PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT UPAH ...

84 downloads 12765 Views 699KB Size Report
Hasil penelitian ini adalah bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan di ..... Tingkat. Pendidikan. Terhadap. Tingkat. Upah.Jurnal ekonomi. (online). Vol 6, No 2.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT UPAH DI INDONESIA ANDRI YULIANTO 1. Rifai afin S.E, Msc 2. Zakik S.E, Msi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat masing-masing pendidikan terhadap rata-rata penerimaan upah pekrja di Indonesia. Metodelogi dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi data panel dengan pendekatan random effect dengan menggunakan software stata9. Tingkat pendidikan pekerja dalam penelitian ini digolongkan dalam dua katagori: pertama, pekerja dengan keahlian di bawah rata-rata (pekerja lulusan SD dan SMP). Kedua, pekerja dengan keahlian di atas rata-rata (pekerja lulusan SMA, diploma dan Universitas). Hasil penelitian ini adalah bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan di bawah rata-rata berdampak negatif terhadap rata-rata upah pekerja di Indonesia sedangkan pekerja dengan tingkat pendidikan di atas rata-rata berdampak positif terhadap rata-rata upah pekerja di Indonesia. Jika jumlah pekerja dengan tingkat pendidikan dibawah rata-rata naik maka akan menurunkan rata-rata upah pekerja di Indonesia dan jika jumlah pekerja dengan keahlian di atas rata-rata naik maka akan meningkatkan rata-rata upah yang diterima pekerja di Indonesia. Kata kunci : Tingkat pendidikan, upah (rata-rata) ABSTRACT The research have purpose to know influence every level of education to average wage acceptance by workers in Indonesia. Methodology in this research is the analysis of panel data regression with random effect approach using software stata9. Educational level of workers in this research can classification into two categories : first, the workers with skills below average (graduate workers of elementary school and junior high school). Second, the workers with skills above the average (graduate workers of senioe high shool, diploma, and university). The results of this research that workers with educational level below average have negative effect on the average wage of workers in Indonesia, while the workers with educational level above average have positive effect on the average wage of workers in Indonesia. If the number of workers with educational level below the average increase, it will lower the average wage of workers in Indonesia and if the number of workers with skill above the average increas, it will increase the average wgge receive by workers in Indonesia. Keywords : level of education, wage (of average) PENDAHULUAN Di dalam dunia usaha, faktor tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting. Pekerja mengeluarkan tenaga untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk

menggantikan jasa yang diberikan mereka, maka perusahaan memberikan upah. Upah merupakan salah satu idikator yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga. vi

Secara ekonomi pengertian upah adalah harga atau balas jasa atas prestasi tenaga kerja. Dalam undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengertian upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan kerja, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Upah/gaji pekerja berbeda antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan gaji/upah tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan yang dicapai oleh masing-masing pekerja. Perbedaan tingkat pendidikan yang dicapai oleh pekerja mempunyai beberapa tingkat/level pendidikan yaitu SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Mengah Atas) kejuruan dan umum, diploma serta universitas. Untuk pekerja yang lulusan SD dan SMP dikategorikan sebagai pekerja yang mempunyai keahlian dibawah rata-rata sedangkan pekerja yang lulusan SMA umum dan kejuruan, diploma serta universitas dikategorikan pekerja yang mempunyai keahlian di atas rata-rata. Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakn sumber daya manusia yang berkualitas. Todaro (2004) mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah

negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu negara. Pendidikan yang lebih tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan oleh sebab itu juga memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi. Berikut adalah tabel jumlah pekerja Indonesia tahun 2008-2011 Gambar 1 Jumlah Pekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan (2008-2011)

Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja nasional paling banyak adalah lulusan SD dengan jumlah tenaga kerja dari tahun 2008-2011 sebesar 210.609.089 jiwa dan terendah adalah lulusan dilpoma serta universitas dengan jumlah tenaga kerja sebesar 11.695.849 jiwa dan 19.346.181. Oleh karena itu, investasi modal manusia melalui pendidikan perlu ditingkatkan agar tercipta tenaga kerja yang berkualitas dan mampu meningkatkan produktivitas vii

kerja sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Value yang diperoleh apabila melanjutkan kuliah di perguruan tinggi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bekerja adalah :

TINJAUAN PUSTAKA Teori Human Capital Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti di satu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, tetapi di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut. (Simanjutak, 1985). Disamping penundaan menerima penghasilan tersebut, orang yang melanjutkan sekolah harus membayar biaya secara langsung. Maka jumlah penghasilan yang diterimanya seumur hidupnya dihitung dalam nilai sekarang atau Net Present Value. Present Value ini dibedakan dalam dua hal, yaitu apabila pendidikannya hanya sampai SMA atau melanjutkan kuliah di perguruan tinggi sebelum bekerja (Kaufman dan Hotchkiss, 1999). Present Value apabila pendidikannya SMA adalah :

Apabila diringkas:

PV adalah Present Value dari arus penghasilan seumur hidup jika bekerja selama 46 tahun yaitu dari usia 18 (lulus SMA) sampai dengan 64 tahun Y c adalah penghasilan yang diperoleh setelah lulus dari perguruan tinggi pada tahun t, C adalah biaya langsung yang dikeluarkan selama melanjutkan kuliah di perguruan tinggi dan i adalah tingkat suku bunga yang berlaku. Jadi seorang tamatan SMA akan memperoleh pendapatan dengan segera pada usia 18 atau pada usia 22 tahun sedangkan bagi tamatan perguruan tinggi, akan memilih kuliah terlebih dahulu baik D3 atau S1 dengan harapan pada masa yang akan datang memperoleh penghasilan yang lebih tinggi (opportunity cost). Berdasarkan perspektif investasi modal manusia, keputusan untuk langsung bekerja maupun melanjutkan kuliah di perguruan tinggi terlebih dulu didasarkan pada keuntungan yang diterima dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan selama melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan gambar berikut:

Apabila di ringkas:

PV adalah Present Value dari arus penghasilan seumur hidup jika bekerja selama 46 tahun yaitu dari usia 18 (lulus SMA) sampai dengan 64 tahun, YH adalah besarnya penghasilan yang diperoleh setelah lulus SMA pada tahun t dan i adalah tingkat bunga. Sedangkan Present viii

Gambar 2 Keuntungan dan Biaya Jika Melanjutkan Kuliah di Perguruan Tinggi

yang hilang karena melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Opportunity cost ini digambarkan di area a. Jumlah pendapatan yang hilang ini tergantung apakah bekerja secara paruh waktu (part time) atau penuh (full time). Keuntungan yang diperoleh apabila melanjutkan kuliah di perguruan tinggi adalah pendapatan yang tinggi di kemudian hari sesuai dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya. Jadi di sini ada gap pendapatan antara lulusan SMA dan lulusan perguruan tinggi, dari gambar ditunjukkan oleh kurva SMA yang semakin menurun dan berada dibawah kurva perguruan tinggi. Sedangkan kurva perguruan tinggi semakin meningkat. Gaiha (1993) menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting dalam kesejahteraan seseorang dengan berbagai cara yang berbeda. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan penduduk untuk memperoleh dan menggunakan informasi, dan memperdalam pemahaman akan perkeonomian, memperluas produktifitas, dan member pilihan kepada penduduk apakah berperan sebagai konsumen, produsen atau warga Negara. Selain itu pendidikan adalah mempunyai korelasi yang positif dengan penghasilannya selama hidup seseorang. Sumarso, 2003 menjelasakan dalam human capital hasil investasi dalam bidang pendidikan adalah berupa peningkatan kemampuan atau produktivitas tenaga kerja, yang mana dengan peningkatan produktivitas kerja tersebut akan dapat memberikan tingkat penghasilan yang lebih tinggi pada tenaga kerja tersebut.

Pendapatan dan biaya Perguruan tinggi

+

Keuntungan

SMA

0a b 18

22

65

Usia

Sumber: Kaufman dan Hotchkiss, 1999

Dari gambar tersebut ada dua strategi berinvestasi, yaitu : 1. Menyelesaikan SMA-nya (padausia 18 tahun) dan pada usia itu pula memutuskan untuk langsung bekerja sampai berusia 65 tahun. Hal ini digambarkan oleh kurva SMA. 2. Melanjutkan kuliah selepas SMA pada usia 18 tahun sampai 21 tahun dan bekerja pada usia 22 tahun sampai usia 65 tahun. Hal ini digambarkan oleh kurva Perguruan Tinggi. Biaya yang dikeluarkan untuk kuliah di perguruan tinggi ada dua tipe. Pertama, biaya langsung yang dikeluarkan meliputi biaya SPP, biaya untuk pembelian buku dan biayabiaya lain (termasuk biaya hidup apabila melanjutkan kuliah di luar kota atau di luar negeri). Dari gambar tersebut biaya langsung ada di area b . Jumlah biaya langsung tergantung pada banyak faktor misalnya apakah kuliah di universitas negeri atau swasta, apakah memperoleh beasiswa atau tidak dan sebagainya. Tipe kedua adalah opportunity cost jika melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Yaitu pendapatan ix

Borjas, 2004 menjelaskan tiga hal penting hubungan antara upah dan pendidikan: 1. Kurva upah-pendidikan miring ke kanan atas. Pekerja yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mendapatkan upah melibihi pekerja yang pendidikannya rendah. 2. Garis upah-pendidikan menggambarkan seberapa banyak pekerja memperoleh tambahan pendapatan jika mereka dapat melanjutkan sekolah satu tahun atau lebih. 3. Upah-pendidikan cekung. Setiap tambahan satu tahun dari sekolah akan menghasilkan tambahan sedikit pengetahuan secara bertahap. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknis analisis deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh untuk penelitian ini berupa data skunder diperoleh dari hasil studi pustaka dan teknik dokumentasi data yang berasal dari instansi –instansi terkait. Data skunder yang digunakan adalah data panel yaitu penggabungan dari data silang tempat (cross section) sebanyak 33 data mewakili provinsi di Indonesia dan data silang waktu (ttime series) dari tahun 2008-2011. Penggabungan dari data tersebut menghasilkan 132 observasi.

variabel kontrol yaitu PDRB dan Inflasi. Definisi Operasional Variabel 1. Rata-rata upah pekerja Rata-rata upah yang digunakan dalam penelitian ini adalah ratarata upah dari masing-masing tingkat pendidikan yang dicapi oleh pekerja, yaitu rata-rata upah pekerja dengan keahlian di bawah rata-rata (SD, SMP) dan rata-rata upah pekerja dengan keahlian diatas rata-rata (SMA umum, SMA kejuruan, diploma dan univessitas) seluruh Indonesia dari tahun 2008-2011 2. Pendidikan (dengan kemampuan di bawah dan di atas rata-rata) Tingkat pendidikan mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, diploma serta universitas. Tingkat pendidikan yang dimaksud disini adalah tingkat pendidikan yang ditempuh/dicapi oleh pekerja Indonesia yang digolongkan kedalam pekerja untuk tingkat pendidikan di bawah rata-rata (SD, SMP) dan pekerja untuk tingkat pendidikan di atas rata-rata (SMA umum, SMA kejuruan, diploma dan universitas) tahun 2008-2011. 3. PDRB PDRB adalah keseluruhan nilai barang dan jasa yang diproduksi didalam suatu daerah tertentu dalam satu tahun tertentu. dalam penelitian ini yang digunakan adalah PDRB berdasarkan harga konstan seluruh provinsi di Indonesia tahun 2000 tahun 20082011 4. Inflasi inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus

Variabel dan Definisi Operasional Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rata-rata upah yang diterima oleh pekerja di Indonesia. Varibel independen adalah berupa data jumlah pekerja pada masing-masing tingkat pendidikan yang dicapai oleh pekerja serta x

berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dalam penelitian ini, inflasi diukur berdasarkan GDP deflator

TPPBR

= Tingkat pendidikan pekerja dibawah ratarata (SD, SMP) TPPAR = Tingkat pendidikan pekerja diatas rata-rata (SMA, diploma dan universitas) PDRB = Produk Domesti Regional Bruto I = Inflasi i = cross section. t = time series. β0 = Konstanta β1,β2,β3,β4 = koefisien µi = error secara individu εit = error kombinasi

Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis informasi kuantitatif (data yang dapat diukur, diuji dalam bentuk persamaan) dengan menggunakan metode analisis data panel pada alat regresi stata.9 Pada penelitian ini menggunakan pendekatan random effect. Penentuan antara pendekatan feixed effect dan random effect mengguakan uji Hausman. regres pada formula stata.9 dengan ketentuan, jika nilai chi squares tidak signifikan maka model estimasi menggunakan random effect sebaliknya jika chi squares signifikan maka model estimasi yang digunakan fixed effect.

Hasil dan Pembahasan Untuk rata-rata upah yang diterima oleh pekerja dengan keahlian di bawah rata-rata di Indonesia (20082011) terbesar berada di provinsi Kalimantan Timur yaitu Rp 1.515.206,00 sedangkan rata-rata upah terendah berada di provinsi Lampung yaitu Rp. 631.580,00. Rata-rata upah yang diterima pekerja dengan keahlian di atas ratarata di Indonesia (2008-2011) terbesar berada di provinsi Kalimantan Timur yaitu Rp 2.533.184,00 sedangkan rata-rata upah terendah yang diterima pekerja untuk tingkat pendidikan di atas ratarata berada di provinsi Jawa Timur yaitu Rp. 1.376.450,00 Sedangkan rata-rata jumlah pekerja untuk tingkat pendidikan di bawah rata-rata di Indonesia (20082011) terbanyak berada di provinsi Jawa Timur yaitu 13.856.548 jiwa sedangkan paling sedikit berada di provinsi Papua Barat yaitu 194.180 jiwa dan rata-rata jumlah pekerja untuk tingkat pendidikan di atas ratarata di Indonesia (2008-2011)

Model Regresi Data Panel Model fungsi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat upah yaitu: Apah = f (TPPBR, TPPAR, PDRB, I) Apah = β0 + β1 TPPBRit + β2 TPPARit + β3 PDRBit + β4 Inflasi it + µi + + εit Keterangan: Apah = Rata-rata penerimaan upah xi

terbanyak berada di provinsi Jawa Barat yatiu 4.930.073 jiwa sedangkan paling sedikit berada di provinsi Gorontalo yaitu 95.518 jiwa Rata-rata jumlah PDRB atas harga konstan 2000 di Indonesia (2008-2011) terbesar berada di provinsi D.K.I Jakarta yaitu 385.747.258 sedangkan rata-rata jumlah PDRB atas harga konstan 2000 terendah berada di provinsi Gorontalo 2.822.589. Sedangkan ratarata angka inflasi Indonesia (20082011) tertinggi berada di provinsi Papua Barat yaitu 15 % sedangkan rata-rata angka inflasi terendah berada di provinsi Kep. Riau yaitu 5,2 %.

of freedom (df)= 128 (n-k= 132-4), maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,658 dan dengan α = 10 persen diperoleh t-tabel sebesar 1,288 Tabel 1 Nilai T-Statistik Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Upahdi Indonesia Tahun 2008-2011 Variabel Coef

Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk memilih model yang tepat untuk digunakan dalam data panel, yaitu antara model fixed effect dan random effect. Dalam penelitian ini, uji Hausman dilakukan pada formula stata.9 Untuk menentukan apakah model fixed effect atau random effect yaitu dengan melihat nilai probabilitas chi squares-nya. Nilai probabilitas chi squares pada uji Hausman adalah 0.1018 dengan tingkat signifikan 5% chi squares tidak signifikan sehinggga model yang digunakan adalah model random effect.

Std.Err.

T-Ststistik Prob.

TPPBR -0,1468055 0,03334184 4,39**

0,000*

TPPAR 0,3256244 0,1427908

2,28**

0,023**

PDRB

0,000632

0,0010734

0,59

0,556

Inflasi

-7013,862

55962,6

2,79**

0,000*

Keterangan: * : signifikan untuk α 1% ** : signifikan untuk α 5% *** : signifikan untuk α 10% T-tabel α 5% : 1,288 T-tabel α 10% : 1,685 Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil regresi pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat upah di Indonesia tahun diperoleh nilai sebesar 0.301. Hal ini berarti sebesar 30,1 persen variasii tingkat upah dapat dijelaskan oleh variasi 2 variabel independen dan 2 variabel control. Sedangkan sisanya sebesar 69,8 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Uji Signfikan Parameter (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi pengaruh tingkat pendidikaan terhadap tingkat upah, dengan α = 5 persen dan degree

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Upah Dalam regresi pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat upah Indonesia tahun 2008-2011, dengan menggunakan metode REM, diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap xii

variabel dalam penelitian dengan persamaan sebagai berikiut:

mengaharapkan pekerjaan baik serta penghasilan yang tinggi maka harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Dalam teori Human Capital dijelaskan bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti, di satu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang. Tetapi, di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut. Pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan menyokong secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, dan karenanya pengeluaran untuk pendidikan harus dipandang sebagai investasi yang produktif dan tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu yang konsumtif tanpa manfaat balikan yang jelas (rate of return).

Apah = 1.481.290 – 0,146 TPPBR + 0,325 TPPAR + 0.0006 PDRB – 7013,86 Inflasi Variable pendidikan untuk tingkat pendidikan pekerja di bawah rata-rata (TPPBR) menunjukkan tanda negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat upah. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang mempunyai keahlian dibawah rata-rata yaitu pekerja lususan SD dan SMP sebesar 1 satuan akan menurunkan rata-rata upah sebesar 0,146 satuan. Yang berarti bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja yang mempunyai keahlian dibawah rata-rata akan menurunkan rata-rata upah di Indonesia. Sedangkan variable pendidikan untuk tingkat pendidikan pekerja di atas rata-rata (TPPAR) menunjukkan tanda positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat upah. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang mempunyai keahlian di atas rata-rata yaitu pekerja lulusan SMA, dipolma dan universitas sebesar 1 satuan akan meningkatkan rata-rata upah sebesar 0,343 satuan. Yang berarti peningkatan jumlah tenaga kerja yang mempunyai keahlian diatas rata-rata akan meningkatkan ratarata upah di Indonesia. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Menurut Simmon (dalam Todaro, 1994), pendidikan di banyak negara merupakan cara untuk menyelamatkan diri dari kemiskinan. Dimana digambarkan dengan seseorang miskin yang

PDRB dan Upah Berdasarkan hasil regresi PDRB menunjukkan tanda positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata upah pekerja di Indonesia. Peningkatan PDRB sebesar 1 satuan akan meningkatkan penerimaan rata-rata upah pekerja di Indonesia sebesar 0.0006 satuan namun peningkatan tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan rata-rata upah pekerja. Artinya meskipun peningkatan PDRB berpengaruh terhadap rata-rata upah yang diterima pekerja di Indonesia, peningkatan tersebut tidak begitu penting atau hanya berpengaruh kecil terhadap rata-rata peneriman upah di Indonesia. xiii

Inflasi dan Upah Berdasarkan hasil regresi Inflasi menunjukkan tanda negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata upah pekerja di Indonesia. Peningkatan Inflasi sebesar 1 satuan akan menurunkan penerimaaan rata-rata upah pekerja di Indonesia sebesar 7.013,86 satuan. Yang berarti setiap peningkatan inflasi akan berdampak terhadap penurunan jumlah rata-rata upah pekerja di Indonesia. Penigkatan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap rata-rata upah pekerja, artinya Inlasi berpengaruh penting. Jika harga-harga semakin naik, maka kebutuhan dan pengeluaran rumah tangga semakin meningkat sehingga berdamapak terhadap penerimaan rata-rata upah pekerja yang dianggap kurang memenuhi kebutuhan hidup seseorang.

sisanya dijelaskan oleh faktorfaktor diluar model. 2. Varibel tingkat pendidikan pekerja di bawah rata-rata (TPPBR) mempunyai pengaruh negative dan signifikan mempengaruhi upah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan pekerja di bawah rata-rata akan berpengaruh terhadap produktivitas dan keahlian yang masih kurang sehingga akan berdampah terhadap penurunan upah. 3. Variabel tingkat pendidikan pekerja di atas rata-rata (TPPAR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi upah. Yang mana memiliki nilai koefisien β sebesar 0.325 yang artinya, apabila jumlah pekerja yang telah menempuh pendidikan diatas rata-rata naik 1 satuan akan meningkatkan rata-rata penerimaan upah sebesar 0.325 satuan.

Simpulan dan Saran Simpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh variabel tingkat pendidikan pekerja di bawah rata-rata (TPPBR) dan tingkat pendidikan pekerja di atas rata-rata (TPPAR) terhadap tingkat upah di Indonesia tahun 2008-2011. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa besarnya nilai R2 rendah yaitu 30,1 persen. Nilai ini berarti bahwa model yang dibentuk kurang baik dimana variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen sebesar 30,1 persen. Sedangkan

Saran 1. Tingkat pendidikan pekerja di bawah rata-rata memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap upah rata-rata, sehingga diharapkan agar pemerintah pusat lebih menekankan pentingnya pendidikan SMA (sekolah menengah atas), agar tercipta pekerja dengan keahlian di atas rata-rata sehingga mampu meningkatkan penghasilan yang diterima. 2. Tingkat pendidikan pekerja di atas rata-rata berpengaruh xiv

positif dan signifikan terhadap tingkat upah rata-rata, tetapi dengan hasil itu diharapkan pemerintah pusat menambah anggaran dalam bidang pendidikan untuk SMA, Diploma, Universitas sehingga angkatan kerja mampu menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga angkata kerja tersebut menjadi pekerja yang mempunya keahlian dan kemampuan di atas rata-rata.

Gaiha, R. 1993. Design of Poverty Alleviation Strategy in Rural Areas. Roma: FAO. Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Greene, W, 2000.Economic Analysis. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar Terjemahan. Jakarta: Erlangga Iik Nurul Paik. 2004. Pendidikan Sebagai Investasi. bttp : //www. Pikiran rakyat.com Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss. 1999. The Economics of Labor Markets. Fifth Edition. The Dryden Press. Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi, 2008. Ketenagakerjaan Umum 2008. Jakata Selatan: Kementrian Tenagakerja danTransmigrasi Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi, 2009. Ketenagakerjaan Umum 2009. Jakata Selatan: Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi, 2010. Ketenagakerjaan Umum 2010.Jakata Selatan: Kementrian Tenagakerja danTransmigrasi Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi, 2011. Ketenagakerjaan Umum 2011.Jakata Selatan: Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi

Daftar Pustaka _______Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.(online).http ://www.hukumonline.com/pu satdata/download/fl51927/p arent/ Atmanti, D Hastarini, 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Dinamika Pembangunan, Jakarta Badan Pusat Statistik. 2008. Indonesia Dalam Angka 2008. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2009. Indonesia Dalam Angka 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2010. Indonesia Dalam Angka 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2011. Indonesia Dalam Angka 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik Boediono. 1995. Ekonomi Makro. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE UGM Borjas J, George. 2004. Labor of Ekonomic. Halaman 238-247. Harvard University xv

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP KPN LR, Gay, Diehl, PL dan Roscoe . Dasar Jumlah Penentuan Jumlah Sampel. (http://dedylondong.blogspo t.com/2011/10/dasarpenentuan-jumlahsample.html), diakses 5 oktober 2011 Muhi, H Ali. 2010. Analisis Investasi Modal Manusia dalam Perspektif Pendidikan dan Pelatihan. Junal Ekonomi. (online). http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id /wpcontent/uploads/2011/04/IN VESTASI-MODAL-MANUSIAjurnal.2010.pdfdi akses 2010 Nasution, D Sartika. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Upah.Jurnal ekonomi. (online). Vol 6, No 2. http://unmasmataram.ac.id/ wp/wp-content/uploads/4.Dewi-Sartika-Nasution.pdf,di aksses bulan September 2012 Nurkolis. 2002. Pendidikan Sebagai. Investasi Jangka Panjang. bttp : //artikel.us/ nurkolis5.html Simanjuntak, J Payaman. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI Sumarsono, S. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Susanto, Joko. 2011. Pengaruh Tingkat dan Jenis Pendidikan

Terhadp Tingkat Upah Industri Manufaktur. Buletin Ekonomi (online). Vol 9, No 1. http://repository.upnyk.ac.id /4348/1.haspreviewThumbn ailVersion/4.Apr_11_4_Joko_s __format_1.pdf. di akses April 2011. Teguh Yudo Wicaksono. 2004. Besarkah Manfaat Pendidikan Tinggi terhadap Pembangunan Ekonomi ? http : //www.csis,or.id Tobing, Elwin. 2005. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. http : //www. theindonesianinstitute.ore/ja neducfile.ht} Todaro, Michael P, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh,Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Vaillancourt, Francois. 1995. The Private and Total Returns to Education in Canada, 1985. The Canadian Journal of Economics. Vol 28, No 3 Halaman (532-554). hhtp://www.jstor.org/stable/ 136047. Di akses 07/02/2012 Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UI

xvi