PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, MEDIA PEMBELAJARAN ...

103 downloads 14280 Views 453KB Size Report
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN. ASISTENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA. (Studi pada Mahasiswa ...
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN ASISTENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura) FIRMAN BUDI SANTOSO Junaidi, S.E. M.Si., Ak Fitri Ahmad Kurniawan, S.E., M.Ak., Ak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa secara parsial dan simultan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana jenis data yang digunakan adalah data primer dalam bentuk pernyataan kuesioner yang diperoleh jawaban dari responden terhadap serangkaian pernyataan yang diajukan oleh peneliti dengan sampel 73 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura. Analisis terhadap data-data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji f dan uji t. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh pembuktian bahwa secara parsial kompetensi dosen dan media pembelajaran berpengaruh dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dan asistensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Selain itu, secara simultan kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kata kunci : Kompetensi Dosen, Media Pembelajaran, Asistensi dan Prestasi Belajar Mahasiswa. PENDAHULUAN Manusia dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah sehingga mampu mempertahankan hidupnya. Kemampuan dasar manusia tersebut haruslah selalu dikembangkan, salah satunya melalui pendidikan, baik jalur pendidikan di keluarga,

pendidikan di sekolah, dan pendidikan di masyarakat. Menurut Berry dkk. (1997) dalam Rasmini (2007) secara global pengajaran akuntansi di perguruan tinggi cenderung mengarahkan mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan publik. Minat dan rencana karier mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan program agar materi kuliah dapat

disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang memerlukannya. . Perencanaan karier merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai sukses. Dengan demikian, diperlukan suatu stimulasi untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karier yang diinginkan sejak masih di bangku kuliah agar mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara optimal. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kegiatan akuntansi sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat baik pendidikan maupun di perusahaan, sehingga ilmu akuntansi perlu dipertahankan dan dikembangkan agar mendapatkan kegunaan yang lebih baik lagi. Pada era sekarang khususnya di Indonesia, akuntansi sudah banyak dipelajari, mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Selain di lembaga pendidikan, lembagalembaga lainnya juga menggunakan akuntansi seperti kursus ilmu akuntansi. Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka seluruh komponen pendidikan seperti kurikulum, dosen, mahasiswa, sarana, dan fasilitas kampus menjadi sangat penting dalam pencapaian keberhasilan pendidikan. Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 10 ayat 1 undang-undang tersebut disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut yang kemudian akan menumbuhkan motivasi mahasiswa untuk belajar. Beberapa masalah yang ditemukan dalam perguruan tinggi menurut Alma, 2008: 23 (dalam Asih, 2007) yaitu kebanyakan dosen kurang referensi bahan perkuliahan, literatur yang dibaca kurang bervariasi dan sangat minim, literatur yang dibaca masih terbitan tahun lama, jarang sekali membeli buku-buku terbaru sehingga dosen kekurangan bahan dalam mengisi materi perkuliahan. Jika dosen itu mempunyai kompetensi yang baik, maka mahasiswa akan merasa puas dalam mengikuti perkuliahan. Sebaliknya, jika seorang dosen tidak mempunyai kompetensi yang baik dalam mengajar, otomatis mahasiswa tidak akan mendapatkan kepuasan belajar pada saat perkuliahan. Mahasiswa secara umum merupakan subjek yang memiliki potensi untuk mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam keseluruhan bentuk aktivitas dan kreativitasnya, sehingga diharapkan mampu menunjukkan

kualitas daya yang dimilikinya (Baharuddin & Makin, 2004 dalam Sahputra, 2009). Melihat beberapa penelitian di atas, penelitian sebelumnya lebih banyak menguji pengaruh faktor-faktor eksternal meliputi kualitas pengajaran dosen, media pembelajaran, kemandirian belajar mahasiswa, kursus akuntansi, metode pengajaran, dan kehadiran kuliah. Sementara penelitian yang mengarah pada kompetensi dosen dan metode pengajaran dengan asistensi belum banyak dilakukan, penelitian mengenai pengaruh media pengajaran terhadap prestasi belajar mahasiwa juga belum pernah dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura. LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang mahasiswa, belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh mahasiswa tersebut. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan mahasiswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari, dan perubahan tersebut relatif menetap serta

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Nasution (1996) dalam Idham (2012) mendefinisikan pengertian prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Pusat Pengujian Balitbang Depdikbud menyatakan bahwa prestasi belajar tidak hanya meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan, namun meliputi pula aspek pembentukan watak seorang siswa. Pengukuran Prestasi Belajar Dalam dunia pendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai/mengukur prestasi belajar, merupakan salah satu dari komponen pembelajaran itu sendiri. Mengukur merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Penilaian yang diterapkan di bidang pendidikan bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar

seseorang. Dalam ruang lingkup psikologi penilaian hasil belajar seseorang harus meliputi tiga ranah yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor.

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada mahasiswa yang memiliki dorongan kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Media Pembelajaran

Kompetensi Dosen

Asistensi

Dosen yang berkualitas akan berimbas pada mutu lulusan suatu perguruan tinggi. Sebagai profesional, dosen dituntut memiliki sejumlah kompetensi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kompetensi yang dibahas berikut ini hanya berkaitan dengan tugas utama dosen, yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Jadi, kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi dosen sebagai pengajar. Selanjutnya di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat 1 yang menyebutkan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi

Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Briggs (1977) dalam Junkie (2012) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi/isi pembelajaran seperti buku, film, video, dan lain sebagainya. Pembelajaran asistensi adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberdayakan anak didik yang pandai untuk membantu teman-teman lainnya,Deviana (2009) dalam Samini (2012). Pada pelaksanaan asistensi ini dapat dilakukan penilaian oleh asisten dan hasilnya dilaporkan kepada dosen pengajar mata kuliah yang bersangkutan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan nilai akhir. Asistensi ini hanya berlaku untuk mata kuliah teori. Mata kuliah yang memerlukan asistensi ditentukan oleh dekan fakultas dan tenaga

asisten mata kuliah tersebut ditentukan oleh ketua jurusan melalui seleksi. Tenaga asisten dosen diambil dari mahasiswa yang telah memenuhi syarat yaitu, minimal semester 5, mempunyai IPK ≥ 3.00, mendapatkan nilai A untuk mata kuliah yang telah diampu, serta

lulus seleksi yang dilakukan oleh ketua jurusan. Tenaga asisten dosen yang memberikan asistensi selanjutnya diajukan untuk menerima Surat Keputusan Ketua dan kepadanya diberikan hak mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku.

Rerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Kompetensi Dosen, Media Pembelajaran, dan Asistensi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Kompetensi Dosen (X1) Media Pembelajaran (X2)

Prestasi Belajar Mahasiswa (Y)

Metode Pembelajaran Asistensi (X3)

Perumusan Hipotesis 1.

2.

Diduga kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Diduga kompetensi dosen merupakan faktor yang memberikan pengaruh kuat terhadap prestasi belajar mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungannya. Tujuan penelitian

kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari jawaban responden terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sedangkan data sekunder didapat dari literatur, jurnaljurnal, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan permasalahan penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Pengujian

hipotesis menggunakan uji t,Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Sebelumnya dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan uji asumsi klasik yaitu, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas Uji validitas dilakukan dengan mengunakan metode koefisien korelasi Product Moment dengan taraf signifikansi 0,05 sedangkan untuk uji reliabilitas

digunakan Alpha.

metode

Cronbach’s

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan keyakinan tentang sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur (Aminin, 2007:77). Suatu instrument dikatakan valid jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, sebaliknya jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel maka suatu instrument dikatakan tidak valid, dengan r = 0,3 (Santoso, 2002:277).

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Untuk Masing-Masing Indikator Pada Variabel Bebas dan Variabel Terikat Validitas No

1

2

3

Variabel

Kompetensi Dosen (X1)

Media Pengajaran (X2)

Asistensi (X3)

Item Angket X11

Koefisien Korelasi 0,717

Ketr. Valid

X12

0,793

Valid

X13

0,609

Valid

X14

0,709

Valid

X15

0,774

Valid

X16

0,643

Valid

X17

0,623

Valid

X18

0,683

Valid

X21

0,678

Valid

X22

0,724

Valid

X23

0,807

Valid

X24

0,668

Valid

X25

0,715

Valid

X26

0,690

Valid

X31

0,706

Valid

X32

0,769

Valid

X33

0,831

Valid

X34

0,855

Valid

X35

0,813

Valid

X36

0,638

Valid

X37

0,664

Valid

X38

0,822

Valid

X39

0,732

Valid

Reliabilitas Alpha Cronbach

Ketr.

0,700

Reliable

0,780

Reliable

0,780

Reliable

Sumber : Data primer diolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa instrumen penelitian variabel – variabel baik variabel bebas maupun terikat seluruhnya adalah valid dan reliable, karena memiliki koefisien korelasi > 0,30.

Sedangkan koefisien alpha cronbach > 0,60, berarti kuesioner yang disebarkan terhadap mahasiswa adalah sah artinya pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan

apa yang diukur oleh kuesioner tersebut dan handal karena jawaban tiap responden dianggap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Normalitas Uji normalitas dapat diketahui sebaran titik tidak sejajar dengan garis normal, sehingga dapat disimpulkan data tersebut tidak normal dan tidak layak untuk di uji regresi. Untuk mengatasi permasalahan normalitas maka observasi yang menghasilkan prediksi prestasi belajar mahasiswa yang tidak tepat (data Outlayer) harus direduksi dari obeservasi analisis regresi dan ditemukan data Outlayer sebanyak 2 observasi. Setelah dilakukan proses reduksi maka hasil uji normal probalbility plot menjadi normal. Uji normal probalbility plot dapat diperkuat dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov – Smirnov. Hasil uji normalitas pada kolom one sample Kolmogorov-Smirnov Z adalah sebesar 0,746 dan nilai signifikan ujianya adalah 0.634. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikan α = 0,05, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan residual model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian untuk analisis regresi selanjutnya digunakan data sebanyak 73 observasi. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas

Mode l

Collinearity Statistics Tolerance VIF

X1

0,385

2,599

X2

0,639

1,565

X3

0,380

2,634

Sumber ; Data primer diolah Hasil pengujian multikolinieritas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai tolerance kurang dari 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ratarata setiap variabel berada disekitar 1–5 sehingga untuk variabel kompetensi doesn (X1), media pembelajaran (X2) dan asistensi (X3) tidak ada gejala multikolinieritas pada setiap variabel bebas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians berbeda maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan uji Park, metode uji

Park yaitu dengan meregresikan nilai residual dengan masing–masing variabel dependen.

Tabel 4.12 Hasil uji t Unstandardized Coefficients

Tabel 4.8 Hasil Uji Park

1

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)

B

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

T

Sig.

-5.269

1.735

-3.037

.003

X1

.947

.659

.274

1.436

.155

X2

.010

.475

.003

.020

.984

X3

-.566

.583

-.187

-.971

.335

a. Dependent Variable: Lne2

Sumber : data primer diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui t hitung X1 = 1,436, t hitung X2 = 0,020, t hitung X3 = 0,971. Karena nilai t hitung berada pada –t tabel < t hitung < t, dengan t tabel = 1,996 pengujian di atas tidak ada gejala heteroskedastisitas. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastissitas padal model regresi. Uji t

B

Model

Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara individual / parsial dalam menerangkan variabel terikat. Untuk menguji secara parsial maka dilakukan pengujian dengan uji t. hasil pengujian uji t dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ;

Std. Error

Standardiz ed Coefficient s Beta

Collinearity Statistics t

Sig.

Tolerance

VIF

(Constant) 3,068

0,255

x1

0,027

0,097

x2

0,016

0,07

x3

-0,012

0,086

12,017

0,000

0,53

0,276

0,784

0,385

0,33

0,222

0,825

0,639

1,565

-0,28

-0,143

0,887

0,38

2,634

2,599

Hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,276 dengan sig. 0,784, ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial antara variabel bebas (X1) terhadap variabel terikat (Y). Hasil Uji Statistik t mendukung dari penelitian ini yaitu diduga kompetensi dosen mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap prestasi belajar. Tanda positif pada koefisien beta menunjukkan hubungan yang searah artinya semakin baik kompetensi dosen dalam organisasi ini maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,222 dengan sig. 0,825, ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial antara variabel bebas (X2) terhadap variabel terikat (Y). Hasil Uji Statistik t mendukung hipotesis dari penelitian ini yaitu diduga media pengajaran mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap prestasi belajar mahasiswa. Tanda positif pada koefisien beta menunjukkan hubungan yang searah artinya semakin baik media pembelajaran yang diberikan maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Hasil perhitungan diperoleh thitung = -0,143 dengan sig. 0,887, ini berarti bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial antara variabel bebas (X3) terhadap variabel terikat (Y). Tanda negatif pada koefisien beta menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik artinya semakin baik asistensi yang diberikan maka akan menurunkan prestasi belajar mahasiswa, begitu juga seballiknya. Setelah diperiksa seluruh variabel bebas berpengaruh secara serentak namun secara parsial ada variabel yang tidak berpengaruh maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis kedua dapat juga diketahui dari nilai beta. Berikut adalah tabel untuk mengetahui urutan pengaruh yang dominan. Tabel 4.13 Urutan Variabel Yang Berpengaruh Dominan Variabel

Beta

Ranking

Kompetensi dosen (X1) Media pengajaran (X2) Asistensi (X3)

0,53

1

0,33

2

-0.28

3

Berdasarkan nilai tersebut tampak urutan variabel yang mempunyai nilai Beta terbesar adalah variabel kompetensi dosen (X1) sebesar 0,53 dengan demikian variabel Kompetensi dosen berpengaruh dominan terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura.

Pembahasan Deskripsi jawaban responden merupakan hasil jawaban responden pada masingmasing variabel penelitian. Deskripsi jawaban akan dijelaskan berdasarkan nilai persentase jawaban responden pada setiap skor jawaban. Rekapitulasi data hasil kuesioner yang disebar pada responden adalah. Hasil penelitian untuk variabel kompentensi dosen menunjukkan bahwa mahasiswa bisa menjawab pernyataan mahasiswa dengan baik, prestasi belajar memiliki berbagai macam referensi dari dalam maupun luar. Hal ini dapat terlihat dari persentase jawaban responden lebih banyak pada skor 4 dan 5 yang berarti setuju dan sangat setuju dengan persentase 67,1 % dan 27,3 %. Hasil penelitian untuk variabel media pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa merasa media pembelajaran merupakan hal yang berperan dalam melaksanakan pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban responden setuju dan sangat setuju mencapai 53 % dan 46,4 %. Dan untuk asistensi nilai presentasenya 45 % dan 42 %. Dari hasil penelitian untuk variabel prestasi belajar menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki prestasi belajar yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti dengan persentase 57,3%. Pengujian pengaruh secara simultan ( Hipotesa Pertama) Hipotesis pertama dari penelitian ini menduga bahwa

kompentensi dosen, dan media pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku prestasi belajar mahasiswa fakultas ekonomi universitas trunojoyo madura. Perhitungan nilai F hitung menghasilkan angka sebesar 0,078 dengan nilai signifikan uji F hitung sebesar adalah sebesar 0,972 ( p < 0,05 ) yang berarti ada pengaruh kompentensi dosen, media pembelajaran dan asistensi terhadap prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura. Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan berarti H1 diterima. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa koefisien determinasi berganda ( R2 ) sebesar 0,003, hal ini menunjukkan bahwa 0,3% perubahan variabel prestasi belajar pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura di pengaruhi oleh perubahan variabel kompentensi dosen (X1), media pembelajaran (X2) dan asistensi (X3). Koefesien korelasi berganda atau R sebesar 0,58 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel prestasi belajar pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura dengan variabel kompentensi dosen ( X1 ), media pembelajaran ( X2 ) dan asistensi (X3) adalah cukup kuat. Nilai koefisien yang positif menandakan hubungan yang searah yaitu jika nilai variabel bebas ( X ) meningkat maka nilai variabel terikat ( Y ) juga meningkat.

Penentuan tiga variabel terikat yang telah diteliti dalam suatu fakultas sangat penting untuk di lakukan, karena hal ini berhubungan dengan prestasi belajar. Dalam suatu fakultas mempunyai suatu target tertentu tiap tahunnya, dan setiap dekan tersebut akan melakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Dengan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya pemimpin dapat mengambilkan kesimpulan apa yang perlu ditingkatkan untuk meningkat prestasi belajarnya agar target yang telah diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Prestasi belajar yang merupakan ukuran kemajuan belajar mahasiswa menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2002, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, diukur secara berkala melalui ujian-ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan oleh dosen dan pembimbing untuk memperbaiki prestasi belajar merupakan suatu pekerjaan yang memakan waktu dan proses yang panjang. Dalam fakultas mempunyai taktik tersendiri dalam mengelola prestasi belajarnya, seorang dekan selalu berusaha yang terbaik untuk fakultasnya. Hasil perhitungan dengan menggunakan analisa regresi linear berganda yang telah di peroleh nilai koefisien regresi untuk masing- masing variabel bebas adalah sebagai berikut:

1. Kompentensi dosen (X1) = 0,027 2. Media pembelajaran (X2) = 0,016 3. Asistensi (X3) = - 0,012 Nilai koefisien regresi dua dari tiga variabel bebas adalah positif, menunjukkan hubungan yang searah variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), atau dengan kata lain semakin positif variabel bebas (X) maka akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar (Y). Dan untuk variabel asistensi berpengaruh negatif terhadap variabel terikat atau dengan kata lain mempunyai sifat berbanding terbalik antara asistensi dengan prestasi belajar. Dengan demikian apabila kompetensi dosen dan media pembelajaran dalam suatu ruang belajar meningkat maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Dosen yang berkualitas akan berimbas pada mutu lulusan suatu perguruan tinggi. Dosen yang profesional diharapkan memiliki kinerja yang tinggi yang dapat memuaskan semua pihak yang berkepentingan, yaitu mahasiswa, orang tua, dan masyarakat dalam arti luas. Menurut Briggs (1977) dalam Junkie (2012) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi/isi pembelajaran seperti buku, film, video, dan lain sebagainya. Pembelajaran asistensi adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberdayakan anak didik yang pandai untuk membantu teman-teman lainnya

(Deviana, 2009 dalam Samini, 2012). Untuk mencapai tujuan yang maksimal pasti terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Faktor tersebut mencakup dua bagian, Faktor Internal dan Faktor Psikologis. Pengujian Pengaruh Secara Parsial ( Hipotesa Kedua) Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara individual / parsial dalam menerangkan variabel terikat. Untuk menguji secara parsial maka dilakukan pengujian dengan uji t. Pengujian hipotesis atas pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial melalui uji t, di peroleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi dosen ( X1 ) = 0,276 2. Media pembelajaran ( X2 ) = 0,222 3. Asistensi ( X3 ) = - 0,143 Nilai signifikan variabel kompetensi dosen yaitu sebesar 0,784 (p< 0,05) yaitu berarti ada pengaruh yang tidak signifikan kompetensi dosen terhadap prestasi belajar. Nilai signifikan variabel media pembelajaran sebesar 0,825 (p< 0,05) yang berarti ada pengaruh yang tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Nilai signifikan variabel asistensi sebesar 0,887 (p< 0,05) yang berarti ada pengaruh yang tidak signifikan

terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian bahwa pengujian secara parsial menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap prestasi belajar mahasiswa. Diantara pengujian dari hipotesi kedua, kompetensi dosen merupakan pengujian yang berpengaruh paling dominan terhadap prestasi belajar mahasiswa dan sesuai dengan hasil perhitungan secara deskiptif berdasarkan nilai beta yaitu sebesar 0,53 maka kompetensi dosen ini terbukti kebenarannya sehingga H0 ditolak H1 diterima. Hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,276 dengan sig. 0,784, ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial antara variabel bebas (X1) terhadap variabel terikat (Y). Hasil Uji Statistik t mendukung hipotesis dari penelitian ini yaitu diduga media pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Akbar (2006) yang menjelaskan bahwa kompetensi dosen berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Menurut Sudiana (2003), kompetensi ini terdiri atas empat rumpun, yaitu penguasaan bidang studi, pemahaman peserta didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik, dan pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. Disini dapat dilihat bahwa dengan pemberian kompetensi dosen yang

lebih layak akan meningkatkan prestasi belajar mashasiswa, maka mahasiswa harus lebih bersikap professional dengan belajar bersungguh – sungguh dan melakukan berbagai upaya agar bisa mencapai hasil yang maksimal. Dengan prestasi belajar yang lebih baik tentu akan membanggakan fakultas itu sendiri. Dari hasil nilai beta itu sendiri menegaskan bahwa kompetensi dosen merupakan pilihan yang tepat dilakukan oleh seorang dekan dalam meningkatkan prestasi belajar. Pimpinan menyadari bahwa kompetensi dosen merupakan pilihan yang tepat dalam peningkatan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura, dan jika dekan tetap memilih kompetensi dosen sebagai cara meningkatkan prestasi belajarnya, hasil yang akan diperoleh dekan itu sendiri akan memuaskan dan memenuhi target yang ada. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai pengaruh kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi terhadap prestasi belajar mahasiswa yang parameternya menggunakan metode regresi linear berganda, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis regresi dan uji hipotesis secara

individu menunjukkan bahwa : a. Kompetensi dosen (X 1 ) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. b. Media pembelajaran (X 2 ) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa. c. Asistensi (X 3 ) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa 2. Kompetensi dosen, media pembelajaran dan asistensi berpengaruh positif dan tidak signifikan secara bersamasama (simultan) terhadap prestasi belajar mahasiswa. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya sebagai penyempurna penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Karena variabel kompetensi dosen yang memiliki pengaruh dominan terhadap variabel prestasi belajar mahasiswa, maka penting bagi dosen pengampu mata kuliah untuk selalu meningkatkan kompetensi, melaksanakan perkuliahan sesuai dengan jadual, dan mengembangkan model pembelajaran yang menarik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi belajar mahasiswa khususnya;

2. Penggunaan media pembelajaran secara tepat juga diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar, sehingga memungkinkan dapat mengurangi tingkat kebosanan mahasiswa terhadap penyajian pesan dosen secara verbal dan meningkatkan minat belajar mahasiswa. Selain itu, perlu dikembangkan pula metode pembelajaran asistensi agar asisten dosen dan mahasiswa dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman. Asisten dosen akan menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa sehingga memudahkan dalam pengerjaan tugas-tugas perkuliahan. 3. Kepada para akademisi dan peneliti, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan populasi yang lebih luas dan melibatkan faktorfaktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Akbar. 2007. Hubungan Antara Metode Pembelajaran Dosen, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Negeri Malang. Malang. Kamus Besar Bahasa Indonesia / Pengertian Prestasi, Belajar dan Prestasi belajar. Rasmini, Ketut. 2007. FaktorFaktor Yang Berpengaruh Pada Keputusan Profesi Akuntan Public dan Non Akuntan Publik Pada

Mahasiswa Akuntansi Di Bali. Bali. Samini. 2011. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan membaca dengan model pembelajaran asistensi pada siswa kelas IV SDN 01 Salam Gedangan Karangpandan. Universitas muhammadiyah Surakarta. Sari, Devina Aria. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Membaca dengan Model Pembelajaran Asistensi (Assisted Learning). Surakarta. Sudiana, Nyoman. 2003. Peranan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Dosen) Terhadap Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Singaraja. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Utami, Asih Yuli. 2007. Pengaruh Tingkat Keahlian Mahasiswa Dalam Menggunakan Komputer. Surakarta.