Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat. Skripsi di ...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP DUA MEI CIPUTAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh: Siti Amaliah 106018200784
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP DUA MEI CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Siti Amaliah 106018200784
Di bawah Bimbingan
Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. NIP 1965 0717 199403 1 005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosyah pada tanggal 25 Maret 2011 dihadapan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana (S.Pd) pada jurusan Kependidikan Islam (KI) Program Studi Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 25 Maret 2011
Panitia Ujian Munaqosyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Tanggal
Tanda Tangan
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP: 19560530 198503 1 002
...............
......................
Ketua Program Studi Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd NIP: 19650717 199403 1 005
...............
......................
Penguji I Dr. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D NIP: 19591020 1986O3 2 001
...............
......................
................
......................
Penguji II Akbar Zainudin, MM
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 19571005 198703 1 003
iii
ABSTRACK Siti Amaliah (106018200784). Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat. Skripsi di bawah bimbingan Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Jurusan Kependidikan Islam. Program study Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2010 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Penelitian dilaksanakan pada bulan september-november di Smp Dua Mei Ciputat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Dua Mei Ciputat. Sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi yaitu sebanyak 15 orang guru. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen angket dengan menggunakan skala likert untuk para guru dengan empat alternatif jawaban. Hasil yang didapatkan dari penelitan ini yaitu terdapat hubungan yang kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Hal tersebut diperoleh dari hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 0, 723 hasil dari uji hipotesis. Maka diketahui perhitungan rhitung 0,723 lebih besar dari rtabel 0,514 (0,723< 0,514) maka taraf signifikan 5% hipotesis nihil ditolak, sedangkan hipotesis alternatif diterima, berarti pada taraf signifikan 5% maupun 1% terdapat korelasi positif signifikan antara variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dan variabel Y (Disiplin Kerja Guru). Dan dari hasil perhitungan Koefisien Determinan dapat diketahui bahwa disiplin kerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah sebesar 52%. Karena antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru memiliki keterkaitan atau hubungan yang kuat. Sedangkan sisanya 48% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Bismillahirrohmaanirrohiim… Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Siti Amaliah NIM : 106018200784 Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Judul Skripsi : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru Di SMP Dua Mei Ciputat. Dosen Pembimbing : Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 ( SI ) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Desember 2010
Siti Amaliah NIM: 106018200784
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, berkat rahmat, taufiq dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan kepada seluruh umatnya di seluruh alam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki, demi selesainya skripsi ini dan agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Sebelumnya penulis mengucapkan syukron katsiran jazakumullah khairan katsiran kepada orang tua tercinta dan terkasih, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan telah mengantar penulis menyelesaikan Pendidikan SI di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah selalu menjaga serta memberikan rahmat, nikmat beserta karuniaNya kepada mereka. Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari faktor dana, mengumpulkan bahan-bahan skripsi, motivasi dan pelaksanaan serta hambatan yang lainnya. Namun berkat pertolongan Allah SWT, kesungguhan serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis perlu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M. Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta vi
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Program Study Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Abd. Rozak, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan saran serta nasehat yang berharga. 5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan KI-Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama menjalankan kuliah. 6. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Dosen pembimbing materi dan tekhnik penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Pimpinan dan staff administrasi Perpustakaan Utama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang
telah
memberikan
kesempatan
kepada
penulis
untuk
meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan sebagai sumber bacaan dan referensi yang berhubungan dengan skripsi ini. 8. Kepala SMP Dua Mei Ciputat, Waka Kesiswaan, dan para dewan guru seta staf TU yang telah berpartisipasi dalam memberikan informasi dan data-data sehingga terselesaikan skripsi ini. 9. Ayahanda Wan Mohammad Yusuf
A.R dan Ibunda Rahmah Khalisah
Fadillah tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa, limpahan kasih sayang, cinta, motivasi dan saran baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Syukran katsiran jazakumullah khairan katsiran atas perjuangannya selama ini, ananda tidak mungkin bisa membalasnya, semoga Allah memberikan suatu balasan yang setimpal atas semua yang telah bunda dan ayah berikan untuk ananda. 10. Abang dan adik-adiku tercinta Zulham Effendi Yusuf, SE., Shilma Yusuf, Syarifah Aini Yusuf, Hayyatiy Yusuf, Wan Amaniati Sakinah Yusuf, Wan Ahmad Faisal Yusuf yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang serta telah menoreh warna kehidupan di hari-hari penulis, memberikan motivasi dan
vii
semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Syukran katsiran jazakumullah khairan katsiir. 11. Teman-teman seperjuangan MP “A” khususnya Nia Fauziah, S.Pd., Alisah, Asep Soejana El-Bantanie, Ibu Ririn dan teman-teman yang lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya serta bantuannya selama ini. Moga masa kebersamaan kita selama ini menjadikan ukhuwah. Tetap jaga ukhuah islamiyah kita. Semoga kita bisa bersua kembali. 12. Teman-teman asrama Pondokan Putri As-salam, Siti Ema Rahmah, S.Pdi., Ummun Zakiyah, Lisa Kusumawati, S.Pd,. Ria Kurniawati, S.Pd., Nurlia Muslimah, S.Psi., Dewi Watikoh, S.Pd., Pian Hermawati, serta adik-adik ku Rossa dan Febby. Terimakasih atas hari-hari yang begitu menyenangkan penuh dengan keceriaan, terimakasih telah memberi dan mengajarkan arti kebersamaan selama ini, terimakasih untuk motivasi dan dorongan kepada penulis. Moga kita tetap menjaga tali ukhuwah kita dan moga Allah meridhai. Kepada semuanya yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan yang telah mereka berikan selama penulisan. Apabila terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini mohon dibukakan pintu maaf. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amiiiin
Jakarta, Desember 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSRACK ......................................................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI..........................................
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..........................................................
5
D. Perumusan Masalah ...........................................................
5
E. Manfaat Penelitian .............................................................
5
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Disiplin Kerja Guru 1. Pengertian Disiplin Kerja Guru.......................................
7
2. Macam-macam Disiplin Kerja Guru...............................
9
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah....................
19
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan ..................
22
3. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah ......................
25
4. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah..................
28
C. Kerangka Berfikir...............................................................
31
D. Pengajuan Hipotesis ...........................................................
32
ix
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ...............................................................
32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................
32
C. Metodologi Penelitian ........................................................
34
D. Populasi dan Sampel ..........................................................
34
E. Instrumen Penelitian...........................................................
36
F. Uji Instrumen .....................................................................
39
G. Teknik Pengumpulan Data.................................................
40
H. Teknik Analisis Data..........................................................
41
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................
45
B. Deskripsi Data ...................................................................
51
C. Interpretasi Data ................................................................
61
D. Pembahasan .......................................................................
62
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................
63
B. Saran...................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Skala penilaian untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru........................................................
36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah .........
36
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru ............................
38
Tabel 3.4
Skor Angket untuk Jawaban Positif....................................
41
Tabel 3.5
Skor Angket untuk Jawaban Negatif ..................................
41
Tabel 3.6
Interpretasi besarnya “r” product moment........................
43
Tabel 4.1
Keadaan Guru Dua Mei .......................................................
47
Tabel.4.2
Data Siswa SMP Dua Mei.....................................................
48
Tabel 4.3
Scale Statistics Kepemimpinan ............................................
51
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah.......
52
Tabel 4.5
Kategorisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................
53
Tabel 4.6
Scale Statistics Disiplin Kerja Guru ....................................
54
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru ..........................
55
Tabel 4.8
Kategorisasi Disiplin Kerja Guru ........................................
56
Tabel 4.9
Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah ...........................
58
Tabel 4.10
Model Summary(b) Koefisien Determinasi ........................
59
Tabel 4.11
Coefficients(a) Uji Parsial (Uji t) .........................................
60
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Diagram Batang Frekuensi Data Siswa..............................
49
Gambar 4.2
Struktur Organisasi SMP Dua Mei Ciputat ......................
50
Gambar 4.3
Diagram Batang Frekuensi Kepemimpinan Kepsek.........
52
Gambar 4.4
Diagram Batang Frekuensi Disiplin Kerja Guru ..............
55
Gambar 4.5
Uji Normalitas.......................................................................
57
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Nilai Reliability Variabel X .................................................
67
Lampiran 2
Item-Total Statistics Variabel X.........................................
68
Lampiran 3
Nilai Reliability Variabel Y.................................................
69
Lampiran 4
Item-Total Statistics Variabel Y.........................................
70
Lampiran 5
Uji Normalitas ......................................................................
71
Lampiran 6
Tabel Nilai Uji Korelasi.......................................................
72
Lampiran 7
Nilai Uji Koefisien Determinasi ..........................................
73
Lampiran 8
Histogram .............................................................................
74
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
diri
sehingga
memiliki
kekuatan
spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, peran pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia terampil guna berpartisipasi dalam pembangunan. Begitu juga yang tercantum dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3 dinyatatakan: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab1.
1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006) halaman. 8-9
1
Untuk mencapai tujuan itu diselenggarakan kegiatan pendidikan terutama di lembaga pendidikan formal sebagai komponen strategis dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusia yang dimiliki siswa agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat Salah satu faktor yang menjadi kunci keberhasilan suatu sekolah adalah pemimpin sekolah (Kepala Sekolah). Di tangan pemimpin inilah sekolah menjadi berhasil, unggul, bahkan hancur sekalipun. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus menjalankan kepemimpinannya secara efektif agar bisa mempengaruhi bawahannya. Suatu kepemimpinan dapat dikatakan efektif apabila gaya yang diterapkan dalam kepemimpinannya tersebut tidak hanya berorientasi pada tugas, tetapi juga cara yang digunakan dalam mempengaruhi bawahan. Dalam mempengaruhi bawahan, pemimpin harus berupaya agar dapat memberikan perasaan yang nyaman bagi para bawahan dalam menjalankan tugasnya, sehingga para bawahan dapat menjalankan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan senang hati tanpa ada rasa terpaksa. Dengan demikian kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinanya harus menghindarkan sifat memaksa dan bertindak keras sebab hal tersebut akan mengakibatkan para bawahan tertekan dan tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah mampu mengarahkan, membimbing, memotivasi sehingga dalam menjalankan perintah dari pimpinan, para bawahan dapat melahirkan kemauan untuk bekerja dengan semangat. Dalam mengambil keputusan hendaknya kepala sekolah bermusyawarah dengan bawahan agar bawahan merasa dilibatkan, diberi kebebasan mengeluarkan pendapatnya, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru-guru. Kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah juga mempengaruhi aktifitas guru-guru di sekolah. Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran, misalnya ketika siswa dapat dikatakan bisa menyerap materi yang diberikan guru, tentunya hal ini sangat
2
tergantung bagaimana cara guru tersebut dalam menyampaikan materi dan bagaimana seorang guru tersebut bisa disukai oleh muridnya sehingga murid tersebut dapat memahami materi yang disampaikan. Peran guru memang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas. Pada masa sekarang ini, dengan pesatnya perkembangan ilmu dan tekhnologi membuat anak didik menjadi kritis dalam berfikir, karena mereka memperoleh bahan pelajaran tidak hanya dari guru, melainkan dari media cetak dan media elektronik, khususnya internet. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pandai, terampil dan mengetahui lebih dalam bahan-bahan yang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution, yang mengatakan bahwa mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang rutin, sesuatu yang mekanis. Guru bukanlah semacam piringan hitam yang memperdengarkan lagu yang sama, dari tahun ke tahun, mengajar adalah pekerjaan yang kreatif. Setiap situasi yang dihadapinya berlainan.2 Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam belajar salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah faktor pemberian penghargaan seperti pemberian gaji. Pada sekolah yang berkualitas guru-guru bekerja dengan ulet dan tekun, berdisiplin, bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai guru karena mereka mendapatkan gaji yang sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. Menanamkan sikap disiplin merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja seorang guru. Disiplin dalam sikap seorang guru penting sekali diterapkan karena disiplin merupakan kunci terwujudnya tujuan, tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Melalui disiplin timbul pula keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan norma sosial. Namun, tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan, tentunya dalam hal ini merupakan tugas kepala sekolah. 2
Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet.1 Ed.2 halaman.14
3
Walaupun disadari bahwa kepemimpinan itu mempengaruhi disiplin kerja guru namun masih banyak kepala sekolah yang belum dapat menerapkan kepemimpinan secara efektif, sehingga disiplin kerja guru rendah. Fenomena tersebut nampaknya terjadi di SMP Dua Mei Ciputat dengan terdapatnya guru yang disiplin, namun adapula yang tidak disiplin. Adapun guru yang disiplin dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dengan datang dan pulangnya guru SMP Dua Mei Ciputat tepat pada waktunya, keluar kelas sesuai dengan waktu pergantian jam pelajaran, sopan dalam berbusana serta mematuhi tata tertib guru. Adapun guru yang tidak disiplin yaitu sering terlambat, jarang mengikuti upacara bendera pada hari senin walaupun ada jadwal mengajar, meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru piket. Jika ada guru yang terlambat, kepala sekolah menegur guru tetapi tidak memberikan sanksi yang tegas bagi yang terlambat berulang-ulang. Adanya sikap tidak disiplin bagi guru tentunya tidak baik jika didiamkan berlarut-larut, hal ini membutuhkan ketegasan dari kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah. Kepemimpinan yang efektif diterapkan oleh kepala sekolah tentunya akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru. Dari uraian di atas, penulis tertarik mengangkat skripsi yang berjudul ”Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah Banyak variabel yang diduga kuat berpengaruh atau memiliki hubungan dengan disiplin kerja guru. Sehingga masalah yang terkait dengan disiplin kerja tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya pemberian motivasi akan mempengaruhi disiplin kerja guru. 2. Pemberian kompensasi berpengaruh terhadap disiplin kerja guru namun masih banyak sekolah yang belum memberi kompensasi secara memadai. 3. Ketatnya aturan berpengaruh terhadap disiplin kerja guru namun masih banyak guru yang belum taat.
4
4. Kecintaan guru terhadap profesinya masih kurang sehingga mereka tidak menjalankan tugas secara benar. 5. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap profesi masih kurang akibatnya disiplin kerja guru rendah. 6. Banyak sekolah yang belum menerapkan reward dan punishment sehingga tidak ada perbedaan antara guru yang disiplin dan tidak disiplin. 7. Banyak orang yang memilih profesi guru tetapi tidak didasarkan pada kecintaannya terhadap profesi melainkan karena tidak ada pekerjaan yang lain.
C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah-masalah yang teridentifikasi dan supaya pembahasan masalah dalam skripsi ini terfokus dan tersusun dengan baik, serta sesuai dengan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga dan biaya, maka perlu ada pembatasan masalah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”.
D. Perumusan Masalah Dari penjelasan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di SMP Dua Mei Ciputat? 2. Bagaimana disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat? 3. Bagaimana hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru?
E. Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis a. Dapat menambah informasi dan wawasan tentang kepemimpinan kepala sekolah disebuah institusi pendidikan.
5
b. Dapat menambah info dan wawasan akademik tentang penelitian secara mandiri. c. Dapat menambah wawasan, informasi dan pengetahuan tentang penerapan disiplin kerja guru di sekolah. 2. Bagi sekolah SMP Dua Mei Ciputat, dapat menambah saran dan masukan dari hasil penelitian ini sebagai evaluasi sekolah tentang pembahasan yang akan diteliti. 3. Para pembaca penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang objek yang diteliti dan masukan untuk penelitian berikutnya.
6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Disiplin Kerja Guru a. Pengertian Disiplin Kerja Guru Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang. Kemampuan atau kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk mengetahui ciri utama disiplin. Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahas latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etika, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya 7
yang berjudul Dasar-dasar Produksi dijelaskan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi3. Disiplin diartikan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab. Kita memerlukan perilaku disiplin dimana saja seperti di rumah, sekolah, dan masyarakat4. Menurut Alisuf Sabri, disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memenuhi peraturan-peraturan itu.5 Sedangkan Ali Imran disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaranpelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah secara keseluruhan.6 3
Admin..artikel terbaru.Disiplin Kerja.http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=134:dk &catid=47:mnpemr&itemid=29 4 Steven Wittens and Stefan Nagtegaal.Blog pada WordPress.com.Peraturan Sekolah: Disiplin,Ketertiban, Pelanggaran, dan Hukuman. http://eldomenico.wordpress.com/2010/05/25/peraturan-sekolah-disiplin-ketertiban-pelanggarandan-hukuman/ 5 Drs. H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: C.V Pedoman Ilmu Jaya, 1999) cetakan 1 halaman 40. 6 Drs. Ali Imron, M.Pd., Pembinaan Guru Di Indonesia (Jakarta: P.T Dunia Pustaka Jaya, 1995), cet 1 halaman 183.
8
Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia disusun W.J.S Poerwadarminta adalah 1) Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mengikuti tata tertib, 2) Ketaatan pada aturan dan tata tertib.7 Dari beberapa definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa disiplin adalah kepatuhan, ketaatan, dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. Dalam disiplin dituntut kesanggupan untuk menghayati aturanaturan, norma-norma hukum, dan tata tertib yang berlaku sehingga secara sadar akan melaksanakan dan menaatinya. Memiliki kesadaran terhadap disiplin berarti sudah tertanam unsur pengendalian diri dalam diri seseorang sehingga menunjukkan adanya sikap mental dan moral yang tinggi pada dirinya. Disiplin kerja merupakan sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap guru karena guru merupakan figur teladan yang setiap perilakunya senantiasa dilihat oleh para murid. Contohnya, misalkan jika ada guru yang tidak disiplin dalam hal waktu dengan datang terlambat ke sekolah, maka secara tidak langsung guru itu memberikan contoh yang kurang baik terhadap muridnya. Betapa penting disiplin kerja guru, sehingga guru yang memiliki disiplin kerja akan mampu meningkatkan produktifitas kerjanya.
b. Macam-macam Disiplin Kerja Guru Aspek disiplin guru bermacam-macam, ada disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, sikap dan tingkah laku. Menurut Ali Imron disiplin terklarifikasi menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala patuh terhadap perintah dan anjuran dari kepala 7
Drs. Pandji Anoraga, Psiokoliogi Kerja (Jakarta: P.T Rineka Cipta, 1992), Cet.1 halaman. 46
9
sekolah tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru dituntut untuk melaksanakan apa yang dikehendaki kepala sekolah dan tidak boleh membantah. Dengan demikian kepala sekolah bebas memberikan tekanan terhadap guru. 2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya didalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru. 3) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau yang bertanggung jawab. Disiplin demikian memberikan kebebasan kepda guru tetapi konsekuensi dari perbuatan itu haruslah ia tanggung sendiri.8 Pembagian disiplin kerja tersebut dilihat dari bagaimana cara kepala sekolah dalam memberikan perintah-perintah kepada guru agar guru dapat melaksanakan perintahnya tersebut, namun cara tersebut berbeda-beda. Pada konsep otoritarian kepala sekolah menuntut ketaatan yang penuh kepada guru-guru agar menjalankan perintahnya dengan baik. Pada konsep permissive, kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru untuk melakukan apa saja yang ingin dilakukan oleh guru di kelas maupun di sekolah selama perbuatan tersebut dianggap dapat meningkatkan kemajuan sekolah, tentunya dalam konsep ini akan menyebabkan guru tidak disiplin karena bekerja sesuai dengan kemauannya sendiri yang menyebabkan banyak tugas yang tidak terselesaikan. Pada konsep kebebasan yang terkendali, guru diberi kebebasan dalam menjalankan tugasnya tetapi ia harus bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dilakukannya tersebut. Sebagai guru yang disiplin, guru harus mampu mengelola waktu serta memanfaatkan waktu dengan baik. Segala pekerjaan di sekolah harus dilaksanakan tepat waktu. Misalnya guru harus datang dan pulang 8
Drs. Ali Imron, M.Pd., Pembinaan Guru di Indonesia (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995), cet-1 halaman. 183-184.
10
tepat waktu. Sehingga pembelajaran di sekolah dapat berjalan efektif. Begitu pula dalam disiplin pekerjaan, seorang guru harus dapat menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik. Misalnya guru harus membuat laporan akhir semester sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, melakukan evaluasi pembelajaran serta mengadakan program bimbingan. Menurut Moh. Uzer Usman disiplin terbagi menjadi: 1) Disiplin terhadap tugas kedinasan a) Mentaati peraturan kerja. Peraturan kerja yang dimaksud disini adalah peraturan yang dibuat oleh sekolah agar ditaati oleh semua guru yang ada. b) Menyiapkan kelengkapan mengajar. Dalam hal ini, sebelum mengajar guru harus mempersiapkan kelengkapan mengajar atau apa saja yang diperlukan dalam mengajar,
seperti
salah
satu
contohnya
adalah
dengan
menyiapkan alat peraga yang dipergunakan guru ketika mengajar untuk
membantu
memperjelas
materi
pelajaran
yang
disampaikannya kepada siswa dan mencegah verbalisme pada diri siswa. Selain alat peraga, masih banyak lagi kelengkapan yang harus disiapkan guru sebelum mengajar, contohnya dalam mengajar, agar tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa, guru menggunakan
media
seperti
OHP,
gambar-gambar
yang
berkaitan dengan materi serta mencari artikel permasalahan yang ada di media cetak dan elektronik seperti majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan degan materi agar siswa dapat meneliti permasalahan yang ada sekarang yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya. Tentunya hal ini akan menambah wawasan siswa juga, agar mereka tidak hanya mendapat pelajaran terbatas pada apa yang ada di buku yang mereka jadikan referensi di sekolah saja.
11
Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu saja akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.9 c) Melaksanakan tugas-tugas pokok. Tugas-tugas pokok seorang guru, berdasarkan keputusan menteri negeri pendayagunaan aparatur negara No. 84 tahun 1993 adalah: 1. Menyusun
program
pengajaran,
menyajikan
program-
program pengajaran, evaluasi belajar, analisis evaluasi belajar, dan menyusun program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.10 Tugas dan kewajiban guru juga meliputi: 1. Membuat RPP sebelum mengajar. 2. Mencatat dan menandatangani buku agenda kelas setiap selesai mengajar. 3. Mengganti guru sementara yang tidak hadir mengajar dalam hal ini mengisi jam kosong. 4. Memeriksa absen murid, pekerjaan rumah, kertas ulangan dan mengembalikan pada murid. 5. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum bidang masing-masing.
9
Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: P.T Remaja Rosdakarya Offset, 2005), cet-17, halaman. 31 10 Sutomo, Penelitian Angka-angka Kredit Jabatan Guru: DEPAG R.I 2003, hal. 11
12
2) Disiplin terhadap waktu a) Memanfaatkan waktu dengan baik Menghasilkan sesuatu yang mungkin. Jika kita gunakan waktu dengan efisien. Waktu yang lewat sudah hilang dan takkan kembali lagi. Coba hitung berapa waktu yang terbuang sia-sia tanpa dimanfaatkan untuk pekerjaan. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti diburu oleh waktu melainkan bekerja tenang, teliti dengan penuh konsentrasi. Jangan lakukan lebih dari satu tugas serempak, tetapi selesaikanlah tugas itu sekarang juga, dan jangan ditunda sampai besok, tugas yang diundurkan sering tak kunjung dikerjakan11. Seorang guru yang disiplin, harus memanfaatkan waktu yang baik. Jangan bermalas-malasan dalam mengerjakan suatu tugas yang harus dikerjakannya, sebab jika ditunda dan bermalas-malasan akan menyebabkan tugas banyak yang terbengkalai, menumpuk dan tidak dilaksanakan tepat pada waktunya. Hal ini tentu tidak mencerminkan guru yang disiplin dalam melaksanakan kerja. b) Menyelesaikan tugas tepat waktu. Dari tugas-tugas pokok guru yang dijabarkan di atas, maka seorang guru yang disiplin ia harus menepati tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Misalnya dalam membuat laporan setiap akhir semester, harus diserahkan tepat pada akhir semester.
11
Nasution Didaktik Asas-asas Mengajar. (Yakarta: Bumi Aksara Press. Cetakan-1, halaman. 53-54.
13
3) Disiplin Terhadap suasana kerja yang meliputi: a) Memanfaatkan lingkungan sekolah. Memanfaatkan lingkungan sekolah seperti menggunakan dengan baik dan benar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam proses pembelajaran. Misalnya, dalam contoh pembelajaran biologi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar sekolah yang dijadikan sebagai media pengajaran, tumbuhan tersebut hendaknya digunakan sebagaimana fungsinya sebagai media saja, jangan dirusak. b) Menjalin hubungan baik Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun secara keseluruhan antara lain: 1. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati, dan bantu membantu satu sama lainnya, baik dalam
hubungan
kepentingan
pribadi
maupun
dalam
menunaikan tugas profesinya. 2. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.12 Menjalin hubungan baik diantara guru memang sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun di luar sekolah. Dengan terjadinya hubungan yang harmonis antara sesama guru, maka terciptalah iklim organisasi yang baik, dan tentu saja hal itu juga merupakan salah satu hal yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.
12
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005), cet-15, halaman. 158
14
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Guru yang disiplin dalam melaksanakan tugasnya, harus bisa menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai guru. Dalam pasal 14 undang-undang guru dan dosen dijelaskan mengenai hak-hak guru yang berbunyi13: 1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. 2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. 3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. 4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. 5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk
menunjang
kelancaran
tugas
keprofesionalan. 6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan. 7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. 8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi 9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. 10. Memperoleh
kesempatan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan atau 11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. 13
Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. (Bandung : Fokusmedia, 2008), halaman. 8-9
15
Sementara untuk kewajiban seorang guru, terdapat dalam pasal
20
yang
berbunyi
dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban14: 1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi
secara
berkelanjutan
sejalan
dengan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni. 3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika. 5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai
guru
yang
baik,
setiap
guru
harus
dapat
menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya. Pada dasarnya, seseorang jika ingin mendapatkan hak, terlebih dahulu harus menjalankan kewajibannya. Begitu pula halnya dengan seorang guru, jika guru tersebut dikatakan disiplin, maka ia juga harus bisa menjalankan atau melakukan semua yang telah menjadi kewajiban-kewajibannya di sekolah tanpa adanya pelanggaran baru setelah itu baru ia berhak menuntut haknya.
4) Disiplin dalam melayani masyarakat Menurut Zahara Idris disiplin dalam melayani masyarakat meliputi: a) Melayani peserta didik. Guru memang berkewajiban untuk melayani peserta didik. Artinya melayani apa saja yang dibutuhkan oleh peserta didik. 14
Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan,…,halaman 12
16
Misalnya
guru
harus
membantu
siswa
apabila
dalam
pembelajaran siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar, memberi motivasi kepada siswa untuk belajar, membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila, menyediakan fasilitas belajar sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik, menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik, dan lain-lain. b) Melayani orang tua siswa. Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih efektif apabila ia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumahnya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran berkat kerjasama orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi. Lambat laun orang tua juga menyadari bahwa pendidikan atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu atau menghalangi kesukaran anak di sekolah.15 c) Melayani masyarakat sekitar. Dalam hubungan antara guru dan masyarakat hendaknya guru: 1. Selalu berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga serta
oraganisasi-organisasi
didalam
masyarakat
yang
berhubungan dengan usaha pendidikan. 2. Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya. 3. Guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun. 4. Guru menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan negara dengan sikap korektif dan membangun. 15
Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-dasar Kependidikan. (Bandung : Angkasa , 1984), halaman. 120-121
17
Selain peran-peran guru terhadap masyarakat di atas, guru juga harus melayani masyarakat dengan mengadakan penyuluhan tentang hal praktis dalam berbagai bidang kehidupan serta ikut dalam usaha pemberantasan buta huruf dalam masyarakat.
5) Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku yang meliputi: a) Memperhatikan sikap. Setiap sikap atau perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, moral, sosial, dan agama. Dalam bersikap, guru harus lebih arif, bijaksana dan mempunyai wibawa. Guru yang hanya mengajar di kelas belum dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya guru yang mengambil jarak dengan anak didik, sikap guru yang tidak mau tau masalah yang dirasakan anak didik akan menciptakan anak yang introvert (tertutup). Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik berjalan kurang harmonis. Oleh karena itu, guru harus bersikap terbuka dalam menghadapi apa yang menjadi permasalahan anak didik. b) Memperhatikan tingkah laku. Berbicara mengenai tingkah laku seorang guru, tentunya kita berfikir guru merupakan teladan bagi semua orang. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati dalam bertingkah laku. Kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam berbuat atau bertingkah laku, tidak saja ketika di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Guru memang harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak didiknya di sekolah. Di sini tugas dan tanggung jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang kurang baik, yang dibawanya dari lingkungan keluarga dan
18
masyarakat. Guru harus berperan sebagai penegak disiplin, guru sebagai contoh dalam segala hal, tata tertib berjalan bila guru dapat menjalani terlebih dahulu. Dengan melihat tingkah laku seseorang, tentunya akan tercermin pula kepribadian dari orang tersebut.
Menurut
Syaiful
Bahri
Djamarah
setiap
guru
mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki, ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan dan cara berpakaian, serta dalam menghadapi persoalan.16 Dari berbagai uraian teori tentang disiplin maka yang dimaksud dengan disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya yang meliputi disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat kerja, dan disiplin terhadap sikap dan tingkah laku.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah “kepala” dan “sekolah” kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Adapun “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.17 Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
16
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet-1 halaman.39 17 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada, 2007), halaman.83
19
menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai “seorang tenaga fungsional untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”18. Feldmon (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell (1978) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Stogdil yang
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan
adalah
proses
mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (Wahyosumidjo, 1984).19 Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan. Kepemimpinan dalam pengertian di atas mengandung makna yang luas yaitu kemampuan untuk menggerakan sumber daya yang terdapat pada lembaga pendidikan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 18
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan..... halaman.83 Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007, halaman.10 19
20
Dari definisi tersebut, penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa kepala sekolah merupakan seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan yang dalam tataran operasionalnya mempunyai tugas
dalam
memimpin
secara
organisatoris
yaitu
membina,
membimbing, memberi bantuan dan dorongan kepada staf sekolah dalam usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebenarnya sangat berat. Walaupun telah membagi-bagikan tugas dan tanggung jawab kepada para staf dan bagian lain sebagai sejumlah komponen, kegiatan yang ada di sekolah, ia akan menjadi orang pertama dalam memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan anak didiknya sampai pada tujuan. Boardman, sebagaimana dikutip oleh soekarto indrafachrudi menyatakan bahwa tugas utama kepala sekolah dan guru adalah menyukseskan pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah hendaknya memimpin guru, para pegawai, dan orang tua murid. Oleh karena itu, ia harus memiliki kemampuan mengorganisasi dan membantu para guru dalam merumuskan program agar pengajaran di sekolahnya maju. Disamping itu, ia harus menciptakan iklim saling mempercayai dalam kalangan guru dan perasaan aman dalam melakukan kerjasama untuk mengembangkan program supervise serta mendorong mereka berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.20 Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus dapat memimpin suatu sekolah secara efektif, artinya kepala sekolah tidak hanya berorientasi pada petugas saja tanpa memperhatikan bawahan. Sebab, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah berorientasi kepada keduanya, tentunya hal ini juga harus disesuaikan dengan kondisi atau situasi yang ada di sekolah tersebut. Sehingga, kepala sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan para guru dapat menjalankan
20
Drs. H. R. Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif (Bogor: Ghalia Indonesia, 1993), halaman. 65
21
tugasnya di sekolah dengan senang hati karena iklim kerja yang menyenangkan. Agar tujuan pendidikan di suatu sekolah dapat cepat terwujud dengan baik, hal ini membutuhkan figur seorang pemimpin pendidikan yang memahami dengan baik apa fungsi kepemimpinan dalam suatu sekolah, tugas, serta tanggungjawab dari seorang pemimpin pendidikan. Menurut Sondang P. Siagian kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar supaya perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin organisasi.21 Dari sejumlah pernyataan mengenai pengertian kepemimpinan di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan seni atau usaha menggerakan orang atau sekelompok orang untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan. Setiap orang atau sekelompok orang ini diharapkan dapat secara sadar untuk mau bekerja sama dan menuruti instruksi, serta melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada sekolah. Dengan demikian, kepemimpinan kepala sekolah adalah usaha kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing serta mengarahkan bawahannya agar tercapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan (sekolah) merupakan personal sekolah yang memiliki fungsi penentu dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Demikian pentingnya kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin, maka mutlak diperlukan bagi seorang pimpinan untuk memiliki suatu kualitas
21
Sondang P. Siagian, M.P.A., Ph. D. Peranan staf dalam Management. (Jakarta: P.T Gunung Agung, 1983), cet ke-7 halaman. 97
22
personal yang dapat melaksanakan perannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang berhasil dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin. Keberhasilan tersebut secara umum dapat diukur dari berbagai segi, diantaranya peningkatan produktivitas kerja pegawai, pelayanan, kepuasan kerja, dan hasil produksi nya atau hasil kerja bagian yang dipimpinnya. Oleh karena itu, penerapan kepemimpinan akan sangat menentukan terhadap peranan pemimpin itu sendiri. Untuk dapat melaksanakan peranan kepemimpinan yang
efektif,
tentunya
kita
perlu
melihat
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Mirrian terbagi atas dua faktor, yaitu22: 1) Faktor intern, antara lain bawahan yang dipimpin, jenis tugas yang dilakukan dalam organisasi, sifat pimpinan dan gaya kepemimpinan. 2) Faktor ekstern, antara lain adalah faktor politik, sosial, ekonomi dan budaya Dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Seperti telah dikemukakan di atas, faktor eksternal yang mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah sangat ditentukan oleh faktor para guru yang dipimpinnya. Ditambah pula bahwa tugas yang diemban dan sifat kepemimpinan
yang
kepemimpinan kepala
dipengaruhinya.
Faktor
sekolah juga sangat
penerapan
pola
berpengaruh dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan di sekolah yang dipimpinnya. Faktor-faktor eksternal merupakan faktor yang turut mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat. Penerapan kepemimpinannya, sangat dipengaruhi oleh kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah dapat terlihat melalui kualitas pribadi dan pola kelakuannya. Oleh karena itu, 22
Mirrian Sofyan Arif, Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Karunika, 1986), hal. 14
23
kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas sangat ditentukan oleh faktor internal yaitu pengembangan diri pribadi pemimpin melalui pemahaman dan penghayatan atas tugas dan tanggung jawabnya. Berkenaan dengan hal tersebut, Bingham sebagaimana dikutip oleh Pamuji menyatakan bahwa dibutuhkan seorang yang mempunyai qualities
dan
traits
tertentu,
agar
mampu
melaksanakan
kepemimpinannya dengan baik, karena pada dasarnya seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki sejumlah perangai atau traits dan watak atau karakter yang memadai dari suatu kepribadian23 Dengan
demikian,
kepala
sekolah
kepemimpinanya
perlu
memperhatikan
mempengaruhi
kepemimpinannya,
dalam
menerapkan
faktor-faktor mengetahui
yang fungsi
kepemimpinannya, dan mengetahui syarat-syarat kepemimpinanya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, penerapan kepemimpian kepala sekolah akan dapat diterima oleh para guru dalam rangka bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran sekolah Kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinanya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau
usaha
kepala
sekolah
dalam
mempengaruhi,
mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk dapat bekerja atau berperan guna mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan. Dalam perannya sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah harus dapat mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan meggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk dapat bekerja sama agar kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Kepala sekolah
23
Prof. Drs. S. Pamudji, M.P.A., Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet.4 halaman. 10
24
dituntut untuk dapat mengelola jalinan kerjasama tersebut dengan sebaik mungkin.
c. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam kegiatan menggerakkan, membimbing, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi banyak cara yang dilakukan oleng seorang pemimpin. Cara seorang pemimpin ini dapat dilihat pada bentuk atau tipe-tipe kepemimpinan yang dijalankannya. Secara umum Drs. Pandji Anoraga membagi menjadi tiga jenis tipe kepemimmpinan, yaitu: 1. Kepemimpinan Otokratik Yaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan mutlak segala keputusan berada di satu tangan. Gaya kepemimpinan ini sering membuat pengikutnya tidak senang dan sering frustasi. 2. Kepemimpinan Demokratik Yaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan, dalam arti bukan dipilihnya si pemimpin itu secara demokratik, melainkan cara yang dilaksanakan si pemimpin yang demokratik. Si pemimpin melaksanakan kegiatan sedemikian rupa sehingga setiap keputusan merupakan hasil musyawarah. 3. Kepemimpinan Bebas Bahwa seorang pemimpinan sebagai penonton bersifat pasif24. Namun, Drs. Pandji Anoraga, menjelaskan bahwa untuk memilih gaya (tipe) Kepemimpinan yang akan digunakan perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Ada empat faktor yang mempengaruhinya: 1. 2. 3. 4.
Faktor dalam organisasi Faktor pimpinan manager Faktor bawahan Faktor situasi penugasan25
24
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), cet. Ke-2.
25
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan,.... hal. 11.
Hal. 3.
25
Namun demikian, seorang pemimpin yang baik, adalah yang selalu menjalankan kepemimpinannya dengan menghubungkan dirinya bersama bawahannya dan sebaliknya bawahannya bersama pimpinannya. Dalam hal ini seorang pemimpin harus bersifat demokratis. Menurut Drs. Hendiyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto, mengungkapkan bahwa: ... untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktifitas memimpin harus: a) Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif. b) Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.26 Kemudian dilihat dari sifatnya kepemimpinan dibagi lagi menjadi beberapa bagian sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Hadari Nawawi, bahwa menurut sifatnya kepemimpinan dapat dibedakan pula antara lain: 1. Pemimpin Kharismatis Pemimpin diterima karena kepribadiannya yang berpengaruh dan dipercayai sehingga diikuti pendapat dan keputusannya. Misalnya: beberapa alim ulama, pemuka adat, guru, dan lainlain. 2. Pemimpin Simbol Pemimpin yang secara tradisional ini diakui sebagai simbol kebesaran kelompok atau organisasi, walaupun tidak berfungsi dan kepemimpinannya diselenggarakan oleh orang lain yang menjadi pembantunya. Misalnya: raja yang diangkat secara turun temurun. 3. Pemimpin Headmanship Pemimpin yang ditempatkan sebagai kehormatan karena pengalaman dan posisinya di dalam masyarakat. Misalnya: gubernur ditempatkan sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). 4. Pemimpin Ahli Expert Pemimpin yang ditunjuk karena memiliki keahlian di dalam bidang tertentu yang menjadi beban tugas suatu organisasi, sehingga harus ditunjuk seorang profesional karena tugas-tugas tidak mungkin dilaksanakan orang lain. Misalnya: seorang dokter diangkat menjadi kepala rumah sakit, atau seorang guru diangkat menjadi kepala sekolah.
26
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1998) cet. Ke-2. Hal. 11.
26
5. Pemimpin Otokratis dan Administrator Pemimpin yang karena kecakapannya dalam mengorganisasi sejumlah orang untuk bekerjasama dalam menwujudkan tugastugas kelompoknya, baik dalam bentuk kegiatan manajemen administratif, maupun dalam kegiatan menejemen operatif. Misalnya: pemimpin dalam organisasi profesi dan organisasi fungsional, seperti PGRI, KNPI, Pramuka, dan lain-lain. 6. Pemimpin Agitator Pemimpin yang memiliki kemampuan melakukan tekanantekanan, mengadu domba, menimbulkan perpecahan dan mempertajam perselisihan dengan menarik keuntungan untuk dirinya atau kelompoknya. Pemimpin seperti itu kerap kali mampu memanfaatkan pertentangan yang ditimbulkannya untuk memperoleh dukungan dari kedua belah pihak yang bertentangan, walaupun masing-masing memiliki alasan yang berbeda.27 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi mengungkapkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin diantaranya: 1. Memiliki kematangan spiritual, mental, sosial, dan fisik 2. Menunjukkan pribadi teladan 3. Memiliki kewibawaan dan keunggulan 4. Memiliki keuletan dan kerajinan 5. Memiliki kejujuran 6. Memiliki motivasi yang kuat untuk memimpin 7. Memiliki disiplin yang kuat 8. Memiliki identitas dan integritas diri 9. Memiliki rasa tanggung jawab penuh 10. Berjiwa merakyat 11. Memiliki kemampuan teknis memimpin antara lain kemampuan dalam: a. Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, baik individual atau kelompok/organisasi/lembaga. b. Menyusun rencana kegiatan c. Melaksanakan, mengawasi dan meneliti kegiatan. d. Mendinamiskan sumber-sumber penunjang e. Menguasai materi f. Membuat keputusan secara tetap g. Mengatur pembagian kekuasaan dan wewenang.28
27
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1998), cet. Ke-6. Hal. 79. 28 Ahmad Rohani dan Abu ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan administrasi Pendidikan Di sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-1. Hal. 92-93.
27
d. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Kemampuan
kepala
sekolah
merupakan
faktor
penentu
pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab supaya guru dan staf sekolah dapat bekerja secara optimal. Kultur sekolah dan kultur pembelajaran juga dibangun oleh kepemimpinan kepala sekolah dalam berinteraksi dengan komunitasnya. Menurut Sudarman Danim tugas kepala sekolah bersifat ganda yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Tugas-tugas
tersebut
adalah
mengkoordinasi,
mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu29: 1. Merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sekolah. 2. Mengevaluasi kinerja guru. 3. Mengevaluasi kinerja staf sekolah. 4. Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah. 5. Membangun dan menciptakan iklim psikologi yang baik antara komunitas sekolah. 6. Menjalin
hubungan
dan
ketersentuhan
kepedulian
terhadap
masyarakat. 7. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah. 8. Menyusun penjadwalan kerja. 9. Mengatur masalah-masalah pembukuan. 10. Melaksanakan negosiasi dengan pihak internal. 11. Melaksanakan hubungan kerja kontraktual. 12. Memotivasi guru dan karyawan untuk terampil optimal. 13. Memecahkan konflik antara sesama guru dan antara pihak pada komunitas sekolah. 14. Melakukan supervise pembelajaran atau pembinaan profesional. 29
Prof. Dr. Sudarman Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. I, halaman. 197-198.
28
15. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung operasi sekolah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas dengan baik, kepala sekolah dapat menempuh berbagai cara, seperti membina tanggung jawab bersama dikalangan staf sekolah, mendelegasikan penyelenggaraan dan pertanggung jawaban sebagaimana tugasnya kepada wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha sekolah dan petugas sekolah lainnya, dan sebagian lagi diselenggarakan dengan mengikut sertakan wakil-wakil murid, wakil-wakil orang tua/masyarakat, dan pejabat setempat, dimana kepala sekolah berperan sebagai koordinator dan penanggung jawab umum, disamping itu bertindak sebagai pelaksana aktif pada kegiatan-kegiatan yang tepat dan memungkinkan baginya. Jadi partisipasi, dan kerja sama yang luas sangat diperlukan bagi kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sedangkan Wahjosumidjo mengemukakan delapan tugas kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan formal (sekolah), yaitu30: 1. Dalam kehidupan berorganisasi, khususnya lembaga pendidikan (sekolah), ada banyak perbedaan kebutuhan dan kepentingan baik guru, murid dan staf di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus bersikap arif, bijaksana, adil dan tidak memihak pada siapapun. 2. Dalam meningkatkan motivasi kerja, rela berkorban dan rasa kebersamaan yang tinggi antar guru, murid dan staf, maka kepala sekolah harus mampu memberikan sugesti dan saran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam keadaan dan situasi yang tepat pula. 3. Kepala sekolah mempunyai tugas untuk menyediakan dukungan, dana, sarana dan sebagainya untuk optimalisasi sumber daya manusia yang ada di lembaga pendidikan
30
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Permasalahannya, (Jakarta : P.T RajaGrafindo Persada, 2007), halaman.106-109
29
Teoritik
dan
4. Kepala sekolah sebagai katalisator, ia mampu membangkitkan semangat dan menggerakan siswa, guru, dan staf kearah pencapaian tujuan lembaga pendidikan. 5. Kepala sekolah harus mampu memberikan rasa aman terhadap murid, staf dan guru dalam melaksanakan setiap tugasnya. 6. Karena ia menjadi pusat perhatian, maka seorang kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik sikap, perilaku dan perbuatannya. 7. Kepala sekolah sebagai sumber semangat guru dan murid serta staf dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Untuk itu kepala sekolah harus dapat menjaga dan membangkitkan semangat para guru, murid dan staf sehingga mereka bekerja penuh dengan tanggung jawab. 8. Kepala sekolah harus dapat menghargai hasil yang dicapai oleh bawahannya, penghargaan tersebut dapat berupa kenaikan gaji, pangkat, atau diberikannya fasilitas lebih dan lain sebagainya. Dengan kompleksitas tugas yang dimiliki oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin, maka kepala sekolah diharuskan mempunyai kompetensi khusus sebagaimana disampaikan sebelumnya berupa kompetensi profesional, kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Jika kompetensi tersebut dimiliki oleh kepala sekolah, maka tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepada kepala sekolah sebagai motivator, katalisator, pengarah, pembantu guru, staf, karyawan dan petugas sekolah lainnya dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dan efektifitas kepemimpinan kepala sekolah juga akan ditentukan dengan kompetensi yang dimiliki kepala sekolah. Berdasarkan pembahasan berbagai teori tentang kepemimpinan kepala sekolah dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah kemampuan
30
kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal untuk mengembangkan
kelebihan-kelebihan
yang
dimilikinya
guna
meningkatkan iklim kerja yang kondusif, meliputi kemampuan membimbing, menggerakkan, mempengaruhi dan mengerahkan para bawahannya untuk mencapai tujuan institusional pendidikan.
B. Kerangka Berfikir Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, mempunyai peranan yang penting untuk menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, dorongan, serta bantuan kepada guru, murid dan staf di sekolah, peran dan fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah. Sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru sebagai subjek pendidikan di sekolah menjadi orang yang paling berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik di sekolah atau di luar sekolah, peranan yang dimiliki guru sangat kompleks dan beragam, karenanya potensi guru harus dioptimalkan. Upaya optimalisasi potensi guru salah satu nya dengan diterapkannya disiplin kerja guru di sekolah. Dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam bentuk melaksanakan disiplin kerja guru, guru dihadapkan pada beberapa persoalan yang menyebabkan menurun atau naiknya tingkat kepatuhan terhadap disiplin kerja guru. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut bisa terjadi karena kepribadian guru, perilaku atasan (dalam hal ini kepala sekolah), sistem kerja yang berlaku dan sebagainya. Disiplin kerja guru di sebuah institusi pendidikan harus dilaksanakan dan dikembangkan dengan sebaiknya agar tercapai tujuan organisasi (sekolah) yaitu, mutu pendidikan yang berkualitas. Agar disiplin kerja dapat dilaksanakan secara optimal, kepala sekolah harus menerapkan kepemimpinan dengan penguasaan setiap kompetensi kepala sekolah yang telah ditetapkan, yaitu kompetensi profesional, kompetensi wawasan kependidikan untuk 31
manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan penguasaan semua kompetensi di atas, diharapkan kepemimpinan efektif akan tercipta dan pendidikan berkualitas dengan guru yang disiplin terhadap kerja, tugas dan tanggung jawabnya akan menjadi kenyataan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap disiplin kerja guru, semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik disiplin kerja guru. Sebaliknya, semakin buruk kepemimpinan kepala sekolah maka semakin rendah disiplin kerja guru.
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang diajukan dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis nol (HO) adalah tidak adanya hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. 2. Hipotesis alternatif (Ha) adalah adanya hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Artinya, makin efektif kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin tinggi disiplin kerja guru.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan secara umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat. Sedangkan, tujuan secara khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah SMP Dua Mei Ciputat. 2. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dua Mei Ciputat Jln. H. Abdul Gani No. 135 cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Telp/fax. 021-7490034-74707557., Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu sejak bulan September sampai November 2010 dengan judul sebagai berikut: Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru.
33
C. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Pendekatan ini digunakan untuk menguji hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
D. Populasi dan Sampel Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sedangkan sampel menurut Iqbal Hasan adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi 31. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah guru SMP Dua Mei Ciputat. Oleh karena jumlah guru di SMP Dua Mei Ciputat hanya 15 orang, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian penelitian ini termasuk kedalam penelitian sensus.
E. Instrumen Penelitian Dalam
penelitian
ini
terdapat
dua
variabel
penelitian
yaitu
kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas (variabel X) dan disiplin kerja guru sebagai variabel terikat (variabel Y) 1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) a. Definisi Konseptual Secara konseptual, kepemimpinan kepala sekolah adalah sikap dan perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal kepada para pegawai sekolah dalam mencapai tujuan organisasi
31
M. Iqbal Hasan, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya” (Bogor: Ghalia Indonesia), hal. 58
34
yang meliputi membimbing, menggerakkan, mempengaruhi, dan mengerahkan para bawahan kepada suatu tujuan tertentu. b. Definisi Operasional Kepemimpinan kepala sekolah adalah kepemimpinan yang efektif
dalam
mewujudkan
kedisiplinan
tenaga
kependidikan.
Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan instrument berupa angket tentang kemampuan untuk mengembangkan kelebihankelebihan yang dimiliki kepala sekolah untuk meningkatkan iklim kerja yang meliputi: 1) kemampuan membimbing, 2) menggerakkan, 3) mempengaruhi, dan 4) mengerahkan para guru dan karyawan kepada suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah diperoleh melalui angket dalam bentuk pertanyaan dengan option jawaban: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. c. Kisi-kisi Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang dibuat dalam bentuk konstruksi tertutup, maksudnya setiap kuesioner telah diberikan alternatif jawaban. Para responden tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban diluar pilihan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kedua variabel (Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru) adalah sama menggunakan instrumen kuesioner/angket yang diukur dengan skala likert yang terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi skor 1-4 untuk pernyataan positif dan negatif.
35
Tabel 3.1 Skala Penilaian untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru Pilihan Jawaban
Bobot Skor
Bobot Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang-kadang
2
3
Tidak Pernah
1
4
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah
Indikator
Variabel
Jumlah 1, 2, 3, 4
Kepemimpinan
a. Kemampuan dalam memotivasi bawahan
kepala sekolah
b. Kemampuan memecahkan masalah
5, 6
c. Kemampuan memberikan rasa aman dan
7, 8
nyaman
d. Kemampuan memberikan teladan e. Konsisten dalam tugas f. Kemampuan memberikan bantuan kepada
9, 10 11, 12, 13 14, 15, 16, 17
guru 17
Jumlah
2. Variabel Disiplin Kerja Guru ( Y ) a. Definisi Konseptual Disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya yang meliputi disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat kerja, dan disiplin terhadap sikap dan tingkah laku. 36
b. Definisi Operasional Disiplin kerja guru adalah persepsi guru terhadap sikap pribadi guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain, atau lingkungannya. Disiplin kerja guru dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan
instrument
berupa
angket
yang
mencerminkan
kedisiplinan guru yaitu disiplin terhadap pekerjaan, disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap suasana kerja, disiplin dalam melayani masyarakat, disiplin terhadap sikap dan tingkah laku. Disiplin kerja guru diperoleh melalui angket dalam bentuk pertanyaan dengan option jawaban: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru
Variabel
Indikator
Item (+)
Disiplin
Disiplin terhadap tugas kedinasan
Kerja
a.
Menyiapkan kelengkapan mengajar
3
Guru
b.
Membuat rencana semester, tahunan
2
sesuai dengan bidang yang digeluti c.
Mengisi buku agenda setelah mengajar
1, 8
dengan alasan yang tidak tepat Melakukan
evaluasi
formatif maupun sumatif
37
belajar
(-)
6
dan tidak meninggalkan jam mengajar
d.
Jmlh
baik
18, 23
Disiplin waktu a.
Memanfaatkan waktu dengan baik
6
b.
Keluar kelas tepat waktu
c.
Datang ke sekolah tepat waktu
10
d.
menggantikan jam kosong jika ada guru
19
21 4
5
yang tidak hadir, ketika tidak ada jam mengajar Disiplin terhadap suasana kerja a.
Memanfaatkan
lingkungan
sekolah
7, 9
sebagai pendukung pembelajaran dan menjalin hubungan yang baik antar
3
guru b.
Mematuhi kode etik sebagai seorang
20
guru Disiplin dalam melayani masyarakat a.
Memberikan motivasi dan bimbingan kepada
siswa
yang
mengalami
kesulitan. b.
11
Melayani orang tua siswa, apabila ingin berkonsultasi
c.
5, 21
Berusaha
12 berpartisipasi
terhadap
4
masyarakat, lembaga serta organisasiorganisasi didalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan. Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku a.
Memakai pakaian yang sopan, rapih
13, 14
dan bersih b.
4
Memberikan contoh teladan melalui tingkah laku kepada siswa JUMLAH
15, 16, 17 21
38
2
23
F. Uji Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.32 Perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan perhitungan Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 12,0. Kriteria minimum butir pernyataan yang diterima adalah jika rhitung>rtabel, maka butir pernyataan dianggap valid. Sebaliknya jika rhitungttabel, maka koefisien korelasi signifikan dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara variabel X dengan variabel Y. c. Uji Koefisien Determinasi Digunakan untuk mengetahui besarnya variabel Y (disiplin kerja guru) ditentukan variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dengan menggunakan software SPSS 12.0.
35
Anas sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan....... h. 180
43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian SMP Dua Mei berdiri sejak tanggal Dua Mei 1986 dengan SK pendirian: SK Kakanwil Depdikbud Profinsi Jabar No. 1516/1. 02/07/R.86 Tgl 27 Oktober 1986. Secara geografis sekolah ini terletak di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih Ciputat. Sekolah ini bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Dua Mei. Yayasan ini didirikan pada tanggal Dua Mei, oleh karena itu sekolah ini disebut “Dua Mei”. SMP Dua Mei merupakan mitra pemerintah atau partner dalam menyelenggarakan sistem pendidikan membantu program pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah yang pernah menjabat di sekolah ini antara lain: a. Dra. H. Hani Chalawati (1986-1992) b. Drs. Syahrudin Ahmad (1992-1998) c. Usep Fanji, S. Pd (1998-2000) d. Enjang Supyan (2000-Sekarang)
44
Visi, Misi dan Tujuan SMP Dua Mei a. Visi Mewujudkan lulusan yang bermutu, berakhlak dan berbudi pekerti luhur. b. Misi a) Bermutu
dalam
mewujudkan
pengembangan
pendidikan
yang
berdasarkan akhlak mulia. b) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang berbudi pekerti luhur, jujur, professional, terampil, tangguh dan kompeten di bidangnya. c) Bermutu
dalam
mewujudkan
pengembangan
standar
proses
pembelajaran yang aktif, kreatif inovatif, dan menyenangkan. d) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan yang lengkap, up to date, dan canggih. e) Bermutu dalam mewujudkan peningkatan standar kelulusan prestasi non akademik. f) Bermutu dalam peningkatan kelembagaan serta manajemen. g) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar pembiayaan. h) Bermutu
dalam
mewujudkan
pengembangan
standar
penilaian
pendidikan.
c. Tujuan Adapun tujuan SMP Dua Mei adalah: a) Tujuan Umum dalam menyelenggarakan pendidikan adalah sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 b) Tujuan Khusus mewujudkan SMP yang memenuhi kriteria minimal sebagaimana ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
45
d. Keadaan Guru dan Siswa a) Keadaan Guru Guru merupakan unsur yang penting dalam suatu disiplin kerja yang diterapkan sekolah karena guru merupakan figur teladan yang setiap perilakunya senantiasa dilihat oleh para siswa. Jumlah guru yang mengajar di SMP Dua Mei Ciputat, Tangerang adalah D3 dan SI. Yang hampir keseluruhannya berasal dari pendidikan keguruan dan beberapa orang dari non-keguruan tetapi telah mengikuti program akta IV. Adapun untuk mengetahui lebih lengkap tentang data guru di SMP Dua Mei Ciputat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.1 Keadaan Guru Dua Mei Tugas
No Nama
1 Enjang Supyan, S.Pd
Jabatan
Ijasah
Status
Kepsek
SI/Bahasa
GTY
Mengajar Bhs Indonesia
Indonesia
2 Saptono, S.Pd
Wak.Kurikulum SI/Pendidikan
IPS Terpadu
Geografi
3 Siti Aisyah, S.Pd
Wak.Kesiswaan
SI/Bahasa
DPK
Bhs Indonesia
Indonesia
4 Drs. Undang Ahmad
Pembina Ekskul
SI/Penjaskes
5 Susi Herawati, S.Pd
Pembina BP
SI/Bimb.
Penjaskes DPK
Konseling
6 F.N. Isme Tambunan, Wali Kelas & S.Pd
Penjab Lab.
SI/Bahasa
KTK Seni & Budaya
DPK
Bhs. Inggris
GHY
Bhs Inggris
Inggris
Bahasa
7 Dwi
Yuli
Prihani,
Wali Kelas
S.Pd
8 Drs. Jumaroh Ibnu 9 Dra. Sofaridoh
SI/Bahasa Inggris
Penjab Rohis
SI/PAI
GHY
PAI
Wali Kelas
SI/Sejarah
GHY
IPS Terpadu
46
10 Eli Rahmawati, S.Pd
Wali Kelas
SI/Bahasa
GHY
Indonesia
11 Suwarsih, A.Md
Jasa Pembukuan
D3/Manaj.Info GHY
TIK
rmatika
12 Galih Permana Syam, Pembina Osis & S.Pd
SI/MTK
GHY
Matematika
Wali Kelas
SI/MTK
GHY
Matematika
Penjab Lab.IPA
SI/FISIKA
GHY
IPA Terpadu
SI/IPA
GHY
IPA Terpadu
Wali Kelas
13 Ermalina, S.Pd 14 Monang Simangunsong, S.Si
15 Febrina
Widianti,
S.Pd
Pada tabel di atas dapat dilihat, bahwa SMP Dua Mei Ciputat memiliki 15 orang tenaga pengajar diantaranya 14 orang guru memiliki pendidikan SI dan 1 orang guru D3. Para guru yang mengajar di SMP Dua Mei Ciputat mayoritas bukan pegawai negeri. Dengan gelar dan riwayat pendidikan guru diharapkan memiliki kompetensi dalam bidangnya. b) Keadaan Siswa Keadaan sosial ekonomi siswa SMP Dua Mei terdiri dari berbagai macam latar belakang. Ada siswa yang berasal dari keluarga yang berkecukupan, siswa yang kurang mampu dan ada pula siswa yang dapat bersekolah karena mendapat beasiswa atau memiliki orang tua asuh. Tabel.4.2 Data Siswa SMP Dua Mei Tahun Pelajaran
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah
2006/2007
83
140
130
353
2007/2008
85
87
128
300
2008/2009
78
80
83
241
2009/2010
75
78
83
236
2010/2011
66
78
71
215
47
Jika data di atas digambarkan kedalam grafik maka akan tergambar sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Data Siswa 450 400 350 300 250 North
200 150 100 50 0 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
Berdasarkan grafik data di atas dapat dianalisis jumlah siswa SMP Dua Mei Ciputat pada tahun pelajaran 2006/2007 semakin menurun, hingga pada tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa SMP Dua Mei Ciputat turun mencapai 215 siswa dari 353 pada tahun ajaran 2006/2007. Dari jumlah guru dan siswa, dengan jumlah 15 orang dan jumlah siswa 215 orang, maka setiap seorang guru memegang 14 sampai 15 siswa sehingga perkembangan siswa dapat dikontrol dengan baik oleh para guru.
48
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMP Dua Mei Ciputat YAYASAN PENDIDIKAN DUA MEI
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH ENJANG SUPYAN, S.Pd TATA USAHA
WAKIL KEPALA SEKOLAH
WAKASEK BID.KURIKULUM SAPTONO, S.Pd
WAKASEK BID. KESISWAAN SITI AISAH, S.Pd
DEWAN GURU
KOORDINATOR BP
SISWA/SISWI PESERTA DIDIK KETERANGAN: = Hubungan Direktif Fungsional = Hubungan Koordinatif
49
B. Deskripsi Data 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, nilai mean (rata-rata), variance dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Scale Statistics Kepemimpinan Mean
Std. Deviation
N of Items
57,40
4,453
17
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 57,40, dan standar deviasi 4,453. Untuk melengkapi data-data di tas, dibuatlah distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Menentukan Rentangan (Range) Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah = 68 – 51 = 17 b. Menentukan Banyak Kelas Banyak Kelas = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log (15) = 1 + 3,3 log (1,18) = 1 + 3,89 = 4,89 ≈ 5 c. Menentukan Interval Kelas Interval Kelas = Rentangan Data Banyak Kelas = 17 = 3,4 dibulatkan menjadi 3 5
50
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah No
Kelas Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
51 - 53
1
6,7%
2.
54 - 56
0
0%
3.
57 - 59
1
6,7%
4.
60 - 62
1
6,7%
5.
63 - 65
2
13,3%
6.
66 - 68
10
66,7
15
100%
Jumlah
Jika digambarkan dalam diagram batang, akan tergambar sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah 15 13 11 9 7
North
5 3 1 -1 52
55
58
61
64
67
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi pada disiplin kerja guru terdapat pada titik 67 atau pada rentang
51
66 sampai dengan 68. Sedangkan nilai paling rendah terdapat pada titik 55 atau pada interval 54 sampai dengan 56. Untuk menentukan tinggi rendahnya data melalui nilai perolehan dari responden mengenai tingkat kepemimpinan kepala sekolah dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kepemimpinan
N
Mean
Std. Deviation
Min
Maks
Kepala Sekolah
15
57,40
4,453
51
68
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah sebesar 57,40 dan standar deviasi sebesar 4,453. Nilai minimum yang didapatkan adalah 51 dan nilai maksimum adalah 68. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 68 - 51 = 17, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk dilihat nilai tengahnya yaitu 17/2 = 8,5, kemudian hasil tersebut ditambah dengan nilai minimum yaitu 8,5 + 51=59,5. sehingga nilai tengah yang didapatkan antara 51 dan 68 adalah 59,5. Adapun tingkat kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Kategorisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Interval Skor
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Tinggi
59,5 - 68
13
86,7%
Rendah
51 - 59,4
2
13,3%
15
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak dua orang (13,3%) memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah rendah dan 13 orang (86,7%) memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah tinggi.
52
2. Disiplin Kerja Guru (Y) Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, nilai mean (ratarata), variance dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Scale Statistics Disiplin Kerja Guru Mean
Std. Deviation
N of Items
84,60
5,616
23
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 84,60, dan standar deviasi 5,616. Untuk melengkapi data-data di atas, dibuatlah distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Menentukan Rentangan (Range) Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah = 92 – 74 = 18 b. Menentukan Banyak Kelas Banyak Kelas = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log (15) = 1 + 3,3 log (1,18) = 1 + 3,89 = 4,89 ≈ 5 c. Menentukan Interval Kelas Interval Kelas = Rentangan Data Banyak Kelas = 18 = 3,6 dibulatkan menjadi 4 5
53
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru No
Kelas Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
74 - 77
1
6,7%
2.
78 - 81
2
13,3%
3.
82 - 85
0
0%
4.
86 - 89
0
0%
5.
90 - 93
12
80%
15
100%
Jumlah
Jika digambarkan dalam diagram batang, akan tergambar sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Disiplin Kerja Guru
15 13 11 9 7
North
5 3 1 -1 75,5
79,5
83,5
87,5
91,5
Berdasarkan diagram batang gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi pada disiplin kerja guru terdapat pada titik 91,5 atau pada rentang 90-93. Sedangkan nilai paling rendah terdapat pada titik 83,5 dan 87,5 atau pada interval 82-85 dan 86-89.
54
Untuk menentukan tinggi rendahnya data melalui nilai perolehan dari responden mengenai tingkat kepemimpinan kepala sekolah dihitung dengan cara sebagai berikut:
Disiplin Kerja
N
Mean
Std. Deviation
Min
Maks
Guru
15
84,60
5,616
74
92
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah sebesar 84,60 dan standar deviasi sebesar 5,616. nilai minimum yang didapatkan adalah 74 dan nilai maksimum adalah 92. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 92-74=18, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk dilihat nilai tengahnya yaitu 18/2=9, kemudian hasil tersebut ditambah dengan nilai minimum yaitu 9+74=83. sehingga nilai tengah yang didapatkan antara 74 dan 92 adalah 83. Adapun tingkat kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Kategorisasi Disiplin Kerja Guru Kategori
Interval Skor
Frekuensi
Prosentase
Tinggi
83-92
12
80%
Rendah
74-82
3
20%
15
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak dua orang (13,3%) memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah rendah dan 13 orang (86,7%) memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah tinggi.
55
3. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Karena kurva normal di bawah ini menggambarkan titik penyebarannya berada di sekitar garis lurus, maka data berdistribusi normal.
Gambar 4.5
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
56
0.8
1.0
4. Uji Hipotesis a. Analisis Korelasi Produk Moment Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis korelasi product moment dari Pearson untuk mengetahui korelasi jumlah skor variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Pengujian yang digunakan rumus korelasi product moment untuk
mengetahui
hubungan
antara
dua
variabel.
Untuk
perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Correlations
Kepemimpinan
Pearson
Kepala Sekolah
Correlation
Kepemimpinan
Disiplin Kerja
Kepala Sekolah
Guru
1
Sig. (2-tailed)
,000
N Disiplin Guru
,723(**)
Kerja Pearson
15
15
,723(**)
1
Correlation Sig. (2-tailed)
,000
N
15
15
** Correlation is significant at the 0,001 level (2-tailed).
Berdasarkan
tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa koefisien
korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 0,723 dengan signifikansi 0,000(sig 2.000 dan nilai sig (probabilitas) nya 0.002 < α = 0.05. sehingga hipotesis yang berbunyi adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru diterima dengan koefisien regresi β ≠ 0, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, berarti secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah.
59
C. Interpretasi Data Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan sebesar 72% antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Hasil rxy= 0,723 dikonsultasikan pada tabel interpretasi korelasi Product Moment dengan hasil interpretasi kuat dan tinggi. Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh, terlihat adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat. Hal ini mengandung pengertian bahwa disiplin kerja guru tidak hanya disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah, tetapi masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi disiplin kerja tersebut di luar kepemimpinan. Dari perhitungan itu, maka hasil penelitian diinterpretasikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi disiplin kerja guru, hal ini menunjukan bahwa penerapan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat mengakibatkan semakin tinggi tingkat disiplin kerja guru, sebaliknya penerapan
kepemimpinan
kepala
sekolah
yang
tidak
efektif
akan
mempengaruhi rendahnya disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat. Meskipun masih ada faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja guru, namun dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan yang kuat. Hal ini merupakan masukan yang penting bagi para praktisi pendidikan dalam meningkatkan kedisiplinan guru.
60
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Product Moment antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat. Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel disiplin kerja guru adalah 0,523 atau 52%. Dari nilai tersebut dapat memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan dukungan yang tinggi/kuat terhadap disiplin kerja guru, disamping faktor-faktor yang lain. Faktor kepemimpinan kepala sekolah tidak dapat diabaikan begitu saja. Bagaimana pun, faktor ini merupakan hal yang penting dalam upaya meningkatkan disiplin kerja guru.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah penulis lakukan di SMP Dua Mei Ciputat dapat disimpulkan bahwa 1.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil perhitungan Korelasi Product Moment dari Pearson antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 0,723. hal tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
2.
Berdasarkan dari uji hipotesis koefisien korelasi maka dapat diketahui perhitungan rhitung 0,723 lebih besar dari rtabel 0,514 (0,723>0,514) maka taraf signifikan 5%
hipotesis alternatif disetujui/diterima,
sedangkan nihil alternatif ditolak, berarti pada taraf signifikan 5% terdapat korelasi positif signifikan antara variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dan variabel Y (Disiplin Kerja Guru). 3.
Berdasarkan hasil dari perhitungan Koefisien Determinan dapat diketahui bahwa disiplin kerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah sebesar 52%. Karena kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru memiliki keterkaitan atau hubungan yang tinggi. Sedangkan sisanya 48% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
62
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dikemukakan sebagai bahan masukan yang bermanfaat diantaranya adalah: 1.
Kepala sekolah hendaknya mempertahankan kepemimpinannya yang sudah berada pada taraf baik, sehingga guru tetap menjaga kestabilan disiplin kerjanya.
2.
Tetap menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru karena hal ini akan memberikan dampak positif bagi kemajuan lembaga pendidikan yang dikelolanya.
3.
Sebagai calon pendidik dan pendidik, hendaknya lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya kedisiplinan, agar proses belajar mengajar berlangsung lebih efektif, terutama disiplin terhadap waktu.
4.
Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
untuk
melakukan
penelitian-penelitian
selanjutnya,
khususnya penelitian-penelitian yang berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
63
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani dan Abu ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan administrasi Pendidikan Di sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Cet. Ke-1. Anoraga, Pandji, Drs.Psiokoliogi Kerja, Jakarta: P.T Rineka Cipta, 1992, Cet.1 Anoraga, Pandji, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, cet. Ke-2. Arif, Mirrian Sofyan, Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Karunika, 1986. Danim, Sudarman, Prof. Dr. Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, cet. I. Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007, halaman.10 Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, cet-1 Hasan, M. Iqbal, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya” Bogor: Ghalia Indonesia Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1998 cet. Ke-2. Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Fokusmedia, 2008 Idris, Zahara, MA., Prof. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung : Angkasa , 1984. Imron, Ali, M.Pd., Drs. Pembinaan Guru Di Indonesia, Jakarta: P.T Dunia Pustaka Jaya, 1995, cet 1. Imron, Ali, M.Pd., Drs.Pembinaan Guru di Indonesia Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995, cet-1. Indrafachrudi, H. R. Soekarto, Drs. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif Bogor: Ghalia Indonesia, 1993 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar. Yakarta: Bumi Aksara Press. Cetakan-1. 64
Nasution, S., M.A., Prof. Dr. Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet.1 Ed.2 Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1998, cet. Ke-6. P. Siagian, Sondang, M.P.A., Ph. D. Peranan staf dalam Management. Jakarta: P.T Gunung Agung, 1983, cet ke-7 Pamudji, S., M.P.A., Prof. Drs. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia Jakarta: Bina Aksara, 1989, Cet.4 Purwanto, M. Ngalim, MP. Drs. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005, cet-15 Sabri, H.M. Alisuf, Drs. Ilmu Pendidikan, Jakarta: C.V Pedoman Ilmu Jaya, 1999 cetakan 1. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Persada, 2008.
Jakarta; PT. Raja Grafindo
Sutomo, Penelitian Angka-angka Kredit Jabatan Guru: DEPAG R.I 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006 Usman, Moh. Uzer, Drs.Menjadi Guru Profesional, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya Offset, 2005, cet-17 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya, Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada, 2007
dan
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya, Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada, 2007
dan
Admin..artikel terbaru.Disiplin Kerja.http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&v iew=article&id=134:dk&catid=47:mnpemr&itemid=29 Wittens, Steven and Stefan Nagtegaal.Blog pada WordPress.com.Peraturan Sekolah: Disiplin, Ketertiban, Pelanggaran, dan Hukuman. http://eldomenico.wordpress.com/2010/05/25/peraturan-sekolah-disiplinketertiban-pelanggaran-dan-hukuman/
65
Lampiran 1 Nilai Reliability Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,951
N of Items
,955
17
Item Statistics
X1 X3 X4 X5 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
Mean 3,80 3,93 3,87 3,93 3,87 3,80 3,87 3,80 3,67 3,80 3,87 3,80 3,80 3,73 3,87
Std. Deviation ,414 ,258 ,352 ,258 ,352 ,414 ,352 ,414 ,488 ,414 ,352 ,414 ,414 ,458 ,352
66
N 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Lampiran 2
Item-Total Statistics
X1 X3 X4 X5 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
Scale Cronbach's Scale Mean Variance if Corrected Alpha if if Item Item-Total Item Item Deleted Correlation Deleted Deleted 53,60 17,257 ,698 ,949 53,47 18,267 ,677 ,949 53,53 17,267 ,834 ,946 53,47 18,267 ,677 ,949 53,53 17,267 ,834 ,946 53,60 16,543 ,925 ,943 53,53 17,552 ,730 ,948 53,60 16,543 ,925 ,943 53,73 18,352 ,296 ,960 53,60 17,257 ,698 ,949 53,53 17,552 ,730 ,948 53,60 16,543 ,925 ,943 53,60 17,257 ,698 ,949 53,67 16,524 ,832 ,945 53,53 17,552 ,730 ,948
Scale Statistics
Mean
Variance
Std. Deviation
57,40
19,829
4,453
67
N of Items 17
Lampiran 3 Nilai Reliability Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,949
,953
N of Items 23
Item Statistics
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23
Mean 3,87 3,93 3,93 3,80 3,87 3,93 3,80 3,87 3,87 3,93 3,93 3,87 3,80 3,67 3,80 3,87 3,73 3,80 3,80 3,87 3,80 3,87
Std. Deviation ,352 ,258 ,258 ,414 ,352 ,258 ,414 ,352 ,352 ,258 ,258 ,352 ,414 ,488 ,414 ,352 ,458 ,414 ,414 ,352 ,414 ,352
68
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
Lampiran 4
Item-Total Statistics
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23
Scale Cronbach's Scale Mean Variance if Corrected Alpha if if Item Item-Total Item Item Deleted Correlation Deleted Deleted 80,73 28,067 ,899 ,943 80,67 29,524 ,696 ,947 80,67 29,524 ,696 ,947 80,80 28,457 ,660 ,947 80,73 28,067 ,899 ,943 80,67 29,524 ,696 ,947 80,80 29,743 ,361 ,951 80,73 28,067 ,899 ,943 80,73 28,067 ,899 ,943 80,67 29,524 ,696 ,947 80,67 29,524 ,696 ,947 80,73 29,924 ,388 ,950 80,80 28,314 ,694 ,946 80,93 29,781 ,286 ,954 80,80 28,314 ,694 ,946 80,73 29,352 ,542 ,948 80,87 27,695 ,755 ,945 80,80 27,314 ,937 ,942 80,80 27,314 ,937 ,942 80,73 31,067 ,090 ,954 80,80 27,314 ,937 ,942 80,73 29,352 ,542 ,948
Scale Statistics
Mean 84,60
Variance
Std. Deviation
31,543
5,616
69
N of Items 23
Lampiran 5 Uji Normalitas
Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
70
0.8
1.0
Lampiran 6 Tabel Nilai Uji Korelasi
Correlations Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan
Pearson
Kepala Sekolah
Correlation
Disiplin Kerja Guru 1
Sig. (2-tailed)
,000
N Disiplin Guru
,723(**)
Kerja Pearson
15
15
,723(**)
1
Correlation Sig. (2-tailed)
,000
N
15
** Correlation is significant at the 0,001 level (1-tailed).
71
15
Lampiran 7 Nilai Uji Koefisien Determinasi
Model Summary(b)
Model
1
R
,723(a)
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
R Square
,523
,486
a Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah b Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
72
3,205
Lampiran 8 Nilai Uji Parsial (uji t)
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
(Constant) Kepemimp inan Kepala Sekolah
Standa rdized Coeffi cients
Sig.
2,84 5
,014
3,77 2
,002
Beta
35,931 12,630
,763
t
,202
,723
a Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
73
Collinearity Statistics Toleranc VIF e
1,000
1,000
Lampiran 9
Histogram
Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
4
Frequency
3
2
1
Mean = 1.48E-15 Std. Dev. = 0.964 N = 15
0 -2
-1
0
1
Regression Standardized Residual
74
2
Lampiran 9 Batir Item Variable X Tabel Skor Variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
68 58 68 68 68 65 67 64 65 68 68 54 68 68 68 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Skor Item untuk Butir No 7 8 9 10 11 12 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
75
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
15 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
16 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
Total 68 58 68 68 68 65 67 64 65 68 68 54 68 68 68
Lampiran 10 Butit Item Variable
Tabel Skor Variabel Y (Disiplin Kerja Guru) No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3
9 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
Skor Item untuk Butir Nomor 10 11 12 13 14 15 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
76
Total 17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
18 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4
19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
22 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
23 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
92 92 92 90 92 78 91 91 91 90 91 74 83 91 91