Batuan granit G. Melingkung (G. Menyukung) diperkirakan mirip dengan granit
Tipe Kaledonian ... intrusi granit, granodirit serta diorit dan batuan dari. Kelompok
...
PENYELIDIKAN MINERALISASI LOGAM DASAR DAN LOGAM LANGKA DI DAERAH G.MELINGKUNG, KAB. HULU KAPUAS, PROV. KALIMANTAN BARAT
SARI Oleh: Simpwee S., Zulkifliu M.D., Said Ismail dan Kisman Laporan terdahulu menyatakan bahwa di daerah Komplek Danau yang berada di dalam daerah Cagar Alam D. Sentarum, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, terdapat indikasi mineralisasi timah dari anomali Sn dalam conto endapan sungai aktif yang diduga berkaitan dengan granit G. Melingkung (G. Menyukung) berumur Kapur Awal (Heryanto, dkk.1993).Penyelidikan saat ini adalah untuk menginventarisasi mineralisasi logam dasar dan langka,, meliputi pengamatan geologi di sekitar singkapan yang ditemui, pencontohan geokimia endapan sungai aktif, pencontoan konsentrat dulang serta batuan. Geologi daerah G. Menyukung (G.Melingkung) termasuk dalam Peta Geologi Lembar Sintang sekala 1 : 250.000 (Heryanto dkk, 1993 P3G). Daerah Distrik Danau adalah daerah berdanau-danau dan pedataran diantara danau dengan satuan fisiografi Inselberg yang menonjol, berupa gunung-gunung rendah membulat. Batuan granit G. Melingkung (G. Menyukung) diperkirakan mirip dengan granit Tipe Kaledonian yang terletak pada jalur pluton terisolir berumur Kapur yang terdiri dari dua macam yaitu Tipe I (magnetit series) dan Tipe S (Ilmenit series). Granit seri ilmenit cenderung berasosiasi dengan mineralisasi Sn (timah putih), sedangkan granit seri magnetit biasanya mempunyai kaitan dengan mineralisasi logam dasar, termasuk jenis endapan tembaga porfiri. Mineral logam yang ditemukan adalah magnetit, ilmenit, arsenopirit, pirhotit, pirit, kalkopirit, spalerit dan oksida besi. Logam langka tidak ditemukan selain zirkon yang ada di semua conto konsentrat dulang. Batuan yang berpotensi menjadi batuan induk (host rock) mineralisasi adalah: a.
satuan batuan intrusi granit yang dikontrol oleh struktur dengan ubahan hidrotermal.
b.
Batuan sedimen aluvial yang berupa endapan undak yang berasal dari rework batuan sedimen tua.
Hasil analisa conto endapan sungai aktif menunjukan hasil kandungan unsur logam tidak merata (eratic), yang mencerminkan jenis mineralisasi terjadi dari beberapa tipe baik dari tipe urat atau mineralisasi yang berkaitan dengan struktur maupun tipe kontak serta replacement pada batuan intrusi.
Kapur, seperti tersebar cukup luas, baik di
PENDAHULUAN Demi
menjaga
ketersediaan
bahan-bahan
P.Sumatra maupun P.Kalimantan.
maka
Penyelidik terdahulu menemukan adanya
penyelidikan bahan galian logam, diantaranya
anomali Sn dalam conto endapan sungai aktif yang
logam dasar dan logam langka, masih harus terus
diduga
diusahakan untuk menemukan endapan baru.
Melingkung (G. Menyukung) berumur Kapur
Bahan galian mineral logam timah biasanya
Awal yang tersingkap di daerah Peg. Meliyau.
terdapat berasosiasi dengan batuan granit berumur
Disamping itu batuan tersebut juga dilaporkan
logam
bagi
industri
di
Indonesia
berkaitan
dengan
batuan
granit
G.
d. Tiga belas conto batuan terpilih dianalisis kimia untuk kandungan oksida unsur utama dan unsur Cu, Pb, Zn, Mo, W, Sn, Ag, Au dan As. e. Pemeriksaan mineral bijih pada 9 conto batuan termineralisasi. GEOLOGI Geologi Melingkung)
daerah termasuk
G.
Menyukung
dalam
Peta
(G.
Geologi
Lembar Sintang sekala 1 : 250.000 (Heryanto dkk, 1993 P3G). Fisiografi daerah penyelidikan yang terletak dalam Distrik Danau mungkin merupakan sebuah amblesan (tanah tenggelam) masa kini Gb. 1 Peta lokasi daerah penyelidikan G.Melingkung
yang terhalang dari sungai utama S.Kapuas oleh pegunungan rendah, terdiri dari daerah berdanau-
yitrium,
danau dan daerah pedataran diantara danau serta
stronsium dan unsur tanah jarang yang jauh lebih
satuan satuan fisiografi Inselberg yang menonjol,
tinggi dari pada batuan granit di daerah lain seperti
berupa gunung-gunung rendah membulat, dengan
granit di daerah Sintang dan Piyabung (Heryanto,
puncaknya G. Melingkung (G. Menyukung), ± 630
dkk. (P3G, !993).
m dpl. ditempati oleh batuan Granit Melingkung
mengandung
zirkonium,
titanium,
(Granit Secara
administratif
daerah
penyelidikan
termasuk dalam Kabupaten Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat (Gambar 1), merupakan Hutan Cagar Alam Danau Sentarum yang dihuni berjenis satwa air, burung dan flora khas daerah Komplek Danau. Luas daerah kerja ± 260,1 km², terletak ± 120 km sebelah timurlaut Sintang, atau ± 60 km sebelah baratlaut Putusibau, di sebelah utara jalur lalulintas utama S. Kapuas.
Menyukung,
Klme),
batuan
bancuh
Komplek Danau (Jkld) dan batuan sedimen Tersier Kelompok Mandai (Temd, Heryanto dkk, 1993 P3G). Jauh di bagian barat dan utaranya tersebar batuan dari Komplek Kapuas (Jklk), batuan sedimen Formasi Kantu (Teka) berumur Eosen Akhir dan batu pasir Tutoop (Tetu), juga berumur Eosen Akhir. Di selatannya dibatasi oleh daerah perbukitan bergelombang Melawi dan Ketungau
Dalam penyelidikan ini telah dilakukan :
yang ditempati oleh batuan dari Komplek Semitau
a. Pencontoan 75 conto sedimen sungai aktif
(Crs), berumur Perem hingga Trias Awal, dengan
dianalisis kimia untuk unsur Cu, Pb, Zn, Mo, W,
intrusi granit, granodirit serta diorit dan batuan dari
Sn, Ag, Au dan As.
Kelompok Mandai (Temd), berumur Eosen Akhir.
b. Pencontoan 75 conto konsentrat dulang dilakukan
pemeriksaan
mineral
butir
untuk
mengetahui jenis dan prosentasi mineral-mineral berat yang ada. c. Pemeriksaan petrografi pada 9 conto batuan terpilih.
Tiga satuan morfologi di daerah penyelidikan yaitu (Gambar 2): a) Satuan morfologi pedataran dan rawarawa. Sebagian besar terletak di bagian tengah. b) Satuan morfologi perbukitan rendah merupakan bukit-bukit kecil yang terpisah.
c) Satuan morfologi perbukitan sedang
termineralisasi sulfida seperti pirit dan sedikit
merupakan perbukitan G. Meliyau dan perbukitan
kalkopirit. Pada batuan diorit kadang ditemui urat
G. Melingkung. Bentuk bukit membulat, di
tipis kuarsa mengandung sedikit mineral turmalin .
beberapa tempat terdapat gawir-gawir sesar.
Satuan batuan sedimen menempati bagian timur komplek Bk. Melingkung dan di Bk. Semujan di barat. Sebagian besar berupa batupasir kuarsa dari Kelompok Mandai, berumur Eosen Akhir, terletak tidak selaras menutupi batuan intrusi (R. Haryanto dkk,1993). Satuan batuan aluvium berumur Kwarter-
Gb. 2. Morfologi perbukitanan sedang, nampak Bk.
Holosen merupakan dataran wilayah danau berupa
Meliyau (granit dan ofiolit) di kiri, morfologi perbukitan rendah Bk. Pemutar dan Bk.Nibung (Granit dan aluvial) di tengah di pisahkan oleh lembah berawa-rawa sungai Embaluh Leboyan dengan Bk. Melikung (Granit) dan Bk. Semujan (Batupasir) di sebelah kanan. Foto diambil dari arah barat (Danau Luar).
endapan kerikil, pasir dan lumpur.
Stratigrafi Daerah penyelidikan miskin dengan singkapan karena merupakan daerah danau, rawa-rawa dan perbukitan rendah yang ditutupi hutan lebat. Batuan granit Menyukung yang berumur Kapur Awal tersingkap di utara di G. Meliyau dan di selatan di daerah G. Melingkung (Gambar 3.). Umumnya terdiri dari granit dan granodiorit alkali felspar mengandung biotit, menerobos batuan mafik kompleks mafik danau dan tertindih oleh batu pasir kuarsa kelompok Mandai. Urutan batuan dari yang tertua sampai yang termuda di daerah ini seperti di bawah ini : Satuan batuan ofiolit berumur Jura sampai Kapur Awal yang diterobos oleh batuan granit (R. Haryanto dkk,1993), ditemukan di bagian barat komplek Bk. Meliyau, Bk. Telatap dan Bk. Merekas di bagian tengah daerah penyelidikan, terutama terdiri dari batuan doleritik dan gabroik. Batuan ini telah mengalami deformasi kuat. Satuan batuan intrusi terdiri dari granit dan diorit berumur Kapur yang menerobos batuan ofiolit yang lebih tua, seperti tersingkap di S. Kendidi dan hulu S.Jabai. Pada beberapa tempat
Tektonik Batuan ofiolit dan sedimen Samudera dari Kompleks Mafik Danau dan Kompleks Kapuas berumur Kapur terdeformasi ke dalam suatu baji akresi berumur Kapur Awal selama penunjaman ke arah selatan di bawah benua yang sekarang diwakili oleh sebagian besar Kalimantan dan sekitar paparan Sunda. Penunjaman yang diikuti oleh pembentukan sebuah busur magmatis tepian benua yang besar dan sisanya terawetkan sebagai batolit Schwaner dan batolit lainnya (Amirudin 1989). Daerah tepi benua umumnya telah ditutupi oleh cekungan busur muka memanjang sepanjang parit tunjaman. Sedimen busur muka fasies lereng benua kemungkinan berangsur menjadi sedimen samudera dari Kompleks Kapuas yang sebagian bergabung dalam baji akresi. Pada Akhir Kapur Awal busur magmatis dan sekitar tepian benua terangkat, komposisi magma berubah dari tonalit dan granodiorit ke granit, sedangkan tepi utara daratan menurun dan membaji di bawah tepi selatan daratan. Struktur sesar Sedikitnya terdapat tiga sesar di daerah Bk. Melingkung-Bk. Meliyau. Sesar-sesar ini diduga merupakan penyelidikan.
kontrol
mineralisaasi
di
daerah
Sesar Keban Batu di interpretasikan sebagai 0
0
Analisis Kimia Conto Endapan Sungai Aktif
sesar naik/anjak dengan arah N70 E/70 S, terjadi
Analisis statistik sederhana menetapkan 2
pada batuan ofiolit. Pada zona sesar tersebut
(dua) Harga Anomali = harga rata-rata + 1
batuan granitik menerobos batuan ofiolit dan
standar deviasi dan harga rata-rata + 2 standar
terjadi mineralisasi pada batuan sampingnya. Sesar
deviasi (Tabel 1.).
ini berkembang juga di bagian tengah daerah penyelidikan seperti di Bk. Telatap.
Secara umum hasil analisis unsur-unsur menunjukan nilai rata-rata untuk Sn, W dan As
Sesar kedua adalah sesar normal berarah
berada di atas nilai rata-rata unsur yang terdapat
0
N40 -45 E/80 NW terdapat di S. Kendidi pada
pada kerak bumi, sedangkan Cu, Pb, Zn, Ag dan
komplek Bk. Meliyau, terjadi pada batuan granitik
Au di bawah nilai rata-rata kerak bumi. Untuk Cu,
(Kapur Awal). Gejala mineralisasi ditemukan pada
harga anomali keduanyapun masih jauh berada di
zona breksi sesar dan kaolinisasi. Sesar ini
bawah rata-rata kerak bumi (nilai clarke, menurut
berkembang juga di S. Kenasau menerus ke S.
Taylor, 1964).
0
0
Peraras Putih yang ditempati oleh batuan dioritik di Komplek G. Melingkung. Sesar ketiga berarah hampir utara-selatan,
Sebaran unsur Cu, Zn, Mo, W, Ag, Au dan As umumnya tidak merata dan sangat eratic kecuali Pb yang agak normal.
terjadi pada batu pasir kuarsa (Eosen Akhir) di Bk.
Kandungan emas (Au) dalam contoh sangat
Semujan dan di batuan granit di S. Jabai,
eratic dan sangat tinggi mungkin akibat banyaknya
mengakibatkan mineralisasi pada batuan granitnya.
butiran emas berukuran sangat halus terbawa dalan
Geokimia
conto. Korelasi Antar Unsur
Semua conto endapan sungai aktif dan batuan telah dianalisis di Laboratorium Kimia DIM, untuk mengetahui kandungan unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Mo, Sn, W, Ag, Au dan As.
Koefisien korelasi antar unsur menunjukan tidak adanya korelasi yang agak menonjol (significant) antara unsur-unsur dalam conto endapan sungai aktif (Tabel 2.).
Tabel 1. Nilai Anomali Unsur Dalam Conto Endapan Sungai Aktif dan Kerak Bumi Simpang Minimum Maksimum Harga rata-rata Nilai Anomali Baku Jumlah Unsur conto X, Kerak X + 1 SD X + 2 SD (ppm) (ppm) (ppm) bumi (ppm) (ppm) (ppm ) 75 Cu 1,00 120 8,88 55 19,15 28,03 47,18 75 Pb 0,10 51 12,40 13 9,13 21,53 30,66 75 Zn 0,10 231 26,78 70 39,28 66,06 105,34 75 Mo 1,00 7 1,64 1,5 1,04 2,68 3,71 75 W 1,00 14 2,65 1,5 2,60 5,26 7,86 75 Sn 5,00 60 11,40 2 12,04 23,44 35,48 75 Ag 0,50 3 0,77 0,07 0,44 1,20 1,64 75 Au 0,10 240 19,34 40 56,53 75,88 132,41 75 As 2,50 30 4,63 1,8 5,23 9,86 15,09 Catatan: Au dalam ppb Adanya nilai koefisien korelasi antara 50% sampai 75% pada unsur logam dasar mungkin
disebabkan hanya oleh kedekatan valensi unsur-
unsur tesebut yang biasa terdapat pada proses
inklusi dalam mineral yang mengandung seng
pengendapan batuan beku yang sama.
(seperti spalerit).
Koefisien
korelasi
56%-58%
yang
ditunjukan antara unsur Ag dan As dengan Zn mungkin mengindikasikan adanya mineral yang mengandung Ag (misalnya argentit) sebagai Tabel 2. Koefisien Korelasi Antar Unsur Dalam Conto Endapan Sungai Aktif Unsur Cu Pb Cu 1 Pb 0,54 1 Zn 0,48 0,75 Mo 0,02 0,53 W -0,14 -0,22 Sn 0,13 0,15 Ag 0,55 0,35 Au 0,27 -0,02 As 0,29 0,41 Catatan : Au dalam ppb
Zn
1 0,46 -0,20 0,22 0,25 -0,12 0,58
Mo
W
Sn
1 -0,10 0,16 0,20 -0,14
1 0,01 -0,05 0,09
1 0,07 0,24 0,05 -0,16 0,10
Ag
Au
1 0,46 0,11
As
1 -0,12
1
untuk unsur Cu, Pb, Zn, Mo, Sn, W, Ag, Au dan
Analisis Kimia Conto Batuan. Sebanyak 13 conto batuan terpilih dari
As (Tabel 3).
singkapan maupun bongkah telah dianalisis
Tabel 3. Daftar Hasil Analisis Kimia Conto Batuan, Daerah G. Melingkung KODE
Cu
Pb
Zn
W
Sn
Mo
Ag
Au
As
CONTO MK0102/R
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppb)
(ppm)
32
131
0
20
8
15
193
4
18
70
20
0
15
2
0
5
15
0
3
3
0
0
10
21
137
4
0
6
3
0
5
MK01012/R
77
902
MK01018/F
773
2
0
0
5
2
5
33
MK01034/R
13
34
0
0
8
1
0
0
MK01039/F
36
37
82
22
0
15
2
0
0
90
30
79
4
0
6
3
0
5
MK01040/F
28
37
94
20
0
8
3
0
0
MK01041/R
167
30
182
6
1600
5
3
0
0
MK01045/R
324
28
73
6
0
6
3
0
0
MK01049/R
8
14
7
15
0
6
2
2
0
MK01050/R
6
43
92
12
20
5
2
6
0
Kerak Bumi
55
13
70
1,5
2
1,5
0,07
40
1,8
MK0105/R MK0107/F MK01010/F
39
Bila dibandingkan dengan kandungan ratarata unsur logam dalam kerak bumi, maka ada
20
beberapa
conto
3
batuan
6
yang
7,5
menunjukan
kandungan unsur logam Cu, Pb, Zn, dan Sn
ampibol, piroksen, garnet, zirkon, turmalin,
yang cukup tinggi (anomali).
biotit, muskovit, anatas, pirit, rutil, leukosin,
Analisa kimia unsur utama batuan (major
korundum, emas dan kasiterit Ada lima
element) granit G. Menyukung.
kelompok mineral berat:
Sebanyak empat conto batuan granit dan
Kelompok
oksida/hidroksida
adalah
satu conto batuan diorit dianalisis untuk unsur
Ilmenit (FeTiO3), Leukosen (mineral ubahan
utama batuannya (Tabel 4).
dari ilmenit) dan Hematit (Fe2O3) merupakan
Hasil
analisis
kemudian
dibandingkan
mineral bijih besi.
dengan analisis batuan granit dari daerah
Kelompok sulfida: berupa mineral pirit dll.
tersebut hasil penyelidikan terdahulu (conto No.
yang sebagian telah teroksidasi menjadi limonit.
83 PP 101B, Amiruddin, 2000). Secara umum
Kelompok silikat: terdiri dari mineral
conto
batuan
granit
tersebut
menunjukan
kesamaan komposisi. Sedangkan satu conto batuan
diorit
(MK01042/R)
mempunyai
garnet,
turmalin,
amfibol/hornblende,
muskovit, biotit dan epidot. Kelompok logam langka: yang teramati
komposisi yang cukup berbeda.
adalah zirkon, sedangkan yang lainnya seperti
Analisa Fisika Mineral
monasit dan xenotim sangat sukar teramati.
Hasil pemisahan mineral berat dari 75 conto sedimen yang diperoleh membuktikan
Zirkon ditemukan hampir di semua conto konsentrat dulang.
bahwa seluruh conto mengandung mineral
Kelompok logam mulia: berupa butiran
berat. Dapat diindentifikasi 18 mineral berat
emas letakan, dengan ukuran vfc sampai mc,
yaitu,
berbentuk lembaran, framboidal maupun jarum
magnetit,
ilmenit,
hematit,
epidot,
Tabel 4. Daftar Hasil Analisis Major Elements Conto Batuan Daerah G. Melingkun, Kal. Bar. 83 PP MK0103/R MK01014/R MK01044/R MK01056/R MK01042/R No.CONTO 101B (%) % % % % % SiO2 76.50 70.06 71.52 76.20 74.54 49.50 Al2O3 12.30 11.54 11.01 9.62 12.04 14.69 Fe2O3 0.86 6.60 3.20 4.00 4.00 9.00 CaO 0.71 2.90 2.57 1.77 1.45 10.13 MgO 0.09 0.70 1.40 0.35 0.10 7.80 Na2O 3.52 3.24 3.58 3.17 2.48 2.83 K2O 4.18 3.19 2.85 3.64 4.01 0.26 TiO2 0.13 0.68 0.69 0.19 0.17 0.76 MnO 0.04 0.05 0.01 0.01 0.02 0.13 P2O5 0.14 0.10 0.09 0.04 0.05 SO3 0.08 0.00 0.01 0.01 0.06 H2O0.20 0.43 1.29 0.56 0.77 1.60 HD 0.82 2.20 0.87 1.04 4.15
Tabel 5. Sebaran mineral berat dan langka dalam conto konsentrat dulang Mineral
Jml. Conto
Mineral
Jml. Conto
Ilmenit
75
Pirit
18
Zirkon
72
Biotit
14
Piroksen
71
Magnetit
10
Hematit
68
Leukosen
9
Amfibol/Hornblende
49
Emas
6
Epidot
41
Korundum
5
Anatas
25
Muskovit
4
Rutil
19
Garnet
2
Turmalin
18
Kasiterit
1
.
Ilmenit tersebar tidak merata dalam batuan baik
sebagai
individu
kristal
maupun
mengelompok. Arsenopirit tersebar tidak merata dalam batuan. Pirhotit, trace, sebagian terubah ke oksida besi, tersebar tidak merata dalam batuan, beberapa terdapat bersama kalkopirit. Ubahan Hidrotermal. Ubahan hidrotermal yang dapat diamati Gb. 4. Fotomikrograp Butir Emas Letakan,
adalah pada mineral pembentuk batuan seperti
Bk.Semujan.
ortoklas, plagioklas, biotit dan hornblende, mengalami ubahan hidrotermal dalam bentuk
Mineragrafi Beberapa conto batuan granit terpilih dibuat
serisit-klorit-pirit-lempung (ubahan phyllik?)
sayatan poles dan dianalisis mineragrafi untuk
seperti pada batuan granitik di S. Kendidi,
mengetahui mineral logam yang terjadi dan
berintensitas kuat sampai lemah. Di S. Keban
mineral asosiasinya.
Batu ditemukan mineral-mineral ubahan kalsit
Kalkopirit
berwarna
kuning,
berbutir
sangat halus, terdapat tersebar tidak merata
dan klorit pada batuan ofiolit. Zona Mineralisasi
bersama pirhotit. Beberapa ditemukan sebagai
Zona mineralisasi logam di daerah ini
chalcopyrite deseases dalam mineral sfalerit,
teridentifikasi baik dari pengamatan yang
ditemukan juga mineral ilmenit-arsenopirit-pirit
dilakukan di lapangan diperkuat dengan hasil
tersebar di dalam batuan granit.
analisis mineragrafi conto batuan, yaitu : kalkopirit,
Zona Mineralisasi S. Kendidi, ditandai
menunjukkan refleksi dalam merah kecoklatan.
oleh hadirnya mineral-mineral magnetit, pirit,
Pirit terdapat beberapa butir tersebar tidak
kalkopirit, sfalerit dan galena (?) tersebar di
merata, sebagian terubah ke oksida besi.
dalam batuan granit yang telah mengalami
Magnetit sebagian terubah ke oksida besi,
ubahan phylik(?). Hasil analisis kimia terhadap
Sfalerit,
terdapat
bersama
tersebar merata dalam batuan.
conto batuan, dari lokasi ini adalah: Cu = 77
emas ini belum diketemukan sehingga sulit
ppm, Pb = 902 ppm, Zn = 773 ppm.
untuk
Zona Mineralisai S. Kedungkang dan S.
menentukan
dengan
pasti
tipe
mineralisasi emas di daerah ini.
Keban Batu. Mineral pirit, pirhotit, sedikit
Zona
Mineralisasi
Bk.
Nibung-Bk.
kalkopirit terdapat tersebar secara sporadik dan
Lubang Papau teridentifikasi dari hasil analisis
pengisian retakan (fractur filling) di dalam
mineragrafi (MK01027R), yang menemukan
batuan ofiolit (dolerit, gabroik) dengan ubahan
mineral
kalsit-klorit, diduga karena adanya intrusi
dalam batuan granit.
batuan granitik terhadap batuan ofiolit tersebut.
PEMBAHASAN
Arsenopirit tersebar dan mengisi retakan.
Keberadaan granit pembawa timah.
Zona Mineralisasi S. Bejabang. Terdapat
ilmenit-arsenopirit-pirit
Amiruddin
(2000)
tersebar
menyatakan
di
bahwa
mineralisasi logam pirhotit-pirit-kalkopirit dan
granit G. Melingkung termasuk kedalam deretan
oksida besi tersebar tidak merata di dalam
granit pluton terisolasi (isolated granite plutons)
batuan granit yang telah mengalami ubahan
yang biasanya terdiri dari granit dan granodiorit.
serisit-lempung-klorit.
Komposisinya adalah calc alkali sampai alkali
Hasil
analisis
kimia
menunjukan kandungan unsur: Cu = 39 ppm, Pb
atau
= 32 ppm, Zn = 131 ppm, W = 20 ppm, Mo =
Amiruddin (2000) juga menyatakan bahwa ada
20 ppm, Ag = 3 ppm dan Au = 6 ppb.
dua tipe granit orogen berumur Kapur di
Zona Mineralisasi S. Jabai. Terdapat
metaluminous
sampai
peraluminous.
Kalimantan Barat. Granit tersebut umumnya
mineral magnetit-pirit-kalkopirit yang teramati
mempunyai ciri-ciri
tersebar secara tidak merata (sporadic) di dalam
Kordileran dan Tipe Kaledonian.
granit
orogenik
Tipe
batuan granit dengan ubahan lempung, serisit,
Secara umum empat conto batuan granit
sedikit epidot dan klorit. Analisis kimia
hasil penyelidikan yang sekarang (MK0103/R,
memperlihatkan kandungan unsur: Cu = 324
MK01014/R, MK01044/R dan MK01056/R)
ppm, Pb = 28 ppm dan Zn = 73 ppm. Adanya
menunjukan kesamaan komposisi kimia dengan
sesar berarah hampir utara-selatan diduga
conto batuan granit hasil penyelidikan terdahulu
merupakan kontrol dari mineralisasi di daerah
(conto No. 83 PP 101B, Amiruddin, 2000).
tersebut.
Dengan demikian conto batuan granit Komplek
Zona
Mineralisasi
Bukit
Semujan.
Ditemukan butiran emas dominan menyudut runcing sampai menyudut tanggung berukuran
G. Melingkung (G.Menyukung) mungkin mirip dengan batuan granit tipe Kaledonian juga. Granit seri ilmenit cenderung berasosiasi
dari 50 mikron sampai 400 mikron. Melihat dari
dengan
bentuknya butiran emas ini mungkin tidak jauh
sedangkan
di transport dari sumbernya. Conto batuan urat
mempunyai kaitan dengan mineralisasi logam
kuarsa terbreksikan dari daerah ini mengandung
dasar, termasuk jenis endapan tembaga porfiri
unsur Cu = 6 ppm, Pb = 43 ppm, Zn = 12 ppm
(Takahashi dkk.1980).
mineralisasi granit
seri
Sn
(timah
magnetit
putih), biasanya
dan Sn = 20 ppm. Dari gravel dan kerikil yang
Penyelidikan yang telah dilakukan saat ini
didulang sangat banyak mengandung kerakal
menemukan kandungan unsur Sn dalam conto
urat-urat
terbreksikan.
batuan granit dari S. Kedungkang sebesar 1600
Batuan induk (host rock) pembawa mineral
ppm yang diperkuat dengan adanya butir
kuarsa
dan
kuarsit
kasiterit
(trace)
dalam
konsentrat
dulang.
Bila dibandingkan dengan kandungan rata-
Dengan demikian kecurigaan akan adanya
rata unsur logam dalam kerak bumi, maka ada
granit pembawa timah di daerah ini cukup
beberapa
beralasan.
kandungan unsur logam Cu, Pb, Zn, dan Sn
Geokimia
yang cukup tinggi (anomali), yaitu pada conto
conto
batuan
yang
menunjukan
Secara umum hasil analisis unsur-unsur
batuan: MK01012R (S. Kedindi) Cu= 77 ppm,
menunjukan nilai rata-rata untuk Sn dan W
Pb=902 ppm dan Zn=773 ppm, MK01041R
berada di atas nilai rata-rata unsur yang terdapat
(S.Kedungkang) Cu=167 ppm, Pb=30 ppm,
pada kerak bumi. Tingginya nilai kandungan Sn
Zn=182 ppm dan Sn=1600 ppm, MK01045R
mungkin karena adanya batuan granit pembawa
(S. Jabai ) Cu=324 ppm, Pb=28 ppm dan Zn=73
timah di daerah ini, sedangkan tingginya nilai
ppm.
dengan
Relatif tingginya kandungan unsur-unsur
mineralisasi yang berhubungan dengan batuan
logam dasar dalam batuan tersebut berkaitan
plutonik (temperatur tinggi).
dengan zona mineralisasi di daerah sesar yang
kandungan
W
biasanya
terkait
Pada unsur Cu, Pb, Zn, Mo, Ag, Au dan As
mengenai batuan granit dan ofiolit serta relatif
nilai kandungan rata-rata berada di bawah nilai
berkaitan erat dengan zona anomali geokimia
rata-rata kerak bumi. Khusus pada unsur Cu,
yang muncul. Kandungan unsur emas (Au) dalam conto
harga anomali kedua-nyapun masih jauh berada di bawah rata-rata kerak bumi (nilai clarke,
endapan
sungai
Taylor, 1964). Hal ini berarti mineralisasi dari
minimum 0,10 ppb sampai maksimum 15.384
unsur-unsur tersebut terjadi tidak berkaitan
ppb. Nilai tinggi tersebut terdapat pada conto
langsung dengan batuan pluton, mungkin
dari daerah Bk. Semujan. Sedemikian tingginya
berupa tipe urat yang berkaitan dengan struktur
kandungan Au pada conto dari daerah tersebut
(daerah sesar), walaupun pada beberapa conto
mungkin
batuan ditemukan pula mineralisasi logam dasar
berukuran sangat halus (mikro) yang terbawa
tipe replacement.
dalam conto endapan sungai aktif. Karena
akibat
aktif
sangat
banyaknya
eratic
butiran
dari
emas
Hasil analisis kimia terhadap conto endapan
dalam conto konsentrat dulang pada lokasi yang
sungai aktif menyimpulkan bahwa pada daerah
sama dari daerah tersebut ternyata banyak
penyelidikan terdapat empat lokasi daerah
mengandung butiran emas letakan.
anomali (Gambar 5 dan 6). Cu mengelompok di
Analisis butir konsentrat dulang.
sekitar S. Kedungkang berasosiasi dengan
Sebaran mineral rombakan ilmenit, zirkon,
batuan ofiolit terubah, kontak dengan batuan
piroksen, hematit dan amfibol dalam conto
granitik. Pada lokasi ini harga anomali Cu ini
kosentrat dulang di daerah ini mencerminkan
disertai pula anomali Pb dan Zn, sedangkan di
asal mineral tersebut yang sebagian besar
lokasi S. Baung yang ditempati oleh batuan
ditempati
granit berasosiasi dengan anomali Pb, Zn dan
mineral kontak seperti epidot, anatas, korundum
Au. Di daerah lain masih di Kedungkang,
dan
anomali Cu berasosiasi dengan anomali Pb,Zn
terjadinya
dan As.
sedangkan adanya mineral turmalin dan kasetrit
oleh
garnet
batuan
mungkin proses
granitan.
juga
Hadirnya
mencerminkan
metasomatik
kontak,
(trace) mungkin berasal dari adanya tipe
mineralisasi greisen pada kontak batuan granit.
adalah mula-mula pembentukan magnetit dan
Hadirnya butiran emas dalam konsentrat dulang
ilmenit
mengelompok di daerah tertentu mungkin
arsenopirit dan pirit selanjutnya pembentukan
berkaitan dengan adanya batuan sedimen tua
kalkopirit
(batu pasir) yang menjadi batuan dasar daerah
pembentukan oksida besi.
danau. Mineragrafi
3.
kemudian
dan
Adanya
pengendapan
spalerit,
ubahan
diakhiri
pirhotit,
dengan
hidrotermal
dan
penemuan mineral bijih sulfida mengandung
Dari beberapa sayatan poles ditemukan
logam dasar serta terdapatnya logam emas
adanya mineralisasi sulida logam, seperti pirit,
letakan maka batuan yang berpotensi menjadi
kalkopirit, galena dan arsenopirit, ada yang
batuan induk (host rock) mineralisasi adalah:
terbentuk dalam batuan sebagai replacement
a. Satuan batuan intrusi granit yang
mineral mafik (tipe tersebar) dan ada pula yang
dikontrol
berasosiasi dengan urat kuarsa. Umumnya
hidrotermal.
oleh
struktur
dengan
ubahan
mineralisasi logam ini berkaitan atau dikontrol
b. Batuan sedimen aluvial yang berupa
oleh sesar, yang kebanyakan berupa sesar
endapan undak yang berasal dari rework batuan
normal. Paragenesa yang dapat diamati adalah
sedimen tua.
mula-mula pembentukan magnetit dan ilmenit
4. Hasil analisa conto endapan sungai aktif
kemudian pengendapan pirhotit, arsenopirit dan
menunjukan hasil kandungan unsur logam tidak
pirit selanjutnya pembentukan kalkopirit dan
merata (eratic), yang mencerminkan jenis
spalerit, diakhiri dengan pembentukan oksida
mineralisasi terjadi dari beberapa tipe baik dari
besi.
tipe urat atau mineralisasi yang berkaitan
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan struktur maupun tipe kontak serta
1. Batuan granit G. Melingkung (G.
replacement pada batuan intrusi.
Menyukung) diperkirakan mirip dengan granit
5. Daerah mineralisasi logam yang menarik
Tipe Kaledonian yang terletak pada jalur pluton
adalah di daerah Bk. Semujan dan hulu S.
terisolir berumur Kapur yang terbentuk akibat
Sputat yang merupakan lokasi keterdapatan
tumbukan kerak benua utara dan benua selatan
logam emas dan di S. Kendidi, S. Keban Batu-
di tepi batas benua. Ada dua macam yaitu Tipe I
Kedungkang untuk mineralisasi timah serta di
(magnetit series) dan Tipe S (Ilmenit series)
daerah S.Pelai serta S. Jabai sebagai lokasi
dengan sumber magma yang berbeda. Granit
terdapatnya indikasi mineralisasi sulfida logam
tipe seri ilmenit cenderung berasosiasi dengan
dasar.
mineralisasi Sn (timah putih), sedangkan granit
Ucapan Terimakasih
seri magnetit biasanya mempunyai kaitan
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
dengan mineralisasi logam dasar, termasuk jenis
dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Yth.
endapan tembaga porfiri.
Bupati Kapuas Hulu, Camat Batang Lupar di
2. Mineral logam yang ditemukan adalah
Lanjak, Camat Jongkong, Camat Embau di
magnetit, ilmenit, arsenopirit, pirhotit, pirit,
Semitau dan pihak Jajaran Pemda setempat serta
kalkopirit, spalerit dan oksida besi. Logam
semua pihak yang telah membantu kelancaran
langka tidak teramati selain zirkon yang ada di
pelaksanaan kegiatan penyelidikan ini.
semua conto konsentrat dulang. Paragenesanya
Barren Granites, Primary Tin Mineralisation in
DAFTAR PUSTAKA 1.
Amiruddin,
2000.
Petrology
and
geochemistry of the Sepauk Tonalite and its Economic Aspect in the Schwaner Batholith West
Kalimantan.
Journal
Geol.
Southeast Asia, 1989, Ipoh, Perak, Malaysia, pp.19 7. Tholib A., Setiawan B., Dwi Nugroho S.,
Dan
Karno. 1994. Penyelidikan Pendahuluan Logam
Sumberdaya Mineral, Vol. X, No. 100, Januari
Langka Di Daerah Tikus, Burung Mandi dan
2000. DJGSM.
sekitarnya, Kab. Belitung, Sumatera Selatan.
2. Amiruddin, 2000. Characteristics of
DSM
Cretaceous Singkawang and Triassic Sanggau
8. Tholib A., Suhaedi E., Tambunan A.
Batholiths West Kalimantan. Journal Geol. Dan
1996. Laporan Eksplorasi Mineral Logam
Sumberdaya Mineral, Vol. X, No. 103, April
Langka di derah Tikus dan Badaw, Kab.
2000.DJGSM.
Belitung, Sumatera Selatan. DSM.
3. Heryanto R., Harahap B.H., Sanyoto P.,
9. William P.R., Heryanto R., Harahap
Williams P.R., & Pieters P.E. 1993. Geologi
B.H., and Abidin H.Z., 1986. Geological Data
Lembar Sintang, Kalimantan, skala 1:250.000,
Record Sintang 1 : 250.000, West Kalimantan.
P3G.
GRDC & BMR.
4. Ishihara, S., 1981, The Granitoid Series
10. Simpwee S., Zulkifli MD., Said I., dan
and Mineralization. Econ. Geol. The Econ.
Kisman,
Geol. Publish. Co., in Skinner, B.J., Ed.,
Mineralisasi Logam Dasar dan Langka di
th
Pennsylvania, 75 Aniv., Vol., pp. 458 – 484. 5. Takahashi M., et. al. 1980, Magnetiteserie/ilmenite-series vs. I-type/S-type granitoids. In
Ganitic
Magmatism
and
Related
Mineralization. Min. Geol. Special Issue, No. 8, The Soc. of Min. Geol. of Japan. 6. Lehman, B., 1989, Metalogenesis of Tin, in : Project Workshop Tin-Bearing and Tin-
20001:
Laporan
Penyelidikan
daerah G. Melingkung (G. Menyukung), Kab. Kapuas Hulu, Prov. Kalimanyan Barat, DIK-S 2000.
Gbr.3. Peta Geologi, alterasi dan mineralisasi G. Melingkung
Gbr.5. Peta anomali geokimia unsur Cu,Pb,Zn,Mo dan W
Gbr.6. Peta anomali geokimia unsur Sn,Ag,Au dan As