Sistem Pergaulan Dalam Islam - Hizbut Tahrir Indonesia

42 downloads 177 Views 5MB Size Report
Sistem Pergaulan Dalam Islam/Hizbut Tahrir; Penerjemah, M. Nashir dkk; ..... pergaulan pria-wanita di kalangan kaum Muslim atas nama kebangkitan.
Sistem Pergaulan Islam Sistem Pergaulan Islam

L=eÇn¿ºÀº fÈfVJ¶=HhU

1 1

‫‪Sistem Pergaulan Dalam Islam‬‬ ‫‪Sistem Pergaulan Dalam Islam‬‬

‫ﺍﻟﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ‬ ‫ ﻫـ ‪  -‬ﻡ‬ ‫)ﻣﻌﺘﻤﺪﺓ(‬

‫ﺩﺍﺭﺍﻻﻣﺔ‬ ‫ﻟﻠﻄﺒﺎﻋﺔ ﻭﺍﻟﻨﺸﺮﺓ ﻭﺍﻟﺘﻮﺯﻳﻊ‬

‫ﺹ‪.‬ﺏ‪ .‬‬ ‫ﺑﲑﻭﺕ ‪ -‬ﻟﺒﻨﺎﻥ‬

‫‪2‬‬ ‫‪2‬‬

Sistem Pergaulan Islam

3

Taqiyuddin An-Nabhani

SISTEM PERGAULAN DALAM ISLAM (Edisi Mu’tamadah)

HTI Press

2012

4

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Perpustakaan Nasional:Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hizbut Tahrir Sistem Pergaulan Dalam Islam/Hizbut Tahrir; Penerjemah, M. Nashir dkk; Penyunting: M. Shiddiq Al-Jawi. Jakarta : Hizbut Tahrir Indonesia. 2012 312 hlm; 23,5 cm Judul Asli: An-Nizham Al-Ijtima’i fi Al-Islam ISBN Sistem Pergaulan Dalam Islam I. Perkawinan (Hukum Islam).II. M. Nashir dkk.III. M. Shiddiq Al-Jawi Judul Asli : An-Nizham Al-Ijtima’i fi Al-Islam Pengarang : Taqiyuddin an-Nabhani Dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir Cetakan IV : 1424 H/2003 M Edisi Mu’tamadah Edisi Bahasa Indonesia Penerjemah : M. Nashir dkk Penyunting : M. Shiddiq al-Jawi Penata Letak : Solihan Desain Sampul : M. Hanafi Penerbit : Hizbut Tahrir Indonesia Kantor Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Crown Palace A25, Jl. Prof. Soepomo Tebet, Jakarta Selatan Telp/Fax : (62-21) 83787365

Cetakan IV. Shafar 1430 H – Februari 2009 M Cetakan V. Shafar 1432 H – Januari 2011 M Cetakan VI. Muharram 1434 H – Nopember 2012 M

Sistem Pergaulan Islam

5

DAFTAR ISI Mukadimah............................................................................... Pria dan Wanita......................................................................... Pengaruh Pandangan terhadap Hubungan Pria dan Wanita...... Pengaturan Hubungan Pria dan Wanita.................................... Kehidupan Khusus.................................................................... Kewajiban Memisahkan Pria dan Wanita dalam Kehidupan Islam......................................................................................... Melihat Wanita.......................................................................... Wanita Muslimah Tidak Wajib Menutup Wajahnya.................... Kedudukan Wanita dan Pria di Hadapan Syariah...................... Aktivitas Kaum Wanita.............................................................. Jamaah Islam............................................................................ Pernikahan................................................................................ Wanita-wanita yang Haram Dinikahi......................................... Poligami.................................................................................... Pernikahan Nabi SAW............................................................... Kehidupan Suami Isteri............................................................. ‘A z l.......................................................................................... Talak......................................................................................... Nasab........................................................................................ Li’an.......................................................................................... Perwalian Ayah......................................................................... Pengasuhan Anak...................................................................... Silaturahim................................................................................

9 20 27 34 44 51 56 85 118 134 154 173 202 211 225 241 256 270 286 290 296 298 307

6

Sistem Pergaulan Dalam Islam

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

e Q\i°PšXT ‡Ùݐ5 C°K% ÅV Q V] s°Š  Ä1ÅŽXq SÁ " ȉ= SM{iU ‘›Wc@

‹ SÁ ‰"XT  =Ä_¯6XT §«±«¨ sWmØ\:] \-ÀI\iØP¯

“Danpersaksikanlah persaksikanlahdengan dengandua duaorang orangsaksi saksidari dariorang-orang orang-oranglelaki lelaki “Dan diantaramu). Jika Jika tak tak ada ada dua dua orang orang lelaki, lelaki, maka maka (boleh) (boleh) seorang seorang diantaramu). lelaki dan dan dua dua orang orang perempuan perempuan dari dari saksi-saksi saksi-saksi yang yang kamu kamu ridhai, ridhai, lelaki supaya jika jika seorang seorang lupa lupa maka maka seorang seorang lagi lagi mengingatkannya.” mengingatkannya.” supaya (TQS al-Baqarah al-Baqarah [2]: [2]: 282) 282) (TQS Kesaksiansatu satuorang orangwanita, wanita,seorang seorangdiri, diri,dapat dapatditerima diterimadalam dalam Kesaksian perkara-perkara yang yang terjadi terjadi di di tengah-tengah tengah-tengah komunitas komunitas (jamaah) (jamaah) perkara-perkara wanita semata, semata, yang yang di di dalamnya dalamnya tidak tidak terdapat terdapat kaum kaum pria, pria, seperti seperti wanita perkarapidana pidana (jinâyah) (jinâyah) yang yangterjadi terjadi di di kamar kamar mandi mandi wanita. wanita. Kesaksian Kesaksian perkara seorang wanita seorang diri juga dipandang cukup dalam perkaraseorang wanita seorang diri juga dipandang cukup dalam perkaraperkara yang yang hanya hanya diketahui diketahui oleh oleh wanita. wanita. Misalnya Misalnya adalah adalah kesaksian kesaksian perkara dalam masalah masalah keperawanan, keperawanan, ketidakperawanan ketidakperawanan atau atau persusuan. persusuan. dalam Sebab, Rasulullah Rasulullah SAW SAW sendiri sendiri telah telah menerima menerima kesaksian kesaksian seorang seorang Sebab, wanita dalam dalam masalah masalah persusuan. persusuan. Imam Imam al-Bukhârî al-Bukhârî mengeluarkan mengeluarkan wanita hadits dari jalur ’Uqbah bin al-Hârits, ia berkata: “Aku menikahi seorang hadits dari jalur ’Uqbah bin al-Hârits, ia berkata: “Aku menikahi seorang wanita, lalu lalu datang datang seorang seorang wanita wanita dan dan berkata: berkata: “Sesungguhnya “Sesungguhnya aku aku wanita,

Kedudukan Kedudukan Wanita Wanita dan dan Pria... Pria... 125 125 Kedudukan Wanita dan Pria... 125 Kedudukan Wanita Pria...lalu 125 telah menyusui kalian berdua”. Maka aku mendatangi Nabidan SAW,

telah menyusui kalian berdua”. Maka aku mendatangi Nabi SAW, lalu Beliau bersabda: Beliau bersabda: telah menyusui kalian berdua”. Maka akuaku mendatangi NabiNabi SAW, lalu lalu telah menyusui kalian berdua”. Maka mendatangi SAW, Beliau bersabda: Beliau bersabda:

‫ﻩ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺔٍ » ﻓﹶﻨ‬‫ﺍﻳ‬‫ ﺭِﻭ‬‫ ﻓِﻲ‬‫« ﻭ‬‫ﻮﻩ‬ ‫ــ‬‫ﻧﺤ‬ ‫ ﺃﹶﻭ‬،‫ﻚ‬‫ﻨ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ﻬ‬‫ﻋ‬‫ﻞﹶ؟ ﺩ‬‫ ﻗِﻴ‬‫ ﻗﹶﺪ‬‫ ﻭ‬‫ﻒ‬‫ﻛﹶﻴ‬‫» ﻭ‬ ‫ﺎﻩ‬‫ﻬ‬‫ﻓﹶﻨ‬‫ﺎ»ﻩ‬‫ﻬ‬‫»ﺔٍﻓﹶﻨ‬‫ﺍﻳ‬‫ﺔٍﺭِﻭ‬‫ﺍﻳ‬‫ﻭ‬‫ ﻓِﺭِﻲ‬‫ﻲ‬‫«ﻓِ ﻭ‬‫ﻮﻩﻭ‬ « ‫ــ‬ ‫ﻧﺤ‬ ‫ﻧﺃﹶﺤﻭ‬،‫ ﺃﹶﻚﻭ‬‫ﻨ‬،‫ﺎﻚﻋ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻋ‬‫ﻋ‬‫ﺎﺩ‬‫ﹶ؟ﻬ‬‫ﻞﻋ‬‫ﺩ‬‫ﻞﹶ؟ﻗِﻴ‬‫ﺪ‬‫ ﻗِﻗﹶﻴ‬‫ﻭ‬‫ﻗﹶﺪ‬‫ﻒ‬‫«ﻭ‬‫ﺎﻛﹶﻴ‬‫ﻒ‬ ‫ﻮﻩ‬ ‫ــ‬ ‫ﻬ‬‫ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬»‫ﻛﹶﻋ‬‫» ﻭ‬ ‫ﺎ‬atau ‫«ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﺎﻋ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻋ‬ “Bagaimana sudah dikatakan? Tinggalkan dia!”,«dia!”, “Bagaimanalagi lagikarena karena sudah dikatakan? Tinggalkan

semisalnya.” Di riwayat yang lain “maka Nabi atau semisalnya.” Di dalam riwayat yang lainmelarangnya”. “maka Nabi “Bagaimana lagidalam karena sudah dikatakan? Tinggalkan dia!”, atauatau “Bagaimana lagi karena sudah dikatakan? Tinggalkan dia!”, melarangnya”. semisalnya.” Di dalam riwayat yangyang lain lain “maka NabiNabi melarangnya”. semisalnya.” Di dalam riwayat “maka melarangnya”. Islam juga telah menetapkan bagian wanita dalam harta warisan separohIslam dari bagian priamenetapkan dalam bagian sebagian keadaan. Allah SWT Islam juga telah bagian wanita dalam harta juga telah menetapkan wanita dalam harta warisan Islam juga telah menetapkan bagian wanita dalam harta warisan berfirman: warisan separoh dari bagian priadalam dalam sebagian keadaan. Allah SWT separoh daridari bagian priapria dalam sebagian keadaan. Allah SWT separoh bagian sebagian keadaan. Allah SWT

>§ªª¨ Û© ØÜXkV95:] ¦GÁ\O Ä#Ø9°% ­m[Š° ×1Á°i›VØTU ßr¯Û Œ ¿2Åj°™SÄc@ >§ªªmensyari`atkan ¨>§ªÛ © ªØܨXkV9Û °i ›VØT°iU ›VßrØT¯Û U Œßr¯Û pusaka ¿2Å j°¿2 ™ÅSÄj°untuk) c™ @SÄc@ © 5:] ØÜXkV95:¦GÁ ]\O¦GÁÄ# \OØ9°%Ä#­mØ9[°%Štentang ­m°[Š ×1°Á ×1(pembagian Á Œ “Allah bagimu

berfirman: berfirman: berfirman:

anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki pusaka sama dengan “Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) “Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian untuk) “Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) bahagian dua orang anak perempuan” (TQS an-Nisâ [4]: 11) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian duadua orang anak perempuan” (TQS an-Nisâ [4]:[4]: 11)11) bahagian dua orang anak perempuan” (TQS an-Nisâ [4]: 11) bahagian orang anak perempuan” (TQS an-Nisâ Hal ini terjadi dalam ‘ashâbah, seperti anak laki-laki, saudarasaudaraHal sekandung, dan saudara-saudara sebapak. Sebab, posisi wanita Hal ini terjadi terjadi dalam ‘ashâbah, seperti anak laki-laki, saudaraini dalam ‘ashâbah, seperti anak laki-laki, saudaraHal ini terjadi dalam ‘ashâbah, seperti anak laki-laki, saudaradalam keadaan semacam ini, pemenuhan nafkahnya menjadi saudara sekandung, saudara-saudara sebapak. Sebab, posisi saudara sekandung, dandan saudara-saudara sebapak. Sebab, posisi wanita saudara sekandung, dan saudara-saudara sebapak. Sebab, posisi wanita tanggungan saudara laki-lakinya ia pemenuhan miskin meskipun wanitamenjadi tersebut wanita dalam keadaan semacam ini, nafkahnya menjadi dalam keadaan semacam ini,jika pemenuhan nafkahnya dalam keadaan semacam ini, pemenuhan nafkahnya menjadi mampu bekerja. Allah SWT telah menetapkan bagian wanita sama tanggungan saudara laki-lakinya jikajika ia miskin miskin meskipun wanita tersebut tanggungan saudara laki-lakinya jika ia meskipun wanita tersebut tanggungan saudara laki-lakinya ia miskin meskipun wanita tersebut dengan bagian pria dalam sebagian keadaan tertentu. Allah SWT mampu bekerja. Allah SWT telah menetapkan bagian wanita sama mampu bekerja. Allah SWT telahtelah menetapkan bagian wanita sama mampu bekerja. Allah SWT menetapkan bagian wanita sama berfirman: dengan bagian pria dalam sebagian keadaan tertentu. Allah SWT dengan bagian pria dalam sebagian keadaan tertentu. Allah SWT dengan bagian pria dalam sebagian keadaan tertentu. Allah SWT berfirman: berfirman: berfirman:

©G#ů VÙ ¸0Ø\Ê TØ U ÏhU àœÄ VXT ¸QU mW Ù% ®TU œ V›Q  ÀAXqSÄc ¸#ÄBXq |E[ D¯ XT@ ©G#ů ©G# V٠Ÿ0 Ê \ TØ U Ê ÏhTØ U Ïh àœÄ VU XT àœÄ ¸QVU XTmW Ù%¸Q U mW ®TÙ%U  œ ®TV›QU  ÀAXqSÄÀA c Xq¸#SÄcÄB¸# Xq ÄB |E [ D¯[ XT@ ¯ VÙØ\¸0 œ V›Q  Xq |E D¯ XT@ ÃāXnÁ Õ0ÀIVÙ \°šVl C°% XnV§®®¨ •ik¯I[‰ ÄÔ³[‹ ©G#Å rQ"Wà E | [ ‹ E¯  ‹ WÛܪ ‰"TX @ ©G#Å E rQ"Wà ¯ E |  ‹[WÛܪ‹ >§®®¨ •ik¯I[‰ ÄÔ³>[‹§®®¨ ©G#Å •riQ"k¯WÃI[‰ E | ÄÔ³[[‹  ‹ ‰"TX E @ ¯  ‹ WÛܪ ‰" “Dan bertakwalah kamu (hai isteri-isteri Nabi) kepada Allah.

“Dan bertakwalah kamu (hai isteri-isteri Nabi) “Dan bertakwalah kamu isteri-isteri Nabi) kepada Allah. “Dan bertakwalah kamu (hai (hai isteri-isteri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (TQS kepada Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala al-Ahzâb Allah [33]: 55) Maha Sesungguhnya Allah Menyaksikan segala sesuatu.” (TQSsesuatu.” Sesungguhnya Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (TQS [33]: 55) al-Ahzâb [33]: 55) al-Ahzâb [33]: 55)al-Ahzâb

>§ª¬«¨ sSX Ù Ž* ° RÉ Wª ›\ÈÙTX @ >§ª¬«¨ sSX Ù Ž* ° RÉ W>ª §ª›\ȬÙ«¨TX @sSX Ù Ž* ° RÉ Wª ›\ÈÙTX @ “Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (TQS

“Dan akibat (yangbagi baik) itu adalah bagi orang yang akibat (yang baik)itu ituadalah adalah orang yang (TQSbertakwa. “Dan“Dan akibat (yang baik) orang yangbertakwa.” bertakwa.” Thâhâ [20]: 132) Thâhâ (TQS Thâhâ [20]: 132) [20]: 132) Thâhâ [20]: 132) Tatkala seorang Muslim telah memiliki sifat takwa, pasti ia Tatkala seorang Muslim telah memiliki sifat Tatkala seorang Muslim telah memiliki sifat takwa, ia takwa, Tatkala seorang Muslim telah memiliki sifat takwa, pastipasti iasurgaakan takut terhadap azab Allah SWT, akan mendambakan akan takut terhadap azab Allah SWT, akan mendambakan akanakan takuttakut terhadap azabazab Allah SWT, akan mendambakan surgaNya, sekaligus sangat ingin meraih keridhaan-Nya. Ketakwaannya terhadap Allah SWT, akan mendambakan surgaNya, sangat ingin meraih keridhaan-Nya. itu akan memalingkan seorang Muslim dari perbuatan yang Ketakw sekaligus sangat ingin meraih keridhaan-Nya. Ketakwaannya Nya,Nya, sekaligus sangat inginsekaligus meraih keridhaan-Nya. Ketakwaannya itu akan memalingkan seorang Muslim dari perbuata itu akan memalingkan seorang dari perbuatan yang itu akan memalingkan seorang Muslim dari perbuatan yang mungkar dan menghalanginya dariMuslim kemaksiatan kepada Allah SWT. mungkar danpencegahan menghalanginya dari kemaksiatan kepada Alla mungkar dandan menghalanginya dari kepada AllahSWT. Ketakwaan itu merupakan diri secara internal yang mungkar menghalanginya darikemaksiatan kemaksiatan kepada Allah Ketakwaan itupencegahan merupakan pencegahan diri yang secara Ketakwaan ituitumerupakan pencegahan diri secara internal SWT. Ketakwaan merupakan diri secara internal paling ampuh. Tidak ada yang lebih ampuh dari sifat takwa. Jika intern paling ampuh. ada yang lebih Tidak yang lebih dari sifat takwa. Jikaiasifat takw yangpaling palingampuh. ampuh. Tidak ada yangTidak lebih ampuh dari sifatampuh takwa.dari seorang Muslim telahada memiliki sifat ampuh takwa, dengan sendirinya Jika seorang seorang telahyang memiliki takwa, dengan seorang Muslim telah memiliki sifatsendirinya takwa, dengan memilikiMuslim sifat luhur palingsifat sempurna. memiliki sifat takwa, dengan sendirinya ia sendi memiliki sifat luhur yang paling sempurna. ia memiliki yang sempurna. memilikisifat sifatluhur luhur yangpaling paling sempurna.

158 158

Sistem Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam

3. Islam Islamtelah telahmemerintahkan memerintahkan kepada kaum kaum wanita 3. kepada kaum priapria dan dan kaum wanita agar agar menjauhi tempat-tempat (meragukan) agar menjauhi tempat-tempat syubhatsyubhat (meragukan) dan agardan bersikap bersikapsehingga hati-hatitidak sehingga tidak tergelincir ke dalam perbuatan hati-hati tergelincir ke dalam perbuatan maksiat kepada maksiat kepada Allah. Islam juga memerintahkan kepadauntuk pria Allah. Islam juga memerintahkan kepada pria maupun wanita maupun wanita menjauhi dan untuk tidak menjauhi tempatuntuk manapun, dantempat untuk manapun, tidak melakukan aktivitas melakukan apapun serta untukkondisi tidak berada dalam apapun sertaaktivitas untuk tidak berada di dalam apa pundiyang di kondisi apaterdapat pun yang di dalamnya terdapat perkara syubhat, dalamnya perkara syubhat, supaya mereka tidak supaya mereka terjerembab dalam perbuatan yang haram. terjerembab ke tidak dalam perbuatankeyang haram. Rasulullah SAW Rasulullah SAW bersabda: bersabda:

‫ ﻛﹶﺜِﲑ‬‫ﻦ‬‫ﻬ‬‫ﹶﻠﻤ‬‫ﻳﻌ‬ ‫ ﻻﹶ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺒِﻬ‬‫ﺘ‬‫ﺸ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬‫ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ ﺑ‬‫ﺍﻡ‬‫ﺮ‬‫ﻭِﺇﻥﱠ ﺍﻟﹾﺤ‬ ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﻼﹶﻝﹶ ﺑ‬‫»ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﹾﺤ‬ ‫ﻗﹶــﻊ‬‫ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬،ِ‫ﺿِﻪ‬‫ﻋِﺮ‬‫ﺃﹶ ﻟِﺪِﻳﻨِﻪِ ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﺒ‬‫ﺘ‬‫ ﺍِﺳ‬‫ﺎﺕِ ﻓﹶﻘﹶﺪ‬‫ﻬ‬‫ﺒ‬‫ﻘﹶﻰ ﺍﻟﺸ‬‫ ﺍﺗ‬‫ﻦ‬‫ﺎﺱِ ﻓﹶﻤ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻣِﻦ‬ ‫ـﻚ‬ ‫ﻮﺷِـ‬‫ﻰ ﻳ‬‫ﻝﹶ ﺍﻟﹾﺤِﻤ‬‫ﻮ‬‫ﻰ ﺣ‬‫ﻋ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻋِﻲ ﻳ‬‫ ﻛﹶﺎﻟﺮ‬،ِ‫ﺍﻡ‬‫ﺮ‬‫ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﺤ‬‫ﻗﹶﻊ‬‫ﺎﺕِ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺒ‬‫ﻓِﻲ ﺍﻟﺸ‬ «‫ﻪ‬‫ﺎ ِﺭﻣ‬‫ﺤ‬‫ﻰ ﺍﷲِ ﻣ‬‫ﻭِﺇﻥﱠ ﺣِﻤ‬ ‫ﻰ ﺃﹶﻻﹶ‬‫ﻠِﻚٍ ﺣِﻤ‬‫ﻭِﺇﻥﱠ ﻟِ ﹸﻜﻞﱢ ﻣ‬ ‫ ﺃﹶﻻﹶ‬،ِ‫ ﻓِﻴﻪ‬‫ﻘﹶﻊ‬‫ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬ “Sesungguhnya perkara perkara yang yang halal halal telah telah jelas jelas dan dan perkara perkara yang yang “Sesungguhnya haram pun pun telah telah jelas. jelas. Akan Akan tetapi, tetapi, di di antara antara keduanya keduanya terdapat terdapat haram perkara yang yang syubhat syubhat di di mana mana banyak banyak orang orang tidak tidak mengetahuinya. mengetahuinya. perkara Barangsiapa yang yang menjauhi menjauhi perkara-perkara perkara-perkara yang yang syubhat, syubhat, Barangsiapa sesungguhnya ia ia telah telah menjaga menjaga agama agama dan dan dirinya. dirinya. Sebaliknya, Sebaliknya, sesungguhnya barangsiapa yang yang terjatuh terjatuh ke ke dalam dalam perkara perkarasyubhat, syubhat, berarti berarti ia ia telah telah barangsiapa terjatuh ke ke dalam dalam yang yang haram. haram. Demikianlah, Demikianlah, sebagaimana sebagaimana seorang seorang terjatuh penggembala yang yang menggembalakan menggembalakan gembalaannya gembalaannya di di seputar seputar penggembala hima, hampir-hampir dalamnya. Ketahuilah, setiap raja hima, hampir-hampiriaiaterjatuh terjatuhkeke dalamnya. Ketahuilah, setiap memiliki hima, dan hima AllahAllah adalah apa yang raja memiliki hima, dan hima adalah apa diharamkan-Nya.” yang diharamkan(HR Muslim dari jalur an-Nu’mân bin Bisyir) Nya.” (HR Muslim dari jalur an-Nu’mân bin Bisyir) Perkara syubhat syubhat di di sini sini bisa bisa terjadi terjadi dalam dalam tiga tiga keadaan. keadaan. Perkara Pertama, syubhat syubhat (kesamaran) (kesamaran) yang yang ada ada pada pada sesuatu, sesuatu, Pertama, apakah hukumnya haram ataukah mubah;mubah; atau syubhat (kesamaran) apakah hukumnya haram ataukah atau syubhat tentang suatutentang perbuatan, apakah hukumnya wajib, haram, makruh, (kesamaran) suatu perbuatan, apakah hukumnya wajib, mandûb,makruh, ataukah mandûb, mubah. Adanya syubhat (kesamaran) tentang haram, ataukah mubah. Adanya syubhat deskripsi sesuatu atau tentang hukum suatu perbuatan, maka (kesamaran) tentang deskripsi sesuatu atau tentang hukum suatu

Jamaah Islam

159

seseorang tidak boleh mengambil atau melakukan perbuatan itu sampai jelas hukum syara’ tentangnya. Dengan begitu, seorang Muslim akan mengambil atau melaksanakannya dengan perasaan tenang berdasarkan dugaan kuatnya bahwa hukum itulah yang merupakan hukum Allah tentang sesuatu atau perbuatan tersebut. Baik kejelasan hukum itu dia peroleh setelah dia melakukan ijtihad, atau setelah ia mendapat pengetahuan tentang hukum syara’ tersebut dari seorang mujtahid atau seseorang yang mengetahui hukum, walaupun orang itu seorang muqallid atau pun ‘âmmî, selama ia yakin akan ketakwaan dan pengetahuan orang itu atas hukum tersebut, bukan keilmuan orang itu secara mutlak. Kedua, seseorang ragu-ragu terjatuh ke dalam yang haram, dari perbuatannya yang mubah karena begitu dekatnya perbuatan tersebut dengan yang haram atau karena diduga bisa mengantarkan kepada yang haram. Misalnya, seseorang yang menyimpan hartanya di bank yang melakukan aktivitas riba; seseorang yang menjual anggur kepada pedagang yang memiliki pabrik khamr; atau seseorang yang mengajar wanita secara rutin, baik mingguan atau harian, dan perbuatan lain yang sejenis. Perbuatan-perbuatan semisal itu merupakan perbuatan yang mubah dan seseorang itu boleh melakukannya. Akan tetapi yang lebih utama tidak melakukannya dalam rangka memelihara diri atas dorongan sifat wara‘. Ketiga, masyarakat merancukan perbuatan mubah yang dirancukan sebagai perbuatan haram. Akhirnya seseorang menjauhi perbuatan mubah tersebut karena khawatir masyarakat menganggapnya telah melakukan perbuatan haram. Misalnya, orang yang lewat di suatu tempat yang di dalamnya penuh dengan kerusakan sehingga orang banyak menyangkanya sebagai seorang yang rusak (bejat). Kekhawatiran bahwa nanti masyarakat akan menilainya demikian menyebabkan dia menjauhi sesuatu yang mubah itu. Contoh lain adalah seorang laki-laki bersikeras menyuruh istrinya atau mahram-nya yang lain agar mengenakan cadar, padahal ia berpendapat bahwa wajah bukanlah aurat. Akan tetapi laki-laki itu tetap bersikeras akan hal itu karena khawatir

160 Sistem SistemPergaulan PergaulanDalam DalamIslam Islam 160

masyarakat akan mengatakan isteri atau saudari si Fulan laki-laki itu tetap bersikeras akan bahwa hal itu karena khawatir masyarakat membuka aurat. bahwa isteri atau saudari si Fulan membuka aurat. akan mengatakan Dalamkonteks konteksjenis jenisketiga ketigaini initerdapat terdapatdua duaaspek: aspek:Pertama, Pertama, Dalam sesuatu yang dirancukan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang sesuatu yang dirancukan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang haram atau atau makruh, makruh, nyatanya nyatanya secara secara syar’i syar’i memang memang haram haram atau atau haram makruh.Dan Danseseorang seseorangmelakukan melakukansuatu suatuperbuatan perbuatanyang yangmubah, mubah, makruh. laludari darihal halitu ituorang-orang orang-orangmemahami memahamibahwa bahwaseseorang seseorangitu itutelah telah lalu melakukanperbuatan perbuatanyang yangterlarang. terlarang.Maka Makadalam dalamkeadaan keadaanseperti seperti melakukan ini, seseorang itu hendaknya menjauhi perbuatan mubah tersebut ini, seseorang itu hendaknya menjauhi perbuatan mubah tersebut karenakhawatir khawatirorang-orang orang-orangmenyangkanya menyangkanyamelakukan melakukanperbuatan perbuatan karena haram, atau atau hendaknya hendaknya ia ia menjelaskan menjelaskan perbuatannya perbuatannya itu itu kepada kepada haram, mereka.Diriwayatkan Diriwayatkandari dari‘Alî ‘Alîibn ibn al-Husayn al-Husayn (ia (ia menuturkan): menuturkan): mereka.

ِ‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ﺎﺀَﺕ‬‫ﺎ ﺟ‬‫ﻬ‬‫ ﺃﹶﻧ‬‫ﻪ‬‫ﺮﺗ‬ ‫ﺒ‬‫ ﹶﺃﺧ‬U ‫ﺒِﻲ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﺝ‬‫ﻭ‬‫ ﺯ‬‫ﻲ‬‫ﺣﻴ‬ ‫ﺖ‬‫ﺔﹶ ﺑِﻨ‬‫ﻔِﻴ‬‫»ﹶﺃﻥﱠ ﺻ‬

‫ﺎﻥﹶ‬‫ﻀ‬‫ﻣ‬‫ ﺭ‬‫ﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦ‬‫ﺮِ ﺍﹾﻷَﻭ‬‫ﺸ‬‫ﺠِﺪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﺴ‬‫ ﻓِﻲ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺘ ِﻜﻒ‬‫ﻌ‬‫ﻮ ﻣ‬ ‫ﻭﻫ‬ ‫ﻩ‬‫ﻭﺭ‬‫ﺰ‬‫ ﺗ‬U

U ‫ﺒِﻲ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻬ‬‫ﻌ‬‫ ﻣ‬‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻡ‬‫ ﹶﻘِﻠﺐ‬‫ﺗﻨ‬ ‫ﺖ‬‫ ﻗﹶﺎﻣ‬‫ﺎﺀِ ﹸﺛﻢ‬‫ ﺍﻟﹾﻌِﺸ‬‫ﺔﹰ ﻣِﻦ‬‫ﺎﻋ‬‫ ﺳ‬‫ﺪﻩ‬ ‫ ِﻋﻨ‬‫ﺛﹶﺖ‬‫ﺪ‬‫ﺤ‬‫ﻓﹶﺘ‬ ِ‫ﺝ‬‫ﻭ‬‫ﺔﹶ ﺯ‬‫ﻠﹶﻤ‬‫ ﺳ‬‫ﻜﹶﻦِ ﹸﺃﻡ‬‫ﺴ‬‫ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﺠِﺪِ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﻋِﻨ‬‫ﺴ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺎﺏ‬‫ ﺑ‬‫ﺖ‬‫ﻠﹶﻐ‬‫ﻰ ﺇِﺫﹶﺍ ﺑ‬‫ﺘ‬‫ﺎ ﺣ‬‫ﻬ‬‫ﻘﹾﻠِﺒ‬‫ﻳ‬ ‫ ﹸﺛﻢ‬U ِ‫ﻮﻝِ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ﻠﹶﻰ ﺭ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ﻠﱠﻤ‬‫ﺎﺭِ ﻓﹶﺴ‬‫ﺼ‬‫ ﺍﹾﻷَﻧ‬‫ﻼ ِﻥ ﻣِﻦ‬ ‫ ﹶ‬‫ﺭﺟ‬ ‫ﺎ‬‫ ﺑِﻬِﻤ‬‫ﺮ‬‫ ﻣ‬U ‫ﺒِﻲ‬‫ﺍﻟﻨ‬ ‫ ـﺖ‬‫ﺔﹸ ﺑِﻨ‬‫ﺻ ِﻔﻴ‬  ‫ﺎ ﻫِﻲ‬‫ﻤ‬‫ﺎ ﺇِﻧ‬‫ﻠِﻜﹸﻤ‬‫ﻠﹶﻰ ﺭِﺳ‬‫ ﻋ‬U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ﻤ‬‫ﻔﹶﺬﹶﺍ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﻟﹶﻬ‬‫ﻧ‬

‫ ِﺇﻥﱠ‬: ‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬.‫ﺎ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻬِﻤ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ﺮ ﻋ‬ ‫ﻭ ﹶﻛﺒ‬ ِ‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ﺎﻥﹶ ﺍﷲِ ﻳ‬‫ﺤ‬‫ﺒ‬‫ ﺳ‬:‫ ﻗﹶﺎﻻﹶ‬‫ﻲ‬‫ﺣﻴ‬ ‫ ﻓِﻲ‬‫ﻘﹾﺬِﻑ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬‫ﺖ‬‫ﺸﻴ‬ ِ ‫ﺧ‬ ‫ﻲ‬‫ﺇِﻧ‬‫ ﻭ‬.ِ‫ﻡ‬‫ﻠﹶﻎﹶ ﺍﻟﺪ‬‫ﺒ‬‫ ﻣ‬‫ﻡ‬‫ﻦِ ﺁﺩ‬‫ ﺍﺑ‬‫ﺮِﻱ ﻣِﻦ‬‫ﺠ‬‫ﻄﹶﺎﻥﹶ ﻳ‬‫ﻴ‬‫ﺍﻟﺸ‬ «‫ﺎ‬‫ﻗﹸﻠﹸﻮﺑِﻜﹸﻤ‬ “BahwaShafiyyah Shafiyyahbinti bintiHuyay, Huyay,salah salahseorang seorangistri istriNabi NabiSAW, SAW,telah telah “Bahwa memberitahu kepadanya, kepadanya, bahwa bahwa iaia telah telah mendatangi mendatangi Rasulullah Rasulullah memberitahu SAW mengunjungi mengunjungi beliau, beliau, sementara sementara Rasulullah Rasulullah SAW SAW sedang sedang SAW melakukan i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan melakukan i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Shafiyyah Shafiyyah lantas lantas bercakap-cakap bercakap-cakap dengan dengan Nabi Nabi SAW SAW Ramadhan.

Jamaah Islam Jamaah 161 Islam

161

berberapa saat pada waktu isya. itu,berdiri Shafiyyah berberapa saat pada waktu isya. Setelah itu, Setelah Shafiyyah untukberdiri untuk kembali maka Rasulullah pun berdiri dan mengantarnya. Hingga kembali maka Rasulullah pun berdiri dan mengantarnya. Hingga sampai di pintu yang dekat dengan tempat tinggal Ummu saat sampai saat di pintu masjid yangmasjid dekat dengan tempat tinggal Ummu Salamah, istri Nabi SAW, dari dua kalangan orang dariAnshar kalangan Anshar berlalu Salamah, istri Nabi SAW, dua orang berlalu dekat mereka. orang itu punsalam mengucapkan salam kepada dekat mereka. Kedua orang Kedua itu pun mengucapkan kepada Nabi Nabi SAW. Mereka kemudian bergegasSAW pergi. Rasulullah SAW SAW. Mereka kemudian bergegas pergi. Rasulullah berseru berseru kepada keduanya: “Pelan-pelan saja, sesungguhnya ini kepada keduanya: “Pelan-pelan saja, sesungguhnya ini adalah adalah Shafiyyah Huyay”. itu pun berkata: Shafiyyah binti Huyay”. Keduabinti orang itu punKedua berkata:orang “Mahasuci Allah! Rasulullah”. Apa yang dikatakan Allah! Duhai“Mahasuci Rasulullah”. ApaDuhai yang dikatakan oleh Nabi SAW telah oleh Nabi SAW telahmerasa membuat keduanya berdosa. Nabi SAW pun membuat keduanya berdosa. Nabi merasa SAW pun bersabda: bersabda: anak Adam melalui “Sesungguhnya setan “Sesungguhnya menggoda anaksetan Adammenggoda melalui peredaran peredaran darahnya. Dan aku khawatir, setan akan menyelusupkan darahnya. Dan aku khawatir, setan akan menyelusupkan prasangka prasangka burukberdua.” ke dalam(Muttafaq hati kalian berdua.” buruk ke dalam hati kalian ‘alayhi) (Muttafaq ‘alayhi) Arti kata tanqalibu adalah kata kembali, sehingga kata Arti kata tanqalibu adalah kembali, sehingga yuqallibuhâ yuqallibuhâ berartiDari menyertainya kembali. Dari hadis ini, bisa berarti menyertainya kembali. hadis ini, bisa dipahami bahwa dipahami bahwa Rasulullah SAW menghilangkan syubhat yang Rasulullah SAW menghilangkan syubhat yang telah ada dalam diri telah adabeliau, dalammeskipun diri dua orang beliau, meskipun dalam dua orang sahabat dalamsahabat diri Rasulullah SAW diri ada Rasulullah SAW tidak mungkin ada syubhat. tidak mungkin syubhat. Kedua, Perkara yang dirancukan oleh masyarakat dan Kedua, Perkara yang dirancukan oleh masyarakat dan dianggap sebagai sesuatu yangpada terlarang, pada hakikatnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang terlarang, hakikatnya tidak terlarang. Tetapi karena khawatir masyarakat akan mengatakan terlarang. Tetapi karena khawatir masyarakat akan mengatakan dia telah melakukan perbuatan yangakhirnya dilarang, akhirnya bahwa dia bahwa telah melakukan perbuatan yang dilarang, seseorangperkara menjauhi perkara tersebut karenaterhadap khawatir terhadap seseorang menjauhi tersebut karena khawatir komentar masyarakat itu, bukan karena perkara tersebut memang komentar masyarakat itu, bukan karena perkara tersebut memang terlarang.syubhat Perkara syubhat semacam ini boleh tidak boleh dijauhi. Tetapi terlarang. Perkara semacam ini tidak dijauhi. perkara tersebut dilaksanakan sesuai konteks denganyang konteks yang Tetapi perkara tersebut dilaksanakan sesuai dengan diperintahkan oleh syara’. Sementara komentar masyarakat, hal diperintahkan oleh syara’. Sementara komentar masyarakat, hal itu tidak perlu digubris telah menegur itu tidak perlu digubris sama sekali.sama Allahsekali. SWT Allah telah SWT menegur Rasulullah karena itu. hal Allah seperti itu. berfirman: Allah SWT berfirman: Rasulullah karena hal seperti SWT

>§¬°¨ OÈ W‘ÙcU% DU r\OU ŒTX `ˆ‰= ³\”ÙcU%XT@

takut kepadasedang manusia, sedangyang Allah-lah “Dan kamu“Dan takutkamu kepada manusia, Allah-lah lebih yang lebih berhak kamu takuti.” (TQS[33]: al-Ahzâb berhak untuk kamuuntuk takuti.” (TQS al-Ahzâb 37) [33]: 37)

162

162 Sistem Pergaulan Dalam Islam 162 Sistem Dalam Islam Sistem PergaulanPergaulan Dalam Islam

Ayat tersebut menunjukkan, jika seorang Muslim berpendapa Ayat tersebut jika seorang Muslim berpendapat Ayat tersebut menunjukkan, jika seorang Muslim berpendapat bahwa syara’ menunjukkan, tidak melarang sesuatu, maka hendaknya ia melakukan bahwa syara’ tidak melarang sesuatu, maka hendaknya ia melakukan bahwa syara’ tidak melarang sesuatu, maka hendaknya melakukan bahwa sesuatu sesuatu itu, meskipun seluruh manusiaiamengatakan sesuatu itu, meskipun seluruh manusia mengatakan bahwa sesuatu sesuatu itu, meskipun seluruh manusia mengatakan bahwa sesuatu itu terlarang. itu terlarang. Perkara-perkara syubhat tersebut, yang telah dilarang oleh itu terlarang. Perkara-perkara syubhat yang telah dilarang olehdarinya Perkara-perkara syubhat tersebut, yang dilarang oleh diri syariah, jika seorang priatersebut, atau telah wanita menjauhkan jika seorang pria atau wanitakeduanya menjauhkan diri darinya, dan syariah,syariah, jika seorang pria itu atau wanita menjauhkan diri dari darinya, maka hal akan menjaga kemaksiatan maka hal itu akan menjaga keduanya dari kemaksiatan maka hal itu akan menjaga keduanya dari sifat-sifat kemaksiatan menjadikan keduanya memiliki yang dan mulia. dan menjadikan keduanya yang mulia. menjadikan keduanya memilikimemiliki sifat-sifatsifat-sifat yang mulia.

4. Islam mendorong untuk segera menikah. Dengan demikian 4. mendorong Islam mendorong untuk segera menikah. Dengan demikian, 4. Islam untuk segera menikah. Dengan demikian, pembatasan hubungan seksual antara pria dan wanita hanya dalam pembatasan hubungan seksualpria antara pria dan wanita hanya pembatasan hubungan seksual antara wanita hanya dalam hubungan perkawinan bisadan dimulai pada usia yangdalam relatif muda hubungan perkawinan bisa dimulai pada usia yang relatif muda, hubungan perkawinan dimulai pada usia yangseksual relatif muda, sehinggabisa pembatasan pandangan (antar jenis kelamin sehingga pembatasan pandangan seksual (antar jenis sehingga pembatasan (antar jenissejak kelamin) dengan pandangan perkawinan seksual itu bisa dipelihara awalkelamin) mula gharizah perkawinan itu bisa dipelihara sejak awal mula gharizah dengan dengan perkawinan itu bisa dipelihara sejak awal mula gharizah an-nau’ mulai bergejolak. Rasulullah SAW bersabda: mulai bergejolak. Rasulullah SAW bersabda: an-nau’ an-nau’ mulai bergejolak. Rasulullah SAW bersabda:

«‫ﺝ‬‫ﻭ‬‫ﺰ‬‫ﺘ‬‫ﺎﺀَﺓﹶ ﻓﹶﻠﹾﻴ‬‫ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ ﹸﻜﻢ‬‫ ﻣِﻨ‬‫ﻄﹶﺎﻉ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﺳ‬‫ﻦ‬‫ﺎﺏِ ﻣ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﺸ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﻌ‬‫ﺎ ﻣ‬‫»ﻳ‬ «“Wahai ‫ﺝ‬‫ﻭ‬‫ﺰ‬‫ﺘ‬‫ﻠﹾﻴ‬para ‫ﺎﺀَﺓﹶ ﻓﹶ‬‫ﺒ‬pemuda, ‫ ﺍﻟﹾ‬‫ ﹸﻜﻢ‬‫ ﻣِﻨ‬‫ﻉ‬siapa ‫ﻄﹶﺎ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬saja ‫ ﺍ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬diِ‫ﺏ‬antara ‫ﺎ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﺸ‬kalian ‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﻌ‬‫ﺎ ﻣ‬yang ‫ »ﻳ‬telah mampu

para pemuda, siapa saja dikalian antarayang kalian yang telah mampu “Wahai “Wahai para pemuda, siapa saja di antara telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah.” (Muttafaq menanggung beban, hendaklah segera menikah.” (Muttafaq menanggung beban, hendaklah segera menikah.” (Muttafaq ’alayhi dari jalur Abdullâh ibn Mas’ûd) dariAbdullâh jalur Abdullâh ibn Mas’ûd) ’alayhi’alayhi dari jalur ibn Mas’ûd)

Dalam perkara pernikahan ini syara’ telah Dalam perkaraini syara’ pernikahan ini syara’ telah untuk Dalam perkara pernikahan telah mempermudahnya mempermudahnya secara general dengan mendorong mempermudahnya secara general dengan untuk SAW secara general dengan mendorong untuk memperkecil besarnya memperkecil besarnya mahar (mas mendorong kawin). Rasulullah memperkecil besarnyaSAW mahar (mas kawin). Rasulullah SAW mahar (mas kawin). Rasulullah bersabda: bersabda: bersabda:

«‫ﺍﻗﹰﺎ‬‫ﺪ‬‫ ﺻ‬‫ﻦ‬‫ﻫ‬‫ﺴﺮ‬  ‫ﻛﹶﺔﹰ ﹶﺃﻳ‬‫ﺮ‬‫ﺎﺀِ ﺑ‬‫ﺴ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ ﹶﻈﻢ‬‫»ﹶﺃﻋ‬ «‫ﹰﺎ‬ ‫ﻗ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺻ‬   ‫ﻦ‬ ‫ﻫ‬  ‫ﺮ‬  ‫ﺴ‬  ‫ﻳ‬  ‫ﺃ‬ ‫ﹶ‬ ‫ﺔ‬ ‫ﹰ‬ ‫ﻛ‬ ‫ﹶ‬ ‫ﺮ‬  ‫ﺎﺀِ ﺑ‬‫ﺴ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ ﹶﻈﻢ‬‫»ﹶﺃﻋ‬ “Wanita yang paling besar mendatangkan berkah adalah yang paling

“Wanita yang paling besar mendatangkan berkah adalah yang paling “Wanita yang(HR paling besar mendatangkan berkah paling mudah maharnya.” al-Hâkim darial-Hâkim jalur ‘Aisyah) mudah maharnya.” (HR dariadalah jaluryang ‘Aisyah) mudah maharnya.” (HR al-Hâkim dari jalur ‘Aisyah)

5. Syara’ memerintahkan mereka yang karena kondisi belum tertentu belum 5. Syara’ memerintahkan mereka yang tertentu karena kondisi 5. Syara’ memerintahkan mereka karena kondisi belum berkemungkinan untuk menikah, agar yang mereka memiliki sifattertentu ‘iffah berkemungkinan untuk menikah, agar mereka memiliki sifat ‘iffah berkemungkinan untuk menikah, agar mereka memiliki sifat ‘iffah (senantiasa menjaga kehormatan) dan mampu mengendalikan diri (senantiasa menjaga kehormatan) dan mampu mengendalikan dir (senantiasa menjaga kehormatan) dan mampu mengendalikan diri (nafsu). Allah SWT berfirman: (nafsu). Allah SWT berfirman: (nafsu). Allah SWT berfirman:

Jamaah Islam Islam Jamaah

163 163

>§¬¬¨ž° ¯Õ²VÙ C°% Œ Ä1ÆMXn°=ÙÓÄc ³/\O ˜PV°5 WDTÀi¦IVf Y WÛÏ°Š ª°ÝØÈW*ԁXjÙXT

“Dan orang-orang orang-orang yang yang tidak tidak mampu mampu kawin kawin hendaklah hendaklah menjaga menjaga “Dan kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (TQS (TQS an-Nûr an-Nûr [24]: 33) karunia-Nya.” Syara’ memerintahkan mereka yang belum menikah Syara’ memerintahkan mereka yang mampu belum mampu itu agar berpuasa. Hal itu sebagai atas gejolak menikah itu agar berpuasa. Hal itu solusi sebagai solusi atas naluri gejolakseksual naluri sehingga dengan ibadah shaum itu mereka akan terbantu untuk seksual sehingga dengan ibadah shaum itu mereka akan terbantu mengatasi gejolakgejolak naluri naluri seksualseksual dan lebih diri dalam untuk mengatasi danmenyibukkan lebih menyibukkan diri menjalankan perkaraperkara yang lebih utama dan mulia.dan Yaitu penguatan dalam menjalankan yang lebih utama mulia. Yaitu hubungan manusia dangan Allahdangan SWT dengan penguatan hubungan manusia Allah jalan SWT melaksanakan dengan jalan berbagai ketaatan. Rasulullah SAW bersabda:SAW bersabda: melaksanakan berbagai ketaatan. Rasulullah

‫ ِﺮ‬‫ﺼ‬‫ ﻟِﻠﹾﺒ‬‫ ﺃﹶﻏﹶﺾ‬‫ﻪ‬‫ ﹶﻓِﺈﻧ‬‫ﺝ‬‫ﻭ‬‫ﺰ‬‫ﺘ‬‫ﺎﺀَﺓﹶ ﻓﹶﻠﹾﻴ‬‫ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ ﻣِﻨ‬‫ﻄﹶﺎﻉ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﺳ‬‫ﻦ‬‫ﺎﺏِ ﻣ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﺸ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﻌ‬‫ﺎ ﻣ‬‫»ﻳ‬ «ٌ‫ﺎﺀ‬‫ ﻭِﺟ‬‫ ﹶﻟﻪ‬‫ﻪ‬‫ﻡِ ﹶﻓِﺈﻧ‬‫ﻮ‬‫ﻪِ ﺑِﺎﻟﺼ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻓﹶﻌ‬‫ﻄِﻊ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ ﻳ‬‫ ﻟﹶﻢ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﺝِ ﻭ‬‫ ﻟِﻠﹾﻔﹶﺮ‬‫ﺼﻦ‬  ‫ﻭﹶﺃﺣ‬ “Wahai para para pemuda, pemuda, siapa siapa saja saja di di antara antara kalian kalian yang yang telah telah mampu mampu “Wahai menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, pernikahan menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, pernikahan itu lebih lebih menundukkan menundukkan pandangan pandangan dan dan lebih lebih memelihara memelihara kemaluan. kemaluan. itu Siapa saja saja yang yang belum belum mampu mampu menikah, menikah, hendaklah hendaklah ia berpuasa, Siapa karena puasa puasa adalah adalah perisai perisai baginya.” baginya.” (Muttafaq (Muttafaq ‘alayhi) ‘alayhi) karena Puasa itu itu bukan bukan untuk untuk mengekang mengekang naluri naluri seksual seksual (gharîzah (gharîzah Puasa an-naw‘). Akan Akan tetapi tetapi puasa puasa itu itu untuk untuk mewujudkan mewujudkan pemahamanpemahamanan-naw‘). pemahaman yang yang berkaitan berkaitan dengan dengan naluri naluri beragama beragama atau atau pemahaman religiusitas (gharîzah (gharîzah at-tadayyun) at-tadayyun) yang yang bisa bisa lebih lebih menyibukkan menyibukkan religiusitas manusia dari dari pemahaman-pemahaman pemahaman-pemahaman yang yang berkaitan berkaitan dengan dengan manusia naluri seksual. Dengan begitu naluri seksual itu tidak akan berkobar naluri seksual. Dengan begitu naluri seksual itu tidak akan berkobar sehingga tidak tidak akan akan melemahkan melemahkan atau atau pun pun menyakitinya. menyakitinya. Puasa Puasa sehingga itu diperintahkan diperintahkan bukan bukan untuk melemahkan tubuh, karena makan itu sejumlah makanan makanan pada pada malam malam hari, hari, bisa bisa membuat membuat manusia manusia kuat kuat sejumlah untuk tidak tidak makan makan di di siang siang harinya. harinya. Maka Maka maksud maksud melemahkan melemahkan untuk tubuh itu tidak akan terealisir. Yang akan terealisir adalah adanya tubuh itu tidak akan terealisir. Yang akan terealisir adalah adanya

164

Sistem Pergaulan Dalam Islam

pemahaman-pemahaman spiritual (al-mafâhîm ar-rûhiyyah) karena puasa sunnah yang dilakukan. 6. Islam telah memerintahkan kepada kaum wanita agar memiliki kesopanan dan mengenakan pakaian yang sempurna di dalam kehidupan umum. Islam juga telah menetapkan kehidupan khusus hanya terbatas bagi wanita dan para mahram-nya saja. Tidak diragukan lagi bahwa munculnya wanita yang sopan lagi serius akan menghalanginya dari pandangan nakal dari mereka yang tidak bertakwa kepada Allah SWT. Al-Quran telah mendeskripsikan pakaian wanita dengan deskripsi yang detil, sempurna, dan menyeluruh. Apabila seorang wanita telah mengenakan pakaiannya secara sempurna; menutupkan kain kerudung atas kerah bajunya sehingga terulur menutupi kepala, leher dan dadanya; serta mengulurkan jilbabnya sehingga baju kurung atau jubahnya terulur sampai ke bawah supaya menutupi seluruh tubuh hingga kedua telapak kakinya, maka artinya wanita tersebut telah mengenakan pakaian yang sempurna, berhati-hati dalam memakainya dan tampak kehormatan (kesopanan)-nya. Dengan pakaian yang sempurna tersebut, ia dapat terjun ke tengah-tengah kehidupan umum untuk melangsungkan berbagai aktivitasnya. Pada saat yang sama, ia berada dalam kondisi yang sangat terhormat dan bermartabat. Semua itu akan dapat menghalangi dirinya dari pandangan nakal orang-orang yang tidak bertakwa kepada Allah SWT. Inilah hukum-hukum syara’ yang mencakup pelaksanaan berbagai aktivitas yang diperintahkan. Sedangkan hukum-hukum syara’ yang meliputi berbagai perbuatan yang dilarang di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Islam melarang pria dan wanita untuk berkhalwat satu sama lain. Khalwat maknanya adalah seorang pria bertemu dan berkumpul dengan seorang wanita di suatu tempat yang tidak memungkinkan orang lain untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan izin

Jamaah Islam Jamaah Islam Islam Jamaah

165 165

seorang pria keduanya. keduanya. Misalnya, Misalnya, seorang seorang pria dan dan wanita wanita berkumpul berkumpul di di rumah rumah sunyi yang jauh dari jalan dan jauh atau di tempat sunyi yang jauh dari jalan dan jauh dari orang-orang. atau di tempat sunyi yang jauh dari jalan dan jauh dari orang-orang. di dalam dalamkamus kamusal-Muhîth: al-Muhîth: Dikatakan Dikatakan di di dalam kamus al-Muhîth:

‫ﻌﻪ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻪِ ﻭ‬‫ ﺇِﻟﹶﻴ‬‫ﻼﹶ ﺑِﻪِ ﻭ‬‫ﺧ‬‫ﻠﹶﻰ ﺑِﻪِ ﻭ‬‫ﺨ‬‫ﺘ‬‫ ﺍِﺳ‬‫ ﺑِﻪِ ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﻼﻩ‬ ‫ ﹶ‬‫ ﹶﻓﹶﺄﺧ‬‫ﻠِﻚ‬‫ﻠﹶﻰ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺨ‬‫ﺘ‬‫ ﺍِﺳ‬‫]ﻭ‬ [‫ﻞﹶ‬‫ﺓٍ ﻓﹶﻔﹶﻌ‬‫ﻠﹾﻮ‬‫ ﺧ‬‫ ﺑِﻪِ ﻓِﻲ‬‫ﻤِﻊ‬‫ﺘ‬‫ﺠ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬‫ﺳﹶﺄﹶﻟﻪ‬ ‫ﺓﹰ‬‫ﻠﹾﻮ‬‫ ﺧ‬‫ﻼﹶﺀً ﻭ‬‫ ﺧ‬‫ﺍ ﻭ‬‫ﻠﹾﻮ‬‫ﺧ‬ Dia meminta meminta berduaan berduaan dengan dengan raja, raja, maka maka raja raja pun pun menyendiri menyendiri Dia dengannya; khalâ bihi, khalâ ilayhi dan khalâ ma’ahu (mashdarnya) dengannya; khalâ bihi, khalâ ilayhi dan khalâ ma’ahu (mashdarnya) khalwan, khalwan, khalâ’an khalâ’an dan dan khalwat[an], khalwat[an], maknanya maknanya adalah adalah memintanya memintanya pun melakukannya untuk bertemu berduaan saja, lalu ia untuk bertemu berduaan saja, lalu ia pun melakukannya Dengandemikian, demikian, khalwat adalah bertemunya dua Dengan demikian, khalwat adalah bertemunya dua orang orang Dengan khalwat adalah bertemunya dua orang secara menyendiri sehingga aman dari keberadaan orang secara menyendiri menyendiri sehingga sehingga aman aman dari dari keberadaan keberadaan orang orang lain lain secara lain bersama keduanya. Khalwat adalah perbuatan yang rusak. bersama keduanya. Khalwat adalah perbuatan yang rusak. Karena bersama keduanya. Khalwat adalah perbuatan yang rusak. Karena Karena itu,melarang Islam melarang tegas bentuk setiap bentuk khalwat itu, Islam dengan tegas khalwat yang itu, Islam melarang dengandengan tegas setiap setiap bentuk khalwat yang yang dilakukan oleh seorang pria dan seorang wanita yang bukan dilakukan oleh seorang pria dan seorang wanita yang bukan dilakukan oleh seorang pria dan seorang wanita yang bukan mahram, mahram, siapa siapa pun pun kedua kedua orang orang tersebut tersebut dan dan bagaimanapun bagaimanapun bentuk bentuk khalwat yang dilakukan. Rasulullah SAW telah bersabda: khalwat yang dilakukan. Rasulullah SAW telah bersabda:

‫ـﺎ‬ ‫ـ‬‫ﻤ‬‫ ﻓﹶـِﺈﻥﱠ ﺛﹶﺎﻟِﺜﹶﻬ‬،‫ـﺎ‬ ‫ـ‬‫ﻬ‬‫ﻡٍ ﻣِﻨ‬‫ﺮ‬‫ﺤ‬‫ ﻣ‬‫ﺎ ﺫﹸﻭ‬‫ﻬ‬‫ﻌ‬‫ﻣ‬‫ﺃﹶﺓٍ ِﺇﻻﱠ ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﻞﹲ ﺑِﺎﻣ‬‫ﺟ‬‫ﻮﻥﱠ ﺭ‬ ‫ﻠﹸ‬‫ﻳﺨ‬ ‫» ﻻﹶ‬ «‫ﻄﹶﺎﻥﹸ‬‫ﻴ‬‫ﺍﻟ ﺸ‬ “Janganlah seorang seorang pria pria berduaan berduaan dengan dengan seorang seorang wanita wanita kecuali kecuali “Janganlah wanita wanita itu itu disertai disertai mahramnya, mahramnya, (karena) (karena) sesungguhnya sesungguhnya yang yang ketiga ketiga adalah setan.” (HR Muslim dari jalur Ibn ’Abbâs) adalah setan.” (HR Muslim dari jalur Ibn ’Abbâs) khalwat, syariah telah memberikan memberikan Dengan Dengan melarang melarang khalwat, khalwat, syariah telah telah memberikan pemeliharaan (penghalang) di antara pria dan wanita. Fakta pemeliharaan (penghalang) (penghalang) di di antara antara pria pria dan dan wanita. wanita. Fakta Fakta khalwat khalwat pemeliharaan khalwat menunjukkan, bahwa khalwat telah menjadikan pria menunjukkan, bahwa itu pria menunjukkan, bahwa khalwat khalwat itu telah telahitumenjadikan menjadikan pria hanya hanya hanya mengenal wanita sebagai seorang perempuansaja, saja,sekaligus sekaligus mengenal wanita sebagai seorang perempuan mengenal wanita sebagai seorang perempuan saja, sekaligus menjadikan wanita wanitahanya hanyamengenal mengenalpria pria sebagai seorang lakimenjadikan sebagai seorang laki-laki menjadikan wanita hanya mengenal pria sebagai seorang laki-laki laki –Keduanya saja –Keduanya lawan jenisnya sudut saja hanya melihat lawan dari pandang saja –Keduanya hanyahanya melihatmelihat lawan jenisnya jenisnya dari sudut sudutdari pandang pandang seksual semata, pen–. Dengan adanya larangan khalwat seksual semata, semata, pen–. pen–. Dengan Dengan adanya adanya larangan larangan khalwat khalwat maka maka seksual maka sebab-sebab kerusakan dapat dipupuskan, karena khalwat sebab-sebab kerusakan dapat dipupuskan, karena khalwat sebab-sebab kerusakan dapat dipupuskan, karena khalwat

166 Pergaulan SistemDalam Pergaulan IslamDalam Islam 166 Sistem Pergaulan Dalam Islam 166 166 Sistem Sistem Pergaulan Dalam

merupakan merupakan sarana yang sarana secara yang langsung secaradapat langsung mengantarkan dapatkepada mengantarkan kepada kepada merupakan sarana yang secara langsung dapat mengantarkan merupakan sarana yang secara langsung dapat mengantarkan kerusakan. kerusakan. kepada kerusakan. kerusakan.

2. Islam 2. melarang Islam melarang kaum wanita kaumuntuk wanita bertabarruj. untukAllah bertabarruj. Allah Allah SWT 2. Islam Islam melarang kaum wanita untuk bertabarruj. Allah SWT SWT 2. melarang kaum wanita untuk bertabarruj. SWT berfirman:berfirman: berfirman: berfirman:

ÙjQ WÆÙjQ VÙ ¦ `‡  °5 Ùjm× Q VÙWD B Pm× V Wc³ª°5/Y /›Š_m×Wc°Kc¯wWÛ§¬ªÜ°C°Ý¨Ùc%Åf„CWÛ¯IWÜ°%°)ÝWAc¯Ùc]1wÅfQ ØÈC°WÄk%%° ]1„CWÛQ Ü°¯IØÈݯÄkÄB WÛ]1ÙÓQ ×q¯nØÈÕ¸ TX ¯ @

janganlah “Dan janganlah mereka memukulkan mereka kakinya memukulkan kakinya agar kakinya diketahui agar diketahu “Dan“Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui diketahui “Dan janganlah mereka memukulkan agar perhiasan yang mereka yang sembunyikan.” mereka sembunyikan.” an-Nûr (TQS[24]: an-Nûr 31)[24]: 31) perhiasan yang perhiasan mereka sembunyikan.” (TQS(TQS an-Nûr perhiasan yang mereka sembunyikan.” (TQS an-Nûr [24]: 31)

Semisal perbuatan Semisal yang disebutkan yang disebutkan di dalam ayat didinilai dalam ini dinilai ayat ini dinila Semisal perbuatan yangperbuatan disebutkan di dalam dalam ayat ini ini dinilai Semisal perbuatan yang disebutkan di ayat sebagai tabarruj. sebagai Tabarruj tabarruj. maknanya Tabarruj maknanya adalah: adalah: sebagai tabarruj. Tabarruj maknanya adalah: sebagai tabarruj. Tabarruj maknanya adalah:

ِ‫ﺎ ﺍﻟﹾﺳ‬ِ‫ﻧ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺟﺤ‬‫ﺄﹶﺔِﻤ‬‫ﻠﻟﹾﻨ‬‫ﻟِﺍﻳ‬‫ﺰ‬‫ﺳِﻦِﺍﻟﻭ‬‫ﺔِﺭ‬‫ﺎﻨ‬‫ﺤﻬﻳ‬‫ﺍﻟﻇﹾﺰ‬‫ﻟﹾ]ﺇِﻤ‬‫ﺎ ﺍﺭ‬‫ﺇِﺔِﻇﹾﻬﻭ‬‫]ﻨ‬‫ﻳ‬‫ ﺍﻟﺰ‬‫ﺎﺭ‬‫]ﺇِﻇﹾﻬ‬ [ِ‫ﺎﻧِﺐ‬‫ﺐِ[ﺟ‬ ‫ﺎﻧِﻟِﻠﹾﺄﹶ‬ِ‫ﺎﺄﹶﺳِﺟﻦ‬‫ﻦِ[ﺤﻟِﻠﹾ‬‫ﺐِﻤ‬

Menampakkan Menampakkan perhiasan perhiasan dan kecantikan dan kecantikan kepada laki-laki kepada laki-laki asing Menampakkan perhiasan dan kecantikan kecantikan kepada laki-laki asing asing Menampakkan perhiasan dan kepada laki-laki asing (bukan mahram). (bukan mahram). (bukan mahram). (bukan

Jamaah Jamaah Islam Islam Jamaah Islam

167 167 167

Dikatakan Dikatakan tabarrajat tabarrajat al-mar’ah al-mar’ah (seorang (seorang wanita wanita bertabarruj) bertabarruj) Dikatakan tabarrajat al-mar’ah (seorang wanita bertabarruj) artinya azhharat zînatahâ wa mahâsinahâ li al-ajânib (wanita artinya azhharat zînatahâ wa mahâsinahâ li al-ajânib (wanita itu itu telah telah artinya azhharat zînatahâ wa mahâsinahâ li al-ajânib (wanita itu telah menampakkan perhiasan dan kecantikannya kepada pria asing – menampakkan perhiasan dan kecantikannya kepada pria asing menampakkan perhiasan dan kecantikannya kepada prialarangan asing – bukan Terdapat sejumlah tentang –bukanmahram-nya–). mahram-nya–). Terdapat sejumlahhadits hadits tentang larangan bukan mahram-nya–). Terdapat sejumlah hadits tentang larangan atas setiap perbuatan yang dinilai sebagai tabarruj. Abû Musâ atas setiap perbuatan yang dinilai sebagai tabarruj. Abû Musâ alalatas setiap perbuatan yang dinilai sebagai tabarruj. Abû Musâ alAsy‘ari menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Asy‘ari menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Asy‘ari menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

‫ﻲ‬ ‫ــﺎ ﻓﹶﻬِــ‬‫ﺤِﻬ‬‫ ﺭِﻳ‬‫ﺍ ﻣِﻦ‬‫ﻭ‬‫ﺠِﺪ‬‫ﻡٍ ﻟِﻴ‬‫ﻠﹶﻰ ﻗﹶﻮ‬‫ ﻋ‬‫ﺕ‬‫ﺮ‬‫ ﻓﹶﻤ‬‫ﺕ‬‫ﻄﹶﺮ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺃﹶﺓٍ ﺍِﺳ‬‫ﺮ‬‫ﺎ ﺇِﻣ‬‫ﻤ‬‫»ﺃﹶﻳ‬ ‫ــﺎ ﻓﹶﻬِــﻲ‬‫ﺤِﻬ‬‫ ﺭِﻳ‬‫ﺍ ﻣِﻦ‬‫ﻭ‬‫ﺠِﺪ‬‫ﻡٍ ﻟِﻴ‬‫ﻠﹶﻰ ﻗﹶﻮ‬‫ ﻋ‬‫ﺕ‬‫ﺮ‬‫ ﻓﹶﻤ‬‫ﺕ‬‫ﻄﹶﺮ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺃﹶﺓٍ ﺍِﺳ‬‫ﺮ‬‫ﺎ ﺇِﻣ‬‫ﻤ‬‫»ﺃﹶﻳ‬ «‫ﺔﹲ‬‫ﺍﻧِﻴ‬‫ﺯ‬ «‫ﺔﹲ‬‫ﺍﻧِﻴ‬‫ﺯ‬ “Wanita siapa saja yang memakai wewangian kemudian melewati

“Wanita siapa saja yang memakai wewangian kemudian melewati “Wanita siapaagar sajamereka yang memakai wewangian kemudian suatu mencium aromanya, maka (seperti) suatu kaum kaum agar mereka mencium aromanya, maka ia iamelewati (seperti) suatu kaum agar mereka mencium aromanya, maka ia (seperti) wanita yang berzina (pelacur).” (HR Ibn Hibbân dan al-Hâkim) wanita yang berzina (pelacur).” (HR Ibn Hibbân dan alwanita yang berzina (pelacur).” (HR Ibn Hibbân dan al-Hâkim) Hâkim) Maksudnya, seperti wanita yang berzina dalam hal dosanya. Maksudnya, seperti wanita yang Rasulullah SAW juga pernah Maksudnya, seperti wanita bersabda: yang berzina berzina dalam dalam hal hal dosanya. dosanya. Rasulullah SAW juga pernah bersabda: Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

‫ﻘﹶــ ِﺮ‬‫ﺎﺏِ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﺎﻁﹲ ﻛﹶﺄﹶﺫﹾﻧ‬‫ ﺳِﻴ‬‫ﻢ‬‫ﻌﻬ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ ﻗﹶﻮ‬،‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺭﻫ‬ ‫ ﹶﺃ‬‫ﺎﺭِ ﻟﹶﻢ‬‫ﻞِ ﺍﻟﻨ‬‫ ﺃﹶﻫ‬‫ﻔﹶﺎﻥِ ﻣِﻦ‬‫» ﺻِﻨ‬ ِ‫ﻘﹶــﺮ‬‫ﺎﺏِ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﺎﻁﹲ ﻛﹶﺄﹶﺫﹾﻧ‬‫ ﺳِﻴ‬‫ﻢ‬‫ﻌﻬ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻡ‬‫ ﻗﹶﻮ‬،‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺭﻫ‬ ‫ ﹶﺃ‬‫ﺎﺭِ ﻟﹶﻢ‬‫ﻞِ ﺍﻟﻨ‬‫ ﺃﹶﻫ‬‫ﻔﹶﺎﻥِ ﻣِﻦ‬‫» ﺻِﻨ‬ ،‫ـﺎﺋِﻼﹶﺕ‬ ‫ـ‬‫ ﻣ‬‫ـﻼﹶﺕ‬ ‫ﻤِﻴـ‬‫ ﻣ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺎﺭِﻳ‬‫ ﻋ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺎﺀٌ ﻛﹶﺎﺳِﻴ‬‫ﻧِﺴ‬‫ ﻭ‬،‫ﺎﺱ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻮﻥﹶ ﺑِﻬ‬‫ﺮِﺑ‬‫ﻀ‬‫ﻳ‬ ،‫ـﺎﺋِﻼﹶﺕ‬ ‫ـ‬‫ ﻣ‬‫ـﻼﹶﺕ‬ ‫ﻤِﻴـ‬‫ ﻣ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺎﺭِﻳ‬‫ ﻋ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺎﺀٌ ﻛﹶﺎﺳِﻴ‬‫ﻧِﺴ‬‫ ﻭ‬،‫ﺎﺱ‬‫ﺎ ﺍﻟﻨ‬‫ﻮﻥﹶ ﺑِﻬ‬‫ﺮِﺑ‬‫ﻀ‬‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻥﹶ ﺭِﳛ‬‫ﺠِﺪ‬‫ﻻﹶ ﻳ‬‫ﺔﹶ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ﻠﹾﻦ‬‫ﺧ‬‫ﺪ‬‫ ﻻﹶ ﻳ‬،ِ‫ﺎﺋِﻠﹶﺔ‬‫ﺖِ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺨ‬‫ﺔِ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﻨِﻤ‬‫ ﻛﹶﺄﹶﺳ‬‫ﻬﻦ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﺀُﻭ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻥﹶ ﺭِﳛ‬‫ﺠِﺪ‬‫ﻻﹶ ﻳ‬‫ﺔﹶ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ﻠﹾﻦ‬‫ﺧ‬‫ﺪ‬‫ ﻻﹶ ﻳ‬،ِ‫ﺎﺋِﻠﹶﺔ‬‫ﺖِ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺨ‬‫ﺔِ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﻨِﻤ‬‫ ﻛﹶﺄﹶﺳ‬‫ﻬﻦ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﺀُﻭ‬‫ﺭ‬ «‫ﻛﹶﺬﹶﺍ‬‫ﺓِ ﻛﹶﺬﹶﺍ ﻭ‬‫ﺴِﲑ‬‫ ﻣ‬‫ ﻣِﻦ‬‫ﺟﺪ‬ ‫ﻮ‬‫ﺎ ﹶﻟﻴ‬‫ﻬ‬‫ﻭِﺇﻥﱠ ﺭِﳛ‬ «‫ﻛﹶﺬﹶﺍ‬‫ﺓِ ﻛﹶﺬﹶﺍ ﻭ‬‫ﺴِﲑ‬‫ ﻣ‬‫ ﻣِﻦ‬‫ﺟﺪ‬ ‫ﻮ‬‫ﺎ ﹶﻟﻴ‬‫ﻬ‬‫ﻭِﺇﻥﱠ ﺭِﳛ‬

“Ada dua golongan di antara penghuni neraka yang belum pernah “Ada dua golongan antara penghuni belum aku kaum yang neraka membawa cambuk seperti “Adalihat dua keduanya: golongan di disuatu antara penghuni neraka yang yang belum pernah pernah aku suatu kaum yang membawa cambuk ekor sapi keduanya: yang mereka gunakan orang-orang; dan aku lihat lihat keduanya: suatu kaumuntuk yangmemukul membawa cambuk seperti seperti ekor mereka gunakan untuk memukul perempuan yang berpakaian tapi telanjang yangorang-orang; cenderung dan ekor sapi sapi yang yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; dan perempuan telanjang yang cenderung dan mencenderungkan orang lain,tapi rambut mereka seperti punuk onta perempuan yang yang berpakaian berpakaian tapi telanjang yang cenderung dan mencenderungkan orang lain, mereka seperti onta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga danpunuk tidak akan mencenderungkan orang lain, rambut rambut mereka seperti punuk onta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga. Dan sesungguhnya aroma surga itu bisa yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga. sesungguhnya aroma surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” mencium aroma surga. Dan Dan sesungguhnya aroma (HR surgaMuslim itu bisa bisa tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim dari jalur Abû Hurayrah) tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim dari dari jalur jalur Abû Abû Hurayrah) Hurayrah)

168

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Semua dalil di atas secara gamblang menunjukkan larangan bertabarruj. Karena itu, tabarruj hukumnya adalah haram. Atas dasar ini, setiap perhiasan yang tidak biasa, yang dapat menarik pandangan laki-laki dan dapat menampakkan kecantikan wanita, maka termasuk tindakan tabarruj jika seorang wanita muncul di dalam kehidupan umum dengan perhiasan seperti itu; atau muncul mengenakan perhiasan itu di dalam kehidupan khusus di hadapan pria asing (bukan mahram-nya). Misalnya, memakai wangi-wangian, memoles wajah dengan warna-warna tertentu, memakai topi tanpa berkerudung, dan memakai celana panjang tanpa jilbab pada saat keluar ke dalam kehidupan umum. Fakta tabarruj menunjukkan bahwa tabarruj dapat menyalakan perasaan dan membangkitkan naluri seksual baik dalam diri pria maupun wanita (yang mampu mendorong) untuk melakukan pertemuan yang bersifat seksual. Tindakan tabarruj dapat mendorong seorang pria mengejar-ngejar wanita, di mana hal itu menjadikan kedekatan di antara keduanya dibangun berdasarkan maskulinitas dan feminitas. Tabarruj juga akan membuat hubungan di antara keduanya menjadi hubungan yang bersifat seksual semata. Semua ini akan dapat merusak kerjasama antara pria dan wanita. Hal itu akan membantu hancurnya institusi masyarakat, bukan membangunnya. Tabarruj juga dapat menghalangi pendekatan untuk membangun hubungan yang hakiki (benar) berlandaskan kesucian dan ketakwaan. Tabarruj akan dapat memenuhi waktuwaktu kosong kehidupan seseorang dengan menyalakan perasaan dan mengobarkan naluri seksual. Padahal kehidupan ini seharusnya dipenuhi dengan rasa tanggungjawab yang besar, perkara-perkara yang agung dan semangat yang berkobar. Bukannya malah dipalingkan untuk memuaskan dahaga jasadiyah yang di antaranya dipicu oleh tindakan tabarruj. Tabarruj juga dapat mengalihkan seorang Muslim, baik pria maupun wanita, dari tugas menunaikan risalah (misi)-nya di tengah kehidupan, yaitu mengemban dakwah Islam dan berjihad dalam rangka menjulang-tinggikan kalimat Allah.

Jamaah Jamaah Islam Islam

169 169

Atas Atas dasar dasar ini, ini, harus harus ada estimasi bahaya tabarruj tabarruj terhadap terhadap jamaah Islam. Juga harus ada estimasi bahaya yang terkandung di jamaah Islam. Juga harus ada estimasi bahaya yang terkandung dalam tindakan tabarruj di dalam tindakan tabarrujyang yangdididalamnya dalamnyawanita wanita mengekspose perhiasan perhiasan (kecantikannya) (kecantikannya) kepada kepada pria pria untuk untuk membangkitkan membangkitkan hasratnya hasratnya dan dan memikatnya, memikatnya, yaitu yaitu sejauh sejauh mana mana bahayanya terhadap terhadap masyarakat masyarakat dan dan hubungan-hubungan hubungan-hubungan di masyarakat. Inilah tabarruj Inilah tabarruj yang telah telah diharamkan diharamkan oleh Islam. Islam. Inilah Inilah fakta fakta tabarruj dan bahaya yang dapat ditimbulkannya bagi jamaah Islam. tabarruj dapat Sedangkan Sedangkan aktivitas aktivitas menampakkan menampakkan kecantikan kecantikan dan dan perhiasan perhiasan di dalam dalam rumah rumah dan dan di dalam kehidupan kehidupan khusus, khusus, maka maka hal itu itu tidak tidak dinilai dinilai sebagai sebagai tabarruj tabarruj dan dan tidak sesuai sesuai dengan dengan lafazh lafazh tabarruj. 3. 3. Islam Islam melarang melarang pria pria dan dan wanita wanita untuk melakukan segala segala bentuk bentuk perbuatan perbuatan yang mengandung mengandung bahaya bahaya terhadap terhadap akhlak atau yang dapat dapat merusak merusak masyarakat. Karenanya Karenanya seorang wanita wanita dilarang untuk untuk bekerja dengan pekerjaan pekerjaan yang dimaksudkan dimaksudkan untuk untuk memanfaatkan aspek keperempuanan (feminitas). Diriwayatkan dari memanfaatkan aspek keperempuanan (feminitas). Diriwayatkan Râfi‘ ibn Rifâ‘ah, ia menuturkan: dari Râfi‘ ibn Rifâ‘ah, ia menuturkan:

‫ﻜﹶﺬﹶﺍ‬‫ ﻫ‬:‫ﻗﹶــﺎﻝﹶ‬‫ ﻭ‬،‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ ﺑِﻴ‬‫ﻤِﻠﹶﺖ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ﺔِ ِﺇﻻﱠ ﻣ‬‫ﺐِ ﺍﹾﻷَﻣ‬‫ ﻛﹶﺴ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬U ‫ﺎ‬‫ﺎﻧ‬‫ﻬ‬‫»ﻧ‬ «ِ‫ﻔﹾــﺶ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ﻝِ ﻭ‬‫ﺰ‬‫ﺍﻟﹾﻐ‬‫ﺰِ ﻭ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﹾﺨ‬‫ﻮ‬‫ﺤ‬‫ﺎﺑِﻌِﻪِ ﻧ‬‫ﺑِﺄﹶﺻ‬ “Nabi “Nabi SAW telah telah melarang kami kami dari pekerjaan pekerjaan seorang pelayan wanita wanita kecuali kecuali yang dikerjakan dikerjakan dengan dengan kedua kedua tangannya. Beliau Beliau bersabda, bersabda, “begini “begini (dia kerjakan) dengan jari-jemarinya seperti membuat membuat roti, roti, memintal, memintal, atau menenun.” (HR Ahmad) Dengan Dengan demikian, demikian, seorang seorang wanita wanita dilarang dilarang untuk untuk bekerja bekerja di di tempat-tempat tempat-tempat penjualan penjualan untuk untuk menarik menarik pengunjung. Wanita dilarang kantor-kantor diplomatik dan dan konsulat atau yang dilarangbekerja bekerjadidi kantor-kantor diplomatik konsulat atau sejenisnya, dengan maksud untuk yang sejenisnya, dengan maksud untukmemanfaatkan memanfaatkan unsur unsur kewanitaannya kewanitaannya dalam dalam rangka rangka mencapai mencapai tujuan-tujuan tujuan-tujuan politik. politik. Wanita juga dilarang bekerja sebagai pramugari di pesawat-pesawat Wanita terbang terbang dan dan pekerjaan-pekerjaan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang mengeksploitasi unsur unsur kewanitaannya. kewanitaannya.

170 170 Sistem Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam 170 Sistem Pergaulan Dalam Islam

4. Islam Islammelarang melarangmenuduh menuduhwanita wanitayang yangbaik-baik baik-baikyaitu yaitumelontarkan melontarkan 4. 4. Islam melarang menuduh Allah wanita yangberfirman: baik-baik yaitu melontarkan tuduhan zinakepadanya. kepadanya. AllahSWT SWT berfirman: tuduhan zina tuduhan zina kepadanya. Allah SWT berfirman:

Ô2ÉFTÀi¯ ÕBVÙ XÄ\iSMÁ °R\ÈW×qU ¯ SÉ" Ú Wc Ô2V ˆ1É2 °0›R§ª\i¬¨§ª©¨ „CÈNP WDS~ °VVf ×1ÉF YXT ×1ÈN‘ ##°O „CÉF Y ®q…ÝÅÙ 

“Haiorang-orang orang-orangyang yangberiman, beriman,apabila apabiladatang datangberhijrah berhijrahkepadamu kepadamu “Hai perempuan-perempuan perempuan-perempuan yang yang beriman, beriman, maka maka hendaklah hendaklah kamu kamu uji uji (keimanan) mereka. mereka. Allah Allah lebih lebih mengetahui mengetahui tentang tentang keimanan keimanan (keimanan)

Pernikahan 185 185 Pernikahan Pernikahan 185

mereka; maka jika telah mengetahui bahwa mereka (benarmereka; maka jika kamu mengetahui bahwa mereka (benarmereka; maka jika kamu kamu telahtelah mengetahui bahwa mereka (benarbenar) beriman, maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada benar) beriman, janganlah kamu kembalikan mereka kepada benar) beriman, makamaka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi (suami-suami mereka) orang-orang Mereka (suami-suami mereka) orang-orang kafir.kafir. Mereka tiadatiada halalhalal bagi bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi orang-orang itu orang-orang dan orang-orang itu tiada orang-orang kafirkafir itu dan kafirkafir itu tiada halalhalal pulapula bagi bagi mereka.” (TQS al-Mumtahanah [60]: 10) mereka.” (TQS al-Mumtahanah [60]: 10) mereka.” (TQS al-Mumtahanah [60]: 10) Nash ini mengandung pengertian kecuali satu pengertian ini tidak mengandung pengertian kecuali pengertian NashNash ini tidak tidak mengandung pengertian kecuali satu satu pengertian saja, yaitu bahwa wanita Muslimah tidak halal bagi pria dan bahwa wanita Muslimah pria kafir dan bahwa saja,saja, yaituyaitu bahwa wanita Muslimah tidaktidak halalhalal bagi bagi pria kafir kafir dan bahwa bahwa pria kafir tidak halal bagi wanita Muslimah. Juga bahwa kekafiran suami pria kafir wanita Muslimah. bahwa kekafiran suami pria kafir tidaktidak halalhalal bagi bagi wanita Muslimah. JugaJuga bahwa kekafiran suami menjadikan pernikahannya tidak terakadkan di antara dia dengan menjadikan pernikahannya tidak terakadkan di antara dia dengan menjadikan pernikahannya tidak terakadkan di antara dia dengan wanita Muslimah. Allah SWT berfirman: wanita Muslimah. berfirman: wanita Muslimah. AllahAllah SWTSWT berfirman:

>§ª©¨>®q§ª…Ý©¨Å®qÙ…ÝrQů Ù„CrQÉF¯ SÄȄC¦BÉF×mSÄV"ȦBZ×mVÙV" 0Z›XVÙ=°%0ØUÄ%›X=°%„CØUÉFÄ%SÀ-„CÈ)ÉFÕ-SÀ¯ -WÃÈ)Õ-ØD¯ ¯ WÃVÙ@ØD¯ VÙ@

“Maka jika telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) “Maka jika kamu mengetahui bahwa mereka (benar-benar) “Maka jika kamu kamu telahtelah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suamiberiman janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suamiberiman makamaka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suamisuami mereka) orang-orang kafir.” (TQS al-Mumtahanah [60]: suami mereka) orang-orang kafir.” (TQS al-Mumtahanah suami mereka) orang-orang kafir.” (TQS al-Mumtahanah [60]:[60]: 10) 10) 10) Ayat di menggunakan istilah kuffâr, bukan menggunakan di atas menggunakan istilah kuffâr, bukan menggunakan AyatAyat di atas atas menggunakan istilah kuffâr, bukan menggunakan istilah musyrikîn. Hal ini dimaksudkan untuk generalisasi (li at-ta‘mîm) istilah musyrikîn. Haldimaksudkan ini dimaksudkan untuk generalisasi (li at-ta‘mîm) istilah musyrikîn. Hal ini untuk generalisasi (li at-ta‘mîm) untuk mencakup seluruh orang kafir, baik orang musyrik maupun untuk mencakup seluruh orang kafir, baik orang musyrik maupun untuk mencakup seluruh orang kafir, baik orang musyrik maupun Ahlul AhlulAhlul Kitab. Kenyataan bahwa Ahlul Kitab, yakni kaum Nasrani dan Yahudi Kitab. Kenyataan bahwa Kitab, kaum Nasrani Yahudi Kitab. Kenyataan bahwa AhlulAhlul Kitab, yakniyakni kaum Nasrani dan dan Yahudi merupakan orang-orang kafir, ditetapkan menurut pernyataan al-Quran. merupakan orang-orang ditetapkan menurut pernyataan al-Quran. merupakan orang-orang kafir,kafir, ditetapkan menurut pernyataan al-Quran. Allah SWT berfirman: berfirman: AllahAllah SWTSWT berfirman:

W$‰tW?Äc W$DU‰tW? Äc WÛDUÜ° ¯nՓ ©#Ù ØF U ©#ÕCØF°%U ÕCTÄm°%[Ý[ TÄm|Ú Š Ï°wjXSŠWc wj‰%XS@ WÛÜ°È5Ú4 ¯nՓYÈ5Ú4XT ªYXT›W*¦ª Ù ›W*¦ [Ý[ Ï°|Ú Wc ‰%@

>§ª©®¨>×1§ªÁ ˆq C°K%¯Pˆqn×mC°\\K% ÕC Q WÆ ÙkQ WÆ ©®¨ ×1¯PÁ n×m°K%\\1ÁÕC °K% 1ÁÙk

“Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada “Orang-orang orang-orang musyrik “Orang-orang kafirkafir dari dari Ahli Ahli KitabKitab dan dan orang-orang musyrik tiadatiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari dari Tuhanmu.” (TQS al-Baqarah [2]: 105) Tuhanmu.” (TQS al-Baqarah [2]: 105) Tuhanmu.” (TQS al-Baqarah [2]: 105) Kata min ayat iniini dimaksudkan sebagai penjelasan (li almin dalam ini dimaksudkan sebagai penjelasan KataKata mindalam dalam ayatayat dimaksudkan sebagai penjelasan (li(li albayân), bukan untuk menyatakan sebagian (li tab‘îdh). Allah SWT juga bayân),bukan bukanuntuk untukmenyatakan menyatakansebagian sebagian (li (li tab‘îdh). tab‘îdh). Allah al-bayân), Allah SWT SWT juga berfirman: jugaberfirman: berfirman:

186

Sistem Pergaulan Dalam Islam

186 Sistem Pergaulan Dalam 186 Sistem Pergaulan Dalam Islam 186 Sistem Sistem Pergaulan Dalam Islam Islam 186 Pergaulan Dalam Islam

  WÛØÜW SÉ­Jm[ÝÄc DU |ETÀic­mÄcXT ž° ¯ÀyÃqXT ¯ WDTÄmÁÝÖWc |ÚÏ°Š ‰D¯ @  [Ý DUTÀi TÀc­|E m Äc¯ÃqXTÀy XT¯ Tč ÁÝÖÏ°Wc ŠÏ°|Ú Ï°¯ Š@ ‰D¯ @ ØÜ WSÉ ­JmSÉWÛ[ÝØÜÄc­JmW[ÝDU ÄcSÉ DU­Jm|E Äc|E i XT ¯Ày  WD m¯ÁÝWcWD Ö|Ú WcTÄm|Ú Š‰D ¯ @ ‰D WÛØÜWWۍ mÄcc­XTmÄcTÀž°XTi ¯ž°c­Ày XT Ãqž° ¯ ÃqWD mÁÝTÄÖ DU WDTÀic­mÄcXT ¹ØÈW¯ ÄmÁÝÓW5XT ¹ØÈW¯ ÀC°%ØUÈ5 |ESÅSÁ WcXT ž° ¯ÀyÃqXT ic­¹ mØÈÄcWXT¯ØÈW¹ ¯ W5XTÄmÁÝW5XT¹ Ó¹ ØÈUWÈ5°%¯ØUÈ5|E ÀC°%|E ØUSÅÈ5SÁSÅ|E TÀWD mÄcTÀXT¹ ¯ÄmÁÝÓ ÄmØÈÁÝWÓ ¯ÀC°%ÀC DU DUWD iDUTÀc­ i mÄcc­XTWD ØÈW5WXT¯ØÈW¹ SÁWcXT WcSÅXTž°SÁ ¯ ž°ÀyWc XT¯ÃqÀy XT Ãqž°XT ¯ÀyÃqXT W5ÕiW)ÕÃU XT  [ \O WDTÄm°Ý›VÙ Ä1ÉF \®”‘›V TÊ §ª®©¨ ™Zk¯\y \°šVl WÛØÜW TÅk°bŽ*Wc ›VÉF Ù ®”\ ®”§ª‘›V®©¨

T™ZÊ k¯™Z §ª\y ®k¯©¨\y ™Z°\ k¯šVl\y [ U XT\O ›VTÄÙÄ1m°ÝÉFÄ1 ®”‘›Ê V T\ °šVWÛlØÜ\ kØÜWŽ*°b W5ÕiW5W)Õi ÃW)U XTÕÃW5U  TX Õi[ W) Õà \O WD TÄ[WD m °ÝTÄ\O ›Vm°ÝÙWD \ ‘›Ä1V TÉF §ªÊ ®©¨ \ WWÛØÜ° WšVTÅlk TÅWÛ°b Wc Ž*TÅWck°bŽ*Wc >§ª®ª¨ ;[kWà WÛÏ­m°Ý›VÚ ° >§ª>®ª¨§ª®ª;¨j¯I;§ªv%;[kj¯IWÃ[kv%WÃÛ>Ï­mWÛ[°ÝkÏ­›VmWðÝÚ ›V°WÛÏ­Ú m°°Ý›VÚ °

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasulrasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasulNya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan “Kami rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kamiberiman kafir terhadap kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadapitu) beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan mengambil jalanserta (tengah) di antara yang demikian (iman atau itu) kafir), sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan sebahagian (yang lain)”, bermaksud (dengan perkataan itu)itu) (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah mengambil jalan (tengah) diyang antara yang demikian (iman atau kafir), mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), mengambil jalan (tengah) di antara demikian (iman atau kafir), orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah kafir menyediakan menyediakan untuk orang-orang yang itutelah siksaan yang merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah telah merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (TQS menghinakan.” (TQS an-Nisâ’ [4]: 150-151) menyediakan untuk orang-orang yang itu siksaan menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yangyang menyediakan untuk orang-orang yang kafir itukafir siksaan yang an-Nisâ’ [4]: 150-151) menghinakan.” (TQS an-Nisâ’ [4]: 150-151) menghinakan.” (TQS an-Nisâ’ [4]: 150-151) menghinakan.” (TQS an-Nisâ’ [4]: 150-151) Ahlul Kitab tidak mengimani risalah Nabi Muhammad SAW, Ahlul Kitab tidak mengimani risalah Nabi Muhammad SAW, sehingga mereka merupakan orang-orang yang kafir. Allah SWT Ahlul Kitab tidak mengimani risalah Nabi Muhammad SAW, Ahlul Kitab tidak mengimani risalah Nabi Muhammad SAW, Ahlul Kitab tidak mengimani risalah Nabi Muhammad SAW, sehingga mereka merupakan orang-orang yang kafir. Allah SWT berfirman: sehingga mereka merupakan orang-orang yang kafir. Allah sehingga mereka merupakan orang-orang yang kafir. Allah SWTSWT sehingga mereka merupakan orang-orang yang kafir. Allah SWT berfirman: berfirman: berfirman: berfirman:

>§ª°¨ ]1WcÔoW% ÀÛÙÓ ÀZj¦\-Ù XSÉF ‹ ‰D¯ ßSÅV |ÚÏ°Š Wm[݁ ÕiV Š@ ÔoW%j¦ÀZ \XSÉF¯ ‰D ‹ ¯  |Ú ßSÅÏ°VŠÏ°|Ú Š ÕiWm[ÝV Õi  ÉF ÅV|Ú WmŠ[݁ WmÏ°[݁ V Š@ÕiV Š@ >§ª>°¨§ª°]1¨>Wc“Sesungguhnya Ôo]1§ªW%Wc°Ôo¨ÀÛW%ÙÓ]1ÀÛWcÙÓÀZ ÀÛj¦\-ÙӁÙ\-ÀZXSÙj¦ÉFXStelah ‹Ù‹‰D ßS¯ Å  VßS‰D Š@ kafirlah orang-orang yang berkata:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Alorang-orang Masihyang putera Maryam”.” (TQS “Sesungguhnya telah kafirlah yang berkata: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Alialah Masih putera Maryam”.” (TQS al-Mâ’idah [5]: 17) “Sesungguhnya Allah ituAl Al putera Masih putera Maryam”.” “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”.” (TQS(TQS “Sesungguhnya Allah itu ialah Masih Maryam”.” (TQS al-Mâ’idah [5]: 17) al-Mâ’idah [5]: 17) al-Mâ’idah [5]: 17) al-Mâ’idah [5]: 17)

>§°¬¨ RV:›Q U2 À@°U2 ‹ E¯ ßSÅV WÛÏ°Š Wm[݁ ÕiV Š@ °kafirlah U2E ‹ Š ÕiWm[ÝV yang  V Š@ >“Sesungguhnya §°¬¨ U2 R°À@ 2À@ VWÛ¯ Ï° WÛßSŠÏ°ÅVWmŠ[ÝWہ WmÏ°[݁ Õi V Š@Õimengatakan: >§°¬¨ R> V:›QR§°¬¨ U2V:›QÀ@ UV:2›Q°U2U‹ ‹E ¯  ßS¯ E Å VßSÅorang-orang Š@

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya “Bahwasanya Allah salah satu dariyang yang tiga.” (TQS al-Mâ’idah “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang mengatakan: Allah salah satu dari yang tiga.” (TQS al-Mâ’idah [5]: 73) [5]: 73) “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga.” (TQS al-Mâ’idah “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga.” (TQS al-Mâ’idah “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga.” (TQS al-Mâ’idah [5]: 73) [5]: 73) [5]: 73)

>§ª¨ WÛÜ°¯nՓÀ-ÙTX ª

›W*¦Ù ©#ØFU ÕC°% TÄm[Ý[ WÛÏ°Š@ ÙU °%©# TÄWÛmŠÏ°[Ý@ [ŠWÛ @ ܰՓ ¨¯nÀ-ՓWÛÙÀ-Ü°kafir Ù¯nª Փ TX ÀÙahli  ›WØF*©#U ¦orang-orang ØFÕC ÕC °%ØF [Ý°%WÛ[ Ï°musyrik.” @Ï°Šmusyrik.” >“Orang-orang §ª>¨§ªkafir Wۨܰ> WÛ¯n§ª TX ahli ›Wª yakni *Ù¦›WT*X Ù¦ª dan ©# TÄmU [ÝTÄÕC[morang-orang “Orang-orang yakni kitab (TQS kitab dan (TQS

al-Bayyinah [98]: 1) al-Bayyinah [98]: 1) “Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik.” “Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik.” (TQS(TQS “Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik.” (TQS al-Bayyinah al-Bayyinah [98]: 1) 1) al-Bayyinah [98]: 1)[98]:

Pernikahan Pernikahan 187 Pernikahan 187 Pernikahan 187

187

Kata dalam juga berfungsi sebagai penjelasan (li Kata minayat dalam ayat iniberfungsi juga berfungsi sebagai penjelasan Kata min min dalam ayatini juga sebagai penjelasan (li (li alKata min dalam ayat iniini juga berfungsi sebagai penjelasan (li alalbayân), bukan untuk menyatakan makna sebagian (li tab‘îdh). Allah bayân), bukan untuk menyatakan makna sebagian (li tab‘îdh). al-bayân), bukan untuk menyatakan maknasebagian sebagian tab‘îdh). Allah Allah bayân), bukan untuk menyatakan makna (li(litab‘îdh). Allah SWT juga berfirman: SWT juga berfirman: SWT juga juga berfirman: berfirman: SWT

W TTXX Ü°ªª ¯nՓ›W›WÀ>§¯¨ WW Ü°Ü°> ¯n¯n§¯¨ Փ **¦ §¯¨ Û Û Õ“ÀÀ-ÙÙÛ ¦ÙÙÙTX  ª©# ©#ØF ØF›W*U U ¦ÕC ÕCÙ°%°% ©#  TÄTÄØFmmU [Ý [Ý[[ÕC°%WÛ WÛÏ°Ï°  TĊŠm[Ý[‰D ‰D¯ ¯ WÛ@Ï°Š ‰D¯ @

“Sesungguhnya orang-orang kafir ahli Kitab dan orang-orang “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni yakni ahli Kitab dan orang-orang “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyri.” (TQS al-Bayyinah [98]: 6) (TQS al-Bayyinah musyri.”musyri.” (TQS al-Bayyinah al-Bayyinah [98]: 6) 6)[98]: 6) musyri.” (TQS [98]: Kata minayat dalam juga berfungsi penjelasan (li Kata dalam ini juga berfungsi sebagai penjelasan (li Kata min min dalam ayat iniayat jugaini berfungsi sebagaisebagai penjelasan (li Kata min dalam ayat ini juga berfungsi sebagai penjelasan (li al-bayân), bukan untuk menyatakan makna sebagian (li tab‘îdh). al-bayân), bukan menyatakan makna (li Allah al-bayân), bukan untuk untuk menyatakan makna sebagian sebagian (li tab‘îdh). tab‘îdh). Allah Allah al-bayân), bukan untuk menyatakan makna sebagian (li tab‘îdh). Allah SWT juga berfiman: SWT juga berfiman: SWT juga juga berfiman: SWT berfiman:

×1 ×1°F ›W*U U ¦ÙÕC Ï°U U ŠÝs ° Š XSÉF@ ª$ %% ­mªª›Wc°j›W›W**C° ¦ TÄTÄmmU [Ý [[ °%WÛ  [\\N °° WmŠŠØ\  U XSXSÉF ª$‰T‰T/] /] 1 × °F °Fª$­m­m‰T›W›Wcc/]°j°j C° C° ¦%ÙÙ  ª ©# © ØF # ØF ÕC °%°%©#  ØF [ÝÕC WÛÏ°Ï°  TÄmŠŠ[Ý NWÛmWmØ\ Ø\ Ýs\N  ÉFÝs@

>§«¨ SVSVÙÙ§«¨  ¯nՓSVÙ §«¨ ¯n¯nՓ Փ>

“Dia-lah yang orang-orang kafir Kitab yang mengeluarkan orang-orang kafir diahli antara ahli Kitab “Dia-lah“Dia-lah yang mengeluarkan mengeluarkan orang-orang kafir di di antara antara ahli Kitab “Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang dari kampung-kampung pada saat pengusiran kali yang dari kampung-kampung kampung-kampung mereka mereka pada saat saat pengusiran kali yang yang dari mereka pada pengusiran kali pertama.” (TQS al-Hasyr [59]: 2) pertama.” (TQS al-Hasyr [59]: 2) pertama.” (TQS (TQS al-Hasyr al-Hasyr [59]: [59]: 2) 2) pertama.”

|Ú ×1  ?_ 2 ¿ ¯IWD °5šXSSÅSÅØ\ W  SÁSÁSÅ ÕC ¿¿ WÛ¯I SÁSÁ?_ rQ ÕC°%°%   TÄTÄmm[Ý [ÝÕC[[ °% WÛ WÛ Ï°Ï°TÄ mŠŠ[Ý [2 2 ¯IÏ°°5°5šXšXSSŠØ\ Ø\ ?_ WD WcWc D SÁVÙVÙWW 55Wc Ú | SÁ VÙÏ°Ï°W 5ŠŠ|Ú rQ¯ ¯ Ï°WmWmŠV"V" 1 × rQVVU U ¯ @WmV" ×1VU @

>§ª§ªªª¨¨ ªª >›W›W**§ª¦¦ªÙÙ ¨ ª©#©#ØFØF›W*U U ¦Ù  ©#ØFU

“Apakah kamu orang-orang munafik yang kamumemperhatikan tiada memperhatikan orang-orang “Apakah“Apakah kamu tiada tiada memperhatikan orang-orang “Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafikmunafik yang yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli ahli Kitab”al-Hasyr (TQS al-Hasyr [59]: 11) Kitab” [59]: Kitab” (TQS (TQS al-Hasyr [59]: 11) Kitab” (TQS al-Hasyr [59]: 11) Melalui ini, jelas Kitab termasuk Melalui ayat-ayat ini, tampak jelasAhlul bahwa Ahlul Kitab termasuk Melalui ayat-ayat ayat-ayat ini, tampak tampak jelas bahwa bahwa Ahlul Kitab termasuk Melalui ayat-ayat ini, tampak jelas bahwa Ahlul Kitab termasuk kaum kafir, sebagaimana penjelasan al-Quran yang gamblang. kaum kafir, sebagaimana penjelasan al-Quran yang gamblang. kaum kafir, kafir, sebagaimana sebagaimana penjelasan penjelasan al-Quran al-Quran yang yang gamblang. gamblang. Juga Juga Juga kaum Juga bahwakuffâr istilah(kaum kuffârkafir) (kaum kafir)mencakup adalah mencakup Atas dasar bahwa adalah mereka. Atas bahwa istilah istilah kuffâr (kaum kafir) adalah mencakup mereka.mereka. Atas dasar dasar bahwa istilah kuffâr (kaum kafir) adalah mencakup mereka. Atas dasar ini,Allah firman Allah SWT: ini, SWT: ini, firman firman Allah SWT: ini, firman Allah SWT:

## „„CÉF ……Ý „C °%°%ØUØUVÙÄ%Ä% 0 „C °O „C®q®qÉF ¯ ××mm„CV"V" ÉFZ SÄÈVÙVÙ¦B0 ×mV"›X›X==Z ØUÄ%È)È)Õ##°O °O C ÉF##Y Y ÝŠŁYÙÙ  rQ rQ®q…¯ ¯ ÝÅ „CÙ ÉF ÉF SÄSÄrQÈȦB ¦B Z 0 „C›XÉF ÉF=°%SÀSÀÕ-„C¯¯ Wà WÃÉFSÀØD ØD-¯ ¯ È)VÙVÙÕ-@ @¯ Wà ØD¯ VÙ@

>§ª§ª©©¨¨ „C„CÈNÈN>PP §ªWDWD©¨S~S~ °V°V„CVfVfÈNP×1×1ÉFÉFWDS~Y Y°VVfXTXT ××1 1ÈNÈNÉF‘‘ YXT ×1ÈN‘

188 Sistem Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam 188

“Maka jika jika kamu kamu telah telah mengetahui mengetahui bahwa bahwa mereka mereka (benar-benar) (benar-benar) “Maka berimanmaka maka janganlah kamu kembalikan kepada beriman janganlah kamu kembalikan merekamereka kepada (suami(suami-suami orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi suami mereka)mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orangorang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” (TQS (TQS al-Mumtahanah al-Mumtahanah [60]: [60]: 10) 10) mereka.” Ayatini inisecara secaragamblang gamblangmenunjukkan menunjukkanbahwa bahwawanita wanitaMuslimah Muslimah Ayat tidak boleh boleh sama sama sekali sekali kawin kawin dengan dengan pria pria Ahlul Ahlul Kitab, Kitab, karena karena Ahlul Ahlul tidak Kitab termasuk kelompok orang-orang kafir. Kitab termasuk kelompok orang-orang kafir. Sementara itu, itu, orang-orang orang-orang musyrik musyrik adalah adalah orang-orang orang-orang kafir kafir Sementara selain Ahlul Ahlul Kitab. Kitab. Mereka Mereka itu, itu, seperti, seperti, orang-orang orang-orang Majusi, Majusi, kaum kaum selain shabi’ah, orang-orang orang-orang Budha, Budha, kaum kaum paganis paganis (para (para penyembah penyembah shabi’ah, berhala),dan dan semacamnya. semacamnya.Kaum KaumMuslim Muslimtidak tidakboleh bolehmenikah menikah dengan dengan berhala), mereka secara mutlak. Seorang pria Muslim secara mutlak tidak boleh mereka secara mutlak. Seorang pria Muslim secara mutlak tidak boleh mengawini wanita wanita musyrik. musyrik. Seorang Seorang Muslimah Muslimah secara secara mutlak mutlak tidak tidak mengawini bolehkawin kawin dengan denganpria priamusyrik. musyrik.Ketidakbolehan Ketidakbolehanini ini telah telahditerangkan diterangkan boleh dengan gamblang gamblang di di dalam dalam nash nash al-Quran al-Quran yang yang bersifat bersifat qath’i. qath’i. Allah Allah dengan SWT berfiman: berfiman: SWT

R[¯nՓv% C°K% ¸n×m\\ ÏRR§««ª¨ ×1ÅW \HÕÃU ×SVXT ¯nՓv% C°K% ¸n×m\\

“Dan janganlah janganlah kamu kamu nikahi nikahi wanita-wanita wanita-wanita musyrik, musyrik, sebelum sebelum “Dan merekaberiman. beriman.Sesungguhnya Sesungguhnyawanita wanitabudak budakyang yangmukmin mukminlebih lebih mereka baik dari dari wanita wanita musyrik, musyrik, walaupun walaupun dia dia menarik menarik hatimu. hatimu. Dan Dan baik janganlahkamu kamumenikahkan menikahkanorang-orang orang-orangmusyrik musyrik(dengan (denganwanitawanitajanganlah wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin mukminlebih lebih baik baik dari dari orang orang musyrik musyrik walaupun walaupun dia dia menarik menarik yang hatimu.” (TQS (TQS al-Baqarah al-Baqarah [2]: [2]: 221) 221) hatimu.” Ayat ini ini tidak tidak mengandung mengandung pengertian pengertian kecuali kecuali hanya hanya satu satu Ayat pengertian saja. Yaitu pengharaman perkawinan wanita musyrik pengertian saja. Yaitu pengharaman perkawinan wanita musyrik dengan dengan pria dan Muslim dan perkawinan pria musyrik pria Muslim perkawinan seorang seorang pria musyrik dengan dengan wanita

Pernikahan Pernikahan 189 189

wanita Muslimah, dengan pengharaman Jika terjadi Muslimah, dengan pengharaman yang qath’i.yang Jika qath’i. terjadi perkawinan perkawinan ini, berarti pernikahannya batiltidak (tidak sah) dan semacam ini, semacam berarti pernikahannya batil (tidak sah) dan terakadkan tidak sekali. terakadkan sekali. Hasan ibn Muhammad menuturkan: sama Hasansama ibn Muhammad menuturkan:

‫ﻦ‬‫ﻼﹶﻡِ ﻓﹶﻤ‬‫ ﺇِﻟﹶﻰ ﺍﹾﻻِﺳ‬‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺪ‬‫ﺮٍ ﻳ‬‫ﺠ‬‫ﺱ ﻫ‬ ِ ‫ﻮ‬‫ﻣﺠ‬ ‫ ﺇِﻟﹶﻰ‬U ِ‫ﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﻮ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﺐ‬‫»ﻛﹶﺘ‬ ‫ﻛﹶ ـﻞﹶ ﻟﹶ ـﻪ‬‫ﺆ‬‫ ﺍﹶﻥﹾ ﻻﹶ ﺗ‬‫ﺔِ ﻓِﻲ‬‫ﻳ‬‫ﻪِ ﺍﻟﹾﺠِﺰ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﺑﺖ‬‫ ِﺮ‬‫ﻰ ﺿ‬‫ ﺃﹶﺑ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬،‫ﻪ‬‫ ﻗﹶﺒِﻞﹶ ِﻣﻨ‬‫ﻠﹶﻢ‬‫ﺍﹶﺳ‬

«‫ﺃﹶﺓﹲ‬‫ﺮ‬‫ ﺍِﻣ‬‫ ﹶﻟﻪ‬‫ ﹶﻜﺢ‬‫ﻨ‬‫ﻻﹶ ﺗ‬‫ﺔﹲ ﻭ‬‫ﺤ‬‫ﺫﹶﺑِﻴ‬ “Rasulullah SAW SAW telah telah mengirim mengirim surat suratkepada kepada orang-orang orang-orang Majusi Majusi “Rasulullah Hajr. Beliau Beliau menyeru menyeru mereka mereka untuk untuk memeluk memeluk Islam. Islam. Siapa Siapa saja saja Hajr. yang masuk masuk Islam, Islam, keislamannya keislamannya diterima. diterima. Sebaliknya, Sebaliknya, siapa siapa saja saja yang yang menolak, menolak, ia ia dikenai dikenai kewajiban kewajiban membayar membayar jizyah, jizyah, sementara sementara yang sembelihannya tidak boleh dimakan dan wanitanya tidak boleh sembelihannya tidak boleh dimakan dan wanitanya tidak boleh dinikahi.” (HR (HR al-Bayhaqî) al-Bayhaqî) dinikahi.” Walhasil, syariah syariah Islam Islam tidak tidak hanya hanya mencukupkan mencukupkan dengan dengan Walhasil, mendorongdan danmembangkitkan membangkitkan keinginan untuk menikah. mendorong keinginan untuk menikah. LebihLebih dari dari itu, syariah Islam juga menjelaskan siapa yang boleh dikawini itu, syariah Islam juga menjelaskan siapa yang boleh dikawini seorang seorang atau Muslim atau siapa yangdikawini boleh dikawini Muslimah. Muslim siapa yang boleh wanita wanita Muslimah. Juga Juga menjelaskan saja haram yang haram dinikahi pria Muslim atau menjelaskan siapa siapa saja yang dinikahi pria Muslim atau pun pun wanita Muslimah. Syariah Islam juga menjelaskansifat-sifat sifat-sifatyang yang wanita Muslimah. Syariah Islam juga menjelaskan dianggapbaik baikyang yangharus harusdicari dicarioleh olehorang orangyang yangberkeinginan berkeinginanmenikah menikah dianggap pada diri calon yang akan dinikahinya. Hanya saja, disyaratkan wanita pada diri calon yang akan dinikahinya. Hanya saja, disyaratkan wanita yanghendak hendakdinikahinya dinikahinyaitu ituharuslah haruslahbukan bukanisteri isteriorang oranglain lainatau atautidak tidak yang masih dalam dalammasa masa‘iddah. ‘iddah. Sebab, Sebab, salah salah satu satu syarat syaratpernikahan, pernikahan, calon calon masih istri haruslah haruslah bebas bebas dari dari ikatan ikatan pernikahan pernikahan dan dan telah telah melewati melewati masa masa istri ‘iddah. ‘iddah. Dalam konteks konteks ini, ini, seorang seorang wanita wanita yang yang sudah sudah dilamar dilamar dan dan Dalam belum berlangsung berlangsung akad akad pernikahannya, pernikahannya, perlu perlu diperhatikan. diperhatikan. Jika Jika ia ia belum telah menerima menerima lamaran lamaran seorang seorang pelamar pelamar yang yang telah telah disampaikan disampaikan telah sebelumnya kepada kepada dirinya dirinya atau atau kepada kepada walinya, walinya, atau atau ia ia telah telah sebelumnya mengizinkanwalinya walinya untuk menerima lamaran pelamar atau mengizinkan untuk menerima lamaran sang sang pelamar atau untuk untuk dinikahkan dengannya, baik hal itu dilakukan secara gamblang dinikahkan dengannya, baik hal itu dilakukan secara gamblang maupun maupunisyarat, melaluimaka isyarat, maka haram lain untuk melamarnya. melalui haram bagi priabagi lain pria untuk melamarnya. Hal itu

190 190 Sistem Sistem Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam Pergaulan 190 Pergaulan Dalam Islam 190 Sistem Sistemkepada Pergaulanapa Dalam Islam didasarkan yang telah diriwayatkan dari ‘Uqbah ibn ‘Âmir

didasarkan kepada apa yang telah diriwayatkan dari ‘Uqbah ibn ‘Âmir bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Hal itu didasarkan kepada yang telah diriwayatkan dari bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: didasarkan kepada apa yangapa telah diriwayatkan dari ‘Uqbah ibn‘Uqbah ‘Âmir ibn ‘Âmir bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

‫ ﹶﻻ‬‫ﻻﹶـﻪِ ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﻊِـﺃﹶﻪِﺧِﻴ‬‫ﻴ‬‫ﹶﻰﺧِﺑ‬ ‫ﻊِﻠ ﺃﹶ‬‫ﻋ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬‫ﺎﹶﻰﻉ‬‫ﻠﺘ‬‫ﺒ‬‫ﻋ‬‫ﻥﹾ ﻳ‬‫ﺎﺃﹶﻉ‬‫ِﻦﺘ‬‫ﺒ‬‫ﻥﹾ ِﻣﻳ‬‫ﺆ‬‫ﻞﱡِﻣ ِﻟِﻦﻠﹾ ﺃﹶﻤ‬‫ﺤِﺆ‬‫ﻠﹾﻤ‬‫ِﻦﺤِﻓﹶﻞﱡﻼﹶ ِﻟﻳ‬‫ﻼﹶِﻣ ﻳ‬‫ﻓﹶﺆ‬‫ﻮِﻣ ﺍِﻦﻟﹾﻤ‬‫ﺧﺆ‬‫ﺍﻟﹾﺃﹶﻤ‬‫ﻮﻦ‬‫ﺧِﻣ‬‫ﺆ‬‫ﻟﹾ ﺃﹶﻤ‬‫ ِﻣ»ﺍﻦ‬‫ﺆ‬‫»ﺍﻟﹾﻤ‬ ‫ﻻﹶ‬‫ ـﻪِ ﻭ‬‫ﻊِ ﺃﹶﺧِﻴ‬‫ﻴ‬‫ﻠﹶﻰ ﺑ‬‫ ﻋ‬‫ﺎﻉ‬‫ﺘ‬‫ﺒ‬‫«ِﻣ ِﻦ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬‫ﺭﺆ‬‫ﻠﹾﺬﹶﻤ‬‫ﻰﻞﱡ ِﻟﻳ‬ِ‫ﺘﺤ‬‫ﺣ‬‫ﻪِﻼﹶ ﻳ‬‫ﺔِِﻣ ﺃﹶِﻦﺧِﻓﹶﻴ‬‫ﺆ‬‫ﻄﹾﺒ‬‫ﻮ ﺍﻟﹾﺧِﻤ‬‫ﹶﻰ‬ ‫ ﺃﹶﺧ‬‫ﻦ‬‫ ِﻣ‬‫ﻄﹸﺆ‬‫ﻟﹾﻤ‬‫»ﺍﺨ‬‫ﻳ‬ «‫ﺬﹶﺭ‬‫ﻰ ﻳ‬‫ﺘ‬‫ﻪِ ﺣ‬‫ﺔِ ﺃﹶﺧِﻴ‬‫ﻠﻄﹾﺒ‬‫ﺐ ﺧِﻋ‬ ‫ﻠﹶﻰ‬‫ﺐ ﻋ‬  ‫ﻄﹸ‬‫ﺨ‬‫ﻳ‬ «‫ﺭ‬saudara ‫ﺬﹶ‬‫ ﻳ‬bagi ‫ﻰ‬‫ﺘ‬‫ﺣ‬Mukmin ِ‫ﻪ‬‫ﺔِ ﺃﹶﺧِﻴ‬‫ﻄﹾﺒ‬lainnya. ِ‫ﻠﹶﻰ ﺧ‬lainnya. ‫ ﻋ‬Karena ‫ﺐ‬  ‫ﻄﹸ‬‫ﺨ‬Karena ‫ﻳ‬ “Seorang Mukmin adalahadalah saudara “Seorang Mukmin bagi Mukmin itu, seorang Mukmin tidak boleh membeli (sesuatu) di atas “Seorang Mukmin adalah saudara bagi Mukmin lainnya. Karena itu, itu, seorang Mukmin tidak boleh membeli (sesuatu) di atas “Seorang adalah saudara bagi Mukmin lainnya. Karena pembelian saudaranya, dan tidak boleh meminang (seorang wanita) seorang Mukmin tidak boleh membeli (sesuatu) di atas (seorang pembelian pembelian saudaranya, tidakmembeli boleh meminang wanita) itu, seorang Mukmin tidakdan boleh (sesuatu) di atas di atas pinangan saudaranya sampai saudaranya itu menyiasaudaranya, dan tidak boleh meminang (seorang wanita) di atas di atas pinangan saudaranya sampai saudaranya itu menyiapembelian saudaranya, dan tidak boleh meminang (seorang wanita) nyiakannya (membatalkan atau meninggalkannya, pen).” (HR (HR pinangan saudaranya sampai saudaranya itu menyia-nyiakannya nyiakannya (membatalkan atau meninggalkannya, pen).” di atas pinangan saudaranya sampai saudaranya itu menyiaMuslim) (membatalkan atau meninggalkannya, pen).” (HR Muslim) Muslim) nyiakannya (membatalkan atau meninggalkannya, pen).” (HR Muslim) Dan RA beliau bersabda: Dan dari dari Abû Hurayrah RA dari dari Nabi SAW,SAW, beliaubeliau bersabda: DanAbû dariHurayrah Abû Hurayrah RANabi dari SAW, Nabi bersabda: Dan dari Abû Hurayrah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda:

«‫ﻙ‬ ‫ﺮ‬‫ﻳﺘ‬«‫ﻙﻭ‬‫ ﺃﹶ‬‫ﺮ‬‫ﺢ‬‫ﻳﺘ‬ِ‫ﻜ‬‫ﻭ‬‫ﺃﹶﻨ‬‫ ﻳ‬‫ﻰﺢ‬ِ‫ﺘﻜ‬‫ﺣ‬‫ﻨ‬‫ﻰﻪِ ﻳ‬ ‫ﺘﺧِﻴ‬‫ﻪِﺔِ ﺃﹶﺣ‬‫ﺒ‬‫ﹶﻰﺔِ ﺃﹶﺧِﺧِﻄﹾﻴ‬ ‫ﻳ‬ ‫»ﻄﹸﻻﹶ‬‫ﻳﺨ‬ ‫»ﻻﹶ‬ ‫ﻠﻄﹾﺒ‬‫ﺟﹶﻰ ﹸﻞﺧِﻋ‬ ‫ﻠ‬‫ﻋ‬‫ ﹸﻞﺍﻟﺮ‬‫ﺐ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﺍﻟﻄﹸﺮ‬‫ﺨ‬‫ﺐ‬ «“Janganlah ‫ﻙ‬ ‫ﺮ‬‫ﻳﺘ‬seorang ‫ﻭ‬seorang ‫ ﺃﹶ‬‫ﻜِﺢ‬seorang ‫ﻨ‬‫ﻳ‬pria ‫ﻰ‬pria ‫ﺘ‬‫ﺣ‬melamar ِ‫ﻪ‬‫ﻴ‬melamar ِ‫ﺧ‬melamar ‫ﺔِ ﺃﹶ‬‫ﺒ‬diatas ‫ﹶﻰ ﺧِﻄﹾ‬ ‫ﻠ‬‫ﺟ ﹸﻞ ﻋ‬lamaran ‫ﺍﻟﺮ‬saudaranya ‫ﻄﹸﺐ‬saudaranya ‫ﺨ‬saudaranya ‫ﻳ‬ ‫»ﻻﹶ‬sampaisampai “Janganlah lamaran “Janganlah diatas lamaran pria diatas

saudaranya itu menikahinya atau meninggalkannya.” (HR al- alsampai saudaranya itumenikahinya menikahinya atau meninggalkannya.” (HR saudaranya itu atau meninggalkannya.” (HR “Janganlah seorang pria melamar diatas lamaran saudaranya sampai Bukhârî) al-Bukhârî) Bukhârî) saudaranya itu menikahinya atau meninggalkannya.” (HR alBukhârî) Adapun wanita yangdilamar dilamar telah menolak lamaran Adapun jika wanita yang ituitu telah menolak lamaran pria Adapun jika wanita yang dilamar itu telah menolak lamaran pria melamarnya, atau belum memberikan jawaban sama sekali, yangyang melamarnya, ia ia belum memberikan jawaban sama sekali,sekali, pria yang melamarnya, atau iadilamar belum memberikan jawaban sama Adapun jika atau wanita yang itu telah menolak lamaran atau ia masih sedang meneliti pria yang melamarnya itu, maka dalam atauyang ia masih sedang meneliti pria yang melamarnya itu, maka dalamdalam atau ia masih sedang pria yang melamarnya itu, maka pria melamarnya, atau meneliti ia belum memberikan jawaban sama sekali, keadaan seperti ini, boleh bagi pria lain untuk melamarnya. Dan wanita keadaan seperti ini, boleh bagipria pria lain melamarnya. Dan dalam wanita seperti ini, boleh bagiyang priauntuk lain untuk melamarnya. Dan wanita atau iakeadaan masih sedang meneliti melamarnya itu, maka tersebut tidak dinilai telah dilamar oleh seseorang pun. Dalam konteks tersebut tidak dinilai telah dilamar oleh seseorang pun. Dalam konteks tersebut tidak dinilai telah dilamar oleh seseorang pun. Dalam konteks keadaan seperti ini, boleh bagi pria lain untuk melamarnya. Dan wanita ini, binti Qays telah menuturkan bahwa ia pernah mendatangi ini,Fathimah Fathimah binti Qays telah menuturkan bahwa iapun. pernah mendatangi ini,tidak Fathimah binti Qays telah oleh menuturkan bahwa iaDalam pernah mendatangi tersebut dinilai telah dilamar seseorang konteks Nabi SAW, lalu ia menceritakan bahwa Mu‘awiyah Abû Jahm telah Nabi SAW, lalu ialalu menceritakan bahwa Mu‘awiyah dan Abû Jahm telah telah Nabi SAW, ia menceritakan bahwa Mu‘awiyah dan Abû Jahm ini, Fathimah binti Qays telah menuturkan bahwa iadan pernah mendatangi melamarnya. Maka Rasulullah SAW bersabda: melamarnya. Rasulullah SAW SAW bersabda: melamarnya. Maka Rasulullah bersabda: Nabi SAW, laluMaka ia menceritakan bahwa Mu‘awiyah dan Abû Jahm telah melamarnya. Maka Rasulullah SAW bersabda:

‫ﻦ‬ ‫ ﻋ‬‫ﺎﻩ‬‫ﺼﻦ‬‫ﻋ‬‫ ﻋ‬‫ﻩ‬‫ﺎﻊ‬‫ﺼ‬ ‫ﻀ‬  ‫ﻼﹶ ﻳﻋ‬‫ﻀﻊ‬ ‫ﺎ ِﻭ‬‫ﻌﻓﹶ‬‫ﻳﺔﹸﻣ‬‫ﺎ‬‫ﺎﻣِﻭ‬‫»ﻌﺃﹶ‬‫ﺎ ﻣ‬‫»ﺃﹶﻣ‬ ‫ﻳﻢٍ ﻓﹶ‬ ‫ﻼﹶﻬ‬‫ﻮ ﻓﹶﺟ‬ ٍ‫ﺑﻢ‬‫ﺃﹶﻬ‬‫ﺎﺟ‬‫ﻮﺃﹶﻣ‬‫ﺃﹶﺑﻭ‬،‫ﺎ‬‫ﺃﹶﻟﹶﻣﻪ‬‫ﺎﻝﹶﻭ‬،‫ﺎﻝﹶﻻﹶﻟﹶﻪﻣ‬‫ﻠﻻﹶﹸﻮﻣﻙ‬‫ﻌ‬‫ﺼ‬‫ﺔﹸﻠﹸﻮﻓﹶﻙ‬‫ﻳﻌ‬‫ﺼ‬ ‫ﻦ‬‫ ﻋ‬‫ﺎﻩ‬‫ﺼ‬‫ ﻋ‬‫ﻀﻊ‬  ‫ﻳ‬ ‫ﻢٍ ﻓﹶﻼﹶ‬‫ﻬ‬‫ﻮ ﺟ‬‫ﺎ ﺃﹶﺑ‬‫ﺃﹶﻣ‬‫ ﻭ‬،‫ﻝﹶﺪٍ ﻟﹶ«ﻪ‬‫ﻳ‬‫ﺎﺯ‬‫ ﻣ‬‫ﻻﹶﻦ‬‫ﺔﹶ ﺑ‬‫ﻙ‬‫ﺎﹸﻮﻣ‬‫ﻠﺳ‬‫ﺃﹸﻌ‬‫ﺼ‬‫ﻳﺔﹸﺤِ ﻓﹶﻲ‬ِ‫ ِﻭﻜ‬‫ﺎﻧ‬‫ﻌﺍﹶ‬‫ِﻣ‬،‫ﺎِﻪ‬‫ﺎﺃﹶﺗِﻣﻘ‬»‫ﻋ‬ «ٍ‫ﺪ‬‫ﻳ‬‫ ﺯ‬‫ﻦ‬‫ﺔﹶ ﺑ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻜِﺤﻲ ﺃﹸﺳ‬‫ِ ﺍﹶﻧ‬،‫ﺎﺗِﻘِﻪ‬‫ﻋ‬ «iaٍ‫ﺪ‬miskin ‫ﻳ‬‫ ﺯ‬ia‫ﻦ‬‫ﺑ‬miskin ‫ﺔﹶ‬tidak ‫ﺎﻣ‬‫ ﺃﹸﺳ‬tidak ‫ﻜِﺤِﻲ‬memiliki ‫ِ ﺍﹶﻧ‬،harta, ‫ﺎﺗِﻘِﻪ‬‫ﻋ‬ “Adapun Mu‘awiyah sesungguhnya ia “Adapun Mu‘awiyah sesungguhnya miskin tidak memiliki memiliki harta,harta, “Adapun Mu‘awiyah sesungguhnya sedangkan Abû ia meletakkan dari sedangkan Abû Jahm, Jahm, ia tidak tidak pernah meletakkan tongkatnya dari dari sedangkan Abûsesungguhnya Jahm, ia pernah tidak pernah meletakkan tongkatnya “Adapun Mu‘awiyah ia miskin tidak tongkatnya memiliki harta, sedangkan Abû Jahm, ia tidak pernah meletakkan tongkatnya dari

Pernikahan Pernikahan Pernikahan Pernikahan

191 191 191 191

pundaknya (suka (suka memukul). memukul). Nikahi Nikahi Usâmah Usâmah ibn ibn Zayd Zayd saja.” saja.” (HR (HR pundaknya pundaknya (suka (suka memukul). memukul). Nikahi Nikahi Usâmah Usâmah ibn ibn Zayd Zayd saja.” saja.” (HR (HR Muslim) pundaknya Muslim) Muslim) Muslim) Jadi Nabi Nabi SAW SAW meminang meminang Fathimah Fathimah binti binti Qays Qays untuk untuk Usâmah Usâmah Jadi Jadi Nabi SAW meminang Fathimah binti Qays untuk Usâmah setelah wanita tersebut memberitahukan kepada beliau ihwal lamaran Nabi SAW memberitahukan meminang Fathimah bintibeliau Qays untuk setelah Jadi wanita tersebut kepada ihwal Usâmah lamaran setelah wanita wanita tersebut memberitahukan kepada beliau beliau ihwal ihwal lamaran lamaran Mu‘awiyah dantersebut Abû Jahm Jahm kepada dirinya. dirinya. setelah memberitahukan kepada Mu‘awiyah dan Abû kepada Mu‘awiyah dan Abû Abûwanita Jahmdilamar kepadamaka dirinya. Jika dan seorang wanita dilamar maka hanya dirinyalah dirinyalah yang yang berhak berhak Mu‘awiyah Jahm kepada dirinya. Jika seorang hanya Jika seorang seorang wanita dilamar makahanya hanya dirinyalah yang berhak untuk menerima menerima atau menolak pernikahan. Tidak seorang pun dari Jika wanita dilamar maka dirinyalah yang berhak untuk atau menolak pernikahan. Tidak seorang pun dari untuk menerima menerima atauselain menolak pernikahan. Tidak seorang pun pun dari wali-walinya ataupun selain mereka, yang berhak berhak menikahkan wanita untuk atau menolak pernikahan. Tidak seorang dari wali-walinya ataupun mereka, yang menikahkan wanita wali-walinya ataupun selain mereka, yang berhak menikahkan wanita itu tanpa seizinnya, atau menghalang-halanginya untuk menikah. Telah wali-walinya ataupun selain mereka, yang berhakuntuk menikahkan itu tanpa seizinnya, atau menghalang-halanginya menikah.wanita Telah itu tanpa seizinnya, atau menghalang-halanginya untuk menikah. Telah diriwayatkan dari Ibn ‘Abbâs, ia menuturkan: “Rasulullah SAW telah itu tanpa seizinnya, atau‘Abbâs, menghalang-halanginya untuk menikah. diriwayatkan dari Ibn ia menuturkan: “Rasulullah SAW Telah telah diriwayatkan dari dari Ibn Ibn ‘Abbâs, ‘Abbâs, ia ia menuturkan: menuturkan: “Rasulullah “Rasulullah SAW SAW telah telah bersabda: diriwayatkan bersabda: bersabda: bersabda:

‫ــﺎ‬ ‫ـ‬‫ﻬﻬ‬‫ﻧ‬‫ﺇِﺇِﺫﹾﺫﹾﻧ‬‫ﻭ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺎ‬‫ـﻬﻬ‬ ‫ِــ‬ ‫ﺴِـ‬ ‫ﻔﹾﻔﹾﺴ‬‫ﻧ‬‫ِﻲ ﻧ‬ ‫ﺘﺄﹾﺄﹾ ﹶﺫﹶﺫﻥﹸﻥﹸ ﻓﻓِﻲ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬ ‫ﺴ‬‫ﺗ‬‫ ﺗ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟﹾﻟﹾﺒِﺒِﻜﹾﻜﹾﺮ‬‫ﺍ‬‫ﺎ ﻭﻭ‬‫ﺎ‬‫ﻬﻬ‬‫ﻴ‬‫ﻟِﻟِﻴ‬‫ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﺎ ﻣِﻣِﻦ‬‫ﺎ‬‫ﺴِﻬﻬ‬ ِ‫ﻔﹾﻔﹾﺴ‬‫ﻨ‬‫ ﺑِﺑِﻨ‬‫ﻖ‬‫ﻖ‬‫ﺣ‬‫ﺐ ﺃﹶﺃﹶﺣ‬  ‫ﻴ‬‫»»ﺍﻟﺍﻟﱠﺜﱠﺜﻴ‬ ‫ـﺎ‬ ‫ﺐ‬ ‫ــﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺇِﺫﹾﻧ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻔﹾﺴِــﻬ‬‫ﺘﺄﹾ ﹶﺫﻥﹸ ﻓِﻲ ﻧ‬‫ﺴ‬‫ ﺗ‬‫ﺍﻟﹾﺒِﻜﹾﺮ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﻟِﻴ‬‫ ﻭ‬‫ﺎ ﻣِﻦ‬‫ﻔﹾﺴِﻬ‬‫ ﺑِﻨ‬‫ﻖ‬‫ﺎﺃﹶ«ﺣ‬‫ﺐﻬ‬  ‫»ﺻﺍﻟﱠﺜﻴ‬ «‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺎﺗﺗ‬‫ﺎ‬‫ﻤﻤ‬‫ﺻ‬ «‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺎﺗ‬‫ﻤ‬‫ﺻ‬ “Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya,

“Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, “Seorang janda janda lebih berhak atas dirinya dirinya daripada walinya, sedangkan seorang gadisberhak harus dimintai dimintai izin tentang tentang dirinya dan “Seorang lebih atas daripada walinya, sedangkan seorang gadis harus izin dirinya dan sedangkan seorang gadis (HR harusMuslim) dimintai izin izin tentang tentang dirinya dirinya dan dan izinnya adalah diamnya.” (HR Muslim) sedangkan seorang gadis harus dimintai izinnya adalah diamnya.” izinnya adalah diamnya.” (HR Muslim) izinnya adalah diamnya.” (HR Muslim) Dan dari dari Abû Abû Hurayrah, Hurayrah, ia ia menuturkan: menuturkan: “Rasulullah “Rasulullah SAW SAW telah telah Dan Dan dari dari Abû Abû Hurayrah, Hurayrah, ia ia menuturkan: menuturkan:“Rasulullah “Rasulullah SAW SAW telah telah bersabda: Dan bersabda: bersabda: bersabda:

‫ ﻗﻗﹶﺎﹶﺎﻟﻟﹸﻮﺍ‬..‫ﺘﺄﹾﺄﹾ ﹶﺫﹶﺫ ﹶﻥﹶﻥ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬ ‫ﺴ‬‫ﺗ‬‫ﻰ ﺗ‬ ‫ﻰ‬‫ﺘﺘ‬‫ﺣ‬‫ ﺣ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﺍﻟﹾﻟﹾﺒِﺒِﻜﹾﻜﹾﺮ‬‫ﺢ‬‫ ﹶﻜﹶﻜﺢ‬‫ﻨ‬‫ﻨ‬‫ﺗ‬‫ﻻﹶﻻﹶ ﺗ‬‫ﻭ‬‫ ﻭ‬،،‫ﺮﺮ‬‫ﻣ‬‫ﺄﹾﺄﹾﻣ‬‫ﺘ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬ ‫ﺴ‬‫ﺗ‬‫ﻰ ﺗ‬ ‫ﻰ‬‫ﺘﺘ‬‫ﺣ‬‫ ﺣ‬‫ﻢ‬‫ﻢ‬‫ﻳ‬‫ ﺍﹾﺍﹾ َﻷَﻷﻳ‬‫ﺢ‬‫ ﹶﻜﹶﻜﺢ‬‫ﻨ‬‫ﻨ‬‫ﺗ‬‫»»ﻻﹶﻻﹶ ﺗ‬ ::‫ﹸﻮﺍ‬ :‫ ﻗﹶﺎﻟﹸﻮﺍ‬.‫ﺘﺄﹾ ﹶﺫ ﹶﻥ‬‫ﺴ‬‫ﻰ ﺗ‬‫ﺘ‬‫« ﺣ‬‫ﺖﻜﹾﺮ‬ ِ‫ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﺢ‬‫ﺗﹶﻜﺴ‬ ‫ﻥﹾﻨ‬‫ﻻﹶﺃﹶ ﺗ‬:‫ﹶﺎﻝﹶﻭ‬،‫ﺮﻗ‬‫ﺎ؟ﻣ‬‫ﺄﹾ‬‫ﻬﺘ‬‫ﺴ‬‫ﺫﹾﻧ‬‫ﻰ ِﺇﺗ‬ ‫ﺘﻒ‬‫ﺣ‬‫ﻴ‬‫ﻛﹶﻛﹶﻴ‬‫ﻢ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﷲَِﻷﻳ‬ ِ‫ ﺍﺍ ﺍﹾﷲ‬‫ﹶﻜ ﹶﻝﹶﻝﺢ‬‫ﻮ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬‫ﺳ‬‫ﺳ‬‫ﺭ ﺗ‬‫ﺭ‬‫ﺎ»ﻻﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻳﻳ‬ «‫ﺖ‬  ‫ﻜﹸﻜﹸ‬‫ﺴ‬ ‫ﺗ‬ ‫ ﺃﹶﻥﹾ‬:‫ﺎ؟ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬‫ﻬ‬‫ ِﺇﺫﹾﻧ‬‫ﻒ‬ «‫ﺖ‬  ‫ﻜﹸ‬‫ﺗﺴ‬ ‫ ﺃﹶﻥﹾ‬:‫ﺎ؟ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬‫ﻬ‬‫ ِﺇﺫﹾﻧ‬‫ﻒ‬‫ﻛﹶﻴ‬‫ ﹶﻝ ﺍﷲِ ﻭ‬‫ﻮ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻳ‬ “Seorang janda tidak boleh dinikahkan hingga dimintai perintahnya.

“Seorang janda tidak boleh dinikahkan hingga dimintai perintahnya. “Seorang janda tidak boleh dinikahkan hingga dimintai perintahnya. Dan seorang gadis tidak boleh dinikahkan hingga diminta izinnya.” “Seorang janda tidak boleh dinikahkan hingga dimintai perintahnya. Dan seorang gadis tidak boleh dinikahkan hingga diminta izinnya.” Dan seorang seoranglalu gadis tidak boleh boleh dinikahkan hingga dimintaizinnya?” izinnya.” Para sahabat lalu bertanya: “‘Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya?” Dan gadis tidak dinikahkan hingga diminta izinnya.” Para sahabat bertanya: “‘Wahai Rasulullah, bagaimana Para sahabat lalu bertanya: “‘Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya?” Beliau menjawab: “ia diam.” (Muttafaq ’alayhi) Para sahabat lalu bertanya: “‘Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya?” Beliau menjawab: “ia diam.” (Muttafaq ’alayhi) Beliau menjawab: “ia diam.” (Muttafaq ’alayhi) Beliau menjawab: “ia diam.” (Muttafaq ’alayhi) Ibn ‘Abbâs ‘Abbâs juga juga menuturkan: menuturkan: Ibn Ibn ‘Abbâs ‘Abbâs juga juga menuturkan: menuturkan: Ibn

‫ِــ‬ ‫ﻫﻫِـ‬‫ﻭ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺎ‬‫ﻬﻬ‬‫ﺟ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﺯ‬‫ﺎ ﺯ‬‫ﺎ‬‫ﺎﻫﻫ‬‫ﺎ‬‫ ﹶﺃﹶﺃﻥﱠﻥﱠ ﺃﹶﺃﹶﺑﺑ‬‫ﺕ‬ ‫ﺕ‬‫ﺮ‬‫ ﻓﹶﻓﹶﺬﹶﺬﹶﻛﹶﻛﹶﺮ‬U ‫ﻲ‬‫ـﻲ‬ ‫ِــ‬ ‫ﺒﺒِـ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﺍﻟﻨ‬‫ﺖ‬ ‫ﺖ‬‫ﺗ‬‫ﺍ ﺃﹶﺃﹶﺗ‬‫ﺍ‬‫ﺔﹰﺔﹰ ﺑِﺑِﻜﹾﻜﹾﺮﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺎﺭِﺭِﻳ‬‫ﺎ‬‫»»ﹶﺃﹶﺃﻥﱠﻥﱠ ﺟﺟ‬ ‫ﻲ‬‫ـﻲ‬ ‫ﻫِــﻲ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬‫ﺎ ﺯ‬‫ﺎﻫ‬‫ ﹶﺃﻥﱠ ﺃﹶﺑ‬‫ﺕ‬‫ ﻓﹶﺬﹶﻛﹶﺮ‬U ‫ﺒِــﻲ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﺖ‬‫ﺍ ﺃﹶﺗ‬‫ﺔﹰ ﺑِﻜﹾﺮ‬‫ﺎﺭِﻳ‬‫»ﹶﺃﻥﱠ ﺟ‬  ‫ﹶﹶ ﹲﹲ ﹶﹶ‬  ‫ﹶ ﹲ ﹶ‬

192 Pergaulan Dalam Islam 192 Sistem Sistem Pergaulan Dalam Islam 192 Sistem Pergaulan Dalam Islam 192 Sistem Pergaulan Dalam Islam

«U «U‫ﻲ‬‫ﺒِﻲ‬‫ﺒِﺍﻟﻨ‬‫ﺎﺍﻟﻨ‬‫ﺎﻫ‬‫ﻫﺮ‬‫ﻴ‬‫ﺨﺮ‬‫ﻴ‬‫ﻓﹶ ﻓﹶﺨ‬،‫ﺔﹲ‬،‫ﹲ‬‫ﺭِﺔﻫ‬‫ﻛﹶﺎﻛﺭِﹶﺎﻫ‬

“Seorang “Seoranggadis gadispernah pernahdatang datangkepada kepadaRasulullah RasulullahSAW, SAW,lalu laluia “Seorang gadis pernah datang kepada Rasulullah SAW, lalu “Seorang gadis pernah datang kepada Rasulullah SAW, lalu iaiaia menceritakan menceritakanbahwa bahwaayahnya ayahnyatelah telahmenikahkannya, menikahkannya,padahal padahalia menceritakan bahwa ayahnya telah menikahkannya, padahal menceritakan bahwa ayahnya telah menikahkannya, padahal iaiaia tidak suka. Maka Nabi SAW memberikan pilihan kepadanya (boleh tidak suka. Maka Nabi SAW memberikan pilihan kepadanya (boleh tidak suka. Maka Nabi SAW memberikan pilihan kepadanya (boleh tidak suka. Maka Nabi SAW memberikan pilihan kepadanya (boleh meneruskan perkawinannya atau bercerai dari suaminya, pen).” meneruskanperkawinannya perkawinannyaatau ataubercerai berceraidari darisuaminya, suaminya,pen).” pen).” meneruskan perkawinannya atau bercerai dari suaminya, pen).” meneruskan (HR Abû Dâwud) (HRAbû AbûDâwud) Dâwud) (HR Abû Dâwud) (HR Dan Dandari dariKhansâ’ Khansâ’binti bintiKhidzâm Khidzâmal-Anshariyah: al-Anshariyah: Dan dari Khansâ’ binti Khidzâm al-Anshariyah: Dan dari Khansâ’ binti Khidzâm al-Anshariyah:

‫ﺩ‬ ‫ﺮ‬‫ﻓﹶﺩ‬‫ﻓﹶﺮ‬UUِ‫ﻮ ﺍﻝﹶ ﺍﷲِﷲ‬ ‫ﻮﺳﻝﹶ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ﺭ‬‫ﺖ‬‫ﺖ‬‫ﻓﹶﺄﹶﺗ‬‫ﻓﹶﺄﹶﺗ‬‫ﻚ‬‫ﺫﹶﻟِﺫﹶﻟِﻚ‬‫ﺖ‬‫ﺖ‬‫ﺮِﻫ‬‫ﻓﹶ ﻓﻜﹶﺮِﻜﹶﻫ‬‫ﺐﺐ‬ ‫ ﺛﹶﻴ‬‫ﻴ‬‫ ﺛﹶﻲ‬‫ﻲ‬‫ﻫ‬‫ﻭ‬‫ﻫ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺎﻬ‬‫ﻬﺟ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬‫ﺯ‬‫ﻭ‬‫ﺎﺯ‬‫ﺎﻫ‬‫ﺎ‬‫ﺎﺃﹶﺑﻫ‬‫»ﹶﺃ»ﻥﱠﹶﺃ ﺃﹶﻥﱠﺑ‬ «‫ﺎ‬«‫ﺎﻬ‬‫ﻬﺣ‬‫ﻧِ ﻧِﻜﹶﺎﻜﹶﺎﺣ‬ “Bahwa “Bahwaayahnya ayahnyatelah telahmenikahkan menikahkandirinya, dirinya,padahal padahalia adalah “Bahwa ayahnya telah menikahkan dirinya, padahal adalah “Bahwa ayahnya telah menikahkan dirinya, padahal iaiaiaadalah adalah seorang janda, dan ia suka akan perkawinan itu. Kemudian ia seorang janda, dan tidak suka akan perkawinan itu. Kemudian seorang janda, dan suka akan perkawinan itu. Kemudian seorang janda, dan iaiatidak tidak suka akan perkawinan itu. Kemudian iaia datang kepada Rasulullah SAW, maka beliau membatalkan kepada Rasulullah SAW, maka beliau membatalkan iadatang datang kepada RasulullahSAW, SAW,maka makabeliau beliaumembatalkan membatalkan datang kepada Rasulullah perkawinannya itu.” (HR al-Bukhârî) perkawinannyaitu.” itu.”(HR (HRal-Bukhârî) al-Bukhârî) perkawinannya itu.” (HR al-Bukhârî) perkawinannya Hadits-hadits di atas seluruhnya gamblang menunjukkan bahwa, Hadits-hadits atas seluruhnya gamblang menunjukkan bahwa, Hadits-hadits atas seluruhnya gamblang menunjukkan bahwa, Hadits-hadits dididi atas seluruhnya gamblang menunjukkan bahwa, seorang seorangwanita wanitajika jikaia tidakmemberikan memberikanizin izinuntuk untukdinikahkan, dinikahkan,maka maka seorang wanita jika tidak memberikan izin untuk dinikahkan, maka seorang wanita jika iaiaiatidak tidak memberikan izin untuk dinikahkan, maka pernikahannya tidak sempurna. Dan jika iaiaiamenolak menolak pernikahannya pernikahannyatidak tidaksempurna. sempurna.Dan Danjika jikaia menolakpernikahannya pernikahannya pernikahannya tidak sempurna. Dan jika menolak pernikahannya pernikahannya itu atau dinikahkan secara paksa, maka pernikahannya ituatau ataudinikahkan dinikahkansecara secarapaksa, paksa,maka makapernikahannya pernikahannyaitu itudifasakh difasakh itu atau dinikahkan secara paksa, maka pernikahannya itu difasakh itu itu difasakh (dirusak), kecuali jika ia berbalik pikiran atau ridha. (dirusak),kecuali kecualijika jikaiaiaiaberbalik berbalikpikiran pikiranatau atauridha. ridha. (dirusak), kecuali jika berbalik pikiran atau ridha. (dirusak), Sedangkan larangan untuk menghalang-halangi wanita Sedangkan larangan untuk menghalang-halangi seorang wanita Sedangkan larangan untuk menghalang-halangi seorang wanita Sedangkan larangan untuk menghalang-halangi seorang seorang wanita dari (yang diinginkannya) jika datang seorang pelamar, daripernikahan pernikahan(yang (yang diinginkannya) jika datang seorang pelamar, dari pernikahan diinginkannya) jika datang seorang pelamar, hal dari pernikahan (yang diinginkannya) jika datang seorang pelamar, hal itu telah ditetapkan dididalam dalam al-Quran. Allah SWT berfirman: halitu itutelah telah ditetapkan dalam al-Quran. Allah SWT berfirman: itu telah ditetapkan di dalam al-Quran. Allah SWT berfirman: hal ditetapkan di al-Quran. Allah SWT berfirman:

>>¦ TÄTÄmmTÄØÈØÈmS5S5ØÈÚ4Ú4S5¯¯Ú41Ç šWšWmmV"V"šWmVVV"llV¯ ¯ l„C šXšXTTÙwÙwšXTU U Ùw]C ¦ ØÈØÈV"V"ØȁZ VÙVÙ@VÙ@ ¯ JJ1ÇX=X=JØoØoX=WWØo  W×S×S _ª ×S_ª ¯ ÀI ÀI\B U ÔU ]CÔU c DU„C ÉF „CSÉSÉÉFSÉÁ² V" Z ¦¦ 1Ç _ª „C ÀI„C\B \B ]C ÔU ¦=W=W¦cc=WDU DU „C ÉF Á²Á² Z

“Maka janganlah (para wali) mereka “Maka janganlahkamu kamu (para wali)menghalangi menghalangi merekakawin kawinlagi lagi “Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi “Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan denganbakal bakalsuaminya, suaminya,apabila apabilatelah telahterdapat terdapatkerelaan kerelaandi antara dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan antara dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan dididiantara antara mereka dengan cara yang makruf.” (TQS al-Baqarah [2]: 232) merekadengan dengancara carayang yangmakruf.” makruf.”(TQS (TQSal-Baqarah al-Baqarah[2]: [2]:232) 232) mereka dengan cara yang makruf.” (TQS al-Baqarah [2]: 232) mereka Larangan Larangantersebut tersebutjuga jugatelah telahditegaskan ditegaskandi dalamhadits haditssahih sahih Larangan tersebut juga telah ditegaskan dalam hadits sahih Larangan tersebut juga telah ditegaskan didididalam dalam hadits sahih yang dituturkan dari Ma‘qil ibn Yasâr, ia menuturkan: yang dituturkan dari Ma‘qil ibn Yasâr, ia menuturkan: yang dituturkan dari Ma‘qil ibn Yasâr, ia menuturkan: yang dituturkan dari Ma‘qil ibn Yasâr, ia menuturkan:

Pernikahan 193 193 Pernikahan Pernikahan

1

‫ﺗ‬‫ﺘﺪ‬‫ ﻋِﺣ‬‫ﺖ‬ ‫ﺎﻠﱠ ﻟﹶﻘﻬ‬‫ﺘﹶﻄ‬‫ﻞٍﺃﹸ ﹶﻓﺧ‬‫ﺖ‬ ‫ﺟ‬‫ﺭ‬‫ﺟ‬‫ﻦ‬‫ﺯﻭ‬ِ‫ﺎ ﻟِﻲ» ﻣ‬‫ﺘ‬‫ ﺃﹸﺧ‬‫ﺖ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬ َ‫ــﺎﺀ‬‫ﺎ ﺟ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ ﻋِﺪ‬‫ـﺎﺀَﺖ‬ ‫ـﻀ‬ ‫ﻘﹶ‬‫ﺎﺫﹶﺍﺟﺍﻧ‬ِ‫ﻰﻬﺇ‬ ،‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹶﻄﻘﹶﻠﱠ ﹶﻘﻀ‬‫ﺇِﻞٍﺫﹶﺍ ﹶﻓﺍﻧ‬‫ﻰﺟ‬‫ﺘﺭ‬‫ﺣ‬‫ﻣِﻦ‬،‫ﺎ‬‫ِﻲ‬

‫ﻭﹶﻓ‬ ‫ﺘ‬‫ﻚﻣ‬  :‫ﻪﺘ‬‫ﺮ ﹶﻟﺷ‬ ‫ﺖ‬ ‫ﻭﹶﻓ‬ ‫ﻚﻘﹸﻠﹾ‬ ‫ ﹶﻓ‬‫ﺎﺘ‬‫ﻬﺟ‬‫ﺒ‬‫ﺯﻄﹸﻭ‬ ‫ﺨ‬:‫ ﹶﻟﻪﻳ‬‫ﺎ ﹶﻓﻘﹸﻠﹾﺖ‬‫ﻬ‬‫ﻄﹸﺒ‬ ‫ ﺟِﺌﹾﺖ‬‫ ﹸﺛﻢ‬،‫ﺎ‬‫ﺘﻬ‬‫ﹶﻄﻠﱠﻘﹾ‬‫ﻚﺌﹾ ﹶﻓﺖ‬ ِ‫ ﺟ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬‫ﺮﻢ‬‫ﻛﹾﹸﺛ‬،‫ﺎ‬ ‫ﻭﹶﺃ‬‫ﺘﻬ‬‫ﻚ‬ ‫ﹶﻄﻠﱠﻘﹾ‬‫ﺘ‬‫ﺮ ﹶﻓﺷ‬‫ﻚ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻛﹾ‬‫ﺘ‬‫ﻭﹶﺃﺟ‬ ‫ﺯﻭ‬‫ﻚ‬

‫ ﹰ‬‫ﻚ‬ ‫ﺭﺟ‬‫ﻥﹶﺇِﻟﹶﻴ‬‫ﹶﺎﺩ‬‫ﻛﻮ‬‫ﻌ‬‫ﻻﹶ ﺗﻭ‬،‫ﺍ‬‫ﷲِﺪ‬‫ﺍﺃﹶﺑ‬‫ﻭ‬‫ﻻﹶﻚ‬‫ﺇِﻟﹶﻴ‬،‫ﺎ‬‫ﻬﺩ‬‫ﺒﻮ‬‫ﺗﻄﹸﻌ‬ ‫ﻻﹶﺨ‬‫ﺍﷲِ ﺗ‬‫ ﻻﹶ ﻭ‬،‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻄﹸﺒ‬ ‫ﺖ‬‫ﻛﹶﺎﻧ‬‫ ﻭ‬،ِ‫ ﺑِﻪ‬‫ﺄﹾﺱ‬‫ ﺑ‬‫ﺖ‬ ‫ ﻻﹶ‬‫ﻼﻧ‬ ‫ﻛﹶﺎﹰ‬‫ﺟ‬‫ﺭﻭ‬ ،ِ‫ﻛﹶﺎﺑِﻪﻥﹶ‬‫ﺱ‬‫ﺄﹾﻭ‬‫ﺑ‬،‫ﺍ‬‫ﺪﻻﹶ‬‫ﻼﺃﹶﺑ‬

‫ـﻫ‬ ‫ﻠﹸﻮ‬‫ﻀ‬ >‫ﻦ‬‫ﻫ‬‫ﻠﹸﻮ‬‫ﻀ‬‫ﺗﻌ‬ ‫>@ﻓﹶﻼﹶ‬‫ﻦ‬:‫ـﺔ‬ ‫ﹾﻵﻳ‬‫ﺗ ﺍﻌ‬ِ‫ﻼﹶﺬِﻩ‬‫ﺍﷲُ@ﻓﹶﻫ‬:‫ـﺔ‬ ‫ﻝﹶ‬‫ـﺰ‬ ‫ﹾﻵﻓﹶﻳﺄﹶﻧ‬،ِ‫ﻩِﻪﺍ‬‫ ﺇِﺬِﻟﹶﻴ‬‫ﻫ‬‫ﷲُﺟِﻊ‬‫ ﺍﺮ‬‫ﻥﹾﻝﹶﺗ‬‫ﺃﹶﺰ‬‫ﺄﹶﻧ‬‫ ﻓﹶﺪ‬‫ﻳ‬،ِ‫ﻪ ِﺮ‬‫ﺗ‬‫ﹶﺃﺇِﺓﹸﻟﹶﻴ‬‫ﺮ‬‫ﻤﻊ‬ِ‫ﺍﻟﹾﺟ‬‫ﺮ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﺗ‬‫ﺪ‬‫ ِﺮﻳ‬‫ﹶﺃﺓﹸ ﺗ‬‫ﺮ‬

‫ﺍ ﹶﻝ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺭﺖ‬ ‫ﺎﻘﹸﻠﹾ‬‫ﻌﻞﹸ ﻳﹶﻓ‬ ‫ ﺍﹾﻵﻥﹶ ﹶﺃﻓﹾ‬‫ﺖ‬ «‫ﺎﻩ‬‫ﺎ ﺇِﻳ‬‫ﻬ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬‫«ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻓﹶﺰ‬‫ﺎﷲِﻩ‬‫ﺎﹶﻝ ﺇِﺍﻳ‬‫ﻬ‬‫ﻮ‬‫ﺟ‬‫ﺳ‬‫ﺭﻭ‬‫ﺎﻓﹶﺰ‬‫ﻌﻗﹶﺎﻞﹸﻝﹶﻳ‬ ‫ﹾﻵ ﺍﻥﹶ ﹶﺃﷲِﻓﹾ‬

“Aku telah menikahkan saudara perempuanku dengan seorang p “Akutelah telahmenikahkan menikahkan saudara perempuanku dengan seorang “Aku saudara perempuanku dengan seorang pria, kemudian pria itu menceraikannya. jika masa ‘iddah-n pria, kemudian priamenceraikannya. itu menceraikannya. Hingga jika Hingga masa ‘iddahkemudian pria itu Hingga jika masa ‘iddah-nya selesai, pria itu dan meminangnya lagi. Maka nya selesai, pria itu datang dandatang meminangnya lagi.aku Maka aku punaku pun berk selesai, pria itu datang dan meminangnya lagi. Maka pun berkata kepadanya: “Aku telah menikahkanmu, menghormatimu d berkata kepadanya: “Aku telah menikahkanmu, menghormatimu kepadanya: “Aku telah menikahkanmu, menghormatimu dan memuliakanmu, dan engkau malah menceraikannya. Setelah dan memuliakanmu, dan engkau malah menceraikannya. Setelah memuliakanmu, dan engkau malah menceraikannya. Setelah itu, engkau datang lagi melamarnya. Tidak. Demiakan Allah, ia tidak ak itu, engkau datang lagi melamarnya. Tidak. Demi Allah, tidak akan engkau datang lagi melamarnya. Tidak. Demi Allah, iaiatidak kembaliselamanya.” lagi kepadamu selamanya.” pernah kembali kembalipernah lagi kepadamu kepadamu selamanya.” Pria itu seorang seorangPria yangitu seorang ya pernah lagi Pria itu yang tidakada adamasalah masalah dengannya. Dandengannya. wanitaitu itumenghendaki menghendaki kembali tidak ada masalah Dan wanita itu menghendaki kemb tidak dengannya. Dan wanita kembali kepada pria tersebut. Maka Allah menurunkan kepada pria tersebut. Maka Allah menurunkan ayat (artinya): kepada pria tersebut. Maka Allah menurunkan ayat (artinya): ayat (artiny “Janganlahkalian kalian (para wanita) menghalangi mereka….. “Janganlah kalian (para wali wanita) menghalangi “Janganlah (para waliwali wanita) menghalangi mereka….. (TQSmereka….. (TQ (TQS al-Baqarah [2]: 232). Maka aku Maka berkata: akan al-Baqarah aku“Sekarang berkata: akan a al-Baqarah [2]: 232). Maka[2]: aku232). berkata: “Sekarang akan“Sekarang aku lakukan Wahai Rasulullah.” Ma’qil bin “Maka Yasâr “Maka aku lakukan Wahai Rasulullah.” Ma’qil Yasâr berkata: “Makaberkata: ia lakukan Wahai Rasulullah.” Ma’qil binbin Yasâr berkata: ia menikahkan wanita wanita itu dengan dengan pria tersebut.” tersebut.” (HR al-Bukhârî) menikahkan wanita itu dengan(HR pria al-Bukhârî) tersebut.” (HR al-Bukhâr menikahkan itu pria Dalam riwayat lain dituturkan: Dalamriwayat riwayatlain lain dituturkan: Dalam dituturkan:

«‫ﺎﻩ‬‫ﺎ ﺇِﻳ‬‫ﻬ‬‫ﺘ‬‫ﻜﹶﺤ‬‫«ِﻲ ﻓﹶﺄﹶﻧ‬‫ﺎﻤِﻴﻩﻨ‬‫ﻳ‬‫ ﺇِﻳ‬‫ﺎﻦ‬‫ﻬ‬‫ﻋ‬‫ﺘ‬‫ﺤ‬‫ﻜﹶﺕ‬‫ﺮ‬‫ِﻲ ﹶﻜﻓﹶﻔﱠﺄﹶﻧ‬ ‫ﻤِﻴﻨ» ﹶﻓ‬‫ ﻳ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬‫ﺕ‬‫» ﹶﻓ ﹶﻜﻔﱠﺮ‬

“Maka aku lantas membayar (denda) atas “Makaaku aku lantas lantas membayar kafarah (denda)kafarah atassumpahku, sumpahku, dansumpahku, d “Maka membayar kafarah (denda) atas dan aku nikahkan saudara perempuanku dengan pria itu.” aku nikahkan saudara perempuanku dengan pria itu.” aku nikahkan saudara perempuanku dengan pria itu.”

Kata‘adhl ‘adhl(sebagaimana (sebagaimana dipahami darikata kata falâta‘dhulûhunna ta‘dhulûhunna Kata ‘adhl (sebagaimana dipahami dari kata falâ ta‘dhulûhun Kata dipahami dari falâ padaayat ayatdi diatas, atas, pen) bermakna menghalang-halangi seorangwanita wanita seorang wan pada ayat di atas, menghalang-halangi pen) bermakna menghalang-halangi pada pen) bermakna seorang untukmenikah menikah jika jika ia memintanya. memintanya. Tindakan demikian adalahdemikian haram adalah har untuk menikah jika Tindakan ia memintanya. Tindakan untuk ia demikian adalah haram dan pelakunya dipandang fasik. Maka setiap orang yang menghalangdan pelakunya dipandang fasik. Maka setiap orang yang menghalan dan pelakunya dipandang fasik. Maka setiap orang yang menghalang-

194

Sistem Pergaulan Dalam Islam

halangi wanita untuk menikah, ia dinilai fasik karena perbuatannya tersebut. Para fuqahâ’ telah menetapkan bahwa seseorang dinilai fasik dengan perbuatan al-‘adhl. Dengan demikian, jika seorang wanita dilamar untuk dinikahi atau ia sendiri telah meminta untuk dinikahkan, maka hanya ia sendirilah yang berhak untuk bersikap menerima atau menolak. Manakala telah sempurna kesepakatan antara seorang pria dan seorang wanita untuk menikah, maka keduanya berhak untuk melangsungkan akad pernikahan. Akad pernikahan itu tidak dipandang sempurna melainkan dengan akad yang syar’i. Perkawinan tersebut tidak menjadi sebuah perkawinan kecuali melalui akad syar’i yang telah dilangsungkan sesuai dengan hukum-hukum syara’. Sehingga halal bagi keduanya untuk saling mengecap kenikmatan satu sama lain. Dan sehingga mendatangkan implikasi hukum-hukum sebagai implikasi dari perkawinan tersebut. Sebaliknya, jika akad yang telah disyariatkan tersebut tidak terjadi, maka tidak terdapat perkawinan, meskipun antara pria dan wanita itu telah hidup bersama dalam jangka waktu yang panjang. Atas dasar ini, berkumpulnya dua orang kekasih sebagaimana berkumpulnya suami-istri tidak dinilai sebagai sebuah perkawinan. Melainkan tindakan semacam itu dinilai sebagai perzinaan. Berkumpulnya dua orang pria yang telah bersepakat untuk hidup bersama layaknya suami-istri, juga tidak dianggap sebagai suatu bentuk perkawinan, melainkan termasuk tindakan liwâth (homoseksual). Adapun perkawinan di depan petugas pencatatan sipil maka itu merupakan akad kesepakatan antara seorang pria dan seorang wanita untuk hidup bersama, atas ketentuan perceraian, dan implikasi dari hal itu berupa nafkah dan pemanfaatan harta, keluar rumah, ketaatan si wanita kepada si pria atau kesetiaan si pria kepada si wanita, dan semacamnya. Juga berupa masalah keanakan, siapa yang berhak atas pengasuhan anak laki-laki, siapa yang berhak atas pengasuhan anak perempuan, dan semacamnya. Juga implikasi berupa masalah pewarisan, garis keturunan (nasab), dan masalah lain yang merupakan implikasi dari kehidupan bersama yang dijalani atau yang ditinggalkan (diakhiri). Semua itu sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati dan dijadikan komitmen oleh keduanya untuk dilaksanakan.

Pernikahan

195

Perkawinan di depan petugas pencatatan sipil bukan hanya merupakan kesepakatan perkawinan saja. Tetapi merupakan kesepakatan yang mencakup masalah perkawinan dan berbagai implikasinya, baik berupa nafkah, pewarisan dan lain-lain. Juga mencakup berbagai kondisi yang membolehkan keduanya atau salah satunya meninggalkan yang lain, artinya mencakup urusan perceraian atau lebih dari itu. Perkawinan di depan petugas pencatatan sipil itu dimutlakkan bagi setiap pria untuk mengawini wanita mana saja dan bagi setiap wanita untuk mengawini pria mana saja, sesuai dengan kesepakatan yang diridhai oleh keduanya dalam hal apapun yang mereka inginkan menurut kesepakatan mereka berdua. Atas dasar ini, perkawinan di depan petugas pencatatan sipil itu secara syar’i tidak diperbolehkan. Perkawinan di depan petugas pencatatan sipil itu secara syar’i sama sekali tidak dilihat sebagai kesepakatan perkawinan. Perkawinan di depan petugas pencatatan sipil tersebut juga tidak dipandang sebagai akad nikah, karena tidak ada nilainya sama sekali menurut syariah Islam. Hubungan perkawinan itu diakadkan melalui ijab dan qabul yang memenuhi ketentuan syariah. Ijab adalah ucapan pertama yang dilontarkan oleh salah satu pihak yang melakukan akad, sedangkan qabul adalah ucapan kedua yang dilontarkan pihak kedua yang melakukan akad tersebut. Seperti seorang wanita yang telah dilamar mengatakan kepada pria yang telah melamarnya: “Zawajtuka nafsî (aku telah menikahkan kamu dengan diriku)”. Lalu, pria yang telah melamar itu menjawab: “Qabiltu (Aku telah menerimanya)”. Demikian juga sebaliknya. Seperti halnya dengan ijab-qabul yang dapat dilakukan secara langsung di antara kedua mempelai, maka juga boleh dilakukan oleh wakil dari keduanya, atau dilakukan oleh salah seorang mempelai dengan wakil mempelai lainnya. Dalam ijab, disyaratkan harus dilakukan dengan kata-kata kawin atau nikah. Sementara dalam qabul, kedua kata itu tidak disyaratkan. Yang disyaratkan dalam qabul hanyalah adanya keridhaan pihak ke dua terhadap ijab tersebut, di mana qabul itu diungkapkan dengan lafazh yang mengisyaratkan adanya keridhaan dan penerimaannya terhadap perkawinan tersebut. Ijab dan qabul harus berbentuk lafazh

196

Sistem Pergaulan Dalam Islam

lampau (menggunakan kata kerja lampau, dalam bahasa arab fi‘il mâdhî, pen.), seperti lafazh jawaztu (telah aku nikahkan) dan qabiltu (telah aku terima). Bisa juga salah satunya menggunakan lafazh lampau, sedangkan yang lainnya menggunakan lafazh mustaqbal (bentuk akan datang). Sebab, perkawinan merupakan akad (transaksi), sehingga harus digunakan lafazh yang memberitakan kepastian, dan itu adalah lafazh bentuk lampau (lafzh al-mâdhî). Akad perkawinan harus memenuhi empat syarat in’iqâd, yaitu: Pertama, ijab-qabul dilangsungkan dalam satu majelis. Majelis tempat diucapkannya ijab adalah juga majelis tempat diucapkannya qabul. Hal ini dapat terjadi jika kedua pihak yang melakukan akad sama-sama hadir dalam satu majelis. Namun, jika salah satu pihak berada di suatu negeri, sementara pihak lainnya berada di negeri lain, lantas salah satu di antara keduanya menulis surat kepada yang lainnya sebagai ungkapan ijab atas perkawinan, dan kemudian pihak yang menerima surat telah menerimanya (meng-qabul-nya), maka perkawinan telah terakadkan. Hanya saja, dalam keadaan semacam ini disyaratkan, wanita itu harus membacakan surat tersebut atau surat tersebut dibacakan di hadapan dua orang saksi dan wanita itu memperdengarkan kepada keduanya ungkapan pria yang mengirim surat tersebut; atau ia berkata kepada keduanya “Fulan telah mengirim surat kepadaku untuk meminangku”; dan meminta kesaksian keduanya di majelis itu bahwa ia telah menikahkan dirinya dengan pria pengirim surat itu. Kedua, di antara syarat in’iqâd akad pernikahan adalah bahwa kedua belah pihak yang berakad harus mendengar perkataan satu sama lain sekaligus memahaminya. Sehingga masing-masing mengetahui bahwa pihak lain itu melalui ungkapannya menghendaki akad perkawinan. Jika masing-masing tidak mengetahuinya, baik karena tidak mendengar atau karena tidak memahaminya, akad perkawinan itu dinilai tidak terakadkan. Misalnya, jika seorang pria mendektekan dalam bahasa Perancis kepada seorang wanita, “Aku telah mengawinkan kamu dengan diriku”, sementara si wanita tidak memahaminya, lalu wanita itu mengucapkan apa yang didektekan kepadanya itu tanpa ia pahami, dan pria itu pun menerima (mengucapkan qabul)-nya, padahal wanita

Pernikahan

197

itu tidak paham bahwa tujuan dari apa yang dia ucapkan adalah akad perkawinan, maka akad itu tidak terakadkan (tidak absah). Sedangkan jika wanita yang bersangkutan mengetahui bahwa maksud dari apa yang dia ucapkan adalah akad perkawinan, maka akad perkawinan itu sah. Ketiga, ucapan qabul tidak boleh menyalahi ucapan ijab, baik secara keseluruhan atau pun sebagian. Ke e m p a t , d i h a r u s k a n b a h w a s y a r i a h b e n a r- b e n a r memperbolehkan perkawinan di antara kedua pihak yang berakad. Di mana mempelai wanita haruslah seorang Muslimah atau Ahlul Kitab baik Yahudi atau Nashrani, sedangkan mempelai pria harus seorang Muslim, bukan non-Muslim. Jika akad yang terjadi memenuhi keempat syarat tersebut, maka akad perkawinan yang terjadi dipandang sah. Sebaliknya, jika salah satu saja dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akad perkawinan yang terjadi tidak dipandang sah, dan dinilai batil sejak dari dasarnya. Jika telah dilangsungkan akad perkawinan, agar sah maka harus memenuhi syarat-syarat sahnya yang terdiri dari tiga syarat: Pertama, mempelai wanita harus benar-benar halal untuk dilangsungkan akad nikah atasnya. Kedua, akad pernikahan tidak sah kecuali dengan adanya wali. Seorang wanita tidak memiliki hak untuk mengawinkan dirinya sendiri. Ia juga tidak memiliki hak untuk mengawinkan orang lain. Sebagaimana ia tidak memiliki hak untuk mewakilkan kepada selain walinya dalam pernikahannya itu. Jika ia melakukan tindakan tersebut, maka perkawinannya tidak sah. Ketiga, kehadiran dua orang saksi Muslim laki-laki yang baligh, berakal, dapat mendengar ucapan kedua pihak yang berakad serta memahami bahwa maksud dari perkataan yang dilakukan dengan ijab dan qabul adalah akad perkawinan. Jika akad pernikahan itu telah memenuhi syarat-syarat tersebut, maka akad pernikahan itu sah. Akan tetapi, jika salah satu dari ketiga syarat itu tidak terpenuhi, maka akad pernikahan itu fasad (rusak). Hanya saja, akad perkawinan tidak disyaratkan harus tertulis atau dituangkan dalam suatu dokument. Tetapi semata terjadi ijab-qabul

198

198 Pergaulan Sistem Pergaulan Dalam Islam 198 Sistem Pergaulan Dalam Islam Sistem Dalam Islam

dari mempelai pria dan wanita baik dan secara lisantulisan, atausecara tulisan, danatau tuli dari mempelai pria wanita baik dari mempelai pria dan wanita baik secara lisan atau dan lisan memenuhi syarat, menjadikan akadmenjadikan pernikahan itubaik sah, baik memenuhi seluruh akad pernikahan itu memenuhi seluruhseluruh syarat, menjadikan akadsyarat, pernikahan itu sah, dituliskan atau pun tidak. dituliskan atau pun tidak. dituliskan atau pun tidak. Ketentuan bahwa perkawinan tidak dipandang sempurna kecuali sempurn Ketentuan bahwa perkawinansempurna tidak dipandang Ketentuan bahwa perkawinan tidak dipandang qabul, hal itu karena perkawinan merupakan akadmerupa ijabitu dan qabul, hal itu karena perkawinan kecualidengan denganijab ijab dan dandengan karena perkawinan merupakan (transaksi)yang yangterjadi terjadi di antara antara orang. Faktadua suatu akad, bahwa (transaksi) yangdua terjadi di antara orang. suatu aka akad (transaksi) di suatu akad,Fakta akad tidak dipandang sempurna dan tidak akan diakui sebagai akad akad tidak dipandang sempurna dan tidak akan diakui seba bahwa akad tidak dan tidak akan diakui sebagai kecuali dengan ijab dan qabul. kecuali dengan ijab dan qabul. akad kecuali dengan ijab dan qabul. Sementara disyaratkannya keharusan digunakannya Sementara disyaratkannya keharusan digunakann Sementara disyaratkannya keharusan digunakannya lafazh lafazh kawinnikah atau di nikah di dalam ijab dandiadalah qabul adalah karena nash sendiri kawin nikah dalam ijab dan qabul adalah karena na kawin atau dalam ijabatau dan qabul karena nash sendiri menyatakan hal itu. Allah SWT berfirman: menyatakan hal itu. Allah SWT berfirman: menyatakan hal itu. Allah SWT berfirman:

>§¬°¨ \IV›R§¬°¨ \IV›R§««¨ °Ä_°K °K% §««¨ 1Á SÀUÅV¦W=VX"Ä Y °ÄÅV_W°K§«¬¨>1Á§«¬¨ 1Á®q SÁHÄO r¯ÛÄO³ª/r¯›ŠÛ@ “.…yang kamu.” (TQS an-Nisâ >berada §«¬¨berada 1Ádalam ®qdalam SÁHpemeliharaan ÄO r¯pemeliharaan Û ³ª(TQS /›Š@ kamu.” “.…yang (TQS an-Nisâ [4]: “.…yang berada dalam pemeliharaan kamu.” an-Nisâ [4]: pemeliharaannya atau pun tidak. Sebab, potongan ayat yang berbunyi:

23) 23) 23) “.…yang berada dalam pemeliharaan kamu.” (TQS an-Nisâ [4]: 23) merupakan deskripsi mereka kondisi mereka galib merupakan (sifat)(sifat) mereka padapada kondisi mereka padapada galibnya. merupakan deskripsi (sifat)deskripsi mereka pada kondisi mereka pada galibnya. Penggalan tersebut tidak dinyatakan sebagai syarat. Sebalik Penggalan ayat tersebut tidak dinyatakan sebagai syarat. Sebaliknya, Penggalan ayat tersebut tidak dinyatakan sebagai syarat. Sebaliknya, merupakan deskripsi (sifat)ayat mereka pada kondisi mereka pada galibnya. ungkapan: ungkapan: Penggalanungkapan: ayat tersebut tidak dinyatakan sebagai syarat. Sebaliknya, ungkapan:

„C¯I)Ú ¯\\2È\j)Ú ³ª\\/›Š\j ³ªÄ1/Å ›Š®Œ Ä1 ¯R6 C°K%@ >§«¬¨>„C§«¬¨ ¯I¯ 2È _Å¯R6 ®ŒC°_ K%@ >telah §«¬¨ ¯Iistri ¯ 2Èyang )telah Ú campuri.” \\\j telah ³ªkamu /›Š kamu Ä1(TQS Å®Œ_campuri.” ¯R6 C°an-Nisâ’ K%@(TQS(TQS [4]: istri„Ckamu yang campuri.” an-Nisâ’ [4]: 23) “….dari istri “….dari yang“….dari [4]:an-Nisâ’

23) “….dari istri yang telah kamu campuri.” (TQS an-Nisâ’ [4]: 23) ungkapan ini dinyatakan dalam kedudukan sebagai syarat kar ungkapan ini dinyatakan dalam kedudukan sebagai syarat karena gamblang yang datang setelahnya: gamblang yang datang setelahnya: ungkapan ini pernyataan dinyatakan dalam kedudukan sebagai syarat karena ungkapan ini pernyataan dinyatakan dalam kedudukan sebagai syarat karena pernyataan gamblang pernyataan gamblang setelahnya: >datang ×1ÙkQÁ Ryang §«¬¨yang ×1§«¬¨ Ádatang WÆsetelahnya: \[ÙkQ RWÆ §«¬¨“…. ×1Á ÙkQ WÆtetapi \[ R§¬¨ SÅSÄÈV"

“Maka “Maka kawinilah kawinilah wanita-wanita wanita-wanita (lain) (lain) yang kamu kamu senangi: senangi: dua, dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan adil, adil, maka maka (kawinilah) (kawinilah) seorang seorang saja, saja, atau atau budak-budak budak-budak yang kamu kamu miliki. miliki. Yang Yang demikian demikian itu itu adalah adalah lebih lebih dekat kepada kepada tidak berbuat berbuat aniaya.” aniaya.” (TQS (TQS an-Nisâ’ an-Nisâ’ [4]: [4]: 3) 3) Ayat Ayat ini ini diturunkan diturunkan kepada kepada Nabi Nabi SAW SAW pada pada tahun tahun kedelapan kedelapan Hijriyah. Hijriyah. Ayat Ayat ini ini diturunkan diturunkan untuk untuk membatasi membatasi jumlah isteri isteri pada pada batas batas maksimal maksimal empat empat orang orang saja. saja. Sebelumnya Sebelumnya sampai sampai ayat ayat ini ini diturunkan, diturunkan, jumlah jumlah isteri isteri bagi bagi seorang seorang pria pria tidak tidak ada ada batasannya. batasannya. Siapa Siapa saja saja yang yang menyimak menyimak dan dan memahami memahami ayat ayat ini, ini, tampak tampak jelas jelas bahwa bahwa ayat ayat ini ini diturunkan untuk membatasi jumlah isteri hingga hanya empat orang diturunkan untuk membatasi jumlah isteri hingga hanya empat orang saja. saja. Ayat Ayat ini ini bermakna, bermakna, ‘Kawinilah ‘Kawinilah oleh oleh kalian kalian wanita-wanita wanita-wanita yang memang memang halal halal untuk untuk kalian kalian nikahi: nikahi: dua, tiga, atau atau empat’. empat’. Bilangan Bilangan matsnâ matsnâ wa wa tsulâsa tsulâsa wa wa rubâ‘ rubâ‘ (dua, (dua, tiga, tiga, atau atau empat) empat) disebut disebut secara secara

212

Sistem Pergaulan Dalam Islam 212 Sistem Pergaulan Dalam Islam

sepadan dan berulang. Maknanya, ‘kawinilah oleh kalian wanita-wanita yang baik-baik sepadan yang telah dibatasi dengan jumlah ini: dua-dua, tiga-tiga, dan berulang. Maknanya, ‘kawinilah oleh kalian wanita-wanita atau empat-empat’. yang baik-baik yang telah dibatasi dengan jumlah ini: dua-dua, tigaSeruantiga, ayatatau ini ditujukan kepada manusia secara keseluruhan empat-empat’. (al-khithâb li al-jamî‘).Seruan Karenaayat itu,inipengulangan itu harus dilakukan ditujukan kepada manusia secara keseluruhan agar mengena(al-khithâb kepada setiap orang yang hendak beberapa li al-jamî‘). Karena itu, menikahi pengulangan itu harus dilakukan wanita yang diinginkannya, dengan syarat, yang hendak agar mengena kepada setiapjumlah orangwanita yang hendak menikahi beberapa dinikahinya ituwanita dibatasi dengan hitungandengan ini (tidak boleh lebihwanita dari yang hendak yang diinginkannya, syarat, jumlah empat orang).dinikahinya Yakni agar itu seruan itu mengena kepada setiap orang dibatasi dengan hitungan ini (tidak boleh lebih dari yang hendak menikahi beberapa wanita diinginkannya, empat orang). Yakni agar yang seruan itu mengenadengan kepada setiap orang batasan jumlahyang hitungan yang telah disebutkan (yakni tidak hendak menikahi beberapa untuknya wanita yang diinginkannya, dengan lebih dari empat orang,jumlah pen). Hal itu seperti berkata kepada batasan hitungan yangketika telahkita disebutkan untuknya (yakni tidak sekelompok orang, oleh kalian harta harta lebih ‘Bagilah dari empat orang, pen). Halini’. itu Misalnya, seperti ketika kitaituberkata kepada sebanyak 1000sekelompok dinar. Kemudian kita mengatakan, ‘Bagilah oleh kalian orang, ‘Bagilah oleh kalian harta ini’. Misalnya, harta itu harta itu sebanyak dua dinar dua dinar, tiga dinarkita tigamengatakan, dinar, atau empat sebanyak 1000 dinar. Kemudian ‘Bagilah oleh kalian dinar empat dinar’. bilangan dua yangdinar andadua ucapkan hartaJika itu sebanyak dinar, itu tigadalam dinar bentuk tiga dinar, atau empat mufrad (tanpadinar pengulangan), tentu akanyang adaanda artinya. Karena empat dinar’. Jikatidak bilangan ucapkan itu dalam bentuk itu, pengungkapan dengan matsnâ wa tsulâsa rubâ‘ mufrad (tanpabentuk pengulangan), tentu tidakwa akan ada(duaartinya. Karena itu, dua, tiga-tiga, pengungkapan atau empat-empat) di dalam ayat di atas merupakan dengan bentuk matsnâ wa tsulâsa wa rubâ‘ (dua-dua, suatu keharusan sehingga apaempat-empat) yang ingin diungkapkan berupa jumlah tiga-tiga, atau di dalam ayat di atas merupakan suatu (hitungan) tertentu itu bisa mengena orang.ingin Allahdiungkapkan SWT berfirman keharusan sehingga setiap apa yang berupa jumlah bahwa hendaknya setiaptertentu orang dari kalian mengawini (hitungan) itu bisa mengena setiapwanita-wanita orang. Allah SWT berfirman yang baik-baik: dua, hendaknya tiga, atau empat. Ini artinya, kawinilah oleh wanita-wanita bahwa setiap orang dari kalian mengawini kalian semua dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat orang wanita. Yakni yang baik-baik: dua, tiga, atau empat. Ini artinya, kawinilah oleh kalian setiap orang dari kalian (boleh)tiga-tiga menikahi dua, tiga atau empat semua dua-dua, atau empat-empat orangorang wanita. Yakni setiap wanita. orang dari kalian (boleh) menikahi dua, tiga atau empat orang wanita. Sedangkan firman Allah SWT: Sedangkan firman Allah SWT:

>§¬¨ ™Q\i°PšXSVÙ SÅ°iØÈV" €YU Ô2È)Ùݦ\ ØD¯ VÙ@

“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka “Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” seorang (TQS an-Nisâ’ [4]: an-Nisâ’ 3) (kawinilah) saja.” (TQS [4]: 3)

Maknanya, ‘Jika kalian takut akan dapat berlaku adil diberlaku adil di Maknanya, ‘Jikatidak kalian takut tidak akan dapat antara sejumlah wanita tersebut, maka pilihlah seorang wanita saja dan wanita saja antara sejumlah wanita tersebut, maka pilihlah seorang tinggalkanlah (keinginan) untuk(keinginan) menghimpun empat orang wanita’. dan tinggalkanlah untuk menghimpun empat orang wanita’.

Setiap perkara selalu berputar bersama keadilan. Maka di mana saja

Poligami 213 Poligami 213 Poligami

Setiap perkara selalu berputar bersama keadilan. Maka di mana saja kalian menjumpai keadilan itu, itu, maka kalian harus mengambilnya. Dan kalian menjumpai keadilan maka kalian harus mengambilnya. Dan kalian menjumpai keadilan itu, maka kalian harus mengambilnya kenyataan bahwa kalian memilih satu kalian orang saja, itusaja, adalah lebih kenyataan bahwa kalian memilih satu wanita orang wanita ituwanita adalahsaja, itu ad kenyataan bahwa memilih satu orang dekat kepada tidak berbuat aniaya. Karena itu, frase, “adnâ allâ ta’ûlû lebih dekat kepada Karenaaniaya. itu, frase, “adnâ lebih tidak dekatberbuat kepadaaniaya. tidak berbuat Karena itu,allâ frase, “adn (lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya)”, maknanya adalah “lebih ta’ûlû (lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya)”, maknanya adalah ta’ûlû (lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya)”, maknanya ad dekat kepada sikap kalian tidak berbuat aniaya”. Karena lafazh al-’awl “lebih dekat kepada sikap kalian tidak berbuat aniaya”. Karena lafazh Karena l “lebih dekat kepada sikap kalian tidak berbuat aniaya”. maknanya adalahal-’awl al-jûr (aniaya). Dikatakan, ‘âla(aniaya). al-Hâkim idzâ jâraidzâ al-’awl maknanya adalah al-jûr (aniaya). Dikatakan, ‘âlaDikatakan, al-Hâkim maknanya adalah al-jûr ‘âla al-Hâkim (Hakim itu telahitu berbuat aniaya diaberbuat bertindak zalimjika -tidak jâra (Hakim telah berbuat aniaya jika diaaniaya bertindak zalim -tidak zalim jâra (Hakim itujika telah diaadil-). bertindak ‘Aisyah RA‘Aisyah menuturkan dari Nabi SAW: adil-). RA menuturkan dari Nabi SAW: adil-). ‘Aisyah RA menuturkan dari Nabi SAW:

«‫ﺍ‬‫ﻭ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﺠ‬‫ﺍ«ﺃﹶﻥﹾ ﻻﹶ ﺗ‬ :‫ﺍ‬‫ﻮﻭ‬‫ﻟﹸﺭ‬‫ﻮ‬‫ﺠﻌ‬‫ ﺗ‬‫ ﺃﹶ»ﺃﹶﻥﹾﻥﹾﻻﹶﻻﹶﺗ‬:‫ﺍ‬‫ﻟﹸﻮ‬‫ﻮ‬‫ﻌ‬‫»ﺃﹶﻥﹾ ﻻﹶ ﺗ‬

“Agar kamu tidak berbuat aniaya, agaragar kamu tidak berlaku “Agar kamu tidak berbuat aniaya, yakni kamu tidak berlaku “Agar kamu tidakyakni berbuat aniaya, yakni agar kamu tidak be zalim (tidak adil). (HR Ibn Hibbân di dalam Shahîh-nya) zalim (tidak adil). (HR Ibn Hibbân di dalam Shahîh-nya) zalim (tidak adil). (HR Ibn Hibbân di dalam Shahîh-nya

Ayat al-Quran tersebut memperbolehkan poligami, sekaligus Ayat al-Quran tersebut memperbolehkan poligami, sekaligus Ayat al-Quran tersebut memperbolehkan poligami, seka membatasinya dengan bilangan empat. Akan tetapi, ayatayat tersebut jugajuga membatasinya dengan bilangan empat. Akan tetapi, tersebut membatasinya dengan bilangan empat. Akan tetapi, ayat tersebu memerintahkan agar seorang suami yang berpoligami berlaku adiladil di diberlaku a memerintahkan agar seorang suami yang berpoligami berlaku memerintahkan agar seorang suami yang berpoligami antara isteri-isterinya. Ayat tersebut menganjurkan untuk membatasi antara isteri-isterinya. Ayat tersebut menganjurkan untuk membatasi antara isteri-isterinya. Ayat tersebut menganjurkan untuk memb dengan satu isteri saja, dalam kondisi takut tidak dapat berlaku adil. dengan satu isteri saja,satu dalam kondisi takut tidak dapat berlaku adil. berlaku dengan isteri saja, dalam kondisi takut tidak dapat Sebab, membatasi dengan satu isteri saja dalam kondisi takut tidak Sebab, membatasi dengan satu isteri saja dalam kondisi takut tidak Sebab, membatasi dengan satu isteri saja dalam kondisi takut dapat berlaku adiladil merupakan yang lebih dekat kepada tidak dapat berlaku merupakan tindakan yang lebih dekat kepada tidak dapat berlakutindakan adil merupakan tindakan yang lebih dekat kepada berbuat zalim. Sikap semacam harus dimiliki oleh setiap Muslim. berbuat zalim. Sikap semacam ini harus dimiliki setiap Muslim. berbuat zalim.iniSikap semacam ini oleh harus dimiliki oleh setiap Mus Hanya saja, wajib dipahami keadilan dibahwa sini bukanlah Hanya saja, wajib dipahami bahwa keadilan di sini bukanlah Hanya saja,bahwa wajib dipahami keadilan di sini buka syarat bagi kebolehan berpoligami. Melainkan keadilan itu hanya syarat bagi kebolehan berpoligami. keadilan itu hanya syarat bagi kebolehan Melainkan berpoligami. Melainkan keadilan itu h merupakan hukum bagi kondisi seorang laki-laki yang menikahi merupakan hukum bagi kondisi seorang laki-laki yang menikahi merupakan hukum bagi kondisi seorang laki-laki yang men sejumlah wanita. Yaitu tentang apaapa yang wajib ada pada dirinya dalam sejumlah wanita. Yaitu tentang yang wajib ada pada dirinya sejumlah wanita. Yaitu tentang apa yang wajib adadalam pada dirinya d kondisi ia berpoligami. merupakan dorongan untuk membatasi kondisi ia berpoligami. merupakan dorongan untuk membatasi kondisiDan iaDan berpoligami. Dan merupakan dorongan untuk memb dengan satusatu isteriisteri saja dalam kondisi takut tidak berlaku adil. Hal dengan saja satu dalam kondisi takut dapat tidak dapat berlaku adil. berlaku dengan isteri saja dalam kondisi takut tidak dapat itu Hal karena makna kalimat dalam ayat tersebut telah sempurna pada itu karena makna dalam ayat tersebut padasempurna Hal itu kalimat karena makna kalimat dalamtelah ayatsempurna tersebut telah firman Allah SWT: firman Allah SWT: firman Allah SWT:

>§¬¨ \̛WÃqXT \@›Q>É2§¬¨ XT ³  RB\ÌØ:W%›WÃq°ÄXT_\@ °K§«±¯¨ \I\ÈÔyÄT €Y>¯ §«±¯¨ “ \W5IŒ \ÈÔy\IÄTÀ ¯ ÄTÄc“€Y YÙÝ Äc Y

“Allah tidak tidak membebani membebani seseorang melainkan sesuai dengan “Allah membebani seseorang melainkan sesuai de “Allah “Allah tidaktidak seseorang membebani melainkan seseorang sesuai melainkan dengan sesuai denga kesanggupannya.” (TQS al-Baqarah al-Baqarah [2]: 286) kesanggupannya.” (TQS al-Baqarah kesanggupannya.” kesanggupannya.” (TQS (TQS [2]: al-Baqarah 286) [2]: [2]: 286)286)

Memang benar, benar, kata ta‘dilû yang tercantum dalam ayat di atas atasdalam Memang benar, kata ta‘dilû yang tercantum d Memang Memang kata ta‘dilû benar, yang kata tercantum ta‘dilû yang dalam tercantum ayat di dalam ayatayat di ata berbentuk umum. Firman Allah SWT: berbentuk umum. Firman Allah SWT: berbentuk umum. berbentuk Firmanumum. Allah SWT: Firman Allah SWT:

°i€YØÈU V" Ô2€YÈ)ÙÝU ¦\ Ô2È)ÙÝØD¦\ >§¬¨ SÅ°iØÈV" €Y>U §¬¨ Ô2È)>ÙÝ §¬¨ ¦\ SÅ°iØD ØÈSů V"Ù@ ¯ VÙ@ØD¯ VÙ@

“Kemudian, jika jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil.” (TQS “Kemudian, jikaakan kamu takut tidak dapat berlaku ( “Kemudian, “Kemudian, kamu takut jika tidak kamu takut dapat tidak berlaku akanakan dapat adil.” (TQS berlaku adil.”adil.” (TQS an-Nisâ’ [4]: [4]:an-Nisâ’ 3) an-Nisâ’ an-Nisâ’ 3) [4]: [4]: 3) 3)

Kataadil adildalam dalamKata ayat tersebut berbentuk umum mencakup setiap Kata adil dalam tersebut berbentuk umum mencakup Kata ayat adil tersebut dalam berbentuk ayatayat tersebut umum berbentuk mencakup umum setiap mencakup setia bentuk keadilan. Akan tetapi, kata yang bersifat umum kemudian dibentuk keadilan. Akan tetapi, kata yang bersifat umum ini kem bentuk bentuk Akan keadilan. tetapi, kata Akan yang tetapi, bersifat kata umum yangini bersifat ini kemudian umum ini kemudia takhsîs (dikhususkan) oleh ayat lain hanya dalam sesuatu yang mampu di-takhsîs (dikhususkan) oleh ayat hanya dalam sesuatu di-takhsîs (dikhususkan) di-takhsîs (dikhususkan) oleh ayat lainoleh hanya ayat dalam lain lain hanya sesuatu dalam yang sesuatu yan direalisasikan olehmampu manusia. Allah SWT berfirman: direalisasikan oleh manusia. berfirman: mampu direalisasikan mampu oleh direalisasikan manusia. oleh Allah manusia. SWT berfirman: AllahAllah SWTSWT berfirman:

°Kq§ª[k°R«V W*²¨VÙ\È°RÀ-©#V ÙÙj\-\È[À-Ù\ÙF‰#[TÃÁ q\[kFW*TÃVÙq[k ©#W*ÙjVÙ\-©# Ù Ùj‰#

“Dankamu kamusekali-kali sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diberlaku antara kamu sekali-kali tidak akan dapat adil di antara “Dan “Dan“Dan kamu tidak sekali-kali akan dapat tidak berlaku akan adil dapat di berlaku antara isteriadil di antara ister isteriisteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, (mu), walaupun kamu sangat berbuat demikian, k isteri (mu), walaupun isteriisteri (mu), kamu walaupun sangat ingin kamu berbuat sangat demikian, inginingin berbuat karena demikian, karen karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu itu janganlah kamu itu janganlah terlalu cenderung kamu terlalu (kepada cenderung yang kamu (kepada cintai), yang kamu cintaic cintai), sehingga kamu biarkan yang lain (TQS sehingga kamu biarkan yang lain (TQS terkatung-katung.” (TQS ansehingga kamusehingga biarkan yang kamu lain biarkan terkatung-katung.” yangterkatung-katung.” lain terkatung-katung.” an-Nisâ’ (TQS an-Nisâ an-Nisâ’ 129) [4]: [4]: 129) [4]:[4]: 129)129)

Allah SWT SWT telah telah menjelaskan dimenjelaskan dalam ayatini ini bahwa mustahil Allah telah menjelaskan di dalam ayat ini bahwa mu Allah Allah menjelaskan SWTSWT telahdi dalam ayat di dalam bahwa ayat mustahil ini bahwa mustah kita bisa berbuat adil dan berlaku sama diantara isteri-isteri, sampai tidak kita bisa berbuat adil dan berlaku sama diantara isteri-isteri, sa kita berbuat kitaadil bisadan berbuat berlaku adilsama dan berlaku diantarasama isteri-isteri, diantara sampai isteri-isteri, sampa ada kecenderungan sama sekali (kepada salah satunya), dan salah tidak lebih ada kecenderungan sama sekali (kepada satunya), tidak ada kecenderungan tidaktidak ada kecenderungan sama sekali (kepada sama sekali salah satunya), (kepada dansalah tidak satunya), dan dan tida serta serta tidak tidak kurang dari yang telah diwajibkan kita penuhi untuk lebih serta tidak kurang dari apa yang telah diwajibkan p lebih lebih kurang sertaapa dari tidak apa kurang yang dari telah apa diwajibkan yang telah kita diwajibkan penuhi kita kita penuh mereka. Karena itu, Allah mengangkat dari kalian kewajiban untuk untuk mereka. Karena itu, Allah mengangkat dari kalian kewajiban untuk mereka. Karena untuk mereka. itu, Allah Karena mengangkat itu, Allah dari mengangkat kalian kewajiban dari kalian untuk kewajiban untu mewujudkan keadilan yang sempurna dan paling tinggi. Keadilan yang mewujudkan keadilan sempurna dan paling tinggi. Keadilan mewujudkan keadilan mewujudkan yang sempurna keadilan yang danyang sempurna paling tinggi. danKeadilan paling tinggi. yang Keadilan yan dibebankan kepada kamu tidak lain adalah keadilan yang mampu kamu dibebankan kepada kamu tidak lain adalah keadilan yang mampu dibebankan kepada dibebankan kamu tidak kepada lainkamu adalah tidak keadilan lain adalah yang mampu keadilankamu yang mampu kam

216 Sistem Pergaulan Dalam Islam 216 Sistem Pergaulan Dalam Islam 216 Sistem Pergaulan Dalam Islam 216 Sistem Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Islam 216 Dalam Islam

wujudkan, dengan syarat, kamu telah mengerahkan segala kemamp wujudkan, dengan dengan syarat,kamu kamu telah mengerahkan segala kemampuan wujudkan, dengan syarat, kamu telah mengerahkan segala kemampu wujudkan, dengan syarat, kamu telah mengerahkan segala kemampua wujudkan, syarat, telah mengerahkan segala kemampuan danpotensi potensiyang yangada ada padamu.Sebab, Sebab, pemberian taklif(beban) (beban dan potensi ada Sebab, pemberian taklif (beban) di luar dan potensi yang ada padamu. Sebab, pemberian taklif (beban) padamu. pemberian dan potensi yang yangdan adapadamu. padamu. Sebab, pemberian taklif (beban) di taklif luar kemampuan adalah termasuk kezaliman. Padahal,Allah AllahSW S kemampuan adalah termasuk kezaliman. Padahal, Allah SWT luar kemampuan adalah termasuk kezaliman. Padahal, Allah SW luar kemampuan adalah termasuk kezaliman. Padahal, luar kemampuan adalah termasuk kezaliman. Padahal, Allahsendiri SWT sendiritelah telahberfirman: berfirman: telah berfirman: sendiri telah berfirman: sendiri sendiri telah berfirman:

>¯ §­²¨ iWP U \\ WcYY TX @ ;ii;TX WP ¯ ÕÀ¯ WcÕÀWc Y vvXqXqvXq¿2¿2¯ ¿2ÕÀ TX TX @@ >§­²¨ ;iWPU \vXq >¿2>§­²¨ ÕÀ§­²¨ Wc ;Y @WPU U \

“Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (TQS al-Ka “DanTuhanmu Tuhanmutidak tidak menganiaya seorang juapun”.seorang (TQS al-Kahfi “Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (TQS al-Kah “Dan Tuhanmu tidak menganiaya juapun”. (TQS al-Kah “Dan menganiaya seorang juapun”. (TQS al-Kahfi [18]:49) 49) [18]: 49) 49) [18]: 49) [18]: [18]: Danfirman firman AllahSWT: SWT: Dan firman firman Allah AllahDan SWT: Dan firman Allah SWT: Allah Dan SWT:

‰#Á ‰#Á Á  SÉSÉ j°SÉj°--j°V"-V" Z V"ZZ VÙ@ \-ÙjÙ\-ÙVÙÙ@ >>§ª>§ª «Sɧª²¨«²¨«j°²¨-©#©#V"Ùj©#Ùj\-Z ‰# VÙVÙ@@ >§ª«²¨ ©#Ùj\-Ù ‰#Á

“Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang ka “Karena itu itu janganlah janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu kamu “Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kam “Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kam “Karena kamu terlalu cenderung (kepada yang cintai).” (TQS an-Nisâ’[4]: [4]:129) 129) cintai).” (TQS (TQS an-Nisâ’ an-Nisâ’ [4]: 129) cintai).” (TQS an-Nisâ’ [4]: 129) cintai).” (TQS an-Nisâ’ cintai).” [4]: 129)

Merupakan catatansekaligus sekaligus komentar terhadapfirman-Nya firman-N Merupakan catatan catatan sekaliguscatatan komentar terhadap firman-Nya: Merupakan catatan sekaligus komentar terhadap firman-Ny Merupakan komentar terhadap Merupakan sekaligus komentar terhadap firman-Nya:

>§ª«²¨ SÅ°iØÈV" DU > >ßS§ª>Äȧª«k°§ª²¨«¼²¨«²¨W) ԁ SÅSÅ Q#SÅ°i°iCVØÈ°iØÈV"V"XTØÈ@DUV"DU DU  ßSßS ÄÈÄÈßSk°k°Äȼ¼k°W)¼W)ԁԁW)Q#ԁQ# CVQ#CVCVXTXT@@XT@

“Dankamu kamusekali-kali sekali-kali tidakakan akan dapat berlaku adil.”(TQS (TQSan “Dan kamu kamu sekali-kali sekali-kali tidak akan dapattidak berlaku adil.” (TQS an-adil.” “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil.” (TQS a “Dan dapat berlaku “Dan tidak akan dapat berlaku adil.” (TQS anNisâ’ [4]: 129) Nisâ’ [4]: [4]: 129) 129)Nisâ’ Nisâ’ [4]: [4]: 129) 129) Nisâ’

Pernyataan tersebut merupakan dalil bahwa maknanya ada Pernyataantersebut tersebut merupakan dalilbahwa bahwa maknanya adalah Pernyataan tersebut merupakan dalil bahwa maknanya adal Pernyataan tersebut merupakan dalil bahwa maknanya adala Pernyataan merupakan dalil maknanya adalah “kamusekali-kali sekali-kali tidakakan akan dapat berlakuadil adildalam dalammembagi membagicin c “kamu sekali-kali tidak dapat berlaku adil dalam membagi cinta dan “kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil dalam membagi cin tidak dapat berlaku “kamu sekali-kali“kamu tidakakan akan dapat berlaku adil dalam membagi cinta dankasih-sayang”. kasih-sayang”. Mafhumnya adalah adanya kemampuanuntu un kasih-sayang”. Mafhumnya adalahadalah adanya kemampuan untuk berbuat dan kasih-sayang”. Mafhumnya adalah adanya kemampuan unt dan Mafhumnya adalah adanya kemampuan dan kasih-sayang”. Mafhumnya adanya kemampuan untuk berbuat adil dalam hal selain cinta dan kasih sayang. Inilah ben adil dalam selain dan kasih sayang. bentuk keadilan berbuat adil dalam hal selainInilah cinta dan dan kasih sayang. Inilah Inilah bentu bent berbuat adil dalam hal selain cinta kasih sayang. berbuat adilhal dalam halcinta selain cinta dan kasih sayang. Inilah bentuk keadilan yang diwajibkan di dalam ayat sebelumnya. Karenan yang diwajibkan di dalam sebelumnya. Karenanya, keadilan keadilan yang diwajibkan di dalam dalam ayat sebelumnya. Karenany keadilan yang diwajibkan di ayat sebelumnya. Karenany keadilan yang diwajibkan diayat dalam ayat sebelumnya. Karenanya, keadilan yang dituntut itu dikhususkan dalam hal selain cinta dan ka yang dituntut itu keadilan dikhususkan hal selain dan kasih-sayang. keadilan yangdalam dituntut itu dikhususkan dalam hal selaincinta cintadan dan kas yang dituntut itu dikhususkan dalam hal selain kasih keadilan yang dituntut itu dikhususkan dalam halcinta selain cinta dan kasihsayang.Sebaliknya, Sebaliknya, cinta (kasih-sayang) danjima’ jima’(persetubuhan (persetubuh Sebaliknya, cintasayang. (kasih-sayang) dan jima’ (persetubuhan) dikecualikan sayang. cinta (kasih-sayang) dan jima’ (persetubuha cinta (kasih-sayang) dan sayang. Sebaliknya, cintaSebaliknya, (kasih-sayang) dan jima’ (persetubuhan) dikecualikan darikewajiban kewajiban berlaku adilitu. itu. Karenaitu, itu,dalam dalamdu dari kewajiban berlaku adil itu.berlaku Karena itu, dalam dua perkara ini, tidak dikecualikan dari kewajiban berlaku adil itu. Karena d dikecualikan dari adil Karena dikecualikan dari kewajiban adil itu. berlaku Karena itu, dalam dua itu, dalam perkara ini, tidak ada kewajiban untuk berlaku adil, karena manu ada kewajiban untuk karena manusiaadil, sekali-kali tidak akan perkara ini, adil, tidakuntuk ada kewajiban kewajiban untuk berlaku adil, karena karena manus manus perkara ini, tidak ada untuk berlaku adil, perkara ini, tidak adaberlaku kewajiban berlaku karena manusia sekali-kali tidak akan mampu berlaku adil dalam hal cinta dan ka mampu berlaku adil dalam halberlaku cinta dan kasih-sayangnya. Pengertian sekali-kali tidak akan mampu berlaku adildan dalam hal cinta cinta dan dan kasi kas sekali-kali tidak akan mampu berlaku adil dalam hal sekali-kali tidak akan mampu adil dalam hal cinta kasihsayangnya. Pengertian semacamini inidiperkuat diperkuat olehhadits haditsyan y semacam ini Pengertian diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, sayangnya. Pengertian semacam ini diperkuat oleh hadits ya sayangnya. Pengertian semacam oleh sayangnya. semacam ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkandari dari‘Aisyah ‘AisyahRA, RA, menuturkan: ia menuturkan: diriwayatkan ‘Aisyah RA, menuturkan: iaiaia menuturkan: diriwayatkan daridiriwayatkan ‘Aisyah RA, dari ia menuturkan:

‫ﻳ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﺍِﺪﻝﹸِﺪﷲِﻝﹸﻝﹸﻭ‬‫ِﺪﻌ‬‫ﻴﻌ‬‫ﻴﻝﹸ‬‫ﹶﻓ‬‫ﻴﹶﻓﻌ‬‫ﹶﻓﻮ‬‫ﺳﻢ‬‫ﻢ‬‫ﺴ‬‫ﻢ‬‫ﺭﺴ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﹶﺎﻳ‬U ‫ﹶﻘﹶﻘ‬‫ﻥﹶﻳ‬‫ﹶﻘﻳ‬U ‫ﻝﹸﺍﻝﹸ ﺍﺍ‬‫ﻝﹸﻮ‬‫ﻮ‬‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ﺭﺳ‬‫ﺭﺳ‬ ‫ﺭ‬‫ﺎﻛﻛﹶﺎﻥﹶﹶﺎﻥﹶﻥﹶ‬ ‫ﻤِﻲ‬‫ﺬﹶﺍ ﻗﹶﺴ‬‫ ِﺇﻥﱠ ﻫ‬‫ﻢ‬‫ﻬﻲ‬‫ﻲ‬‫ﻤِﱠﻠ‬‫ﺍﻤِﹶﻟﻲ‬‫ﻤِﺴ‬‫ﺴ‬:‫ ﻗﹶﻝﹸﻗﹶﺴ‬‫ﹶﺍﺬﻘﹸﹶﺍﺬﹶﺍﻗﹶﻮ‬‫ﺬﻳﻫ‬‫ﻫ‬‫ﻫ‬‫ِﺇﻝﹸِﺇﻥﱠِﺇﻥﱠﻥﱠﻭ‬‫ِﺪﻢ‬‫ﻬﻢ‬‫ﻢ‬‫ﻬﻌ‬‫ﻴﱠﻠ‬‫ﻬ‬‫ﹶﻟﺍﱠﻠﺍﹶﻟﹶﻓﹶﻟﱠﻠ‬:‫ﺍﻢ‬:‫ﻝﹸﻝﹸ‬‫ﺴ‬:‫ﻝﹸﻮ‬‫ﻘﹸﹶﻘﻮ‬‫ﻘﹸﻮ‬‫ﻳﻳ‬‫ﻳ‬‫ﻘﹸ‬U ‫ﻛ‬U »ِ‫ﷲِﷲِﷲ‬ ‫ﹸ ﹸﹸ‬ ‫ﹸ‬

ِ

ِِ

PoligamiPoligami 217 Poligami ِ 217 217 ِ ِ ِPoligami ِ ِ ‫ﻤﻻﹶ‬‫ِﻠﻓﻴ‬‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﹶﺃﻲ‬‫ﻻﹶِﻨﻚ‬‫ﻠﹸِﻠﻤ‬‫ﻤ‬‫ﺗ ﺗﻭ‬‫ﻼﹶ‬‫ﻚ‬ ‫ﺎ‬‫ِﻠ ﻓﹶﻤ‬‫ﻴ‬،ِ‫ﻓ‬‫ﻚﻤ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻓِﻠِﻴ‬‫ﺃﹶﻣ‬ ‫ﺗ‬‫ﺎﻲ‬‫ﻤﻠِِﻨ‬‫ﻤ‬‫ﻣ‬‫ﺗﻓِﻠﹸﺃﹶﻴ‬‫ﺎ‬‫ﻼﹶﻤﻲ‬‫ﻓﹶﻓِِﻨﻴ‬‫ﻠﹸﻤ‬،‫ﺗ‬‫ﻓﹶﻠِﻼﹶﻚ‬‫ﺃﹶﻣ‬،‫ﻚ‬ «‫ِﻠﻚ‬‫ ﹶﻻ ﹶﺃﻣ‬‫« ﻭ‬‫ﻚ‬‫ِﻠﻚ‬‫ِﻠﻤ‬‫ﺗﻣ‬«‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻚ‬

ِ

ِ

SAW membagi (giliran diantara isterinya) dan berupaya “Rasulullah“Rasulullah SAWmembagi membagi (giliran diantara isterinya) dan berupaya “Rasulullah SAWdiantara membagi (giliran diantara isterinya) dan beru “Rasulullah SAW (giliran isterinya) dan berupaya berlaku adil lalu beliau berkata: “Ya Allah, sesungguhnya inilah in berlaku adil lalu beliau berkata: “Ya Allah, sesungguhnya inilah berlaku adil lalu beliau berkata: “Ya Allah, sesungguhnya berlaku adil lalu beliau berkata: “Ya Allah, sesungguhnya inilah pembagianku dalam apa yang aku (kuasai). Maka Maka janganlah pembagianku dalam apa yang yang aku miliki (kuasai). Maka janganlah pembagianku dalam apa yangmiliki aku miliki (kuasai). janga pembagianku dalam apa aku miliki (kuasai). Maka janganlah Engkau cela aku dalam hal yang Engkau miliki (kuasai) sementara Engkau cela cela aku aku dalam dalam hal yang Engkau miliki (kuasai) sementara Engkau cela akuEngkau dalam miliki hal yang Engkau miliki (kuasai) semen Engkau hal yang (kuasai) sementara tidak aku miliki (kuasai)” (HR al-Hâkim dan Ibn tidak aku aku miliki miliki (kuasai)” (kuasai)” (HR al-Hâkim dan tidak aku miliki (kuasai)”dan (HRIbn al-Hâkim danHibbân) Ibn Hibbân) tidak (HR al-Hâkim Hibbân)

Maksud (yang dikuasasi Allah dan tidak oleh Nabi Maksud(yang (yang dikuasasi Allah dan tidak dikuasai olehdikuasai Nabi Maksud (yang Allah dan tidak olehSAW) Nabi S Maksud dikuasasi Allah dandikuasasi tidak dikuasai olehdikuasai Nabi SAW) adalah hati beliau. Juga diriwayatkan dari Ibn Abbâs RA tentang firman SAW) adalah hati beliau. Juga diriwayatkan dari Ibn Abbâs RA tentang adalah hati beliau. Juga diriwayatkan dari Ibn Abbâs RA tentang fir adalah hati beliau. Juga diriwayatkan dari Ibn Abbâs RA tentang firman Allah SWT: firmanSWT: Allah SWT:Allah SWT: Allah

>§ª«²¨ °Ä_°K ÛW §ªØÜ«W²¨ >SŰħª°i_«²¨ØÈ°K§¬¨ °Ä_°K§¬¨ \̛WÃqXT \@›Q É2XT ³ RBØ:W% °Ä_°K§ª¨ ¦®M>­(„i§ª°È¨° ¦ „CÉFSÁ®M ­(„i °M V¼°ÈVÙ° „C XÄÉF_SÁ°K< °M V¼¿2VÙÈ)Ù XĐ V»  SVM{ilU ¯ ‘›Wcq³@ª‰= SM{iU ‘›Wc@ _°K‹Ùk[‰  SÉFmW ÖV" DU ³_„\ÈVÙ C „ ÉFSÀ-È)ØF­m[ D¯ VÙ  ¦TÄmØÈ\-Ù¯ „CÉFTÈn¦WÃXT@ >‹Ùk[‰  SÉFmW ÖV" DU ³  _„\ÈVÙ C „ ÉFSÀ-È)ØF­m[ D¯ VÙ  ¦TÄmØÈ\-Ù¯ „CÉFTÈn¦WÃXT@ >§ª²¨ >8-8-j¦j¦\O\O˜È˜È¦y¦yšXTšXTŒŒ WDWD[[XTXT ž° ž°OO°*\È°*\Èy\yC°C°K%K%[Z[ZÁ

Sistem Pergaulan Dalam 282 282 Sistem Pergaulan Dalam IslamIslam

keduanya bercerai, maka Allah memberi kecukupan “Jika“Jika keduanya bercerai, maka Allah akanakan memberi kecukupan kepada masing-masing limpahan karunia-Nya. adalah kepada masing-masing daridari limpahan karunia-Nya. DanDan adalah Allah Maha (karunia-Nya) Maha Bijaksana.” (TQS Allah Maha LuasLuas (karunia-Nya) lagi lagi Maha Bijaksana.” (TQS an- anNisâ’ 130) Nisâ’ [4]:[4]: 130) Namun demikian, tersebut tetap memberikan kesempatan Namun demikian, talaktalak tersebut tetap memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak (untuk rujuk kembali) bukan merupakan kepada kedua belah pihak (untuk rujuk kembali) dandan bukan merupakan perpisahan yang final di antara keduanya. Bahkan, keduanya tetap perpisahan yang final di antara keduanya. Bahkan, keduanya tetap diberikan untukrujuk rujukkembali kembali untuk talak dandan kedua diberikan hakhak untuk talakyang yangpertama pertama kalinya. Sebab, atau talak talakkedua, kedua, tidak jarang kedua kalinya. Sebab,talak talak pertama pertama atau tidak jarang memunculkan keinginan di dalam suami-isteri itu untuk memunculkan keinginan barubaru di dalam diri diri suami-isteri itu untuk mengembalikan kehidupan suami-isteri di antara keduanya untuk mengembalikan kehidupan suami-isteri di antara keduanya untuk yangyang kedua kalinya setelah pertama, untuk ketiga kalinya kedua kalinya setelah talaktalak pertama, atauatau untuk yangyang ketiga kalinya setelah kedua. sinilah menemukan bahwa, syara’ setelah talaktalak kedua. DariDari sinilah kita kita menemukan bahwa, syara’ telahtelah menetapkan sebanyak Allah SWT berfirman: menetapkan talaktalak sebanyak tiga tiga kali.kali. Allah SWT berfirman:

>§««²¨ C›_ÕO¯ ¯ Zc¯nՃV" ØTU TÂoØÈRÝ° _Ù%¯ VÙ ©DV"ˆpV' À›Q Š¼@ “Talak (yang dapat dirujuki) Setelah itu boleh rujuk “Talak (yang dapat dirujuki) duadua kali.kali. Setelah itu boleh rujuk lagi lagi dengan makruf menceraikan dengan baik.” dengan caracara yangyang makruf atauatau menceraikan dengan caracara yangyang baik.” (TQS al-Baqarah 229) (TQS al-Baqarah [2]:[2]: 229) Dengan suami-isteri dibiarkan untuk mengevaluasi Dengan itu, itu, suami-isteri dibiarkan untuk mengevaluasi diri diri masing-masing untuk kembali kepada ketakwaan kepada Allah masing-masing dandan untuk kembali kepada ketakwaan kepada Allah SWT tertancap di dalam dadanya. Mudah-mudahan dengan SWT yangyang tertancap di dalam dadanya. Mudah-mudahan dengan itu itu keduanya kembali berupaya untuk mencoba menjalani kehidupan keduanya akanakan kembali berupaya untuk mencoba menjalani kehidupan suami-isteri untuk kedua kalinya, sehingga masing-masing dapat suami-isteri untuk yangyang kedua kalinya, sehingga masing-masing dapat mengecap ketenteraman, ketenangan, kedamaian belum mengecap ketenteraman, ketenangan, dandan kedamaian yangyang belum sempat mereka raihsebelumnya. sebelumnya. Dari sini kita menjumpai bahwa sempat mereka raih sinipula, pula, kita menjumpai Islam telahtelah memperbolehkan seorang suami merujuk kembali isterinya bahwa Islam memperbolehkan seorang suami merujuk kembali setelah talak yang dan yang Sebagaimana Islam juga isterinya setelah talak pertama yang pertama dankedua. yang kedua. Sebagaimana telah sesuatu yang yang bisa bisa membantu suami-isteri untuk Islam jugamenjadikan telah menjadikan sesuatu membantu suami-isteri untuk menginstrospeksi masing-masing, kembali memikirkan menginstrospeksi diri diri masing-masing, kembali memikirkan masalah mereka sekali sekali lagi, serta (menelaah) secara secara sungguhmasalah mereka lagi, merenungkan serta merenungkan (menelaah) sungguh lebih lebih dari perenungan dan penelaahan yangyang telahtelah mereka sungguh-sungguh dari perenungan dan penelaahan mereka lakukan sebelumnya. Sebab, menetapkan ‘iddah lakukan sebelumnya. Sebab, IslamIslam menetapkan masamasa ‘iddah setelah

Talak

283

Talak 283 setelah terjadinya perceraian selama tiga kali haid, kuranglebih tiga bulan lamanya, atau setelah Di samping itu, tiga Islambulan juga terjadinya perceraian selama melahirkan. tiga kali haid, kuranglebih telah mewajibkan suami untuk tetap memberi itu, nafkah lamanya, atau setelah melahirkan. Di samping Islamdan jugatempat telah tinggal kepada isteri yang dia ceraikan itu selama masa ‘iddah-nya. mewajibkan suami untuk tetap memberi nafkah dan tempat tinggal Sebaiknya, suami isterinya selama kepada isteriIslam yangmelarang dia ceraikan itu untuk selamamengeluarkan masa ‘iddah-nya. Sebaiknya, masa melarang ‘iddah-nyasuami tersebut. Karena hal itu akan dapatselama melunakkan Islam untuk mengeluarkan isterinya masa kekerasan tersebut. hati, membersihkan melapangkan ‘iddah-nya Karena hal itujiwa akanmasing-masing, dapat melunakkan kekerasan jalanmembersihkan di antara keduanya untuk rujuk kembali dan sekaligus memulai hati, jiwa masing-masing, melapangkan jalan di antara kembali babak kehidupan baru yang lebih cerah. Dalam aspek ini, keduanya untuk rujuk kembali dan sekaligus memulai kembali babak Allah SWT baru telah yang memberikan sejumlah wasiat yang jelas. telah Allah kehidupan lebih cerah. Dalam aspek ini,sangat Allah SWT SWT berfirman: memberikan sejumlah wasiat yang sangat jelas. Allah SWT berfirman:

ØTU TÂoØÈRÝ° ¦ÉFSŁ ¦ Ù%U VÙ „CÀIQ \BU C ] ÙÓQ WVÙ XÄ_°K§«¬ª¨ œÈO_ÙÝW5 ]2Q V¿ ÕiV VÙ

“Apabila kamu kamu mentalak mentalakisteri-isterimu, isteri-isterimu, lalu lalu mereka mereka mendekati mendekati akhir akhir “Apabila iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma`ruf, atau iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma`ruf, atau ceraikanlah mereka mereka dengan dengan cara cara yang yang ma`ruf ma`ruf (pula). (pula). Janganlah Janganlah ceraikanlah kamu rujuki rujuki mereka mereka untuk untuk memberi memberi kemudharatan, kemudharatan, karena karena dengan dengan kamu demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat maka sungguh telah berbuat terhadap dirinya sendiri.” demikian, maka iasungguh ia telahzalim berbuat zalim terhadap dirinya (TQS al-Baqarah [2]: 231) sendiri.” (TQS al-Baqarah [2]: 231) Jikalangkah-langkah langkah-langkah tidak berpengaruh apa-apa atau Jika ini ini tidak berpengaruh apa-apa atau meski meski setelah terjadi yangdan pertama dan kedua tidak juga setelah terjadi talak yangtalak pertama kedua tidak juga berpengaruh berpengaruh terjadi talak yangpada ketiga, maka pada persoalannya saat demikian hingga terjadi hingga talak yang ketiga, maka saat demikian persoalannya telah menjadi sedemikian dalam mengakar, telah menjadi sedemikian dalam mengakar, sangat sangat rumit rumit dan dan persengketaan yang terjadi telah begitu kerasnya. Pada kondisi persengketaan yang terjadi telah begitu kerasnya. Pada kondisi demikian,upaya upayarujuk rujuk jelas tidak akan berguna apalagi demikian, jelas tidak akan berguna lagi, lagi, apalagi untukuntuk tetap tetap mempertahankan perkawinan. Karena itu, terjadinya perpisahan mempertahankan perkawinan. Karena itu, terjadinya perpisahan secara secara sempurna sekaligus melangsungkan kehidupan sempurna (final), (final), sekaligus melangsungkan babak babak kehidupan baru, baru, merupakan keniscayaan, tanpa harus mengulangi percobaan yang merupakan keniscayaan, tanpa harus mengulangi percobaan yang gagal gagal dengan keluarga (rumah-tangga) yang samasebelum sebelummencoba mencoba dengan keluarga (rumah-tangga) yang sama membangunkeluarga keluarga(rumah-tangga) (rumah-tangga) yang baru. Karena itu, SWT Allah membangun yang baru. Karena itu, Allah

284 Sistem Pergaulan Dalam Islam 284 Sistem Pergaulan 284 Dalam Islam 284 Sistem SistemPergaulan Pergaulan Dalam Islam Dalam Islam

menjadikan talaktalak yang ketiga sebagai sesuatu yangyang bersifat final.final. Allah SWT menjadikan ketiga sebagai sesuatu bersifat menjadikan talak yang ketiga sebagai yang menjadikan talak yangyang ketiga sebagai sesuatu yangsesuatu bersifat final.bersifat Allah final. Allah SWT berfirman: Allah berfirman: SWT berfirman: SWTSWT berfirman:

>>§«¬©¨ œÈPXn×m[Î šCØT\w \Z¦§«¬©¨ >§«¬©¨ \IV \ IV»V  D¯V» VÙD¯ @ VÙ@ >§«¬©¨ \Ilain V itu  V» itu D¯

VÙmenceraikannya.” @ al“Kemudian “Kemudian suami suami yang yang lain menceraikannya.” (T “Kemudian jika suami yang lainjika itujika menceraikannya.” (TQS

Baqarah Baqarah [2]: [2]: 230) 230)yang lain itu menceraikannya.” (T jika suami Baqarah [2]: 230)“Kemudian Baqarah [2]: 230) Yaitu suaminya suaminya yang yang kedua, kedua, bukan bukan suami suami yang yang pertam per Yaitu suaminya yangYaitu kedua, bukan suami yang pertama. Yaitu suaminya yang kedua, bukan suami yang pertam

>§«¬©>¨§«¬©¨\-®M×n\-Q WÆ®M×n\[Q WÆX=\[ÄBX=Z ÄBVفZ @ VÙ@ >(TQS §«¬©bagi ¨ keduanya” \-al-Baqarah ®M×nQ WÆ \[X=(TQS ÄB (TQS Z[2]: VÙal-Baqarah @ al-Baqarah “Maka “Maka tidak adaada dosa dosa bagi keduanya” [2 “Maka tidak ada dosa bagitidak keduanya”

“Maka tidak ada dosa bagi keduanya” (TQS al-Baqarah [2 Yaitu Yaitu suami suami yang yang pertama pertama dandan isteri isteri yang yang telah telah ditalak ditalak oleh o keduanya, keduanya, Yaitu suami yang yang pertama dan isteri oleh yangsuami telah ditalak oleh Yaitu suami yang pertama dan isteri telah ditalak keduanya, keduanya, 230)

>§«¬©¨ >§«¬©¨ \È\B\ÈXn\B W,WcXnDUW,Wc @DU @ >(TQS §«¬©¨ \Èal-Baqarah \Bal-Baqarah XnW,Wc DU @ [2]:[2]: “Untuk “Untuk kawin kawin kembali” kembali” (TQS 230) 230)

“Untuk kawin kembali” [2]: (TQS al-Baqarah [2]: 230) “Untuk kawin kembali” (TQS al-Baqarah 230) Yaitu Yaitu masing-masing masing-masing kembali kembali melangsungkan melangsungkan perkawinan. perkawinan. Inilah Inilah yang yang ditunjukkan ditunjukkan oleh oleh mekanisme mekanisme pensya pen masing-masing kembali melangsungkan perkawinan. Yaitu masing-masingYaitu kembali melangsungkan perkawinan. perceraian. Dengan Dengan paparan di atas, di atas, di dalam dimekanisme dalam pensyariatan pensyariatan ta Inilah yang ditunjukkan oleh pensya Inilah yangperceraian. ditunjukkan oleh paparan mekanisme pensyariatan mekanisme mekanisme pensyariatannya pensyariatannya serta mekanisme mekanisme penjatuhannya, penjatuhanny paparan di serta atas, di dalam pensyariatan ta perceraian. Dengan perceraian. paparan di Dengan atas, di dalam pensyariatan talak dan jelas jelas adanya adanya hikmah hikmah yang yang nyata nyata dan dan pandangan pandangan yang yang detil det mekanisme pensyariatannya serta mekanisme penjatuhannya,te mekanisme pensyariatannya serta mekanisme penjatuhannya, tampak kehidupan kehidupan pergaulan pergaulan pria-wanita. pria-wanita. Semua Semua itu itu dalam dalam rangka rangka adanya hikmah yang nyata dan pandangan yang detilme te jelas adanya hikmahjelas yang nyata dan pandangan yang detil terhadap kehidupan yang yang penuh penuh kedamaian kedamaian dan dan ketenteraman bagi ba pergaulan pria-wanita. Semua itu ketenteraman dalam rangka mem kehidupan pergaulankehidupan pria-wanita. Semua itu dalam rangka menjamin JikaJika kedamaian dan ketenteraman ketenteraman tersebut lenyap lenyap dandan tidak tida a kehidupan yangdan penuh kedamaiantersebut dan ketenteraman bagi m kehidupan yang penuh kedamaian ketenteraman bagi mereka. harapan harapan untuk untuk mengembalikannya, maka maka harus harus terjadi pem p kedamaian danmengembalikannya, ketenteraman danterjadi tidak a Jika kedamaian danJika ketenteraman tersebut lenyap dan tersebut tidak adalenyap lagi antara antara suami-isteri suami-isteri itu. itu. Karena Karena itu itu Allah Allah SWT SWT menetapkan menetapka harapan untuk mengembalikannya, harus terjadi pem harapan untuk mengembalikannya, maka harus terjadi maka pemisahan tentang tentang talak talak sebagaimana sebagaimana yang yang telah telah kami kami jelaskan jelaskan di atas. di atas. [] antara suami-isteri itu. Karena itu Allah SWT menetapkan antara suami-isteri itu. Karena itu Allah SWT menetapkan syariah tentangyang talak telah sebagaimana yang telah kami tentang talak sebagaimana kami jelaskan di atas. [] jelaskan di atas. []

286

Sistem Pergaulan Dalam286 Islam Sistem Pergaulan Dalam Islam

NASAB

NASAB

Hikmah Ilahiah telahmenjadi mengharuskan Hikmah Ilahiah telah mengharuskan wanita tempat wanita menja mengandung dan melahirkan. Karena itu, seorang wanita wa mengandung dan melahirkan. Karena itu, seorang wanita wajib dibatasi untuk menikah dengan seorang pria saja. Wanita dilarang untuk menikah dengan seorang pria saja. Wanita dilarang menikah dengan lebih dari seorang pria. Haramnya dengan lebih dari seorang pria. Haramnya wanita menikah dengan wanita menika lebih dari satu itu orang dimaksudkan agar setiap orang dapat m lebih dari satu pria itu dimaksudkan agarpria setiap dapat mengetahui nasabnya. Islamkepastian sangat memperhatikan kepastian nasab in nasabnya. Islam sangat memperhatikan nasab ini sekaligus telah menjelaskan hukumnya dengan sempurna. telah menjelaskan hukumnya dengan sempurna. Usiaadalah kehamilan paling adalah enam bulan dan Usia kehamilan paling singkat enam bulansingkat dan umumnya bulan. Seorang suami, anak, jika istrinya sembilan bulan. Seorangsembilan suami, jika istrinya melahirkan maka melahirkan an anak itusetelah dapat dianggap anaknya setelahdalam isterinya melahirkan anak itu dapat dianggap anaknya isterinya melahirkannya enam bulan lebihpernikahannya dihitung sejak tanggal pern waktu enam bulan atau waktu lebih dihitung sejakatau tanggal dengan wanita itu. Sebab Rasulullah SAW bersabda: dengan wanita itu. Sebab Rasulullah SAW bersabda:

«ِ‫ﺍﺵ‬‫ ﻟِﻠﹾﻔﹶﺮ‬‫ﻮﹶﻟﺪ‬ ‫»ﹶﺍﻟﹾ‬

keturunan pemilik “Anak adalah keturunan “Anak pemilikadalah tempat tidur (suami dan tempat isteri)” tidur (suami d ‘alaihi, (Muttafaq ‘alaihi, dari (Muttafaq jalur ‘A`isyah RA) dari jalur ‘A`isyah RA)

Ringkasnya, selama seorang wanita berstatus sebaga Ringkasnya, selama seorang wanita berstatus sebagai isteri dari seorangseorang suami dan seorangmasa anak setelah mele seorang suami dan melahirkan anakmelahirkan setelah melewati enam bulan pernikahannya, atau lebih dari berarti tanggal anak pernikahannya, berar enam bulan atau lebih dari tanggal itu mutlak anak suaminya. mutlak anak suaminya.

Nasab

287

Namun anak jika istrinya Namun jika istrinya melahirkan setelahmelahirkan enam bulananak atausetelah enam lebih dan terbukti tersebut bukan benihnya, suam lebih dan terbukti anak tersebut bukan darianak benihnya, suami itudari boleh sejumlah syaratJika yang harus dip mengingkarinya denganmengingkarinya sejumlah syaratdengan yang harus dipenuhi. syarat-syarat ini tidak dipenuhi, pengingkarannya tidak a syarat-syarat ini tidak dipenuhi, pengingkarannya tidak ada nilainya anak yang lahiranaknya, tetap dianggap anaknya, baik i dan anak yang lahir tetapdan dianggap sebagai baik iasebagai suka atau tidak. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: tidak. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Anak yang diingkarinya itu dilahirkan dalam keadaan 1. Anak yang diingkarinya itu dilahirkan dalam keadaan hidup. Jika anakkeadaan yang dilahirkan dalam keadaan mati, maka suami anak yang dilahirkan dalam mati, maka suami tidak boleh nasab anak, sebab pengingkarannya tidak mengingkari nasab anak,mengingkari sebab pengingkarannya tidak membawa implikasi implikasi hukum syar’i apa pun. hukum syar’i apa pun. 2. Suami itudengan tidak mengakui, baik dengan 2. Suami itu tidak mengakui, baik pengakuan yang jelas pengakuan maupun pengakuan indikasi, maupun pengakuan berupa indikasi, bahwaberupa anak itu adalahbahwa anak anaknya. Jika suamipengakuan telah mengakui anaknya. Jika suami telah mengakui dengan yangdengan jelas pengakua atau pengakuan berupa indikasi bahwa anak itu anakny atau pengakuan berupa indikasi bahwa anak itu anaknya, dia tidak mengingkari nasab anaknya setelah itu. boleh mengingkari nasabboleh anaknya setelah itu. 3. Pengingkaran terhadap anak waktu-waktu hendaknya terjadi pada w 3. Pengingkaran terhadap anak hendaknya terjadi pada atau keadaan-keadaan tertentu, seperti: saat istrinya m atau keadaan-keadaan tertentu, seperti: saat istrinya melahirkan; pada berbagai waktu suami membeli berbagai keperluan kela pada waktu suami membeli keperluan kelahiran; atau ketika suami tahu bahwa istrinya iamelahirkan sementa ketika suami tahu bahwa istrinya melahirkan sementara tidak berada di tempat. Dikeadaan-keadaan luar waktu-waktu di atau keadaanberada di tempat. Di luar waktu-waktu atau atas, suami tidak boleh mengingkari nasab anak ter atas, suami tidak boleh mengingkari nasab anak tersebut. Jika istrinya istrinya melahirkan seorang anak, sementara su melahirkan seorang anak, sementara suami tidak mengingkarinya mengingkarinya —padahal dimungkinkan —padahal dimungkinkan dia mengingkarinya— maka anak dia mengin maka anak tersebutdan dianggap bernasab kepadanya, da tersebut dianggap bernasab kepadanya, dia tidak berhak berhak mengingkarinya setelah itu. Adanya pilihan ( mengingkarinya setelah itu. Adanya pilihan (khiyar) hak ingkar bagi ingkar bagi suami ini diukur dengan adanya m suami ini diukur dengan adanya majelis ilmu (pengetahuan suami (pengetahuan suami akan kelahiran pada akan kelahiran pada waktu-waktu dan tempat-tempat tertentu) danwaktu-waktu d tempat tertentu) imkan (adanya kemung imkan an-nafyi (adanya kemungkinan bagi dan suami untukan-nafyi mengingkari suami untuk mengingkari anaknya). Jika suami telah m anaknya). Jika suami telah mengetahui kelahiran anak dan terdapat kelahiran anak dan terdapat kemungkinan untuk men kemungkinan untuk mengingkarinya tetapi ia tidak mengingkarinya, tetapi ia tidak mengingkarinya, maka anak itu dinasabkan kepadanya, karena Rasulullah maka SAW anak itu d kepadanya, karena Rasulullah SAW bersabda: bersabda:

«ِ‫ﺍﺵ‬‫ ﻟِﻠﹾﻔﹶﺮ‬‫ﻮﹶﻟﺪ‬ ‫»ﹶﺍﻟﹾ‬

adalah keturunan pemilik “Anak adalah keturunan“Anak pemilik tempat tidur (suami dan tempat isteri)”.tidur (suami d

288 288

Sistem Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam

Sebaliknya, Sebaliknya, jika jika suami suami mengaku mengaku dirinya dirinya tidak tidak mengetahui mengetahui kelahiran dan pengakuannya dapat dibenarkan karena berada kelahiran pengakuannya dapat dibenarkan karena iaiaberada di di tempat yang tidak memungkinkan dirinya mengetahuinya, tempat yang tidak memungkinkan dirinya mengetahuinya, misalnya misalnya berada waktu dan tempat lainberada atau berada di negeri ia beradaiadi waktudidan tempat lain atau di negeri lain, lain, yang diterima adalah perkataan suami disertai makamaka yang diterima adalah perkataan suami disertai sumpahnya. sumpahnya. Alasannya adalah pada suami dasarnya tidak tahu Alasannya adalah pada dasarnya itu suami tidak itu tahu adanya adanya kelahiran. Tetapi jika pengakuannya tidak bisa dipercaya, kelahiran. Tetapi jika pengakuannya tidak bisa dipercaya, misalnya misalnya rumah istrinya, bersamapengakuannya istrinya, pengakuannya tidak ia beradaiadiberada rumahdi bersama tidak diterima. diterima. Sebab terjadinya anak hal adalah halhampir-hampir yang hampirSebab terjadinya kelahirankelahiran anak adalah yang hampir tidak mungkin dirinya tahu. Jika suamiitu itu mengatakan, mengatakan, tidak mungkin dirinya tidaktidak tahu. Jika suami “Aku “Aku tahu tahu kelahirannya, kelahirannya, tetapi tetapi aku aku tidak tidak tahu tahu kalau kalau berhak berhak mengingkarinya,” atau ia mengatakan, ‘Aku tahu itu, tetapi aku mengingkarinya,” atau ia mengatakan, ‘Aku tahu itu, tetapi aku tidak tidak tahu harus kalaumengingkarinya harus mengingkarinya dengan segera,” — tahu kalau dengan segera,” —sebagaimana sebagaimana ini oleh tidakumumnya diketahui oleh umumnya hukum ini tidakhukum diketahui masyarakat— maka masyarakat— pengakuannya diterima. Sebab hukum pengakuannyamaka bisa diterima. Sebabbisa hukum ini termasuk hukum ini termasuk hukumoleh yang tidak diketahui oleh orang pada yang tidak diketahui orang pada umumnya. Maka kasusnya umumnya. Maka kasusnya diserupakan dengan orang yang baru diserupakan dengan orang yang baru masuk Islam. Sebab setiap masuk Sebab setiap oleh hukum yang tidak diketahui untuk oleh hukum Islam. yang tidak diketahui kebanyakan masyarakat, kebanyakan yang semisal orang yang hukum yangmasyarakat, semisal danuntuk oranghukum yang semisal, makadan ketidaktahuan semisal, ketidaktahuan terhadap hukum dapatkasus dimaafkan. terhadapmaka hukum itu dapat dimaafkan. Sepertiitu halnya orang Seperti halnya kasus orang baru masuk Islam. Jika suatu yang baru masuk Islam. Jikayang suatu hukum tidak termasuk yang hukum tidak termasuk yang tidak diketahui orang banyak, untuk tidak diketahui orang banyak, untuk hukum yang semisal dan hukum yang semisal orang yang semisal,akan maka ketidaktahuan orang yang semisal,dan maka ketidaktahuan hukum itu tidak akan itu tidak dapat dimaafkan. dapathukum dimaafkan. 4. 4. Pengingkaran Pengingkarananak anakdilanjutkan dilanjutkan dengan dengan li‘ân li‘ân atau atau suami suami mengingkari mengingkari anak dengan li‘ân. Pengingkaran suami terhadap anak dengan li‘ân. Pengingkaran suami terhadap anak anak tidak tidak dipandang cukup kecuali suami mengingkari anaknya dengan dipandang cukup kecuali suami mengingkari anaknya dengan li‘ân li‘ân yang yang sempurna sempurna (li’ân (li’ân tâm). tâm). Jika Jika keempat keempat syarat syarat ini ini telah telah terpenuhi, terpenuhi, maka maka pengingkaran pengingkaran anak dapat diterima, dan anak tersebut diikutkan kepada anak dapat diterima, dan anak tersebut diikutkan kepada pihak pihak wanita wanita (ibunya). Ibn ‘Umar telah meriwayatkan: (ibunya). Ibn

‫ﻕ‬‫ﺎ ﻓﹶﻔﹶﺮ‬‫ﻟﹶﺪِﻫ‬‫ ﻭ‬‫ﻔﹶﻰ ﻣِﻦ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻧ‬‫ ﻭ‬U ‫ﺒِﻲ‬‫ﻦِ ﺍﻟﻨ‬‫ﻣ‬‫ ﻓِﻲ ﺯ‬‫ﺗﻪ‬‫ﺮﹶﺃ‬ ‫ ﺍﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻼ ﻻﹶﻋ‬ ‫ ﹰ‬‫ﺭﺟ‬ ‫»ﹶﺃﻥﱠ‬

ِ

ِ

ِ ِ

ِ

Nasab Nasab 289 289

«ِ‫ﺃﹶﺓ‬‫ﺮ‬‫ ﺑِﺎﻟﹾﻤ‬‫ﻟﹶﺪ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﻖ‬‫ﺃﹶﻟﹾﺤ‬‫ ﻭ‬،‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ ﺑ‬U ‫ﺒِﻲ‬‫ﺍﻟﻨ‬ bahwaada adaseorang seorangpria priayang yangtelah telahmelakukan melakukanli‘ân li‘ânterhadap terhadapistrinya istrinya bahwa pada masa masa Rasulullah Rasulullah SAW SAW dan dan mengingkari mengingkari anak anak isterinya isterinya itu. itu. pada Rasulullah SAW kemudian memisahkan keduanya,keduanya, dan mengikutkan Rasulullah SAW kemudian memisahkan dan anak itu kepada (HRistrinya.” Bukhari). mengikutkan anakistrinya.” itu kepada (HR Bukhari). Sebaliknya jika jika syarat-syarat syarat-syarat itu itu tidak tidak terpenuhi, terpenuhi, maka maka Sebaliknya pengingkarananak anaktidak tidakditerima. diterima.Anak Anakitu itutetap tetapdinasabkan dinasabkankepada kepada pengingkaran suami,dan danwajib wajibditerapkan diterapkanatas atasanak anakitu ituseluruh seluruhhukum hukumyang yangberkaitan berkaitan suami, denganhak hakdan dankewajiban kewajibananak. anak. dengan Penjelasandidiatas atasberlaku berlakujika jikaperselisihan perselisihanmengenai mengenaiterjadinya terjadinya Penjelasan kelahiran bermula bermula dari dari pihak pihak suami. suami. Jika Jika perselisihan perselisihan suami suami isteri isteri kelahiran mengenaimengenai mengenaiterjadinya terjadinyakelahiran kelahiranbermula bermula dari pihak mengenai dari pihak istriistri – –misalnya isteri mengaku bahwa pernikahannya misalnya isteri mengaku bahwa padapada masamasa pernikahannya dirinyadirinya telah telah melahirkan merupakan benih suaminyatapi tapisuaminya suaminya melahirkan anak anak yangyang merupakan benih suaminya mengingkarinya, yakni yakni suami suami berkata berkata ‘Tidak ‘Tidak terjadi terjadi kelahiran kelahiran mengingkarinya, padamu’— maka maka istri istri berhak berhak membuktikan membuktikan pengakuannya pengakuannya dengan dengan padamu’— kesaksianseorang seorang wanita Muslimah. kasus ini kesaksian kesaksian wanita Muslimah. DalamDalam kasus ini kesaksian seorang seorang wanita Muslimah cukup. Karena masalah nasab wanita Muslimah dipandangdipandang cukup. Karena masalah nasab dibuktikan dibuktikan dengan ikatan suami-istri. Kelahiran sah dengan adanya ikatanadanya suami-istri. Kelahiran telah sah dibuktikantelah dengan dibuktikan denganwanita kesaksian wanita yang memenuhi syaratkesaksian seorang yang seorang memenuhi syarat-syarat persaksian. [] syarat persaksian. []

290 290

Sistem Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam

L I‘ Â N Li‘ân diambil diambil dari dari kata kata al-la‘nu al-la‘nu (laknat), (laknat), karena karena suami-istri suami-istri Li‘ân masing-masing melaknat melaknat dirinya dirinya sendiri sendiri pada pada ucapan ucapan yang yang kelima kelima masing-masing kalinya, jika jika dia dia berdusta. berdusta. Asal Asal hukum hukum li‘ân li‘ân adalah adalah firman firman Allah Allah SWT: SWT: kalinya,

ÅQ\i›\IW‘VÙ ×1ÀI¾ÁÝ5U +Y¯ ÃÄ\iSMÁ ×1ÈN‘ CÅWc Ô2VXT ×1ÀI\BšXTÙwU WDSÄ%×mWc WÛÏ°ŠXT@

ÉR_°-›VcÙXT §¯¨ |ÚÜ°°i›ƒ¡ ]C°-V œÈO5¯ ‚ ¯ †1š\i›XJ[‰ ÀÌW×qU Ô2°F°iWPU ]![k\ÈÙ SMØ@Wà ÅVXqÕiWcXT §°¨ WÛܯªk›VÙ ]C°% WD[ D¯ °OÙkQ Wà  _0X=ØÈV ‰DU VR_°-›VcÙXT §±¨ |Úܯªk›VÙ ]C°-V œÈO5¯ ‚ ¯ †1š\i›SM\ \ÌW×qU \iSMՖV" DU

>§²¨ WÛÜ°°i›ƒ¡ ]C°% WD[ D¯ SM×nQ WÆ  _

²[Î ‰DU

“Dan orang-orang orang-orang yang yang menuduh menuduh isterinya isterinya (berzina), (berzina), padahal padahal “Dan mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, makapersaksian persaksianorang orangitu ituialah ialahempat empatkali kalibersumpah bersumpahdengan dengannama nama maka Allah, sesungguhnya sesungguhnya dia dia adalah adalah termasuk termasuk orang-orang orang-orang yang yang benar. benar. Allah, Dan (sumpah) (sumpah) yang yang kelima, kelima, ’Bahwa ’Bahwa laknat laknat Allah Allah atasnya, atasnya, jika jika dia dia Dan termasukorang-orang orang-orangyang yangberdusta.’ berdusta.’Isterinya Isterinyaitu itudihindarkan dihindarkan dari dari termasuk hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah sesungguhnya hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah suaminya itu benar-benar orang-orang yang dusta.yang Dan sesungguhnya suaminya itu termasuk benar-benar termasuk orang-orang (sumpah) kelima,’Bahwa la`nat Allah atasnya jika suaminya dusta. Danyang (sumpah) yang kelima,’Bahwa la`nat Allah atasnya jika

Li’an

291

Li’an

291

suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.” (TQS an-Nûr itu termasuk [24]: 6-9) orang-orang yang benar.” (TQS an-Nûr [24]: 6-9)

ImamAbû AbûDâwud Dâwudtelah telahmeriwayatkankan meriwayatkankanhadits haditsdari dariIbn Ibn‘Abbas ‘Abbas Imam RA, bahwa dia berkata: RA, bahwa dia berkata: “Hilâl ibn ibn Umayah, Umayah, salah salah seorang seorang dari dari tiga tiga orang orang yang yang diterima diterima “Hilâl taubatnya oleh oleh Allah, Allah, datang datang dari dari kampungnya kampungnya ketika ketika Isya. Isya. Dia Dia taubatnya mendapati seorang seorang laki-laki laki-laki di di sisi sisi isterinya. isterinya. Dia Dia saksikan saksikan dengan dengan mendapati mata kepalanya sendiri dan ia dengar dengan telinganya sendiri. mata kepalanya sendiri dan ia dengar dengan telinganya sendiri. Hilâl tidak tidak menggrebeknya menggrebeknya hingga hingga subuh. subuh. Esoknya Esoknya Hilal Hilal datang datang Hilâl kepada Rasulullah Rasulullah SAW SAW dan dan berkata: berkata: kepada

‫ﻟﹶﺖ‬‫ﺰ‬‫ﻪِ ﻓﹶﻨ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﺪ‬‫ﺘ‬‫ﺍﺷ‬‫ ﻭ‬،ِ‫ﺎﺀَ ﺑِﻪ‬‫ﺎ ﺟ‬‫ ﻣ‬U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ ﻓﹶﻜﹶﺮِﻩ‬‫ﻧﻲ‬‫ ِﺑﺄﹸﺫﹸ‬‫ﺖ‬‫ﺳ ِﻤﻌ‬ ‫ﻭ‬ ‫ ـﻲ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ ﺑِﻌ‬‫ﺖ‬‫ﺮﹶﺃﻳ‬ ‫ﻼ ﹶﻓ‬ ‫ ﹰ‬‫ﺭﺟ‬ ‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺪ‬‫ ﻋِﻨ‬‫ﺕ‬‫ﺟﺪ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻠِﻲ ﹶﻓ‬‫ ﺃﹶﻫ‬‫ﻲ ِﺟﺌﹾﺖ‬‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲِ ﺇِﻧ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫»ﻳ‬ ‫ﺩﺓﹸ‬ ‫ﺎ‬‫ـﻬ‬‫ ﻓﹶﺸ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻔﹸﺴ‬‫ﺍﺀُ ِﺇﻻﱠ ﹶﺃﻧ‬‫ﺪ‬‫ﻬ‬‫ ﺷ‬‫ﻢ‬‫ ﻟﹶﻬ‬‫ﻜﹸﻦ‬‫ ﻳ‬‫ﻟﹶﻢ‬‫ ﻭ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺍﺟ‬‫ﻭ‬‫ﻮﻥﹶ ﺃﹶﺯ‬‫ﻣ‬‫ﺮ‬‫ ﻳ‬‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬‫@ﻭ‬ «>‫ﺪِﻫِﻢ‬‫ﺃﹶﺣ‬ ‘Wahai Rasulullah, Rasulullah, sesungguhnya sesungguhnya aku aku mendatangi mendatangi isteriku, isteriku, tetapi tetapi ‘Wahai aku mendapati mendapati seorang seorang laki-laki laki-laki di di sisinya. sisinya. Aku Aku sungguh sungguh melihatnya melihatnya aku dengan mata matakepalaku kepalaku sendiri sendiri dan dan mendengarnya mendengarnya dengan dengan telingaku telingaku dengan sendiri’. Rasulullah atas apaapa yangyang disampaikan oleh sendiri’. RasulullahSAW SAWtidak tidaksuka suka atas disampaikan Hilâl. Kegelisahan pun menyelimuti Hilâl. Tidak lama kemudian, oleh Hilâl. Kegelisahan pun menyelimuti Hilâl. Tidak lama turunlah ayat dua ayat “Dan orang-orang yang menuduh kemudian, turunlah ayatberikut: dua ayat berikut: “Dan orang-orang yang isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai selain diri mereka sendiri, makasendiri, persaksian orang itu ialah empat saksi-saksi selain diri mereka maka persaksian orang kali itu bersumpah nama Allah, sesungguhnya adalah termasuk ialah empat dengan kali bersumpah dengan nama Allah,dia sesungguhnya dia orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima,’Bahwa la`nat adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang Allah atasnya, jika dia Allah termasuk orang-orang yang berdusta.”(TQS kelima,’Bahwa la`nat atasnya, jika dia termasuk orang-orang an-Nûr [24]: 6-7) an-Nûr [24]: 6-7) yang berdusta.”(TQS Rasulullah SAWSAW merasa gembira dan berkata: “Bergembiralah wahai Rasulullah merasa gembira dan berkata: Hilâl, karena sesungguhnya Allah telah memberimu kelapangan dan jalan keluar.’ Hilâl berkata: ‘Aku memang mengharapkan hal itu dari Tuhanku Yang Mahasuci lagi Mahatinggi.’ Rasulullah SAW kemudian

292

Sistem Pergaulan Dalam Islam

bersabda, ‘Utuslah seseorang kepada istrinya’. Dikirimkanlah utusan kepada istrinya. Rasulullah SAW lantas membacakan kepada isteri Hilal ayat yang baru diterimanya seraya mengingatkan keduanya sekaligus memberitahu mereka bahwa azab akhirat lebih pedih ketimbang azab dunia. Hilâl kemudian berkata, ‘Demi Allah, aku berkata benar mengenai dirinya’ Istrinya berkata, ‘Dia berdusta.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Saling melaknatlah di antara kalian berdua!’ Lalu dikatakan kepada Hilâl, ‘Bersumpahlah engkau!’ Hilâl pun bersumpah empat kali sumpah atas nama Allah bahwa dirinya merasa termasuk orang yang benar. Tatkala hendak mengucapkan sumpah kelima, dikatakan kepadanya, ‘Hilâl, bertakwalah Engkau kepada Allah, karena sesungguhnya azab dunia itu lebih ringan dibandingkan dengan azab akhirat, dan sumpah kelima ini bisa menyebabkan azab atasmu.’ Hilâl pun berkata, ‘Demi Allah, Allah tidak akan mengazabku karena hal ini, sebagaimana Allah juga tidak akan menimpakan hukum cambuk kepadaku atas perkara ini.’ Hilâl kemudian bersumpah untuk yang kelima kalinya bahwa sesungguhnya laknat Allah akan menimpanya jika ia termasuk orang-orang yang berdusta. Setelah itu, Rasulullah SAW berkata kepada istrinya, ‘Sekarang, bersumpahlah engkau!’ Ia pun bersumpah atas nama Allah sebanyak empat kali bahwa suaminya termasuk orang-orang pendusta. Ketika hendak mengucapkan sumpah yang kelima, dikatakan kepadanya, ‘Bertakwalah Engkau kepada Allah, karena sesungguhnya azab dunia itu lebih ringan dibandingkan dengan azab akhirat, dan sumpah kelima ini bisa menyebabkan azab atasmu.’ Istri Hilâl berlambat-lambat sesaat. Akan tetapi, ia kemudian berkata, ‘Demi Allah, aku tidak mau mencemarkan kaumku’. Dia pun bersumpah untuk yang kelima kalinya bahwa laknat Allah atas

itu lebih ringan dibandingkan dengan azab akhirat, dan sumpah kelima ini bisa menyebabkan azab atasmu.’ Istri Hilâl berlambat-lambat sesaat. Akan tetapi, ia kemudian berkata, ‘Demi Allah, aku tidak mau mencemarkan kaumku’. Dia pun Li’anatas293 bersumpah untuk yang kelima kalinya bahwa laknat Allah dirinya jika suaminya termasuk orang-orang yang benar. Selanjutnya Rasulullah dirinya jika suaminya termasuk orang-orang yang benar. Selanjutnya SAW memisahkan keduanya lalu memutuskan bahwa terhadap istrinya Rasulullah SAW memisahkan keduanya lalu memutuskan bahwa itu Hilâl tidak berkewajiban menyediakan tempat tinggal maupun terhadap istrinya itu Hilâl tidak berkewajiban menyediakan tempat memberi makan. tinggal maupun memberi makan. Maka jika seorang suami menuduh istrinya telah berzina, misalnya dengan berkata kepadanya, Maka jika seorang suami menuduh“Kamu istrinyatelah telahberzina,” berzina,atau, “Wahai pezina!” atau,kepadanya, “Aku telah melihatmu berzina,” sementara misalnya dengan berkata “Kamu telah berzina,” atau, ia tidak dapatatau, mendatangkan bukti apa pun, maka ia wajib dikenai “Wahai pezina!” “Aku telah melihatmu berzina,” sementara ia tidak hukuman (had) jika ia menolak melakukan li‘ân. Tetapi jika ia bersedia dapat mendatangkan bukti apa pun, maka ia wajib dikenai hukuman li‘ânmelakukan sedangkanli‘ân. istrinya menolak untuk melakukan (had)melakukan jika ia menolak Tetapi jika ia bersedia melakukan li‘ân, maka istrinyalah yang wajib hukuman (had). Allah SWT li‘ân sedangkan istrinya menolak untukdikenai melakukan li‘ân, maka istrinyalah yangberfirman: wajib dikenai hukuman (had). Allah SWT berfirman:

>§±¨ ¯ †1š\i›SM\ \ÌW×qU \iSMՖV" DU ]![k\ÈÙ SMØ@Wà ÅVXqÕiWcXT@

“Isterinya itu dihindarkan dari hukuman sumpahnya empat “Isterinya itu dihindarkan dari hukuman oleh oleh sumpahnya empat kali nama atas nama Allah...” an-Nûr kali atas Allah...” (TQS(TQS an-Nûr [24]:[24]: 8) 8) dihidarkan dariadalah istri adalah hukuman zina bagi AzabAzab yangyang dihidarkan dari istri hukuman (had)(had) zina bagi muhshan, sebab ketika Hilâl ibn Umayah menuduh istrinya berzina muhshan, sebab ketika Hilâl ibn Umayah menuduh istrinya berzina dan mendatangi memerintahkan dia untuk dan mendatangi NabiNabi SAW,SAW, NabiNabi SAWSAW memerintahkan dia untuk mengirim utusan kepada istrinya dan melakukan lalu melakukan di antara mengirim utusan kepada istrinya dan lalu li’an li’an di antara keduanya. Ini adalah keadaan khusus di antara sejumlah keadaan keduanya. Ini adalah keadaan khusus di antara sejumlah keadaan yang yang membuktikan terjadinya perzinaan, keadaan dapatdapat membuktikan terjadinya perzinaan, yaituyaitu keadaan ketikaketika suamisuami melontarkan tuduhan zina kepada istrinya. Dalam kondisi semacam melontarkan tuduhan zina kepada istrinya. Dalam kondisi semacam ini, istri dapat dibuktikan berzina karena li‘ân suaminya dan karena tidak adanya li’an dari isteri. Jika istrinya melakukan li‘ân, maka zina tidak dapat dibuktikan. Jadi penolakan istri untuk melakukan li‘ân telah membuktikan terjadinya zina pada isteri, sehingga istri wajib dikenai hukuman karena li‘ân suaminya. Jika keduanya melakukan li‘ân dan hakim telah memisahkan keduanya, maka keduanya tidak boleh lagi berkumpul selamanya dan istri itu haram bagi suaminya untuk selamanya. Sebab Nabi SAW telah memisahkan suami istri yang telah saling melakukan li‘ân. Imam Mâlik telah meriwayatkan dari Nâfi‘dari Ibnu ‘Umar:

keduanya, maka keduanya tidakli‘ân boleh lagi berkumpul selamanya dan Jika keduanya melakukan dan hakim telah memisahkan istri itu haram bagi suaminya Sebab Nabi SAW telah keduanya, maka keduanya tidakuntuk bolehselamanya. lagi berkumpul selamanya dan istrimemisahkan itu haram bagi suaminya untuk selamanya. Sebab Nabi SAW telah suami istri yang telah saling melakukan li‘ân. Imam Mâlik telah meriwayatkan Ibnumelakukan ‘Umar: li‘ân. Imam Mâlik memisahkan suami istri dari yangNâfi‘dari telah saling 294 Sistem Pergaulan Dalam Islam telah meriwayatkan dari Nâfi‘dari Ibnu ‘Umar:

‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ ﺑ‬U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ﻕ‬‫ﺎ ﻓﹶﻔﹶﺮ‬‫ﻟﹶﺪِﻫ‬‫ ﻭ‬‫ﻔﹶﻰ ﻣِﻦ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻧ‬‫ ﻭ‬‫ﺗﻪ‬‫ﺮﹶﺃ‬ ‫ ﺍﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻼ ﻻﹶﻋ‬ ‫ ﹰ‬‫ﺭﺟ‬ ‫»ﹶﺃﻥﱠ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ ﺑ‬U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ﻕ‬‫ﺎ ﻓﹶﻔﹶﺮ‬‫ﻟﹶﺪِﻫ‬‫ ﻭ‬‫ﻔﹶﻰ ﻣِﻦ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻧ‬‫ ﻭ‬‫ﺗﻪ‬‫ﺮﹶﺃ‬ ‫ ﺍﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻼ ﻻﹶﻋ‬ ‫ ﹰ‬‫ﺭﺟ‬ ‫»ﹶﺃﻥﱠ‬ «ِ‫ﺃﹶﺓ‬‫ﺮ‬‫ ﺑِﺎﻟﹾﻤ‬‫ﻟﹶﺪ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﻖ‬‫ﻓﹶﺄﹶﻟﹾﺤ‬ «ِ‫ﺃﹶﺓ‬‫ﺮ‬‫ ﺑِﺎﻟﹾﻤ‬‫ﻟﹶﺪ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﻖ‬‫ﻓﹶﺄﹶﻟﹾﺤ‬ “Sesungguhnya seorang laki-laki telah melakukan li’an dengan

“Sesungguhnya seorang laki-laki telah melakukan li’an dengan istrinyapada padamasa masa Rasulullah iaiatelah mengingkari anak “Sesungguhnya seorang laki-lakiSAW telahdan melakukan li’an dengan istrinya Rasulullah SAW dan telah mengingkari isterinya itu. pun memisahkan keduanya, dan istrinya pada masa Rasulullah ia telah mengingkari anak anak isterinya itu.Rasulullah RasulullahSAW pundan memisahkan keduanya, dan isterinya itu.anak Rasulullah pun memisahkan keduanya, dan mengikutkan anak kepada istrinya.” mengikutkan ituitu kepada istrinya.” mengikutkan anak itu kepada istrinya.” Sahal Sa‘ad meriwayatkan: Sahal ibnibn Sa‘ad meriwayatkan: Sahal ibn Sa‘ad meriwayatkan:

«‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﺎﻥِ ﺃﹶﺑ‬‫ﻤِﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺠ‬‫ ﻻﹶ ﻳ‬‫ﺎ ﹸﺛﻢ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻕ ﺑ‬  ‫ ﹶﻔﺮ‬‫ ِﻦ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬‫ﻨﻴ‬‫ﻼ ِﻋ‬ ‫ﺘ ﹶ‬‫ ﹸﺔ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﺖ‬‫ﻀ‬‫»ﻣ‬ «“Telah ‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﺃﹶﺑ‬berlaku ِ‫ﻥ‬berlaku ‫ﺎ‬‫ﻤِﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺠ‬ketentuan ‫ ﻳ‬ketentuan ‫ ﻻﹶ‬‫ﺎ ﹸﺛﻢ‬‫ﻤ‬as-Sunnah ‫ﻬ‬‫ﻨ‬as-Sunnah ‫ﻴ‬‫ﻕ ﺑ‬  ‫ ﹶﻔﺮ‬‫ﻥﹾ ﻳ‬mengenai ‫ ﺃﹶ‬mengenai ‫ ِﻦ‬‫ﻨﻴ‬‫ﻼ ِﻋ‬ ‫ﺘ ﹶ‬‫ﻤ‬suami-istri ‫ ﺍﻟﹾ‬suami-istri ‫ ﹸﺔ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﺖ‬yang ‫ﻀ‬yang ‫»ﻣ‬telah telah “Telah

saling melakukan li’an, bahwa keduanya dipisahkan dan tidak boleh “Telah berlaku ketentuan as-Sunnah mengenai suami-istri yang telah saling melakukan li’an, bahwa keduanya dipisahkan dan tidak boleh berkumpul selamanya.” (HR Abu Dawud)dan tidak boleh saling melakukan li’an, bahwa(HR keduanya dipisahkan berkumpul lagilagi selamanya.” Abu Dawud) berkumpul lagi selamanya.” (HR Abu Dawud) Pemisahan suami-istri karena li‘ân adalah fasakh, karena Pemisahan suami-istri karena li‘ân adalah fasakh, karena pemisahan tersebut telah mengakibatkan haramnya meneruskan Pemisahan suami-istri karena li‘ân adalah fasakh, karena pemisahan tersebut telah mengakibatkan haramnya meneruskan pemisahan tersebut telah mengakibatkan haramnya meneruskan kehidupan suami-istri untuk selamanya. Karena isteri tidak halal kehidupan suami-istri untuk selamanya. Karena itu,itu, isteri ituitu tidak halal bagi suaminya, bahkan kalau pun suami mengakui kebohongannya kehidupan suami-istri untuk selamanya. Karena itu, isteri itu tidak halal bagi suaminya, bahkan kalau pun suami mengakui kebohongannya sendiri. Namun jika suami menarik li’an-nya dan mengakui bagi suaminya, bahkan kalau pun suami mengakui kebohongannya sendiri. Namun jika suami menarik li’an-nya dan mengakui sendiri. Namun maka jika suami menarik li’an-nya dan mengakui kebohongannya, maka wajib menjatuhkan hukuman (had) atas suami kebohongannya, wajib menjatuhkan hukuman (had) atas suami dan nasab anaknya diikutkan kepadanya, baik mengakui kebohongannya, maka wajib menjatuhkan hukuman (had) atas suami ituitu dan nasab anaknya diikutkan kepadanya, baik diadia mengakui kebohongannya sebelum istrinya melakukan li‘ân atau sesudahnya. itu dan nasab anaknya diikutkan kepadanya, baik dia mengakui kebohongannya sebelum istrinya melakukan li‘ân atau sesudahnya. kebohongannya sebelum istrinya melakukan li‘ânhukuman atau sesudahnya. Li‘ân dapat membebaskan suami dari dan dapat mewajibkan hukuman atas istrinya, jika istri menolak melakukan li‘ân. Ucapan li‘ân suami, di hadapan hakim, ialah dia mengatakan, “Aku bersaksi atas nama Allah bahwa dia telah berzina,” sambil menunjuk ke arah istrinya. Jika istrinya tidak hadir di pengadilan, suami menyebut nama istrinya dan nasabnya. Ucapan sumpahnya harus disempurnakan sebanyak empat kali. Kemudian tatkala hendak mengucapkan sumpah yang kelima, diucapkan kepadanya, “Bertakwalah engkau kepada Allah, sesungguhnya sumpah kelima ini dapat mendatangkan azab, sedangkan azab dunia adalah lebih ringan daripada azab akhirat.” Belum diterima sumpahnya, kecuali jika ia menyempurnakan sumpahnya, dan

Li’an

295

mengatakan bahwa laknat Allah atas dirinya jika dia termasuk orangorang yang berdusta terhadap tuduhan zina yang dia lontarkan kepada istrinya. Setelah itu sang istri berkata, “Aku bersaksi atas nama Allah bahwa dia telah berdusta,” sebanyak empat kali. Kemudian ketika hendak mengucapkan sumpah kelima, ia diperingatkan seperti yang telah dilakukan kepada suaminya. Belum diterima sumpahnya, kecuali ia menyempurnakan sumpahnya, dan mengatakan bahwa laknat Allah atas dirinya jika suaminya termasuk kelompok orang-orang yang benar atas tuduhan zina yang dilontarkan kepadanya. Jika keduanya mempunyai anak, anak itu harus disebutkan dalam li‘ân. Maka jika sang suami bersumpah, “Aku bersaksi atas nama Allah, bahwa ia telah berzina,” ia juga harus berkata,”Anak ini bukan anakku.” Sementara itu istrinya berkata, “Aku bersaksi atas nama Allah, bahwa ia telah berdusta, dan anak ini adalah anaknya.” Demikianlah cara li‘ân dan demikian pula ucapan atau redaksi kalimat li‘ân. Karena itu, jika seorang wanita melahirkan lalu suaminya mengatakan, “Anak ini bukan dariku,” atau ia berkata,”Anak ini bukan anakku,” maka ia tidak boleh dijatuhi hukuman had. Sebab ucapannya tidak dipandang sebagai qadzaf (tuduhan zina). Namun demikian, ia mesti ditanya. Tapi jika ia mengatakan, “Kamu telah berzina dan anak ini lahir dari hasil zina,” maka ucapan ini adalah qadzaf, yang mengharuskan li‘ân. Jika ia hanya mengatakan, “Aku maksudkan, anak ini tidak mirip rupanya denganku,” atau ia berkata, “Kamu telah bergaul dengan orang yang mirip dengan anak ini dan anak ini mirip dengan orang yang menggaulimu,” atau kata-kata yang serupa itu, maka ia tidak dikenai hukuman had. Anak yang lahir tetap dinasabkan kepadanya. Sebab dia tidak melontarkan qadzaf terhadap istrinya dan juga tidak perlu li‘ân dalam perkara semacam ini. Karena syarat dilakukannya li‘ân adalah adanya qadzaf. []

296

Sistem Pergaulan Dalam Islam

PERWALIAN AYAH Dikarenakan ayah adalah kepala rumah tangga, pemimpin sekaligus pengurus rumah tangga, sudah seharusnya ia memiliki perwalian (wilayah) atas rumah tangga. Ayah adalah wali bagi anakanaknya. Ayah memiliki perwalian atas anak-anaknya, baik yang masih kecil maupun yang sudah besar tapi belum baligh; baik laki-laki atau pun perempuan; baik terkait dengan jiwa maupun harta, meskipun anaknya yang masih kecil berada dalam pengasuhan ibunya atau kerabatnya. Seseorang adakalanya masih kecil dan adakalanya sudah besar. Yang sudah besar adakalanya berakal dan adakalanya tidak berakal. Jika seorang anak sudah besar dan berakal, tidak ada seorang pun yang memiliki perwalian atas jiwa atau pun hartanya. Bahkan dia sendirilah yang memiliki kewenangan atas seluruh urusan dirinya. Namun hak perwalian tetap ada di tangan ayah. Jika anak masih kecil atau sudah besar tetapi tidak berakal, misalnya gila atau kurang waras, maka perwaliannya tidak berada di tangannya sendiri, karena anak itu tidak mampu menangani urusannya sendiri. Karena itu, perwaliannya berada di tangan ayahnya. Perwalian ayah atas anaknya ini tetap berlaku selama sifat yang mewajibkan perwalian tetap ada, yaitu keadaan anak yang masih kecil atau tidak berakal. Tetapi jika anak kecil itu sudah baligh atau anak yang besar itu sudah sembuh dari gila atau kurangwarasnya, perwalian ayah atas anak itu terputus. Anak itu sendirilah yang menjadi wali atas urusannya sendiri. Namun

Perwalian Ayah

297

ayah tetap memiliki hak perwalian atas anak itu hanya saja sifatnya perwalian mandub/sunnah. Ini dikarenakan ayah mempunyai hak perwalian yang bersifat tetap. []

298

Sistem Pergaulan Dalam Islam

PENGASUHAN ANAK Pengasuhan anak merupakan suatu kewajiban, karena dengan menelantarkan anak, dia akan binasa. Pengasuhan anak termasuk kategori menjaga jiwa (hifzh al-nafs) yang telah diwajibkan oleh Allah SWT. Jiwa anak wajib dijaga agar terhindar dari kebinasaan, sekaligus diselamatkan dari segala sesuatu yang dapat membinasakannya. Namun meski pengasuhan anak merupakan kewajiban, pengasuhan anak juga terkait dengan hak kerabatnya, karena kerabat mempunyai hak pengasuhan terhadap anak. Maka hak pengasuhan anak terkait dengan kerabat, sebagaimana kewajiban pengasuhan anak juga terkait dengan kerabat. Pengasuhan adalah hak bagi setiap anak dan bagi siapa saja yang telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengasuhnya. Pengasuhan anak menjadi wajib atas seorang pengasuh tertentu jika ia telah ditentukan secara khusus. Adapun hak untuk mengambil pengasuhan anak bagi orangorang yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengasuh, adalah khusus bagi mereka yang memang berhak, tidak bersifat umum. Maka pengasuhan anak tidak diberikan kepada orang yang dapat menelantarkan anak tersebut, karena hal itu secara pasti akan membahayakan anak. Atas dasar ini, pengasuhan anak tidak diberikan kepada anak kecil atau orang yang kurang waras pikirannya (al-ma’tuh). Sebab, keduanya tidak akan mampu mengasuh anak, sedang mereka sendiri memerlukan orang lain yang mengasuhnya. Lalu bagaimana mungkin mereka mampu mengasuh orang lain?

300

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Pengasuhan Anak

299

Demikianjuga jugapengasuhan pengasuhananak anaktidak tidakdiberikan diberikankepada kepadaorang orang Demikian yangdapat dapatmenelantarkan menelantarkananak anakkarena karena kelalaian kelalaian atau atau kesibukannya kesibukannya yang dengan berbagai berbagai aktivitas aktivitas lain lain sehingga sehingga tidak tidak memungkinkannya memungkinkannya dengan mengasuh anak tersebut. Pengasuhan anak juga tidak diserahkan diserahkan mengasuh anak tersebut. Pengasuhan anak juga tidak kepada orang orang yang yang memiliki memiliki sifat-sifat sifat-sifat buruk, buruk, seperti seperti fasik, fasik, misalnya. misalnya. kepada Sebabsifat-sifat sifat-sifatburuk buruksemacam semacamitu itu dapat dapatmengakibatkan mengakibatkananak anak yang yang Sebab diasuhnyatumbuh tumbuh dengan dengan sifat-sifat sifat-sifatyang yangrusak, rusak,sebab sebabkerusakan kerusakan itu itu diasuhnya sendiridapat dapatdipandang dipandangsebagai sebagaisuatu suatukebinasaan. kebinasaan.Pengasuhan Pengasuhananak anak sendiri juga tidak dapat diberikan kepada orang kafir, kecuali pengasuhan anak juga tidak dapat diberikan kepada orang kafir, kecuali pengasuhan anak olehibu ibuatas atasanaknya. anaknya. oleh Mengenaikeadaan keadaanpengasuhan pengasuhananak, anak,harus harusdilihat dilihatlebih lebihdulu. dulu. Mengenai Jika anak anak itu itu sudah sudah agak agak besar besar yakni yakni pada pada umur umur yang yang sudah sudah dapat dapat Jika memikirkan segala segala hal hal dan dan mampu mampu membedakan membedakan perlakuan perlakuan ibunya ibunya memikirkan dengan perlakuan ayahnya, misalnya sudah lewat masa penyapihan, dengan perlakuan ayahnya, misalnya sudah lewat masa penyapihan, maka iaia diberikan diberikan pilihan pilihan di di antara antara kedua kedua orangtuanya. orangtuanya. Siapa Siapa yang yang maka dia pilih, pilih, berarti berarti anak anak itu itu turut turut bersamanya. bersamanya. Ini Ini berdasarkan berdasarkan hadits hadits dia riwayat Imam ImamAhmad Ahmaddan danAbû Abû Dâwud Dâwud dari dari Abdul Abdul Hamid Hamid bin bin Ja’far Ja’far riwayat daribapaknya bapaknyadari darikakeknya kakeknyayaitu yaituRâfi‘ Râfi‘bin binSinân Sinânbahwa: bahwa: dari

‫ﻫِﻲ‬‫ﺘِﻲ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﺑ‬:‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻟﹶﺖ‬U ‫ﺒِﻲ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﺖ‬‫ﻢ ﻓﹶﺄﹶﺗ‬ ‫ِﻠ‬‫ﺴ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﺗ‬‫ﻪ‬‫ﺮﹶﺃﺗ‬ ‫ ﺍﻣ‬‫ﺖ‬‫ﺃﹶﺑ‬‫ ﻭ‬،‫ﻠﹶﻢ‬‫ ﺃﹶﺳ‬‫ﻪ‬‫»ﹶﺃﻧ‬ ‫ ﻗﹶﺎ‬.‫ﺘِﻲ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﺑ‬‫ﺍﻓِﻊ‬‫ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ ﻭ‬.‫ﻪ‬‫ﺒﻬ‬‫ﺷ‬ ‫ ﺃﹶﻭ‬‫ﻓﹶﻄِﻴﻢ‬ ‫ﻗﹶﺎﻝﹶ‬‫ ﻭ‬.‫ﺔﹰ‬‫ﺎﺣِﻴ‬‫ ﻧ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﻗﹾﻌ‬:U ‫ﺒِﻲ‬‫ﻝﹶ ﺍﻟﻨ‬‫ﻑ‬

‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ‬.‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ ﹸﺔ ﺇِﻟﹶﻰ ﺃﹸﻣ‬‫ﺒِﻴ‬‫ ﺍﻟﺼ‬‫ﺎﻟﹶﺖ‬‫ ﻓﹶﻤ‬.‫ﺎ‬‫ﺍﻫ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ ﺍﺩ‬:‫ﻗﹶﺎﻝﹶ‬‫ ﻭ‬.‫ﺔﹰ‬‫ﺎﺣِﻴ‬‫ﺪِﻱ ﻧ‬‫ ﺍﻗﹾﻌ‬:‫ﺎ‬‫ﻟﹶﻬ‬ «‫ﺎ‬‫ﺬﹶﻫ‬‫ﺎ ﻓﹶﺄﹶﺧ‬‫ ﺇِﻟﹶﻰ ﺃﹶﺑِﻴﻬ‬‫ﺎﻟﹶﺖ‬‫ ﻓﹶﻤ‬.‫ﺎ‬‫ﺪِﻫ‬‫ ﺍﻫ‬‫ﻬﻢ‬ ‫ ﺍﻟﱠﻠ‬:U ‫ﺒِﻲ‬‫ﺍﻟﻨ‬ “Sesungguhnyaiaiatelah telahmasuk masukIslam, Islam,sedangkan sedangkanistrinya istrinyamenolak menolak “Sesungguhnya masukIslam. Islam.Sang Sangistri istrilalu laludatang datangkepada kepadaNabi NabiSAW SAWdan dankemudian kemudian masuk berkata, ‘Ini anak perempuanku. Ia telah disapih atau hampir berkata, ‘Ini anak perempuanku. Ia telah disapih atau hampir disapih.’Râfi‘ Râfi‘berkata, berkata,‘Ini ‘Inianak anakperempuanku.’ perempuanku.’Nabi Nabi SAW SAWlantas lantas disapih.’ berkatakepada kepadaRâfi‘, Râfi‘,‘Duduklah ‘Duduklahdidisebelah sebelah sana.’ sana.’Nabi NabiSAW SAWjuga juga berkata berkatakepada kepadaistri istriRafi’, Rafi’,‘Duduklah ‘Duduklahdidisebelah sebelah sana.’ sana.’Setelah Setelahitu itu berkata NabiSAW SAWberkata,’Coba berkata,’Cobapanggillah panggillahanak anakini inioleh olehkalian kalianberdua.’ berdua.’ Nabi Si anak ternyata condong kepada ibunya. Nabi SAW pun berdoa, Si anak ternyata condong kepada ibunya. Nabi SAW pun berdoa, ‘YaAllah, Allah,berilah berilahanak anakitu itupetunjuk.’ petunjuk.’Setelah SetelahNabi NabiSAW SAWberdoa, berdoa,sisi ‘Ya

300

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Pengasuhan Anak

301

anak anakpun punkemudian kemudiancondong condongkepada kepadaayahnya, ayahnya,sehingga sehinggadiambillah diambillah iaiaoleh oleh ayahnya.” ayahnya.” Hadis Hadis ini ini telah telah diriwayatkan diriwayatkan pula pula oleh oleh Imam ImamAhmad Ahmad dan dan AnAnNasâ’î Nasâ’îdengan denganredaksi redaksiyang yangberbeda, berbeda,tetapi tetapidengan denganmakna maknayang yangsama sama dengan dengan riwayat riwayat di di atas. atas. Jika Jika anak anak itu itu masih masih kecil kecil yakni yakni pada pada umur umur yang yang belum belum dapat dapat memikirkan segala sesuatu dan belum dapat membedakan perlakuan memikirkan segala sesuatu dan belum dapat membedakan perlakuan ibunya ibunya dengan dengan perlakuan perlakuan ayahnya, ayahnya, misalnya misalnya anak anak itu itu masih masih dalam dalam masa masapenyapihan, penyapihan,atau atausebelum sebelummasa masapenyapihan, penyapihan,atau ataupun punsesudah sesudah masa masapenyapihan, penyapihan,dan dananak anakitu itudekat dekatkepada kepadaibunya— ibunya—maka makaanak anakitu itu tidak tidakdiberi diberipilihan, pilihan,tapi tapidiikutkan diikutkankepada kepadaibunya. ibunya.Hal Halini iniberdasarkan berdasarkan mafhum (pemahaman implisit) dari hadis riwayat Râfi‘ bin Sinân di mafhum implisit) dari hadis riwayat Râfi‘ bin Sinân di atas. atas. Karena ditetapkan bahwa ibulebih lebihberhak berhak dalam dalam pengasuhan Karena telahtelah ditetapkan bahwa ibu pengasuhan anak, anak,sementara sementaratidak tidakada adanash nashyang yangmelarang melarangseorang seorangibu ibumengasuh mengasuh anaknya. anaknya. Di Di sini sini tidak tidak dapat dapat dikatakan dikatakan bahwa bahwa pengasuhan pengasuhan anak anak termasuk termasuk dalam dalam perwalian perwalian (wilayah) (wilayah) yang yang karenanya karenanya perwalian perwalian tidak tidak dapat diberikan kepada orang kafir atas orang muslim. Tidak demikian, dapat diberikan kepada orang kafir atas orang muslim. Tidak demikian, karena karena fakta fakta yang yang ada ada adalah adalah pengasuhan pengasuhan dan dan pelayanan, pelayanan, bukan bukan perwalian, perwalian, sehingga sehingga tidak tidakdapat dapat diterapkan diterapkan hukum-hukum hukum-hukum perwalian perwalian pada pada fakta fakta tersebut. tersebut. Seorang Seorang ibu ibu lebih lebih berhak berhak untuk untuk melakukan melakukan pengasuhan pengasuhan terhadap anak kecil dan anak yang kurang waras akalnya terhadap anak kecil dan anak yang kurang waras akalnya(al-ma’tuuh) (al-ma’tuuh) jika jika ia ia diceraikan diceraikan suaminya. suaminya.Ini Iniberdasarkan berdasarkanhadits haditsriwayat riwayatImam ImamAbû Abû Dâwud Dâwud dari dari ‘Abdullâh ‘Abdullâh ibn ibn ‘Amr ‘Amr ibn ibn ‘Ash ‘Ash RA: RA:

،ً‫ـﺎﺀ‬‫ ﻭِﻋ‬‫ﻄﹾﻨِـﻲ ﻟﹶـﻪ‬‫ﺬﹶﺍ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﺑ‬‫ﻨِﻲ ﻫ‬‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲِ ِﺇﻥﱠ ﺍﺑ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ ﻳ‬‫ﺃﹶﺓﹰ ﻗﹶﺎﻟﹶﺖ‬‫ﺮ‬‫»ﹶﺃﻥﱠ ﺍﻣ‬

‫ﻋﻪ‬ ‫ ِﺰ‬‫ﻳﻨ‬ ‫ ﺃﹶﻥﹾ‬‫ﺍﺩ‬‫ﺃﹶﺭ‬‫ ﻃﹶﻠﱠﻘﹶﻨِﻲ ﻭ‬‫ﺎﻩ‬‫ﻭِﺇﻥﱠ ﺃﹶﺑ‬ ،ً‫ﺍﺀ‬‫ ﺣِﻮ‬‫ﺮِﻱ ﹶﻟﻪ‬‫ﺣِﺠ‬‫ ﺳِﻘﹶﺎﺀً ﻭ‬‫ﻳِﻲ ﹶﻟﻪ‬‫ﺛﹶﺪ‬‫ﻭ‬ «‫ﻜِﺤِﻲ‬‫ﻨ‬‫ ﺗ‬‫ﺎ ﻟﹶﻢ‬‫ ﺑِﻪِ ﻣ‬‫ﻖ‬‫ﺖِ ﺃﹶﺣ‬‫ ﺃﹶﻧ‬U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬.‫ﻲ‬‫ﻣِﻨ‬ “Seorang “Seorangwanita wanitaberkata, berkata,‘Wahai ‘WahaiRasulullah, Rasulullah,anakku anakkuini, ini,perutkulah perutkulah yang menjadi tempatnya, tetekkulah yang menjadi air minumnya, yang menjadi tempatnya, tetekkulah yang menjadi air minumnya, dan dan pangkuankulah pangkuankulah yang yang menjadi menjadi tempat tempat berlindungnya. berlindungnya. Tetapi Tetapi ayahnya ayahnya menceraikan menceraikan diriku diriku dan dan ingin ingin mengambilnya mengambilnya dari dari sisiku.’ sisiku.’

302

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Pengasuhan Anak

301

RasulullahSAW SAWlalu lalubersabda, bersabda,‘Engkau ‘Engkaulebih lebihberhak berhakatas atasanak anakitu itu Rasulullah selamaengkau engkaubelum belummenikah menikah lagi.” lagi.” selama IbnAbî AbîSyaibah Syaibahjuga juga meriwayatkan meriwayatkandari dari‘Umar ‘Umarbahwa bahwa‘Umar ‘Umar Ibn telah menceraikan menceraikan Ummu Ummu ‘Ashim. ‘Ashim. ‘Umar ‘Umar lalu lalu mendatangi mendatangi mantan mantan telah istrinya,sementara sementara‘Ashim, ‘Ashim,anaknya, anaknya,sedang sedangberada berada dipangkuannya. dipangkuannya. istrinya, ‘Umarkemudian kemudian berusaha mengambil ituibunya, dari ibunya, lalu ‘Umar berusaha mengambil anakanak itu dari lalu terjadi terjadi tarik-menarik antara keduanya sampai anak itu Keduanya menangis. tarik-menarik di antaradikeduanya sampai anak itu menangis. Keduanya lalu mendatangi Abû Bakar ash-Shiddîq. Abû Bakar ashlalu mendatangi Abû Bakar ash-Shiddîq. Abû Bakar ash-Shiddîq Shiddîq berkata: berkata:

‫ ـﹶﺎﺭ‬‫ﺘ‬‫ﺨ‬‫ ﻓﹶﻴ‬‫ﻼﻡ‬ ‫ ﹶ‬‫ ﺍﹾﻟﻐ‬‫ﺸﺐ‬  ‫ ﻳ‬‫ﱴ‬‫ ﺣ‬‫ﻚ‬‫ ﻣِﻨ‬‫ ﹶﻟﻪ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﺎ ﺧ‬‫ﻬ‬‫ﺤ‬‫ﺭِﻳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻫ‬‫ﺮ‬‫ﺣِﺠ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺤ‬‫ﺴ‬‫»ﻣ‬ «ِ‫ﻔﹾﺴِﻪ‬‫ﻟِﻨ‬ “Belaiannya,pangkuannya, pangkuannya, dan kasih sayangnya adalah “Belaiannya, dan kasih sayangnya adalah lebih lebih baik baik anak bagi anak itu ketimbang engkau (yakni ‘Umar, pen)sampai sampaiiaia bagi itu ketimbang engkau (yakni ‘Umar, pen) beranjakdewasa dewasahingga hinggadapat dapatmenentukan menentukanpilihan pilihan untuk untuk dirinya dirinya beranjak sendiri.” sendiri.” Jika seorang seorang ibu ibu tidak tidak termasuk termasukahl ahl al-hidhanah al-hidhanah (orang (orang yang yang Jika berhakdalam dalampengasuhan pengasuhan anak) karena terpenuhinya semua berhak anak) karena tidaktidak terpenuhinya semua atau atau sebagian syarat-syarat disebutkan dalam pengasuhananak, anak, sebagian syarat-syarat yangyang disebutkan dalam pengasuhan misalnya iaia telah telah kawin kawin lagi, lagi, atau atau kurang kurang waras waras akalnya, akalnya, atau atau yang yang misalnya semisal itu, maka ibu itu dianggap tidak ada, dan hak pengasuhannya semisal itu, maka ibu itu dianggap tidak ada, dan hak pengasuhannya berpindahkepada kepadapihak pihakberikutnya berikutnyadalam dalamhak hakpengasuhan pengasuhananak. anak. berpindah Jika ibu ibu dan dan ayah ayah sama-sama sama-sama bukan bukan ahl ahl al-hidhanah, al-hidhanah, maka maka Jika hakpengasuhan pengasuhan anak berpindah kepada pihak-pihak berikutnya, hak anak berpindah kepada pihak-pihak berikutnya, karena karena keduanya dianggap tidak ada.paling Yang berhak paling berhak dari semua keduanya dianggap tidak ada. Yang dari semua pihak pihak itu, adalah ibu, kemudian nenek (ibunya ibu), terus ke atas yang itu, adalah ibu, kemudian nenek (ibunya ibu), terus ke atas yang didahulukandari darimereka merekamana manayang yanglebih lebihdekat, dekat,lalu laluyang yanglebih lebihdekat. dekat. didahulukan Ini dikarenakan dikarenakan mereka mereka adalah adalah para para wanita wanita yang yang telah telah nyata-nyata nyata-nyata Ini melahirkan. Jadi, mereka ibu. Setelah itu, melahirkan. merekasemua semuaberkedudukan berkedudukansebagai sebagai ibu. Setelah baru ayah, lalu lalu nenek (ibunya ayah), kemudian kakekkakek (ayahnya ayah), itu, baru ayah, nenek (ibunya ayah), kemudian (ayahnya lalu nenek buyut (ibunya kakek), kemudian kakek dari bapaknya, dan ayah), lalu nenek buyut (ibunya kakek), kemudian kakek dari bapaknya, kemudian nenek dari kakeknya, waris. dan kemudian nenek dari kakeknya,meskipun meskipunmereka merekabukan bukan ahli waris.

302

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Sebab semuanya mereka menunjukkan garis siapa yang berhak atas pengasuhan anak. Jika kaum pria dan wanita —sebagaimana yang telah disebutkan di atas— juga tidak mampu, hak pengasuhan anak berpindah kepada saudara-saudara perempuan. Didahulukan saudara perempuan se-ayah dan ibu (saudara kandung), kemudian saudara perempuan se-ayah, lalu saudara perempuan se-ibu. Saudara perempuan didahulukan daripada saudara laki-laki, karena saudara perempuan itu adalah wanita yang termasuk ahl al-hidhanah, sehingga dia didahulukan daripada pria yang derajatnya sama. Jika saudara perempuan tidak ada, maka saudara laki-laki se-ayah dan ibu didahulukan, kemudian saudara laki-laki se-ayah, lalu anak-anak laki-laki dari keduanya. Tidak boleh pengasuhan anak diserahkan kepada saudara laki-laki se-ibu. Jika mereka tidak ada, hak pengasuhan anak berpindah kepada para bibi dari pihak ibu (al-khalat). Jika tidak didapati juga, hak pengasuhan anak berpindah kepada bibi dari pihak ayah (al-’amat). Jika mereka tidak ada juga, hak pengasuhan anak diserahkan kepada paman dari se-ayah dan ibu, kemudian kepada paman dari pihak ayah. Pengasuhan anak tidak boleh diserahkan kepada paman dari pihak ibu. Jika mereka tidak ada, pengasuhan anak berpindah kepada bibi (al-khalat) dari pihak ibu, lalu bibi (al-khalat) dari pihak ayah, lalu bibi (al-’amat) dari pihak ayah. Pengasuhan tidak diserahkan kepada bibi (al-’amat) dari pihak ibu, karena mereka semua mengalir dari pihak ibu, dan tidak berhak mengasuh anak. Hak pengasuhan anak tidak berpindah kepada pihak lain, kecuali pihak yang memiliki hak itu tidak ada atau tidak mempunyai kecakapan. Jika orang yang berhak mengasuh anak melepaskan haknya dalam mengasuh anak, hak pengasuhan tidak berpindah kepada pihak berikutnya, kecuali pengasuhan anak memang telah nyata-nyata terjadi pada pihak berikutnya itu. Sebab, walaupun pengasuhan anak merupakan hak pengasuh, tetapi pada saat yang sama merupakan kewajiban pengasuh, serta hak bagi anak yang diasuh. Maka pengasuh tidak boleh meninggalkan kewajibannya, kecuali jika kewajiban itu telah dilaksanakan oleh orang yang memiliki kecakapan. Pada saat itu, pengasuhan anak berpindah kepada orang berikutnya setelah pengasuh

304

Sistem Pergaulan Dalam Pengasuhan Islam Anak

303

pengasuh sebelumnya meninggalkan pengasuhannya, seb sebelumnya meninggalkan pengasuhannya, sebagaimana urutan yang telah dijelaskan di atas.urutan yang telah dijelaskan di atas. Jika orang yang telahpengasuhan gugur haknya dalam pengasu Jika orang yang telah gugur haknya dalam ingin haknya sedangkan kecakapannya meng kembali memperoleh kembali haknya memperoleh sedangkan kecakapannya mengasuh tetap makauntuk dia berhak untuk itu kembali dan anak kembali ke anak tetap ada, maka diaada, berhak itu dan anak Demikian pula jika seorang ibu menikah kepadanya. Demikian pula jika seorang ibu menikah lagi dan gugur lagi dan g pengasuhannya, lalu ia hak bercerai, maka hakanak pengasuhan ana hak pengasuhannya, lalu ia bercerai, maka pengasuhan kepadanya. Begitukerabat pula setiap kerabat yang berhak dalam pe kembali kepadanya. Begitu pula setiap yang berhak dalam hak pengasuhannya karena suatu halangan, jika pengasuhan, jika gugurjika hakgugur pengasuhannya karena suatu halangan, itumaka lenyap, maka haknya kepadanya, itu kembalikarena kepadanya, kare jika halangan itu lenyap, haknya itu kembali pengasuhan telah muncul kembali. sebab pengasuhan telah muncul kembali. sekelompok orangsiapa berselisih mengenai siapa y Jika sekelompok orangJika berselisih mengenai yang lebih berhak mengasuh anak, maka adalah yang lebih berhak adalah ca berhak mengasuh anak, maka yang lebih berhak cabang yang paling berhak dalam Barrâ’ dari orang yang palingorang berhak dalam pengasuhan. Barrâ’ pengasuhan. ibn ‘Azib meriwayatkan anak perempuan Hamzah pernah dipe meriwayatkan bahwa anak perempuanbahwa Hamzah pernah diperselisihkan oleh ‘Alî, Ja‘far, dan Zayd. ‘Ali berkata, lebih berhak. D oleh ‘Alî, Ja‘far, dan Zayd. ‘Ali berkata, “Aku lebih berhak. Dia“Aku adalah pamanku.” Ja‘far berkata, “Ia dan adalah anak pamanku da anak pamanku.” Ja‘far anak berkata, “Ia adalah anak pamanku bibinya adalah istriku.” Zayd berkata,”Ia adalah anak saudara la adalah istriku.” Zayd berkata,”Ia adalah anak saudara laki-lakiku.” Rasulullah SAW kemudian memutuskan untuk Rasulullah SAW kemudian memutuskan untuk menyerahkan anak itu menyerahka bibinya seraya bersabda: kepada bibinya seraya kepada bersabda:

«‫ﺰِﻟﹶﺔِ ﺍﹾ ُﻷﻡ‬‫ﻨ‬‫ﺎﹶﻟﺔﹸ ﺑِﻤ‬‫»ﺍﻟﹾﺨ‬

“Bibiibu) (saudara perempuan ibu)seperti kedudukannya sama se “Bibi (saudara perempuan kedudukannya sama ibu.” (HR Bukhari) (HR Bukhari)

di atas adalah Semua pembahasan Semua di atas pembahasan adalah mengenai anak yang mengenai a membutuhkan pengasuhandari untuk menjaganya dari ke membutuhkan pengasuhan untuk menjaganya kebinasaan. anak yang dengan Sedangkan anak yang Sedangkan dengan kemampuannya tidak kemampuannya membutuhkan tidak mem pengasuhan, maka dengan kemampuannya itu, hilanglah ‘il pengasuhan, maka dengan kemampuannya itu, hilanglah ‘illat (alasan hukum) pengasuhan hilang, maka h hukum) pengasuhan anak. Karena ‘illat-nya anak. hilang,Karena maka ‘illat-nya hilang pula hukumnya, yaitu kewajiban mengasuhnya dan hukumnya, yaitu kewajiban mengasuhnya dan hak kerabatnya untuk hak kerabat mengasuh. keadaan seperti hal ini, berikut. perlu diperhatikan h mengasuh. Dalam keadaan sepertiDalam ini, perlu diperhatikan Jikauntuk orangmengasuh yang berhak untuk mengasuh ibu— ad Jika orang yang berhak —misalnya ibu— —misalnya adalah kafir, makadari si anak diambil orang itukepada dan diserahkan kep orang kafir, maka si anak diambil orang itu dandari diserahkan yang memiliki perwalian atas anak tersebut. Sebab, orang yang memiliki perwalian (wilayah) atas (wilayah) anak tersebut. Sebab,

304

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Pengasuhan Pengasuhan 305 Pengasuhan Anak Anak 305 Anak

adaada telah menjadi ada telah wilâyah menjadi (perwalian), wilâyah bukan (perwalian), lagi kafâlah kafâlah bukan (pengasuhan lagi kafâlah (penga fakta yang telah menjadi wilâyah (perwalian), bukan lagi kafâlah ada telah menjadi wilâyah (perwalian), bukan lagi (pengasuhan anak). Padahal anak). perwalian Padahal tidak perwalian boleh diserahkan tidak boleh kepada diserahkan orang kepada kafir. (pengasuhan Padahal perwalian diserahkan kepada anak).anak). Padahal perwalian tidaktidak bolehboleh diserahkan kepada orang kafir. orang Allah SWT berfirman: Allah SWT berfirman: orang kafir. Allah berfirman: Allah SWTSWT berfirman:

>§ª§ª­­ªª¨¨ ™Z WÛ ÜÜ°=°=­°%°%ª¨ØUØUÈ5È5™Z Ú4Ú4 krQ ""Wà È5Ú4ÚÚ °°rQŒ "Wà Wہ# Ú °XTXTŒ @ #\ÈÙIVf CVXT@ ™Zkk¯¯\y \y > WÛ§ª rQ¯\y Wà WÛWWÛ ÛÜÏÏ°=­m­m°%°Ý °ÝØU›V›V  Œ #Ï­m\È\È°ÝÙIÙIVf Vf›VCV CV

“Allah sekali-kali sekali-kali tidak sekali-kali akan memberikan memberikan tidak akan memberikan jalan orang-orang kepadajalan orang-orang kepada orang“Allah sekali-kali tidak“Allah akan memberikan jalan kepada “Allah tidak akan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai kafir untuk orang-orang menguasai orang-orang mukmin.” (TQS mukmin.” an-Nisâ’ (TQS [4]: an-Nisâ kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (TQS an-Nisâ’ [4]: kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (TQS an-Nisâ’ [4]: 141) 141) 141) 141) Rasulullah SAW Rasulullah juga SAW juga bersabda: Rasulullah SAW juga bersabda: Rasulullah SAW juga bersabda: bersabda:

«‫ﻠﹶﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻻﹶ ﻳ‬‫«ﻠﹸﻮ ﻭ‬‫ﻌ‬‫ﹶﻰﻳ‬‫ﻠﻡ‬‫ﻼﻌ‬ ‫ ﹶ‬‫ ﻳ‬‫ِﻹﻻﹶﺳ‬‫ﻠﹸﻮ»ﺍﹾﻭ‬‫ﻌ‬‫ ﻳ‬‫ﻼﻡ‬ ‫ ﹶ‬‫»ﺍﹾ ِﻹﺳ‬

“Islam tinggi “Islam dan itu tidak tinggi ada dan yang tidak lebih ada tinggi yangdarinya.” lebih darinya.” Ad“Islam itu tinggiitu dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.” (HR tinggi Ad-(HR “Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.” (HR Ad- (HR Daruquthni) Daruquthni) Daruquthni) Daruquthni)

Nash-nash Nash-nash ini bersifat bersifat iniumum, umum, bersifat tidak umum, adayang tidak dalil yang yang ada dalil Nash-nash ini bersifat umum, tidak ada dalil Nash-nash ini tidak ada dalil mengkhususkannya. mengkhususkannya. Sebab, hadits-hadits Sebab, hadits-hadits mengenai pengasuhan mengenai pengasuhan mengkhususkannya. Sebab,Sebab, hadits-hadits mengenai pengasuhan mengkhususkannya. hadits-hadits mengenai pengasuhan anak anak yang bersifat yang khusus bersifat tidak khusus sesuai dengan tidak sesuai konteks dengan perbincangan konteks perbincangan di d anak yang bersifat khusus yang bersifat khusustidak tidaksesuai sesuaidengan dengankonteks konteksperbincangan perbincangan di atas, atas, karena anak karena yang anak mempunyai yang mempunyai kemampuan tidak tidak memer di atas, karena yang mempunyai kemampuan tidakkemampuan memerlukan karenaanak anak yang mempunyai kemampuan tidak memerlukan memerlukan pengasuhan. pengasuhan. pengasuhan.pengasuhan. Adapun jikaAdapun orangberhak yang jika orang berhakyang untuk berhak mengasuh untuk dan mengasuh yang dan AdapunAdapun jika orang yang untuk mengasuh dan yang jika orang yang berhak untuk mengasuh dan yang memiliki perwalian memiliki (wilayah) perwalian adalah (wilayah) orang-orang adalah orang-orang muslim —seperti muslim —sepert memilikimemiliki perwalian (wilayah)(wilayah) adalah orang-orang muslim —seperti ayah ayah perwalian adalah orang-orang muslim —seperti ayah atau ibunya atau yang muslim— maka muslim— anak makapun anak atau laki-laki pun atau pun perem atau ibunya muslim— makayang anak laki-laki atau perempuan atau yang ibunya yangibunya muslim— maka anak laki-laki laki-laki atau pun perempuan perempuan diberi itupilih diberi apakah hak pilih turut bersama turut ayahnya bersama atau ayahnya ibunya. Siapa ibunya. itu diberiitu pilihhak apakah turut bersama ayahnya atau ibunya. Siapa atau ituhak diberi hak pilih apakah turutapakah bersama ayahnya atau ibunya. Siapa saja antara keduanya di antara yang keduanya dipilih oleh yang anak, dipilih maka oleh anak,itu maka diikutkan anak itu diik saja di antara yang dipilih oleh anak, maka anak itu anak diikutkan saja di dikeduanya antarasaja keduanya yang dipilih oleh anak, maka anak itu diikutkan kepadanya. kepadanya. Ini berdasarkan berdasarkan Ini riwayat berdasarkan hadits riwayat riwayat Imam riwayat Ahmad, Imam Ibn Ahmad, Mâjah, Ibn M kepadanya. Ini berdasarkan hadits Imamhadits Ahmad, Ibn Mâjah, kepadanya. Ini hadits Imam Ahmad, Ibn Mâjah, dan at-Turmudzî: at-Turmudzî: dan at-Turmudzî: dan at-Turmudzî: dan

‫ﺎ ﺑ‬‫ﻼﹶﻣ‬‫ﺒِﻏﹸﻲ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ﺮ‬‫ﻥﱠﻴ‬‫ﹶﺓ ﹶﺃﺧ‬U ‫ﻥﱠﺃﹶﺑﺍﻟﻨ‬‫ ﹶﺃﻦ‬‫ﺮ» ﹶﺓﻋ‬ ‫ﺮﻳ‬ ‫ ﺃﹶﺑِﻲ ﻫ‬‫ﻦ‬‫»ﻋ‬ «‫ ِﻪ‬‫ﻭﺃﹸﻣ‬ ِ‫ ﺃﹶﺑِﻴﻪ‬‫ﻦ‬‫«ﻴ‬‫ﺎِﻪ ﺑ‬‫ﻭﻼﹶﺃﹸﻣ‬ ‫ِﻴﻪِﻏﹸ‬‫ﺃﹶﺑﺮ‬‫ﻴ‬‫ﺧ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬U ‫ﺮ‬ ‫ﺮﻳ‬ ‫ﻫ‬‫ِﻲﺒِﻲ‬

“Dari Abû “Dari Abû bahwa Hurayrah, Nabi bahwa SAW pernah Nabi SAW menyuruh pernahkepada menyuruh k “Dari Abû Hurayrah, bahwa Nabi SAW pernah kepada “Dari Abû Hurayrah, Hurayrah, bahwa Nabi SAW menyuruh pernah menyuruh kepada seorang anakseorang laki-laki anak untuk laki-laki memilih antara memilih mengikuti antara ayahya mengikuti atau ayahy seorang seorang anak laki-laki untuk memilih antarauntuk mengikuti ayahya atau anak laki-laki untuk memilih antara mengikuti ayahya atau ibunya.” ibunya.” ibunya.”ibunya.” Dalam riwayat Dalam Imam riwayat Abû Dâwud Imam Abû disebutkan: Dâwud disebutkan: Dalam riwayat Abû Dâwud Dalam Imam riwayat Imam Abû disebutkan: Dâwud disebutkan:

306

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Pengasuhan Anak

305

‫ﺐ‬‫ﺬﹾﻫ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬‫ﺮِﻳﺪ‬‫ﺟِﻲ ﻳ‬‫ﻭ‬‫ ِﺇﻥﱠ ﺯ‬،ِ‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ ﻳ‬:‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻟﹶﺖ‬‫ﺎﺀَﺕ‬‫ﺃﹶﺓﹰ ﺟ‬‫ﺮ‬‫»ﺇِﻥﱠ ﺍﻣ‬

U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬،‫ﻨِﻲ‬‫ﻔﹶﻌ‬‫ ﻧ‬‫ﻗﹶﺪ‬‫ ﻭ‬،‫ﺔﹶ‬‫ﺒ‬‫ ﺑِﺌﹾﺮِ ﺃﹶﺑِﻲ ﻋِﻨ‬‫ﻘﹶﺎﻧِﻲ ﻣِﻦ‬‫ ﺳ‬‫ﻗﹶﺪ‬‫ ﻭ‬،‫ﻨِﻲ‬‫ﺑِﺎﺑ‬ ‫ﺬﹶﺍ‬‫ ﻫ‬:U ‫ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻨﱯ‬،‫ ﳛﺎﻗﲏ ﰲ ﻭﻟﺪ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬:‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺟ‬‫ﻭ‬‫ ﻓﻘﺎﻝ ﺯ‬.‫ﺍﺳﺘﻬﻤﺎ ﻋﻠﻴﻪ‬ ِ‫ــﻪ‬‫ﺪِ ﺃﹸﻣ‬‫ﺬﹶ ﺑِﻴ‬‫ ﻓﹶﺄﹶﺧ‬.‫ـﺎ ﺷِ ـﺌﹾﺖ‬ ‫ـ‬‫ﻬِﻤ‬‫ﺪِ ﺃﹶﻳ‬‫ﺬﹾ ﺑِﻴ‬‫ ﻓﹶﺨ‬، ‫ـﻚ‬ ‫ـ‬‫ﺬِﻩِ ﺃﹸﻣ‬‫ﻫ‬‫ ﻭ‬، ‫ﻮ ﻙ‬‫ﺃﹶ ﺑ‬ «ِ‫ ﺑِﻪ‬‫ﻄﹶﻠﹶﻘﹶﺖ‬‫ﻓﹶﺎﻧ‬ “Sesungguhnyaseorang seorangwanita wanitapernah pernahdatang datangkepada kepadaRasulullah Rasulullah “Sesungguhnya SAW seraya seraya berkata, berkata, ‘Wahai ‘Wahai Rasulullah, Rasulullah, sesungguhnya sesungguhnya suamiku suamiku SAW hendak pergi pergi membawa membawa anakku. anakku. Padahal, Padahal, anakku anakku telah telah hendak mengambilkan air minumku dari sumur Abu Inabah, dan ia benarmengambilkan air minumku dari sumur Abu Inabah, dan ia benarbenar bermanfaat bermanfaat bagiku.’ bagiku.’ Rasulullah Rasulullah SAW SAW kemudian kemudian bersabda, bersabda, benar ‘Undilah dia dia oleh oleh kalian kalian berdua!’ berdua!’ Suaminya Suaminya berkata, berkata, ‘Siapa ‘Siapa yang yang ‘Undilah berperkara denganku denganku mengenai mengenai anakku?’ anakku?’ Nabi Nabi SAW SAW kemudian kemudian berperkara bersabda kepada kepada anak anak itu, itu, ‘Ini ‘Ini adalah adalah ayahmu ayahmu dan dan ini ini ibumu. ibumu. bersabda Ambillah tangan siapa saja dari keduanya yang engkau sukai.’ Anak Ambillah tangan siapa saja dari keduanya yang engkau sukai.’ Anak itulantas lantasmengambil mengambiltangan tanganibunya, ibunya,lalu laluwanita wanitaitu itupun punpergi pergidengan dengan itu membawaanak anaktersebut.” tersebut.” membawa Imam al-Baihaqî al-Baihaqî meriwayatkan meriwayatkan dari dari ‘Umar ‘Umar bahwa bahwa iaia pernah pernah Imam memberi pilihan seorang anak laki-laki untuk memilih antara ayahnya memberi pilihan seorang anak laki-laki untuk memilih antara ayahnya atau ibunya. ibunya. Diriwayatkan Diriwayatkan pula pula bahwa bahwa ‘Alî ‘Alî ibn ibn Abî Abî Thâlib Thâlib pernah pernah atau menyuruh‘Amârah ‘Amârahal-Judzâmi al-Jarami memilih ibunya atau atau pamannya, pamannya, menyuruh memilih antara antara ibunya sedangkanusianya usianyasaat saatitu itutujuh tujuhatau ataudelapan delapantahun. tahun. sedangkan Hadis-hadisiniini sangat dan menjadi dalil jika bahwa jika Hadis-hadis sangat jelasjelas dan menjadi dalil bahwa terdapat terdapat perselisihan antara seorang ayah dan seorang ibu mengenai perselisihan antara seorang ayah dan seorang ibu mengenai anaknya, anaknya, harus pilihan diberikan pilihan kepada anak. siapa maka harusmaka diberikan kepada sang anak.sang Maka siapaMaka saja yang saja yang dipilih anak, dia berhak membawa dipilih anak, dia berhak membawa anak itu. anak itu. Mengenaipengundian pengundianyang yangada adadalam dalamriwayat riwayatAbû AbûDâwud Dâwuddi di Mengenai atas,hal halitu itutidak tidakterdapat terdapatdalam dalamriwayat riwayatAn-Nâsa’î, An-Nâsa’î,begitu begitupula puladalam dalam atas, riwayat-riwayat lainnya. Jadi hadits tersebut mengandung kemungkinan riwayat-riwayat lainnya. Jadi hadits tersebut mengandung kemungkinan

306

Sistem Pergaulan Dalam Islam

makna bahwa undian dilakukan jika anak tidak memilih salah satu dari kedua orang tuanya. Hak untuk memilih ini tidak terikat dengan usia tertentu. Tapi hal itu dikembalikan kepada hakim sesuai pandangannya berdasarkan penetapan para ahli. Jika mereka mengatakan bahwa anak itu tidak lagi membutuhkan pengasuhan, lalu hakim puas dengan pendapat tersebut, maka hakim memberikan hak memilih kepada anak tersebut. Jika tidak, maka anak itu diserahkan kepada orang yang berhak mengasuhnya. Kenyataan ini bisa berbeda-beda bagi setiap anak bergantung pada keadaan mereka masing-masing. Seorang anak yang berusia lima tahun boleh jadi tidak lagi memerlukan pengasuhan. Boleh jadi anak yang lain telah berusia tujuh tahun masih memerlukan pengasuhan. Maka yang menjadi patokan adalah fakta anak tersebut, apakah masih memerlukan pengasuhan ataukah tidak. []

308 308

Sistem Pergaulan Pergaulan Dalam Dalam Islam Islam Sistem

Silaturahim

307

SILATURAHIM SILATURAHIM Ketika Ketika Allah SWT melarang fanatisme jahiliah (‘ashabiyah Ketika Allah Allah SWT SWT melarang melarang fanatisme fanatisme jahiliah jahiliah (‘ashabiyah (‘ashabiyah jahiliyah), hal itu karena Allah SWT sesungguhnya melarang menjadikan jahiliyah), jahiliyah),hal halitu itukarena karenaAllah AllahSWT SWTsesungguhnya sesungguhnyamelarang melarangmenjadikan menjadikan fanatisme kesukuan sebagai pengikat di antara umat Islam, fanatisme sekaligus fanatisme kesukuan kesukuan sebagai sebagai pengikat pengikat di di antara antara umat umat Islam, Islam, sekaligus sekaligus melarang berhukum dengannya dalam hubungan antar kaum melarang Muslim. melarangberhukum berhukumdengannya dengannyadalam dalamhubungan hubunganantar antarkaum kaumMuslim. Muslim. Namun, Allah SWT telah memerintahkan kaum Muslim agar menjalin Namun, Namun,Allah AllahSWT SWT telah telahmemerintahkan memerintahkankaum kaumMuslim Muslimagar agarmenjalin menjalin hubungan hubungan dengan kerabat serta berbuat baik kepada mereka. Imam hubungan dengan dengan kerabat kerabat serta serta berbuat berbuat baik baik kepada kepada mereka. mereka. Imam Imam Al-Hakim dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari jalur sanad Thariq Al-Hakim alAl-Hakim dan dan Ibnu Ibnu Hibban Hibban meriwayatkan meriwayatkan dari dari jalur jalur sanad sanad Thariq Thariq alalMuharibi bahwa Rasulullah SAW bersabda: Muharibi Muharibi bahwa bahwaRasulullah Rasulullah SAW SAW bersabda: bersabda:

‫ ﹸﺛﻢ‬،‫ﺎﻙ‬‫ﺃﹶﺧ‬‫ﻚ ﻭ‬  ‫ﺘ‬‫ﻭﺃﹸﺧ‬ ‫ﺎﻙ‬‫ﺃﹶﺑ‬‫ﻚ ﻭ‬  ‫ ﺃﹸﻣ‬،‫ﻮﻝﹸ‬‫ﻌ‬‫ ﺗ‬‫ﻦ‬‫ﺃﹾ ﺑِﻤ‬‫ﺪ‬‫ﺍﺑ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻠﹾﻴ‬‫ﻄِﻲ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﻌ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺪ‬‫»ﻳ‬ «‫ﺎﻙ‬‫ﻧ‬‫ ﺃﹶﺩ‬‫ﺎﻙ‬‫ﻧ‬‫ﺃﹶﺩ‬

“Tangan “Tangan orang yang memberi [nafkah] itu tinggi [kedudukannya]. “Tanganorang orangyang yangmemberi memberi[nafkah] [nafkah]itu itutinggi tinggi[kedudukannya]. [kedudukannya]. Mulailah dengan orang yang menjadi tanggunganmu, Mulailah kemudian Mulailah dengan dengan orang orang yang yang menjadi menjadi tanggunganmu, tanggunganmu, kemudian kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian saudara perempuanmu, ibumu, kemudian kemudian ayahmu, ayahmu, kemudian kemudian saudara saudara perempuanmu, perempuanmu, ibumu, kemudian kemudian saudara laki-lakimu, kemudian yang dekat denganmu kemudian saudara saudara laki-lakimu, laki-lakimu, kemudian kemudian yang yang dekat dekat denganmu denganmu dan yang dekat denganmu.” dan dan yang yang dekat dekat denganmu.” denganmu.” Dari DariAsmâ’ Asmâ’binti bintiAbû Abû Bakar Bakar r.a., r.a., dia dia pernah pernah berkata: berkata: Dari Asmâ’ binti Abû Bakar r.a., dia pernah berkata:

‫ﻲ‬ ‫ﺒِــ‬‫ﻭﺍ ﺍﻟﻨ‬‫ﺪ‬‫ﺎﻫ‬‫ ﺇِﺫﹾ ﻋ‬‫ِﺗ ِﻬﻢ‬‫ﺪ‬‫ﻭﻣ‬ ٍ‫ﺶ‬‫ﻳ‬‫ﺪِ ﻗﹸﺮ‬‫ﻬ‬‫ ِﺮ ﹶﻛﺔﹲ ﻓِﻲ ﻋ‬‫ﺸ‬‫ ﻣ‬‫ﻫِﻲ‬‫ﻲ ﻭ‬‫»ﺃﺗﺘﲏ ﺃﹸﻣ‬

308

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Silaturahim Silaturahim

309 309

..‫ﺔﹲﺔﹲ‬‫ﺒ‬‫ﺍﻏِﻏِﺒ‬‫ﺍ‬‫ ﺭﺭ‬‫ﻲ‬‫ﻫِﻫِﻲ‬‫ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﺖ‬ ‫ﺖ‬‫ﻣ‬‫ﻲ ﻗﹶﻗﹶﺪِﺪِﻣ‬ ‫ﻲ‬‫ ِِﺇﺇﻥﻥﱠﱠ ﺃﹸﺃﹸﻣﻣ‬::‫ﺖ‬ ‫ ﻓﻓﹶﹶﻘﻘﹸﹸﻠﹾﻠﹾﺖ‬U U ‫ﻲ‬‫ﺒِﺒِﻲ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﺍﻟﻨ‬‫ﺖ‬ ‫ﺖ‬‫ﻴ‬‫ﻴ‬‫ﺘ‬‫ﻔﹾﻔﹾﺘ‬‫ﺘ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﻓﻓﹶﺎﹶﺎﺳ‬‫ﺎ‬‫ﻨِﻨِﻬﻬ‬‫ﺑ‬‫ ﺍﺍﺑ‬‫ﻊ‬‫ﻊ‬‫ﻣ‬‫ ﻣ‬U U ««‫ﻚ‬ ِِ ‫ﻣ‬‫ِﻲ ﺃﺃﹸﹸﻣ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﺻِﻠﻠِﻲ‬ ِ‫ ﺻ‬‫ﻢ‬‫ﻢ‬‫ﻌ‬‫ﻌ‬‫ﻧ‬‫ ﻧ‬::‫ﻗﻗﹶﺎﹶﺎﻝﹶﻝﹶ‬

“Ibuku “Ibuku datang datang kepadaku, kepadaku, sedangkan sedangkan ia ia adalah adalah wanita wanita musyrik musyrik pada pada “Ibuku datang kepadaku, sedangkan ia adalah wanita musyrik pada masa Quraisy (Jahiliah), karena mereka telah membuat perjanjian masa Quraisy Quraisy (Jahiliah), (Jahiliah), karena karena mereka mereka telah telah membuat membuat perjanjian perjanjian masa dengan Nabi mengenai anaknya. Maka aku meminta fatwa dengan Nabi Nabi mengenai mengenai anaknya. anaknya. Maka Maka aku aku meminta meminta fatwa fatwa kepada kepada dengan kepada Rasulullah SAW. Aku berkata, “Ibuku datang kepadaku, sedangkan Rasulullah SAW. SAW. Aku Aku berkata, berkata, “Ibuku “Ibuku datang datang kepadaku, kepadaku, sedangkan sedangkan Rasulullah ia ingin bertemu denganku.” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, ia ingin bertemu denganku.” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, ia ingin bertemu denganku.” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, sambunglah tali silaturahim dengan ibumu.” sambunglah tali tali silaturahim silaturahim dengan dengan ibumu.” ibumu.” sambunglah

Islam menjadikan kerabat itu ada (1) kerabat Islamtelah telah menjadikan kerabat itudua adamacam: dua macam: (1) Islam telah menjadikan kerabat itu ada dua macam: (1) kerabat yang mewarisi seseorang jika orang tersebut meninggal; (2) kerabat kerabat yang mewarisi seseorang jikatersebut orang tersebut meninggal; (2) yang mewarisi seseorang jika orang meninggal; (2) kerabat yang memiliki hubungan silaturahim (dzawil(dzawil arham). Mereka yang kerabat yang memiliki hubungan silaturahim arham). Mereka yang memiliki hubungan silaturahim (dzawil arham). Mereka yang berhak mendapatkan warisan adalah orang-orang yang berhak mendapatkan warisan adalah orang-orangyang yangberhak berhak berhak mendapatkan warisan adalah orang-orang yang berhak mendapat warisan (ashhabul furudh) dan para ‘ashabah. Sementara mendapat warisan warisan (ashhabul (ashhabul furudh) furudh) dan dan para para ‘ashabah. ‘ashabah. Sementara Sementara mendapat orang-orang yang memiliki hubungan silaturahim (dzawil arham) adalah orang-orangyang yang memiliki hubungan silaturahim orang-orang memiliki hubungan silaturahim (dzawil(dzawil arham)arham) adalah selain mereka tidaktidak mendapatkan bagian adalah mereka; selain mereka; mereka mendapatkan bagiandari dariwarisan warisan selain mereka; mereka tidak mendapatkan bagian dari warisan (ashhabul (ashhabul furudh), furudh), dan dan bukan bukan pula pulapara para‘ashĂâbah. ‘ash­âbah. Mereka Mereka ini ini (dzawil (dzawil (ashhabul furudh), dan bukan pula para ‘ashĂâbah. Mereka ini (dzawil arham), berjumlah sepuluh orang yaitu: (1) paman (saudara lelaki arham), berjumlah berjumlah sepuluh sepuluh orang orang yaitu: yaitu: (1) (1) paman paman (saudara (saudara lelaki lelaki ibu); ibu); arham), ibu); (2) bibi (saudara perempuan ibu); (3) kakek dari pihak ibu; (4) anak (2) bibi bibi (saudara (saudara perempuan perempuan ibu); ibu); (3) (3) kakek kakek dari dari pihak pihak ibu; ibu; (4) (4) anak anak (2) lelaki dari anak perempuan; (5) anak lelaki dari saudara perempuan; lelaki dari dari anak anak perempuan; perempuan; (5) (5) anak anak lelaki lelaki dari dari saudara saudara perempuan; perempuan; lelaki (6) anak perempuan dari saudara laki-laki; (7) anak perempuan (6) anak anak perempuan perempuan dari dari saudara saudara laki-laki; laki-laki; (7) (7) anak anak perempuan perempuan dari dari (6) dari paman (saudara lelaki bapak); (8) bibi (saudara perempuan bapak); paman (saudara lelaki bapak); (8) bibi (saudara perempuan bapak); paman (saudara lelaki bapak); (8) bibi (saudara perempuan bapak); (9) (10) anak laki-laki daridari saudara laki-laki seibu;seibu; serta (9) paman pamandari dariibu; ibu; (10) anak laki-laki saudara laki-laki (9) paman dari ibu; (10) anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu; serta siapa saja yang keturunan salah seorang dari mereka. Allah serta siapa saja menjadi yang menjadi keturunan salah seorang dari mereka. siapa saja yang menjadi keturunan salah seorang dari mereka. Allah SWT tidak tidak menjadikan mereka berhak mendapatkan warisan dari Allah SWT menjadikan mereka berhak mendapatkan warisan dari SWT tidak menjadikan mereka berhak mendapatkan warisan dari seseorang sama sekali. Meski demikian, Allah SWT memerintahkan seseorang sama sama sekali. sekali. Meski Meski demikian, demikian, Allah Allah SWT SWT memerintahkan memerintahkan seseorang untuk menjalin hubungan silaturahim dan berbuat kebaikan kepada untuk menjalin hubungan silaturahim dan berbuat kebaikan kepada untuk menjalin hubungan silaturahim dan berbuat kebaikan kepada kerabat secara keseluruhan. kerabat secara secara keseluruhan. keseluruhan. kerabat Jâbir RA. Jâbir RA. RA. menuturkan menuturkan bahwa bahwa Nabi Nabi SAW SAW pernah pernah bersabda: bersabda: Jâbir menuturkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:

‫ﺎﻟِﻟِﻪِِﻪ‬‫ﺎ‬‫ﹶﻰ ﻋِﻋِﻴﻴ‬ ‫ﻼﹰﹰ‬‫ﻀ‬ ‫ـ‬ ‫ﻠﻠﹶﻰ‬‫ﻌﻌ‬ ‫ﻼ ﻓﹶﻓﹶ‬  ‫ ﻓﹶﻓﹶ‬‫ـﺎﻥﹶﻥﹶ ﹶﹶﻟﻟﻪﻪ‬ ‫ﻀ‬ ‫ـﺎ‬ ‫ﺴِﻪِﻪِ ﻓﹶﻓﹶﺈِﺈِﻥﹾﻥﹾ ﻛﹶﻛﹶـ‬ ِ‫ﻔﹾﻔﹾﺴ‬‫ﻨ‬‫ﺃﹾﺃﹾ ﺑِﺑِﻨ‬‫ﺪ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﺒ‬‫ﻴ‬‫ﺍ ﻓﹶﻓﹶﻠﹾﻠﹾﻴ‬‫ﺍ‬‫ ﻓﹶﻓﹶﻘِﻘِﲑﲑ‬‫ﻢ‬‫ﻛﻛﹸﹸﻢ‬‫ﺣﺣﺪﺪ‬ ‫»»ﺇِﺇِﺫﺫﹶﺍﹶﺍ ﻛﻛﹶﺎﹶﺎﻥﹶﻥﹶ ﹶﹶﺃﺃ‬ ««ِ‫ﺘِﺘِﻪِﻪ‬‫ﺑ‬‫ﺍﺑ‬‫ﺍ‬‫ﹶﻰ ﻗﹶﻗﹶﺮﺮ‬ ‫ﻠﻠﹶﻰ‬‫ﻌ‬‫ﻼﹰ ﻓﹶﻓﹶﻌ‬ ‫ﻼﹰ‬‫ﻀ‬ ‫ ﻓﹶﻓﹶﻀ‬‫ﻓﹶﻓﹶﺈِﺈِﻥﹾﻥﹾ ﻛﻛﹶﺎﹶﺎﻥﹶﻥﹶ ﹶﹶﻟﻟﻪﻪ‬

310

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Silaturahim

309

“Jikaseseorang seseorangdidiantara antarakalian kalianfakir, fakir,maka makahendaklah hendaklahiaiamemulai memulai “Jika [nafkah] kepada kepada dirinya dirinya sendiri; sendiri; jika jika iaia memiliki memiliki kelebihan, kelebihan, [nafkah] hendaknyaia ia memberikannya kepada keluarganya; dan jika hendaknya memberikannya kepada keluarganya; dan jika masih masih memiliki kelebihan, hendaknya ia memberikannya kepada memiliki kelebihan, hendaknya ia memberikannya kepada kerabatnya.”(HR (HRIbnu IbnuHibban Hibbandan danIbnu Ibnu Khuzaimah). Khuzaimah). kerabatnya.” AbûAyyûb Ayyûbal-Anshârî al-AnshârîRA RAjuga juga bertutur bertuturdemikian: demikian: Abû

‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ‬.‫ــﺔﹶ‬‫ﻨ‬‫ﺧِﻠﹸﻨِﻲ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ﺪ‬‫ﻞٍ ﻳ‬‫ﻤ‬‫ﻧِﻲ ﺑِﻌ‬‫ﺒِﺮ‬‫ﻮﻝﹶ ﺍﷲِ ﺃﹶﺧ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ ﻳ‬:‫ﻼ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬ ‫ ﹰ‬‫ﺭﺟ‬ ‫»ﹶﺃﻥﱠ‬ ‫ﺒِﻲ‬‫ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺍﻟﻨ‬.‫ﺎ ﹶﻟﻪ‬‫ ﻣ‬‫ﺏ‬‫ ﺃﹶﺭ‬:U ِ‫ﻮﻝﹸ ﺍﷲ‬‫ﺳ‬‫؟ ﻓﹶﻘﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﺎ ﹶﻟﻪ‬‫ ﻣ‬،‫ﺎ ﹶﻟﻪ‬‫ ﻣ‬:‫ﻡ‬‫ﺍﻟﹾﻘﹶﻮ‬

‫ﺼِــﻞﹸ‬‫ﺗ‬‫ﻛﹶﺎﺓﹶ ﻭ‬‫ﺗِﻲ ﺍﻟﺰ‬‫ﺆ‬‫ﺗ‬‫ﻼﹶﺓﹶ ﻭ‬‫ ﺍﻟﺼ‬‫ﻘِﻴﻢ‬‫ﺗ‬‫ﺌﹰﺎ ﻭ‬‫ﻴ‬‫ ﺑِﻪِ ﺷ‬‫ ِﺮﻙ‬‫ﺸ‬‫ ﺍﷲَ ﻻﹶ ﺗ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﺗﻌ‬ :U «‫ﺣِﻢ‬‫ﺍﻟﺮ‬ “Seorang laki-laki laki-laki berkata berkata kepada kepada Rasulullah Rasulullah SAW, SAW, ‘Wahai ‘Wahai “Seorang Rasulullah, beritahukanlah beritahukanlah kepadaku kepadaku perbuatan perbuatan yang yang dapat dapat Rasulullah, memasukkankukekedalam dalam surga?” Orang-orang berkata, memasukkanku surga?” Orang-orang berkata, “Ada“Ada apa apa dengannya, ada apa dengannya?” Rasulullah SAW bersabda, dengannya, ada apa dengannya?” Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah Tuhan Tuhan bersamanya?” bersamanya?” Beliau Beliau melanjutkan, melanjutkan, “Engkau “Engkau “Bukankah menyembah kepada kepada Allah Allah dan dan tidak tidak menyekutukan-Nya menyekutukan-Nya dengan dengan menyembah sesuatupun, pun, mendirikan mendirikan shalat, shalat, menunaikan menunaikan zakat, zakat, dan dan menjalin menjalin sesuatu silaturahim.”(HR (HR Bukhari) Bukhari) silaturahim.” Haditsiniinimemerintahkan memerintahkan silaturahim. hadits tersebut Hadits silaturahim. TapiTapi hadits tersebut dan dan hadits-hadits lainnya yang berkaitan dengan silaturahim, tidak hadits-hadits lainnya yang berkaitan dengan silaturahim, tidak menjelaskanapakah apakahsilaturahim silaturahimitu itukepada kepadadzawil dzawilal-arhâm al-arhâmsaja sajaatau atau menjelaskan kepadasetiap setiaporang orangyang yangmemiliki memilikihubungan hubungannasab nasab(arham) (arham)dengan dengan kepada seseorang. Yang jelas, hadits-hadits itu bersifat umum, mencakup setiap seseorang. Yang jelas, hadits-hadits itu bersifat umum, mencakup setiap orang yang yang memiliki memiliki hubungan hubungan silaturahim; silaturahim; baik baik mahram mahram maupun maupun orang bukan;baik baikdari daripara para‘ashabah ‘ashabahmaupun maupundzawil dzawilal-arhâm. al-arhâm.Mereka Merekasemua semua bukan; itudapat dapatdikatakan dikatakan sebagai orang-orang memiliki hubungan itu sebagai orang-orang yang yang memiliki hubungan nasab nasab (arham). (arham). Banyak hadits hadits yang yang menyinggung menyinggung silaturahim silaturahim ini, ini, misalnya, misalnya, Banyak sabdaRasulullah RasulullahSAW SAWberikut: berikut: sabda

310

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Silaturahim Silaturahim 311 311 Silaturahim

«ٍ‫ﺣِﻢٍﺣِ«ﻢ‬‫ ﺭ‬‫ﺭ‬‫ِﻃﻊ‬‫ﺔﹶﻗﹶﺎ ﻗِﻃﹶﺎﻊ‬‫ﻨ‬‫ﺠ‬ ‫ﺔﹶ‬‫ﻨ‬‫«ﺍﻞﹸﻟﹾ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ﻢٍﻞﹸﺧ‬‫ﺧ‬‫ﻳﺣِﺪ‬‫ﺪ‬‫ﻳﻻﹶﺭ‬ ‫ﺔﹶ ﻗﹶﺎ» ِﻃﻻﹶ»ﻊ‬‫ﻨ‬‫ﻞﹸ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ﺧ‬‫ﻳﺪ‬ ‫»ﻻﹶ‬

“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan “Tidak “Tidak surga akan orang masuk yang surga memutuskan orang yang hubungan memutuskan hubun “Tidakakan akanmasuk masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahim.” (HR Muslim, dari jalur sanad Jubair bin silaturahim.” silaturahim.” Muslim, (HRjalur Muslim, sanad dari Jubair jalurbin sanad Jubair silaturahim.”(HR (HR Muslim,dari dari jalur sanad Jubair bin Muth’im) Muth’im) Muth’im) Muth’im)

Anas ibn Mâlik menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah Anas Anas ibn Mâlik bahwa menuturkan Rasulullah SAW Rasulullah SAW per Anasibn ibnMâlik Mâlikmenuturkan menuturkan bahwa Rasulullahbahwa SAWpernah pernah bersabda: bersabda: bersabda: bersabda:

«‫ﻤ«ﻪ‬‫ﻤِﺣﻪ‬ ‫ﺭِﺣ‬ ‫ﺭ‬‫ﺼِﻞﹾ‬ ‫ﻤﻓ‬ ‫ِﺣﻓ‬‫ﹶﻟﻪ‬‫ﺭﻪ‬‫ﺴﻟﹶﺄ‬ ‫ﺴﹶﺄﻞﹾ‬ ‫ﻓﻓ ﻓ‬‫ﹶﻟﻪ‬‫ﻪ‬‫ﻂﹶﻟﻪ‬ ‫ﻂﹶﺄ ﻟﹶ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺴ» ﹶ‬  ‫ﺒ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﻳ‬‫ﺐ‬‫ ﺃﹶﺣ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﺼِﻞﹾ‬‫ﻓﹶﻠﹾﻴ‬‫ِﻲ«ﺛﹶ ﺃﹶﺮِﺛﹶﻩِﺮِﻩِﻓﹶﻠﹾﻴ‬ ‫ ﺃﹶ‬‫ِﻲﻪ‬ ‫ﺼِﻨ‬‫ﻭﻳ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬‫ﻭﻴ‬‫ﻪِﻗِﻓﹶﻪِﻠﹾ‬‫ﺭﺮﻗِﻩﺯ‬‫ِﻲِﻲﺃﹶﺭِﺛﹶﺯ‬ ‫ِﻲ‬ ‫ﺴﹶ‬ ‫ﺒﻨ‬‫ﻭﻳ‬‫ﻥﹾﺒ‬‫ﻗِﻥﹾﺃﹶﻪِ ﻳ‬‫ﺯ‬‫ﺐ‬ ‫ﺭِ ﺃﹶ‬‫ﺐ‬‫ِﻲﺣ‬‫ ﻓﺃﹶﺣ‬‫ﺃﹶﻦ‬‫ﻪ‬‫ﻣ‬‫» ﹶﻟﻦ‬‫ﻂﻣ‬

“Siapa saja yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan “Siapa “Siapa saja yang ingin rezekinya dilapangkan dan rezekinya dan dipanjang “Siapasaja sajayang yangingin ingindilapangkan dilapangkan rezekinya dandipanjangkan dipanjangkan usianya, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahimnya.” usianya, hendaklah usianya, ia menghubungkan hendaklah ia tali menghubungkan silaturahimnya.” tali silaturahimnya.” usianya, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahimnya.”

Abû Hurayrah r.a. juga menuturkan bahwa Nabi SAW pernah Abû Abû Hurayrah r.a.bahwa juga menuturkan Nabi bahwa AbûHurayrah Hurayrahr.a. r.a.juga jugamenuturkan menuturkan bahwa NabiSAW SAWpernah pernahNabi SAW per bersabda: bersabda: bersabda: bersabda:

UUِ‫ﻮ ﺍﻝﹸ ﺍﷲِﷲ‬‫ﻮﺳﻝﹸ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ﻚِﻗﹶﺎ ﻗﻝﹶﹶﺎﻝﹶﺭ‬Uِ‫ﻮ ﻟﹶﻚ‬ِ‫ ﻟﹶﷲ‬‫ﻮﻬ‬‫ﹶﻓﺍ‬‫ﻮﻝﹶﻓﻝﹸﻬ‬‫ﹶﺎ ﻗﺳﻝﹶﹶﺎ‬‫ﻗﺭ‬‫ﺏ‬‫ﺏ‬ ‫ﻝﹶ‬‫ﻗﹶﺎﺭ‬‫ﺎﺭ‬‫ﻚِﻳ‬ ‫ﻠ‬‫ﻮﺑ‬‫ﻠ‬‫ﺖ‬ ‫ﺎ‬‫ﹶﻰ‬ ‫ﹶﻰﻟﹶ ﻳ‬ ‫ﺑ‬‫ﹶﻓﻬ‬‫ﻚِﻗﹶﺎﻟﹶﻗﹶﺎﻝﹶﻟﹶﺖ‬‫ﺏ‬ ِ‫ﻚ‬‫ﻄﹶﻌ‬‫ﺎﻄﻗﹶﻌﺭ‬‫ﻳﻗﹶ‬‫ﻦ‬‫ﹶﻰﻣ‬ ‫ﻦ‬‫ﻠﻣ‬‫ﻊ‬‫ﻄﹶ ﺑ‬‫ﻊ‬‫ﺃﹶﻄﹶﻗﹾﺖ‬‫ﻗﺃﹶﹶﺎﻟﹶﻗﹾﻭ‬‫ﻚِ ﻭ‬‫ ﻗﹶﻄﹶﻌ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻄﹶﻊ‬

ِ‫ــﻠﹶﻚِﻚ‬ ‫ﺻﺻ‬‫ ﻭ‬‫ﻭ‬‫ـﻦ‬ ‫ﻚِﻞﹶﻣ ﻣ‬ ‫ﺻ‬ ‫ـﺗ‬ ‫ﺎﻗﺬﺋِﹶﺎ ﺑﺬِﻝﹶ ﺑِﻧ‬‫ﺎﺔﺋِﻌ‬‫ﻟﹾ‬‫ ﺍﻟﹾﻘﹶ ﺍﻄﻟﹾِﻴ ﺍﻌ‬‫ ﻣِﻦ‬‫ﺬِ ﺑِﻚ‬ ‫ــﻠﹶ‬ ‫ـﻦ‬ ‫ــ‬ ‫ـﻥﹾـﻠﺃﹶﺻِﻞﹶ‬ ‫ﺻﻥﹾﺃﹶ ﺃﹶ‬‫ ﺃﹶﻦ‬‫ﻭ‬‫ﻦﻴ‬‫ﺿ‬‫ﻦﻴ‬‫ﺿ‬‫ـﺮ‬ ‫ﺎﺮ‬‫ﺎﻣﻣﺗ‬‫ﻞﹶﻣﺃﹶ‬‫ ﺃﻢ‬‫ﺻِﻌ‬ ‫ﻢ‬‫ﻧ‬‫ﻝﹶﺃﹶﻌ‬‫ﻗﺔِﹶﺎﺃﹶﻗﻝﹶﹶﺎﻥﹾ ﻧ‬‫ﻦ‬‫ﻌ‬‫ِﻴﺔِﻴ‬‫ﺿ‬‫ﻘﹶِﻴﻄﻌ‬‫ﻟﹾﻄﺮ‬‫ﺎﻘﹶﺍﺗ‬‫ﻟﹾ‬‫ﻣِﺃﹶﻣﺍﻦ‬‫ﻦ‬‫ﻣِﻢ‬‫ﻚ‬‫ﻌ‬‫ﻚ‬ ‫ـﺎﻡ‬ ‫ﻘ‬‫ﻘﻣ‬‫ﹶﺍﺬﹶﺍﻣ‬‫ﺬﻫ‬‫ﻫ‬‫ِﺣﻢ‬‫ِﺣﻢ‬‫ﺍﻟﺮ‬‫ﺍﻟﺮ‬‫ﺖ‬ ‫ـﺎﻡ‬ ‫ﻗﻪِﻘﹶﺎﻟﹶﻗﹶﺎ‬‫ﻘِﹶﺍﻠﹾﻪِﻘِﻣ‬‫ﻠﹾﺬﺧ‬‫ﺧﻫ‬‫ﻦ‬‫ﻣِﻢ‬‫ﻍﹶﻣِِﺣﻦ‬‫ﻍﹶﺮ‬‫ﻓﹶﺍﻟﺮ‬‫ﺮ‬‫ﻰﻗﹶﺎﺫﹶﺍﻟﹶﺇِﺫﻓﹶﹶﺍﺖ‬ ‫ﺘ‬‫ﻠﹾﺘﻘِﺣ‬‫ﺧﺣ‬‫ﻠﹾﻖ‬‫ﻖ‬‫ﻦ‬‫ﻣِﻠﹾﺨ‬‫ﻟﹾﻍﹶ ﺍﻟﹾﺨ‬‫ ﺍﻖ‬‫ﻠﹶﺮ‬‫ﻓﹶﻖ‬‫ﹶﺍﻠﹶﺧ‬‫ﻰﺍﷲَ ﺇِﷲَﺫﺧ‬‫ﺘﺍﻥﱠ‬‫ِﺇ»ﻥﱠِﺇﺣ‬‫ﻠﹾ»ﻖ‬‫ ﺍﻟﹾﺨ‬‫ﻠﹶﻖ‬‫ﺍﷲَ ﺧ‬ ‫ﹶـﻡ‬ ‫ﹶــﺎ‬ ‫ﹶـﻟﹶﺖ‬ ِ‫ﻰﻪِ ﺇ‬

ِ‫ﺽِﺽ‬‫ﻷَﺭ‬‫ـﻲﻷَﺍﹾﺭ‬ ‫ﻭﺍ ﻓِــ‬ ‫ـﺪ‬ ِ‫ﺽ‬ ِ‫ﻔﹾﺴِﺴ‬‫ﺭ‬‫ﻥﹾﻷَﻔﹾﺗ‬‫ـﻲﻥﹾﺃﹶﺍﹾﺗ‬ ‫ـ ﺃﹶﻢ‬ ‫ﻢﺘ‬‫ﻟﱠﻴ‬‫ﺘ‬‫ﻓِﻮ‬‫ـﻟﱠﻴ‬ ‫ﻥﹾ‬‫ﺴِﻥﹾﺇِ ﺗ‬‫ﹾﻔ ﺇِﻢ‬‫ﻢﺘ‬‫ﻴ‬‫ﺗ‬‫ﺴ‬‫ﺘ‬‫ﺴﻥﹾﻴ‬‫ ﺃﹶﻋ‬‫ﻞﹾﻋ‬‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻞﹾﻬ‬‫ﻬﻓﹶﻟﱠﻴ‬‫ﻮ‬‫ـﻓﹶﻢ‬‫ﺘ‬‫ﺌﹾﻢ‬‫ﺷِﺗ‬‫ﻥﹾﺇِ ﺇِﻥﹾﺷِﻥﹾﺌﹾﺘ‬‫ُﻭﺍﻢ‬ ‫ﺇِﺘ‬‫ﻴ‬‫ُﻭﺍﺴ‬ ‫ﺀ‬‫ﺮ‬‫ﻗﹾﺀﻋ‬‫ﹶﺎﻗﻞﹾﻓﹶﺎﺮ‬‫ ﻓﹶ ﻓﻬ‬‫ﻢ‬‫ﺀُﻭﺍ ﺇِﻥﹾ ﺷِﺌﹾﺘ‬ ‫ـﻲ ﺍﹾ‬ ِ‫ﻭﺍ ﻓ‬ ‫ـﺪ‬ ‫ﻭﺍﻮ‬‫ـ‬‫ـﺪﺗ‬

«‫ﻜﹸ«ﻢ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ﺎﻣ‬‫ﺎﺣﻣ‬‫ﺣ‬‫ﺃﹶﺭ‬‫ﻮﺍﺭ‬ ‫ﻄﱢﹶﻘﻌﻄﱢﻌ‬‫ﻭﹶﻘﺗ‬ ‫ﻭ«ﺗ‬ ‫ﻜﹸﻢ‬‫ﺎﻣ‬‫ﺣ‬‫ﻮﺍ ﺃﹶﺭ‬‫ﻄﱢﻌ‬ ‫ﻮﺍ ﺃﹶ‬

“Sesungguhnya Allah telah menjadikan makhluk. Tatkala telah “Sesungguhnya “Sesungguhnya Allah makhluk. telah menjadikan Tatkala makhluk. Tatkala te “SesungguhnyaAllah Allahtelah telahmenjadikan menjadikan makhluk. Tatkalatelah telah selesai, bangkitlah rahim (tali persaudaraan) seraya berkata, “Di selesai, bangkitlah selesai, rahim (tali bangkitlah persaudaraan) rahim (tali seraya persaudaraan) berkata, “Di seraya berkata, selesai, bangkitlah rahim (tali persaudaraan) seraya berkata, “Di sinilah tempat orang yang menjaga diri dari keterputusan.” Allah sinilah sinilah yang tempat menjaga orang diri dari menjaga diri dari Allah keterputusan.” A sinilahtempat tempatorang orang yang menjaga diriyang dariketerputusan.” keterputusan.” Allah SWT berfirman, “Ya, relakah engkau jika Aku akan berhubungan SWT SWT relakah berfirman, engkau “Ya, jika relakah Aku engkau berhubungan jika Aku akan berhubun SWTberfirman, berfirman,“Ya, “Ya, relakah engkau jika Akuakan akan berhubungan dengan orang yang menyambungkan diri denganmu dan dengan dengan menyambungkan orang yang menyambungkan diri diri denganorang orangyang yang menyambungkan diridenganmu denganmudan dan denganmu memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan memutuskan hubungan memutuskan dengan orang hubungan yang dengan memutuskan oranghubungan yang memutuskan hubun memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu?” Rahim menjawab, “Baiklah.” Allah SWT melanjutkan, denganmu?” Rahim denganmu?” menjawab, “Baiklah.” Rahim menjawab, Allah SWT “Baiklah.” melanjutkan, Allah denganmu?” Rahim menjawab, “Baiklah.” Allah SWT melanjutkan,SWT melanjutk “Itulah bagianmu.” “Itulah “Itulah bagianmu.” “Itulahbagianmu.” bagianmu.”

312

Sistem Pergaulan Dalam Islam

Silaturahim

311

Setelah Nabi sawsaw bersabda, “Jika kalian Setelahitu, itu, Nabi bersabda, “Jika mau, kalianbacalah mau, olehmu bacalah ayat ini: olehmu ayat ini:

>×1ÅW%\O×qU ßSÄÈ°G¼V É"XT ¨º×q)] r¯Û TÀi¦ÙÝÉ" DU Ø/ÅÊÙjŠXSV" D¯ Ô2È)Ùj_Wà ×#\IVÙ@

“Sekiranya “Sekiranya kalian kalian berkuasa, berkuasa, apakah apakah kalian kalian akan akan membuat membuat kekacauan di bumi dan memutuskan hubungan silaturahim kekacauan di bumi dan memutuskan hubungan silaturahimdengan dengan kerabat kalian?” (TQS Muhammad [47]: 22).” (Muttafaq kerabat kalian?” (TQS Muhammad [47]: 22).” (Muttafaq ‘alaihi, ‘alaihi,mengikuti mengikutilafal lafalal-Bukhari). al-Bukhari). Rasulullah RasulullahSAW SAWjuga jugabersabda: bersabda:

‫ــﻪ‬‫ﺣِﻤ‬‫ ﺭ‬‫ــﺖ‬‫ﺻﻞﹸ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﺇِﺫﹶﺍ ﻗﹸﻄِﻌ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﻟﹶﻜِﻦ‬‫ﻜﹶﺎﻓِﺊِ ﻭ‬‫ﺻﻞﹸ ﺑِﺎﻟﹾﻤ‬ ِ ‫ﺍ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﺲ‬‫»ﻟﹶﻴ‬ «‫ﺎ‬‫ﻠﹶﻬ‬‫ﺻ‬‫ﻭ‬ “Bukanlah yang menghubungkan tali silaturahim itu adalah “Bukanlahorang orang yang menghubungkan tali silaturahim itu yang membalas hubungan baik. Akan tetapi, orang yang adalah yang membalas hubungan baik. Akan tetapi, orang yang menghubungkan menghubungkan tali tali silaturahim silaturahim itu itu adalah adalah orang orang yang yang ketika ketika diputuskan silaturahimnya, dia menyambungkan kembali hubungan diputuskan silaturahimnya, dia menyambungkan kembali hubungan itu.” itu.”(HR (HRBukhari, Bukhari,dari darijalur jalursanad sanadAbdullah Abdullahbin bin‘Amr). ‘Amr). Nash-nash Nash-nash didi atas atas semuanya semuanya menunjukkan menunjukkan dorongan dorongan untuk untuk menjalin silaturahim. Silaturahim ini menunjukkan sejauh mana menjalin silaturahim. Silaturahim ini menunjukkan sejauh mana hubungan kasih sayang di antara komunitas Islam yang hubungansilaturahim silaturahimdan dan kasih sayang di antara komunitas Islam ditetapkan Allah Allah SWTSWT dalam hal hal menjalin silaturahim yang ditetapkan dalam menjalin silaturahimdan dantolong tolong menolong menolong didi antara antara kerabat. kerabat. Silaturahim Silaturahim juga juga menunjukkan menunjukkan sejauh sejauh mana perhatian syariah Islam terhadap pengaturan pergaulan pria mana perhatian syariah Islam terhadap pengaturan pergaulan priadan dan wanita, serta pengaturan segala hubungan yang muncul dan menjadi wanita, serta pengaturan segala hubungan yang muncul dan menjadi implikasi implikasidari dariadanya adanyapergaulan pergaulantersebut. tersebut. Walhasil, Walhasil,syariah syariahIslam—dengan Islam—dengansegala segalahukum hukumyang yangditetapkan ditetapkan untuk mengatur aspek pergaulan pria-wanita di masyarakat— untuk mengatur aspek pergaulan pria-wanita di masyarakat— merupakan yang paling baikbaik dan paling layak layak bagi umat merupakannizhâm nizhâmijtimâ‘î ijtimâ‘î yang paling dan paling bagi manusia. [] umat manusia. []