HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN.
DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Telah Disetujui
Pada ...
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Disusun Oleh : Hanu Rahmantyo Qurotul Uyun
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR
Telah Disetujui Pada Tanggal
-------------------------------------
Dosen Pembimbing Utama.
(Qurotul Uyun ,S.Psi.,M.Si.)
PENGANTAR Sumber daya manusia merupakan kunci sukses kehidupan sebuah bangsa. Sumber daya manusia yang baik adalah sumber daya manusia yang terdidik dan mempunyai ketrampilan yang baik. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kualitas tersebut. Seperti yang dikatakan Dosen fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Drs.John Ritonga, M.Ec mengatakan, kemiskinan cenderung membuat masyarakat terperangkap dalam kebodohan yang akhirnya menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah, karenanya pemerintah harus lebih memprioritaskan pembangunan di bidang pendidikan (kompas, 5 Mei 2001). Dari cuplikan tulisan dari salah satu media masa ibukota tersebut dapat kita ketahui bahwa kesuksesan dalam mencipatakan pendidikan yang baik akan berpengaruh terhadap kemampuan menciptakan sumber daya manusia yang handal.
Kesuksesan ini tidak
terlepas dari proses belajar mengajar yang baik di dalam lingkungan pendidikan yang ada baik itu di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi Tampilnya seorang dosen sebagai motivator bagi mahasiswa yang dihadapinya sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Untuk menjadi seorang motivator bagi siswa siswinya, seorang dosen juga harus dapat memberi motivasi bagi dirinya sendiri yang otomatis menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Tanpa hal ini rasanya akan sulit bagi seorang guru untuk menjadi motivator bagi siswa-siswinya. Saat ini yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara yang terbaik yang harus dilakukan oleh seorang dosen agar ia dapat melaksanakan fungsinya sebagai seorang motivator. Secara psikologis, keberadaan seorang dosen bisa mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam belajar. Dosen yang disenangi bisa meningkatkan motivasi mahasiswa. Sebaliknya, kehadiran ‘dosen killer’yang dihindari mahasiswa bisa menurunkan motivasi mereka dalam belajar. Kuat dan lemahnya motivasi belajar seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar seseorang (Indomedia.2004). Di sisi lain keaktifan mahasiswa sangat memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Hal itu didukung oleh pendapat Sardiman (1986), didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif,
dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Sardiman (1986) juga menyebutkan bahwa untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Adanya beberapa bukti yang didapat dari wawancara yang dilakukan peneliti pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang menjelaskan bahwa dari 10 mahasiswa yang diwawancarai ternyata 7 diantaranya mengatakan bahwa dosen membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap motivasi belajar mereka. Rendahnya motivasi tersebut dapat dilihat dari perilaku mahasiswa yang cenderung menjadi malas menghadiri kegiatan belajar mengajar di kampus, apabila mereka tidak menyukai keberadaan dosen yang mengajar mata kuliah tertentu mahasiswa cenderung akan membolos atau menitip absen kepada temannya untuk mensiasati persyaratan kehadiran mereka mengikuti kuliah. Hal lain yang menguatkan bukti tersebut adalah bahwa pada saat KRS mereka akan mencari informasi atau memilih dosen-dosen yang mereka sukai karena mereka anggap ketika mendapat dosen tersebut mereka akan mendapat nilai yang baik pada mata kuliah atau tidak akan malas menghadiri mata kuliah yang diajarkan. Persepsi yang negatif mahasiswa akan berdampak buruk bagi peningkatan motivasi mereka dalam belajar, mahasiswa yang mempunyai persepsi buruk terhadap dosen baik dari cara mengajar, kemampuan, kepintaran atau perilaku dosen akan membuat mereka enggan untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik bahkan ada kemungkinan mereka akan cenderung malas menghadiri proses belajar mengajar tersebut. Kecenderungan-kecenderungan seperti menitip absen, mencontek pekerjaan rumah atau membolos tersebut perlu menjadi perhatian khusus dari para dosen dan para akademisi apakah itu merupakan fenomena menurunnya motivasi belajar mahasiswa atau bukan, dan ketika itu benar-benar merupakan penurunan motivasi belajar maka perlu kita ketahui penyebab-penyebab dari menurunnya motivasi belajar tersebut apakah berhubungan dengan pengaruh lingkungan, kemampuan dosen dalam mengajar, fasilitas kampus yang kurang atau kemampuan intelegensi dari mahasiswa sendiri. Jadi sangatlah penting mengetahui sebab-sebab yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar mahasiswa sehingga bisa dicari jalan keluar yang terbaik bagi peningkatan sistem pendidikan tinggi di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.
Merode Penelitian.
Subjek penelitian adalah mahasiswa psikologi Universitas Islam Indonesia angkatan 2003 sampai dengan 2005. Subjek dipilih dengan asumsi bahwa mahasiswa pada angkatan tersebut masih aktif mengikuti kuliah sehingga apabila diberi pertanyaan mengenai pendapat mereka terhadap kemampuan dosen diharapkan bisa memberi jawaban yang valid atau benar. Kuesioner disebarkan ke responden sebanyak 130 buah yang dianggap dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Prosedur pengisian skala adalah dengan cara meminta subjek untuk memilih salah satu diantara 5 alternatif jawaban, dengan interval 1 sampai dengan 5 yang telah disediakan. Data jawaban para responden diberi skor dengan menggunakan sistem Skala stapel, dimana pernyataan sesuai kenyataan maka skor akan mendekati 5 sedangkan apabila pernyataan tidak sesuai dengan kenyataan maka skor akan mendekati 1 Data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yaitu hubungan antara motivasi belajar dengan persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar. Analisis menggunakan tehnik statistik analisis product moment dari Pearson. Tehnik ini digunakan karena merupakan analisis korelasional yang dapat dipakai untuk menguji hubungan antara dua variabel. Perhitungan statistik dengan komputasi melalui bantuan program SPSS for windows 11.
HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan uji normalitas dan linieritas, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data untuk melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dalam Program SPSS for Windows 11, dan dari analisis data yang dilakukan hasil menunjukkan koefisien korelasi (r) = 0,316 dan r² = 0,100 dengan p =0,000 (p