JURNAL ETIKA. Vol. 1, No. 1, Mei 2009: 33-50. Membangun Kesadaran Etika
Multikulturalisme di Indonesia. 33. MEMBANGUN KESADARAN.
JURNAL ETIKA
Vol. 1, No. 1, Mei 2009: 33-50
33
MEMBANGUN KESADARAN ETIKA MULTIKULTURALISME DI INDONESIA1 Achmad Charris Zubair Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
[email protected]
Abstract An Indonesian identity is an identity of multiculturalism in the reality of pluralism. Building Indonesia has to be based on the principles of nationhood which emphasizes on justice, and not on religious hegemony, ethnic, or a certain cultural background. Ethics on Pluralism and Multiculturalism are crucial for a new Indonesia with Pancasila as its ideology and Diversity in Unity as a national paradigm, besides the rich national culture within the various socio-cultural backgrounds. They have to be defended and framed in a mutual-interest dialogue. Keywords: ethics on multiculturalism, ethics on pluralism, diversity, national paradigm
1. Pendahuluan Saya ingin mengawali tulisan ini dengan mengemukakan sebuah kenyataan, yakni: di wilayah Jawa Barat ternyata tidak ada nama jalan, monumen maupun tempat-tempat bersejarah yang menggunakan nama Hayam Wuruk dan atau Gadjah Mada. Padahal di hampir sebagian besar wilayah nusantara banyak nama jalan, monumen atau bahkan tempat-tempat penting yang menggunakan nama tersebut. Universitas yang paling terkenal di Yogyakarta bahkan Indonesia adalah Universitas Gadjah Mada. Kita pernah memiliki satelit komunikasi yang memakai nama Palapa, meminjam istilah dari sumpah Maha Patih Gadjah Mada yang tidak akan memakan buah palapa sebelum nusantara dipersatukan. Tidak ada “keberanian” para 1
Artikel ini pernah disampaikan pada Konferensi HIDESI Ke-XV pada tanggal 28–29 Januari 2005, dan dikembangkan sesuai kebutuhan Jurnal Etika.
Membangun Kesadaran Etika Multikulturalisme di Indonesia