PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERPIDATO ... - Jurnal Online UM

102 downloads 246 Views 749KB Size Report
keinginan siswa dan guru terhadap bahan ajar, khususnya untuk materi pidato. ..... Pertama, komponen utama bahan ajar telah disusun secara berurutan, yaitu.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERPIDATO UNTUK SISWA SMP/MTs Sriwijayanti*

Abstract : This research and development is motivated by the facts. One of them is writing and speaking is a productive and expressive language skills that are useful in the delivery o f ideas or feelings. The objectives of this research is the development of 1) producing teaching materials for speech junior high school student/MTs are attractive in terms of appearance, 2) generate a speech teaching materials for junior high school student/MTs are attractive in terms of language, 3) producing teaching materials for speech junior high school student / MTs feasible in terms of content. Keywords : development of instructional materials, speeches, students junior high school student / MTs Menulis dan berbicara merupakan dua dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Kedua keterampilan ini tentunya akan berperan penting di kehidupan siswa baik untuk saat ini maupun akan datang. Menulis dan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif dan ekspresif yang berguna dalam penyampaian ide atau perasaan sehingga orang bisa saling memahami. Menulis dan berbicara, keduanya memiliki kedudukan yang sama dalam hal penyampaian ide. Keduanya pun merupakan perwujudan bahasa, yaitu bahasa tulisa dan bahasa lisan. Alwi, dkk. (1999:7) mengatakan bahwa setiap masyarakat memiliki ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis baru muncul kemudian. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran untuk menuliskan apa yang biasa dilisankan. Dalam Peraturan Menteri Diknas No.22 tahun 2006 dikatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah keterampilan pidato, yaitu menulis teks pidato dan berpidato. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, diperoleh informasi bahwa ada kecenderungan dari siswa mengalami kesulitan menemukan dan menuangkan ide ke dalam tulisan maupun lisan. Siswa perlu dipancing atau dibiasakan untuk menggali ide. Lebih jauh lagi, siswa cenderung enggan ketika harus berbicara terstruktur di depan orang lain. Mereka krisis percaya diri karena memang tidak dibiasakan/dilatih untuk mengutarakan pendapat secara lisan. Bermula dari kondisi-kondisi di ataslah penelitian ini dilakukan. Dimulai dengan melakukan penelitian prapengembangan, yaitu studi pendahuluan. Peneliti membagikan angket kepada 20 siswa dan melakukan wawancara kepada guru Bahasa Indonesia dan dosen. Dari kegiatan tersebut, didapat data mengenai keinginan siswa dan guru terhadap bahan ajar, khususnya untuk materi pidato. *Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Dari studi pendahuluan tersebut diketahui bahwa bahan ajar pidato seharusnya diawali dengan kegiatan menulis teks pidato dan diakhiri dengan berpidato. Bahan ajar seharusnya menuntun siswa untuk mudah mendapatkan ide/topik pidato karena hal inilah yang mendasari siswa enggan menulis teks pidato. Tak hanya itu, siswa sebaiknya juga diajari untuk membuat teks pidato yang menarik dari pembuka, isi, dan penutup pidato karena setiap bagian ini memiliki peran tersendiri. Penyusunan bahan ajar ini diawali dengan mengkaji kurikulum yang berlaku untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipilih, serta indikator yang ditetapkan. Kemudian, peneliti melakukan studi lapangan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran menulis teks pidato maupun berpidato serta mengetahui keinginan siswa dan guru terhadap bahan ajar. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan teori tentang pidato dan prinsip pengembangan bahan ajar dari beberapa pustaka. Dari kajian teori tersebut, dibuat matriks/rekaman dalam bentuk tabel untuk memudahkan peneliti maupun pembaca dalam mempelajari pijakan teori yang digunakan. METODE PENGEMBANGAN

Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008:64). Rancangan penelitian ini berupa penelitian pengembangan dengan teknik analisis deskriptif kualita Peneliti merumuskan bahwa penelitian pengembangan adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengembangkan model atau produk yang disertai langkah- langkah untuk diuji coba terlebih dahulu kepada ahli yang meliputi ahli materi, ahli pembelajaran, dan ahli media, selanjutnya dilakukan uji kelompok kecil. Prosedur dalam penelitian pengembangan ini mengadaptasi dari model penelitian Borg dan Gall (1983:775). Adapun prosedurnya sebagai berikut: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operasional field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and implementation. Dari model penelitian yang dilakukan Borg dan Gall (1983:775) tersebut, peneliti mengadaptasinya sebagai berikut: (1) tahap prapengembangan (perencanaan), (2) tahap pengembangan produk, (3) tahap uji coba produk, dan (4) tahap pascapengembangan. Berikut bagan rancangan pengembangan yang diadaptasi oleh peneliti.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Tahap Prapengembangan: 1. menganalisis SK dan KD yang akan digunakan dalam bahan ajar. 2. menganalisis bahan pustaka (sumber belajar, teori pidato) untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan bahan. 3. menganalisis teori pengembangan bahan ajar 4. menganalisis penelitian terdahulu 5. studi pendahuluan/ pemahaman karakteristik siswa. 6. membuat matriks prapengembangan. 7. mendeskripsikan hasil matriks prapengembangan (data mentah) 8. mengolah data mentah menuju spesifikasi produk 9. merumuskan spesifikasi produk Tahap Pascapengembangan Diadakan revisi berdasarkan penilaian, kritik, dan saran dari subjek uji coba. 1. Jika layak, dapat direvisi, dapat juga tidak. 2. Jika belum layak, wajib revisi

Tahap Pengembangan: Menyusun bahan ajar sesuai dengan spesifikasi produk.

Tahap Uji Kelayakan Produk: 1. Uji ahli (ahli materi dan ahli pembelajaran) 2. Uji pemakai (guru dan siswa)

Data adalah hasil catatan peneliti, baik berupa angka ataupun fakta (Arikunto, 2006:118). Adapun jenis data pengembangan bahan ajar berpidato ini berupa data verbal deskriptif dan data numerik. Data verbal dibedakan menjadi data verbal tertulis dan tidak tertulis. Data tertulis berupa catatan, komentar, kritik, maupun saran-saran yang dituliskan oleh subjek uji pada lembar penilaian yang telah disediakan peneliti. Data tak tertulis berupa informasi lisan yang diperole h ketika wawancara dan juga masukan- masukan secara lisan dari ahli maupun praktisi. Data verbal tak tertulis kemudian ditranskripsikan. Sedangkan data numerik diperoleh dari hasil penilaian subjek uji terhadap produk, yaitu berupa skor-skor yang terdapat pada angket penilaian. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari catatan dari ahli dan wawancara informal. Sedangkan, analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data hasil dari angket penilaian berupa skor dengan menggunakan sebagai berikut.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

(1) Rumus pengolahan data per item P= x x 100% xi Keterangan: P : Presentase x : Jawaban responden dalam satu item x1 : Nilai ideal dalam satu item 100% : Konstanta (2) Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan P= Ʃx x 100% Ʃxi Keterangan: P : Presentase Σx : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item Σx1 : Jumlah keseluruhan skor ideal dalam per item 100% : Konstanta Analisis data dilakukan dengan cara (1) mengumpulkan data verbal tertulis yang diperoleh dari angket penilaian, (2) mentranskrip data verbal lisan, (3) menghimpun, menyeleksi, dan mengklasifikasikan data verbal lisan berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan analisis sebagai dasar untuk melakukan tindak lanjut terhadap produk yang dikembangkan. HASIL PENGEMBANGAN Deskripsi Produk setelah Revisi Bahan ajar ini diberi judul Menuangkan Ide lewat Pidato. Adapun untuk isinya terbagi menjadi tiga bab, yaitu (a) bab I berisi tentang bagaimana menulis teks pidato yang menarik dari membuat pembukaan hingga penutup pidato. Kegiatan inti di dalamnya memuat materi (1) bahasa yang efektif beserta latihannya, (2) sistematika pidato beserta latihannya, (3) membuka dengan menarik beserta latihannya, (4) menembak isi dengan jitu beserta latihannya, (5) menutup dengan manis dan berkesan beserta latihannya, dan (6) uji kompetensi. (b) bab II berisi tentang bagaimana praktik berpidato yang menarik dan memukau dengan memanfaatkan suara dan gerak tubuh. Yang d i dalamnya memuat materi dengan judul (1) “Memainkan Intonasi dengan Tepat” beserta latihannya, (2) “Bersuara dengan Jelas” beserta latihannya, (3) “Berartikulasi dengan Jelas dan Tepat” beserta latihannya, (4) “ Gerak Tubuh..” beserta latihannya, dan (5) Uji Kompetensi. (c)bab III berjudul “Kotak Refleksi” merupakan bagian terakhir dari bahan ajar ini yang berupa wadah untuk menuangkan perasaan dan berbagi cerita tentang hambatan menulis teks pidato dan berpidato, pengalaman berpidato, dan cara mengatasi hambatan. Setelah Bab III, terdapat daftar pustaka yang dinamai dengan “Sajian Pustaka” dan di bagian sampul belakang terdapat biografi penulis yang dinamai dengan “Tentang Penulis”. Bahan ajar juga dilengkapi dengan video berpidato. Ini *Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

bertujuan agar siswa mendapat model sebelum berpidato. Video didapat dengan mengunduh dari laman unduhan video (youtube). Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Berdasarkan Aspek Isi Data dari aspek isi bahan ajar diperoleh dari uji coba dengan ahli materi pidato, ahli pembelajaran, praktisi (guru), dan siswa. Yang dimaksud isi pada pengembangan ini adalah teori/konsep, contoh, dan latihan- latihan yang disajikan. Uji bahan ajar dengan ahli materi pidato dilaksanakan pada tanggal 24 November 2011 . Uji coba dilaksanakan kepada dosen sastra Universitas Negeri Malang yaitu Azizatus Zahro, M.Pd. Dalam uji coba bahan ajar yang melibatkan ahli materi pidato ini, ada 5 aspek yang menjadi penilaian, yakni keakuratan, kedalaman, kelengkapan, kelayakan materi, dan kesesuaian ilustrasi. Adapun fokus penilaian pada keakuratan, kedalaman, kelengkapan, dan kelayakan materi. Uji coba bahan ajar kepada ahli pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 29 November 2011. Uji coba dilaksanakan kepada dosen sastra Universitas Negeri Malang, yaitu Dr.Nurhadi. Ahli memberi kritik dan saran secara tertulis dan lisan untuk bahan ajar ini. Data tentang aspek isi juga diperoleh dari pemakai, yaitu praktisi dan siswa. Uji coba praktisi dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2011 kepada Istiqomah, M.Pd, guru potensial 2010, Kota Batu. Uji coba pada siswa dilakukan pada tanggal 3 Desember 2011 dengan subjek uji coba 27 siswa kelas IX-C, MTs Al-Muttaqin, Plemahan, Kediri. Aspek isi ditekankan pada kesinambungan dengan SK dan KD, kemungkinan dan keberterimaan dilakukan oleh siswa SMP/MTs, baik dari teori, contoh, maupun latihan . Adapun data berkenaan dengan isi yang diperoleh dari format penilaian keempat subjek uji coba di atas, tersaji di bawah ini Tabel 1 Data dan Analisis Uji Coba Berdasarkan As pek Isi No. Subjek Uji Kriteri a Coba 1. Ahli Segi keakuratan materi Materi a) Teori yang digunakan dalam bahan ajar in i sesuai Pidato dengan teori yang valid. b) Latihan-latihan yang dikembangkan dalam bahan ajar ini sesuai dengan teori menulis teks pidato dan berpidato. c) Contoh-contoh yang disajikan dalam bahan ajar sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato. Rata-rata skor Segi kedalaman materi a) Uraian materi t iap bab dijabarkan secara mendalam. b) Contoh-contoh muncul di tiap subbab dalam bahan ajar ini. c) Latihan-latihan yang dikembangkan dalam bahan ajar ini muncul di tiap subbab Rata-rata skor Segi kelengkapan materi a) Teori yang dijabarkan dalam bahan ajar ini meliputi unsur-unsur pidato yang lengkap.

Skor

Persentase Kel ayakan

4

100%

3

75%

3

75%

10

83,3%

3

75%

3

75%

3

75%

9

75%

4

100%

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

b) Latihan-latihan yang dikembangkan memadai dan memberi kesempatan siswa untuk berlatih secara mandiri c ) Contoh-contoh teks pidato disajikan secara lengkap dengan tema yang berbeda-beda. Rata-rata Skor Segi kelayakan materi a) Kemampuan teori dan kiat-kiat yang disajikan dalam memot ivasi agar mau menulis dan berpidato b) Latihan-latihan yang sajikan pada bahan ajar ini mungkin untuk dilaku kan c) Kiat-kiat yang disajikan pada bahan ajar dibutuhkan dan memungkinkan untuk dilakukan. Rata-rata skor Keseluruhan

3

75%

3

75%

10

83,3%

4

100%

3

75%

3

75%

10

83,3%

39

81,25%

Adapun fokus dari tujuh butir penilaian pada siswa berkaitan dengan aspek isi ini adalah kelengkapan dan kebaruan materi pidato, isi bahan ajar memudahkan siswa untuk bisa membuat teks pidato yang baik , isi bahan ajar memudahkan siswa berpidato dengan baik , latihan- latihan soal dalam bahan ajar. Penyajian data uji coba kepada 27 siswa kelas IX-C, MTs Al-Muttaqin adalah sebagai berikut. Tabel 2 Data Uji Coba Siswa Berdasarkan Aspek Isi Kriteria Skor Distribusi Frekuensi Siswa a. kelengkapan 4 20 dan kebaruan 3 5 materi p idato 2 2 1 -

Jumlah skor 80 15 4 -

Persentase Kelayakan 74% 13,9% 3,8% -

Total

99

91,7%

b. isi bahan ajar memudahkan siswa untuk bisa membuat teks pidato yang baik Total c. isi bahan ajar memudahkan siswa untuk bisa berpidato dengan baik Total d. latihan-lat ihan soal dalam bahan ajar Total Keseluruhan

4 3 2 1

17 9 1 -

68 27 2 -

62,9% 25% 1,9% -

4 3 2 1

12 12 3 -

97 48 36 6 -

89,8% 44,4% 33,3% 5,5% -

4 3 2 1

20 7 -

90 80 21 101 387

83,3% 74% 19,4% 93,5% 89,6%

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Selain data numerik yang didapat dari penilaian bahan ajar kepada ahli dan guru, didapat juga data verbal berupa kritik dan saran , yaitu Tabel 3 Krtitik dan Saran Dari Ahli Materi Pidato 1. terdapat kesalahan cetak dan ket idakcermatan menggunakan kata-kata dan kalimat. sebaiknya, hati-hati dalam memilih kata-kata. 2. kurang konsisten dalam memberikan subjudul. 3. terdapat perintah “Perhatikan Teks Pidato di Bawah In i!” d i awal subbab, tetapi tidak dilanjutkan dengan perintah atau ajakan yang mengacu pada teks pidato tersebut. Justru y ang muncul adalah uraian teori sehingga terkesan tidak sambung. Seharusnya, setelah ada perintah memperhatikan, dilanjutkan dengan kegiatan/perintah menganalisis atau yang mengacu pada teks pidato. Dari Ahli Pembelajaran 1.

Bahasa yang digunakan sebaiknya diganti men jadi bahasa perintah dan ajakan, bukan sajian teori melulu. Hal ini akan membuat siswa untuk berpikir.

Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Berdasarkan Aspek Tampilan Tampilan bahan ajar ditekankan pada ilustrasi gambar yang digunakan, baik pada sampul maupun pada isi, pemilihan judul bahan ajar dan judul isi, tata letak, tipografi dan ukuran huruf, dan pemilihan warna. Adapun data aspek tampilan yang diperoleh dari format penilaian keempat subjek uji coba di atas tersaji di bawah ini. Tabel 4 Data Ujicoba Berdasarkan Aspek Tampilan No.

Subjek Uji Coba

1.

Ahli Materi Pidato

Rata-rata skor 2. Ahli Pembelajaran

Kriteri a

Segi Kesesuaian Ilustrasi a) Gambar pada sampul sesuai dengan judul dan isi bahan ajar. b) Gambar-gambar pada isi bahan ajar cocok dalam mendukung visualisasi terhadap apa yang dibaca. Wujud dan tampilan bahan ajar a) Tamp ilan bahan ajar ini menarik karena dibuat dengan format yang menarik dan mudah dibaca. b) Ilustrasi gambar yang disajikan dalam sampul bahan ajar ini sesuai dengan isi dan judul bahan ajar. c) Tata letak menarik dan proporsional.

Skor

Persentase Kel ayakan

3

75%

3

75%

6

75%

3

75%

2

50%

2

50%

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Lanjutan Tabel 4 Data Uji Coba Berdasarkan Aspek Tampilan No.

Subjek Uji Coba

2.

Ahli Pembelajaran

Kriteri a

Skor

d) Ko mposisi/perpaduan warna yang digunakan menarik dan proporsional e) Judul bahan ajar dan judul-judul bab dalam bahan ajar in i dibuat secara menarik dan men imbulkan rasa ingin tahu bagi pembaca. f) tipografi yang meliputi u kuran huruf, jenis huruf, marg in, dan tata letak dalam bahan ajar ini didesain secara menarik dan tepat untuk siswa SMP/MTs g) Bahan ajar in i memenuhi kriteria kreatif dan ko mprehensif.Kemenarikan tampilan bahan ajar

Rata-rata skor

3.

Prakt isi (Guru)

a) Tamp ilan sampul dengan proporsi warna, gambar, dan tulisan yang tepat. b) Ilustrasi yang disajikan dalam sampu l bahan ajar ini sesuai dengan isi atau materi pembelajaran p idato. c) Judul bahan ajar dan judul bab dalam bahan ajar ini dibuat secara menarik dan men imbulkan rasa ingin tahu bagi pembaca. d) Gambar-gambar yang disajikan dalam bahan ajar in i sesuai dengan ilustrasi. e) Tipografi yang meliputi ukuran huruf, jen is huruf, marg in, dan tata letak dalam bahan ajar ini didesain secara menarik. f) Bahan ajar in i memenuhi kriteria kreatif dan menarik.

Rata-rata skor

3

Persentase Kel ayakan 75%

1

25%

2

50%

3

50%

16

57,1%

3

75%

3

75%

4

100%

4

100%

3

75%

3

75%

20

83,3%

Adapun fokus dari tujuh butir penilaian pada siswa berkaitan dengan aspek tampilan ini adalah aspek ketujuh, yaitu kemenarikkan bahan ajar. Penyajian data uji coba kepada 27 siswa kelas IX-C, MTs Al-Muttaqin adalah sebagai berikut. Tabel 5 Data Uji Coba Siswa Berdasarkan Aspek Tampilan Kriteri a

Skor

Kemenarikkan bahan ajar

4 3 2 1

Total

Distribusi Frekuensi Siswa 12 9 5 1

Juml ah skor 48 27 10 1 86

Persentase Kel ayakan 44,4% 25% 9,25% 0,92% 79,57%

Selain data numerik yang didapat dari penilaian bahan ajar kepada ahli dan guru, didapat juga data verbal berupa kritik dan saran , yaitu

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Tabel 6 Kritik dan Saran Mengenai Tampilan Bahan Ajar Dari Ahli Pembelajaran 1. Spasi antar baris yang terlalu lebar dan margin (tepi) kiri dan kanan terlalu luas, sebaiknya dirapatkan supaya lebih terlihat seperti buku. 2. Sampul yang kurang menarik dari segi warna dan penataan. Alangkah lebih baik jika didesain ulang. 3. Cetakan akhir bahan ajar yang kurang jelas sehingga harus hati-hati ketika mencetaknya. Dari Siswa 1. Ada beberapa hasil cetakan yang tidak jelas sehingga sulit dibaca. 2. Isinya tulisan semua, tidak ada tabel, bagan, atau yang lainnya.

Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Berdasarkan Aspek Kebahasaan Aspek kebahasaan ditekankan pada sisi kekomunikatifan , kelogisan, dan kesesuaian bahasa dengan siswa SMP/MTs. Adapun data aspek kebahasaan yang diperoleh dari format penilaian keempat subjek uji coba di atas tersaji di bawah ini. Tabel 7 Data dan Analisis Data Uji Coba Berdasarkan Aspek Kebahasaan No.

Subjek Uji Coba

Kriteri a

1.

Ahli Pembelajaran

Kebahasaan a) Bahan ajar menggunakan bahasa Indonesia ragam formal yang sesuai dengan perkembangan bahasa siswa SMP/MTs b) Bahasa memberi kemudahan dalam memahami teori, latihan, dan contoh-contoh pidato.

1.

Ahli Pembelajaran

Rata-rata skor 2. Prakt Kebahasaan isi (Guru) a)

Teori, contoh, dan latihan menggunakan bahasa Indonesia yang komunikatif dan logis. b) Petunjuk dan lat ihan disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam formal yang ko munikatif dan logis. c) Contoh-contoh pidato disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Rata-rata skor

Skor

Persentase Kel ayakan

2

50%

3

75%

5

62,5%

4

100%

4

100%

4

100%

12

100%

Adapun fokus dari tujuh butir penilaian pada siswa berkaitan dengan aspek tampilan ini adalah aspek keenam, yaitu bahasa yang digunakan pada bahan ajar. Penyajian data uji coba kepada 27 siswa kelas IX-C, MTs. Al-Muttaqin adalah sebagai berikut.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Tabel 8 Data dan Analisis Data Uji Coba Siswa Berdasarkan Aspek Kebahasaan Kriteri a Bahasa yang digunakan pada bahan ajar

Skor 4 3 2 1 Total

Distribusi Frekuensi Siswa 15 10 2 -

Juml ah skor 60 30 4 94

Persentase Kel ayakan 55,5% 27,7% 3,7% 86,9%

Berdasarkan penilaian bahan ajar oleh subjek uji coba, bahan ajar berpidato ini tidak perlu direvisi. Akan tetapi, karena tidak hanya dari penilaian, tetapi juga dari kritik dan saran, revisi tetap dilakukan pada beberapa poin untuk menyempurnakan bahan ajar, di antaranya pada sampul, tata letak isi bahan ajar, latihan pada bahan ajar, dan tampilan materi bahan ajar. KAJIAN DAN SARAN Kajian Produk Bahan Ajar Bermain Peran yang Telah Direvisi Pembelajaran sebagai suatu proses berkelanjutan mengandung unsur-unsur dasar, yaitu tujuan pembelajaran, bahan ajar, alat dan metode, serta evaluasi. Tujuan pembelajaran tentu mengacu pada kurikulum yang ada. Dari situ dapat dilihat bahwa bahan ajar menjadi suatu bentuk yang diharapkan bisa membantu siswa untuk mencapai dan mewarnai tujuan pembelajaran (Sudjana, 2009:29). Menurut Pannen dan Purwanto (2001:6) bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar yang baik disusun dengan struktur dan urutan yang sitematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi peserta didik, dan memberikan rangkuman. Sehubungan dengan hal tersebut, bahan ajar berpidato yang memuat kompetensi menulis teks pidato dan beridato ini dapat dijadikan sebagai panduan guru ketika mengajarkan kompetensi-kompetensi tersebut karena di dalamnya berisi pengembangan materi, contoh, latihan, dan evaluasi yang disusun secara sistematis, lengkap, dan relevan dengan substansi kompetensi yang seharusnya dikuasai siswa. Selain itu, bahan ajar ini tentu juga dapat dijadikan sebagai panduan siswa untuk belajar mandiri maupun dengan terbimbing oleh guru di sekolah. Adapun komponen-komponen yang dapat dilihat dalam bahan ajar ini adalah isi bahan ajar, tampilan bahan ajar, dan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar. Secara garis besar, deskripsi bahan ajar setelah revisi sebagai berikut. Aspek Isi Bahan Ajar Bahan ajar disajikan dengan prinsip-prinsip instruksional dan sistematika tertentu. Pannen dan Purwanto (2001:2) menyatakan bahwa komponen utama di dalam sistematika bahan ajar adalah (1) tinjauan kompetensi, (2) pendahuluan, *Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

(3) bagian inti, (4) penutup, (5) daftar pustaka, dan (6) lampiran. Penyusunan dan penyajian isi bahan ajar harus sistematis agar dapat memudahkan pembelajaran di dalam kelas walaupun sebenarnya, urutan KD yang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Diknas No.22 tahun 2006 yang berupa rincian kompetensi dasar dan standar kompetensi untuk SMP/MTs tidaklah sama. Dalam hal ini, sistematis yang dimaksud ada dua. Pertama, komponen utama bahan ajar telah disusun secara berurutan, yaitu dari halaman depan, kata pengantar, persebaran butir pelajaran yang berisi SK, KD, indikator pembelajaran, halaman tempat kita bisa menemukan materi, petunjuk isi buku, daftar isi, dan materi bahan ajar yang termaktub dalam bab I dan bab II. Kemudian ada bab III yang merupakan ruang untuk merefleksikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. Terakhir adalah daftar pustaka. Kedua, urutan bab dalam bahan ajar ini telah disusun berdasarkan urutan yang sesuai karena kegiatan dimulai dari menulis teks pidato dan diikuti dengan kegiatan berpidato yang disesuaikan dengan langkah- langkah pembelajaran. Kedua hal di atas disusun agar terjadi kegiatan yang berkelanjutan dan siswa mudah dalam memahami materi yang akan dipelajari. Bahan ajar ini berisi bagian-bagian: 1) bagian pendahuluan, 2) bagian inti, 3) bagian penutup, 4) daftar pustaka, 5) tentang penulis. Bagian pendahuluan terdiri atas 1) halaman judul, 2) kata penulis, 3) persebaran butir pelajaran, 4) petunjuk isi buku, 5) ada apa saja dalam buku ini. Aspek Tampilan Bahan Ajar Bahan ajar ini disajikan dalam bentuk buku. Aspek tampilan menjadi perhatian karena siswa tertarik untuk membaca sebuah buku jika memiliki tampilan yang menarik. Paling tidak, mereka akan membuka halaman demi halaman buku tersebut. Tampilan yang dimaksud di sini adalah desain sampul, pemilihan judul, penggunaan ilustrasi, tata letak, dan tipografi (jenis dan ukuran huruf serta margin dan spasi antar baris). Desain sampul meliputi pemilihan gambar, warna, dan tata letak. Dengan sampul yang menarik, siswa akan tertarik untuk membukanya. Adapun untuk pemilihan judul-judul, peneliti berusaha memanfaatkan judul- judul itu untuk memengaruhi psikologis siswa. Motivasi siswa untuk membaca dan berubah menjadi lebih berani berusaha ditingkatkan dari judul-judul ini. Pannen dan Purwanto (2001:36—37) menyatakan bahwa ilustrasi digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan. Selain itu juga memberi variasi pada bahan ajar sehingga lebih menarik dan memudahkan pembaca untuk memahami dan mengingat informasi yang ada. Secara singkat dinyatakan bahwa ilustrasi memiliki fungsi deskriptif, fungsi ekspresif, fungsi analitis, dan fungsi kuantitatif. Sejalan dengan itu, dalam bahan ajar ini, peneliti memanfaatkan ilustrasi berupa gambar/foto dan bagan yang mewarnai buku agar tidak berisi tulisan saja. Diharapkan siswa akan lebih tertarik dan mudah mengingat konsep-konsep yang ada. Di bawah ini terdapat beberapa bagian tampilan bahan ajar yang telah direvisi.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Sampul bahan ajar (dari kiri ke kanan: sampul belakang dan depan)

Judul bab

Bingkai sekat bab

Ilustrasi gambar bab

Tujuan pembelajaran

Tampilan ilustrasi sekat antar bab

Tampilan petunjuk isi bahan ajar *Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Contoh-contoh tampil an penyajian teori dan latihan

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Aspek Kebahasaan Bahan Ajar Bahan ajar dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dirancang berdasarkan asumsi bahwa pebelajar itu memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi (Panen dan Purwanto, 2001:21). Di samping itu, terdapat beberapa kriteria penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar. Muslich (2010: 303-305) menyebutkan kriteria kelayakan bahasa yang baik, antara lain sebagai berikut. 1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan perkembangan inelektual, sosial, dan emosional siswa. 2) pemakaian bahasa yang komunikatif, indikatornya adalah keterbacaan pesan dan ketepatan kaidah kebahasaan. 3) keruntutan dan keterpaduan alur pikir, indikatornya adalah keruntutan dan keterpaduan antarbab serta antarparagraf. Oleh karena itu, mengingat bahwa bahasa adalah media utama penyampaian isi bahan ajar yang memiliki kriteria, mengatasi heterogenitas, serta hasil prapengembangan, peneliti menggunakan bahasa Indonesia yang formal komunikatif, kalimat sederhana, menggunakan istilah- istilah yang mungkin belum dikenal siswa, tetapi menambah pengetahuan mereka, serta tidak menggunakan kata-kata jorok. Sebagai tambahan, berdasarkan hasil uji coba pada empat subjek uji, peneliti mengubah bahasa sajian teori menjadi bahasa ajakan atau perintah sehingga siswa diajak dan diberi pengalaman belajar. Adapun aspek kebahasaan produk (bahan ajar) terlihat seperti di bawah ini.

kalimat ajakan atau perintah yang mengajak siswa agar berpikir/ menemu kan konsep

Aspek kebahaasaan isi (teori) bahan ajar *Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

bahasa yang digunakan pada soal

Aspek kebahaasaan isi (latihan/soal) bahan ajar

Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa naskah bahan ajar yang berjudul Menuangkan Ide lewat Pidato. Hasil pengembangan produk ini dapat dijadikan suplemen untuk pembelajaran pidato di kelas IX dan dipelajari baik oleh siswa secara mandiri dan terbimbing, maupun oleh guru untuk mengajar materi menulis teks pidato dan berpidato. Bahan ajar ini adalah salah satu alternatif bagi siswa untuk menambah wawasan tentang pidato. Bahan ajar ini dapat membantu siswa untuk mengatasi hambatan- hambatan yang sering mereka rasakan ketika menulis teks pidato dan berpidato. Selain itu, latihan- latihan yang ada dalam bahan ajar ini dilakukan secara bertahap dan mudah untuk diikuti. Oleh karena itu, disarankan bagi siswa untuk memanfaatkan bahan ajar ini dan mengikuti semua prosedur pembala jaran yang ada di dalamnya secara mandiri maupun dengan bimbingan guru sehingga dapat memudahkan proses pembelajaran pidato. Bahan ajar ini dilengkapi dengan teori, contoh-contoh, dan latihan-latihan menulis teks pidato secara bertahap dan berpidato. Meskipun demikian, peran guru tetap dibutuhkan agar pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru diperlukan jika siswa ada yang belum memahami bagian-bagian yang ada dalam bahan ajar tersebut. Guru juga disarankan mencip takan kreativitas dalam kegiatan belajar siswa walaupun sudah ada bahan ajar tersebut. Bahan ajar adalah alat. Oleh karena itu, dalam pemanfaatannya, guru bisa mengkreasikan kegiatan di kelas. Bahan ajar bermain peran ini masih belum sempurna. Dengan demikian, peneliti lain dan penulis bahan ajar disarankan untuk mengembangkan bahan ajar mengenai bermain peran atau kompetensi yang lain demi memenuhi kebutuhan siswa akan bahan ajar yang bermutu. Penyebaran produk juga dapat melalui jurnal penelitian. Penyebaran bahan ajar melalui jurnal penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada guru dan instansi pendidikan lainnya tentang pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar bermain peran. Penyebaran melalui jurnal penelitian memiliki manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar. *Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Penyebaran produk juga dapat melalui MGMP Bahasa Indonesia. Forum MGMP ini merupakan wadah yang tepat untuk menyebarluaskan hasil pengembangan bahan ajar. Forum ini dianggap tepat karena forum ini merupakan ajang pertemuan guru- guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian guru- guru yang berkumpul di forum ini dapat memperoleh informasi baru tentang penyusunan bahan ajar. Selain itu guru juga dapat memanfaatkan bahan ajar tersebut untuk kepentingan pembelajaran. Hasil pengembangan produk bahan ajar ini dapat disarankan untuk dipelajari dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkan bahan ajar berpidato. Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh masukan berupa saran balik untuk mengembangkan bahan ajar yang lebih baik lagi. DAFTAR RUJUKAN Alwi, Hasan, dkk. 1999. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Borg, Walter dan M.Damien Gall. 1983. Educational Research: an Introduction. New York dan London:Longman. Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Pannen, Paulina dan Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta:PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. 2009. Bandung:Algesindo.

Dasar-dasar

Proses

Belajar

Mengajar.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.