27 Jun 2009 ... SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI. PADA PERESMIAN ... Yth. Ketua Pengurus
Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila,. Hadirin dan hadirat ...
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERESMIAN PENGGUNAAN MASJID BAITURRAHIM MELATEN MIJEN, DEMAK, JAWA TENGAH SABTU, 27 JUNI 2009 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Yth. Para Bupati dan pejabat Pemerintah Daerah, Yth. Ketua Pengurus Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila, Hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan, Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kita sekalian, sehingga pada hari ini kita dapat melakukan peresmian penggunaan masjid bantuan Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila di beberapa lokasi di wilayah Jawa Tengah yang dipusatkan di Sragen. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti sunnah-Nya hingga akhir zaman. Saya menyambut gembira dan bersyukur bahwa pembangunan masjid ini telah rampung sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan umat Islam di Demak. Semoga usaha yang mulia ini mendapat ridha Allah SWT. Hadirin dan hadirat yang berbahagia, Pembangunan sebuah masjid bukan hanya dilihat sebagai suatu kegiatan membangun sarana fisik tempat ibadah semata. Akan tetapi, membangun masjid pada hakikatnya adalah membangun jamaah dan membina basis dakwah yang akan bermuara pada kualitas umat. Sebagaimana pernah saya sampaikan dalam suatu kesempatan peresmian masjid bahwa kegiatan membangun dan memakmurkan masjid, merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam Al Quran secara jelas diungkapkan keutamaan mendirikan masjid atas dasar takwa kepada Allah. Di samping itu, diungkapkan pula keutamaan memakmurkan masjid sebagai sifat orang-orang beriman yang kehidupannya akan selalu terpimpin dengan hidayah Allah. Kehidupan umat atau masyarakat yang tidak terpaut dengan masjid, pasti akan terjauh dari petunjuk Ilahi. Untuk itu, adalah menjadi tugas ulama dan umara untuk mengajak umat kembali ke masjid. Masjid diharapkan menjadi sarana yang mempersatukan umat di dalam wadah ikatan ukhuwah Islamiyah. Masjid adalah milik semua umat Islam, karena itu masjid jangan jadi tempat menyuburkan semangat ber-firqah-firqah atau mempertajam masalah khilafiyah, tetapi jadikanlah masjid tempat memperkokoh persatuan umat.
Apa pun perbedaan yang timbul di kalangan umat Islam, sepanjang bukan menyangkut masalah akidah dan ibadah, tidak boleh menjadikan umat terpecah. Mari kita jadikan masjid sebagai benteng pemelihara ukhuwah Islamiyah. Dengan berjamaah dan menghayati makna ukhuwah, umat akan menjadi kuat dan solid. Demikian pula, kerukunan bangsa akan lebih kokoh jika pembinaannya melibatkan peran ulama dan fungsi masjid. Di sinilah kita melihat pentingnya penyampaian dakwah yang mencerdaskan, mencerahkan, mempersatukan umat, serta memperkokoh basis kerukunan sosial dalam kehidupan bangsa. Selain itu, masjid berfungsi untuk membina umat agar memiliki pemahaman dan pengamalan Islam yang benar dan utuh. Mereka yang terlanjur mengikuti paham dan aliran yang menyimpang dan sesat, marilah kita rangkul dan ajak dengan cara-cara yang ahsan agar mereka ishlah dan mempelajari Islam dengan landasan pemahaman Al Quran dan Sunnah Nabi yang benar. Hadirin dan hadirat yang berbahagia, Dalam kaitan dengan posisi masjid yang strategis di tengah kehidupan umat, harus diakui bahwa masih banyak masjid di pelosok tanah air kita yang berfungsi hanya untuk shalat Jumat. Kalau pun masjid digunakan untuk shalat berjamaah lima waktu, jamaahnya relatif sedikit dan sepi dari kegiatan pembinaan umat. Memang banyak faktor yang mempengaruhi kemakmuran masjid di lingkungan pemukiman masyarakat, seperti paradigma umat yang memandang fungsi masjid terpisah dari dinamika kehidupan, atau karena budaya kerja yang kadang menjadikan orang tidak punya banyak waktu untuk berinteraksi dengan masjid, atau juga karena faktor kondisi spiritual umat yang sudah terkikis ikatan spiritualnya dengan masjid sebagai pusat aktivitas beragama. Oleh karena itu, upaya menyadarkan dan menggerakkan umat agar kembali ke masjid menjadi keniscayaan. Gerakan kembali ke masjid, bukan sekedar mendatangi masjid atau sekedar membiasakan shalat di masjid. Gerakan kembali di sini hendaknya dimaknai lebih luas dalam keterkaitan dengan membina kehidupan sebagai pribadi, keluarga dan umat agar selalu terpaut dengan kesucian, kebenaran, ketundukan jiwa kepada Allah, serta kesetaraan derajat manusia. Dewasa ini, gerakan kembali ke masjid dapat juga dimaknai sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid dapat diwujudkan seperti pembentukan koperasi masjid, pelayanan zakat, dan pemberdayaan wakaf produktif yang dikelola berbasis masjid. Dengan mengembangkan fungsi-fungsi sekunder masjid seperti disebut di atas, sekaligus berarti kita telah menyuburkan budaya "memberi" dan peduli kemaslahatan bersama di kalangan umat Islam, dan sebaliknya mengatasi sifat mementingkan diri sendiri dan perilaku "meminta-minta" di kalangan kaum dhuafa. Pemberdayaan ekonomi berbasis masjid pada hakikatnya adalah menggerakkan potensi umat yang selama ini kurang kita sadari. Jika potensi itu digerakkan secara optimal, maka masjid yang tersebar di seluruh wilayah tanah air kita, akan dapat meningkatkan kesejahteraan umat. Minimal bagi jamaah masjid itu sendiri. Dalam kaitan ini, sinergi antara gerakan zakat dan wakaf dengan gerakan pemakmuran masjid sangat penting diwujudkan. Sebab, langkah terbaik untuk memotong matarantai kemiskinan, ialah menghidupkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan sentral kegiatan umat.
Di mana pun keberadaan masjid, kehadirannya tidak sekedar menjadi lambang kesatuan umat dalam beribadah, tapi sekaligus perekat sinergi dalam bermuamalah. Untuk itu, pengurus masjid harus proaktif menggerakkan potensi jamaah dan umat dengan membuat program dakwah, majlis taklim, pembinaan remaja, dan berbagai bentuk pelayanan jamaah yang terprogram secara baik. Pada sisi lain, masjid merupakan ruh dari gerakan dakwah. Dakwah tidak sematamata memberikan ceramah dan pengajian saja, tapi juga mewujudkan solusi Islam terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi umatnya. Dalam kerangka ini kita baru dapat merasakan peran masjid sebagai pusat ibadah dan sentral kehidupan umat. Peran ideal masjid seperti digambarkan di atas, tidak lahir begitu saja, tetapi perlu diupayakan bersama-sama oleh semua komponen dalam masyarakat. Hadirin dan hadirat yang saya hormati, Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Akhirnya dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya resmikan penggunaan beberapa masjid bantuan Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita sekalian. Terima kasih. Waffaqonallahu waiyyakum. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sragen, 27 Juni 2009 Menteri Agama RI ttd Muhammad M. Basyuni
Disampaikan pada Acara Peresmian Masjid Baiturrahim Mlaten, Mijen Demak, Jawa Tengah, tanggal 27 Juni 2009.