profesionalitas pendidikan akuntansi di kalangan mahasiswa akuntansi mutlak
diberikan oleh sistem pendidikan akuntansi yang ada di perguruan tinggi.
Sosialisasi ..... Profesionalitas Pendidikan. Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis. Vol.
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PROFESIONALITAS PENDIDIKAN AKUNTANSI Oleh: RAFKI RS, SE., MM (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
ABSTRAKSI Sosialisasi profesional kepada mahasiswa akuntansi merupakan isu penting dalam pendidikan akuntansi. Karena kegagalan melakukan transfer nilai-nilai profesional kepada mahasiswa mungkin akan merugikan mahasiswa dan profesi itu sendiri. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pandangan di antara mahasiswa akuntansi senior dan junior dalam hal salah saji informasi akuntansi dan dalam hal cost-benefit pengungkapan keuangan. Sementara dalam hal pengungkapan informasi yang sensitif dan dalam hal tanggung jawab manajer ternyata tidak terdapat pandangan diantara mahasiswa akuntansi senior dan junior.
PENDAHULUAN Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Profesionalitas pada para tenaga akuntan yang menyiapkan laporan keuangan tersebut mutlak diperlukan. Profesionalitas ini tentunya harus sudah ditanamkan semenjak si calon akuntan masih menempuh pendidikan di bangku kuliah. Sehingga dalam hal ini penekanan pemahaman terhadap profesionalitas pendidikan akuntansi di kalangan mahasiswa akuntansi mutlak diberikan oleh sistem pendidikan akuntansi yang ada di perguruan tinggi. Sosialisasi profesional kepada mahasiswa akuntansi merupakan isu penting karena kegagalan melakukan transfer nilainilai profesional kepada mahasiswa mungkin akan merugikan mahasiswa dan profesi itu sendiri. Chatman (1991) menemukan bahwa akuntan memiliki sikap tentang nilai-nilai organisasi (seperti: respek individual, pengambilan resiko, dan fleksibilitas) yang berbeda dari sikap manajer, kepuasan kerja yang lebih rendah, dan berencana meninggalkan perusahaan lebih cepat. Penelitian mengenai proses sosialisasi profesional mahasiswa akuntansi telah dilakukan oleh Clikeman dan Henning (2000). Penelitian tersebut menginvestigasi apakah pendidikan akuntansi di perguruan tinggi berhasil menanamkan rasa tanggung jawab mahasiswa kepada pengguna laporan keuangan. Penelitian tersebut menggunakan sampel mahasiswa akuntansi dan mahasiswa bisnis tingkat dua dalam merespon satu kasus untuk mengukur
37
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PROFESIONALITAS PENDIDIKAN AKUNTANSI
keinginan setiap mahasiswa dalam merekayasa laporan laba melalui penundaan biaya / pengeluaran (expenditure). Mahasiswa tersebut menjawab 11 pertanyaan yang mengarah pada penghilangan atau salah saji informasi keuangan, pengungkapan costs dan benefit laporan keuangan, serta pertanggungjawaban manajer kepada pemegang saham. Ketika mereka telah menjadi mahasiswa senior, kebanyakkan mahasiswa akuntansi kurang ingin merekayasa laporan net income dibandingkan ketika mereka masih berada di tingkat dua. Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa pendidikan akuntansi mempengaruhi keyakinan mahasiswa mengenai rekayasa laba (earnings management) dan pendidikan akuntansi berhasil menanamkan kepada mahasiswa rasa tanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa tidak terlihat mahasiswa akuntansi dan mahasiswa manajemen memulai pendidikan mereka dengan sikap yang berbeda terhadap earnings management dan pengungkapan laporan keuangan. Tetapi, ketika mereka menjadi mahasiswa senior, mahasiswa akuantasi lebih cenderung menentang earnings management dibandingkan mahasiswa manajemen. Hal ini konsisten dengan proses sosialisasi profesional bahwa sikap dan keyakinan mahasiswa berubah dalam masa pendidikanPenelitian ini bertujuan menguji proses sosialisasi profesionalitas mahasiswa akuntansi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan menyelidiki apakah pendidikan akuntansi dapat membantu mahasiswa mengembangkan rasa tanggung jawab kepada pembaca laporan keuangan. Salah satu tujuan pendidikan akuntansi adalah memperkenalkan kepada mahasiswa norma-norma dan nilai-nilai profesi yang mereka pilih (Stark et al, 1986). Pendidikan akuntansi profesional tidak hanya berfokus pada pengetahuan dan keahlian, tapi juga harus menanamkan standar etika dan komitmen terhadap profesi (AAA Bedford Committee report 1986, 179). Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Clikeman dan Henning (2000) dalam konteks Indonesia. Penelitian ini juga merupakan replikasi dari penelitian Desmiyati dan Julita Saidi (2006). Hal yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian ini adalah penelitian mengenai proses sosialisasi profesionalitas pendidikan akuntansi yang menggunakan responden mahasiswa masih jarang dilakukan di Indonesia. Peneliti ingin mengetahui apakah dengan menggunakan sampel,waktu, dan lokasi yang berbeda akan memberikan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya. Manfaat yang diharapkan antara lain berupa kontribusi positif dalam peningkatan profesionalisme pendidikan akuntansi dan memberikan wacana ilmiah mengenai pengembangan penelitian di bidang profesionalisme akuntansi. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah pemahaman profesionalitas pendidikan akuntansi
38
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
sudah ditanamkan dengan baik di kalangan mahasiswa akuntansi sehingga terbentuk karakter mahasiswa akuntansi yang sesuai dengan etika profesional akuntansi.” Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk tujuan dan manfaat dari hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi dalam hal profesionalitas di bidang akuntansi. 2. Untuk mengukur perbedaan pemahaman antara mahasiswa akuntansi junior dan mahasiswa akuntansi senior dalam hal profesionalitas pendidikan akuntansi. 3. Untuk memberikan masukan bagi sistem pendidikan akuntansi khususnya di Universitas Maritim Raja Ali Haji terkait pentingnya pendidikan profesionalitas di bidang akuntansi untuk mahasiswa akuntansi. 4. Sebagai salah satu kegiatan dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji. 5. Untuk memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan khasanah ilmu di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji dan untuk memberikan dasar pengambilan kebijakan di lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji terutama terkait dengan kebijakan peningkatan keahlian dan profesionalitas pendidikan untuk mahasiswa akuntansi. METODOLOGI PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di wilayah Tanjungpinang. Peneliti menyiapkan sebanyak 200 kuesioner untuk dibagikan kepada mahasiswa akuntansi. Di mana 100 kuesioner dibagikan kepada mahasiswa semester dua ke bawah (junior) dan 100 kuesioner dibagikan kepada mahasiswa semester tiga ke atas (senior). Mahasiswa yang dijadikan responden harus sudah mengambil mata kuliah Pengantar Akuntansi. Sebab peneliti percaya mata kuliah pengantar akuntansi cukup untuk memberikan suatu pemahaman mengenai isu-isu yang ditunjukkan dalam penelitian, tetapi tidak cukup sepenuhnya untuk mensosialisaksakan sikap dan kepercayaan profesi akuntansi kepada mereka. Mahasiswa akuntansi senior haus mengambil minimal enam mata kuliah akuntansi, dan tidak ada mahasiswa senior manajemen yang mengambil lebih dari empat mata kuliah akuntansi. Variabel yang digunakan adalah earnings management, salah saji informasi (misstate), pengungkapan informasi yang sensitif (disclosure), cost-benefit pengungkapan laporan keuangan, serta tanggung jawab manajer perusahaan (responsibility). Seluruh variabel penelitian diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Clikeman dan Henning (2000).
39
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PROFESIONALITAS PENDIDIKAN AKUNTANSI
Respon mahasiswa terhadap Earning Management Case (EMC) dinilai dengan skala likert 7 point. Untuk mengukur sikap mahasiswa mengenai salah saji (misstate), pengungkapan (disclosure), cost-benefit serta responsibility digunakan 11 pertanyaan. Semua pertanyaan tersebut juga dinilai dengan skala likert 7 point. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya oleh peneliti sebelumnya. Namun demikian, uji validitas dan reliabilitas tetap dilakukan karena mempertimbangkan perbedaan waktu dan kondisi yang dialami antara penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Validitas juga berkenaan dengan seberapa baik suatu konsep dapat didefinisikan oleh suatu ukuran (Hair, et al.,1998). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Jika validitas telah diperoleh, maka peneliti harus mempertimbangkan pula reliabilitas pengukuran. Pengujian realibilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuruan variabel-variabel. Pengukuran yang reliabel akan menunjukan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dipercaya pula. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor (factor analysis) dengan varimax rotation. Ukuran lain untuk mengukur tingkat keterkaitan (intercorrelations) antarvariabel dan kelayakan terhadap analisis faktor adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (Kaiser’s MSA) (Hair et al, 1998). Suatu data dapat dilakukan analisis faktor bila nilai Kaiser’s MSA diatas 0,5. Butir pertanyaan yang dimasukan dalam analisis akhir adalah item yang memiliki factor loading lebih dari 0,4 (Chia, 1995). Ini menunjukkan tingkat kesesuaian antara variabel dan faktornya (Hair et al, 1998). Sedangkan pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha untuk menguji kelayakan terhadap konsistensi seluruh skala yang digunakan. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila cronbach alpha lebih dari 0,5 (Nunnaly, 1967). Seluruh hipotesis diuji dengan menggunakan t-test. Hal ini dilakukan karena penelitian ini membandingkan persepsi mahasiswa akuntansi junior dengan mahasiswa akuntansi senior mengenai earnings management, salah saji informasi (misstate), pengungkapan informasi yang sensitif (disclosure), cost-benefit pengungkapan keuangan serta tanggung jawab manajer perusahaan (responsibility). HASIL PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dan mahasiswa akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pembangunan Tanjungpinang. Di mana yang disebut mahasiswa akuntansi junior
40
JEMI, Vol.3, No.2, Desember 2012
dalam penelitian ini adalah responden yang masih duduk di semester 1 - 4 ke bawah. Sementara mahasiswa akuntansi senior adalah responden yang sudah mencapai semester 5 – 8 dalam perkuliahan. Dari 250 kuesioner yang dibagikan, yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 230 kuesioner. Sementara sisanya 20 kuesioner tidak bisa dipergunakan karena kesalahan dalam pengisian sehingga tidak bisa dipakai. Dari 230 responden, 169 (73,8%) merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri (UMRAH) dan sisanya 61 (26,2%) merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta (STIE-Pembangunan). Dari 230 orang responden tersebut terdiri dari usia 15-19 tahun sebanyak 77 responden (33,6%), usia 20-24 tahun sebanyak 122 responden (53,5%), usia 25-29 tahun sebanyak 15 responden (6,5%), dan usia 30-35 tahun sebanyak 16 responden (7,0%). Dalam penelitian ini akan diukur sikap mahasiswa terhadap salah saji informasi (misstate), pengungkapan informasi yang sensitif (disclosure), cost-benefit pengungkapan keuangan, dan tanggung jawab manajer keuangan (responsibility). Semua pertanyaan tersebut dinilai dengan skala likert 7 point mulai dari “sangat menentang (skala 1)” sampai dengan “sangat mendukung (skala 7)”. Rata-rata respon terhadap 11 pertanyaan tersebut disajikan dalam tabel 1. Mahasiswa akuntansi junior dan senior rata-rata memberikan jawaban berbeda tentang isu-isu pelaporan keuangan ini. Ratarata respon mereka berbeda secara statistik (p