persepsi masyarakat terhadap keberadaan - USU Institutional ...

15 downloads 370 Views 582KB Size Report
Pembangunan merupakan konsekuensi logis dari realita, dimana sebagian ... memfasilitasi peran pemuda dalam membantu percepatan pembangunan desa di.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PEDESAAN (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang)

SKRIPSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana DIAJUKAN OLEH: RENOVA MUNTHE 040901008

DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

ii

ABSTRAK Pembangunan merupakan konsekuensi logis dari realita, dimana sebagian besar penduduk Indonesia bermukim di pedesaan. Berdasarkan catatan statistik diketahui bahwa hampir 80% penduduk di Indonesia bertempat tinggal di pedesaan, untuk mengatasi masalah pembangunan di daerah pedesaan maka pemerintah membuat program-program yang bermanfaat bagi perkembangan desa dan masyarakat desa, salah satunya adalah program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3). Program SP-3 bertujuan antara lain untuk mendorong dan memfasilitasi peran pemuda dalam membantu percepatan pembangunan desa di berbagai sektor, terutama sektor ekonomi yang berbasis pada sumberdaya lokal. Tujuan ini dapat dilakukan antara lain melalui pendidikan kecakapan hidup (life skill) kewirausahaan bagi pemuda desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) dan bagaimana partisipasi dari masyarakat terhadap program dari SP-3 di desa mereka. Penelitian ini dilakukan di desa Sidodadi Kecamatan Sibiru-biru kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dilakukan melalui penyebaran kuesioner, observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Data-data dan informasi yang telah diperoleh dari lapangan diinterpretasikan melalui teknik analisis data. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan setelah dianalisis dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan pedesaan cukup positif ini dapat dilihat dari keoptimisan dari masyarakat akan keberhasilan dari program ini dan partisipasi masyarakat desa terhadap program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) cukup baik dimana sebagian masyarakat terlibat langsung dalam program yang dibuat oleh pihak dari SP-3.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

iii

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa

yang telah

mencurahkan kasih karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis

mampu

menyelesaikan masa perkuliahan sampai kepada penyusunan skripsi yang berjudul ”Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (Studi Deskriptif : Masyarakat Desa Sidoda di Kec. Sibiru-biru Kab. Deli Serdang )”. Penulis sangat menyadari keterbatasan yang dimiliki selama penulisan dan pelaksanaan sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini, sehingga penulis memperoleh bantuan dari banyak pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan secara langsung maupun tidak langsung baik berupa dukungan doa, kritikan, saran serta motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan kepada penulis, seperti: Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A. Selaku

Dekan FISIP USU, Bapak Prof. Dr.

Badaruddin, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi FISIP USU, Ibu Dra. Rosmiani, M.A sebagai Dosen Pembimbing penulis sekaligus Sekretaris Departemen Sosiologi FISIP USU, Bapak Drs. Sismudjito M.Sc selaku Dosen Wali penulis serta seluruh Dosen Sosiologi dan dosen FISIP USU.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

iv

Teristimewa kepada kedua orang tua penulis Kadir Munthe. S.Sos dan Asna Frika Lumban Gaol yang selalu mencurahkan kasih sayangnya yang tak ternilai,dorongan dan motivasi yang tiada hentinya serta dukungan doa dan pengorbanan yang tidak ada batasnya. Kedua kakak dan abang yang penulis cintai Kak Demak Sridesi Idawati Munthe, Amd dan Bang Jondro Batubara S.Sos, M.Pd, Abang Pardi Mardongan Tua Munthe S.E, Kak Nani Romian Munthe, S.P, dan bang Roni Banjarnahor, S.P. Ketiga adik yang penulis sayangi Asri Munthe, Susi Rugun Munthe dan Maria Seventina Munthe. UKM KMK USU PEMA FISIP, PKK, AKK dan tidak lupa kepada temanteman Eklesia yang selalu memotivasi penulis: Ferika Herna, Flo, Juni, Tika, Rosma, Kak Ana, Kak Hetti dan Bang Anto. Teman-teman Sosiologi 2004: Reni, Titin, Devi, Rabanta, Jeni, toeit, Kasiati, Anita, Wenny, Rini, Kristiani, Ika, Yanti, Meipa, Helen, Beni, Otto, Christian, Eko Evan, Heru,Robin dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Semua Kakak Stambuk 2003 dan adik-adik stambuk 2006 sampai 2008 Akhirnya penulis menyadari tidak akan mampu membalas segala kebaikan yang diberikan, karena tanpa peran kalian semua penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Namun penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

v

Medan, Juli 2009 Penulis

Renova Munthe

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK................................................................................................................ I KATA PENGANTAR ........................................................................................... III DAFTAR ISI ......................................................................................................... VI DAFTAR TABEL ................................................................................................. IX BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................... 10 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11 1.4.1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 11 1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................ 11 1.5. Kerangka Teori...................................................................................... 11 1.5.1. Pengembangan Masyarakat .......................................................... 11 1.6. Definisi Konsep ..................................................................................... 17 1.7. Operasional Variabel ............................................................................. 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 21 2.1. Persepsi ................................................................................................. 21 2.2. Partisipasi .............................................................................................. 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 29 3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 29 3.2. Lokasi Penelitian ................................................................................... 29 3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel.................................................. 29 3.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31 3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................. 32 3.6. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 33 3.7. Keterbatasan Penelitian.......................................................................... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 35

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

vii

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................... 35 4.1.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah............................................. 35 4.1.2. Gambaran Penduduk .................................................................... 35 4.1.2.1. Gambaran Penduduk Berdasarkan Usia .......................... 35 4.1.2.2. Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 37 4.1.2.3. Gambaran Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ............. 38 4.1.2.4. Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...... 39 4.1.3. Sarana Dan Prasaranan Umum ..................................................... 40 4.1.3.1. Sarana Pendidikan ......................................................... 40 4.1.3.2. Sarana Kesehatan .......................................................... 41 4.1.3.3. Struktur Pemerintahan Desa........................................... 42 4.2. Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) ................................ 42 4.3. Tabel Distribusi ..................................................................................... 47 4.3.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ...................................... 47 4.3.2. Distribusi Responden Berdasarkan Suku ..................................... 48 4.3.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 49 4.3.4. Distribusi Responden Berdasarkan Agama .................................. 50 4.3.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ............................ 50 4.3.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................. 51 4.3.7. Distribusi Responden Berdasarkan Status .................................... 52 4.3.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim ................... 53 4.3.9. Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan ........................... 53 4.3.10.Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ..... 54 4.3.11.Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah ............ 55 4.3.12.Distribusi Responden Berdasarkan Keberadaan SP-3 .................. 56 4.3.13.Distribusi Responden Berdasarkan Maksud dan Tujuan SP-3 ...... 57 4.3.14.Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Dengan Masyarakat Desa ............................................................................................ 58 4.3.15.Distribusi Responden Berdasarkan Kehadiran SP-3 di Desa Sidodadi...................................................................................... 59 4.3.16.Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Dari Program SP-3 ... 60 4.3.17.Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program SP-3 Dengan Kebutuhan Masyarakat ............................................. 61 4.3.18.Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Sikap Dari Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa .............. 62 4.3.19.Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Memotivasi Para Pemuda Desa Untuk Ikut Serta Dalam Pembangunan Desa ..................................................................... 63 4.3.20.Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Mengentaskan Kemiskinan/Mengurangi Tingkat Kemiskinan .... 64 4.3.21.Distribusi Responden Berdasarkan Pembuatan Program SP-3 ..... 65 4.3.22.Distribusi Responden Berdasarkan Kebebasan Menyampaikan Usul/Saran Dalam Menyusun Rancangan Program...................... 66 4.3.23.Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program SP-3 .... 67

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

viii

4.3.24.Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Pada Setiap Kegiatan yang Dilaksanakan SP-3.............................................................. 68 4.3.25.Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Berperan Serta Dalam Setiap Pembangunan Secara Menyeluruh .................................... 69 4.3.26.Distribusi Responden Berdasarkan Kehadiran Dalam Setiap Pertemuan yang Diadakan Pihak SP-3......................................... 70 4.3.27.Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Terhadap Setiap Kegiatan/Program SP-3 ............................................................... 71 4.3.28.Distribusi Responden Berdasarkan Imbalan Atas Keikutsertaan Dalam Setiap Kegiatan ................................................................ 72 4.3.29.Distribusi Responden Berdasarkan keikut sertaannya dalam setiap kegiatan/program pembangunan mampu meningkatkan/menciptakan motivasi dan keterampilan ............... 73 4.4. Persepsi Masyarakat Desa Sidodadi ........................................................ 74 4.5. Partisipasi Masyarakat Desa Sidodadi..................................................... 77 BAB V PENUTUP ................................................................................................. 81 5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 81 5.2. Saran.. ................................................................................................... 82' DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan..........................................3 Tabel 3.1. Desa Sidodadi............................................................................................31 Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan...........................................................................................3 Tabel 4.1. Gambaran Penduduk Berdasarkan Usia....................................................36 Tabel 4.2. Gambaran Penduduk Berdasrkan Jenis Kelamin.......................................37 Tabel 1.3. Gambaran Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa.......................................38 Tabel 4.4. Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...............................39 Tabel 4.5. Sarana Pendidikan.....................................................................................40 Tabel 4.6. Sarana Kesehatan......................................................................................41 Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Usia...................................................48 Tabel 4.8.. Distribusi Responden Berdasarkan Suku..................................................49 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................................49 Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Agama.............................................50 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan.......................................51 Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan.........................................52 Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Status...............................................52 Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim..............................53 Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan......................................54 Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga................55 Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah........................55 Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Keberadaan SP-3..............................56 Tabel 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Maksud dan Tujuan SP-3.................57 Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan sosialisasi dari pemerintah dan pihak SP-3 terhadap masyarakat desa.................................................58 Tabel 4.21.Distribusi Responden Berdasarkan Menyetujui Adanya SP-3 di Desa Sidodadi..............................................59 Tabel 4.22 Distribusi responden berdasarkan Manfaat Dari Program SP-3...............60 Tabel 4.23.Distribusi responden berdasarkan program SP-3 sesuai dengan Kebutuhan masyarakat...............................................................................61 Tabel 4.24.Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Sikap Dari Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa...............................................62 Tabel 4.25.Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Memotifasi Para Pemuda Desa Untuk Ikut Serta Dalam Pembangunan Desa.............63 Tabel 4.26.Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 dapat mengentaskan Kemiskinan/mengurangi Tingkat Kemiskinan..................64 Tabel 4.27. Distribusi Responden Berdasarkan Pembuatan Program SP-3................65 Tabel 4.28. Distribusi Responden Berdasarkan Kebebasan Untuk Menyampaikan Usul/Saran Dalam Menyusun Rancangan Suatu Program........................67

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

x

Tabel 2.29. Distribusi responden berdasarkan pelaksanaan dari program SP-3.........68 Tabel 4.30. Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Pada Setiap Kegiatan yang Dilaksanakan SP-3.................................................69 Tabel 4.31. Distribusi responden berdasarkan keaktifan berperan serta dalam setiap pembangunan secara menyeluruh........................................70 Tabel 4.32. Distribusi responden berdasarkan kehadiran dalam setiap Pertemuan yang diadakan pihak SP-3.......................................................71 Tabel 4.33. Distribusi responden Berdasarkan dukungan Setiap Kegiatn/program SP-3....................................................................71 Tabel 4.34. Distribusi Responden Berdasarkan Imbalan Atas Partisipasi/ Peran serta Dalam Setiap Kegiatan............................................................72 Tabel 4.35. Distribusi responden berdasarkan keikut sertaan dalam setiap kegiatan/program pembangunan mampu meningkatkan/ menciptakan motivasi dan keterampilan ........................................................................73

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah tanah air Indonesia, diperlukan adanya perhatian, khususnya diberikan pada pembangunan pedesaan serta peningkatan kemampuan penduduk untuk memanfaatkan sumbersumber kekayaan alam dalam menanggulangi masalah-masalah yang mendesak. Dalam hubungan ini perlu secara khusus pula diperbaiki dan diberikan perhatian kepada kelompok-kelompok berpenghasilan rendah di pedesaan, agar mereka dapat ikut serta dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan konsekuensi logis dari realita, dimana sebagian besar penduduk Indonesia bermukim di pedesaan dan sebagian besar wilayah Indonesia adalah daerah pedesaan, serta melihat betapa pentingnya pembangunan desa yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi desa. Pembangunan harus merata di tanah air, termasuk di pelosok-pelosok terpencil dan bukan hanya untuk satu golongan atau sebagian dari masyarakat tetapi untuk seluruh golongan masyarakat dan harus benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat yang berkeadilan sosial. Dengan demikian pembangunan nasional harus mampu menjangkau masyarakat yang terpencil dan terisolir yang terdapat di wilayah nusantara.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

2

Strategi

pembangunan

Indonesia

adalah

peningkatan

pemerataan

pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan sektoral dan

pemberdayaan

masyarakat

(people

empowering)

terutama

dipedesaan.

Pembangunan desa bersifat multisektoral dalam arti pertama sebagai metode pembangunan masyarakat sebagai subyek pembangunan; kedua sebagai program dan ketiga sebagai gerakan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik (Setyono, 2002:34). Kondisi desa menyebabkan perkembangan kota berjalan menurut deret hitung dan ketertinggalan desa semakin tidak mampu mengejar pembangunan di kota. Malah pembangunan antara desa dan kota menimbulkan distansi yang pada waktu lain menimbulkan kecemburuan masyarakat desa terhadap kota (Slamet, 1994; 10 ). Timbulnya perubahan-perubahan atau variasi pendekatan terhadap pembangunan pedesaan, pembangunan pada umumnya sebagai usaha untuk menyentuh dan memperbaiki taraf kelompok masyarakat berpenghasilan rendah adalah tidak lain disebabkan oleh kompleksnya dan sukarnya mengatasi keterbelakangan pedesaan. Samuel H. Butterfield dalam (Musyi, 1986; 2) mengemukakan 4 problema yang menyebabkan sukarnya pembangunan pedesaan: 1. Perencanaan pembangunan sering tidak tepat dalam menanggapi antara apa yang pemerintah programkan dan apa yang benar-benar merupakan kebutuhan masyarakat pedesaan. Kesukaran dalam menyelaraskan antara tujuan-tujuan nasional dan kebutuhan rakyat di pedesaan. 2. Masalah dalam memilih model pembangunan yang tepat

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

3

3. Menyangkut time frame, di mana program pembangunan pedesaan lambat kelihatan hasilnya. Kebanyakan pemerintah di Negara-negara berkembang menghendaki hasil yang cepat dan tidak sabar dengan pendekatan jangka panjang. 4. Menyangkut persoalan-persoalan praktis, yaitu kurang teknologi tepat guna, kurang pengelola yang terlatih, dan sosial yang kurang lengkap. Secara umum permasalahan yang tersebut di atas dapat digambarkan secara ringkas dalam tabel berikut ini: Tabel 1.1. Kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan Kondisi Sekarang Kondisi baru/yang diharapkan Kurangnya budaya kewirausahaan

Pertanian yang berorientasi pasar

Rendahnya kemampuan sumber

Sumber

daya manusia

berkualitas

daya

manusia dan

yang

memiliki

kompetensi yang tinggi Tingkat

penguasaan

ilmu

dan

teknologi yang rendah

Peningkatan

ilmu

dan

penguasaan teknologi yang bisa mendukung inovasi.

Kurangnya informasi/penguasaan

Peningkatan sistem manajemen

pasar

informasi dan perluasan pangsa pasar

Keterbatasan

modal

untuk

investasi dan modal kerja

Kecukupan pengembangan

modal usaha

guna dan

kelanjutan usaha Belum memiliki bentuk organisasi

Terbentuknya organisasi yang

dan

mampu menghadapi perubahan

manajemen

yang

mampu

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

4

Kondisi Sekarang menghadapi

perubahan

Kondisi baru/yang diharapkan dengan

lingkungan dengan cepat dan

cepat

manajemen yang profesional.

Masih dirasakan adanya budaya

Adanya budaya cinta produk

lebih menyukai produk impor oleh

nasional

sebagian konsumen. Masih kurangnya “political will”

Adanya

keberpihakan

pemerintah

pemerintah terhadap petani.

Berdasarkan catatan statistik diketahui bahwa hampir 80% penduduk di Indonesia bertempat tinggal dipedesaan. Dengan jumlah penduduk yang besar dan komponen alam yang potensial akan mendapakan asset pembangunan, apabila dikembangkan dan diaktifkan secara intensif dan efektif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa., mereka amat memerlukan tenaga-tenaga tangguh yang penuh dengan semangat juang. Memanfaatkan serta menggunakan potensi yang terkandung di pedesaan ( Pedoman Umum SP-3, 1992; 4 ). Tenagatenaga terdidik umumnya ada di perkotaan, sementara di daerah pedesaan masih sangat membutuhkan tenaga terdidik, yang mampu mendorong partisipasi pemuda dalam

pembangunan,

khususnya

dibidang

kewirausahaan,

sehingga

upaya

pemerataan tenaga terdidik di daerah pedesaan dirasa mendesak Meskipun Indonesia telah melakukan pembangunan terencana secara berkesinambungan selama tiga dekade terakhir ini, kondisi masyarakat dan kawasan perdesaan belum menunjukkan adanya perbaikan yang berarti. Malahan, sejak krisis ekonomi melanda perekonomian nasional kondisi sosial dan ekonomi kawasan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

5

perdesaan cenderung semakin memburuk. Salah satu faktor penting yang berperan dalam

memburuknya

situasi

masyarakat

dan kawasan perdesaan.

Konsep

pembangunan nasional pada masa itu cenderung merugikan kawasan dan masyarakat perdesaan. Sehingga untuk memperbaiki keadaannya perlu perubahan yang fundamental dalam konsep pembangunan nasional, khususnya pembangunan kawasan perdesaan. Dalam hal ini juga ditegaskan bahwa pembangunan masyarakat pedesaan perlu terus ditingkatkan, termasuk penciptaan iklim yang mendorong timbulnya prakarsa dan swadaya masyarakat pedesaan. Sejalan dengan itu perlu ditingkatkan kemampuan masyarakat pedesaan untuk berproduksi, serta mengolah serta memasarkan hasil produksi sekaligus menciptakan lapangan kerja. Salah satu upaya pembangunan yang diharapkan dapat mendorong tumbuhnya wiraswasta baru, sehingga terbuka lapangan dan kesempatan kerja baru di pedesaan adalah dengan upaya memasukkan tenaga-tenaga terdidik sebagai penggerak ke daerah pedesaan. Tenaga-tenaga terdidik sebagai penggerak ke daerah pedesaan inilah yang disebut dengan pendamping yakni mengindikasikan aktivitas dan posisi sebagai motor atau penggerak yang strategis menjalankan program peningkatan pembangunan di tingkat desa. Upaya ini dilakukan melalui program perintis Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) di desa Sidodadi, sebagai salah satu daerah penempatan SP-3. Sidodadi merupakan salah satu desa dimana masyarakat desa dipandang pemerintah sebagai daerah yang membutuhkan tenaga-tenaga terdidik dalam usaha peningkatan pembangunan pedesaan tersebut. Desa ini merupakan salah satu desa percontohan yang terdapat di Sumatera Utara, yang nantinya diharapkan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

6

mampu menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan mampu mengembangkan desanya melalui penempatan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan sebagai motor penggerak. Penyelanggaraan program SP-3 merupakan wujud dari program peningkatan pemerataan pembangunan, sebagai roda perekonomian berjalan dengan baik, yang pada

akhirnya

bermuara

pada

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat.

Penyelenggaraan SP-3 ini juga dimaksudkan sebagai pemerataan tenaga terdidik menjadi kader wiraswasta dan penggerak dalam menumbuhkan kualitas serta Sumber Daya Manusia muda. Sarjana penggerak pembangunan dipedesaan (SP-3) salah satu model program pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan yang melibatkan pemuda berpendidikan (sarjana). Program SP-3 pertama kali diluncurkan pada tahun 1989 (awal Pelita V) sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan rendahnya kualitas SDM di daerah pedesaan yang menyebabkan ketertinggalan dalam pembangunan. Sejak Pelita V sampai sekarang ini, pemerintah telah menerjunkan 4700 Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan di seluruh Indonesia. Di propinsi Sumatera Utara sendiri penerimaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) dilakukan setiap tahunnya, dengan sistem kontrak kerja selama 4 tahun. Tahun 2005 penempatannya, sebanyak 15 orang SP-3 angkatan-16 dari berbagai disiplin ilmu ditempatkan di Kabupaten Serdang Bedagai (3 desa/kelurahan). Kegiatan meliputi, budi daya padi, tanaman semangka, kursus elektronik bagi pemuda dan lainnya. Untuk tahun 2006, atau angkatan 17 sebanyak 15 orang yang ditempatkan di

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

7

Langkat, Deliserdang dan Asahan. Dan angkatan 18 (2007) sebanyak 20 orang yang ditempatkan di Kabupaten Simalungun. Sampai saat ini program dari pemerintah ini masih berjalan, dimana sebanyak 35 sarjana yang masih aktif yaitu angkatan angkatan 17 dan 18, yang ditempatkan di desa-desa yang ada di Sumatera Utara. Pemerintah mengatakan, Forum SP-3 harus bisa memperlihatkan sesuatu perubahan yang berarti di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Turun ke desa harus bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, serta bisa mengajak

masyarakat

untuk

bisa

berwira

usaha

(http:www.sumutprov.go.id//lengkap.php?id=899). Misi utama para sarjana penggerak pembangunan adalah memberikan perhatian pada pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia di pedesaan. Dalam kaitan tersebut, para sarjana diharapkan mampu melakukan berbagai usaha pembaruan dan pembangunan, antara lain menciptakan lapangan kerja, memberi penyuluhan, mengadakan pendidikan dan pelatihan dibidang industri rumah tangga, pemasaran hasil pertanian, perikanan, peternakan dan sebagainya. Dalam konteks pembangunan masyarakat (civil society) kegiatan fasilitasi dilakukan oleh tenaga khusus yang bertugas; Pertama, membina kelompok masyarakat yang terkena krisis sehingga menjadi suatu kebersamaan tujuan dan kegiatan yang berorientasi pada upaya perbaikan kehidupan; Kedua, sebagai pemandu atau fasilitator, penghubung dan penggerak (dinamisator) dalam pembentukan kelompok masyarakat dan pembimbing pengembangan kegiatan kelompok. Dalam upaya mewujudkan otonomi dan kemandirian masyarakat perlu bimbingan atau pendampingan.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

8

Fasilitasi seringkali digunakan secara bersamaan dengan pendampingan yang merujuk pada bentuk dukungan baik tenaga, dana, peralatan, dan metodologi dalam berbagai program pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan. Fasilitasi menjadi inti dari kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tenaga khusus untuk membantu masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan. Kegiatan pendampingan dilakukan dalam upaya mendorong partisipasi dan kemandirian masyarakat. Kegiatan pendampingan menjadi salah satu bagian dalam proses pemberdayaan masyarakat. Dalam pendampingan dibutuhkan tenaga yang memiliki kemampuan untuk mentransfer pengetahuan, sikap dan perilaku tertentu kepada masyarakat. Disamping itu, perlu dukungan dana dan sarana pengembangan diri dalam bentuk latihan bagi para pendamping(http://sumpeno.files.wordpress.com/2008/01/bab-1-fasilitasi-caramemberdayakan-sesama.pdf). Fasilitator biasanya identik dengan tugas pendampingan tersebut Untuk menjadi tenaga pelaksana pembangunan yang baik, dibutuhkan dua persyaratan, yaitu persyaratan teknis dan persyaratan non teknis. Persyaratan teknis adalah kemampuan dan keterampilan selaku tenaga yang produktif, sedangkan persyaratan non teknis adalah sikap mental yang sesuai dengan proses pembangunan. (Koentjaraningrat 1974-:43) menyatakan bahwa sikap mental yang sesuai dengan pembangunan adalah memiliki kebutuhan berprestasi (need for achivement), kemandirian, percaya pada diri sendiri, disiplin dan bertanggung jawab. Tiap-tiap individu memiliki perbedaan dalam kebutuhan untuk berprestasi, sikap, kepercayaan, perasaan dan nilai-nilai dalam melakukan tugas pekerjaan.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

9

Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) bertugas sebagai penggerak pembangunan daerah pedesaan. Menggerakkan penduduk desa, terutama generasi muda, membuka lapangan dan kesempatan kerja baru, tanpa melupakan kaitan antara lapangan kerja baru itu dengan bidang kesehatan, gizi, pendidikan latihan, termasuk penyuluhan dalam berbagai bidang kehidupan ( Pedoman Umum SP-3, 1996; 5 ). Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan juga bertujuan untuk membentuk dan membina kelompok-kelompok masyarakat, yakni membantu menjalankan program-program dari kelompok-kelompok masyarakat tersebut yang mendukung kepada usaha pembangunan desa. Para sarjana memprediksi keberhasilannya dalam usaha mengembangkan sumber daya manusia di pedesaan, khususnya keberhasilan dalam aspek kewiraswastaan dan hal ini telah terbukti dengan terbentuknya sebuah home industry (industri rumah tangga), dari hasil penelitian terhadap kelompok Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan di Jawa Tengah, dimana mereka membentuk sebuah industri kerajinan tangan, yang mana para anggotanya adalah masyarakat desa setempat yang tidak memiliki pekerjaan dan kebanyakan yang mengalami putus sekolah. Mereka diberikan pelatihan dan berbagai keterampilan dari para sarjana, dan mereka tidak berdiri sendiri namun di bawah pengawasan pemerintah setempat dan pihak SP-3 yang telah ditunjuk. Modal berasal dari pemerintah namun masyarakat diberi wewenang untuk mengolah dan mengembangkan usaha tersebut. Dengan adanya program ini telah memberi manfaat yang cukup besar bagi pembangunan desa terutama bagi pembangunan masyarakat desa, yang telah membuka lapangan pekerjaan baru sehiingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di desa.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

10

Sebagai program dari pemerintah bagi peningkatan pembangunan desa tersebut, tentu masyarakat tempat Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan itu berada, mempunyai pandangan tentang keberadaan dari program tersebut, dengan kata lain sebagai rasa peduli masyarakat akan kondisi desanya, tentu mereka mempunyai pandangan, tanggapan dari kehadiran program pemerintah tersebut.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan? 2. Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap program dari Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan?

1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat khususnya masyarakat desa Sidodadi, terhadap keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) di desa Sidodadi. 2. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat desa terhadap program dari Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

11

1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan melalui penelitian ini adalah: 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kajian yang akurat dan memberi sumbangan pemikiran baik dikalangan akademis maupun bagi pemerintahan serta masyarakat setempat 1.4.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kajian yang akurat dan memberi sumbangan pemikiran baik dikalangan akademis maupun bagi pemerintahan serta masyarakat setempat

1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Pengembangan Masyarakat Upaya pengembangan masyarakat di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari keadaan politis dan pemerintahan di Indonesia sendiri. Pola pengembangan masyarakat secara umum dikembangkan oleh Departemen Dalam Negeri, sedangkan secara sektoral dikembangkan oleh beberapa departemen dan lembaga pemerintah non departemen, serta lembaga-lembaga non pemerintah. Di Indonesia, pola pengembangan masyarakat dalam kerangka Departemen Dalam Negeri, dimasukkan dalam Pengembangan Masyarakat Desa. Pendekatan pembangunan masyarakat desa dipilih sebagai salah satu pendekatan dalam pembangunan nasional antara lain karena melalui pembangunan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

12

desa tersebut tercermin penerapan nilai-nilai demokrasi, dimana secara teoritis tercermin keterpaduan antara perencanaan dari atas ke bawah (perencanaan dari pusat yang mencerminkan nilai-nilai nasional) dan perencanaan dari bawah ke atas yaitu melalui lembaga musyawarah desa. Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya serupa dan setara dengan konsep Pengembangan Masyarakat (community development). Menurut Schlippe pada mulanya teori tentang pembangunan masyarakat desa ini tidak ada. Perkembangan teori pembangunan desa itu dimulai dari praktek, yaitu dari kebutuhan yang dirasakan di dalam masyarakat terutama daalam situasi sosial yang dihadapi di dalam Negara-negara yang menghadapi perubahan social yang cepat.

Dunham mengemukakan 4 unsur-unsur Community development sebagai berikut:

1. Community Development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi - follow-up activity and evaluation. 2. Community Development bertujuan memperbaiki - to improve - kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. 3. Community Development memfokuskan kegiatannya melalui pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

13

kebutuhan mereka, sehingga prinsip to help the community to help themselve dapat menjadi kenyataan. 4. Community Development memberikan penekanan pada prinsip kemandirian. Artinya partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama - group action - di dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi potensi yang dimiliki masyarakat (http://mahmudisiwi.net/?p)

Konsep Community Development dapat dilihat dalam beberapa penampakan. Community Development dapat dilihat sebagai suatu proses, karena aktifitas community development bergerak dari dari suatu tahap atau kondisi tertentu ketahap atau kondisi berikutnya, dimana masyarakat menjadi semakin kompeten terhadap permasalahan

dan

kondisi

komunitas

maupun

lingkungannya.

Community

development diharapkan melahirkan berbagai teori atau setidaknya proposisi yang merupakan penjabaran dari prinsip dasarnya. Pengembangan teori community development masih menghadapi beberapa masalah pokok, diantaranya: 1. Teori dan proposisi dalam community development sering kali harus diturunkan atau merupakan derivasi dari teori yang lebih bersifat makro 2. Teori dan proposisi memang dapat dibangun dari abstraksi dan generalisasi kasus-kasus empirik. Dalam kenyataannya, hal ini bukan cara yang mudah dan sederhana, karena berbagai pengalaman pelaksanaan community development pada umumnya berasal dari sejumlah komunitas kecil yang sangat bervariasi.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

14

Dalam program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan yang menjadi sasaran dalam pengenbangan masyarakat adalah para pemuda-pemuda yang berada di desa. Sejak Repelita I sampai dengan Repelita IV pembinaan Generasi Muda antara lain ditekankan pada pembinaan kepramukaan, pertukaran pemuda antar propinsi dan antar bangsa, napak tilas jejak pahlawan, dan latihan kepemimpinan serta kemandirian. Dalam Repelita V juga dirintis pelatihan pemuda sebagai Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3). Keikutsertaan pemuda di berbagai bidang pembangunan setiap tahun terus meningkat. Beberapa bidang pembangunan yang melakukan kegiatan pembinaan generasi muda adalah bidang pendidikan dan kebudayaan, kesejahteraan sosial, agama, kesehatan, tenaga kerja, transmigrasi, koperasi, perdagangan dan perindustrian, hukum, pertanian dan keluarga berencana. Mulai awal Repelita V telah dikembangkan kegiatan Rintisan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan di Pedesaan (SP3) yang ditujukan untuk melatih pemuda lulusan pendidikan tinggi agar mempunyai bekal tambahan pengalaman berupa kemampuan berwiraswasta, dan diharapkan juga dapat membantu percepatan pembangunan di pedesaan melalui pembentukan kader-kader wiraswasta dan kader pembangunan yang mampu mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya pedesaan. Tahapan Pengembangan Mayarakat bisa dilakukan pada beberapa organisasi pelayanan masyarakat. Pada dasarnya tahapan yang dilakukan mencakup beberapa tahapan dibawah ini yaitu:

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

15

1. Tahapan Persiapan. Tahap persiapan ini di dalamnya tahap penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Yaitu merupakan pra syarat suksesnya suatu pengembangan masyarakat. Pada tahap penyiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antara anggota tim agen perubahan (change agent) mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan lapangan, petugas pada awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun secara formal. 2. Tahap Assessment Yaitu dilakukan dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan atau fel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk melakukan assessment yaitu dengan teknik SWOT, dengan melihat kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), kesempatan (Opportunites) dan ancaman (Threat). Dalam proses ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar-benar keluar dari pandangan mereka sendiri. Pada tahap ini pelaku perubahan juga memfasilitasi warga untuk menyusun realitas dari permasalahan yang akan ditinjak lanjuti pada tahap berikutnya, yaitu tahap perencanaan.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

16

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau kegiatan. Pada tahap ini agen perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. 4. Tahap Pemformulasian rencana aksi. Pada tahap ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. 5. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan. Merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerja sama diantara agen perubahan dan warga masyarakat. 6. Tahap Evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. 7. Tahap Terminasi. Tahap ini merupakan tahap ‘pemutusan’ hubungan secara formal dengan komunitas sasaran.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

17

Tahapan di atas merupakan tahapan siklikal yang dapat berputas seperti suatu siklus guna mencapai perubahan yang lebih baik. Meskipun demikian siklus dapat berbalik dibeberapa tahapan yang lain. Sehingga jika digambarkan secara sederhana bentuk tahapan yang bersifat siklikal akan seperti di bawah ini.

Bagan 1.1. Tahapan Pengembangan Masyarakat

1.6. Definisi Konsep Dalam penelitian

ilmiah,

defenisi konsep

sangat

diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generealisasi (penyamarataan) dari hal-hal khusus. Konsep sebenarnya

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

18

adalah defenisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Adapun konsepkonsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: •

Persepsi Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap suatu objek atau rangsangan tertentu yang menjadi pusat perhatiannya yang selanjutnya diaplikasikan secara nyata maupun tidak nyata dalam bentuk penafsiran atau tindakan tertentu



Masyarakat Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tatacara dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia keseluruhan yang selalu berubah.



Desa Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia



Masyarakat Desa Suatu masyarakat yang mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994).

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

19



Pembangunan Pembangunan adalah usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya.



Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) adalah Sarjana yang mampu memecahkan masalah, mempunyai sikap mental kemandirian dan jiwa patriotisme serta mampu menjadi pionir untuk melakukan terobosan-terobosan di pedesaan dengan meningkatkan profesionalisme dalam mentransfer ilmu dan pengetahuannya di pedesaan.

1.7. Operasional Variabel Operasional variabel merupakan unsur-unsur dalam penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dapat diperoleh indikator-indikator apa saja yang berperan sebagai pendukung yang selanjutnya dianalisa dari variabel-variabel tersebut. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat . Variabel bebas atau independent yaitu variabel yang dinyatakan sebagai faktor penyebab terjadinya perubahan atau penyebab timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap adanya Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan yang meliputi: •

Maksud dari Program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan.



Tujuannya

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

20



Perencanaannya



Pelaksanaannya.

Variabel terikat atau dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat terhadap adanya Sarjana penggerak Pembangunan Pedesaan. Yang meliputi : •

Sikap Positif yaitu ikut berpartisipasi atau terlibat dalam proyek SP-3 baik melalui tenaga maupun pikiran.



Sikap Negatif yaitu tidak terlibat dan tidak perduli dengan keberadaan SP-3.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

21

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Persepsi Manusia pada dasarnya merupakan mahkluk individu. Dalam melihat suatu masalah setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Hal ini pula yang menyebabkan persepsi setiap individu memiliki perbedaan, tidak terkecuali persepsi masyarakat desa. Persepsi secara etimologi diartikan sebagai daya untuk mengamati, yang menghasilkan tanggapan, kesan atau penglihatan. (Soemanto;1990: 23 ), mengartikan persepsi sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Defenisi ini menekankan bahwa persepsi merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatu objek. Hal ini berarti dalam membentuk persepsi harus jelas objek yang dituju. Soerjono Soekanto (1985) di dalam kamus sosiologi menyatakan bahwa persepsi adalah kesadaran yang tidak dapat ditafsirkan yang timbul dari stimuli. Dalam hal ini persepsi itu lahir karena adanya rangsagan sehingga menimbulkan rangsangan yang tidak dapat ditafsirkan. Jadi yang merupakan factor penyebab adanya persepsi adalah rangsangan. Dalam ensiklopedia Indonesia dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehingga dapat mengenal suatu objeek dengan jalan mengasosiasikan pada suatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan, indera peraba dan sebagainya. Akhirnya bayangan itu dapat

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

22

disadari (ensiklopedia, 1993: 2684). Kata lain dari defenisi ini adalah persepsi merupakan segala sesuatu yang dialami manusia. Kimball Young menyatakan persepsi merupakan suatu yang menunjukkan aktivitas, merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek baik fisik maupun bendanya. Hal ini emekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek .Setelah dirasakan kemudian objek tersebut diinterpretasikan. William James dalam (Adi, I.R, 2003; 105 ) menyebutkan ada tiga macam bentuk persepsi yakni : 1) Persepsi masa lampau disebut dengan persespsi ingatan (Tangapan ) 2) Persepsi masa sekarang disebut dengan persepsi tanggapan imajinasi. 3) Persespsi masa mendatang disbut sebagai tanggapan antisipatif. Berdasarkan uraian diatas berarti tanggapan diasosiasikan sebagai suatu reaksi yang dihasilkan stimuli berupa pertumbuhan kesan pribadi yang berorientasi kepada pengamatan masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Fenomena yang muncul dalam kaitaannya dengan persepsi adalah atensi (Attention). Atensi merupakan suatu proses penyeleksian input yang akan diproses dalam kaitaanya dengan pengalaman (Adi, 2003; 97). Hal ini berarti atensi banyak mendasarkan diri pada proses penyaringan informasi ( Filtering) yang ada pada lingkungan, karena sensory Channels tidak mungkin memproses semua rangsang yang berada pada lingkungan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi atensi seseorang , baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya : 1) Motif dan kebutuhan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

23

2) Kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu, tetapi tidak pada input yang lain. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah : 1) Intensitas dan ukuran dari yang akan diberikan atensi 2) Kontras dan hal –hal yang baru dari objek yang mendapat atensi. 3) Pengulangan dari yang diberi persespsi 4) Gerakan dari yang diberi persepsi. Berrlyne dalam (Adi, 2003 ; 97 ) menyebutkan ada empat aspek persespsi yang membedakannya dengan pola pikir kognitif, yaitu pola pikir yang masih berada didalam pemikiran manusia, yakni : 1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi, tergantung pola dari keseluruhan dimana rangsang tersebut menjadi bagiannya. 2) Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu 3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah kearah (fokus) alat indra. 4) Persepsi cenderung berkembang kearah tertentu dan sekali terbentuk kecenderungan itu biasanyaakan menetap. Hal tersebut berarti, persepsi cenderung terbentuk pada suatu persepsi tanpa ada kemungkinan lain munculnya persepsi yang berbeda maka akan mucul suatu sikap dari perwujudan persespsi tersebut pada objek yang dikenai persepsi. Empat pembedaan tersebut dipengaruhi oleh dua variable, seperti yang dikembangkan oleh Krech dan Cruth field yaitu ;

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

24

1.Variabel struktural, yaitu factor – factor yang terkandung dalm hasil rangsang fisik seperti akibat yang dirasakan manusia karena adanya lampu dan proses neuro fisiologi, yakni proses menangkap inti objek tersebut seperti menangkap inti dari lampu tersebut. 2. Variabel fungsional, yaitu faktor – faktor yang terdapat dalam sisi pengamatan misalnya kebutuhan, suasana hati dan pengalaman masa lampau. Hal ini berarti bahwa sebelum seseorang memberikan persepsi, ia harus mengerti atau memahami benar objek yang akan diberi persespsi. Persespsi juga tergantung dari keadaan atau kondisi seseorang saat dimintai persepsinya terhadap objek. Pada akhirnya ada empat tahapan pada proses pengambilan keputusan persepsi yaitu : 1. Kategorisasi primitive, yaitu objek atau peristiwa yang diamati, diisolasi berdasarkan ciri – ciri khusus. 2. Mencari tanda, sipengamat secara tepat memeriksa lingkunagan untuk mencari informasi – informasi tambahan yang memungkinkan melakukan kategorisasi yang tepat. 3. Konfirmasi, terjadinya setelah objek mendapatkan penggolongan sementara. 4. Konfirmasi tuntas, dimana pencarian tanda-tanda diakhiri.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

25

2.2. Partisipasi Dilihat sebagai suatu proses perubahan dan pembaruan, dua unsur yang dianggap hakiki dan diharapkan saling mendukung dalam community development adalah partisipasi masyarakat dalam memperbaiki taraf hidupnya sedapat mungkin berdasarkan prakarsa sendiri dan pelayanan teknis atau bentuk pelayanan lain untuk mendorong prakarsa dan partisipasi. Partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan. Karena pendekatan tersebut bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta (ikut serta) dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi saja sebagai strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi ia juga menjadi hasil yang sangat diharapkan dari pada program pengembangan masyarakat. Dengan adanya partisipasi, kita dapat memperoleh keuntungankeuntungan antara lain : 1. Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat, yang merupakan dukungan penting bagi pembangunan. 2. Mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan masyarakat dalam membangun. 3. Pelaksanaan pembangunan, semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. 4. Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas, meskipun dengan dana yang terbatas. 5. Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

26

Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif (dan terorganisasikan) dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan atau perluasannya. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil masyarakat (pelaku) Untuk suatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain ialah : •

Berperan serta dalam menikmati hasil pembangunan. Karena semua sudah dikerjakan oleh pihak luar maka masyarakat tinggal menerima jadi berupa hasil pembangunan. Misalnya gedung sekolah, pos KB, pembibitan tanaman, masyarakat tinggal terima bibitnya, dsb. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum berarti memelihara.



Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan Hal ini terjadi karena pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan, dan

menyediakan

semua

kebutuhan

program.

Masyarakat

tinggal

melaksanakan, dan setelah itu baru dapat menikmati hasilnya. Misalnya: Dalam membangun jalan (pengerasan), masyarakat ikut meratakan jalan dan menata/merapikan batu. Pemugaran rumah, masyarakat tinggal memasang alat-alat/bahan yang sudah disediakan dll. •

Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit, apalagi kalau masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit bukan saja karena tidak mempunyai keterampilan, tetapi yang lebih penting karena mereka

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

27

merasa tidak memiliki program tersebut. Misalnya: Biasanya masyarakat bersedia memelihara satu gedung milik umum di desa jika mereka ikut ambil bagian dalam membangunnya, bahkan ikut menyumbang sebagian bahan. Contoh lagi, masyarakat bersedia menanam dan memelihara bibit tanaman (dari proyek pembibitan) kalau masyarakat ikut berkorban atau berpartisipasi selama pembibitan dipersiapkan dan dilaksanakan. •

Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat karena:: - diminta oleh penyelenggara program - masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya (tetapi hal ini biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi). Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan

memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa. Terkait dengan hal itu, maka partisipasi masyarakat menjadi elemen yang penting dalam pengembangan masyarakat desa. Pusic mengemukakan bahwa perencanaan tanpa memperhitungkan partisipasi masyarakat akan merupakan perencanaan di atas kertas. Berdasarkan pandangannya, partisipasi atau keterlibatan warga masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari dua hal, yaitu:

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

28

1. Partisipasi dalam Perencanaan Dimana dapat mendorong munculnya keterlibatan secara emosional terhadap program-program pembangunan desa yang telah direncanakan bersama. Namun hal ini juga dapat

berakibat

munculnya pertentangan antar kelompok dalam

masyarakatyang dapat menunda atau bahkan menghambat tercapainya suatu keputusan bersama. 2. Partisipasi dalam Pelaksanaan. Memiliki segi positif yaitu bagian terbesar dari suatu program (tentang penilaian kebutuhan dan perencanaan program) telah selesai dikerjakan. Namun hal ini dapat menjadikan warga masyarakat sebagai objek pembangunan, dimana warga hanya dijadikan pelaksana pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan menyadari permasalahan yang mereka hadapi, dan tanpa timbul keinginan untuk mengatasi masalah. Sehingga warga masyarakat tidak secara emosional terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak dapat dihindari.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambaran realitas sosial lebih mendetail yang ada di masyarakat mengenai suatu gejala

atau

fenomena.

Penelitian

deskriptif

dilakukan

terutama

untuk

mendeskriptifkan atau menggambarkan persepsi masyarakat khususnya masyarakat desa sidodadi terhadap kehadiran SP-3.

3.2. Lokasi Penelitian Yang menjadi lokasi wilayah tugas SP-3 adalah Wilayah Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) atau wilayah kecamatan. Lokasi penelitiannya adalah desa Sidodadi, kecamatan Sibiru-biru Kabupaten Deli Serdang, dimana lokasi ini merupakan salah satu daerah penempatan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3).

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari subjek

penelitian

yang

memiliki

karakteristik tertentu atau populasi merupakan keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sidodadi, kecamatan Sibiru-biru, dengan unit analisis keluarga yang berjumlah 578 KRT.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

30

Sampel merupakan bagian dari yang ingin diteliti. Karena itu, sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. Dasar pengambilan sampel dengan teknik yang didasarkan pada pendapat Suharsini Arikunto, yaitu: Untuk sekedar ancar-ancar apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika semua subyeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung dari: 1. kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu dan tenaga 2. Sempit luasnya pengamatan dari tiap subyek. Karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti yang resikonya besar, tentu saja sampelnya lebih baik.” Beranjak dari pendapat di atas, maka besar sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% x 578 = 57 KRT. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, dilakukan dengan cara Stratifield Random Sampling. Teknik penentuan besarnya sampel ini menentukan terlebih dahulu berapa banyak unit analisis, yakni Kepala Rumah Tangga dalam suatu stratum dalam hal ini dusun. Setelah itu diadakan randomisasi. Untuk lebih jelasnya, besar sampel tiap dusun dapat dilihat berikut ini:

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

31

No

Tabel 3.1 Desa Sidodadi Nama Dusun Populasi (KRT)

Sampel (KRT)

1

Madyo

174

17

2

Mulya

111

11

3

Buntu

142

14

4

Rahayu

151

15

Jumlah

578

57

Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi 2008

3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data sangat diperlukan untuk menggali sumber data. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui: 1. Kuesioner Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Hasil kuesioner merupakan sumber informasi yang digunakan sebagai data primer dalam penelitian ini. 2. Observasi Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada setiap penelitian, dengan jalan mengumpulkan

data

melalui

pengamatan

dan

pencatatan

dan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

32

pelaksanaanya langsung pada tempat dimana peristiwa atau keadaan itu sedang terjadi. 3. Wawancara Teknik pengumpulan data dengan mengadakan pertanyaan, percakapan dan Tanya jawab secara lisan dan langsung dengan tatap muka pada informan dengan menggunakan interview guide (pedoman wawancara). Penelitian dengan menggunakan wawancara tujuannya untuk mengetahui mengenai masalah yang ada, yang tidak didapat dari obserfasi. Hasil wawancara

akan

digunakan

sumber

penunjang

dalam

proses

pengganalisaan data secara deskriptif. 4. Teknik Kepustakaan Pengumpulan data atau informasi mengenai hal/ masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, mengakses internet dan bentuk tulisan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Teknik Analisis Data Semua informasi yang diperoleh di lapangan baik dengan kuesioner sebagai data primer serta hasil dari wawancara serta data penunjang lainnya yang akan dikumpul. Seluruh data yang terkumpul diklasifikasikan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berbentuk angka-angka, sedangkan data kualitatif dinyatakan dengan kata-kata atau symbol. Data kualitatif digunakan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

33

untuk melengkapi gambaran yang diperoleh dari data kuantitatif (Arikunto, 2002: 213).

3.6. Jadwal Kegiatan Tabel 3.2 BULAN NO

KEGIATAN

2

3

4

5

6

7

8

9









10



1.

Pra Observasi

2.

ACC Judul



3.

Penyusunan Proposal





Penelitian 4.

Seminar Proposal Penelitian



5.

Revisi Proposal Penelitian



6.

Penelitian Kelapangan

7.

Pengumpulan

Data

√ dan





Analisis Data 8.

Bimbingan

9.

Penulisan Laporan Akhir

10

Sidang Meja Hijau





3.7. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih ada keterbatasan dalam penelitian, ini disebabkan oleh terbatasnya kamampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah. Kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu yang dimiliki para responden, berhubungan dengan pekerjaan responden antara lain sebagai petani dan buruh

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

34

dimana

peneliti mengalami kendala dalam menentukan waktu yang tepat untuk

peneliti menyebarkan angket kepada responden. Meskipun demikian, peneliti tetap berusaha untuk melakukan segala kegiatan penelitian

dan

tetap

berusaha

melaksanakan

semaksimal

mungkin

dalam

mengumpulkan dan menyebarkan kuesioner dengan baik.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah Sidodadi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Sibiru-biru kabupaten Deli Serdang. Secara letak geografis desa Sidodadi berada pada 2057” Lintang Utara, 3016” Lintang Selatan dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500m di atas permukaan laut. desa Sidodadi menempati area seluas 1,25km. Jumlah penduduk desa Sidodadi berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2008 adalah 3507 jiwa dengan jumlah kepadatan 2806 jiwa/ km2. Jumlah Rumah Tangga sebanyak 578 Rumah Tangga. Desa Sidodadi mempunyai batas-batas wilayah: o Sebelah Utara berbatasan dengan Desa kp. Selamat o Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ajibaho o Sebelah Barat berbataasan dengan Desa Namo Tudang o Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Sibiru-biru

4.1.2. Gambaran Penduduk 4.1.2.1. Gambaran Penduduk Berdasarkan Usia Jumlah penduduk desa Sidodadi sampai tahun 2008, mencapai 3507 jiwa. Dari jumlah tersebut dapat diketahui usia masyarakat mulai dari bayi sampai

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

36

penduduk yang berusia lanjut. Gambaran penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Gambaran Penduduk Berdasarkan Usia No Umur F % 1

0-4

201

5,73

2

5-9

307

8,75

3

10-14

396

11,29

4

15-19

428

12,21

5

20-24

342

9,75

6

25-29

300

8,56

7

30-34

288

8,21

8

35-39

272

7,76

9

40-44

222

6,33

10

45-49

215

6,13

11

50-54

194

5,53

12

55+

342

9,75

3507

100

Jumlah

Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi 2008 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa golongan usia 0-4 tahun jumlah yakni sebanyak 201 jiwa (5,73%), golongan usia 5-9 tahun sebanyak 307 jiwa (8,75%) dan untuk golongan usia 10-14 tahun sebanyak 396 jiwa (11,29%). Golongan usia 15-19 tahun sebanyak 428 jiwa (12,21%), golongan usia 20-24 tahun sebanyak 342 jiwa (9,75%) dan golongan usia 25-29 tahun jumlahnya 300 jiwa (8,56%). Golongan usia 30-34 tahun jumlah sebanyak 288 jiwa (8,21%), golongan usia 35-39 tahun jumlah sebanyak 272 jiwa (7,76%) dan golongan usia 40-44 tahun

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

37

jumlah sebanyak 222 jiwa (6,33%). Untuk golongan usia antara 45-49 tahun jumlah sebanyak 215 (6,13%), golongan usia 50-54 tahun jumlah sebanyak 194 (5,53%) dan golongan usia 55 tahun ke atas memiliki jumlah sebanyak 342 jiwa (9,75%). Berdasarkan usia, diketahui bahwa jumlah yang terbanyak dari seluruh golongan penduduk adalah golongan usia 15-19 tahun, yakni sebanyak 428 jiwa (12,21%), kemudian golongan usia 20-24 tahun dan golongan usia 55 tahun ke atas memiliki jumlah yang sama, yaitu sebanyak 342 (9,75%), dan jumlah usia yang paling sedikit adalah golongan usia 0-4 tahun, yaitu sebanyak 201 jiwa (5,73%).

4.1.2.2.Gambaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dari jumlah penduduk juga dapat diketahui jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Gambaran penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Gambaran Penduduk Berdasrkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin F % 1 Laki-laki 1767 50,385 2 Perempuan 1740 49,615 Jumlah 3507 100 Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi, 2008

Dari tabel di atas, dapat diketahui perbandingan jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari jumlah penduduk desa Sidodadi yang berjumlah 3.507 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan berbeda, dimana penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Ini dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki yaitu

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

38

sebanyak 1767 jiwa (50,38%5), sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1740 jiwa (49,616%).

4.1.2.3. Gambaran Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keaneka ragaman suku bangsa, yang terbentang diseluruh penjuru tanah air. Di desa Sidodadi juga terdapat beraneka ragam suku. Keanekaragaman suku di desa sidodadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.3 Gambaran Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa No Keterangan F % 1 Jawa 2416 69,0 2 Melayu 99 2,8 3 Karo 794 22,6 4 Simalungun 14 0,4 5 Toba 128 3,7 6 Mandailing 23 0,7 7 Minang 12 0,3 8 Aceh 18 0,5 Jumlah 3507 100 Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi, 2008 Dari tabel berdasarkan suku bangsa di atas menunjukkan bahwa masyarakat desa Sidodadi adalah masyarakat yang heterogen dengan keragaman suku bangsa di dalamnya, diantaranya suku Jawa, Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Minang, dan Aceh. Dari data di atas dapat dilihat bahwa suku Jawa merupakan suku yang paling dominan di desa Sidodadi, dengan jumlah sebanyak 2.416 jiwa (69%), suku bangsa yang terbesar kedua adalah suku Karo yaitu sebanyak 794 jiwa (22,6%), kemudian disusul oleh suku Toba sebanyak 128 jiwa (3,7%) dan kemudian suku Melayu

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

39

sebanyak 99 jiwa (2,8%),sedangkan suku Mandailing sebanyak 23 jiwa (0,7%), Aceh sebanyak 18 jiwa (0,5%),suku Simalingun sebanyak 14 jiwa (0,4%), Minang sebanyak 12 jiwa (0,3%).

4.1.2.4.Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan pendapatan utama dari setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terdapat bererbagai macam mata pencaharian di desa Sidodadi, ini dapat dilihat pada tabel gambaran penduduk berdasarkan mata pencaharian di bawah ini. Tabel 4.4 Gambaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Keterangan F % 1 PNS 15 0,72 2 ABRI 3 0,15 3 Buruh/Swasta 473 22,82 4 Pertanian 1416 68,31 5 Perdagangan 76 3,66 6 Lainnya 90 4,34 Jumlah 2073 100 Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi, 2008 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa desa Sidodadi merupakan desa pertanian, ini dapat dilihat dari masyarakat Sidodadi lebih banyak memiliki mata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 1.416 jiwa (68,31%), kemudian terbanyak kedua adalah mata pencaharian sebagai buruh yaitu sebanyak 473 jiwa (22,82%), kemudian penduduk yang bermata pencaharian sebagi pedagang yaitu sebanyak 76 jiwa (3,66%), penduduk yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 15 jiwa (0,72%), dan penduduk yang berprofesi sebagai ABRI sebanyak 3 jiwa (0,15%). Dan penduduk yan bermata pencaharian lain-lain sebanyak 90 jiwa (4,34%). Jenis

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

40

pertanian yang ada di desa Sidodadi adalah petani palawija, pala dan juga tanaman lainnya seperti tanaman pisang barangan.

4.1.3. Sarana Dan Prasaranan Umum 4.1.3.1. Sarana Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Sarana dan prasaran yang memadai sangat diperlukan dalam mendukung dan menciptakan generasi penerus bangsa yang berprestasi.

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan No Sarana Jumlah % Jumlah % Pendidikan Sekolah Siswa 1 TK 1 25 32 3,69 2 SD 3 75 835 96,31 3 SMP 4 SMA Jumlah 4 100 867 100 Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi, 2008

Jumlah % Guru 4 11,43 31 88,57 35 100

Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkaatkan partisipasi sekolah dan kualitas pendidikan masyarakat. Dari data diatas juga dapat kita lihat bahwa sarana pendidikan di desa ini masih sangat kurang, ini dapat dilihat dari data yang mana sampai pada tahun 2008 terdapat 1 buah Taman Kanak-kanak (25%) dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang (3,69) dan jumlah guru sebanyak 4 orang (11,43). Sementara itu untuk Sekolah Dasar terdapat tiga 3 sekolah (75%) dengan jumlah siswa sebanyak 835 orang (96,31%) dan jumlah guru senbanyak 31 orang.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

41

Sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas belum ada. Untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Lanjutan Pertama dan tingkat atas masyarakat desa Sidodadi harus pergi ke desa lain atau ke kecamatan Sibirubiru.

4.1.3.2. Sarana Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan sumber Daya Manusia. Mengenai sarana kesehatan di Desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Sarana Kesehatan No Fasilitas Jumlah % Tenaga Jumlah Kesehatan Kesehatan 1 Puskesmas 1 20 Dokter 1 2 Posyandu 4 80 Bidan 3 3 Dukun Bayi 2 Jumlah 5 100 6 Sumber : Data Kependudukan Desa Sidodadi, 2008

% 16,67 50,00 33,33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa saarana kesehatan di Desa Sidodadi juga masih sangat minim yaitu 1 unit puskesmas (20%) dan 4 unit posyandu (80%). Tenaga medis yang tersedia masih sangat kurang yaitu 1 orang dokter (16,67%), 3 orang bidan (50%). Disamping itu di desa ini terdapat 2 orang dukun bayi (33,33%). Ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat setempat masih mempercayakan kelahiran anak mereka kepada dukun anak.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

42

4.1.3.3. Struktur Pemerintahan Desa Menurut data organisasi pemerintahannya, desa Sidodadi dipimpin seorang kepala desa yang dibantu oleh sekretaris desa. Untuk mempermudah pelaksanaan kerja di tiap dusun yang ada di desa Sidodadi, maka diangkat seseorang untuk menjadi Kepala dusun yang disebut juga kapling. Selain memiliki pemimpin formal, masyarakat desa Sidodadi mengenal juga pemimpin informal. Pemimpin ini, antara lain pemuka agama, pemuka adat ( tokoh adat ) dan para orang tua yang telah lanjut usia, yang dijadikan tempat untuk meminta nasehat. Mereka mempunyai kemampuan atau keahlian yang lebih dari masyarakat lainnya, seperti keahlian melaksanakan tata cara adat perkawinan, upacara kematian, pengetahuan agama dan lain-lain.

4.2. Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) 4.2.1. Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar Bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS Februari 2008, jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 9,42 juta orang (8,48%) dari total angkatan kerja sekitar 111,4 juta orang. Dari jumlah 9,42 juta orang penganggur tersebut sebanyak ± 7,40 juta orang (78,38%) adalah pemuda yang termasuk kategori usia produktif (15 – 35 tahun). Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 27,09 persen berpendidikan SD ke bawah, 22,62 persen

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

43

berpendidikan SLTP, 25,29 persen berpendidikan SMA, 15,37 persen berpendidikan SMK dan 9,63 persen berpendidikan Diploma sampai Sarjana. Sedangkan bila dilihat dari lokasi desa/kota, maka penyebaran pengangguran ini terlihat sebanyak 5,24 juta orang (52,3%) berada di perkotaan, dan 4,2 juta orang (47,7%) berada di perdesaan.

Dari data di atas terlihat bahwa tingkat pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak memperoleh perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya: penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme, trafficking, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.

Besarnya angka pengangguran terdidik yang berpendidikan diploma sampai dengan sarjana dan tingginya angka penggangguran di pedesaan mendorong pemerintah untuk menciptakan program pemberdayaan pemuda desa dalam bidang kewirausahaan, yang disebut Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP-3). Program ini pertama kali diluncurkan tahun 1989 dan dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) hingga tahun 2005, dan dilanjutkan oleh Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga hingga sekarang. Total sarjana yang telah berhasil dikerahkan ke daerah pedesaan sebagai peserta program SP-3 sejak awal diluncurkan hingga tahun 2008 berjumlah 15.360, tersebar pada 33 provinsi di Indonesia.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

44

Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) adalah Sarjana dari berbagai disiplin ilmu yang dikontrak untuk memfasilitasi dan menggerakkan pembangunan di wilayah pedesaan. Selain aspek teknik yang harus dimiliki oleh peserta SP-3, mereka juga diberikan pembekalan untuk dapat memanfaatkan Sumber Daya setempat secara optimal sehingga dapat membangun dan menciptakan lapangan pekerjaanbaik untuk dirinya sendiri (kewirausahaan) maupun untuk orang lain.

4.2.2.Tujuan Program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan

Program SP-3 bertujuan antara lain untuk mendorong dan memfasilitasi peran pemuda dalam membantu percepatan pembangunan desa di berbagai sektor, terutama sektor ekonomi yang berbasis pada sumberdaya lokal. Tujuan ini dapat dilakukan antara lain melalui pendidikan kecakapan hidup (life skill) kewirausahaan bagi pemuda desa.

Memfasilitasi dan menggerakkan pembangunan di wilayah pedesaan, diharapkan dapat membangun dan menciptakan lapangan kerja baik untuk dirinya sendiri (kewirausahaan) maupun untuk orang lain, dan mempunyai sikap kemandirian dan jiwa patriotisme serta mampu menjadi perintis untuk melakukan terobosanterobosan di pedesaan dengan meningkatkan profesionalisme dalam mentransfer ilmu dan teknologi di pedesaan, terutama dalam menyukseskan program gerakan ekonomi kerakyatan adalah sepintas tentang hakekat tugas dari seorang Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP3).

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

45

Program ini diimplementasikan kedalam 8 langkah kegiatan, yaitu: 1. membangkitkan kebutuhan masyarakat desa untuk berubah. 2. menciptakan hubungan dan kepercayaan antara agen pembaharu dengan warga masyarakat desa. 3. mendiagnosa masalah, potensi dan situasi berdasarkan pandangan warga masyarakat. 4. menetapkan tujuan dan alternatif tindakan. 5. melakukan kegiatan kemitraan kepada pihak-pihak yang dapat membantu dalam proses pengembangan masyarakat desa. 6. mewujudkan kemauan dalam tindakan sehingga warga masyarakat mempunyai bertanggung jawab dan turut berpartisipasi dalam pembangunan di perdesaan. 7. menjaga kestabilan penerimaan proses pembaharuan. 8. mengakhiri hubungan ketergantungan dari warga masyarakat kepada agen pembaharu. Pelaksanaan

pembangunan

perdesaan

membutuhkan

kader-kader

pembangunan yang potensial dan berkualitas. Salah satu upaya tersebut diimplementasikan dalam bentuk program sarjana penggerak pembangunan perdesaan (SP3). Sarjana sebagai generasi muda penerus bangsa dengan didasari gagasan-gagasan pemikiran yang bersifat pragmatis dan konstruktif selalu memiliki idealisme, motivasi, mobilitas, dan semangat perjuangan yang tinggi untuk mengadakan pembaruan pada seluruh aspek pembangunan.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

46

Terlebih lagi, kini aroma reformasi telah menimbulkan peningkatan rangsangan untuk selalu berkreativitas dan berinovasi dalam pembangunan. Atas dasar inilah sarjana ditempatkan pada posisi sebagai penggerak pembangunan khususnya di wilayah perdesaan. Pembangunan perdesaan dengan titik berat pemberdayaan potensi masyarakat, dimaksudkan menepis sifat ketergantungan masyarakat pada pemerintah dan menumbuhkembangkan keswadayaan serta keswadanaan masyarakat. Yang pada akhirnya akan bermuara pada terciptanya kemandirian dan kemajuan daerah yang bersangkutan. Di samping itu juga akan menempatkan posisi masyarakat yang tidak lagi sebagai objek pembangunan tapi sekaligus sebagai subjek pembangunan. Atas dasar itulah, program SP3 ini telah lama digulirkan pemerintah, dengan tujuan agar sarjana yang memiliki berbagai disiplin ilmu pengetahun dapat membantu masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan khususnya di perdesaan. Semuanya itu agar mampu mengenali dan memecahkan masalah, menggali potensi yang ada, sekaligus mengembangkan sumber daya manusia agar mampu berperan aktif dalam pelaksanaan pembangunan. Sehingga proses pembangunan dapat berlangsung merata dan berkesinambungan. Dalam pembangunan nasional yang sedang giatnya dikembangkan pemerintah, daerah pedesaan memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan daerah pedesaanlah yang menjadi sumber pangan seluruh bangsa. Dalam upaya menjaga stabilitas nasional sangat ditentukan stabilitas seluruh pedesaan yang pada khususnya stabilitas ekonomi yang sangat tergantung pada stabilitas penyediaan pangan. Seiring dengan itu maka daerah pedesaan harus berkembang bersama dengan kemajuan yang dicapai oleh daerah perkotaan. Pembangunan pedesaan dilaksanakan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

47

dalam rangka untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang sehat melalui pembangunan manusia dan masyarakat seutuhnya atau lebih dikenal dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun yang menjadi sasaran pokok pembangunan di daerah pedesaan adalah pembinaan masyarakat desa untuk dapat tumbuh dan berkembang atas kemampuan sendiri. Atas dasar itu dapat, dipahami bahwa program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (S-P3) adalah untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan penduduk miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka kesempatan berusaha. Dalam rangka itu program Sarjana penggerak Pedesaan (SP-3) diarahkan pada pengembangan kegiatan sosial-ekonomi untuk mewujudkan kemandirian penduduk miskin di desa-desa dengan menerapkan prinsip-prinsip keswadayaan dan partisipasi. Kegiatan sosial-ekonomi yang dikembangkan adalah kegiatan produksi dan pemasaran terutama yang sumber dayanya tersedia dilingkungan masyarakat setempat. Perhatian pembangunan bukan saja hanya dalam bentuk fisik saja, misalnya penyediaan sarana dan prasarana, melainkan yang terpenting adalah pembangunan sikap mental, pola pikir dan perilaku masyarakat pedesaan agar dengan kekuatan dan motivasi sendiri mampu menggapai hari esok yang lebih baik.

4.3. Tabel Distribusi Identitas Responden 4.3.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

48

Untuk mengetahui jumlah usia responden, dapat dilihat tabel distribusi responden berdasarkan usia di bawah ini. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Usia No Pernyataan F % 1 17-24 14 24,56 2 25-29 27 47,37 3 30-39 11 19,30 4 40+ 5 8,77 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang berusia 17-24 tahun sebanyak 14 responden (24,56%), berusia 25-29 tahun sebanyak 27 responden (47,37%), berusia 30-39 sebanyak 11 responden (19,30%) dan yang berusia >40 tahun sebanyak 5 responden (8,77%). Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata rata responden berusia 25-29 tahun, ini menunjukkan bahawa yang menjadi target utama adalah para pemuda-pemudi yang menjadi potensi utama dalam pembangunan di desa Sidodadi. Dan responden yang paling sedikit adalah berusia 40 tahun ke atas, alasannya mereka di anggap sebagai tokoh masyarakat dan memiliki peran penting dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat yang berada di desa Sidodadi.

4.3.2. Distribusi Responden Berdasarkan Suku Desa Sidodadi merupakan salah satu desa yang memiliki keanekaragaman suku bangasa dan

agama,

ini dapat dilihat pada tabel distribusi responden

berdasarkan suku di bawah ini

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

49

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Suku No Pernyataan F % 1 Jawa 49 85,97 2 Karo 7 12,28 3 Toba 1 1,75 4 Mandailing 0 0 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan diketahui responden yang bersuku jJawa sebanyak 49 responden (85,97%), bersuku Karo sebanyak 7 responden (12,28%), bersuku Toba sebanyak 1 responden (1,75%). Meskipun desa ini berada di Sumatera Utara, namun penduduk mayoritas adalah suku Jawa. Nenek moyang mereka mulannya hanya sebagai pendatang di desa Sidodadi, dan menjadikan desa Sidodadi sebagai desa yang di dominasi oleh Suku Jawa. 4.3.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Identitas dari responden dapat juga dilihat berdasarkan jenis kelamin. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikt ini.

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Pernyataan F % 1 Laki-laki 36 63,16 2 Perempuan 21 36,84 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 responden (63,16%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 responden (36,84%).

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

50

Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

4.3.4. Distribusi Responden Berdasarkan Agama Untuk

mengetahui

idenntitas

responden

berdasarkan

Agama

atau

kepercayaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No 1 2

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Agama Pernyataan F % Islam 53 91,23 Protestan 4 7,02

3 4

Katolik Hindu Jumlah Sumber : kuesioner, 2008

1 0 57

1,75 0 100

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang beragama Islam sebanyak 53 responden (91,23%), yang beragama Protestan sebanyak 4 responden (7,02%) dan yang beragama Khatolik sebanyak 1 responden (1,75%). Agama Islam merupakan agama mayoritas di desa Sidodadi, namun mereka dapat berdampingan dengan agama lain seperti Protestan, Katolik yang merupakan agama minoritas.

4.3.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

51

Pendidikan merupakan salah satu identitas sosial yang perlu diketahui.Untuk mengetahui tingkat pendidikan para responden, dapat dilihat pada tabel distribusi responden berikut ini. Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pernyataan F % 1 Tidak lulus SD 0 0 2 Lulus SD 15 26,32 3 Lulus SLTP 17 29,82 4 Lulus SMU 19 33,33 5 Sarjana 6 10,53 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang lulus SD sebanyak 15 responden (26,32%), yang lulus tingkat SLTP 17 responden (29,82%), yang lulus SMU 19 responden (33,33%), yang tamat sarjana 6 responden (10,53%). Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang masih cukup rendah, meskipun sebagian besar penduduk sudah meengikuti program wajib belajar 9 tahun. Ini dilihat masih minimnya masyarakat yang sekolah sampai ke tingkat perguruan tinggi.

4.3.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Untuk mengetahui pekerjaan para responden dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No 1

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pernyataan F Petani 24

% 42,11

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

52

No 2 3 4 5

Pernyataan Buruh Pedagang/Wiraswasta PNS ABRI Jumlah Sumber : kuesioner, 2008

F 10 16 7 0 57

% 17,54 28,07 12,28 0 100

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, mayoritas responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 24 responden (42,11%). Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan daerah Sidodadi

merupakan wilayah pertanian. Responden yang pekerjaannya

sebagai buruh sebanyak 10 responden (17,54%), hal ini dapat dilihat dari adanya pabrik opak yang juga sebagai sumber mata pencaharian bagi sebagian penduduk desa. Responden yang bekerja sebagai pedagang/wiraswasta sebanyak 16 responden (28,075%), mereka membuka usaha sendiri dan ada juga yang dibantu oleh pihak SP3. Responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 7 responden (12,28%).

4.3.7. Distribusi Responden Berdasarkan Status Untuk mengetahui status para responden, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Status No Pernyataan F % 1 Belum Menikah 4 7,02 2 Menikah 49 85,96 3 Janda 2 3,51 4 Duda 2 3,51 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang belum menikah sebanyak 4 responden (7,02%), dan yang

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

53

sudah menikah sebanyak 49 responden (85,96%), dan jumlah responden yang sudah ditinggal pasangan hidup yaitu janda sebanyak 2 responden (3,51%) yang sudah duda yaitu sebanyak 2 responden (3,51%). Rata-rata responden menikah muda yaitu umur 18 tahun.

4.3.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim Untuk mengetahui distribusi responden berdasarkan lama bermukim di desa Sidodadi dapat diketahui berdasarkan tabel berikut. Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim No Pernyataan F % < 5 tahun 2 3,51 5-20 tahun 15 26,32 20-40 tahun 35 61,40 >40 5 8,77 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang bermukim < 5 tahun sebanyak 1 responden (1,75%), yang bermukim 5-20 tahun sebanyak 6 responden (10,53%), yang bermukim selama 20-40 tahun sebanyak 15 responden (26,32%) dan yang bermukim >40 tahun sebanyak 35 responden (61,40%). Biasanya masyarakat yang baru tinggal di desa kurang dari 5 tahun adalah penduduk pendatang.

4.3.9. Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

54

Penghasilan para responden merupakan faktor yang penting, dalam memenuhi kebutuhan popkok manusia. Distribusi responden berdasarkan penghasilan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan No Pernyataan F % 1 >>111...000000000...000000000 4 9 15,79 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang berpenghasilan < Rp 500.000 sebanyak 8 responden (14,03%), yang berpenghasilan Rp 500.000-Rp750.000 sebanyak 24 responden (42,11%), yang berpenghasilan Rp750.000-Rp1.000.000 sebanyak 16 responden (28,07%) dan yang berpenghasilan > Rp 1.000.000 sebanyak 9 responden (15,79%). Ini berarti bahwa rata-rata penghasilan responden masih cukup rendah yaitu dibawah Upah Minimum Regional (UMR), Ini di karenakan pendidikan yang masih cukup rendah. 4.3.10. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Untuk mengetahui jumlah anggota keluarga responden, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga No Pernyataan F % 1 < 5 orang 34 59,65 2 5-7 orang 21 36,84

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

55

No Pernyataan 3 > 7 orang Jumlah Sumber : kuesioner, 2008

F 2 57

% 3,51 100

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang jumlah anggota keluarganya kurang dari 5 orang yaitu sebanyak 34 responden (59,65%), jumlah anggota keluarga 5-7 orang sebanyak 21 responden (36,84%), dan yang jumlah anggota keluarga lebih dari 7 orang sebanyak 2 responden (3,51%). Rata-rata jumlah keluarga responden adalah 4 orang. Namun dalam satu rumah ada yang terdiri dari dua rumah tangga.

4.3.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah Untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik rumah responden, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah No Pernyataan F % 1 Non permanen 15 26,32 2 Semi permanen 15 26,32 3 Permanen 27 47,36 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang memiliki rumah dengan kondisi fisik rumah non permanen yaitu sebanyak 15 responden (26,32%), yang semi permanen sebanyak 15 responden (26,32%) dan yang permanen sebanyak 27 responden (47,36%). Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata kondisi rumah responden sudah dalam

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

56

kondisi permanen, meskipun masih ada sebagian kecil kondisi rumah penduduk yang masih non permanen.

Variabel Bebas (Persepsi Masyarakat). 4.3.12. Distribusi Responden Berdasarkan Keberadaan SP-3 Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui masyarakat setempat. Untuk mengetahui bagaimana persepsi para responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Keberadaan SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak tahu 3 5,26 2 Kurang tahu 16 28,07 3 Tahu 33 57,90 4 Sangat tahu 5 8,77 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang tidak tahu keberadaan SP-3 sebanyak 3 responden (5,26), yang kurang tahu keberadaan SP-3 sebanyak 16 responden (28,07%), yang tahu keberadaan SP-3 sebanyak 33 responden (57,90%) dan yang sangat tahu keberadaan SP-3 sebanyak 5 responden (8,77%). Responden yang menyatakan tahu dan sangat mengetahui tentang keberadaan dari Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) memberikan alasan bahwa informasi mengenai SP-3 telah mereka ketahui dari pemerintah setempat yaitu kepala desa selaku pemimpin desa. Sementara responden yang menyatakan tidak tahu dan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

57

kurang tahu, dikarenakan kesibukan untuk bekerja/mencari nafkah dan berbagai faktor lainnya. Selain telah diinformasikan kepala desa, pihak dari pelaksana Program SP-3 ini juga mengadakan pertemuan dengan penduduk setempat

untuk

mensosialisasikan SP-3 di desa Sidodadi.

4.3.13. Distribusi Responden Berdasarkan Maksud dan Tujuan SP-3 Persepsi dari responden mengenai maksud dan tujuan diadakannya program SP-3 di desa Sidodadi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Maksud dan Tujuan SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak tahu 8 14,04 2 Kurang tahu 25 43,86 3 Tahu 21 36,84 4 Sangat tahu 3 5,26 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang tidak tahu maksud dan tujuan SP-3 sebanyak 8 responden (14,04%), yang kurang tahu maksud dan tujuan SP-3 sebanyak 25 responden (43,86%), yang tahu maksud dan tujuan SP-3 sebanyak 21 responden (36,84%) dan yang sangat tahu maksud dan tujuan SP-3 sebanyak 3 responden (5,26%). Responden yang memberikan pernyataan mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuan SP-3, memberikan alasan bahwa pertama sekali program SP-3 ini hadir, mereka telah diberikan penjelasan oleh pemerintah desa mengenai apa yang menjadi maksud dan tujuan dari SP-3 itu sendiri. Menurut responden maksud dan tujuannya adalah untuk membantu masyarakat mengembangkan potensi masyarakat

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

58

desa untuk dapat lebih mandiri dan mampu meningkatkan kehidupan sosial ekonomi melalui program yang diadakan. Mereka juga menyampaikan program ini diharapkan mampu memperkecil tingkat kemiskinan di desa Sidodadi. Sedangkan responden yang memberikan pernyataan kurang dan tidak mengetahui maksud dan tujuan dari SP-3 memberikan alasan bahwa mereka memang kurang mengerti arti dari SP-3 itu sendiri.

4.3.14. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Dengan Masyarakat Desa Persepsi responden mengenai sosialisasi dari pemerintah dan pihak SP-3 terhadap masyaraakat di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.20 Distribusi responden berdasarkan sosialisasi dari pemerintah dan SP-3 terhadap masyarakat desa No Pernyataan F % 1 Tidak mengadakan 3 5,26 2 Kurang mengadakan 18 31,58 3 Mengadakan 34 59,65 4 Sangat mengadakan 2 3,51 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan pemerintah dan SP-3 tidak mengadakan sosialisasi dengan masyarakat desa tentang keberadaan SP-3 sebanyak 3 responden (5,26%), yang menyatakan pemerintah dan SP-3 kurang mengadakan sosialisasi dengan masyarakat desa tentang keberadaan SP-3 sebanyak 18 responden (31,58%), yang menyatakan mengadakan sosialisasi dengan masyarakat desa tentang keberadaan SP-3 sebanyak 34 responden (59,65%) dan yang menyatakan pemerintah

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

59

dan SP-3 sangat mengadakan sosialisasi dengan masyarakat desa tentang keberadaan SP-3 sebanyak 2 responden (3,51%). Rata-rata responden menyatakan pihak SP-3 mengadakan sosialisasi dengan masyrakat Sidodadi, yaitu dengan mengadakan pertemuan dan mengundang seluruh masyarakat. Menurut responden dalam pertemuan tersebut dijelaskan apa itu SP-3, maksud dan tujuan SP-3 datang ke desa Sidodadi. 4.3.15. Distribusi Responden Berdasarkan Kehadiran SP-3 di Desa Sidodadi Persepsi responden mengenai kehadiran SP-3 di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Menyetujui Adanya SP-3 di Desa Sidodadi No Pernyataan F % 1 Tidak setuju 1 1,75 2 Kurang setuju 2 3,51 3 Setuju 37 64,91 4 Sangat setuju 17 29,83 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan tidak setuju adanya SP-3 didesa sebanyak 1 responden (1,75%), yang kurang setuju adanya SP-3 didesa sebanyak 2 responden (3,51%), yang setuju adanya SP-3 didesa sebanyak 37 responden (64,91%) dan yang menyatakan sangat setuju dengan adanya SP-3 didesa sebanyak 17 responden (29,83%). Dari distribusi responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden setuju dan sangat mendukung masuknya program SP-3 di desa Sidodadi, responden sangat mengharapkan dengan hadirnya SP-3, mampu membantu pembangunan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

60

masyarakat desa. Dan sebagian kecil responden menyatakan tidak setuju adanya SP3, memyatakan adanya keraguan akan program SP-3 yang dilaksanakan di desa Sidodadi mampu menjawab permasalahan pembangunan.

4.3.16. Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Dari Program SP-3 Persepsi responden mengenai manfaat dari program SP-3 di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.22 Distribusi responden berdasarkan Manfaat Dari Program SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak bermanfaat 6 10,53 2 Kurang bermanfaat 17 29,82 3 Bermanfaat 31 54,39 4 Sangat bermanfaat 3 5,26 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan program SP-3 tidak bermanfaat bagi responden sebanyak 6 responden (10,53%), responden yang menyatakan program SP3 kurang bermanfaat yaitu sebanyak 17 responden (29,82%), yang menyatakan program SP-3 bermanfaat sebanyak 31 responden (54,39%) dan yang menyatakan program SP-3 sangat bermanfaat sebanyak 3 responden (5,26%). Alasannya dengan kehadiran SP-3 ini membantu mereka, bagaimana cara mempergunakan lahan kosong menjadi sumber pendapatan sampingan seperti menanam jagung dengan bibit unggul. Selain itu SP-3 juga membentuk kelompok usaha pemuda produktif sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru bagi masyarakat dengan membuat prograam

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

61

kegiatan seperi Budi daya tanaman jagung, budi daya tanaman kacang kedelai dan tomat. Sedangkan responden yang menyatakan kurang bermanfaat dikarenakan tidak adanya pengaruh program ini terhadap keadaan kehidupan sosial ekonominya.

4.3.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program SP-3 Dengan Kebutuhan Masyarakat Persepsi responden mengenai kesesuaian program Sp-3 dengan kebutuhan masyarakt di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.23 Distribusi responden berdasarkan program SP-3 sesuai dengan Kebutuhan masyarakat No Pernyataan F % 1 Tidak sesuai 6 10,53 2 Kurang sesuai 20 35,09 3 Sesuai 31 54,38 4 Sangat sesuai 0 0 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan program SP-3 tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa a sebanyak 6 responden (10,53%), responden yang menyatakan program SP-3 kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa sebanyak 23 responden (40,35%), responden yang menyatakan program SP-3 sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa sebanyak 28 responden (49,12%). Alasan responden yang menyatakan sudah sesuai karena menurut mereka program ini sudah tepat sasaran yaitu bertujuan untuk pembangunan pedesaan dengan memberdayakan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

62

masyarakat desa sebagai subjek utama dalam pembangunan di samping itu program yang di jalankan juga sudah sesuai dengan prosedur meskipun masih banyak kekurangan-kekurangan dikarenakan masih kurangnya fasilitator/ penyuluh tenaga terdidik yang ditugaskan di desa Sidodadi.

4.3.18. Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Sikap Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa Persepsi responden mengenai perubahan sikap dari masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.24 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Sikap Dari Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa No Pernyataan F % 1 Tidak ada 8 14,04 2 Kurang ada 32 56,14 3 Ada 15 26,32 4 Sangat ada 2 3,50 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan tidak ada perubahan sikap dari masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa sebanyak 8 responden (14,04%), responden yang menyatakan kurang ada perubahan sikap dari masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa sebanyak 32 responden (56,14%), responden yang menyatakan ada perubahan sikap dari masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

63

sebanyak 15 responden (26,32%), responden yang menyatakan sangat ada perubahan sikap dari masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa sebanyak 2 responden (3,50%). Perubahan sikap masyarat desa masih cukup kurang.

4.3.19. Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Memotivasi Para

Pemuda Desa Untuk Ikut Serta Dalam Pembangunan Desa

Persepsi responden mengenai program SP-3 dapat memotivasi para pemuda untuk ikut serta dalam pembangunan desa di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.25 Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Memotifasi Para Pemuda Desa Untuk Ikut Serta Dalam Pembangunan Desa No Pernyataan F % 1 Tidak dapat 8 14.04 2 Sebagian kecil 26 45,61 3 Sebagian besar 15 26,31 4 Dapat 8 14,04 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan program SP-3 tidak dapat memotifasi para pemuda desa untuk ikut serta dalam pembangunan desa sebanyak 8 responden (14,04%), responden yang menyatakan program SP-3 sebagian kecil memotifasi para pemuda desa untuk ikut serta dalam pembangunan desa sebanyak 26 responden (45,61%), responden yang menyatakan program SP-3 sebagian besar memotifasi para pemuda desa untuk ikut serta dalam pembangunan desa sebanyak 15 responden

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

64

(26,31%), responden yang menyatakan program SP-3 dapat/mampu memotifasi para pemuda desa untuk ikut serta dalam pembangunan desa sebanyak 8 responden (14,04%). Menurut mereka pemuda desa yang ikut serta dalam pembangunan masih sangat minim.

4.3.20. Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Mengentaskan Kemiskinan/Mengurangi Tingkat Kemiskinan Persepsi responden mengenai program SP-3 dapat mengentaskan kemiskinan /mengurangi tingkat kemiskinan di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.26 Distribusi Responden Berdasarkan Program SP-3 Dapat Mengentaskan Kemiskinan/Mengurangi Tingkat Kemiskinan No Pernyataan F % 1 Tidak dapat 8 14,04 2 Sebagian kecil 19 33,33 3 Sebagian besar 29 50,88 4 Dapat 1 1,75 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan responden yang menyatakan program SP-3 tidak dapat mengentaskan kemiskinan/me ngurangi tingkat kemiskinan didesa sebanyak 8 responden (14,04%), responden yang menyatakan

program

SP-3

sebagian

kecil

dapat

mengentaskan

kemiskinan/mengurangi tingkat kemiskinan didesa sebanyak 19 responden (33,33%), responden yang menyatakan program SP-3 sebagian besar dapat mengentaskan kemiskinan/mengurangi tingkat kemiskinan didesa sebanyak 29 responden (50,88%),

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

65

responden

yang

menyatakan

program

SP-3

dapat

mengentaskan

kemiskinan/mengurangi tingkat kemiskinan di desa Sidodadi yaitu sebanyak 1 responden (1,75%). Menurut sebagian responden program SP-3 ini mampu mengurangi tingkat kemiskinan karena program ini merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya pemecahan masalah kemiskinan di desa.

4.3.21. Distribusi Responden Berdasarkan Pembuatan Program Dari SP-3 Persepsi responden mengenai pembuatan program SP-3, apakah masyarakat dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap setiap program di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.27 Distribusi Responden Berdasarkan Pembuatan Program SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak dilibatkan 8 14,04 2 Kurang dilibatkan 19 33,33 3 Dilibatkan 30 52,63 4 Sangat dilibatkan 0 0 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan dalam pembuatan program SP-3 tidak dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta penilaian terhadap setiap program yaitu sebanyak 8 responden (14,04%), responden yang menyatakan dalam pembuatan SP-3 saudara kurang dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan serta proses penilaian terhadap setiap program sebanyak 19 responden (33,33%), responden yang menyatakan dalam pembuatan SP-3 saudara dilibatkan dalam

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

66

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap setiap program sebanyak 30 responden (52,63%), dan tidak ada responden yang menyatakan dalam pembuatan SP-3 saudara sangat dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap setiap program

(0%). Responden yang dilibatkan menyatakan bahwa,

sebelum diadakannya pelaksanaan dari program, masyarakat dilibatkan langsung, agar nantinya tidak terjadi ketimpangan dalam pembangunan.

4.3.22. Distribusi Responden Berdasarkan Kebebasan Dalam Menyampaikan Usul/Saran Dalam Menyusun Rancangan Program Persepsi responden mengenai kebebasan untuk menyampaikan usul/saran dalam menyusun rancangan program di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.28 Distribusi Responden Berdasarkan Kebebasan Untuk Menyampaikan Usul/Saran Dalam Menyusun Rancangan Suatu Program No Pernyataan F % 1 Tidak diberikan 9 15,79 2 Kadang-kadang 11 19,30 3 Diberikan 32 56,14 4 Sangat diberikan 5 8,77 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

67

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan masyarakat tidak diberikan kebebasan untuk menyampaikan usul/saran dalam menyusun rancangan suatu program sebanyak 9 responden (15,79%), responden yang menyatakan masyarakat kadang-kadang diberikan kebebasan untuk menyampaikan usul/saran dalam menyusun rancangan suatu program yaitu sebanyak 11 responden (19,30%), responden yang menyatakan masyarakat diberikan kebebasan untuk menyampaikan usul/saran dalam menyusun rancangan suatu program yaitu sebanyak 32 responden (56,14%) dan responden yang menyatakan masyarakat sangat diberikan kebebasan untuk menyampaikan usul/saran dalam menyusun rancangan suatu program sebanyak 5 responden (8,77%). Responden menyampaikan bahwa sampai saat ini mereka diberikan hak untuk menyampaikan kritik dan saran.

4.3.23. Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Dari Program SP-3 Persepsi responden mengenai pelaksanaan dari program SP-3 di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.29 Distribusi responden berdasarkan pelaksanaan dari program SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak sesuai 12 21,05 2 Kurang sesuai 18 31,58

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

68

3 Sesuai 4 Sangat sesuai A Jumlah Sumber : kuesioner, 2008

27 0 57

47,37 0 100

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan bahwa pelaksanaannya tidak sesuai dengan program adalah sebanyak 12 responden (21,05%) dan yang menyatakan kurang sesuai dengan program adalah sebanyak 18 responden (31,58%), sedangkan responden yang menyatakan sesuai dengan program adalah sebanyak 27 responden (47,37%). Menrut sebagian besar responden pelaksanaan dari program SP-3, sudah sesuai dengan program

Variabel Terikat (Partisipasi)

4.3.24. Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Pada Setiap Kegiatan yang Dilaksanakan SP-3 Persepsi responden mengenai partisipasi responden pada setiap kegiatan yang dilaksanakan SP-3 di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.30 Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Pada Setiap Kegiatan yang Dilaksanakan SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak ikut serta 10 17,54 2 Kadang-kadang 26 45,61 3 Ikut serta 21 36,85 4 Sangat ikut serta 0 0 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

69

Dari tabel distribusi di atas dapat diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan tidak ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh SP-3 adalah sebanyak 10 responden (17,54%), dan yang menyatakan ikut serta tapi kurang aktif sebanyak 26 responden (45,61%) , sedangkan responden yang aktif ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak SP-3 adalah sebanyak 21 responden (36,84%). Program SP-3 ini agar dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya haruslah di didukung oleh anggota masyarakat itu sendiri sehingga program pembangunan ini dapat tercapai dengan baik. Demikian halnya dengan responden yang ikut serta dalam program SP-3 tersebut, terlibat secara langsung, seperti mengikuti rapat mengenai rencana proyek pembangunan desa, anggota masyarakat diberikan hak untuk memberikan ide terhadap program apa yang akan dilaksanaka. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam proses program SP_3 ini telah menggambarkan posisi mereka sebagai subyek dalam pembangunan. Sedangkan responden yang tidak terlibat dalam setiap kegiatan SP-3 disebabkan kurangnya kepedulian terhadap pelaksanaan pembangunan di desa mereka.

4.3.25. Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Berperan Serta Dalam Setiap Pembangunan Secara Menyeluruh Persepsi responden mengenai keaktifan berperan serta dalam setiap pembangunan secara menyeluruh di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.31

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

70

Distribusi responden berdasarkan keaktifan berperan serta dalam setiap pembangunan secara menyeluruh No 1 2 3 4

Pernyataan Tidak aktif Kurang aktif Aktif Sangat aktif Jumlah Sumber : kuesioner, 2008

F 10 33 14 0 57

% 17,54 57,90 24,56 0 100

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan tidak aktif ikut serta dalam setiap pembangunan secara menyeluruh adalah sebanyak 10 responden (17,54%), dan yang menyatakan kurang aktif adalah sebanyak 33 responden (57,90%), sedangkan yang secara aktif ikut berperan serta dalam setiap pembangunan secara menyeluruh adalah sebanyak 14 responden (24,56%).

4.3.26. Distribusi Responden Berdasarkan Kehadiran Dalam Setiap Pertemuan yang Diadakan Pihak SP-3 Persepsi responden mengenai kehadiran dalam setiap pertemuan yang diadakan pihak SP-3 di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.32 Distribusi responden berdasarkan kehadiran dalam setiap pertemuan yang diadakan pihak SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak hadir 10 17,54 2 Kadang-kadang 27 47,37 3 Hadir 20 35,09 4 Selalu hadir 0 0 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

71

Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan tidak pernah hadir dalam setiap pertemuan yang diadakan oleh pihak SP-3 adalah sebanyak 10 responden (17,54%), dan responden yang menyatakan kadang-kadang saja hadir, dalam arti tidak setiap pertemuan hadiri adalah sebanyak 27 responden (47,37%), sedangkan yang menyatakan hadir dalam setiap pertemuan adalah sebanyak 20 responden (35,09%).

4.3.27. Distribusi

Responden

Berdasarkan

Dukungan

Terhadap

Setiap

Kegiatan/Program SP-3 Persepsi responden mengenai dukungan terhadap setiap kegiatan/program SP3 di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.33 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Terhadap Setiap Kegiatan/Program SP-3 No Pernyataan F % 1 Tidak mendukung 4 7,02 2 Kurang mendukung 7 12,28 3 Mendukung 35 61,40 4 Sangat mendukung 11 19,30 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan,

responden

yang

menyatakan

tidak

mendukung

dalam

setiap

kegiatan/program yang dilaksanakan SP-3 adalah sebanyak 4 responden (7,02%), dan responden yang kurang mendukung sebanyak 7 responden (12,28%), sedangkan responden yang mendukung adalah sebanyak 35 responden (61,40%), dan yang

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

72

menyatakan sangat mendukung setiap setiap program yang dilaksanakan oleh pihak SP-3, adalah sebanyakk 11 responden (19,30%).

4.3.28. Distribusi Responden Berdasarkan Imbalan Atas Keikutsertaan Dalam Setiap Kegiatan Persepsi responden mengenai imbalan atas keikutsertaan dalam setiap kegiatan di desa Sidodali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.34 Distribusi Responden Berdasarkan Imbalan Atas Partisipasi/Peran serta Dalam Setiap Kegiatan No Pernyataan F % 1 Tidak dapat 55 96,49 2 Kadang-kadang 2 3,51 3 Dapat 0 0 4 Sangat dapat 0 0 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan tidak mendapat imbalan adalah 55 responden (96,49%), sedangkan yang menyatakan kadang- kadang mendapatkan imbalan adalah sebanyak 2 responden (3,51%). Responden yang kadang-kadang menerima imbalan adalah responden yang yang mengikuti pelatihan pemuda desa di propinsi, dimana Dinas Pemuda Dan Olah Raga melaksanakan program ini untuk mengembangkan potensi pemuda desa. Yang menyatakan tidak menerima imbalan, dalam arti modal yang diberikan tidak diterima secara materi (uang), tetapi berupa

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

73

bantuan bibit unggul pertanian, dan penyediaan modal awal usaha seperti barangbarang dagangan untuk berwiraswasta.

4.3.29. Distribusi Responden Berdasarkan keikut sertaannya

dalam setiap

kegiatan/program pembangunan mampu meningkatkan/menciptakan motivasi dan keterampilan Persepsi responden mengenai keikutsertaan dalam setiap kegiatan/program pembangunan mampu meningkatkan/menciptakan motivasi dan keterampilan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.35 Distribusi responden berdasarkan keikut sertaan dalam setiap kegiatan/program pembangunan mampu meningkatkan/menciptakan motivasi dan keterampilan No Pernyataan F % 1 Tidak mampu 10 17,54 2 Sebagian kecil 17 29,83 3 Sebagian besar 19 33,33 4 Mampu 11 19,30 Jumlah 57 100 Sumber : kuesioner, 2008 Dari tabel distribusi di atas diketahui bahwa dari 57 kuesioner yang disebarkan, responden yang menyatakan bahwa kegiatan/program pembangunan tidak mampu meningkatkan/menciptakan motivasi dan keterampilan bagi responden sebanyak 10 responden (17,54%), yang menyatakan sebagian kecil sebanyak 17 responden (29,83), menyatakan sebagian besar sebanyak 19 responden (33,33) dan yang menyatakan mampu sebanyak 11 responden (19,30).

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

74

4.4.

Persepsi Masyarakat Desa Sidodadi Kehadiran Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) di tengah

masyarakat desa Sidodadi memberikan pandangan yang berbeda-beda dari setiap orang. Dari hasil penelitian maka diperoleh data bahwa dengan kehadiran Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaaan (SP-3), ada yang menanggapi secara positif dan ada pula yang menanggapi secara negatif. Ada yang merasa senang serta optimis akan program dari pemerintah tersebut, akan tetapi ada juga sebagian orang yang merasa pesimis dan beranggapan program ini tidak akan mampu berjalan dengan baik. Masyarakat yang telah berpikiran maju merasa senang dan optimis akan keberhasilan dari program yang dilakukan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) karena program ini mampu memberikan motifasi baru bagi masyarakat desa untuk dapat lebih berkembang dan mampu meningkatkan pembangunan di desa mereka sendiri. Adapun manfaat secara langsung yaitu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat desa yang tidak memiliki pekerjaan serta memberikan keterampilan dan kemampuan kepada masyarakat agar mampu lebih mamdiri dan tidak tergantungan kepada orang lain. Dari hasil kuesioner yang disebarkan peneliti dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat desa Sidodadi mengetahui keberadaan dari SP-3 ini dapat dilihat dari persentasi yang diperoleh yaitu sebesar 66,67% responden. Masyarakat pada umumnya juga sudah mengetahui maksud dan tujuan dari SP-3 tersebut yaitu sebesar 42,10% responden.

Pada awalnya masyarakat desa Sidodadi memang kurang

mengetahui apa itu Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3), namun setelah pihak pemerintah desa serta pihak SP-3 menjelaskan secara rinci apa itu SP-3, apa

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

75

yang menjadi maksud dan tujuan hadirnya SP-3 di desa mereka, serta diadakannya sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat mampu memahami dan menerima kehadiran mereka di desa tersebut. Dari hasil penelitian dilapangan masyarakat pada umumnya sangat menyetujui dan mendukung kehadiran dari SP-3 di desa mereka ini dapta dilihat dari persentasi jawaban responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju yaitu sebesar 94,74% responden, karena menurut mereka program ini sangat bertujuan positif bagi pembangunan di desa Sidodadi dan mampu membantu mengembangkan generasi muda desa serta memajukan desa mereka yang masih mengalami banyak ketertinggalan dibandingkan desa-desa lain. Responden juga beranggapan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi mereka, ini dapat dilihat dari persentasinya yaitu sebesar 59,65% responden. Dengan adanya SP-3, mereka diberikan motivasi-motivasi bagaimana cara meningkatkan taraf hidup mereka, meskipun mereka hidup di daerah pedesaan. Beberapa hal yang telah dilakukan seperti bagaimana meningkatkan hasil pertanian yang lebih baik melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan bagi para petani serta memberikan bibit unggul tanaman seperti tanaman jagung, cabe, tomat dan lain-lain, selain dibidang pertanian mereka juga dididik bagaimana memanfaatkan lahan yang kosong sebagai sumber mata pencaharian baru, yaitu lahan yang kosong dipergunakan/ dimanfaatkan menjadi tempat tambag ikan lele. Sebagian responden juga mengatakan bahwa pihak SP-3 juga membentuk berbagai organisasi bagi para pemuda desa Sidodadi yang merupakan salah satu sasaran utama pembangunan, yaitu dibentuknya Kelompok Usaha Pemuda Produktif, dimana mereka dibentuk untuk ikut serta dalam proses pembangunan di desa mereka sendiri dengan memberikan bekal berupa pelatihan-

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

76

pelatihan berupa keterampilan kerja yang sesuai bakat yang di miliki tiap pemudapemudi desa. Para pemuda juga dibimbing agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di desa mereka seperti mempebaiki barang-barang elektronik yang rusak, mengajarkan bebrapa keterampilan seperi menyulam,pelatihan dibidang industri rumah tangga seperti membuat kue. Merekapun di berikan beberapa les seperti bahasa inggris. Sebagian pemuda pun dikirim ke propinsi untuk mendapat pelatihan dari para mentor yang lebih terdidik dan mereka diberikan motivasi supaya nantinya mereka lebih mandiri dan lebih bermanfaat bagi pembangunan desa mereka sendiri. Sebagian responden juga menyampailkan bahwa program ini sangat bagus untuk dikembangkan karena membantu masyarakat desa di seluruh Indonesia dalam meningkatkatkan taraf hidup mereka dan mengurangi tingkat kemiskinan di desa. Dimana sampai saat ini daerah pedesaan merupakan daerah yang memiliki tingkat kemiskinan cukup besar. Menurut sebagian responden semua program-program yang di jalankan oleh SP-3 sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, ini dilihat dari persentasi jawaban yaitu sebesar 54,38% responden, meskipun tidak semua dilakukan secara maksimal karena kendala berbagai hal seperti masih kurangnya sarjana yang di tempatkan di desa Sidodadi serta masih kurangnya perhatian dari pemerintah pusat seperti dana yang masih cukup minim diberikan ke desa Sidodadi serta masih adanya masyarakat desa yang kurang responsif terhadap program dari SP-3 ini. Perubahan sikap juga sudah dialami sebagian masyarakat desa yaitu sebanyak 29,82%, dimana mereka lebih mandiri dan lebih mampu memanfaatkan potensi yang ada dalam diri mereka untuk membangun desa Sidodadi serta mampu meningkatkan taraf hidup mereka kearah yang lebih baik dari sebelum adanya SP-3 di desa mereka.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

77

Program yang dilaksanakan SP-3 ini memang tidak 100% mampu mengentaskan kemiskinan di desa mereka, tapi menurut mereka dengan adanya program ini mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan mampu menciptakan pembangunan di desa Sidodadi karena menurut mareka pelaksanaan dari SP-3 ini dilaksanakan dengan baik dan dana dipergunakan untuk kepentingan masyarakat desa Sidodadi sendiri. Semua kegiatan ditujukan untuk mengatasi masalah yang ada pada masyarakat. Selain itu menurut responden dalam soal perencanaan, pelaksanaan serta pelaksanaan dari setiap program masyarakat dilibatkan secara langsung maupun tidak langsung, meskipun menrut responden tidak semua masyarakat dilibatkan, hanya masyarakat yang mau dan ikut serta dalam setiap pertemuan yang diadakan oleh pihak SP-3. masyarakat juga diberikan kebebasan dalam menyampaikan usul serta saran sampai sekarang responden merasa keikutsertaan mereka secara langsung sangat membantu pihak SP-3 dalam proses pembangunan.

4.5.

Partisipasi Masyarakat Desa Sidodadi Pengalaman menunjukkan bahwa di masa rezim yang lalu, tingkat partisipasi

dan keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan porsinya sedikit dan hanya sekedar mobilisasi, karena sistem yang sentralistik dan over concentration. Keputusan yang diambil untuk pembangunan suatu wilayah, bersifat top-down. Akibatnya program-program pembangunan yang dilaksanakan umumnya siap pakai tanpa menunggu masukan dari bawah. Contoh yang sangat sederhana dan ada diseluruh wilayah Republik ini, adalah program SD Inpres yang puluhan ribu jumlahnya. Baik kualitas, pengoptimalan maupun lokasinya, sangat jauh dari yang diharapkan,

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

78

meskipun dari sisi lainnya memberi kontribusi yang signifikan dalam proses pendewasaan anak bangsa Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar seperti halnya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan transportasi ( Sumardi dan Evers, 1982). FAO

menegaskan bahwa partisipasi

masyarakat adalah hak azasi, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan. Masyarakat sendiri yang akan merasakan dan menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak Sikap masyarakat desa Sidodadi terhadap keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan mecakup dua hal yaitu sikap yang positif maupun sikap negatif. Sikap positif disini yaitu yang menerima kehadiran Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan dan ikut seta berpartisipasi dalam program yng dilaksanakan SP-3 tersebut. Sebagian responden menyatakan ikut serta berpartisipasi dalam program kegiatan yang dilaksanakan oleh SP-3 meskipun bentuk partisipasi yang dilakukan hanya dalam bentuk dukungan moral saja, responden yang ikut secara aktif menyampaikan bahwa mereka secara langsung terlibat di dalam bagian program yang telah direncanakan seperti menjadi salah satu anggota

Kelompok Usaha

Pemuda Produktif (KUPP), angota tim penyuluh pertanian serta anggota dalam program lainnya. Sedangkan para penetua-penetua memberikan bentuk partisipasi dalam hal ide, saran untuk program apa yang cocok dilaksanakan di desa Sidodadi

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

79

serta mendukung setiap program yang dilaksanakan oleh pihak Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan. Responden juga menyampaikan masyarakat yang secara aktif terlibat biasanya selalu menghadiri setiap pertemuan/rapat yang dilaksanakan oleh pihak SP-3, seandainyapun mereka tidak menghadiri rapat itu dikarenakan adanya kesibukan lain. Mereka yang kurang aktifpun kadang-kadang juga menghadiri pertemuan sekedar mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dilakukan oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan. Dukunganpun selalu diberikan oleh sebagian besar masyarakat desa terhadap pelaksanaan program SP-3 ini. Ini merupakan salah satu cara mereka dalam mendukung program pembangunan yang ada di desa mereka. Menurut para responden masyarakat yang ikut berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung, tidak memperoleh imbalan berupa materi. Mereka yang terlibat dalam program akan memperoleh bantuan modal awal, itupun tidak berupa uang tunai tetapi berupa benda seperi bibit unggul, barang dagangan, serta berbagai ilmu pengetahuan bagaimana cara memanfaatkan sumber daya yang ada baik itu yang ada di alam sekitar maupun yang ada di dalam setiap diri masyarakat tersebut. Namun demikian ada juga masyarakat yang memperoleh uang, yaitu mereka yang ikut dalam pelatihan di propinsi. Mereka diberi imbalan atas keikutsetaan mereka selama pelatihan. Menurut beberapa responden keikutsertaan mereka dalam program ini juga sudah merupakan suatu berkat tersendiri bagi mereka, karena mereka merasa banyak sekali pengetahuan baru yang mereka dapat sehingga mereka lebih mandiri dan mampu mengeluarkan kemampuan yang ada di dalam diri mereka masing-masing, serta kemampuan mereka membangun desa Sidodadi di masa yang akan datang.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

80

Partisipasi yang mereka berikan juga telah mendorong dalam memotivasi diri mereka sendiri untuk bisa lebih baik dari sebelumnya serta mampu meningkatkan taraf hidup mereka dibandingkan masyarakat yang tidak ikut serta dalam program ini. Untuk itu mereka sangat berharap program seperti ini terus dijalankan pemerintah di desa-desa yang membutuhkan pembangunan karena masih banyak des di Indonesia yang memiliki tingkat keterbelakangan dan kemiskinan yang cukup tinggi , sehingga kemiskinan semakin berkurang dan masyarakat desa mampu menjadi masyarakat yang lebih mandiri yaitu melalui program-program seperti ini dari pemerintah ini.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

81

BAB V PENUTUP 5.1.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di desa Sidodadi tentang

persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3), maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masyarakat desa Sidodadi umumnya telah mengetahui adanya Sarjan Penggerak Pembangunan Pedesaan yang bertujuan untuk mendorong dan memfasilitasi masyarakat khususnyapemuda dalam membantu percepatan pembangunan desa di berbagai sektor, terutama sektor ekonomi yang berbasis pada sumberdaya lokal. Tujuan ini dapat dilakukan antara lain melalui pendidikan kecakapan hidup (life skill) kewirausahaan bagi pemuda desa. 2. Dalam pembangunan sekarang ini masyarakat bukan lagi sebagai objek melainkan sebagai subjek dari pembangunan. 3. Tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi dalam memberikan persepsi terhadap

program pembangunan,

pendidikan masyarakat maka semakin

sebab

semakin

tinggi

tinggilah kesadaran dalam

pelaksanaan pembangunan yang dapat memperbaharui taraf hidupnya 4. Keberhasilan program pembangunan desa akan sangat tergantung dari adanya kerjasama semua pihak yaitu pemerintah pusat, pemerintahan desa(kepala desa), masyarakat desa dan juga para pelaksana dari program SP-3 mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan dari program tersebut. 5. kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dengan memberikan bantuan tenaga maupun pikiran sangat mendukung terlaksananya program pembangunan yang lebih baik dan berjalan dengan lancar.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

82

6. Pada strategi pembangunan dengan sasaran partisipasi merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk menanggulangi/mengurangi tingkat kemiskinan. Hal ini sangat dimungkinkan karena pembangunan dengan cara ini melibatkan seluruh jaringan yang terlibat di dalamnya 7. Pelaksanaan pembangunan desa bukan hanya tugas dan tanggung jawab sekelompok orang seperti pemerintah saja melainkan masyarakat desa juga diharapkan turut berpartisipasi di dalamnya. 8. Tingkat keikutsertaan (partisipasi) masyarakat desa Sidodadi dalam program Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan berada dalam kategori sedang, mencakup keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan serta manfaat yang diterima dari hasil program SP-3 ini.

5.2.

Saran

1. Untuk memaksimalkan program SP-3 ini diharapkan kerjasama yang baik dari semua instansi yang terlibat di dalam program yangg telah dirancang yaitu masyarakat desa pemerintah setempat dan juga pemerintah pusat dalam hal ini sebagai tim pelaksana program.

2. Agar masyarakat desa lebih mengerti dan memberikan partisipasinya terhadap program SP-3 demi pembangunan desanya, hendaknya pemerintahan desa dan pihak pelaksana memberikan penerangan dan penyuluhan kepada warga masyarakat desa Sidodadi mengenai manfaat pembangunan agar mendorong motivasi masyarakat sehingga memberikan sumbangan terhadap pembangunan di desa mereka.

3. Program-program pembangunan masyarakat desa yang seperti ini perlu terus dikembangkan serta lebih ditingkatkan kedepannya agar masalahmasalah pembangunan dapat tertasi dengan lebih baik lagi terutama di daerah pedesaan yang merupakan salah satu daerah pembangunan.

4. Penggunaan dana dari Program SP-3 dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di desa tersebut, serta hendaknya program ini menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarak desa.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

83

5. untuk lebih memaksimalkan keberadaan Sarjana Penggerk Pembangunan Pedesaan ini, maka potensi-potensi yang ada di desa terutama para generasi muda yang ada di desa lebih dilibatkan secara langsung serta dikembangkan agar mampu menjadi generasi muda yang lebih mandiri dan mampu mengembangkan desa mereka nantinya.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi, Rukminto.2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas,Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. Bintarto.1989. Interaksi Desa Kota, Galia Indonesia. Jakarta. Chambers, R. 1988. Metode-metode Pintas dalam Mengumpulkan Informasi Sosial untuk Proyek-proyek Pembangunan Pedesaan, dalam M.M. Cernea, ed. Mengutamakan Manusia di dalam Pembangunan Pedesaan. Terjemahan, Jakarta: UI Press Ginting, Paham. 2005. Teknik Penelitian Sosial, Medan: USU Press. Ibrahim, J. T, 2003. Sosiologi Pedesaan, Malang: UMM Pres Khairuddin.1992, Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: liberty Lexy, J Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, M. Arif dkk. 2001. Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Medan: FISIP USU. Pagiling, Musyi.1986. Persepsi Masyarakat Terhadap Hambatan-hambatan Dalam Pengembangan Pedesaan, Jakarta:Depdikbud. Prasetyo, Bambang.2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sajogyo. 1996. Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Shadily, Hassan.1984. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: Bina Aksara. Slamet,Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Yang Berwawasan Partisipasi, Surakarta: Sebelas Maret Press. Siagian, H. 1986. Pokok-Pokok Pembangunan Masyarakat Desa Bandung : Penerbit Alumni. Bandung. Soetomo. 2006. Stragedi-stragedi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

2

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada. ………....,1985. Kamus Sosiologi, Jakarta : Rajawali. Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Surjadi, A. 1989. Pembangunan Masyarakat desa, Bandung : Penerbit Mandar Maju. Usman, S. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pedoman Umum SP-3.1992, Jakarta : Depdikbud. Direktur Jenderal Pembangunan Desa. 1996.Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa, Jakarta Penebar Swadaya.

http://mahmudisiwi.net/?p=5 http://152.118.80.2/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=78819&lokasi=lokal http://www.sumutprov.go.id/lengkap.php?id=899 http://www.silaban.net/2005/10/16/partisipasi/ http://sumpeno.files.wordpress.com/2008/01/bab-1-fasilitasi-cara-memberdayakansesama.pdf

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

.

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

2

Pedoman Kuesioner PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PEDESAAN (SP-3) (STUDI TERHADAP MASYARAKAT DI DESA SIDODADI KEC. SIBIRUBIRU KAB. DELI SERDANG) No Responden: I Identitas Responden 1. Nama

:

2. Usia

:

3. Suku

:

4. Jenis kelamin

:

5. Agama

:

a. Islam

c. Katolik

b. Protestan

d. Hindu

e. Budha

6. Pendidikan terakhir: a. Tidak Tamat SD

d. Tamat SLTA/ Sederajat

b. Tamat SD

e. Tamat Akademi/ Sarjana

c. Tamat SLTP/ Sederajat 7. Pekerjaan

:

a. Petani

c. Pedagang/ Wiraswasta

b. Buruh

d. PNS

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

3

8. Status

:

a. Belum Menikah

c. Duda

b. Menikah

d. Janda

9. Lama bermukim di desa ini: a. < 5 Tahun

d. > 20 Tahun

b. 5-20 Tahun c. 20-40 Tahun d. 10. Penghasilan per Bulan: a. < 500.000 b. 500.000- 750.000 c. 750.000- 1.000.000 d. >1.000.000 11. Jumlah anggota keluarga: a. < 5 orang b. 5-7 orang c. > 7 orang 12. Kondisi fisik Rumah yang di tempati: a. Non Permanen b. Semi permanent c. Permanent

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

4

II Variabel Bebas/ Persepsi Masyarakat 13. Apakah saudara mengetahui keberadaan SP-3 di desa ini? a.Tidak tahu b. Kurang tahu c. Tahu d. Sangat tahu 14. Apakah saudara mengerti/ mengetahui apa maksud dan tujuan dari SP-3? a. Tidak tahu b. Kurang tahu c. tahu d. sangat tahu 15. Apakah Pemerintah setempat maupun pihak SP-3 mengadakan sosialisasi dengan masyarakat desa tentang keberadaan SP-3 di desa ini? a.Tidak mengadakan b. Kurang mengadakan c. Mengadakan d. Sangat Mengadakan 16. Apakah saudara pada hakekatnya menyetujui adanya SP-3 di desa ini? a. Setuju b. Kurang Setuju c. Tidak Setuju

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

5

17. Bila setuju/ tidak setuju, apa alasannya? a. ……….

c. ……….

b. ……….

d. ……….

18. Apa sajakah kegiatan/ program yang dilakukan pihak SP-3 di desa saudara a. ……….

c. ……….

b. ……….

d. ……….

19. Menurut saudara apakah program-program SP-3 ini, bermanfaat bagi saudara/ keluarga anda? a. Bermanfaat b. Kurang Bermanfaat c. Tidak Bermanfaat 20. Pengetahuan apa sajakah yang anda peroleh dari pihak SP-3? a. ……….

c. ………..

b. ……….

d. ……….

21. Menurut saudara apakah program SP-3 ini sesuai dengan kebutuhan anda/ masyarakat desa anda? a. Sesuai b. Kurang Sesuai c. Tidak Sesuai

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

6

22. Dengan adanya SP-3 di desa ini, apakah ada perubahan sikap dari masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan desa? a. Ada b. Tidak Ada 23. Apabila ada, perubahan-perubahan dalam bentuk apakah yang terjadi dalam dalam kehidupan masyarakat setempat? a. ………

c. ………

b. ………

d. ………

24. Menurut saudara apakah Program SP-3 ini dapat memotivasi para pemuda desa untuk ikut serta dalam pembangunan desa? a. Dapat b. Sebagian c. Tidak Dapat 25. Apakah menurut pendapat anda, Program SP-3 ini dapat mengentaskan kemiskinan/ mengurangi tingkat kemiskinan di desa saudara? a. Ya b. Tidak 26. Apakah dalam pembuatan program SP-3, saudara dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap setiap program? a. Dilibatkan b. Kadand-kadang c. Tidak Dilibatkan

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

7

27. Dalam menyusun/ merancang suatu program, Apakah masyarakat diberikan kebebasan untuk menyampaikan usul/ saran? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 28. Bagaimanakah menurut saudara tentang pelaksanaan dari program SP-3? a. Sesuai dengan program b. Kurang sesuai dengan program c. Tidak sesuai dengan program III Variabel Terikat/ Sikap Masyarakat 29. Apakah saudara ikut berpartisipasi pada setiap kegiatan yang dilaksanakan SP-3? a. Ikut serta b. Kadang-kadang c. Tidak ikut 30. Bagaimanakah bentuk partisipasi saudara terhadap kegiatan SP-3? a. ………..

c. ………..

b. ………..

d. ………..

31. Apakah bentuk partisipasi yang dilakukan, saudara secara aktif berperan serta dalam setiap pembangunan secara menyeluruh a. Aktif b. Kurang aktif 32. Apakah saudara hadir setiap pertemuan yang diadakan pihak SP-3? a. Selalu hadir Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

8

b. Kadang-kadang c. Tidak hadir 33. Apakah saudara mendukung setiap kegiatan/ program yang dilaksanakan oleh SP3? a. Mendukung b. Kurang mendukung c. Tidak mendukung 34. Apakah setiap partisisipasi yang anda lakukan mendapat imbalan berupa materi? a. ya b. Tidak c. Kadang-kadang\ 35. Apakah dengan keikutsertaan saudara dalam berpartisipasi, mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan saudara a. Sudah mampu b. Sedikit mampu c. Tidak mampu

Renova Munthe : Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP-3) (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Sidodadi Kec. Sibiri-biru Kab. Deli Serdang), 2009.

Suggest Documents