Pemilihan lokasi Gardu Induk (GI) pada umumnya jauh dari pusat beban di
perkotaan dengan alasan harga tanah di luar kota yang relatif lebih murah. Hal
ini ...
Laporan Penelitian dan Pengembangan No. 002.LIT.2004
KAJIAN FINANSIAL PEMILIHAN LOKASI GARDU INDUK
PT PLN (PERSERO) PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN JL. DUREN TIGA JAKARTA 12760. PO BOX 6701/JKSRB, JAKARTA 12067 TELPON : (021)7973774, 7980190, 7982035 (HUNTING), FAX (021)7991762 www.pln-litbang.co.id
PLN LITBANG
LAPORAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN RESEARCH AND DEVELOPMENT REPORT
No. ::
002.LIT.04
Tgl. :
03-12-2004
Date
Judul Title
KAJIAN FINANSIAL PEMILIHAN LOKASI GARDU INDUK
Penulis Authors
Peminta Jasa 1. 2. 3. 4.
B. Rochjuwihardjo Effendi Alam Hanggoro Suwarno
Jumlah Laporan
3
Number of Reports
Jumlah Halaman
Client
Direktur Transmisi & Distribusi PLN (Persero)
24
Dikeluarkan Oleh / Issued by
Number of Pages
General Manager Sifat / Classification
Terbatas
Keterangan Note
---DJOKO PRASETYO
Kata Kunci Keywords
Gardu Induk, JTT, JTM, Rugi-rugi JTM, IRR
No. KPP 03/RD/BLUR/2004
Ringkasan Abstract
Pemilihan lokasi Gardu Induk (GI) pada umumnya jauh dari pusat beban di perkotaan dengan alasan harga tanah di luar kota yang relatif lebih murah. Hal ini menyebabkan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) menjadi panjang yang menimbulkan adanya dugaan tegangan pelayanan menjadi buruk, rugirugi JTM menjadi tinggi, biaya investasi pembangunan dan biaya O&M JTM menjadi tinggi. Dalam kajian ini telah ditinjau tiga opsi pemilihan lokasi dan desain GI, yaitu: (i) Opsi A : lokasi dekat pusat beban, jenis GI konvensional, (ii) Opsi B: lokasi jauh dari pusat beban, jenis GI konvensional, (iii) Opsi C: lokasi dekat pusat beban, jenis GIS. Pada ketiga opsi tersebut diasumsikan setiap GI terdiri dari dua bay line, tiga bay trafo dan satu bay kopel 150kV, serta 10 penyulang keluar 20 kV, yang masing-masing membutuhkan luas tanah tertentu untuk bangunan sipil dan serandang hubung. Kajian ini juga mempertimbangkan biaya yang terkait dengan panjang Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) yang memasok GI dimaksud. Model finansial yang digunakan berupa kalkulasi semua biaya investasi dan biaya O&M, serta biaya rugi-rugi JTM, selama 30 tahun, dan selanjutnya membandingkan IRR ketiga opsi pemilihan lokasi GI diatas. Dari hasil kajian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Lokasi GI tipe GIS dekat pusat beban dengan SUTT Steel Pole & Tower Lattice akan lebih fisibel dibandingkan dengan lokasi GI tipe konvensional jauh dari pusat beban. 2. Lokasi GI tipe GIS dengan SKTT dan lokasi GI tipe konvensional dengan SUTT Steel Pole & Tower Lattice dekat pusat beban akan lebih fisibel dibandingkan dengan lokasi GI tipe konvensional jauh dari pusat beban pada panjang JTT tertentu atau pada panjang JTT dan rasio nominal harga tanah tertentu.
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
DAFTAR ISI HALAMAN
RINGKASAN……………………………………………………………………………………………..1 DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 2 1.
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4 1.2. Permasalahan ................................................................................................................................ 4 2.
TUJUAN PENELITIAN............................................................................................................... 4
3.
METODOLOGI............................................................................................................................ 4
3.1. Pengumpulan Data ........................................................................................................................ 4 3.2. Analisa Data.................................................................................................................................. 4 4.
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
4.1. Gardu Induk .................................................................................................................................. 5 4.1.1.
Opsi Pemilihan Lokasi GI .................................................................................................... 5
Gambar 1 : Opsi pemilihan lokasi GI..................................................................................................... 6 4.1.2.
Biaya Investasi...................................................................................................................... 8
4.2. JARINGAN TEGANGAN MENENGAH.................................................................................... 8 4.2.1.
Tegangan Jatuh Pelayanan.................................................................................................... 8
Tabel 1 : Konstanta JTM .......................................................................................... 9 Gambar 2 : Pembebanan SKTM dengan tegangan jatuh di ujung JTM 5% .......................................... 9
4.2.2. RUGI-RUGI TEKNIS JTM ............................................................................ 10 Tabel 2 : Rugi-rugi JTM ......................................................................................... 10 4.2.3. Biaya Investasi dan Biaya O&M JTM ............................................................ 11 4.3. JARINGAN TEGANGAN TINGGI........................................................................................... 11 4.3.1.
Kontruksi Jaringan Tegangan Tinggi ................................................................................. 11
4.3.2.
Biaya Investasi dan Biaya O&M JTT ................................................................................. 11
5.
TINJAUAN EKONOMIS........................................................................................................... 12
5.1. Net Present Value........................................................................................................................ 12 5.2. Biaya Investasi dan Biaya O&M ................................................................................................. 13 5.3 Perhitungan NPV ........................................................................................................................ 14
Tabel 3 : PERHITUNGAN NPV OPSI C & OPSI B ............................................. 15 Tabel 3 : PERHITUNGAN NPV OPSI A & OPSI B ............................................. 16 6
KESIMPULAN........................................................................................................................... 16
7.
SARAN....................................................................................................................................... 17
8.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 18
LAMPIRAN.................................................................................................................... 19 Tabel 5 : Perhitungan NPV Opsi A (SUTT SP) & Opsi B (SUTT TL).................. 20 Tabel 6 : Perhitungan NPV Opsi A (SUTT TL) & Opsi B (SUTT TL) ................. 21 2 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
Tabel 7 : Perhitungan NPV Opsi C (SUTT TL) & Opsi B (SUTT TL).................. 22 Tabel 8 : Perhitungan NPV Opsi C (SUTT SP) & Opsi B (SUTT TL) .................. 23 Tabel 9 : Perhitungan NPV Opsi C (SKTT) & Opsi B (SUTT TL) ....................... 24
3 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
KAJIAN FINANSIAL PEMILIHAN LOKASI GARDU INDUK 1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kajian finansial opsi-opsi pemilihan lokasi gardu induk (GI) dilaksanakan atas permintaan Direktur Transmisi dan Distribusi PT PLN (Persero) berkaitan dengan adanya dugaan bahwa banyaknya GI yang berlokasi jauh dari pusat beban telah menyebabkan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) menjadi panjang, karena JTM harus ditarik dari GI ke lokasi beban di perkotaan, sehingga dana investasi JTM menjadi tinggi, rugi-rugi JTM tinggi dan tegangan pelayanan buruk. Pemilihan lokasi GI di luar kota dan jauh dari pusat beban dilakukan PLN karena harga tanah di luar kota relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga tanah di perkotaan. Kajian ini dimaksudkan untuk menganalisis biaya total dari penyediaan GI dan JTM dengan mempertimbangkan bukan hanya biaya pengadaan tanah, namun juga biaya investasi, biaya operasi & pemeliharaan (O&M) dan biaya yang ditimbulkan oleh rugi-rugi jaringan. Selanjutnya biaya total antara opsi lokasi GI di luar kota dan opsi lokasi di perkotaan akan diperbandingkan.
1.2.
Permasalahan Adanya dugaan bahwa pemilihan lokasi GI yang jauh dari perkotaan / pusat beban telah menyebabkan tingginya biaya investasi (berkaitan dengan JTM yang panjang), memburuknya tegangan pelayanan dan membesarnya rugi-rugi teknis JTM.
2.
TUJUAN PENELITIAN Membuktikan dengan kajian finansial bahwa pemilihan lokasi GI di luar kota yang jauh dari pusat beban adalah benar/tidak benar mengakibatkan biaya total menjadi lebih mahal, dimana biaya total dimaksud terdiri dari biaya investasi, biaya O&M dan biaya rugi-rugi jaringan.
3.
METODOLOGI
3.1.
Pengumpulan Data - Studi literatur terhadap pengembangan sistem distribusi yang mencakup peramalan pertumbuhan kebutuhan listrik didalam suatu area tertentu, fasilitas eksiting yang ada yaitu Jaringan Tegangan Tinggi (JTT), GI dan JTM, asumsi-asumsi dan kriteria yang dipilih antara lain standar design/standar kontruksi SUTM/SKTM di wilayah PLN Distribusi Jaya dan Tangerang dan PLN P3B Region I. - Mencari harga satuan pembangunan JTM, GI, JTT, dsb. - Mencari biaya operasi & pemeliharaan JTM, JTT dan GI. - Mencari harga satuan material seperti konduktor dan isolator.
3.2.
Analisa Data 4 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
- Melakukan perhitungan rugi-rugi (losses) teknis JTM - Melakukan analisa harga pembangunan dan biaya operasi & pemeliharaan GI, JTT dan JTM - Melakukan kajian analisa biaya. 4.
PEMBAHASAN
4.1.
Gardu Induk Pemilihan lokasi GI harus mempertimbangkan faktor-faktor dibawah ini : - Konfigurasi sistem penyaluran dan kebutuhan daya distribusi secara keseluruhan. - Potensi kesulitan penyaluran dan distribusi yang menuju atau keluar dari GI, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. - Luas lokasi GI, peruntukan lokasi/tanah GI.
Dalam kajian ini lokasi GI yang dipilih sudah mempertimbangkan persyaratan diatas dan dianggap umur teknis peralatan instalasi yang diinvestasikan di GI dianggap sama, dengan umur teknis ditetapkan 30 tahun. Topologi jaringan yang digunakan dalam kajian diperlihatkan pada gambar 1, dimana diasumsikan GI mempunyai 2 bay line, 3 bay trafo, 1 bay kopel 150 kV dan 10 penyulang keluar 20 kV. 4.1.1.
Opsi Pemilihan Lokasi GI Studi ini mengkaji tiga opsi pemilihan lokasi GI, yaitu : i. Opsi A : lokasi GI dekat pusat beban/perkotaan dengan GI tipe konvensional, sehingga JTMnya relatif pendek, yaitu 2 kms per penyulang. ii. Opsi B : lokasi GI jauh dari pusat beban/perkotaan dengan GI tipe konvensional, sehingga JTM-nya relatif panjang, yaitu 20 kms per penyulang. iii. Opsi C : lokasi GI dekat pusat beban/perkotaan dengan GI tipe GIS, sehingga JTM-nya relatif pendek, yaitu 2 kms per penyulang. Panjang JTT (double circuit) untuk Opsi A dan C adalah 10 km per sirkit, sedangkan panjang JTT untuk Opsi B adalah 2 km per sirkit. GI tipe konvensional memerlukan lahan seluas 20.000 s/d 25.000 m2 karena setiap bay di serandang hubung membutuhkan lahan 14x85 m2 sekitar 1.190 m2. Sedangkan GI tipe GIS membutuhkan luas lahan yang relatif lebih kecil, yaitu 3.000 m2 karena serandang hubungnya hanya membutuhkan luas lahan sekitar 20x40 m2 .
5 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
SUTT 150 kV Rencana GI OPSI B
SUTT 150 Kv Existing
JTM
GD
JTM
GD
Pusat Beban
GD
GD
GD
SUTT 150 kV Rencana
GI OPSI A & C
Gambar 1 : Opsi pemilihan lokasi GI
6 / 24
PLN-LITBANG
OPSI
A
No. 002.LIT.2004
Lokasi GI
Dekat Pusat Beban (perkotaan)
B
Jauh dari Pusat Beban (pinggiran)
C
Dekat Pusat Beban (perkotaan)
Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Biaya Investasi : - GI tipe konvensional, bangunan sipil dan peralatan instalasi (2 bay line, 3 bay trafo, 1 bay kopel). - JTT tower lattice (alt. 3) dan steel pole (alt. 2). - JTM berupa saluran kabel bawah tanah Biaya O&M : - GI/JTT dan JTM - Rugi-rugi teknis JTM (Rugi-rugi JTT diabaikan) Biaya Investasi : - GI tipe konvensional, bangunan sipil dan peralatan instalasi (2 bay line, 3 bay trafo, 1 bay kopel) - JTT tower lattice (alt. 3). - JTM berupa saluran kabel bawah tanah Biaya O&M - GI/JTT & JTM - Rugi-rugi teknis JTM (Rugi-rugi JTT diabaikan) Biaya Investasi : - GI tipe GIS, bangunan sipil dan peralatan instalasi (2 bay line, 3 bay trafo, 1 bay kopel). - JTT berupa kabel tanah (alt.1), tower lattice (alt. 3) dan steel pole (alt. 2). - JTM berupa saluran kabel bawah tanah Biaya O&M - GI/JTT & JTM - Rugi-rugi teknis JTM (Rugi-rugi JTT diabaikan)
Harga tanah di lokasi GI untuk Opsi A dan juga Opsi C relatif lebih mahal dibandingkan dengan Opsi B, sehingga harga tanah pada Opsi B dijadikan sebagai basis, dan harga tanah pada Opsi A dan C dinyatakan sebagai kelipatan (rasio) dari basis tersebut. JTT yang memasok GI dikaji untuk 3 alternatif, yaitu: - Alternatif 1 :
Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT), cocok untuk perkotaan yang sangat padat dan bebannya sangat tinggi seperti Jakarta.
- Alternatif 2 :
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tower tipe steel pole untuk lokasi/wilayah yang sulit dalam pembebasan tapak tower.
- Alternatif 3 :
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tower tipe lattice yang umum dipasang di pinggiran/luar kota.
dikecualikan Opsi A yang hanya JTT alternatif 2 & 3 saja. Penyaluran beban ke konsumen/pelanggan memerlukan pemasangan JTM, untuk Opsi B yang 7 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
dipasang adalah saluran kabel bawah tanah (Saluran Kabel Tegangan Menengah, SKTM) sepanjang 14 x 20 kms sedangkan Opsi A & C dipasang saluran kabel bawah tanah (Saluran Kabel Tegangan Menengah, SKTM) sepanjang 10 x 2 kms dengan pembebanan dibatasi sesuai dengan tegangan pelayanan JTM yang diinginkan. Besarnya biaya investasi, biaya O&M dan rugi-rugi JTM sangat tergantung kepada panjang JTT, tambahan biaya pembebasan untuk lahan tapak tower terutama tower lattice, rasio nominal harga tanah antara lokasi perkotaan dan luar kota, panjang JTM dan pembebanan sehingga dengan membuat simulasi keempat variabel diatas didalam semua opsi akan mendapatkan nilai NPV yang bervariasi 4.1.2.
Biaya Investasi Biaya investasi pembangunan sebuah GI merujuk pada pekerjaan di PLN terdahulu GI 150 kV PLN Proyek DKI Jaya & Banten dan pembuatan rencana anggaran belanja dari PLN P3B yang terdiri sebagai berikut: GI konvensional : - Harga tanah 20.000 m2 @ Rp.500.000,= Rp. 10.000.000.000,- Bangunan sipil (asumsi 0,25 dari tipe GIS) = Rp. 2.115.053.000,- Peralatan instalasi = Rp. 21.366.699.960,GI tipe GIS: - Harga tanah 3.000 m2 @ Rp. 10.000.000,- = Rp. 30.000.000.000,- Bangunan sipil : = Rp. 8.460.212.000,- Peralatan instalasi = Rp. 33.749.948.934,Biaya O&M GI telah termasuk dalam biaya O&M JTT dan JTM.
4.2.
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
4.2.1. Tegangan Jatuh Pelayanan Pada kajian ini jenis JTM yang digunakan saluran kabel untuk melayani perkotaan (urban) yang kerapatan bebannya relatif tinggi (>0,2 MVA per km2)1. Sistem distribusi diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik ke pelanggan dengan mutu yang baik, antara lain tegangan jatuh pada ujung JTM adalah maksimun 5%2. Tegangan jatuh pada JTM dapat dihitung dengan persamaan sbb :
d=
∆U PL = 100 2 ( r + x tg Φ ) U U
Dimana : d = tegangan jatuh dalam % 1 Sumber : kriteria desain jaringan oleh Sofrelec untuk daerah DKI
8 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
P = beban dalam MW U = tegangan sistem (kV) L = jarak antara lokasi GI dengan pusat beban (km) r = nilai resistans penghantar Ohm/km x = nilai reaktansi penghantar Ohm/km Φ sudut daya Dengan batasan tegangan jatuh pada ujung JTM maksimum 5%, maka pembebanan maksimum yang diijinkan dapat dihitung dengan persamaan di atas lihat gambar 2 dibawah.
Pada tabel 1 berikut ini diberikan data SKTM XLPE tipe NA2XSEYBY dan SUTM dengan penampang AAAC 228 & 150 mm2 untuk saluran utama, dan 70 & 35 mm2 untuk saluran percabangan.. Tabel 1 : Konstanta JTM r (300 C) Ohm/km 0,150 0,234 0,519 1,003
Penampang mm2
JTM
240 150 95 228 150 70 35
SKTM (aluminium) SUTM (aluminium alloy)
r (500 C) Ohm/km 0,140 0,231 0,359 -
x Ohm/km 0,1 0,1 0,1 0,35 0,35 0,36 0,36
Pembebanan SKTM pada fd=0,8 & teg. jatuh max. 5 %
12,00
Beban (MW)
10,00 8,00 6,00
SKTM 240 mm2
4,00 2,00 0,00 0
5
10
15
20
25
Panjang saluran kms
Gambar 2 : Pembebanan SKTM dengan tegangan jatuh di ujung JTM 5%
Melihat gambar 2 diatas dan selama pembebanan dan jarak masih berada di bawah grafik tersebut 2 Sumber: s.d.a
9 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
berarti tegangan pelayanan masih memenuhi kriteria mutu yang baik, yaitu tegangan jatuh < 5%, sehingga pembebanan JTM Opsi A & C adalah 8 MVA per penyulang dan JTM Opsi B adalah 5,8 MVA per penyulang faktor daya 0,8. Sehingga untuk dapat menyalurkan daya sekitar 80 MVA maka JTM Opsi B membutuhkan 14 penyulang (14 x 20 kms) SKTM dengan penampang penghantar 240 mm2 . 4.2.2.
RUGI-RUGI TEKNIS JTM Rugi-rugi didalam JTM disebabkan oleh arus beban yang mengalir didalam konduktor yang mempunyai parameter rangkaian resistans ( R ) dan reaktif ( X ) yang akan menimbulkan rugi-rugi aktif I2R [Watt] dan rugi-rugi reaktif I2X [VAR]. Sedangkan beban selalu berfluktuasi sepanjang hari (selama 24 jam) yang dapat digambarkan dalam sebuah kurva yang disebut kurva beban harian, sehingga arus bebanpun juga akan ikut berfluktasi mengikuti kurva beban harian, sehingga rugi-rugi energi aktif (losses kWH) dapat ditulis sebagai persamaan : t
Rugi − rugi = ∫ i 2 .R.dt 0
dan rugi-rugi energi
reaktif secara teoritis tidak merupakan energi sehingga tidak perlu
diperhatikan. Rugi-rugi JTM berbanding kwadratis dengan arus; dan pada faktor daya (fd) mendekati 1 sedangkan tegangan 1 per unit (20 kV), maka arus berbanding lurus dengan daya (kW). Untuk menghitung rugi-rugi JTM secara praktis diperkenalkan satu istilah load loss factor (LLF) yaitu rasio loss rata-rata terhadap loss pada beban puncak. LLF sama dengan beban rata-rata kwadrat dibagi beban puncak kwadrat sehingga sebanding LF2 atau dapat ditulis seperti dibawah ini :
LLF =
( BEBAN RATA − RATA) 2 ∞ ( LOAD FACTOR ) 2 2 ( BEBAN PUNCAK )
Tipikal LLF dapat didekati dengan formula seperti dibawah ini :
LLF = a.LF + (1 − a ).LF 2 Untuk sistem distribusi nilai a berkisar antara 0 s/d 0,2, maka jika a=0,2 maka persamaan diatas menjadi :
LLF = 0,2.LF + 0,8.LF 2 Dengan persaman diatas maka dapat dihitung rugi-rugi JTM per kms per tahun dengan nilai R (lihat Tabel 1) dan LF=0,8 dengan beban maksimun 5,8 MVA (Opsi B) dan 8 MVA (Opsi A & C) sebagai berikut : Tabel 2 : Rugi-rugi JTM
10 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
PENAMPANG (mm2) 240
JTM SKTM 4.2.3.
RUGI-RUGI JTM (Juta Rp./ kms / tahun) OPSI A 88
OPSI B 76,7
OPSI C 88
Biaya Investasi dan Biaya O&M JTM Biaya pembangunan diambil berdasarkan Harga Acuan Jasa dan Barang/Material Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk Pembuatan RAB di Unit tahun 2004 PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sebagai berikut : - SKTM
:
Rp.
237.887.000,- per kms.
- SUTM
:
Rp.
195.984.000,- per kms.
Sedangkan untuk biaya operasi & pemeliharaan adalah berkisar 0,5% s/d 1,5%, maka dalam tulisan diambil 1% untuk biaya operasi & pemeliharaan SKTM dan 1,5% untuk SUTM, sehingga biaya operasi & pemeliharaan JTM adalah sebagai berikut : - SKTM
:
Rp.
2.378.870,- per kms per tahun
4.3.
JARINGAN TEGANGAN TINGGI
4.3.1.
Kontruksi Jaringan Tegangan Tinggi JTT diwilayah PLN Region I (DKI Jaya, Banten) yang memasok sebuah GI adalah terdiri Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150 kV (SKTT-150 kV) sirkit ganda dengan kabel TT tipe XLPE single core copper 800 mm2 (JTT alternatif 1) yang memerlukan trace (ROW) selebar dua meter dengan kedalaman sekitar 3,5 s/d 4 meter, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV sirkit ganda yang berpenghantar ACSR dengan penampang ZEBRA 428/65 mm2 dan HAWK 240/40 mm2 ditopang oleh menara dengan tipe Steel Pole (JTT alternatif 2) yang pondasinya memerlukan luas lahan 4x6 m2 atau tipe Tower Lattice (JTT alternatif 3) yang pondasinya memerlukan luas lahan sekitar 15x15 m2 . Diperkotaan yang padat bangunan dan jalan raya yang relatif lebar sangat cocok menggunakan JTT alternatif 2, yang tiangnya dapat dipasang ditepi jalan yang luas lahan untuk pondasinya relatif kecil, tetapi jika menggunakan SKTT memerlukan biaya investasi yang sangat besar dibandingkan dengan menggunakan SUTT Steel Pole. Sehingga didalam opsi A hanya menggunakan JTT alternatif 2 & 3 karena tipe GI dipilih konvensional yang memerlukan luas lahan 20.000 m2 dengan harga tanah relatif mahal, sehingga biaya investasi opsi A akan menjadi paling mahal apabila menggunakan SKTT. Biaya pembanguan SUTT 150 kV tipe Tower Lattice untuk Opsi A & C agak berbeda dengan Opsi B karena untuk daerah perkotaan memerlukan tambahan biaya pembebasan lahan untuk pondasi seluas 15x15 m2 dikali biaya pembebasan sesuai dengan ketentuan Pemerintahan Daerah setempat.
4.3.2.
Biaya Investasi dan Biaya O&M JTT 11 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
Biaya investasi JTT sebagai acuan diambil dari perjanjian pemborongan untuk pekerjaan SKTT & SUTT 150 kV PLN Proyek DKI Jaya & Banten, sedangkan untuk konduktor dan isolator berdasarkan informasi dari PT. Twink & PT. Voksel. Biaya investasi JTT (sirkit ganda) untuk Opsi B adalah sebagai berikut : - Alternatif 2 :
Rp.
2.954.266.008,- per kms
- Alternatif 3 :
Rp.
1.951.189.377,- per kms
Sedangkan investasi JTT untuk Opsi A & C adalah sebagai berikut
:
- Alternatif 1 :
Rp.
28.558.394.893,- per kms
- Alternatif 2 :
Rp.
2.954.266.008,- per kms
- Alternatif 3 :
Rp.
3.751.189.377,- per kms (asumsi ada tambahan biaya pembebasan)
Untuk biaya operasi & pemeliharaannya dihitung berdasarkan persentasi dari biaya investasi peralatan sebagai berikut3 : - Alternatif 1 :
0,5% dari Rp. 28.558.394.893,- per kms per tahun
- Alternatif 2 :
1%
dari Rp. 2.954.266.008,-
per kms per tahun
- Alternatif 3 :
1,5% dari Rp. 1.951.189.377,-
per kms per tahun
5.
TINJAUAN EKONOMIS
5.1.
Net Present Value Untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek pembangunan atau menentukan pilihan antara berbagai macam usulan proyek dapat menggunakan analisa Net Present Value (NPV) . Berdasarkan uraian diatas maka semua unsur biaya investasi, biaya O&M dan rugi-rugi JTM masing-masing opsi dihitung NPV dengan menggunakan persamaan dibawah ini. T
NPV = ∑ t =0
CFt i
CFt CF1 CF2 CFT = CF0 + + + .......... + t 1 2 (1 + i ) (1 + i) (1 + i) (1 + i) T
= cash flow pada tahun t = tingkat bunga (interest)
Untuk menentukan pemilihan lokasi GI yang lebih ekonomis adalah dengan membandingkan nilai NPV dari masing-masing opsi dan dipilih yang lebih kecil. Nilai NPV masing-masing opsi akan sangat tergantung kepada panjang JTT, rasio nominal harga tanah, panjang JTM dan pembebanan JTM, tetapi didalam kajian ini nilai NPV Opsi B hanya berubah tergantung nilai harga tanah yang dijadikan basis yaitu Rp. 100 ribu per m2 atau Rp. 250 ribu m2 atau Rp. 500 ribu per m2, sedangkan nilai NPV Opsi A & Opsi C akan divariasikan terhadap panjang JTT dan rasio nominal harga tanah serta biaya tambahan pembebasan untuk
3 Sumber Manual for Power System Development Planning July 1976
12 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
lahan pondasi jika menggunakan SUTT Tower Lattice. 5.2.
Biaya Investasi dan Biaya O&M Setiap opsi A, B & C GI 150 kV mengandung unsur biaya sebagai berikut : OPSI A URAIAN VOLUME UNIT H. SATUAN (Juta Rp) INVESTASI Luas lahan JTT STEEL POLE (alt. 2)
20.000
m2
Kelipatan dari Opsi B
k* x 2 k* x 2
kms kms
SIPIL GI JTM O&M Rugi-rugi JTM SKTM LF=0,8
2 3 1 1 2
set set set lot kms
2.954 3.751 21.366 3.163 4.251 2.287 2.115 238
10 x 2
kms/th
88
JTT STEEL POLE TOWER LATTICE
k* x 2 k* x 2
kms/th kms/th
29,543 29,268
10 x 2
kms/th
2,38
VOLUME
UNIT
H. SATUAN (Juta Rp)
20.000
m2
0,1; 0,25; 0,5
2
kms
2 3 1 1 14 x 20
set set set lot kms
1.951 21.366 3.163 4.251 2.287 2.115 199
14 x 20
kms/th
76,7
2
kms/th
29,268
TOWER LATTICE (alt. 3) M & E Konvensional Bay line Bay trafo Bay kopel
JTM SKTM k* = kelipatan 1 s/d 5 (JTT) OPSI B URAIAN INVESTASI Luas lahan JTT TOWER LATTICE (alt. 3) M & E Konvensional Bay line Bay trafo Bay kopel SIPIL GI JTM O&M Rugi-rugi JTM SKTM LF=0,8 O&M JTT TOWER LATTICE
13 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
O&M JTM SKTM
14 x 20
kms/th
2,38
VOLUME
UNIT
H. SATUAN (Juta Rp)
3.000
m2
Kelipatan dari Opsi B
k* x 2 k* x 2 k* x 2
kms kms kms
2 3 1 1
set set set lot
28.558 2.954 1.951 33.749 6.505 5.008 5.713 8.460
10 x 2
kms
238
10 x 2
kms/th
88
k* x 2 k* x 2 k* x 2
kms/th kms/th kms/th
142,792 29,543 29,268
10 x 2
kms/th
2,38
OPSI C URAIAN INVESTASI Luas lahan JTT SKTT (alt. 1) STEEL POLE (alt. 2) TOWER LATTICE (alt. 3) M & E GIS Bay line Bay trafo Bay kopel SIPIL GI JTM SKTM O&M Rugi-rugi JTM SKTM LF=0,8 O&M JTT SKTT STEEL POLE TOWER LATTICE O&M JTM SKTM k* = kelipatan 1 s/d 5 (JTT) 5.3
Perhitungan NPV Nilai NPV masing-masing opsi yaitu Opsi A, B & C dihitung dengan menggunakan asumsi sebagai berikut : a. Tingkat diskon (discount rate, dr) adalah 15% dan dengan analisa sensitivitas 12,5% dan 17,5% b. Biaya O&M dinaikkan setiap tahun sesuai tingkat inflasi 5%. Nilai NPV Opsi B dihitung pada harga tanah dengan basis Rp. 100 ribu, atau Rp. 250 ribu, atau Rp. 500 ribu per m2 sehingga akan diperoleh nilai NPV sesuai dengan nialai basis yang dipilih. Sedangkan nilai investasi Opsi A & C bervariasi terhadap rasio nominal harga tanah terhadap lokasi GI Opsi B yaitu sebesar 5 s/d 20 kali dari masing-masing basis yang dipilih , pada panjang JTT yang bervariasi dari 2 kms s/d 10 kms (sirkit ganda), biaya pembebasan maksimun lahan untuk pondasi SUTT Tower Lattice Rp 2 juta per m2 sedangkan unsur biaya lainnya sama seperti diuraikan diatas. Proses perhitungan akan dihentikan jika NPV Opsi A & C sudah menjadi lebih kecil dari nilai 14 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
NPV Opsi B.
Berdasarkan perhitungan NPV dapat diperoleh hasil berupa tabel antara lain sebagai berikut : Melihat tabel 3 dibawah ini maka lokasi GI tipe GIS dengan SUTT Steel Pole & SUTT Tower Lattice dan lokasi GI tipe konvensional dengan SUTT Steel Pole dekat pusat beban akan lebih ekonomis / fisibel dibandingkan dengan lokasi GI tipe konvensional jauh dari pusat beban. Sedangkan lokasi GI tipe GIS dekat pusat beban dengan SKTT dan akan fisibel dibandingkan dengan lokasi GI jauh dari pusat beban pada panjang SKKT tertentu atau pada panjang SKTT dan rasio nominal harga tertentu. Sebagai ilustrasi pada panjang SKTT 2 x 6 kms dan rasio nominal harga tanah sama atau lebih kecil dari 19 x 500 ribu per m2 maka lokasi GI dekat pusat beban juga akan menjadi fisibel. Tabel 3 : PERHITUNGAN NPV OPSI C & OPSI B OPSI C
OPSI B DR
RASIO SKTT = 2 x 10 kms
SUTT SP
SUTT TL
SUTT TL
Rp337.525.722,56
Rp98.805.760,94
Rp104.189.356,29
Rp336.406.076,77
12,50%
Rp323.218.006,95
Rp91.807.317,36
Rp97.397.741,66
Rp281.264.982,77
15,00%
Rp311.504.989,40
Rp86.488.619,33
Rp92.184.800,32
Rp242.096.829,54
17,50%
Rp345.525.722,56
Rp106.805.760,94
Rp112.189.356,29
Rp339.072.743,43
12,50%
Rp331.044.093,91
Rp99.633.404,31
Rp105.223.828,61
Rp288.873.678,42
15,00%
Rp319.164.563,87
Rp94.148.193,80
Rp99.844.374,79
Rp244.650.021,03
17,50%
Rp358.859.055,89
Rp120.139.094,28
Rp125.522.689,62
Rp343.517.187,88
12,50%
Rp344.087.572,17
Rp112.676.882,57
Rp118.267.306,87
Rp288.221.504,51
15,00%
Rp331.930.521,32
Rp106.914.151,25
Rp112.610.332,24
Rp248.905.340,18
17,50%
BASIS 100 RB
20x
BASIS 250 RB
20x
SKTT = 2 x 6 kms Rp237.530.743,96 Rp226.626.253,17 Rp217.821.371,68
BASIS 500 RB
20 x
Rp250.864.077,30 Rp239.669.731,43 Rp230.587.329,12
Rp249.530.743,96 19 x
Rp238.365.383,61 Rp229.310.733,38
15 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
Melihat tabel 4 dibawah ini maka lokasi GI tipe konvensional dekat pusat beban dengan SUTT Steel Pole akan lebih ekonomis / fisibel dibandingkan dengan lokasi GI tipe konvensional jauh dari pusat beban sedangkan loksi GI tipe konvensional dengan SUTT Tower Lattice juga akan menjadi lebih ekonomis / fisibel pada rasio nominal harga tanah tertentu dan tanpa biaya tambahan pembebasan lokasi tapak tower . Sebagai ilustrasi untuk SUTT Steel Pole pada rasio nominal harga tanah sama atau lebih kecil dari 19 x 500 ribu per m2 dan tanpa biaya tambahan untuk pembebasan lahan tapak tower maka lokasi GI dekat pusat beban juga akan menjadi fisibel. Tabel 3 : PERHITUNGAN NPV OPSI A & OPSI B OPSI A
OPSI B DR
RASIO SUTT SP
SUTT TL
SUTT TL
Rp110.711.699,85
Rp128.771.437,18
Rp336.406.076,77
12,50%
Rp103.772.379,74
Rp121.445.429,48
Rp281.264.982,77
15,00%
Rp98.419.703,60
Rp115.720.835,21
Rp242.096.829,54
17,50%
Rp164.045.033,18
Rp182.104.770,51
Rp339.072.743,43
12,50%
Rp155.946.292,78
Rp173.619.342,53
Rp288.873.678,42
15,00%
Rp149.483.533,39
Rp166.784.665,00
Rp244.650.021,03
17,50%
Rp252.933.922,07
Rp270.993.659,40
Rp343.517.187,88
12,50%
Rp242.902.814,52
Rp260.575.864,27
Rp288.221.504,51
15,00%
Rp251.891.047,98
Rp248.905.340,18
17,50%
BASIS 100 RB
20x
BASIS 250 RB
20x
BASIS 500 RB
Rp234.589.916,37 20 x
Tanpa tambahan biaya pembebasan tapak tower Rp254.993.659,40 Rp244.923.690,35 Rp236.571.899,04 Rp262.104.770,51
19 x
Rp251.880.212,09 Rp243.380.409,68
6 KESIMPULAN 6.1 Lokasi GI tipe GIS dengan SUTT Steel Pole & Tower Lattice GIS dan lokasi GI tipe konvensional 16 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
dengan SUTT Steel Pole dekat pusat beban / perkotaan akan lebih ekonomis / fisibel dibandingkan dengan lokasi GI tipe Konvensional yang jauh dari pusat beban / luar kota. 6.2 Lokasi GI tipe GIS dengan SKTT dan lokasi GI tipe konvensional dekat pusat beban / perkotaan dengan SUTT Tower Lattice akan lebih ekonomis / fisibel dibandingkan dengan lokasi GI tipe konvensional yang jauh dari pusat beban / luar kota pada panjang JTT tertentu atau pada panjang JTT dan rasio nominal harga tanah tertentu.
7. SARAN 7.1 Pemilihan lokasi GI tipe GIS yang dekat pusat beban / perkotaan dengan SKTT akan dipilih jika SUTT Steel Pole dan SUTT Tower Lattice tidak memungkinkan lagi untuk memasok GI tersebut atau penyaluran daya ke pelanggan yang cukup besar sekitar 80 MVA ke atas. 7.2 Pertumbuhan kerapatan beban pada suatu area dapat dipantau dengan seksama sehingga pembebasan lokasi GI dapat dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum harga tanah didaerah tersebut menjadi mahal sekali sehingga rasio nominal harga tanah dapat ditekan serendah mungkin untuk menekan biaya investasi pembelian sebidang tanah lokasi GI.
17 / 24
PLN-LITBANG
8.
No. 002.LIT.2004
DAFTAR PUSTAKA 1
Project proposal and feasibility study of JABOTABEK Distribution System Development for period 1985/1986 - 1987/1988 oleh Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
2
Main report Feasibility Study of Bandung Distribution System Period 1976 - 1982 oleh konsultan SOFRELEC.
3
Electric Distribution System Engineering Handbook third edition Raytheon Engineers & Constructors.
4
Manual for power system development planning.
5
Electric Power System oleh B.M. Weedy dan B.J. Cory fourth edition.
6
Evaluasi Proyek Analisa Ekonomi oleh KADARIAH edisi dua Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS INDONESIA.
7
Makalah Direktur Perencanaan RAPAT KERJA PT. PLN(Persero) 27 - 28 Maret 2001.
8
Java Power System Development Plan oleh PREECE, CARDEW & RIDER Consulting Engineers.
9
Electricity Distribution Network Design 2nd Edition E. Lakervi & E.J. Holmes
10 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0954K/30/MEM/2004 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional. 11 Ekonomi Untuk Manajer oleh Ir. Taufik B, M.Si 12 Least-Cost Electric Utility Planning oleh Harry G. Stoll 13 Kontrak No. 370 PJ/063/DIRUT/199 tanggal 31 Maret 1999 tentang Lot 8 : 150 kV GIS for New Senayan and 150 kV UGC Kembangan – Senayan. 14 Kontrak No. 042.1.PJ/131/PI KITRING JBN/2003 tanggal 25 Agustus 2003 tentang Pengadaan dan Pemasangan 150/20 kV Trafo 60 MVA, Steel Structure Gantry, E/M, Metalclad Switchgear dan Telekomunikasi GI 150 Poncol. 15 Kontrak No. 079.PJ/131/PI KITRING JBN/2003 tanggal 12 Desember 2003 tentang Pembongkaran, Pondasi, Erection dan Stringing SUTT 150 kV Gandaria – TMII. 16 Harga Acuan Jasa dan Barang / Material Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk Pembuatan RAB di UNIT PT. PLN(Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang tahun 2004.
18 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
LAMPIRAN
19 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004 ANALISA FINANSIAL
OPSI A (SUTT SP, SKTM 10 x 2 kms) THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 257.782.153
O&M 378.161,91 397.070,01 416.923,51 437.769,68 459.658,17 482.641,07 506.773,13 532.111,78 558.717,37 586.653,24 615.985,90 646.785,20 679.124,46 713.080,68 748.734,72 786.171,45 825.480,03 866.754,03 910.091,73 955.596,31 1.003.376,13 1.053.544,94 1.106.222,18 1.161.533,29 1.219.609,96 1.280.590,46 1.344.619,98 1.411.850,98 1.482.443,53
LOSSES 1.943.418,95 2.040.589,89 2.142.619,39 2.249.750,36 2.362.237,88 2.480.349,77 2.604.367,26 2.734.585,62 2.871.314,90 3.014.880,65 3.165.624,68 3.323.905,92 3.490.101,21 3.664.606,27 3.847.836,58 4.040.228,41 4.242.239,83 4.454.351,83 4.677.069,42 4.910.922,89 5.156.469,03 5.414.292,48 5.685.007,11 5.969.257,46 6.267.720,34 6.581.106,35 6.910.161,67 7.255.669,76 7.618.453,24
OPSI B (SUTT TL, SKTM 14 x 20 kms)
TOTAL COST 257.782.153 2.321.581 2.437.660 2.559.543 2.687.520 2.821.896 2.962.991 3.111.140 3.266.697 3.430.032 3.601.534 3.781.611 3.970.691 4.169.226 4.377.687 4.596.571 4.826.400 5.067.720 5.321.106 5.587.161 5.866.519 6.159.845 6.467.837 6.791.229 7.130.791 7.487.330 7.861.697 8.254.782 8.667.521 9.100.897
THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 103.992.492
O&M
LOSSES
798.892,76 838.837,40 880.779,27 924.818,23 971.059,14 1.019.612,10 1.070.592,70 1.124.122,34 1.180.328,45 1.239.344,88 1.301.312,12 1.366.377,73 1.434.696,61 1.506.431,44 1.581.753,02 1.660.840,67 1.743.882,70 1.831.076,83 1.922.630,68 2.018.762,21 2.119.700,32 2.225.685,34 2.336.969,60 2.453.818,08 2.576.508,99 2.705.334,44 2.840.601,16 2.982.631,22 3.131.762,78
23.698.691,65 24.883.626,23 26.127.807,54 27.434.197,92 28.805.907,82 30.246.203,21 31.758.513,37 33.346.439,04 35.013.760,99 36.764.449,04 38.602.671,49 40.532.805,07 42.559.445,32 44.687.417,58 46.921.788,46 49.267.877,89 51.731.271,78 54.317.835,37 57.033.727,14 59.885.413,50 62.879.684,17 66.023.668,38 69.324.851,80 72.791.094,39 76.430.649,11 80.252.181,56 84.264.790,64 88.478.030,17 92.901.931,68
TOTAL COST 103.992.491,71 24.497.584,41 25.722.463,63 27.008.586,81 28.359.016,15 29.776.966,96 31.265.815,31 32.829.106,07 34.470.561,37 36.194.089,44 38.003.793,92 39.903.983,61 41.899.182,79 43.994.141,93 46.193.849,03 48.503.541,48 50.928.718,55 53.475.154,48 56.148.912,21 58.956.357,82 61.904.175,71 64.999.384,49 68.249.353,72 71.661.821,40 75.244.912,47 79.007.158,10 82.957.516,00 87.105.391,80 91.460.661,39 96.033.694,46
UNSUR BIAYA OPSI A vs OPSI B Investasi LUAS TANAH : GI OPSI A GI OPSI B JTT : SUTT TL OPSI B SUTT SP OPSI A SKTT OPSI C M & E OPSI C : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV M & E OPSI A & B : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV SIPIL GI : GI OPSI A GI OPSI B JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI A O&M Losses JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI A O&M JTT SUTT TL OPSI B SUTT SP OPSI A SKTT OPSI C O&M JTM SKTM OPSI B SKTM OPSI A
20.000,00 20.000,00
m2 m2
10.000.000,00 500.000,00
200.000.000.000,00 10.000.000.000,00
S5 S6
2,00 10,00 0,00
kms kms kms
1.951.189.377,13 2.954.266.008,59 28.558.394.893,42
S8 S9 S10 S11
2,00 3,00 1,00
6.505.169.543,50 5.008.609.080,83 5.713.439.893,00
2,00 3,00 1,00
bay bay bay lot bay bay bay
3.162.826.370,00 4.251.494.570,00 2.286.563.510,00
3.902.378.754,27 29.542.660.085,94 0,00 33.749.606.222,50 13.010.339.087,00 15.025.827.242,50 5.713.439.893,00 21.366.699.960,00 6.325.652.740,00 12.754.483.710,00 2.286.563.510,00
1,00 1,00
lot lot
2.115.053.000,00 2.115.053.000,00
2.115.053.000,00 2.115.053.000,00
S20 S21
S15
280,00 20,00
kms kms
237.887.000,00 237.887.000,00
66.608.360.000,00 4.757.740.000,00
S23 S24
280,00 20,00
kms kms
76.769.328,31 88.136.913,72
21.495.411.927,85 1.762.738.274,30
S27 S28
2,00 10,00
kms kms
29.267.840,66 29.542.660,09
58.535.681,31 295.426.600,86
S30 S31
280,00 20,00
kms kms
2.378.870,00 2.378.870,00
666.083.600,00 47.577.400,00
S34 S35
Tabel 5 : Perhitungan NPV Opsi A (SUTT SP) & Opsi B (SUTT TL)
20 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004 ANALISA FINANSIAL
OPSI A (SUTT TL, SKTM 10 x 2 kms) THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 268.134.293
O&M 375.132,03 393.888,63 413.583,06 434.262,21 455.975,32 478.774,09 502.712,79 527.848,43 554.240,86 581.952,90 611.050,54 641.603,07 673.683,22 707.367,38 742.735,75 779.872,54 818.866,17 859.809,48 902.799,95 947.939,95 995.336,95 1.045.103,79 1.097.358,98 1.152.226,93 1.209.838,28 1.270.330,19 1.333.846,70 1.400.539,04 1.470.565,99
LOSSES 1.943.418,95 2.040.589,89 2.142.619,39 2.249.750,36 2.362.237,88 2.480.349,77 2.604.367,26 2.734.585,62 2.871.314,90 3.014.880,65 3.165.624,68 3.323.905,92 3.490.101,21 3.664.606,27 3.847.836,58 4.040.228,41 4.242.239,83 4.454.351,83 4.677.069,42 4.910.922,89 5.156.469,03 5.414.292,48 5.685.007,11 5.969.257,46 6.267.720,34 6.581.106,35 6.910.161,67 7.255.669,76 7.618.453,24
OPSI B (SUTT TL, SKTM 14 x 20 kms)
TOTAL COST 268.134.293 2.318.551 2.434.479 2.556.202 2.684.013 2.818.213 2.959.124 3.107.080 3.262.434 3.425.556 3.596.834 3.776.675 3.965.509 4.163.784 4.371.974 4.590.572 4.820.101 5.061.106 5.314.161 5.579.869 5.858.863 6.151.806 6.459.396 6.782.366 7.121.484 7.477.559 7.851.437 8.244.008 8.656.209 9.089.019
THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 103.992.492
O&M
LOSSES
798.892,76 838.837,40 880.779,27 924.818,23 971.059,14 1.019.612,10 1.070.592,70 1.124.122,34 1.180.328,45 1.239.344,88 1.301.312,12 1.366.377,73 1.434.696,61 1.506.431,44 1.581.753,02 1.660.840,67 1.743.882,70 1.831.076,83 1.922.630,68 2.018.762,21 2.119.700,32 2.225.685,34 2.336.969,60 2.453.818,08 2.576.508,99 2.705.334,44 2.840.601,16 2.982.631,22 3.131.762,78
23.698.691,65 24.883.626,23 26.127.807,54 27.434.197,92 28.805.907,82 30.246.203,21 31.758.513,37 33.346.439,04 35.013.760,99 36.764.449,04 38.602.671,49 40.532.805,07 42.559.445,32 44.687.417,58 46.921.788,46 49.267.877,89 51.731.271,78 54.317.835,37 57.033.727,14 59.885.413,50 62.879.684,17 66.023.668,38 69.324.851,80 72.791.094,39 76.430.649,11 80.252.181,56 84.264.790,64 88.478.030,17 92.901.931,68
TOTAL COST 103.992.491,71 24.497.584,41 25.722.463,63 27.008.586,81 28.359.016,15 29.776.966,96 31.265.815,31 32.829.106,07 34.470.561,37 36.194.089,44 38.003.793,92 39.903.983,61 41.899.182,79 43.994.141,93 46.193.849,03 48.503.541,48 50.928.718,55 53.475.154,48 56.148.912,21 58.956.357,82 61.904.175,71 64.999.384,49 68.249.353,72 71.661.821,40 75.244.912,47 79.007.158,10 82.957.516,00 87.105.391,80 91.460.661,39 96.033.694,46
UNSUR BIAYA OPSI A vs OPSI B Investasi LUAS TANAH : GI OPSI A GI OPSI B JTT : SUTT TL OPSI B SUTT TL OPSI A SKTT OPSI C M & E OPSI C : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV M & E OPSI A & B : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV SIPIL GI : GI OPSI A GI OPSI B JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI A O&M Losses JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI A O&M JTT SUTT TL OPSI B SUTT TL OPSI A SKTT OPSI C O&M JTM SKTM OPSI B SKTM OPSI A
20.000,00 20.000,00
m2 m2
9.500.000,00 500.000,00
190.000.000.000,00 10.000.000.000,00
S5 S6
2,00 10,00 0,00
kms kms kms
1.951.189.377,13 1.951.189.377,13 28.558.394.893,42
S8 S9 S10 S11
2,00 3,00 1,00
6.505.169.543,50 5.008.609.080,83 5.713.439.893,00
2,00 3,00 1,00
bay bay bay lot bay bay bay
3.162.826.370,00 4.251.494.570,00 2.286.563.510,00
3.902.378.754,27 19.511.893.771,35 0,00 33.749.606.222,50 13.010.339.087,00 15.025.827.242,50 5.713.439.893,00 21.366.699.960,00 6.325.652.740,00 12.754.483.710,00 2.286.563.510,00
1,00 1,00
lot lot
2.115.053.000,00 2.115.053.000,00
2.115.053.000,00 2.115.053.000,00
S20 S21
S15
280,00 20,00
kms kms
237.887.000,00 237.887.000,00
66.608.360.000,00 4.757.740.000,00
S23 S24
280,00 20,00
kms kms
76.769.328,31 88.136.913,72
21.495.411.927,85 1.762.738.274,30
S27 S28
2,00 10,00
kms kms
29.267.840,66 29.267.840,66
58.535.681,31 292.678.406,57
S30 S31
280,00 20,00
kms kms
2.378.870,00 2.378.870,00
666.083.600,00 47.577.400,00
S34 S35
Tabel 6 : Perhitungan NPV Opsi A (SUTT TL) & Opsi B (SUTT TL)
21 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004 ANALISA FINANSIAL
OPSI C (SUTT TL, SKTM 10 x 2 kms) THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 90.479.451,99
O&M 375.132,03 393.888,63 413.583,06 434.262,21 455.975,32 478.774,09 502.712,79 527.848,43 554.240,86 581.952,90 611.050,54 641.603,07 673.683,22 707.367,38 742.735,75 779.872,54 818.866,17 859.809,48 902.799,95 947.939,95 995.336,95 1.045.103,79 1.097.358,98 1.152.226,93 1.209.838,28 1.270.330,19 1.333.846,70 1.400.539,04 1.470.565,99
LOSSES 1.943.418,95 2.040.589,89 2.142.619,39 2.249.750,36 2.362.237,88 2.480.349,77 2.604.367,26 2.734.585,62 2.871.314,90 3.014.880,65 3.165.624,68 3.323.905,92 3.490.101,21 3.664.606,27 3.847.836,58 4.040.228,41 4.242.239,83 4.454.351,83 4.677.069,42 4.910.922,89 5.156.469,03 5.414.292,48 5.685.007,11 5.969.257,46 6.267.720,34 6.581.106,35 6.910.161,67 7.255.669,76 7.618.453,24
OPSI B (SUTT TL, SKTM 14 x 20 kms)
TOTAL COST 90.479.451,99 2.318.550,97 2.434.478,52 2.556.202,45 2.684.012,57 2.818.213,20 2.959.123,86 3.107.080,05 3.262.434,06 3.425.555,76 3.596.833,55 3.776.675,22 3.965.508,98 4.163.784,43 4.371.973,66 4.590.572,34 4.820.100,96 5.061.106,00 5.314.161,30 5.579.869,37 5.858.862,84 6.151.805,98 6.459.396,28 6.782.366,09 7.121.484,40 7.477.558,62 7.851.436,55 8.244.008,37 8.656.208,79 9.089.019,23
THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 95.992.491,71
O&M
LOSSES
798.892,76 838.837,40 880.779,27 924.818,23 971.059,14 1.019.612,10 1.070.592,70 1.124.122,34 1.180.328,45 1.239.344,88 1.301.312,12 1.366.377,73 1.434.696,61 1.506.431,44 1.581.753,02 1.660.840,67 1.743.882,70 1.831.076,83 1.922.630,68 2.018.762,21 2.119.700,32 2.225.685,34 2.336.969,60 2.453.818,08 2.576.508,99 2.705.334,44 2.840.601,16 2.982.631,22 3.131.762,78
23.698.691,65 24.883.626,23 26.127.807,54 27.434.197,92 28.805.907,82 30.246.203,21 31.758.513,37 33.346.439,04 35.013.760,99 36.764.449,04 38.602.671,49 40.532.805,07 42.559.445,32 44.687.417,58 46.921.788,46 49.267.877,89 51.731.271,78 54.317.835,37 57.033.727,14 59.885.413,50 62.879.684,17 66.023.668,38 69.324.851,80 72.791.094,39 76.430.649,11 80.252.181,56 84.264.790,64 88.478.030,17 92.901.931,68
TOTAL COST 95.992.491,71 24.497.584,41 25.722.463,63 27.008.586,81 28.359.016,15 29.776.966,96 31.265.815,31 32.829.106,07 34.470.561,37 36.194.089,44 38.003.793,92 39.903.983,61 41.899.182,79 43.994.141,93 46.193.849,03 48.503.541,48 50.928.718,55 53.475.154,48 56.148.912,21 58.956.357,82 61.904.175,71 64.999.384,49 68.249.353,72 71.661.821,40 75.244.912,47 79.007.158,10 82.957.516,00 87.105.391,80 91.460.661,39 96.033.694,46
UNSUR BIAYA OPSI C vs OPSI B Investasi LUAS TANAH : GI OPSI C GI OPSI B JTT : SUTT TL OPSI B SUTT TL OPSI C SKTT OPSI C M & E OPSI C : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV M & E OPSI B : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV SIPIL GI : GI OPSI C GI OPSI B JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI C O&M Losses JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI C O&M JTT SUTT TL OPSI B SUTT TL OPSI C SKTT OPSI C O&M JTM SKTM OPSI B SKTM OPSI C
3.000,00 20.000,00
m2 m2
10.000.000,00 500.000,00
30.000.000.000,00 10.000.000.000,00
S5 S6
2,00 10,00 0,00
kms kms kms
1.951.189.377,13 3.751.189.377,13 28.558.394.893,42
S8 S9 S10 S11
2,00 3,00 1,00
6.505.169.543,50 5.008.609.080,83 5.713.439.893,00
2,00 3,00 1,00
bay bay bay lot bay bay bay
3.162.826.370,00 4.251.494.570,00 2.286.563.510,00
3.902.378.754,27 37.511.893.771,35 0,00 33.749.606.222,50 13.010.339.087,00 15.025.827.242,50 5.713.439.893,00 21.366.699.960,00 6.325.652.740,00 12.754.483.710,00 2.286.563.510,00
1,00 1,00
lot lot
8.460.212.000,00 2.115.053.000,00
8.460.212.000,00 2.115.053.000,00
S20 S21
S15
280,00 20,00
kms kms
237.887.000,00 237.887.000,00
66.608.360.000,00 4.757.740.000,00
S23 S24
280,00 20,00
kms kms
76.769.328,31 88.136.913,72
21.495.411.927,85 1.762.738.274,30
S27 S28
2,00 10,00 0,00
kms kms kms
29.267.840,66 29.267.840,66 142.791.974,47
58.535.681,31 292.678.406,57 0,00
S30 S31
280,00 20,00
kms kms
2.378.870,00 2.378.870,00
666.083.600,00 47.577.400,00
S34 S35
Tabel 7 : Perhitungan NPV Opsi C (SUTT TL) & Opsi B (SUTT TL)
22 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
ANALISA FINANSIAL OPSI C (SUTT SP, SKTM 10 x 2 kms) THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 82.510.218,31
O&M 541.015,82 568.066,62 596.469,95 626.293,44 657.608,12 690.488,52 725.012,95 761.263,60 799.326,78 839.293,11 881.257,77 925.320,66 971.586,69 1.020.166,03 1.071.174,33 1.124.733,04 1.180.969,70 1.240.018,18 1.302.019,09 1.367.120,04 1.435.476,05 1.507.249,85 1.582.612,34 1.661.742,96 1.744.830,11 1.832.071,61 1.923.675,19 2.019.858,95 2.120.851,90
LOSSES 1.943.418,95 2.040.589,89 2.142.619,39 2.249.750,36 2.362.237,88 2.480.349,77 2.604.367,26 2.734.585,62 2.871.314,90 3.014.880,65 3.165.624,68 3.323.905,92 3.490.101,21 3.664.606,27 3.847.836,58 4.040.228,41 4.242.239,83 4.454.351,83 4.677.069,42 4.910.922,89 5.156.469,03 5.414.292,48 5.685.007,11 5.969.257,46 6.267.720,34 6.581.106,35 6.910.161,67 7.255.669,76 7.618.453,24
OPSI B (SUTT TL, SKTM 14 x 20 kms)
TOTAL COST 82.510.218,31 2.484.434,77 2.608.656,51 2.739.089,34 2.876.043,80 3.019.845,99 3.170.838,29 3.329.380,21 3.495.849,22 3.670.641,68 3.854.173,76 4.046.882,45 4.249.226,57 4.461.687,90 4.684.772,30 4.919.010,91 5.164.961,46 5.423.209,53 5.694.370,01 5.979.088,51 6.278.042,93 6.591.945,08 6.921.542,33 7.267.619,45 7.631.000,42 8.012.550,44 8.413.177,97 8.833.836,86 9.275.528,71 9.739.305,14
THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 95.992.491,71
O&M
LOSSES
798.892,76 838.837,40 880.779,27 924.818,23 971.059,14 1.019.612,10 1.070.592,70 1.124.122,34 1.180.328,45 1.239.344,88 1.301.312,12 1.366.377,73 1.434.696,61 1.506.431,44 1.581.753,02 1.660.840,67 1.743.882,70 1.831.076,83 1.922.630,68 2.018.762,21 2.119.700,32 2.225.685,34 2.336.969,60 2.453.818,08 2.576.508,99 2.705.334,44 2.840.601,16 2.982.631,22 3.131.762,78
23.698.691,65 24.883.626,23 26.127.807,54 27.434.197,92 28.805.907,82 30.246.203,21 31.758.513,37 33.346.439,04 35.013.760,99 36.764.449,04 38.602.671,49 40.532.805,07 42.559.445,32 44.687.417,58 46.921.788,46 49.267.877,89 51.731.271,78 54.317.835,37 57.033.727,14 59.885.413,50 62.879.684,17 66.023.668,38 69.324.851,80 72.791.094,39 76.430.649,11 80.252.181,56 84.264.790,64 88.478.030,17 92.901.931,68
TOTAL COST 95.992.491,71 24.497.584,41 25.722.463,63 27.008.586,81 28.359.016,15 29.776.966,96 31.265.815,31 32.829.106,07 34.470.561,37 36.194.089,44 38.003.793,92 39.903.983,61 41.899.182,79 43.994.141,93 46.193.849,03 48.503.541,48 50.928.718,55 53.475.154,48 56.148.912,21 58.956.357,82 61.904.175,71 64.999.384,49 68.249.353,72 71.661.821,40 75.244.912,47 79.007.158,10 82.957.516,00 87.105.391,80 91.460.661,39 96.033.694,46
UNSUR BIAYA OPSI C vs OPSI B Investasi LUAS TANAH : GI OPSI C GI OPSI B JTT : SUTT TL OPSI B SUTT SP OPSI C SKTT OPSI C M & E OPSI C : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV M & E OPSI B : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV SIPIL GI : GI OPSI C GI OPSI B JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI C O&M Losses JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI C O&M JTT SUTT TL OPSI B SUTT SP OPSI C SKTT OPSI C O&M JTM SKTM OPSI B SKTM OPSI C
3.000,00 20.000,00
m2 m2
10.000.000,00 500.000,00
30.000.000.000,00 10.000.000.000,00
S5 S6
2,00 10,00 0,00
kms kms kms
1.951.189.377,13 2.954.266.008,59 28.558.394.893,42
S8 S9 S10 S11
2,00 3,00 1,00
6.505.169.543,50 5.008.609.080,83 5.713.439.893,00
2,00 3,00 1,00
bay bay bay lot bay bay bay
3.162.826.370,00 4.251.494.570,00 2.286.563.510,00
3.902.378.754,27 29.542.660.085,94 0,00 33.749.606.222,50 13.010.339.087,00 15.025.827.242,50 5.713.439.893,00 21.366.699.960,00 6.325.652.740,00 12.754.483.710,00 2.286.563.510,00
1,00 1,00
lot lot
8.460.212.000,00 2.115.053.000,00
8.460.212.000,00 2.115.053.000,00
S20 S21
S15
280,00 20,00
kms kms
237.887.000,00 237.887.000,00
66.608.360.000,00 4.757.740.000,00
S23 S24
280,00 20,00
kms kms
76.769.328,31 88.136.913,72
21.495.411.927,85 1.762.738.274,30
S27 S28
2,00 10,00 0,00
kms kms kms
29.267.840,66 44.313.990,13 142.791.974,47
58.535.681,31 443.139.901,29 0,00
S30 S31
280,00 20,00
kms kms
2.378.870,00 2.378.870,00
666.083.600,00 47.577.400,00
S34 S35
Tabel 8 : Perhitungan NPV Opsi C (SUTT SP) & Opsi B (SUTT TL)
23 / 24
PLN-LITBANG
No. 002.LIT.2004
ANALISA FINANSIAL OPSI C (SKTT, SKTM 10 x 2 kms) THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 246.817.928
O&M 997.022,99 1.046.874,14 1.099.217,85 1.154.178,74 1.211.887,68 1.272.482,07 1.336.106,17 1.402.911,48 1.473.057,05 1.546.709,90 1.624.045,40 1.705.247,67 1.790.510,05 1.880.035,55 1.974.037,33 2.072.739,20 2.176.376,16 2.285.194,97 2.399.454,72 2.519.427,45 2.645.398,82 2.777.668,76 2.916.552,20 3.062.379,81 3.215.498,80 3.376.273,74 3.545.087,43 3.722.341,80 3.908.458,89
LOSSES 1.943.418,95 2.040.589,89 2.142.619,39 2.249.750,36 2.362.237,88 2.480.349,77 2.604.367,26 2.734.585,62 2.871.314,90 3.014.880,65 3.165.624,68 3.323.905,92 3.490.101,21 3.664.606,27 3.847.836,58 4.040.228,41 4.242.239,83 4.454.351,83 4.677.069,42 4.910.922,89 5.156.469,03 5.414.292,48 5.685.007,11 5.969.257,46 6.267.720,34 6.581.106,35 6.910.161,67 7.255.669,76 7.618.453,24
OPSI B (SUTT TL, SKTM 14 x 20 kms)
TOTAL COST 246.817.928 2.940.441,94 3.087.464,04 3.241.837,24 3.403.929,10 3.574.125,56 3.752.831,84 3.940.473,43 4.137.497,10 4.344.371,95 4.561.590,55 4.789.670,08 5.029.153,58 5.280.611,26 5.544.641,83 5.821.873,92 6.112.967,61 6.418.615,99 6.739.546,79 7.076.524,13 7.430.350,34 7.801.867,86 8.191.961,25 8.601.559,31 9.031.637,28 9.483.219,14 9.957.380,10 10.455.249,10 10.978.011,56 11.526.912,14
THN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
INVESTASI 103.992.492
O&M
LOSSES
798.892,76 838.837,40 880.779,27 924.818,23 971.059,14 1.019.612,10 1.070.592,70 1.124.122,34 1.180.328,45 1.239.344,88 1.301.312,12 1.366.377,73 1.434.696,61 1.506.431,44 1.581.753,02 1.660.840,67 1.743.882,70 1.831.076,83 1.922.630,68 2.018.762,21 2.119.700,32 2.225.685,34 2.336.969,60 2.453.818,08 2.576.508,99 2.705.334,44 2.840.601,16 2.982.631,22 3.131.762,78
23.698.691,65 24.883.626,23 26.127.807,54 27.434.197,92 28.805.907,82 30.246.203,21 31.758.513,37 33.346.439,04 35.013.760,99 36.764.449,04 38.602.671,49 40.532.805,07 42.559.445,32 44.687.417,58 46.921.788,46 49.267.877,89 51.731.271,78 54.317.835,37 57.033.727,14 59.885.413,50 62.879.684,17 66.023.668,38 69.324.851,80 72.791.094,39 76.430.649,11 80.252.181,56 84.264.790,64 88.478.030,17 92.901.931,68
TOTAL COST 103.992.491,71 24.497.584,41 25.722.463,63 27.008.586,81 28.359.016,15 29.776.966,96 31.265.815,31 32.829.106,07 34.470.561,37 36.194.089,44 38.003.793,92 39.903.983,61 41.899.182,79 43.994.141,93 46.193.849,03 48.503.541,48 50.928.718,55 53.475.154,48 56.148.912,21 58.956.357,82 61.904.175,71 64.999.384,49 68.249.353,72 71.661.821,40 75.244.912,47 79.007.158,10 82.957.516,00 87.105.391,80 91.460.661,39 96.033.694,46
UNSUR BIAYA OPSI C vs OPSI B Investasi LUAS TANAH : GI OPSI C GI OPSI B JTT : SUTT TL OPSI B SUTT SP OPSI C SKTT OPSI C M & E OPSI C : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV M & E OPSI A & B : Bay line 150 kV Bay trafo 150 kV Bay kopel 150 kV SIPIL GI : GI OPSI C GI OPSI B JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI C O&M Losses JTM : SKTM OPSI B SKTM OPSI C O&M JTT SUTT TL OPSI B SUTT SP OPSI C SKTT OPSI C O&M JTM SKTM OPSI B SKTM OPSI C
3.000,00 20.000,00
m2 m2
10.000.000,00 500.000,00
30.000.000.000,00 10.000.000.000,00
S5 S6
2,00 0,00 4,00
kms kms kms
1.951.189.377,13 2.954.266.008,59 28.558.394.893,42
S8 S9 S10 S11
2,00 3,00 1,00
6.505.169.543,50 5.008.609.080,83 5.713.439.893,00
2,00 3,00 1,00
bay bay bay lot bay bay bay
3.162.826.370,00 4.251.494.570,00 2.286.563.510,00
3.902.378.754,27 0,00 114.233.579.573,67 33.749.606.222,50 13.010.339.087,00 15.025.827.242,50 5.713.439.893,00 21.366.699.960,00 6.325.652.740,00 12.754.483.710,00 2.286.563.510,00
1,00 1,00
lot lot
8.460.212.000,00 2.115.053.000,00
8.460.212.000,00 2.115.053.000,00
S20 S21
S15
280,00 20,00
kms kms
237.887.000,00 237.887.000,00
66.608.360.000,00 4.757.740.000,00
S23 S24
280,00 20,00
kms kms
76.769.328,31 88.136.913,72
21.495.411.927,85 1.762.738.274,30
S27 S28
2,00 0,00 4,00
kms kms kms
29.267.840,66 29542660,09 142.791.974,47
58.535.681,31 0,00 571.167.897,87
S30 S31
280,00 20,00
kms kms
2.378.870,00 2.378.870,00
666.083.600,00 47.577.400,00
S34 S35
Tabel 9 : Perhitungan NPV Opsi C (SKTT) & Opsi B (SUTT TL)
24 / 24