Lontung Hari Itu Lontung Hari Itu

14 downloads 2670 Views 2MB Size Report
23 Jul 2011 ... Ketika menyaksikan anak-anak ini ikut Lomba Pidato dan Puisi, mereka seperti ..... inilah yang menjadi penyusun naskah Opera Anak tersebut.
Nauli No. 009 / Juli 2011



Media Informasi ALUSI TaoToba

Lontung Hari Itu Tepatnya Sabtu, 23 Juli 2011 anak-anak Lontung Samosir menyaksikan sesuatu kegiatan baru yang pertama kali diadakan di Lontung, yaitu kegiatan Pasada Toba (Pagelaran Anak Samosir Danau Toba) dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, yang diselenggarakan ALUSI TaoToba di Sopo Belajar Lontung. Kegiatannya berupa Lomba Pidato, Lomba Puisi, pameran foto, Opera Anak dan pemutaran film.

Puisi dan Pidato bukan lagi sesuatu hal yang baru didengar, mungkin kita sering menulis sebuah puisi tentang apa yang kita lihat atau yang kita rasakan. Namun untuk tampil berkata-kata lewat puisi ataupun pidato di depan teman-teman atau masyarakat merupakan hal yang baru serta pengalaman pertama bagi masyarakat Lontung khususnya anak-anak Lontung. Adanya kegiatan Pasada Toba secara tidak langsung mengajak anakanak Lontung untuk berani tampil di depan umum, terutama bagi murid-murid dari tiga desa (desa Parbalohan, desa Pardomuan dan desa Parmonangan) yang ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut. Dengan beratapkan tenda dan panggung yang sederhana, anakanak Lontung berani menyampaikan pemikirannya tentang Samosir hari ini serta harapannya untuk Samosir dimasa yang akan datang lewat puisi dan pidato yang mereka sampaikan di depan teman-temannya yang berjumlah sekitar 150 orang ditambah lagi dengan masyarakat Lontung, guru-guru, serta tamu yang datang. Anak-anak tersebut patut dipuji karena keberaniannya, dan ini merupakan awal mereka melangkah untuk mewujudkan impiannya dengan adanya kegiatan seperti itu serta buku-buku yang ada di Sopo Belajar sebagai jembatan mereka untuk lebih bisa berkembang. Selesai kegiatan lomba, Sopo Belajar menyediakan makan siang ala kadarnya untuk anak-anak SD dan masyarakat yang telah datang. Tetapi awalnya tidak semua anak-anak mendapatkan nasi karena menurut perkiraan yang datang sekitar 100 orang ternyata jauh lebih banyak. Namun masyarakat yang berdomisili sekitar Sopo dan dibantu beberapa orang tamu, bekerja sama untuk membungkus nasinya, sebelum nasinya selesai dibungkus anak-anak yang belum dapat makanan dibagikan roti, tapi akhirnya semua anak-anak dan juga orang dewasa mendapatkan makanan. Selesai makan kemudian diberitahukan pengumuman lombanya pada malam hari, sehingga mereka boleh pulang. Bersambung ke halaman 3



Perubahan Itu Terjadi!

Ketika pertama kali Sopo Belajar Lontung dibuka pada bulan Mei 2010, hingga 3 bulan pertama, anak -anak yang berkunjung sangat sedikit dan sangat pemalu. Untuk mengenalkan nama mereka saja mereka tidak berani. Hal ini mungkin karena mereka malu atau tidak percaya diri. Setelah berproses selama kurang lebih 1 tahun, melalui kegiatan-kegiatan belajar, anak-anak sudah mulai memiliki kepercayaan diri. Hal ini dikarenakan setiap materi kelas belajar, anak-anak diharapkan untuk aktif bertanya dan menjawab. Apalagi kelas Klub Baca yang diadakan setiap hari Jumat, dimana anak-anak harus berdiri di depan teman-temannya untuk bercerita tentang buku yang dibacanya dan berdiskusi dengan teman-temannya. Terus berproses... Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juli 2011 yang lalu. Ketidakpercayaan diri, rasa malu, seakan-akan tidak pernah ada di diri mereka. 180 derajat berbeda dari pertama kali kami membuka Sopo Belajar Lontung. Anak-anak tampil dengan penuh kepercayaan diri yang sangat tinggi dan pengetahuan mereka yang semakin bertambah karena sering membaca buku-buku sumbangan para donatur. Ketika menyaksikan anak-anak ini ikut Lomba Pidato dan Puisi, mereka seperti telah menjadi orator ulung. Tapi tentu saja tidak semua anak peserta lomba yang tampil dengan kepercayaan diri dan pengetahuan yang cukup. Terlihat perbedaan yang cukup mencolok antara anak-anak yang sering datang ke Sopo Belajar dengan anak-anak yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah datang ke Sopo Belajar. Saya, Ganda Manurung dan Tina Saragih merinding ketika melihat perubahan yang luar biasa ini. Senyum kebahagian tidak hanya muncul dari kami namun juga para orangtua yang melihat perubahan dari anak mereka masing-masing. Ini semua berkat dukungan para donatur yang memberikan kesempatan dan ruang kepada anak-anak Samosir untuk bertumbuh dan terus bertumbuh. Ketika anak-anak diberikan kesempatan dan ruang, mereka akan melesat. Percayalah! Opera Anak yang ditampilkan anak-anak juga sangat luar biasa. Mereka menulis sendiri skenarionya. Dan yang sangat mengejutkan kami yang melihat proses mereka ketika latihan, sungguh jauh berbeda. Mereka tampil begitu memukau, improvisasi tinggi, dan sangat lucu. Berbeda ketika latihan, sungguh berbeda. Benar-benar berbeda. Malam itu adalah malam yang sangat spesial. Malam Minggu 23 Juli 2011 menjadi milik anak-anak Samosir. Mereka sangat menghibur dan semua penonton yang lebih dari 200 orang penuh dengan sukacita. Dan kami, panitia, lupa merekam Opera Anak tersebut. #menyesal tingkat tinggi. Terima kasih kepada Panitia Pasada Toba 2011 yang dikomandoi Ellieser Hutagaol (12 Tahun). Kalian anak-anak HEBAT! Satu hal yang membuat kami juga cukup bahagia adalah partisipasi dari masyarakat Lontung. Mereka ikut berpartisipasi terhadap pelaksanaan Pasada Toba 2011. Ada yang menyumbang beras, kayu bakar, ikan nila, tenda, meminjamkan tenda, alat masak dan kursi. Dan beberapa hari setelah acara Pasada Toba 2011, salah seorang ibu dari desa Pardomuan, Lontung menyumbangkan uang untuk operasional Sopo Belajar Lontung. LUAR BIASA! Sejak Juli 2011, Sopo Belajar Lontung memiliki Pustakwati baru bernama Novita Siregar. Novita yang juga berasal dari desa Pardomuan, Lontung sedang disiapkan untuk menggantikan Meike Pakpahan yang akan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi guna mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru. Selamat melayani kepada Novita Siregar dan selamat belajar untuk Meike Pakpahan. Kalian berdua adalah orang-orang HEBAT. Jangan pernah berhenti untuk bermimpi! Teruslah berbagi dan membangun Tano Batak tercinta. Sejak Pasada Toba 2011, semakin banyak dan semakin rutin anak-anak untuk datang ke Sopo Belajar Lontung. Ada juga orangtua yang saat ini tidak mengharuskan anak-anaknya untuk membantu di sawah. Tetapi orangtua sudah mengharuskan anak-anak mereka untuk terus datang ke Sopo Belajar. Semoga kesempatan dan ruang ini tidak hanya bersifat sementara. Permintaan akan adanya Sopo Belajar di desa-desa lain juga terus meningkat. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana operasional, permintaan tersebut belum bisa dipenuhi. ALUSI TaoToba akan terus berusaha untuk mewujudkan Satu Desa Satu Sopo Belajar. Tolong kami Tuhan untuk bisa mewujudkan mimpi ini agar semakin banyak anak-anak Indonesia di Tano Batak yang melesat dan menjadi pemimpi dan pemimpin di republik ini. Berbuat baik itu tidak salah, percayalah! Salam dari Tano Batak, togu simorangkir

Facebook : ALUSI TaoToba Twitter : @alusitaotoba Blog : http://alusitaotoba.tumblr.com www.alusitaotoba.org 2



Lontung Hari Itu

Sambungan dari halaman 1 Pukul 18.30 anak-anak sudah mulai berdatangan beserta masyarakat, hingga pukul 19.00 anak-anak dan masyarakat sudah datang sekitar 200 orang. Acara pun dimulai dengan Opera Anak. Opera Anak yang berjudul ”Pasada Hita Rohatta laho Paturehon Hutatta” (Satu hati untuk memperbaiki kampung halaman) dengan pemeran utama yaitu Goklas Situmorang, Santri Pakpahan, Sovia Pakpahan, Elieser Hutagaol, Andar Situmorang. Dengan inti ceritanya “Santri, Sovia, Goklas, Elieser dan Andar adalah teman satu sekolah sewaktu SMA, tetapi setelah lulus mereka berpisah satu sama lain untuk mencapai cita-cita mereka. Dimana Goklas lulus di Kedokteran UI, Santri di manajemen ITB, Andar di Teknik Sipil UGM, Sovia di Matematika USU dan Elieser di Biologi UNIMED. Walaupun mereka jauh tetapi komunikasi selalu ada, hingga akhirnya setelah mereka berhasil mereka berencana untuk membangun kampung halamannya, dimana Goklas sudah menjadi Dokter, Santri kerja di Bank, Andar seorang Tentara setelah lulus dari universitas, Sovia dan Elieser seorang guru di kampung halamannya. Suatu saat Santri, Goklas, Andar berencana untuk pulang kampung bersama dengan tujuan untuk membangun kampung mereka bersama temannya Sovia dan Elieser yang tinggal di kampung. Disaat mereka pulang kampung mereka mengajak masyarakat untuk berkumpul membicarakan kegiatan yang mereka lakukan untuk membangun kampung mereka”. Goklas, Santri, Sovia, Andar dan Elieser memerankannya seperti nyata dan terjadi yang membuat para penonton kagum, tertawa dan menikmati opera tersebut. Dengan kepercayaan diri mereka memberikan motivasi bagi masyarakat Lontung. Kiranya kelak mereka bisa mewujudkan peran mereka itu menjadi suatu kenyataan. Selesai Opera Anak, dilanjutkan dengan pengumuman lomba, semua anak-anak yang ikut lomba mendapatkan hadiah, dan mereka terkejut melihat hadiah yang mereka terima terutama bagi mereka yang mendapat juara. Bahkan orangtua mereka pun terkejut, karena hadiah pemenang berupa tas sekolah, buku tulis, pulpen, pensil, kamus bahasa inggris, celengan, kalkulator, buku gambar, tempat pensil. Anak-anak merasa senang karena itu semua sesuatu yang tidak terpikirkan oleh mereka. Selanjutnya, pemutaran film Laskar Pelangi dimulai, sebelum film tersebut usai dan dikarenakan waktu sudah larut, sedikit demi sedikit anak-anak dan masyarakat pulang, sehingga hanya beberapa pemuda saja yang selesai menonton film tersebut. Pengalaman yang didapat oleh anak-anak serta masyarakat Lontung hari itu benar-benar pengalaman yang memotivasi terutama anak-anak Lontung. Kegiatan dalam satu hari itu berjalan lancar dan sukses. Namun untuk mencapai semuanya itu, adanya usaha dan kerja sama yang baik serta ketulusan hati untuk mau berbagi. Seperti tenda yang dipinjamkan arisan Toga Sinaga dan semangat anak-anak untuk mengangkati besi-besi tenda serta memasangnya, sehingga tenda bisa berdiri untuk kegiatan Pasada Toba. Pembuatan panggung dan display foto anak-anak yaitu kesediaan Kepala Desa Pardomuan untuk meminjamkan papan-papanya, juga sumbangan beras serta peralatan masak dari masyarakat Lontung. Serta donasi dari orang-orang yang yang bersedia berbagi untuk anak-anak Samosir sehingga kegiatan Pasada Toba bisa berjalan dengan baik. Semoga kegiatan Pasada Toba menumbuhkan motivasi yang kuat bagi anak-anak Samosir untuk semakin berkembang dan mampu berkarya. Lontung hari itu membuat Samosir melangkah menuju masa depan yang lebih. (Meike Pakpahan; relawan ALUSI TaoToba)

3



Hari Anak, Hari Pembuktian

23 Juli 2011 dengan Pasada Toba di Lontung, boleh dikatakan sepenuhnya sebagai perayaan Hari Anak Nasional. Namun bisa juga sebuah hari pelunasan utang satu tahun kepada masyarakat Lontung melalui anak-anak di desa ini. Satu tahun berjalan seluruh kegiatan yang mampu ditangkap otak sebagai hal yang mungkin untuk dapat kami lakukan dalam segala keterbatasan yang Tuhan anugrahkan. Berlari hilir mudik dari ujung desa ke ujung desa lain, bernyanyi dan berteriak, memukuli benda apa saja yang patut untuk dipukul sambil berkhayal sedang duduk di depan drumset disaksikan ribuan penonton, melempari mangga tanpa mau berhenti sebelum mendengar teriakan memaki-maki, hingga berjalan berbaris rapi dengan bambu lentur sepanjang 3 meter bersandar di bahu menuju tepi pantai Danau Toba laksana pemancing ulung yang harus dipaksa pulang oleh matahari merah ufuk barat dengan memikul 3 ekor ikan sebesar jari jempol. Sedikit gambaran untuk semua kegiatan yang bisa kami lakukan disela-sela belajar, atau mungkin juga belajar di sela-sela kegiatan. Belajar. Ya, bisa dikatakan demikian namun bisa juga tidak. Seperti aku selalu mencoba berfikir dari sudut pandang masyarakat ketika berpapasan dengan masyarakat desa saat aku berjalan bersama anak-anak melintasi jalan desa, pematang sawah, atau ditepi pantai. Suatu keadaan yang sering mereka dapati bahwa kami tidak sedang dalam formasi belajar yang mereka tahu. Terlebih ketika kukatakan kami sedang belajar, sebagai jawaban untuk pertanyaan mereka, yang mungkin saja mereka tangkap sebagai omong kosong ketika mereka tidak menangkap hubungan yang jelas antara keberadaanku di desa ini dengan aktifitas yang tengah kulakukan bersama anak-anak. Keberadaanku sebagai penjaga perpustakaan-demikian masyarakat mengenalku - yang seharusnya selalu membawa buku kemana saja aku pergi, lantas berlari mengejar anak-anak dan memaksa mereka membaca buku yang kubawa. Tentu saja tidak, demikian kukatakan pada diriku ketika aku kembali berfikir dari sudut pandangku. Belajar bisa dimana saja dan dengan cara apa saja. Bisa dengan berlari, jungkir balik, bernyanyi, atau dengan mamancing sambil melempari ikan yang sudah mulai selera menatap umpan. Atau dengan apa saja yang dapat menciptakan rasa senang dan bebas, mengusir rasa segan dan takut, menenggelamkan memori tertindas duduk rapi dengan tangan terlipat di meja di bawah bayang hitam penggaris kayu sepanjang satu meter. Dengan segala cara yang tak akan masuk akal untuk masyarakat dalam pandangannya bahwa belajar tidak halal tanpa buku. Namun tetap berusaha selalu sadar dengan transaksi yang sudah berlangsung selama satu tahun dengan masyarakat ini. Transaksi yang berjalan otomatis tanpa perlu persetujuan di atas kertas. Bahwa selama satu tahun kami telah membeli segala waktu dan tenaga anak-anak dari orang tua mereka. Segala sumber daya yang dimiliki anak untuk bisa dimanfaatkan orang tuanya dengan alasan agar anak-anak bisa belajar di bawah atap berusia 150 tahun di desa ini, meninggalkan lumpur sawah dan ternak yang tertambat di tengah padang rumput. Belajar di perpustakaan, seperti yang mereka tahu tanpa mau tahu secara pasti segala gerak-gerik kami dalam ruang tua Sopo Belajar. Ya, orang tua hanya tahu anak mereka belajar, hanya itu, ditengah perjuangan ekonomi keluarganya. Inilah yang kujadikan alasan menyebut hari Sabtu, tanggal 23 Juli yang lalu sebagai hari pelunasan utang tanpa mengabaikan makna besar yang coba disampaikan di hari itu. Melunasi sesuatu yang tak sebenarnya tak pernah jatuh tempo, namun tetap dirasa perlu untuk ditunjukkan sebagai pembuktian dan jawaban dari dengung pertanyaan yang mengalir melalui tatap mata orang tua ketika anaknya kami pinjam setiap hari. Pertanyaan yang kuakui sebenarnya tak pernah muncul selama aku di desa ini, namun dapat kurasakan. “Perubahan apa yang telah kalian berikan untuk anak-anak kami?” (Ganda Manurung; relawan ALUSI TaoToba)

4



Sopo Belajar Mengajari Aku

Segala sesuatu yang kita impikan dalam hidup ini tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita pikirkan. Terkadang jauh dari yang pernah kita inginkan, bahkan yang tidak pernah terpikirkan oleh kita bahwa itu terjadi dalam hidup kita. Bergabung dengan Yayasan ALUSI TaoToba untuk membantu di Sopo Belajar Lontung sesuatu yang tidak pernah ada dalam pikiranku sebelumnya. Karena disaat masih SMA aku berharap untuk bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Untuk itu setelah lulus dari SMA pada April 2010, aku pergi ke Medan untuk bimbingan belajar. Dan mengikuti ujian untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri. Pertama saya mengikuti UMB bulan Mei 2010, tapi tidak lulus. Aku tidak terlalu patah semangat karena masih ada SNMPTN pikirku dalam hati. Kemudian bulan Juni 2010, aku mengikuti SNMPTN. Selesai Ujian aku pulang ke Samosir dulu, karena pengumumannya pertengahan bulan Juli 2010, namun tiba pengumuman namaku tidak ada tertera sebagai mahasiswa PTN di universitas yang kupilih. Saat itu, aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada semangat untuk beraktivitas dan aku mencoba meminta kepada orang tua lagi untuk mengikuti ujian-ujian universitas yang lain seperti D3 USU, Polmed, tetapi orang tua tidak mengijinkan lagi, dan menyuruh aku untuk mencoba tahun 2011 lagi. Akhirnya aku tinggal di kampung membantu orang tua ke sawah. Pada akhir Oktober 2010, Kak Tina Saragih datang ke rumah menanyakanku apakah aku mau membantu di Sopo, aku mau kak jawabku, tapi pikir-pikir dulu, tunggu bicara sama bapak dan mamak. Kemudian aku cerita kepada bapak dan mamak, mereka setuju mengingat aku juga belum ada kesibukan lain kecuali membantu ke sawah. Dan disaat bang Togu datang ke Lontung, aku diajak ngobrol dan cerita-cerita tentang Sopo, dan rencanaku kedepannya. Dan saat itu aku berkata bahwa tahun 2011 aku ingin kuliah dan mencoba SNMPTN lagi. Bang Togu berkata “jaga mimpimu untuk kuliah, jangan hilangkan itu” yang memberikan motivasi bagi diriku. Akhir obrolan kami, aku mulai bergabung di Sopo Januari 2011, karena pada awal Nopember - Desember 2010 aku pergi ke rumah saudara. Awal Januari 2011, aku sudah di Samosir dan Kak Tina kembali memperjelas apakah aku jadi untuk membantu di Sopo, kembali aku berkata pikir–pikir lagi lah kak, karena pada saat itu ada saudara yang mengajakku untuk kerja di Medan sehingga bingung untuk memilih yang mana. Kemudian aku kembali cerita kepada bapak dan mamak tetapi mereka menyarankanku untuk membantu di Sopo, padahal aku ingin sekali untuk pergi merantau dan tidak ingin tinggal di Samosir karena merasa malu dengan teman-teman yang sudah merantau. Namun aku menerima saran bapak dan mamak dan berpikir bahwa itulah yang terbaik buat diriku. Akhirnya aku kembali menjumpai kak Tina mengatakan bahwa aku mau bergabung membantu di Sopo. Tanggal 11 Januari 2011, aku pun bergabung bersama Kak Tina dan Bang Ganda. Semuanya sesuatu hal yang baru bagiku, berjumpa dengan anak-anak memang sering tetapi untuk bisa dekat dengan anak-anak merupakan sesuatu hal yang tidak mudah. Sehingga selama bulan Januari aku melihat dan mempelajari jalannya kegiatan bersama anak-anak. Dan bulan Pebruari aku mulai ikut ambil bagian dalam kegiatan bersama anak-anak. Awalnya terasa canggung dan aku tidak percaya diri, namun seiring berjalannya waktu aku bisa belajar santai bersama anak-anak. Semakin hari semakin aku mengerti akan arti “berbagi “ itu dengan menikmati setiap kegiatan bersama anak-anak dan berusaha membuat yang terbaik. Adanya canda tawa anak-anak disaat bermain ataupun belajar bersama membuat kita tersenyum bahagia. Sehingga menjadi suatu kesenangan tersendiri bila bisa berbagi kepada anak-anak tersebut. Tetapi ada kalanya aku menyesali diriku bila anak-anak bertanya padaku tentang sesuatu hal yang tidak kutahu menjawab, dan cara mengatasinya kami mencari bersama atau mereka sendiri yang mencari. Dan ada saatnya aku merasa jenuh ketika anak-anak yang datang ke Sopo hanya beberapa orang saja dan terkadang kegiatan tidak berjalan karena anakanak membantu orang tua ke sawah. Bersambung ke halaman 8

5



Bulan Pertama Di Sopo Belajar Lontung

Sopo belajar…… Hal yang telintas dalam benak kita adalah sekadar tempat membaca. Namun jika kita mengenalnya lebih dalam ada kecintaan tersendiri terhadap sopo belajar tersebut. Banyak hal yang dapat kita temui didalamnya. Belajar adalah keseluruhan yang dapat ditemui didalamnya. Belajar yang dimaksud bukan seperti layaknya disekolah yang merupakan suatu keharusan. Tapi belajar di sopo timbul dari keinginan seseorang pengunjungnya. Jika anak-anak pengunjungnya lebih berhasrat untuk bermain bukan menjadi suatu larangan. Sehingga anak-anak tidak menganggap sopo belajar itu suatu keharusan yang membosankan. Didalamnya aku belajar mendekatkan diri dengan anak-anak pengunjungnya. Karena sungguh suatu hal yang sangat sulit jika aku tak bisa menjadi teman bagi mereka. Dan disaat mereka sudah bisa menerima aku sebagai temannya, aku bisa mengenal lebih dalam apa yang menjadi bagian dari sopo belajar itu. Sama-sama belajar adalah hal pertama yang kujalani saat ini. Bahkan dari hal yang terkecil sekalipun aku memulainya di dalam sopo belajar. Bagi sebagian orang yang belum mengenal sopo mungkin berpendapat bahwa sopo belajar itu adalah suatu hal yang sangat kecil yang dianggap sebagai hal yang sepele. Dan katakata itu yang perlu dihapus dari pemikiran orang-orang. Sopo belajar merupakan motivator bagi mereka yang mengenalnya. Banyak hal-hal positif yang bisa didapat. Adanya kelas kreatifitas yang tentunya akan mendorong setiap anak berpikir bahwa benda-benda yang tidak berguna bisa digunakan sebagai sesuatu yang menarik. Sehingga lahirlah anak-anak yang penuh imajinasi. Foto Oleh: Frijon Sidabutar Sopo juga mengadakan kegiatankegiatan antar sekolah yang tentunya melalui kegiatan ini tumbuh rasa kebersamaan antar sekolah meskipun mereka harus bersaing menjadi yang terbaik. Persaingan sehat itulah yang dimaksud. Dan dikegiatan tersebut mereka bisa merasa bersaing, tetapi pada saat berada disopo yang namanya persaingan tidak ada. Dan dengan melihat kemajuan dari anak-anak pengunjungnya mulai dari meningkatnya nilai-nilai di sekolah, adanya kreatifitas-kreatifitas baru yang mereka ciptakan tentu akan mempengaruhi kemajuan sopo belajar. Dengan begitu masyarakat akan bisa menerima keadaan sopo belajar dan juga masyarakat akan lebih berantusias terhadap adanya sopo belajar. Karena peran masyarakat begitu besar, baik itu berupa dukungan materi, tenaga ataupun dukungan yang lainnya. Bila terjalin komunikasi yang baik antara sopo belajar dan masyarakat bukan menutup kemungkinan bahwa suatu saat sopo belajar akan menjadi sopo impian setiap orang yang mengenalnya, baik itu dari kalangan masyarakat ataupun dari seluruh orang yang mengunjunginya. Dan memang itulah impian kita yaitu harapan bahwa sopo menjadi sopo impian setiap orang. (Novita Siregar; Pustakawati Sopo Belajar Lontung)

6



Update Kegiatan Sopo Belajar Lontung

Pada bulan Juli 2011 ini, sebanyak 569 kunjungan ke Sopo Belajar Lontung, bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada bulan Juni 2011, maka terdapat peningkatan kunjungan. Dan sudah semakin banyak anak-anak yang datang dari huta dan desa tetangga. Selama bulan Juli 2011 ini, ada 1321 buku yang dibaca, meningkat drastis dari bulan Juni 2011. Dibawah ini daftar kegiatan di Sopo Belajar Lontung selama bulan Juli 2011:

Kegiatan Klub Baca SD Menggambar dan Mewarnai Pemutaran Film Kelas Musik English For Fun Kelas Kreatifitas Kelas Minat dan Bakat Klub Baca SD Menggambar dan Mewarnai Pemutaran Film Kelas Musik English For Fun Kelas Kreatifitas Kelas Minat dan Bakat Klub Baca SD Menggambar dan Mewarnai Pemutaran Film Kelas Musik Persiapan Pasada Toba Persiapan Pasada Toba Persiapan Pasada Toba Persiapan Pasada Toba Pasada Toba Bermain di Alam Kelas Musik English For Fun Kelas Kreatifitas Kelas Minat dan Bakat Klub Baca SD Menggambar dan Mewarnai Pemutaran Film

Materi Peserta Memperhatikan Langit pada Malam Hari 3 Orang Samosir 10 Tahun di Mata Anak 6 Orang Latihan Lagu 5 Orang Vocabularry 3 Orang Kreasi dari Karton Bekas 2 Orang Belajar Komputer 1 Orang Rahasia Gajah 1 Orang Samosir 10 Tahun di Mata Anak 2 Orang Kasili Sesane dan Ladang Jagungnya 10 Orang Future Tense 3 Orang Belajar Musik, Garis Paranada 2 Orang Membuat Kesimpulan dari Suatu Bacaan 1 Orang Danau Toba 10 tahun Dimata Anak Samosir 3 Orang Orang Utan dan Babi Rusa 10 Orang Latihan Lagu 8 Orang Latihan Drama 7 Orang Latihan Drama, Belajar Musik 12 Orang Latihan Drama 11 Orang Latihan Drama, Belajar Musik 12 Orang Danau Toba 10 tahun dari sekarang dimata anak Samosir 24 Orang Belajar Tangga Nada 7 Orang Tense 4 Orang Kreasi dari Karton Bekas dan Stik Kreasi 6 Orang Kreatifitas, Belajar Komputer 5 Orang 3 Orang Lingkungan Sekitar 17 Orang Pustaka Anak Pulau Samosir 26 Orang

Tutor Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Novita Siregar Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Ganda Manurung Ganda Manurung Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Ganda Manurung Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan Team Team Ganda Manurung Novita Siregar Ganda Manurung Ganda Manurung Meike Pakpahan Meike Pakpahan Meike Pakpahan

Daftar kunjungan Kreta Baca bulan juli 2011: Selama bulan Juli 2011 ini, hanya 4 kali saja Kreta Baca beroperasi. Hal ini dikarenakan kesibukan yang sangat padat disaat sumber daya manusianya sangat terbatas. Sebanyak 47 buku dibaca oleh anak-anak di desa Parmonangan. Saat ini kami masih menunggu pinjaman rumah untuk dijadikan Sopo Belajar di desa ini. Mohon doa dari saudara-saudara semuanya.

No 1 2 3 4

Tanggal 15 Juli 2011 17 Juli 2011 20 Juli 2011 30 Juli 2011

Tempat Kunjungan Pasar Sirongit - Parmonangan Pasar Sirongit - Parmonangan Pasar Sirongit - Parmonangan Pasar Sirongit - Parmonangan

Peminat 7 orang 7 orang 9 orang 12 orang

7



Sopo Belajar Mengajari Aku

Sambungan dari halaman 5 Mengenai uang saku, aku tidak terlalu memperhitungkannya, bukan berarti aku tidak memerlukan uang tetapi semakin aku jalani dan pahami orang yang tidak tinggal di Samosir bahkan yang tidak punya hubungan kekeluargaan pun dengan Samosir mau berbagi, apalagi aku yang asli anak Samosir Namun tanpa terasa kebersamaanku bersama anak-anak sudah tujuh bulan di Sopo dan tiba saatnya tidak mendengarkan canda tawa anak-anak lagi setiap harinya. Bersuara keras untuk menghentikan tingkah mereka yang menjahili teman-temannya. Karena aku akan kuliah mewujudkan mimpiku sebelumnya untuk menjadi seorang guru. Namun walaupun aku tidak di Sopo lagi, apabila ada waktu luang aku akan ikut membantu, karena dari Sopo Belajar Lontung aku belajar mencintai dan peduli akan kampung halamanku. Terima kasih kepada Tuhan yang membuka hati para donatur, Bang Togu serta relawan ALUSI TaoToba yang mau berbagi, untuk kami anak-anak Samosir. Semoga Sopo semakin berkembang untuk mewujudkan mimpi-mimpi anak Samosir. Aku Pasti Kembali untuk Yayasan ALUSI TaoToba! (Meike Pakpahan; Relawan ALUSI TaoToba)

Naskah Juara I Puisi Pasada Toba

Goklas Situmorang Samosir yang Permai Detik demi detik telah berlalu Haripun berganti dengan hari Tanpa terasa, tiap waktu yang kulalui Berjalan dengan sendiri

Setiap telinga yang mendengar namamu Pasti terbayang akan sejuta Keindahan dan keagungan Samosir yang permai

Saat mentari pagi muncul Aku terbangun dari tidurku Sejenak aku termenung Menatapmu dengan penuh kekaguman Dedaunan melambai seakan menegurku Hangatnya sinar mentari Seakan menambah pesona Dan keindahan negeriku Samosir … Engkau begitu permai Keindahan dan prestasi yang kau ukir Telah melekat dihati setiap orang Jika kelak aku pergi menuntut ilmu Aku berjanji akan kemballi Untuk membangun samosir Menjadi kota pariwisata Samosir … Engkau adalah tanah kelahiranku Engkau akan menjadi tanah kebanggaanku Dan daerah impian setiap orang

8

Laporan Pasada Toba 2011 (Pagelaran Anak Samosir Danau Toba) Pada tanggal 23 Juli 2011 yang lalu, Yayasan ALUSI TaoToba telah menyelanggarakan sebuah kegiatan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2011. Kegiatan ini bernama Pasada Toba (Pagelaran Anak Samosir Danau Toba). Pasada Toba 2011 bertema : “Danau Toba sepuluh tahun dari sekarang dimata anak-anak Samosir”. Berikut laporan Pasada Toba 2011: 1. Lomba Pidato Tingkat SD Lomba pidato ini mengambil sub–tema Samosir Hari Ini. Lomba pidato ini diikuti oleh 9 orang anak dari 3 Sekolah Dasar di Lontung. Pada awalnya jumlah peserta lomba sebanyak 12 orang dari 4 sekolah, namun 1 sekolah tidak mengirimkan wakilnya karena terlalu jauh ke lokasi kegiatan. Para pemenang Lomba Pidato di Pasada Toba 2011 adalah sebagai berikut: Juara I : Prijon Sidabutar (SD Negeri 173813 Parmonangan) Juara II : Geofani Situmorang (SD Inpres Hasahatan Lontung) Juara III : Yenny Sinaga (SD Negeri 173812 Parbalohan) Juara Harapan I : Hotbaen Elieser Situmorang (SD Inpres Hasahatan Lontung) Juara Harapan II : Petra Gultom (SD Negeri 173812 Parbalohan) Juara Harapan III : Nelly Nainggolan (SD Negeri 173813 Parmonangan) Hadiah Hiburan : - Ruth Gultom (SD Inpres Hasahatan Lontung) - Carol Situmorang (SD Negeri 173813 Parmonangan - Dicky Mahar Henrikul Gultom (SD Negeri 173812 Parbalohan)

2. Lomba Puisi Tingkat SD Lomba Puisi ini mengambil sub-tema Samosir Hari Esok. Sebanyak 16 orang yang mengikuti Lomba Puisi ini dari 3 Sekolah Dasar yang ada di 3 desa (Desa Pardomuan, Desa Parbalohan dan Desa Parmonangan). Para Pemenang Lomba Puisi pada Pasada Toba 2011 adalah sebagai berikut: Juara I : Goklas Situmorang (SD Inpres Hasahatan Lontung) Juara II : Geofani Situmorang (SD Inpres Hasahatan Lontung) Juara III : Santri Pakpahan (SD Inpres Hasahatan Lontung) Juara Harapan I : Dedy Sinaga (SD Negeri 173812 Parbalohan) Juara Harapan II : Devi Sinaga (SD Negeri 173812 Parbalohan) Juara Harapan III : Sovia Pakpahan (SD Inpres Hasahatan Lontung) Hadiah Hiburan : - Carol Situmorang (SD Negeri 173813 Parmonangan) - Agustina Situmorang (SD Negeri 173813 Parmonangan) - Elsa Sijabat (SD Negeri 173813 Parmonangan) - Cindy Situmorang (SD Negeri 173813 Parmonangan) - Sintya Sirait (SD Negeri 173812 Parbalohan) - Grace situmorang (SD Negeri 173813 Parmonanangan) - Rikki Simbolon (SD Negeri 173813 Parmonangan) - Nelly Nainggolan (SD Negeri 173813 Parmonangan) - Lidayana Nainggolan (SD Negeri 173812 Parbalohan) - Juli Situmorang (SD Negeri 173812 Parbalohan)

9

Laporan Pasada Toba 2011 (Pagelaran Anak Samosir Danau Toba) 3. Opera Anak Cerita Opera Anak ini merupakan inspirasi dari anak-anak Lontung yang sering datang ke Sopo yaitu Goklas Situmorang, Santri Pakpahan, Sovia Pakpahan dan Elieser Hutagaol. Sekaligus keempat anak inilah yang menjadi penyusun naskah Opera Anak tersebut. Dengan mempergunakan waktu yang ada ditengah-tengah kesibukan mereka untuk membantu orang tua, cerita Opera anak ini mereka selesaikan bulan Juni dimana dimulai dari bulan Mei. Kemudian mereka mengajak teman-temannya yang lain untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pasada Toba. Sehingga mereka bisa menampilkan Opera Anak ini dihadapan teman-teman mereka, orang tua juga masyarakat Lontung. Inilah para pemain Opera Anak tersebut • Goklas Situmorang • Sovia Pakpahan • Santri Pakpahan • Elieser Hutagaol • Andar Situmorang • Geofani Situmorang • Ronaldo Situmorang • Ruth Gultom • Alasep Gultom Judul Opera Anak Batak ini adalah : “Pasada Hita Rohatta laho Paturehon Hutatta” (Satu hati untuk memperbaiki kampung halaman) ditonton lebih dari 200 orang. Malam itu menjadi milik anak-anak Samosir!

4. Pameran Foto Anak dan Kretaivitas Anak Bermodalkan kamera donasi dari Portunatas Tamba (Gunung Sitoli, Nias) dan Imelda Sianturi (Jakarta), beberapa anak-anak di Lontung, Samosir belajar menggunakan kamera. Pada Pasada Toba 2011 ini, beberapa hasil foto yang mereka abadikan sendiri diperlihatkan kepada masyarakat Lontung. Selain pameran foto, ada beberapa display hasil kreativitas anak berupa gambar dan hasil kerajinan tangan.

5. Talk Show Rencananya pada Pasada Toba 2011 ini akan ada talk show tentang pelestarian lingkungan. Namun dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, talk show ini dibatalkan.

6. Hiburan Pada saat acara Lomba Pidato dan Lomba Puisi, ada 2 sekolah yang menyumbangkan lagu untuk mengisi acar di Pasada Toba 2011. Kedua sekolah itu adalah PAUD Pelita Kasih Desa Parmonangan dan SD Negeri 173812 Parbalohan, Lontung. Sungguh mengejutkan karena mereka tidak ada memberitahukan sebelumnya bila ingin menyumbangkan lagu. Sesuai dengan rencana, malam harinya dilakukan pemutaran film Laskar Pelangi. Lebih dari 200 orang menonton film yang sangat memberikan inspirasi ini.

10

Laporan Pasada Toba 2011 (Pagelaran Anak Samosir Danau Toba) Pada awalnya Pasada Toba 2011 direncanakan, diperlukan dana sebesar Rp. 11.970.000. Namun dalam usaha pengumpulan dana, terkumpul Rp. 5.624.000. Walaupun demikian, Pasada Toba tetap berjalan dan mendapatkan respon yang sangat positif. Berikut adalah daftar donasi berupa uang untuk Pasada Toba 2011: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Nama Donatur Marinus Sitepu Renny Pitta Lia Rida Novida Elfourthman Lumban Toruan Hari Kushardanto Gokmaria Sitanggang Intan Rosaria Nainggolan Mangiring Leovardo Sinaga Deasy Mahmud Rodensi Naibaho Portunatas Tamba Menita Naibaho Fawrita Situmeang Hengki Z. P. Tampubolon Bunga Simangunsong Ramses Manurung Taruli Manurung Paulina Sirait Bachtiar Situmorang

Alamat Sanggau Pontianak Lubuk Linggau Bandung

Gunung Sitoli Jakarta Jakarta

Jakarta

Jumlah Rp 200.000 Rp 1.000.000 Rp 249.000 Rp 200.000 Rp 500.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 300.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 163.000 Rp 75.000 Rp 237.000 Rp 5.624.000

Selain donasi berupa uang, Yayasan ALUSI TaoToba juga mendapatkan dukungan dari beberapa pihak antara lain: No

Nama

Dukungan

Alamat

1 Keluarga R. Pakpahan

Beras 1 kaleng (16 kg)

Desa Pardomuan, Lontung

2 Desa Pardomuan

Peminjaman 30 Kursi dan 1 meja

Desa Pardomuan, Lontung

3 Keluarga V. Situmorang

Kayu bakar dan papan panggung

Desa Pardomuan, Lontung

4 Marvin Gultom

10 Kg ikan Nila

Desa Silimalombu

5 Tina Saragih

12 celengan untuk pemenang lomba

Medan

6 Arisan Toga Sinaga

Peminjaman tenda

Desa Pardomuan, Lontung

7 Arisan Raja Sonang

Peminjaman alat masak

Desa Pardomuan, Lontung

8 Pelayanan Misioner

Peminjaman LCD projector dan

Desa Pardomuan, Lontung

9 Nursani Gultom

Bagian Konsumsi

Desa Silimalombu

10 Jessica Pakpahan

Bagian Konsumsi

Desa Pardomuan, Lontung

11 T. br Nainggolan

Bagian Konsumsi

Desa Pardomuan, Lontung

12 D. br Nainggolan

Bagian Konsumsi

Desa Pardomuan, Lontung

11

Laporan Pasada Toba 2011 (Pagelaran Anak Samosir Danau Toba) Laporan keuangan Pasada Toba 2011 No 1

Tanggal

Deskripsi Donasi Pasada Toba

Kredit

Debet

Rp 5.624.000 Rp

Saldo -

Rp

5.624.000

2

17 Juli 2011 Kertas Foto

Rp

-

Rp

24.000

Rp

5.600.000

3

19 Juli 2011 Alat dan Bahan display

Rp

-

Rp

172.500

Rp

5.427.500

4

19 Juli 2011 Hadiah (Perlengkapan sekolah) Rp

-

Rp

1.585.500 Rp

3.842.000

5

19 Juli 2011 Hadiah (6 tas sekolah)

Rp

-

Rp

420.000

Rp

3.422.000

6

19 Juli 2011 Piala (4 set / 12 buah)

Rp

-

Rp

610.000

Rp

2.812.000

7

19 Juli 2011 Bola lampu. Fitting, Steker

Rp

-

Rp

160.000

Rp

2.652.000

8

19 Juli 2011 Spidol

Rp

-

Rp

24.000

Rp

2.628.000

9

19 Juli 2011 Bensin 22,2 Liter

Rp

-

Rp

100.000

Rp

2.528.000

10

20 Juli 2011 Karpet 9 meter

Rp

-

Rp

162.000

Rp

2.366.000

11

Rp

-

Rp

60.000

Rp

2.306.000

12

20 Juli 2011 Gula, kopi Hadiah (Kamus B.Inggris 12 20 Juli 2011 buku)

Rp

-

Rp

180.000

Rp

2.126.000

13

20 Juli 2011 Paku dan cat semprot

Rp

-

Rp

67.000

Rp

2.059.000

14

20 Juli 2011 Roti

Rp

-

Rp

117.000

Rp

1.942.000

15

Rp

-

Rp

95.000

Rp

1.847.000

Rp

-

Rp

349.000

Rp

1.498.000

17

20 Juli 2011 Ferry Ajibata - Tomok Triplek (3) + Kabel listrik (20 22 Juli 2011 mtr) Logistik (air mineral, biskuit, 22 Juli 2011 dll)

Rp

-

Rp

220.500

Rp

1.277.500

18 19

22 Juli 2011 Logistik (sayu, cabe, dll) 25 Juli 2011 Ferry Tomok - Ajibata

Rp Rp

-

Rp Rp

224.000 95.000

Rp Rp

1.053.500 958.500

16

Pada awalnya, panitia tidak berencana menyediakan makan siang kepada peserta apalagi kepada penonton. Tapi Tuhan punya rencana lain, sebanyak hampir 200 orang bisa menikmati makan siang bersama. Tuhan bekerja dengan cara-cara yang misterius! Secara keseluruhan, pelaksanaan Pasada Toba 2011 ini melebihi harapan dari ALUSI TaoToba. Tanpa dukungan banyak pihak, mustahil kegiatan ini bisa terlaksana. Tanggapan para orangtua pun sangat positif sekali. Pasada Toba akan menjadi agenda tahunan dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional. Semoga tahun depan kita bisa melaksanakannya lebih baik lagi.

12

gung Pembuatan Pang

Juara I Lomba Pidato

Juara I Lomba Puisi

Pendirian Tenda

PAUD Pelita Kasih desa Parmonangan menyumbangkan lagu

Opera Anak

13

Seorang anak menunjukkan karya fotonya kepada ibunya

Pemenang Lomba Pidato bersama hadiahnya

Melihat hasil gambar anak-anak Samosir

Pemenang Lomba Puisi bersama hadiahnya

Suasana Lomba Pidato dan Puisi

Penonton Opera Anak

14



Catatan Keuangan

Laporan Keuangan Yayasan ALUSI TaoToba Hingga 31 Juli 2011 Pemasukan Sisa Uang Tahun 2010 Pemasukan Tahun 2011 (s/d 31 Juli 2011) Jumlah Total Pemasukan

Rp Rp Rp

2.774.958 25.802.500 28.377.458 + $ 25

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1.224.000 8.634.750 4.008.230 2.614.100 1.229.500 1.164.060 8.256.000 27.130.640

Pengeluaran Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli

2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011

Sisa Dana Hingga 31 Juli 2011

Rp

1.446.818 + $ 25

Catatan yang lebih detail ada pada kami. Jika ada donatur yang menginginkan penggunaan keuangan yang lebih terperinci, hubungi kami di email: [email protected] dan [email protected]. Daftar Donatur bulan Juni 2011 adalah sebagai berikut:

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Tanggal 03 Juli 2011 04 Juli 2011 04 Juli 2011 07 Juli 2011 08 Juli 2011 10 Juli 2011 11 Juli 2011 11 Juli 2011 11 Juli 2011 11 Juli 2011 11 Juli 2011 11 Juli 2011 11 Juli 2011 19 Juli 2011 20 Juli 2011 21 Juli 2011 21 Juli 2011 21 Juli 2011 21 Juli 2011 21 Juli 2011 21 Juli 2011 28 Juli 2011 29 Juli 2011

Nama NN Jonathan Tobing Habel Tobing Mirza Tambunan Elfourthman Lumban Toruan Hari Kushardanto Gokmaria Sitanggang Intan Rosaria Nainggolan Mangiring Leovardo Sinaga Deasy Mahmud Rodensi Naibaho Portunatas Tamba Menita Naibaho Fawrita Situmeang Renny Pitta Lia Lumban Gaol Hengki Z.P. Tampubolon Bunga Simangunsong Ramses Manurung Taruli Manurung Paulina Sirait Bachtiar Situmorang Regina Chelsea Donasi Rohati Nainggolan

Lokasi Depok Jakarta Jakarta London Bandung

Gunung Sitoli Jakarta Pontianak Jakarta

Jakarta Lontung TOTAL

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Jumlah Keterangan 200.000 Samosir Membaca 750.000 Samosir Membaca 750.000 Samosir Membaca 700.000 Samosir Membaca 200.000 Pasada Toba 2011 500.000 Pasada Toba 2011 200.000 Pasada Toba 2011 250.000 Pasada Toba 2011 200.000 Pasada Toba 2011 100.000 Pasada Toba 2011 100.000 Pasada Toba 2011 300.000 Pasada Toba 2011 500.000 Pasada Toba 2011 500.000 Pasada Toba 2011 1.500.000 Samosir Membaca 500.000 Pasada Toba 2011 200.000 Pasada Toba 2011 150.000 Pasada Toba 2011 163.000 Pasada Toba 2011 75.000 Pasada Toba 2011 237.000 Pasada Toba 2011 730.000 Samosir Membaca 100.000 Samosir Membaca 8.905.000

Dukungan kita bisa mewujudkan mimpi AnakAnak-Anak Samosir. Yang kita lakukan adalah hal kecil yang bisa membawa perubahan besar. Mari berbagi untuk sesama! 15



Wish List ALUSI TaoToba

Beberapa kebutuhan ALUSI TaoToba untuk memaksimalkan program samosir membaca! yaitu:

1. 2.

3.

4.

5.

LCD Projector + Screen (bekas/baru) : untuk pemutaran film di masyarakat. Komputer (bekas/baru) : untuk media belajar anak-anak dan dewasa. Banyak masayarakat yang ingin belajar komputer. Kamera Digital (bekas/baru) : untuk kegiatan Potret Tao Toba dari mata Anak-Anak Samosir. Diperlukan beberapa kamera untuk kegiatan ini. Foto-foto yang dihasilkan oleh anak-anak ini akan dipamerankan. Sepeda Motor (bekas/baru) : untuk penambahan armada Kreta Baca agar semakin banyak masyarakat khususnya anak -anak yang bisa mendapatkan akses terhadap buku. Alat dan bahan untuk menggambar, melukis & mewarnai : untuk menumbuhkan kreativitas menggambar. Hasil-hasil gambar atau lukisnya akan dipamerkan.

Dukungan kita sangat dibutuhkan. Mari membantu Anak-Anak Samosir untuk bertumbuh! Tuhan memberkati kita semua!



Jadwal Kegiatan Sopo Belajar Lontung

Senin

: Kelas Minat & Bakat : 14.00-15.30 WIB

Selasa Jam

: English For Fun : 15.30 - 16.30 WIB

Rabu Jam

: Kelas Kreativitas : 14.00 - 16.00 WIB

Kamis Jam

: Kelas Minat & Bakat : 14.00 - 15.30 WIB

Jumat Jam

: Klub Baca SD : 13.30 - 15.30 WIB

Sabtu Jam

: Menggambar & Mewarnai : 14.00 - 15.30 WIB

Minggu Jam

: Pemutaran Film : 14.00 - 15.00 WIB

Kegiatan lainnya dapat disusun bersamasama dengan masyarakat.

Setiap kegiatan GRATIS!!!

samosir membaca!

Ketika mereka berhenti belajar, mereka berhenti bertumbuh! 16

Satu Buku Sejuta Mimpi Kampanye Donasi Buku - Satu Buku Sejuta Mimpi (Kadoku Sabuksemi) merupakan Kampanye Donasi Buku yang dilakukan oleh Yayasan ALUSI TaoToba guna mengumpulkan buku-buku untuk membantu program samosir membaca!. Buku-buku yang dikumpulkan adalah buku baru ataupun buku bekas dalam kondisi layak baca. Adapun buku-buku yang diperlukan untuk membantu samosir membaca! adalah: • Cerita bergambar • Komik (tidak yang berisi kekerasan dan seks) • Novel • Buku pegetahuan umum • Ensiklopedia • Buku pertanian dan peternakan • Buku lingkungan dan konservasi • Buku keterampilan dan keahlian • Majalah (tidak yang pornografi) • Buku pelajaran untuk SD dan SMP (KTSP terbaru) • Dan buku-buku lainnya yang mendidik serta meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri masyarakat. Dukungan kita bisa mewujudkan mimpi mereka. Yang kita lakukan adalah hal kecil yang bisa membawa perubahan besar. Mari berbagi untuk sesama! Silahkan menghubungi Yayasan ALUSI TaoToba : togu simorangkir (085828467888) email: [email protected] / [email protected]

17

Daftar penyumbang buku: 1. Penerbit BPK Gunung Mulia (Jakarta) 2. Jeni Shannaz (Bogor) 3. Mella Puspita (Depok) 4. Sally Widyastuti (Jakarta) 5. Sandrak Manurung (Medan) 6. Argentino Siregar (Medan) 7. Tina Saragih (Medan) 8. Junita Sitanggang (Jakarta) 9. Arthur Tambunan (Jakarta) 10. Ruth Tambunan (Jakarta) 11. Sarilani Putu (Depok) 12. Nida Sofya (Samarinda) 13. Orangutan Information Center/IOC (Medan) 14. Yayasan Ekosistem Lestari/YEL (Medan) 15. Mario Gultom (Medan) 16. National High Jakarta School (Jakarta) 17. Marina Situmorang (Jakarta) 18. Lili Aries Sadikin (Jakarta) 19. Yayorin (Yayasan Orangutan Indonesia) (Kalimantan Tengah) 20. Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) 21. Vidi B10NC (Alor, Nusa Tenggara Timur) 22. Agnes Marbun (Jakarta) 23. Yayasan Ars86 Peduli (Jakarta) 24. Halak Hita di Thiess (Jakarta) 25. Mananda Situmorang (Jakarta) 26. Netty Situmorang (Lontung) 27. Dr. Yoseph Kelik P. (Jambi) 28. Tiar Pardede (Jakarta) 29. Rama Yulia Furry (Jakarta) 30. Maria Agnes Situmorang (Jakarta) 31. Julie Hutajulu (Jakarta) 32. Dhani Cahyo (Jakarta) 33. Yudistira Sappa I. (Depok) 34. A. Gita Kaleena (Depok) 35. Frida Simorangkir (Jakarta) 36. IBMers (Staf IBM Indonesia/Jakarta) 37. Manganju Tambunan & Teman (Bandung) 38. Minda Saanin (Bogor) 39. Betty Simarmata (Baltimore, USA) 40. Hari Kushardanto (Bandung)

Donasi Barang 1. Laptop (Hari Kushardanto/Bandung) 2. Kamera Digital (Nita Ryarti/Jakarta) 3. Perlengkapan rumah tangga (Ny. R. Simorangkir br. Gultom/Pematang Siantar) 4. Semen dan Seng (Bapak V. Situmorang/ Lontung) 5. Film-Film Lingkungan (Yayorin/Yayasan Orangutan Indonesia/Kalimantan) 6. Film-Film Dancow (Frida Simorangkir/Jakarta) 7. Mainan anak-anak (Nancy Widyani/Bali) 8. Monitor Komputer (Poppy Simorangkir/Medan) 9. CPU Komputer (Tina Saragih/Kisaran) 10. Kamera Digital (Portunatas Tamba/Nias) 11. Kamera Digital (Imelda Sianturi/Jakarta) 12. Alat menggambar (Frida Simorangkir/Jakarta)

Books Dropping Point Di Jakarta: Jamartin Sihite Jl. Kebon Baru IV No. 5, Tebet Jakarta Selatan Telp. (021) 8294762 TNOL Peduli; TNOL News Room Jl. Fatmawati Raya 15 Komplek Rukan Dbest B-42, Jakarta Telp. (021-7693343 Books Dropping Point Di Bogor: RARE Jl. Papandayan No. 11A Bogor, Jawa Barat Telp. (0251) 8329449 Books Dropping Point Di Bandung: Manganju Luhut Tambunan Institut Teknologi Bandung (ITB) Gedung Kegiatan Mahasiswa Institut Sosial Humaniora Tiang Bendera Jl. Ganesha 10, Bandung Jawa Barat 40132 Telp. 081394730811 Books Dropping Point Di Medan: Orangutan Information Center (OIC) Komplek Tasbih Blok RR No. 98 Medan, Sumatera Utara Telp. (061) 8200218 Books Dropping Point Di Bali: Baby Saskia Tamba Jl. Ceningansari No. 12 G, Sesetan, Denpasar, Bali Tlp. (0361) 9698777 Kirim Donasi Buku Di Siantar: Togu Simorangkir Jl. H. Adam Malik No. 6 Pematang Siantar, Sumatera Utara Telp. 085828467888

Terima kasih kepada para donatur, relawan dan simpatisan.

Tuhan memberkati LEBIH BERLIMPAH! 18



Apa Yang Bisa Kita Lakukan? Jika ada yang bertanya: pengorbanan kecil apa yang bisa kita berikan dan membuat perubahan besar bagi hidup orang lain dan alam ciptaan Tuhan ini, apa jawaban yang akan kita sampaikan? Sebagian besar dari kita mungkin tidak mampu untuk menyampaikan jawaban karena kita cenderung percaya bahwa untuk membuat perubahan besar maka diperlukan pergorbanan yang besar pula. Padahal, hanya dengan menyisihkan 2000 rupiah per hari selama 365 hari, maka akan banyak saudara-saudara kita di sekitar Danau Toba yang akan bisa mendapatkan akses kepada buku dan sarana belajar lainnya. Dengan 2000 rupiah per hari selama 365 hari, kita menjadi saluran berkat bagi banyak orang!

• Untuk satu Sopo Belajar diperlukan dana sebesar Rp. 64.600.000 selama 1 tahun. Satu Sopo Belajar dapat diwujudkan oleh 88 orang dengan menyisihkan 2000 rupiah per hari selama 365 hari (Rp. 730.000/ orang/tahun). Pembayaran dapat dilakukan sebanyak 4 kali (@ Rp. 182.500). • Untuk pembuatan Kapal Pendidikan Keliling dan operasionalnya di tahun pertama dibutuhkan Rp. 179.200.000. Kapal Pendidikan Keliling dapat diwujudkan oleh 245 orang dengan menyisihkan 2000 rupiah per hari selama 365 hari (Rp. 730.000/orang/tahun). Pembayaran dapat dilakukan sebanyak 2 kali (@ Rp. 365.000). • Perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga yang tertarik untuk mendukung Samosir MEMBACA dapat menjadi sponsor dengan menanggung penuh anggaran yang diperlukan. Nama sponsor akan menjadi nama dari Sopo Belajar atau Kapal Pendidikan Keliling. • Jika perorangan, kelompok, perusahaan atau lembaga ingin membantu Samosir MEMBACA dapat memberikan donasi buku, alat tulis menulis, alat menggambar atau mewarnai, alat permainan olahraga dan film-film yang mendidik.

Rekening Yayasan ALUSI TaoToba Bank Mandiri Kantor Cabang Pematang Siantar No. Rek: 107-00-0592909-8

Visi Program Berdiri

Yayasan ALUSI TaoToba Huta Lontung Na Godang Desa Pardomuan Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara Telp. 085828467888 Email : [email protected] www.alusitaotoba.org

: Kesejahteraan Masyarakat untuk Kelestarian Danau Toba : Pendidikan, Lingkungan Hidup dan Penguatan Masyarakat : 18 Juni 2009

Pembina: DR. Ir. Jamartin Sihite Hari Kushardanto, M.Sc Pengurus: Togu Simorangkir (Ketua) Yuanita Indah Ryarti, SE, MdevPract (Sekretaris) Dr. Junita Rosalina Sitanggang (Bendahara) Pengawas: Pahrian Ganawira Siregar, STP, ME