JEJARING INFORMASI PANGAN DAN GIZI

52 downloads 1962 Views 1MB Size Report
hasil penelitian termasuk kebijakan pemerintah dan makalah- makalah ..... Faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak autis di tiga rumah autis ...
JIPG JEJARING INFORMASI PANGAN DAN GIZI ISSN 0854-1728 Volume XXI No. 1 Tahun 2012

FORUM KOORDINASI

JEJARING INFORMASI PANGAN DAN GIZI

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Forum Koordinasi Jejaring Pangan dan Gizi (JIPG) merupakan Buku Info Pangan dan Gizi merupakan media penyalur informasi forum kerjasama antar jejaring informasi untuk menghimpun dan pangan dan gizi. Informasi diperoleh dari anggota tim forum menyebarluaskan informasi terbaru terkait dalam bidang Pangan koordinasi Jejaring Informasi Pangan dan Gizi (JIPG) yang dan BukuGizi. Info Pangan dan Gizi merupakan media penyalur informasi merupakan interaksi antar pusat informasi yang terkait dalam pangan dan gizi. Informasi diperoleh dari anggota tim forum bidang pangan dan gizi. Informasi yang dipublikasi dalam buku Penyebarluasan informasi dilakukan melalui di media koordinasi Jejaring Informasi Pangan dan publikasi Gizi (JIPG) yang ini adalah abstrak termasuk cetak maupun secarainformatif elektronik.hasil-hasil Buku Info penelitian Pangan dan Gizi ini merupakan interaksi antar pusat informasi yang terkait dalam adalah publikasi forum koordinasi JIPG dalam bentuk media cetak kebijakan pemerintah dan makalah-makalah yang disampaikan bidang pangan dan gizi. Informasi yangyang dipublikasi dalam buku merupakan kumpulan abstrak informatif dihimpun dari hasildalam seminar atau lokakarya. ini adalah abstrak informatif hasil-hasil penelitian termasuk hasil penelitian termasuk kebijakan pemerintah dan makalahkebijakan pemerintah dan makalah-makalah yang disampaikan makalah dalam Publikasiyang JIPGdisampaikan dalam buku Info seminar Pangan atau dan lokakarya. Gizi selama ini dalam seminar atau lokakarya. dimanfaatkan oleh pengguna dari berbagai instansi terkait, Buku Info Pangan dan Gizi Volume No. kegiatan 1 tahun 2012 antara termasuk perguruan tinggi. SalahXXI satu JIPGini adalah Publikasi JIPG dalam buku Info Pangan dan Gizi selama ini lain memuat abstrak hasil penelitian tentang stunting, status gizi menghimpun informasi terkait dengan berbagai pusat informasi dimanfaatkan olehkonsumsi pengguna dari praktik berbagai instansimakanan terkait, balita, kecukupan iodium, pemberian untuk di publikasikan termasuk perguruan tinggi. Salah satu kegiatan JIPG adalah bayi, ASI Eksklusif, preferensi pangan anak sekolah, gaya hidup, ketahanan pangan rumah tangga danNo. berbagai topik lainnya. menghimpun informasi terkait dengan berbagai pusat informasi Info Pangan dan Gizi Volume XXI 1 tahun 2012 ini berisi untuk di publikasikan abstrak hasil penelitian mutakhir di bidang pangan, gizi dan Diharapkan informasi yang dipublikasikan ini dapat dimanfaatkan kesehatan oleh pihak yang mendukung Info Pangan dan berkepentingan Gizi Volume XXIuntuk No. 1 tahun 2012penentuan ini berisi kebijakan dan keputusan serta untuk perencanaan kegiatan. abstrak di bidang gizi dan Kritik danhasil saranpenelitian konstruktifmutakhir para pembaca untukpangan, penyempurnaan kesehatan publikasi ini sangat kami harapkan. Untuk itu kritik dan saran konstruktif para pembaca untuk penyempurnaan publikasi inipara sangat kami harapkan. Kritik dan saran konstruktif pembaca untuk penyempurnaan publikasi ini sangat kami harapkan. Sekretariat JIPG Sekretariat JIPG i i

Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

i

FORUM KOORDINASI JEJARING INFORMASI PANGAN DAN GIZI Tim Pengarah: 1. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes RI 2. Direktur Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Penanggung Jawab: Kasubdit Bina Kewaspadaan Gizi, Direktorat Bina Gizi Kontributor: 1. Ir. Minta Rachmawati, M.Si 2. Dra. Lasrida Yuniati Bakara, Apt 3. Ir. Mewa Ariani, MS 4. dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid 5. Sri Wahyuni, S.Sos, MM 6. Dra. Koesminarti 7. DR. Ir. Bambang Setiaji, SKM, M.Kes 8. Nuzuliati Nurhidayati, SKM, MKM 9. Ir. Trini Sudiarti, M.Si 10. DR. Ir. Ikeu Tanziha, MS 11. Helda Khusun, PhD 12. dr. Dian N. Basuki, M.Sc 13. Ir. Mohammad Nasir, MKM 14. Rr. Dhian Proboyekti, SKM, MA 15. Iip Syaiful, SKM, M.Kes

16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Galopong Sianturi, SKM, MPH Dr. Sulastini Mahmud Fauzi, SKM, M.Kes Pudjo Hartono, MPS Iwan Halwani, SKM, MSi Yuni Zahraini, SKM dr. Ivonne Kusumaningtyas dr. Julina, MM dr. Rivani Noor Farida Ariani, SKM Iryanis, SKM Siswono Cahaya Indriaty R, SKM, M.Kes Andri Mursita, SKM Siti Hana, SKM

Sekretariat:

Direktorat Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan KIA Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav, 4-9, Jakarta 12950 Telp. (021) 5203883, Fax: (021) 5210176

e-mail:

[email protected] [email protected]

website (homepage):

http://www.gizi.depkes.go.id

ii Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

KETERANGAN KODE LOKASI DOKUMEN FPSEKP

: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Kementerian Pertanian RI Jl. Ahmad Yani No. 70 Bogor 16161 Telp. 0251-8325177, 8333964, Fax. 0251-8314496, e-mail : [email protected]

FFEMAIPB : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp. 0251- 8628034, 8621258, Fax. 0251-8622276 BPDII

: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jln. Gatot Subroto 10, Jakarta Tel. 021-5733465 Pes.124, Fax. 021- 5733467

BFKM

: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Gedung F Lt 2 FKM-UI, Kampus Universitas Indonesia, Pondok Cina Depok, Jabar Telp/Fax. 021-7863501

BBPOM

: Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 Telp. 021-42875584 Fax.. 021-42875780

vii

Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 iii

FPTTKEK

: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Balitbangkes Kemenkes RI Jl. Dr. Sumeru 63, Bogor 16112 Tel. 0251-321763, Fax. 0251-326348

BSEAMEO : South East Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEORECFON), SEAMEO Building, Kampus Universiats Indonesia Jln. Salemba Raya No. 6 Jakarta Telp. 021-31930205, 3913932, Fax: 021-3913933 e-mail: [email protected], BFKGK

: South East Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition / Forum Komunikasi Gizi dan Kesehatan (SEAMEORECFON/FKGK), SEAMEO Building, Kampus Universiats Indonesia Jln. Salemba Raya No. 6 Jakarta Telp. 021-31930205, 3913932, Fax: 021-3913933 e-mail: [email protected],

BBGM

: Direktorat Bina Gizi, Kemenkes RI Jln. HR Rasuna Said, Blok X 5 Kav. 4-9, Jakarta 12950 Tel. 021-5203883; 5201590 Pes. 8226 Fax.: 021 – 5210176

viii

iv Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

INFORMASI PENELUSURAN SARI KARANGAN Pembaca yang membutuhkan tulisan lengkap dari sari karangan yang dimuat dalam buku ini, dapat menghubungi sumber dokumen sesuai sumber dokumen yang tertulis pada bagian akhir setiap dokumen. Contoh : Jika pada bagian akhir sari karangan tertulis (BFKM,Trini), maka Anda dapat menghubungi : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jabar Telp. 021-7863501, Fax. 021-7863501

ix

Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

v

DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................

Hal

i

Forum Koordinasi Jejaring informasi Pangan dan Gizi ...................

ii

Keterangan Kode Lokasi Dokumen .................................................

iii

Informasi Penelusuran Sari Karangan ..............................................

v

Daftar Isi

v

.........................................................................................

01

Sihadi; dkk. Analisis penyebab stunting pada anak balita di level provinsi, desa, rumah tangga dan individu di Indonesia. Laporan Penelitian. ................

1

02

Sudikno; dkk. Hubungan pengeluaran rokok rumah tangga dengan status gizi balita. Laporan Penelitian. ................................................................................

2

03

Fuada, Noviati; dkk. Karakteristik status gizi balita akut dan kronis di kabupaten dan kota di Indonesia. Laporan Penelitian. ...............................................................

2

04

Prihatini, Sri; dkk. Asupan dan tingkat kecukupan konsumsi zat gizi mikro penduduk Indonesia. Laporan Penelitian. ............................................................... 1 vi Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

3

05

Salimar; dkk. Hubungan beban kerja, pengetahuan ibu, dan pola asuh psikososial dengan perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun pada keluarga miskin. Laporan Penelitian. .....................................................................

4

06

Arnelia; dkk. Besaran defisit zat gizi makro dan mikro pada anak baduta dengan masalah kurus di perdesaan dan perkotaan di Indonesia. Laporan Penelitian ...............................................................................................

5

07

Marlina, L; Siti Muslimatun dan Endang L. Achadi Sensitivity and specificity of dietary diversity indicator to estimate nutrient intake adequacy of children aged 24-59 months in Bandung City. Tesis. ...............................................................................................

6

08

Ermayanti, E; Ingrid Surono dan Drupadi HS Dillon Pengetahuan dan praktek keamanan pangan para juru masak panti asuhan serta faktor-faktor yang berhubungan di Provinsi DKI Jakarta. Tesis. ....................................................................................................

8

09

Buanasita, A dan Siti Muslimatun Studi kecukupan status yodium pada wanita hamil di Kota Surabaya (study on iodium status among pregnant women in Kota Surabaya). Laporan Penelitian. ....................................................................................................

9

2 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 vii

10

Februhartanty, J; Andi Mariyasari Septiari dan Suci Destriatriana Pendapat pembaca awam terhadap buku “Air Susu Ibu: dari Ayah untuk Ibu dan Bayi”. Jurnal. .............................................................................

10

11

Susiloretni, KA; dkk. Efektivitas promosi multilevel ASI eksklusif di pedesaan Jawa. Laporan Penelitian.. .............................................................................................

11

12

Utami, NH; Umi Fahmida dan Otte Santika Praktik pemberian makan bayi yang tidak tepat belum banyak mengalami perubahan dalam satu dekade terakhir di Lombok Timur. Jurnal. ....................................................................................................

12

13

Prasetya, Guntari Pemberian mi instan wortel dan pengaruhnya terhadap peningkatan kadar retinol serum dan respon imun anak sekolah dasar usia 7-9 tahun. Skripsi. ....................................................................................................

13

14.

Rucita, Neysa Pemanfaatan Red Palm Oil (RPO) sebagai sumber provitamin A alami pada produk mi instan untuk anak balita. Skripsi. .......................

14

15

Wijayanti, Sri Nur Amalia Pengaruh pengolahan terhadap nilai indeks glikemik jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) varietas Diamond Sweet. Skripsi.. ....................... 3 viii Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

16

16

Rahmawati, Sri Formulasi dan karakterisasi mutu tepung komposit berbasis labu kuning untuk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Kaya βKaroten. Skripsi .....................................................................................

17

17

Cahyaningtyas, Yanni Timur Preferensi pangan anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Skripsi. ............

18

18

Yasmin, Ghaida dan Siti Madanijah Perilaku penjaja pangan jajanan anak sekolah terkait gizi dan keamanan pangan di Jakarta dan Sukabumi. Jurnal. ..............................................

20

19

Nikmawati, Ellis Endang; Tati Setiawati dan Ai Nurhayati Analisis perilaku gizi remaja untuk pengembangan model pendidikan gizi yang berintegrasi dengan kegiatan sekolah. Laporan Penelitian. .....

21

20.

Marlina, Lina Sensitivitas dan spesifisitas indikator keanekaragaman konsumsi makanan dalam mengestimasi tingkat kecukupan asupan zat gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kota Bandung. Tesis. .....................................

22

21

Ermayanti, Evi Pengetahuan dan praktek keamanan pangan para juru masak panti asuhan serta faktor-faktor yang berhubungan di Provinsi DKI Jakarta. .................................................................................................... Tesis.

24

4 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 ix

22

Hermina dan Afriansyah N Hubungan praktik pemberian ASI eksklusif dengan karakteristik sosial, demografi, dan faktor informasi tentang ASI dan MP-ASI: Studi di Kota Padang dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Buletin Penelitian. ...............................................................................................

24

23

Sudewi, Yogha; Ai Nurhayati Reka cipta menu balita dan implementasinya dengan pendekatan holistik sebagai upaya mengatasi kesulitan makan dan kurang gizi pada balita. Laporan Penelitian. ......................................................................

25

24

Patriasih, Rita; dkk. Pengembangan dan implementasi media edukasi gizi bagi remaja melalui Cyber Food dan Nutrition Shop. Laporan Penelitian. .................

26

25

Fentiana, N; Trini Sudiarti Asupan lemak sebagai faktor dominan terjadinya obesitas pada remaja (16-18 tahun ) di Indonesia tahun 2010 (Data Riskesdas 2010). Tesis. ....

27

26

Fitri; Kusharisupeni Berat lahir sebagai faktor dominan terjadinya stunting pada balita (1259 bulan) di Sumatra. (Analisis data Riskesdas 2010).Tesis. ................

28

27

Andyca, F; Diah M Utari Faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak autis di tiga rumah autis tahun 2012. Skripsi. ............................................................ 5 x Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

29

28

Kusumaningrum, F; Kusharisupeni Faktor yang berhubungan dengan kegemukan pada anak usia 24-59 ........................................................ bulan di Indonesia tahun 2010. Skripsi.

30

29

Rahmawati, D; Yvonne M Indrawani Analisis faktor penyebab kejadian anemia gizi besi pada remaja putri SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun 2011. Skripsi. ..........................

31

30

Fajrina, A; Endang L. Achadi Hubungan pertambahan berat badan selama hamil dan faktor lain dengan berat lahir di rumah bersalin Lestari Ciampea Bogor tahun 2010-2011. Skripsi. .................................................................................

32

31

Tuankotta, C; Endang L. Achadi Hubungan pengeluaran keluarga untuk makanan dengan kecukupan total asupan energi pada anak usia 24-59 bulan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010. Skripsi. .................................................................................

33

32

Winarsi, H; Siwi P.M.Wijayanti dan Agus Purwanto Profil Lipid, peroksidasi lipid , status inflamasi dan sindrom metabolik pada wanita. Jurnal. .................................................................................

34

33

Christina, A; Ratu Ayu Dewi Sartika Hubungan antara gaya hidup dengan rasio lingkar pinggang panggul orang dewasa di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah ........................................................................................ 2010. Skripsi.

35

6 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 xi

34 Anggraeni, D; Asih Setiarini 34

Perubahan gizi pada anak balita gizi kurus yang mengikuti Anggraeni, status D; Asih Setiarini pemulihan gizi buruk di Klinikanak PTTKbalita dan EK. ....................... Perubahan status gizi pada gizi Skripsi. kurus yang mengikuti pemulihan gizi buruk di Klinik PTTK dan EK. Skripsi. 35 Siahaan,NR; Siti Arifah P 35 Faktor-faktor Siti yangArifah berhubungan dengan status anemia pada remaja Siahaan,NR; P putri di wilayahyang Kotaberhubungan Depok tahun dengan 2011. Skripsi. Faktor-faktor status anemia pada remaja putri di wilayah Kota Depok tahun 2011. Skripsi. ...................................

36 Rahayu, Agustin 36

36

37

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan perkembangan bayi Rahayu, Agustin di Kota Bogor.yang Tesis. Faktor-faktor mempengaruhi status gizi dan perkembangan bayi di Kota Bogor. Tesis. ..............................................................................

38

Studi pengaruh Vivaldy, Anton intervensi tempe untuk mempercepat penyembuhan diare pada anak Balita. Skripsi. Studi pengaruh intervensi tempe untuk mempercepat penyembuhan diare pada anak Balita. Skripsi. .............................................................

39

Formulasi serbuk tabur daun pegagan (Centella asiatica) pada MP-ASI Erda, Zulya sebagai pangan fungsional. Tesis. Formulasi serbuk tabur daun pegagan (Centella asiatica) pada MP-ASI sebagai pangan fungsional. Tesis. .........................................................

40

Formulasi Angestika,corn Linaflakes pury (cofry) sebagai alternatif kudapan tinggi protein. Skripsi. Formulasi corn flakes pury (cofry) sebagai alternatif kudapan tinggi protein. Skripsi. ........................................................................................

41

37 Vivaldy, Anton 37 38 Erda, Zulya 38

39 Angestika, Lina 39

7 7 xii Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

40

Ambarpratiwi, Devy Sandy Evaluasi pemenuhan hak atas pangan dan gizi di Indonesia dalam tiga dekade terakhir. Skripsi. .......................................................................

42

41

Ramatina Efektivitas berbagai suplemen antioksidan terhadap penurunan status oksidatif (malondialdehid plasma) pada mahasiswi alih jenis IPB. Skripsi. ....................................................................................................

43

42

Pramudita, Riksa Aditya Faktor risiko obesitas pada anak sekolah dasar di Kota Bogor. Skripsi. .... 44

43

Fajarina, Early Analisis pola konsumsi dan pola aktivitas fisik dengan kadar asam urat pada lansia wanita peserta pemberdayaan lansia di Bogor. Skripsi. ......... 45

44

Adyas, Ezria Ekafadhina Analisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada pria dewasa di Indonesia. Skripsi. ..................................................................................... 46

45

Oktaviana, Devi Nur Faktor-faktor risiko kanker payudara pada pasien kanker payudara wanita di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Skripsi. ..................... 47

8 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 xiii

46

Purniayanti, Siska Hubungan antara kebugaran jasmani dengan persentase lemak dan indeks massa tubuh pada anak usia 9 dan 10 tahun. Skripsi. ..................

48

47

Muchtar, Mohammad; Madarina Julia dan Indria Laksmi Gamayanti Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal. ........................................................................................

49

48

Abdi,Lalu Khairul; dkk. Pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak balita BGM melalui metode kelompok gizi terhadap peningkatan status gizi anak balita di Kecamatan Gunung Sari. Jurnal. ...............................................

50

49

Agustanti, Dwi; Prihadi Elta dan Purbianto Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada anak balita di Bandar Lampung. Jurnal. ...........................................................

51

50

Cendani 1, Citta; Etisa Adi Murbawani Asupan mikronutrien, kadar hemoglobin dan kesegaran jasmani remaja .................................................................................................... putri.

52

51

Seumahu, Cecilia Anna; Antonius Suwanto Analisis metagenom komunitas bakteri dalam tempe: upaya pemuliaan dan konservasi tempe sebagai makanan fungsional Indonesia. Laporan Penelitian. ................................................................................................ 9 xiv Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

53

52

Hapsari, Hepi; dkk. Ketahanan pangan rumah tangga petani penghasil beras organik (kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya). Laporan penelitian

54

53

Indrayathi, Putu Ayu; dkk. Evaluasi tingkat pengetahuan petugas puskesmas di kota Denpasar mengenai program Jaminan Kesehatan Bali Mandara. Laporan Penelitian. .............................................................................. .................

55

10 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 xv

01. Sihadi; dkk.

Analisis penyebab stunting pada anak balita di level provinsi, desa, rumah tangga dan individu di Indonesia. Laporan Penelitian Bogor: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Balitbangkes Kemenkes RI, 2010. 33 hlm., tbl. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran provinsi, desa, rumah tangga dan individu terhadap kejadian balita pendek (stunted). Metode penelitian menggunakan analisis data sekunder untuk melihat peran komposisional dan kontekstual tingkat rumah tangga hasil Riskesdas 2010 dengan sampel 5.985 anak balita; peran kontekstual level desa menggunakan data potensi desa 2009. Analisis data tersier menggunakan Human Development Index (HDI) 2006-2007: persentase jumlah keluarga miskin 2009 dari Badan Pusat Statistik; Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2007 dari Badan Litbangkes Kemenkes RI; Kerawanan Pangan Daerah 2009 dari Kementan RI. Digunakan analisis regresi logistik multilevel untuk melihat kontribusi masing-masing level. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi level individu, rumah tangga dan provinsi berperan secara signifikan terhadap kejadian balita pendek. Kontribusi terbesar yaitu level provinsi, individu dan rumah tangga dengan besaran masingmasing 51,9%; 34,9% dan 13,2%. Variabel yang berkontribusi pada masing-masing level untuk provinsi adalah persentase keluarga miskin; untuk level individu adalah konsumsi energi anak; dan untuk level rumahtangga adalah status ekonomi, keadaan sanitasi, pola asuh, riwayat stunting ibu, dan tingkat pendidikan ibu. Variabel riwayat stunting ibu, pola asuh ibu terhadap balita dan tingkat pendidikan ibu berperan dalam menurunkan prevalensi stunting pada balita. (FPTTKEK, Nuzul) Kata kunci: balita, stunted, provinsi, desa, rumah tangga, individu 1

Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

1

02. Sudikno; dkk.

Hubungan pengeluaran rokok rumah tangga dengan status gizi balita. Laporan Penelitian Bogor: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Balitbangkes Kemenkes RI, 2010. 26 hlm., tbl., lamp.

Tujuan penelitian mengetahui hubungan pengeluaran rokok rumah tangga dengan status gizi balita. Penelitian menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2010. Desain penelitian potong lintang dengan sampel semua rumah tangga yang memiliki balita (0-59 bulan) dengan kriteria inklusi balita termuda di rumah tangga. Variabel penelitian adalah status gizi balita, pengeluaran rokok rumah tangga, pendidikan kepala keluarga (KK), pekerjaan KK, tinggi badan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan status sosial ekonomi. Analisis data menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengeluaran rokok rumah tangga sebulan Rp 153.179,00 (7,54% total pengeluaran). Rumah tangga dengan pengeluaran rokok pada kuintil 4 dan 5 memilki odds rasio 1,21 kali untuk memiliki balita dengan status gizi (BB/TB) kurus dan sangat kurus dibandingkan rumah tangga dengan pengeluaran rokok pada kuintil 1, 2 dan 3 setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu, pendidikan KK dan pekerjaan KK. Ada kecenderungan penurunan status gizi balita dengan meningkatnya pengeluaran rokok rumah tangga. (FPTTKEK, Nuzul) Kata kunci: pengeluaran rokok, rumah tangga, status gizi, balita

03. Fuada, Noviati; dkk.

Karakteristik status gizi balita akut dan kronis di kabupaten dan kota di Indonesia. Laporan Penelitian Bogor: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Balitbangkes Kemenkes RI, 2010. 35 hlm., tbl., lamp. 2

2 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

Penelitian bertujuan mempelajari karakteristik status gizi balita akut dan kronis serta faktor yang berpengaruh di perkotaan dan perdesaan. Sumber data Riskesdas 2010 dengan desain penelitian potong lintang, dan jumlah sampel 13.315 balita (0-59 bulan). Variabel dependen: status gizi akut dan kronis; variabel independen: karakteristik rumah tangga. Data dianalisis dengan uji Kai kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan status gizi kronis anak umur 0-23 bulan di perkotaan adalah status ekonomi, pendidikan orang tua dan tinggi badan orang tua; di perdesaan : pendidikan orang tua dan tinggi badan orang tua. Untuk anak umur 24-59 bulan di perkotaan adalah status ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan tinggi badan orang tua; untuk perdesaan: status ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan tinggi badan orang tua. Tidak ditemukan faktor yang berhubungan dengan status gizi akut anak umur 0-23 bulan di perkotaan, sedangkan di perdesaan adalah status ekonomi orang tua. Untuk anak umur 24-59 bulan di perkotaan: status ekonomi dan pendidikan orang tua; untuk perdesaan: tinggi badan orang tua. Faktor yang berhubungan dengan status gizi kronis dan akut pada balita tidak sama antara wilayah perkotaan dan perdesaan, sehingga upaya penanggulangannya harus disesuaikan dengan faktor yang mempengaruhi. (FPTTKEK, Nuzul) Kata kunci: balita, status gizi, akut, kronis, rumah tangga

04. Prihatini, Sri; dkk.

Asupan dan tingkat kecukupan konsumsi zat gizi mikro penduduk Indonesia. Laporan Penelitian Bogor: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Balitbangkes Kemenkes RI, 2010. 42 hlm., tbl. Penelitian bertujuan memperoleh gambaran jumlah asupan dan tingkat kecukupan konsumsi zat gizi mikro. Sampel sebesar 169.863 orang dari 3 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

3

data Riskesdas 2010, dengan desain penelitian potong lintang. Data konsumsi makanan diperoleh dengan recall 1 x 24 jam dan diolah menggunakan program ‘Nutrisoft’. Zat gizi mikro yang dianalisis adalah vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, C, asam folat, kalsium, fosfor, zat besi dan zinc. Data dianalisis secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan vitamin dan mineral penduduk Indonesia adalah vitamin A 98,8%; vitamin B1: 49%; vitamin B2: 62,6%; vitamin B3:106,7%; vitamin B6: 77,0%; vitamin B12: 122%; vitamin C: 42%; asam folat: 37,4%; kalsium: 52,0%; fosfor: 124,3%; zat besi: 60% dan zinc: 51,6%. Rata-rata pencapaian kecukupan vitamin dan mineral paling rendah pada remaja (13-18 tahun); berdasarkan jenis kelamin rata-rata pencapaian kecukupan vitamin dan mineral lebih tinggi pada perempuan; berdasarkan wilayah, kecukupan vitamin dan mineral lebih tinggi ditemukan pada penduduk perkotaan. Semakin rendah status ekonomi rumah tangga maka semakin rendah rata-rata pencapaian kecukupannya. (FPTTKEK, Nuzul) Kata kunci: gizi mikro; kecukupan vitamin, kecukupan mineral

05. Salimar; dkk.

Hubungan beban kerja, pengetahuan ibu, dan pola asuh psikososial dengan perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun pada keluarga miskin Penelitian Gizi dan Makanan, 2011, 34(1): 39-49 Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara beban kerja ibu, pengetahuan, dan stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun pada keluarga miskin di daerah perdesaan Kabupaten Bogor tahun 2009. Desain penelitian potong lintang dengan jumlah sampel 200 ibu dan anak balita. Data beban kerja, pengetahuan ibu dan perkembangan kognitif dikumpulkan menggunakan kuesioner, stimulasi psikososial dengan instrumen HOME Inventory berdasarkan kategori Caldwell dan Bradley. Hasil analisis menunjukkan 25 persen 4

4 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

ibu memiliki beban kerja berat. Ibu dengan beban kerja ringan berpeluang mempunyai anak dengan perkembangan kognitif lebih baik 2,4 kali (OR=2,3610; CI 1,012-5,502) daripada ibu dengan beban kerja berat. Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan tentang gizi, kesehatan dan perkembangan anak. Pola asuh psikososial yang dilakukan keluarga untuk merangsang perkembangan anak mereka tergolong sedang (62,1%), sedangkan perkembangan kognitif anak, baru 50 persen yang tercapai. Keluarga dengan pola asuh psikososial baik berpeluang 5,4 kali (OR = 5,361 CI 1,593-18,040) mempunyai anak dengan perkembangan kognitif lebih baik. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang positif mempengaruhi perkembangan kognitif anak pada keluarga miskin adalah beban kerja ibu dan pola asuh psikososial dari keluarga. Disarankan pada ibu yang mempunyai anak agar dapat membagi beban kerja dengan anggota keluarga lain, sehingga ibu dapat memberikan pola asuh psikososial yang lebih baik kepada anak. (FPTTKEK, Nuzul) Kata kunci: beban kerja, ibu, perkembangan kognitif, stimulasi psikososial

06. Arnelia; dkk.

Besaran defisit zat gizi makro dan mikro pada anak baduta dengan masalah kurus di perdesaan dan perkotaan di Indonesia. Laporan Penelitian Bogor: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Balitbangkes Kemenkes RI, 2010., 27 hlm., tbl., lamp. Tujuan penelitian mempelajari besaran defisit zat gizi makro dan mikro anak baduta (bawah dua tahun) kurus di Indonesia menurut tipe daerah. Desain penelitian potong lintang dengan menggunakan data Riskesdas 2010. Kriteria inklusi adalah anak baduta (6-23 bulan) memiliki data: berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan konsumsi, sedangkan kriteria eksklusi adalah menderita sakit. Variabel yang dianalisis meliputi 5 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

5

antropometri, konsumsi makanan, status ekonomi rumah tangga dan tipe daerah. Data dianalisis secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata asupan energi dan protein pada anak baduta sudah di atas angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG), meskipun untuk rata-rata asupan di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan (p>0,05). Rata-rata besaran defisit energi bayi kurus (6-11 bulan) di perdesaan 164±82 kkal, di perkotaan 148±80 kkal (p=0,402), sedangkan untuk anak kurus (12-23 bulan) di perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan (p=0,036). Rata-rata defisit protein anak baduta di perdesaan lebih tinggi dari pada di perkotaan menurut semua kelompok umur, dengan rata-rata besaran defisit 9,2±4,6 gr dan 6,8±4,4 gr. Secara umum rata-rata asupan vitamin (A,B,C) dan mineral (Fe, Zn, Ca, P) anak baduta masih di bawah angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) kecuali untuk vitamin B12, rata-rata asupan untuk wilayah perdesaan lebih rendah dibanding perkotaan. Proporsi anak baduta kurus yang mengalami defisit vitamin dan mineral di perdesaan lebih besar, kecuali untuk Zn relatif sama pada dua wilayah. Disimpulkan bahwa terjadi defisit zat gizi mikro dan makro pada anak baduta di perdesaan dan perkotaan. (FPTTKEK, Nuzul) Kata kunci: anak baduta, gizi makro, gizi mikro

07. Marlina, L; Siti Muslimatun dan Endang L. Achadi

Sensitivity and specificity of dietary diversity indicator to estimate nutrient intake adequacy of children aged 24-59 months in Bandung City. Tesis. Jakarta: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011. 180 hlm., tbl., ilus., lamp. Penelitian bertujuan menilai penggunaan indikator keanekaragaman konsumsi pangan dalam memperkirakan tingkat kecukupan gizi anak usia 24-59 bulan di Kota Bandung. Desain penelitian potong lintang, dengan responden utama adalah 300 orang ibu/pengasuh anak usia 246 6 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

59 bulan. Keanekaragaman konsumsi pangan diukur dengan Dietary Diversity Score (DDS, skor keanekaragaman pangan) dan Food Variety Score (FVS, skor variasi jenis pangan). DDS menjelaskan keanekaragaman pangan berdasarkan keberadaan sembilan kelompok pangan dalam makanan anak (serealia, daging dan ikan, susu dan produk susu, telur, kacang-kacangan, buah dan sayur kaya vitamin A, buah-buahan lain, sayuran lain, dan jenis makanan lain), dengan kisaran skor 0-9. FVS menjelaskan keanekaragaman pangan berdasarkan jumlah jenis pangan yang dikonsumsi. Tingkat kecukupan gizi diukur dengan Nutrient Adequacy Ratio (NAR, rasio kecukupan gizi), yaitu persentase kecukupan konsumsi zat gizi dibandingkan dengan angka kecukupan gizi pada usia tertentu, dan Mean Nutrient Adequacy Ratio (MAR, rata-rata rasio kecukupan gizi), yaitu rata-rata NAR untuk seluruh nutrien. Korelasi Spearman dan Pearson digunakan untuk menilai hubungan DDS dan FVS dengan NAR dan MAR. Analisis sensitivitas dan spesifisitas dilakukan untuk menentukan cut off point yang paling tepat dari DDS dan FVS untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko tinggi memiliki tingkat konsumsi yang tidak cukup (sensitivitas) dan tingkat konsumsi yang cukup (spesifisitas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa median skor DDS anak-anak di wilayah penelitian adalah 6 (kisaran: 3-8) dan median skor FVS adalah 9 (kisaran: 4-15). Rata-rata tingkat kecukupan gizi (MAR) dari 7 zat gizi (energy, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi dan seng) adalah 71.62%. Koefisien korelasi Pearson antara MAR dan DDS adalah 0.354 (P0,05). Sementara hasil analisis kandungan gizi 9,84% (bk) dan 74,49% Kandungan karoten mi menunjukkan mi karbohidrat RPO memiliki kadar(bk). protein 13,66% (bk), lemak adalah sebesar 13.641 μg/100 g atau β-karoten 7.642 μg/100 g 9,84% (bk) dan karbohidrat 74,49% (bk). Kandungan karoten mi (setara RE atau 318 RAE/50 Nilai inig adalah dengan sebesarvitamin 13.641A sebesar μg/100 637 g atau β-karoten 7.642 g).μg/100 dapat memenuhi 100% (dalam satuan RE) atau 79,5% (dalam satuan (setara dengan vitamin A sebesar 637 RE atau 318 RAE/50 g). Nilai ini RAE) kecukupan vitamin A balita per hari. Kehilangan β-karoten dapat memenuhi 100% (dalam satuan RE) atau 79,5% (dalam satuan selama proses pembuatan mi balita adalahpersebesar 17,9%. (FFEMAIPB, RAE) kecukupan vitamin A hari. Kehilangan β-karoten Tanziha). selama proses pembuatan mi adalah sebesar 17,9%. (FFEMAIPB, Kata kunci: Red Palm Oil, karoten, mi instan, balita Tanziha). Kata 15 kunci: Red Palm Oil, karoten, mi instan, balita 15 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 15

15. Wijayanti, Sri Nur Amalia

Pengaruh pengolahan terhadap nilai indeks glikemik jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) varietas Diamond Sweet. Skripsi Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2010. 58 hlm., tbl., ilus., lamp.

Tujuan penelitian adalah menganalisis indeks glikemik (IG) produk olahan jagung manis yang direbus, ditumis dan dibakar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2010 bertempat di Laboratorium Percobaan Makanan dan Laboratorium Kimia dan Analisis Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pengolahan jagung manis varietas diamond sweet menjadi produk olahannya, tahap analisa komposisi zat gizi produk olahan jagung manis, dan tahap pengukuran IG. Data respon glukosa darah masingmasing subyek dihitung luas area dibawah kurva kemudian dirataratakan. Sumbu X pada kurva merupakan nilai glukosa yang didapat dari pengambilan darah subyek dan sumbu Y merupakan waktu dari pengambilan darah yang dilakukan. Selain itu dilakukan juga uji ragam dan beda. Pada setiap penentuan IG digunakan 50 gram karbohidrat tersedia dan melibatkan 6 orang subyek (3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan) sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen utama dari produk olahan jagung manis yang diteliti adalah air. Kandungan air terbesar terdapat pada jagung manis rebus (77,65%) kemudian diikuti oleh jagung manis bakar (72,57%) dan tumis (63,80%). Jagung manis bakar mengandung protein (basis kering/bk) sebesar 23,11%, sedangkan jagung manis rebus mengandung protein sebesar 19,69% dan jagung manis tumis sebesar 15,16%. Kandungan lemak berat kering (bk) terbesar terdapat pada jagung manis tumis (40,41%). Sementara jagung manis rebus dan bakar mengandung lemak hanya sebesar 9,89% dan 10,50%. Kandungan karbohidrat melalui perhitungan (bk) terbesar terdapat pada jagung manis rebus (70,35%) 16 16 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

kemudian diikuti oleh jagung manis bakar (66,28%) dan tumis (44,31%). Jagung manis rebus memiliki nilai IG sebesar 41,22. Nilai IG dari jagung manis rebus, tumis dan bakar berturut-turut sebesar 41,22, 31,08 dan 55,31. Jagung manis rebus dan tumis termasuk dalam kategori pangan rendah IG sedangkan jagung manis bakar masuk dalam kategori pangan dengan IG sedang. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bahwa pengolahan pengolahantidak tidakmempengaruhi mempengaruhinilai nilaiIG IGpada taraf nyata 5%. (FFEMAIPB-Tanziha). Kata kunci: indeks glikemik, jagung manis

16. Rahmawati, Sri

Formulasi dan karakterisasi mutu tepung komposit berbasis labu kuning untuk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Kaya βKaroten. Skripsi Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2010. 61 hlm, tbl., ilus., lamp. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh formula terpilih dari tepung komposit berbasis labu kuning dengan campuran tepung pisang dan tepung kacang hijau sebagai bahan untuk makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya β-karoten dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Tepung labu kuning terdiri dari tepung tanpa reduksi oligosakarida dan dengan reduksi oligosakarida yang didapat dari penelitian sebelumnya. Terdapat 16 formula tepung komposit dari hasil formulasi menggunakan RSM baik yang tanpa reduksi oligosakarida maupun dengan reduksi oligosakarida. Semua formula dikompositkan lalu dianalisis karakteristik kimianya (kadar air, protein, lemak, abu, karbohidrat, β-karoten, Fe, Zn, Ca, total pati, dan daya cerna pati). Karakteristik kimia tersebut dianggap sebagai respon pada RSM. Semua respon tersebut dianalisis datanya menggunakan analisis sidik ragam. Berdasarkan hasil optimasi RSM terdapat 1 formula terpilih tepung komposit tanpa reduksi 17 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 17

oligosakarida dengan komposisi 60% tepung labu kuning, 15% tepung pisang, dan 25%. Selain itu didapat pula formulasi terbaik dari tepung komposit dengan reduksi oligosakarida dengan komposisi 60% tepung labu kuning, 15% tepung pisang, dan 25% tepung kacang hijau. Formula terpilih dari tepung komposit tanpa reduksi oligosakarida memiliki karakteristik mutu kimia yaitu: kadar air 4.05%, kadar abu 7.08%, kadar protein 9.24%, kadar lemak 1.6%, beta-karoten 277 ppm, seng 1.29 mg/100g, kalsium 754 mg/100g, daya cerna pati 92.34%, dan energi 364 kkal. Sedangkan formula terpilih dari tepung komposit dengan reduksi oligosakarida memiliki karakteristik kimia sebagai berikut: kadar air 7.12%, kadar abu 4.66%, kadar lemak 4.66%, kadar protein 11.17%, beta-karoten 239 ppm, seng 0.87 mg/100g, kalsium 596 mg/100g, daya cerna pati 84.7%, dan energi 372 kkal. Tepung komposit yang dihasilkan sudah memenuhi syarat energi, protein, kalsium, dan besi (SNI 2005). Akan tetapi masih ada zat gizi yang kurang memenuhi persyaratan yaitu lemak dan seng. Tepung komposit ini hanya sebagai bahan dasar pembuatan MP-ASI sehingga kekurangan tersebut dapat dikombinasikan lagi dengan bahan pangan lain pada saat proses pembuatan MPASI. (FFEMAIPB,Tanziha). Kata Kunci: mutu tepung, labu kuning, MP-ASI

17. Cahyaningtyas, Yanni Timur

Preferensi pangan anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Skripsi. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2009. 73 hlm., tbl., ilus., lamp. Tujuan penelitian adalah mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi pangan anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di sekolah dengan tingkat sosial ekonomi 18

18 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

atas, menengah, dan bawah di Kota Bogor yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SD Bina Insani, SDN Gunung Batu I, dan SDN Balungbang Jaya 2. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive berdasarkan hasil konsultasi dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2009 sampai dengan Juni 2009. Sebanyak 90 contoh diambil dari siswa kelas 5 dan sebagian siswa kelas 4 SD. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan pengetahuan gizi; kondisi sosial ekonomi keluarga contoh meliputi besar keluarga dan pendapatan keluarga; serta preferensi pangan, olahan dan alasannya. Data d i analisis dengan menggunakan Chi Square dan Rank Spearman. Sebagian besar contoh baik laki-laki maupun perempuan memiliki pengetahuan gizi sedang. Preferensi pangan contoh secara umum dapat dikatakan belum menyukai beragam jenis pangan, masih terdapat jenis pangan yang kurang disukai oleh sebagian besar contoh, yaitu pada kelompok sumber karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian, sebagian sumber lemak, sebagian kecil sumber protein hewani (ikan asin dan ikan pindang) dan sumber protein nabati serta pada sebagian jenis sayuran. Pada kelompok sumber karbohidrat pangan yang disukai oleh sebagian besar contoh adalah roti, beras, dan kentang, serta olahan yang disukai adalah roti tawar dan roti manis untuk roti dan nasi serta bubur untuk beras. Olahan kentang yang paling disukai adalah kentang goreng dan keripik kentang. Sebagian besar contoh menyukai kelapa dan cokelat pada kelompok sumber lemak. Olahan kelapa yang paling disukai adalah minuman kelapa dan santan, olahan coklat yang paling disukai adalah coklat batang. Daging ayam dan susu adalah yang paling disukai contoh pada kelompok sumber protein hewani, olahan yang paling disukai adalah ayam goreng dan ayam panggang, serta susu segar dan susu kental manis. Pangan yang paling disukai pada kelompok sumber protein nabati adalah tahu dan tempe. Olahan 19 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 19

tahu paling disukai adalah tahu goreng dan pepes, sementara olahan tempe adalah tempe goreng dan orek tempe. Mangga dan pisang adalah paling disukai oleh contoh pada kelompok buah dan sayur, dengan olahan paling disukai contoh adalah sebagai buah dan dalam bentuk jus. Sebagian besar pangan dan olahan tersebut disukai contoh karena rasa yang enak (organoleptik). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan nyata antara pendapatan keluarga dengan preferensi terhadap ubi jalar, margarin ikan pindang, oncom, kacang hijau, kacang kedelai, nangka, jambu biji, pepaya, buncis, dan kacang panjang. Uji statistik menunjukkan pengetahuan gizi contoh berhubungan dengan preferensi ubi jalar, margarin, dan nangka. (FFEMAIPB, Tanziha). Kata kunci: preferensi makanan, anak sekolah

18. Yasmin, Ghaida dan Siti Madanijah

Perilaku penjaja pangan jajanan anak sekolah terkait gizi dan keamanan pangan di Jakarta dan Sukabumi. Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5 (3): 148-157. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku penjaja pangan jajanan anak sekolah (PJAS) terkait gizi dan keamanan pangan di Jakarta dan Sukabumi. Penelitian menggunakan data sekunder dari Survei "Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional Tahun 2008" oleh Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Sampel adalah penjaja PJAS dari 79 sekolah di Jakarta dan 29 sekolah di Sukabumi. Metode statistik deskriptif digunakan untuk memproses semua data. Proporsi terbesar sampel adalah lulusan sekolah dasar (46,3%) dan 35,2% telah 20

20 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

mengikuti program pendidikan/pelatihan keamanan pangan, diantaranya 48,1% telah memiliki pengetahuan gizi dan keamanan pangan yang cukup. Gerobak merupakan alat yang digunakan untuk menjajakan pangan jajanan (31,5%). Terdapat perbedaan pengetahuan keamanan pangan yang signifikan antar sampel berdasarkan klasifikasi kelompok penjual, tingkat pendidikan, dan partisipasi dalam program pendidikan/ pelatihan keamanan pangan. Sebanyak 74,1% dari sampel kurang menerapkan praktek keamanan pangan. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam menerapkan praktek keamanan pangan antara sampel yang telah diklasifikasikan menurut kelompok penjual, wilayah, dan tingkat pendidikan. Tes korelasi Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan gizi dan keamanan pangan, tingkat pendidikan dengan praktek keamanan pangan. (BPDII, (BPDII,Rachmawati) Ira Maryati) Kata kunci: penjaja pangan jajanan anak sekolah (PJAS), keamanan pangan

19. Nikmawati, Ellis Endang; Tati Setiawati dan Ai Nurhayati

Analisis perilaku gizi remaja untuk pengembangan model pendidikan gizi yang berintegrasi dengan kegiatan sekolah. Laporan Penelitian Fundamental. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2010. 52 hlm. bibl.; lamp. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku gizi remaja untuk pengembangan model pendidikan gizi yang berintegrasi dengan kegiatan sekolah. Penelitian dilaksanakan di SLTP di Kota dan Kabupaten Bandung dengan kriteria sekolah yang berada di pusat pemerintahan kota atau kabupaten Bandung. Desain penelitian cross 21 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012 21

sectional dengan sampel penelitian adalah siswa SLTP sebanyak 152 siswa. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar murid (95,8%) menyatakan materi pelajaran yang menjadi sumber informasi pendidikan gizi adalah pendidikan jasmani dan kesehatan. Topik informasi gizi yang paling menarik bagi remaja sebagian besar menyatakan gizi dan kesehatan (80,6% responden) dan gizi dan kecerdasan (75,0%). Kurang dari setengahnya (33,3%) remaja menyatakan topik informasi gizi yang menarik adalah gizi dan kebugaran dan gizi keluarga sebesar 26,4%. Sebagian kecil responden berturut-turut menyatakan gizi dan kecantikan (23,6%), gizi dan produktivitas kerja (2,8%), gizi dan makanan halal (4,2%) dan gizi dan pemilihan makanan (6,9%). Materi yang dibutuhkan oleh remaja yaitu tentang pengertian gizi (98,6%), kebutuhan gizi remaja (98,6%), cara memilih makanan yang sehat dan bergizi (97,2%), cara memilih makanan yang aman terhindar dari zat warna, pengawet dan zat lainnya yang berbahaya bagi tubuh (93,1%), menentukan porsi/jumlah makanan yang sesuai untuk kebutuhan diri sendiri (seperti nasi, lauk-pauk, sayur, buah dan makanan lainnya) agar tubuh sehat dan terhindar dari kegemukan atau kekurusan (88,9%) dan tentang cara memilih makanan jajanan yang aman 94,4%. Model pendidikan gizi dapat dilakukan dengan mengintegrasikan materi gizi pada mata pelajaran penjaskes, biologi dan kimia atau pada kegiatan ekstra kulikuler palang merah remaja dengan memperhatikan karakteristik remaja. (BPDII, Ira Maryati)Rachmawati) (BPDII, Kata kunci: Remaja, Pendidikan Gizi, Model

20. Marlina, Lina

Sensitivitas dan spesifisitas indikator keanekaragaman konsumsi makanan dalam mengestimasi tingkat kecukupan asupan zat gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kota Bandung. Tesis. Jakarta, Fakultas Kedokteran, Univeritas Indonesia, Kekhususan Gizi Komunitas SEAMEO RECFON, tahun 2011, 171 hlm., tbl., ilus., lamp. 22

22 Info Pangan dan Gizi Volume XXI No. 1 Tahun 2012

Studi ini bertujuan untuk menilai penggunaan indikator keanekeragaman konsumsi makanan dalam memperkirakan tingkat kecukupan zat gizi anak usia 24-59 bulan di Kota Bandung. Korelasi Spearman dan Pearson digunakan untuk menilai hubungan antara skor kelompok makanan (DDS) dan skor variasi jenis makanan (FVS) dengan rasio kecukupan zat gizi (NAR) dan rata-rata rasio kecukupan zat gizi (MAR). Analisis sensitivitas dan spesifisitas dilakukan untuk menentukan cut off point yang paling tepat dari DDS dan FVS sebagai indikator keanekaragaman konsumsi makanan untuk mengidentifikasi anak-anak yang beresiko tinggi memiliki tingkat konsumsi yang tidak cukup (sensitivitas) dan juga cukup mampu digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang memiliki tingkat konsumsi yang cukup (spesifisitas). Umumnya anak-anak di wilayah studi mengkonsumsi 6 kelompok makanan dan 9 jenis makanan dalam sehari. Rata-rata tingkat kecukupan 7 zat gizi (MAR) adalah 71.62%. Koefisien korelasi Pearson antara MAR dan DDS adalah 0.354 (P