Adat: Suatu Kajian Pragmatik” mengkaji wacana adat Batak Toba, salah satu ...
Rapat adat masyarakat Batak Toba yang dimaksud adalah musyawarah.
UMPASA MASYARAKAT BATAK TOBA DALAM RAPAT ADAT : SUATU KAJIAN PRAGMATIK
TESIS
Oleh
K O L A
E
A
S
A S A R JA
N
PA
C
H
S
FLANSIUS TAMPUBOLON 067009005/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
UMPASA MASYARAKAT BATAK TOBA DALAM RAPAT ADAT : SUATU KAJIAN PRAGMATIK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh FLANSIUS TAMPUBOLON 067009005/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis
: UMPASA MASYARAKAT BATAK TOBA DALAM RAPAT ADAT : SUATU KAJIAN PRAGMATIK
Nama Mahasiswa
: Flansius Tampubolon
Nomor Pokok
: 067009005
Program Studi
: Linguistik
Konsentrasi
: Pragmatik
Menyetujui, Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Robert Sibarani, MS) Ketua
(Prof. Dr. Jawasi Naibaho) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Tanggal lulus: 27 Maret 2010
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada Tanggal : 27 Maret 2010
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Robert Sibarani, MS
Anggota
: 1. Prof. Dr. Jawasi Naibaho 2. Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D 3. Dr. Eddy Setia, M.Ed.TESP
Universitas Sumatera Utara
UMPASA MASYARAKAT BATAK TOBA DALAM RAPAT ADAT: SUATU KAJIAN PRAGMATIK
Flansius Tampubolon, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS dan Prof. Dr. Jawasi Naibaho
ABSTRAK Kajian dengan judul “Umpasa Masyarakat Batak Toba Dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatik” mengkaji wacana adat Batak Toba, salah satu sub-etnik Batak di Indonesia di samping Batak Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing, dengan memakai teori pragmatik yang dikemukakan oleh Austin (1962), Searle (1969), Leech (1983), Levinson (1983), dan konsep pragmatik Edmonson (1981), Kempson (1984), dan Wijana (1996), tulisan ini membicarakan komponen tindak tutur, jenis tindak tutur, serta fungsi tindak tutur pada umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat di Kota Medan. Rapat adat masyarakat Batak Toba yang dimaksud adalah musyawarah membicarakan uang emas kawin (marhata sinamot) yang dihadiri oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu yaitu hulahula ‘pemberi istri’, dongan sabutuha ‘kerabat semarga’, dan boru ‘penerima istri’. Tindak tutur yang menggunakan umpasa ‘pantun’ oleh pihak hulahula, dongan sabutuha dan boru adalah berbeda sesuai dengan posisinya pada acara tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, di mana akan dibuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Metode deskriptif yang dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas tentang objek yang diteliti secara alamiah. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa tindak tutur menggunakan umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ditemukan 3 jenis tindak tutur yaitu: (1) tindak tutur langsung, (2) tindak tutur literal, dan (3) tindak tutur langsung literal. Dari ketiga jenis tindak tutur tersebut dituturkan hulahula ‘pemberi istri’, dongan sabutuha ‘kerabat semarga’, boru ‘penerima istri’, dongan sahuta ’kawan sekampung’, raja ni hulahula ‘paman pemberi istri’, dan raja ni hulahula boru ‘paman penerima istri’ dari masing-masing kedua belah pihak. Tindak tutur yang menggunakan umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat sangat berbeda dengan tindak tutur yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat Batak Toba.
Kata Kunci: Tindak Tutur Menggunakan Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat.
Universitas Sumatera Utara
UMPASA BATAK TOBA PEOPLE IN CUSTOM DEALING: A PRAGMATIC ASSESMENT
Flansius Tampubolon, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS and Prof. Dr. Jawasi Naibaho
ABSTRACT The title the thesis “Umpasa Batak Toba People In Custom Dealing: A Pragmatic Assesment”, has been directed to review the custom discourse of Batak Toba”, one of Batak sub-ethnics in Indonesia a after Simalungun, Karo, Pakpak, and Mandaling Batak, using pragmatic theory proposia by Austin (1962), Searle (1969), Leech (1983), Levinson (1983), and pragmatic concept to Edmonson (1981), Kempson (1984), and Wijana (1996). This research dealt with components of speech act, types of speech act, and function of speech act in umpasa of Batak Toba people in custom dealing of Medan city. The custom dealing of Batak Toba people is a discussion to talk about the dowry of marriage (marhata sinamot) attended by three elements of Dalihan Na Tolu, i.e., : hulahula ‘wife provider’. dongan sabutuha co-surname relatives, and boru ‘Wife recipient’. The speech act using umpasa ‘quantrain’ by parties of hulahula, dongan sabutuha and boru, would vary with the position in the daling. This research used a descriptive method, in which systematic and accurate description would be made on data under research. The descriptive method has been deliberately selected to describe clearly the object of research scientifically. The result of research indicated that there were theree types of speech act in custom dealings of Batak Toba people using the umpasa: (1) direct speech act, (2) lieteral speech act, and (3) direct literal speech act. All theree types of speech act were uttred by hulahula ‘wife recipient’, dongan sabutuha’cosurname relativers’, raja ni hulahula ‘uncle of wife providers’, and raja hulahula boru ‘uncle of wife recipient’ from both parties successively. The speech act using umpasa of Batak Toba people in custom dealing varied significantly to daily speech act in Batak Toba people.
Keywords: Speech Act Using Umpasa of Batak Toba People in Custom Dealings.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkatNya sehingga tesis yang berjudul “Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatik” ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS dan Bapak Prof. Dr. Jawasi Naibaho selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan demi kesempurnaan tesis ini. Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari masih banyak kelemahan maupun kekurangan yang terkandung dalam tesis ini. Untuk itu segala saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini bermanfaat dalam bidang ilmu bahasa mengenai umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat: suatu kajian pragmatik. Medan, Penulis,
Maret 2010
Flansius Tampubolon
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkatNyalah sehingga tesis yang berjudul “Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatik” ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Sumatera Utara yaitu Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K) yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dana untuk menyelesaikan Studi Pendidikan S2 pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Direktur Sekolah Pascasarjana yaitu Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. 3. Ketua Program Studi Linguistik yaitu Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A, Ph.D. 4. Komisi Pembimbing yaitu Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS dan Bapak Prof. Dr. Jawasi Naibaho yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tesis ini. 5. Kedua Almarhum orang tua saya yaitu Bapak St. Letda (Pur) S. Tampubolon dan Ibu N. Br Hombing berkat doa dan memberikan bantuan serta motivasi selama kuliah semasa masih hidupnya.
Universitas Sumatera Utara
6. Mertua saya yaitu Bapak O.H. Tamba (Alm) dan Ibu J. Situmorang yang telah banyak berdoa dan memberikan bantuan serta motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. 7. Keluarga saya yaitu istri tercinta Evita Elyana Br. Tamba, BA dan ketiga buah hati saya yaitu Michael Novelando Tampubolon, Julius Renaldi Tampubolon, dan Andrew Bastian Tampubolon serta keponakan saya Gresy Yohana Elysabet L. Tobing yang selalu memotivasi dan berdoa serta membantu saya untuk mencapai keberhasilan dalam tugas maupun studi. 8. Saudara-saudara saya yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan studi jenjang S2. 9. Kakanda saya Dra. Asriaty R. Purba, M.Hum yang telah banyak memberikan bantuan selama kuliah serta motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. 10. Semua pihak yang langsung maupun tidak langsung telah berpartisipasi dalam menyelesaikan studi saya di Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Semoga budi dan keikhlasan mereka dapat saya amalkan dan Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat kemudahanNya untuk mereka. Akhirnya, segala puji syukur saya persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas lindunganNya selama ini. Semoga Tuhan menyertai kehidupan kita selamanya.
Medan,
Maret 2010
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Drs. Flansius Tampubolon
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Selamat, 02 Desember 1963 Pekerjaan
: Staf Pengajar Fakultas Sastra USU Medan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Nama Orang Tua
: St. Letda (Pur) S. Tampubolon (Alm)/N. br. Hombing (Alm)
Nama Istri
: E.E. br. Tamba
Nama Anak
: 1. Michael Novelando Tampubolon 2. Julius Renaldi Tampubolon 3. Andrew Bastian Tampubolon
Pendidikan 1. Tahun 1971 – 1977 : SD Negeri Tanjung Selamat 2. Tahun 1977 – 1981 : SMP Negeri Pancur Batu Deli Serdang 3. Tahun 1981 – 1984 : SMPP Negeri 24 Sunggal Medan 4. Tahun 1984 – 1989 : Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah Universitas Sumatera Utara Medan
Medan, Maret 2010 Hormat Saya
Flansius Tampubolon
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ................................................................................................
i
ABSTRACT ................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI .............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xx
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................
xxi
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................
13
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................
14
1.4 Landasan Teori ...............................................................
15
1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................
16
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI ....................................................................................
18
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................
18
2.2 Konsep............................................................................
21
2.2.1. Tindak Tutur ................................................................
21
2.2.2. Peristiwa Tutur .............................................................
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Penutur dan Petutur ......................................................
22
2.2.4. Konteks ........................................................................
22
2.3 Kerangka Teori ...............................................................
25
2.3.1. Komponen Tindak Tutur ...............................................
27
2.3.2. Jenis Tindak Tutur ........................................................
28
2.3.3. Fungsi Tindak Tutur .....................................................
35
BAB III. METODE PENELITIAN .........................................................
38
3.1 Desain Penelitian ............................................................
38
3.2 Data dan Sumber Data .....................................................
39
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...............................................
40
3.4 Analisis Data ..................................................................
41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
43
4.1
Komponen Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ............................................................
44
4.1.1 Makna Lokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat .....................................................................
46
Tindak lokusi hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat masyarakat Batak Toba ...................................
46
Tindak lokusi dongan sabutuha hulahula ‘kerabat semarga pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba. ..........................................
48
Tindak lokusi dongan sabutuha boru ‘kerabat semarga penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
48
Tindak lokusi boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
48
Tindak lokusi dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
50
4.1.1.1. 4.1.1.2.
4.1.1.3.
4.1.1.4. 4.1.1.5.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.6.
Tindak lokusi raja ni hulahula boru/tuang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
51
Makna ilokusi umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat .......................................................
53
Tindak ilokusi hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba............................
53
Tindak ilokusi dongan sabutuha ni hulahula ‘kerabat semarga pemberi’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
54
4.1.1.10. Tindak ilokusi dongan sahuta boru ‘kerabat semarga penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba. ..........................................
55
4.1.1.11. Tindak ilokusi boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
56
4.1.1.12. Tindak ilokusi dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
56
4.1.1.13. Tindak ilokusi dongan sahuta boru ‘kawan sekampung penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ..........................................
57
4.1.1.14. Tindak ilokusi raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
58
4.1.1.15. Makna perlokusi umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ......................................................
58
4.1.1.16. Tindak perlokusi raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ..........................................
59
4.1.1.17. Tindak perlokusi raja ni hulahula/tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ......................................................................
59
4.1.1.7. 4.1.1.8. 4.1.1.9.
4.1.2
Jenis Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ..................................................................
60
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.1.
Tindak tutur langsung pada umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
60
Tindak tutur langsung hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat masyarakat Batak Toba ........................
61
Tindak tutur langsung dongan sabutuha ni hulahula ‘kerabat semarga pemberi istri’ dalam rapat adat Masyarakat Batak Toba ..........................
62
Tindak tutur langsung dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...................................
62
Tindak tutur langsung boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .................
63
Tindak tutur langsung raja ni hulahula/tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
63
Tindak tutur literal pada umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
64
Tindak tutur literal hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .................
65
Tindak tutur literal dongan sabutuha ni hulahula ‘kerabat semarga pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
65
4.1.2.10. Tindak tutur literal dongan sabutuha boru ‘kerabat semarga penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
66
4.1.2.11. Tindak tutur literal boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
67
4.1.2.12. Tindak tutur literal dongan sahuta hulahula kawan ‘sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
69
4.1.2.13. Tindak tutur langsung literal pada umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat .................
70
4.1.2.2. 4.1.2.3.
4.1.2.4.
4.1.2.5. 4.1.2.6.
4.1.2.7. 4.1.2.8. 4.1.2.9.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.14. Tindak tutur langsung literal hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat Masyarakat Batak Toba ...............
70
4.1.2.15. Tindak tutur langsung literal dongan sabutuha ni hulahula ‘kerabat semarga pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
71
4.1.2.16. Tindak tutur langsung literal dongan sahuta boru ‘kawan sekampung penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
72
4.1.2.17. Tindak tutur langsung literal raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
73
4.1.2.18. Tindak tutur langsung literal raja ni hulahula/tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
74
4.1.3 4.1.3.1. 4.1.3.2. 4.1.3.3. 4.1.3.4.
4.1.3.5.
4.1.3.6. 4.1.3.7.
Fungsi Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat .....................................................
75
Fungsi tindak tutur asertif umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
76
Fungsi tindak tutur asertif hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat masyarakat Batak Toba ................
76
Fungsi tindak tutur asertif boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .................
77
Fungsi tindak tutur asertif raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
78
Fungsi tindak tutur asertif raja ni hulahula/ tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ..........................................
78
Fungsi tindak tutur direktif umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
79
Fungsi tindak tutur direktif hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .........
79
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.8.
Fungsi tindak tutur direktif dongan sabutuha hulahula ‘kerabat semarga’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
81
Fungsi tindak tutur direktif boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .................
82
4.1.3.10. Fungsi tidak tutur direktif dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
82
4.1.3.11. Fungsi tindak tutur direktif dongan sahuta boru ‘kawan sekampung penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ....................................
83
4.1.3.12. Fungsi tidak tutur direktif raja ni hulahula boru/tulang ‘paman penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...................................
84
4.1.3.13. Fungsi tindak tutur direktif raja ni hulahula/ tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
85
4.1.3.14. Fungsi tindak tutur ekpresif umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
86
4.1.3.15. Fungsi tindak tutur ekpresif hulahula ‘pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .........
86
4.1.3.16. Fungsi tidak tutur ekpresif dongan sabutuha hulahula ‘kerabat semarga pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
86
4.1.3.17. Fungsi tindak tutur ekpresif boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .................
88
4.1.3.18. Fungsi tindak tutur ekpresif dongan sahuta hulahula ‘kawan sekampung pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
89
4.1.3.19. Fungsi tindak tutur ekpresif raja ni hulahula/ tulang ‘paman pemberi istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................................
89
4.1.3.20. Fungsi tindak tutur komisif umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
89
4.1.3.9.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.21. Fungsi tindak tutur komisif dongan sabutuha boru ‘kerabat semarga penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba ...........................
90
4.1.3.22. Fungsi tindak tutur komisif boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .................
90
4.1.3.23. Fungsi tindak tutur deklarasi umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat ...................................
90
4.1.3.24. Fungsi tindak tutur deklarasi boru ‘penerima istri’ dalam rapat adat masyarakat Batak Toba .........
91
4.2
Pembahasan ..............................................................................
91
Komponen Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ......................................................
91
Makna Lokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ...........................................................................
93
Tindak Lokusi Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..............................................
93
Tindak Lokusi Dongan Sabutuha Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ...........................................................................
95
Tindak Lokusi Dongan Sabutuha Boru ‘Kerabat Semarga Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..........................................................................
96
Tindak Lokasi Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .......................................................
97
Tindak Lokasi Dongan Sahuta Hulahula ‘Kawan Sekampung Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ......................................................
99
Tindak Lokusi Raja ni Hulahula/Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ....................................................................................
101
Makna Ilokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ...........................................................................
103
4.2.1 4.2.2 4.2.3 4.2.4
4.2.5
4.2.6 4.2.7
4.2.8
4.2.9
Universitas Sumatera Utara
4.2.10 Tindak Ilokusi Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..............................................
103
4.2.11 Tindak Ilokusi Dongan Sabutuha Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..........................................................................
105
4.2.12 Tindak Ilokusi Dongan Sabutuha Boru ‘Kerabat Semarga Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ...........................................................................
106
4.2.13 Tindak Ilokusi Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ......................................................
107
4.2.14 Tindak Ilokusi Dongan Sahuta Boru ‘Kawan Sekampung Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .......................................................
108
4.2.15 Tindak Ilokusi Raja ni Hulahula Boru/Tulang ‘Paman Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .....................................................................................
109
4.2.16 Makna Perlokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ................................................................
110
4.2.17 Tindak Perlokusi Raja ni Hulahula Boru/Tulang ‘Paman Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..........................................................................
110
4.2.18 Tindak Perlokusi Raja ni Hulahula/Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .....................................................................................
111
4.3
Jenis Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ..................................................................
113
Tindak Tutur Langsung pada Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat .......................................
114
4.3.2 Tindak Tutur Langsung Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Masyarakat Batak Toba ..............................................
114
4.3.3 Tindak Tutur Langsung Dongan Sabutuha ni Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ........................................................
116
4.3.1
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Tindak Tutur Langsung Dongan Sahuta Hulahula ‘Kawan Sekampung Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .......................................................
117
4.3.5 Tidak Tutur Langsung Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .....................................
118
4.3.6 Tindak Tutur Langsung Raja ni Hulahula/Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ...........................................................................
118
4.3.7 Tindak Tutur Literal pada Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ........................................................
121
4.3.8 Tindak Tutur Literal Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .....................................
121
4.3.9 Tindak Tutur Literal Dongan Sabutuha ni Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ........................................................
122
4.3.10 Tindak Tutur Literal Dongan Sabutuha Boru ‘Kerabat Keluarga Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ............................................................................
122
4.3.11 Tindak Tutur Literal Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba................................................
124
4.3.12 Tindak Tutur Literal Dongan Sahuta Hulahula ‘Kawan Sekampung Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ........................................................
127
4.3.13 Tindak Tutur Langsung Literal pada Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat...........................
128
4.3.14 Tindak Tutur Langsung Literal Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..........................
128
4.3.15 Tindak Tutur Langsung Literal Dongan Sabutuha ni Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ................................................
130
4.3.16 Tindak Tutur Langsung Literal Dongan Sahuta Boru ‘Kawan Sekampung Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba.........................................................
131
Universitas Sumatera Utara
4.3.17 Tindak Tutur Langsung Literal Raja ni Hulahula Boru/Tulang ‘Paman Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba.........................................................
132
4.3.18 Tindak Tutur Langsung Literal Raja ni Hulahula/ Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba.........................................................
134
4.4
Fungsi Tindak Tutur Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat .....................................................................
135
Fungsi Tindak Tutur Asertif Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ........................................
136
Fungsi Tindak Tutur Asertif Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Masyarakat Batak Toba ....................
136
Fungsi Tindak Tutur Asertif Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ....................
138
Fungsi Tindak Tutur Asertif Raja ni Hulahula Boru/ Tulang ‘Paman Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ................................................
138
Fungsi Tindak Tutur Asertif Raja ni Hulahula/ Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ...............................................
139
Fungsi Tindak Tutur Direktif Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat .......................................
140
Fungsi Tindak Tutur Direktif Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ...........
141
4.4.8 Fungsi Tindak Tutur Direktif Dongan Sabutuha Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..............................
142
4.4.9 Fungsi Tindak Tutur Direktif Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ....................
143
4.4.10 Fungsi Tindak Tutur Direktif Dongan Sahuta Hulahula ‘Kawan Sekampung Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..............................
144
4.4.1 4.4.2 4.4.3 4.4.4
4.4.5
4.4.6 4.4.7
Universitas Sumatera Utara
4.4.11 Fungsi Tindak Tutur Direktif Dongan Sahuta Boru ‘Kawan Sekampung Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ........................................
145
4.4.12 Fungsi Tindak Tutur Direktif Raja ni Hulahula Boru/Tulang ‘Paman Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ........................................
146
4.4.13 Fungsi Tindak Tutur Direktif Raja ni Hulahula/ Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ...............................................
148
4.4.14 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat .......................................
149
4.4.15 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Hulahula ‘Pemberi Istri’ dalam Rapat Masyarakat Batak Toba ...................
149
4.4.16 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Dongan Sabutuha Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ..............................
150
4.4.17 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Dongan Sabutuha Boru ‘Kerabat Semarga Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ........................................
151
4.4.18 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ....................
152
4.4.19 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Dongan Sahuta Hulahula ‘Kawan Sekampung Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba .............................
153
4.4.20 Fungsi Tindak Tutur Ekpresif Raja ni Hulahula/Tulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba ............................................................................
154
4.4.21 Fungsi Tindak Tutur Komisif Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ..............................................
154
4.4.22 Fungsi Tindak Tutur Komisif Dongan Sabutuha Boru ‘Kerabat Semarga Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba.........................................................
155
Universitas Sumatera Utara
4.4.23 Fungsi Tindak Tutur Komisif Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba...........................
155
4.4.24 Fungsi Tindak Tutur Deklarasi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat ..............................................
155
4.4.25 Funsi Tindak Tutur Deklarasi Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba...........................
156
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
157
5.1 Kesimpulan .....................................................................
157
5.2 Saran ..............................................................................
159
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
160
BAB V.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1.
Judul
Halaman
Proses Rapat Adat ................................................................................
44
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1.
Judul
Halaman
Terjemahan Umpasa Hulahula, Dongan Sabutuha, Boru, Dongan Sahuta, Raja ni Hulahula/Tulang, dan Raja ni Hulahula ni Boru/Tulang pada Acara Rapat Adat (Marhata Sinamot) Masyarakat Batak Toba ..................................................
164
2.
Daftar Informan ...............................................................................
193
3.
Daftar Pertanyaan ............................................................................
194
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISTILAH
Umpasa
: Pantun
Hulahula
: Pemberi istri
Dongan Sabutuha/dongan tubu
: Kerabat semarga
Boru
: Pihak penerima istri
Dongan sahuta
: Kawan sekampung
Raja ni Hulahula/Tulang
: Paman pemberi istri
Raja ni Hulahula Boru/Tulang
: Paman penerima istri
Sinamot
: Uang emas kawin/uang mahar
Marhata Sinamot
: Berbicara uang emas kawin/uang mahar
Raja Parhata
: Raja pembicara/juru bicara
Rapat adat
: Memusyawarahkan uang emas kawin uang mahar (Sinamot)
Hata
: Perkataan
Anggi doli boru
: Kerabat semarga (adik penerima istri)
Haha doli boru
: Kerabat semarga (abang penerima istri)
Anggi doli Hulahula
: Kerabat semarga (adik pemberi istri)
Haha doli Hulahula
: Kerabat semarga (abang pemberi istri)
Suhut
: Tuan rumah
Marhata sigabegabe
: Menyampaikan kata-kata petuah
Mangampu
: Memberi ucapan terima kasih
Tuhor boru
: Uang emas kawin/uang mahar yang diterima
Universitas Sumatera Utara