perancangan aplikasi pembelajaran tentang tindak pidana korupsi ...

23 downloads 252 Views 430KB Size Report
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) ... Yogyakarta, 9 Maret 2013. 46 ..... Live Multimedia Berbasis Selular, Jurnal.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) Yogyakarta, 9 Maret 2013

ISSN: 2089-9815

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI BERBASIS MOBILE 1,2

Sang Mulyawan 1, Arief Budiman 2 Program Studi D3 Manajemen Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Merdeka Madiun Jln. Serayu No 79 63133 E-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRAK Keberadaan Indonesia dimata dunia dalam hal korupsi menempati rank 118 dan score 32 point dalam lingkup global dengan indeks rank maksimum 174 serta indeks score 100 point (transparency.org). Yang beberapa dekade ini Indonesia dihebohkan dengan adanya dugaan kasus bail out Century selanjutnya adalah dugaan penyelewehan dana pembangunan Wisma Atlet di Hambalang. Korupsi memang merugikan banyak pihak terutama negara. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi tentang nilai-nilai kejujuran yang ditanamkan sejak dini.Oleh karena itu dibuat sebuah rancangan aplikasi mobile sebagai upaya menumbuhkan semangat Komisi Pemberantasan Korupsi”Berani Jujur Hebat” sehingga dapat mendukung upaya anti korupsi yang terjadi di Indonesia. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah rancangan aplikasi yang dapat dijalankan pada perangkat telepon seluler, dan berisi bagaimana pencegahan korupsi sejak dini dan penanganan apa yang dilakukan jika seseorang dinyatakan koruptor. Salah satu kelebihan dari aplikasi ini adalah online untuk mengakses informasi didalamnya, karena apabila ada perubahan perundang-undangan baru data dapat diperbaharui saat itu juga. Kata Kunci: Media edukasi, Korupsi, Teknologi, Multimedia, Mobile pada masyarakat umum, dan menumbuhkan semangat “Berani Jujur Hebat”, sehingga masyarakat umum sadar akan akibat dari berbuat korupsi dan memiliki pengetahuan untuk dapat mencegah berbuat korupsi bagi diri mereka sendiri. Menumbuhkan semangat “Berani Jujur”dapat dilakukan lebih awal melalui penggunaan media informasi yang saat ini sedang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat, karena smartphone atau ponsel pintar saat ini menjadi alat komunikasi dan informasi yang paling favorit (Kannan dan Krasniqi, 2008). Oleh karena ada penelitian ini dibuat rancangan sebuah aplikasi berbasis mobile network yang dapat membantu masyarakat dalam memperoleh pengetahuan mengenai perundangundangan tindak pidana korupsi. Aplikasi ini dapat dijalankan pada perangkat telepon seluler berbasis android, dan dapat diakses setiap saat dengan akses koneksi internet. Aplikasi akan dikembangkan pada smartphone berbasis Android. Dan untuk data-data mengenai tindakan korupsi dan sanksinya akan dilakukan dengan metode studi pustaka pada situssitus pemerintah yang berwenang menangani permasalahan korupsi dan literatur lain, kemudian data-data yang diperoleh akan disimpan di dalam aplikasi Basis Data dan dapat diakses oleh pengguna melalui ponsel. Diharapkan dengan aplikasi tersebut dapat menumbuhkan semangat “Berani Jujur Hebat” pada masyarat khususnya usia dini sehingga dapat mengurangi besarnya angka tindakan korupsi demi menghilangkan budaya korupsi di negara Indonesia.

1.

LATAR BELAKANG Korupsi merupakan tindakan setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara(pasal 2 UU No.31 Tahun 19992 jo. UU No.20 Tahun 2001). Pada level pemerintahan adalah dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pencurian barang-barang publik untuk kepentingan pribadi merupakan korupsi yang disebabkan oleh konstelasi politik (Sutanto, 2002). Perilaku korup seperti penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi. Politik uang (money politic) sekarang sebagai used of money and material benefit in the pursuit of political influence (Gomez, 2000). Dalam Sejarah Indonesia dari masa kemasa kepimpinan seorang Presiden Soekarno tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi tapi tidak membawa hasil. Pada awal Orde Baru, Presiden Soeharto membentuk Tim Pemberantasan Korupsi, lalu “Komite Empat”, dan terakhir menggelar Operasi Tertib (Indrayana, 2008). Hasilnya juga tidak memuaskan. Salah satu kasus korupsi yang membuat negara Indonesia menanggung kerugian sebesar Rp 6,67 Triliun adalah kasus bail out Bank Century pada tahun 2009. Tindakan korupsi bisa lahir dari sebuah kebijakan pemerintah (Carrington, 2007). Dampak dari tindakan korupsi sangat parah yaitu menggerogoti dukungan terhadap demokrasi dan sebuah ekonomi pasar pada negara yang mengalami transisi seperti Indonesia (Kimberly, 1999). Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memberikan pengetahuan mengenai pendidikan anti korupsi

2. 46

TINJAUAN PUSTAKA Penelitian di bidang kriminologi khususnya

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) Yogyakarta, 9 Maret 2013

ISSN: 2089-9815

tidak lepas dari suksesnya teknologi General Packet Radio Service (GPRS) dan 3G dalam memberikan layanan komunikasi data berkecepatan tinggi pada telepon selular, sehingga mengubah pola pikir pengguna yang sebelumnya berorientasi pada komunikasi berbasis suara dan pesan pendek atau short message service (SMS) menjadi kearah komunikasi berbasis data multimedia dan web content (Munif, 2007). Berkaitan dengan teknologi ini sebelumnya pernah dikembangkan aplikasi mlearning untuk aplikasi belajar menulis arab dapat dimanfaatkan untuk mempermudah belajar menulis tulisan arab (Andhi, 2011). Dalam memberikan sajian yang interaktif aplikasi Mobile tersebut, dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa elemen multimedia seperti gambar, teks, dan suara, seperti yang ditunjukkan oleh Mulyadi dkk (2011). Perancangan konten m-learning dengan sistem live multimedia berbasis mobile bisa menampilkan materi pembelajaran tampil cukup interaktif dengan memadukan bebagai macam elemen sistem, sehingga dapat terjadi umpan balik pembelajaran yang baik, (Santoso dkk, 2009).

korupsi juga telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Doemodiaharjdo (2008), dimana mereka menjelaskan bahwa untuk mencegah perbuatan korupsi ada tiga pendekatan yang bisa digunakan yaitu pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi, pendekatan saat korupsi terjadi dan pendekatan setelah korupsi. Dari tiga pendekatan ini bisa diklasifikan tiga strategi untuk mencegah dan memberantas korupsi, yaitu strategi preventif untuk mencegah terjadinya korupsi, strategi detektif untuk mendeteksi terjadinya korupsi dengan cepat dan strategi represif untuk memberikan sanksi hukum bagi pelaku korupsi. Oleh karena itu, kita memerlukan pendidikam moral, yaitu pendidikan yang memiliki komitmen tentang langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan pendidik untuk mengarakan genersi muda pada nilai-nilai (values) dan kebajikan (virtues) yng akan membentuknya menjadi manusia yang baik (good people) Zaubaidi (2005). Dengan maksud untuk menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman, kesadaran masyarakat akan perilaku korupsi sehingga kerugian berantai dapat dikurangi pada saat proses korupsi terjadi (Doemodiaharjdo, 2008). Menurut Santoso (2012), memberi wewenang bagi pengelola perguruan tinggi untuk menjadikan PAK (Pendidikan AntiKorupsi) sebagai pelajaran sisipan mata kuliah pilihan ataupun wajib. Oleh karena itu hal ini perlu diajarkan mulai dari lingkungan paling kecil yaitu keluarga kemudian tingkat sekolah dan masyarakat secara umum. Kesadaran akan sikap anti korupsi bertujuan untuk mengembangkan semangat "Berani Jujur Hebat" di masyarakat umum, sehingga masyarakat sadar akan perilaku tersebut dan dengan pendidikan serta pengetahuan yang mereka miliki masyarakat dapat menerapkan sikap anti korupsi dimanapun dan kapanpun (Purmini, 2011). Dengan berbagai perkembangan teknologi yang telah banyak memberikan ide-ide baru di dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat, dan di era ini media edukasi sudah tidak lepas dari kecanggihan perangkat teknologi komunikasi mobile dan teknologi internet. Yang kemudian menjadi kecenderungan baru untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara mobile atau sering disebut mobile learning (m-learning), dimana teknologi ini penggabungan antara teknologi telekomunikasi dan internet, (Riyanto dkk, 2010). Beberapa aplikasi penyedia dikembangkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat mengakses konten dan layanan kapan saja, dimana saja dengan menggunakan telepon selular, PDA, ponsel, laptop dan tablet dalam proses pengajaran dan pembelajarannya (Wood, 2003). Pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian para kalangan pendidikan, karena pada dasarnya media sebagi alat bantu dan media sebagai sumber belajar mereka (Djamarah, 2002). Kemajuan m-mobile sendiri

2.1

Tindak Pidana Korupsi Korupsi merupakan bentuk fenomena masyarakat yang bisa kita temui dimanapun. Pengertian korupsi seolah-olah selalu berkembang dan berubah sesuai zamannya (Prodjohamindjojo, 2001), karena dalam sejarah setiap negara pasti dihadapkan pada masalah korupsi dari masa pergantian waktu dan kepimpinan suatu negara. Menurut (Lubis dan Scott, 1997) korupsi adalah tingkahlaku yang menguntungkan diri sendiri dengan merugikan orang lain, oleh pejabat pemerintah yang langsung melanggar batas-batas hukum atas tingkah laku tersebut. 2.2

M-Learning M-learning merupakan pengampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja (Ally, 2004). M-learning merupakan bagian dari e-learning sehingga, dengan sendirinya juga merupakan bagian dari d-learning (distace learning) (Georgiev, 2004).

Gambar 1. Skema Bentuk M-Learning Ada beberapa kelebihan dimana 47

m-learning

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) Yogyakarta, 9 Maret 2013

ISSN: 2089-9815

pada gambar 2 berikut :

tidak akan menggantikan e-learning tradisional secara keseluruhan. Dengan keterbatasan computing resource, m-learning tidak dapat mengakses sumber daya pembelajaran yang sama dengan sumber daya pada e-learning. M-learning sangat mungkin digunakan sebagai masukan yang bersifat membangun bagi e-learning maupun bagi lingkungan pembelajaran tradisional dimana computer aided learning tidak tersedia (Holzinger, dkk). 2.3

Multimedia Multimedia merupakan hasil pendayagunaan komputer dalam membuat dan menggabungan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan user melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Multimedia menjadikan kegiatan itu menjadi hidup (bunyi, gambar, musik, animasi, dan video) dan begerak dengan memberi dimensi baru pada kata-kata, kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. (Suyanto, 2005).

Gambar 2. Arsitektur Android Layer-layer yang tersusun dalam arsitektur Android tersebut adalah sebagai berikut : a. Application Layer Penggabungan beberapa aplikasi inti termasuk klien email, program SMS , kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. b. Application Framework Dengan penyediaan platform yang opensource , pengembangan Android menawarkan kemampuan untuk membangun aplikasi yang bervariatif dengan jumlah banyak. c. Libraries Layer Pengembang Android memasukkan C/C++ sebagai komponen sistem Android. d. Android Runtime Layer Sebagian besar fungsi dari sistemnya menggunakan bahasa pemrograman Java. e. Linux Kernel layer Kemanan sistem,manajemen memori, manajemen proses, network stack, dan model driver bergantung pada linux versi 2.6. Sehingga Kernel mempunyai peran lain yaitu sebagai lapisan abstraksi antara hardware dan seluruh software stack.

2.4

Mobile Multimedia Built Multimedia in Mobile adalah menanamkan teknologi data yang filenya berekstensi multimedia, dimana file tersebut dapat dijalankan pada sebuah perangkat mobile, baik berupa video, audio, dan animation. Data file bisa dijalankan langsung dengan menunggu proses akses download selesai terlebih dulu (Santoso, 2011).

2.5

Android Android merupakan sebuah sistem operasi yang digunakan pada telepon seluler berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, TMobile, dan Nvidia Lessard et.al (2010), Bharati et.al (2010). Terdapat beberapa versi pada sistem operasi Android, mulai dari versi 1.5 (CupCake), versi 1.6 (Donut), versi 2.1 (Eclair), versi 2.2 (Froyo), versi 2.3 (GinggerBread), versi 3.0 (HoneyComb), hingga versi yang terbaru yaitu versi 4.0 (Ice Cream Sandwich) (developer.android.com). Karena merupakan pengembangan dari Sistem Operasi Linux maka Sistem Operasi Android juga mempunyai arsitektur yang terdiri dari beberapa Layer. Dan bentuk arsitektur tersebut dapat dilihat

3.

PERANCANGAN APLIKASI TINDAK PIDANA KORUPSI BERBASIS MOBILE Pada perancangan aplikasi ini peneliti menggunakan meteode waterfall (air terjun). Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Selain itu, ketuntungan dari metode ini adalah hasil software yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sangat baik. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar 3. 3.1 Arsitektur Sistem Pada rancangan arsitektur, penulis menggambarkan alur sistem dengan permodelan berorientasi obyek menggunakan Unified Modeling Language (UML) dimana terdiri dari Mobile device yang digunakan adalah telepon seluler yang 48

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) Yogyakarta, 9 Maret 2013

ISSN: 2089-9815

admin. b. Tabel daftar_istilah Tabel yang digunakan untuk menyimpan data-data istilah . c. Tabel lap_login Tabel yang digunakan untuk menyimpan data aktifitas user yang login ke mobile device. d. Tabel informasi Tabel yang digunakan untuk menyimpan data informasi. e. Tabel komentar Tabel yang digunakan untuk menyimpan data komentar. f. Tabel login Tabel yang digunakan untuk menyimpan informasi data account user. g. Tabel statuslogin Tabel yang digunakan untuk menyimpan status user. h. Tabel sumber Tabel yang digunakan untuk menyimpan data sumber materi yaitu daftar buku penunjang mata kuliah. i. Tabel upload Tabel yang digunakan untuk menyimpan data upload aplikasi M-learning. j. Tabel hukum Tabel yang digunakan untuk mengelompokan jenis hukum. k. Tabel pasal Tabel yang berfungsi untuk pengelompokan hukum pidana korupsi berdasalkan pasal dan ayatnya. l. Tabel perihalbab Tabel yang befungsi untuk pengelompokan hukum pidana korupsi berdasalkan subtasi kejahatan pidana yang dilakukannya m. Tabel home Tabel yang berfungsi untuk proses update, delete, insert data yang mempunyai link di tabel upload.

mendukung MIDP dengan OS Andorid version 4.0.4. Arsitektur sistem dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Model air terjun

Gambar 4. Arsitektur sistem Dari gambar 4 dapat dijelaskan bahwa User menjalankan aplikasi client pada mobile device, Aplikasi client kemudian akan memanggil procedure pada database server yang sesuai dengan permintaan user. Kemudian aplikasi client dapat mengkonsumsi atau memanggil metode dari database server setelah memperoleh file yang diminta user. Aplikasi server kemudian akan mengirimkan data kembali ke client dalam suatu SOAP Response (dalam format XML). Dimana pada saat proses berjalan terjadi proses antian yang dialakukan oleh server. 3.2 Perancangan Basis Data ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan atau relasi antar entitas. Dalam M-learning tentang Tindak Pidana Korupsi berbasis aplikasi Mobile terdapat 13 tabel, tabel yang mempunyai relasi adalah tabel informasi, tabel komentar, tabel statuslogin, tabel lap_login, tabel login, tabel admin, tabel upload,tabel hukum, tabel pasal, tabel perihalbab, tabel home. Sedangkan tabel yang tidak mempunyai relasi adalah tabel sumber, tabel istilah. Ganbar 5 menunjukan rancangan ERD pada Aplikasi Tindak Pidana Korupsi Berbasis Mobile. Berikut ini adalah tabel-tabel yang digunakan dalam Aplikasi Tindak Pidana Korupsi Berbasis Mobile a. Tabel admin Tabel yang digunakan untuk menyimpan data

Gambar 5. ERD Aplikasi Tindak Pidana Korupsi Berbasis Mobile 3.3 Perancangan Arsitektur Sistem Munawar perancangan antar muka sistem menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang 49

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) Yogyakarta, 9 Maret 2013

berjalan pada bagian-bagian hardware. Deployment diagram dari aplikasi ditunjukkan pada Gambar 6.

ISSN: 2089-9815

untuk sekuritas device untuk mengakses aplikasi tersebut. 2) Desain Menu Home ::Aplikasi Tindak Pidana Korupsi::

news Perundang-Undangan Tips

Gambar 6. Perancangan Antarmuka Sistem 3.3.1 Desain Antarmuka Sistem Desain antarmuka sistem digunakan sebagai media bantu dalam proses perancangan antarmuka sistem yang akan dibangun. Perancangan antarmuka sistem membantu penulis dalam membuat gambaran sederhana mengenai bentuk tampilan aplikasi, dan bagaimana bentuk interaktifitas antara user dengan aplikasi yang akan dibangun. Pada gambar 7 berikut ini, ditampilkan bentuk dari struktur antarmuka sistem :

Gambar 9. Tampilan Menu Mobile Device Pada desain form home terdapat menu news, perundang-undangan, tips. Pada menu news yang ketika dijalan berisi berita yang tentang korupsi. Kemudian menu Perundang-undangan ketika dijalankan akan melink ke form perundangundangan. Selanjutnya pada menu tips dijalankan peneliti ingin menyampaikan berisi link interktif untuk edukasi masyarakat umum baik game flash, gambar yang terkait dengan korupsi. 3) Desain Menu perundang-undangan ::Aplikasi Tindak Pidana Korupsi::

Pasal

Gambar 7. Tampilan Stuktur Antarmuka Sistem

List pasal

User menginstalnya pada perangkat ponsel, setelah diinstal akan muncul desain tampilan awal pada ponsel terlihat pada Gambar 8. 1) Desain Tampilan Awal

List ayat

Bab List Substansi

::Aplikasi Tindak Pidana Korupsi::

Gambar 10. Tampilan Perundangan Mobile Device

Sandi device

4. KESIMPULAN DAN SARAN M-Learning merupakan pembelajaran yang cukup prospektif dan viable untuk dilanjutkan ketahap implementasi dan Aplikasi Tindak Pidana Korupsi bebasis Aplikasi Mobile diharapkan dapat dijalankan ke dalam platform android 4.0.4, sehingga masyarakat dengan mudah untuk belajar

Gambar 8. Tampilan Utama Mobile Device Pada saat aplikasi dijalankan berisi keyword 50

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2013 (SENTIKA 2013) Yogyakarta, 9 Maret 2013

ISSN: 2089-9815

Journal,vol.4, no.1,pp:1-12 Mulyadi, A, W., Nurdin, E, A., Waslaluddin. 2011. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi BElajar Siswa, Unknow. Munif, A., Kuswinardi, W. 2007. Pemanfaatan Online Geographic Information Pada Sistem Mobile Resto Reservation Berbasis GPRS dan 3G, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007). Prodjohamindjojo, Martiman. Penerapan Pembuktian Terbalik dalam Delik Korupsi, CV. Mandar Maju,Bandung, 2001, halaman 7 Purmini,Ina.2011.http://birokrasi.kompasiana.com/ 2011/12/09/korupsi-subur-karena-masyarakatjuga-mendukung/,diakses, 13 Januari 2013). Rochmansyah, Andhi Yurindha. 2011. Pengembangan Aplikasi Pembelajran Menulis Huruf Arab. STIKOM Surabaya. Riyanto, B., Tamimuddin, M, H., Widayati, S., 2010, Perancangan dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java. Santoso, Djoko. 2012.Pendidikan Anti korupsi, (http://www.dikti.go.id/?p=2216&lang=id, diakses 13 Januari 2013) . Santoso, G., Susanto, A., Wardani, M, B. 2009. Perancangan Konten M-learning dengan Sistem Live Multimedia Berbasis Selular, Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Soemodiaharjdo, R. Diyamino, Mencegah dan Memberantas Korupsi, Jakarta: Prestasi Pusaka, 2008. Susanto, AA. 2005. Mengantisipasi Korupsi di PemerintahDaerah,(http://transparanci.or.id/arti kelpk/artikel14.html, diakses 13 Januari 2013). Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, ANDI Offset, Yogyakarta. Transpacancy International. 2012. Corruption Percception Index 2012, (http://www.transparency.org/whatwedo/publica tions/doc/wp/, diakses 13 Januari 2013). Terence Gomez, Edmund(1999). Malaysia’s Political Economy: Politic, Patronage And Profits UK: Cambride University Press. Winardo, A, B., Fariza, A., Setiowati, Y. 2010. Investigasi Daerah Rawan Banjir di Kota Surabaya Dengan Menggunakan Metode Fuzzy, EEPIS Final Project. Wood, Karen, Introdution to Mobile Learning (M Learning), Ferl, Becta (British Educational Communication and Technology Agency), 2003. Zuabaidi. Pendidikan Berbasis Masyarakat. (Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2005). Hal5.

ataupun mengerti dan memahami mengenai hal-hal yang menjadi substansi pada perbuatan tindak pidana korupsi, selain itu juga dapat memberikan kemudahan pilihan akses dimana saja dan kapan saja. PUSTAKA Ally, M. (2004). Using learning theories to design instruction for mobile learning devices. Proceedings of the Mobile Learning 2004 International Conference, Rome. Android, Developers, 2013, [Diakses pada tanggal 13 Februari 2013] http://developer.android.com/ guide/basics/whatisandroid.html. Bharati,J.Mani.,Hemalatha,S.,Aishwarya,V.,Meena priya,C.,Grace,L.Hepzibha Shekinah., 2010, Advancement in Mobile Communication using Android, International Journal of Computer Applications,vol.1, no.7,pp:95-98. Carrington, Paul D, Law and Trasnational Corruption: The Need For Lincoln’s Law Aboar Law and Contemporary Problems, Durham: Autumn 2007. Philp, Mark Peacebuilding and Corruption. International Peacekeeping. London: Jun 2008, Vol 15, Iss.3, hlm 310. Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Georgiev, T., E.Georgieva, A.Smrikarov. MLearning-A new Stage of E-Learning, International Conference on Computer Systems and Technologies-CompSysTech’2004. http://ecet.ecs.ru.acad.bg/cst04/Docs/sIV/428.pd f. Diakses tanggal 11 Februari 2013 Hasan, M, F. 2009. Software Factory dengan Module Qt. Institut Teknologi TELKOM Indrayana, Denny. Negeri Para Mafioso: Hukum di Sarang Koruptor, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta 10270, Juni 2008, hlm 37. Holzinger, Andreas, Alexander Nischelwitzer,dan Matthias Meisenberger, Mobile Phones as a Challenge for m-Learning:Experiences with the Mobile Learning Engine (MLE) using Mobile Interactive Learning Objects (MILOs), Kannan, P., Krasniqi, N. (2008), Mobile Phone and Infrastructure Vulnerabilities: summary and Analisis of Disclosed Issues 2005-2006, Thesis, University College of Borås School of Engineering. Kimberly, Ann Elliot, (Korupsi dan Ekonomi Dunia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hlm. 1-2 . Lubis, M., Scott , J.C, 1997. Korupsi Politik. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Lessard, Jeff., Kessler, Gary C., 2010, Android Forensics: Simplyfying Cell Phone Examinations, Small Scale Digital Forensics

51