TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEKSIO SESAREA Di RSU PKU.
MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN adalah betul-betul karya saya sendiri.
PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEKSIO SESAREA Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh Slamet Setyo Budi Utomo S54 090 7020
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEKSIO SESAREA Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten
Disusun Oleh : Slamet Setyo Budi Utomo NIM . S 54 090 7020 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing
Tim Pembimbing: Jabatan
Nama
Tanda-Tangan
Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. dr. H. Aris Sudyanto, Sp.KJ NIP. : 130 543 191
..................... ...................
Pembimbing II
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. NIP. : 131 918 507
.................... ...................
Mengetahui Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK., MM., MKK. NIP. : 130 543 994
ii
PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEKSIO SESAREA Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten
Oleh Slamet Setyo Budi Utomo NIM . S 54 090 7020
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal :
Jabatan
Januari 2009
Nama
Ketua
Tanda Tangan
: Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, M.Kes.,MM.,PAK
....................................
Sekretaris : Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, Sp.PA
....................................
Anggota
....................................
: 1. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. 2. Prof. Dr. dr. Aris Sudyanto, Sp.KJ
....................................
Surakarta,
Januari 2008
Mengetahui: Direktur PPs UNS.
Prof. Drs. Suranto., M.Sc., Ph.D. NIP. : 131 472 192
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, MKK. NIP. : 130 543 994
iii
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: Slamet Setyo Budi Utomo
NIM
: S54 090 7020
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEKSIO SESAREA Di RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan dilanjutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 01 Desember 2008 Yang membuat pernyataan
Slamet Setyo Budi Utomo
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirat Ilahi Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya Tesis ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kedokteran Keluarga. Hambatan dan kendala yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan Tesis ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitankesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Rektor, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menempuh pendidikan Pasca Sarjana (S2);
2.
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti Pendidikan Profesi Kesehatan;
3.
Segenap dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret yang telah membekali ilmu pengetahuan yang sangat berarti bagi peneliti;
4.
Bapak Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr., Sp.KJ. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan;
5.
Ibu Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan;
6.
Ketua, Sekretasis dan Anggota Tim Penguji Tesis, yang telah menguji dan memberikan masukan serta revisi tesis;
7.
Direktur RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Bapak dr. Muhamad Ma’mun Sukri, yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam pengambilan data;
8.
Bapak dr. Lilik Prasetyo, Sp.OG. RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan terhadap proses penelitian;
9.
Rekan-rekan Kebidanan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, yang telah membatu dan memberikan masukan atas pengambilan data;
10.
Rekan-rekan seangkatan yang telah memberikan dorongan dan sumbang saran atas tersusunnya tesis; v
11.
Kedua orang tua (Alm), Bapak H. Slamet Dwijo Soemarto dan Ibu Hj. Mardiyah beserta Saudara-saudaraku, yang telah menanamkan dan menumbuhkembangkan kaidah serta ahklak dalam kehidupan, hingga penulis dapat melanjutkan pendidikan;
12.
Istriku tercinta, Nurwati Utomo dan anak-anakku tersayang, Rendra Perwira Aditama, Bima Achmad B. Nurutama dan Nurul Hidayah Utomo, yang dengan tulus dan ihklas memberikan dorongan semangat hingga terselesainya tesis ini;
13.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga atas bantuan dan kebaikan semua pihak, senantiasa memperoleh balasan
kemulyaan dalam berkah dan rahmat Allah SWT. serta selalu teriring dalam kesucsesan. Walaupun disadari dalam tesis ini masih ada kekurangan, namun diharapkan Tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran keluarga.
Surakarta, 01 Desember 2008 Penulis
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................
iii
PERNYATAAN ................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................
v
DAFTAR ISI .....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
ABSTRAK ........................................................................................................
xii
ABSTRACT ......................................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang........................................................................
1
B.
Rumusan Masalah...................................................................
4
C.
Tujuan Penelitian....................................................................
4
D.
Manfaat Penelitian..................................................................
5
E.
Keaslian Penelitian..................................................................
5
KAJIAN TEORI A.
BAB III
Tinjauan Teori ......................................................................
6
1.
Konseling.......................................................................
6
2.
Kecemasan ....................................................................
23
3.
Seksio Sesarea ..............................................................
40
B.
Kerangka Pikir......................................................................
51
C.
Hipotesis ..............................................................................
54
METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian...............................................
55
B.
Jenis Penelitian .....................................................................
55
C.
Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................
55
D.
Variabel Penelitian ...............................................................
57
vii
BAB IV
BAB V
E.
Definisi Operasional Variabel ..............................................
58
F.
Instrumen Penelitian .............................................................
60
G.
Pengolahan Data ...................................................................
61
H.
Analisis Data .........................................................................
62
I.
Jadwal Kegiatan.....................................................................
63
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Hasil Penelitian.............................................
65
B.
Hasil Analisa Data.................................................................
84
C.
Kesimpulan Hasil Analisa ....................................................
89
D.
Pembahasan .........................................................................
90
E.
Keterbatasan ........................................................................
99
PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
101
B. Implikasi .................................................................................
102
C. Saran .......................................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
107
LAMPIRAN ...................................................................................................
110
viii
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Jadwal kegiatan penelitian ..............................................................
64
2.
Distribusi responden menurut tempat tinggal (Kabupaten). ............
66
3.
Distribusi responden menurut wilayah tempat tinggal .....................
66
4.
Distribusi data tingkat pendidikan responden ..................................
68
5.
Distribusi data usia responden ..........................................................
69
6.
Distribusi data kehamilan responden ................................................
70
7.
Distribusi data faktor penyulit seksio sesarea ...................................
72
8.
Distribusi kecemasan responden sebelum dan sesudah operasi.........
76
9.
Distribusi perubahan kecemasan responden ......................................
76
10.
Distribusi kecemasan menurut tingkat pendidikan ............................
78
11.
Distribusi kecemasan menurut kelompok usia ...................................
79
12.
Distribusi kecemasan menurut usia, objek, pre-post operasi ..............
79
13.
Distribusi kecemasan menurut jumlah persalinan ..............................
80
14.
Distribusi kecemasan menurut faktor penyebab kelompok kontrol.....
81
15.
Distribusi kecemasan menurut faktor penyebab kelompok perlakuan.
81
16.
Hasil Uji Normalisasi .........................................................................
84
17.
Hasil Uji Homogenitas .......................................................................
85
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Patofisiologi Sindrom Kecemasan (Maslim). ................................
31
2.
Kerangka Pikir Penelitian. .............................................................
54
3.
Grafik distribusi wilayah tempat tinggal responden.......................
67
4.
Grafik tingkat pendidikan responden ....................................... ....
68
5.
Grafik distribusi usia responden .....................................................
69
6.
Grafik kehamilan responden ...........................................................
71
7.
Grafik distribusi faktor penyulit seksio sesarea ..............................
72
8.
Grafik distribusi kecemasan pre operasi .........................................
73
9.
Grafik distribusi kecemasan post operasi .......................................
74
10.
Grafik kecemasan responden sebelum dan sesudah operasi ...........
76
11.
Grafik perubahan kecemasan responden ........................................
77
12.
Grafik kecemasan menurut tingkat pendidikan .............................
78
13.
Grafik kecemasan menurut kelompok usia ....................................
79
14.
Grafik kecemasan menurut kali persalinan .....................................
80
15.
Grafik kecemasan menurut kelompok kontrol ................................
82
16.
Grafik kecemasan menurut penyebab operasi kelompok perlakuan.
82
17.
Grafik kecemasan menurut penyebab operasi.................................
83
x
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Petunjuk pengisian kuesioner .........................................................
110
2.
Kuesioner L-MMPI ........................................................................
111
3.
Kuesioner T-MAS ..........................................................................
112
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konseling ..................
114
5.
Data koresponden ...........................................................................
121
6.
Hasil koding data koresponden. ....................................................
124
7.
Hasil analisa data dengan SPSS. ...................................................
127
8.
Surat Permohonan Ijin Penelitian ..................................................
156
9.
Surat Keterangan Penelitian RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
157
xi
ABSTRAK Slamet Setyo Budi Utomo, 2008. Pengaruh Konseling Terhadap Tingkat Kecemasan Seksio Sesarea, di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten. Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2008. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh konseling terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah operasi seksio sesarea. Metode penelitian ini adalah metode analitik dengan pendekatan Randomized Controlled Trial (RCT), lokasi penelitian di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten. Populasi penelitian adalah pasien inpartum yang dirawat di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, dari bulan September 2008 sampai dengan Oktober 2008, subyek penelitian sebanyak 70 orang dari seluruh populasi penelitian, dengan alat uji T-MAS (Taylor Manifest Anxienty Scale) dan uji hipotesa analisis Uji t (t-Test) dan Analisis Varians satu jalan (One-Way ANOVA). Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t adalah sebelum operasi t hitung 2,850 dengan signifikasi 0,006 lebih kecil taraf alpha 0,05 maka t hitung signifikan. Dan pada sesudah operasi t hitung 2,480 dengan signifikasi 0,016 < 0,05 maka t hitung signifikan. Hasil analisis dengan Varians datu jalan (one way anova), untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, usia, jumlah persalinan, dan faktor penyulit terhadap kecemasan yang diberi konseling didapatkan bahwa yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat kecemasan hanya tingkat pendidikan yakni harga F hitung 4,641 dengan harga signifikansi 0,039 < 0,05. Kesimpulan, Konseling berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien sebelum operasi seksio sesarea dengan harga t hitung sebesar 2,850 dengan harga signifikasi 0,006 < 0,05. Dan Konseling berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan sesudah operasi seksio sesarea dengan t hitung 2,480 dengan harga signifikasi 0,016 < 0,05. Saran, sesuai hasil penelitian ini: pada pasien seksio sesarea agar dilakukan konseling kususnya pada pasien berpendidikan rendah (< 9 tahun) oleh tenaga kesehatan atau tim konselor yang mempunyai kompetensi tentang konseling (ketrampilan komunikasi interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik).
Kata Kunci: Konseling, Kecemasan, Seksio Sesarea xii
ABSTRACT Slamet Setyo Budi Utomo, 2008. Counselling influence towards anxiety level seksio sesaria at Muhammadiyah Hospital Delanggu Klaten Regency. A Thesis for Master Program Family Medicine, Posy Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta 2008. This study aim is to detects counselling influence existence towards patient anxiety level before and postoperative seksio sesaria. This study analytic method with approaches Randomized Control Trial (RCT), this study location at Muhammadiyah Hospital Delanggu Klaten Regency. The population patient inpartum that cared at Muhammadiyah Hospital Delanggu Klaten Regency, from September until October 2008. The subject as much as 70 person from entire the study populations by means of test research T-MAS (Taylor Manifest Anxienty Scale) and test hipotesa test-T and test one way anova. Hypothesis testing result with test-T before operation t count 2.850 with signifikasi 0.006 smaller than standard alpha 0,05 so t count significant. and in postoperative t count 2.480 with signifikansi 0,016 < 0,05 so t count significant. Analysis result with one way anova, to detect education level influence, age, completely puerperal and factor heavy on hand towards anxiety that given counselling is got that has influence towards only education level that is f count 4.641 at the price of signifikansi 0,039, 0,05 conclusion, influential counselling significant towards anxiety level in patient before operation seksio sesaria at the price of t counts as big as 2.850 at the price of signifikansi 0,006 < 0,05 and influential counselling significant towards post operative anxiety level seksio sesaria with t counts 2.480 at the price of signifikansi 0.016 < 0,05. Influential education level significant towards anxiety level in patient counselling with F counts 4.461 at the price of significant 0,039 < 0,05, while age level, pregnancy total, factor heavy on hand not influence significant towards anxiety level at the price of significant bigger 0,05. Suggestion, appropriate this study result: in patient seksio sesarea so that done counselling especially in low educated patient ( 0,05
Kecemasan Post Operasi
0,647
0,797
Sig > 0,05
Sumber : Hasil Analisis Primer Berdasarkan data yang dianalisis diketahui bahwa variable kecemasan sebelum operasi memiliki harga KS-Z sebesar 0,881 dan signifikansi
86
0,420, data kecemasan sesudah operasi sebesar 0,647 dengan signifikansi 0,797. Kedua harga signifikansi dari dua variable tersebut lebih kecil dari 0,05. Karena kedua hasil analisis kolmogorov smirnov test memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa kedua data dari variable penelitian memiliki distribusi yang normal. Dengan demikian, data kedua variable dapat dipergunakan untuk bahan analisis. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat homogenitas populasi. Populasi yang homogen merupakan populasi yang memiliki varians yang rendah. Uji homogenitas pada penelitian ini dapat dilihat dari levene’s test of equality yang muncul bersamaan dengan uji beda. Adapun hasil uji homogenitas yang telah dilakukan sebagai berikut: 1) Uji homogenitas kecemasan berdasarkan kelompok perlakuan Uji homogenitas kecemasan berdasarkan kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang diberi konseling dan yang tidak diberi konseling diperoleh hasil sebagai berikut: Variabel Kecemasan Pre Operasi Kecemasan Post Operasi
Levene’s Test
Sig
Keterangan
,165
,686
0,05
1,014
,317
0,05
Berdasarkan tabel uji homogenitas di atas, terlihat bahwa harga signifikansi untuk masing-masing variable lebih besar dari 0,05. Karena itu dapat disimpulkan bahwa data kecemasan sebelum dan sesudah operasi termasuk homogen.
87
2) Uji homogenitas kecemasan berdasarkan tingkat pendidikan Uji homogenitas kecemasan berdasarkan kelompok tingkat pendidikan, diperoleh hasil levene’s statistic sebesar 4,031 dengan signifikansi sebesar 0,53. Berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut, terlihat bahwa harga signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena itu dapat disimpulkan bahwa data kecemasan pasien yang berpendidikan tinggi dan pasien yang berpendidikan rendah termasuk homogen. 3) Uji homogenitas kecemasan berdasarkan tingkat usia Uji homogenitas kecemasan berdasarkan kelompok tingkat usia, diperoleh hasil levene’s statistic sebesar 0,442 dengan signifikansi sebesar 0,647. Berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut, terlihat bahwa harga signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena itu dapat disimpulkan bahwa data kecemasan pasien berdasarkan tingkatan usia termasuk homogen. 4) Uji homogenitas kecemasan berdasarkan factor penyulit Uji homogenitas kecemasan berdasarkan kelompok tingkat usia, diperoleh hasil levene’s statistic sebesar 1,437 dengan signifikansi sebesar 0,242. Berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut, terlihat bahwa harga signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena itu dapat disimpulkan bahwa data kecemasan pasien berdasarkan factor penyulit termasuk homogen.
88
2.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis data, maka dapat dikatakan bahwa data memiliki distribusi yang normal dan varians data berdasarkan kelompok-kelompok data sudah homogen. Karena itu data penelitian dapat dipergunakan sebagai bahan pengujian hipotesis. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data berdasarkan data yang sudah memenuhi uji prasyarat. Hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Uji t Uji t atau t-test dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling terhadap kecemasan pasien seksio sesarea. Pengujian dilakukan terhadap pasien sebelum melakukan operasi (pre-operasi) dan sesudah operasi (post-operasi). 1) Hasil uji t terhadap pasien seksio sesarea sebelum operasi (preoperasi) diperoleh hasil t hitung sebesar 2,850 dengan signifikansi sebesar 0,006. Karena harga signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari taraf alpha 0,05, maka disimpulkan bahwa harga t hitung adalah signifikan. 2) Hasil uji t terhadap pasien seksio sesarea sesudah operasi (postoperasi) diperoleh hasil t hitung sebesar 2,480 dengan signifikansi sebesar 0,016. Karena harga signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari taraf alpha 0,05, maka disimpulkan bahwa harga t hitung adalah signifikan.
89
b.
Analisis Varians Satu Jalan (one way anova) Analisis varians satu jalan dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, tingkat usia, dan factor penyulit terhadap kecemasan pasien seksio sesarea yang memperoleh konseling. Hasil analisis varians satu jalan berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat di bawah ini: 1) Analisis varians pengaruh tingkat pendidikan terhadap kecemasan pasien. Analisis varians tingkat pendidikan terhadap kecemasan pasien diperoleh harga F hitung sebesar 4,641 dengan signifikansi sebesar 0,039. Berdasarkan harga signifikansi sebesar 0,039, lebih kecil dari taraf alfa 0,05, maka disimpulkan bahwa harga F hitung sebesar 4,641 adalah signifikan. 2) Analisis varians pengaruh tingkat usia terhadap kecemasan pasien Analisis varians tingkat usia terhadap kecemasan pasien diperoleh harga F hitung sebesar 1,148 dengan signifikansi sebesar 0,345. Berdasarkan harga signifikansi sebesar 0,345, lebih besar dari taraf alfa 0,05, maka disimpulkan bahwa harga F hitung sebesar 1,148 adalah tidak signifikan. 3) Analisis varians pengaruh kehamilan terhadap kecemasan pasien Analisis varians kehamilan terhadap kecemasan pasien diperoleh harga F hitung sebesar 0,418 dengan signifikansi sebesar 0,662. Berdasarkan harga signifikansi sebesar 0,662, lebih besar dari taraf alfa 0,05, maka disimpulkan bahwa harga F hitung sebesar 0,418 adalah tidak signifikan.
90
4) Analisis varians pengaruh factor penyulit terhadap kecemasan pasien Analisis varians factor penyulit terhadap kecemasan pasien diperoleh harga F hitung sebesar 0,421 dengan signifikansi sebesar 0,859. Berdasarkan harga signifikansi sebesar 0,859, lebih besar dari taraf alfa 0,05, maka disimpulkan bahwa harga F hitung sebesar 0,421 adalah tidak signifikan. C. Kesimpulan Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Hasil analisis data berdasarkan data yang diperoleh di lapangan menyimpulkan bahwa: 1.
Konseling berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien sebelum operasi sesarea, yang ditunjukkan dengan harga t hitung sebesar 2,850 dengan harga signifikansi sebesar 0,006 < 0,05.
2.
Konseling berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien sesudah operasi sesarea, yang ditunjukkan dengan harga t hitung sebesar 2,480 dengan harga signifikansi sebesar 0,016 < 0,05.
3.
Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang diberi konseling, yang ditunjukkan dengan harga F hitung sebesar -4,641 dengan harga signifikansi sebesar 0,039 < 0,05.
4.
Tingkat usia tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang diberi konseling, yang ditunjukkan dengan harga F hitung sebesar -1,148 dengan harga signifikansi sebesar 0,345 > 0,05.
91
5.
Kehamilan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang diberi konseling, yang ditunjukkan dengan harga F hitung sebesar 0,418 dengan harga signifikansi sebesar 0,662 > 0,05.
6.
Faktor penyulit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang diberi konseling, yang ditunjukkan dengan harga F hitung sebesar 0,421 dengan harga signifikansi sebesar 0,859 > 0,05.
D. Pembahasan Proses melahirkan pada setiap ibu berbeda-beda, pada umumnya proses pembukaan sampai lahirnya bayi dalam persalinan tidak begitu lama, sebaliknya ada juga proses persalinan sampai berjam-jam sudah merasakan tanda-tanda mulai mulas-mulas, keluar cairan atau bercak darah melalui jalan lahir namun sikecil tak kunjung lahir, dengan suasana psikologis yang kurang mendukung seperti kecemasan yang berlebihan, khawatir dan takut tanpa sebab, hingga akhirnya berujung pada stres sehingga ibu merasakan sakit yang semakin menjadi-jadi, dan berujung dengan penentuan untuk melakukan operasi sesarea. Tidak ada referensi yang menganjurkan langsung seksio sesarea untuk terminasi kehamilan pada kecemasan ringan hingga berat, kecuali jika ada kontraindikasi persalinan vaginal dan seksio sesarea dilakukan berdasarkan indikasi obstetri atau jika ada hambatan atau kegagalan induksi persalinan. Lagrew, dkk. melaporkan dari satu rumah sakit di California Amerika Srikat tahun 1998-2004, bahwa ada dua indikasi untuk “seksio sesarea emergensi atau crash cesarean delivery” yang sering dijumpai di rumah sakit tersebut, yaitu gawat janin sebesar 78,5% yang didiagnosa pada saat tanda-tanda persalinan
92
belum timbul, dan pada saat persalinan (intrapartum); indikasi kedua adalah tali pusat menumbung sebesar 7,9% sedangkan untuk “seksio sesarea emergensi” indikasi utamanya adalah partus tak maju atau distosia. Sedangkan dalam penelitian ini, penyebab dilakukannya operasi sesarea dari 70 responden sebagaimana dalam tabel dibawah ini: Indication Sesarea
Freq
%
1
1,43
2. Preeklamsi berat
8
11,43
3. Gawat janin
13
18,57
4. Induksi gagal
14
20,00
1. Perdarahan Antepartum
5. Disporposio kepala panggul
5
7,14
6. Kelainan letak
19
27,14
7. Kala II tak maju
9
12,86
8. Syarat vakum tak terpenuhi
1
1,43
Total :
70
100
Kelompokibu yang mengalami seksio sesarea emergensi pada penelitian ini, sebanyak 70 pasien, penyebab terbanyakdikarenakan kelainan letak kemudian dikarenakan induksi gagal dan gawat janin. Seksio sesaria atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah operasi sesar merupakan salah satu alternative bagi ibu yang mengalami kesulitan untuk melahirkan. Berbagai macam kesulitan untuk melahirkan yang dialami oleh ibu hamil disebabkan oleh banyak hal. Beberapa di antaranya karena memang kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal, kurangnya perawatan semasa kehamilan, karena adanya penyakit tertentu, adanya kejadian tertentu yang memaksa melahirkan sebelum waktunya, dan banyak sebab lainnya. Namun, tidak dipungkiri bahwa ada sebagian ibu yang menjalani operasi seksio
93
sesaria karena tidak ingin melahirkan secara normal dengan berbagai alasan, terutama alasan agar tetap seksi atau alasan lainnya. Operasi seksio sesaria mungkin bukan pilihan bagi kebanyakan wanita yang sedang hamil. Biaya yang tinggi mungkin merupkan salah satu alasan kebanyakan itu yang tidak ingin menjalani operasi seksio sesaria. Keinginan ibu dapat melahirkan secara normal agar merasakan kepuasan sebagai seorang ibu mungkin menjadi pilihan mengapa tidak memilih operasi seksio sesaria. Apapun alasan seornag ibu menjalani operasi seksio sesaria, tentunya akan berpengaruh padanya secara psikologis. Secara psikologis, seseorang yang akan menjalani operasi, tidak terkecuali operasi seksio sesaria, akan mengalami kecemasan. Kecemasan muncul karena adanya pikiran yang mengarah pada sesuatu yang negative yang mungkin terjadi akibat dilakukannya operasi. Misalnya saja, kegagalan operasi, atau dampak yang sangat negative seperti kematian. Munculnya beberapa pikiran negative dari para pasien operasi karena memang beberapa kejadian operasi berakibat fatal, seperti koma yang berkepanjangan, kematian, atau resiko lainnya. Terkait dengan munculnya kecemasan pada penelitian ini, operasi seksio sesaria yang terjadi di RSU Muhammadiyah Delanggu, kebanyakan berpendidikan rendah. Dalam penelitian ini, pendidikan rendah adalah pasien yang berpendidikan SLTA ke bawah. Perlu diketahui bahwa lulusan SLTA ke bawah tentunya tidak banyak memahami atau mengetahui tentang operasi seksio sesaria, atau operasi pada umumnya. Ketidakpahaman atau ketidaktahuan mereka tentunya terkait dengan resiko dari operasi tersebut. Perlu diketahui pula bahwa informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah operasi sangat minim. Apalagi para
94
ibu yang lulusan SLTA ke bawah juga diperkirakan memiliki minat baca tentang kesehatan yang kecil, sehingga mereka tidak memperoleh informasi yang banyak tentang operasi. Karena itu pula, penelitian ini berusaha untuk mengetahui sejauh mana efek dari pemberian konseling terhadap pasien yang menjalani operasi seksio sesaria. Hasil penelitian tentang kecemasan dilihat dari tingkat pendidikan dapat digambarkan pada diagram di bawah ini: 40 35 30 25 20 15 10 5 Pend. Rendah
Pend. Tinggi
Tk. Pendidikan
Dari grafik tersebut menunjukkan tingkat kecemasan pasien seksio sesaria dari dua kelompok, yaitu kelompok yang berpendidikan rendah dan kelompok yang berpendidikan tinggi. Kelompok yang berpendidikan rendah, memiliki rentang skor yang cukup tinggi, dengan skor rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecemasan pada pasien yang berpendikan tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa pasien seksio sesaria dari kelompok berpendidikan rendah memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang berpendidikan tinggi. Kecemasan pasien yang berpendidikan rendah memang beralasan karena ketidaktahuan mereka tentang operasi seksio sesaria. Apalagi jika tingkat ekonominya juga rendah, barangkali akan menambah kecemasan
95
mereka karena terbentur dengan sumber biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai operasi seksio sesaria. Pemberian konseling terhadap pasien seksio sesaria ternyata berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien. Pemberian konseling merupakan usaha untuk memberikan informasi objektifp, yang dilakukan secara sistimatis dengan bekal konselor ketrampilan komunikasi, tehnik bimbingan dan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu pasien mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan dapat menentukan jalan keluarnya. Pemberian informasi ini pula sebagai bentuk motivasi kepada pasien agar pasien tidak merasa was-was tentang operasi yang akan dijalaninya. Hasil analisis tentang pengaruh konseling menunjukkan bahwa konseling memberikan pengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien. Hasil analisis yang menunjukkan adanya perbedaan tersebut yaitu analisis t test yang dilakukan untuk membandingkan rata-rata kelompok pasien yang memperoleh konseling dan pasien yang tidak memperoleh konseling. Hasil t test menunjukkan harga yang cukup signifikan, yaitu t-test sebesar 2,85 dengan signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari taraf alpha 0,05, untuk kecemasan pasien sebelum operasi. Hasil t test tingkat kecemasan setelah operasi juga diperoleh harga t test sebesar 2,48 dengan signifikansi 0,016 juga lebih kecil dari tarfa alpha 0,05. Kedua hasil t-test tersebut signifikan yang berarti pula bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata kelompok pasien yang memperoleh konseling dan kelompok pasien yang tidak memperoleh konseling.
96
Perbedaan kedua kelompok pasien yang diberi konseling dan yang tidak diberi konseling sebelum dilakukan operasi terlihat pada diagram di bawah ini: 40
30
20
10
Tanpa Konseling
Konseling
Pemberian Konseling
Gambar di atas terlihat kelompok tanpa konseling dan kelompok konseling. Garis rata-rata menunjukkan bahwa kelompok tanpa konseling lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang memperoleh konseling. Rata-rata kelompok tanpa konseling yaitu sebesar 25,4, sedangkan rata-rata kelompok pasien yang diberi konseling sebesar 20,21. Dengan adanya perbedaan tersebut, dimana ratarata kelompok pasien yang diberi konseling lebih kecil dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi konseling, menunjukkan bahwa dengan adanya konseling, rata-rata tingkat kecemasan lebih kecil dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi konseling. Setelah operasi, kelompok pasien yang diberi konseling dan kelompok pasien yang tidak diberi konseling juga memiliki perbedaan yang signifikan. Secara grafis, perbedaan kedua kelompok dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
97
40
30
20
10
Tanpa Konseling
Konseling
Pemberian Konseling
Pada gambar tersebut terlihat bahwa bahwa kelompok tanpa konseling memiliki garis rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang memperoleh konseling. Rata-rata kelompok tanpa konseling diketahui sebesar 22,66, sedangkan rata-rata kelompok pasien yang diberi konseling sebesar 18,29. Dengan adanya perbedaan tersebut, dimana rata-rata kelompok pasien yang diberi konseling lebih kecil dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi konseling, menunjukkan bahwa dengan adanya konseling, rata-rata tingkat kecemasan lebih kecil dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi konseling. Tingkat kecemasan sebelum operasi juga memiliki perbedaan dengan kecemasan setelah operasi. Kecemasan sebelum operasi dapat disebabkan adanya perasaan yang terlalu takut dengan resiko yang mungkin terjadi. Karena itulah tingkat kecemasan sebelum operasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan kecemasan setelah operasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penjelasan tersebut benar adanya. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dari skor penelitian, tingkat kecemasan pasien sebelum operasi lebih tinggi dibandingkan dengan kecemasan pasien
98
setelah operasi. Rata-rata kecemasan pasien sebelum operasi diketahui sebesar 22,99, sedangkan rata-rata kecemasan pasien setelah operasi sebesar 20,47. Demikian pula secara terperinci, rata-rata kecemasan pasien yang tidak diberi konseling sebelum operasi sebesar 25,4, sedangkan setelah operasi memiliki ratarata tingkat kecemasan sebesar 22,66. Rata-rata tingkat kecemasan pasien yang diberi konseling sebelum operasi sebesar 20,21 dan rata-rata tingkat kecemasan setelah operasi sebesar 18,29. Dengan melihat skor rata-rata tersebut jelas menunjukkan bahwa kelompok yang diberi konseling memiliki rata-rata tingkat kecemasan lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak diberi konseling. Pemberian konseling terhadap pasien seksio sesaria sangat penting untuk menumbuhkan kekuatan psikhis. Dengan kata lain bahwa dengan konseling akan memberikan motivasi kepada pasien agar dapat menghadapi resiko yang mungkin terjadi. Konseling bertujuan pula untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang operasi seksio sesaria yang tentu baginya hal tersebut tidak diketahuinya. Apalagi jika melihat bahwa kebanyakan pasien adalah berpendidikan rendah tentang masalah kesehatan, apalagi menyangkut masalah operasi sesaria secara mendetail, tentunya mereka banyak yang tidak mengetahuinya. Dengan pemberian konseling, mereka para pasien akan memiliki pengetahuan yang banyak tentang operasi sesaria. Dengan mengetahui banyak tentang masalah operasi sesaria, maka pasien akan menyadari segala sesuatu yang mungkin hendak ditemuinya nanti. Dengan kesadaran yang tinggi tentang resiko yang mungkin ditemuinya nanti, maka pasien akan berkurang tingkat kecemasannya. Dan hal tersebut telah dibuktikan dari hasil penelitian, dimana pasien yang diberi konseling memiliki skor rata-rata kecemasan lebih rendah dibandingkan dengan skor
99
kecemasan pasien yang tidak diberi konseling, baik sebelum maupun sesudah operasi dilakukan. Hasil analisis tingkat kecemasan berdasarkan tingkat usia, ternyata diperoleh kesimpulan bahwa tingkat usia tidak berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien operasi seksio sesaria. Hasil analisis varians menunjukkan harga F sebesar 1,148 dengan signifikansi sebesar 0,345 lebih besar dari taraf alpha 0,05. Usia sering dikaitkan dengan masalah kedewasaan seseorang. Demikian pula bagi pasien seksio sesaria, usia juga menjadi salah satu indicator tentang kedewasaan pasien. Namun perlu diingat bahwa pasien seksio sesaria merupakan pasien yang sudah berkeluarga, sehngga berapapun usianya, mereka sudah termasuk dalam kategori dewasa. Apalagi bila dilihat umur terendah dari pasien seksio sesaria adalah 20 tahun, merupakan usia yang sudah lebih dari 17 tahun sebagai batas usia antara remaja dengan dewasa. Jadi, berapapun umurnya seorang ibu yang menjalani operasi seksio sesaria, kesemuanya mengalami kecemasan yang seimbang. Jadi tidak ada perbedaan yang mencolok tingkat kecemasan pasien seksio sesaria jika dilihat dari kelompok umur. Pasien seksio sesaria merupakan pasien yang menghadapi kesulitan saat melahirkan. Ada berbagai macam kesulitan dalam melahirkan, sehingga secara terpaksa pasien tersebut harus menjalani operasi seksio sesaria. Secara teori ada 8 macam factor penyulit yang mengharuskan seorang ibu menjalani operasi seksio sesaria dalam melahirkan bayinya. Hasil penelitian ini tidak membuktikan adanya kecemasan yang disebabkan oleh factor penyulit. Tidak adanya pengaruh factor penyulit terhadap tingkat kecemasan pasien seksio sesaria tentunya merupakan hal yang wajar. Artinya apapun sebabnya seorang yang menjalani operasi seksio
100
sesaria, memiliki kecemasan yang merata. Tidak ada factor penyulit yang benarbenar
membedakan
tingkat
kecemasan
secara
ekstrim,
karena
apapun
penyebabnya semua operasi seksio sesaria memiliki resiko yang hampir sama.
E. Keterbatasan Sebuah penelitian yang dilakukan dengan sebaik-baiknya, tentunya akan tetap memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian pada umumnya disebabkan oleh situasi dan kondisi objek penelitian yang hampir tidak mungkin dikendalikan oleh peneliti. Demikian pula dengan penelitian ini, ada beberapa keterbatasan apalagi dari peneliti yang belum banyak berpengalaman dalam penelitian. Keterbatasan penelitian antara lain dari segi waktu penelitian, yaitu selama dua bulan. Penelitian dalam dua bulan dapat memberikan data yang masih belum sempurna, sehingga akan lebih baik bila dapat dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Keterbatasan penelitian juga dapat dilihat dari segi ketersediaan data dokumen, dimana data tentang latar belakang kesehatan pasien yang tidak tercatat, yang dapat menjadi salah satu
factor penyebab terjadinya factor penyulit
sehingga pasien harus menjalani operasi sesaria. Disamping faktor riwayat kesehatan pasien juga perlu adanya latar belakang sosial, budaya dapat dijadikan sebagai pelengkap dalam penelitian yang akan datang. Dari factor pasien juga menjadi salah satu keterbatasan, dimana dalam mengisi kuesioner, pasien terkadang kurang serius yang disebabkan oleh kondisi fisik pasien yang terlihat kurang sehat dan sering mengeluh kesakitan dan keluhan fisik lainnya seperti pegal, pusing dan lainnya, batas waktu untuk memberikan
101
konseling sebelum operasi sangatlah pendek sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi hasil konseling tidak sesuai harapan. Dengan adanya berbagai keterbatasn tersebut, setidaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bagi peneliti yang akan datang untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam.
101
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1.
Konseling berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien sebelum dan sesudah operasi sesarea. Karena itu disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Konseling berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada pasien sebelum dan sesudah seksio sesarea” dapat diterima.
2.
Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien, jumlah kehamilan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan, usia tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan, dan faktor penyulit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada pasien yang diberi konseling. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Konseling berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada konstribusi faktor : tingkat pendidikan, jumlah persalinan, usia, dan faktor penyulit seksio sesarea” tidak diterima kebenarannya.
3.
Berdasarkan analisis ditemukan bahwa tingkat kecemasan pasien operasi sesaria sebelum operasi lebih tinggi dibandingkan tingkat kecemasan pasien operasi sesaria setelah operasi. Demikian pula bahwa tingkat kecemasan pasien operasi sesaria yang tidak diberi konseling lebih tinggi
102
dibandingkan dengan tingkat kecemasan pasien operasi sesaria yang diberi konseling. Yakni cemas karena menghadapi operasi sesarea (responden kontro 20.00%; responden perlakuan 11.43%) B.
Implikasi Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diimplikasikan bahwa konseling merupakan pemberian konsultasi kepada pasien untuk memberikan pemahaman terhadap masalah dan pemecahannya dirinya. Pemberian konseling bertujuan agar pasien memiliki kesadaran tentang apa yang akan dihadapinya. Bagi pasien yang menjalankan operasi, pemberian konseling sangat diperlukan. Pasien yang hendak menjalankan operasi tentunya memiliki perasaan was-was terutama terhadap resiko yang mungkin dihadapinya. Operasi merupakan salah satu tindakan medis yang termasuk tindakan yang beresiko tinggi. Apalagi di mata orang awam, tindakan medis operasi merupakan tindakan akhir dalam rangka usaha memperoleh kesembuhan. Karena merupakan tindakan medis yang dianggap cukup berat, maka kebanyakan orang merasa takut untuk menjalani operasi tersebut. Bagi orang yang benar-benar sakit dan harus dioperasi mungkin akan lebih menyadari bahwa kesembuhannya hanya dapat diperoleh bila ia menjalani operasi. Berbeda dengan ibu hamil yang hendak melahirkan bayi. Pada umumnya, kelahiran bayi tidak memerlukan tindakan operasi terkecuali bila menghadapi kendala tertentu. Karena itu, ibu yang hendak melahirkan melalui operasi menjadi sangat takut atau cemas jika ia harus menjalaninya, sementara orang lain tidak harus menjalani operasi tersebut. Adanya kondisi yang memaksa
103
terjadinya operasi, maka ibu yang hendak menjalani operasi atau biasa disebut pasien operasi sesaria mengalami kecemasan. Kecemasan yang muncul dapat terkait dengan dirinya dan juga bayinya. Kecemasan muncul karena pasien merasa takut akan keselamatan jiwanya maupun bayinya. Karena itulah maka pasien operasi sesaria memerlukan motivasi yang tinggi dan pengetahuan yang tepat agar tidak mengalami kecemasan yang sangat. Pemberian konseling terhadap pasien operasi sesaria merupakan salah satu usaha untuk memberikan bantuan kepada pasien tersebut agar dapat memahami sepenuhnya tentang operasi sesaria berikut resiko yang mungkin terjadi. Pemberian konseling bertujuan agar kecemasan yang timbul pada pasien dapat terkurangi dan bila mungkin dapat dihilangkan dari perasaannya. Kecemasan yang muncul pada pasien juga dapat menambah tingginya resiko operasi. Karena itu, penanaman pengertian tentang operasi sesarea adalah merupakan
operasi
yang
dilakukan
oleh
tim
yang
profesional
dan
melaksanakannya sesuai prosedur standar operasional dan etika kedokteran, sehingga resiko dapat ditekan seminim mungkin dan proses operasi dapat dilakukan dengan anestesi lokal sehingga akan mengurangi kecemasan. Dan dapat juga di kenalkan dengan memutaran film operasi seksio sesarea dengan anestesi lokal, sehingga pasien merasa siap dan tenang untuk melakukan operasi. C.
Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka pada penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Kepada rumah sakit
104
Kepada pihak rumah sakit, diharapkan agar selalu memberikan konseling kepada pasien yang akan menjalani operasi khususnya pada pasien yang mempunyai pendidikan rendah atau kurang sembilan tahun. Perlu disadari bahwa setiap orang yang hendak melakukan operasi pasti akan mengalami kecemasan meskipun sedikit. Kecemasan muncul karena mental psikhisnya tidak kuat menghadapi kenyataan bahwa ia harus menjalani operasi. Karena itu, kepada pihak rumah sakit hendaknya dapat menyediakan konsultan khusus bagi pasien yang hendak menjalani operasi. Selain itu, manajemen rumah sakit juga memberikan beban konsultasi tersebut kepada setiap tenaga medis, baik dokter. bidan maupun tenaga perawat dan tenaga lainnya sesuai bidang profesinya. Di sela-sela menjalankan tugasnya memungkinkan untuk melaksanakan konseling masalah promosi kesehatan khususnya pasien yang akan melakukan operasi. Tanpa disadari, hal ini akan menambah tingkat kenyakinan, kepuasan mutu pelayanan kesehatan masyarakat terhadap profesionalisme di RSU PKU Muhammadiyah. 2.
Kepada tenaga kesehatan Kepada tenaga kesehatan di rumah sakit, hendaknya dapat menambah pengetahuan, ketrampilan komunikasi interpersonal, bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk setiap tenaga kesehatan mampu dan bersedia untuk memberikan konseling pada setiap pasien yang berobat ke rumah sakit.
105
Untuk pasien yang akan melakukan seksio sesarea, diinformasikan secara sistematis tentang maksud tujuan dilakukannya operasi, resikoresikonya bila dilakukan atau tidak operasi, serta yakinkan bahwa kasus seksio sudah memasyarakat dan menjadi minat utama untuk persalinan sekalipun tanpa indikasi medis (permintaan sendiri) dan Tim Operator di rumah sakit sudah biasa melakukan secara profesional dan resiko sangat kecil karena mempunyai SOP (standar operasional prosedur) dan etika kesehatan. 3.
Kepada pasien dan keluarganya Kepada pasien diharapkan untuk menyadari dan menerima kenyataan dari hasil pemeriksaan sampai rencana tindakan yang telah melalui prosedur pemeriksaan terhadap indikasi medis yang secara ilmiah harus dilakukan operasi. Menyakinkan bahwa operasi dilakukan secara profesional dan dilakukan dengan prosedur yang baik atau dengan standar operasional prosedur (SOP) sehingga segala kemungkinan resiko dapat ditekan dan dihindarkan. Pasien dan keluarganya dapat dilihatkan prosedur yang akan dilakukan sebelum dan sesudah operasi serta memungkinkan diperlihatkan video file atau sejenisnya tentang operasi sesarea. Pasien dan keluarganya ditanamkan bahwa manusia berhak berusaha dengan segala kemampuannya, namun ketentuan berada di kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pasien dan keluarganya diharapkan agar
106
selalu berharap dan berserah diri kepada-Nya dan menyadari bahwa hal ini merupakan salah satu cobaan-Nya. 4.
Kepada Peneliti yang Akan Datang Kepada peneliti yang akan datang, penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi penelitian sejenis. Selain itu, penelitian dengan topik yang sama dapat dilakukan di tempat penelitian yang sama atau di tempat lain. Namun yang perlu dipahami bahwa waktu penelitian dapat dilakukan lebih lama, mengkaji latar belakang riwayat kesehatan pasien, dengan faktor penyebab seksio sesarea yang spesifik maupun dengan konselor yang mempunyai karakteristik yang sama (dokter, bidan, perawat atau tenaga lainnya). Sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih baik sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi kesehatan.
110
Lampiran : 1 Petunjuk Pengisian Kuesionar PRE-OP
POST-OP
Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian PENGARUH KONSELING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEKSIO SESAREA Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Petunjuk Pengisian : a. b. c.
d. e.
Tuliskan identitas dengan jelas (nama, umur, usia kehamilan, dan alamat responden) Berilah tanda (X) pada kolom pendidikan dan kolom indikasi obstetri (sesuai dalam data medical record pasien) atau tulis dengan jelas pada kolom titik-titik. Lampiran 1 kuesioner T-MAS diisi oleh responden, dengam memberi tanda (X) pada kolom yang tersedia sesuai pilihan responden (pengisian dilakukan sebelum operasi dan sesudah operasi) Lampiran 2 kuesioner L-MMPI diisi oleh petugas, dengan memberi tanda (X) pada kolom yang tersedia Kriteria pasien yang diikutkan penelitian, seksio sesarea dengan: 1) Ibu hamil 28 minggu atau lebih 2) Kesadaran baik 3) Usia ibu 17 – 35 tahun 4) Kehamilan ke 1 - 3 5) Dirawat di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. 6) Bersedia diikutkan dalam penelitian
IDENTITAS : 1
Nama Responden
2
Umur
3
Alamat
4
Pendidikan a. SD/SMP/SMA b. Diploma/Perguruan Tinggi terakhir : .......... .......... Seksio Sesarea Skunder: a. Kehamilan ke ......................... Partus ....................... Abortus............................. b. Indikasi obstetrik : (1) Perdarahan antepartum (6) Kelainan letak (2) Pre eklamsi berat (PEB) (7) Kala II tak maju (3) Gawat Janin (8) Syarat VE tidak terpenuhi (4) Induksi gagal (9) ..............................................
6
Tahun / Usia Kehamilan :
(5) Disporposio kepala panggul
minggu
...............................................
111
Lampiran: 2 Kuesioner L-MMPI SKALA L-MMPI Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban (YA) bila anda setuju pada pernyataan tersebut, atau bila anda merasa bahwa pernyataan itu berlaku bagi atau mengenai diri anda. Sebaliknya, berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban (TIDAK) bila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut, atau bila anda merasa bahwa pernyataan itu tidak berlaku atau tidak mengenai diri anda. No
Pernyataan
01
Sekali-sekali saya berpikir tentang hal-hal yang buruk untuk diutarakan.
02
Kadang-kadang saya ingin mengumpat atau mencaci maki.
03
Saya tidak selalu mengatakan hal yang benar
04
Saya tidak membaca setiap tajuk rencana surat kabar harian.
05
Saya kadang-kadang marah.
06
Apa yang dapat saya kerjakan hari ini kadang-kadang saya tunda sampai besok.
07
Bila saya sedang tidak enak badan, kadang-kadang saya mudah tersinggung.
08
Sopan santun saya di rumah tidak sebaik seperti jika saya bersama orang lain.
09
Bila saya yakin tidak seorangpun melihatnya, mungkin sekali saya akan menyelundup nonton tanpa karcis.
10
Saya lebih senang menang dari pada kalah dalam suatu permainan.
11
Saya ingin mengenal orang-orang penting, karena dengan demikian saya merasa menjadi orang penting juga.
12
Saya tidak selalu menyukai orang yang saya kenal.
13
Kadang-kadang saya mempergunjingkan orang lain (gosip)
14
Saya kadang-kadang memilih orang yang tidak saya kenal dalam suatu pemilihan.
15
Sekali-sekali saya tertawa juga mendengar lelucon porno
Nama: ...........................................................
Ya
Pemeriksa / Evaluator,
Kode : ............................................................ Skor : (Ya= ....................Tidak= ...................)
( ....................................)
Tidak
112
Lampiran: 3 Kuesioner T-MAS TAYLOR MANIFEST ANXIETY SCALE (T-MAS) Petunjuk: Berilah tanda (X) pada kolom jawaban Ya bila pernyataan di bawah ini sesuai dengan perasaan atau keadaan anda. Atau pada kolom jawaban Tdk (Tidak) bila pernyataan di bawah ini tidak sesuai dengan perasaan atau keadaan anda. Jawablah dengan sejujurnya dan reaksi (jawaban) anda yang pertama pada. No
Pertanyaan
01 Saya tidak cepat lelah 02 Saya sering kali mengalami perasaan mual 03 Saya yakin tidak lebih penggugup daripada kebanyakan orang lain 04 Saya jarang sakit kepala 05 Saya sering merasa tegang pada waktu bekerja 06 Saya kesukaran konsentrasi terhadap suatu permasalahan 07 Saya kawatir kalau memikirkan masalah 08 Tangan saya sering gemetar bila berbuat sesuatu 09 Dalam keadaan yang memalukan, saya tidak mudah tersipu-sipu seperti kebanyakan orang lain 10 Saya diare (mencret) sekali atau lebih dalam satu bulan 11 Saya kawatir akan gagal atau tertimpa kesialan 12 Saya tidak pernah tersipu malu bila terjadi sesuatu pada diri saya 13 Saya sering takut muka saya menjadi merah karena malu 14 Saya sering mimpi buruk pada waktu tidur malam hari 15 Tangan dan kaki saya jarang terasa dingin 16 Saya mudah sekali berkeringat meskipun hari tidak panas 17 Saya jengkel karena sering banyak keringat pada waktu malu 18 Saya jarang berdebar atau nafas tersengal 19 Saya sering merasa lapar berkepanjangan (ngintir-intir) 20 Saya jarang sembelit (sakit perut karena sulit berak) 21 Saya sering terganggu keluhan (sakit) perut 22 Saya sering tidak dapat tidur karena mengkawatirkan sesuatu 23 Saya sering tidak dapat tidur karena mengkawatirkan sesuatu 24 Saya sering mimpi yang memalukan
Jawaban Ya
Tidak
113
25 Saya sering/mudah merasa segar/bugar 26 Saya merasa lebih sensitif (peka) dari pada umumnya orang lain 27 Saya sering mengkawatirkan diri saya terhadap sesuatu hal 28 Saya merasa tidak sebahagia orang lain yang saya kenal 29 Biasanya saya tenang dan tidak mudah kecewa atau putus asa 30 Saya mudah menangis 31 Saya sering kali mencemaskan sesuatu hal atau seseorang 32 Saya selalu merasa gembira setiap waktu 33 Menunggu membuat saya gelisah 34 Saya tidak dapat jenak (tenang) duduk atau ngobrol terlalu lama 35 Kadang-kadang saya terlalu gembira sehingga sukar tidur 36 Kadang-kadang saya merasa mempunyai kesulitan bertumpuk sehingga tidak dapat tenang 37 Kadang-kadang saya merasa kawatir tanpa sebab yang jelas 38 Saya tidak lebih penakut dari pada orang lain 39 Saya sering takut pada benda atau manusia tanpa sebab 40 Saya sering merasa bahwa diri saya tidak berguna 41 Pada waktu bekerja, saya sulit memusatkan perhatian 42 Biasanya, saya pemalu 43 Biasanya, saya merasa yakin atau percaya diri 44 Saya sering dalam keadaan tegang 45 Saya merasa hidup ini merupakan beban berat setiap saat 46 Kadang-kadang saya merasa diri saya tanpa arti 47 Saya benar-benar diliputi keraguan dalam banyak hal 48 Kadang-kadang saya merasa diri saya akan kacau 49 Saya merasa takut terhadap kesukaran2 yang saya hadapi 50 Saya jarang merasa penuh kepercayaan diri Catatan:
Delanggu,
2008 Responden,
Nilai batas pemisah 22(22/23). ( ............................................ )
114
Lampiran: 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konseling RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Institusi
: RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Materi Pelatihan
: Konseling
Peserta Pelatihan
: Pasien Seksio Sesarea
Kode Pelatihan
:
Standar Kompetensi
: Memahami prosedur layanan Seksio Sesarea
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan prosedur seksio sesaria
Alokasi Waktu .A
-
a.
Mendeskripsikan rencana layanan persiapan operasi
b.
Mendeskripsikan prosedur tindakan /Informed consent
c.
Mendeskripsikan layanan post operasi
: 3 x 30 menit (3 kali pertemuan)
Tujuan Pembelajaran: 1.
Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti penjelasan melalui konseling ini, pasien yang akan melakukan operasi seksio sesarea diharapkan dapat merima dan memahami permasalahan serta rencana yang akan dilakukan dengan menunjukkan kesiapannya melalui penandatanganan persetujuan.
2.
Tujuan Instruksional Khusus: a.
Menjelaskan rencana program layanan persiapan pre-operasi
b.
Menjelaskan prosedur tindakan dan persetujuan tindakan (informed consent)
c. .B
Menjelaskan layanan post operasi
Pokok Bahasan: Konsep konseling pasien seksio sesarea
.C
Sub Pokok Bahasan: Pertemuan Pertama: 1.
Program layanan persiapan operasi: a.
Maksud tujuan, manfaat terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
b.
Penjelasan persiapan sebelum melaksanakan tindakan operasi
115
Pertemuan Kedua: 2.
Prosedur tindakan dan persetujuan: 1) Penjelasan tata cara tindakan yang akan dilakukan dan prognosis bila tidak dilakukan dan dilakukan. 2) Penjelasan tentang resiko yang mungkin atau akan dihadapi 3) Persetujuan tindakan (Informed consent)
Pertemuan Ketiga: 3.
Program layanan setelah operasi: 1) penjelasan tentang hasil operasi (keadaan bayi, jalannya operasi, dll) 2) Penjelasan rencana perawatan dan perkiraan akan pulang 3) Penjelasan terhadap ibu dan keluarga terhadap fungsi reproduksi
D.
E.
Metode Pembelajaran: 1.
Metode
: Observasi, Ceramah, Diskusi.
2.
Media
: Gambar / Foto
Strategi Pembelajaran / Langkah-langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
1
Pendahuluan: b. Memberikan Salam c. Memotivasi kesiapan ibu untuk memperhatikan / diskusi d. Apersepsi, konselor menanyakan keterkaitan masalah dengan keadaan saat ini dengan masa lalu / kemarin yang mendukung dan lainnya. e. Informasi kompetensi / maksud tujuan konseling yang ingin dicapai, agar pasien mengetahui materi yang akan disampaikan setelah proses pembelajaran selesai, dan bisa menceriterakan tentang kondisi kesehatan terhadap materi yang diperoleh.
2
Kegiatan Inti: a. Informasi, konselor cerita / ceramah tentang garis besar program rencana tindakan pre-intra-post operasi terhadap maksud dan tujuan serta dampak untung ruginya terhadap ibu, dan bayi; b. Konselor menjelaskan tentang materi mulai dari latar belakang, pengertian, ruang lingkup, sasaran dan proses tentang operasi seksio sesaria. c. Diskusi atau tanya jawab singkat tentang rencana kegiatan pre-intrapost operasi (metode diskusi kooperatif dan persamaan persepsi dan hasil konseling).
Waktu 5”
20”
116
3
A.
Penutup: a. Menyebutkan salah satu maksud dan tujuan untuk merefleksikan tentang pemahaman materi. b. Kesimpulan materi konseling yang telah disampaikan untuk memperoleh tingkat pemahaman yang benar. c. Tindak lanjut dan bila diperlukan dengan memberi tanggapan terhadap kasus yang sama terhadap anggota keluarga yang pernah melakukan dengan hal yang sama. d. Memberikan salam. Evaluasi/ Penilaian : 1. 2. 3. 4. 5.
B.
5”
Setiap persalinan selalu dengan operasi? Tindakan operasi, kepala bayi bebas dari tekanan? Bekas luka sayatan operasi meninggalkan bekas? Profesional dalam operasi seksio tidak ada resiko ? Setelah operasi seksio, ibu mengikuti KB?
Setuju / Tidak Setuju Setuju / Tidak Setuju Setuju / Tidak Setuju Setuju / Tidak Setuju Setuju / Tidak Setuju
Referensi: Prawirohardjo, Sarwono.1997, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo. Depkes RI, 2001. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina pustaka. JNPK-KR (Revisi), 2007. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Sarwono P. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternatal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo. Latipun, 2008, Psikologi Konseling, Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. GUYTON, HALL. 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Tyastuti, Siti; Yuni Kusmiyati; Sri Handayani, 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya. Konsil Kedokteran Indonesia, 2006, Komunikasi Efektif Dokter Pasien.
Surakarta, 01 Agustus 2008 Penyusun Slamet SBU
117
I. PROSEDUR OPERASI
No
Kegiatan
Uraian
1
Pasien masuk rumah sakit
Pemeriksaan dan rencana tindakan
2
Kesepakatan rencana tindakan Memberikan persetujuan untuk dilakukan operasi / Informed Consent operasi dan pembiusan
3
Persiapan / pemeriksaan penunjang
Sesuai prosedur tetap RS
4
Mempersiapkan TIM
Sesuai prosedur tetap RS
5
Persiapan pasien pre-operasi
Sesuai prosedur tetap RS
6
Tindakan pembiusan
Sesuai prosedur tetap RS
7
Pelaksanaan operasi
Sesuai prosedur tetap RS
8
Pengawasan post-operasi
Sesuai prosedur tetap RS
9
Perawatan post operasi
Sesuai prosedur tetap RS
10
Nasehat pasca operasi
Sesuai prosedur tetap RS
11
Pasien boleh pulang
Sesuai prosedur tetap RS
118
II. PROSEDUR KONSELING No
Proses Konseling
Uraian
A Sikap Konselor: 1
Memberi salam
Memberi salam dengan ramah, ceria, senyum dan santun
2
Menyapa pasien dengan namanya
Menyebut pasien dengan namanya
3
Menciptakan suasana nyaman
Isyarat cukup waktu, menganggap penting informasi disampaikan.
4
Memperkenalkan tujuan
5
Memperhatikan sikap non-verbal
Menyikapi raut wajah / mimik, gerak / bahasa tubuh pasien
6
Memperhatikan keluhan
Perhatian/kesungguhan mendengarkan, tanpa interupsi yang tdk perlu.
7
Melibatkan pasien
Rencana tindakan medis keputusan melibatkan pasien
8
Persamaan persepsi
Bila belum sependapat, diperjelas kembali sesuai data yang telah ada
9
Kesepakatan rencana tindakan
Segala sesuatu selalu berdasarkan kepentingan kedua belah pihak
diri,
maksud Menjelaskan tugas / perannya bidan,dll) dalam konseling
/
(dokter,
pengambilan
10 Memberi salam dan ucapan trima Pada akhir konseling, beri salam dan ucapan kasih terima kasih B Pengumpulan/penyampaian informasi: (Pre-Intra-Pos Operasi) 1 Pasien memimpin pembicaraan: Dengan memberikan pertanyaan terbuka “ (Patient takes the lead through Bagaimana kesiapan untuk operasi” open ended question by the doktor) 2 Konselor memimpin pembicaraan. Memberikan informasi sesuai pertanyaan (doctors takes the lead through pasien dan atau menginformasikan prosedur tindakan medis al: maksud tujuan, untung closed question by the doctor) ruginya, persiapan sebelum dan sesudah tindakan medis serta informasikan rencana medis yang telah ditetapkan Tim Medis, hal ini disesuaikan kemampuan kondisi pasien. 3 Kesepakatan negosiasi (Negotiating agenda by both)
Kesepakatan apa yang harus dan akan dilakukan berdasarkan negosiasi kedua belah pihak, misalnya: pasien pre-operasi seksio telah
119
setuju dengan rencana tindakan medis/anestesi ditegaskan dengan penandatanganan formulir Informed Consent (persetujuan tindakan) dan untuk pos-operasi seksio juga bersedia bila dilakukan tindakan medis / ICU yang sifat dan tujuan tindakan medik serta kemungkinan timbul akibat dan resiko untuk penyelamatan jiwa. C Memberikan Informasi Pascaoperasi 1 Kepada keluarga pasien
Informasikan bahwa: - Operasi telah selesai dan sampaikan jalannya operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan pasca operasi - Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, bb / keadaan bayi - Resiko fungsi reproduksi / persalinan yang akan datang. - Pemakaian kontrasepsi. Jelaskan rencana perawatan / perkiraan pasien dipulangkan. Mintalah kepada untuk ikut mengawasi pasien khususnya terhadap resiko fungsi reproduksi berupa bekas operasi.
2 Kepada pasien (setelah sadar / dapat berkomunikasi):
Informasikan bahwa; - Operasi telah selesai dan sampaikan jalannya operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan minimal mencakup 24 jam paska operasi - Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, bb / keadaan bayi - Resiko fungsi reproduksi pasien dan kehamilan / persalinan yang akan datang / pemakaian alat kontrasepsi. Lakukan konseling dan rencanakan upayaupaya pencegahan kehamilan (bila tidak dilakukan tubektomi). jelaskan hingga pasien memahami, menerima dan dapat memilih metode kontrasepsi. Jelaskan kembali resiko yang dihadapi oleh pasien, berikan cukup waktu untuk berdiskusi hingga diyakini bahwa pasien telah faham. Jelaskan proses penyembuhan dan perawatan luka operasi sebelum dan
120
sesudah pulang dari rumah sakit. Sampaikan larangan dan dukungan terhadap pemulihan kondisi kesehatan ibu, bayi dan bekas operasi terhadap pemeriksaan kontrol kesehatannya untuk berikutnya. 3 Informasi pasca bedah di RS:
Petugas akan mengawasi pasien secara rutin, seperti: - Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan, urin. - Pengobatan, seperti: nama, obat, dosis, cara pemberian dan waktu / jam pemberian. - Tindakan lainnya sesuai advis dokter penanggung jawab / tim.
121
Lampiran : 5 Data Koresponden
Data Pasien Persalinan
Ririn Rejeki Jani Sutarmi Endah Sri Mulyani Criste Widyastuti Partiyem Maryatun Ratna Jariati Unis Kusumawati Darmini Sri Utami Aryani Istantini Khomsiatun Meme Fari Ambar Kristina Nita Dwi Handayani Suyatmi Partiyem Surono Jumilah Sariwiyani Rina Prilasari Wahyu Puji Astuti Yushida Sundari Evi R. Kustiyah Siti Jariyatun Hermini Sari W. Dewi Mulyani Wahyu Dwi Padmi
(G,P,A)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
ALAMAT
INDIKASI
CODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
USIA
NO URUT
NAMA
25 30 24 26 29 30 25 30 28 27 25 32 31 20 21 29 34 34 29 29 21 22 29 34 36 34 26 25 34 26
Banjiran 01/02 Kapungan, Polanhardjo Glagah kidul,Glagahwangi, Polanhardjo Ceblongan, Cepu, Klaten Tinggen, Duwet, Wonosari, Klaten Sawahan, Juwiring, Klaten Srijaya, Pucang, Miliran Tulung, Klaten Barengan, Wunut, Tulung, Klaten Junus Lor, Polan Hardjo, Klaten Padan Kauman Polan, Klaten Rejosari, Delanggu, Klaten Kr.Gedongan 2/4. Polan, Polanhardjo. Sidoharjo 3/3, Sidoharjo, Polanharjo. Ngoro-oro, Luang, Gatak, Sukoharjo. Keron 2/8 Keron, Delanggu, Klaten Sritinon, Delanggu, Klaten Bolotaji, Juwiring, Klaten Kebatan, Jenengan, Sawit, Boyolali Kingkang 1/3 Wonosari, Klaten Sanggung Gatak Sukoharjo Ketinggen, Gedaren, Jatinom, Klaten. Kerten, Kepanjer, Delanggu Kuwel 4/2, Keprabon, Polanharjo Purbayan 1/6, Tlobong, Delanggu Gledeg, Kr. Anom, Klaten Tonanggan RT.02/01, Delanggu Klewer Sraten, Gatak, Sukoharjo Pulogede, Buluryo, Juwiring Kradenan, Trasan, Juwiring, Klaten Craken, Segaran, Delanggu Kauman, Krajan, Gatak, Sukoharjo
4 2 3 4 6 8 4 3 4 7 4 4 3 5 6 6 3 2 4 4 6 3 1 2 5 6 3 4 4 6
I/-/II/I/I/-/II/I/II/I/I/-/I/-/I/-/II/0/I II/I/II/I/III/II/II/I/I/-/I/-/II/I/I/-/II/I/I/-/I/-/I /- / I /- / I /- / I /- / II/I/III/II/I/-/I/-/I/-/I/-/-
122
Data Pasien Persalinan
Lupi Anditasari Puji Sugiarti Yetty Anggrahini E. Rahayuningsih Fitri Nanrangsih Juriyah Mimik Maryati Saminem Mahmudah Susilo Dwi H. Sri Jatiningsih Diah Nur Istiqomah Eni Nurhayati Ernawati Jumani Sri Mulyawati Maria Arifrida Mudrikah Siti Nurjanah Sri Mulyani Dwi Siska W. Yuni Indri Astuti Sri Lestari Sri Lestari Sri Purwaningsih Endang Rubiyanti Nur Rohman Ninik Utami Ira Rismawati
(G,P,A)
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 61
ALAMAT
INDIKASI
CODE
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
USIA
NO URUT
NAMA
22 25 25 33 27 26 34 35 33 28 37 29 20 23 32 26 21 35 29 31 29 22 29 20 33 33 25 20 29 26
Dk. Klepu, Ds. Klepu, Ceper, Klaten Teblon, Krajan, Gatak, Sukoharjo Dk. Cokro, Ds. Cokro, Tulung, Klaten Gulon 2/2, Carikan, Juwiring Bakungan, Mrisen, Juwiring, Klaten kematren, Bulurejo, Juwiring, Klaten Karangmojo, Sabrang, Delanggu Kipul Pasar 2/3, Jati, Gatak, Sukoharjo Margohayu 12/4, Daleman Tulung, Kln Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten Jumeneng 3/4, Teloyo, Wonosari Tegalsari, Klaseman, Gatak, Sukoharjo Kademangan, Sidowayah, Polan, Kln Sanggerahan, Majengan, Klaten Rejosari, Sabrang, Delanggu, Klaten Ngawonggo, Ceper, Klaten Jamur 2/8, Trangsan, Gatak, Sukoharjo Sumber, Gunting, Wonosari, Klaten Gemblongan, Troso. Kr. Anom. Klaten Polodadi, Mrisen, Juwiring, Klaten Wonorejo, Ketintang, Weru, Klaten Rejosari, Sebrang, Delanggu, Klaten Gumul, Kauman, Polan, Klaten Mlilir, Lumbung Kerep, Wonosari. Semen 3/4, Mager, Ceper, Klaten Bulurejo, Semin, Gunungkidul Karang Sobo, Jetis, Juwiring, Klaten Karang Sobo, Jetis, Juwiring, Klaten Talon Bulan, Wonosari, Klaten Wantilan, Jlobo, Wonosari, Klaten
2 3 7 6 5 7 6 3 2 3 2 4 4 6 5 7 7 3 7 6 6 6 3 6 3 6 6 4 7 5
I/-/I/-/I/-/III/II/II/I/I/-/II/I/II/I/II/I/I/-/II/I/I/-/I/-/I/-/III/II/I/-/II/I/III/II/II/I/I/-/II/I/I/-/I/-/I/-/I/-/I/-/I/-/I/-/I/-/I/-/-
123
Data Pasien Persalinan
Afi Atun Winarni Ricca Khuliami Fatwa Widyowati Pranti Tutik Wijayanti Sri Rahayu Desi Ika Tri Handayani Sri Rahayu
(G,P,A)
62 63 64 65 66 67 68 69 71 72
ALAMAT
INDIKASI
CODE
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
USIA
NO URUT
NAMA
21 31 21 32 29 34 32 25 29 30
Jetis, Jambukidul, Ceper, Klaten Temuwangi 2/1, Temuwangi, Pedan,kln Kemasan, Gatak, Sukoharjo Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten Sidomulyo, Glagahwangi, Polan, Kln Kebonharjo, Ruwen, Polan, Klaten Karang, Delanggu, Klaten Teras Patran Klaten Sendang, Kagokan, Klaten Dayarejo, Jambukulon, Ceper, Klaten
7 3 4 6 6 2 9 7 2 6
I/-/I/-/I/-/I/-/III/II/III/II/II/I/I/-/II/I/III/II/-
124
Lampiran : 6 Hasil Koding Data Koresponden
Koding Data Usia
1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2
Faktor Penyulit Persalinan
Pendidikan
Banjiran 01/02 Kapungan, Polahardjo,Kln. Glagah kidul,Glagahwangi,Polahardjo,Kln. Ceblongan, Cepu, Klaten Tinggen, Duwet, Wonosari, Klaten Sawahan, Juwiring, Klaten Srijaya, Pucang, Miliran Tulung, Klaten Barengan, Wunut, Tulung, Klaten Junus Lor, Polan Hardjo, Klaten Padan Kauman Polan, Klaten Rejosari, Delanggu, Klaten Kr.Gedongan 2/4. Polan, Polanhardjo, Kln Sidoharjo 3/3, Sidoharjo, Polanharjo, Kln Ngoro-oro, Luang, Gatak, Sukoharjo. Keron 2/8 Keron, Delanggu, Klaten Sritinon, Delanggu, Klaten Bolotaji, Juwiring, Klaten Kebatan, Jenengan, Sawit, Boyolali Kingkang 1/3 Wonosari, Klaten Sanggung Gatak Sukoharjo Ketinggen, Gedaren, Jatinom, Klaten. Kerten, Kepanjer, Delanggu Kuwel 4/2, Keprabon, Polanharjo Purbayan 1/6, Tlobong, Delanggu Gledeg, Kr. Anom, Klaten Tonanggan RT.02/01, Delanggu Klewer Sraten, Gatak, Sukoharjo Pulogede, Buluryo, Juwiring Kradenan, Trasan, Juwiring, Klaten Craken, Segaran, Delanggu Kauman, Krajan, Gatak, Sukoharjo
Post-Op
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pre-Op
Code Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Objek
No Urut
Alamat
1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1
4 2 3 4 6 8 4 3 4 7 4 4 3 5 6 6 3 2 4 4 6 3 1 2 5 6 3 4 4 6
125
Koding Data Pendidikan
Usia
1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0
1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2
Faktor Penyulit Persalinan
Post-Op
Dk. Klepu, Ds. Klepu, Ceper, Klaten Teblon, Krajan, Gatak, Sukoharjo Dk. Cokro, Ds. Cokro, Tulung, Klaten Gulon 2/2, Carikan, Juwiring Bakungan, Mrisen, Juwiring, Klaten kematren, Bulurejo, Juwiring, Klaten Karangmojo, Sabrang, Delanggu Kipul Pasar 2/3, Jati, Gatak, Sukoharjo Margohayu 12/4, Daleman Tulung, Kln Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten Jumeneng 3/4, Teloyo, Wonosari Tegalsari, Klaseman, Gatak, Sukoharjo Kademangan, Sidowayah, Polan, Klaten Sanggerahan, Majengan, Klaten Rejosari, Sabrang, Delanggu, Klaten Ngawonggo, Ceper, Klaten Jamur 2/8, Trangsan, Gatak, Sukoharjo Sumber, Gunting, Wonosari, Klaten Gemblongan, Troso. Kr. Anom. Klaten Polodadi, Mrisen, Juwiring, Klaten Wonorejo, Ketintang, Weru, Klaten Rejosari, Sebrang, Delanggu, Klaten Gumul, Kauman, Polan, Klaten Lumbung Kerep, Wonosari, Gn. Kidul Semen 3/4, Mager, Ceper, Klaten Bulurejo, Semin, Gunungkidul Karang Sobo, Jetis, Juwiring, Klaten Karang Sobo, Jetis, Juwiring, Klaten Talon Bulan, Wonosari, Klaten Wantilan, Jlobo, Wonosari, Klaten
Pre-Op
Code Responden 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 61
Objek
No Urut 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Alamat
1 1 1 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 7 6 5 7 6 3 2 3 2 4 4 6 5 7 7 3 7 6 6 6 3 6 3 6 6 4 7 5
126
Koding Data Pendidikan
Usia
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
2 3 2 3 2 3 3 2 2 2
Faktor Penyulit Persalinan
Post-Op
Jetis, Jambukidul, Ceper, Klaten Temuwangi 2/1, Temuwangi, Pedan. Kemasan, Gatak, Sukoharjo Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten Sidomulyo, Glagahwangi, Polan, Klaten Kebonharjo, Ruwen, Polan, Klaten Karang, Delanggu, Klaten Teras Patran Klaten Sendang, Kagokan, Klaten Dayarejo, Jambukulon, Ceper, Klaten
Pre-Op
Code Responden 62 63 64 65 66 67 68 69 71 72
Objek
No Urut 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Alamat
1 1 1 1 3 3 2 1 2 3
7 3 4 6 6 2 6 7 2 6
127
Lampiran : 7 Hasil Analisa Data Dengan SPSS
Frequency Table Kehamilan
Valid
Ke I Ke 2 Ke 3 Total
Frequency 43 20 7 70
Percent 61,4 28,6 10,0 100,0
Valid Percent 61,4 28,6 10,0 100,0
Cumulative Percent 61,4 90,0 100,0
Tk. Pendidikan
Valid
Pend. Rendah Pend. Tinggi Total
Frequency 49 21 70
Percent 70,0 30,0 100,0
Valid Percent 70,0 30,0 100,0
Cumulative Percent 70,0 100,0
Tingkat Usia/Umur
Valid
Umur 20-25 Umur 26-30 Umur 31-35 Umur 36-40 Total
Frequency 22 26 20 2 70
Percent 31,4 37,1 28,6 2,9 100,0
Valid Percent 31,4 37,1 28,6 2,9 100,0
Cumulative Percent 31,4 68,6 97,1 100,0
Faktor Penyulit
Valid
Frequency Perdarahan Antepartum 1 PEB 8 Gawat Jalan 13 Induksi Gagal 14 DKP 5 Kel Letak 19 Kala2 t' maju 9 VE t'terpenuhi 1 Total 70
Percent 1,4 11,4 18,6 20,0 7,1 27,1 12,9 1,4 100,0
Valid Percent 1,4 11,4 18,6 20,0 7,1 27,1 12,9 1,4 100,0
Cumulative Percent 1,4 12,9 31,4 51,4 58,6 85,7 98,6 100,0
128
Histogram Histogram 50
F re q u e n c y
40
30
20
10 Mean = 1.49 Std. Dev. = 0.676 N = 70
0 0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Kehamilan
Tk. Pendidikan 70
F re q u e n c y
60 50 40 30 20 10 0 -0.5
0
0.5
1
1.5
Mean = 0.3 Std. Dev. = 0.462 N = 70
Tk. Pendidikan
Tingkat Usia/Umur
Frequency
40
30
20
10
0 0
1
2
3
4
5
Mean = 2.03 Std. Dev. = 0.851 N = 70
Tingkat Usia/Umur
Faktor Penyulit 20
Frequency
15
10
5
0 0
2
4
6
Faktor Penyulit
8
10
Mean = 4.6 Std. Dev. = 1.731 N = 70
129
Frequencies Frequency Table
Tk. Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Valid Pend. Rendah 29 82,9 82,9 Pend. Tinggi 6 17,1 17,1 Total 35 100,0 100,0
Cumulative Percent 82,9 100,0
Tingkat Usia/Umur
Valid
Umur 20-25 Umur 26-30 Umur 31-35 Umur 36-40 Total
Frequency 10 12 12 1 35
Percent Valid Percent 28,6 28,6 34,3 34,3 34,3 34,3 2,9 2,9 100,0 100,0
Cumulative Percent 28,6 62,9 97,1 100,0
Faktor Penyulit
Valid
Frequency PEB 8 Gawat Jalan 4 Induksi Gagal 7 DKP 3 Kel Letak 10 Kala2 t' maju 2 VE t'terpenuhi 1 Total 35
Percent Valid Percent 22,9 22,9 11,4 11,4 20,0 20,0 8,6 8,6 28,6 28,6 5,7 5,7 2,9 2,9 100,0 100,0
Cumulative Percent 22,9 34,3 54,3 62,9 91,4 97,1 100,0
130
Histogram Tk. Pendidikan
Frequency
40
30
20
10
1.5
Mean = 0.17 Std. Dev. = 0.382 N = 35
5
Mean = 2.11 Std. Dev. = 0.867 N = 35
0 -0.5
0
0.5
1
Tk. Pendidikan
Tingkat Usia/Umur
Frequency
20
15
10
5
0 0
1
2
3
4
Tingkat Usia/Umur
Faktor Penyulit 10
Frequency
8
6
4
2
0 2
4
6
Faktor Penyulit
8
Mean = 4.37 Std. Dev. = 1.784 N = 35
131
Frequencies Statistics Kecemasan Pre Operasi N
Valid Missing
70 0 22,99 23,00 23 7,621 9 39 1609
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
Kecemasan Post Operasi 70 0 20,47 20,00 17 7,644 8 38 1433
Frequency Table Kecemasan Pre Operasi Frequency Valid
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 39 Total
1 2 1 3 1 1 3 4 5 3 2 3 3 6 2 5 1 4 2 4 1 1 1 3 3 1 2 1 1 70
Percent 1,4 2,9 1,4 4,3 1,4 1,4 4,3 5,7 7,1 4,3 2,9 4,3 4,3 8,6 2,9 7,1 1,4 5,7 2,9 5,7 1,4 1,4 1,4 4,3 4,3 1,4 2,9 1,4 1,4 100,0
Valid Percent 1,4 2,9 1,4 4,3 1,4 1,4 4,3 5,7 7,1 4,3 2,9 4,3 4,3 8,6 2,9 7,1 1,4 5,7 2,9 5,7 1,4 1,4 1,4 4,3 4,3 1,4 2,9 1,4 1,4 100,0
Cumulative Percent 1,4 4,3 5,7 10,0 11,4 12,9 17,1 22,9 30,0 34,3 37,1 41,4 45,7 54,3 57,1 64,3 65,7 71,4 74,3 80,0 81,4 82,9 84,3 88,6 92,9 94,3 97,1 98,6 100,0
132
Kecemasan Post Operasi
Valid
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 31 32 33 37 38 Total
Frequency 1 2 3 4 1 2 6 1 3 8 2 1 3 3 3 5 2 2 4 2 1 3 4 1 2 1 70
Percent 1,4 2,9 4,3 5,7 1,4 2,9 8,6 1,4 4,3 11,4 2,9 1,4 4,3 4,3 4,3 7,1 2,9 2,9 5,7 2,9 1,4 4,3 5,7 1,4 2,9 1,4 100,0
Valid Percent 1,4 2,9 4,3 5,7 1,4 2,9 8,6 1,4 4,3 11,4 2,9 1,4 4,3 4,3 4,3 7,1 2,9 2,9 5,7 2,9 1,4 4,3 5,7 1,4 2,9 1,4 100,0
Cumulative Percent 1,4 4,3 8,6 14,3 15,7 18,6 27,1 28,6 32,9 44,3 47,1 48,6 52,9 57,1 61,4 68,6 71,4 74,3 80,0 82,9 84,3 88,6 94,3 95,7 98,6 100,0
133
Histogram
Kecemasan Pre Operasi 12
Frequency
10 8 6 4 2 0 0
10
20
30
40
Mean = 22.99 Std. Dev. = 7.621 N = 70
Kecemasan Pre Operasi
Kecemasan Post Operasi 12
Frequency
10 8 6 4 2 0 0
10
20
30
Kecemasan Post Operasi
40
Mean = 20.47 Std. Dev. = 7.644 N = 70
134
Frequencies Statistics Kecemasan Pre Operasi N
Valid Missing
35 0 20,51 18,00 12a 7,310 9 36 718
Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
Kecemasan Post Operasi 35 0 18,29 17,00 10a 6,728 8 33 640
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table Kecemasan Pre Operasi
Valid
9 10 11 12 14 15 16 17 18 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 33 34 36 Total
Frequency 1 1 1 3 1 3 3 2 3 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 35
Percent 2,9 2,9 2,9 8,6 2,9 8,6 8,6 5,7 8,6 2,9 8,6 2,9 2,9 2,9 2,9 5,7 2,9 5,7 2,9 2,9 2,9 2,9 100,0
Valid Percent 2,9 2,9 2,9 8,6 2,9 8,6 8,6 5,7 8,6 2,9 8,6 2,9 2,9 2,9 2,9 5,7 2,9 5,7 2,9 2,9 2,9 2,9 100,0
Cumulative Percent 2,9 5,7 8,6 17,1 20,0 28,6 37,1 42,9 51,4 54,3 62,9 65,7 68,6 71,4 74,3 80,0 82,9 88,6 91,4 94,3 97,1 100,0
135
Kecemasan Post Operasi
Valid
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 28 32 33 Total
Frequency 1 1 3 2 1 2 3 1 1 3 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 35
Percent 2,9 2,9 8,6 5,7 2,9 5,7 8,6 2,9 2,9 8,6 2,9 8,6 5,7 5,7 2,9 2,9 2,9 5,7 5,7 2,9 2,9 100,0
Valid Percent 2,9 2,9 8,6 5,7 2,9 5,7 8,6 2,9 2,9 8,6 2,9 8,6 5,7 5,7 2,9 2,9 2,9 5,7 5,7 2,9 2,9 100,0
Cumulative Percent 2,9 5,7 14,3 20,0 22,9 28,6 37,1 40,0 42,9 51,4 54,3 62,9 68,6 74,3 77,1 80,0 82,9 88,6 94,3 97,1 100,0
136
Histogram Kecemasan Pre Operasi
Frequency
8
6
4
2
36
Mean = 20.51 Std. Dev. = 7.31 N = 35
35
Mean = 18.29 Std. Dev. = 6.728 N = 35
0 9
12
15
18
21
24
27
30
33
Kecemasan Pre Operasi
Kecemasan Post Operasi 7
Frequency
6 5 4 3 2 1 0 5
10
15
20
25
30
Kecemasan Post Operasi
Explore Kehamilan Case Processing Summary
Kecemasan Pre Operasi
Kehamilan Ke I Ke 2 Ke 3
N 43 20 7
Valid Percent 100,0% 100,0% 100,0%
Cases Missing N Percent 0 ,0% 0 ,0% 0 ,0%
N 43 20 7
Total Percent 100,0% 100,0% 100,0%
137
Descriptives
Kecemasan Pre Operasi
Kehamilan Ke I
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
22,46
Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range
Ke 2
23,00 53,826 7,337 10 37 27 12
Lower Bound Upper Bound
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
,361 ,709 1,870
24,06
Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range
Ke 3
,077 -,850 24,05 20,14 27,96
5% Trimmed Mean
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Std. Error 1,119
24,79
5% Trimmed Mean
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic 22,53 20,28
23,50 69,945 8,363 9 39 30 15
Lower Bound Upper Bound
,103 -,975 22,71 15,30
,512 ,992 3,029
30,13
22,57 25,00 64,238 8,015 12 36 24 10 ,383 -,101
,794 1,587
138
Kehamilan = Ke I Histograms Histogram 7
F r e q u e n c y
6 5 4 3 2 1 Mean = 22.53 Std. Dev. = 7.337 N = 43
0 10
15
20
25
30
35
Kecemasan Pre Operasi
Kehamilan = Ke 2 Histograms Histogram 5
F re q u e n c y
4
3
2
1
0 10
20
30
40
Mean = 24.05 Std. Dev. = 8.363 N = 20
Kecemasan Pre Operasi
Kehamilan = Ke 3 Histograms Histogram 3.0
F r e q u e n c y
2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 10
15
20
25
30
35
Kecemasan Pre Operasi 40
30
20
10
Ke I
Ke 2
Kehamilan
Ke 3
40
Mean = 22.71 Std. Dev. = 8.015 N = 7
139
Explore Tk. Pendidikan Case Processing Summary
Kecemasan Pre Operasi
Tk. Pendidikan Pend. Rendah Pend. Tinggi
Cases Missing N Percent
N
Valid Percent
49
100,0%
0
21
100,0%
0
N
Total Percent
,0%
49
100,0%
,0%
21
100,0%
Descriptives
Kecemasan Pre Operasi
Tk. Pendidikan Pend. Rendah
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic 24,47 Lower Bound Upper Bound
Std. Error 1,133
22,19
26,75
5% Trimmed Mean 24,54 Median Variance Std. Deviation
25,00 62,879 7,930
Minimum Maximum Range Interquartile Range
Pend. Tinggi
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
9 39 30 14 -,138 -,919 19,52 Lower Bound Upper Bound
,340 ,668 1,224
16,97
22,08
5% Trimmed Mean 19,42 Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
19,00 31,462 5,609 10 31 21 8 ,304 -,317
,501 ,972
140
Tk. Pendidikan = Pend. Rendah Histograms Histogram 8
Frequency
6
4
2
0 10
20
30
40
Mean = 24.47 Std. Dev. = 7.93 N = 49
Kecemasan Pre Operasi
Tk. Pendidikan = Pend. Tinggi Histograms Histogram 4
Frequency
3
2
1
0 10
15
20
25
30
Kecemasan Pre Operasi 40 35 30 25 20 15 10 5 Pend. Rendah
Pend. Tinggi
Tk. Pendidikan
Mean = 19.52 Std. Dev. = 5.609 N = 21
141
Explore Pemberian Konseling Case Processing Summary
Kecemasan Pre Operasi
Pemberian Konseling Tanpa Konseling Konseling
N
Valid Percent
Cases Missing N Percent
N
Total Percent
35
100,0%
0
,0%
35
100,0%
35
100,0%
0
,0%
35
100,0%
Descriptives
Kecemasan Pre Operasi
Pemberian Konseling Tanpa Konseling
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic 25,46 Lower Bound Upper Bound
Std. Error 1,217
22,98
27,93
5% Trimmed Mean 25,54 Median Variance Std. Deviation
25,00 51,844 7,200
Minimum Maximum Range Interquartile Range
Konseling
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
10 39 29 12 -,042 -,643 20,51
Lower Bound Upper Bound
,398 ,778 1,236
18,00
23,03
5% Trimmed Mean 20,32 Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
18,00 53,434 7,310 9 36 27 12 ,390 -,807
,398 ,778
142
Pemberian Konseling = Tanpa Konseling Histograms Histogram 10
Frequency
8
6
4
2
40
Mean = 25.46 Std. Dev. = 7.2 N = 35
36
Mean = 20.51 Std. Dev. = 7.31 N = 35
0 10
15
20
25
30
35
Kecemasan Pre Operasi
Pemberian Konseling = Konseling Histograms Histogram
Frequency
8
6
4
2
0 9
12
15
18
21
24
27
30
33
Kecemasan Pre Operasi 40
30
20
10
Tanpa Konseling
Konseling
Pemberian Konseling
143
Explore Pemberian Konseling Case Processing Summary
Kecemasan Post Operasi
Pemberian Konseling Tanpa Konseling Konseling
N
Valid Percent
N
Cases Missing Percent
Total Percent
N
35
100,0%
0
,0%
35
100,0%
35
100,0%
0
,0%
35
100,0%
Descriptives
Kecemasan Post Operasi
Pemberian Konseling Tanpa Konseling
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic 22,66 Lower Bound Upper Bound
Std. Error 1,347
19,92
25,39
5% Trimmed Mean 22,54 Median Variance Std. Deviation
23,00 63,467 7,967
Minimum Maximum Range Interquartile Range
9 38 29 14
Skewness
Konseling
Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
,292
,398
-,865 18,29
,778 1,137
15,97
20,60
5% Trimmed Mean 18,04 Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
17,00 45,269 6,728 8 33 25 10 ,416
,398
-,648
,778
144
Pemberian Konseling = Tanpa Konseling Histograms Histogram 10
Frequency
8
6
4
2
0 10
20
30
40
Kecemasan Post Operasi
Mean = 22.66 Std. Dev. = 7.967 N = 35
Pemberian Konseling = Konseling Histograms Histogram 7
Frequency
6 5 4 3 2 1 0 10
15
20
25
30
35
Kecemasan Post Operasi 40
30
20
10
Tanpa Konseling
Konseling
Pemberian Konseling
Mean = 18.29 Std. Dev. = 6.728 N = 35
145
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Kecemasan Pre Operasi 35 20,51 7,310 ,149 ,149 -,070 ,881 ,420
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Kecemasan Post Operasi 35 18,29 6,728 ,109 ,109 -,063 ,647 ,797
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
T-Test Group Statistics
Kecemasan Pre Operasi Kecemasan Post Operasi
Pemberian Konseling Tanpa Konseling Konseling Tanpa Konseling Konseling
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
35
25,46
7,200
1,217
35
20,51
7,310
1,236
35
22,66
7,967
1,347
35
18,29
6,728
1,137
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Kecem asan Pre Operasi
Kecem asan Post Operasi
Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed
,165
1,014
Sig. ,686
,317
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tail ed)
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Low Upp er er
2,850
68
,006
4,943
1,734
1,482
8,4
2,850
67,98
,006
4,943
1,734
1,482
8,4
2,480
68
,016
4,371
1,763
,854
7,9
2,480
66,15
,016
4,371
1,763
,852
7,9
146
Oneway Descriptives Kecemasan Post Operasi
Ke I Ke 2 Ke 3 Total
N 22 10 3 35
Mean 18,77 16,70 20,00 18,29
Std. Deviation 6,179 7,675 9,165 6,728
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 16,03 21,51 11,21 22,19 -2,77 42,77 15,97 20,60
Std. Error 1,317 2,427 5,292 1,137
Mini mum 10 8 10 8
Maxi mum 33 32 28 33
Test of Homogeneity of Variances Kecemasan Post Operasi Levene Statistic
df1
df2
,314
2
Sig. 32
,733
ANOVA Kecemasan Post Operasi
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 39,179 1499,964 1539,143
df 2 32 34
Mean Square 19,590 46,874
F ,418
Means Plots
Meanof cemas_pos
20
19
18
17
16 Ke I
Ke 2
Kehamilan
Ke 3
Sig. ,662
147
Oneway Warnings Post hoc tests are not performed for Kecemasan Post Operasi because there are fewer than three groups. Descriptives Kecemasan Post Operasi
Pend. Rendah Pend. Tinggi Total
Std. Deviation
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound
Std. Error
Mini mum
Maxi mum
N
Mean
29
19,34
6,800
1,263
16,76
21,93
8
33
6
13,17
3,312
1,352
9,69
16,64
9
18
35
18,29
6,728
1,137
15,97
20,60
8
33
Test of Homogeneity of Variances Kecemasan Post Operasi Levene Statistic 4,031
df1
df2 1
Sig. ,053
33
ANOVA Kecemasan Post Operasi
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 189,758 1349,385 1539,143
df 1 33 34
Mean Square 189,758 40,890
Means Plots M eanof cem as_pos
20 19 18 17 16 15 14 13 Pend. Rendah
Pend. Tinggi
Tk. Pendidikan
F 4,641
Sig. ,039
148
Oneway Warnings Post hoc tests are not performed for Kecemasan Post Operasi because at least one group has fewer than two cases. Descriptives Kecemasan Post Operasi
N Umur 20-25 Umur 26-30 Umur 31-35 Umur 36-40 Total
Std. Deviation
Mean
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound
Std. Error
Mini mum
Maxi mum
10
19,80
6,647
2,102
15,05
24,55
10
33
12
16,00
6,537
1,887
11,85
20,15
8
32
12
19,83
6,860
1,980
15,47
24,19
10
28
1
12,00
.
.
.
.
12
12
35
18,29
6,728
1,137
15,97
20,60
8
33
Test of Homogeneity of Variances Kecemasan Post Operasi Levene Statistic ,442a
df1
df2
Sig.
2
31
,647
a. Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Kecemasan Post Operasi.
ANOVA Kecemasan Post Operasi
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 153,876 1385,267 1539,143
df 3 31 34
Mean Square 51,292 44,686
F 1,148
Sig. ,345
Means Plots
M eanofcem as_pos
20
18
16
14
12 Umur 20-25
Umur 26-30
Umur 31-35
Tingkat Usia/Umur
Umur 36-40
149
Oneway Warnings Post hoc tests are not performed for Kecemasan Post Operasi because at least one group has fewer than two cases. Descriptives Kecemasan Post Operasi
8
Mean 20,38
Std. Deviation 8,417
Std. Error 2,976
4
19,75
7,890
3,945
7,20
7
15,57
4,894
1,850
3 10
15,33 18,40
4,509 7,691
2
19,50
1 35
N PEB Gawat Jalan Induksi Gagal DKP Kel Letak Kala2 t' maju VE t'terpenuhi Total
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 13,34 27,41
Mini mum 8
Maxi mum 32
32,30
13
28
11,05
20,10
10
24
2,603 2,432
4,13 12,90
26,53 23,90
11 9
20 33
3,536
2,500
-12,27
51,27
17
22
20,00
.
.
.
.
20
20
18,29
6,728
1,137
15,97
20,60
8
33
Test of Homogeneity of Variances Kecemasan Post Operasi Levene Statistic 1,437a a.
df1
df2 5
Sig. 28
,242
Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Kecemasan Post Operasi.
ANOVA Kecemasan Post Operasi
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 127,237 1411,906 1539,143
df 6 28 34
Mean Square 21,206 50,425
F ,421
Sig. ,859
150
Means Plots 21
Mean of cemas_pos
20
19
18
17
16
15 PEB
Gawat Jalan
Induksi Gagal
DKP
Kel Letak
Faktor Penyulit
Kala2 t' maju
VE t'terpenuhi