2.2.1 Pengertian Internet. Internet telah membawa perubahan besar dalam dunia
komunikasi dan komputer. Internet dengan aneka ragam fasilitas dan segala ...
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Keberadaan Perpustakaan di dalam sebuah Perguruan Tinggi menduduki peranan penting dalam mendukung seluruh kegiatan sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut. Mutu dari Perpustakaan dapat membentuk citra bagi Perguruan Tinggi, jika perpustakaannya bagus maka akan memberikan citra positif bagi Perguruan Tinggi di mana perpustakaan itu berdiri.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi diarahkan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademik, khususnya mahasiswa. Di perpustakaan, mahasiswa dapat menggali informasi sesuai dengan kebutuhan dan bidang ilmu mereka masing-masing. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4), Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Akademik, dan Perpustakaan Sekolah Tinggi. Menurut Fahmi (2009: 1) “Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan civitas akademik, di mana Perguruan Tinggi itu berada”. Senada dengan kedua pendapat di atas, Yuven (2010: 1) menyatakan bahwa : Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma PT (Perguruan Tinggi) melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Ketiga pendapat di atas pada dasarnya mengandung pengertian yang sama, bahwasanya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada di
5
Universitas Sumatera Utara
bawah naungan sebuah Perguruan Tinggi. Perpustakaan ini didirikan dengan tujuan untuk membantu dan mendukung Perguruan Tinggi tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasi ilmiah sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi yang selalu berupaya untuk menjawab semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi tentu memiliki alasan dan tujuan yang mendasar untuk mendirikan sebuah perpustakaan di bawah naungannya. Tujuan itulah yang menjadi target yang harus dicapai oleh Perguruan Tinggi tersebut. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4) “Tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah membantu Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam menjalankan program pengajaran”. Menurut Ditjen Dikti Depdiknas yang dikutip oleh Pranoto (2009: 1) Pada dasarnya tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk menunjang kegiatan program institusi induknya yaitu mensukseskan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi ikut serta dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di dalam sebuah Perguruan Tinggi. Perpustakaan bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah, mengembangkan serta merawat informasi yang berupa koleksi perpustakaan (tercetak) maupun informasi dalam format elektronik. Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai pusat sumber informasi sebisa mungkin menghadirkan informasi-informasi terbaru demi memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dan kelangsungan kegiatan akademis di Perguruan Tinggi tersebut.
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi selalu berupaya menghimpun semua informasi yang ada, sehingga informasi akan tetap ada dalam kondisi yang bagus dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan. Adapun fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Yuven (2010: 1) adalah: 1. Lembaga pengelola sumber-sumber informasi 2. Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi 3. Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan 4. Lembaga pendukung pendidikan (pencerdas bangsa) 5. Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa. Fahmi (2009: 1) mengelompokkan fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi menjadi empat fungsi yaitu: a. Fungsi Edukasi. Dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah menunjang program Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi. b. Fungsi Informasi. Peranan perpustakaan, di samping sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai pusat informasi. Diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi sang pemakai (user). Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media Internet. c. Fungsi Riset (penelitian). Salah satu fungsi dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumbersumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna. Informasi yang di peroleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang berkelanjutan. d. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. Tentunya rekreasi yang dimaksud disini bukan berarti jalan-jalan untuk liburan, tetapi lebih berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seperti dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, novel, dan membuat kreasi keterampilan. Kedua uraian di atas menyatakan bahwa fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai pusat sumber informasi yang mengelola informasi dan
7
Universitas Sumatera Utara
melayangkannya kepada pengguna. Informasi ini dikemas dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang disediakan untuk mendukung kegiatan pendidikan, peningkatan pengetahuan, serta sebagai referensi untuk keperluan penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi pengetahuan, dengan menyediakan koleksi-koleksi yang bersifat hiburan. 2.1.4 Jenis-Jenis Jasa/Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebuah lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk melayani mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi. Untuk mewujudkan visi perpustakaan tersebut, disediakanlah beberapa jasa/layanan di dalam perpustakaan. Menurut Pranoto (2009: 4) jenis jasa perpustakaan yang ditawarkan antara lain: a. Jasa Peminjaman (sirkulasi). Fungsi utamanya adalah untuk meminjamkan koleksi perpustakaan dengan jangka waktu tertentu. b. Jasa Referens (Jasa Rujukan). Jasa referens adalah jasa perpustakaan yang ditawarkan untuk menyediakan informasi kepada pemustaka dengan memanfaatkan koleksi acuan yang dimiliki. c. Jasa Buku Tandon (Reserve Book Service). Jasa buku tandon yang disediakan baik dengan sistem terbuka maupun tertutup bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang mempunyai tugas khusus. d. Jasa Pinjam Antar Perpustakaan (Jasa Silang Layan), dalam hal ini perpustakaan harus bekerjasama dan menjalin hubungan dengan jenis perpustakaan lainnya. e. Jasa Kesiagaan Informasi (Current Awareness Service) adalah jasa yang ditujukan untuk pemberitahuan kilat tentang informasi atau dokumen baru yang dibutuhkan, memilih pustaka, memilah dokumen yang sesuai dengan minat pemustaka dan memencarkan informasi. f. Jasa Pembuatan Indeks dan Abstrak Meliputi proses penentuan deskriptor (pemeri) untuk mengidentifikasi sebuah data atau informasi dan kemudian dicerna dan dimengerti. g. Jasa Reprografi Keuntungan reprografi adalah: (a) mendapatkan kopi dari dokumen yang tidak dicetak lagi atau karya literatur yang tidak diterbitkan, seperti catatan laboraturium, (b) memelihara isi dari dokumen barharga, (c) terbitan–terbitan dengan edisi terbatas, (d) menghemat ruang penyimpanan dan (e) pengadaan kopi seluruh atau bagian buku, jurnal dsb, tanpa mengadakan seluruh aslinya.
8
Universitas Sumatera Utara
h. Jasa Terjemahan Jasa ini bertujuan membantu pemustaka dengan menerjemahkan halaman–halaman buku tertentu, artikel-artikel sehingga informasi yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan secarta optimal. i. Jasa Internet Internet salah satu produk teknologi informasi sangat bermanfaat untuk akses informasi yang letaknya tak dibatasi oleh apapun dan dapat diakses kapanpun. Pendapat di atas menyatakan bahwa ada beberapa layanan yang terdapat di Perpustakaan Perguruan Tinggi, semua jasa atau layanan tersebut terhimpun dalam satu tujuan yaitu memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Semua jasa/layanan ini dirancang untuk selalu berupaya manjawab semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan. Salah satunya adalah Jasa/Layanan Internet yang disediakan oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi. Seiring dengan meningkatnya permintaan pengguna akan informasi yang terbaru, Perpustakaan Perguruan Tinggi menghadirkan layanan internet sebagai salah satu jasa/layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Kemudahan dalam pengaksesan dan kelengkapan informasi yang terkandung di dalam internet menjadi daya tarik pengguna untuk mamanfaatkan layanan ini. 2.2 Internet Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, sehingga terjalin komunikasi yang dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) maupun secara masal.
2.2.1 Pengertian Internet Internet telah membawa perubahan besar dalam dunia komunikasi dan komputer. Internet dengan aneka ragam fasilitas dan segala kemudahan yang disajikan di dalamnya dapat menjangkau seluruh pelosok dunia dalam waktu yang singkat.
9
Universitas Sumatera Utara
Brace yang dikutip oleh Hardjito (2005: 3) menyatakan bahwa, Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer dan komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain. Senada dengan pendapat di atas, Bustami (2000: 1) menyatakan, Internet adalah jaringan global yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan komputer termasuk jaringan-jaringan lokal. Dari segi pengetahuan, internet didefinisikan sebagai sebuah perpustakaan besar dengan segudang informasi lengkap di dalamnya. Dari definisi-definisi di atas dapat diuraikan bahwa internet tidak hanya berupa
jaringan
yang
menghubungkan
jutaan
komputer,
namun
juga
memungkinkan terjadinya komunikasi antar jutaan pengguna internet yang berada di tempat yang berbeda. Keberadaan internet dengan segala fasilitas di dalamnya memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya. Misalnya saja, layanan internet dapat digunakan untuk komunikasi langsung (melalui email, chat), mencari informasi (melalui World Wide Web), serta berbagai layanan lainnya.
2.2.2 Sejarah Ringkas dan Perkembangan Internet Internet bukanlah merupakan suatu hal yang baru, hal ini terlihat dari sejarah kemunculannya yang diawali pada tahun 1969. Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa sejarah internet adalah sebagai berikut: Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
10
Universitas Sumatera Utara
Pendapat di atas menunjukkan bahwa Internet terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan pada perkembangannya saat ini internet ini bisa digunakan baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat umum. Perkembangan Internet turut mempengaruhi dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang tadinya hanya bersifat manual dan memiliki titik kelemahan dan keterbatasan dalam hal akses informasi, berangsur-angsur mengalami kemajuan dengan kemudahan yang disajikan internet. Teknologi internet pun terus berkembang mengikuti taraf kebutuhan informasi pengguna yang terus meningkat. Berbagai perangkat lunak telah dikembangkan, program-program dirancang sedemikian rupa agar dapat memungkinkan pengguna melakukan penelusuran informasi dan berkomunikasi secara elektronik
2.2.3 Manfaat Internet Menurut Soekartawi yang dikutip oleh Prasetyo (2008: 1), manfaat internet dalam dunia pendidikan adalah: a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. b. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. e. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. f. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; g. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.
11
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas, jelas terlihat begitu besarnya manfaat dan peranan internet dalam dunia pendidikan. Media Pembelajaran dengan menggunakan internet ini memberikan banyak kemudahan baik bagi tim pengajar maupun mahasiswanya dalam mencari, mengevaluasi, memanfaatkan dan mengelola informasi tersebut menjadi ilmu baru yang bemanfaat bagi si pengguna internet tersebut maupun untuk orang lain ke depannya. Sejauh ini, sebagian besar mahasiswa telah mengenal dan akrab dengan dunia internet. Internet digunakan dalam berbagai hal dan tujuan, namun sebagian besar
tujuan
penggunaannya
adalah
untuk
penelusuran
informasi
dan
berkomunikasi. Manfaat internet yang paling diharapkan adalah menjadi media dalam suatu proses belajar mengajar sehingga terciptanya komunikasi interaktif antara tim pengajar dengan mahasiswanya, misalnya saja mahasiswa dan dosen dapat mendiskusikan mengenai suatu topik atau materi kuliah dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di internet. Internet menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi via chat, percakapan ineteraktif secara langsung via teleconference ataupun komunikasi melalui pengiriman pesan via email, dan banyak lagi fasilitas lainnya. Selain itu, dari internet kita dapat memperoleh segudang informasi apapun yang kita butuhkan, hanya saja kita harus lebih selektif dalam mencari, mengevaluasi dan memilih informasi mana yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi kita. Dengan internet, penelusuran informasi jadi lebih mudah dilakukan, efektif dan lebih efisien soal waktu dan biaya. Internet telah menjadi media komunikasi dan informasi yang modern sekarang ini dan ke depannya.
2.2.4 Fasilitas-Fasilitas di Internet Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan penggunanya, internet pun dilengkapi
dengan
fasilitas-fasilitas
terbaiknya
agar
dapat
memberikan
kemudahan dalam penelusuran informasi dan melakukan komunikasi. Fasilitasfasilitas tersebut diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam melakukan penelusuran sumber informasi sehingga dapat memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna itu sendiri.
12
Universitas Sumatera Utara
Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia di internet menurut Hardjito (2005: 1) meliputi: a. E-mail Email disebut juga surat elektronik, merupakan fasilitas yang memungkinkan dua orang atau lebih melakukan komunikasi yang bersifat tidak sinkron (asynchronous communication mode) atau tidak bersifat real time. b. Mailing List (mills) Mailing list merupakan perluasan penggunaan e-mail, dengan fasilitas ini pengguna yang telah memiliki alamat e-mail bisa bergabung dalam suatu kelompok diskusi, dan melalui milis ini bisa dilakukan diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama, dengan saling memberikan saran pemecahan (brain storming). c. File Transfer Protocol (FTP) FTP adalah fasilitas Internet yang memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil arsip file (down load) di suatu server yang terhubung ke Internet pada alamat tertentu yang menyediakan berbagai arsip (file), yang memang diizinkan untuk diambil oleh pengguna lain yang membutuhkannya. d. News group Newsgroup dalam Internet adalah fasilitas untuk melakukan komunikasi antara dua orang atau lebih secara serempak dalam pengertian waktu yang sama (real time), dan dengan demikian berarti komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang sinkron (synchronous communication mode). e. World Wide Web WWW merupakan kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumentasi yang tersimpan dalam berbagai server di seluruh dunia, dan dokumentasi tersebut dikembangkan dalam format hypertext dan hypermedia, dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML) yang memungkinkan terjadinya koneksi (link) dokumen yang satu dengan yang lain atau bagian dari dokumen yang satu dengan bagian yang lainnya, baik dalam bentuk teks, visual dan lain-lainnya. Kelima fasilitas internet di atas merupakan fasilitas (aplikasi) standard yang sering digunakan untuk keperluan pendidikan. Untuk bisa memanfaatkan kelima fasilitas standard internet di atas, pengguna internet harus memiliki kemampuan dalam menggunakan program browser seperti Microsoft Internet Explorer atau program-program lainnya. Selain itu pengguna juga dituntut untuk mampu
menggunakan
search
engine
(mesin
pencari),
karena
dengan
menggunakan search engine (mesin pencari) proses pencarian informasi akan lebih mudah dilakukan.
13
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Cara Akses ke Internet Untuk melakukan akses ke internet serta melihat atau menampilkan informasi yang kita cari dari internet, diperlukan suatu program yang dapat digunakan untuk melihat informasi tersebut. Program ini disebut dengan browser. “Browser adalah sebuah program aplikasi yang dipergunakan untuk menjelajahi dunia maya internet” (Bustami, 2000: 11). Dengan adanya browser, penelusuran informasi akan lebih cepat dan mudah dilakukan, karena browser akan menjelajah internet untuk mencari informasi sesuai dengan alamat yang kita cari. Menurut Fahrul (2008: 1), ada beberapa cara akses ke internet, yaitu: 1. Sambungan langsung ke Network. Anda dapat menggunakan sebuah komputer yang secara langsung mempunyai hubungan ke internet. Dalam kasus ini, sistem Anda menjadi host internet penuh, yaitu mempunyai alamat elektronik tersendiri. 2. Sambungan dengan menggunakan SLIP/PPP. Untuk menggunakan hubungan dial-up telepon, Anda memerlukan sebuah alat untuk mengkonversi sinyal komputer (digital) menjadi sinyal telepon (analog), dan sebaliknya. Alat untuk mengkonversi sinyal digital ke sinyal analog disebut modulator. Sedang, alat untuk mengkonversikan sinyal analog ke sinyal digital disebut demodulator. Untuk mengakses ke internet melalui hubungan telepon, Anda memerlukan sebuah modem (modulator-demodulator). Selain itu diperlukan juga TCP/IP dan software SLIP atau PPP seperti Linux, Warp, dll. 3. Sambungan langsung ke On-line Service seperti BBS, Compuserve. Untuk menjadi sebuah host internet tanpa harus memiliki hubungan full-time ke internet (yang umumnya sangat mahal), ada sebuah cara men-setup sebuah host internet melalui hubungan telepon. Untuk melakukan hal tersebut, Anda perlu mengadakan perjanjian dengan sebuah host internet yang lain yang bertindak sebagai titik hubungan. Selanjutnya, diperlukan sejumlah program yang disebut sebagai PPP (Point to Point Protocol) dan SLIP (Serial Line Internet Protocol) dalam workstation. Setelah workstation menghubungi host internet melalui jalur telepon, PPP menyediakan kemampuan TCP/IP untuk workstation tersebut. Dari pernyataan di atas, kita dapat mengetahui ada beberapa cara yang dapat digunakan agar dapat melakukan akses ke internet. Ketiga cara di atas dibuat dengan tujuan ingin memudahkan pengguna dalam mengakses informasi
14
Universitas Sumatera Utara
dari internet. Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi biasanya mahasiswa melakukan akses ke internet dengan menggunakan komputer yang telah terhubung ke jaringan, atau menggunakan laptop dan memanfaatkan Wifi yang disediakan perpustakaan. 2.2.6 Internet sebagai Media Pembelajaran Semakin lama jumlah pengguna internet terutama di lingkungan dunia pendidikan semakin meningkat. Sifat, karakteristik, kemudahan, serta kontenkonten menarik yang tersedia di dalam internet menjadi nilai plus dan daya tarik bagi mahasiswa untuk menggunakan internet dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Menurut Hardjito (2005: 1), Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Sedangkan Prasetyo (2008: 1) menyatakan bahwa, Kehadiran internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemakaian lingkungan sebagai sarana belajar. Kehadiran internet dalam dunia pendidikan terutama di Perguruan Tinggi diharapkan mampu menjadi salah satu media yang berperan dalam mendukung kegiatan perkuliahan sehingga terciptanya komunikasi interaktif antara dosen dengan mahasiswanya. Komunikasi yang dimaksud di sini, misalnya saja komunikasi yang dilakukan oleh dosen dalam menghimbau mahasiswa untuk melengkapi informasi dan pengetahuan yang tidak mereka peroleh dari materi yang diajarkan pada saat jam kuliah. Mahasiswa juga diarahkan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah serta mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut dari internet. Dengan memanfaatkan
15
Universitas Sumatera Utara
internet sebagai media pembelajaran, banyak kemudahan yang dialami dalam penerapan dan pengembangan metode pembelajaran dari yang awalnya serba manual berkembang menjadi sebuah sistem pengajaran yang lebih interaktif. 2.2.7 Keuntungan Menggunakan Internet Ada banyak keuntungan yang di peroleh dengan menggunakan internet dalam dunia pendidikan. Menurut Prasetyo (2008: 1), keuntungan dalam menggunakan internet adalah: 1. Frekuensi tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini bisa diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses melalui internet 2. Para peserta didik dapat langsung mendapatkan bahan-bahan yang selalu up- to date. 3. Para peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet. Pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan internet, banyak kemudahan yang dialami dalam pengembangan dunia pendidikan. Sistem pembelajaran pun turut beralih dari sistem lama ke sistem yang lebih canggih. Dengan internet, kita dapat memperoleh informasi apapun yang kita butuhkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kita masing-masing. 2.2.8 Kelemahan Penggunaan Internet Selain memiliki keuntungan, penggunaan internet juga memiliki kerugian. Adapun kerugian-kerugian menggunakan internet menurut Prasetyo (2008: 6) adalah: a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai-nilai dalam proses belajar dan mengajar; b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial; c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan; d. Berubahnya peran tim pengagar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;
16
Universitas Sumatera Utara
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal; f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer); g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet; dan kurangnya penguasaan bahasa komputer. Penggunaan internet dalam dunia pendidikan memang banyak membawa keuntungan, namun tetap tidak terlepas dari kekurangan/kelemahan. Sistem pembelajaran dengan menggunakan internet menyebabkan nilai sosial dalam bentuk interaksi antara tim pengajar dengan mahasiswa menjadi menurun karena berkurangnya frekwensi tatap muka itu sendiri. Keterbatasan lain dalam penggunaan internet adalah, tidak semua orang mampu menggunakan internet, baik karena lokasi tempat tinggalnya yang belum tersedia fasilitas internet sehingga orang-orang belum mengenal apa itu internet ataupun karena keterbatasan kemampuan dalam memanfaatkan fasilitas internet itu sendiri. 2.3 Pemanfaatan Internet di Perpustakaan Perpustakaan adalah pusat informasi yang di dalamnya terdapat sumbersumber informasi yang dapat dipergunakan oleh pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka masing-masing, baik dalam format tercetak maupun elektronik. Informasi yang terkandung di dalam buku, dirasakan masih belum cukup memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Desakan dari kebutuhan dan permintaan pengguna akan tersedianya informasi yang selalu up to date ini, menjadi pertimbangan pihak perpustakaan untuk menyediakan internet serta Wifi sebagai salah satu layanan dalam perpustakaannya. Kehadiran internet dalam dunia pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, kehadiran internet sangat berperan penting dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Di mana mahasiswa tidak lagi dihadapkan dengan situasi yang serba manual, namun telah beralih kepada metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana belajar.
17
Universitas Sumatera Utara
Preside (2007: 1) menyatakan bahwa, Fasilitas internet yang diberikan oleh perpustakaan tentunya bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam eksplorasi serta memberikan akses tanpa batas untuk meningkatkan keilmuannya. Lalu apakah teknologi ini benar-benar dimaksimalkan oleh mahasiswa atau hanya sebatas fasilitas?. Pada dasarnya, tujuan dari perpustakaan adalah menyediakan informasi serta akses ke sumber-sumber informasi tersebut. Semua fasilitas, layanan dan pihak-pihak yang ada di dalam perpustakaan selalu berusaha dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, termasuklah layanan internet di perpustakaan. Seperti layanan perpustakaan lainnya, layanan ini juga dapat dimanfaatkan secara gratis oleh setiap pengguna, tentu saja dengan ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Layanan internet merupakan layanan pendukung bagi mahasiswa, staf, dan dosen agar dapat terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Penyediaan internet di perpustakaan diharapkan dapat membentuk pribadi pengguna untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi serta peningkatan metode pembelajaran yang berkembang saat ini. Pemenuhan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan, khususnya mahasiswa merupakan tujuan utama disediakannya internet di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Namun ada saja kendala yang muncul dalam mewujudkan tujuan dari pelayanan internet ini, misalnya jika banyak pengguna yang sedang memanfaatkan internet pada waktu yang sama, akses internet menjadi lambat dan hal ini dapat berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan pada saat melakukan penelusuran informasi serta sedikitnya jumlah komputer yang tersedia di layanan internet perpustakaan tesebut.
2.3.1 Penelusuran Informasi Melalui Internet Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah membawa kemudahan tersendiri dalam proses penelusuran informasi. Kita dapat mengakses internet melalui komputer dan alat bantu yang tentu saja dihubungkan dengan komputer tersebut sehingga memungkinkan kita untuk mengakses informasi. Pengguna
dan
staf
perpustakaan
mempunyai
18
kesempatan
lebih
untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan informasi yang lebih besar lagi baik berupa informasi tercetak maupun digital/elektronik. Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah membawa perubahan besar dalam teknik penelusuran informasi itu sendiri, yang semula hanya menggunakan teknik penelusuran informasi secara manual menjadi teknik penelusuran informasi secara online. Melalui OPAC, Search Engine dan fasilitas lainnya, pengguna akan memperoleh informasi dengan cakupan yang lebih luas lagi. Dalam penggunaan fasilitas tersebut kita harus mengikuti langkahlangkah yang disediakan. Menurut Surachman (2008: 1), Penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan/unit informasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses penelusuran informasi terasa penting dalam rangka menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat yang akan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Proses penelusuran informasi akan berhasil jika didukung dengan penggunaan alat yang tepat.
2.3.2 Sumber Daya Informasi Elektronik Informasi dapat bersumber dari mana saja, misalnya saja tempat di mana suatu benda atau terjadinya suatu peristiwa dapat menjadi sumber informasi, karena dari peristiwa yang terjadi tersebut bisa tercipta suatu informasi Yusuf (2009: 1) menyatakan bahwa “Informasi itu ada di mana-mana, di pasar, sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, perpustakaan dan tempat-tempat lainnya”. Pendapat di atas menunjukkan bahwa Perpustakaan merupakan salah satu pusat sumber informasi, karena di dalam perpustakaanlah banyak ditemukan benda-benda yang menyimpan informasi, baik tercetak maupun dalam bentuk elektronik.
19
Universitas Sumatera Utara
Ada banyak alat/sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan, salah satunya adalah sumber informasi elektronik (yang bersumber dari internet/online database). Dari alat/sumber informasi ini kita dapat memperoleh informasi berupa karya-karya digital, misalnya e-journal, e-books, e-articles, dan lain-lain.
2.3.2.1 E-Journal E-journal atau jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam format elektronik yang dapat diakses melalui internet. Jurnal elektronik saat ini mulai diminati oleh pengguna perpustakaan, sehingga perpustakaan berinisiatif untuk menyediakan jurnal elektronik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya. Menurut Surjono (2009: 1) “E-Journal adalah publikasi dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number)”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan di atas, Tresnawan (2010: 2) menyatakan “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi dalam bentuk elektronik. Biasanya terdiri dari tiga format , yaitu text, text dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf)”. Dari kedua definisi tersebut, kita dapat mengetahui bahwa informasi yang terdapat di dalam e-journal (jurnal elektronik) adalah sekumpulan serial yang dapat berupa artikel-artikel ilmiah, karya ilmiah yang mempunyai nomor standard. Sehingga informasi yang terkandung di dalam jurnal elektronik tersebut dapat dipercaya karena telah diakui dengan adanya ISSN pada jurnal elektronik tersebut. Pada umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan e-journal untuk mendukung kegiatan akademik mahasiswanya, misalnya saja ProQuest, EBSCO, FindLaw, dan lain-lain Alasan perpustakaan berlangganan e-journal adalah: 1. Paradigma Baru perpustakaan Pada kenyataannya konsep perpustakaan seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (selanjutnya disebut TIK) memang telah mengalami pergeseran. Dari “penjaga pengetahuan” menjadi penyedia jasa informasi, dulu hanya satu jenis media saja sekarang menjadi multi media. Besarnya koleksi sempat menjadi tolak ukur kelengkapan suatu perpustakaan, kini akses ke berbagai sumber
20
Universitas Sumatera Utara
informasilah yang menjadi tolak ukur kelengkapan serta keberhasilan pelayanan perpustakaan. 2. Tuntutan Pengguna Bagi staf pengajar yang melanjutkan sekolah di perguruan tinggi yang tersedia fasilitas jurnal online, tentu tidak menjadi masalah, bahkan oleh kita dapat diminta pengalamannya untuk pengembangan di perpustakaan kita sendiri. Berbeda dengan staf pengajar yang kebetulan di perguruan tingginya tidak tersedia fasilitas ini, tentu akan menghambat proses belajarnya. Dengan berlangganan jurnal online tidak peduli sekolah di mana pun, kebutuhan informasi akan selalu terpenuhi yang pada akhirnya akan mempercepat penyelesaiain studinya. 3. Keterbatasan Ruangan perpustakaan Tidak selamanya perpustakaan kita bisa menampung koleksi tercetak, semakin hari semakin sempit ruangan digunakan untuk menyimpan koleksi tercetak (jurnal). 4. Keuntungan File Elektronik File elektronik lebih menguntungkan daripada arsip tercetak. (Tresnawan, 2010: 1) Uraian di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan jurnal elektronik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pengguna perpustakaan akan informasi-informasi mutakhir yang berguna untuk kegiatan akademiknya. Tabel-1 Perbandingan Jurnal Elektronik (online) dengan Jurnal Tercetak di perpustakaan No 1 2 3 4
Kriteria Kemutakhiran Kecepatan diterima Penyimpanan Pemanfaatan
5 6 7 8 9
Kesempatan akses Penelusuran Waktu penelusuran Keamanan Manipulasi dokumen
Elektronik Mutahir Cepat Sangat mengirit tempat 24 jam
Tercetak Mutahir Lambat Memakan tempat Terbatas jam buka
Bisa bersamaan Antri Otomatis tersedia Harus dibuat Cepat Lama Lebih aman Kurang aman Sangat mudah Tidak bisa (spt. Kutipan, dsb) 10 Bila langganan dengan dana yang Judul bisa lebih Judul lebih sedikit sama banyak 11 Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal (Tresnawan, Arif Dj. 2010. Jurnal Elektronik: berbagi pengalaman proses berlangjurnal online di UPT Perpustakaan UNISBA).
21
Universitas Sumatera Utara
Format e-journal kini mulai banyak diminati pengguna perpustakaan karena perubahan paradigma dan kebiasaan membaca dokumen elektronik yang lebih efisien dalam hal tenaga, ruang, waktu dan biaya. Ada banyak keuntungan dan kemudahan dalam memanfaatkan file elektronik dibandingkan dengan file tercetak.
2.3.2.2 E-Book Seperti halnya jurnal elektronik (e-journals), buku elektronik (e-books) juga lebih diminati dari pada buku dalam format tercetak karena lebih efisien, mudah diakses, mudah dibawa, mudah dalam penyimpanan, dan lebih praktis. Menurut Ahmad (2009: 1), E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. Ebook tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe. Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa, Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa e-book (buku elektronik) adalah buku yang dikemas dalam fomat elektronik yang dapat kita peroleh dan kita buka dengan memanfaatkan komputer. Kita dapat menyimpan berapa banyak pun buku elektronik dalam sebuah flashdisc dan bisa kita bawa kemana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak kita akan mengalami kesulitan untuk membawanya kemana-mana dalam jumlah yang banyak. Pembuatan buku dalam format elektronik juga merupakan satu usaha untuk
22
Universitas Sumatera Utara
melestarikan informasi-informasi yang tadinya terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.
2.3.2.3 E-Article E-Article atau artikel elektronik adalah artikel yang dikemas dalam format elektronik. Artikel elektronik dapat kita temukan dalam jurnal elektronik atau dalam bentuk artikel lepas. Dalam Wikipedia (2010: 1) dinyatakan bahwa, Electronic articles are articles in scholarly journals or magazines that can be accessed via electronic transmission. The are a specialized form of electronic document, with a specialized content, purpose, format, metadata, and availability–they consist of individual articles from scholarly journals or magazines (and now sometimes popular magazines), they have the purpose of providing material for academic research and study… Dengan kata lain pendapat di atas menunjukkan bahwa artikel elektronik adalah artikel yang terdapat dalam jurnal atau majalah ilmiah yang dapat diakses melalui transmisi elektronik. Artikel elektronik merupakan bentuk khusus dari dokumen elektronik, dengan konten khusus, tujuan, format dan metadata. Artikel elektronik ini ditujukan untuk penyediaan informasi, baik untuk kegiatan pendidikan maupun sebagai bahan rujukan untuk penelitian akademik. Artikel elektronik dapat ditemukan dalam jurnal online (elektronik), sebagai versi online dari artikel yang terbit dalam jurnal tercetak.
2.3.2.4 Software Software disebut juga dengan perangkat lunak, yaitu perangkat yang tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi kita bisa mengoperasikannya.
23
Universitas Sumatera Utara
Menurut Juliansyah (2010: 1) pengertian software adalah: Data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya. Senada dengan pendapat di atas Hanggara (2007: 1) menyatakan bahwa: software (perangkat lunak) merupakan kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya. Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip lainnya. Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa meskipun software (perangkat lunak) tidak tampak dan tidak dapat disentuh secara fisik, namun keberadaan software (berbagai jenis program) sangat dibutuhkan untuk dapat mengoperasikan komputer.
2.4 Kebutuhan Informasi Perkembangan teknologi sekarang ini telah membawa perubahan besar dalam dunia informasi. Hal ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan serta permintaan akan informasi. Informasi dirasakan telah menjadi sesuatu yang sangat penting sekarang ini. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006: 91) menyatakan “… when the current state of the possessed knowledge is less than needed. Dengan kata lain, kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi”. Pendapat Krikelas di atas didukung oleh Belkin dalam Fourie (2008: 4) yang menyatakan bahwa “An information need can refer to the gap between what we know and what we need to know, or to an anomalous state of knowledge”. Dalam hal ini kebutuhan informasi mengacu pada perbedaan antara apa yang kita tahu dengan apa yang perlu kita ketahui, sehingga kita dapat mendefenisikan apa yang menjadi kebutuhan informasi kita.
24
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan informasi, dengan informasi seseorang dapat mengetahui sesuatu yang tadinya tidak ia ketahui, memastikan sesuatu yang tadinya meragukan, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan sesuatu hal. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Purnowati (2008: 1), “Kebutuhan informasi adalah pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi”. Miranda and Tarapanoff (2008: 1) “Information need is defined as a state or process started when one perceives that there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem”. Miranda dan Tarapanoff mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kedua defenisi di atas memperkuat pernyataan bahwa setiap orang memang membutuhkan informasi sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. Informasi kian dirasakan perlu untuk menjawab ketidakpastian dan ketidaktahuan seseorang akan suatu hal. Rasa ingin tahu seseorang ini timbul karena ia ingin selalu berusaha memperkaya diri dengan informasi-informasi terbaru dengan tujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan cakupan pengetahuannya yang pada akhirnya dapat membentuk dan merubah sikap dan perilakunya sendiri. Kebutuhan informasi pengguna dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pengguna. Miranda and Tarapanoff (2008: 1) menyatakan “To identify information needs, one must discover how the users choose, formulate and express their basic questions (problems or subjects) regarding their activity”. Dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi pengguna, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi pilihan pengguna (users), salah satunya dengan cara membuat formulasi pertanyaan (kuesioner) mengenai aktifitas mereka.
25
Universitas Sumatera Utara
Apapun jenis kebutuhan informasi dari masing-masing pengguna tersebut, pada dasarnya setiap pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis cepat, tepat, serta mudah akses ke sumber informasinya. Namun semua itu tidak terlepas dari kendala-kendala yang selalu dihadapi, misalnya saja terjadinya ledakan informasi sekarang ini. Meningkatnya jumlah informasi yang beredar membuat pengguna kewalahan dalam mencari dan memilih informasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan informasi mereka, bahkan ada banyak informasi yang tersedia namun tidak sesuai dengan yang kita butuhkan. Dalam hal ini, pengguna harus bisa lebih selektif lagi dalam mencari dan memilih informasi.
2.4.2 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi Setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, begitu juga halnya dengan kebutuhan informasi. Ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi menurut Guha dalam Saepudin (2009: 1), yaitu: 1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi. 2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna. 3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap. 4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sulit untuk mendefenisikan dan mengukur kebutuhan informasi pengguna. Keanekaragaman kebutuhan dan permintaan informasi menuntut dilakukannya pendekatan terhadap kebutuhan pengguna, agar dapat memenuhi dan menyediakan informasi yang mereka
cari.
Keempat
pendekatan di atas,
26
merupakan
metode
untuk
Universitas Sumatera Utara
mendefenisikan jenis-jenis kebutuhan informasi dari setiap pengguna agar mempermudah proses pemenuhannya. Menurut Taylor yang dikutip oleh Putubuku (2008: 1), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti: 1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika “need for information not existing in the remembered experience of the inquirer” – atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalamanpengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan “mentaldescription of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan. 3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain. 4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Keempat tingkatan di atas saling berhubungan sebagai sebuah proses yang dilalui oleh pikiran manusia. Mulai dari tingkatan di mana seseorang belum menyadari dan mengenali kebutuhan informasinya, kemudian beralih dan mulai memikirkan informasi apa dan bagaimana yang sebenarnya ia butuhkan. Kemudian pada tahap selanjutnya setelah seseorang tersebut menyadari apa yang menjadi kebutuhan informasinya, ia mulai mencari informasi pada pusat sumbersumber informasi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, setelah itu di tahap terakhir seseorang tersebut mulai mencari informasi dari orang lain yang dianggapnya berkompeten di bidang tersebut, untuk saling bertukar pikiran dan pendapat.
27
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, keanekaragaman ini muncul karena dipengaruhi beberapa factor. Menurut Sulistyo Basuki yang dikutip oleh Saepudin (2009: 1), kebutuhan informasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Kisaran informasi yang tersedia; 2. Penggunaan informasi yang akan digunakan; 3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing-masing pemakai; 4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi. Menurut Pannen yang dikutip oleh Ishak (2006: 93) “Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan lingkungan pekerjaan.” Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006: 93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: 1. jenis pekerjaan 2. personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, yang meliputi ketepatan, ketekunan dalam mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. waktu 4. akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) dan eksternal (di luar organisasi) dan 5. sumber daya tekhnologi yang digunakan untuk mencari informasi. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pengguna. Karena pengaruh dari beberapa faktor inilah muncul keanekaragaman (variasi) kebutuhan informasi, sesuai dengan permintaan dari masing-masing pengguna.
28
Universitas Sumatera Utara