Menulis Puisi pada Siswa Kelas IV. Tutwuri Yuliarti. Abstract: One of a good
method to learn how to write poetry is by using school magazine to display
students' ...
Pemanfaatan Bianglala dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas IV Tutwuri Yuliarti
Abstract: One of a good method to learn how to write poetry is by using school magazine to display students’ work. As in KPS Elementary School, the name of the magazine is Bianglala. The learning process were also include discussion activity that help students to build their self-confident, in which one essential thing on doing a learning activity. The research was done using field observation and questioner. As a result, it is proved that using this media is significantly raise the students’ excitement (which is assumed as inner motivation) to write poetry, and in the process raise students’ eagerness to learn poetry. Key words: method, write, poetry
Mengacu pada kurikulum 2004, pembelajaran menulis puisi telah diberikan pada siswa kelas tiga SD. Namun, materi ini juga diulang di tingkat selanjutnya yakni kelas empat. Pengulangan pada tingkat berikutnya diharapkan dapat memantapkan pembelajaran materi ini. Untuk itu, agar tujuannya tercapai, harus ada upaya memilih metode pembelajaran yang menarik sehingga pemantapan materi tidak terkesan membosankan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran menulis puisi adalah pemanfaatan majalah cetak sekolah. Majalah cetak merupakan salah satu jenis majalah sekolah yang dapat dimanfaatkan dalam rangka menunjang proses pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi di sekolah. Hal ini dikarenakan majalah sekolah memiliki kedekatan dengan siswa. Hasil karya siswa dari keterampilan menulis dapat dimuat pada majalah sekolah. Adanya majalah sekolah diharapkan dapat menumbuhkan minat baca, meningkatkan keterampilan menulis, menumbuhkan daya apresiasi siswa, dan merangsang kreativitas siswa untuk berkarya. SD Nasional KPS memiliki majalah cetak sekolah yang diberi nama Bianglala. Bianglala merupakan salah satu media untuk menuangkan karya-karya siswa sekaligus sebagai salah satu sarana
bacaan siswa. Hasil karya siswa dari keterampilan menulis dimuat di majalah cetak sekolah dengan melalui seleksi terlebih dahulu oleh tim redaksi sebagai pihak yang berwenang dalam penentuan isi majalah Bianglala. Kelayakan penggunaan majalah Bianglala dalam pembelajaran menulis tidak lepas dari kualitas majalah. Dilihat dari segi kualitas, majalah Bianglala telah melalui pengelolan manajemen, isi, dan penampilan majalah yang baik. Sehingga majalah Bianglala layak untuk digunakan sebagai sumber belajar. Semua rubrik dalam majalah Bianglala dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis. Siswa kelas empat SD Nasional KPS rata-rata berusia 9 atau 10 tahun. Usia itu merupakan tahapan anak berada pada masa mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar. Keterampilan dasar itu ialah The Three R’s (Reading = membaca, Writing = menulis, Aritmatic = berhitung ). Pada tahap ini pula berkembang tujuh kecerdasan siswa yang dikenal dengan Multiple Intellegenses (Depdiknas, 2003), yaitu kecerdasan (1) linguistik (kemampuan bahasa secara fungsional), (2) logis-matematis (kemampuan bernalar), (3) musikal (kemampuan menangkap dan mengekspresikan nada dan irama), (4) spasial (kemampuan membentuk imaji mental ten-
Tutwuri Yuliarti adalah Guru Bahasa Indovesia Kelas IV SD Nasional KPS Balikpapan 81
82
JURNAL PENDIDIKAN INOVATIF VOLUME 2, NOMOR 2, MARET 2007
tang realita tata ruang), (5) kinesik ragawi (kemampuan menghasilkan gerak motorik secara halus), (6) intrapribadi (kemampuan mengenal diri sendiri dan mengembangkan jati diri), dan (7) antarpribadi (kemampuan memahami keberadaan seseorang). Ketujuh kecerdasan tersebut dapat berkembang pesat seandainya dapat dimanfaatkan secara tepat oleh guru Bahasa Indonesia sehingga hal itu sangat membantu siswa dalam menguasai keterampilan menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengkonstruksi ilmu pengetahuan kepada siswa melalui pengalaman belajar berinteraksi dengan lingkungan. Kegiatan ini dilakukan untuk membentuk kecakapan dan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Dalam kurikulum 2004 dijelaskan bahwa kemampuan menulis sastra adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis yang bersifat literer. Menulis karya sastra harus mengutamakan prinsip licentia poetica, yaitu kebebasan penyair menggunakan bahasa. Prinsip ini perlu ditanamkan agar siswa mampu menulis puisi tanpa harus terbebani dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa sehingga hasil karya siswa benar-benar natural, fleksibel, wajar, dan membumi. Widodo (dalam Soelasnoko, 2000) menyatakan bahwa majalah cetak sekolah memiliki peranan sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual. Peranan ini mengacu pada sejumlah fungsi yang dimiliki, yaitu fungsi (1) informatif, (2) komunikatif, (3) rekreatif, dan (4) kreatif. Selain itu, majalah cetak sekolah mempunyai manfaat yaitu (1) peningkatan minat baca, (2) pengembangan cakrawala, (3) sumber acuan informasi keilmuan, (4) pengisi waktu luang serta penyalur hobi dan minat, (5) dokumentasi, dan (6) media pengajaran. Sementara itu, Hout (dalam Wahyu, 2005) menambahkan bahwa fungsi pers mewarnai bidang pendidikan, penerangan, dan komentar. Fungsi pers dalam pendidikan menurut Hout adalah mempertegas karena orang yang membaca surat kabar atau majalah tentunya sudah memiliki persiapan untuk menerima sesuatu yang diberitakan. Hal ini sama halnya dengan persiapan yang dilakukan anak didik ketika mereka sudah memasuki kelas. Berdasarkan uraian tersebut, majalah cetak sekolah memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengem-
bangan dan penyebarluasan pengetahuan siswa. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan majalah cetak ini. Pemanfaatan majalah Bianglala yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu memanfaatkan majalah Bianglala sebagai media pembelajaran menulis puisi dan pemilihan rubrik dalam Bianglala yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis puisi. Selain itu, dari penelitian ini juga dapat diketahui hambatan sekaligus upaya yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan majalah cetak sekolah dalam pembelajaran menulis puisi.
METODE Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan majalah Bianglala dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas IV SD Nasional KPS. Pemilihan rancangan penelitian didasarkan pada kecocokan antara data yang diteliti, tujuan, dan karakteristik penelitian kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data yang bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kutipan-kutipan data hasil karya siswa menulis puisi dan catatan lapangan mengenai data rubrik-rubrik Bianglala yang digunakan sebagai media pembelajaran menulis puisi. Data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil karya siswa yang berupa hasil kegiatan menulis siswa selama satu semester dan data rubrikrubrik Bianglala yang digunakan sebagai media pembelajaran menulis puisi. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV paralel A, B, dan C SD Nasional KPS. Pemilihan sumber data pada kelas IV didasarkan pada argumen bahwa mulai tingkat ini siswa telah memiliki pengetahuan dasar menulis puisi sejak kelas sebelumnya, yakni kelas 3. Jumlah siswa keseluruhan adalah 75 siswa. Penulis sebagai peneliti melakukan obeservasi langsung pada masing-masing kelas. Dalam pelaksanaan observasi, penulis melakukan pencatatan yang berkaitan dengan fokus penelitian menggunakan catatan lapangan yang sudah terencana. Teknik observasi kelas dilaksanakan pada semester satu. Masing-masing kelas menerima dua kali pertemuan untuk pembelajaran menulis puisi menggunakan media majalah Bianglala.
Yuliarti, Pemanfaatan Bianglala dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas IV
Waktu pelaksanaan untuk kelas IV A adalah 7 dan 8 November 2006, kelas IV B adalah 8 dan 9 Novermber 2006 , dan kelas IV C adalah 6 dan 7 November. Kemudian, teknik kuesioner dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Data dalam penelitian dianalisis secara deskriptif. Pemerolehan data tentang cara pemanfaatan majalah Bianglala sebagai media dalam pembelajaran menulis puisi dan data rubrik-rubrik dalam majalah Bianglala, dilakukan dengan teknik observasi langsung dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah catatan lapangan dan dokumen foto. Hambatan yang dihadapi saat memanfaatkan majalah Bianglala dan upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan majalah Bianglala diperoleh dengan cara observasi langsung dan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah catatan lapangan. Catatan lapangan yang disusun peneliti bertujuan untuk mempermudah pengumpulan data yang dibutuhkan. Pedoman pencatatan lapangan yang disusun terdiri dari pernyataan yang diambil secara garis besar dari informasi-informasi yang diharapkan. Selain catatan lapangan, penulis juga menggunakan instrumen pedoman wawancara sebagai penguat catatan lapangan. Dokumen dan foto digunakan sebagai data pendukung.
HASIL Langkah-langkah yang dilakukan dalam memanfaatkan majalah cetak adalah sebagai berikut: (1) Siswa ditugaskan membaca majalah Bianglala yang telah dibagikan (Edisi Januari dan Juni 2006). (2) Siswa diminta untuk mengamati rubrik-rubrik yang ada dalam majalah Bianglala dan memilih salah satu rubrik yang diminati. (3) Masing-masing siswa ditugaskan untuk menentukan topik dari masing-masing rubrik yang dipilih. (4) Siswa ditugaskan untuk membuat puisi berdasarkan topik rubrik yang dipilihnya.(5) Guru meminta siswa memajang hasil karyanya di papan tulis. (6) Siswa ditugaskan maju bergiliran untuk membacakan hasil karyanya. (7) Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan. (8) Guru menilai hasil kerja siswa dan memajang hasil kerja siswa yang terpilih. Guru melakukan pemanfaatan majalah cetak sekolah dalam pembelajaran menulis puisi dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk mem-
83
baca dan mengamati rubrik-rubrik dalam majalah Bianglala untuk menemukan topik yang diminati. Setelah itu, guru meminta siswa untuk menulis puisi berdasarkan karya tulis lain dalam Bianglala (bisa berupa gambar, foto, surat pembaca, cerpen, dialog, puisi, pengalaman, atau nyanyian) untuk dijadikan puisi. Dari kegiatan ini, guru memanfaatkan majalah Bianglala sebagai acuan yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa sebagai peserta didik dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses pembelajaran puisi. Selain itu, dari pemanfaatan majalah Bianglala ini, siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk puisi bebas dengan membaca dan mengamati puisi-puisi yang disediakan dalam rubrik puisi tanpa petunjuk terlebih dahulu dari guru. Jadi, dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media majalah Bianglala ini, anak-anak memperoleh materi secara inkuiri. Hal ini terlihat pada perilaku siswa yang terekam oleh penulis dalam interaksi siswa dengan guru saat proses pembelajaran menulis berlangsung. Perilaku berikutnya terlihat pada saat guru bertanya tentang tema apa saja yang bisa dijadikan bahan untuk menulis puisi, siswa dapat menjawab pertanyaan guru sehingga peran guru berikutnya hanya memberi penguatan dan melengkapi penemuan siswa. Berikut ini contoh puisi karya siswa yang bercerita tentang pengalaman moving class. Judul puisi adalah ”Oh .. Moving Class” yang terinspirasi dari rubrik Komentar dalam majalah Bianglala edisi Januari 2006. Oh ... Moving Class Aku menantikanmu Aku ingin selalu moving class setiap pelajaran selesai Aku suka moving class Aku suka bertemu guru-guru yang kutemui waktu berganti kelas Aku ingin bertemu lagi dengan moving class saat aku kelas 5 nanti Karya Raja (IV C)
Selain itu, ada juga puisi karya siswa yang ditulis berdasarkan rubrik pengalaman dalam majalah Bianglala edisi Juni 2006. Judul puisi adalah ”Hujan” yang terinspirasi dari rubrik pengalaman yang bercerita tentang pengalaman penulis saat ke-
84
JURNAL PENDIDIKAN INOVATIF VOLUME 2, NOMOR 2, MARET 2007
hujanan ketika bermain sepeda. Hujan Oh ... hujan Kau turun saat udara panas Tubuhku menjadi segar Sayang aku takut petir Oh ... hujan Aku senang bermain hujan Aku sering mandi air hujan Tuhan….. Terima kasih telah menurunkan hujan Karya Bima (IV C)
Berdasarkan catatan lapangan, diperoleh data tentang rubrik majalah Bianglala yang dapat dimafaatkan untuk pembelajaran menulis puisi. Data tersebut diperoleh berdasarkan pedoman catatan lapangan berikut ini. Tabel 2
Pedoman Catatan Lapangan
No
Rubrik dalam majalah
1 2 3 4 5 6 7 8
Rubrik Puisi Rubrik Cerpen Rubrik Artikel Rubrik Pengalaman Rubrik Penulisan Pesan Rubrik Lagu Rubrik Teka-teki Rubrik Dunia Ilmu Pengetahuan Laporan Kegiatan Rubrik Lensa Kita
9 10
Ya
Tidak
Ket.
Sulit
Sulit
Sulit
Pedoman catatan di atas menunjukkan rubrik yang terdapat dalam majalah Bianglala dan rubrik yang menjadi pilihan siswa. Dari ke-10 rubrik dalam majalah Bianglala, hanya tiga rubrik yang tidak dipilih siswa, yaitu rubrik artikel, penulisan pesan, dan teka-teki. Dari hasil kuesioner, diperoleh jawaban bahwa hal ini disebabkan rubrik tersebut terlalu sulit dipahamai siswa. Hambatan yang dihadapi saat memanfaatkan majalah Bianglala dalam belajar menulis puisi adalah berkaitan dengan waktu terbit yang tidak rutin tiga kali dalam satu tahun. Hal ini menyebabkan
pemanfaatan majalah Bianglala tidak bisa maksimal karena harus disesuaikan dengan waktu penerbitan. Jadi, guru tidak bisa memanfaatkan majalah ini setiap kali hendak dibutuhkan untuk pembelajaran menulis puisi. Alternatif untuk menjadikan majalah Bianglala menjadi media pemajangan puisi karya siswa juga tidak bisa terwujud karena dikaitkan lagi dengan waktu penerbitan yang tidak menentu. Upaya yang dilakukan guru untuk mengoptimalkan pemanfaatan majalah Bianglala dalam pembelajaran menulis puisi diantaranya: pertama, bekerjasama dengan pihak lain untuk mengatasi masalah penerbitan majalah Bianglala yang terlambat karena terbentur biaya. Apabila masalah penerbitan yang tidak bisa rutin tiga kali dalam satu tahun dapat diatasi, maka siswa dapat lebih bebas berkarya. Kedua, memanfaatkan media cetak lain (mading) sebagai alternatif media pemajangan karya siswa. Ketiga, mengajak orang tua siswa untuk ikut berpartisipasi dengan meminta masukan-masukan dari orang tua tentang majalah Bianglala sebagai wujud dukungan yang diberikan orang tua untuk melihat sejauh mana respon orang tua terhadap keberadaan majalah Bianglala. Upaya lain yang bisa ditempuh adalah memberi reward untuk tulisan atau karya yang dimuat sehingga siswa termotivasi untuk terus berkarya. Berdasarkan kuesioner siswa, diperoleh alternatif upaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan majalah Bianglala dalam pembelajaran menulis puisi yaitu lebih sering menerbitkan majalah cetak sekolah menjadi satu bulan sekali, dan menambah jumlah tulisan yang dimuat dalam masing-masing rubrik sehingga masing-masing anak mem-punyai peluang untuk dimuat.
KESIMPULAN Pemakaian media pembelajaran yang variatif dapat menumbuhkan semangat senang belajar pada siswa. Konsep belajar sambil bermain akan sangat berarti apabila pembelajaran dikemas dengan menarik. Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar merupakan alternatif untuk memvariasikan media belajar. Penerbitan majalah sekolah sebagai aset sekolah dapat dimanfaatkan lebih maksimal dari sekedar sebagai bahan bacaan.
Yuliarti, Pemanfaatan Bianglala dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas IV
85
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kepala sekolah dan komponen sekolah sebaiknya memberikan dukungan dan sikap positif terhadap penyelenggaraan majalah cetak sekolah karena majalah cetak sekolah ini mempunyai peran strategis dalam menunjang kegiatan siswa. Adanya perhatian terhadap majalah cetak sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dinas Pendidikan Kota Malang. Tanpa tahun. Kurikulum 2004 (KBK). Malang: SMP Negeri 4 Malang Rohmawati, W. 2005. Pemanfaatan Media Gambar Berseri Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang