21 Sep 2013 ... Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6). 11-15
Peringkat. 4 .... •Rehab SD-SMP. •Sarjana Mengajar ..... Menggunakan Geografi
sebagai platform kajian dengan .... hanya menyiapkan RPP harian saja.
Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBUTUHAN KUALIFIKASI KOMPETENSI LULUSAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Semarang, 21 September 2013
1
Tema Pengembangan Kurikulum 2013 (Sesuai UU 20/2003)
Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang:
Produktif Kreatif Inovatif Afektif
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi
2
Kita Ingin Menghasilkan Generasi Yang Bisa Membawa Indonesia Menjadi Negara Maju Sesuai Prediksi Banyak Lembaga Dunia
....Indonesia’s economy has enormous promise... .... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
Perlu dipersiapkan social engineering
Perlu peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan
Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
4
Daya Saing Indonesia di Antara 148 Negara Dunia rangking
rangking
50
38 kenaikan
+12 Indonesia nomor
3 di dunia dengan kenaikan tertinggi.
5
Rekapitulasi Perubahan Ranking Daya Saing 2012-2013 vs 2013/2014 No A
Perubahan Ranking GCI 2012/2013 vs 2013/2014 Naik
Jumlah Negara 57
Peringkat
37
New Zealand (5), Emirat Arab (5), USA (2), Jerman (2), Jepang (1)
6-10 Peringkat
16
Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6)
11-15 Peringkat
4
1-5
B
Tetap
14
C
Turun
72
D
Daftar Negara (Contoh)
Ekuador (15), Lesotho (14), Indonesia (12), Swaziland (11) Singapore, Finlandia, Cina, Switzerland dan Kanada
1-5 Peringkat
38
Yaman (-5), Yordania (-4), Denmark (-3), Inggris (-2), Polandia (-1)
6-10 Peringkat
22
Argentina (-10), Pakistan (-9), Brasil (-8), Italia (-7), Korsel (-6)
11-21 Peringkat
12
Honduras (-21), Iran (-16), Mongolia (-14), Lebanon (-12), Uruguay (-11)
Tidak ada data Jumlah
5
148
Sumber: Global Competitiveness Report 2013/2014 (World Economic Forum, 2013)
6
Global Competitiveness Index 2013/2014: Indonesia
........ daya saing Indonesia lebih tinggi dari rata-rata daya saing negara-negara kategori efficieny-driven economy (GDP per capita US$ 3,000 - 8,999) .........
7
Global Competitiveness Index Indonesia: 2012/2013 vs 2013/2014 Health and Primary Education
5,69
Indeks
5,71
0,37%
4,53
4,40
3,08%
2012/2013 2012/2013
2013/2014
Higher Education and Training
2013/2014
4,17
Ranking
4,30 3,03%
50 38
2012/2013
12
2013/2014
Innovation
Peringkat
2012/2013 (144 Negara)
2013/2014 (148 Negara)
3,61 2012/2013
3,82 2013/2014
5,75%
8
Indikator Daya Saing yang Berkaitan Dengan Bidang Pendidikan Skor 2013/2014
Skor 2012/2013
Perubahan (%)
Pilar 4. Health and primary education Primary education Quality of primary education
5,71 5,32 4,27
5,69 5,30 4,08
0,37 0,48 4,82
Pilar 5: Higher education and training Secondary education enrollment, gross % Tertiary education enrollment, gross % Quality of the educational system Quality of math and science education Quality of management schools Internet access in schools Quality of education Availability of research and training services Extent of staff training On-the-job training
4,30 80,75 24,89 4,33 4,66 4,45 4,77 4,55 4,46 4,60 4,53
4,17 77,15 23,12 4,13 4,39 4,18 4,47 4,29 4,34 4,32 4,33
3,03 4,66 7,67 4,77 6,09 6,28 6,59 5,95 2,74 6,41 4,57
Pilar 12. Innovation Capacity for innovation Quality of scientific research institutions Company spending on R&D University-industry collaboration in R&D Availability of scientists and engineers PCT patents, applications/million pop.
3,82 4,39 4,13 4,09 4,49 4,48 0,08
3,61 3,86 3,88 3,95 4,18 4,32 0,07
5,75 13,80 6,56 3,71 7,34 3,64 6,91
Pilar dan Indikator
Sumber: World Economic Forum (2012 dan 2013)
9
Milestone 10 Tahun Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
2012 Perbaikan Penyaluran BOS Rintisan PMU 2010 UU-Dikti Reformasi Birokrasi • BOP-PTN PP 66/2010 • Subak diakui Beasiswa Bidik Misi • UNESCO DPPN • 2008 WAJAR DIKDAS 9 Tahun tercapai
2006 Sertifikasi Guru
2004 baseline 94,1 112, 5 58,0 81,2 49,0 14,3
2005 • Awal BOS • UU Guru dan Dosen
2009 2007 20% APBN Tunjangan Profesi Guru untuk pendidikan
• • • • •
2011 • Pendidikan Karakter • Integrasi Kebudayaan • Rehab SD-SMP • Sarjana Mengajar di 3T • Tari Saman diakui UNESCO
% APM SD/MI
95,5
% APK SD/MI % APM SMP/MTs % APK SMP/MTs % APK SMA/SMK/MA % APK PT
117,6 77,7 99,7 76,4 27,1
2014
2013 • PMU • Integrasi UN • Kurikulum 2013 • Akademi Komunitas • World Cultural Forum
Target Target RPJMN/ Capaian 2013 Kontrak Kinerja 95,7 95,8 96,0 118,2 78,8 103,9 78,7 27,9
118,6 80,0 107,3 82,0 28,7
119,1 76,0 110,0 85,0 30,0
10
Prospek Perkembangan Ekonomi Indonesia kedepan
11
12
13
Kita optimis mencapai kemajuan tersebut, karena kita punya MODAL DASAR
14
3 Modal Utama Pembangunan Nasional 1.
Kekayaan Sumberdaya Alam Panas bumi (no.1 di dunia) Batubara (no.2 di dunia) Timah, Nikel (no. 2 dan 4 di dunia) Sawit, Karet, Kakao (no.1, 2, 2 di dunia)
2.
Pengalaman Tingkat Kemiskinan 18 16 14 12 10
16.6
Tingkat Pengangguran
Pendapatan Per Kapita
3,000
15.4
14.2
8.4
7.9
8 6 4 2 0
3,000
2,590
2,500
13,3 9.1
3,500
11,5-12,5 7.4
7
2,000
1,947
1,500 1,000 500 0
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010 *
3. Sumberdaya Manusia Jumlah banyak, maka dari itu perlu ditingkatkan kualitasnya
15
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
SDM Usia Produktif Melimpah
Kompeten
Modal Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan Tidak Kompeten
Beban Pembangunan
100 tahun kemerdekaan
-Kurikulum - PTK -Sarpras -Pendanaan -Pengelolaan
8 SNP
"Bonus Demografi"
16
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka Strukutur Penduduk Indonesia Tahun 2010 90+
0,28
80-89
5,43
60-69
10,75
50-59
Generasi 100 thn Merdeka (Usia pada tahun 2045)
Pendidikan Menengah Universal & Kurikulum 2013 Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing Pendidikan Dasar berkualitas dan merata Pendidikan karakter Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
1,58
70-79
Kelompok umur
Periode Bonus Demografi 2010-2035
45-54 tahun
20,01
40-49
30,57
30-39
38,34
20-29
41,20
10-19
43,55
0-9
45,93 0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
Jumlah Penduduk (juta)
35-44 tahun
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
Paudisasi Pendidikan Dasar berkualitas dan merata Pendidikan karakter Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Sasaran Kelompok Strategis
Strategi Pembangunan Pendidikan
Generasi yang cerdas komprehensif: a.l produktif, inovatif, damai dlm interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul 17
Pendidikan S-1 bertujuan memberikan kemampuan kepada mahasiswanya, agar punya kompetensi yang dibutuhkan masa depan. 18
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi • Kemampuan berpikir kritis dan jernih • Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
19
Kompetensi Masa Depan Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
Memiliki minat luas dalam kehidupan
20
Kompetensi Masa Depan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan, Kreativitas sesuai dengan
bakat/minatnya.
21
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar Kurikulum 2013
Sedang Dikerjakan Telah dan terus Dikerjakan
-Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi -Pembayaran Tunjangan Sertifikasi -Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
-Rehab Gedung Sekolah -Penyediaan Lab dan Perpustakaan -Penyediaan Buku
-BOS -Bantuan Siswa Miskin -BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis Sekolah 22
Proses/Tahap Pelaksanaan Kurikulum 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penyusunan Konsep Kurikulum 2013 Penulisan Buku Kurikulum 2013 Pelatihan Guru Pelaksanaan (Implementasi) Pendampingan Monitoring dan Evaluasi (Monev) 23
4 Perubahan besar dalam Kurikulum 2013
1.
2.
Konsep kurikulum: seimbang antara hardskill dan softskill, dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian. Buku yang dipakai : - Berbasis kegiatan (Activity base) - Tematik terpadu
3. 4.
Proses Pembelajaran. Proses Penilaian. 24
1. KONSEP KURIKULUM
25
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1
Mapel 2
Mapel 3
SKL Mapel 1
SKL Mapel 2
SKL Mapel 3
SK-KD Mapel 1
SK-KD Mapel 2
SK-KD Mapel 3
.... .... ....
Mapel n SKL Mapel n SK-KD Mapel n
Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar
26
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KERANGKA DASAR KURIKULUM (Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL) STANDAR PROSES
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR PENILAIAN
PEDOMAN SILABUS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Oleh Satuan Pendidikan
BUKU TEKS SISWA PEMBELAJARAN & PENILAIAN
27
Kerah
Saku
Lengan Kiri
Lengan Kanan
Muka Kiri
Muka Kanan Belakang
28
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013 KESIAPAN PESERTA DIDIK
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
KEBUTUHAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM STANDARPROSES
KI KELAS & KD MAPEL (STANDAR ISI)
STANDAR PENILAIAN
SILABUS PANDUAN GURU RENCANA PEMBELAJARAN Oleh Satuan Pendidikan /Guru
BUKU TEKS SISWA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BUKU PENGAYAAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
KTSP 29
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm)
38 cm
saku
86 cm
kerah
58 cm
92 cm
Lengan Kiri
Muka Kiri
Belakang
83 cm
Muka Kanan
Lengan Kanan
30
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum No KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus pembentuk sikap, pembentuk berkontribusi terhadap keterampilan, dan pembentuk pengetahuan pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
4
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas) 31
2. BUKU
32
BUKU SISWA : TEMA 1 DIRIKU
33
34
35
3. PROSES PEMBELAJARAN
36
Langkah Penguatan Proses Proses
Karakteristik Penguatan Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, .... Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning] Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
37
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
Pemahaman Lama
Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni
Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat
Keterampilan yang dapat dipelajari Originalitas dan nilai (asas manfaat) Pengetahuan lapangan sangat diperlukan
Originalitas Tidak perlu pengetahuan pendukung Terobosan besar
Keterampilan berfikir (kontribusi dalam pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery
Stimulation play (terarah) dan discovery
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
38
Persepsi & Pemahaman Guru Ttg Kreativitas Pengertian Kreativitas
% Setuju
Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan
98
Berlaku untuk tiap mata pelajaran Tidak terbatas pada seni
96 86
Tiap orang dapat menjadi kreatif Bakat bawaan lahir Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di sekolah Dapat diajarkan Dapat dinilai
88 21 95 70 50
(tidak mudah menilai kreativitas tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari) R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe. JRC Scientific & Technical Reports.
39
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan -
Observing [mengamat] Questioning [menanya] Personal Experimenting [mencoba] Associating [menalar] Networking [Membentuk jejaring]
memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%) Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 40
40
4. PROSES PENILAIAN
41
Langkah Penguatan Proses Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
Penilaian
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
42
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research? Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui: • tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, • mentolerir jawaban yang nyeleneh, • menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, • memberanikan peserta didik untuk: - mencoba, - menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, - memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, • memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif 43
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
44
Ilmu Pengetahuan Sosial No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah menjadi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
45
Ilmu Pengetahuan Alam No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi
2
Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil.
3
Materi ilmu bumi dan antariksa masih belum memadai [sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan standar internasional
4
Materi kurang mendalam dan cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional
5
Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 46
Matematika No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Langsung masuk ke materi abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2
Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika selalu diasosiasikan dengan [direduksi menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa untuk Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk berfikir kritis [hanya mekanistis] menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar internasional
7
Matematika adalah eksak
Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
47
Bahasa Indonesia/Inggris No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan ditekankan pada tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan membaca dan memahami makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan tentang aturan-aturan teks yang sesuai dengan kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada pentingnya ekspresi dan spontanitas dalam berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan
48
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan berdasarkan empat pilar dengan pembahasan yang terpisahpisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter bangsa
2
Materi disajikan berdasarkan Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi pasokan yang ada pada warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas, empat pilar kebangsaan dan aturan)
3
Tidak ada penekanan pada tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
4
Pancasila dan Kewarganegaraan disajikan sebagai pengetahuan yang harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata dan sikap keseharian.
49
Alhamdulillah, walaupun dalam skala terbatas, pelaksanaan Kurikulum 2013
mendapat apresiasi dari para guru.
Testimoni Guru
51
SDN 03 MENTENG JAKARTA
52
Guru Kurikulum 2013 1) Denny H.S – Guru Kelas I SDN Menteng 03 Pagi, Jakarta Pusat Saya suka kurikulum ini, karena sudah disediakan silabus, buku guru dan murid sehingga lebih meringankan. Menurut saya kurikulum ini lebih mudah. Saya mengajar sejak tahun 1975, sudah mengalami beberapa pergantian kurikulum. Kurikulum 2013 ini saya suka. Untuk menerapkan kurikulum baru saya sudah siap, tadi sudah dilaksanakan simulasi mengajar, sehingga kita tahu mengajar sesuai dengan kurikulum baru. Selama megikuti pelatihan, alhamdulilah tidak mengalami banyak halangan. 53
IBU DENNY SIMORANGKIR (GURU KELAS I)
54
SUASANA PEMBELAJARAN DI KELAS
55
GURU MELATIH ANAK MENULIS
56
DISKUSI KELOMPOK
57
Testimoni 2) Endang Siamtini – Guru Kelas I SDN Penggilingan 09 Jakarta Timur Insyaallah saya sudah siap melaksanakan Kurikulum 2013. Kami merasa tidak terlalu sulit menerima materi-materi yang diajarkan pada pelatihan Kurikulum 2013. Karena sebelumnya banyak yang sudah menerapkan pelajaran tematik ini. Bedanya kalau sebelumnya kita menyiapkan semua sendiri, sekarang kita hanya menyiapkan RPP harian saja. Sehingga guru merasa dimudahkan. 58
Testimoni 3) Maria Parwanti – Guru Kelas I SD Kemurnian 2 Jakarta Barat Awalnya memang saya mengalami kesulitan dalam penyususnan RPP Kurikulum 2013, tematiknya juga berubah dari tahun lalu. Tapi setelah melakukan praktik mengajar, ternyata kurikulum ini sangat menyenangkan ketika dipraktikan. Sebagai guru saya siap untuk menyampaikan pengajaran sesuai dengan Kurikulum baru ini, saya harap kurikulum ini segera dilaksanakan di semua sekolah. 59
Testimoni 4) Arsad – Guru Penjaskes, SDN Kebon Jeruk 11 Jakarta Barat Sebelum mengikuti pelatihan saya masih bingung karena guru harus mengajar secara menyeluruh, tidak hanya mewakili bidang studi yang diajarkan saja. Setelah ikut pelatihan kini saya mengerti, bahwa guru harus mengajarkan secara terpadu, mnyeluruh sehingga anak bisa memahami dengan sederhana. Menurut saya dengan Kurikulum baru ini anak bisa lebih mudah dalam belajar, orangtua juga lebih mudah untuk mengajari anak ketika anak belajar dirumah, karena yang diajarkan ayahnya merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Awalnya saya menolak, tapi ternyata Kurikulum ini menyenangkan dan mudah. 60
Testimoni 5) Yuli Sopiah – Guru Inti, Guru SDSN Ujung Menteng 04 Jakarta Timur Melihat kompetensi guru-guru yang mengikuti pelatihan saya yakin mereka telah siap melaksanakan Kurikulum 2013. Sebenarnya mereka sudah melakukan pengajaran dengan pendekatan tematik, Kurikulum 2013 ini pendekatan tematiknya terpadu, sehingga dalam mengajar lebig menyenangkan. Mengingat kurikulum ini hal baru, memang kesannya harus belajar lagi padahal mereka punya potensi awal untuk mengajar tematik. Kurikulum 2013 ini lebih menekankan kepada sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Mudah-mudahan dengan penerapan kurikulum baru ini, pendidikan kita lebih maju dan lebih bagus lagi. Terutama sikap anak-anak indonesia yang selama ini kurang santun. 61
Testimoni Petrus Kase, guru kelas 1 SDG OenunutonoKab. Kupang, NTT: "Dengan kurikulum 2013, murid-murid saya lebih banyak kegiatan di kelas. Mereka belajar dengan ceria, saya juga mengajar dengan senang hati."
Kepala SMA N 1 Pekalongan Nama : TTL : Alamat:
Sulikin, S. Pd Pati, 02 Januari 1969 Jl. Airlangga No. 11 Perum. Gama Permai Pekalongan
• Siswa cukup antusias dalam mengikuti KBM yang menggunakan Kurikulum 2013. • Situasi KBM berjalan aktif dan kondusif sehingga suasana pembelajaran lebih hidup. • Fokus pembelajaran menitik beratkan pada aktivitas siswa, sehingga mendorong siswa lebih termotivasi untuk lebih aktif dalam KBM.
Guru SMAN 4 Banda Aceh Nama Mapel Sekolah
: Faizah Ahmad, S.Pd. : Bahasa Indonesia : SMAN 4 Banda Aceh
“Saya sangat berkesan pertama sekali dalam penyajian kepada anakanak sesuai dengan kebutuhan anak sehari-hari. Anak dapat mempraktekkan langsung seperti pada teks observasi, teks prosedur dan teks negosiasi.”
Guru SMPN 7 Prabumulih Nama Sekolah Alamat
: Erni Mursanti, S.Pd. : SMPN 7 Prabumulih : Jl. Raya Prabumulih-Baturaja, Kel. Tanjung Rambang, Kec. Rambang, Kapak Tengah, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan
“Manfaat implementasi kurikulum 2013 yang saya rasakan adalah guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan lebih bersemangat dalam mengembangkan metode pembelajaran, serta guru dapat memperhatikan siswa satu persatu, tapi guru harus lebih aktif mengembangkan proses pembelajaran dan lebih banyak memperkaya bahan ajar”.
Guru SMA 2 Kudus Nama Sekolah Alamat
: Drs. M. Zainuri, M.Si. : SMA 2 Kudus : Jl. Ganesha Purwosari Kudus
“Pendekatan Scientific pada kurikulum 2013 memberikan keleluasaan guru untuk mengeksplor potensi siswa. LANJUTKAN!”
Kepala SMA N 1 Ternate
Nama: Alamat:
Ramli Kamaluddin, S.Pd, M.Si Jln. Kihajar Dewantara, No 198. Kelurahan Takoma, Ternate Tengah Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tlp (0921) 3121355
“Kurikulum 2013 sangat efektif untuk menumbuhkan dan membangun karakter siswa karena lebih bersifat kolaboratif dan pendekatannya secara sainstistik sehingga siswa termotifasi untuk belajar lebih giat dan dapat menimbulkan rasa tanggungjawab, menghargai, jujur dan sopan terhadap sesamanya.”
Guru SMKN 8 Medan Nama Mapel Sekolah
: Dra.Letty Irwana Pakpahan : Sejarah Indonesia : SMKN 8 Medan, Sumatera Utara
"Dengan Kurikulum 2013 siswa dan guru sama-sama aktif. Si anak aktif mencari di jejaring internet sehingga memudahkan guru dalam mengajar. Buku Siswa dan Guru telah disiapkan dari pusat sehingga tidak perlu lagi membeli buku yang dapat memberatkan siswa seperti sebelumnya. Dan juga pada kurikulum yang lalu memberikan nilai hanya berdasarkan apa yang dicapai siswa saja, namun dengan Kurikulum 2013 penilaian juga mencakup proses belajar serta sikap siswa.”
SD NO. 103 INPRES HASANUDIN
69
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
70
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
71
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
72
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD 178 MAROS
73
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SD 178 MAROS
74
KEGEMBIRAAN ANAK-ANAK SD 178 MAROS
75
Terima Kasih