banyak digunakan. Ada beberapa tipe pompa, tipe gigi (gear type), tipe squeeze dan tipe sentrifugal. Tipe sentrifugal lebih luas menggunakannya sebab memiliki daya tahan yang kuat untuk digunakan karena bagian-bagian yang bersentuhan kecil sekali.
45
Pompa sentrifugal hanya mampu mengirim cairan washer untuk pembersih, tetapi tidak mampu menghisap cairan ke atas dari tangki, maka pompa dipasangkan di bagian bawah tangki. 3) Nozzle Nosel dibuat dari pipa tembaga, alumunium atau resin dengan satu atau dua lubang. Dewasa ini, hanya digunakan nosel resin dengan lubang penyetelan (adjusting orifice). Diameter lubang orifice 0,8-1,0 mm dan jumlahnya 1-2 buah. Jenis yang normal mempunyai bentuk pengeluaran dari masing-masing lubang tanpa penyebaran. 4) Cairan washer (Pembersih) Cairan washer terdiri dari anti beku (anti-freeze) isopropy alcohol ethylene glycol atau methanol ditambah detergent dan zat anti karat (anti corrosive agent). Penggunaan cairan harus tidak merusak karet washer, atau cat.