Latar Belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di indonesia, diperoleh 2,6 juta
jiwa pertahun. ... pada bulan Oktober 2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen.
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : LILIS PRA UNTARI NIM : B10.090
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
i
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selakuka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Rahajeng Putri Ningrum, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Wakidi, S.Pd.MM, selaku kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan penelitian untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh dosen dan staf Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. iv
v
6. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi sampel dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
vi
STIKes Kusuma Husada Surakarta Prodi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Lilis Pra Untari 10 090 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2013 Xiv + 43 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di indonesia, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun. Kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman sebagaian besar 15%-50% dilakukan oleh remaja. Kasus aborsi di jawa tengah meningkat 1%-6% dari jumlah remaja dan di kota Sragen 0,5%-4% dari jumlah 68 remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab aborsi. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober 2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen. Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen hanya 4 siswi yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu mengerti bahaya aborsi. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 6 Maret 2013. Besarnya populasi 270 responden dan jumlah sample 68 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan sample random sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner tertutup, Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa Univariat. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (16,1%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dikategorikan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%). Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Remaja, Bahaya Aborsi Kepustakaan : 27 literatur (2003-2012)
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Tiada doa yang lebih indah selain do’a agar Karya Tulis Ilmiah ini cepat selesai” “Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orang tua pun bahagia” “Wisuda setelah 6 semester adalah kesuksesan yang kuterima nantinya” “Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang ”
PERSEMBAHAN Karya tulis ilmiah ini dengan rendah hati penulis persembahkan kepada: v Allah SWT yang memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. v Ayah dan bunda yang tersayang yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan disetiap langkahku. v Kakak dan adikku tersayang Aan pratiwi, Ipung pratanti, Yuli prabowo dan Didit Prasetio yang telah memberiku kasih sayang dan semangat dalam segala hal. v Sahabat-sahabatku kost 99 yang sangat aku cintai yaitu indah, suchi, diah, meyca, dinda, nuri dan yuni. v Ibu Desy Handayani, SST.,M.Kes, terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama ini. v Agung Wahyu Jatmiko terima kasih yang selama ini selalu membuatku tersenyum disaat susah dan senang. v Almamater tercinta
vii
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Lilis Pra Untari
Tempat/Tanggal Lahir
: Sragen, 12 Juli 1992
Agama
: Islam
Alamat
: Dukuh RT 11/RW 04, Jirapan, Masaran, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN 1.
SD Negeri 02 Jirapan
Lulus Tahun 2005
2.
SMP Negeri 02 Masaran
Lulus Tahun 2007
3.
SMA Negeri 01 Mojogedang
Lulus Tahun 2010
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
viii
ix
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
ABSTRAK...................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vii
CURICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ................................................................
5
F. Sistematika Penelitian ............................................................
6
ix
x
BAB II
BAB III
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................
7
1. Pengetahuan ............................................................................
7
2. Remaja dan Permasalahannya ..................................................
12
3. Aborsi......................................................................................
14
B. Kerangka Teori ......................................................................
24
C. Kerangka Konsep ..................................................................
25
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
26
B. LokasidanWaktu Penelitian....................................................
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel................
27
D. Instrumen Penelitian .............................................................
28
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
32
F. Variabel Penelitian.................................................................
33
G. Definisi Operasional ..............................................................
33
H. Pengolahan dan Analisis Data ...............................................
34
I. Etika Penelitian ......................................................................
37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................
38
B. Hasil Penelitian .............................................................................
38
C. Pembahasan ..................................................................................
40
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................
43
x
xi
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................
44
B. Saran .............................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................
29
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian ................................................
33
Tabel 4.1
Nilai Mean dan Standar Devisiasi ...........................................
36
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi ................................................................
37
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................
25
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4
Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6
Permohonan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian
Lampiran 8
Kuesioner
Lampiran 9
Jawaban Kuesioner
Lampiran 10 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 11 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 12 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner tentang Bahaya Aborsi Lampiran 13 Perhitungan Manual Mean dan Standar Devisiasi Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen. Lampiran 15 Tabulasi Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen. Lempiran 16 Tabel Nilai korelasi Product Moment Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dampak pergaulan bebas di kalangan remaja mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas atau seks pranikah sehingga mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan terjadinya kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan dengan cara aborsi (Soetjiningsih, 2009). Berdasarkan survei BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa remaja berusia 10 - 24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pranikah. Kasus aborsi dikalangan remaja, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun dan dari jumlah 27 % atau 700.000 kalangan remaja melakukan aborsi. Di Indonesia 15% - 50 % kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman, khususnya sebagaian besar dilakukan oleh remaja (Depkes RI, 2011). Kasus aborsi di jawa tengah meningkat berkisar 1 - 6 % dari jumlah remaja dan di kota Sragen antara 0,5 - 4 % dari jumlah 68 remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab aborsi (Solopos, 2011). Aborsi dapat beresiko terhadap segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita baik secara fisik dan psikologis. Ganguan kesehatan secara fisik seorang wanita melakukan aborsi antara lain kematian mendadak akibat pendarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal,
xv 1
xvi
2
kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan, rahim yang sobek, kerusakan leher rahim, kanker payudara, mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi, kanker leher rahim, kelainan plasenta/ari-ari. Selain gangguan fisik, seorang wanita melakukan aborsi mengalami ganguan kesehatan secara mental antara lain kehilangan harga diri, berteriak teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh diri, mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang, tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (kartini, 2010). Banyaknya kasus aborsi khususnya di kalangan remaja terjadi akibat adanya kesenjangan informasi tentang kesehatan reproduksi. Semakin berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses
informasi
menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang belum tentu benar (Niskala, 2011). Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober 2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen dengan jumlah seluruh murid kelas XI 275 murid, terdiri dari 270 siswi dan 5 Siswa. Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen hanya 4 siswi yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu mengerti bahaya aborsi.
xvi
xvii
3
Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi sangat penting dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya aborsi dapat menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 “. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada tingkat Baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada tingkat Cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada tingkat Kurang.
xvii
xviii
4
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang bahaya aborsi. 2. Bagi Peneliti Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu kebidanan khususnya tentang bahaya aborsi, metodologi penelitian dan biostatistik. 3. Bagi Institusi a. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Sragen 1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja tentang bahaya aborsi. 2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetauan tentang bahaya aborsi. b. Institusi Akademik Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi.
E. Keaslian Penelitian Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang ada hubungan dengan penelitian ini antara lain : 1. Bayu Dwi Retno Hapsari (2009) dengan judul: Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang dampak Aborsi di SMK Pelita Karanganyar 2009. Metode Penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik pengambilan sempel menggunakan Stratified Random Sampling. Alat ukur yang digunakan
xviii
xix
5
adalah kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil Pengetahuan Remaja di SMK Pelita Karanganyar 2009 tentang Aborsi sebagian besar adalah pengetahuan Cukup 57 responden (50,89%), pengetahuan baik sebanyak 37 orang (33,04%), pengetahuan kurang 17 responden (15,18%). 2. Adika Nurhayati Sunarti (2012) dengan judul: Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta tahun 2012. Metode peneltian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan SPSS Versi 16 diperoleh hasil pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta dengan kategori baik 15 responden (18,3%) dengan kategori cukup 56 responden (68,3%), kategori kurang 11 responden (13,4%). Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya yaitu terletak pada tempat, subjek dan waktu penelitian. Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan peneliti sebelumya terletak pada variabel yaitu pengetahuan tentang aborsi.
xix
xx
6
F. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Didalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori terdiri dari pengetahuan, remaja dan permasalahanya, aborsi, kerangka teori, kerangka konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi daran waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument
penelitian,
teknik
pengumpulan
data,
variabel
penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xx
xxi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1.
Pengetahuan a.
Definisi pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b.
Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam
memecahkan
masalah
dan
apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
xxi 7
8
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
9
4) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan
pengetahuannya.
penalarannya
Dengan
kata
lain,
dalam
memperoleh
dalam
memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology). c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2003),
faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan meliputi : 1) Pendidikan Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan. 2) Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
10
3) Informasi Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media masa. 4) Lingkungan budaya Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya. 5) Sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah. d.
Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
11
2) Memahami (Comprehension) Pemahaman
diartikan
dicapainya
pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. Kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 4) Analisa (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponenkomponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
12
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010). e.
Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2010), kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori di bawah ini : 1)
Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD.
2)
Tingkat pengetahuan cukup bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
3)
Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.
2.
Remaja dan Permasalahannya Menurut Handoyo (2010) dan Proverawati (2009), bahwa remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
13
fisik. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia 12 sampai 21 tahun. Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Masalah remaja dikenal dengan masa “Kenakalan Remaja”. Kenakalan remaja biasanya identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja (Kartini, 2010). Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau free seks, dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu kondisi yang sekarang ini banyak terjadi di kalangan anak muda atau remaja. Bahkan hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa. Pergaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri dari anak muda atau remaja yang gaul atau di bilang up todate. Banyak remaja yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain (Kartini, 2010). Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penyimpangan perilaku yang dilakukan anak muda atau remaja yang menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada. Banyaknya kenakalan remaja yang menjamur di masyarakat di sebabkan beberapa hal, seperti : a.
Perkembangan teknologi dan pengetahuan.
b.
Salah pergaulan.
14
c.
Budaya.
d.
Pola pikir dan psikologis.
e.
Kondisi keluarga. Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan dan perhatian dari
orang terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak hanya menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma atau aturan sosial yang sudah ada (Kartini, 2010).
3.
Aborsi a.
Pengertian Menurut Bertnes (2006), aborsi adalah menggugurkan kandungan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan yang dilakukan secara sengaja. Aborsi adalah tindakan menggugurkan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia kehamilan 20 minggu), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu (WHO, 2010). Aborsi adalah menggugurkan kandungan oleh akibat-akibat tertentu (kehamilan yang tidak diinginkan) sebelum kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan (Niskala, 2011).
15
b.
Klasifikasi abortus Klasifikasi abortus menurut Prawiroharjo (2005), dapat dibagi menjadi : 1) Abortus spontan/alamiah adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan, abortus spontan secara klinis dapat dibedakan antara lain: a)
Abortus imminens Perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatatasi serviks.
b) Abortus Insipiens Perdarahan uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan adanya, dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. c)
Abortus inkompletus Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
d) Abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah keluar sehingga rahim kosong e)
Missed abortion Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin
16
yang mati tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih. f)
Abortus habitualis Abortus yang telah berulang dan berturut-turut 3 x atau lebih.
2) Abortus
Provokatus/Abortus
buatan
adalah
pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu dilakuan tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun pelaksana aborsi (dokter, bidan, dukun). Abortus provokatus dapat dibagi menjadi 2, antara lain: a)
Abortus Provokatus Medisinalis Abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik demi menyelamatkan nyawa ibu, syarat-syaratnya; (1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi. (2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi). (3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
17
(4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan
yang
memadai,
yang
ditunjuk
oleh
pemerintah. (5) Prosedur tidak dirahasiakan. (6) Dokumen medik harus lengkap. b) Abortus provokatus kriminalis Dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat obat tertentu. Umumnya sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya: 1) Tidak
ingin
memiliki
anak
karena
khawatir
mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain (75%). 2) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%). 3) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%). Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. c.
Tindakan Aborsi Menurut Niskala (2011), ada 3 macam tindakan aborsi: 1) Aborsi dilakukan sendiri.
18
2) Aborsi dilakukan tenaga medis (dokter, bidan) demi keuntungan atau demi rasa simpati. 3) Aborsi dilakukan non tenaga medis (dukun). d.
Teknik Aborsi 1) Metode penyedotan (Suction Curettage) Aborsi ini dilakukan dengan mesin penyedot bertenaga kuat yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mulut rahim dibuat
renggang sehingga janin luruh dan ari-ari (plasenta) terlepas dari dinding rahim. Dengan metode ini dapat berisiko terjadi robek rahim yang disebabkan salah penyedotan sehingga akan mengalami pendarahan hebat dan berujung kematian. 2) Teknik dilatasi dan kerokan Cara ini leher rahim dibuka atau perbesar dengan paksa untuk dimasukkan pisau tajam kemudian janin hidup dicabik kecil-kecil dan plasenta dikerok dari dinding rahim. Umumnya terjadi perdarahan hebat dan jika tidak diobati dengan baik akan terjadi infeksi. 3) Menggunakan Pil Roussell-Uclaf (RU 486) Pil yang dikenal juga sebagai “pil aborsi Prancis” ini mengandung dua hormon sintetik, yaitu mifepristone dan misoprostol.
Cara
kerja
pil
ini
menghentikan
hormon
progesteron yang berfungsi menjaga jalur nutrisi ke plasenta tetap lancar. Sehingga janin tidak mendapatkan nutrisi
lagi,
19
menjadi kelaparan, hingga tak bernyawa. Efek dari penggunaan pil ini adalah pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah, rasa sakit hingga kematian. 4) Peracunan dengan garam Dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu, selang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke dalam rahim, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan garam pekat disuntikan kedalamnya. Bayi dibakar hidup-hidup oleh racun itu. Dengan cara itu bayi akan mati dalam waktu 1 jam, kulitnya benar benar hangus dalam waktu 24 jam. 5) Histerektomi / bedah Caesar Dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang langsung dibunuh. 6) Pengguguran kimia (Prostaglandin) Menggunakan bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rehim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-bayi yang terpenggal. Sering juga bayi yang keluar itu masih hidup. Efek samping bagi ibu banyak sekali yang meninngal akibat serangan jantung waktu carian kimia itu disuntikkan. (Sukrisno, 2010).
20
e. Resiko Aborsi Menurut Sukrisno (2010), aborsi dapat membahayakan keselamata kesehatan wanita, antara lain : 1) Resiko terhadap kesehatan fisik a)
Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbulkan pendarahan hebat yang membahayakan keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan tersebut.
b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. c)
Kematian secara lambat karena infeksi serius di sekitar kandungan. Disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.
d)
Rahim yang sobek (uterine perforation) dapat terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.
e)
Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
f)
Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada wanita).
21
g) Kanker indung telur (Ovarian Cancer). h) Kanker leher rahim (Cervical Cancer). i)
Kanker hati (Liver Cancer).
j)
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
k) Menstruasi menjadi tidak teratur lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker. l)
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi.
m) Aborsi yang gagal: Apabila dalam proses aborsi mengalami kegagalan dan janin masih hidup kemungkinan besar saat lahir mengalami cacat fisik dan dapat juga melahirkan bayi prematur. 2) Resiko terhadap kesehatan mental Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post abortion syndrome dan akan mengalami hal hal seperti ini: a)
Kehilangan harga diri (82%).
b) Berteriak teriak histeris (51%). c)
Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya (63%).
d) Ingin melakukan bunuh diri (28%). e)
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
f)
Tidak bisa menikmati hubungan seks lagi (59%).
22
Diluar hal-hal tersebut diatas, para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun tahun dalam hidupnya (Kartini, 2010). f. Undang-Undang Aborsi Di Negara Indonesia, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja di golongkan kedalam kejahatan terhadap nyawa (BAB XIX pasal 346 - 349 Dalam KUHP BAB XIX pasal 346 - 349 dinyatakan sebagai berikut: Pasal 346 : Dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk melakukan hal itu di ancam hukuman penjara paling lama 4 tahun. Pasal 347 : (1) Disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan
kehamilan
seorang
wanita
tanpa
persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara. (2)
Menyebutkan
jika
dalam
menggugurkan
kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun. Pasal 348
: (1). Disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas
23
persetujuan wanita itu di ancam hukuman paling lama 15 tahun penjara. (2). Jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Pasal 349
: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346 ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu ditambah dengan sepertiga dan dapat di cabut hak untuk menjalankan pencaharian mana kejahatan yang dilakukan.
g.
Aborsi di lihat dari nilai agama Firman Allah : “Dan janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut melarat’’. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa besar” (QS 17 : 31). Banyak calon ibu muda beralasan bahwa karena pengghasilannya masih belum stabil atau tabungan belum
memadai,
kemudian merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya (Depag RI, 2003).
24
B. Kerangka Teori Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Lingkungan budaya 5. Sosial ekonomi
Remaja
Aborsi
1. Pengertian aborsi 2. Klasifikasi Aborsi 3. Tindakan Aborsi 4. Teknik Aborsi 5. Resiko Aborsi
Resiko Aborsi
1. Resiko terhadap kesehatan fisik a. Kematian karena pendarahan hebat b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal c. Kematian akibat infeksi d. Rahim yang sobek e. Kerusakan leher rahim f. Kanker payuda g. Kanker indung telur h. Kanker leher rahim i. Kanker hati j. Menstruasi tidak teratur k. Kelainan pada placenta/ari-ari l. Menjadi mandul 2. Resiko terhadap kesehatan mental a. Kehilangan harga diri b. Berteriak terik histeris c. Mimpi buruk berkalikali mengenai bayinya d. Ingin melakukan melakukan bunuh diri e. Mulai mencoba menggunakan obat -obat terlarang f. Tidak bisa menikmati hubungan seks lagi
Sumber :Notoatmodjo (2010), Handoyo (2010), Kartini (2010), Niskala (2011), sarwono (2010). Gambar 2.1. Kerangka Teori
25
C. Kerangka Konsep Baik Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Cukup
Bahaya Aborsi Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Lingkungan budaya 5. Sosial Ekonomi
Keterangan: -
: Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Kuantitaf yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angkaangka (Riwidikdo, 2010). Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perubahan atau keadaan berada atau berlangsung (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 maret 2013.
26
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh siswi kelas XI di SMK Muhamadiyah 1 Sragen yaitu 270 siswi tahun ajaran 2012/2013. 2.
Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakeristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2007).
Untuk
menentukan
jumlah
sampel
di
SMK
Muhammadiah 1 Sragen menggunakan pendapat Arikunto (2006), apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Dalam penelitian ini sampel yang diambil 25 % dari jumlah populasi sebanyak 270 remaja putri, didapat sempel sebanyak 67,5 dibulatkan menjadi 68 remaja putri untuk dijadikan sampel. 3.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan cara sample random sampling. Menurut Notoatmojo (2010), yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama diseleksi sebagai sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau
28
anggota populasi secara acak semua kelas XI (Akuntansi, administrasi, penjualan, multimedia, perkantoran, teknik komunikasi jaringan). Teknik ini dipilih dikarenakan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Pengambilan sampel sebanyak 68 sampel dari seluruh siswi kelas XI yang berjumlah 6 kelas, sehingga masing-masing kelas ada yang diambil 11 dan 12 siswi dengan cara diundi.
D. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmojo, 2010). Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawaban benar atau salah dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar dan pada pernyataan positif (favourable) jika menjawab benar mendapat nilai 1 dan yang menjawab
salah mendapat
nilai
0.
Sedangkan
pada
pernyataan
negatif
(unfavourable) yang menjawab salah mendapat nilai 1 dan yang menjawab benar mendapat nilai 0. Dimana kisi-kisi kuesioner dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
29
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan Variabel
Indikator
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi
1. Pengertian aborsi 2. Resiko aborsi secara fisik
3. Resiko aborsi secara mental
No. Soal Positif Negatif 2,3,22 1
Jumlah Soal 4
5,8,9,16,17,2 10,14,15, 1,23,24,26,27 18,25,28,30 ,31,32,33,35
21
4,7,11,13,19, 20,29,34
10
6,12
Jumlah Sumber : Data primer
35
Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian, yang telah dilaksanakan di SMK PGRI Karangmalang dengan jumlah responden 30 remaja putri kelas XI, karena karakteristik remaja putri di SMK PGRI Karangmalang hampir sama dengan karakteristik remaja putri di SMK Muhammadiyah 1 Sragen. 1.
Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai r > r tabel.
hitung
30
Rumus product moment adalah:
rxy =
N . SXY - SX.SY 2
2
{N SX 2 - (SX ) } {N SY 2 - (SY ) }
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Uji validitas yang telah diujikan di SMK PGRI Karangmalang dari
35 soal hasilnya 32 soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 15, 24, 28. Pernyataan dinyatakan valid bila r tabel.
Nilai r
tabel
hitung
>r
untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5%
adalah 0,361. Pernyataan yang tidak valid dihapus dari daftar pernyataan kuesioner. 2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan SpearmanBrown dengan bantuan program komputer SPSS versi 16 for Windows. Menurut Siregar (2010), instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > rtabel (0,374) ,
31
rtabel didapatkan dari tabel Product Moment dengan (ߙ = 0,05 , n-2). Rumus Spearman Brown sebagai berikut:
ri =
2 x rb 1 + rb
Keterangan: ri
: Reliabilitas instrumen
Rb
: Korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua Uji reliabilitas untuk 32 soal yang dikatakan reliabel jika nilai rhitung >
rtabel (0,374) (Siregar, 2010). Pada penelitian ini menunjukan bahwa nilai spearman brown yaitu 0,450 > 0,374, sehingga instrumen penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur
E.
Tehnik pengumpulan data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswi di kelas XI SMK Muhammadiah 1 Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1.
Data Primer
Menurut Riwidikdo (2009), data primer diperoleh secara langsung dari objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi. Dalam penelitian ini data primer diperoleh jawaban atas pertanyaan yang
32
disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang bahaya aborsi. 2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data instansi pendidikan, yang digunakanya untuk data yaitu jumlah kelas dan jumlah siswi kelas XI di SMK Muhammadiah 1 Sragen.
F.
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi
G. Definisi Operasional Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti. Definisi Operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.
33
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama Variabel Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi
Definisi Operasional Pemahaman respoden remaja putri kelas XI tentang bahaya aborsi
Indikator
Alat Skala Ukur a. Baik, bila nilai responden Kuesioner Ordinal yang diperoleh (x) > mean + 1SD b. Cukup, bila nilai responden mean - 1 SD £ x £ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Sumber : Riwidikdo (2010)
H. Pengolahan dan Analisis Data 1.
Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data penelitian ini terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Editing (Penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.
34
b.
Coding Sheet (Lembaran Kode) Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden dan nomor-nomor pertanyaan.
c.
Data Entry (Memasukkan Data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan
jawaban
masing-masing
pertanyaan
dalam
program
komputer. d.
Tabulating (Tabulasi) Tabulasi yaitu penyusunan data kedalam bentuk table distribusi frekuensi, kemudian dihitung mean, median dan modus.
2.
Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisa univariat, yaitu mengisi variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan persentasi dari setiap variabel dan disajikan dalam narasi dan tabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil penghitungan yang diperoleh dikategorikan 3, yaitu : a.
Baik
: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b.
Cukup
: bila nilai mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD
c.
Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2010), untuk menghitung Standart Deviation (SD) atau simpangan baku menggunakan rumus :
35
ʹ ʹ െ ሺσ ݅ݔሻ σ ݔ ݅ ඨ ݊ ݀ݏൌ ݊െͳ
Keterangan ; S
= Simpangan baku
∑xi
= Jumlah variabel
N
= Banyaknya data/sampel Adapun rumus untuk menghitung mean menurut Riwidikdo (2010),
yaitu :
X=
σܺ ݊
keterangan : X
=
Nilai rata-rata
Σܺ
=
Jumlah nilai responden
n
=
Jumlah sampel Menurut Sugiyono (2010), untuk menghitung prosentase setelah didapat
distribusi frekuensi dapat menggunakan rumus :
ܲൌ
ݒ ͲͲͳݔΨ ݊
Keterangan :
P
= Prosentase
v
= Jumlah responden dalam kategori
n
= Jumlah seluruh responden
36
I.
Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian pada responden, peneliti harus memperhatikan etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi :
1.
Informed Consent (Lembar Persetujuan) Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2.
Anonimity (Tanpa Nama) Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan) Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang beralamat Jl. Rajawali Nglorog No. 01, No. Telp. (0271) 891714, Kode Pos 57215 Sragen. Secara umum, SMK ini terletak ditengah jantung kecamatan Nglorog Kabupaten Sragen. Luas sekolah ini ± 1000 meter dan keadaan lingkungan di sekolah ini bersih. SMK Muhammadiyah 1 Sragen berdiri pada tahun 1992. SMK ini mempunyai 6 Program Keahlian yaitu Administrasi Perkantoran, Akutansi, Tata Niaga, Multimedia dan Teknik Komputer dan Jaringan. Jumlah pelajar yang ada di SMK ini pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 720 siswa, diantaranya 247 siswa kelas X, 275 siswa kelas XI dan kelas XII berjumlah 218 siswa, sedangkan jumlah tenaga pengajar di sekolah ini ada 52 pengajar. Terdapat sarana dan prasarana ruang laboratorium, ruang multimedia,
ruang
akuntansi,
ruang
komputer,
ruang
Bahasa
perpustakaan.
B. Hasil Penelitian Gambaran pengetahuan responden Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar Deviasi Tingkat pengetahuan remaja putri 24,1 3,6 tentang bahaya aborsi
dan
38
Baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD (x) > 24,1 + 1 . 3,6 = x > 27,7 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden = > 27,7
Cukup
: Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD 24,1 – 1 . 3,6 < x < 24,1 + 1 . 3,6 = 20,5 < x < 27,7 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 20,5 < x < 27,7
Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD (x) < 24,1 – 1 . 3,6 = x < 20,5 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 20,5
Tabel 4.2 Disrtibusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi di Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen No. 1. 2. 3.
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Jumlah 16 41 11 68
Prosentase (%) 23,6 60,3 16,1 100
Sumber : Data Primer Berdasarkan perhitungan dengan SPSS versi 16 diperoleh hasil tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (16,1%). Mayoritas Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%).
39
C.
Pembahasan Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dapat dikategorikan
pengetahuan
baik
sebanyak
16
responden
(23,6%),
pengetahuan cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (16,1%). Berdasarkan
hasil
wawancara
bagian
kesiswaan
di
SMK
Muhammadiyah 1 Sragen, belum pernah diadakan penyuluhan dari tenaga kesehatan sehingga remaja belum sepenuhnya mengerti tentang bahaya aborsi. Responden dengan pengetahuan baik memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang bahaya aborsi, dikarenakan akses yang mudah dalam memperoleh informasi tersebut baik yang berasal dari media cetak, televisi, dan Internet. Sedangkan responden di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 terbanyak pada tingkat pengetahuan cukup yaitu bisa dikarenakan siswi kurang aktif dalam mencari informasi baik dari media cetak, televisi dan internet mengenai bahaya aborsi. Demikian juga responden dengan pengetahuan kurang, hal ini bisa dikarenakan responden kurang memahami mengenai bahaya aborsi. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
40
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden tentang bahaya aborsi salah satunya yaitu pendidikan, informasi dan pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan. Informasi adalah Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Sumber informasi dari pengajar maupun media, sikap kepercayaan, budaya masyarakat sangat dibutuhkan para siswi guna memperluas pengetahuan. Pengalaman pribadi serta perilaku seseorang akan dijadikan sumber pengetahuan, begitu pula dengan tingkat kemampuan seseorang akan menambah pengetahuan Informasi. Bahaya aborsi terhadap kesehatan secara fisik antara lain kematian mendadak karena perdarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal, kematian secara lambat atas infeksi serius di sekitar kandungan, rahim yang sobek (uterine perforation), kerusakan leher rahim (cervical lacerations), kanker payudara, kanker indung telur (Ovarian Cancer), kanker leher rahim (Cervical Cancer), kanker hati (Liver Cancer), kelainan placenta/ari-ari (Placenta Previa), menstruasi tidak teratur, menjadi mandul, aborsi yang gagal (Sukrisno, 2010). Selain itu resiko terhadap kesehatan mental antara lain kehilangan harga diri, berteriak-teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh diri, mulai
41
mencoba menggunakan obat-obat terlarang, tidak bisa menikmati hubungan seks lagi (Kartini, 2010).
D. Keterbatasan Penelitian Kelemahan dalam melakukan penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu : 1.
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.
2.
Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bias menjawab “ya’’ atau “tidak’’ dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan dengan mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013’’. Sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu : 1.
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dalam kategori baik yaitu sebanyak 16 responden (23,6%).
2.
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dalam kategori cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%).
3.
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dalam kategori kurang yaitu sebanyak 11 responden (16,1%).
B. Saran 1. Bagi Institusi Terkait a. Bagi responden Diharapkan remaja putri kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen memiliki tingkat pengetahuan yang baik serta kompleks. Hal ini siswi harus pro aktif dalam mencari berbagai pengetahuan dan
42
sumber-sumber lain yang dapat menambah pengetahuan, seperti dari surat kabar, internet, televisi, radio dan lain-lain b. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Sragen Diharapkan Guru Bimbingan Konseling bekerjasama dengan petugas kesehatan atau instansi kesehatan mengadakan penyuluhan tentang bahaya aborsi dan seksualitas atau memberikan penambahan pelajaran mulok kesehatan reproduksi dengan tujuan agar siswa siswi mendapat informasi serta pengetahuan yang
lengkap seputar kesehatan
reproduksi dan seksualitas, sehingga siswa dan siswi tidak melakukan penyimpangan seksual. c. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengetahuan aborsi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. __________ 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 2: Jakarta: Rineka Cipta. Bayu, D. R. H. 2009. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Aborsi di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Karanganyar . Jurnal Pendidikan Tinggi Vol. 1, No 1, Juni 2009. Beterns, K. 2006. Aborsi Sebagai Masalah Etika. Jakarta : Crasindo. BKKBN. 2011. Angka Kejadian Aborsi di http://www.bkkbn.go.id/index.php/site/?q=33210000000. Oktober 2012.
Indonesia. Diakses 19
Depag RI. 2003. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: PT. Karya Toha. Depkes
RI. 2011. Angka Kematian Ibu Penyebab Tindakan aborsi. http://www.depkesRI/kesrepro.php/q=2122. Diakses 4 Desember 2012.
Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Handoyo, A. 2010. Remaja dan Kesehatan. Jakarta: PT Perca. Kusmaryanto. 2008. Kontroversi Aborsi. Jakarta: Grasindo. Kartini. 2010. Psikologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Notoadmodjo, S. 2003. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Niskala, S. 2011. Agar Seks Tidak Salah Jalan. Jakarta: Progressio Publishing. Prawiroharjo, S. 2005. Ilimu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. Proverawati, A. 2009. Menarch Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yokyakarta: Nuha Medika. Riwidikdo, H. 2009. Statistika Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
___________. 2010. Statistika Penelitian Kesehatan. Edisi2: Yogyakarta: Pustaka Rihama. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Edisi 2: Jakarta: CV Sagung Seto. Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: AlFabeta. _______. 2010. Prosedur Penelitian. Bandung: AlFabeta. Siregar, S. 2010. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Sukrisno, A. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: CV. Trans Info Media. Sunarti, A. N. 2012. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di Sekolah Menengah Kejuruan Batik 2 Surakarta. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KaryaTulisIlmiah. Solopos.
2011. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja. http://prov.bkkbn.go.id/jateng.bkkbn.go.id/10022011072619766076092d ata.pdf. Diakses 20 Oktober 2012.
_______.
2011. Aborsi di Kalangan Remaja 2010. http://Sragenkab.dkk.go.id/index.php?option=comcontent&view=article. Diakses 19 Oktober 2012.
World Health Organization, 2010. Aborsi di Indonesia. http://www.who.int/kesrepro.info/?q=node/204. Diakses 14 November 2012.