Jenis ketrampilan yang diajarkan meliputi pelajaran membaca dalam hati,
membaca cepat dan membaca bahasa. Jelasnya, ketrampilan “membaca” yang.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori 1. Kemampuan Membaca a. Pengertian Membaca Dalam kurikulum tertulis kompetensi membaca di Sekolah Dasar meliputi : 1) Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak. 2) Memhami ragam tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. 3) Memahami teks dengan membaca nyaring , membaca intensif dan membaca dongeng. 4) Memahami teks melalui membaca dengan membaca sekilas, membaca memindai dan membaca cerita anak. 5) Memahami teks dengan membaca intensif dan membaca teks drama. Pembelajaran membaca di SD merupakan suatu kegiatan peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca, melalui kegiatan pembelajaran siswa diharapkan memiliki ketrampilan membaca. Untuk siswa kelasa 1 dan 2, pembelajaran itu disebut MMP, yakni Membaca Menulis Permulaan. Salah satunya, pembelajaran membaca menulis dipandang sebagai awal bagi siswa kelas 1 dan 2 belajar membaca dan menulis secara formal dan berjadwal secara ketat. Selain itu, membaca adalah salah satu kompetensi dasar yang perlu dimiliki oleh siswa SD, selain kompetensi dasar menyimak, mewicara, menulis, sastra dan kebahasan. Jenis ketrampilan yang diajarkan meliputi
pelajaran membaca dalam hati,
membaca cepat dan membaca bahasa. Jelasnya, ketrampilan “membaca” yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis
dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan memahami apa yang tertulis dengan cepat dan tepat. Kompetensi membaca berisi tentang membaca pemahaman, membaca nyaring dan membaca indah. Dari kompetensi membaca yaitu membaca pemahaman materi bacaan yang digunakan dalam membaca pemahaman dibagi menjadi 2 yaitu materi kebahasan dan materi kesastraan. Materi kebahasan dapat berupa bacaan yang bersifat deskriptif, argumentatif dan ekspositori. Materi kesastraan meliputi puisi, dongeng dan drama. Untuk kompetensi membaca selanjutnya yaitu membaca nyaring membaca denga memperhatikan intonasi dan aksentuasi. Tergolong dalam membaca nyaring adalah membaca berita dan pengumuman. Bisa juga dimasukkan membaca sambutan dan pidato. Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membaca media adalah kejelasan suara karena hasil pembacaan didengarkan oleh orang lain, maka disini persoalan jeda dan pelafalan menjadi penting untuk diperhatikan. Kompetensi membaca yang terakhir yaitu membaca indah. Membaca indah adalah membaca ekspresif. Membaca jenis ini selain harus komunikatif karena didengarkan oleh orang lain, juga bersifat ekspesif dalam pengertian mewakili rasa pembacanya. Tergolong dalam jenis membaca ini adalah membaca sastra. Dalam membaca ini dijelaskan khusus membaca puisi. Dalam membaca puisi memiliki 3 komponen yaitu penghayatan, vokal, dan penampilan. Dari pengahayatan berarti secara penuh isi puisi. Dengan pemahaman itulah kita sebagai pembaca puisi dapat menyatukan jiwa puisi dengan jiwa kita sendiri. Pemahaman akan isi puisi harus dilakukan oleh pembaca puisi. Membaca puisi adalah upaya membantu pendengar atau penonton untuk dapat memahami isi puisi
tersebut. Membaca puisi haruslah dipahami sebagai upaya menyampaikan sesuatu milik penyair kepada pendengar atau penonton. tanpa mengetahui sesuatu itu mungkin kita dapat menyampaikan kepada pendengar atau penonton. Pemahaman terhadap puisi pada dasarnya merupakan pemahaman terhadap sesuatu tersebut yaitu segala hal yang ada dalam puisi yang akan disampaikan kepada pembacanya. Komponen yang kedua adalah vokal. Setidaknya ada empat hal yang menjadi perhatian utama dalam masalah vokal ini. yaitu kejelasan ucapan, jeda, ketahanan dan kelancaran. Setiap kata yang ada dalam puisi harus dapat didengar oleh pendengar atau penonton secara jelas. Jelas tidaknya ucapan ini menjadi kriteria utama vokal seorang membaca puisi. Masalah warna suara seseorang tidak berhubungan langsung dengan kejelasan ucapan. Warna suara berat, tinggi, besar dan kecil semuanya dapat menghasilkan suara yang lebih jelas bila pemiliknya rajin mengadakan pelatihan. Selain kejelasan ucapan, kriteria, vokal yang lain adalah masalah jeda, pembaca puisi harus dapat mengatur jeda secara tepat. Jeda tersebut berbeda-beda waktunya. Ada kalanya waktu untuk mengambil nafas, hanya sedikit. Selain itu masalah ketahanan dan kelancaran juga menjadi kriteria vokal yang baik, yang dimaksud dengan ketahanan kekuatan vokal dari awal pembacaan sampai akhir pembacaan puisi. Terutama untuk puisi panjang. Ketahanan sangat dibutuhkan jangna sampai pada akhir pembacaan puisi kekuatan vokal sudah berkurang, yang dimaksud dengan kelancaran adalah kebenaran mengucapkan baris-baris puisi dari awal sampai akhir. Untuk pembaca puisi yang melakukan pembacaan secara spontan, biasanya pengucapan katakata atau baris-baris puisi tidak lancar.
Komponen yang ketiga adalah penampilan, masalah penampilan dalam membaca puisi menyangkut persoalan-persoalan media muncul, blocking dan pemanfaatan setting, gerakan tubuh, cara berpakaian. Media muncul adalah cara yang ditempuh oleh pembaca puisi dalam memperlihatkan diri untuk pertama kalinya. Kesan baik dan mantap harus ditampilkan dalam kemunculan pertama. Hal kedua adalah blocking. Blocking mencakupi masalah bagaimana kita memosisikan
tubuh kita pada saat
membaca puisi. Secara umum ada dua jenis blocking yaitu blocking yang bersifat statis dan blocking yang bersifat dinamis. Blocking yang bersifat statis berarti blocking yang tidak menghendaki posisi pembaca bergerak ke berbagai arah, sebaliknya, blocking dinamis berarti blocking yang menghendaki posisi pembaca bergerak ke berbagai arah. Membaca bisa dilaksanakan pada saat mengisi waktu luang, membaca juga digunakan untuk memupuk perkembangan keharuan dan keindahan. Membaca juga mendapatkan pengetahuan (informasi). Membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan hal tulis. Membaca menurut Tampubolon (1993) yaitu bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses penenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata, yang melakukan. Dikatakan kegiatan mental karena bagianbagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan, terlidefinisi ini kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca dan bukan mengenali huruf-huruf.
Oleh karena itu membaca sangat penting kita gunakan dalam kehidupan seharihari terutama bagi siswa Sekolah Dasar dan sampai perguruan tinggi karena membaca dapat menambah pengetahuan dan ilmu yang kita peroleh dan kita inginkan. Guru bisa mengajarkan membaca kepada siswa dengan menekankan pada jenis membaca tertentu. Hendaknya siswa diberitahu untuk keperluan apa saja jenis membaca yang cocok dipakai. Kegiatan membaca yang diperuntukkan bagi orang lain tidak akan sebanyak kegiatan membaca untuk kepentingan diri sendiri. Menurut Tarigan (1985) pengertian membaca adalah: Suatu proses yang dilakukan serta di pergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Pada membaca lanjutan dikelas-kelas yang lebih tinggi tujuan pelajaran ini lebih ditekankan pada upaya memperlancar kemampuan murid dalam mengubah lambanglambang tertulis menjadi bunyi-bunyian yang bermakna dan makna itu dipahami oleh siswa. Untuk itu guru memperhatikan bagaimana siswa membaca dengan baik. Dalam pembelajaran membaca pemahaman ada berbagai strategi yang digunkan untuk membelajarkan membaca pemahaman. Salah satunya adalah trategi atas bawahbawah atas. Strategi ini memulai memahami bacaan ini mulai dari tataran kebahasan paling rendah kepaling tinggi atau sebaliknya. Jika dimulai dari tataran paling rendah, pembelajaran dimulai dari memahami huruf, kata, frase dan seterusnya sampai dengan wacana, jika dimulai dari tataran yang paling tinggi dimulai dari wacana. Untuk itu kegiatan membaca sangat penting bagi kita selain menambah ilmu atau pengetahuan,
tetapi membaca juga menambah komunikasi kepada orang lain, dan untuk mengisi waktu luang yang dipergunakan tidaklah terikat pada jenis tertentu, demikian pula bahan bacaannya. Perlu ditanamkan kepada siswa cara mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan tidak membosankan. Bacaan tentang kepahlawanan, keberanian, kecekatan dan lain-lain sangat baik untuk siswa Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran di SD membaca memiliki jenis-jenis. Jenis-jenis membaca menurut penggolongan jenis dan kelas adalah : 1) Membaca permulaan (untuk kelas 1 dan 2 ) yaitu membaca teknis (nyaring). 2) Membaca lanjutan (untuk kelas 3 sampai 6) yaitu membaca teknis, membaca dalam hati, membaca cepat, membaca cepat. b. Jenis-jenis Membaca 1) Membaca teknis adalah pelaksanaan jenis membaca ini di lakukan dengan vokalisasi. Oleh karena itu, sering pula disebut membaca nyaring. Kegiatan ini menyuarakan bahan bacaan ini, disamping berfungsi untuk pemahaman diri sendiri juga untuk orang lain. Dengan demikian, pelaksanaan pengajarannya menekankan pada segi : a) Penguasaan lafal bahasa Indonesia dengan baik dan benar b) Penguasaan jeda, lagu dan intonasi yang tepat c) Penguasaan tanda-tanda baca d) Penguasaan
mengelompokkan kata/ frase ke dalam satuan-satuan ide
(pemahaman) e) Penguasaan menggerakkan mata dan memelihara kontak mata f)
Penguasaan berekspresi (membaca dengan perasaan
2) Membaca dalam hati Membaca dalam hati adalah sejenis membaca yang dilakukan tanpa menyuarakan apa yang dibaca. Jenis membaca ini cocok untuk keperluan studi dan menambah ilmu pengetahuan dan informasi. Hambatan-hambatan yang dapat mengganggu kelancaran membaca dalam hati antara lain : a) Membaca dalam vokalisasi, baik dengan suara terdengar, berbisik atau hanya komat-kamit mulut saja. b) Membaca dengan gerakan kepala yang mengikuti baris demi baris bacaan. c) Membaca kata demi kata. d) Bahan bacaan yang banyak kata-kata sulit. 3) Membaca cepat Pelajaran membaca cepat hendaknya bahan bacaan yang pernah dibaca anak atau bacaan yang diperkirakan akrab dengan kehidupan anak. Bahan bacaan yang relatif baru dikuatirkan akan menghambat perkembangan kecepatan dan kemampuan anak karena bahan tersebut belum dipahaminya. Guru harus selalu menyadari tujuan yang hendak dicapai dari pelajaran cepat, yaitu melatih kemampuan mata anak didik untuk secepat-cepatnya dapat bergerak pada saat membaca sambil menjangkau sebanyak-banyaknya kata yang hendak dibacanya. Di kelas rendah, latihan membaca cepat dapat dilakukan dua kali dalam sebulan dan dikelas V –VI bisa sampai tiga kali dalam sebulan. Murid hendaknya mengetahui perkembangan kecepatan membaca yang telah dicapainya. untuk mengukur kecepatan membaca cepat siswa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a) Membatasi atau menentukan waktu (tempo) membaca.
b) Menentukan atau membatasi jumlah bahan bacaan. 4) Membaca bahasa Sasaran utama dalam pelajaran membaca bahasa bukanlah pada pemahaman ini bacaan melainkan pada ketepatan penggunaan bahasa dalam bahan bacaan. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan bacaan itu dapat mengarah pada hal-hal berikut : a) Makna suatu kata dalam konteks kalimat tertentu b) Ketepatan pemakaian suatu kata dalam konteks tertentu c) Penggunaan suatu kata dalam konteks yang berbeda-beda d) Ketepatan penggunaan awalan, akhiran dan sisipan e) Ketepatan penggunaan tanda baca f)
Ketepatan susunan kata/ kalimat dan lain –lain.
Pengajaran membaca yang diberikan dikelas I dan II SD sepenuhnya ditekankan pada segi mekaniknya, yaitu jenis ketrampilan membaca yang dilatihkan adalah jenis membaca teknis dengan tujuan utama untuk mendidik siswa dari tidak bisa membaca menjadi pandai membaca. Kemampuan membaca pada murid kelas I diartikan sebagai kemapuan mengubah lambing-lambang tertulis menjadi bunyibunyi atau suara-suara yang bermakna. Kembali kepada pembicaraaan kita mengenai tujuan membaca, kegiatan membaca ini yang diperuntukkan orang lain tidak akan
sebanyak kegiatan membaca untuk kepentingan diri sendiri.
Bermacam-macam tujuan membaca dengan tujuan dan motivasi orang melakukan kegiatan membaca. Tujuan kita membaca koran atau majalah berbeda dengan tujuan membaca roman, novel, dan sejenisnya serta berbeda dengan tujuan membaca buku-buku pelajaran.
c. Tujuan Membaca 1) Mengisi waktu luang atau mencari hiburan 2) Kepentingan studi (secara akademik). 3) Mencari informasi, menambah ilmu pengetahuan. 4)
Memperkaya perbendaharaan kosakata dan lain-lain.
Jadi membaca merupakan proses mengenal huruf perhuruf, kata perkata dan mengenal kata dari setiap kata yang ada dalam kalimat. Bisa mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari membaca dalam membentuk makna yang baik
yang berguna
terutama bagi siswa di Sekolah Dasar.
2. Puisi a. Pengertian Puisi Puisi merupakan karya sastra yang memiliki sajak ab-ab, aaaa, aa-bb, dan memiliki judul yang cocok yang digunakan kepada pembaca dalam membacakan puisi. Puisi dari aspek waktu puisi dapat dibedakanmenjadi 4 puisi, yaitu puisi lama, puisi baru, puisi modern dan puisi kontemporer. Puisi lama adalah puisi yang dihasilkan oleh sastra lama, misalnya syair, pantun dan mantra. Puisi baru adalah puisi yang muncul dalam masa peralihan antara puisi lama dditanan puisi modern, misalnya distichon terzina dan soneta. Puisi modern adalah puisi yang muncul pada massa tahun 1940an, yang ditandai dengan munculnya puisi-puisi karya Chiril Anwar. Puisi kontemporer adalah puisi yang muncul pada masa-masa terkini. Menurut Sitomorang (1980). Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun,
menyebabkan,
menimbulkan,
menyair.
Dalam
perkembangan
selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang katakatanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan. Jadi puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi memiliki unsurunsur yang membangun yang terdiri atas struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi meliputi diksi, kata konkret, bahasa figurative (majas), tipografi (tata bahasa), dan verifikasi yang mencakupi rima, ritma dan metrum. Struktur batin puisi disebut juga makna puisi atau hakikat puisi. Struktur batin puisi mencakup tema, perasaan, nada dan suasana. Serta amanat (pesan). Kedua unsur tersebut saling berkait dan menyatu. Pengertian puisi menurut Vicil C, Coulter adalah Puisi merupakan kata poet berasal dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-dewa. Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci, yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Puisi memiliki unsur intrinsik yaitu tema, rasa, nada, amanat, diksi, imajinasi, katakata konkret, gaya bahasa, ritme, dan rima. Unsur intrinsik merupakan unsur pembentuk sastra dari dalam.
b. Pengertian Unsur-unsur Intrinsik Puisi 1) Tema Tema adalah ide atau gagasan yang menduduki tempat utama dalam di dalam cerita. Penyair mengemukakan pokok persoalan di dalam puisinya. Pokok persoalan itu, mungkin disampaikan secara langsung, mungkin juga secara tidak langsung. Tema atau pokok persoalan, hanya terdapat satu pada satu puisi. Jadi, tidak bisa ada satu puisi mengandung dua tema betapa panjangnya puisi tersebut. 2) Rasa Rasa disebut juga arti emosional. Dalam menghadapi suatu persoalan, penyair selain tersentuh secara rasional, mereka tersentuh dan terlibat secara emosional. Ketika mereka melihat sesuatu objek, mereka bisa saja merasa sedih atau merasa heran. Makna emosional seperti itulah yang disebut dengan rasa. 3) Nada Dalam kehidupan sehari-hari kerika kita berbicara mengggunakan nada. Dengan suara keras atau lembut. Dengan hal ini akan menggambarkan sikap kita terhadap persoalan yang dibicarakan. Demikian pula halnya dengan puisi, kita dapat menangkap sikap penyair lewat intonasi puisi tersebut. Penyair dapat terlihat mencari, merayu, merengek, menyindir dan sebagainya terhadap pembaca atau pendengar. Hal itu yang disebut nada puisi. 4) Amanat Amanat merupakan pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca / pendengar atau penonton. Di dalam suatu puisi dapat terdapat beberapa
amanat. Amanat ada yang diungkapkan secara langsung ada juga yang terselubung. Melalui amanat inilah penyair menyampaikan sesuatu kepada pembaca. 5) Diksi Diksi atau pilihan kata di dalam puisi, merupakan hal-hal yang penting, karena keberhasilan puisi dicapai dengan mengintensifikasikan pilihan kata. Gorys Keraf didalam bukunya, mengatakan sebagai berikut : i.
Diksi
mencakup
pengertian
kata-kata
mana
yang
dipakai
untuk
menyampaikan suatu gagasan, dan membentuk pengelompokkan kata-kata yang tetap atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan gaya yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. ii.
Kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasayang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
iii.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa tersebut. Itulah yang disebut diksi.
6) Imajinasi Imajinasi atau daya bayang, ialah suatu kata atau kelompok yang digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita. Berdasarkan indera yang dikenai rangsang, maka imajinasi dapat dikelompokkan menjadi imajinasi pandang, imajinasi dengar, imajinasi kecap dan imajinasi rasa.
7) Kata-kata konkret Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, tergantung kondisi dan situasi pemakaiannnya. 8) Gaya bahasa Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Gaya bahasa digunakan oleh penyair untuk mencapai efek tertentu misalnya mengintensifkan makna. 9) Ritme Ritme atau irama adalah totalitas tinggi rendahnya suara, panjang pendeknya dan cepat lambatnya suara waktu membaca puisi. Ritme didalam puisi dibentuk oleh pengaturan larik, jumlah suku kata dan pengaturan bunyi. Di dalam puisi yang baik, ritme ini dapat memberi gambaran yang intensif tentang nada rasa dan tema. 10) Rima Rima atau sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan bunyi bisa terjadi di awal, tengah atau di akhir. Pada puisi-puisi lama rima akhir sangat teratur, misalnya di dalam pantun, rimanya : a b a b, didalam syair a a. Didalam puisi modern, rima tidak seteratur puisi lama. Walaupun demikian bukan berarti tidak berirama. Puisi modernpun tetap menggunakan rima, hanya tidak berpola seperti dahulu. Rima digunakan secara bebas sesuai dengan ekspresi yang diinginkan penyair. Puisi dalam satu puisi mengandung beberapa amanat. Dalam puisi juga digunakan untuk bahan pengajaran terlebih dahulu diseleksi, agar proses pengajaran berlangsung menarik dan tujuan pengajaran tercapai dengan efektif. Untuk menentukan bahan pengajaran puisi yang baikdan yang kurang baik dapat digunakan
dua kriteria yaitu : kriteria keterbacaan dan kriteria kesesuaian. Maksudnya disini yaitu kriteria keterbacaan adalah patokan tentang mudah tidaknya suatu bahan pengajaran bagi murid, dalam hal khususnya siswa tingkat SD. Hal-hal yang termasuk dalam kriteria ini, yaitu : a) Mudah tidaknya bahasa yang digunakan b) Mudah tidaknya pesan yang ditemukan Sedangkan kriteria kesesuaian adalah patokan untuk menilai cocok tidaknya suatu bahan bagi kelompok usia tertentu atau lingkungan tertentu. Hal-hal yang termasuk ke dalam kriteria ini, yaitu : a) Kesesuaian dengan perkembangan jiwa usia anak b) Kesesuaian dengan lingkungan tempat anak itu belajar. Dalam mengajarkan apresiasi puisi banyak dipengaruhi oleh hal-hal seperti berikut ini : keadaan murid, lingkungan bahan pengajaran, dsb. Dalam hal ini akan membedakan pola pengajaran yang akan berlangsung. Berdasarkan patokan umum tersebut rancangan pengajaran apresiasi puisi akan dibuat. Adapun langkah-langkah yang harus dipelajari dalam pengajaran puisi : a) Memilih puisi yang akan diajarkan b) Mempelajari puisi yang akan diajarkan c) Menentukkan kegiatan yang akan dilakukan d) Memberi pengantar pengajaran e) Menyajikan bahan pengajaran f) Memperdalam pengajaran
Jadi puisi merupakan karya sastra yang ada didalamnya memiliki unsur intrinsik dan didalam satu puisi mengandung amanat dan tema yang mengungkapkan pikiran dan gagasan atau perasaan dari ide penyair untuk dikosentrasikan didalam tubuh dan batin. Menurut Junaedy dalam membacakan puisi ada 6 kategori yang harus dipelajari yaitu : baca biasa,baca vokalis, baca gramatikal, baca puitis, deklamasi puisi, dan dramatisasi puisi. Dari 6 kategori tersebut, masing-masing memiliki pengertian yaitu : a) Baca biasa merupakan membaca puisi tanpa pertimbangan bagaimana seharusnya atau selayaknya baca puisi, apa isinya, apa amamah penyair dan sebagainya. b) Baca vokalis merupakan pelafalan suatu puisi dengan fonem-fonem secara sempurna dan tepat. Sempurna dimaksudkan bahwa fonem-fonem dilafalkan sesuai dengan hakekatnya melalui analisa yang dalam sehingga terdengar sebagaimana mestinya. c) Baca gramatikal merupakan membaca puisi yang memperdulikan faktor-faktor gramatikalnya seperti tanda baca, kelompok kata atau frase. d) Baca puitis merupakan membaca dengan memperhatikan unsur-unsur seperti irama, intonasi, dan keseimbangan. Tanpa memperdulikan hal-hal tersebut diatas maka bacaan terdengar hambar dan tidak membuat seorang tergugah perasaannya. e) Deklamasi puisi merupakan penampilan membaca puisi secara ekspresif. Untuk penampilan yang ekspresif ini mutlak penglafalan fonem yang tyepat dan sempurna. Bacaan gramatikal yang gtepat, bacaan puitis yang baik, penghayatan serta pemahaman yang baik terhadap isi puisi yang dibawakan.
f) Dramatisasi puisi merupakan membaca puisi yang melakukan sesuatu makna ataupun maksud puisi menjadi jelas. Puisi-puisi yang dilakonkan atau didramakan ditampilkan didepan khalayak ramai sebagai penonton c. Model Puisi Hasil belajar dari proses pembelajaran membacakan puisi adalah siswa siswa mampu membacakan puisi dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat. Indikator tercapainya tujuan tersebut, antara lain siswa mampu: 1) Membacakan puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. 2) Menentukan jeda dan penenggalan kata yang tepat untuk memperjelas arti/ makna. 3) Menggunakan ekspresi yang tepat (sedih,haru dan gembira dll).
d. Jenis-jenis Puisi Adapun jenis-jenis dalam puisi adalah sebagai berikut : 1) Puisi berdasarkan isi Untuk melengkapi pengertian tentang puisi sebaiknya kita juga perlu mengenal bermacam-macam puisi berdasarkan isi. Oleh Waluyo (1995) diungkapkan ada beberapa macam puisi seperti dibawah ini : a. Puisi naratif Puisi ini mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Adapun yang termasuk jenis puisi ini adalah balada, puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan, romansa juga termasuk jenis puisi ini hanya saja bahasanya menggunakan bahasa yang romantik yang berisi kisah percintaan yang berhubungan dengan kesatria.
b. Puisi lirik Puisi ini mengungkapkan gagasan pribadi penyair atau aku lirik, ia tidak bercerita. Yang termasuk puisi ini antara lain : − Elegi
: mengungkapkan perasaan duka
− Serenada : sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. − Ode
: berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal atau keadaan.
c. Puisi deskriptif Dalam puisi ini, penyair memberi kesan terhadap suatu keadaan atau peristiwa, benda atau suasana yang dipandang menarik perhatian penyair. Jenis puisi ini misalnya : puisi satire, kritik sosial. d. Puisi subjektif dan puisi objektif Puisi subjektif
juga disebut puisi personal yakni puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan suasana dalam diri penyair. Puisi lirik dapat diklasifikasikan dalam jenis puisi ini. Puisi objektif mengungkapkan hal-hal diluar dirinya puisi ini juga disebut puisi impersonal. Puisi naratif dan deskreptif kebanyakan adalah puisi objektif, meskipun ada beberapa yang subjektif. 2) Puisi berdasarkan sifat a. Puisi kamar dan puisi auditorium Puisi kamar ini cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja didalam kamar. Sedangkan puisi auditorium mementingkan suara atau serangkaian suara dan cocok dibaca di mimbar yang jumlah pendengarnya ratusan orang. Puisi auditorium juga disebut puisi oral karena
cocok untuk dioralkan. Adapun puisi kamar biasanya cocok untuk puisi yang berisi renungan. b. Puisi Fisikal, platonik dan metafisikal Puisi fisikal bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan apa adanya. Yang dilukiskan kenyataan dan bukan gagasan. Hal-hal yang dilihat, didengar adalah objek ciptaannya. Puisi-puisi yang termasuk jenis ini adalah puisi naratif, balada dan puisi yang bersifat impresionistic. Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Puisi yang termasuk jenis ini adalah puisi ide, puisi realigius, puisi yang mengungkapkan cinta yang luhur seorang kekasih atau orang tua kepada anaknya. Puisi metafisikal adalah puisi yangt bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan tuhan. Puisi realigius di satu pihak dapat di nyatakan sebagai puisi platonik karena mengggambarkan ide atau gagasan penyair, kejiwaan penyair, dilain pihak dapat disebut sebagai puisi metafisik karena mengajak pembaca merenungkan hidup, kehidupan dan tuhan. c. Puisi konkret Puisi ini bersifat visual, yang dapat di hayati keindahannya dari bentuk dan penglihatan. Untuk menikmati puisi jenis ini dapat melalui bentuk grafis, kaligrafi. Kita dapat memperhatikan tanda baca huruf-huruf (baik kecil maupun besar). Puisi ini sangat mementingkan ujud fisik yang “kasat mata” dari pada
makna yang disampaikan. Kerapian
susunan baik kata huruf sangat
diperhatikan, dengan demikian hal yang tidak bermakna dijadikan bermakna. d. Puisi diafan, gelap dan prismatis Puisi diafan atau puisi polos merupakan puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figuratif. Puisi ini hanya menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dihayati. Puisi ini hanya banyak dibuat oleh anak-anak atau puisi karya mereka yang baru mencoba belajar menulis puisi. Dalam puisi prismatis penyair mampu menyelaraskan kemampuan menyelaraskan majas, versifikasi, diksi dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan puisinya namun juga tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu dan makna itu bagaikan sinar yang keluar dari prisma. Ada bermacammacam yang muncul sesuai dengan sifat puisi itu sendiri yang multi interpretable. e. Puisi parnasian, dan puisi inspiratif Puisi ini menunjukkan sifat puisi yang mengandung nilai keilmuan, diciptakan dengan pertimbangan ilmu dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair. Puisi ini ditulis oleh ilmuwan yang kebetulan mampu menulis puisi. Puisi inspiratif diciptakan berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan. f. Puisi demonstrasi dan pamflet Puisi demonstrasi ini melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi. Puisi ini merupakan perasaan kelompok dan bukan merupakan
perasaan individu. Gaya paradok dan ironi banyak kita jumpai dalam puisi ini. sementara itu, kata-kata yang membakar semangat banyak dipergunakan. Puisi pamflet juga mengungkapkan protes sosial. Hanya saja yang digunakan cenderung kasar, ungkapan-ungkapa langsung kesasaran, gaya hiperbola yang bertujuan memojokkan pihak
yang dikritikkan sering di
gunakan g. Alegori Puisi ini mengungkapkan cerita yang berisi nasihat tentan budi pekerti dan agama.
3. Media Audio Linguistic dan Audio Visual a. Pengertian Media Media sebagai salah satu sumber belajar, sangatlah diperlukan. Media dapat juga menyajikan efek suara, gambar dan gerak sehingga pesan yang di sampaikan menjadi lebih hidup, menarik kongkrit serta dapat memberi kesan seolah-olah peserta didk mengalami ikut sendiri. Media pembelajaran (selanjutnya disingkat media saja) telah dikenal sejak lama. Bahkan sejak pendidikan formal atau pengajaran itu ada. Walaupun demikian sampai sekarang pengertian atau definisi media masih beraneka ragam, namun masing-masing pengertian itu mengandung makna yang hampir sama, seperti beberapa pengertian atau media berikut ini : Menurut Robert Gagne Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Menurut Yusuf Hadi Miarso Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diris sendiri. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran dalam sebuah komunikasi, sehingga dapat merangsang minat siswa untuk belajar. Oleh karena itu media janganlah dianggap sebagai alat bantu guru mengajar belaka (audio visual instruction) tetapi manfaatkan sebagai sesuai kemampuannya. Apabila anak sudah terbiasa belajar melalui media maka selanjutnya akan tercipta kebiasaan untuk belajar mandiri b. Macam-macam Media 1) Media By Design Media dan juga alat peraga disebut media by design, apabila media tersebut didisain untuk sebuah pembelajaran. Atau dengan kata lain media by design adalah media yang dibuat sesuai dengan kompotensi yang diinginkan. Untuk dapat membuat alat peraga yang dirangsang sesuai pembelajaran dengan kompetensi yang diinginkan . untuk dapat membuat media (alat peraga) yang dirangsang sesuai dengan kompetensi tertentu guru harus mengetahui tentang : a) Jenis dan karakteristik media b) Pemilihan media c) Pembuatan media yang diinginkan jenis media lihat dalam kotak, dan karakteristiknya dapat dipelajari dari berbagai buku.
2) Media by Utilization Memanfatkan
segala
sesuatu
yang
diperlukan
untuk
membantu
pembelajaran itulah yang disebut dengan alat peraga. Sebenarnnya memilih alat peraga atau media by utilization merupakan hal yang menarik. Tidak jarang kita menemukan alat peraga, atau media yang diperlukan sesuai kompetensinya dengan harga yang sangat murah. Untuk melengkapi koleksi alat peraga dan media lebih bijaksana jika mempergunakan peralatan dari non plastik, tetapi dari kayu bambu dan lainnya yang ramah lingkungan. c. Klasifikasi Media Klasifikasi media dapat di pandang dari tiga segi yaitu : 1) Berdasarkan Karakteristiknya Media pengajaran bahasa memiliki ilmu macam karakteristik utama yaitu : suara, gerak, gambar, garis, dan tulisan. Berdasarkan itu maka media pengajaran bahasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai berikut : a) Media yang hanya terdiri dari suara saja, yaitu : radio, rekaman, dan piringan hitam. b) Media yang terdiri dari paduan suara dan gerak, yaitu simulasi, main peran, sosio drama, psikodrama dan permainan bahasa. c) Media yang terdiri dari paduan suara, gerak, dan gambar, yaitu film suara. d) Media yang terdiri dari paduan suara dan gambar, yaitu “Sound slide”. e) Media yang terdiri dari paduan suara, gerak, gambar, garis dan tulisan, yaitu TV dan VTR/VCR. f) Media yang terdiri dari gambar saja, yaitu “film strip” dan “film slide”.
g) Media yang terdiri dari paduan gambar dan garis, yaitu “flow chart”. h) Media yang terdiri dari paduan gambar, garis dan tulisan, yaitu OHP dan “wall chart”. i) Media yang terdiri garis dan tulisan, yaitu papan tulis, skema dan berbagai bagan. j) Media yang terdiri dari paduan gambar dan gerak, yaitu film bisu. k) Media yang terdiri dari paduan tulisan dan gerak, yaitu kubus struktur, bumbung substitusi dan “slot board”. 2) Berdasarkan demensi presentasi Demensi presentasi suatu media pengajaran bahasa dalam hal mencakup lama waktu presentasi, sifat presentasi dan sifat respon. a) Lama waktu presentasi −
Presentasi sekilas : informasi yang dikomunikasikan hanya sekilas berlalu saja. yang tergolong dalam kategori ini antara lain : radio, film, dan tv.
−
Presentasi tak sekilas : informasi yang dikomunikasikan dapat diamati agak lama, bahkan dapat disesuaikan menurut keperluan. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain “slide”, film strip dan OHP.
b) Sifat presentasi Berdasarkan sifat presentasi media dapat dibedakan atau presentasi kontinyu dan presentasi berseling. Pada presentasi kontinyu tidak dapat diputus di tengah atau diselingi oleh program lain maupun komentar guru. Pada presentasi berseling media tersebut dapat diputus di tengah dan diselingi
dengan komentar guru. Selanjutnya apabila apabila komentar itu telah dipandang cukup, maka media tadi dapat diterusnya penggunaannya. Program radio, TV, dan film merupakan program yang kontinyu, sedangkan “slide”, film strip dan OHP merupakan program yang tidak kontinyu atau program berseling. c) Sifat Respon Berdasarkan sifat respon media dapat dibedakan atas respon simultan dan respon tunggal. Tergolong media dengan respon simultan ialah film, TV, radio dan VTR. Sedangkan yang termasuk dengan media respon tunggal ialah : “flash card”, kubus struktur dan sebagainya. 3) Berdasarkan pemakaiannya Berdasarkan jumlah pemakaianya media dapat dibedakan atas : media untuk kelas besar, media untuk kelas kecil dan media untuk kelas individual. Sedangkan berdasarkan umur atau tingkatan pemakaiannya dapat dibedakan atas : media untuk murid SD, dan media untuk perguruan tinggi. Pada dasarnya hampir semua media dapat diterapkan disesuaikan tingkatan, asalkan dengan penyesuaian materi. d. Pengertian Audio Linguistic 1) Pengertian Audio Audio dalam sistem komunikasi bercirikan video, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem-sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu sistem
pengambilan/penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya. 2) Pengertian Lingusitic Linguistik berasal dari ilmu bahasa yaitu kata linguitik berasal dari kata latin”lingua” bahasa. Dalam bahasa-bahasa “roman-roman”(yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa latin) masih ada kata serupa dengan lingua dalam bahasa italia. Dalam bahasa indonesia “linguistik” nama bidang ilmu dan kata sifatnya adalah “linguistis”atau ‘linguistik”. Linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahasa inggris atau bahasa indonesia) tetapi linguistik itu menyangkut bahasa pada umumnya yang menjadi khusus ilmu linguistik adalah bahasa sebagai bahasa. Jadi Audio Linguistic adalah sebuah media atau alat yang menggunakan sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi bahasa dalam berbagai bahasa atau bahasa sebagai bahasa. Audio Linguistic bisa disebut dengan media dengar. Contohnya radio, rekaman audio (kaset atau CD) piringan. Rekaman suara (kaset/CD)merupakan media yang relatif mudah pengoperasiannya. e. Pengertian Audio Visual Audio visual adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari sumber kapada satu penerima atau lebih dengan cara memvisualisasikan sekaligus memperdengarkan isi pesan atau informasi kepada penerima dengan melalui media yang menunjangnya. Media yang menunjangnya itu adalah media elektronik.
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai Multimedia. Finn (1961) yang dikutip oleh Yusufhadi Miarso (1984:9) berpendapat bahwa “komunikasi audio visual telah membuka jalan untuk mempermudah orang memperoleh informasi”. Kemudahan memperoleh komunikasi ini selanjutnya akan mendorong efektifitas belajar. Kemudian dari Pengertian Alat bantu visal Menurut Yusuf hadi Miarso adalah: Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada anak. Penggunaan alat bantu visual dalam pengajaran
dimaksudkan untuk memperkenalkan, membentuk dan memperkaya serta memperjelas pengertian yang abstrak kepada anak. Selain itu juga untuk mengembangkan sikap yang diinginkan serta mendorong kegiatan anak lebih lanjut. Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata. f. Jenis-jenis Media Audio Untuk dapat menggunakan perangkat audio sebagai media pembelajaran, maka ada baiknya mengenal peralatan audio tersebut, terutama peralatan yang mampu merekam suara. Di antaranya adalah: a) Phonograph (Gramaphone) Phonograph adalah termasuk alat rekam yang menggunakan cakram datar yang disebut gramaphon atau piringan hitam (record), yang telah berkali-kali mengalami perkembangan pembuatannya. Piringan hitam ini, mampu merekam berbagai macam suara mulai dari ucapan, kata-kata, suara badai, kicau burung, music simponi dan lain-lain. Hanya saja piringannya mudah tergores dan haus serta diameternya yang besar. Alat ini cocok digunakan untuk music, drama, puisi dan dongeng. b) Open reel tapes Kelebihan program audio yang menggunakan pita Open Reel Tape Recorder ialah kualitas suaranya lebih bagus dibandingkan dengan pita kaset. Open Reel Tape Recorder ini, ada yang menggunakan sistem full track (mono) dan yang
menggunakan sistem stereo, namun pada umumnya program-program Audio diperbanyak dalam bentuk mono. c) Cassete Tape Recorder Perekam kaset audio ini adalah yang paling popular dalam masyarakat. Untuk berbagai keperluan maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah, normal dan mental. Namun pada umumnya program audio (untuk pendidikan), dibuat diatas pita kaset normal. Kelebihan dari casette tape recorder yaitu : 1) Memiliki fungsi ganda yang efektif 2) Cepat dan praktis 3) Dapat diputar berulang tanpa mempengaruhi suara 4) Digunakan sewaktu-waktu 5) Mudah diperbanyak/ di reproduksi 6) Mudah menggunakan Sedangkan keterbatasan pada casette tape recorder adalah : 1) Rekaman hanya memberikan konsumsi suara saja 2) Komunikasi hanya satu arah saja 3) Pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas 4) Tidak memiliki jangkauan yang luas d) Compact Disc (CD) Inovasi secara revolusioner didunia audio rekam terjadi pada tahun 1979, yakni lahirnya Compact Disc (CD) sebagai hasil percampuran komputer dan tenaga laser. Compact Disc (CD atau cakram padat adalah sebuah piringan optical yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Teknologi cakram padat
kemudian diadopsi untuk digunakan sebagai alat penyimpan data yang dikenal sebagai CD-ROM. Beberapa kelebihan CD, yaitu : 1) Dibandingkan dengan piringan hitam, CD lebih kecil diameternya. 2) CD dapat tahan dalam penggunaan berulang. 3) Teknologi CD juga memungkinkan menghilangkan suara gangguan permukaan yang sering terjadi. 4) Mutu suara dapat diperbaiki karena musik direkam secara digital. e) Radio Radio merupakan satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara. Pemancar radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat menyampaikan informasi. Dalam dunia pendidikan, hingga kini radio masih digunakan sebagai media pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio sebagai media pendidikan tidak perlu diragukan lagi peranannya, hal ini disebabkan karena radio memiliki daya jangkauan yang luas. Kelebihan dari penggunaan radio adalah : 1) Berita langsung dan up to date 2) Mengatasi keterbasan ruang, waktu dan memperkaya pengalaman 3) Realistik dan otentik. 4) Mempengaruhi emosi dan mengembangkan imajinasi. 5) Murah dan bersifat mobil.
Sedangkan keterbatasan penggunaan radio adalah : 1) Merupakan komunikasi satu arah 2) Menuntut pemusatan perhatian 3) Terikat oleh jadwal pemancar dan jadwal siaran 4) Tidak dapat diulang dengarHanya dapat didengar saja
Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya : 1) Fleksibel 2) Relative 3) Murah 4) Ringkas 5) Mudah dibawa Sedangkan keterbatasanya : 1) Memerlukan peralatan khusus. 2) Memerlukan kemampuan /ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.
Kelebihan rekaman suara antara lain : 1) Mudah dalam produksi pemakaian 2) Dapat digunakan untuk banyak keperluan baik kelompok maupun individu. 3) Dapat didengarkan sambil mengerjakan yang lain.
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD Kurikulum disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara rasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, berdemokrasi, dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia. Kurikulum nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar bersastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Dengan kurikulum nasional ini diharapkan: 1) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya dan hasil intelektual bangsa sendiri. 2) Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan beragam kegiatan berbahasa dan sumber belajar. 3) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya. 4) Orang tua dan masyarakat terlihat secara aktif dalam pelaksanaan program di sekolah. 5) Sekolah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan sebagai salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu, sistematik, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem, yaitu sistem bunyi dan sistem bahasa. Bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakaianya. Bahasa berperan penting dalam segala aspek kehidupan. Untuk itu kita sebagai warga Indonesia bisa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pemersatu. Dalam Penelitian di Kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Peneliti menggunakan media yaitu menggunakan media Audio Linguistic dan Audio Visual dalam meningkatkan siswa membaca puisi. Penelitian ini menggunakan RPP sebagai acuan dalam pembelajaran. RRP memiliki beberapa komponen, komponen sebuah RPP adalah sebagai berikut: 1) Standar Kompetensi Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi 2) Kompetensi Dasar Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat 3) Indikator a) Membacakan puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. b) Menentukan jeda atau pemenggalan kata yang tepat untuk memperjelas arti atau makna. c) Menggunakan ekspresi yang tepat (sedih, haru, gembira dll).
a. Fungsi Khusus Bahasa Indonesia. Setiap bahasa memiliki fungsi khusus. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Fungsi itu sebagai berikut : 1. Alat untuk mengukur administrasi negara. Fungsi ini terlihat dalam surat-surat resmi, surat keputusan, peraturan dan perundang-undangan, pidato dan pertemuan resmi. 2. Alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda. 3. Wadah penampung kebudayaan. Semua ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa indonesia sebagai medianya. b. Hasil Bahasa Indonesia Hasil belajar Bahasa Indonesia dinyatakan tercapai apabila siswa menguasai materi pembelajaran sebesar 80% dan 80% siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang disampaikan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan sekolah dasar, khususnya kurikulum SD Negeri 1 Singamerta menyatakan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia dapat diukur apabila standar kompetensi yang dipersyaratkan terpenuhi. Artinya bahwa jika dilihat dari tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Singamerta, tolok ukur tentang hasil belajar Bahasa Indonesia diantaranya apabila siswa telah memiliki kompetensi berdasarkan Permen nomor 22 tahun 2006 diantaranya:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis. 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan nya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. c. Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut : 1) Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara. 2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepatdan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan. 3) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis) 4) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 5) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Kondisi awal guru tidak menggunakan media audio linguistic dan visual dalam pembelajaran membaca puisi, hasil belajar siswa rendah dan keaktifan belajar siswa belum maksimal. 2. Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan audio linguistic dan visual melalui siklus 1 dan siklus II. Siklus 1 menggunakan media audio linguistic sedangkan siklus II menggunakan media audio visual. 3. Kondisi akhir setelah guru melakukan tindakan perbaikan pembelajaran melalui siklus 1 dan siklus II hasil belajar membaca puisi siswa meningkat dan keaktifan belajar siswa juga meningkat.
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian dan simpulan teori di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah ”melalui media audio linguistic dan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi dan keaktifan belajar siswa kelas V SD N 1 Singamerta Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010-2011”.
D. Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca puisi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Singomero tahun pelajaran 2010/2011 adalah: 1)
Penggunaan
media audio linguistic dan media audio visual pada pembelajaran
membaca puisi dinyatakan berhasil apabila ada peningkatan kemampuan membaca
puisi. Ukuran ketercapaian peningkatan kemampuan membaca puisi adalah tercapainya kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh sekolah sebesar 65% untuk setiap siswa kelas V SD Negeri 1 Singamerta tahun pelajaran 2010/2011. Selanjutnya dinyatakan bahwa secara klasikal 80% siswa tuntas dalam pembelajaran membaca puisi. 2)
Penggunaan media audio linguistic dan media audio visual pada mata pembelajaran membaca puisi
dinyatakan berhasil apabila 80% siswa kelas V SD Negeri 1
Singamerta tahun pelajaran 2010/2011 terlibat aktif dalam pembelajaran membaca puisi.