pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia dalam

26 downloads 261 Views 42KB Size Report
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Media Pembelajaran, Multimedia. Mahasiswa sebagai ... mengangkat judul ”Pengembangan Media. Pembelajaran  ...
Syamsurijal. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasisi Multimedia

7

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DAYA Syamsurijal Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM e-mail: [email protected],

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media pembelajaran pada mata kuliah Elektronika Daya menggunakan program aplikasi Ms-Power Point, Snagit, dan Macromedia Flash agar memudahkan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Elektronika Daya tersebut. Selanjutnya menerapkan media tersebut untuk mengetahui apakah lebih efektif dan berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang populasinya, sekaligus merupakan sampel penelitian adalah seluruh mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Elektronika Daya pada tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 58 orang dengn rincian 31 orang PS-D3 sebagai kelompok kontrol dan 27 orang PSS1 sebagai kelompok eksperimen. Media pembelajaran berbasis multimedia yang dihasilkan merupakan file-file video yang digunakan pada pembelajaran kelompok eksperimen. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia yang merupakan kelompok eksperimen memiliki nilai ratarata lebih tinggi, yaitu sebesar 27,96 daripada hasil belajar mahasiswa kelompok kontrol, yaitu sebesar 22,42. Hasil belajar mahasiswa kelompok eksperimen berada pada kategori sedang, sedangkan hasil belajar kelompok kontrol berada juga pada kategori sedang. Temuan lain adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa kelompok eksperimen dan hasil belajar mahasiswa kelompok kontrol dengan uji-t sebesar -5,1552 dengan p sebesar 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah elektronika daya tahun ajaran 2007/2008. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Media Pembelajaran, Multimedia.

Mahasiswa sebagai penerima dalam pemberian mata kuliah senantiasa mengharapkan peningkatan kualitas materi, teknik, dan prosedur pembelajaran. Karena hal tersebut dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Selain itu, mahasiswa juga mengharapkan alternatif dan inovasi baru yang dapat menunjang proses dan hasil pembelajaran yang diterimanya. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah

mengembangkan media pembelajaran yang digunakan (Arief Sadiman, 2007). Elektronika daya adalah salah satu mata kuliah yang wajib dilulusi oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) FT UNM. Mata Kuliah ini masuk kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) dengan 3 sks dan ditawarkan pada semester IV. Prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah ini 3 tahun terakhir kurang bagus. Dari sebanyak

Syamsurijal. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasisi Multimedia

139 orang dari program studi S1 hanya 72 orang (51,80%) yang lulus dengan rincian yang memperoleh nilai A sebanyak 25 orang (17,99%), nilai B sebanyak 31 orang (22,30%), dan nlai C sebanyak 16 orang (11,51%). Sebanyak 67 orang (48,20,%) yang tidak lulus dan 62 orang (92,54%) diantaranya tidak lulus karena kehadirannya tidak mencukupi 80% kehadiran (observasi pada JPTE FT UNM, 10 Maret 2008). Dari hasil observasi ini, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat penguasaan siswa terhadap mata kuliah elektronika daya masih kurang. Banyaknya mahasiswa yang tidak hadir mengikuti perkuliahan mungkin salah satu penyebabnya adalah karena media pembelajaran yang digunakan belum sesuai seperti yang diisyaratkan oleh Arief Sadimana (2007), bahwa media pembelajaran yang kurang bagus dan tidak menarik akan membuat peserta didik kurang berminat mengikuti pelajaran. Media pembelajaran banyak macamnya. Papan tulis dan kapur adalah bentuk media yang paling banyak dikenal dalam pembelajaran. Di kota-kota sekarang, media ini mulai diganti dengan white board dan spidol. Media lain yang cukup menarik adalah overhead projector (OHP). Namun dengan berkembangnya teknologi, komputer menjadi media pembelajaran yang menarik dan memberikan kemudahan-kemudahan. Salah satu di antaranya adalah dapat membantu peran dosen dalam memberikan materi pelajaran. Terdapat banyak program aplikasi yang dapat digunakan untuk merancang media pembelajaran. Program aplikasi tersebut, misalnya Ms-Power Point, Snagit, Macromedia Flash, dan sebagainya. Dari uraian di atas, perlu dibuat suatu media yang diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang tentunya akan memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait. Untuk itu, akan dicoba mengadakan penelitian dengan mengangkat judul ”Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan

Teknik Elektro FT UNM pada Mata Kuliah Elektronika Daya” Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah berkaitan dengan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM pada Mata Kuliah Elektronika Daya, antara lain: bagaimana jenis media pembelajaran yang baik digunakan untuk mata kuliah elektronika daya, bagaimana mengembangkan media pembelajaran mata kuliah elektronika daya, bagaimana menggunakan media pembelajaran mata kuliah elektronika daya yang telah dikembangkan, apakah media pembelajaran yang digunakan pada mata kuliah elektronika daya dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, dan apakah media pembelajaran yang digunakan pada mata kuliah elektronika daya dapat membantu dosen memperbaiki hasil belajar mahasiswa. Dengan memperhatikan luasnya cakupan dari identifikasi masalah, dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai pengembangan media pembelajaran mata kuliah elektronika daya pada JPTE FT UNM dengan menggunakan aplikasi Ms-Power Point, Snagit, dan Macromedia Flash. Oleh karena itu, masalah penelitian ini adalah: pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia pada mata kuliah Elektronika Daya Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM, penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia lebih efektif, dan penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia berpengaruh pada hasil belajar.

Pengertian dan Manfaat Media Pembelajaran Kata media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin medius, yang berarti tengah. Dalam Bahasa Indonesia, kata medium dapat diartikan sebagai antara atau selang (Hasan Alwi, dkk., 2003). Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi 7

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

pesan) dan penerima pesan. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology = AECT, 1977) memberi batasan bahwa media adalah semua bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media merupakan alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Arif Sadiman, 2007). Pengertian media dengan mengacu pada persamaan-persamaan batasan di atas mengandung makna bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan berupa informasi yang mengandung maksud tertentu dari sumber ke sasaran informasi. Mampu merangsang perasaan, pikiran, minat dan perhatian sasaran terhadap maksud yang terkandung di dalam informasi yang disampaikan oleh sumber informasi. Jika pengertian media di atas diarahkan pada proses pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah saluran komunikasi-informasi yang digunakan oleh sumber belajar ke sasaran ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Makin bagus kualitas saluran yang digunakan untuk menyalurkan informasi akan makin bagus pula kualitas informasi yang dapat diterima dan diinternalisasikan oleh penerima informasi. Dalam pengertian bahwa makin tinggi intensitas rangsangan media belajar yang digunakan terhadap aktivitas indra peserta didik, yang ditandai oleh aktivitas mental dan fisik yang mengarah pada pemusatan perhatian terhadap kandungan informasi yang tersalur, makin baik dan tinggi pula kualitas dan kuantitas infomasi yang tersimpan di dalam diri peserta didik. Daya serap belajar peserta didik sangat bergantung pada aktivitas indra peserta didik akibat variasi rangsangan atau stimulus yang digunakan tenaga pengajar dalam pembelajaran yang dikelolanya. Makin banyak indra peserta didik yang

aktif dalam pembelajaran, makin tinggi pula kuantitas materi ajar yang mampu diserap oleh mereka (Hamzah, 2007). Lebih lanjut dikatakan bahwa mengaktifkan seluruh indra melalui cara belajar partisipasi atau pengalaman langsung dapat mencapai daya serap materi hingga 90%. Sementara itu, aktifitas indra penglihatan paling tinggi pengaruhnya terhadap daya serap materi ajar peserta didik, yakni sekitar 55%. Sejalan dengan keterkaitan antara aktivitas panca indra (mata dan telinga) dan variasi penggunaan media, Usman (1994) mengatakan bahwa media dan alat pelajaran ditinjau dari aktivitas panca indra peserta didik dapat digolongkan menjadi tiga, yakni : media auditif, visual dan motorik. Hal ini penting diperhatikan karena peserta didik memiliki perbedaan dan keunikan tersendiri dalam menerima rangsangan belajar. Ada peserta didik yang memiliki tipe mendengar lebih baik dalam memahami materi ajar, tipe melihat atau mengamati, dan ada yang memiliki tipe motorik. Variasi rangsangan atau stimulus dapat dilakukan oleh tenaga pengajar melalui penggunaan metode mengajar yang senantiasa menggunakan media mengajar yang bervariasi pula. Fokus utama yang perlu diperhatikan oleh tenaga pengajar dalam penggunaan media mengajar sebagaimana konsep Rohani dan Ahmadi di atas adalah bahwa media mengajar hendaknya mampu mengaktifkan sebanyak-banyaknya indra peserta didik. Tujuan penggunaan media di dalam belajar adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat diserap semaksimal mungkin oleh peserta didik. Informasi yang dikomunikasikan melalui lambang-lambang verbal saja, kemungkinan terserapnya amat kecil, sebab informasi yang demikian merupakan informasi yang sangat abstrak, sehingga sangat sulit untuk dipahami dan diresapi. Dengan demikian, dibutuhkan kehadiran media di dalam setiap proses belajarmengajar.

Syamsurijal. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasisi Multimedia

Manfaat Media Pembelajaran Latuheru (2002), mengumpulkan beberapa pendapat tentang manfaat media pembelajaran. Di antaranya pendapat Rowntree yang menyatakan bahwa media pembelajaran membangkitkan motivasi belajar para siswa atau anak didik, dapat merangsang anak didik untuk belajar dengan penuh semangat. Selanjutnya, Lannon mengemukakan bahwa media pembelajaran berguna untuk menarik minat siswa terhadap materi yang disajikan, meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, memberikan atau menyajikan data yang kuat dan terpercaya tentang sesuatu hal dan kejadian. Edgar Dale mengungkapkan bahwa bila media pembelajaran digunakan dengan baik dalam suatu proses belajar mengajar, maka manfaatnya antara lain perhatian anak didik terhadap materi pengajaran akan jauh lebih tinggi, anak didik mendapatkan pengalaman yang konkrit dan hasil yang diperoleh atau yang dipelajari oleh anak didik akan sulit dilupakan dan mendorong anak didik untuk berani bekerja secara mandiri. Pendapat lain yang lebih rinci dikemukakan oleh Arif Sadiman (2007), bahwa secara umum kegunaan media di dalam proses belajar-mengajar meliputi: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis/lisan belaka). b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi, dapat diatasi sikap pasif anak didik. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara pengajar dan peserta didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna baik melalui perangkat keras maupun perangkat lunak. Menurut Arif Sadiman (2007),

penggunaan media belajar yang dilakukan oleh tenaga pengajar ketika mengajar, didasarkan atas beberapa pertimbangan, yakni: bermaksud demonstrasi, merasa sudah akrab dengan media tersebut, ingin memberi gambaran atau penjelasaan yang lebih nyata, dan melalui media tenaga pengajar merasa dapat berbuat lebih dari yang dilakukannya tanpa media. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pertimbangan penggunaan media oleh tenaga pengajar ketika mengajar, yaitu agar dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan atau tidak diinginkan serta sesuai dengan kondisi belajar yang sengaja disetting. Di dalam penggunaan media, hendaknya seorang tenaga pengajar mempertimbangkan jawaban dari beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan media, yakni: a. Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? b. Apakah media yang akan digunakan didukung oleh sumber informasi, katalog, dan sumber-sumber lainnya mengenai media yang bersangkutan? c. Apakah perlu dibentuk tim untuk mereviu yang terdiri atas calon pemakai? d. Apakah terdapat media di pasaran yang telah divalidasikan? e. Apakah media yang bersangkutan dapat direviu terlebih dahulu? f. Apakah tersedia format reviu yang sudah dibakukan? Kriteria pemilihan media menurut Arif Sadiman (2007) hendaknya didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu: a. Tujuan. Media yang dipilih harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. b. Ketergunaan. Dapat berguna sesuai dengan kebutuhan pengajaran. c. Siswa. Media yang dipilih hendaknya benar-benar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. d. Biaya. Dalam memilih media hendaklah yang semurah mungkin tetapi dapat dijangkau untuk kepentingan mengajar. 7

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

e. Ketersediaan. Media yang telah ditetapkan sebagai media pembelajaran hendaknya dapat dengan mudah diperoleh. f. Mutu teknis. Media yang telah ditetapkan sebagai media pembelajaran mempunyai kualitas yang baik. g. Tingkat kesukarannya. Kata-kata yang digunakan dalam media dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik dan makna gambar tidak terlalu sulit. h. Disenangi oleh tenaga pengajar dan siswa. Media yang tidak disenangi oleh tenaga pengajar dan siswa tidak akan membantu pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. i. Lingkungan pemakaian. Media tersebut dapat dimanfaatkan pada lingkungan belajar.

Komputer Sebagai Media Pembelajaran Istilah komputer mempunyai arti luas dan berbeda bagi setiap orang. Menurut Arief Sadiman (2007), istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon). Jogiyanto (1993), memberikan batasan yang lebih lengkap, bahwa komputer adalah sistem elektronik yang berfungsi untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori (storage memory), komputer dapat menyimpan dan menghasilkan out put data yang bekerja secara otomatis. Komputer memiliki fungsi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai media pembelajaran. Komputer memiliki kemampuan untuk mengontrol dan menata berbagai materi pelajaran. Komputer juga dapat merekam, menganalisis serta bereaksi terhadap tanggapan siswa.

Dalam perancangan sistem pembelajaran yang berbasis multimedia ini, banyak program komputer yang dapat digunakan. Ms-Word dan Ms-Excel dari Microsoft Office saja dapat digunakan. Program aplikasi lain yang banyak digunakan adalah Ms-Power Point dari Microsoft Office. Disamping itu masih banyak program aplikasi yang lebih baik, misalnya program aplikasi ulead video studio, Snagit, ulead media studio, aplikasi web macromedia dreamweaver ultradev yang biasa disingkat ultradev, dan sebagainya (Tito Riberu, 2003). Program aplikasi ini mudah diperoleh di internet karena merupakan program gratisan (free download).

Mata Kuliah Elektronika Daya

Mata kuliah Elektonika Daya merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM yang ditawarkan pada semester IV dengan bobot 3 SKS. Mata kuliah ini membahas mengenai: dasar-dasar elektronika daya, sakelar elektronik, komponen-komnponen semikonduktor, rangkaian penyulut, penyearah tak terkendali, penyearah terkendali, filter, komutasi dan pengaman, konverter dc ke dc (chopper), pengendali tegangan ac, dan inverter.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.

Media Pembelajaran Media pembelajaran yang dihasilkan merupakan program siap pakai, yang dapat digunakan oleh dosen-dosen mata kuliah elektronika daya untuk mengajar. Media ini dibuat dengan menggunakan program aplikasi Macromedia Flash Profesional 8 yang tampilannya terlebih dahulu disusun dengan menggunakan program aplikasi Ms Power Point. 2.

Deskripsi Hasil Belajar Mahasiswa Tabel 1 adalah hasil analisis deskriptif. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa untuk kelas kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran,

Syamsurijal. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasisi Multimedia

diperoleh nilai minimum hasil belajar mahasiswa sebesar 15,5, nilai maksimum sebesar 32, dan nilai rata-rata sebesar 22,42, sedangkan untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, diperoleh nilai minimum hasil belajar mahasiswa sebesar 20,5, nilai maksimum sebesar 35,5, dan nilai rata-rata sebesar 27,96. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar yang diperoleh mahasiswa dengan menggunakan media pembelajaran multimedia lebih baik dari hasil belajar tanpa menggunakan media. Tabel 1. Ringkasan Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Parameter Mean (M) Median (Me) Mode (Mo) Standar deviasi Kemiringan Minimum Maximum

Kelompok Eksprimen 27.96 27.50 25.50 4.58 0.16 20.50 35.50

Kelompok Kontrol 22.42 22.00 19.50 3.60 0.71 15.50 32.00

multimedia berada pada kategori sedang, yaitu 10 orang atau 37,04% . Kelompok kontrol adalah kelompok yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kelompok eksperimen tersebut berada antara 15.5 dan 32.0, nilai rata-rata (M) sebesar 22.42, nilai median (Me) sebesar 22.00, dan nilai modus (Mo) sebesar 19.50. Dari ketiga nilai ukuran gejala pusat (ratarata, median dan modus) yang berbeda tersebut, dapat diketahui bahwa kurvanya tidak simetris, bentuknya negatif atau menceng ke kiri, dan kebanyakan skor mahasiswa berada di bawah nilai rata-rata. Tabel 2. Sebaran Frekuensi Kelompok Eksperimen Frekuensi

Interval Skor

Kategori

> 32.54

Relatif (%)

Komulatif (%) 22.22

Tinggi

6

22.22

27.96 – 32.54

Cukup

7

25.93

48.15

23.38 – 27.95

Sedang

10

37.04

85.19

4

14.81

100.00

27

100.00

< 23.38

Rendah Total

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajar menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor kelompok eksperimen tersebut berada antara 20.5 dan 35.5, nilai rata-rata (M) sebesar 27,96, nilai median (Me) sebesar 27,50, dan nilai modus (Mo) sebesar 25,50. Dari ketiga nilai ukuran gejala pusat (ratarata, median dan modus) yang berbeda tersebut, dapat diketahui bahwa kurvanya tidak simetris, bentuknya negatif atau menceng ke kiri, dan kebanyakan skor mahasiswa berada di bawah nilai rata-rata. Selanjutnya, pada tabel 2 terlihat sebaran frekuensi hasil belajar kelompok eksperimen dimana pada tabel tersebut, sebanyak 13 orang atau 48,15% skornya berada di atas nilai rata-rata, sedangkan sisanya, sebanyak 14 orang atau sebanyak 51,85% berada di bawah nilai rata-rata. Pada tabel 2 terlihat juga bahwa skor hasil belajar kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media pembelajaran berbasis

Absolut

Selanjutnya, pada tabel 3 terlihat sebaran frekuensi hasil belajar kelompok kontrol dimana pada tabel tersebut, sebanyak 13 orang atau 41,94% skornya berada di atas nilai rata-rata, sedangkan sisanya, sebanyak 18 orang atau sebanyak 58,06% berada di bawah nilai rata-rata. Pada Tabel 3 terlihat juga bahwa skor hasil belajar kelompok kontrol yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia berada pada kategori sedang, yaitu 16 orang atau 51,61%. Tabel 3. Sebaran Frekuensi Kelompok Kontrol Interval Skor

Frekuensi Kategori

Absolut

Relatif (%)

Komulatif (%) 16.13

> 26.01

Tinggi

5

16.13

22.42 – 26.01

Cukup

8

25.81

41.94

18.82 – 22.41

Sedang

16

51.61

93.55

< 18.82

Rendah

2

6.45

100.00

31

100.00

Total

7

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009

Temuan di atas sejalan dengan hasil penelitian Andi Nurputri (2007,) yang mengadakan penelitian pada mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro yang memprogramkan mata kuliah Teknik Pengaturan. Nurputri menemukan nilai rata-rata pada kelas kontrol (metode konvensional) sebesar 4,3125 dan pada kelas eksperimen (menggunakan aplikasi snagit) sebesar 6,3125. Selanjutnya, hasil analisis inferensial menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara hasil belajar mahasiswa kelompok kontrol dan eksperimen dengan uji-t sebesar -5,1552 dan p = 0,0000. Jika hasil ini dipadukan dengan hasil analisis dekriptif yang mana kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih besar, dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia pada mata kuliah elektronika daya tahun ajaran 2007/2008 lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arief Sadiman, dkk. (2007) yang menyatakan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika menggunaan media pembelajaran, karena banyak hal yang lebih mudah dimengerti apabila pembelajaran disertai dengan media pembelajaran.

mahasiswa kelompok kontrol dengan uji-t sebesar -5,1552 dengan p sebesar 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah elektronika daya tahun ajaran 2007/2008. Berdasarkan hasil penulisan ini, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Karena banyaknya manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sebuah media pembelajaran berbasis multimedia, maka sebaiknya semua dosen mata kuliah melengkapi proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran khususnya yang berbasis multimedia. 2. Media pembelajaran yang telah dibuat sebaiknya dimasukkan ke dalam website Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNM, sehingga peserta didik tetap dapat mengakses mata kuliah diluar jam pelajaran. 3. Hal-hal yang belum tercapai dalam media pembelajaran ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat menyempurnakannya agar lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan sehubungan dengan hasil tulisan ini, yaitu : 1. Media pembelajaran berbasis multimedia yang dihasilkan merupakan file-file video yang digunakan pada pembelajaran kelompok eksperimen. Hasil belajar mahasiswa lebih tinggi yaitu sebesar 27,96, sedangkan hasil belajar mahasiswa kelompok kontrol sebesar 22,42. 2. Hasil belajar mahasiswa kelompok eksperimen berada pada kategori sedang (37,04%), sedangkan hasil belajar kelompok kontrol berada juga pada kategori sedang (51,61%). 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa kelompok eksperimen dan hasil belajar

Agussalim. 2007. “Desain WEB Jurusan Teknik Elektro.” Skripsi. Tidak dipublikasikan. Makassar: FT UNM. Andi Nurputri. 2007. Aplikasi Snagit Capture pada Mata Kuliah Teknik Pengaturan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Skripsi. Tidak dipublikasikan. Makassar: FT UNM. Arief Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Arsyad,Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. http://id.wikipedia.org, akses 17 Maret 2008. Jhon D Latuheru. 2002. Media Pembelajaran : dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Makassar : Makassar State University.

Syamsurijal. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasisi Multimedia

Kurniawan,Yahya. 2006. Belajar Sendiri Macromedia Flash 8. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Purwanto, Eko. 2004. Demo Membuat Animasi Teori dan Praktek, (on line), (http://www.webmediacenter.com). Singgih Santoso. 1998. Aplikasi Excel dalam Statistik Bisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Syamsurijal, 2005. Elektronika Daya, Buku Ajar, Tidak dipublikasikan. Makassar: Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Sudjana. 2003. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

7