Menurut pengamatan dan wawancara dengan guru kelas V penyebab ... kelas V
semester II tahun 2008/2009 dan 2009/2010 pelajaran IPS materi peristiwa ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang mutlak diperlukan di era modernisasi seperti sekarang ini. SDM yang berkualitas akan meningkatkan kinerja suatu bangsa. Untuk meningkatkan SDM, sektor pendidikan perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu diantaranya adalah pendidikan dasar, baik SD maupun SLTP. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, proses belajar termasuk salah satu unsur yang perlu mendapat penanganan khusus. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD merupakan salah satu pengetahuan dasar dan keterampilan untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini. Melalui mata pelajaran IPS, anak didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang baik dan bertanggungjawab serta warga dunia yang cinta damai. Prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebuah ukuran keberhasilan dan kemajuan belajar. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor intern dari siswa itu sendiri, serta faktor ekstern yaitu lingkungan belajar serta guru.
i
1
2
Menurut pengamatan dan wawancara dengan guru kelas V penyebab rendahnya prestasi belajar IPS adalah dari faktor guru adalah guru jarang menggunakan model-model pembelajaran yang memotivasi siswa untuk aktif membaca atau mencari materi dari berbagai sumber sehingga siswa menjadi pasif, keterbatasan alat peraga Ilmu Pengetahuan Sosial, guru kurang persiapan dalam kegiatan belajar mengajar, guru kurang dalam mengaktifkan siswa, sedangkan dari faktor siswa adalah minat membaca siswa rendah, siswa kurang bergairah dalam belajar, kebanyakan dari siswa terhadap mata pelajaran IPS yang menyatakan bahwa pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan dan banyak materinya, siswa kurang berani dalam mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Prestasi belajar siswa selain dipengaruhi oleh model pembelajaran juga dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa, Dari hasil diskusi penelitian tindakan kelas melalui wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 2 Karangwangkal yang bernama Ibu Endang Tavip, diketahui rata-rata yang aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran hanya sekitar 26% atau 4-5 anak dari sejumlah 19 siswa. Di dalam belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Jika siswa aktif dalam proses pembelajaran maka tidak hanya
3
aspek prestasi saja yang diraihnya namun ada aspek lain yang diperoleh yaitu aspek afektif atau sikap. Berikut ini adalah prestasi belajar siswa kelas V semester II tahun 2008/2009 dan 2009/2010 pelajaran IPS materi peristiwa sekitar proklamasi. Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Semester II Tahun 2008/2009, dan 2009/2010 Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi. No
Uraian
Tahun 2008/2009
Tahun 2009/2010
1. 2. 3.
Jumlah Siswa Rata-rata Presentase Ketuntasan
14 66,94 50%
19 67,07 57,89%
Pembelajaran IPS Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas semester 2 tahun 2009/2010 masih belum menunjukkan batas ketuntasan dari 19 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan menunjukkan hanya 11 siswa dari 19 siswa yang mampu mencapai nilai diatas 70 selebihnya memperoleh nilai dibawah rata-rata kelas. Dapat diketahui bahwa nilai IPS tertinggi yaitu 87 dan nilai terendah yaitu 50. Hal tersebut kurang memuaskan karena masih ada 8 anak (42%) yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Kriteria Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yang ditetapkan sekolah yaitu 65. ketuntasan belajar siswa hanya 57,89% dari
4
seluruh siswa, sedangkan untuk ketuntasan klasikal kelas adalah 80%. Artinya kelas dikatakan tuntas apabila 80% dari jumlah siswanya yang ada dikelas mendapatkan nilai ≥ 65. Mengingat pentingnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, maka guru diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan siswa hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri agar aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran maka diharapkan prestasi belajar siswa akan semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus menentukan metode pembelajaran yang tepat dengan menyesuaikan materi pembelajaran serta karakteristik siswa di kelas V. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran IPS di Sekolah Dasar tersebut perlu divariatifkan dengan cara menambahkan model pembelajaran, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Peneliti memilih pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini karena merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan teman lain dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pemilihan tipe jigsaw dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah karena tipe ini menggunakan kerja kelompok yang berbeda, yaitu pada saat siswa bekerja dalam kelompok asal dan siswa bekerja dalam kelompok ahli. Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan
5
kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiapa utusan dalam kelompok yang berbeda membahas permasalahan materi yang sama, kita sebut dengan tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Alasan peneliti didasarkan pada pendapat Lie dalam Rusman (2010: 218) menyatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Banyak riset yang telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran model kooperatif model Jigsaw ini memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, di samping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain. Kelebihan model ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada siswa lain. Berdasarkan paparan di atas maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul” Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPS Pada Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas V SD Negeri 2 KarangwangkaL”.
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar di kelas V SD Negeri 2 Karangwangkal pada mata pelajaran IPS? 2. Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar di kelas V SD Negeri 2 Karangwangkal pada mata pelajaran IPS? C. Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Tujuan umum Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan IPS kelas V di SD Negeri 2 Karangwangkal. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS kelas V di SD Negeri 2 Karangwangkal.
7
D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Manfaat Teoritis a.
Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b.
Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti-peneliti lainya.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi siswa: 1) Meningkatkan pembelajaran
aktivitas
belajar
siswa
dalam
mengikuti
Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga prestasi
belajarnya meningkat. 2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan guru. b. Bagi guru 1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 2) Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan berbagai metode mengajar.
8
c. Bagi sekolah 1) Sebagai bahan pertimbangan terhadap peningkatan kinerja guru. 2) Sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran. d. Bagi Peneliti Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenal cara belajar yang dapat
menjadikan siswa lebih aktif, dan interaktif.