Terminologi dalam rancangan eksperimen. ▫ Treatment Group. ▫ Control Group.
▫ Variable. ▫ Extraneous variables. ▫ Ex post facto. ▫ Variance. ▫ internal ...
basic of experiments
Terminologi dalam rancangan eksperimen
Treatment Group Control Group Variable Extraneous variables Factor Level Randomness,, Randomness Random assignment
Ex post facto Variance internal validity External validity
Treatment Group (kelompok perlakuan)
Kelompok dalam suatu eksperimen yang mendapat perlakuan yang khusus Experimental group
Control Group Kelompok lain yang ditetapkan untuk suatu eksperimen namun tidak dibentuk untuk diberi perlakuan tertentu. Performance control group menjadi acuan (baseline) untuk mengukur efek dari perlakuan pada treatmen group.
variable Konsep, sesuatu atau peristiwa yang menjadi perhatian eksperimenter yang bervariasi (nilainya berubah) atau dibuat menjadi bervariasi Konsep tersebut berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
extraneous variables
Variabel selain variabel dalam eksperimen (IV dan DV) yang bisa berpengaruh pada pemberian perlakuan pada subyek
factor variabel yang spesifik dalam suatu eksperimen Istilah itu digunakan jika dalam suatu eksperimen melibatkan lebih dari satu
Level
Tingkat atau intensitas dari suatu faktor Setiap faktor dapat dinyatakan dalam satu tingkat atau lebih
30 menit
2 tablet
4 tablet
60 menit
Ex post facto Kesimpulan tentang adanya hubungan sebab akibat setelah terjadinya suatu fakta Penelitian “ex post facto” : peristiwa yang diamati telah terjadi, berbeda dengan penelitian eksperimental
Membandingkan khasiat obat A dan obat B pada pasien suatu RS.
Variance
Variabilitas dari suatu peristiwa Variabilitas Perbedaan antara dua peristiwa akan dapat diperoleh jika alat ukur yang digunakan baik.
internal validity
Berkaitan dengan pertanyaan :
Apakah bisa disimpulkan bahwa treament menghasilkan pengaruh dalam pengukuran ? Extraneous variable yang ternyata berpengaruh, dalam kondisi ada atau tidak perlakuan, maka dikatakan sebagai: ancaman terhadap validitas
External validity
Validitas yang berkaitan dengan interpretasi dari hasil penelitian Pada kelompok lain yang mana bisa diharapkan adanya hasil yang sama.
Contoh: Jika suatu perlakan X pada suatu kelompok (laki-laki middle age) menyebabkan penurunan tekanan darah, apakah secara logis bisa dikatakan bahwa akan diperoleh hasil yang sama pada kelompok yang lain (wanita middle age) Ya : validitas eksternal baik Tidak: validitas eksternal tidak baik
Experimental design
Pre-experimental design One group Pretest-posttest design
True experimental design
Quasi experimental design
Postest only Randomized design
Non-equivalent control group design
Pretest-posttest Randomize design
Regression discontinuity design
Solomon four group design
Dll.
Factorial design
Rancangan prepre-eksperimental
Karakteristik:
Tidak ada kontrol terhadap rancangan eksperimen Masih bisa digunakan hanya perlu perhatian khusus
Bentuk:
Ex post facto design Single group, posttest-only design Single group, pretest-posttest design
Ex post facto design KARAKTERISTIK: Pengukuran terhadap peristiwa yang terjadi secara natural Tidak ada manipulasi Tidak ada pengukuran awal Rancangan yang paling lemah Tidak ada kontrol terhadap variabel extraneous
Single group, posttestposttest-only design KARAKTERISTIK Satu kelompok, Pengukuran hanya satu kali, yaitu setelah pemberian treatmen SKEMA :
x o
Single group, pretestpretest-posttest design KARAKTERISTIK : Satu grup ada pengukuran awal setelah pemberian treatment dilakukan pengukuran kembali KEUNTUNGAN: Adanya pengukuran awal memungkinkat peneliti melihat adanya perubahan yang terjadi SKEMA
O
X
O
Pretest--posttest, natural control Pretest group design KARAKTERISTIK : Hampir menyerupai bentuk rancangan true experiment, tetapi partisipan ditetapkan tidak secara random SKEMA
O
X O
O
O
Analisi statistik untuk rancangan pre eksperimental
Dependent tt-test – Single group pretestpretest-posttest design
Formula tt-test untuk dependen sampel
True Experimental design 1. POSTTEST POSTTEST--ONLY RANDOMIZED EXPERIMENT a pretest is not required Usually we include a pretest in order to determine whether groups are comparable prior to the program because we are using random assignment we can assume that the two groups are probabilistically equivalent t
POST--TEST ONLY CONTROL GROUP DESIGN POST (LANJUTAN)
R R
X
O O
Digunakan jika – Sampel mencukupi (sampel>30 (sampel>30 orang per group) – Tidak mungin melakukan pretest
Kelemahan: – Jika randomisasi tidak tepat, kelompok kelompok bisa jadi tidak ekivalen. – Karena tidak ada pretest, maka data pretest tidak dapat digunakan sebagai dasar penetapan kelompok.
The advantage of this design is that there won’t be any prepre-test sensitization.
2. PRETEST POSTPOST-TEST CONTROL GROUP DESIGN
R O R O
X
O O
Kedua kelompok harus ekivalen pada awalnya
sehingga
Perbedaan yang terjadi merupakan hasil dari adanya treatment
Kelemahan
this design is subject to sensitization. The fact that the experimental group is taking a prepre-test may influence its performance for the treatment
3.SOLOMON FOUR GROUP DESIGN Random Assignment to Experimental or Treatment Group
Pretest
Treatment
Post Post--test
Random Assignment to Control Group 1
Pretest
No Treatment
Post Post--test
Random Assignment to Control Group 2
No Pretest
Treatment
Post--test Post
Random Assignment to Control Group 3
No Pretest
No Treatment
Post Post--test
Memungkinkan perbandingan yang lebih banyak.
SOLOMON FOUR GROUP DESIGN Skema dengan notasi Cook & Campbell
R
O
R
O
R R
X
O O
X
O O
4. FACTORIAL DESIGNS
Memungkinkan peneliti untuk melihat efek dari dua atau lebih independent variable terhadap satu dependent variable ISTILAH YANG PERLU DIINGAT : faktor adalah independent variable utama level adalah bagian dari suatu faktor
Factorial design 2 x 2
Banyaknya angka menunjukkan banyaknya faktor yang ada Nilai menunjukkan banyaknya level Factorial design 3 x 4 Ada 2 faktor, satu faktor terdiri dari 3 level dan faktor lain terdiri dari 4 level Jumlah kelompok 12
Skema rancangan penelitian
Contoh:
Andaikan seorang peneliti memiliki suatu program pendidikan yang terdiri dari beberapa variasi. Ingin dilihat variasi mana yang paling baik. Misalnya, program itu bervariasi dari sisi lamanya siswa menerima instruksi, yaitu 1 jam perminggu dan 4 jam perminggu. Selain itu peneliti juga ingin membuat variasi dari sisi setting kelasnya. Ada kelas yang mendapatkan instruksi di dalam ruangan, sementara kelas lain seluruh siswa berada di luar kelas dan diberi instruksi dari ruang yang berlainan. .
Factorial design 2 x 2
Beberapa kemungkinan hasil yang diperoleh: Tidak ada efek (The Null Outcome)
Main effect
we would say there’s a main effect for setting if we find a statistical difference between the averages for the inin-class and pull--out groups, at all levels of time in pull instruction
Main effect: efek dari waktu
Main effect: efek dari setting kelas
Main effect: efek dari waktu dan setting
Interaction effect
An interaction effect exists when differences on one factor depend on the level you are on another factor. It's important to recognize that an interaction is between factors, not levels. We wouldn't say there's an interaction between 4 hours/week and inin-class treatment.
Efek interaksi
Efek interaksi
Analisis statistik untuk rancangan TrueTrue-experimental POST-TEST ONLY CONTROL GROUP DESIGN Independent t-test one-way Analysis of Variance (ANOVA) untuk dua kelompok independent PRETEST POST-TEST CONTROL GROUP DESIGN Independent t-test one-way Analysis of Variance (ANOVA) untuk dua kelompok independent
Analisis statistik untuk rancangan TrueTrue-experimental
SOLOMON FOUR GROUP DESIGN
– OneOne-way Analysis of variance (Anova) untuk kelompok independent Factorial design – Two Two--way anova
Repeated measures design – OneOne-way anova (Anova) untuk repeated measures
T-test for independent sample