Menurut WHO, penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease) adalah ...
Sistem pembuluh dan peredaran darah tubuh manusia merupakan suatu
jaringan ...
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Penyakit Jantung Koroner Menurut WHO, penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease) adalah ketidaksanggupan jantung akut maupun kronik, yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner.11 Dalam Internasional Classification Disease (1993) disebutkan bentuk-bentuk umum PJK adalah Angina Pectoris, Ischemic Heart Disease, Acute Miocard Infarction, dan Sudden Death.12
2.2. Anatomi Jantung Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dengan basis di atas dan puncak di bawah, puncaknya (Apex) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram, dengan ukuran kira-kira se kepalan tangan dewasa.9 Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thorak), diantara paru-paru.13 Jantung terbagi oleh sebuah sekat (septum) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut atrium (serambi) dan yang bawah ventrikel (bilik). Disetiap sisi ada hubungan antara atrium dengan ventrikel melalui lubang atrio ventrikuler dan pada setiap lubang itu teerdapat katup. Yang kanan bernama katup trikuspidalis dan yang kiri katup mitral
Universitas Sumatera Utara
atau katup bikuspidalis. Katup atrio ventrikuler menyebabkan darah hanya mengalir ke satu jurusan, yaitu dari atrium ke ventrikel dan menghindarkan darah mengalir kembali dari ventrikel ke atrium.14 Jantung terbungkus oleh sebuah membran yang disebut perikardium. Membran ini terdiri atas dua lapisan yaitu perikardium visceral yang merupakan membranserus yang lekat sekali pada jantung dan perikardium parietal yang merupakan lapisan fibrous yang terlipat keluar dari basis jantung dan membungkus jantung sebagai kantong longgar. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan serus yang bersifat meminyaki sehingga jantung dapat bergerak bebas. Di sebelah dalam jantung dilapisi oleh endokardium.14 Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel paling tebal dan dinding ventrikel sebelah kiri lebih tebal dari dinding ventrikel sebelah kanan. Hal disebabkan kekuatan kontraksi dari ventrikel kiri jauh lebih besar dari yang kanan. Dinding atrium tersusun atas otot-otot yang lebih tipis. Pembuluh darah yang tersambung ke jantung antara lain adalah vena cava superior, vena cava inferior, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan aorta.14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Anatomi Jantung
2.3 Fisiologi Jantung.15 2.3.1
Proses Memompa Darah Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan
paru-paru mengikuti urutan sebagai berikut : a. Pada saat jantung sedang relaks (diastol), darah kurang oksigen dari vena tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi dengan darah yang kaya oksigen dari paru-paru. b. Pusat listrik (SA Node) yang ada diserambi kanan menembakkan impuls listrik yang menyebabkan kedua serambi mengkerut secara serempak. Pada saat yang sama, katup-katup diantara serambi dan bilik terbuka, memungkinkan darah mengalir kedalam bilik.
Universitas Sumatera Utara
c. Tahap berikutnya adalah pemompaan dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik dari node yang lain menyebabkan kedua bilik berkerut secara serempak. Ini mendorong darah yang kurang oksigen dari bilik kanan ke dalam paru-paru. Darah yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak kedalam arteri utama yang disebut, aorta dan dari sini darah disebarkan keseluruh bagian tubuh. Klep-Klep tertutup untuk menjamin agar tidak ada aliran balik kedalam serambi. d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendor, dan memungkinkan serambi terisi darah, sehingga proses sirkulasi dimulai kembali. Urutan kejadian ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh sedang istirahat. 2.3.2
Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia15 Sistem pembuluh dan peredaran darah tubuh manusia merupakan suatu
jaringan pembuluh nadi (arteri) serta pembuluh balik (vena), yang secara garis besar terdiri dari tiga sistem aliran darah, yaitu : a. Sistem Peredaran Darah Kecil Dari ventrikel jantung kanan, darah mengalir ke paru-paru melalui katup pulmonal untuk mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida kemudian masuk keatrium kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan darah yang beredar ke seluruh tubuh memasuki atrium jantung kanan dengan kadar oksigen yang rendah antara 60-70% serta kadar karbon dioksida yang tinggi antara 30-40%. Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat oksigen meningkat kira-kira 96% serta karbon dioksida menurun. Proses pembersihan gas
Universitas Sumatera Utara
dalam jaringan paru-paru berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus dan berdinding sangat tipis dimana gas oksigen dari udara disadap oleh komponen sel darah merah. Adapun gas CO 2 dikeluarkan melalui udara pernafasan. Dengan demikian darah yang memasuki serambi kanan dikatakan darah kotor, karena kurang oksigen, sedangkan darah yang memasuki serambi kiri disebut sebagai darah bersih yang kaya oksigen. b. Sistem Peredaran Darah Besar Darah kaya oksigen dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui katup mitral, untuk kemudian dipompakan keseluruh tubuh dan membawa zat oksigen serta bahan makanan yang diperlukan oleh segenap sel-sel dari alat-alat tubuh kita. Darah ini dipompakan keluar dari bilik kiri melewati katup aorta serta memasuki pembuluh nadi utama, dan selanjutnya melalui cabang-cabang pembuluh ini disalurkan ke segenap bagian tubuh. c. Sistem Peredaran Darah Koroner Pembuluh koroner dibagi menjadi Right Coronary Artery (RCA), Left Coronary Artery (LCA), Left Arterior Descending Artery dan Circum Flex Artery, sistem sirkulasi darah koroner terpisah dari sistem aliran darah kecil maupun sistem aliran darah besar. Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung, yaitu melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik dan kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam bilik kanan melalui sistem peredaran darah koroner ini, jantung mendapatkan oksigen, zat makanan, serta zat-zat lain agar dapat menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner16 Otot Jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien.14 Gangguan pada arteri menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Penyakit ini berkaitan dengan gangguan duplai darah otot jantung sehingga jantung mengalami kekurangan darah dengan segala manifestasinya. Timbulnya
PJK
walaupun
tampak
mendadak,
sebenarnya
melalui
perangsangan lama (kronik). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang mengenai pembuluh darah yang disebut arteriosklerosis. Hal ini berarti terjadi kekakuan dan penyempitan lubang pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut iskemia miokard. Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina pektoris, miokard infark, payah jantung ataupun mati mendadak. Pada umumnya gangguan suplai darah arteri coronaria dianggap berbahaya bila terjadinya penyempitan 10%, atau lebih pada pangkal atau cabang utama coronaria. Penyempitan yang kurang dari 50% kemungkinan belum menandakan gangguan yang berarti. Keadaan ini tergantung pada beratnya arterioskleorosis dan luasnya gangguan jantung dan apakah serangan tersebut masih lama atau baru. 2.4.1
Angina pektoris 2 Angina pektoris adalah “jeritan“ otot jantung yang merupakan sakit dada oleh
karena kekurangan oksigen. Ini adalah akibat tidak adanya keseimbangan antara
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyedikan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard. Adanya angina pektoris dapat dikenal secara : a. Kualitas nyeri dada yang khas yaitu perasaan dada yang tertekan, merasa terbakar atau susah bernafas. b. Lokasi nyeri yang menjalar ke sentral dada yang menjalar ke leher, rahang dan turun ke lengan kiri. c. Faktor pencetus seperti terjadinya emosi, bekerja, sesudah makan, atau dalam udara dingin. d. Perasaan nyeri hilang segera setelah istirahat ataupun dengan memakai nitrogleserin sublingual. 2.4.2
Miokard Infark 17 Infark miokard
adalah suatu keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi
(penutupan mendadak pembuluh koroner) atau cabangnya yang mengalami sklerosis (pergeseran ). Biasanya cara penutupan disebabkan adanya trombus dan pendarahan dalam intima. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark tergantung pada arteri yang oklusi. Faktor pencetus disebabkan oleh dua keadaan : a. Berkurangnya aliran darah koroner b. Kerja jantung yang meningkat oleh karena kerja fisik yang berlebihan dan tegangan jiwa (stress).
Universitas Sumatera Utara
Gejala klinik infark miokard antara lain : a. Nyeri yang hebat terutama di tengah-tengah dada, yang menjalar ke punggung, bahu, leher dan lengan kiri. b. Gelisah, takut mati c. Pusing dan keringat dingin d. Gangguan Gastrointestinal (mual, muntah, diare) e. Lemah dan Lemas 2.4.3
Payah Jantung 18 Perasaan sakit akan bertahan hingga berjam-jam dan dengan nitrogliserin
tidak akan berkurang, penderita gelisah, takut mati, pusing (pening), dan keringat dingin, gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare), syok dimana tekanan darah rendah, nadi cepat dan kecil pada auskultasi suara jantung yang lemah dan kadang terdengar suara gallop, sebagai tanda telah terjadi gagal jantung kiri. 2.4.4
Mati Mendadak (Sudden Cardiac Death ) 16 Sudden Cardiac Death (SCD) adalah kematian mendadak pada penderita PJK
dimana 50% diantaranya tidak disertai keluhan. Sedangkan yang mengalami keluhan akan mati 6 jam setelah keluhan. Proses ini dimulai dengan trombosis pembuluh darah yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia ventrikel.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner 2.5.1
Distribusi dan Frekuensi Penyakit Jantung Koroner
a. Menurut Orang WHO melaporkan bahwa pada tahun 2000 proporsi beban penyakit di dunia akibat PJK adalah 3,8% terdiri atas 4,2% pria dan 3,4% wanita dengan proposi kematian akibat PJK adalah 12,4% terdiri atas 12,2% kematian pria dan 12,6% kematian wanita.19 Berdasarkan penelitian Nerrida Sarumpaet di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005-2007 penderita penyakit jantung koroner paling banyak ditemukan pada jenis kelamin pria yaitu 178 orang (66,7%) dan perempuan 89 orang (33,3%)20 b. Menurut tempat Penyakit jantung koroner lebih banyak terjadi pada negara maju di bandingkan negara sedang berkembang dan lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan di bandingkan dengan daerah pedesaan.12 Menurut laporan WHO 2004, pada tahun 2002 jumlah penderita PJK mencapai 56,8 juta yaitu 3,9% dari seluruh beban penyakit di dunia. Jumlah penderita PJK di Afrika sebanyak 3,3 juta (5,6%), di Amerika 6,2 juta (10,6%), di Asia Tenggara 20,7 juta (35,3%), di Eropa 15,7 juta (26,7%), di Timur Tengah 5,3 juta (9%), dan di Asia Pasifik 7,4 juta (12,8%). PJK menyebabkan 7,1 juta kematian yaitu 12,6% dari seluruh kematian di dunia. Jumlah kematian di Afrika 400 ribu (5,6%), di Amerika 900 ribu (12,5%), di
Universitas Sumatera Utara
Asia Tenggara 2 juta (27,8%), di Eropa 2,4 juta (33,3%), di Timur Tengah 500 ribu (6,9%) dan di Asia Pasifik 1 juta (13,9%).21 c. Berdasarkan waktu Epidemi PJK dimulai pada abad 17 di Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Angka kematian tertinggi di temukan di Finlandia, Skotlandia, dan Irlandia. Pada tahun 1998 di Inggris penyakit Kardiovaskuler menyebabkan 250 ribu kematian, dimana 22,2% diantaranya karena PJK yang terdiri atas 25% kematian pria dan 20% kematian wanita. 22 Di Negara berkembang termasuk Indonesia pada mulanya PJK menyerang masyarakat golongan social ekonomi tinggi, namun saat ini telah merambat kepada golongan social ekonomi menengah ke bawah.12 Di negara maju, penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan pembunuh nomor satu, terutama di Eropa. Di Wales, satu dari empat orang Wales mengalami serangan penyakit jantung koroner (prevalens rate) sebelum ulang tahunnya yang ke 75. Kondisi ini dikaitkan dengan pola hidup sehari-hari yang tidak sehat.23 Di Inggris, satu dari empat laki-laki dari lima perempuan meninggal pertahunnya akibat penyakit jantung koroner (Sex Spesific Death Rate), yang mempresentasikan sekitar setengah kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Di Inggris, terdapat perbedaan regional sosio ekonomi dan etnik yang bermakna dalam prevalensi penyakit jantung koroner. Prevalensi tertinggi terdapat di utara Inggris dan Skotlandia. The Hearth Survey For England
Universitas Sumatera Utara
(2005) mengatakan bahwa 3% penduduk dewasa menderita angina dan 0,5% penduduk dewasa telah mengalami infark miocard (prevalen rate).24 2.5.2
Determinan Penyakit Jantung Koroner 16 Secara garis besar faktor resiko PJK dapat dibagi dua. Yang pertama adalah
faktor resiko yang dapat diubah (modifiable) yaitu : hipertensi, hiperkolesterolemia, merokok, obsitas, diabetes mellitus, ketidakaktifan fisik, stress. Dan yang kedua adalah faktor resiko yang tidak dapat diubah (non-modifiable) yaitu : umur, jenis kelamin, dan genetik. A. Faktor Resiko Yang Dapat Diubah (modifiable) a. Hipertensi Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat, yaitu
kenaikan tekanan darah sistolik
melebihi 140 mmHg dan diastolik melebihi 90 mmHg.2 Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Menurut Joint Nasional Comite on Detectin Evaluation and Ttreatment of High Blood Pressure JNC VII tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah penderita, batasan hipertensi sebagai berkut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi No
TDS/TDD
Derajat Tekanan Darah
1
45 mg/dl
Sedang
: 35-45 mg/dl
Tinggi
: < 35 mg/dl
Makin rendah kolesterol HDL dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semangkin meningkat. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok. 4) Rasio Kolestrol Rasio Kolestrol adalah rasio antara kadar kolesterol total denga kadar kolesterol HDL. Rasio kolestrol dalam darah sebaiknya < 4,5 pada laki-laki dan < 4,0 pada perempuan. Makin tinggi Rasio kolestrol total dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semangkin meningkat. 5) Kadar Trigliserida Trigliserida dalam tubuh terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tak jenih, dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserida dalam darah dikategorikan atas : Normal
: < 150 mg/dl
Sedang
: 150-249 mg/dl
Tinggi
: 250-500 mg/dl
Sangat tinggi
: > 500
Universitas Sumatera Utara
Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka resiko terjadi PJK aka semakin meningkat. c. Merokok 25 Di
USA,
merokok
berhubungan
erat
bagi
sekitar
325.000
kematian
premature/dini setiap tahunnya. Dari jumlah kematian tersebut terdapat kematian akibat PJK dan lebih dari satu dalam kematian PJK itu karena merokok. Merokok sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat serta meningkat tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga meningkatan kebutuhan oksigen myokardium. Penelitian Framingham mendapat kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok, perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok, pada perempuan perokok 4,5 kali lebih besar dari pada bukan perokok.m Apabila behenti merokok penurun resiko PJK akan berkurang 50% pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. 21 d. Obesitas 1 Orang dengan berat badan berlebihan mempunyai kemungkinan terkena penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Gemuk tidak sehat karena kelebihan berat badan meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan dengan penyakit jantumg koroner terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar kolesterol darah juga diabetes melitus. Seseorang yang mengalami kegemukan kemungkinan menjadi penderita PJK 2 kali lipat dari pada seseorang yang memiliki berat badan normal.
Universitas Sumatera Utara
e. Diabetes Melitus 26 Diabetes melitus merupakan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glukosa darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, Gula darah (glukosa) tersebut dapat menjadi pekat, hal ini mendorong terjadinya pengendapan aterosklerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes mellitus cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida. Kadar gula darah waktu puasa normal tidak melebihi 120 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam setelah makan kurang dari 200 mg/dl.26 Resiko terjadinya PJK pada pasien diabetes melitus dua hingga empat kali lebih tinggi. Diabetes mellitus juga berkaitan dengan abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik, dan peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan peningkatan kadar fibrinogen). Pasien diabetic memilliki peningkatan mortalitas dini serta resiko stenosis berulang pasca angioplasty koroner.22 f. Ketidakaktifan fisik Sejumlah penelitian epidemiologi mendukung hipotesis bahwa aktifitas fisik yang giat menurunkan resiko PJK. Aktifitas fisik (exercise) dapat meningkatan kadar HDL kolestrol, memperbaikai kolesterol koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi, memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miocard,
Universitas Sumatera Utara
menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan KGD pada pendrita DM, menurunkan tekanan darah.25 Hasil penelitian di harvard selama 10 tahun (1962 - 1972 ) terhadap 16.936 alumni universitas Harvard USA, menyimpulkan orang dengan exercise fisik yang adekuat kemungkingan menderita PJK lebih kecil dibandingkan dengan yang kurang melakukan aktifitas.27 g. Stres Stres, baik fisik maupun mental merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK. Pada masa sekarang, lingkkungan kerja telah menjadi penyebab utama stres, dan terdapat hubungan yang saling berkaitan antara stres dan abnormalis metabolisme lipid.15 Perilaku yang rentan terhadap penyakit koroner ( kepribadian tipe A ) antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk mencapai sesuatu.. Kepribadian
tipe B antara lain orang yang lebih mudah
merasa beruntung, tidak terlalu ambius, dan mudah puas memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita PJK dibandingkan mereka yang berkepribadian tipe A.24 Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan (spasm) arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.15
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah (non modifiable) a. Umur 27 Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dengan kematian akibat PJK. Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 ke atas, tetapi pada usia di bawah 40 tahun sudah ditemukan. Pada laki-laki, kasus kematian PJK mulai dijumpai pada usia 35 tahun, dan terus meningkat dengan bertambahnya usia. Di AS gelar kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada usia 20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai usia 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan biasanya meningkatkan menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki. Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kalesterol total dengan bertambahnya usia. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan, sedangkan kadar kolesterol LDL cenderung meningkat. a. Jenis Kelamin 27 Di AS gejala PJK sebelum berumur 60 tahun di dapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakaian oral kontrasepsi (esterogen) dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Pada wanita hamil, besar kolesterol akan kembali normal 20 minggu setelah melahirkan. Esterogen dapat meningkatkan mekanisme PJK antara lain: peningkatan kolesterol serum total, peningkatan LDL, peningkatan trigliserida serum,
Universitas Sumatera Utara
intoleransi glukosa yang dapat menyebabkan DM yang merupakan faktor resiko PJK, kecenderungan trombositosis, peningkatan TD, peningkatan tonus otot polos arteri koronaria. Angka kematian usia muda pada laki-laki didapatkan lebih tinggi dari pada perempuan, akan tetapi setelah monopause hampir tidak didaptkan perbedaan dengan laki-laki. b. Genetik Gillium (1978) menyatakan bahwa PJK cenderung lebih banyak pada subjek orangtuanya telah menderita PJK dini. Bila kedua orang tua penderita PJK menderita PJK pada usia muda, maka anaknya mempunyai resiko yang lebih tinggi bagi perkembangan PJK dari pada hanya seseorang atau tidak ada orang tuanya menderita PJK.25
2.6. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Untuk pencegahan terhadap penyakit jantung koroner dapat meliputi 4 tingkat upaya : 2.6.1. Pencegahan Primordial Yaitu upaya untuk mencegah munculnya faktor predisposisi terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya factor yang menjadi resiko PJK. Tujuannya adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan resiko penyakit. 6
Universitas Sumatera Utara
Upaya primordial penyakit jantung koroner dapat berupa Kebijaksanaan Nasional Nutrisi dalam sektor agrokultural, industri makanan,impor dan ekspor makanan, penanganan konprehensif rokok, pencegahan hipertensi dan promosi aktivitas fisik/olah raga.28 2.6.2.
Pencegahan Primer Yaitu upaya awal untuk mencegah PJK sebelum seseorang menderita PJK.
Dilakukan dengan pendekatan komunitas berupa penyuluhan faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok resiko tinggi, pencegahan ditujukan kepada pencegahan terhadap berkembang proses aterosklerosis. 16 Upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada pencegahan ini antara lain :15 a. Mengontrol kolesterol darah. Yaitu dengan cara mengidentifikasi jenis makanan yang
kaya akan kolesteror kemudian mengurangi konsumsinya serta
mengkonsumsi serat yang larut (soluble fiber). b. Mengontrol tekanan darah. Banyak kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan ini berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor resiko seperti stres, kegemukan, terlalu banyak konsumsi garam dan kurang gerak badan. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah mengatur diet, menjaga berat badan, menurunkan stres dan melakukan olah raga.
Universitas Sumatera Utara
c. Berhenti merokok. Program-program umum dan kampanye anti merokok perlu dilaksanakan secara intensif, seperti di pesawat terbang, di rumah sakit, dan di tempat umum lainnya. d. Aktifitas fisik. Manfaat dari melakukan aktifitas fisik dan olah raga bagi penyakit jantung koroner antara lain adalah perbaikan fungsi dan efisiensi kardiovaskuler, pengurangan faktor resiko lain yang menggaggu pembuluh darah koroner, perbaikan terhadap toleransi stres. 2.6.3. Pencegahan Sekunder Yaitu untuk mencegah keadaan PJK yang sudah pernah terjadi untuk berulang untuk menjadi lebih berat. Disini diperlukan perubahan pola hidup dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah pernah menderita PJK. Pencegahan sekunder ini ditujukan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas. 16 Pedoman untuk mencegah serangan jantung dan kematian pada penderita PJK hampir sama dengan pencegahan primer. Selain itu juga dilakukan intervensi dengan obat-obatan. a. Intervensi dengan obat-obatan (i)
Aspirin Obat yang paling banyak diberikan, tujuannya adalah mengencerkan darah agar tidak cepat membeku.
Universitas Sumatera Utara
(ii)
Beta – Blocker Obat yang menghambat kerja adrenalin agar tidak meresap ke dalam jantung dan pembuluh darah, untuk mengurangi risiko terulangnya serangan jantung sehingga mampu menurunkan angka kematian.
(iii)
Penghambat ACE
ACE
(Angiotensin
Converting
Enzyme)
adalah
suatu
enzim
yang
meningkatkan jumlah angiotensin dalam darah. Angiotensin membuat pembuluh darah berkerut hingga tubuh dapat menahan garam dan air lebih banyak daripada yang normal. Dengan menurunkan tingkat angiotensin, penghambat ACE berasil menurunkan tingkat angiotensin, penghambat ACE berhasil menurunkan jumlah penderita serangan jantung dan kegagalan jantung. (iv)
Statin Obat yang berfungsi untuk menurunkan jumlah kolesterol yang dibuat dalam tubuh khususnya di hati, dan membantu agar pembuluh nadi tidak menyempit kembali.
(v)
GTN Obat ini digunakan bila penderita merasa nyeri di dada, bentuk obat ada yang berupa spray untuk disemprot atau bentuk tablet. Obat ini sering diberikan pada penderita PJK yang baru keluar dari rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembedahan (operasi) (i)
Angioplasti Angioplasty dilakukan dengan memasukkan balon tipis dan panjang melewati pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan kawat yang sangat halus, kemudian balon dipompa pada tekanan tinggi hingga melebarkan pembuluh nadi dan sering memisahkan timbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh membuka.
(ii)
Bypass Pembedahan bypass yaitu melakukan bypass terhadap penyumbatan di arteri koronaria dan menggantikannya dengan pembuluh darah yang diambil dari dinding
dada
atau
kaki
dengan
menghentikan
kerja
jantung
dan
menggantikannya dengan mesin jantung paru saat operasi jantung dilakukan. 2.6.4. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier merupakan terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian. Pencegahan dalam tingkatan ini berupa rehabilitasi jantung
program
rehabilitasi jantung ditujukan kepada penderita PJK, atau pernah mengalami serangan jantung atau pasca operasi jantung.6
Universitas Sumatera Utara