Document not found! Please try again

Laporan Tahunan | annual Report

3 downloads 16768 Views 34MB Size Report
21 Des 2010 ... Ikhtisar Keuangan. • Komposisi Kepemilikan Saham. • Rangkaian Peristiwa 2010 . • Penghargaan. LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN ...
Laporan Tahunan | annual Report

2010

Daftar Isi | list of contents BAGIAN AWAL • Sejarah Singkat • Profil Perusahaan • Visi, Misi, Filosofi dan Budaya Perusahaan • Ikhtisar Keuangan • Komposisi Kepemilikan Saham • Rangkaian Peristiwa 2010 • Penghargaan

• Brief History • Company Profile • Vision, Mission, Philosophy and Company’s Culture • Financial Highlights • Composition of Stock Ownership • 2010 Highlights • Awards

LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI • Laporan Dewan Komisaris • Laporan Direksi

REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONER

LAPORAN MANAJEMEN • Pengantar • Prospek Usaha Tahun 2010 • Tantangan Tahun 2010 • Rencana Bisnis Tahun 2010 • Penghimpunan Dana • Penyaluran Dana • Jasa Layanan Perbankan Lainnya • Prospek Usaha Tahun 2011 • Bank Jateng Syariah • Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan Unit Usaha Syariah Bank Jateng • Jaringan Kantor • Produk dan Jasa Bank Jateng Syariah • Informasi Keuangan

MANAGEMENT REPORT

UNIT PENDUKUNG • Pengembangan Teknologi Informasi • Pengembangan SDM • Jaringan Kantor TATA KELOLA PERUSAHAAN • Dewan Komisaris • Dewan Direksi • Komite • Fungsi Kepatuhan • Implementasi Manajemen Resiko • Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait • Remunerasi dan Risiko Gaji Tertinggi dan Terendah • Etika Perusahaan • Komunikasi dengan Pihak Eksternal (website) • Rekapitulasi Siaran Pers • Profil Korporate Governance • Konflik Interes, Hukum, Politik dan Tanggung jawab Sosial

2

Early Part

• Report From The Board of Commissioners • Director’s Report

• Preface • Business Prospect In 2010 • Chalenges In 2010 • Business Plan In 2010 • Fund Rise • Fund Distribution • Other Banking Servises • Business Prospect In 2011 • Sharia Bank Jateng • Vision, Mision Strategy and Policy Unit Sharia Bank Jateng • Network Office • Product and Services Bank Jateng Sharia • Financial Information

6 8 10 12 14 16 18

21 25

30 30 32 32 36 42 51 52 56 56 57 57 61

SUPPORTING UNIT • Development of Information Technology • Human Resource Development • Office Network

68 71 78

CORPORATE GOVERNANCE • Commissionare Board • Board of Director • Committee • Compliance Function • Risk Management Implementation • Fund Providing to Related Party • Lowest and Highest Salary Ratio and Remuneration • Code Of Conduct • Communication With External Party ( Via Website ) • Recapitulation Press Release • Corporate Governance Profile • Conflict of Interest, Law, Politics and Social Responsipility

83 90 96 104 109 111 112 114 116 116 117 120

TATA KELOLA UNIT USAHA SYARIAH • Dewan Pengawas Syariah • Direksi • Kesimpulan Umum Hasil Self Asesment Pelaksanaan Good Corporate Governance • Laporan Komite Audit • Laporan Komite Pemantau Risiko • Laporan Komite Remunerasi Dan Nominasi

SHARIA BUSINESS UNIT CORPORATE GOVERNANCE

PENGELOLAAN RISIKO • Penerapan Manajemen Risiko • Organisasi Manajemen Risiko • Pemahaman Risiko • Perangkat dan Proses Manajemen Risiko • Pengelolaan Risiko

RISK MANAGEMENT

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN • Total Aktiva • Dana Dihimpun • Kredit Yang Diberikan • Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain • Investasi Keuangan • Penyertaan Saham • Simpanan Nasabah • Kewajiban • Ekuitas • Rasio Kecukupan Modal • Hasil Operasional • Tingkat Kolektibilitas • Kemampuan Membayar Hutang • Kerjasama Dengan Pihak Ketiga • Kejadian Penting Selama Tahun 2010 • Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan • Hal – hal Kejadian Penting Yang Akan Terjadi Dimasa Mendatang • Deviden • Jaringan Operasional • Peningkatan Aktiva Tetap • Peningkatan Modal Disetor • Pihak Terafiliasi • Perubahan Peraturan • Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi

MANAGEMENT’S DISCUSSION AND ANALYSIS

DATA PERUSAHAAN • Struktur Organisasi • Dewan Komisaris • Dewan Direksi • Kepala Divisi • Daftar Pemimpin Cabang • Produk dan Jasa • Alamat Kantor • Daftar Bank Koresponden Dalam Negeri Dan Luar Negeri

CORPORATE DATA

• Sharia Supervising Board

126

• Director

130

• General Conclusion Corporate Governance Implementation Self Asesment Result

134

• Audit Committee Report

140

• Risk Monitoring Committe Report

146

• Remuneration And Nomination Committe Report

150

• Application of Risk Management

156

• Risk management Organization

156

• Understanding Risk

157

• Devices and Risk Management Process

157

• Risk Management

158 164

• Total Asset

170

• Compiled Fund

170

• Loan Given

171

• Placemen at Bank Of Indonesia and Other Banks

172

• Financial Investment

173

• Share Participation

173

• Costumer’s Saving

174

• Liabilities

176

• Equity

177

• Capital Adequase Ratio

177

• Operational Result

179

• Non Performing Loan

181

• Debt To Equity ratio

181

• Cooperation With The Third Parties

182

• Important Event In 2010

183

• Significant Events After The Reporting Date

186

• Important Events That Will Happen In The Future

187

• Deviden

188

• Network Operation

188

• Increased Fixed Asset

189

• Paid In Capital Improvement

189

• Affiliated Party

190

• Rule Changes

191

• Impact of Changes In Accounting Policies

192

• Organizational Structure

196

• The Board of Commissioner

198

• The Board of Director

202

• Head of Division

206

• Head of Branch List

210

• Product and Services

212

• Office Addres

226

• List of Coresspondent Banks

232

3

• Paket Kebijakan Renumerasi Direksi & Komisaris

Daftar Tabel | list of table • Ikhtisar Keuangan • Komposisi Kepemilikan Saham • • • • • • • • • • •

Pencapaian Rasio Keuangan 2010 Komposisi Modal disetor 2010 Pertumbuhan Simpanan Nasabah Suku Bunga Dana Tahun 2010 Pertumbuhan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Pertumbuhan Aktiva Produktif Perkembangan Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tingkat Suku Bunga Kredit Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Sektor Usaha Perkembangan Kredit Berdasarkan Kolektibilitas Target Usaha Tahun 2011

• Susunan Keanggotaan Dewan Syariah • Informasi Keuangan Unit Usaha Syariah • Jumlah ATM Bank Jateng • Perkembangan BPD Card • Klasisfikasi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan • Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin • Perkembangan Pejabat Bank Jateng 2010 & 2009 • Anggaran Pendidikan • Pertumbuhan Jaringan Kantor • Tata Kelola Governance • Latar Belakang & Persetujuan Komposisi Dewan Komisaris • Masa Jabatan Dewan Komisaris • Rapat Komisaris & Direksi • Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris & Direksi • Rapat Komisaris Dengan Pihak Eksternal • Program Pelatihan Dewan Komisaris • Proper & Tes Direksi • Tugas & Tanggung Jawab Dewan Direksi • Rapat Dewan Direksi • Program Pelatihan peningkatan Kompetensi Dalam Pengambilan Keputusan Tahun 2010 • Susunan Komite Audit • Komite Pemantau Resiko • Komite Remunerasi & Nominasi • Kajian Kebijakan • Penyimpangan Unit Operasional & Kantor Pusat • Klasifikasi Pemberian Sanksi • Jenis Risiko 2010 • Pegawai yang Lulus Ujian Manajemen Risiko • Persediaan Dana 2010 • Rasio Gaji Terendah & Tertinggi • Rasio Gaji Direksi & Pegawai Tertinggi • Jumlah Remunerasi & Fasilitas Lainnya Yang Diterima Direksi & Dewan Komisaris

4

Financial Highlight

12

Composition of Stock Ownership

14

Financial Ratio Earning in 2010

33

Capital Paid Composition in 2010

34

Growth of Third Party Funds

38

Fund Interest Rate Policy in 2010

39

Growth of Financial Institution Pension Funds

40

Growth of Earning Assets

42

Loan Growth By Type

46

Credit Interest Rate

48

Loan Growth by Business Sector

49

Loan Growth by Collectibility

49

Business Target in 2011

53

Sharia Superfising Board

56

Financial Information - Sharia Bussiness Unit

61

Total of Bank Jateng ATM

70

Development of BPD Card

71

Classification of Human Resource Based in Education

73

Composition of Employees by Gender

73

Growth of Bank Jateng’s Officers in 2010 & 2009

74

Education Budget

76

Growth of Office Network

78

Organizational Structure

82

Composition, profesionalism background & agreement Commissioner Board

83

Commissioner Board members Terms of Office

85

Commissioner & Directors Meeting

86

Attendance Board of Commissioners & Directors

87

Commissioner Meeting with Exsternal Right

88

Training Program Board of Commissioners

89

Proper & Test Board of Directors

90

Board of Directors Job & Responsibility

92

Board of DIrectors Meeting

94

Competency Training Program improvement in Decision Making Year 2010

95

Audit Committee Board

97

Risk Oversight Committee Board

99

Remuneration & Nomination Cmmittee Board

101

Studies for Decision Policy

104

Internal Fraud Operational Unit & Head Office

107

Clasification of Sanction Given

108

Type of Risk 2010

110

Officer Who Passed Risk Management Test

111

Stock Funds in 2010

112

Lowest & Highest Salary Ratio

113

Highest Employee & Director salary ratio

113

Total Remuneration & Facilities accepted by Director & Commissioner Board

114

• • • • • • • • •

Rekapitulasi Siaran Pers Permasalahan Hukum 2010 Susunan Keanggotaan Dewan Syariah Rapat Dewan Syariah Penyediaan Dana Oleh Nasabah Inti Penempatan Dana Oleh Nasabah Inti Komite Pemantau Audit Komite Pemantau Risiko Susunan Komite Remunerasi & Nominasi

• Program Bantuan Sosial • Program Bantuan Kemitraan • Program Bantuan Non Kemitraan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Perkembangan Simpanan Nasabah Perkembangan Kredit Perkembangan Kolektibilitas Kredit Kewajiban Segera Dibayar Pertumbuhan Modal Sendiri Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Perkembangan Pendapatan Perkembangan Biaya Perkembangan Hasil Usaha Perkembangan Kolektibilitas Kredit Perkembangan Kemampuan Membayar Hutang Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Perkembangan Rata-rata Bunga Dana & Kredit Promosi, Rotasi, Mutasi & Sanksi Rencana Reposisi Direksi Pembagian Deviden Peningkatan Aktiva Tetap Perubahan Modal Disetor Penyediaan Kredit Untuk Pihak Terafiliasi Perubahan Peraturan Perundang-undangan

Package of Remuneration policy for Commissioner Board & Director

114

Recapitulation Press releases

116

Law Matters in 2010

120

Composition of Sharia Board

127

Sharia Board Meeting

129

Provision of Funds by Core Customer

133

Placement of Funds by Core Customer

133

Audit Committee Board

140

Risk Oversight Committee Board

146

Remuneration & Nomination Committee Board

150

Social Assistance Program

165

Partnership Program

166

Non Partnership Program

166

Development of Saving

170

Development of Loan

171

Development of Credit Collectibility

172

Current Liabilities

177

Growth of Own Capital

177

Calculation Providing Minimum Capital

178

Development of Revenue

179

Development of Cost

180

Operations Result

180

Development Credit Collectibility

181

Development of Ability to Pay Debt

181

Cooperation with Third Parties

182

Average Growth rate of Funds & Loan

183

Promotion, Rotation, Mutation & Fired

184

Director Repositioning Plan

187

Devident Distribution

188

Increased Fixed Assets

189

Changes in Paid-in Capital

189

Loan Disbursement for Afiliations

190

Changes in Regulations Legislation

191

Daftar Grafik | list of chart • Pertumbuhan Jumlah Aktiva • Pertumbuhan Car Bank Jateng • Komposisi Kepemilikan Saham • • • • • • •

Portofolio Dana Potensi Penyaluran Kredit Penyaluran Kredit Per Cabang Koordinator Penyaluran Kredit Per Cabang Penyaluran Kredit Kepada Kelompok Lapangan Usaha Penyaluran Kredit Kepada Bukan Lapangan Usaha Penyaluran Kur Per Kantor Cabang Koordinator

Growth in Total Assets

12

Growth in Capital Adequancy Ratio

13

Composition of Stock Ownership

15

Fund Portofolio

38

Potential Availibility Credit

43

Distribution of Loans per Branch Office Coordinator

44

Distribution of Loans per Branch Office

44

Lending Bussiness in the Group of Field Position

45

Lending Bussiness in the Group of Non Financial Field

45

Distribution of KUR per Branch Office Coordinator

46

• Pejabat Yang Mengikuti Ujian Manajemen Risiko • Grafik Inherent Risk • Grafik Risk Control System

Official to Follow Examination of The Risk Management

157

Inherent Risk Graphic

161

Risk Control System Graphic

161

• Alokasi Kredit Bank Jateng 2010 & 2009 • Jumlah Tabungan Bank Jateng • Tabungan Mudharobah & Wadiah Bank Jateng 2010 & 2009

Bank jateng Loan Alocation in 2010 & 2009

171

Bank Jateng Total Savings

175

Bank Jateng Mudharobah & Wadiah Saving 2010 & 2009

175

5

Sejarah Singkat | brief history Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di Semarang berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi Daerah No. DU 57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan ijin usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral No. 4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan operasional Jawa Tengah. Operasional pertama dimulai pada tanggal 6 April 1963 dengan menempati Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang sebagai Kantor Pusat. Tujuan pendirian bank adalah untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai pemegang Kas Daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah merupakan Bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama-sama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten Se-Jawa Tengah. Bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota se Jawa Tengah ini sempat mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan usaha. Pada tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 1969, menetapkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kemudian melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 1993, status badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah (Perusda). Sampai akhirnya pada tahun 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 tahun 1998 dan akte pendirian No. 1 tanggal 1 Mei 1999 dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2.8223.HT.01.01 tahun 1999 tanggal 15 Mei 1999, Bank kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas. Pada tanggal 7 Mei 1999, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah mengikuti Program Rekapitalisasi Perbankan. Pada tanggal 7 Mei 2005, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah menyelesaikan program rekapitalisasi, disertai pembelian kembali kepemilikan saham yang dimiliki Pemerintah Pusat oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota se Jawa Tengah. Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih menampilkan citra positif perusahaan terutama setelah lepas dari program rekapitalisasi, maka manajemen mengubah logo dan call name perusahaan yang merepresentasikan wajah baru Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.68 tanggal 7 Mei 2005 Notaris Prof. DR. Liliana Tedjosaputro dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C.17331 HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005, maka nama sebutan (call name) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari sebelumnya Bank BPD Jateng menjadi Bank Jateng.

6

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was first established in Semarang, based on Agreement Letter by District Autonomy and General Government Ministry No. DU 57/1/35 dated March 13th, 1963 and business permission from the Central Bank Ministry No. 4/Kep/MUBS/63 dated March 14th, 1963 as the operational foundament basis in Central Java. And was operated for the first time at April, 6th 1963 located at Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang as the Head Office. The aim of bank establishment was to handle the regional financial as the regional cash holder and to help increasing regional economy by distributing credits to small entrepreneurs. This bank, which stock is owned by both Central Java Provincial Government and all Regional Government, has undergone several business change. In 1969, through the Central Java Provincial Government’s Decree No. 3 year 1969, Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was stated as Badan Usaha Milik Daerah / BUMD (Regional Owned Enterprise). Later on, through the Regional Rules of Central Java Provincial Government No. 1 year 1993, the status had changed into Perusahaan Daerah or Perusda (Regional Company). Than it was in 1999, the Bank status turned into Perseroan Terbatas (Limited Company) based on Central Java Provincial Government’s Decree No. 6 year 1998 and an Establishment Letter No. 1 dated May 1st, 1999 and it was legalized based on Indonesian Ministry of Law Decree No. C2.8223.HT.01.01 year 1999 dated May 15th, 1999. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (the corporate name after became a Limited Company) participated in Banking Recapitalization Program on May 7th, 1999. And finished the program on May 7th, 2005. That was done together with repurchasing of State Government’s stock by Central Java Provincial Government and all Central Java Districts Government. As the progress of company development, Bank Jateng management has felt the urge to change the company’s logo and call name, representing the new face of Bank Jateng, after setting out of the recapitalization program, especially to present the company’s positive image. The call name of PT. Bank Pembangunan daerah Jawa Tengah (BPD Jateng) was then changed into Bank Jateng, based on Minister of Justice and Human Rights Decree No. C.17331 HT. 01.04.TH.2005 dated June 22nd, 2005 and Bank’s Statutes Change No. 68 dated May 7th, 2005 by The Notary Prof. DR. Liliana Tedjosaputro.

7

Visi, Misi, Filosofi dan Budaya Perusahaan | vision, mission, philosophy and company’s culture Visi : Misi :

Bank terpercaya, Menjadi kebanggaan masyarakat, Mampu menunjang pembangunan daerah 1. Memberikan layanan prima yang didukung oleh kehandalan SDM dengan teknologi modern serta jaringan yang luas. 2. Membangun budaya Bank dan mempertahankan bank sehat. 3. Mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail banking. 4. Meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna memperkokoh Bank.

10

Vision

:

Mission :

Accredited bank, society’s pride inspiration, ability to enhance the regional development. 1. To provide the prime service supported by Human Resource Skill with the modern technology as well as wide-ranged networking. 2. To establish a bank culture and to maintain the healthy Bank. 3. To support the regional economy development by prioritizing banking retail activity. 4. To enhance the owner’s contribution and commitment in order to strengthen the Bank.

Filosofi dan Budaya Perusahaan :

Philosophy and Company’s Culture :

Kami memberikan pelayanan prima dengan melampaui harapan pelanggan kami, dengan profesionalisme dan disupport oleh jiwa kepemimpinan yang visioner serta sikap SDM kami yang baik akan menjadikan tim kerja yang solid dalam mencapai tujuan utama perusahaan kami Penjabaran nilai-nilai perusahaan “PRIMA” meliputi : • Pelayanan Prima, artinya memberikan pelayanan kepada nasabah hingga melebihi yang diharapkan, sehingga nasabah puas dan menimbulkan kesan yang mendalam. • Profesionalisme, artinya pengelolaan kegiatan usaha bank dilaksanakan oleh tenaga yang ahli (menguasai pengetahuan, ketrampilan dan kode etik) sesuai bidangnya. • Visioner leadership, artinya perusahaan dikelola oleh pemimpin yang mempunyai wawasan dan pandangan jauh ke depan dalam memimpin industri perbankan ini. • Tim Solid, artinya pencapain tujuan perusahaan dengan memberdayakan potensi SDM-nya untuk peningkatan kerja di semua bidang pada organisasi. • Attitude yang baik, artinya pengelolaan perusahaan tercermin dari sikap atau kepribadian SDM-nya, oleh karenanya kami menghargai setiap komitmen, pengetahuan, kreativitas dari seluruh jajaran perusahaan, baik pria maupun wanita.

Giving the prime service beyond our customers’ expectation, by professionalism and supported by visionary leadership skill as well as good human resource attitude, is going to build a solid teamwork in achieving the company’s main goal. The elaboration of PRIMA company’s value : • Pelayanan Prima, first-class service, means giving a prime service more than customer’s expected so that they will be satisfied and get deep impression towards the company. • Profesionalisme, Professionalism, means organising the banking activity, conducted by skilled employees who are good at banking knowledge, capable and ethical code skills. • Visioner Leadership, means the company organized by a visioner leader and wide-ranged knowledge to lead the banking industry. • Tim Solid, Solid Teamwork, company will be maximizing all of its Human Resources potency to be actively participated and effectively coordinated in contributing for company’s working enhancement. • Attitude yang Baik, Good Attitude, company’s maintenance is reflected on attitudes or personality traits as follows, therefore we appreciate every commitment, knowledge, creativity from all of part at the company, men or women.

Penjabaran nilai-nilai individual “INSAN PEDULI” meliputi • Integritas, artinya sikap berani untuk mengatakan kebenaran, bertindak jujur dan bermoral tinggi adalah pedoman utama praktek bisnis perbankan kami, dan kami akan menangani usaha kami dengan cara yang konsisten, dan sesuai standar etika yang tinggi. • Setia (loyal), artinya sikap pengabdian yang tinggi kepada perusahaan terhadap tugas dan tanggungjawabnya. • Keterbukaan, artinya terbuka informasi dan komunikasi secara transparan yang proporsional serta bersedia menerima kritik dan saran dengan jiwa besar. • Peduli, artinya rasa memiliki yang tinggi dengan bersikap mengerti dan tanggap terhadap situasi dan kondisi lingkungan. • Familier, artinya sikap kekeluargaan terhadap nasabah dan sesama dengan tetap menjunjung tinggi etika kebersamaan.

The elaboration of “INSAN PEDULI” individual values : • Integritas, Integrity, means that the bravery to tell the truth, to be honest, and to have high moral is the main fundamental of our banking business, and we will manage our business consistently and based on high ethical standard. • Setia; Loyalty, means being loyal towards the tasks and responsibilities from the company. • Keterbukaan, Openness, means the transparency of both communication and information and the willingness to take suggestion as well as critics wholeheartedly. • Peduli, Care, means the ownership by being understanding and caring towards situation and surroundings. • Familier, Familiarity, means the familiarity manner towards customers and among friends by putting togetherness ethics in the first place.

11

Rasio Keuangan dan Informasi lainnya

IKHTISAR KEUANGAN | financial highlights

Permodalan : CAR Modal Inti terhadap modal pelengkap Neraca Konsolidasi (dalam jutaan rupiah)

Jumlah Aktiva Aktiva Produktif Kredit yang diberikan Dana Pihak Ketiga Pinjaman yang Diterima Jumlah Kewajiban Ekuitas

Laba Rugi Konsolidasi (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan Bunga Biaya Bunga Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Operasional Biaya Operasional Laba Operasional Laba Sebelum Pajak Laba Setelah pajak

2006

2007

2008

2009

2010

11,349,486

12,211,147

13,228,668

14,776,777

18,710,698

10,037,945

10,157,042

12,182,776

13,933,318

15,534,328

5,898,302

7,652,109

9,743,901

10,689,124

11,793,475

10,001,009

9,926,460

9,541,473

11,985,892

15,907,249

99,588

123,655

848,115

83,937

68,148

10,459,045

11,096,664

11,920,310

13,252,049

17,041,587

890,441

1,114,484

1,308,358

1,524,727

1,669,111

2006

2007

2008

2009

2010

1,447,672

1,725,480

1,932,552

2,099,992

2,383,886

642,301

664,131

675,737

890,145

1,090,256

805,371

1,061,349

1,256,815

1,209,847

1,293,630

1,514,858

1,774,702

1,996,647

2,181,125

2,468,125

1,116,043

1,278,440

1,400,439

1,555,844

1,960,271

398,815

496,262

596,208

625,281

507,854

376,708

495,653

600,963

606,075

526,866

248,574

Fee Akuntan Publik :

174,00

345,498 212,00

403,049 245,05

Total Assets Earning Assets Loans Third Party Funds Borrowing Total Liabilities Equity

Consolidated Balance Sheet (in million of rupiahs)

Interest Income Cost of Funds Net Interest Income Operating Income Operating Expenses Operational Earning Earning before Tax Earning After Tax

382,587

434,156 255,28

Consolidated Balance Sheet (in million of rupiahs)

: Public Accountant Fee

303,15

*Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, laporan keuangan Bank Jateng di audit oleh KAP Darsono dan Budi Cahyo Santoso dengan fee jasa audit sebagai berikut ( dalam jutaan ) *During 2006 to 2010 financial statements audited by KAP Bank Jateng Darsono & Budi Cahyo Santoso with audit fee ( in millions )

Pelampauan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait GWM Rupiah PDN

Tahun 2010

PERTUMBUHAN CAR BANK JATENG

Year 2010

(Dalam Milyar Rupiah)

Tahun 2009

Growth in Capital Adequancy Risk (In Billion Rupiah)

Year 2009

17.82

18.27

20.52

17.23

1,234.88

1,389.62

1,408.25

1,584.24

1,581.11

0.56

0.44

0.21

0.26

0.53

0.33

0.17

0.06

0.08

0

3.72

3.8

4.55

4.04

2.83

32.65

39.8

37.3

34.23

26.02

9.5

9.77

11.37

9.33

9.24

73.67

72.04

70.14

71.36

79.61

Return On Asset Return on Equity Net Interest Margin OE/OI

58.98

77.09

102.12

89.18

74.13

Loans to Deposit Ratio

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8.34

11.94

5.65

5.69

5.69

14.04

11.60

6.40

3.59

0.08

17,23

2010

Tahun 2006

11.349

16.85

Year 2006

Lending in Excess Pecentage of LLL : Related Parties Non Related Parties Recerse Requierement (Rp) NOP

Tahun 2010 Year 2010

Tahun 2009

20.52

Year 2009

Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2006

Year 2008 Year 2007 Year 2006

22

21

20

19

18

17

16

0

19.000

18.000

17.000

16.000

15.000

14.000

13.000

12.000

11.000

0

12

17.82

Year 2007

Compliance : Violation Percentage of the LLL Related Parties Non Related Parties

0.00%

12.211

2009

Tahun 2007

Gross NPL Nett NPL

0.45%

18.27

Year 2008

Capital Adequacy Ratio Core Capital to Complementary Capital

0.20%

2008

Tahun 2008

13.229

0.00%

14.777

Kepatuhan : Pelanggan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait

2009

2007

Growth in Total Assets (In Billion Rupiah)

Likuiditas : LDR

16.85

Consolidated Balance Sheet (in million of rupiahs) (%)

2010

2008

0.00%

18.711

(Dalam Milyar Rupiah)

Rentabilitas : ROA ROE NIM BOPO

2007

2006

PERTUMBUHAN JUMLAH AKTIVA

Kualitas Asset : NPL Gross NPL Nett

2006

13

KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM | composition of stock ownership (Dalam Ribuan Rupiah / In Thousand) LEMBAR SAHAM NO I. II. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 6

14

PEMEGANG SAHAM PEMPROV. JATENG PEMKAB SEJATENG Pemkab. Semarang Pemkab. Kendal Pemkab. Demak Pemkab. Grobogan Pemkab. Pati Pemkab. Kudus Pemkab. Jepara Pemkab. Rembang Pemkab. Blora Pemkab. Pekalongan Pemkab. Batang Pemkab. Pemalang Pemkab. Tegal Pemkab. Brebes Pemkab. Banyumas Pemkab. Cilacap Pemkab. Purbalingga Pemkab. Banjarnegara Pemkab. Magelang Pemkab. Temanggung Pemkab. Wonosobo Pemkab. Purworejo Pemkab. Kebumen Pemkab. Klaten Pemkab. Boyolali Pemkab. Sragen Pemkab. Sukoharjo Pemkab. Karanganyar Pemkab. Wonogiri SUB TOTAL Pemkot. Semarang Pemkot. Pekalongan Pemkot. Surakarta Pemkot. Salatiga Pemkot. Tegal Pemkot. Magelang SUB TOTAL TOTAL

SERI A

SERI B

TOTAL Saham

NOMINAL SAHAM SERI A

310,829 263,601 574,430 310,829,000

SERI B 263,601,000

5,160,000 5,200,000 5,200 5,160 10,360 4,337,000 4,277,000 4,277 4,337 5,614 3,491,000 7,764,000 7,764 3,491 11,255 3,770,000 6,727,000 6,727 3,770 10,497 4,791,000 10,209 4,791 15,000 10,209,000 2,654,000 7,163,000 7,163 2,654 9,817 2,384,000 3,039,000 3,039 2,384 5,423 3,725,000 2,819,000 2,819 3,725 6,537 3,660,000 4,554,000 4,554 3,660 8,214 2,549,000 2,581,000 2,581 2,549 5,130 2,412,000 2,596,000 2,596 2,412 5,008 5,442,000 6,820,000 6,820 5,442 12,262 6,554,000 6,265,000 6,265 6,554 12,819 2,733,000 3,839,000 3,839 2,733 6,572 2,760,000 5,602,000 5,602 2,760 8,362 6,727,000 5,082,000 5,082 6,727 11,809 2,900,000 3,590,000 3,590 2,900 6,490 2,807,000 8,892,000 8,892 2,807 11,699 3,791,000 2,863,000 2,863 3,791 6,654 3,015,000 5,870,000 5,870 3,015 8,885 1,654,000 3,024,000 3,024 1,654 4,678 2,443,000 4,711,000 4,711 2,443 7,154 2,172,000 3,847,000 3,847 2,172 6,019 4,024,000 3,039,000 3,039 4,024 7,063 3,560,000 4,289,000 4,289 3,560 7,849 3,222,000 3,283,000 3,283 3,222 6,505 3,375,000 6,066,000 6,066 3,375 9,441 2,674,000 5,658,000 5,658 2,674 8,332 5,034,000 5,130,000 5,130 5,034 10,164 144,792 103,820 248,612 144,792,000 103,820,000 11,522,000 9,739,000 9,739 11,522 21,261 738,000 1,786,000 1,786 738 2,524 4,931,000 3,723,000 3,723 4,931 8,654 1,525,000 2,791,000 2,791 1,525 4,316 1,076,000 6,105,000 6,105 1,076 7,181 2,209,000 2,252,000 2,252 2,209 4,461 22,001,000 26,396 22,001 48,397 26,396,000 482,017 389,422 871,439 482,017,000 389,422,000

TOTAL Saham

%

574,430,000

65.92

10,360,000 1.19 5,614,000 0.99 11,255,000 1.29 10,497,000 1,20 15,000,000 1.72 9,817,000 1.13 5,423,000 0.62 6,537,000 0.75 8,214,000 0.94 5,130,000 0.59 5,008,000 0.57 12,262,000 1.41 12,819,000 1.47 6,572,000 0.75 8,362,000 0.96 11,809,000 1.36 6,490,000 0.74 11,699,000 1.34 6,654,000 0.76 8,885,000 1.02 4,678,000 0.54 7,154,000 0.82 6,019,000 0.69 7,063,000 0.81 7,849,000 0.90 6,505,000 0.75 9,441,000 1.08 8,332,000 0.96 10,164,000 1.17 248,612,000 28.53 21,261,000 2.44 2,524,000 0.29 8,654,000 0.99 4,316,000 0.50 7,181,000 0.82 4,461,000 0.51 48,397,000 5.55 871,439,000 100.00

SHARE HOLDER CENTRAL JAVA PROV. GOV REGENCY OF CENTRAL JAVA Semarang Regency Kendal Regency Demak Regency Grobogan Regency Pati Regency Kudus Regency Jepara Regency Rembang Regency Blora Regency Pekalongan Regency Batang Regency Pemalang Regency Tegal Regency Brebes Regency Banyumas Regency Cilacap Regency Purbalingga Regency Banjarnegara Regency Magelang Regency Temanggung Regency Wonosobo Regency Purworejo Regency Kebumen Regency Klaten Regency Boyolali Regency Sragen Regency Sukoharjo Regency Karanganyar Regency Wonogiri Regency SUB TOTAL Semarang Unicipality Pekalongan Unicipality Surakarta Unicipality Salatiga Unicipality Tegal Unicipality Magelang Unicipality SUB TOTAL TOTAL

KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM

28,53%

Pemprov Jateng

Composition of Stock Ownership

central java prov. gov

65,92 %

Pemkab Se Jateng regency of central java

Pemkot Se Jateng

muinicipality of central java

5,55%

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUN 2010 Dihadiri oleh : - Gubernur Jawa Tengah - Walikota Seluruh Jawa Tengah - Bupati Seluruh Jawa Tengah - Komisaris & Direksi Bank Jateng - Staff Komisaris

GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS IN 2010 Attended by: - Governor of Central Java - Major All of Central Java - Regent All of Central Java - Commissioners & Board of Directors of Bank Jateng - Staff Commissioners

15

Rangkaian Peristiwa 2010 | 2010 highlights 1 Januari

: Bank Jateng sebagai Bank Penerima Retribusi Layanan Tol. Sebagai wujud kerjasama Bank Jateng dengan PT. Jasa Marga sebagai pengelola Jalan Tol di Semarang maka Bank Jateng ditunjuk sebagai penerima Retribusi Layanan Tol

January 1

27 Februari : Grand Launching Kantor Cabang Jakarta di TMII.

February 27 : Grand Launching of the Jakarta branch office at TMII. In order to improve service to the community of Central Java in Jakarta as well as the development of operational networks we opened branch offices in Jakarta.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Jawa Tengah yang ada di Jakarta sekaligus pengembangan jaringan operasional maka dibuka kantor Cabang Jakarta.

12 Maret

6 April

16

: Bank Jateng as Beneficiary Bank Levies Toll Service. As a form of cooperation between PT Bank Central Java with PT. Jasa Marga as manager of toll roads in Central Java, Semarang, the Bank was appointed as receiver Toll Service Charges.

: Grand Opening Kantor Bank Jateng Cabang Syariah Kedua di Semarang. Untuk memenuhi akan produk dan jasa berbasis syariah, serta kepercayaan masyarakat terhadap unit usaha syariah maka dibukalah Kantor Cabang Syariah di jalan Pemuda no. 142 Semarang.

: HUT ke 47 Bank Jateng Sebagai wujud syukur atas perkembangan usaha Bank Jateng maka dilaksanakan Jalan Sehat dengan dimeriahkan oleh atraksi barongsai.

30 Juli

: Sebagai rasa terimakasih kepada Nasabah penabung pada Tabungan Bima telah dilakukan Undian Tabungan Bima dengan Hadiah Utama Berupa Toyota Avanza.

July 30

: In giving thanks to the Customer depositors in Bima Savings has been done with the main prize of the Toyota Avanza.

3 Agustus

: Bimbingan kepada Nasabah UKM secara intensif dilakukan Bank Jateng, sehingga nasabah UKM dapat menjadi lebih berkembang bersama Bank Jateng

August 3

: Guidance to the UKM Customer Bank Jateng intensively conducted, so that our UKM customers to become more developed with Bank Jateng

March 12

: Grand Opening of Sharia Bank Jateng Offices Second Branch in Semarang. To meet the will on Sharia-compliant products and services, as well as public confidence in the business unit therefor we opened Sharia Branch Office at Jalan Pemuda no. 142 Semarang.

9 Agustus

: Pembukaan Kantor cabang Pembantu Karang kobar sebagai wujud kepedulian Bank Jateng dalam mengembangkan jaringan operasionalnya ke daerah-daerah se Jawa Tengah.

August 9

: Opening branch offices as a form of Karang Kobar, Bank Jateng concern in developing its operational network to areas of Central Java.

April 6

: 47th Anniversary of Bank Jateng As a form of gratitude business for the business development Bank Jateng then we held a Healthy Walk and enlivened by a lion dance attractions.

9 Agustus

: Peresmian pembukaan Kantor Cabang Kerjo Karanganyar menjadi langkah positif bagi Bank Jateng yang mempunyai komitmen dalam mengembangkan jaringan Operasionalnya di seluruh kecamatan di Jawa Tengah

August 9

: Grand Opening of Branch Office in Kerjo Karanganyar be a positive step for the Bank of Central Java which is committed in developing its operational network in all districts in Central Java

30 April : Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Sebagai pertanggungjawaban pengelola kepada pemilik, maka dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham.

17 Mei : Pelatihan Kewirausahaan Ujud kepedulian Bank Jateng kepada calon pengusaha maka dilakukan Pelatihan Kewirausahaan.

17 Juni : Sosialisasi KUR dengan Pengusaha di Jawa Tengah Guna meningkatkan taraf hidup dan pengetahuan terhadap wira usaha maka dilakukanlah sosialisasi KUR pada pengusaha kecil.

3 Spetember : Salah satu bentuk pemasaran sekaligus menjalin keakraban nasabah dan mitra Bank Jateng maka dilakukan Gathering bersama 60 Mitra Kerjasama Sentra UKM

25 September : Halal Bi Halal sebagai bentuk Silaturahmi dan saling memaafkan antar keluarga Bank Jateng dengan Stake holder.

April 30 : General Meeting of Shareholders (GMS) As accountable manager to owner, the General Meeting held General Meeting of Shareholders.

May 17 : Entrepreneurship Training Bank Jateng form of concern to prospective entrepreneur then Entrepreneurship Training is performed .

June 17: KUR Socialization with Entrepreneurs in Central Java In order to improve living standards and knowledge towards entrepreneurship, we perform the socialization KUR on small businesses.

September 3 : One form of marketing as well as build customer intimacy and partner of Bank Jateng then performed Gathering together 60 Sentra UKM Cooperation Partners

September 25

: Halal Bi Halal as a form of Gathering and forgive each other among families with Stake holders of Bank Jateng.

12 Nopember : Pengadaan Mesin AS-400 terbaru beserta perangkat lunak pendukungnya. Teknologi mempunyai peranan yang penting dan kunci sukses guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan kesempurnaan teknologi, maka dibelilah mesin AS-400 terbaru beserta perangkat lunaknya. November 12 : Procurement of machinery and its latest S-400 device supporting software. Technology has an important role and key to success in order to improve services to customer and technological perfection, then AS-400 bought new machines and devices software.

17

PENGHARGAAN | awards

Penghargaan IHRDP Silver Award 2010 kepada Bp. Hariyono, MM Sebagai Pengelola Pembangunan Dalam Bidang SDM yang dianggap Berdedikasi, Berprestasi, Terbaik dan Panutan sehingga Bank Jateng dinobatkan sebagai penerima penghargaan IHRDP Silver Award 2010. HRDP Award Silver Award 2010 to Mr. Hariyono, MM As Manager of Human Resource Development In the considered Dedication, Achievement, and Best Role Model so that the Bank Jateng IHRDP been named recipient of the Silver Award 2010.

Penghargaan BUMD & CEO Award 2010 , kepada Bp. Hariyono CEO PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Sejalan dengan Kemajuan Bank Jateng dengan Pimpinannya sehingga mampu memiliki asset lebih dari 10 triliun, akhirnya Bapak Haryono memperoleh penghargaan BUMD & CEO Award 2010 sebagai CEO PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah The 2nd CEO BUMD of The Year 2010. BUMD & CEO Awards Award 2010, to Mr. Hariyono CEO of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah In line with Progress Bank Jateng by its Chairman so as to have assets of more than 10 trillion, Mr. Haryono finally awarded BUMD & CEO Award 2010 as CEO of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah The 2nd CEO of enterprises of the Year 2010. Penghargaan BUMD & CEO Award 2010 sebagai The Best 1st Finance Apresiasi dan Penghargaan tertinggi yang diberikan kepada BUMD & CEO BUMD yang berprestasi telah berhasil meningkatkan kinerja perusahaan BUMDnya serta mampu memberikan kontribusi yang besar bagi Pembangunan Perekonomian di Daerahnya masing-masing sehingga Penghargaan BUMD & CEO Award 2010 sebagai The Best First Finance diterima oleh Bank Jateng. Awards BUMD & CEO Award 2010 as The Best 1st Finance Appreciation and the highest award given to local enterprises & CEO of the outstanding enterprises has improved corporate performance BUMD and able to give a huge contribution to Economic Development in their respective regions so that local enterprises Awards & CEO Award 2010 as "The Best First Finance received by the Bank Jateng.

Penghargaan ABFI Banking Award 2010 sebagai Best Performance Banking 2010 Kategori BPD Besar dengan memacu kompetisi antar Bank secara sehat serta memberikan informasi yang objektif kepada Masyarakat menjadikan Bank Jateng selalu menyiapkan diri dalam kompetisi perbankan sehingga penghargaan ABFI Banking Award sebagai Best Perfomance Banking 2010 kategori BPD Besar dapat diperoleh Bank Jateng. ABFI Banking Awards 2010 as the Best Performance Award 2010 Category BPD Large Banking With spur healthy competition between the Bank and provide objective information to the community makes Bank Jateng always prepare myself in banking competition that awards ABFI Banking Award as Best Perfomance Banking 2010 The Big BPD category can be found of Bank Jateng.

Penghargaan Tax Award 2010, Penghargaan sebagai 10 Wajib Pajak Pembayar Pajak Terbesar KPP Madya Semarang Tahun 2010 Pemberian Penghargaan kepada Kantor Pos dan Bank penerima Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan apresiasi Pemerintah lewat Direktorat Jendral Pajak Departemen Keuangan menjadikan Bank Jateng mendapat Penghargaan Tax Award 2010 sebagai 10 Wajib Pajak Pembayar Pajak terbesar KPP Madya Semarang Tahun 2010. Tax Awards Award 2010, Award as the 10 Largest Taxpayers KPP Madya Semarang Year 2010 Award to the Post Office and the Bank receiving the Tax Payment (SSP) is an appreciation of the Government through the Directorate General of Taxation Ministry of Finance made the Bank Jateng get Tax Appreciation Award 2010 as the 10 largest Taxpayers Taxpayers KPP Madya Semarang in 2010.

18

Laporan Dewan Komisaris | report from the board of commissioner Laporan Direksi | director’s report

LAPORAN KOMISARIS UTAMA | president commissioner reports

Total aktiva mengalami peningkatan sebesar 26,59% dari Rp 14,78 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 18,71 triliun pada akhir tahun 2010. The total of profit has increased to 26,59% from Rp. 14,78 trillions in 2009 and becomes Rp 18,71 billions by the end of 2010.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terhormat Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Bank Jateng mampu melewati tahun 2010 dengan pencapaian kinerja yang mengesankan dan tumbuh secara signifikan dari tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2010, kondisi perekonomian domestik menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Secara nasional, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1% dengan inflasi sebesar 6,96%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pergerakan harga yang relatif terkendali tersebut, didukung pula oleh stabilitas moneter dan keuangan yang kondusif, seperti: nilai tukar Rupiah yang cenderung menguat pada level Rp 9.081,/USD, dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-rate) yang stabil sebesar 6,50%. Kondisi tersebut sejalan pula dengan perkembangan perekonomian di Jawa Tengah. Meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa Tengah mampu tumbuh sebesar 5,8%. Sedangkan laju inflasi tercatat sebesar 6,88%, atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.

Honorable Stake holders and other interest holders Our highest gratitude goes to Allah Almighty, for His blessings and gifts so that Bank Jateng is able to go through year 2010 by achieving impressive performance and reaching significant growth compared to the previous year. During 2010, the domestic economy condition shows better development. Nationally, the growth of economy reaches up to 6,1% with 6,96% inflation rate. The increase of economy growth and the relatively controlled price movement is also supported by monetary stability and conducive financial, for instance, the currency rate which shows stronger tendency on the level of Rp 9.081,-/USD, and the BI rate interest is stable, reaching 6,50%. This condition works together with the growth of Central Java economy. Although it is lower than national economy growth, the economy of Central Java can reach until 5,8%, whereas the inflation rate is noted as 6,88% or lower than national inflation.

Kita patut bersyukur bahwa perkembangan kinerja perekonomian tersebut, mampu dimanfaatkan dengan baik oleh manajemen beserta seluruh jajaran Bank Jateng, sehingga kinerja perseroan tahun 2010 mencatat pencapaian yang menggembirakan. Total aktiva mengalami peningkatan sebesar 26,59% dari Rp 14,78 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 18,71 triliun pada akhir tahun 2010. Lebih menggembirakan lagi, simpanan nasabah bahkan mencatat pertumbuhan sebesar 32,72%, menjadi Rp 15,91 triliun pada akhir tahun 2010 dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp 11,99 triliun. Sedangkan kredit yang disalurkan (termasuk pembiayaan Syariah) sampai dengan akhir tahun 2010 telah mencapai Rp 11,79 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,33% dari posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp 10,69 triliun. Laba usaha sebelum pajak selama tahun buku 2010 tercatat sebesar Rp 526,87 miliar, lebih tinggi dibandingkan target yang tertuang dalam Rencana Bisnis sebesar Rp 520 miliar. Berbagai kemajuan dan pencapaian kinerja yang positif tersebut merupakan suatu prestasi yang patut kiranya mendapatkan apresiasi. Untuk itu, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan atas kepemimpinan Direksi yang baik, dan kontribusi seluruh jajaran yang dengan penuh dedikasi, bekerja dan berkarya, untuk kemajuan perusahaan ini. Namun demikian, Dewan Komisaris juga mencatat beberapa bidang yang memerlukan perbaikan, antara lain: relatif masih rendahnya ekspansi penyaluran kredit, khususnya pada sektor usaha produktif, struktur pendanaan yang masih didominasi oleh dana-dana mahal, kondisi permodalan, efisiensi usaha, dan lain-lain. Dewan Komisaris menyakini hal-hal tersebut telah pula mendapatkan perhatian dan penanganan oleh Direksi secara memadai. Menyongsong tahun 2011, banyak kalangan menyatakan optimismenya terhadap kondisi perekonomian ke depan. Memanfaatkan momentum tersebut, maka kami berharap sasaran usaha yang telah ditetapkan manajemen dapat pula dicapai dengan baik. Kami menilai sasaran usaha tersebut cukup memadai, karena tidak hanya diarahkan pada pertumbuhan kuantitatif semata, namun juga inisiatif transformasi sesuai visi dan misi perusahaan. Melalui arah dan kebijakan tersebut, kami meyakini akan tercipta landasan yang kokoh untuk pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus menjadikan Bank Jateng sebagai Regional Champion di Jawa Tengah. Untuk itu, kami senantiasa mengingatkan akan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Pengelolaan perusahaan dalam koridor GCG bukan sekedar mematuhi aturan yang ditetapkan regulator, tetapi Bank Jateng berupaya memberikan nilai tambah dalam setiap aspek bisnis bagi semua pemangku kepentingan. Keberadaan komite yang mendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris, baik Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, maupun Komite Remunerasi dan Nominasi, akan terus berperan

22

We must be grateful that the economy performance development can be well benefited by the management and all the officers in Bank Jateng so that the company performance in 2010 reaches satisfying achievement. The total of profit has increased to 26,59% from Rp. 14,78 trillions in 2009 and becomes Rp 18,71 trillions by the end of 2010. Moreover, the customers’ savings even grow to 32,72% becoming Rp. 15,91 trillions by the end of 2010 from the previous year’s last position, Rp 11,99 trillions. The distributed loan ( including Sharia finance ) has reached Rp 11,79 trillions by the end of 2010 or increases to 10,33% from the last position in 2009 or Rp 10,69 trillions. The business profit before tax in 2010 book year is noted to Rp 526,87 billions, or higher than the target in business plan which is Rp 520 billions.

Those various kinds of progress and positive performance achievements are accomplishments which deserve to be appreciated. Because of that, Bank Jateng gives a very high appreciation towards the leadership of good Directors and contribution of all employees who have worked dedicatedly for the advancement of our company. Moreover, the Commissioner Board has noted some sectors which need improvements, such as : the relatively low credit distribution expansion, especially productive business sector, financing structure which is still dominated by expensive finance, capital condition, business efficiency, etc. The Commissioner Board believes that those matters have got enough attention and handling from the Directors. To welcome 2011, some circle of people state their optimism towards our future economy condition. Using that momentum, we are hoping that our business target stated by the management can be well-achieved. We think that we have adequate business target, because it is not only targeted to quantitative growth but also transformation initiative based on company’s vision and mission. Through those policy and direction, we believe that a strong foundation for the ongoing growth will be achieved and it will make Bank Jateng as Regional Champion in Central Java. We always remind of the importance of Good Corporate Governance implementation. The company management in GCG corridor does not only obey the rules stated by the regulator, but Bank Jateng tries to give plus point in every business aspect for all the stake holders. The existence of committee supporting Commissioner Board supervising function, either Audit Committee, Risk Management Committee, or Nomination and Remuneration Committee, will always play important role to ensure the implementation of GCG in every company management. Audit Committee has an assignment to assist Commissioner Board to ensure that Bank Jateng has

penting untuk memastikan penerapan GCG pada setiap pengurusan perseroan. Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa Bank Jateng memiliki fungsi audit internal maupun eksternal yang dapat diandalkan. Komite Pemantau Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris memastikan bahwa Bank Jateng memiliki sistem dan perangkat kerja yang memadai guna memantau serta memitigasi risiko dalam batas-batas yang wajar. Sedangkan Komite Remunerasi dan Nominasi akan membantu Dewan Komisaris terkait fungsi remunerasi dan nominasi, sesuai kaidah dan aturan yang berlaku. Kami menilai seluruh Komite tersebut telah menjalankan fungsinya dengan baik. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat perubahan komposisi Dewan Komisaris yang memangku jabatan hingga akhir tahun 2011. Terkait dengan hal tersebut, Dewan Komisaris telah pula melakukan persiapan penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris periode tahun 2012-2015 yang selanjutnya akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang. Kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai Bank Jateng selama ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak. Untuk itu, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh stakeholder atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Bank Jateng, khususnya pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah selaku Pemegang Saham, otoritas Bank Indonesia, nasabah, mitra kerja, dan lain-lain. Kami mengharap dukungan dan kerjasama yang terjalin baik selama ini, akan semakin meningkat lagi. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberkati upaya kita bersama untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Bank Jateng, demi kesejahteraan bersama para stakeholder di tahun-tahun mendatang. Sekian dan terima kasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

reliable Internal and External Audit function. Risk Management Committee has an assignment to assist Commissioner Board to ensure that Bank Jateng has adequate working equipment and system in order to control and to litigate risks in proper limits. Nomination and Remuneration Committee will assist Commissioner Board related to nomination and remuneration function based on the valid rules and regulations. We think that all committees have done their functions well.

Throughout 2010, there is no change in the composition of Commissioner Board who hold their position until the end of 2011. Related to that matter, Commissioner Board has conducted a preparation for recruitment of candidate of Commissioner Board Member for 2012-2015 period which then will be presented in the next Shareholder General Meeting (RUPS). The success and advancement reached by Bank Jateng does not go alone without other party’s support. Because of that, the Commissioner Board expresses its highest gratitude to all the stakeholders for their trust and support towards Bank Jateng, especially for the government of Central Java Province and the government of Municipality all over Central Java as the shareholders, authority of Bank of Indonesia, customers, business counterpart, etc. We truly wish that this good cooperation and support will improve in the future. Last but not least, may Allah SWT always bless us in every effort we do to gain ongoing growth for Bank Jateng, for the prosperity of all the stakeholders in the future. Thank you very much, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Dewan Komisaris,

CENTRAL JAVA REGIONAL DEVELOPMENT BANK Commissioner Board,

HADI PRABOWO Komisaris Utama

HADI PRABOWO President Commissioner

23

LAPORAN DIREKTUR UTAMA | president director reports

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Peningkatan kinerja dan perbaikan peringkat pada kelompok BPD tersebut, menunjukkan bahwa pada hakekatnya rumusan strategi bisnis Bank Jateng sudah berada pada rel yang tepat. Performance and level advancement in the BPD group shows that actually the Bank Jateng business strategy formulation is in the right track

Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terhormat, Teriring puji syukur kehadhirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, perkenankan kami atas nama Direksi Bank Jateng melaporkan beberapa hasil usaha serta pencapaian utama Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Membaiknya kondisi perekonomian pada tahun 2010, tidak dipungkiri telah memberikan angin segar sekaligus tantangan tersendiri bagi industri perbankan. Disamping peluang peningkatan kapasitas usaha, perbaikan kondisi perekonomian tersebut juga telah mendorong meningkatnya itensitas kompetisi untuk memperebutkan simpati dari masyarakat pengguna jasa perbankan di daerah. Lembaga perbankan, baik yang berskala nasional maupun asing, kini semakin agresif melakukan penetrasi bisnisnya ke daerah-daerah. Persaingan perbankan tersebut juga semakin tajam, seiring dengan berkembangnya lembaga keuangan non perbankan, seperti: perusahaan investasi, lembaga pembiayaan, modal ventura, koperasi, dan lain-lain.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Honorable Stake holders and other interest holders, Our most gratitude goes to Allah SWT, The Almighty. Allow us, on behalf of Director of Bank Jateng, report several business result and Company main achievement for the Book year which ends on December 31, 2010.

There is no doubt that the betterment of economy condition in 2010 has given fresh air and challenge for Banking industry. Besides an opportunity to increase business capacity, it also encourages the increase of competency intensity to win sympathy from people who use banking service in the region. Banking institution, either with national or foreign scale is getting more and more aggressive to do business penetration at the regions. The banking competency is also getting harder, together with the development of non banking finance institution such as, investment company, finance institution, venture capital, cooperative, etc.

Menyikapi kondisi tersebut, kecermatan dalam membaca peluang dan kemampuan merumuskannya dalam strategi dan kebijakan yang tepat, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, kami yakini sebagai langkah awal dari keberhasilan perusahaan. Strategi dan kebijakan yang menurut hemat kami merupakan kunci adalah senantiasa melakukan inovasi produk, pengembangan layanan, dan perbaikan kualitas layanan, serta pengembangan jaringan, termasuk pembukaan kantor di luar Provinsi Jawa Tengah.

To deal with that condition, the intensity to read the chance and the ability to realize it in the correct policy and strategy, by holding on to prudential principal and the implementation of good corporate governance is believed to be the beginning of the successful step of the company. The strategy and policy, according to us, is the key to be able to always do product innovation, service development, and service quality advancement as well as networking development, including the opening of offices outside Central Java Province.

Berkat strategi tersebut, Bank Jateng mampu mengayunkan langkahnya dengan pasti, dan berhasil menorehkan sejumlah pencapaian yang membanggakan, sekaligus menjadi momentum berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan usaha yang berkelanjutan. Sepanjang tahun 2010, Bank Jateng mampu mencapai sebagian besar sasaran usaha yang tertuang dalam Rencana Bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, bahkan beberapa diantaranya tumbuh hingga melebihi rata-rata bank-bank sekelasnya pada kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Based on that strategy, Bank Jateng is able to swing its steps confidently, and is successful to reach some amazing accomplishments, and it also becomes valuable momentum for the development and the growth of the ongoing business. Throughout 2010, Bank Jateng is able to reach a big number of its business target, which is written in Business plan decided previously, even some of them grow above the average of the banks which have the same level at Regional Development Bank (BPD) group.

Total aktiva tercatat sebesar Rp 18,71 triliun atau tumbuh sebesar 26,59% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,78 triliun. Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset BPD se-Indonesia sebesar 19,25%, dan menempatkan posisi Bank Jateng pada peringkat aset terbesar ke-3 atau meningkat dari peringkat ke-4 pada tahun 2009. Lebih menggembirakan lagi, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bahkan mencatat pertumbuhan sebesar 32,72% atau menjadi Rp 15,91 triliun pada akhir tahun 2010. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK BPD se-Indonesia sebesar 20,61%, sehingga menempatkan posisi Bank Jateng pada peringkat DPK terbesar ke-3 atau meningkat dari peringkat ke-4 pada tahun 2009. Peningkatan penghimpunan DPK tersebut menunjukkan pula peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di Bank Jateng. Sementara itu, kredit yang disalurkan (termasuk pembiayaan Syariah) sampai dengan akhir tahun 2010 telah mencapai Rp 11,79 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,33% dari posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp 10,69 triliun. Masih relatif rendahnya penyaluran kredit tersebut lebih disebabkan adanya komitmen kredit yang belum ditarik oleh nasabah. Meskipun demikian sampai dengan akhir Desember 2010 penyaluran kredit Bank Jateng masih menempati peringkat terbesar ke-3 diantara BPD se-Indonesia.

The total assets is noted as Rp 18,71 trillions or grow to 26,59% from the previous year’s of Rp 14,78 trillions. The increase is higher compared to the asset growth of BPD all over Indonesia as much as 19,25%, and it places Bank Jateng in the big 3 of asset level or goes up from the fourth level in 2009. Moreover, the third party fund provision (DPK) is noted to the growth of 32,72% or becomes Rp 15,91 trillions by the end of 2010. That growth is higher compared to the growth of DPK BPD all over Indonesia as much as 20,61% so that it places Bank Jateng on the biggest 3rd level of DPK or increases from the 4th level in 2009. The increase of the DPK raising also shows the increase of people’s trust to save their money to Bank Jateng. Meanwhile, the distributed loan ( including Sharia finance ) by the end of 2010, has reached Rp 11,79 trillions or increases to 10,33% on the last position in 2009 as much as Rp 10,69 trillions. The relatively low loan distribution is more because the loan commitment which has not been withdrawn by the customers. Therefore, by the end of 2010, the Bank Jateng credit distribution still places the 3rd biggest position among BPD all over Indonesia.

Peningkatan kinerja dan perbaikan peringkat pada kelompok BPD tersebut, menunjukkan bahwa pada hakekatnya rumusan strategi bisnis Bank Jateng sudah berada pada rel yang tepat. Beberapa langkah strategis yang kami lakukan sepanjang

Performance and level advancement in the BPD group shows that actually the Bank Jateng business strategy formulation is in the right track. Some of our strategy steps done throughout 2010 show some advancement and betterment, either in the service,

26

tahun 2010 menunjukkan berbagai kemajuan dan perbaikan, baik di pelayanan, teknologi informasi, restrukturisasi SDM, pengendalian risiko maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Di bidang pelayanan, Bank Jateng aktif melakukan penetrasi layanan perbankan, termasuk diantaranya dengan pembukaan Kantor Cabang di Jakarta. Hingga akhir Desember 2010, jaringan layanan Bank Jateng termasuk Kantor Pusat telah mencapai 321 kantor dan 65 mesin ATM.

information technology, human resource restructure, risk control or good corporate governance. In the service department, Bank Jateng actively does penetration towards the banking service, among others are the opening of Branch office in Jakarta. By the end of December 2010, the Bank Jateng service network including Head Office has increased to 321 offices and 65 ATM machines.

Di bidang teknologi, selain pemanfaatan teknologi sebagai back bone operasional, juga dikembangkan fitur-fitur layanan baru. Bekerjasama dengan BPD lain seluruh Indonesia, pada Bank Jateng telah mengembangkan layanan BPD Net Online yaitu fasilitas layanan yang memungkinkan nasabah Bank Jateng dapat melakukan transaksi tunai maupun non tunai secara real time, baik melalui counter teller milik Kantor BPD se-Indonesia maupun melalui jaringan ATM Bersama. Disamping pengembangan teknologi melalui layanan host to host / single host dengan berbagai instansi dan lembaga, serta implementasi layanan Kartu Pegawai Elektonik (KPE) bagi PNS Pemda di Jawa Tengah.

In the technology department, besides the usage of technology as operational back bone, new service features are also developed. Making a cooperation with other BPD all over Indonesia, Bank Jateng has developed BPD net online service, it is a service facility which enables Bank Jateng customers to do cash or non cash transaction via real time, either through counter teller belongs to BPD offices all over Indonesia or through ATM bersama networking. Besides technology development through host to host/single host service with many agencies and institutions, and the implementation of Electronic Employee Card (KPE) for Regional Government employee in Central Java.

Di bidang SDM, hal yang perlu kami sampaikan adalah bahwa Bank Jateng konsisten untuk melanjutkan kegiatan dalam membangun budaya kerja unggul, sehingga mendorong seluruh pegawai untuk meningkatkan kompetensi sebagai insan yang terbaik (best people) serta memiliki integritas yang tercermin dari nilai dan perilaku (values & behavior) yang unggul. Kami telah memulai dengan penyusunan Kamus Kompetensi dan Pengukuran Kompetensi Individu, sebagai sistem profiling guna mengidentifikasi dan menentukan talenta-talenta di Bank Jateng. Pada tahun 2010, kegiatan tersebut dilakukan dengan uji coba Sistem Manajemen Kinerja (SMK), sehingga penilaian kinerja pegawai semakin obyektif dan transparan. Tidak berhenti disitu, ke depan program ini akan berlanjut dengan penataan jenjang karier serta kebijakan remunerasi (sistem kompensasi).

In the Human Resource department, the thing that we need to report is that Bank Jateng is consistent to continue its activities to increase competency as the best people and has integrity reflected from the best values and behavior. We have started with compiling Individual Competency Measurement and Competency Dictionary as profiling system in order to identify and determine talents in Bank Jateng. In 2010, it has been done by Performance Management System random test, so that the transparency and objectivity of employee performance scoring can be reached. It does not stop there, in the future, this program will be continued with the arrangement of career promotion and remuneration policy ( compensation system ).

Sedangkan di bidang pengelolaan risiko, disamping profil risiko yang semakin baik, dapat pula kami sampaikan bahwa Bank Jateng telah memiliki kesiapan yang memadai untuk menghadapi ketentuan sertifikasi manajemen risiko yang akan berlaku secara efektif pada Agustus 2010. Pengurus dan Pejabat Bank Jateng telah diikutsertakan dalam program tersebut, dengan tingkat kelulusan yang baik.

Whereas, in the risk management department, besides better risk profile, we can also report that Bank Jateng has enough readiness to face risk management certification regulation, which will be effectively run in August 2010. The manager and Bank Jateng officers will be included in that program, with the good passing level.

Di bidang GCG, Bank Jateng telah memiliki dan menerapkan komite-komite yang dipersyaratkan. Selain itu, juga telah dilakukan self asessment GCG secara reguler dan disampaikan kepada pemangku-pemangku kepentingan (stakeholders). Kami pun memiliki komitmen yang berkelanjutan untuk memastikan untuk menjalankan praktek-praktek terbaik (best practice) dalam Pengelolaan Perusahaan.

In the Good Corporate Governance, Bank Jateng has owned and implemented conditioned committees. Besides that, regular GCG self assessment has been conducted and reported to the stakeholders. We also have ongoing commitment to ensure the implementation of best practices in governing the company.

27

Kami telah memahami komitmen yang berkelanjutan untuk memastikan guna menjalankan praktek-praktek terbaik (best practice) dalam pengelolaan perusahaan. Kami telah memahami sepenuhnya bahwa tata kelola perusahaan yang baik, bukanlah kepatuhan pada peraturan semata, namun merupakan bagian integral dari budaya Bank Jateng.

We understand fully that good corporate governance is not merely the compliance to the rules, but it is an integral part of Bank Jateng culture.

Selanjutnya, memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi tahun 2011, Bank Jateng bertekad akan lebih meningkatkan perannya sebagai salah satu penggerak perekonomian daerah. Positioning sebagai retail banking dengan fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah terbukti menjadi kunci kesuksesan selama ini. Ke depan positioning ini akan semakin diperkokoh dan dipertajam lagi dengan lebih mengarahkan pembiayaan pada sektor usaha produktif, sehingga lebih menyentuh ke sektor riil serta pembangunan di daerah. Melalui segmentasi dan positioning yang jelas tersebut, Bank Jateng bertekad pula untuk menjadi pemain di barisan terdepan perbankan daerah, sekaligus sebagai Regional Champion perbankan di Jawa Tengah.

Furthermore, to use the momentum of 2011 economy recovery, Bank Jateng is willing to increase its role as one of regional economic motor. Positioning as retail banking focusing on middle, small, and micro business segment (UMKM) has proven as the key to success. In the future, this positioning will be strengthened and sharpened by aiming to productive business sector, so that it will touch real sector and regional development. Through the clear segmentation and positioning, Bank Jateng is determined to become the foremost player in the regional banking as well as banking regional champion in Central Java.

Tahun 2010 merupakan tahun pertama jajaran Direksi Bank Jateng yang akan memangku hingga 31 Desember 2013 sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Desember 2009.

2010 is the first year for Bank Jateng Directors who will hold their position until December 31, 2013 according to Share holder General Meeting (RUPS) on December 28, 2009.

Menutup laporan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Pemerintah, Nasabah, Mitra Kerja dan seluruh masyarakat, atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Bank Jateng selama ini. Tidak lupa kepada segenap jajaran Bank Jateng, dengan tulus dari lubuk hati yang terdalam, kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras, kontribusi, profesionalitas, dan semangat untuk senantiasa memajukan Bank Jateng ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan meridhoi usaha kita semua. Amin.

To close this report, we would like to show our deepest gratitude towards the Share holders, Commissioner Board, The Government, Customers, and business partner and all the society for their support and trust for Bank Jateng. Sincerely from our deepest heart, our gratitude also goes to Bank Jateng officers, and we give our highest appreciation for the hard work, the contribution, the professionalism, and the spirit to always improve Bank Jateng. May Allah SWT always gives His guidance and blesses us all. Amen.

Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

28

Sincerely, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Dewan Direksi,

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Director,

HARIYONO Direktur Utama

HARIYONO President Director

Laporan Manajemen | management report

LAPORAN MANAJEMEN | management report

30

Pergerakan di sektor moneter masih ditandai dengan kecenderungan peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), volatilitas pergerakan nilai tukar Rupiah yang relatif lebih terkendali, peningkatan persaingan kegiatan perbankan, baik di bidang dana maupun kredit dan lain-lain.

The movement of monetary sector is still shown by the tendency of BI rate increase, movement volatility of relatively controlled rupiah exchange rate, the increase of banking activity competition, either in fund or in loan, etc.

Pertumbuhan ekonomi nasional 6,0% (yoy) atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 5,7% (yoy). Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5%-5,5% (yoy) atau sedikit melambat peningkatan pendapatan terkait dengan realisasi kenaikan gaji PNS, TNI dan POLRI, Upah Minimum Provinsi (UMP), dan penyelenggaraan Pemilukada di berbagai daerah. Sejalan dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,5%-6,0%, sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan sebesar 5,5%-6,25%.

The growth of national economy is 6,0% (yoy) increases compared to term I-2010 as much as 5,7% (yoy). While the growth of Central Java economy is 5%-5,5% (yoy) or slowing down a little in the increase of income related to realization of remuneration of government employee, Army, Police of Republic of Indonesia, Provincial Minimum wage (UMP), the holding of Head of Region general election in some regions. Along with the development, the national economic growth in 2010 is predicted in the roundabout of 5,5%-6,0%, while Central Java economic growth is predicted to 5,5%-6,25%.

PENGANTAR

PREFACE

Dalam menjalankan usahanya, Bank Jateng senantiasa berpedoman pada Rencana Bisnis Bank Jateng yang telah disusun, dan disahkan dalam RUPS. Rencana Bisnis tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

In running its Business, Bank Jateng always refers to Bank Jateng arranged and decreed in the Shareholder General Meeting Business plan. The business plan also gains approval from Bank of Indonesia.

Mendasarkan pada kajian, masukan sejumlah pihak dan pendekatan dalam mengambil asumsi perkembangan kondisi perekonomian, maka diambillah tema bisnis tahun 2010 yaitu ”Penajaman Kegiatan Bisnis Pada Pembiayaan Sektor Riil”. Tema ini mengandung arti bahwa Bank Jateng menaruh perhatian dan optimism pada perkembangan sektor riil yang semakin menunjukkan prospek dan peningkatan performa yang baik.

Based on the study, inputs from many sides, and approach in taking economy condition development assumption, business theme in 2010 is taken. It is “ The sharpening of business activity in real sector finance “. This means that Bank Jateng is concerned and optimistic in the development of real sector which shows good prospect and performance.

Untuk mendukung pencapaiannya, Bank Jateng selanjutnya menyiapkan inovasi produk dan layanan berbasis kebutuhan masyarakat dan risk management dengan tetap memperhatikan koridor ketentuan yang berlaku. Hal ini penting mengingat rencana penyaluran kredit ke sektor riil atau sektor produktif besar kemungkinannya menjadi kredit bermasalah di kemudian hari.

In order to support the realization, Bank Jateng is then preparing product innovation and service based on people needs and risk management by keeping its attention in effective regulation corridor. This is important considering loan distribution plan to the real sector or productive sector, that there is a big possibility that it will become troubled loan in the future.

Laju inflasi nasional 5,05% (yoy), laju inflasi Jawa Tengah 4,57% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut terutama disebabkan pada kelompok bahan makanan, karena adanya gangguan pasokan beberapa bahan makanan utama, khususnya beras dan sayuran. Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jawa Tengah tercatat sebesar 6,5%.

The rate of national inflation is 5,05% (yoy) and the rate of Central Java inflation is 4,57% (yoy) or increased compared to the previous term of 3,46% (yoy). The increase of that inflation rate is mainly because of the food material group, because there is the disturbance of supplies of some staple food, especially vegetables and rice. By that development, central Java inflation rate is 6,5%.

PROSPEK USAHA TAHUN 2010

BUSINESS PROSPECT IN 2010

Gejala-gejala perubahan ekonomi domestik baik peningkatan maupun penurunan juga terjadi pada tahun 2010 yang ditandai dengan tekanan inflasi terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada Juli 2010, pengurangan subsidi elpiji 12 kg, terganggunya pasokan bahan makanan, khususnya beras dan sayuran, kegiatan puasa Ramadhan dan Hari Raya.

The symptoms of domestic economy change, either increasing or declining also happen in 2010. It is signed by the inflation pressure related to government policy to increase the electricity tariff (TDL) in July 2010, the decrease of 12 kg gas subsidy, the disturbance in food supply, especially vegetables and rice, Ramadhan Fastin and Eid.

Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) 6,50%. untuk memperkuat proses pemulihan perekonomian domestik, stabilitas keuangan dan intermediasi perbankan. Nilai tukar Rupiah penguatan sebesar 1,6% ke level Rp 9.110,per USD dari posisi triwulan I-2010 sebesar Rp 9.254,- per USD.

Bank of Indonesia Interest rate is 6,50%, it is for strengthening the process of domestic economy recovery, financial stability, and banking intermediation. Rupiah exchange rate is stronger to 1,6% to level of Rp. 9110,- per USD from term I-2010 of Rp. 9.254,- per USD.

Namun demikian secara umum Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 menunjukkan trend yang semakin membaik seiring dengan semakin menguatnya pemulihan ekonomi global, menurunnya kekhawatiran terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi Eropa.

Therefore, generally, the economic growth in 2010 is showing a better trend, along with the strengthening of global economy recovery, the declining of worries over the continuation of European economy recovery.

Pergerakan di sektor moneter masih ditandai dengan kecenderungan peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), volatilitas pergerakan nilai tukar Rupiah yang relatif lebih terkendali, peningkatan persaingan kegiatan perbankan, baik di bidang dana maupun kredit dan lain-lain.

The movement of monetary sector is still shown by the tendency of BI rate increase, movement volatility of relatively controlled rupiah exchange rate, the increase of banking activity competition, either in fund or in loan, etc.

Sementara itu, sejumlah perkembangan Regulasi Keuangan dan Perbankan yang mendasari Rencana Bisnis Bank Jateng tahun 2010 diantaranya : Pelebaran Koridor Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Suku bunga Repo O/N (standing lending facility) dinaikkan dari BI Rate + 50 bps menjadi BI Rate + 100 bps dan suku bunga FASBI O/N (standing deposit facility) diturunkan dari BI Rate – 50 bps menjadi BI Rate – 100 bps. Penyempurnaan ketentuan mengenai Posisi Devisa Netto (PDN), Penerapan minimum one month holding period Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Penambahan instrumen moneter non-securities dalam bentuk term deposit, penerbitan SBI berjangka waktu 9 dan 12 bulan juga menjadi issue yang mendasari penentukan strategi bisnis Bank Jateng.

Meanwhile, there are some developments of Banking and Finance Regulation which becomes the basis of Bank Jateng Business plan in 2010. They are : the expansion of Overnight Inter-bank Money Market Interest rate corridor (PUAB O/N). Standing Lending facility ( REPO O/N Interest rate ) is increased from BI rate + 50 bps to be BI rate + 100 bps and standing deposit facility ( FASBI O/N Interest rate ) is declined from BI rate – 50 bps to be BI rate – 100 bps. The improvement of regulation about Net reserves position (PDN), the implementation of minimum one month holding period of certificate of Bank of Indonesia (SBI), the addition of non-securities monetary instrument in the form of term deposit, the issue of 9 to 12 month term SBI also become the issues which make the basic of forming Bank Jateng business strategy.

31

32

TANTANGAN TAHUN 2010

CHALLENGES IN 2010

Tantangan terberat yang dihadapi Bank Jateng tahun 2010 adalah semakin tajamnya tingkat persaingan antara bank khususnya pada pangsa pasar UMKM. Hampir semua perbankan yang beroperasi di Jawa Tengah membidik pangsa pasar ini lewat sejumlah program dan layanan-layanan yang menarik.

The biggest challenge faced by Bank Jateng in 2010 is the sharpening of competition level among the banks, especially in UMKM market. Almost all banking operated in Central Java aims to this market through some interesting services and programs.

Pangsa pasar UMKM menjadi perhatian Bank Jateng mengingat UMKM merupakan pasar potensial dengan jumlah yang relatif banyak dan tingkat return yang optimal. Disamping itu, perhatian terhadap UMKM merupakan salah satu mandat dari pemegang saham melalui gerakan yang dikenal dengan “bali ndeso mbangun deso” untuk mewujudkan visi “ menuju masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera”.

UMKM market becomes Bank’s attention considering that UMKM is a potential market with relatively big number and optimum return rate. Besides, the attention to UMKM is one of mandatory from share holders through a movement known as “bali ndeso mbangun ndeso” (return to the village, build the village) to realize the vision of “towards more prosperous people in Central Java”.

Sejumlah fraud juga menjadi kendala dalam operasional Bank Jateng, baik fraud yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal diluar kendali Bank Jateng.

Some frauds also becomes an obstacle in Bank Jateng operational, either fraud caused by internal or external which is out of Bank Jateng control.

RENCANA BISNIS TAHUN 2010 Mendasarkan sejumlah asumsi-asumsi makro dan mikro serta mempertimbangkan perkembangan internal Bank Jateng maka target (fokus) kegiatan usaha Bank Jateng adalah melakukan penajaman kegiatan bisnis. Untuk itu tema usaha tahun 2010 adalah ”Penajaman Kegiatan Bisnis Pada Pembiayaan Sektor Riil”.

BUSINESS PLAN IN 2010 Based on some micro and macro assumptions, and also considers the internal development of Bank Jateng, target ( focus ) of Bank Jateng business activity is conducting the sharpening of business activity. Because of that, the business theme in 2010 is “ the sharpening of business activity in real sector finance “.

Sejumlah program pun selanjutnya dijalankan sepanjang tahun 2010 seperti : a. Peningkatan penghimpunan dana masyarakat yang lebih diarahkan penggalian sumber dana masyarakat murni, dengan tetap mengupayakan sentralisasi dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah (PEMDA); b. Pertumbuhan kredit yang lebih diarahkan pada pembiayaan sektor usaha produktif, khususnya UMKM dan Koperasi, serta pembiayaan infrastruktur; c. Optimalisasi teknologi informasi guna peningkatan kualitas layanan dan penciptaan fitur layanan baru; d. Perluasan jaringan kantor ke sentra-sentra ekonomi bisnis, lembaga pendidikan, dan pusat pemerintahan. e. Penerbitan surat utang (MTN dan sejenisnya) sebagai funding contigency plan. f. Pemenuhan kewajiban atas penerapan PAPI (Revisi 2008) dan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006).

Some programs throughout 2010 are : a. The increase of people’s fund raise which is aimed more at genuine people fund source, by attempting fund centralization which is from The Regional Government. b. The growth of loan is aimed in productive business sector financing, especially UMKM and cooperative, also infrastructure financing. c. The optimalization of information technology in order to improve service quality and to create new service features. d. The expansion of office networks to business economy centers, education institution, and government center. e. The issue of debt letter (MTN and kinds of it ) as funding contingency plan. f. The fulfillment of obligation towards the implementation of PAPI ( 2008 revision) and PSAK No. 50 and 55 ( 2006 revision ).

g. Peningkatan permodalan sebagai antisipasi peningkatan beban modal sejalan dengan kewajiban bank untuk memperhitungkan risiko operasional dalam perhitungan kecukupan modal disamping risiko kredit dan risiko pasar. h. Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) di semua lini melalui penerapan secara bertahap Sistem Manajemen Kinerja. i. Peningkatan ekspansi kredit, khususnya pembiayaan kepada usaha produktif, sehingga target pertumbuhan kredit tahun 2010 sekurang-kurangnya sebesar 15%. j. Penataan dan pengembangan jaringan layanan baru, baik konvensional maupun syariah.

g. The improvement of capitalization as anticipation towards capital liability increase in accordance to Bank’s obligation to consider operational risk in calculating capital adequacy besides loan and market risk.

k. Pengembangan BPD Card dan Kartu PNS Elektronik (KPE). l. Pengembangan pegawai melalui peningkatan kompetensi dan rekruitmen pegawai baru.

k. The development of BPD Card and Electronic PNS card (KPE) l. The employee development through competency improvement and new employee recruitment.

m. Penyempurnaan Teknologi Informasi yang dapat mendukung kelancaran dan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. n. Peningkatan setoran modal pemilik saham guna mendukung ekspansi kredit.

m. The improvement of Information technology which can support the smoothness and easiness in giving service to the customers. n. The improvement of shareholder capital deposit in order to support credit expansion.

o. Rencana lainnya : renewing layout kantor, pengadaan investaris . aktiva tetap yang menunjang operasional perusahaan dan lain-lain.

o. Other plans : renewing office layout, inventory, fixed earning which will support corporate operational, etc.

Pencapaian Rasio Keuangan Tahun 2010 sebagai berikut :

adalah

j.

The arrangement and development of new service networking, either conventional or sharia.

Financial Ratio Earning in 2010 is as follows : DALAM (%)

URAIAN

31 Des 2009 (Realization)

CAR APYD Terhadap Aktiva Produktif KYD Terhadap Kredit NPL Gross ROA ROE NIM

20,52 0,31 0,24 0,26 4,04 34,23 9,33

17,26 0,42 0,31 0,39 3,22 26,44 8,97

BOPO LDR

71,33 89,18

82,39 84,83

PENCAPAIAN RASIO KEUANGAN 2010

Finacial Ratio Earning in 2010

h. The empowerment of Human Resource in all lines through a step-by-step implementation of Performance management system. i. The increase of loan expansion, especially financing in productive business, so that loan growth target in 2010 is at least 15%.

31 Des 2010 (Plan)

DESCRIPTION

CAR Capital Adequsy Ratio APYD Towards earning asset KYD towards Loan Non Performing Loan - Gross Return On Asset Return On Equity Net Interest Margin Operating Expences to Operating Revenue Loan to Deposit Ratio

33

Mendasarkan pada rasio keuangan yang ada maka diharapkan pada tahun 2010 akan diperoleh hal – hal sebagai berikut :

Basing on the existing financial ratio is expected in 2010 will get it - are as follows :

Tingkat Kesehatan Bank

Bank Health Level

Hasil penilaian tingkat kesehatan Bank berada pada Peringkat Komposit 2 (tren meningkat) yang mencerminkan bahwa Bank Jateng tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun Bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

The result of Bank Health Level assessment is the 2nd composite level ( increasing level which reflects that Bank Jateng is included good and able to deal with negative influence of economy condition and financial industry, but bank still has minor weaknesses which can be solved by routine actions.

Faktor Permodalan

Capitalization Factor

Secara keseluruhan kondisi permodalan per 31 Desember 2010 adalah sangat memadai atau pada Peringkat 1 yang ditunjukan dari rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada akhir Desember 2010 sebesar 17,26 %. Secara nominal CAR tahun 2010 mengalami penurunan dibanding tahun 2009 sebesar 20,52%. Penurunan rasio ini disebabkan penerapan beban risiko operasional dalam penghitungan kecukupan modal.

Overall, the capitalization condition per December 31, 2010 is very moderate or on the first rank, which is shown from the Minimum Capital Fulfillment Obligation (KPMM) or Capital Adequacy Ratio (CAR) by the end of December 2010 as much as 17,26%. Nominally, CAR in 2010 declines, compared to 2009 as much as 20,52%. The ratio decline is caused by the implementation of operational risk liability in calculating capital adequacy.

Modal Disetor

Capital Paid

Telah dilakukan peningkatan modal disetor sebesar Rp. 103.566 juta berdasarkan keputusan RUPS bulan April 2010. Dengan demikian komposisi modal disetor saat ini, sebagai berikut :

Capital paid has been increased as much as Rp. 103.566 millions based on RUPS decision in April 2010. The capital paid composition at present is : (Rp.000.000,-)

KOMPOSISI MODAL DISETOR 2010 Capital paid Composition

PEMEGANG SAHAM

31 Des 2009

Tambahan

31 Des 2009

Nominal

%

Addition

Nominal

%

Pemprov. Jateng

498.374

64,90

76.056

574.430

65,92

Pemkab se-Jateng

227.979

29,69

20.633

248.612

28,53

Pemkot se-Jateng

41.520

5,41

6.877

48.397

5,55

in 2010

34

SHAREHOLDER

Central of Java Provincial Goverment Municipality Goverment in Central Java City Goverment in Central Java

Disamping itu, sesuai roadmap Modal Disetor 2009-2012, maka telah direncanakan tambahan dana setoran modal tahun 2010 sebesar Rp 97.870 juta yang bersumber dari setoran tunai pemegang saham dan hasil penarikan AMU. Pada kesempatan RUPS tersebut juga telah dilakukan peningkatan cadangan tujuan sebesar Rp 86.831 juta yang bersumber dari 20% laba dibagi tahun buku 2009.

Besides, according to 2009-2012 capital paid road map, the additional capital fund has been planned in 2010 as much as Rp. 97.870 millions, which source is from cash deposit of the shareholders and the result of AMU withdrawing result. In the RUPS opportunity, purposed additional increase has been done as much as Rp. 86.831 Millions, which source is from the 20% of earning divided by book year of 2009.

Faktor Kualitas Aset

Asset Quality Factor

Secara keseluruhan kondisi kualitas aset tahun 2010 adalah pada tingkat yang memadai atau Peringkat 2 yang tercermin dari Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Total Aktiva Produktif. Penilaian atas konsentrasi eksposur risiko kredit menunjukkan adanya distribusi kredit yang cukup merata dengan tingkat konsentrasi pada debitur inti yang relatif kecil. Penilaian atas perkembangan aktiva produktif bermasalah menunjukkan adanya penurunan. Rasio Aktiva Produktif Bermasalah terhadap Total Aktiva Produktif pada akhir Desember 2010 diharapkan tercapai pada kisaran 0,42% atau sedikit meningkat dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar 0,31%. Sedangkan penilaian atas kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) menunjukkan adanya kecukupan yang memadai, dimana rasio PPAP-Yang Dibentuk dibanding PPA-Wajib Dibentuk pada akhir Desember 2010 adalah sebesar 100,00% .

Overall, the condition of Asset Quality in 2010 is in the moderate level or on the 2nd rank, which is reflected from earning asset ratio, classified towards total earning asset. The assessment of loan risk exposure shows that there is even loan distribution with the relatively low concentration level to core debtor.

Faktor Manajemen

Management Factor

Aspek manajemen menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi manajemen Bank Jateng pada tahun 2010 pada tingkat memadai atau Peringkat 2 yang ditandai komponen-komponen manajemen atas manajemen umum, tersedianya kelengkapan peraturan dan pedoman kerja, kewenangan memutus, peraturan kepegawaian, memiliki kondite independensi, track record pengurus bank baik dan tidak didapati ada campur tangan dari pemegang saham dan pihak lain dalam kepengurusan bank. Bank memiliki kemampuan dalam usaha membatasi/mencegah penurunan kualitas good corporate governance melalui proses pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, indepedensi penyelenggaraan SKAI dan Divisi MKHU serta konsistensi dalam pelaksanaan peraturan yang berlaku.

Management aspects show that in general, the management condition of Bank Jateng in 2010 is in the moderate level or on the 2nd level, which is shown by management components towards general affair management, the availability of regulations and working guideline, ability to decide, employee regulation, interdependence performance, good track record of bank caretaker, and there is no interference from shareholders or other parties in the Bank’s management. Bank has ability in the effort of limiting or preventing the decline of Good corporate governance quality through active supervisory process of Commissioner Board and Director, independency of SKAI and MKHU division implementation and also consistency of effective regulation implementation.

Assessment towards non-performing earning asset development shows a decline. Ratio of non-performing earning asset towards total earning asset by the end of December 2010 is reached in average 0,42% or increase a little compared to the position in the end of December 2009 of 0,31%. Whereas assessment towards adequacy of written-off of earning asset (PPAP) shows moderate adequacy, where the ratio of formed PPAP compared to must-be-formed PPA by the end of December 2010 is 100,00%.

35

36

Disamping itu, Bank Jateng telah melaksanakan transparansi informasi dan edukasi nasabah yang dilakukan melalui publikasi laporan keuangan, penyediaan informasi dan media komunikasi melalui website, promosi produk dan jasa, serta pelayanan pengaduan nasabah dan berfungsinya Komite–Komite yang ada.

Besides, Bank has implemented information transparency and customer education which is done through financial report publication, information supply, and communication media through website, service and product promotion, as well as customer complaint service and the function of existing committees.

Faktor Rentabilitas Kondisi rentabilitas Bank Jateng pada tahun 2010 terpelihara pada tingkat yang sangat memadai atau Peringkat 1 yang ditandai antara lain Return on Asset (ROA) sebesar 3,22%, Return on Equity (ROE) sebesar 26,44%, Net interest margin (NIM) sebesar 8,97%, Rasio Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 82,39%,

Earning Factor Bank Jateng earning condition in 2010 is in the very moderate level or on the first rank, which is proven by Return on asset (ROA) of 3,22%, Return on Equity (ROE) of 26,44%, Net Interest Margin (NIM) of 8,97%, Operational Expense Ratio compared to Operational Earning (BOPO) of 82,39%.

Faktor Likuiditas Secara keseluruhan kondisi likuiditas Bank Jateng pada tahun 2010 pada tingkat memadai atau Peringkat 2 yang ditandai antara lain loan to deposit ratio (LDR) sebesar 74%.

Liquidity Factor In general, Bank Jateng liquidity condition in 2010 is in moderate level or on the 2nd rank, proven by loan to deposit ratio (LDR) of 74%.

Faktor Sensitivitas terhadap Risiko Pasar

Sensitivity to Market Risk factor

Berdasarkan self assessment atas aspek sensitivitas terhadap risiko pasar menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi sensitivitas terhadap risiko pasar Bank Jateng pada tahun 2010 pada tingkat memadai atau Peringkat 2.

Based on self assessment towards sensitivity aspect towards market risk, it shows that overall, the sensitivity condition towards Bank Jateng market risk in 2010 is in the moderate level or on the 2nd rank.

6. Melanjutkan program edukasi masyarakat dibidang perbankan, melalui program nasional “Ayo Ke Bank”. Untuk mewujudkan kebijakan fungsional segmentasi kegiatan adalah sebagai berikut :

6. Continuing people education program in banking sector through “ Ayo ke Bank “ national program.

tersebut,

To realize these functional policies, segmentation of activities is as follows :

1. Penyempurnaan Tata Kelola Produk produk dana meliputi tabungan, simpanan berjangka, Sertifikat Deposito (SIDI), Deposito on Call (DOC) serta Giro.

1. Governance Improvement fund products include savings, savings deposits, Certificates of Deposit (Sidi), Deposit on Call (DOC) and Current Deposito.

2. Penyempurnaan tata kelola layanan transaksi, berupa : transaksi on line single host Kas Daerah dan Perguruan Tinggi, Treasury Notional Pooling rekening pengeluaran dan penerimaan, modul MPN untuk penerimaan pajak, Western Union, kliring, layanan pembayaran gaji, layanan on line produk dan jasa bank.

2. Governance improved transaction services, comprising: a single host on-line transaction Regional Cash and Higher Education, Treasury Notional Pooling expenditure and revenue accounts, MPN module for tax receipts, Western Union, clearing, payroll services, on line services bank products and services

3. Penyempurnaan layanan fasilitas Asuransi Jiwa bagi nasabah Tabungan Bima.

3. Improvement of service facilities for customers Savings Life Insurance Bima.

4. Penyempurnaan tata kelola untuk mendukung operasionalisai produk dan jasa layanan melalui pengaturan : Biaya Promosi, Biaya Pemasaran dan sarana transaksi, Cek, Bilyet Giro, Nota Debet, Nota Kredit dan Nota Transaksi, wewenang pemberian special rate, suku bunga produk dana dan suku bunga antar kantor.

4. Completion of governance to support operasionalisai products and services through setting: Cost of Promotion, Marketing Costs and means of transaction, check, current account, Debit Notes, Credit Note and Memorandum of transactions, the authority granting special rate, interest rate and interest rate products fund inter-office

5. Penyempurnaan sejumlah kebijakan tata kelola pendukung operasionalisasi produk dan jasa layanan.

5. Completion of a number of governance policies supporting the operationalization of products and services.

6. Peningkatan hubungan kerja sama dengan counterparty dalam rangka kegiatan pengelolaan likuiditas.

6. Improved working relationships with counterparties for the purposes of liquidity management.

PENGHIMPUNAN DANA

FUND RAISE

Ketersediaan dana bagi bank adalah hal yang mutlak dipenuhi dalam rangka menjalankan fungsi intermediary. Untuk itu sepanjang tahun 2010, sejumlah kebijakan funsional disusun sebagai berikut :

The availability of fund to the Bank is inevitable to be fulfilled in running intermediation function. Because of that, throughout 2010, some functional policies are compiled as follows:

1. Memperkuat struktur pendanaan bank. 2. Meningkatkan akses pendanaan dalam pengelolaan likuiditas. 3. Meningkatkan fungsi devisa sebagai salah satu sumber pendapatan. 4. Meningkatkan peran DPLK sebagai salah satu upaya penghimpunan dana jangka menengah dan panjang. 5. Mengembangkan kegiatan pemasaran yang terintegrasi.

1. Strengthening Bank financing structure. 2. Improving financing access in liquidity management.

7. Pengelolaan likuiditas serta trading pada money market dan capital market, sebagai tindak lanjut kegiatan trading oleh dealer.

7. The management of liquidity and trading in money market and capital markets, as a follow-up activities of trading by dealer

3. Improving earning function as one of income sources.

8. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM.

8. Improving the quality and competence of HR

4. Improving DPLK role as one of the efforts to raise long-and middle-term fund.

9. Pemasaran aktif.

9. Active marketing

5. Developing integrated marketing activity.

37

Simpanan Nasabah

Savings

Kepercayaan nasabah terhadap Bank Jateng utamanya dalam penghimpunan dana menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan, hal ini dapat kita lihat dimana jumlah nasabah pada tahun 2010 mencapai 1.448.573 nasabah naik sebesar 16,30 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 1.245.522 nasabah. Sedangkan dilihat dari nominalnya meningkat sebesar 32,72 % dimana pada tahun 2010 sebesar Rp. 15.907,25 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 11.985,90 milyar. Pertumbuhan dana tertinggi pada tahun 2010 dibanding tahun 2009 adalah deposito sebesar 70,10 %, tabungan sebesar 20,36 % dan giro sebesar 2,64 % Portofolio dana yang telah berhasil dihimpun selama dua tahun terakhir nampak sebagai berikut :

The customer’s trust towards Bank Jateng in raising fund shows significant development. We can see it from the number of customers in 2010 which is reaching 1.448.573, increasing 16,30% compared to 2009 which has 1.245.522 customers. If we see it through the amount, it increases 32,72%, where in 2010 is Rp. 15.907,25 Billions and Rp. 11.985,90 Billions in 2009. The highest growth is in 2010 while compared to 2009 which is a deposit of 70,10%, saving’s account of 20,36%, and demand deposit of 2,64%. The already raised Fund portfolio in the last two years can be seen as follows :

Sebagai balas jasa kepada nasabah atas kepercayaannya untuk menempatkan dananya, maka Bank Jateng memberikan balas jasa berupa bunga sesuai dengan jenis produk yang digunakan oleh nasabah sebagai berikut :

As an appreciation towards the customers for their trust to place their fund, Bank Jateng gives rewards in the form of interest according to the kind of products used by the customers. They are : (%)

KETERANGAN

KEBIJAKAN SUKU BUNGA DANA TAHUN 2010 Fund Interest Rate Policy In 2010

SUKU BUNGA (Interest Rate)

SUKU BUNGA DANA 1. Giro

Current Account .1

- Jasa Giro Kasda

3,50 - 4,75

- Jasa Giro Umum (Rp)

3,50 - 4,75

- Jasa Giro Umum (Valas)

2,75

2. Tabungan - Tabungan BIMA

Nominal / Amount (Rp. 000.000)

PERTUMBUHAN SIMPANAN NASABAH Growth of Saving

URAIAN

Giro Tabungan Simpanan Berjangka Total

31 Desember 2010 Nasabah Nominal Costumer Amount % 29.653 1.402.626

16.294 1.448.573

3.726.229 4.916.425

31 Desember 2009 Nasabah Nominal Costumer Amount

23,42

27.871

30,91 1.203.380

3.630.246 4.084.865

%

PERTUMBUHAN Growth (%) Nsb/cust Nsb/cust

30,29 34,08

6,39 16,56

2,64 20,36

DESCRIPTION

Demand Deposit Savings

35,63

14,18

70,10

Time Deposit

15.907.249 100,00 1.245.522 11.985.893 100,00

16,30

32,72

Total

7.264.596

45,67

14.271

4.270.782

PORTOFOLIO DANA Fund Portfolio

10.001

5.000

General Deposit Services (Rp) General Deposit Services (Forex) BIMA Saving -

- Tabungan BIMA Platinum

LPS rate + _1

- Tabungan SIMPEDA

3,75 - 4,75

- Tabungan HAJI

4,00

HAJI Saving -

- Tabungan QURBAN

5,00

QURBAN Saving -

- Tabungan HIPRADA

3,75

HIPRADA Saving -

- Tabungan KU

0,00 - 0,25

3. Simpanan Berjangka

BIMA Platinum Saving SIMPEDA Saving -

KU Saving Deposits .3

- Deposito (Rupiah)

LPS rate

- Deposito (Valas)

2,75

- BEPEDE Save

6,75

BEPEDE Save -

- Sertifikat Deposito

6,75

Sertificates of Deposit -

- Deposito On Call (Rupiah)

5,50 - 6,50

Deposits (Rp) Deposits (Forex) -

Deposit On Call (Rp) Inter-office Account . 4

- Penempatan RAK

9,25

Inter-office Account Placement -

- Penempatan RAK Cabang Jakarta

9,75

Jakarta Branch Inter-office Account Placement -

- Penempatan RAK

10,00

- Penempatan Peng. AK Kanpus

6,00

Inter-office Account Placement Head Office Inter-office Account Placement -

15.907

15.000 10.000

KASDA Deposit Services -

Saving .2 4,25 - 4,75

4. Rekening Antar Kantor

(Rp. 000.000.000)

DESCRIPTION

9.926

11.985 9.541

2006 2007 2008 2009 2010

38

39

Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

The Financial Institution Pension Funds (DPLK)

Dalam rangka mempersiapkan kesejahteraan dihari tua baik yang akan dibayar secara mandiri maupun dengan subsidi perusahaan dimana di bekerja , maka Bank Jateng atas seijin Pemerintah telah mendapatkan kepercayaan dalam mengelola produk simpanan jangka panjang dalam bentuk program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Sasaran utama dalam pemasaran DPLK tersebut adalah pegawai yang berasal dari BUMN/BUMD, perusahaan swasta, koperasi, tenaga honorer dan perseorangan. Respon positif ditunjukkan oleh masyarakat atas produk DPLK dimana pada tahun 2010 jumlah nasabah mencapai 122.667 orang naik sebesar 7,89 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 113.698 orang. Sedangkan dilihat dari nominalnya meningkat sebesar 24,54 % dimana pada tahun 2010 sebesar Rp. 354,32 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 284,50 milyar.

In order to prepare welfare in the old age, either paid individually or contributed by the company where the customer works, Bank Jateng, by the permission of the government, has got trust in managing long term saving in the form of Financial Institution Pension Funds (DPLK). The main targets for marketing this program are employees from state-owned company (BUMN/BUMD), private company, cooperative, regional part-timer, and individual.

Adapun perkembangan nasabah maupun nominal dana pada tahun 2010 dan 2009 sebagaimana nampak dalam tabel dibawah ini :

The growth os customers and the amount of fund in 2010 and 2009 can be shown in this following table :

Positive response was shown by the people towards this DPLK product in 2010, where the number of participants reaches 122.667 people, or grows to 7,89% compared to 2009 position of 113.698 people. While the amount of gained fund accumulation has reached Rp. 354,32 billions or grows to 24,54% and in 2009 as much as Rp. 284,50 Billions.

Aktivitas Dibidang Dana. Berbagai hal dilakukan dalam upaya meningkatkan pelanggan maupun nominal dana yang bisa diraih antara lain : • Melakukan promosi melalui berbagai media audio visual seperti bekerjasama dengan televisi daerah, radio dalam bentuk iklan spot maupun pada eventevent tertentu, disamping juga dengan media cetak seperti iklan dalam bentuk advetorial, promosi atas produk dan lainnya. • Penyelenggaraan undian tabungan Bima yang dilakukan setiap tahun sebanyak 2 (dua) kali dengan hadiah berupa mobil, sepeda motor, dan hadiah elektronik lainnya yang diselenggarakan oleh Bank Jateng. • Disamping undian tabungan Bima juga dilakukan undian tabungan Simpeda, yang dilakukan secara nasional oleh seluruh Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia. • Penyelenggaraan kegiatan edukasi nasabah yang dilaksanakan bersama dengan Bank Indonesia dalam program Ayo ke Bank dengan produk yang ditawarkan dengan nama TABUNGANKU.

Activity in the Fund Sector Some activities done in order to increase the number of the customers and the amount of fund are : • Promotion through various kinds of audio-visual media, such as : cooperation with regional television, radio, in the form of spot advertisement and specific events, besides advertorial at printed media, product promotion, etc.



The Lot drawing of BIMA held two times every year which prizes are cars, Motorcycles, and other electronic prizes.



Besides BIMA savings, SIMPEDA savings lot is held nationally by all Bank Pembangunan Daerah all over Indonesia.



Holding customer education activity through “ Ayo Ke Bank” program which is held with Bank of Indonesia. The offered product is TABUNGANKU.

(Rp.000.000,-)

PERTUMBUHAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN

KETERANGAN

2010

2009

PERTUMBUHAN (growth) Rp.

%

DESCRIPTION

Growth of Financial Instution Pension Funds

40

Jumlah Peserta (Org)

122.667

113.698

8.969

7,89

Akumulasi Daerah (Rp.Juta)

354.324

284.502

69.822

24,54

Total Participant (Cust.)

Total Funds (Mill.Rp)

41

PENYALURAN DANA

FUND DISTRIBUTION

Bank merupakan lembaga intermediary penghimpunan dana penyaluran dana dalam bentuk aktiva produktip seperti kredit, penempatan dana, pembelian surat-surat berharga. Disamping itu, Bank juga berupaya untuk mengefisiensikan biaya dan memaksimalkan pendapatan sehingga akan diperoleh keuntungan yang layak.

The Bank is an intermediary agency funding the distribution of funds in the form of productive assets such as credit, placement of funds, purchases of securities. In addition, the Bank also seeks to streamline costs and maximize revenue so that it will obtain a decent profit.

AKTIVA PRODUKTIP

EARNING ASSETS

Sumber pendapatan dari Bank utamanya berasal dari Aktiva Produktip yang dimiliki, pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 15.534,33 milyar meningkat sebesar Rp. 1.601 milyar dibanding pada akhir Desember 2009 sebesar Rp. 13.933,32 milyar. Peningkatan terbesar terjadi pada penempatan di BI dan Bank lain dengan pertumbuhan mencapai Rp. 1.899,60 milyar atau 178,12 % sedangkan kredit yang diberikan mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.104,36 milyar atau 10,33 %. Sedangkan perkembangan aktiva produktip selama 2 (dua) tahun terakhir nampak sebagai berikut :

The Bank’s earning source is mainly from its earning asset, by the end of December 31, 2010, the total of earning assets is noted as much as Rp. 15.534,33, increases Rp. 1.601 Billions compared to the end of December 2009 which was Rp. 13.933,32 Billions. The biggest increase happens in the BI placement and other banks, which growa to Rp. 1.899,60 Billions or 178,12% while loan given increases Rp. 1.104,36 Billions or 10,33%. The growth of earning assets in the last two years can be seen as follows:

Sektor Produktif di Jawa Tengah didominasi 3 sektor unggulan yaitu pertanian, perdagangan dan industri. Dalam hal ini, Bank Jateng telah menyalurkan kredit pada 3 sektor unggulan tersebut disamping sektor-sektor lainnya. Dari ketiga sektor tersebut, pertanian tercatat lebih dari 4,2 juta UMKM. Sedangkan non pertanian mencapai 3,2 juta UMKM. Ini menunjukkan bahwa potensi penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah masih terbuka lebar. Adapun komposisi usaha mikro, kecil dan menengah sebagai berikut :

POTENSI PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO, KECIL MENENGAH DI JAWA TENGAH

14,12 %

Productive Sector in Central Java that is dominated by three leading sectors of agriculture, commerce and industry. In this case, the Bank has disbursed loans Jateng on 3 dominant sector is in addition to other sectors. Of the three sectors, agriculture recorded more than 4.2 million SMEs. While non-farm reaches 3.2 million SMEs. This shows that the potential of SMEs loans in Central Java is still wide open. The composition of micro, small and medium-sized as follows :

0,55%

Mikro Micro

Potential Availibility Credit to Micro, Small and Medium Enterprises in Central Java

Kecil Small Menengah Middle

(Rp.000.000,-)

PERTUMBUHAN AKTIVA PRODUKTIF

URAIAN

PERTUMBUHAN (growth)

31 Des 2010 (Rp.)

31 Des 2009 (Rp.)

2.966.058

1.066.468

1.899.590

178,12

Interbank Placement

458.368

1.480.915

(1.022.547)

(69.05)

Securities

11.793.475

10.689.124

1.104.351

10,33

Loans

1.576

1.536

40

- 2,62

Equity Participation

0

0

0

-

Other Claim

314.851

695.276

(380.425)

15.534.328

13.933.319

1.601.009

Rp.

%

DESCRIPTION

85,33%

Growth of Earning Assets Penempatan pd. BI dan Bank Lain Surat-surat Berharga Kredit yang Diberikan Penyertaan Tagihan Lainnya Komitmen dan Kontingensi TOTAL

42

(54,72) Commitment & Contingency 11,49

Guna menangkap peluang potensi di sektor UMKM dan penyaluran kredit tersebut, maka sejumlah langkahlangkah disusun antara lain :

In order to capture potential opportunities in the SME sector and lending, the number of steps arranged among others :





Completion of the provisions and policy-based credit risk and up to date developments in the field of credit through the preparation of the Company Manual (BPP) Credit.



Periodically disseminate credit policy in order to increase productive business financing good credit courses, non-credit programs and partnerships.

• •

Development SMEs Center at the branches. Increased cooperation with the parties concerned in SMEs in the context of productive lending.



Increased competence credit analyst to support the productive sector credit expansion. To coordinate with the operational units within the framework of orderly administration, use and control of credit facilities according to applicable regulations

TOTAL

PENYALURAN KREDIT

LOAN DISTRIBUTION

Sebagai bank yang fokus pada kegiatan retail banking, maka sebagian besar penyaluran kredit diarahkan pada segmen UMKM / sektor produktif dibandingkan sektor konsumtif.

As a bank that focuses on retail banking activities, the majority of loans are directed at the SME segment / sector productive than consumptive sector.

Potensi UMKM di Jawa Tengah memang significant baik dari jumlah maupun kualitas untuk digarap. Sektor UMKM juga menyumbang PAD terbesar di Jawa Tengah demikian halnya dengan penyerapan tenaga kerja. Sehingga dengan Bank Jateng concern menggarap segmen UMKM ini, maka Bank Jateng telah berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional.

The potential of SMEs in Central Java was significant both in quantity and quality for cultivation. SME sector also contributed the largest revenues in Central Java is the case with employment. So with the Bank Jateng SME segment of this concern, the Bank Jateng has played an active role in supporting regional economic growth.



• • • •

Penyempurnaan Ketentuan dan kebijakan kredit berbasis resiko dan perkembangan up to date di bidang perkreditan melalui penyusunan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Perkreditan. Secara berkala melakukan sosialisasi kebijakan kredit dalam rangka peningkatan pembiayaan usaha produktif baik kredit program, non program maupun kredit kemitraan. Pengembangan Sentra UMKM di cabang-cabang. Peningkatan kerja sama dengan pihak-pihak yang concern dalam UMKM dalam rangka penyaluran kredit produktif. Peningkatan kompetensi analis kredit guna menunjang ekspansi kredit sektor produktif. Melakukan koordinasi dengan unit operasional dalam rangka tertib administrasi, penggunaan dan pengendalian fasilitas kredit sesuai ketentuan yang berlaku.



43

Dengan langkah-langkah tersebut, per akhir Desember 2010 kredit tersalur kepada 298.777 debitur dengan baki debet adalah Rp. 11.768.140.899.093,-

With these steps, as of end December 2010, loans was disbursed to borrowers of 298.777 with the outstanding balance is Rp. 11,768,140,899,093,-

Penyaluran kredit tersebut dihimpun dari seluruh Kantor Cabang Operasional di Jawa Tengah dan Jakarta yang dikoordinir melalui 1 Kantor Cabang Utama, 6 kantor cabang Koordinator, 1 Kantor Cabang Jakarta dan 2 Unit Usaha Syariah dengan pencapaian penyaluran kredit tahun 2010 per masing-masing dalam jutaan rupiah adalah sebagai berikut :

Loan disbursement was collected from all Branch Offices Operational in Central Java and Jakarta, which was arranged through a Main Branch Office, 6 branches Coordinator, 1 and 2 Branch Office Syariah Business Unit with credit achievement by 2010 per individual in millions of dollars are as follows:

(Rp. 000.000,-)

72.887 Jasa Service 393 Real estate, Usaha Persewaan & Jasa

PENYALURAN KREDIT KEPADA KELOMPOK LAPANGAN USAHA

Service & rental business, real estate

keuangan 123.831 Perantara Finance distributor 42.771 Transportasi,pergudangan,komunikasi

Lending Business In The Group of Field Position

Transportation, warehouse, communication

Penyediaan Akomodasi & Makan Minum

6.082 Meal & accomodation provider Besar & Eceran 592.657 Perdagangan Retail & franchise 78.001 Konstruksi Construction

Gas & Air 11.208 Listrik, Water, gas & electricity 102.769 Industri Pengolahan

(Rp. 000.000,-)

PENYALURAN KREDIT PER CABANG KOORDINATOR Distribution of Loans per Branch Office Coordinator

Manufacturing industry

1.936 Pertambangan Mining 14.667 Perikanan

2.627.974

2.500.000

Fishery

2.289.310

2.000.000

1.874.532 1.578.803 1.398.584

PURWOKERTO 800.000

600.000

0

0

MAGELANG

1.000.000

400.000

TEGAL

1.272.720

200.000

1.500.000

80.088 Pertanian Agriculture

SURAKARTA

PATI

500.000

SEMARANG

Penyaluran Kredit Pada Bukan Lapangan Usaha

Loan Distribution On Non Business Field (Rp. 000.000,-)

(Rp. 000.000,-)

PENYALURAN KREDIT PADA CABANG UTAMA, CABANG JAKARTA, UUS

400.000

CABANG JAKARTA Jakarta Branch

300.000

100.000

UNIT USAHA SYARIAH Branch &Sharia Unit

10.894

Penyaluran Kredit Pada Kelompok Lapangan Usaha

Credit Disbursement in the Group of Business Field

Penyaluran kredit tersebut tersebar pada seluruh sektor lapangan usaha yang pembagiannya mengacu pada ketentuan Bank Indonesia. Sektor tersebut dalam 2 kategori yaitu lapangan usaha dan non lapangan usaha. Berikut ilustrasi penyaluran kredit pada kelompok lapangan usaha (dalam jutaan rupiah)

The lending spread to all sectors of business field distribution between the regulation of Bank Indonesia. That sector is in 2 categories: non-field operations and field effort. Here's an illustration of credit in the field of business groups (in millions of rupiah)

9.257.220

Lending Business In The Group of Non Business Field

1.210.674

Pada tahun 2010, Bank Jateng dipercaya Pemerintah sebagai salah satu Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kepercayaan tersebut diwujudkan melalui penyaluran KUR per Desember 2010 yang mencapai Rp. 265.654.850.000,- atau 106,03% dari target rencana yang ditetapkan yang tersalur kepada 4.585 debitur. Adapun distribusi penyaluran KUR per Kantor Cabang Koodinator (dalam jutaan rupiah) adalah sebagai berikut :

Bukan Lapangan

Non bBusiness Field

Rumah Tangga

Household

10.000.000

172.948

200.000

PENYALURAN KREDIT KEPADA BUKAN KELOMPOK LAPANGAN USAHA

0

44

500.000

CABANG UTAMA Main Branch

5.000.000

Distribution of Loans Main Branch Jakarta Branch UUS

542.376

In 2010, Bank Jateng believed the Government as one of bank that disbursing “KUR” program. This is manifested through the distribution of KUR as of December 2010 which reached Rp. 265.654 850.000, - or 106.03% of the targets set out plans which channeled to 4585 borrowers. The distribution of KUR distribution per Branch Office Coordinator (in millions of dollars) are as follows :

45

(Rp. 000.000,-)

PENYALURAN KUR PER KANTOR CABANG KOORDINATOR

65.600

Semarang Coordinator

Distribution KUR per Branch Office Coordinator

30.428

KOORDINATOR PATI

33.089 27.981 20.488 57.272

Pati Coordinator

KOORDINATOR MAGELANG

Magelang Coordinator

SYNDICATED LOAN

Dalam rangka kontribusi terhadap perkembangan perekonomian regional, Bank Jateng juga aktif dalam sejumlah kredit sindikasi pada berbagai proyek infrastruktur.

In order to contribute to the development of regional economy, the Bank Jateng also active in a number of syndicated loans on various infrastructure projects.

Besaran kontribusi kredit dan nama proyek.

The loan contribution and name of project.

1. Kontribusi sebesar Rp. 30 miliar pada Pembangunan gedung-gedung instansi Pemerintah Provinsi Bengkulu

1. Amounting to Rp. 30 billion on construction of buildings of Bengkulu provincial government agencies

2. Kontribusi sebesar Rp. 50 miliar pada Pembangunan Capital Expenditure PT. Telkom

2. Amounting to Rp. 50 billion on the Development Capital Expenditure PT. Telkom

3. Kontribusi sebesar Rp. 20 miliar pada pembangunan PLTU di NTT, NTB, Maluku, Sulawesi Utara.

3. Amounting to Rp. 20 billion in The Steam Power Plant development in NTT, NTB, Maluku, North Sulawesi.

4. Kontribusi sebesar Rp. 175 miliar pada pembangunan jalan bebas hambatan dalam kota, Bekasi – Cawang – Kampung Melayu.

4. Amounting to Rp. 175 billion on highway construction in the city, Bekasi - Cawang - Kampong Melayu.

5. Kontribusi sebesar Rp. 33,7 miliar pada pembangunan jalan bebas hambatan Kanci – Pejagan.

5. Amounting to Rp. 33.7 billion on highway construction Kanci - Pejagan.

6. Kontribusi sebesar Rp. 100 miliar pada pembangunan jalan bebas hambatan di Semarang – Solo.

6. Amounting to Rp. 100 billion on highway construction in Semarang - Solo.

7. Kontribusi sebesar Rp. 100 miliar pada pembangunan PLTU Kebun Agung di Lahat Palembang.

7. Amounting to Rp. 100 billion on the construction of The Steam Power Plant in Lahat Palembang.

KOORDINATOR TEGAL

Tegal Coordinator

KOORDINATOR PURWOKERTO

Purwokerto Coordinator

KOORDINATOR SURAKARTA

Surakarta Coordinator

70.000

40.000

0

0

KREDIT SINDIKASI

KOORDINATOR SEMARANG

Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaannya

Distribution of Loans base on Usage

Dalam penyaluran kredit kepada nasabah dikelompokkan ke dalam jenis penggunaan kredit yaitu modal kerja, investasi dan konsumsi.

In lending to customers are grouped into the types of credit use of working capital, investment and consumption.

Pada akhir Desember 2010 maka kredit yang telah berhasil disalurkan sebesar Rp. 11.793,48 milyar dimana 89,28 % untuk pembiayaan bersifat konsumsi dan pada tahun 2009 k redit yang telah berhasil disalurk an sebesar Rp. 10.689,12 milyar dimana 89,94 % untuk pembiayaan bersifat konsumsi.

At the end of December 2010, the loans that have successfully channeled Rp. 11.793.48 billion which is 89,28% for the financing of consumption in 2009 and who have successfully disbursed credit of Rp. 10.689.12 billion which is 89,94% for the financing of consumption.

Sedangkan portofolio kredit pada tahun 2010 untuk keperluan modal kerja sebesar 8,45 % dan investasi sebesar 2,27 %. Sedangkan perkembangan kredit yang telah disalurkan selama tahun 2010 dan 2009 nampak sebagai berikut :

While the loan portfolio in 2010 for working capital amounting to 8,45% and investment by 2,27%. While credit growth has been disbursed during 2010 and 2009 appear as follows : (Rp. 000.000,-)

PERKEMBANGAN KREDIT MENURUT JENIS PENGGUNAAN Growth of Loan Base on Usage

Uraian

%

Nominal/Amount

%

Pertumbuhan Growth (%)

Description

Modal Kerja

994.724

8,45

729.781

6,83

36,30

Investasi

266.770

2,27

345.784

3,23

(22,85)

Investment

Konsumsi

10.506.647

89,28

9.613.559 89,94

9,29

Consumption

TOTAL

11.768.141 100,00 10.689.124 100,00

10,09

TOTAL

Penyaluran kredit untuk kebutuhan modal kerja menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan hingga mencapai 36,30 % antara lain dipergunakan untuk pembiayaan kredit produktif seperti kredit koperasi, kredit ketahanan pangan, kredit mikro, kredit kridamas, kredit pemberdayaan masyarakat desa, kredit rekening koran dan lain-lain.

46

2009

2010 Nominal/Amount

Working Capital

Loans for working capital requirements show a significant growth reaching 36,30% among others used for financing productive loans such as credit cooperatives, credit food security, micro credit, credit kridamas, rural community development loans, overdraft etc.

47

Suku Bunga Kredit

Lending Rates

Atas kredit yang disalurkan tersebut maka pada tahun 2010 bunga yang dikenakan kepada nasabah adalah sesuai dengan kondisi pasar dengan tingkat suku bunga sebagai berikut :

On loans disbursed in 2010 was the interest charged to customers is in accordance with market conditions with interest rates as follows:

(%) KETERANGAN

2010

DESCRIPTION

TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT Credit Interest Rate

Adapun perkembangan kredit persektoral sampai dengan 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini Keterangan

PERTUMBUHAN KREDIT BERDASARKAN SEKTOR USAHA Loan Growth by Business Sector

CREDIT INTEREST RATES

1. Kredit Berjangka - Kredit Berjangka (Umum)

13,00 - 18,00

- Kredit Karsa

14,00 - 15,00

- Kredit PUNDI

2010

Pertumbuhan

2009

Pertanian Pertambangan Industri

Description

%

94.764

65.835

28.929

43,94

1.936

820

11.116

136,06

Mining

102.769

72.626

30.143

41,50

Industry

Agriculture

Listrik, Air & Gas

11.208

2.683

8.525

317,73

Electricity, Water & Gas

Konstruksi

78.001

70.047

7.954

11,36

Construction

771.687

621.149

150.538

24,24

Trade

42.771

54.661

(11.890)

-21,75

Transportation

Angkutan

Term Loan .1

Jasa-jasa Usaha

124.224

89.148

35.076

39,35

Enterprice Services

Term Loan (General) -

Jasa-jasa Sosial

72.887

256.783

(183.896)

-71,62

Social Services

Lain-lain

10.467.895

9.445.372

1.102.523

10,71

Others

TOTAL

11.768.141

10.689.124

1.079.017

10,09

TOTAL

Karsa Loan -

13,00 - 17,00

PUNDI Loan -

- Kredit KfW-IEPC- 1

10,00

KfW-IEPC- 1 Loan -

- Kredit KfW-IEPC- 2

12,00

KfW-IEPC- 2 Loan -

- KUR

14,00

KUR Loan -

- KUPS

13,00

KUPS Loan -

2. Kredit Rekening Koran (RC)

14,00 - 19,00

RC Loan .2

3. Kredit Siaga

14,00 - 19,00

Standby Loan .3

4. Kredit Wira Usaha

15,00 - 19,00

Enterprise Loan .4

5. Kredit Personal Loan

15,00 - 20,00

Personal Loan .5

6. Kredit Kendaraan Bermotor

15,00 - 20,00

Vehicle Ownership Loan .6

7. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)

12,00 - 17,00

Housing Loan .7

8,00

Multifunction Loan .8

8. Kredit Multiguna

(Rp. 000.000,-)

Rp.

Perdagangan SUKU BUNGA KREDIT

The credit growth persektoral until 31 December 2010 and December 31, 2009 can be seen in the table below

Penyaluran Kredit Berdasarkan Kolektibilitas

Based on Credit Distribution Collectible

Meskipun kondisi perekonomian pada tahuan 2010 masih terasa berat serta dihadapkan pada persaingan dan tantangan diperbakan yang semakin kompetitip, maka pola pembiayaan tetap berprinsip pada kehati-hatian dengan pemberian kredit kepada nasabah secara selektip, disamping memhindari pembiayaan pada sektor usaha yang telah jenuh sehingga Bank Jateng mampu menunjukkan kinerja yang baik , terbukti dengan non performing loan (NPL) yang rendah.

Although knowledge of economic conditions in 2010 is still felt heavy and faced with competition and challenges in an increasingly competitive banking, the financing pattern remains on the precautionary principle to the granting of credit to customers selectively, in addition to financing memhindari the business sector that has been saturated so that the Bank Jateng able to demonstrate good performance, as evidenced by the non-performing loan (NPL) is low.

Adapun kolektibilitas kredit sampai dengan 31 Desember 2010 pada masing-masing sektor nampak sebagai berikut :

The collectibility of loans up to December 31, 2010 in each sector appear as follows: (Rp. 000.000,-)

Penyaluran Kredit Menurut Sektoral

Credit Distribution by Sector

Seluruh sektoral kredit telah dibiayai oleh Bank Jateng dengan memperhatikan faktor risiko yang muncul serta keamanan tingkat kolektibilitas kreditnya, dalam rangka menuju kearah regional champion maka secara pelan namun pasti Bank Jateng mulai merambah pada sektor riil.

All sectoral credit has been financed by the Bank Jateng with respect to risk factors that arise and the security of the collectibility of loans, in order to aim toward regional champions then slowly but surely Bank Jateng begun to crawl on the real sector.

Hal ini terbukti dengan meningkatnya pembiayaan pada sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik dan gas, kontruksi dan jasa-jasa usaha.

48

This is evident with the increased funding in agriculture, mining, industry, electricity and gas, construction and business services.

Uraian

PERKEMBANGAN KREDIT BERDASARKAN KOLEKTIBILITAS Loan Growth by Collectibility

2010 Nominal /Amount

%

2009 Nominal /Amount %

Pertumbuhan Growth (%)

Description

11.646.469 98,97

10.610.158

99,26

9,77

Current

58.804

0,50

51.453

0,48

14,29

Special Mention

7.343

0,06

5.286

0,05

38,91

Sub Standard

Diragukan

12.724

0,11

4.798

0,04

165,19

Doubtful

Macet

42.800

0,36

17.429

0,16

145,57

Loss

TOTAL

11.768.141

100

10.689.124 100,00

10,09

TOTAL

Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar

49

Aktivitas bidang kredit tahun 2010

Credit field activities in 2010

Jasa Layanan Perbankan Lainnya

Other Banking Servises

a. Peluncuran produk baru antara lain : • Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) • Kredit Sistem Resi Gudang ( SRG ) • Kredit Usaha Pembibitan Sapi ( KUPS )

a. New product launches include: • People's Business Credit (KUR) • Credit Resi Gudang System (SRG) • Cattle Breeding Business Credit (KUPS)

Jasa layanan Perbankan diarahkan untuk memberikan jasa layanan yang unggul sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui peningkatan teknologi, perluasan jaringan kantor dan kemitraan dengan lembaga / badan usaha / instansi lainnya.

Bank Jateng banking services is aimed to provider top services according to the society needs trought the effort of developing technology, the office network expansion and partnership with other institution or offices.

b. Memfasilitasi pembentukan Sentra Pertanian Tani ( SPT ) Di desa Seboro Kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen. SPT merupakan sebuah sentra (sub klaster) dimana di kawasan tersebut dilakukan usaha dan upaya untuk memberdayakan petani, sehingga petani di sekitar SPT mampu menggarap tanahnya dalam bidang pertanian dengan komoditi unggulan berupa kelengkeng itoh dan durian monthong yang hasilnya dapat memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya. Total luas proyek mencapai 20 hektar dan meliputi 110 kepala keluarga dengan total rencana pohon mencapai 3.000 pohon.

b. Facilitate the establishment of Farmers’ Agricultural Central (SPT) in the Village District Sebodro Sadang Kebumen. SPT is a center (sub-cluster) where the area is a business and efforts to empower farmers so that farmers around the SPT can work on their land in agriculture with commodity form and durian Monthong kelengkeng itoh whose results can provide a decent life for his family. The total project area of 20 hectares and comprises 110 households with a total planned reach 3.000 trees.

Untuk memberikan pelayan yang optimal kepada masyarakat Bank Jateng memberikan jasa – jasa layanan sebagai berikut :

To give an optimum service to society, Bank Jateng providers these services :

c. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain : • Kementerian Keuangan RI dalam hal kerjasama skim KUPS, KUR, KKPE, Resi Gudang • Kementerian Koperasi dan UMKM dalam hal kerjasama skim KUR. • Kementerian Pertanian RI dalam hal kerjasama penyaluran skim KKPE, KUPS, KUR • Asuransi Askrindo dan Jamkrindo perihal penjaminan KUR. • Kantor Bank Indonesia Semarang, dalam hal kerjasama pengembangan klaster/desa produktif. • IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) dalam hal peningkatan kompetensi SDM kewirausahaan dan penyaluran KUR. • Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Provinsi Jawa Tengah, dalam hal kerjasama peningkatan kompetensi kewirausahaan dan penyaluran KUR.

c. Increase cooperation with various parties including:

Layanan Dalam Negeri Fasilitas layanan perbankan untuk transaksi dalam negeri meliputi hal – hal seperti kiriman uang, inkaso, Surat Keterangan Bank (SKB), Jaminan Bank ( Bank Garansi ), pembayaran gaji pegawai Pemerintah Daerah, penerimaan pembayaran PBB, rekening PAM, listrik, telpun, pajak-pajak non import serta restribusi daerah dan layanan BPD Net Online.

Domestic Services A banking facility to give domestic transaction, including money transfer, collection of accounts (inkaso), Bank information Letter (SKB), Bank Warranty (Guarantee Bank), payment of Regional Goverment employee, PBB (building snd earth Tax) payment acceptance, PAM (Water Company) bills, electricity, telephone, non-impofrted taxes, regional retribution, and BPD net online service.

Layanan Luar Negeri Fasilitas layanan untuk kemudahan kegiatan bisnis di luar negeri meliputi hal – hal seperti misalnya pembukaan Letter of Credit (L/C), pembiayaan kredit ekspor impor, incoming dan outgoing transfer, inward dan outward, collection, money changer dan traveller’s cheque, western union serta transaksi luar negeri lainnya.

Foreign Services A banking facility to give an easy acces of oversea business, including the opening of letter of credit (L/C), the funding of import/export credit, incoming and outgoing transfer, inward and outward, collection, money changer and traveler’s cheque, western union and other foreign transaction.

Saat ini Bank Jateng telah bekerja sama dengan Western Union sebuah penyedia jasa layanan kiriman uang dari dan keberbagai negara didunia dan realtime dengan pengiriman yang cepat dan aman.

At this moment, Bank Jateng is having a joint cooperation with western union, a service provide of money transfer service to and from many other countries throughout the world via online and real time, with the save and fast transfer.

Melalui fasilitas pengiriman uang ini, nasabah akan menemukan produk kiriman uang yang sangat fleksibel, simpel, cepat dan worldwide.

By this money transfer, costumer will find flexible, fast, simple, and worldwide money transfer product.

Bagi nasabah yang memiliki kerabat yang sedang diluar negeri dan membutuhkan dana, namun kerabat tersebut tidak mempunyai rekening, maka jasa layanan western union mempunyai pilihan jasa yang dapat digunakan.

For those customers who have relatives who are abroad and need funding, but the relative does not have an account, then western union services have a choice of services that can be used.



50

Perguruan Tinggi (Unissula, Undip dll) dalam hal edukasi perbankan khususnya pengenalan kewirausahaan bagi calon sarjana.

• • • • • •





Ministry of Finance dalamhal KUPS cooperation scheme, KUR, KKPE, Resi Gudang. Ministry of Cooperatives and UMKM in terms of cooperation schemes KUR. Ministry of Agriculture of Indonesia in terms of cooperation in the distribution scheme KKPE, KUPS, KUR Insurance underwriting Askrindo and Jamkrindo about KUR. Office of Bank Indonesia Semarang, in terms of development cooperation cluster / village productive. IWAPI (Indonesian Business Women Association) in terms of improving the entrepreneurial competencies of human resources and distribution of KUR. Chamber of Commerce (Chamber of Commerce and Industry) of Central Java province, in terms of entrepreneurial competence enhancement of cooperation and distribution of KUR. Higher Education (Unissula, Undip etc.) in terms of banking, particularly the introduction of entrepreneurship education for prospective scholars.

51

52

PROSPEK USAHA TAHUN 2011

PROSPECTS IN 2011

Akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih tetap berlanjut berbagai instrument yang dikeluarkan oleh penguasa moneter menunjukkan kondisi yang positip sehingga stabilitas ekonomi makro relatip terjaga, sehingga pemerintah optimis perekonomian pada tahun 2011 akan melaju lebih cepat. Sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM pada Maret 2011 dan menekan laju inflasi dengan kisaran 5 + 1 % maka diharapkan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 pada kisaran 6,0 – 6,5 % atau meningkat dari tahun 2010 yang mencapai 6,0 – 6,3 %.

Indonesian economic growth acceleration is predicted to continue. Some instruments issued by the monetary government shows positive condition so macro stability is relatively controlled, so that the government is optimistic that economy in 2011 will grow more rapidly. Relating to government policy to decrease BBM (petrol and gas) subsidy in March 2010 and to lessen inflation rate with the range of 5+1%, it is hoped that the growth of economy in 2011 is in the range of 6,0-6,5% or increases from 2010 which reaches 6,0-6,3%.

Beberapa tantangan usaha sektor perbankan yang dihadapi : • Peningkatan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer per 1 Nopember 2010 dan penerapan GWM dikaitkan dengan Loan to Deposit Ratio yang secara effektip berlaku pada 1 Maret 2011 akan mendorong perbankan untuk lebih ekspansif dalam menyalurkan kreditnya. • Kebijakan keterbukaan dalam penentuan suku bunga dasar kredit (prime lending rate) akan mendorong perbankan untuk lebih meningkatkan effisiensi. • Implementasi BPD sebagai regional champion, akan mendorong BPD untuk lebih meningkatkan perannya sebagai agent of regional development sekaligus market leader didaerahnya sendiri. • Dengan mendasarkan pada beberapa indicator tersebut Bank Jateng harus mempersiapkan diri dalam memanfaatkan peluang guna mewujudkan impiannya sebagai Bank Regional Champion sekaligus mampu menghadapi tantangan dan persaingan yang cukup tajam disektor perbankan. • Sebagai Bank Regional Champion maka Bank Jateng harus mampu menjadi bank terkemuka didaerah melalui produk dan layanan kompetitip dengan jaringan yang luas yang dikelola secara professional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Some banking sector business challenges are :

Langkah-langkah Strategis Beberapa langkah strategis yang akan dilakukan antara lain : • Meningkatkan sumber pendanaan berbiaya rendah, khususnya dana – dana diluar Pemerintah Daerah (PEMDA), guna memperkuat struktur pendanaan.

Strategic movements: Some strategic movements are:





The increase of Minimum Obligatory Demand Deposit Ratio (GWM) Primer per November 1, 2010 and the implementation of GWM is related to Loan to Deposit Ratio (LDR) which has been effectively valid since March 1, 2010. It will push banking to be more expansive in loan distribution. Open Policy in determining prime lending interest rate per January 1, 2011, which will push banking to increase efficiency in it operational activity.



BPD implementation as Regional Champion, which will push BPD to increase its role as agent of regional development as well as market leader in each area.



Based on those indicators, Bank Jateng must prepare itself in using opporunities to realize its goal as Regional champion Bank and is also able to face challenges and rougher competition in banking sector.



As a Regional Champion Bank, Bank Jateng must be able to be a well-to-do Bank in the region through competitive products and services with the widespread networking managed professionally in order to push regional economic growth.



Meningkatkan penyaluran kredit mengarah pada sektor produktip.

lebih



Increasing loan distribution to aim to productive sector.



Meningkatkan kualitas layanan dan kegiatan pemasaran.



Increasing service quality and marketing activity.



Mengembangkan teknologi informasi yang lebih mengarah pada kelancaran operasional, penciptaan fitur layanan baru, dan ketersediaan Management Information System (MIS)



Developing information technology to aim to operational smoothness, new service feature creation, Management Information System (MIS) availability.



Mengembangkan dan menyempurnakan struktur organisasi, sistem dan prosedur, ketentuan dan peraturan, yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal Bank.



Develop and refine organizational structure, systems and procedures, rules and regulations, which are adjusted with the development of internal and external conditions of the Bank.



Meningkatkan kualitas dan mengembangkan SDM melalui program pendidikan yang tepat, penerapan sistem manajemen kinerja, dan sistim manajemen karier (carier path management).



Increasing quality and developing human resources through adequate education program, performance management system implementation, and career path management



Menyediakan sarana operasional yang memadai guna kenyamanan nasabah dengan tetap mempertimbangkan kecukupan permodalan.



Providing adequate operational facilities in order to create customers’ convinience by considering capitalization adequacy.



Meningkatkan permodalan perkembangan usaha.



Increasing capitalization in order to support business development.

guna

yang

mendukung

TARGET USAHA Dengan mendasarkan pada kondisi ekonomi yang ada, serta berbagai tantangan yang harus dihadapi sekaligus pemanfaatan peluang yang akan kita kemas dalam berbagai produk dan layanan serta dengan melakukan langkah strategis , maka target pada tahun 2011 dibanding 2010 diharapkan mengalami pertumbuhan sebagai berikut :

BUSINESS TARGET Based on the economy condition, some challenges that must be faced, opportunity used which will be wrapped in some products and service, and strategic movements done, the 2011 target compared to 2010 is hoped to grow as follows :

(Rp.000.000,-)

TARGET PERTUMBUHAN USAHA TAHUN 2011

KETERANGAN

PERTUMBUHAN (growth) %

DESCRIPTION

Growth of Business Target in 2011



Increasing low-budgeted finance source, especially for funds outside Regional Government (Pemda) in order to strengthen funding structure.

Total asset Dana Pihak ketiga Giro Tabungan Simpanan Berjangka Kredit Laba Usaha

15,07 14 15,07 13,87 13,40 17,75 5,77

Total asset Third Party Funds Demand Deposit Savings Time Deposite Loans Business Profit

53

Bank Jateng Syariah | sharia bank jateng

Tabungan BIMA “Tabungan Bima disamping memberikan fleksibilitas transaksi bagi pemegang ATM BPD Card, juga memberikan banyak hadiah yang menarik. Dengan adanya tabungan BIMA Bank Jateng, sangat bermanfaat pula bagi para pegawai serta para pelajar dalam menyimpan tabungannya, biaya administrasi yang bersahabat dan ATMnya dimana-mana”

BIMA Savings "Bima Savings while providing the flexibility of ATM transactions for holders of BPD Card, also gives many interesting prizes. With the BIMA Savings Bank Jateng, very beneficial to the employees and students in store savings, administrative costs in a friendly and ATM everywhere "

BANK JATENG SYARIAH | sharia bank jateng Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi dengan pola syariah maka Bank Jateng telah ikut berperan aktif dengan mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng dengan mendasarkan pada ijin dari Bank Indonesia Semarang dengan nomor 9/71/DS/Sm tanggal 19 November 2007

In order to meet the needs of the community to conduct transactions with the Bank Jateng sharia pattern has contributed actively to establish Sharia Unit (UUS) Bank Jateng by basing on a license from Bank Indonesia Semarang with a number 9/71/DS/Sm November 19, 2007

VISI •

VISION • Become a trusted Islamic Banking and become the pride of the community.

Menjadi Bank Syariah yang terpercaya dan menjadi kebanggaan masyarakat.

MISI • Memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan laba Bank Jateng • Menyediakan produk-produk dan jasa perbankan syariah dengan layanan prima untuk memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi nasabah dan masyarakat sehingga mampu menggerakkan sektor rill sebagai pilar pertumbuhan ekonomi regional. • Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk membangun sinergi dalam pengembangan bisnis. • Memberikan peluang dan dorongan bagi seluruh karyawan dengan mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk kesejahteraan diri dan keluarganya, nasabah serta masyarakat pada umumnya.

MISSION • Contribute significantly to the profitability of Bank Jateng • Providing products and services of Islamic banking with excellent service to provide satisfaction and added value for our customers and communities so as to move the real sector as a pillar of regional economic growth.

Strategi dan Kebijakan Unit Usaha Syariah Bank Jateng 1. Mengembangkan skim-skim produk baru 2. Memperluas jaringan pelayanan Bank Jateng Syariah 3. Mengoptimalkan fungsi layanan syariah (Office Channeling) Syariah di Kantor Cabang dan Cabang Pembantu 4. Memperkuat kualitas layanan perbankan syariah yang berbasis Teknologi Informasi sehingga tercipta sistem layanan yang mudah diakses oleh masyarakat.

Strategy and Policy Unit Sharia Bank Jateng 1. Develop new product schemes 2. Extending the service network of Sharia Bank Jateng

SUSUNAN KEANGGOTAAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH Sharia Supervising Board

56

POSISI



Establish partnerships with stakeholders to build synergies in business development.



Provide opportunities and encouragement for all employees to develop the full potential of themselves for the welfare of themselves and their families, customers and society at large.

3. Optimizing the service functions of sharia (Office Channelling) Sharia Branch Office and Branch 4. Strengthen quality Islamic banking services are based Information Technology so as to create service systems that are easily accessible by the public.

NAMA (Name)

POSITION

Ketua

Prof. DR. H.Achmad Rofiq, MA

Chairman

Anggota

Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA

Member

Anggota

Prof. DR. Bambang Setiaji, Msi

Direktur UUS

Basuki Sri Hartono

Kepala UUS

Moch. Zaenal

Member Director of Sharia Business Unit Head of Sharia Business Unit

Jaringan Kantor Guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah–nasabah Bank Jateng Syariah , pada tanggal 12 Maret 2010 telah dibuka Kantor Cabang Syariah di Semarang.

Network Office In order to improve services to customers of Bank Jateng Sharia, on March 12, 2010 has opened Sharia Branch Office in Semarang.

Pembukaan tersebut didasarkan pada Surat persetujuan dari Bank Indonesia Semarang No.12/27/DPbS/PadBS/Sm tanggal 17 Februari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0085/HT.01.01/2010 tanggal 4 Maret 2010 tentang Pembukaan Kantor Cabang Syariah di Semarang yang berlokasi di Gedung Grinatha Lantai III, Jl. Pemuda No. 142 Semarang.

The opening is based on an approval from Bank Indonesia Semarang No.12/27/DPbS/PadBS/Sm February 17, 2010 and Decree of the 0085/HT.01.01/2010 number dated March 4, 2010 about the opening of a Sharia Branch Office located in Semarang Grinatha Building III Floor, Jl. Youth No. 142 Semarang.

Disamping itu juga telah dibuka beberapa jaringan kantor Bank Jateng Syariah, antara lain 1 (satu) Kantor Kas, 2 (dua) Payment Point dan 28 (dua puluh delapan) Layanan Syariah. Dengan demikian sampai dengan tahun 2010 Bank Jateng Syariah telah memiliki 2 (dua) Kantor Cabang, 2 (dua) Kantor Kas, 2 (dua) Payment Point, dan 35 (tiga puluh lima) Layanan Syariah.

Besides, it also has opened several offices of Bank Jateng network of Sharia, among others, 1 (one) Cash Office, two (2) Payment Point and 28 (twenty eight) Sharia Services. Thus until 2010 the Sharia Bank Jateng already have 2 (two) Branch Offices, 2 (two) Cash Office, 2 (two) Payment Point, and 35 (thirty five) Sharia Services.

Sedangkan pada tahun 2009 baru tersedia 1 (satu) Kantor Cabang, 1(satu) Kantor Kas, 7 (tujuh) Layanan Syariah.Dengan penambahan jaringan kantor ini diharapkan Bank Jateng Syariah dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

While in the year 2009 only available 1 (one) Branch Office, 1 (one) Cash Office, 7 (seven) Syariah.Dengan Service office network additions are expected Bank Jateng Sharia can further enhance service to the community.

Produk dan Jasa Bank Jateng Syariah. Berbagai produk syariah telah diluncurkan ke masyarakat, namun UUS Bank Jateng tak pernah tinggal diam dan selalu melakukan pengembangan dan penyempurnaan terhadap produk yang ada, disamping juga selalu membuat produk-produk baru. Pada tahun 2010 beberapa produk yang telah berhasil dilaunching antara lain adalah iB PPMD (Pembiayaan Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan iB KOPKAR (Koperasi Karyawan) dan KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah). Sampai dengan tahun 2010 maka produk UUS Bank Jateng baik dibidang dana, pembiayaan maupun jasa lainnya adalah sebagai berikut :

Products and Services Bank Jateng Sharia. Various Islamic products have been launched into the community, but UUS Bank Jateng never stay silent and always do the development and refinement of existing products, as well as always making new products. In 2010 some of which have successfully launched products include iB PPMD (Financing Rural Community Empowerment) and iB KOPKAR (Employees Cooperative) and KJKS (Cooperative Financial Services Sharia). Up to 2010 the Sharia Bank Jateng products both in funding, financing and other services are as follows:

Bidang Dana. Simpanan nasabah Unit Usaha Syariah Bank Jateng dikemas dalam bentuk : 1. Wadiah Yad-dhamanah merupakan titipan dana dalam bentuk giro dan tabungan dimana pemilik dana mendapatkan pendapatan berupa bonus. 2. Investasi tidak terikat dalam bentuk Tabungan dengan Akad Mudharabah Mutlaqah yang berarti pihak mudharib (bank) diberi kuasa penuh untuk

Field Fund. Deposits by customers of Bank Jateng Sharia Unit is packaged in the form : 1. Yad-dhamanah Wadiah is entrusted funds in current accounts and savings accounts where the owner earns money in the form of bonuses. 2. Unrestricted investments in the form of savings with a mean Akad Mudharabah Mutlaqah mudharib party (bank) given full authority to conduct its business

57

58

menjalankan usahanya tanpa batasan sepanjang memenuhi syarat-syarat Syari’ah dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis usaha dan nasabah / pelanggannya dimana nasabah diberikan jasa oleh Bank dengan nisbah (bagi hasil) dari hasil yang diterima Bank 3. Investasi tidak terikat dalam bentuk deposito berjangka dengan prinsip mudharabah mutlaqoh yakni suatu bentuk kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama adalah nasabah selaku pemilik dana (shahibul maal), dan pihak kedua adalah bank selaku pengelola dana (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan dana dan nasabah diberikan jasa dari Bank dengan nisbah (bagi hasil) dari hasil yang diterima Bank. Selanjutnya untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi, maka bentuk-bentuk akad tersebut diatas oleh Bank Jateng UUS dikemas dalam bentuk iB Giro, Tabungan iB Amanah, Tabungan iB Bima dan Deposito iB.

without the restrictions that they meet the requirements of Sharia and are not bound by time, place, type of business and client / customer where the customer is given services by the Bank with revenue (profit sharing) of the proceeds of Bank 3. Unrestricted investments in time deposits with mutlaqoh mudaraba principle which is a form of cooperation between two parties where the first party is the customer as the owner of the funds (shahibul maal), and the second party is the bank as the fund manager (mudharib) is responsible for managing the fund and the customer is given services from the bank with revenue (profit sharing) of the results received by the Bank. Furthermore, to facilitate our customers to do transactions, then the forms of the above agreement by the Bank Jateng UUS packaged in the form of Demand iB, iB Amanah Savings, Savings and Deposits iB iB Bima.

Bidang Pembiayaan Bukan hanya dibidang pendanaan, dibidang pembiayaan, Bank Jateng UUS juga terus mengembangkan produk ini guna memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Jawa Tengah. Dari sisi pembiayaan beberapa akad telah digunakan oleh Bank Jateng UUS yang antara lain : 1. Mudharabah Akad Mudharabah adalah akad kerjasama antara Bank selaku pemilik dana (shohibul maal) dengan nasabah selaku mudharib yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati. 2. Musyarakah Musyarakah adalah akad kerjasama antara Bank dengan nasabah untuk mengikatkan diri dalam perserikatan modal dengan jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut digunakan untuk pengelolaan proyek / usaha yang layak dan sesuai dengan prinsip syari’ah. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui dalam akad. 3. Murabahah Murabahah adalah akad jual beli antara Bank selaku penyedia barang, dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang (misalnya rumah, kendaraan, mesin produksi dll) dan Bank memperoleh keuntungan yang disepakati bersama.

Sector Financing Not only in the field of finance, the field of financing, the Bank Jateng UUS also continue to develop these products to meet the needs of society, especially in Central Java. In terms of financing some of the contract have been used by the Bank Jateng UUS among others : 1. Mudharabah Mudharabah contract is an agreement between the Bank as the owner of the funds (shohibul maal) with customers as mudharib who have expertise or skills to manage a business that is productive and lawful. Benefits resulting from use of these funds are shared based on an agreed ratio. 2. Musharaka Musharaka is an agreement between the Bank and customers to engage in union capital with the same or different amounts as agreed. Capital mix is used for project management / business viable and in accordance with Shari'ah principles. Gains derived will be divided based on the ratio that has been approved in the contract. 3. Murabaha Murabaha is a sale and purchase agreement between the Bank as the provider of goods, with customers who book to buy goods (eg houses, vehicles, machin ry etc.) and the Bank mutually agreed profit.

Berdasarkan akad jual-beli dimaksud Bank membeli barang yang dipesan dan menjualnya kepada nasabah. Harga jual Bank adalah harga beli dari supplier ditambah keuntungan yang disepakati. Oleh karenanya nasabah mengetahui besarnya keuntungan yang diambil oleh Bank. Cara pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama, dapat secara lumpsum ataupun dengan cara angsuran.

Based on the contract of sale referred to the Bank to buy goods ordered and sell them to customers. Banks selling price is the purchase price from the supplier plus an agreed profit. Therefore, customers know the level of profits taken by the Bank. The way of payment and time period agreed upon, can be a lumpsum or in installments.

4. Istisna Istishna’ adalah akad jual beli barang berdasarkan pesanan antara nasabah sebagai pemesan (mustashni’) dengan Bank dengan kriteria tertentu seperti jenis, tipe atau model, kualitas dan jumlahnya. Bank akan membelikan barang pesanan nasabah (mustashni’) tersebut kepada pemasok (shanni’) dengan kriteria yang sesuai. Harga, cara pembayaran dan jangka waktu penyerahan barang pesanan tersebut disepakati bersama. Apabila pemesan (mustashni’) mengizinkan pemasok (shanni’) untuk meminta pihak ketiga (sub-pemasok) membuat barang pesanan tersebut, maka transaksi ini disebut Istishna’ Paralel.

4. Istisna Istishna 'is an agreement based on the buying and selling goods among customers as a customer order (mustashni') with the Bank with certain criteria such as species, type or model, the quality and amount. The Bank will buy the item customer orders (mustashni ') to the supplier (shanni') with the appropriate criteria. Prices, payment methods and delivery period of the order is agreed by both parties. If the buyer (mustashni ') to allow suppliers (shanni') to request a third party (sub-suppliers) make orders of goods, the transaction is called Istishna Parallel.

5. Rahn (Gadai) a. Rahn (Gadai) adalah penyerahan barang/harta dari Nasabah kepada Bank sebagai agunan atas sebagian atau seluruh hutangnya. o Rahn (Gadai) menurut hukum positif Indonesia adalah suatu hak yang diperoleh pihak yang berpiutang atas barang bergerak yang diserahkan oleh pihak yang berutang kepada pihak berpiutang, atau pihak lain atas namanya dan mengambil peluansan secara didahulukan dari orang-orang berpiutang lainnya, kecuali atas biaya untuk menjual dan biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan barang gadai o Gadai dalam bahasa Arab adalah Ar-Rahn, yang berarti tetap, kekal, dan jaminan. Mazhab Imam Syafii dan Imam Hambali mendefinisikan Ar-Rahn dalam arti akad, yaitu menjadikan materi (barang) sebagai jaminan hutang yang dapat dijadikan pembayaran hutang apabila pihak yang berhutang tidak dapat membayar hutangnya o Gadai adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk

5. Rahn (Pawn) a Rahn (Pawn) is the delivery of goods / property of the Customer to the Bank as collateral for part or all of its debts. o Rahn (Pawn) according to Indonesian positive law is a right which the party obtained berpiutang on movable goods delivered by the party that owes to the berpiutang, or any other party on his behalf and take the precedence peluansan from berpiutang other people, except at the expense of to sell and the cost incurred to save the pawn goods o Pawn in Arabic is the Ar-Rahn, which means the fixed, eternal, and security. The school of Imam Hanbali Imam Syafii and Ar-Rahn define the meaning of the contract, which makes the materials (goods) as collateral for loans that can be used as payment of debt owed if the parties are unable to pay its debts o Pledge is holding one of the borrower's property as collateral for loans that it receives. Thus those who hold to obtain guarantees to be able to take back all or part of its accounts

59

dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. (Bank Syariah “Pandangan Ulama dan Cendikiawan). o Gadai Emas Syariah adalah produk dimana Bank memberikan fasilitas pinjaman (qardh) kepada Nasabah dengan agunan berupa barang/harta (berupa emas) milik nasabah dengan mengikuti prinsip gadai. Barang/harta dimaksud ditempatkan dalam penguasaan dan pemeliharaan Bank, dan atas pemeliharaan tersebut bank mengenakan biaya sewa atas dasar Prinsip Ijarah. b. Ijarah adalah sewa menyewa antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajir) dengan nasabah/penyewa (mustajir). c. Qardh adalah pinjaman dana dari Bank kepada Nasabah dengan ketentuan bahwa Nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada Bank pada waktu yang telah disepakati antara Bank dan Nasabah. d. Bank Garansi (Khafalah) adalah suatu jaminan yang diberikan Bank yang menyatakan, bahwa pihak Bank akan memenuhi kewajiban kepada pihak penerima jaminan (bouwheer) apabila pihak yang dijamin/nasabah tidak dapat atau gagal memenuhi kewajibannya sesuai dengan apa yang diperjanjikan (cidera janji / wanprestasi).

60

receivable. (Bank Syariah "Views Ulema and scholars). o Gold Pledge Sharia is the product which the Bank provided a loan facility (qardh) to the Customer with collateral in the form of goods / property (of gold) by following the principles of customer-owned mortgage. Goods / property referred to was placed in the control and maintenance of the Bank, and the maintenance of the bank to charge rent on the basis of principle of Ijarah. b. Ijarah is a lease between the Bank as the lessor (mu'ajir) with customers / tenants (mustajir). c. Qardh is borrowing funds from the Bank to the Customer provided that Customer must return the funds it receives to the Bank on time as agreed between the Bank and the Customer. d. Bank Guarantee (Khafalah) is a guarantee from a bank stating, that the Bank shall fulfill the obligation to guarantee the recipient (bouwheer) if the secured party / customer can not or fail to meet its obligations in accordance with what was agreed (breach of contract / breach of contract).

Dari akad-akad pembiayaan tersebut dikemas dalam bentuk produk yang antara lain iB Griya, iB Multiguna, iB Investasi, iB Modal Kerja, iB PPMD, iB KOPKAR dan KJKS serta iB Gadai Emas Syariah.

From contract-financing agreement is packaged in the form of products that include Griya iB, iB Multipurpose, iB Investment, Working Capital iB, iB PPMD, iB and iB KJKS MAESA and Gold Pawn Sharia.

Layanan Jasa Guna memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi keuangan, Bank Jateng Syariah telah mengembangkan layanan dalam bentuk on-line tarik maupun setor rekening tabungan diseluruh Kantor Cabang Syariah diwilayah Jawa Tengah.

Services In order to provide convenience to customers in conducting financial transactions, the Bank Jateng Sharia has developed a service in the form of on-line drag and deposit savings account throughout the Sharia Branch Offices in the region of Central Java

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati pelayanan produk-produk syariah dengan memanfaatkan layanan syariah yang telah ada diseluruh Kantor Cabang Bank Jateng. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi syariah.

In addition customers can also enjoy the services of Islamic products by utilizing the existing sharia services throughout the Branch Office of Bank Jateng.

Bentuk Layanan. Adapun bentuk layanan yang diberikan oleh Unit Usaha Syariah Bank Jateng meliputi :

Forms Services. The shape of the services provided by the Syariah Business Unit of Bank Jateng include :

1. Penarikan dan penyetoran on line di Kantor Bank Jateng di seluruh Jawa Tengah. 2. Setoran dan penarikan cek / bilyet giro melalui kliring. 3. Transfer dan inkaso. 4. Pembuatan surat referensi dan dukungan Bank. 5. Penerbitan surat jaminan Bank (Khafalah) yang terdiri dari jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan. Informasi Keuangan. Posisi keuangan Unit Usaha Syariah Bank Jateng pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 menunjukan perkembangan yang sangat signifikan yang nampak sebagai berikut :

1. The withdrawal and deposit on line at Bank Jateng Offices throughout Central Java. 2. Deposit and withdrawal check / giro clearing. 3. Transfer and collection. 4. Making reference letters and the support of the Bank. 5. The issuance of bank guarantees (Khafalah) consisting of bid security, performance bond, advance payment guarantees and security maintenance. Financial Information. The financial position of Bank Jateng Sharia Business Unit in 2010 compared to 2009 showed a very significant development which looks as follows : (Rp. 000.000,-)

INFORMASI KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH Financial Information of Sharia Bussiness Unit

URAIAN

2010

2009

PERTUMBUHAN (Growth) Rp.

TOTAL ASSET

306.335

168.784

137.551

DESCRIPTION

% 81,50

TOTAL ASSETS THIRD PARTY FUNDS

SIMPANAN NASABAH 9.513

2.025

7.488

369,78

- Tabungan

33.469

18.303

15.166

82,86

Savings -

- Simpanan Berjangka

97.109

41.464

55.645

134,20

Term Deposits -

Total Simpanan

140.091

61.792

78.299

126,71

Total Third Party Funds

PEMBIAYAAN

172.948

59.205

113.743

192,12

FINANCING

8.092

630

7.462

1.184,44

PROVIT (LOST)

- Giro

LABA (RUGI)

Deposits -

It aims to facilitate customers in Islamic transactions.

61

DEWAN PENGAWAS SYARIAH | sharia supervising board KETUA DEWAN PENGAWAS | head of supervising board

ANGGOTA DEWAN PENGAWAS | member of supervising board

Prof. DR. H. Ahmad Rofiq, MA

Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA





• • • • • • • • • •

• •

Lahir di Kudus, tanggal 14 Juli 1959, dengan pendidikan terakhir S3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1998 Guru Besar Syariah pada Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dengan pangkat Pembina Utama (IV/e) Dosen S2 pada Fakultas Hukum Unissula Semarang, 2000 – sekarang Dosen S2 pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000 – sekarang Dosen Penguji Luar Biasa pada Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, 2003 – sekarang Konsultan Semarang Institut of Moslem Educational Studies (SIMES) Semarang, 2000 – sekarang Anggota Pengawas BAZ Propinsi Jateng, 2003 – sekarang Koordinator Bidang Pengawasan isi siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng, 2008-2010 Ketua Umum Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indonesia (HISSI) Jateng, 2008 – sekarang Pengawas Orsos Gerakan Membangun Masyarakat Insan Rentan (Gerbang Mas Intan) Jateng, 2005 – sekarang. Menguasai kekeliruan Manajemen Zakat tahun 2006. Pernah mendapat Penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun bidang Pengabdian dari Presiden Republik Indonesia dan selanjutnya diangkat sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 s.d. sekarang. Beberapa Karya Ilmiah antara lain berjudul Fiqih Aktual tahun 2003, Fiqih Konstektual tahun 2004, Upaya Penegakan Hukum dan Keadilan di Indonesia, Perspektif SosioHistoris Islam tahun 2005. Diangkat sebagai Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 sampai sekarang

• • • • • •

Lahir di Kudus, tanggal 14 April 1957, dengan pendidikan terakhir S3 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1999 Kepala Pusat Penelitian IAIN Walisongo Semarang, 1992 Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo, 1998 Pembantu Rektor I IAIN Walisongo, 1999 Rektor IAIN Walisongo, 2001 – Oktober 2010 Kepala Balai Penelitian, Pengembangan, Pendidikan & Latihan Kementerian Agama RI, sejak Oktober 2010 – sekarang Diangkat sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 s/d sekarang.

Pelatihan / Kursus yang pernah diikuti : • Workshop Islam in France di Perancis, INALCO-INIS, Paris 1991 • Seminar International Religion and Environment, Semarang, 1994 • Workshop Resolusi Konflik, Universitas of Arizona, 2004 • Pendidikan Lemhanas XVI, 2009

Pelatihan/Kursus yang pernah diikuti : • Sertifikasi DPS, Jakarta, 2008 • Perbankan Syariah, LPPI, 2009 • • • • • • • • • • • • •

Born in Kudus, July 14, 1959, last education is Ph.D level from IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta in 1998. Sharia Professor in Sharia faculty of Semarang IAIN Walisongo and the job title is Main Officer-in-charge (IV/e). Lecturer for Master’s Degree at Semarang Unissula Law Faculty, 2000 until now Lecturer for Master’s Degree at UIN sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000 until now. Extra-ordinary Examiner Lecturer at Law Doctorate Program in Diponegoro University, 2003 until now. Consultant of Semarang Institute of Muslim Educational Studies (SIMES), 2000 until now. Member of BAZ Supervisor Central Java Province, 2003 until now. Coordinator of Supervising Department for the content of broadcast for Central Java Regional Indonesian Broadcast Commission (KPID), from 2008 until 2010. General Chairman of Central Java Indonesian Sharia Scholar and Scientist Association (HISSI), 2008 until now. Social Organization Supervisor of Central Java Movement to Build Susceptible Human Society (Gerbang Mas Intan), from 2005 until now. Mastering mistake Zakah Management in 2006. Ever get the award Satya Karya Satya 10 years Badge of Service from the President of the Republic of Indonesia and later was appointed as the Sharia Supervisory Board of Central Java since May 21, 2007 sd now. Multiple Worksheets include year 2003 Actual entitled Fiqh, Fiqh contextual in 2004, and Justice Law Enforcement Efforts in Indonesia, the Socio-Historical Perspective of Islam in 2005. Appointed as the Sharia Supervisory Jateng since May 21, 2007 till now

• • • • • • •

Born in Kudus, April 14, 1957, whose last education background is Doctoral Degree from IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta in 1999. Head of Research Center of IAIN Walisongo, Semarang in 1992. Director of Postgraduate Program at IAIN Walisongo, 1998 Assistant I to The President of IAIN Walisongo, in 1999 President of IAIN Walisongo, from 2001- October 2010 Head of Practice, Education, Development, and Research of Ministry of Religion Republic of Indonesia, since October 2010 until now. Appointed as the Sharia Supervisory Board of Central Java since May 21, 2007 until now.

Trainings and or courses joined : • Islamic Workshop in France, INALCO-INIS, Paris, 1991 • International Seminar, Religion and Environment, in Semarang 1994 • Conflict Resolution Workshop, in University of Arizona, 2004 • Lemhanas education XVI, 2009

Specific training joined : • DPS Certification in Jakarta in 2008 • Sharia Banking, LPPI in 2009

62

63

ANGGOTA DEWAN PENGAWAS | member of supervising board

DIREKTUR UNIT USAHA SYARIAH | sharia business unit director

Prof. DR. Bambang Setiaji, Msi

Basuki Sri Hartono, S.sos

• • •

Lahir di Pacitan, tanggal 24 Desember 1956, dengan pendidikan terakhir S3 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2001 Saat ini menjabat sebagai Rektor Muhammadiyah Surakarta Diangkat sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 s/d sekarang

Pelatihan / Kursus yang pernah diikuti : • Short Course Labor Economics and Development Economics, 1998, Monash University, Australia • Education in United Kingdom, 2006, British Council, Inggris • Perbankan Syariah, LPPI, 2009

• • •

Born in Pacitan, December 1956, last education of Doctoral degree from Gajah Mada University, Yogyakarta, 2001 Currently sits as President of Surakarta Muhammadiyah University Appointed as the Sharia Supervisory Board of Central Java since May 21, 2007 until now.

Trainings and or courses joined : • Short Course Labor Economics and Development Economics, 1998, Monash University, Australia • Education in United Kingdom, 2006, British Council, England • Sharia Banking, LPPI, 2009

64



Lahir di Klaten tanggal 18 Mei 1954, Pendidikan formal terakhir Sarjana Administrasi Niaga dari Universitas Terbuka.

Pelatihan /Kursus yang pernah diikuti : • Peningkatan Skill Bidang Keuangan, di Semarang tahun 1981 • Kursus Pengawas Angkatan 51, di LPPI Jakarta, tahun 1988 • Kursus Project SMIEP, di Surabaya tahun 1991 • UNAS, PDP I, di IBI Jakarta, tahun 1998 • Kursus Pemimpin Cabang Angkatan 121, di IBI Jakarta, tahun 2000 • Kursus Manajemen Risiko Bank, di IBI Jakarta, tahun 2001 • Training ESQ Profesional Angkatan VII, ESQ Leadership Center, di Bandung tahun 2005 • Pelatihan Manajemen Risiko RMCI Jakarta, di LPP Jakarta, tahun 2006 • Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko BSMR, di Jakarta, tahun 2006 • Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko BSMR, di Bali, tahun 2007 • Pelatihan Dasar Perbankan Syariah, Batasa Tazkia, tahun 2007. • Diangkat sebagai Direktur Unit Usaha Syariah Sesuai Surat Bank Indonesia Nomor 12/41/DPB1APBU/Sm tanggal 28 April 2010 perihal Laporan Pengangkatan Direktur UUS (Unit Usaha Syariah ). •

Born in Klaten on May 18, 1954, last formal education of Commerce Administration scholar from Open University.

Trainings and or courses joined : • Skill Development in Finance, Semarang, in 1981 • Supervisor Course Batch 51, LPPI Jakarta, in 1988 • SMIEP Project Course, Surabaya, in 1991 • UNAS, PDP I, IBI Jakarta, in 1998 • Branch Manager Course Batch 121, IBI Jakarta, in 2000 • Bank Risk Manager Course, IBI Jakarta, 2001 • Professional ESQ Training Batch VII, ESQ Leadership Centre, Bandung, in 2005 • Jakarta RMCI Risk Management Training, LPP Jakarta, in 2006 • BSMR Risk Management Certification Examination, Jakarta, in 2006 • BSMR Risk Management Certification Examination, Bali, in 2007 • Sharia Banking Basic Training, Batasa Tazkia, in 2007 • Appointed as Director of Sharia Business Unit Pursuant to Letter of Bank Indonesia Number 12/41/DPB1APBU/Sm April 28, 2010

65

Unit Pendukung | supporting unit

BPD Card BANK JATENG “ BPD Card Bank Jateng memberikan kemudahan Anda bertransaksi kapan saja dan dimana saja. Lebih dari 22.000 ATM berlogo ATM Bersama dan didukung pula 7.000 ATM BCA. Dapat pula digunakan sebagai kartu belanja di lebih dari 80.000 Merchant Berlogo PRIMA”

BANK JATENG CARD (Debit Card) "BPD Jateng Bank Card provides convinience Your transactions anytime and anywhere. More than 22.000 ATM bearing the ATM Bersama and supported 7.000 ATM BCA. Can also used a s a shopping card at more than 80.000 Merchant logo PRIMA”

UNIT PENDUKUNG | supporting unit

68

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

DEVELOPMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

Pada semester II-2010, kegiatan pengembangan teknologi informasi akan diarahkan pada penyelesaian penyusunan IT Plan Strategy 2010-2014 sebagai dasar pembangunan aplikasi sistem sesuai kebutuhan unit bisnis. Penyempurnaan Laporan-laporan ke Bank Indonesia sesuai dengan kebijakan dan perkembangan regulasi Perbankan yang berlaku. Demikian halnya dengan pemeliharaan dan penyempurnaan Core Banking System (CBS) dan aplikasi–aplikasi pendukung lainnya sesuai dengan kebijakan dan aturan yang berlaku.

In Semester II-2010, the activity of information technology development will be aimed to the finishing of 2010-2014 IT Plan Strategy compilation as the basic of system application establishment according to business unit needs.

Peningkatan kualitas Sistem dan Pengembangan jaringan melalui penggantian mesin server AS/400 Production dan DRC serta penataan dan penambahan hardware dan infrastruktur TSI, Pengembangan aplikasi layanan sesuai kebutuhan unit bisnis dan pengelolaan TSI yang berhasil guna dan penekanan risiko penggunaannya dengan penyempurnaan IT Strategy, Manajemen Risiko Teknologi Informasi, infrastruktur back up, dan penataan Data Center serta sarana lainnya secara memadai.

Improvement on System quality and network development through the replacement of server machine of AS/400 Production and DRC and also arrangement and addition of hardware and TSI infrastructure. Development on service application according to business unit needs and useful TSI management and pressure on the use risk by improving IT strategy, Information Technology Risk Management, back up infrastructure, and arrangement of Data center and other adequate facilities.

Kesemua langkah-langkah tersebut disusun dengan tujuan agar : 1. Terselenggara kelancaran dan akurasi dalam pelaporan-pelaporan Bank Indonesia. 2. Terwujudnya Aplikasi CBS dan aplikasi-aplikasi pendukung lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha bank guna mendukung pelayanan dan operasional bank yang berbasis Manajemen Risiko. 3. Terselenggaranya kelancaran operasional bank dan peningkatan kualitas layanan TSI 4. Terwujudnya keragaman layanan nasabah sesuai kebutuhan dan tuntutan pasar. 5. Tercapainya sasaran IT Plan dan terwujudnya sistem keamanan dan kelancaran operasional dalam penggunaan TSI yang didukung oleh Data Center yang aman dan representatif, sistem back up yang memadai dan kualitas SDM yang kompeten sehingga mengurangi human error.

All steps are compiled on the purpose of:

Adapun, langkah-langkah yang dilakukan antara lain : a. Kajian sejumlah implementasi IT dan software. b. Pemeliharaan dan penyempurnaan CBS Konvensional dan Syariah serta Aplikasi Pendukung.

Therefore, the needed steps are: a. Discussion over IT and software implementation. b. Maintenance and improvement on conventional CBS and Sharia and supporting applications.

Improvement on reports to Bank of Indonesia is according to policy and effective banking regulation development. It also goes together with maintenance and improvement on Core Banking System (CBS) and other supporting applications, based on effective rules and policies.

c. Implementasi aplikasi pendukung pelayanan dan e- Banking (Mobile Banking). d. Melakukan penyempurnaan Sistem Disaster Recovery Centre (DRC) e. Pengadaan Permanent Maintenance Agreement Mesin AS/400 dan UPS. f. Pengadaan Software dan Hardware Self Service Passbook Printer (SSSP). g. Penerapan Pelaporan LBU Basel II dan Penerapan Revisi PAPI 2008 berbasis PSAK 50/55.

c. Implementation on service supporting application and e-Banking (Mobile Banking). d. Improving Disaster Recovery Center System (DRC) e. Purchase of Permanent Maintenance Agreement Mesin AS/400 and UPS f. Purchase of Software dan Hardware Self Service Passbook Printer (SSSP). g. Implementation on LBU Basel II reporting and revision on PAPI 2008 based on PSAK 50/55.

Aktivitas Dan Pengembangan Teknologi Tahun 2010

Activities and Development of Technology in 2010

Beberapa pengembangan teknologi dan informasi yang telah dilakukan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : • Pembangunan aplikasi sistem sesuai kebutuhan usaha bisnis bank. • Pengadaan aplikasi kontinjensi PSAK 50/55 • Implementasi sistem cash management dan payment services. • Pengadaan dua unit AS-400 type P-6.

Some of the development of technology and information that has been done for the year 2010 are as follows : • • • •

Application development system according to the business needs of the bank. Application of procurement contingency PSAK 50/55. Implementation of cash management and payment system services. Procurement of two AS-400 units of type P-6.

1. The actualization of smoothness and accuracy in the reports of Bank of Indonesia. 2. The actualization of CBS application and other supporting applications according to the needs and bank business development in order to support bank operational and service based on risk management. 3. The actualization of bank operational smoothness and the improvement of TSI service quality. 4. The actualization of customer service variety according to the needs and market demand. 5. The accomplishment of IT plan target and the actualization of security system and operational smoothness in using TSI supported by safe and representative data center, adequate back-up system and competent human resource, in order to minimize human error.

69

ATM BANK JATENG Sejalan dengan kemajuan teknologi dan tuntutan dari nasabah untuk dapat melakukan transaksi disetiap saat, maka untuk memenuhi kebutuhan nasabah sekaligus memberikan kemudahan maka telah tersedia ATM Bank Jateng diseluruh Jawa Tengah dan satu di Jakarta.

BANK JATENG ATM Along with technology advancement and demands from the customers to be able to do transaction every time, in order to fulfill customers’ needs and also give easiness to them, Bank Jateng provides ATM all over Central Java and one ATM in Jakarta.

Sampai tahun 2010 telah tersedia 65 ATM bertambah sebanyak 4 ATM dibandingkan dengan tahun 2009 yang dimiliki oleh Bank Jateng, namun demikian nasabah Bank Jateng dapat mengambil uangnya di beberapa Bank, karena Bank Jateng memiliki program kerjasama dalam bentuk ATM Prima dengan BCA dan ATM bersama dengan berbagai Bank yang tergabung dalam program ATM bersama :

By 2010, there are 65 ATM and it increases 4 ATMs compared to 2009, therefore, Bank Jateng’s customers can withdraw their money in some banks, because Bank Jateng has jointcooperation program in the form of ATM Prima with BCA and ATM Bersama with many Banks. The programs are:

KOORDINATOR

2010

2009

COORDINATOR

Surakarta Purwokerto Tegal Magelang Pati Semarang Sub Jumlah Cabang Utama Jakarta

11 10 10 8 7 15 61 3 1

9 10 10 8 6 15 58 3 0

Surakarta Purwokerto Tegal Magelang Pati Semarang Sub Total Cabang Utama Jakarta

Jumlah

65

61

Total

70

REKAP HANDLING COMPLAIN NASABAH TERKAIT IT (ATM TERTELAN, ATM RUSAK, DLL)

RECAPITULATION ON CUSTOMER COMPLAINT HANDLING DEALING WITH IT ( SWALLOWED ATM, DAMAGED ATM, ETC )

Sejalan dengan bertambahnya ATM yang dimiliki oleh Bank jateng serta adanya kerjasama dengan berbagai pihak diikuti dengan peningkatan teknologi maka pemilik kartu ATM Bank Jateng meningkat, pada tahun 2010 sebanyak 370.595 kartu ATM dan pada tahun 2009 sebanyak 219.271 kartu ATM, atau meningkat sebesar 151.324 kartu ATM. Disisi lain kerusakan kartu ATM semakin dapat ditekan, dimana pada tahun 2009 terdapat kerusakan sebanyak 530 kartu ATM dan dapat diselesaikan sebanyak 340 kartu ATM, sedangkan pada tahun 2010 terdapat kerusakan sebanyak 142 kartu ATM dan dapat diselesaikan sebanyak 142 kartu ATM

Together with the increase of the number of ATM owned by Bank Jateng and the joint-cooperation with many parties, it is also followed by technology advancement, so that the owners of ATM cards increase, 370.595 ATM cards in 2010, and 219.271 ATM cards in 2009, or increases 151.324 ATM cards. On the other hand, the damage of STM cards can be suppressed more, where there is 530 damaged ATM cards in 2009 and 340 ATM cards can be handled, while there are 142 damaged ATM cards and 142 ATM cards can be handled.

2010

2009

PERTUMBUHAN/ Growth

1. Jumlah Kartu ATM yg beredar 2. Kartu ATM Silver Platinum Gold Student Series Profesional KPE Sub Total 3. Kartu ATM Rusak Silver Platinum Gold Student Series Sub Total 4. Selesai diproses ATM Rusak Silver Platinum Gold Student Series Sub Total

370.595

219.271

151.324

169.741 5.558 18.653 65.573 917 110.153 370.595

143.939 4.634 16.159 53.606 933 219.271

25.802 924 2.494 11.967 (16) 110.153 151.324

73 65 3 1 142

242 147 141 0 530

(169) (82) (138) 1 (388)

73 3 65 1 142

221 111 8 0 340

(148) (108) 57 1 (198)

DESCRIPTION

PERKEMBANGAN BPD CARD Development of BPD Card

JUMLAH ATM BANK JATENG Total of Bank Jateng ATM

URAIAN

Number of ATM card in circulation .1 ATM Card .2 Silver Platinum Gold Student Series Profesional KPE Sub Total ATM Card Damaged .3 Silver Platinum Gold Student Series Sub Total Done Processed .4 ATM Card Damaged Silver Platinum Gold Student Series Sub Total

PENGEMBANGAN SDM

HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT

SDM merupakan asset penting bagi Bank Jateng. Tanpa keberadaan SDM yang handal dan tanggap dalam pelayanan, maka dapat dipastikan operasional Bank akan sangat terganggu. Oleh karenanya, pengembangan SDM berikut kesejahteraannya selalu menjadi perhatian tersendiri. Untuk itu, mulai tahun 2010, Bank Jateng mulai menerapkan sejumlah kebijakan fungsional terkait SDM yaitu :

Human resource is an important asset for Bank Jateng. Without competent and ready in service human resource, Bank’s operation will be disturbed. Because of that, human resource’s development and welfare always be an important attention.

1. Menerapkan Sistem Manajemen Kinerja. 2. Menerapkan Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi (MSDM Berbasis Kompetensi) dalam perencanaan dan pengembangan pegawai. 3. Mengoptimalkan peran konseling dalam membantu permasalahan kedinasan pegawai. 4. Menegakkan disiplin pegawai terhadap ketentuan yang berlaku. 5. Mengembangkan SDM Bank dengan peningkatan Kompetensi Individu. 6. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM Bank dengan pendidikan dan pelatihan.

1. Implementing Performance Management System. 2. Implementing Competency based human resource management system in planning and developing employees. 3. Optimizing counseling role in helping employee’s problems in the office. 4. Enforcing employee’s discipline towards effective rules.

Starting 2010, Bank Jateng implements some functional policies related to human resource. They are:

5. Developing Bank’s human resource by improving individual competency. 6. Improving Bank’s employee’s ability and skill by education and training.

71

Kebijakan fungsional tersebut disusuna guna : 1. Mewujudkan sistem manajemen kinerja yang dapat diintegrasikan dengan kompetensi pegawai. 2. Mewujudkan SDM yang kompeten, profesional dan memiliki sifat-sifat yang unggul sesuai bidangnya masing-masing. 3. Terselenggaranya sistem penempatan, promosi dan karier pegawai yang sesuai dengan kompetensi pegawai dan kebutuhan kompetensi jabatan/kebutuhan perusahaan sehingga tercipta “the right man on the right place at the right time”. 4. Terciptanya pegawai yang jujur, memiliki integritas baik dan taat terhadap ketentuan yang berlaku. 5. Terciptanya SDM yang profesional, cakap, handal dan kompeten dalam segala bidang untuk memenuhi kebutuhan dan penataan pegawai. 6. Dan terciptanya SDM yang memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan dalam menjalankan kegiatan usaha yang berkaitan dengan Bank.

The functional policies are compiled in order to: 1. Realize performance management system which can be integrated with employee’s competency. 2. Realize competent, professional, and outstanding human resources according to their department.

Beberapa program pengembangan SDM yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Some programs of human resource’s development whichhave been implemented throughout 2010 are :

1. Penyempurnaan SOTK dan Job Manual. 2. Penambahan pegawai melalui jalur Outsourcing, tenaga kontrak baik untuk mengisi posisi operasional maupun keahlian khusus. 3. Menyelenggarakan uji kompetensi. 4. Memenuhi hak-hak pegawai seperti bantuan konseling, bonus/insentif atas pencapaian kinerja tahun 2010 sesuai ketentuan, uang lembur.

1. Improvement of SOTK and Manual Job. 2. Addition on employees through Outsourcing way, contracted employee, either to fill in operational position or special skills. 3. Hold competency test. 4. Fulfill employee’s rights, such as; counseling aid, bonus/incentive towards performance accomplishment in 2010 according to the regulation and overtime pay. 5. Build working culture and corporate culture value.

5. Membangun budaya kerja dan tata nilai budaya perusahaan. Pada tahun 2010, Bank Jateng memiliki pegawai sebesar 2.342 orang dibandingkan jumlah pegawai pada tahun 2009 sebanyak 2.308 orang terdapat penambahan pegawai sebanyak 38 orang atau 1,47 % sedangkan latar belakang pendidikan pegawai sebagai berikut :

72

3. Hold placement, promotion, and employee’s career system according to employee’s competency and needs towards title competency / company’s needs to create “ the right man on the right place at the right time “. 4. Create honest employee, owns good integrity, obey the effective rules. 5. Create professional, skillful, and competent human resources to fulfill employee’s needs and arrangement. 6. Create human resources who own wide-ranged knowledge in doing business activity connected to the Bank.

(Orang/People)

KLASIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA BERDASARKAN PENDIDIKAN Classification of Human Resources Based in Education

Nominal/Amount

%

Nominal/Amount

%

PERTUMBUHAN Growth (%)

DESCRIPTION

245

10,62

224

9,71

9,38

Post Graduate

1.454

63,00

1.391

60,27

4,53

Graduate

72

3,12

82

3,55

(12,20)

Bachelor

SLTA

439

19,02

472

20,45

(6,99)

Senior High School

SLTP

71

3,08

76

3,29

(6,58)

Junior High School

SD

61

2,64

63

2,73

(3,17)

Elementary School

2.342

101,47

2.308

100,00

1,47

TOTAL

Pasca Sarjana Sarjana D3

TOTAL

Dalam rangka kesetaraan gender di Bank Jateng maka jumlah pegawai pada tahun 2010 terdiri dari laki-laki sebanyak 1.666 orang dan perempuan sebanyak 676 orang , dibandingkan dengan tahun 2009 dengan komposisi laki-laki sebanyak 1.685 orang dan perempuan sebanyak 623 orang, maka pada tahun 2010 dibanding dengan tahun 2009 pegawai perempuan mengalami kenaikan sebesar 53 orang, sementara pegawai laki-laki turun sebesar 19 orang.

In order to get gender equality, the number of male employees in Bank jateng is 1666 personnels and female employees are 676 personnels, compared to the composition of male employees of 1685 personnels and female employees of 623 personnels in 2009. The number of female employees in 2010 increases 53 personnels compared to 2009, while male employees decreases 19 personnels.

(Orang/People)

KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN Compotition of Employees by Gender

In 2010, Bank Jateng owns 2342 employees, compared to 2308 employees in 2009, there is an addition of employees of 38 personnels or 1,47%, whereas, the education backgrounds are as follows:

2009

2010

URAIAN

JENIS KELAMIN

PERTUMBUHAN (Growth) 2010

2009

ORANG (People)

SEX %

Laki-laki Perempuan

1.666

1.685

(19)

(1,13)

676

623

53

8,51

Male Female

Jumlah

2.342

2.308

34

1,47

Total

73

Komposisi Jabatan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pimpinan sesuai dengan fungsinya yang akan bertugas sebagai koordinator, motivator sekaligus sebagai dinamisator, sehingga setiap pejabat harus merupakan sumber inpirasi menciptakan ide-ide yang positip dan konstruktip sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus merupakan contoh yang baik bagi bawahannya

Title Composition In order that the company can run well, a leader based on his function is needed. He will work as coordinator, motivator, and dinamic supporter. Each officer must become the source of inspiration, where he creates positive and constructive ideas, so that he can increase company’s performance and also becomes a good example for his sub-ordinates.

Adapun pejabat Bank Jateng pada tahun 2010 dan tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Bank Jateng’s officers in 2010 and 2009 are :

(Orang/People) JABATAN

PERKEMBANGAN PEJABAT BANK JATENG 2010 & 2009 Growth of Bank Jateng’s Officers in 2010 & 2009

Kepala Divisi

2010

9

2009

7

Wakil Kepala Divisi/Pimpinan Cabang Koordinator

18

15

86

77

/Head of Branch/ Deputy of Head Sub Division

37

40

Kepala Seksi/Analis/ Pemimpin Cabang

74

/Head of Branch Coord. Head of Sub Division

Wakil Kepala Sub Divisi/Wakil Pemimpin Cabang

Head of Division Deputy Head of Division

Kepala Sub Divisi/Pemimpin Cabang/ Pemimpin Bidang

DESCRIPTION

/Deputy Head of Branch Head of Section/Analist

Pembantu

466

439

/Assistant Branch Manager

JUMLAH

616

578

TOTAL

Disamping terdapat kesempatan dalam meniti karier maka terdapat hal-hal terkait pemenuhan hak dan kewajiban pegawai, Bank Jateng juga menegakkan displin dan sanksi bagi pegawai yang dinilai melanggar ketentuan yang berlaku, diantaranya :

Besides things related to the fulfillment of employee’s duties and rights, Bank Jateng also upholds discipline and sanction for employees who disobey the rules, among others are :

a. Pemberhentian dengan hormat karena diangkat menjadi Direksi sebanyak 3 orang. b. Masa Persiapan Pensiun sebanyak 39 orang. c. Pemberhentian dengan hormat sebanyak 12 orang d. Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebanyak 10 orang. e. Pemberhentian tidak dengan hormat karena pelanggaran disiplin sebanyak 8 orang.

a. An honorable discharge because 3 employees are appointed as Directors. b. 39 employees for retirement preparation c. 12 employees get honorable discharge d. 10 employee gets honorable discharge of his own request e. 8 employees get dishonorable discharge because of disciplinary infraction.

PENDIDIKAN. Berbagai jenis pendidikan dan pelatihan telah dilakukan guna meningkatkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pegawai, baik dalam bentuk inhouse training dengan tim pengajar berasal dari pihak vendor maupun dari diklat Bank Jateng sendiri, maupun exhouse training dengan beberapa lembaga keuangan, vendor dan lain –lain. Adapun jenis pendidikan yang pernah diikuti oleh masing-masing divisi adalah sebagai berikut :

EDUCATION Some educations and trainings have been conducted in order to increase competency based on the employees’ needs, either in the form of in-house-training with teaching teams from either vendors or Bank Jateng training center, or ex-house training with some finance institution, vendors, etc.

1. JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENDIDIKAN & PELATIHAN - Manajemen & Kepemimpinan - Sespibank - Pemimpin Cabang - Manajemen Lini - Manajemen Perencanaan - Manajemen Akuntansi - Manajemen SDM - Manajemen Dana - Manajemen Pemasaran - Sertifikasi Auditor - Sertifikasi Manajemen Resiko - Sertifikasi Barang & Jasa

1. TYPE OF EDUCATION & TRAINING EDUCATION & TRAINING - Management & leadership - Sespibank - Branch Manager - Line Manager - Management Planning - Management Accounting - HRM Management - Fund Management - Marketing Management - Auditor Certification - Risk Management Certification - Certification of Goods & Services

PELATIHAN & KETRAMPILAN PERBANKAN - Pelatihan Kredit - Pelatihan Akuntansi - Pelatihan Perpajakan - Pelatihan Audit - Pelatihan Training for Traineer - Pelatihan Pemasaran - Pelatihan Hukum, peraturan & Perundang-undangan - Pelatihan Teknologi Sistem Informasi - Pelatihan Transaksi Luar Negeri - Pelatihan Perbankan Syariah - Pelatihan Pelayanan - Pelatihan AMU & PTT - Pelatihan Kewirausahaan - Pelatihan Kearsipan - Pelatihan Pendidikan Dasar Perbankan

SKILLS TRAINING & BANKING - Training Credits - Accounting Training - Tax Training - Audit Training - Training for Traineer - Marketing Training - Training Law, Regulation & Legislation - Information System Technology Training - Foreign Transaction Training - Islamic Banking Training - Services Training - AMU & PTT Training - Entrepreneurship Training - Archival Training - Banking Basic Education Training

LAIN-LAIN - Membangun Karakter & Pola Pikir - Penyusunan Buku Pedoman Kerja - Pembuatan Software - Peningkatan Budaya Kerja - Test Assessment - Ujian Dinas - Seminar / Lokakarya / Workshop / Diskusi / Sosialisasi - Kursus Bahasa Asing - Perpustakaan

MISCELLANEOUS - Building Character & Mindset - Employment Manual Preparation - Making Software - Improvement Work Culture - Assessment Test - Examination Office - Seminar / Workshop / Discussion / Socialization - Foreign language Course - Library

The kinds of education followed by each division are :

75

2. ANGGARAN PENDIDIKAN

RENCANA PENGEMBANGAN SDM TAHUN 2011 1. Strategi pengembangan kualitas SDM

2. EDUCATION BUDGET (Rp. 000,-) KETERANGAN

RENCANA REALISASI Plan Realization

SISA Saldo

PROSENTASE %

DESCRIPTION

ANGGARAN PENDIDIKAN Education Budget

EDUCATION & TRAINING

PENDIDIKAN & PELATIHAN

Management & leadership -

- Manajemen & Kepemimpinan - Sespibank

400,000

-

400,000

-

Sespibank -

- Pemimpin Cabang

350,000

66,900

283,100

19.11

Branch Manager -

- Manajemen Lini

350,000

279,039

70,961

79.73

Line Manager -

50,000

47,980

2,020

95.96

Management Planning -

- Manajemen Perencanaan

50,000

20,410

29,590

40.82

Management Accounting -

- Manajemen SDM

150,000

108,445

41,555

72.30

HRM Management -

- Manajemen Dana

100,000

90,128

9,872

90.13

Fund Management -

50,000

7,000

43,000

14.00

Marketing Management -

100,000

88,140

11,860

88.14

Auditor Certification -

1,500,000 1,252,371

247,629

83.49

Risk Management Certification -

- Manajemen Akuntansi

- Manajemen Pemasaran - Sertifikasi Auditor - Sertifikasi Manajemen Resiko

28,392

21,608

56.78

Certification of Goods & Services -

3,150,000 1,988,805

1,161,195

63.14

Sub Total

2,850,000 2,840,954

9,046

99.68

Training Credits Accounting Training -

50,000

- Sertifikasi Barang & Jasa Sub Jumlah

SKILLS TRAINING & BANKING

PELATIHAN & KETRAMPILAN PERBANKAN - Pelatihan Kredit - Pelatihan Akuntansi

100,000

22,400

77,600

22.40

- Pelatihan Perpajakan

200,000

103,727

96,273

51.86

Tax Training -

- Pelatihan Audit

200,000

190,155

9,845

95.08

Audit Training -

- Pelatihan Training for Traineer

150,000

53,255

96,745

35.50

Training for Traineer -

- Pelatihan Pemasaran

200,000

38,205

161,795

19.10

Marketing Training -

- Pelatihan Hukum, peraturan 50,000

14,330

35,670

28.66

Law,Regulation & Legislation Training -

- Pelatihan Teknologi Sistem Informasi

475,000

360,795

114,205

75.96

Information System Technology Training -

- Pelatihan Transaksi Luar Negeri

200,000

145,674

54,326

72.84

Foreign Transaction Training -

- Pelatihan Perbankan Syariah

500,000

395,866

104,134

79.17

Islamic Banking Training -

- Pelatihan Pelayanan

100,000

21,993

78,007

21.99

Services Training -

- Pelatihan AMU & PTT

300,000

237,712

62,288

79.24

AMU & PTT Training -

- Pelatihan Kewirausahaan

350,000

49,900

300,100

14.26

Entrepreneurship Training -

50,000

8,810

41,190

17.62

Archival Training -

300,000

285,186

14,814

95.06

Banking Basic Education Training -

6,025,000 4,768,962

1,256,038

79.15

Sub Total

22,950

77,050

22.95

Building Character & Mindset -

1,450,000 1,282,364

167,636

88.44

Employment Manual Preparation -

& Perundang-undangan

- Pelatihan Kearsipan - Pelatihan Pendidikan Dasar Perbankan Sub Jumlah

MISCELLANEOUS

LAIN-LAIN - Membangun Karakter & Pola Pikir - Penyusunan Buku Pedoman Kerja

100,000

- Pembuatan Software

100,000

-

100,000

-

Making Software -

- Peningkatan Budaya Kerja

150,000

132,613

17,387

88.41

Improvement Work Culture -

- Test Assessment

300,000

295,482

4,518

98.49

Assessment Test -

75,000

64,848

10,152

86.46

Examination Office -

Diskusi/Sosialisasi

500,000

487,470

12,530

97.49

- Kursus Bahasa Asing

100,000

6,355

93,645

6.36

50,000

- Ujian Dinas

Seminar/Workshop/Discussion -

- Seminar / Lokakarya/Workshop/

- Perpustakaan Sub Jumlah Jumlah

76

/Socialization Foreign language Course -

11,038

38,962

22.08

Library -

2,825,000 2,303,120

521,880

81.53

Sub Total

12,000,000 9,060,887

2,939,113

75.51

Total

HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT PLAN 2011 1. Quality of human resources development strategy

1.1. Kebijakan Fungsional a. Mengembangkan Man Power Planning System b. Membangun sistem kompensasi berbasis kompetensi. c. Membangun sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. d. Membangun sistem manajemen perpustakaan. e. Mengembangkan budaya kerja yang unggul.

1.1. FunctionalPolicy a. Developing Man Power Planning b. System Building a competency-based pensation system. c. Building a system of education and competencybased training. d. Build a library management system. e. Develop excellent working culture.

1.2. Sasaran Kegiatan a. Tersedianya sistem perencanaan SDM yang memadai. b. Terciptanya sistem kompensasi pegawai yang lebih mendasarkan pada kompetensi dan kinerja pegawai. c. Tersedianya SDM yang kompeten guna memenuhi kebutuhan dan penataan pegawai. d. Tersedianya perpustakaan yang memadai. e. Tercapainya kualitas layanan yang sejajar dengan bank-bank sekelasnya, melalui indikator : • Terimplementasi budaya kerja masingmasing unit operasional dengan peran aktif dari “Change Agent”. • Peningkatan score / IKP (Indeks Kualitas Pelayanan) front liner di kantor-kantor cabang dibanding tahun sebelumnya. • Perbaikan peringkat bidang Service Excellent Bank Jateng diantara BPD-SI.

1.2. Target Activities a. Availability of adequate human resource planning system. b. The creation of employee compensation system that is more based on competence and performance of employees. c. The availability of competent human resources to meet the needs and structuring employee. d. The availability of an adequate library. e. The achievement of quality services that align with banks classmates, through indicators : • Implemented a work culture of each operational unit with the active role of “Change Agent". • Improved score / IKP (Service Quality Index) front liner in branch offices over he previous year.

2. Peningkatan Kualitas SDM Telah direncanakan sejumlah program diantaranya sebagai berikut :

2. Improving the quality of human resources. Has planned a number of programs including the following :

a. Penyempurnaan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang mengarah pada peningkatan kompetensi. b. Membangun Sistem Manajemen Karir berbasis Kompetensi c. Rekruitment kebutuhan pegawai sesuai yang dapat mendukung kelancaran pelayanan. d. Menyusun program Aplikasi Sistem Pendidikan Berbasis Kompetensi. e. Membangun Perpustakaan. f. Menjalankan program pelatihan, peningkatan kompetensi pegawai dan kegiatan-kegiatan yang dapat menambah wawasan pegawai. g. Membangun Budaya Kerja.



Improvement ratings of Excellent Service Bank Jateng between BPD-SI.

a. Completion of Organizational increased competency.

Structure

to

b. Building a Competency-based Career Management System c. Recruitment needs of employees as needed to support the smooth service. d. Develop programs Competency-Based Education System Application. e. Building a Library. f. Running training programs, increase employee competence and activities that can add insight employee. g. Building a Culture of Work.

77

Jaringan Kantor. Guna mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi dan upaya Bank Jateng mendekatkan diri kepada nasabah maka dibukalah jaringan operasional baik yang bersifat konvensional maupun syariah meliputi Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, Payment Point, Layanan Syariah dan ATM sebagaimana table dibawah ini :

Office Network In order to make customers easier to do their transaction and Bank Jateng’s effort to get closer to its customers, Bank Jateng opens operational network, either conventional or sharia, including Branch office, Supporting Branch office, Cash office, Payment point, Sharia service, and ATM. It can be seen from this following table : (Unit)

KETERANGAN

2010

2009

DESCRIPTION

+/-

PERTUMBUHAN JARINGAN KANTOR Growth of Office Network

Kantor Pusat

1

1

0

Head Office

Unit Usaha Syariah

1

1

0

Sharia Bussiness Unit

Kantor Cabang :

37

35

2

Branch Office

- Konvensional

35

34

1

Conventional -

2

1

1

Sharia -

Kantor Cabang Pembantu

93

89

4

Sub Branch Office

- Konvensional

93

89

4

Conventional -

0

0

0

Sharia -

100

98

2

Cash Office

98

97

1

Conventional -

2

1

1

Sharia -

Payment Point

54

49

5

Payment Point

- Konvensional

52

49

3

Conventional -

2

0

2

Sharia -

Layanan Syariah

35

7

28

Sharia Office Chanelling

ATM (milik sendiri)

65

61

4

ATM (self owned)

386

341

58

TOTAL

- Syariah

- Syariah Kantor Kas - Konvensional - Syariah

- Syariah

TOTAL

Cabang Rembang

Cabang Pati Capem Batang

Cabang Wonosobo

Capem Cepu Cabang Blora

Capem Karanganyar Capem Karangkobar Cabang Salatiga Capem Karangede Capem Sragen Cabang Magelang

Cabang Temanggung

Bank Jateng Telah Hadir di 386 Jaringan Layanan Di Seluruh Jawa Tengah & Jakarta

78

Capem Sukoharjo Cabang Sragen

Tata Kelola Perusahaan | corporate governance

Tata Kelola Perusahaan | corporate governance

80

Bagi Bank, pelaksanaan Tata Kelola merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan guna menjaga kelangsungan perusahaan, pengelolaan risiko dan antisipasi dalam menghadapi tantangan antar bank yang semakin kompleks. Tata Kelola yang baik juga akan membantu Bank dalam penciptaan struktur untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

For a Bank, corporate governance is a must in order to be implemented for keeping the ongoing of the company, risk management, and anticipation to face the more complex inter bank challenge. Good corporate governance will also help the Bank in creating its structure to reach short-term or long-term company target.

Pelaksanaan Tata Kelola sepenuhnya mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 April 2006.

Implementation of fully Governance refers to Bank Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning the implementation of Good Corporate Governance as amended by Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 dated 5 April 2006.

Dalam hal ini Tata Kelola Bank didefinisikan sebagai rangkaian keterkaitan antara Dewan Komisaris, Direksi dan pihak-pihak yang berkepentingan serta pemegang saham perusahaan (stake holder) melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola secara optimal yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness).

In this matter, corporate governance is defined as a series of connection of Commissioner Board, Director, and related parties, as well as stakeholders through the implementation of optimum governance principal; transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness.

Dewan Komisaris dan Direksi adalah sangat vital sebagai role model dalam menentukan arah kebijakan bank untuk mewujudkan struktur yang dapat memenuhi kebutuhan stakeholders. Role model yang dimotori Dewan Komisaris dan Direksi tersebut dilengkapi dengan sejumlah Komite-komite yang berfungsi sebagai supporting unit.

Commissioner Board and director are very vital as role models to decide the direction of Bank policy in order to realize structure which can provide stakeholder’s needs. Role model headed by the Director and Commissioner Board is equipped with some committees functioned as supporting unit.

Secara khusus Tata Kelola Bank akan melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana melalui kepatuhan pada hukum dan keterbukaan. Dalam hal ini mekanisme check and balance pun akhirnya terbentuk untuk memastikan bank beroperasi secara yang aman, sehat dan terkendali.

Specifically, Bank governance will protect fund saver customers’ interest through compliance to the law and openness. In this matter, the check and balance mechanism are finally formed to ensure that the Bank will operate safely, healthily, and controllably.

Sepanjang tahun 2010 sejumlah rapat dan koordinasi Dewan Komisaris, Direksi digelar secara berkala guna mengawal Bank dalam menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan, prinsip kehati-hatian dan pengelolaan resiko. Dan untuk menghasilkan kebijakan yang diambil tersebut berkualitas, dapat menjawab tantangan dan dinamika yang

During 2010, some meetings and coordination between Director and Commissioner Board are held regularly in order to keep the Bank in implementing its business based on regulation, prudential principal, and risk management. To produce quality policy, and to answer challenge and developing dynamics, the advancement of competency for Director Commissioner Board,

berkembang maka peningkatan kompetensi untuk Dewan Komisaris, Direksi dan sejumlah anggota komite diprogramkan.

and a number of committee members are programmed.

Pengelolaan Perusahaan juga menyentuh pada seluruh elemen perusahaan yaitu dengan telah ditetapkannya sejumlah teknik dan strategis seperti Code of Conduct kode etik, standar perilaku, penetapan mekanisme transaksi dan kerjasama antara Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen Senior dan Auditor, kejelasan tanggung dan kewenangan memutus serta sistem yang tepat untuk memastikan kepatuhan berjalan dengan baik.

Company governance also touches all company’s elements, by stating some techniques and strategies, such as code of conduct, code of ethics, transaction mechanism decision, and joint cooperation among Commissioner Board, Director, Senior Management and Auditor, the clarity of responsibilities, and authority have decided suitable system to ensure that the compliance runs well.

Sedangkan untuk mengelola resiko telah dilakukan mekanisme check and balances dan pengawasan khusus eksposur risiko, penetapan insentif keuangan seperti kebijakan remunasi, kompensasi, bonus dan manajerial perusahaan secara tepat.

To manage risk, a check and balance mechanism, risk exposure special supervising, finance incentive implementation, such as policy of remuneration, compensation, bonus, and company managerial have been precisely conducted.

Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi telah berkomitmen untuk mengembangkan melaksanakan prinsip – prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi sesuai ketentuan Bank Indonesia, antara lain dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi No. 0073/HT.01.01/2006 tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Surat Keputusan Direksi No. 0074/HT.01.01/2006 tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct).

All officers of Commissioner Board and Director have committed to develop the implementation of good corporate governance principals in every Bank business activity. It will be developed to all ranks of organization based on regulation of Bank of Indonesia, by issuing Director’s decree No. 0073/HT.01.01/2006 on April 3, 2006 about the guideline of code of good corporate governance and Director’s decree No. 0074/HT.01.01/2006 on April 3, 2006 about business ethics guideline and code of conduct.

Disamping itu Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif sampai dengan Pegawai Pelaksana setiap tahun di awal bulan Januari telah menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan untuk mentaati dan melaksanakan Code of Conduct secara konsisten dan penuh tanggung jawab dalam rangka pencapaian dan tujuan perusahaan sesuai dengan visi sebagai “Bank Terpercaya Menjadi Kebanggaan Masyarakat, Mampu Menunjang Pembangunan Daerah “ yang dicapai melalui 4 (empat) misi utama yaitu memberikan layanan prima didukung oleh kehandalan SDM dengan tehnologi modern serta jaringan yang luas, membangun budaya bank dan mempertahankan bank sehat, mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail banking, meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna memperkokoh bank.

Besides that, Commissioner Board, Director, Executive officer until executor employee have signed Letter of agreement statement every year in the beginning of January to obey and do code of conduct consistently and responsibly in the form of accomplishment and corporate purpose according to the vision as “trusted Bank to be come people’s object of pride, able to support regional Development “ which is reached through 4 (four) main mission, which are, providing first-class service supported by good human resources, with modern technology and widespread networking, developing Bank culture and keeping healthy Bank, supporting regional economy growth by prioritizing banking retail activity, enhancing contribution and commitment of the owner in order to strengthen the Bank.

81

Further Corporate Governance for the Board of Commissioners, Board of Directors Sharia, Supervisory Board and the Committee are as follows :

Selanjutnya Tata Kelola Perusahaan untuk Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah dan Komite adalah sebagai berikut :

TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance

TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance

TATA KELOLA PERUSAHAAN

TATA KELOLA PERUSAHAAN

STRUKUR Structure

Tugas dan tanggung jawab Fokus kerja Jumlah dan komposisi Independesi Masa jabatan Rapat-rapat strategis dan daftar hadir Program pelatihan Renumerasi

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Corporate Governance

Tugas dan tanggung jawab

Board of Commissioner And Director

STRUKUR Structure

Tugas dan tanggung jawab Fokus kerja Jumlah dan komposisi Masa jabatan Rapat-rapat strategis dan daftar hadir Pernyataan Dewan

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervising Board

STRUKUR Structure

1. Komite Audit Audit committee 2. Komite Pemantau Resiko Audit Risk committee 3. Komite Renumerasi dan Nominasi Nomination and remuneration 4. Komite Lainnya Other committees

CORPORATE GOVERNANCE

Job and responsibilities Work focus Number and composition Independency Term of office Strategic meetings and attendance list Training program Renumeration

CORPORATE GOVERNANCE

Job and responsibilities Work focus Number and composition Term of office Strategic meetings and attendance list Statement of the Boards

CORPORATE GOVERNANCE

Berikut penjelasan masing-masing struktur Tata Kelola Perusahaan :

Each structure explanation is as follows :

1. DEWAN KOMISARIS 1. 1. Penjelasan Susunan, jumlah dan ketentuan pengangkatan Dewan Komisaris mendasarkan pada Pasal 4,5,6,7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 April 2006 sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris Bank terdiri dari komposisi 1 orang Komisaris utama, 2 orang Komisaris Independent dan 1 orang Komisaris. 2. Seluruh Dewan Komisaris bukan berlatar belakang mantan anggota Direksi atau pejabat eksekutif Bank atau pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan Bank atau tidak merangkap jabatan pada lebih dari 1 lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan atau lembaga nirlaba. 3. Usulan pengangkatan Dewan Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi. 4. Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Indonesia. 5. Seluruh anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama telah memperoleh persetujuan RUPS yang tertuang dalam Akta Berita Acara ( Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) RUPSLB PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah :

1. COMMISSIONER BOARD 1. 1. Explanation The composition, amount and conditions of appointment of the Board of Commissioners based on Article 4,5,6,7 Bank Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning the implementation of Good Corporate Governance as amended by Bank Indonesia Regulation Number 8/14/PBI / 2006 dated April 5, 2006 as follows

Berikut komposisi, latar belakang profesionalisme dan persetujuan Dewan Komisaris Bank Jateng :

The followings are composition, professionalism background, and agreement to Bank Jateng Commissioner Board:

NAMA

Job and responsibilities

(Name)

LATAR BELAKANG & PERSETUJUAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS

Hadi Prabowo

Composition, profesionalism background & agreement Commissioner Board

Imam Ghozali

Utami Handayani

Sriyadhi

82

1. Bank Commissioner Board consists of composition of 1 President Commissioner, 2 Independent Commissioner, and 1 Commissioner. 2. All Commissioner Boards do not possess background as ex-director members or Bank Executive officers, or parties who have connection with the Bank or do not have double ranks in more than one finance or nonprofit institution or company. 3. The proposal of Commissioner Board appointment is through Shareholder’s General Meeting by paying attention to the recommendation of Nomination and Remuneration Committee. 4. Commissioner Board has fulfilled the requirements of Fit and Proper Test from Bank of Indonesia. 5. All Commissioner Board members, including the President Commissioner, has got RUPS agreement stated in minutes agreement ( Extraordinary Shareholder General Meeting) RUPLSB of Central Java Regional Development Bank Co.

JABATAN (Title)

LATAR BELAKANG (Background)

Komisaris Utama President Commissioner

PERSETUJUAN RUPS (RUPS Agreement)

Pemegang Saham Pengendali Controller Share holder Komisaris Independent Akademisi Eselon Independent Commissioner Achelon Alumni

No. 67 tgl 16 Sept. 2009 No. 67 on Sept. 16, 2009

Komisaris Independent Pensiun Pegawai Negeri Independent Commissioner Eselon Retiree of Echelon state employee Komisaris Pemegang Saham + _ + _Pengendali Commissioner Controller Shareholder

No. 118 tgl 23 April 2007 No. 118 on April 23, 2007

No. 118 tgl 23 April 2007 No. 118 on April 23, 2007

No. 67 tgl 16 Sept. 2009 No. 67 on Sept. 16, 2009

83

1. 2. Tugas dan Tanggung jawab

84

1. 2.



Jobs and responsibilities of Commissioner Board

Mendasarkan pada Anggaran Dasar Bank, maka tugas utama Dewan Komisaris adalah : • Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi • Memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Bank agar jalannya perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank. • Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

Based on Bank Statutes, the main jobs ob Commissioner Board are: • conducting supervision on the enforcement of corporate management by the Director. • Giving advice to the Director for Bank’s interest so that the enforcement of the company can be in accordance to Bank’s aim and purpose. • Directing, monitoring, and evaluating the implementation of Bank’s strategic policy.

Adapun tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah : • Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip – prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam setiap kegiatan Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang perusahaan. • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu • Memberikan nasihat kepada Direksi secara langsung maupun melalui surat • Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. • Memastikan bahwa Direksi telah menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ) Bank, auditor eksternal, hasill pengawasan Bank Indonesia dan /atau hasil pengawasan otoritas lainnya. • Melaporkan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang – undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank

Therefore, the jobs and responsibilities of Commissioner Board are: • Making sure of the implementation of GCG principles in every bank activity throughout all organization level.

Disamping tugas dan tanggung jawab pokok di atas, Dewan Komisaris : • Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal – hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar bank dan / atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan • Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara Independen

Besides the above main jobs and responsibilities, Commissioner Board: • is not involved in taking decision of Bank Operational activity, except in providing fund for related party, and other things stated in Bank statutes and/or valid constitution in implementing its supervising function.

• • • •





Conducting a supervision towards the implementation of the director’s job and responsibilities regularly or anytime. Giving advice to the directors directly or by mail. Directing, monitoring, and evaluating the bank strategic policy implementation. Making sure that the directors have followed up audit finding and recommendation from Bank’s Internal Audit Working Unit (SKAI), external auditor, the result of Bank of Indonesia supervision and/or other authority supervision. Reporting to Bank of Indonesia 7 ( seven ) working days for the latest since the violation of the statutes in the form of Banking and financial, and the situation where it is predicted that there will be a situation which will endanger the bank’s business well being.

Independently done his job and responsibilities.







Membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi dan memastikan bahwa komite yang dibentuk tersebut menjalankan tugasnya secara efektif Menyusun dan menjalankan pedoman dan tata tertib pekerjaan Dewan Komisaris yang senantiasa disesuaikan dengan perkembangan dan ketentuan yang berlaku. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal





1. 3.

1. 3 . Fokus Kerja Tahun 2010 • Melaksanakan Tugas dan tanggung jawab secara independen. • Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi. 1. 4.

• • •

Masa Jabatan

Commissioner Board Members Terms of Office

Providing enough time to do their duty and responsibility optimally. Focus in 2010 Carry out duties and responsibilities independently. Ensure the implementation of Good Corporate Governance in each bank's business activities at all levels in the organization. Carry out supervision on the performance of duties and responsibilities of the Board of Directors, and provide advice to the Board of Directors.

1. 4. Term of Office NAMA

MASA JABATAN DEWAN KOMISARIS

Establishing Audit, Risk Management, Nomination and Remuneration Committees, and making sure that the already established committee has effectively done their duty. Compiling and implementing working guideline and regulation which are always adjusted with the effective provision and development.

MULAI

JABATAN

(Name)

(Start)

(Title)

BERAKHIR (Ended)

Hadi Prabowo

Komisaris Utama President Commissioner

1 Oktober 2009 October 1, 2009

31 Desember 2011 Dec 31, 2011

Imam Ghozali

Komisaris Independent Independent Commissioner

1 Mei 2007 May 1, 2007

31 Desember 2011 Dec 31, 2011

Utami Handayani

Komisaris Independent Independent Commissioner

1 Mei 2007 May 1, 2007

31 Desember 2011 Dec 31, 2011

1 Oktober 2009 October 1, 2009

31 Desember 2011 Dec 31, 2011

Sriyadhi

Komisaris Commissioner

Susunan Dewan Komisaris tersebut merupakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 16 September 2009 dan telah dicatat dalam Berita Acara PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Nomor 67 tanggal 16 September 2009 oleh notaris Tini Prihartini Sri Widiyoko, SH. Sp.N dan telah dicatat dan diadministrasikan oleh Bank Indonesia melalui Surat Bank Indonesia No, 11/116/DS/SM tanggal 21 Desember 2009.

+ _

The composition of Commissioner Board is the result of the decision of Shareholder General Meeting on September 16, 2009 and has been Noted in the Minutes of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah number 67 on September 16, 2009 by notary Tini Prihartini Sri Widiyoko, SH. Sp.N and has been noted and administered by Bank of Indonesia through Letter of Bank of Indonesia No. 11/116/DS/SM on December 21 2009.

85

asset problem)

1. 5 Rapat Dewan Komisaris Rapat adalah instrument Dewan Komisaris dalam menentukan kebijakan tata kelola perusahaan. Rapat dapat diadakan secara internal antar Dewan Komisaris, antar Dewan Komisaris dengan Direksi dan antar Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen Senior.

1. 5 Commissioner Board meetings Meeting is a Commissioner Board instrument in stating corporate governance policy. Meeting can be internally held between commissioners, between commissioner board and director, and among commissioner board, Director, and senior Management.

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dan hasilnya dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk dissenting opinions yang terjadi. Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan / atau nasihat yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan / atau Direksi.

The meeting decision taking of Commissioner Board is done based on agreement and the result is stated in the meeting summary and is well-documented, including the dissenting opinions. The result of Commissioner Board’s meeting is a recommendation and/or advice implemented by RUPS and/or Director.

Selama tahun 2010, maka Dewan Komisaris beserta Direksi dan Kepala Divisi telah melakukan rapat yang membahas hal –hal sebagai berikut :

During the year 2010, the Board of Commissioners and the Board of Directors and Head of the Division has conducted a meeting to discuss matters as follows:

TANGGAL Date

RAPAT KOMISARIS & DIREKSI

16-02-2010

PESERTA RAPAT

Meeting Participant

Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board

Commissioner & Directors Meeting

09-04-2010

24-05-2010

23-06-2010

Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board

3 Anggota Dewan Komisaris, Dirut dan 4 Direktur, Semua Ka Divisi Three members of commissioner board, President Director, 4 Directors & all of Head of Division

2 Anggota Dewan Komisaris Two members of Commissioner Board

- Penyesuaian Struktur Organisasi di Dewan Komisaris dan Tugas Staf Dewan Komisaris - Adjusment of Organizational Struckture in Commissioner Board & Commissioner Board staff duty

07-09-2010

Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board

- Persiapan Penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris Periode Tahun 2012-2015 - Preparation of recruitment for the member of Commissioner Board MATERI RAPAT Meeting Material 2012-2015 period

TANGGAL

PESERTA RAPAT

Date

Meeting Participant

07-09-2010

2 Anggota Dewan Komisaris, Dirut dan 3 Direktur, Komite Audit, Komite Pemantau Resiko Two members of commissioner board, President Director, 3 Directors , Audit committee & risk management committee

- Evaluasi Kinerja s/d Agustus 2010 - Evaluation of performance until August 2010 - Permasalahan yang dihadapi (Hasil Pemeriksaan BI dgn mesin AS/400, Denda BI, Program Kredit Produktif ) - Problems encountered (result of inspection of BI machine AS/400, BI Fine, Productive Loan program)

11-11-2010

Semua Anggota Dewan Komisaris, Direktur Utama dan 4 Direktur Anggota Komite Audit All members of commissioner board, President Director, 4 Directors & Audit committee

- Masalah Lapangan Golf Sendangmulyo - Sendangmulyo Golf court problem - Masalah Lai-lain ( Program KPE, Fee Kredit PLO untuk Bendahara) - Other problems (KPE Program,PLO Loan Fee for treasurer)

Meeting Material

- Penggantian anggota Komite Renumerasi dan Nominasi - The changing of Nomination & Remuneration Committee member - Evaluasi hasil Operasional per tanggal 31 Desember 2009 - Evaluation result per Dec 31, 2009 - Evaluasi kinerja Triwulan I / 2010 - Evaluation or Term I/2010 - Persiapan RUPS Tahunan - Preparation of Annual RUPS - Tindak Lanjut hasil pertemuan Dekom dengan Bank Indonesia (masalah CBS, PS AK50/55, asset terbengkalai) - Follow up of Commissioner Board meeting result with the Bank of - Indonesia (CBS, PSAK 50/55, abandoned asset problem) - Penyesuaian Struktur Organisasi di Dewan Komisaris dan Tugas Staf Dewan Komisaris - Adjusment of Organizational Struckture in Commissioner Board & Commissioner Board staff duty

Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board

- Persiapan Penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris Periode Tahun 2012-2015 - Preparation of recruitment for the member of Commissioner Board 2012-2015 period

07-09-2010

2 Anggota Dewan Komisaris, Dirut dan 3 Direktur, Komite Audit, Komite Pemantau Resiko Two members of commissioner board, President Director, 3 Directors , Audit committee & risk management committee

- Evaluasi Kinerja s/d Agustus 2010 - Evaluation of performance until August 2010 - Permasalahan yang dihadapi (Hasil Pemeriksaan BI dgn mesin AS/400, Denda BI, Program Kredit Produktif ) - Problems encountered (result of inspection of BI machine AS/400, BI Fine, Productive Loan program)

Semua Anggota Dewan Komisaris, Direktur Utama dan 4 Direktur Anggota

- Masalah Lapangan Golf Sendangmulyo - Sendangmulyo Golf court problem - Masalah Lai-lain ( Program KPE, Fee

11-11-2010

Commissioner & Directors Meeting

2 Anggota Dewan Komisaris Two members of Commissioner Board

MATERI RAPAT

07-09-2010

86

RAPAT KOMISARIS & DIREKSI

23-06-2010

URAIAN

TINGKAT KEHADIRAN RAPAT DEWAN KOMISARIS & DIREKSI

Description

DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners

Attendance Board of Commissioners & Directors

DEWAN DIREKSI Board of Directors

JUMLAH KEHADIRAN Attendance

PROSENTASE Percentage

Hadi Prabowo

5

71,43

Imam Ghozali

7

100,00

Utami Handayani

5

71,43

Sriyadhi

7

100,00

Hariyono

3

100,00

Joko Sambodo

3

100,00

Basuki Sri Hartono

3

100,00

Bambang Widiyanto

2

66,67

Arso Budidono

3

100,00

87

Disamping rapat internal tersebut, sepanjang tahun 2010 Dewan Komisaris juga mengikuti sejumlah rapat dengan pihak eksternal sebagai berikut :

TANGGAL (Date)

RAPAT KOMISARIS DENGAN PIHAK EKSTERNAL Commissioners Meeting with Eksternal Right

Triwulan I Term I 26 – 28 Feb 2010 Feb 26-28, 2010

Triwulan II Term II 18 Mei 2010 May 18, 2010

Triwulan III Term III 20 – 22 Juli 2010 July 20-22, 2010

88

PESERTA HADIR (Participant)

Imam Ghozali

Besides those internal meetings, throughout 2010, Commissioner Board also follows a number of meetings with the external party, such as:

MATERI

TEMPAT

(Material) - Rapat Kerja Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas (FKDK/P) BPD.SI Wilayah Tengah Working meeting of Communication Forum of Commissioners board or Supervisor BPD.SI central area

(Venue)

Batam

Sriyadhi

Guna meningkatkan kompetensi dibidang perbankan sebagai Komisaris, maka pada tahun 2010 telah diikut sertakan berbagai seminar, workshop maupun lokakarya sebagai berikut :

In order to improve Banking competency, as commissioners, they join some seminars and workshops in 2010. The seminars and workshops are as follow :

(Periode)

- Rapat Kerja Nasional Forum Komunikasi 1. Imam Ghozali Dewan Komisaris / Pengawas BPD.SI dan 2. Utami Handayani Seminar Penyusunan dan Pengawasan Rencana Bisnis Yang Efektif. National Working Meeting of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI National working meeting & Compilation and Supervision of Effective Business Plan Seminar

21 Des 2010 Dec 21, 2010

Commissioner Board Training Program

NAMA Bank Indonesia Semarang Bank Indonesia, Semarang

Utami Handayani

Program Pelatihan Dewan Komisaris.

Palangkaraya, Kalimantan Selatan Palangkaraya, South Kalimantan

- Pembahasan Pengadaan core banking sistem 1. Sriyadhi antara Bank Jateng dengan PT Sigma Caraka 2. Imam Ghozali Jakarta 3. Utami Handayani Discussion about the purchase of core banking system between Bank Jateng and PT. Sigma Caraka Jakarta - Pembahasan hasil pengembangan Core Banking System dan aplikasi pendukungnya Discussion about the result of Core Banking System development together with its supporting application - Pembahasan rencana tindak lanjut aset terbengkalai. Discussion about the follow up plan for abandoned asset

Triwulan IV Term IV 25 Nop 2010 Nov 25, 2010

1. 6. Training Programs

1. 6. Program Pelatihan

PROGRAM PELATIHAN DEWAN KOMISARIS

Utami Handayani Komisaris

Training Program Board of Commissioners

- Seminar Memperkuat Manajemen Bank Dalam Rangka Mewujudkan Sistem Perbankan Yang Sehat Seminar of Strengthen Bank Management in order to realize Healthy Banking System.

Bank Indonesia Jakarta Bank Indonesia, Jakarta

- Penanda tanganan Komitmen Bersama BPD Sebagai Regional Champion. The signing of BPD joint commitment as Regional Champion

Bank Indonesia Jakarta Bank Indonesia, Jakarta

Imam Ghozali Komisaris

JENIS PELATIHAN

(Commisioners Name)

LEMBAGA & TGL PELAKSANAAN (in million Rupiah)

Seminar Konstruksi Hukum BUMD menurut RUU BUMD, UU Pelayanan Publik dan UU Keterbukaan Informasi Publik Seminar of BUMD Law Construction according to Draft Law of BUMD, Public Service Law and Public Information Disclosure Law

- ASBANDA, Jakarta 22-23 Alpril 2010 ASBANDA, Jakarta, April 22-23 2010

Workshop Peran Komisaris Dalam Pengurusan Bank Umum Workshop of the role of Commissioner in Public Bank Management

- LPPI Jakarta, 28-30 Juni 2010 LPPI Jakarta, June 28-30 2010

Seminar Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD SI Seminar of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI

- Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas BPS-SI Jakarta, 20-22 Juli 2010 Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI Jakarta, July 20-22 2010

Seminar & Launching di Kantor ASBANDA Seminar and Launching on ASBANDA office

- ASBANDA Jakarta, 24 Sept 2010 ASBANDA Jakarta., Sept 24 2010

Seminar Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD SI Seminar of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI

- Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas BPS-SI Jakarta, 25 November 2010 Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI Jakarta, July 20-22 2010

Seminar Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD SI Seminar of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI

- Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas BPS-SI Jakarta, 20-22 Juli 2010 Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI Jakarta, July 20-22 2010

89

2. DEWAN DIREKSI 2. 1. Penjelasan Seluruh anggota Direksi telah memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum, meliputi persyaratan umum, persyaratan khusus kesehatan fisik serta ketentuan – ketentuan lainnya yang berlaku sebagaimana Akta Pendirian Bank dan keputusan RUPS maupun keputusan Komisaris.

2. BOARD OF DIRECTORS 2. 1 Explanation All members of Directors has required the regulation of Bank of Indonesia No. 11/1/PBI/2009 about public Bank, including general requirement, special requirement of physical health and other valid regulations according to Bank Articles of Incorporation and RUPS decision or Commissioner Decision.

Direksi Bank tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.

The bank directors are never stated bankrupt or stated guilty because of causing any corporate bankruptcy.

Jumlah Anggota Direksi terdiri dari seorang Direktur Utama dan 4 ( empat ) orang Direktur dengan masa jabatan selama lamanya 4 (empat ) tahun.

Bank Jateng’s Directors consist of 1 (one) President Director and 4 (four) Directors whose term of office is until 4 (four) years at the most.

Seluruh Direksi Bank memiliki kompetensi dan integritas sesuai penilaian Bank Indonesia dan telah lulus Fit & Proper Test serta pengangkatannya telah mendapat persetujuan RUPS dan Bank Indonesia dengan susunan komposisi sebagai berikut :

All bank directors have competency and integrity according to Bank of Indonesia assessment and have passed fit and proper test and his appointment has got an approval from Share holder General Meeting and Bank of Indonesia. The composition is :

NAMA / JABATAN

PROPER & TEST DIREKSI Proper & Test Board of Director

(Name / Position)

Terkait dengan independensi Anggota Direksi, Direktur Utama Bank berasal dari pihak independen terhadap Pemegang Saham Pengendali, sesama anggota Direksi, antara anggota Direksi dan anggota Komisaris tidak terdapat hubungan keluarga sampai derajat kedua, baik menurut garis lurus maupun kesamping.

Related to the independence of Member of Director, Bank General Director is from independent party towards Controlling Share Holder, other member of Directors, between member of Director, and Commissioner Board, and they do not have any family relations until the second level, either vertically or horizontally.

Direksi Bank yang merangkap jabatan sebagai Direktur Unit Usaha Syariah Bank Jateng dan telah mendapat persetujuan RUPS dalam Akta RUPS No.159 tanggal 28 Desember 2009 adalah Direktur Pemasaran yang efektif sejak persetujuan Bank Indonesia sebagaimana surat No. 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/Rahasia tanggal 11 Pebruari 2010 perihal Hasil Akhir Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Calon Direktur Unit Usaha Syariah, sedangkan Direksi yang lain tidak ada yang merangkap jabatan, baik sebagai Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan atau perusahaan dan atau lembaga keuangan lain.

Bank Director who possesses two titles as Bank Jateng Sharia Business Unit has got agreement from RUPS in its Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009 is Marketing Director. It is effective since the agreement of Bank Of Indonesia as stated on its Letter No. 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/Confidential on February 11, 2010 about The result of Final Assessment of Ability and Compatibility of Sharia Business Unit Candidate, while other Directors do not have double title, either as Commissioner, member of Directors, or Executive officers at Banking institution or corporate or other finance institution.

Anggota Direksi Bank tidak menjadi pengurus Partai Politik.

Members of the Board of Directors of Bank did not take charge of Political Parties.

2. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Pedoman dan tata tertib Direksi tertuang dalam SK Komisaris No. 013/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 24 Nopember 2008, sedangkan tugas dan tanggung jawab Direksi tertuang dalam SK Direksi No. 0316/HT.01.01/2008 tanggal 10 Nopember 2008 tentang Struktur Organisasi dan Job Manual Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yang memuat tugas pokok, tugas tambahan, wewenang jabatan, tanggung jawab,

2. 2. Jobs and Responsibilities of the Director Director’s guideline and rules and regulations are stated in the Letter of Decision of the Commissioner No. 013/KPTS/KM/BPD/2008 on November 24, 2008, while Director’s jobs and responsibilities are stated in Director’s Decree No. 0316/HT.01.01/2008 on November 10, 2008 about Organizational Structure and Manual Job of Commissioner Board and Directors of Central Java Regional Development Bank Co. which consist of main job, additional job, title responsibility, responsibility,

PERSETUJUAN BI / RUPS (RUPS / BI Agreement)

Drs Hariyono,MM Direktur Utama /

No.11/55/SM/Rahasia tanggal 26 Nopember 2009

President Director

Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009

No. 11/55/SM/Confidential, on November 26, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009

Basuki Sri Hartono, S.Sos Direktur Pemasaran /

No.11/55/SM/Rahasia tanggal 26 Nopember 2009

Marketing Director

Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009

No. 11/55/SM/Confidential, on November 26, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009

Drs. Bambang Widyanto Direktur Umum /

No.11/160/GBI/GPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009

General Director

Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009

No. 11/160/GBI/GPIP/Confidential, on December 14, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009

Ir. Arso Budidono Direktur Kepatuhan /

No.11/160/GBI/GPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009

Compliance Director

Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009

No. 11/160/GBI/GPIP/Confidential, on December 14, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009

Joko Sambodo, SH,MM Direktur Operasional /

No.11/160/GBI/GPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009

Operational Director

Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009

No. 11/160/GBI/GPIP/Confidential, on December 14, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009

90

91

hubungan kerja dengan pihak eksternal/internal, standar operasi dan prosedur dengan misi jabatan : JABATAN / Title

TUGAS & TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI

Board of Director Job & Responsibility

Direktur Utama General Director

working relation with internal or external party, procedure and operational standard. Their mission of title are :

MISI JABATAN Membantu Dewan Komisaris memimpin koordinasi dalam operasional, pemasaran, demi meningkatkan kinerja ( produktifitas) serta sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting Commissioner Board to manage coordination in operational and marketing in order to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.

Direktur Operasional Operational Director

Membantu Direktur Utama melakukan pengurusan dan pengelolaan Bank dalam rangka mewujudkan visi dan misi Bank untuk menjamin dan menjaga kelangsungan usaha Bank, terutama yang berkaitan dengan bidang pengelolaan data keuangan dan perencanaan serta pengembangan usaha Bank Assisting Commissioner Board to run and manage the Bank in order to realize Bank’s vision and mission to guarantee and keep the Bank Business, especially those which are related to planning and finance data management and Bank business development.

Direktur Pemasaran Marketing Director

Membantu Direktur Utama memimpin koordinasi dalam kegiatan pemasaran produk-produk perbankan, baik dana dan treasuri, kredit, maupun produk usaha syariah demi meningkatkan kinerja (produktifitas) serta sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting President Director to manage coordination in marketing activity of banking products, either fund or treasury, loan, or Sharia business product to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.

Direktur Umum General Director

Membantu Direktur Utama dalam memimpin koordinasi pengelolaan dan pengembangan SDM ,pengelolaan kesekretariatan dan publikasi, kearsipan, serta pengelolaan dan penyediaan seluruh kebutuhan pendukung operasional perbankan di kantor pusat dan seluruh kantor cabang Bank Jateng demi meningkatkan kinerja (produktifitas) serta sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting President Director in managing coordination in Human Resource development and management, publication and secretarial management, archiving , and management and supply of all banking supporting needs in the head office and all Bank Jateng branch offices in order to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.

Direktur Kepatuhan Compliance Director

Membantu Direktur Utama memimpin koordinasi dalam melakukan pengawasan terhadap operasional bank agar sesuai dengan prinsip manajemen risiko dan prinsip UKPN, pengawasan, kepatuhan bank terhadap peraturan perundangan yang berlaku, serta pengelolaan perspektif hukum perbankan demi meningkatkan kinerja (produktifitas) sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting President Director in managing coordination in doing supervision towards Bank operational in accordance to risk management principal and UKPN principal, supervision, Bank compliance towards valid constitution, and Banking perspective management in order to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.

92

Selain tugas pokok tersebut, Direksi juga : • Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank dengan filosofi (Credo) “ Kami memberikan pelayanan prima dengan melampaui harapan pelanggan kami, dengan profesionalisme dan disupport oleh jiwa kepemimpinan yang visioner serta sikap SDM kami yang baik akan menjadikan tim kerja yang solid dalam mencapai tujuan utama perusahaan kami “. • Senantiasa menyediakan waktu yang cukup untuk mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Akte Pendirian/Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. • Memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan internal. • Melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan kepada stakeholders. Kondisi non keuangan dimaksud antara lain kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha Bank dan kelompok Usaha Bank, strategi dan manajemen serta laporan manajemen. • Memantau serta mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank dapat dipenuhi. • Memelihara Posisi Devisa Netto ( PDN ) berdasarkan prinsip kehati – hatian sesuai Peraturan Bank Indonesia. • Bertanggungjawab atas penggunaan data pribadi Nasabah serta penyelesaian pengaduan yang diajukan Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah. • Melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data nasabah Bank dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. • Dalam pemberian kredit Direksi telah mendasarkan pada peraturan perundang – undangan yang berlaku dan menjelang akhir tahun 2010, telah disusun final konsep tentang Buku Pedoman Perusahaan (BPP) bidang Perkreditan. • Bertanggungjawab dalam pelaksanaan Restrukturisasi Kredit. • Memonitor kekayaan Surat Berharga Bank. • Mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan pada home page Bank Indonesia secara berkala.

Besides the above main jobs, Directors also: • Are fully responsible for implementing the Bank Management which philosophy is: “ We provide first-class service and able to go beyond our customers’ expectation, with professionalism and supported by visionary leadership and our good Human Resources behaviour will make solid working team in reaching our company main purpose”. •

Providing enough time to run The Bank according to their jobs and responsibilities as arranged in the Establishment Certificate/ Bank Statutes and effective constitution.



Making sure of the availability and the adequacy of internal report. Implementing financial and non financial condition transparency to the stake holders. The non financial condition meant is management, ownership, Bank business development, and Bank Business association, strategy and management, as well as management report. Monitoring and taking steps needed so that Bank Health Level can be fulfilled.



• • •

Keeping Netto Income Position ( PDN ) based on prudential principles according to Bank of Indonesia Regulations. Are responsible for the use of customers personal data and complaint resolution brought up by customers and/or customers’ representatives.



Implementing information transparency about products and the use of bank customer data based on requirements and ways arranged in Bank of Indonesia regulation.



In giving loans, Directors have put it in the base of effective constitution and by almost the end of 2010, final concept of Corporate Guide Book (BPP) of Loan sector has been compiled.



Are responsible for the implementation of credit restructurization. Monitoring Bank valuable letter wealth Announcing Monthly Publication Financial Report on the Bank of Indonesia home page regularly.

• •

93

2. 3. Rapat Direksi Seperti halnya dengan Dewan Komisaris, rapat Direksi merupakan instrumen yang penting kaitannya dengan penentuan kebijakan dan keputusan dalam menjalankan usaha bank.

2. 3 Meetings of the Directors Similar to the Commissioner Board, meetings of the Directors are important instrument related to decision and policy making in running the Bank Business.

Rapat diadakan melalui 2 mekanisme yaitu rapat internal antar direksi dan rapat eksternal yaitu Direksi dan pihak lain selain Direksi.

Meetings are held through two mechanism, inter Director internal meeting and external meeting between Director and other parties besides the Directors.

Rapat antar anggota Direksi dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan sedangkan yang menyangkut rutinitas operasional Bank dilaksanakan setiap hari kerja melalui mekanisme executive lunch meeting.

TANGGAL

RAPAT DEWAN DIREKSI Board of Director Meeting

(Date)

22-02-2010

24-02-2010

21-04-2010

04-05-2010

19-08-2010

02-11-2010

09-11-2010

03-12-2010

29-12-2010

2. 4. Program Pelatihan Guna meningkatan wawasan dan kompetensi dalam pengambilan keputusan maka pada tahun 2010 Bank jateng telah mengikutkan Direksi dalam berbagai pendidikan berupa seminar, workshop maupun lokakarya sebagai berikut :

94

NAMA & JABATAN

PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAHUN 2010

Hariyono Direktur Utama President Director

Competency Training Program Improvement in Decision Making 2010

Meeting among Director members are held regularly according to the need, while the meeting related to Bank operational routines is held every working day through executive lunch meeting mechanism. PESERTA RAPAT

(Meeting Participant)

MATERI RAPAT

Management Letter

All Directors

Management Letter

Seluruh Direksi

Pembahasan masalah kepegawaian

All Directors

Discussion about employment problem

Seluruh Direksi

Pengenaan Sanksi Disiplin

All Directors

Discussion about employment problem

Seluruh Direksi

Pengisian formasi jabatan

All Directors

Title formation completion

Seluruh Direksi

Seleksi Program PDS

All Directors

PDS Program selection

Seluruh Direksi

Permasalahan kepegawaian lainnya

All Directors

Other employment problem

Seluruh Direksi

Penyelesaian Lapangan Golf Sendangmulyo

All Directors

Finishing of Sendangmulyo Golf Course

Seluruh Direksi

Pembahasan calon Pejabat

All Directors

Discussion about Officer candidate

Seluruh Direksi

Penyelesaian Lapangan Golf Sendangmulyo

All Directors

Finishing of Sendangmulyo Golf Course

2. 4. Training programs In order to improve insight and competency in taking decision, in 2010, Bank Jateng has sent Directors in various kinds of education, such as, seminars or workshop. They are :

Kinds of Training

LEMBAGA & TANGGAL PELAKSANAAN Institution and Date

Pelatihan Manajemen Project Management Project Training

PT. Talent Indonesia, Yogyakarta, 21-22 Januari 2010

Seminar Konstruksi Hukum BUMD menurut RUU BUMD, UU Pelayanan Publik dan UU Keterbukaan Informasi Publik Seminar of BUMD Law Construction According to Draft Law of BUMD, Public Service Law, & Public Information Openness Law

ASBANDA, Jakarta, 22 – 23 April 2010

ASBANDA, Jakarta, 5-6 Mei 2010

Diskusi dan Sosialisasi Dana Pensiun Discussion & socialization of Pension Fund

(Meeting Material)

Seluruh Direksi

JENIS TRAINING

Name and Title

Basuki Sri Hartono Direktur Pemasaran Marketing Director

Konggres FIABCI Indonesia Congrass of Indonesian FIABCI

ASBANDA, Jakarta, 26-28 Mei 2010

Program Penyegaran Sertifikasi Manajemen Risiko Risk Management Certification Refreshment Program

BSMR, Paris – Zurich – Frankfurt, 19 – 29 Juni 2010

Expand Leadership Program For BoC / BoD Expand Leadership Program For BoC / BoD

CLDI, Bali 21 – 22 Oktober 2010

Seminar ASBANDA “ Strategi Mendapatkan Alokasi APBD” ASBANDA Seminar of “Strategy to Gain APBD Allocation”

ASBANDA, Surabaya, 19 Nopember 2010

TBLI Asia Cofenrence 2010 TBLI Asia Cofenrence 2010

Kfw-IEPC, Jepang, 26-31 Mei 2010

Seminar Strategy Kampanye Public Relation Seminar of Public Relation Campaign Strategy

ASBANDA, Jakarta, 20 September 2010

Training Stress Testing On Banking Risk Exposure Global Strategic Consulting, Jakarta 29-30 Oktober 2010 Training Stress Testing On Banking Risk Exposure Daya Saing Ekonomi & Peran Rating Bagi Pembangunan Ekonomi Economy COmpetition & Rating Role in Economy Development

Bank Indonesia, Semarang, 17 Desember 2010.

Joko Sambodo Direktur Operasional Operational Director

Pelatihan Information Technology and Benchmarking Penerapan IT Training of Information Technology & IT implementation benchmarking

LPPI, Jakarta 19 – 23 April 2010.

Bambang Widyanto Direktur Umum General Affair Director

BPD Forum 2010 BPD Forum 2010

PT. Multi Polar Jakarta, Bali 6 – 8 Mei 2010.

Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010) Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010)

In-Went, Jerman, 28 Agustus – 6 September 2010

Financial Stability and Risk Management Financial Stability and Risk Management

BSMR, Bandung 9 Nopember 2010.

Fordissel , FGD Fordissel , FGD

Kementerian Dalam Negeri, Jakarta ,22 April 2010

Seminar Nasional Internal Audit National Seminar of Internal Audit

YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit) Yogyakarta, 19 – 20 Mei 2010. FKDKP, Jakarta 9 Agustus 2010

Arso Budidono Direktur Kepatuhan Compliance Director

Seminar Tranformasi Fungsi Kepatuhan Guna Peningkatan Kesehatan bank Seminar of Compliance Function Transformation

95

Development Joko Sambodo Direktur Operasional Operational Director

Pelatihan Information Technology and Benchmarking Penerapan IT Training of Information Technology & IT implementation benchmarking

LPPI, Jakarta 19 – 23 April 2010.

Bambang Widyanto Direktur Umum General Affair Director

BPD Forum 2010 BPD Forum 2010

PT. Multi Polar Jakarta, Bali 6 – 8 Mei 2010.

Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010) Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010) JENIS TRAINING Training Financial StabilityKinds andofRisk Management Financial Stability and Risk Management

In-Went, Jerman, 28 Agustus – 6 September 2010

NAMA & JABATAN

PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAHUN 2010 Competency Training Program Improvement in Decision Making 2010

Name and Title

Arso Budidono Direktur Kepatuhan Compliance Director

17

Institution and Date

Fordissel , FGD Fordissel , FGD

Kementerian Dalam Negeri, Jakarta ,22 April 2010

Seminar Nasional Internal Audit National Seminar of Internal Audit

YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit) Yogyakarta, 19 – 20 Mei 2010. FKDKP, Jakarta 9 Agustus 2010

Seminar Tranformasi Fungsi Kepatuhan Guna Peningkatan Kesehatan bank Seminar of Compliance Function Transformation in order to Improve Bank Health Seminar ASBANDA ” Strategi Mendapatkan Alokasi APBD” ASBANDA Seminar of “Strategy to Gain APBD”

ASBANDA, Surabaya, 19 Nopember 2010

Seminar FKDKP FKDKP Seminar

FKDKP, Jakarta 25 Nopember 2010

3. KOMITE Bank memiliki 3 (tiga) Komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi yang secara struktural di bawah Dewan Komisaris. Tugas komite tersebut adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan agar tercipta tata kelola perusahaan yang baik yang menerapkan prinsip-prinsip : • Keterbukaan • Akuntabilitas • Pertanggungjawaban • Independensi • Kewajaran serta patuh terhadap peraturan perundang-undangan dan nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan dapat berjalan dengan baik.

96

LEMBAGA & TANGGAL BSMR,PELAKSANAAN Bandung 9 Nopember 2010.

Masing-masing struktur Komite disusun sesuai Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, ditentukan dalam rapat Dewan Komisaris dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi

Each Committee structure is arranged according to the valid regulations of Bank of Indonesia decided in Commissioner Board and declared in Director’s Decree.

3.1. KOMITE AUDIT Ditetapkan melalui SK Komisaris No. 007/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Perubahan SK Komisaris No. 0012A/KPTS/KM/BPD/2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Komite Audit PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No. 0164/HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Pengangkatan Komite Audit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No. 0281/HT.01.01/2007 tanggal 1 Nopember 2007 dengan komposisi :

3.1. AUDIT COMMITTEE Decreed through Commissioner’s Decree No. 007/KPTS/KM/BPD/2007 on May 1, 2007 about the changing of Commissioner’s Decree on August 1, 2006 about Audit committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0164/HT.01.01/2007 on May 1, 2007 about the appointment of Audit Committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0281/HT.01.01/2007 on November 1, 2007 which composition is :

KOMITE AUDIT

3. COMMITTEE Bank Jateng owns 3 (three) Committees, they are, Audit Committee, Risk Management Committee, Nomination and Remuneration Committee, which are organizationally under Commissioner Board. These job is assisting Commissioner Board in implementing his monitoring function and job in order to create Good Coorporate Governance by implementing : • Transparancy • Accountability • Responsibility • Independency • Fairness and obey towards regulations and ethics value which are generally current at banking industry to be able to run well.

Seluruh Ketua Komite memiliki keahlian di bidang keuangan dan akutansi termasuk para anggotanya yang memiliki keahlian di bidang hukum, perbankan dan manajemen risiko.

All Head of Committee have skills in finance and accountancy including their members who have skills in law, banking, and risk management.

Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko tidak ada yang berasal dari Direksi Bank atau Direksi Bank lain kecuali salah satu anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari seorang Pejabat Eksekutif Bank, sedangkan seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen.

Members of Audit Committee and Risk Management Committee do not come from Bank Director or other Bank Directors except one of the members of Nomination and Remuneration Committee who come from Bank Executive officer, whereas all committee member comes from independent party.

Audit Committee

NAMA (Name)

POSISI

Ketua Anggota Anggota

Imam Ghozali Guritno Munawar

POSITION

Chairman Member Member

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit tertuang dalam SK Dewan Komisaris No. 007/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 6 Oktober 2008 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, yaitu memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal – hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, antara lain : • Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan Bank. • Melakukan penelaahan atas ketaatan Bank terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku yang berhubungan dengan kegiatan Bank. • Melakukan penelaahan (pemantauan dan evaluasi) atas perencanaan dan pelaksanaan serta tindak lanjut hasil pemeriksaan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses laporan keuangan. • Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Bank yang disebabkan kelemahan dibidang pengendalian intern.

The jobs and responsibilities of Audit Committee are stated in the Commissioner Board’s Decree No. 007/KPTS/KM/BPD/2008 on October 6, 2008 about Guideline and Regulations of Audit Committee of Central Java Regional Development Bank Co., which is giving recommendation for Commissioner Board towards reports or things brought from Director to the Commissioner Board, identifying things needing Commissioner Board’s attention, such as: • Reviewing financial information issued by the Bank

Program Kerja komite Audit dan Realisasinya adalah sebagai berikut : • Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan

Work Program and Realization of the Audit Committee are as follows: • Conduct monitoring and evaluation for planning and executing audits and monitoring of follow-up results of the audit in order to assess the adequacy of internal control,



Reviewing Bank’s obedience towards valid constitution connected to Bank’s activity



Reviewing ( supervising and evaluating ) Plan and implementation as well as follow up of examination result of Internal Audit Working Unit (SKAI) in order to rate the adequacy of internal control, including financial report process adequacy. Reporting to Commissioner Board about various kinds of risks faced by the Bank caused by the weakness in internal control.



97

including the adequacy of the financial reporting process. Implementation of planned audits for 2010 were 112 office, realized 139 or 124% office and special inspection and examination with a specific purpose as much as 25 offices.

pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Pelaksanaan audit tahun 2010 direncanakan sebanyak 112 kantor, terealisir 139 kantor atau 124% serta pemeriksaan khusus dan pemeriksanaan dengan tujuan tertentu sebanyak 25 kantor. •





98

Memantau dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI yang telah dilaksanakan secara berkala dengan memonitor lewat rencana kerja bulanan yang diaudit dan laporan audit yang dikirim kepada Dewan Komisaris. Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaa audit oleh Kantor Akuntan Publik yang berlaku. Untuk pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik telah sesuai standar Auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di mana standar tersebut mengharuskan akuntan merencanakan dan melaksanaan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi yang berlaku. Untuk pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntasi yang berlaku yaitu disusun berdasarkan konsep biaya historis dan berpedoman terutama pada Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 31 (revisi 2000) tentang Akuntasi Perbankan yang diterbitkan Ikatan Akuntansi Indonesia yang mulai berlaku 1 Januari 2001 dan Pedoman Pelaksanaan Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) revisi 2001 sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/33/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.



Monitor and evaluate the implementation of internal audit tasks that have been conducted periodically to monitor via monthly work plans to be audited and the audit report sent to the Board of Commissioners.



Monitor and evaluate to deploy compliance audit by the Accounting Firm accepted. For the conduct of audits by Certified Public Accountants Auditing standards have been established by the Indonesian Institute of Accountants (IAI) in which these standards require accountants to plan and carrying out the audit to obtain reasonable assurance that financial statements are free of material misstatement.



Monitor and evaluate of the appropriateness of financial reports with applicable Accounting Standards. For the implementation of the preparation of financial statements in accordance with applicable Accounting Standards are prepared on historical cost and based mainly on the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 31 (revised 2000) issued Accounting Banking Indonesia Institute of Accountants which became effective January 1, 2001 and the Indonesian Banking Accounting Guidelines (PAPI), revised in 2001 according to Bank Indonesia Circular Letter No.. 3/33/DPNP December 14, 2001, concerning implementation of Indonesian Banking Accounting Guidelines.

Disamping program kerja tersebut, Komite Audit juga memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS guna mendapatkan persetujuan. Dalam hal ini Akuntan Publik yang direkomendasikan adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Darsono & Budi Cahyono Santosa, periode 2006 s/d 2010.

Besides those working program, Audit committee also gives recommendation of the appointment of Public Accountant and Public Accountant Office (KAP) for Commissioner Board to be brought up to the Shareholder General Meeting (RUPS) in order to get their approval. In this matter, recommended Public Accountant is KAP Darsono & Budi Cahyono Santosa, for 20062010 period.

Terkait dengan Rapat Komite Audit, diselenggarakan setiap menjelang akhir bulan, dihadiri Ketua Komite dan semua Anggota, dengan materi rapat antara lain : • Evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). • Evaluasi Pelaksanaan Tindak Lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), Akuntan Publik, pengawasan Bank Indonesia dan Badan Pengawas Keuangan (BPK). • Evaluasi atas hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan Pemeriksaan Khusus.

Related to Audit committee meeting, it is held before every end of the month, attended by the Head of the committee and all members, which meeting materials are as follow: • Evaluating the implementation of Internal Audit working Unit (SKAI) duty • Evaluating the implementation of the follow up by Director over the result of Internal Audit working Unit (SKAI), Public Accountant, Bank of Indonesia supervision, and State Audit Bureau (BPK) finding result. • Evaluating over examination result with certain purpose and specific examination.

3. 2. KOMITE PEMANTAU RESIKO Surat Keputusan Komisaris No. 008/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Perubahan Surat Keputusan Komisaris No. 0012B/KPTS/KM/BPD/2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Komite Pemantau Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No.0165/HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan komposisi :

KOMITE PEMANTAU RESIKO Risk Oversight Committee

POSISI

NAMA (Name)

Ketua Anggota Anggota

Imam Ghozali Koestarto Ngadenan

Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No.008/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 6 Oktober 2008 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, sebagai berikut : • •







3. 2 RISK OVERSIGHT COMMITTEE Commissioner’s letter of decision No. 008/KPTS/KM/BPD/2007 on May 1, 2007 about the changing of Commissioner’s Decree No. 0012B/KPTS/KM/BPD/2006 on August 1, 2006 about Risk Management Committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0165/HT.01.01/2007 on May 1, 2007 about the appointment of Risk Management Committee of Central Java Regional Development Bank Co. Which composition is :

POSITION

Chairman Member Member

The jobs and responsibilities of Risk Management committee are stated in the Commissioner Board’s Decree No. 008/KPTS/KM/BPD/2008 on October 6, 2008 about Guideline and regulations of Risk Management Committee of Central Java Regional Development Bank Co. Are as follow :

Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yaitu evaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan pemantauan pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko ( Sub Divisi Manajemen Risiko).



Melakukan evaluasi dan pemantau Laporan Profil Risiko Bank meliputi Profil risiko inheren terkait dengan aktivitas fungsional, gambaran profil risiko aktivitas fungsional Bank, profil risiko inheren terkait dengan Sistem Pengendalian Risiko ( Risk Control System) dan kondisi risiko komposit Bank Jateng. Menghadiri rapat Komite Manajemen Risiko dan memberikan pendapat dalam pembahasan akhir materi pelaporan Profil Risiko kepada Bank Indonesia yang diselenggarakan setiap triwulan. Mengevalulasi dan memantau Laporan Implementasi Kebijakan Manajemen Risiko yang meliputi Pelaporan KKMR (Kalkulator Kredit Mana









Giving opinion to Commissioner Board about reports or things brought by the Director to the Commissioner Board. Identifying things which need Commissioner Board’s attention, such as Director’s accountability evaluation towards the implementation of Risk Management policy and the monitoring of the implementation of Risk Management Committee and Risk Management working Unit ( Risk Management sub-Division ). Conducting evaluation and Bank Profile report monitoring including inherent risk Profile related to functional activity, risk profile picture, Bank functional activity, inherent risk profile related to Risk Control system and Bank Jateng composite condition. Attending Risk Management Committee meeting and giving opinion in final discussion about Risk Profile report material to Bank of Indonesia which is held every term. Evaluating and monitoring Risk Management Policy Implementation Report, which includes KKMR report (Risk Management Loan Calculator), GKR report ( Risk

99









jemen Risiko), Pelaporan GKR ( Gugus Kendali Risiko) dan memonitor risiko yang terjadi dan penanggulangannya( action plan ). Memantau dan melakukan evaluasi perihal pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (Sub Divisi Mana jemen Risiko). Merekomendasikan kepada Komisaris tentang penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan Tehnologi Informasi oleh Bank Umum, yang menyangkut pelaporan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan Tehnologi Informasi oleh Bank Umum. Merekomendasikan kepada Komisaris tentang pelaksanaan Pedoman Penerapan Program APU (Anti Pencucian Uang ) dan PPL ( Pencegahan Pendanaan Terorisme ). Melakukan evaluasi dan kaji ulang dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan Manajemen Risiko, yaitu :

Adapun sejumlah kajian dan evalusi kebijakan direksi yang telah dilakukan adalah : • •



• • •



100

Surat Keputusan Direksi Bank Jateng No.00238/HT.01.01/2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Risiko. Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) disesuaikan dengan PBI No. 11/28/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No. 11/31/DPNP tanggal 30 Nopember 2009. Penerbitan Surat Keputusan Direksi perihal Petunjuk Pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan dan Pedoman Pembahasan Restrukturisasi Pembiayaan Unit Usaha Syariah. Pengembangan Data Center & Disarter Recovery Center (DRC) Bank Jateng. Pengadaan Mesin AS 400 Power 6 type 550 (baru) untuk mengganti Mesin AS 400 type 820 (lama). Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 009/KPTS/KM/BPD/2010 tanggal 22 Nopember 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Keputusan Dewan Komisaris Bank Jateng No. 0002/KPTS/KM/BPD/2006 dalam rangka Perubahan Wewenang Memutus Pinjam Dana bagi Direksi. Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 008/KPTS/KM/BPD/2010 tanggal 22 Nopember 2010 Tentang Wewenang Memutus Penempatan Dana Bagi Direksi.

Control Unit and monitoring risk happens together with its action plan. •







Monitor and evaluate the performance of duties regarding the Risk Management Committee and Risk Management Unit (Sub-Division of Risk Management.) Recommending to the Commissioner concerning the application of Risk Management in the use of Information Technology by Commercial Banks, which involves reporting of Risk Management Implementation Guidelines in the use of Information Technology by Commercial Banks. Recommending to the Commissioner on the implementation of Program Implementation Guidelines APU (Anti-Money Laundering) and PPL (Prevention of Financing of Terrorism). Evaluate and review in developing policies, strategies and guidelines for implementation of Risk Management, namely :

A number of study and evaluation of Director’s policy which have been done : • •



• • •



Bank Jateng Director’s Decree No. 00238/HT.01.01/2010 on July 1, 2010 about Risk Profile Compilation Guideline. Anti Money Laundry Program Implementation Guideline (APU) and Terrorism fund Prevention (PPT) adjusted with PBI No. 11/28/PBI/2009 on July 1, 2009 and SE PBI No. 11/31/DPNP on November 30, 2010. The issue of Director’s Decree about the The Guideline of finance Restructuration Implementation and Guideline of Sharia Business Unit Finance Restucturation Discussion. Development of Bank Jateng Data Center and Disarter Recovery Center (DRC). Purchase of AS 400 Power 6 type 550 machine ( new ) to replace AS 400 type 820 machine ( old ). Commissioner Board’s Decree No. 008/KPTS/KM/BPD/2010 on November 22, 2010 about the second change Commissioner Board’s Decree No. 0002/KPTS/KM/BPD/2006 for the change of right for the Director to break the fund loan. Commissioner Board’s Decree No. 008/KPTS/KM/BPD/2010 on November 22, 2010 about the right to break the fund placement for the Director.







Surat Keputusan Dewan Komisaris No.057/KPTS/KM/BPD/2010 tanggal 21 Mei 2010 tentang Perubahan Surat Keputusan Komisaris No. 017/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 19 September 2007 tentang Wewenang Memutus Kredit bagi Direksi. Penyusunan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Perkreditan Bank Jateng, dalam rangka lebih meningkatkan prudential banking untuk merivisi Pedoman Kebijakan Perkreditan dan Pedoman Pelaksanaan Pemberian Kredit sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sejumlah laporan seperti laporan profil risiko, Laporan CTR/STR, APU & PPU, termasuk pengkinian data nasabah, laporan Implementasi kebijakan Manajemen Risiko, laporan Penempatan Dana dan Pinjam Dana, laporan kegiatan Operasional Kredit, Transaksi Luar Negeri dan laporan insidentil lainnya.

Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan setiap menjelang akhir bulan, dihadiri Ketua Komite dan semua anggota, dengan materi rapat antara lain : • • • • •

Implementasi Kebijakan Manajemen Risiko. Profil Risiko Bank Jateng. Pelaksanaan Penerapan APU (Anti Pencucian Uang ) dan PPT ( Pencegahan Pendanaan Terorisme) Bank Jateng. Pelaksanaan Penempatan Dana, Operasional Kredit dan Transaksi Luar Negeri. Permasalahan lainnya.

3.3. KOMITE RENUMERASI DAN NOMINASI Ditetapkan melalui Surat Keputusan Komisaris No. 009/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 29 Mei 2007 tentang Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No. 0103/HT.01.01/2010 tanggal 9 Maret 2010 tentang Pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan komposisi :



Commissioner Board’s Decree No. 057/KPTS/KM/BPD/2010 on May 21, 2010 about the change of Commissioner Board’s Decree No. 017/KPTS/KM/BPD/2007 on September 19, 2007 about the Right to Break the Loan for the Director.



The compilation of Corporate Guideline Book (BPP) of Bank Jateng Credit System in order to enhance prudential Banking to revise Credit System Policy Guideline and Loan Giving Implementation Guideline according to the regulation of Bank of Indonesia.



A number of reports, such as risk profile, CTR/STR, APU and PPU reports, including Customer data contemporary, Risk Management Policy implementation, Fund loan and placement, Credit operational activity, Foreign transaction reports, and other incidential reports.

Risk Management committee meeting is held before every end of the month, attended by the Head of the committee and all members, which meeting materials are as follow: • • • • •

Implementation of Risk Management Policy Bank Jateng Risk Profile Implementation of Bank Jateng APU ( Anti Money Laundry ) and PPT ( Terrorism Fund Prevention ) Implementation of Fund Placement, Credit Operational, and Foreign Transaction. Other problems.

3.3. NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE Stated through Commissioner’s Decree No. 009/KPTS/KM/BPD/2007 on May 29, 2007 about Nomination and Remuneration Committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0103/HT.01.01/2010 on March 9, 2010 about the appointment of Nomination and Remuneration Committee of Central Java Regional Development Bank Co. which composition is:

KOMITE REMUNERASI & NOMINASI

POSISI

NAMA (Name)

Remuneration & Nomination Committee

Ketua Anggota Anggota

Utami Handayani Sriyadhi Radjim

POSITION

Chairman Member Member

101

Komite Remunerasi dan Nominasi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen yaitu : • Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris yang terkait dengan kebijakan remunerisasi dan nominasi. • Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, yaitu dengan melakukan evaluasi kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai bank. • Terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite memberikan pertimbangan kinerja keuangan, prestasi kerja, kewajaran dengan peer group dan sasaran serta strategi jangka panjang Bank • Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite bertugas untuk menyusun calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. • •

Memberikan memberikan rekomendasi calon anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. Memberikan rekomendasi calon Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.

. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi sepanjang tahun 2010 diselenggarakan 2 (dua) kali dan dihadiri oleh Ketua Komite dan semua Anggota, dengan materi rapat: •



Pembahasan tindak lanjut hasil RUPS tanggal 30 April 2010 tentang fasilitas pakaian dinas kepada Direksi, Komisaris, Staf Komisaris, Sekretaris Komisaris, Anggota Komite dan Anggota Sekretaris Komisaris. Tindak lanjut persiapan Penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris Tahun 2012 – 2015.

3.4. KOMITE LAIN Dalam mendukung pelaksanaan tugas Direksi telah dibentuk Komite – Komite pada fungsi – fungsi tertentu yang secara independen memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama, Komite – Komite tersebut antara lain : 1. Komite Kebijakan Perkreditan yang mempunyai fungsi pokok merumuskan kebijakan perkreditan, mengawasi pelaksanaan kebijakan

102

policy, to monitor the development of credit system portfolio condition, to give advice about credit system policy improvement steps and to do regular evaluation towards Bank credit system policy.

perkreditan, memantau perkembangan kondisi portofolio perkreditan, memberikan saran-saran langkah perbaikan kebijakan perkreditan dan melakukan kajian berkala terhadap kebijakan perkreditan Bank.

Nomination and Remuneration Committee must be able to do their duties and responsibilities independently. They are: • Giving recommendation to the Commissioner Board related to Nomination and Remuneration policy. •

Giving recommendation to the Commissioner Board by doing remuneration policy evaluation for Commissioner Board, Director, and Bank employee.

2.

2.



Related to Remuneration policy, Committee gives his consideration towards finance performance, working accomplishment, adequacy towards peer group and Bank target and long-term strategy. Related to Nomination policy, Committee has a job to arrange Director and Commissioner Board member candidate to be brought to the shareholder General Meeting (RUPS) through Commissioner Board. Giving recommendation towards Commissioner Board member candidate and/or director to be brought to the shareholder General Meeting (RUPS). Giving recommendation to the Commissioner Board towards Independent party candidate to be able to be committee member.

Komite Aktiva dan Pasiva yang berfungsi sebagai institusi fungsional intern Bank yang memberikan masukan (inputing) kepada Direksi dalam menetapkan target dan menata struktur Aktiva dan Pasiva (assets dan liabilities) Bank agar mampu tumbuh dan berkembang secara sehat dan seimbang sehingga memperoleh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) yang optimal.

Assets and Liabilities Committee, which function is as Bank Internal function institution giving input to the Director in deciding target and managing Bank’s assets and liabilities in order to grow and develop healthily and equally balanced so that it will gain optimum Return on Equity (RoE) and Return on Assets (RoA).

3.

Komite Manajemen Risiko memiliki tugas memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama terhadap : • Penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya, termasuk strategi Manajemen Risiko dan Contigency Plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi. Penyusunan dimaksud dilakukan bersama–sama dengan pimpinan satuan kerja operasional dan pimpinan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

3.

Risk Management Committee has duties to give recommendation to the President Director towards:



• •

Throughout 2010, Nomination and Remuneration Committee meeting is held two times and attended by the Head of the committee and all members, which meeting materials are as follow: • The discussion of RUPS follow up on April 30, 2010 to the Director, Commissioner, Commissioner staff, secretary to the Commissioner, Committee member, and Secretary to the committee member about uniform facility. • Follow up of the preparation for 2012-2015 Commissioner Board Member Candidate Recruitment. 3.4. OTHER COMMITTEES In supporting the implementation of Director’s duties, committees for certain function have been formed. They independently give recommendation to the President Director. The committees are : 1.

Credit System Policy Committee, which main function is to formulate credit system policy, to supervise the implementation of credit system

4.

• The compilation of Risk Management Policy and its change, including Risk Management strategy and Contingency Plan if the abnormal external condition occurs. The intended compilation is conducted together with the Head of Operational Working Unit and the Head of Risk Management Working Unit.

• Perbaikan atau penyempurnaan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank serta hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut.

• The revision and improvement of the implementation of Risk management done either regularly or incidentally as the result of Bank internal and external condition change which affect financing adequacy and Bank risk profile as well as the result of evaluation towards effectiveness of that implementation.

• Penetapan (justification) atau hal –hal yang terkait dengan keputusan – keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregilarities), seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis Bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan.

• The justification or things related to business decision deviating from normal procedure ( irregularities ), such as significant business expansion excess decision compared to Bank Business Plan stated previously or position / risk exposure taking which is over the stated limit.

Komite Pengarah Teknologi Informasi yang memiliki tugas memberikan masukan kepada Direktur Utama dalam rangka penataan fungsi komputerisasi dan penyelenggaraan Teknologi Informasi.

4.

Information Technology manager committee, which duty is to give input to the President Director in order to arrange computerization function and Information Technology implementing.

103

4. FUNGSI KEPATUHAN 4.1. KEPATUHAN Untuk memastikan bahwa Bank telah melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usaha, taat terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku di bidang Perbankan, Perjanjian dan Komitmen dengan Bank Indonesia, maka Bank menerapkan fungsi kepatuhan yang dimotori oleh salah satu anggota Direksi Bank yaitu Direktur Kepatuhan.

4. COMPLIANCE FUNCTION 4.1. COMPLIANCE In order to ensure that Bank Jateng has implemented prudential principal in running its business and obeyed towards Banking sector valid constitution, agreement and commitment with Bank of Indonesia, so that Bank implements compliance function headed by one of Bank Directors, the Compliance Director.

a. Direktur Kepatuhan ditugaskan untuk menetapkan langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan kepatuhan Bank. b. Instrumen yang digunakan adalah two tails analize atas suatu rancangan / rencana kebijakan atau keputusan yaitu dengan memberikan pernyataan “ Ya “ apabila sudah benar adanya sesuai ketentuan yang berlaku yang dapat pula dilengkapi dengan beberapa catatan yang harus diperhatikan, atau “ Tidak “ yang dilengkapi dengan pertimbangan penolakannya. c. Sepanjang tahun 2010 telah dilakukan kajian sebanyak 284 (dua ratus delapan puluh empat) atas rancangan/rencana kebijakan atau keputusan yang berasal dari unit kerja dan/atau Direksi dengan rincian :

a. Compliance Director was assigned to establish the necessary measures to ensure compliance with the Bank. b. Instrument used is two tails analyze of decision and policy plan, by giving a “yes” statement if it is correct according to the valid regulation also be completed by some notes which must be noticed, or “no” which is completed with the rejection consideration.

UNSUR Element

KAJIAN KEBIJAKAN Decision of Policy

Divisi Perencenaan

c. As many as 284 ( two hundred eighty four ) studies have been conducted throughout 2010. The studies are for decision or policy plan which come from working unit and/or Director. The composition is: JUMLAH KAJIAN Number of studies

TWO TAILS ANALIZE YA / Yes TIDAK / No

4

4

0

81

74

7

36

35

1

24

22

2

106

104

2

11

10

1

2

2

0

1

1

0

1

1

0

18

16

2

284

269

15

Planning Division

Divisi Dana Treasury Trasury Fund Division

Divisi Kredit Credit Division

Divisi Sumber Daya Manusia Human Resource Division

Divisi Umum General Affair Division

TSI & Akuntansi Technology Information System & Accounting

Manajemen Risiko, Kepatuhan,Hukum, UKPN (MKHU) Risk Management, compliance, legal, Know Your Customer

Satuan Kerja Audit Intern Audit Unit Intern

Asset Management Unit Asset management Unit

Unit Usaha Syariah Sharia Business Unit

Total

104

d. Dalam pelaksanaan tugasnya Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi MKHU (Manajemen Risiko, Kepatuhan, Hukum dan UKPN) yang membantu melakukan koordinasi pengelolaan kegiatan dibidang manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan UKPN dalam rangka pengawasan terhadap operasional Bank agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku demi meningkatkan kinerja (produktifitas) sesuai visi dan misi Bank.

e. In implementing his duty, The Compliance Director is assisted by MKHU division ( UKPN, Law, compliance, and Risk Management ) which is assisting in doing coordination of UKPN, Law, compliance, and Risk Management activity management in order to monitor Bank operational in accordance to valid constitution to improve Productivity performance according to Bank’s vision and mission.

Adapun peran dan tugas Direktur Kepatuhan adalah : • Mencegah pengambilan kebijakan dan atau keputusan yang mengandung unsur pelanggaran / penyimpangan terhadap ketentuan prinsip kehati – hatian. • Menguji rencana / rancangan kebijakan atau keputusan untuk memastikan apakah terdapat unsur penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan kehati – hatian. • Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. • Mencegah Direksi dan atau Komisaris Bank agar tidak menempuh kebijakan atau menempatkan keputusan yang menyimpang dari Peraturan Bank Indonesia dan peraturan lainnya. • Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya setiap bulan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris Bank • Menyampaikan laporan khusus setiap triwulan kepada Bank Indonesia perihal Profil Risiko dan Laporan Pengawasan. • Setiap 6 bulanan menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia mengenai penerapan fungsi kepatuhan terutama mengenai pemenuhan komitmen dengan otoritas yang berwenang. • Menyampaikan laporan khusus kepada Bank Indonesia mengenai kebijakan dan atau keputusan Direksi dan atau Komisaris Bank yang mengandung unsur penyimpangan. • Menyampaikan laporan mengenai Transaksi Keuangan Tunai (CTR) dan Transaksi Keuangan Mencurigakan (STR) kepada PPATK dan KPK sesuai permintaan.

Role and jobs of Compliance Director are : • Preventing policy taking and/or decision containing violation or misconduct towards prudential principle regulation. •

Examining policy plan or decision to ensure whether there is violation or misconduct towards prudential principle regulation.



Monitoring and keeping that Bank’s business activity does not violate the valid regulation.



Preventing Compliance Director or Bank Commissioner not give policy or place decision violating from the regulation of Bank of Indonesia and other regulations. Giving his jobs and responsibilities implementation report to the President Director every month which cc is to the Bank Commissioner Board.





Giving special report every three months about risk profile and supervision report to Bank of Indonesia.



Every 6 monthly report to Bank Indonesia regarding the application of compliance functions mainly on fulfilling his commitments with the competent authorities. Delivering a special report to Bank Indonesia regarding policy and / or decision or the Commissioner of Bank Directors and containing irregularities.





Delivering a report on Cash Financial Transaction (CTR) and Suspicious Transactions (STRs) to the PPATK and KPK on request.

105

106

4.2. AUDIT INTERNAL Fungsi pengawasan internal dilakukan oleh SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) yang berkewajiban untuk melaksanakan audit intern secara independen dan obyektif terhadap kegiatan operasional Bank dalam menjaga dan mengamankan harta milik Bank serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha Bank.

4.2. INTERNAL AUDIT Internal supervising function is conducted by SKAI ( Internal audit Working Unit ) which has obligation to implement internal audit independently and objectively towards Bank’s operational activity in order to keep and to secure Bank’s property and to enhance Bank’s business efficiency and effectiveness.

Audit Umum dan Audit TSI dilakukan oleh Tim Pemeriksa SKAI di seluruh Kantor Cabang, Unit Syariah dan Kantor Pusat serta Audit Program Khusus (Capacity Building Proyek KfW-IEPC, SKNBI, BI-RTGS, BI-SSSS dan DRC )

General Audit and TSI audit are done by SKAI examiner team all over Branch office, sharia Unit, Head office and Special Program Audit ( Capacity Building Project of KfW-IEPC, SKNBI, BI-RTGS, BI-SSSS, and DRC ).

Instrumen SKAI sebagai alat pengendali manajemen Bank dilakukan dengan cara memberikan penilaian dan saran rekomendasi penyempurnaan terhadap sistem dan prosedur, kebijakan, akuntansi dan pelaporan, organisasi dan personalia serta Teknologi Sistem Informasi (TSI) ataupun konsultasi intern guna meminimalkan risiko kerugian terhadap kegiatan operasional Bank melalui Pengawasan terhadap transaksi Perbankan yang telah terjadi atau terhadap keputusan yang telah dibuat (Ex Post).

SKAI instrument as a means of controlling the Bank's management is done by providing assessment and advice recommendation for improving the system and procedures, policies, accounting and reporting, organizational and personnel and Technology Information System (TSI) or internal consultations in order to minimize the risk of loss to the operations of the Bank through Supervision on Banking transactions that have occurred or to the decision that has been created (Ex Post).

Laporan-laporan yang dibuat SKAI dapat digunakan oleh Direktur Kepatuhan. Sedangkan SKAI berkewajiban untuk memantau apakah rancangan keputusan yang telah ditolak (Ex-ante) oleh Direktur Kepatuhan benar-benar telah dipatuhi oleh jajaran Bank.

The reports created can be used by the Director of Internal Audit Compliance. While the Internal Auditor is obliged to monitor whether the design decisions that have been rejected (Ex-ante) by the Director of Compliance have actually been met by ranks of Bank.

Untuk tahun 2010, SKAI telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan RKAT yang telah disetujui Direktur Utama dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi No. 003/HT.01.01/2010 tanggal 4 Januari 2010 yang terinci sebagai berikut : • 7 (tujuh) kali di Kantor Pusat. • 1 (satu) kali di Kantor Cabang Jakarta. • 6 (enam) kali di Kantor Cabang Koordinator • 20 (dua puluh) kali di Kantor Cabang • 40 (empat puluh) kali di Kantor Cabang Pembantu • 27 (dua puluh) kali di Kantor Kas • Audit Program Khusus : BI RTGS, SKNBI, KfW IEPC.

For the year 2010, the Internal Audit Unit has conducted the examination in accordance with the approved AABP President Director and reported to the Board of Commissioners as stated in the Directors' Decree No. 003/HT.01.01/2010 dated January 4, 2010 is detailed as follows: • 7 (seven) times in head office. • 1 (one) time in Jakarta Branch Office. • 6 (six) times in the Branch Office Coordinator. • 20 (twenty) times in Branch Offices. • 40 (forty) times at the Branch Office • 27 (twenty) times at the Cash Office • Audit Special Program: The RTGS, SKNBI, KfW IEPC

Over The audit results are a number of deviations as follows:

Atas hasil Audit tersebut terdapat sejumlah penyimpangan sebagai berikut :

JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN / Number of cases done by

PENYIMPANGAN DI UNIT OPERASIONAL & KANTOR PUSAT Internal Fraud Operational in Unit & Head Office

Internal Fraud in 1 year

PEGAWAI TETAP

PENGURUS

INTERNAL FRAUD DALAM 1 TAHUN

Full-time employee

Caretaker

PEGAWAI TIDAK TETAP Part-time employee

Tahun Year 2009

Tahun Year 2010

Tahun Year 2009

Tahun Year 2010

Tahun Year 2009

Tahun Year 2010

Total Fraud Total Fraud

-

-

5

26

-

-

Telah diselesaikan Finished

-

-

1

17

-

-

Dalam proses penyelesaian di internal Bank In the Bank internal finishing process

-

-

4

9

-

-

Belum diupayakan penyelesaiannya The finishing Has not been taken

-

-

0

0

-

-

Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum Been followed up through legal process

-

-

1

0

-

-

Profil penyimpangan adalah 1. Penarikan dana Tabungan milik Nasabah. 2. Penyimpangan Layanan Customer Service ( CSR ). 3. Penyimpangan berupa pelunasan kredit dengan pemberian kredit baru. 4. Penyimpangan dalam pelaksanaan penyaluran kredit. 5. Pemalsuan data debitur dalam pemberian kredit. 6. Indikasi penyalahgunaan titipan setoran. 7. Indikasi pemalsuan Bilyet Deposito. 8. Kecurangan dalam transaksi.

The fraud profiles are : 1. The withdrawal of customers’ savings. 2. The fraud of Customer Service (CSR) 3. The fraud of loan paying off by giving a new loan

Terhadap penyimpangan yang terjadi, maka SKAI merekomendasikan untuk dilakukan Penegakan Peraturan Disiplin Pegawai yang berdampak pada penerapan sanksi kepada pegawai yang melanggar. SKAI juga telah melaporkan kepada Bank Indonesia.

Towards those frauds, SKAI is recommending the implementation of Employee Discipline Regulation which is affected in sanction implementation towards indiscipline employee.

4.

The fraud in implementing loan distribution.

5.

Debtor data fraud in giving credit

6. 7. 8.

Indication of payment deposit fraud. Indication of Deposit form fraud Fraud in transaction

SKAI has also reported to the Bank of Indonesia.

107

Terhadap pelaku fraud telah diberikan sanksi sebagai berikut : KLASIFIKASI PENGENAAN SANKSI Clasification of Sanction

108

PERINGATAN TERTULIS Written notification

9

PERINGATAN KERAS TERTULIS Hard written notification

Against perpetrators of fraud have been given sanctions as follows : PENURUNAN PANGKAT / GOLONGAN Rank degradation

12

12

PENURUNAN JABATAN Title degradation

2

PEMBERHENTIAN DGN TIDAK HORMAT Disrespectful dismissal

12

4.3. AUDIT EKSTERNAL Audit eksternal dilakukan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) terhadap sejumlah transaksi yang dipandang perlu. Sepanjang tahun 2010, BPK telah melaksanakan pemeriksanaan sebanyak 1 (satu) kali dengan kesimpulan : • System Pengendalian Intern telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai. • Pengelolaan biaya telah dilaksanakan sesuai dengan criteria yang ditetapkan dan mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, memperhatikan prinsip-prinsip kehematan, efisiensi dan efektivitas.

4.3 EXTERNAL AUDIT External audit conducted by BPK (Supreme Audit Board) against a number of transactions deemed necessary. During the year 2010, the CPC has carried out examination of 1 (one) time with the conclusion:

Audit eksternal juga dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang untuk memastikan apakah terindikasi keputusan dibuat secara diam – diam, keputusan yang tidak dilakukan pengujian two tails analize, apakah ada keputusan dengan kategori “ tidak patuh “ tetapi tetap dijalankan dan lain-lain. Sepanjang tahun 2010, KBI Semarang telah melakukan pemeriksaan sebanyak 2 (dua) kali.

External audits are also conducted by the Bank Indonesia Semarang office to ascertain whether the decision indicated made silent - silent, a decision that was not done testing analize two tails, is there a decision by the category of "non-compliant" but still running and others. During the year 2010, the KBI Hyderabad has conducted as many as 2 (two) times.

Komisaris Bank melalui Komite Audit memastikan bahwa audit eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Akuntan Publik maupun BPK telah ditindaklanjuti oleh Direksi Bank sedangkan Direksi Bank selanjutnya melakukan pemantauan dan menindaklanjuti adanya temuan dan rekomendasi auditor eksternal tersebut sebagaimana ketentuan yang berlaku.

Bank commissioner, through Audit Committee, ensures that External audit conducted by the Bank of Indonesia , Public accountant, and State Audit Bureau has been followed up by Bank Director, whereas Bank Director conducts supervision and follow up the finding result and external audit recommendation according to the effective regulation.

Penerapan audit ekstern ( Misalnya LHP BPK ) telah dimonitor oleh Dewan Komisaris, sedangkan untuk pengawasan BAPEPAM dan Parent Bank di tahun 2010 tidak ada.

External audit implementation (such as LHP BPK) has been monitored by Commissioner Board, whereas, BAPEPAM and Parent Bank supervision in 2010 do not exist.

• •

Internal Control System has been designed and implemented adequately. Management of costs has been carried out in accordance with the criteria set and comply with the requirements of compliance with legislation in force, pay attention to the principles of effectiveness, efficiency and effectiveness.

Pemeriksaan Akuntan Publik, dari jumlah 180 temuan telah dapat diselesaikan 177 temuan atau 98 %. Temuan Bank Indonesia tahun 2010 (Januari – Desember 2010) secara akumulasi temuan mulai tahun anggaran 2007 sampai dengan 2010 dari jumlah 255 temuan telah diselesaikan 139 temuan atau 55 %. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2010 ( Januari – Desember 2010) untuk pemeriksaan anggaran tahun 2007 terdapat 19 temuan dan telah dapat diselesaikan 17 temuan atau 89 %.

5. IMPLEMENTASI MANAJEMEN RESIKO

Public Accountant examination, out of 180 findings, 177 or 98% findings have been completed. Bank of Indonesia findings in 2010 (January – December 2010), accumulatedly, findings starting from budget year of 2007 until 2010, out of 255 findings, 139 or 55% findings have been completed. State Audit Bureau findings, in 2010 ( January – December 2010) for budget examination in 2007, out of 19 findings, 17 findings or 89% findings have been completed.

5. RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION

Fungsi Manajemen Risiko diterapkan secara independen yang tercermin dengan adanya pemisahan fungsi antara Satuan Kerja Manajemen Risiko yang melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi.

Risk Management function is implemented independently. It is reflected in the function separation between Risk management working unit which has conducted identification, measurement, monitoring, and risk control and working unit which conduct and complete transaction.

Dalam hal ini Direksi Bank bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi Manajemen Risiko dan menyampaikan Laporan Pertanggung jawaban kepada Dewan Komisaris secara Triwulan berupa Laporan Profil Risiko.

In this matter, Bank Director is responsible for implementing Risk management and risk exposure policy taken by the Bank thoroughly, including evaluating and risk management strategy insight and giving liability reports to the Commissioner Board in the form of Risk Profile Report every term.

Kaji ulang dilakukan secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank guna memastikan keakuratan metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.

Re-evaluation is conducted regularly which frequency is based on Bank’s need in order to ensure the accuracy of risk rating methodology, risk management information system implementation adequacy and policy adequacy, risk limit stipulation and procedure.

Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan Profil Risiko yang menguraikan secara jelas mengenai jenis risiko, parameter, formula perhitungan dan penjelasannya, termasuk ringkasan pendapat dari SKAI (Satuan Kerja Audit Intern).

Bank has owned Risk profile Compilation Guideline which clearly describes kinds of risk, parameter, counting formula and its explanation, including the summary of SKAI opinion.

109

Sesuai dengan penilaian yang dilakukan terhadap kondisi risiko, maka dapat dirumuskan profil risiko Bank yang terdiri dari 8 (delapan) jenis risiko yang penilaiannya dilaksanakan setiap triwulan, dan sepanjang tahun 2010 profil risiko tersebut menghasilkan predikat risiko sebagai berikut :

JENIS RISIKO 2010 Type of Risk 2010

PROFIL RISIKO

TRIWULAN I Term I

According to the assessment conducted towards risk condition, Bank risk profile can be formulated as consisting of 8 (eight ) kinds of risks, which assessment is implemented every term, and throughout 2010, that risk profile is resulted in the following risk predicate:

TRIWULAN II Term II

TRIWULAN III Term III

TRIWULAN IV Term IV

TYPE OF RISK

Risiko Kredit

LOW

MODERATE

MODERATE

MODERATE

Credit Risk

Risiko Pasar

LOW TO MODERATE

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

Market Risk

Risiko Likuiditas

MODERATE

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

Liquidity Risk

Risiko Operasional

MODERATE

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

Operation Risk

Risiko Hukum

LOW

MODERATE

MODERATE

MODERATE

Risiko Reputasi

LOW

MODERATE

LOW TO MODERATE

LOW TO MODERATE

Risiko Strategik Risiko Kepatuhan Predikat Risiko Secara Keseluruhan

Legal Risk

Practice of good corporate governance is needed in risk management and risk management certification program. At this moment, it becomes the best media to understand risk management and risk management function implementation which is gradually through 5 (five) level process of certification, and to support risk management for Bank business activity, Bank Jateng has sent Caretakers and Bank officers to follow Risk management certification test, and until December 2010, there have been some who have passed the test. They are :

Pegawai yang Lulus Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko

Pegawai yang Lulus Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko

Reputation Risk

LOW

MODERATE

MODERATE

LOW TO MODERATE

Strategic Risk

MODERATE

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

MODERATE TO HIGH

Compliant Risk

LOW

MODERATE

MODERATE

MODERATE

Agregate Risk

Realisasi kegiatan risiko komposit per aktifitas fungsi sistem pengendalian risiko secara agregat per 31 Desember 2010 tergolong marginal yang tercermin dengan telah adanya: • Pengawasan aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen Senior. • Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. • Kecukupan proses identifikasi, pengukuran pemantauan, pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern.

Realization of composite risk activity per activity of aggregate risk control system function per December 31, 2010 is included as marginal reflected in: • active supervision by the Commissioner board, Director, and Senior Management • adequacy of policy, procedure, and limit stipulation. • Adequacy of identification process, monitoring measurement, risk control as well as risk management information system and internal control system.

Pengembangan Budaya Manajemen Risiko dilakukan pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif dan menyeluruh.

The development of Risk Management Culture is conducted to all level of organization, including adequacy communication to all level of organization about the importance of thorough and effective internal control.

Pengendalian intern sebagai parameter menunjukkan bahwa Bank telah menetapkan organisasi dan prosedur yang bertujuan untuk memastikan seluruh ketentuan ekstern dan intern yang berlaku telah dipatuhi dengan indikator parameter adanya struktur organisasi yang secara jelas menggambarkan fungsi, wewenang dan tanggung jawab unit kerja kepatuhan dan audit intern.

Internal control as parameter shows that the Bank has implemented procedure and organization in order to ensure that all internal and external valid regulation have been complied which parameter indicator is organizational structure which describes its function, jobs and responsibilities of internal audit and compliance working unit.

Berkaitan dengan risiko reputasi telah dilakukan monitoring terhadap risiko reputasi atas pemberitaan yang menyangkut Bank Jateng sepanjang tahun 2010 yaitu :

Related to the reputation of the risk, monitoring towards reputation risk towards reports related to Bank Jateng during 2010 is :

110

Praktek good corporate governance dibutuhkan dalam pengelolaan risiko dan Program Sertifikasi Manajemen Risiko saat ini menjadi media terbaik untuk memahami pengelolaan risiko dan penerapan fungsi manajemen risiko secara berjenjang melalui proses 5 tingkat (level) sertifikasi, dan untuk mendukung manajemen risiko bagi kegiatan usaha bank tersebut, maka Bank Jateng telah mengikutsertakan Pengurus dan Pejabat Bank mengikuti ujian Sertifikasi Manajemen Risiko yang hingga Desember 2010 yang telah lulus dalam ujian Sertifikasi Manajemen Risiko adalah :

LEVEL

PEGAWAI YANG LULUS UJIAN MANAJEMEN RISIKO Officers Who Passed Risk Management Test

PEGAWAI

Level

Officers

Level 1

81

Level II

391

Level III

96

Level IV

15 3 (1 Komisaris, 2 Direksi) / (one Commissioner & two Directors)

Executive

6. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT Dalam hal penerapan prinsip kehati–hatian dan manajemen risiko, telah diterbitkan Pedoman tentang penyediaan dana yang mengatur hal - hal sebagai berikut : • Definisi penyediaan dana, pihak terkait dan penyediaan dana besar. • Prosedur penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. • Sistem pemantauan terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. • Sistem pengendalian intern terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. • Unit yang bertanggung jawab.

6. FUND PROVIDING TO RELATED PARTY In order to implement prudential principle and risk management, Bank Jateng has issued guideline about fund providing which arranges these matters : • •

The definition of fund providing, related party, and large exposure providing. The procedure of fund providing to related party, large exposure providing and/or fund providing to other party who has business with the Bank.



Monitoring system towards fund providing to related party, large exposure providing, and/or fund providing to other party who has business with the Bank.



Internal control system towards fund providing to related party, large exposure providing and/or fund providing to other party who has business with the Bank. Unit in charge.



111

Sedangkan, penyediaan fasilitas kredit kepada Pejabat Eksekutif Bank dikecualikan sebagai pemberian kredit kepada pihak terkait sepanjang diberikan dalam rangka kesejahteraan sumber daya manusia Bank yang didasarkan pada kebijakan tunjangan dan fasilitas jabatan serta diberikan secara wajar. •



Whereas, Credit facility providing to Bank Executive Official is excepted as credit giving to related party as long as it is given in order to keep Bank’s human resources prosperity based on allowances policy and job title facilities given normally.

Penyediaan dana kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan Bank wajib melaporkan kepada Komisaris tentang penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank yang melampaui BMPK atau diperkirakan akan melampaui BMPK dan dalam tahun 2010 penyediaan dana kepada pihak terkait tidak melampaui BMPK yang ditentukan oleh Bank Indonesia.



Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar periode Desember 2010 adalah sebagai berikut :



Fund providing to related party must get approval from Commissioner board and the bank must report to Commissioner about the bank providing to related party, large exposure providing and/or providing to other parties, who have business with the bank exceeding BPMK or predicted to exceed BPMK and in 2010 the fund providing to related party can not exceed BPMK regulated by Bank of Indonesia.

PENYEDIAAN DANA

JUMLAH / Total Debitur / Debitor Nominal / Amount 54

30.362

24

208.807

b. Group

112

To Related Parties a. Individual

1

8.146

b. Group

To Primary Debitor :

Kepada Debitur Inti : a. Individu

Rasio Gaji Terendah dan Tertinggi Per Desember 2010

The lowest and Highest Salary Ratio per December 2010

RASIO GAJI TERENDAH DAN TERTINGGI

TERTINGGI

TERENDAH

%

DESCRIPTION

Gaji Pegawai

Rp. 28.604.404,-

Rp. 4.657.860,-

16

Employee Salary

Gaji Direksi

Rp. 60.000.000,-

Rp. 54.000.000,-

90

Director Salary

Gaji Komisaris

Rp. 42.000.000,-

Rp. 37.800.000,-

90

Commissioner Salary

KETERANGAN

Highest

Lowest

Per. Desember 2010

Lowest & Highest Salary Ratio per Dec 2010

Rasio Gaji Direksi dan Pegawai Tertinggi Per Desember 2010

The Highest employee and Director Salary Ratio per December 2010

LENDING

Funding Stock in 2010 Kepada Pihak Terkait :

According to the above matter, the received facility or the nominal amount will be discussed in the Shareholder General Meeting. If it has been decided by the Shareholder General Meeting, the next step is, procedure and implementation of remuneration payment will be issued with the Decree which arranges the remuneration.

Fund providing to related party and large exposure providing in December 2010 period are as follows :

(Rp. 000.000,-)

PENYEDIAAN DANA 2010

Atas dasar hal tersebut diatas maka fasilitas yang akan diterima maupun nilai nominalnya selanjutnya dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham, apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut telah ditetapkan oleh RUPS maka selanjutnya tata cara dan pelaksanaan pemberian pembayaran remunerasi akan diterbitkan Surat Keputusan yang mengatur tentang remunerasi tersebut.

7. REMUNERASI DAN RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH

7. LOWEST AND HIGHEST SALARY RATIO AND REMUNERATION

Mekanisme penetapan remunerasi untuk Direksi dan Dewan Komisaris diawali dengan melakukan perbandingan dengan perbankan pada umum nya dan Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia pada khususnya, dalam hal ini dilakukan oleh Komite remunerasi atas dasar hal tersebut maka dilakukan rapat antara Komite Remunerasi dengan Direksi dan Dewan Pengawas dengan mengajukan beberapa alternatif pilihan.

The mechanism of remuneration decision for Director and Commissioner Board is started by doing comparison with other Banks and specifically with Regional Development Bank all over Indonesia. This is conducted by Remuneration committee. Based on that matter, there has been a meeting between Remuneration committee and Director and Supervision Board by giving some alternatives.

RASIO GAJI DIREKSI DAN PEGAWAI TERTINGGI

KETERANGAN

TERTINGGI

TERENDAH

%

DESCRIPTION

Gaji Tertinggi

Rp. 60.000.000,-

Rp. 28.604.404,-

210

Highest Salary

Highest

Lowest

Per. Desember 2010

Highest Employee & Director Salary Ratio per. Dec 2010

Keterangan : Gaji tersebut diatas adalah gaji yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai per bulan termasuk tunjangan.

Description: The above salary is salary accepted by members of Commissioner Board, Director, and employee every month, including allowances.

113

Paket Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Per Desember 2010

JUMLAH REMUNERASI DAN FASILITAS LAINNYA YANG DITERIMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS per. Desember 2010 Total Remuneration & Facilities Accepted by Director & Commissioner Board per. Dec 2010

Package of Remuneration Policy for Commissioner Board and Director Per December 2010

JUMLAH DITERIMA DALAM 1 TAHUN DEKOM

JENIS REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN

Amount accepted in 1 year

DIREKSI

Commissioner Board

Kinds of remuneration & other facilities

ORANG People

1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura

Director

JUTAAN Rp.

ORANG People

Millions rupiah

6.861

5

10.002

Millions rupiah

4

JUTAAN Rp.

Remuneration (salary, bonus, routine allowance and other non natura facilities)

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan,transportasi,asuransi kesehatan dsb) Other facilities in the form of natura (housing, transportation, health insurance, etc, wich)

a. Dapat dimiliki can be possessed

b. Tidak dapat dimiliki can not be possessed

JUMALAH / Total

Paket Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Per Desember 2010

4

6.861

5

10.002

Package of Remuneration Policy for Commissioner Board and Director Per December 2010 Orang / Person

PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DIREKSI DAN KOMISARIS Package of Remuneration Policy for Commissioner Board & Director

JUMLAH REMUNERASI PER ORANG DALAM 1 TAHUN*)

JUMLAH DIREKSI

JUMLAH KOMISARIS

Diatas Rp. 2 milyar

2

2

Diatas Rp.1 milyar s/d Rp. 2 milyar

--

2

Above 1 billions until 2 billions

Diatas Rp. 500 juta s/d Rp. 1 milyar

3

--

Above 500 millions until 1 billions

Rp. 500 juta kebawah

--

--

Below 500 millions

8. ETIKA PERUSAHAAN Bank Jateng telah berkomitmen untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan Bank di semua tingkatan atau struktur organisasi sesuai Bank Indonesia dan Surat Keputusan, yang dengan menerbitkan Surat Keputusan Direktur nomor 0073/HT.01.01/2006 pada tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan serta Surat Keputusan Direksi nomor 074/HT.01.01/2006 tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

114

AMOUNT OF REMUNERATION PER PERSON ACCEPTED IN 1 YEAR*) Above 2 billions

8. CODE OF CONDUCT Bank Jateng been committed to developing and implementing good corporate governance principles in every activity of the Bank at all levels or organizational structure in accordance with Bank Indonesia and the Decree, which the Director has issued a number 0073/HT.01.01/2006 on April 3, 2006 on Guidelines Corporate Governance and Directors' Decree number 074/HT.01.01/2006 April 3, 2006 on Guidelines for Business Ethics and Code of Conduct PT. Central Java Regional Development Bank.

Sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut di atas di atas, Dewan Komisaris, Direktur, Executive Officer sampai dengan pegawai telah menandatangani Surat Pernyataan Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) untuk mematuhi dan melaksanakan secara konsisten dan bertanggung jawab.

As a follow up of the above provision above, the Board of Commissioners, Director, Executive Officer until the employee has signed a Statement of Business Ethics and Code of Conduct (Code of Conduct) to comply with and implement a consistent and responsible.

Menyadari pentingnya Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku dalam kesuksesan perusahaan bermula dari kedisplinan menerapkan nilai-nilai perusahaan (core value), serta keyakinan bahwa Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku merupakan “jiwa” dari operasional perusahaan sehingga harus terwujud dalam kebijakan sehari-hari.

Recognizing the importance of Business Ethics Guidelines and Code of Conduct in the company's success stems from the discipline to apply corporate values (core values), and the belief that the Code of Business Ethics and Code of Conduct is the "soul" of the company's operations so it must be manifest in everyday policy.

Etika dalam bisnis perbankan terkait dengan moralitas, perbuatan moral yang diartikan sebagai perbuatan baik dan perbuatan buruk dalam kegiatan bisnis/perbankan. Dalam hubungan itu etika menyentuh aspek individu dan peraturan sosial.

Ethics in the banking business related to morality, moral conduct which is defined as the good deeds and bad deeds in the activities of business / banking. In that connection touches ethics aspects of individual and social regulation.

Mengembangkan tata nilai perilaku yang beretika sehingga menjadi tradisi yang mendukung kelangsungan perkembangan perusahaan. Filosofi (Credo) PRIMA supaya lebih diaktualisasikan lagi sebagai nilainilai perusahaan.

Developing an ethical value system behavior so that it becomes a tradition that supports the continuity of the development company. Philosophy (Credo) PRIMA so much longer actualized as the company's values.

Pelayanan Prima, Profesionalisme, Visioner Leadership, Tim Solid, Attitude yang baik, guna mendukung peningkatan kegiatan penjualan dan kualitas layanan sejajar dengan bank-bank sekelasnya.

Excellent Service, Professionalism, Visionary Leadership, Team Solid, Good Attitude, to support increased sales activities and service quality in line with the banks in his class.

Sedangkan nilai-nilai individu segenap pegawai Bank Jateng mampu menjadi sosok INSAN PEDULI dengan memiliki ciri-ciri : Integritas, Setia, Keterbukaan, Peduli, Familier.

While the individual values of all the employees of Bank Jateng able to figure INSAN PEDULI with having the characteristics: Integrity, Faithful, Openness, Care, familiar.

Nilai-nilai yang telah disepakati bersama dan dicerminkan melalui perilaku individu oleh anggota perusahaan sebagai fundamental mencapai Visi Bank terpercaya, menjadikan kebanggan masyarakat, mampu menunjang Pembangunan Daerah.

These values agreed and reflected through individual behavior by members of the company as fundamentally achieve its Vision Bank trustworthy, making the pride of the community, able to support regional development.

Pedoman etika bisnis dan tata kelola telah disosialisasikan ke seluruh jajaran melalui pelatihan, sarasehan dan lain-lain.

Guidelines for business ethics and governance have been socialized ito all levels through traing, workshop and etc.

115

9. KOMUNIKASI (WEBSITE)

DENGAN

PIHAK

EKSTERNAL

9. COMMUNICATION WITH EXTERNAL PARTY ( VIA WEBSITE) For External interest related to information about both financial and other information related to the Bank via Bank Jateng website, a website team has been formed, based on Director’s letter of Decision number. 0137/HT.01.01/2010 about website team so that Bank Jateng’s website can be accessed by external party through www.bankjateng.co.id.

Untuk kepentingan eksternal yang terkait dengan informasi tentang kedua informasi keuangan dan lainnya yang terkait dengan Bank melalui website Bank Jateng, tim website telah dibentuk, berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0137/HT.01.01/2010 tentang Tim Website sehingga website Bank Jateng ini dapat diakses oleh pihak eksternal melalui www.bankjateng.co.id.

10. RECAPITULATION PRESS RELEASE

10. REKAPITULASI SIARAN PERS TANGGAL Date

REKAPITULASI SIARAN PERS

4 Januari 2010 January 4, 2010

MEDIA Media

Harian Suara Merdeka Suara Merdeka

Recapitulation Press Release

116

BERITA News

Bank Jateng diminta terbuka terkait hasil uji petik KPK mengenai pejabat daerah penerima fee total sebesar Rp. 51,064 milyar Bank Jateng is required to be open related to multiple-choice result by the KPK about fee acceptor regional officer as much as Rp. 51,064 billions

6 Januari 2010 January 6, 2010

Harian Suara Merdeka Suara Merdeka

Tak boleh ada lagi fee Pejabat No more fee for Officers

10 Maret 2010 March 10, 2010

Harian Suara Merdeka Suara Merdeka

Pemberitaan di Surat Pembaca mengenai komplain nasabah atas pelayanan ATM di Capem Polines Tembalang News at Letter from the reader about customer’s complaint over ATM service at sub-branch in Polines Tembalang

10 April 2010 April 10, 2010

Harian Suara Merdeka Suara Merdeka

Penyidikan mantan Dirut BPD Jateng terkendala KPK Investigation of ex-President Director of BPD in Central Java is constrained by KPK

18 Mei 2010 May 18, 2010

Harian Suara Merdeka Suara Merdeka

Pemberitaan di Surat Pembaca mengenai komplain nasabah atas kepesertaan DPLK di Cabang Cilacap News at Letter from the reader about customer’s complaint over DPLK membership in Cilacap branch

31 Mei 2010 May 31, 2010

Bisnis Indonesia Bisnis Indonesia

Pemberitaan mengenai pinjaman mantan pejabat yang bermasalah, Bank Jateng sungkan mengeksekusi asset yang dijadikan sebagai jaminan sehingga mengganggu kinerja keuangan Bank News about troubled ex-officer’s loan , Bank Jateng is reluctant to execute assets which is used as collateral so that it disturbs Bank financial performance

31 Mei 2010 May 31, 2010

Radar Semarang Radar Semarang

Bank Jateng dituding tidak serius dalam mengurusi status karyawannya (outsourcing) Bank Jateng is accused as not serious in taking care of outsourcing employee status

16 Agustus 2010 August 16, 2010

Harian Jawa Pos Jawa Pos

Dewan Boyolali desak audit investigasi terkait dana Rp.7,8 Milyar untuk penyertaan modal Bank Jateng Boyolali Board urges investigation audit related to fund of Rp. 7,8 billions for Bank Jateng capital provision.

11. PROFILE CORPORATE GOVERNANCE

11. CORPORATE GOVERNANCE PROFILE

Dalam penerapan transparansi kondisi Keuangan Bank, Manajemen Bank Jateng membuat Laporan Keuangan Publikasi Triwulan, Laporan Keuangan Publikasi Bulanan dan selengkapnya terdapat pada Laporan Tahunan yang antara lain mengungkap hasil penghimpunan dan penggunaan dana serta hasil operasionalnya. Disamping itu manajemen Bank Jateng juga melaporkan kondisi Non Keuangan kepada Stakeholders.

In implementing Bank Financial Condition, Bank Jateng management makes Term Publication Finance Report, monthly Publication Finance Report and they are fully reported at the annual report which reveals the result of fund usage, and raising, and also its operational result. Besides that, Bank Jateng also reports non financial condition to the stakeholders.

Transparansi kondisi keuangan dan penggunaan data pribadi nasabah yang lazim disediakan oleh nasabah kepada Bank dalam bertransaksi mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan perbankan yang berlaku, dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip kehati – hatian melalui prinsip mengenal nasabah maupun pengelolaan risiko operasional, risiko hukum dan risiko reputasi sesuai peraturan dan pedoman yang telah dimiliki Bank.

Transparency of finance condition and the use of customer personal data is normally provided by the customers to the Bank where the transaction is based on effective banking rules and regulation by paying attention and implementing prudential principle through Knowing your customer principle and also operational risk management , legal risk, and reputation risk according to Bank’s regulations and guideline.

Transparansi informasi produk Bank yang meliputi karakteristik, manfaat, risiko dan biaya yang melekat pada produk dan jasa yang ditawarkan Bank disampaikan memadai kepada nasabah , baik lisan dan atau tertulis dengan cara-cara yang etis dan tidak menyesatkan.

Bank product information transparency such as, characteristics, benefit, risk, and expenses in product and service offered by the Bank, is well-presented to the customers, either orally and/or literally, with ethical and correct ways.

Dalam rangka mendukung pelayanan nasabah dan berkembangnya operasional perbankan, maka untuk memfasilitasi timbulnya ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan adanya potensi kerugian finansial yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank, telah dimiliki pedoman penyelesaian pengaduan nasabah dan unit kerja yang mengelola pengaduan nasabah yang merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan nasabah guna menjamin hak – hak nasabah dalam berhubungan dengan Bank Jateng, dan apabila terjadi sengketa dapat diselesaikan melalui lembaga mediasi perbankan. Pengaduan nasabah dan penyelesaiannya setiap triwulan dilaporkan ke Bank Indonesia dan selama tahun 2010 pengaduan nasabah didominasi karena terganggunya sistem pembayaran yang terkait dengan sistem yaitu gangguan/kerusakan ATM.

In order to support customer service and the development of Banking operational, to facilitate customer unsatisfactory remarks caused by financial loss potency, assumed because of Bank’s carelessness or errors, working unit handles customer complaint which is one of customer protection increased to guarantee customer’s rights in having a relationship with Bank Jateng, and if there is a dispute, it can be finished through Banking mediation group. The customer’s complaint and its solution is reported to Bank of Indonesia every three months and during 2010 the complaint is dominated by the disturbed payment system related to the system, ATM damage.

Pelaksanaan Good Corporate Governance dilaporkan transparan dan disampaikan kepada share holder dan pihak lainnya sesuai ketentuan yang berlaku serta dapat diakses di website Bank Jateng.

The implementation of Good Corporate Governance is transparently reported and reported to the shareholder and other party according to the effective regulation and can be accessed through Bank Jateng’s website.

117

Bank menyusun Rencana Strategis Jangka Panjang (5 tahun) dalam Rencana Korporasi (Corporate Plan) Bank Jateng 2010-2014 yaitu mengembangkan Bank Jateng menjadi bank yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi regional dan memiliki peringkat komposit baik sesuai ketentuan Bank Indonesia yang dijabarkan dalam tahapan – tahapan, yaitu :

Bank compiles Long Term Strategic Plan (5 years) and 2010-2014 Bank Jateng Corporate Plan which is developing Bank Jateng to become a Bank which has enough role in regional economy growth and owns good composite rate according to regulations of Bank of Indonesia elaborated in these following steps:

• Tahun 2010 : “ Penajaman Kegiatan Bisnis pada Segmen Usaha Tertentu “ • Tahun 2011 : “ Membangun Bisnis yang Terintegrasi dan Penetrasi Pasar “ • Tahun 2012 : “ Pertumbuhan Bisnis yang Berkualitas dan Peningkatan Modal “ • Tahun 2013 : “ Membangun Komunitas Nasabah “ • Tahun 2014 : “ Menjadi Bank Kebanggaan Masyarakat “

• Year 2010 : “ The Sharpen of Business Activity at certain Business Segment “ • Year 2011 : “ Building integrated Business and Market Penetration “ • Year 2012 : “ The Qualified Business Growth and Capital Improvement “ • Year 2013 : “ Building customer’s Community “ • Year 2014 : “ Becoming Society’s object of Pride Bank “

Corporate Plan 2010-2014 disusun dengan memperhatikan prinsip kehati –hatian dan asas perbankan yang sehat, serta telah pula mempertimbangkan faktor eksternal dan faktor internal sehingga dapat memberikan gambaran tentang arah pengembangan kegiatan usaha Bank Jateng dalam 5 (lima) tahun kedepan sekaligus sebagai landasan kebijakan dan strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan.

2010-2014 Corporate plan has been compiled by paying attention to prudential and healthy banking principle, and has also considered internal and external factor so that it can give picture of Bank Jateng business activity development direction in the next 5 years. It will also become strategy and policy foundation in order to reach stated company vision and mission.

Perumusan program kerja strategis selama 5 (lima) tahun ke depan akan bermanfaat bagi manajemen dalam menjalankan tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat sehingga dapat tercipta pemahaman bersama dalam bekerja dengan bahasa dan tujuan yang sama.

The formulation of strategic working program in the next 5 years will be beneficial for the management to run its action and to take correct decision so that the same understanding with the same language and the same purpose will be created.

Penyusunan, metode dan sistematika rencana jangka panjang Bank dilakukan dengan pendekatan teori Strategic Management Model yang didahului dengan tahap pendahuluan, pengambilan data dan analisa serta pembahasan dengan pemangku organisasi.

Bank long-term plan compilation, method, and systematic is conducted with Strategic Management Model theory approach which begins with preface, data taking, and analyzing steps as well as discussion with organization administrator.

Rencana Jangka Menengah Pendek

Short Middle Term Plan





118

Rencana strategis jangka menengah pendek Bank Jateng tertuang dalam Rencana Bisnis ( Bussiness Plan ) Bank Jateng Tahun 2010 – 2012 yaitu peningkatan kapasitas usaha, baik produk konvensional maupun syariah, yang lebih diarahkan pada peningkatan pembiayaan pada sektor usaha produktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Target kualitatif rencana jangka pendek merupakan sasaran yang dinyatakan dalam kebijakan strategis, yaitu :

-



Bank Jateng short-middle-term strategic plan is stated in Bank Jateng business plan of 2010-2012, which is the improvement of business capacity, either conventional or Sharia products, which is aimed to the improvement of financing in productive business sector in order to support regional economy growth.



Short-term plan qualitative target is target stated in strategic policy, such as :

-

Penajaman kegiatan bisnis Penerbitan Surat Utang sebagai funding contingency plan Pemenuhan kewajiban atas penerapan PAPI (Revisi 2008) dan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Peningkatan permodalan sebagai antisipasi peningkatan beban modal sejalan dengan kewajiban Bank untuk memperhitungkan risiko operasional dalam perhitungan kecukupan modal disamping risiko kredit dan risiko pasar Pemberdayaan SDM di semua lini melalui penerapan secara bertahap Sistem Manajemen Kinerja.

-

-

The sharpening of business activity The issuing of Debt letter as funding contingency plan The fulfillment of obligation over PAPI implementation ( 2008 revision ) and PSAK No. 50 and 55 ( 2006 revision ). The improvement of capital system as anticipation of capital liability increase along with Bank’s obligation to consider operational risk in capital adequacy calculation besides loan and market risk. The empowerment of Human resources in all sectors through step by step implementation of Performance Management System.

Kebijakan Umum Direksi

Director General Policy

Direksi setiap tahun menerbitkan Surat Edaran ( SE ) untuk Semua Kepala Divisi/SKAI, Kepala Unit Usaha Syariah ( UUS ), Pemimpin Cabang dan Pemimpin Cabang Syariah yang memuat kebijakan Direksi dalam rangka menyusun Rencana Bisnis dan Rencana Anggaran Bank untuk periode 1 (satu) tahun yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Direksi Nomor : 0365/HT/01/01/2009 tanggal 26 Nopember 2009 perihal Kebijakan Umum Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2010 sebagai berikut :

Every year, Director issues Memorandum for all Head of Division/SKAI, Head of Sharia Business Unit, Head of Branch, and Head of Sharia Branch. It contains Director’s policy in order to compile Business and Bank Budgeting plan for 1 (one) period contained in Circular (SE) Board Number: 0365/HT/01/01/2009 dated 26 November 2009 regarding the Public Policy Directors PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tenngah in 2010 as follows :

1. Meningkatkan tingkat kesehatan Bank pada peringkat komposit baik pada seluruh komponen. 2. Meningkatkan permodalan Bank. 3. Meningkatkan penghimpunan dana masyarakat yang lebih diarahkan penggalian sumber dana masyarakat murni, dengan tetap mengupayakan peningkatan dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah (Pemda). 4. Optimalisasi fungsi Kantor Cabang Pembantu sebagai kepanjangan tangan Kantor Induknya yang lebih diarahkan dalam penghimpunan dana masyarakat murni. 5. Penggalian sumber dana berjangka panjang. 6. Penyaluran kredit yang lebih diarahkan pada pembiayaan usaha produktif, terutama sektor –sektor unggulan penunjang pembangunan daerah termasuk sektor – sektor unggulan penunjang pembangunan daerah termasuk pembiayaan infrastruktur, pengusaha kecil, koperasi dan pemberdayaan masyarakat desa. 7. Mengoptimalkan fungsi devisa dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai sumber pendapatan Bank disamping sebagai penunjang pembangunan daerah.

1. Improving the health level of the Bank on a composite ranking well on all components. 2. Increasing the capital of the Bank. 3. Increase public funding and a more directed excavations pure source of public funds, while still strive to increase the funds coming from local government (Pemda). 4. Optimizing Branch Office functions as the representative of the Headquater is more directed in pure public funding. 5. Excavation long-term funding source. 6. Lending a more directed at the financing of productive enterprises, especially the leading sectors of supporting regional development including the sector leading sectors supporting regional development including infrastructure financing, small entrepreneurs, cooperatives and community empowerment. 7. Optimizing the function of foreign exchange and Syariah Business Unit (UUS) as a source of income besides Bank sebaagai penujang regional development.

119

8. Mengembangkan produk – produk baru, baik dibidang pendanaan, kredit maupun jasa. 9. Mengoptimalkan tenaga pemasaran dan peningkatan kualitas layanan. 10. Perluasan jaringan kantor lebih diarahkan ke sentra – sentra ekonomi unggulan daerah dan peningkatan pangsa pasar. 11. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang berorientasi pada kemudahan, kecepatan dan keakuratan layanan nasabah. 12. Penerapan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (revisi 2008) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 50 dan 55. 13. Penataan dan peningkatan, baik kuantitas maupun kualitas SDM, yang mengarah kompetensi dan profesionalisme, guna kaderisasi dan regenerasi. 14. Meningkatkan fungsi pengendalian internal agar tercipta budaya kepatuhan dan budaya peduli risiko pada semua lini. 15. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi disemua bidang.

12. CONFLICT OF INTEREST, HUKUM, POLITIK DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL Permasalahan Hukum periode tahun 2010

8. Develop new products - new products, both in funding, credit or services. 9. Optimizing sales force and improving the quality of service. 10. Expansion of branch network is directed to the center pre-eminent regional economic centers and increase market share. 11. Optimizing the use of information technologyoriented convenience, speed and accuracy of customer service. 12. Implementation of the Indonesian Banking Accounting Guidelines (revised 2008) and the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) numbers 50 and 55. 13. Structuring and increase both the quantity and quality of human resources, which leads to competence and professionalism, to regeneration and regeneration. 14. Improve function of internal control in order to create a culture of compliance and risk care culture on all fronts. 15. Improve the effectiveness and efficiency in all fields.

12. CONFLICT OF INTEREST, LAW, POLITICS, AND SOCIAL RESPONSIBILITY

2.

Gugatan No. 23/Pdt.G/2010/PN.Kds, Bank Jateng Cabang Kudus sebagai Tergugat dan Penggugat adalah Debitur Kredit dengan kolektibilitas Macet yang menggugat untuk tidak dilakukan lelang jaminan oleh Bank Jateng. Saat ini perkara telah mendapatkan Putusan dari PN Kudus dan Bank Jateng dalam posisi menang, dan menunggu apakah Penggugat akan banding atau tidak.

2.

The suit No. 23/Pdt.G/2010/PN.Kds, Bank Jateng Kudus Branch as the defendant and the plaintiff is Credit debtor with non-performing collectibility, which is suing for the guarantee auction not to be done by Bank Jateng. At present, this case has got a verdict from PN Kudus and Bank Jateng is in the winning position, and is waiting if the plaintiff will appeal to the higher court or not.

3.

Perkara No. 7/Pdt.G/2010/PN.Btg, yaitu sengketa tanah yang obyek sengketanya menjadi jaminan kredit di Bank Jateng, sedangkan kredit tersebut telah lunas dan diserahkan kembali kepada debitur yang menjadi tergugat lengkap dengan surat pengantar roya. Posisi Bank Jateng dalam perkara ini sebagai Turut Tergugat VIII, perkara masih dalam proses di PN Batang.

3.

Case No. 7/Pdt.G/2010/PN.Btg, a land dispute which object of the dispute becomes credit warranty in Bank Jateng, whereas the credit has been paid off and returned to the defendant debtor, completed with cancellation accompanying letter. The position of Bank Jateng in this case is co-defendant VIII, the case is still in the process in PN Batang.

Permasalahan Hukum Pidana : Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Slawi yang mendapat Surat Panggilan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah sebagai Saksi dalam perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Tegal.

1.

Guidance for Bank Jateng employee in Slawi Branch office. He receives Summon letter from Central Java Provincial Attorney General’s office as a witness in the case of Misuse corruption Criminal presumption in Regional Finance Management in Tegal Municipality.

2.

Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Demak atas panggilan dari Kepolisian Resor Demak sebagai Saksi dalam perkara Dugaan Tindak Pidana Perbankan.

2.

Guidance for Bank Jateng employee in Demak Branch office over Demak Resort Police office’s summons as a witness in the case of Banking criminal presumption.

3.

Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Wonogiri atas undangan Kejaksaan Negeri Wonogiri untuk memberikan keterangan dalam kasus Dugaan Penyimpangan Proyek Pembangunan Pasar Kota.

3.

Guidance for Bank Jateng employee in Wonogiri Branch office over invitation from Wonogiri Provincial Attorney General’s office to give explanation in the case of Developing Project Violation Presumption.

4.

Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Pusat ke Polrestabes Semarang dalam kasus Dugaan Penipuan/Penggelapan sertifikat terkait dengan debitur KPR.

4.

Guidance for Bank Jateng employee in the Head office to Semarang Large City subregional Police in the case of certificate Fraud presumption related to KPR debtor.

Law matters in 2010 period JUMLAH

PERMASALAHAN HUKUM

PERDATA Civil

Total

PIDANA Criminal

LAW MATTERS

Law Matters in 2010 Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam Proses Jumlah

Keterangan : - Permasalahan Hukum Perdata : 1. Bank Jateng menerima somasi dari PT. Tria Silira Murti karena merasa terganggu dengan hasil temuan pemeriksaan BPK RI terhadap Bank Jateng yang menyatakan bahwa Bank Jateng belum menghapus hak tagih yang merupakan kewajiban PT. Tulus Harapan yang

120

Finished (has legal power)

3 3

9 9

Criminal Law matter

1.

Orang / Person

PERMASALAHAN HUKUM 2010

which then is taken over by PT. Tria Silira Murti and then it has been taken over to PT. Mitra Citra Selaras. The case is still in the negotiation process.

dialihkan kepada PT. Tria Silira Murti dan telah dialihkan kepada PT. Mitra Citra Selaras, kasus masih dalam proses negosiasi.

In the process Total

Description: - Civil Law matter 1. Bank Jateng gets summons from PT. Tria Silira Murti because it feels disturbed with the result of examination findings from State Audit Bureau (BPK) Republic of Indonesia which stated that Bank Jateng has not written off the dun right which is the responsibility of PT. Tulus Harapan

121

Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Purbalingga yang dipanggil sebagai Saksi atas kasus Dugaan Korupsi di PN Purbalingga.

5.

Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Magelang di Kejaksaan Negeri Magelang guna didengar dan diperiksa sebagai Saksi dalam Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Buku Teks Ajar Bagi Siswa.

6.

Pendampingan kepada pegawai Kantor Cabang Utama yang dipanggil sebagai Saksi dalam kasus yang dihadapi oleh Debitur atas terjadinya Tindak Pidana Surat Palsu dan atau Menggunakan Surat Palsu atau setidaknya Membuat Pengaduan atau Laporan Palsu.

7.

8.

Somasi atas pemberhentian sebagai Capeg melalui Kantor Pengacara dan telah disampaikan Surat Penjelasan kedua yang penyelesaiannya masih dalam proses.

8.

Summons or discharge as employee candidate through legal office and the second explanation letter has been summoned. The finishing of the case is still in the process.

9.

Pendampingan kepada Pegawai Bank Jateng Kantor Pusat memenuhi panggilan POLDA Jateng sebagai Saksi dalam Dugaan Tindak Pidana Perbankan yang diduga dilakukan Terlapor.

9.

Guidance for Bank Jateng employee in the Head office to requires Central Java Regional Police’s summon as a witness in the banking criminal presumption which is assumed has been done by the person who reports.

5.

6.

b.

Guidance for Bank Jateng employee in Purbalingga Branch office who is summoned as a witness over the case of Corruption Presumption in PN Purbalingga. Guidance for Bank Jateng employee in Magelang Branch office in Magelang Provincial Attorney General’s office in order to be heard and investigated as a witness in the corruption crime of Student’s textbook purchase.



Pemberian Dana Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik periode tahun 2010 Pemberian bantuan dana kegiatan sosial yang dilakukan oleh Bank Jateng merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial yang pelaksanaan penggunaannya berpedoman pada Surat Keputusan Direksi yang mengatur tentang penggunaan dana sosial,sedangkan untuk kegiatan politik Bank tidak memberikan bantuan untuk kegiatan tersebut.

Jenis bantuan yang diberikan oleh Bank Jateng adalah : a.

Program Bantuan Sosial berupa : -

122

Uang Tunai Pendidikan dan Pelatihan Sarana dan Prasarana Pengobatan Bahan Pokok Makanan dan Sandang



guidance for Bank Jateng employee in Head Branch office to be summoned as a witness in the case encountered by Debtor over counterfeit Letter crime and / or using counterfeit letter or at least making charge or counterfeit report.

Social Activity Fund Giving and Political Activity in 2010 period The social activity fund giving is done by Bank Jateng and it is the form of corporate care and responsibility towards social environment which implementation ot the use is based on Director’s decree. It arranges the use of social fund, whereas for Bank does not give fund for political activity.

Kinds of fund given by Bank Jateng : a.

Social Aid program : -

Cash Education and training Facilities Medication Clothing and Food

b.

Bantuan modal kerja dan investasi kepada Koperasi, Kelompok Swadaya Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat c.

• 7.

Program Kemitraan berupa

working capital aid and investment for cooperative, people independent group, and non-profit organization.

Bantuan tunai kepada Yayasan Kesejahteraan Karyawan / Karyawati ( Yakekar ) untuk peningkatan kesejahteraan karyawan dan pensiunan.

Adapun dana yang telah digunakan untuk kegiatan dan bantuan sosial selama tahun 2010 adalah sebesar Rp. 1.519.886.500,- ( Satu Milyar Lima Ratus Sembilan Belas Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Lima Ratus Rupiah ) dengan perincian :

Partnership program

c.



Cash aid for employee welfare foundation (yakekar) to increase the welfare of employees and retirees.

Fund used for activity and social aid in 2010 is Rp. 1.519.886.500,- (one billion five hundred nineteen million eight hundred eighty six thousand five hundred rupiah) which description is :

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusannya. Benturan kepentingan dimaksud antara lain adalah perbedaan antara kepentingan ekonomi Bank dengan kepentingan ekonomi pribadi pemilik, anggota Komisaris, anggota Direksi maupun Pejabat Eksekutif bank dan atau pihak terkait dengan Bank, pemberian perlakuan istimewa kepada pihak – pihak tertentu diluar prosedur dan ketentuan yang berlaku serta pemberian suku bunga tidak sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Apabila keputusan tetap harus diambil, maka harus mengutamakan kepentingan ekonomi Bank dan menghindarkan kerugian atau berkurangnya keuntungan Bank.

If there is a conflict of interest, Commissioner member, Director, and Bank Executive officer is forbidden to take action which can harm the Bank and lessen Bank’s profit and is obliged to reveal the intended conflict of interest in every decision.

Dalam hal Bank mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Bank akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Bank mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Bank diwakili oleh Komisaris.

If Bank has interest which is on the contrary with personal interest of a Director member, Bank will be represented by other Director members and if the Bank has interest which is on the contrary with all Director members’ interest, Bank will be represented by the commissioner.

Benturan kepentingan yang terjadi dalam tahun 2010 dapat diselesaikan dengan mengutamakan kepentingan ekonomi bank yaitu :

The conflict of interest in 2010 can be finished by prioritizing Bank economy interest. They are :

-

-

Permintaan kendaraan operasional Pemerintah Provinsi Jawa Tengah cq Sekretaris Daerah karena adanya penempatan dana giro yang telah diperhitungkan cost dan benefitnya.

The intended conflict of interest is the difference between Bank economy interest and owner private economy interest, commissioner member, Director member or Bank executive officer and/or related party with the Bank, special treatment to certain parties outside procedure and effective regulation and interest rate giving which is not suitable with procedure and effective regulation. If the decision must still be taken, it must prioritize Bank economy interest and avoid the loss or lessen of Bank’s profit.

Request over Central Java Provincial Government operational vehicle cq Regional Secretary because there is demand deposit fund placement which cost and benefit have been estimated.

123

Sistem Pelaporan Pelanggaran Ruang lingkup dari Sistem Pelaporan Pelanggaran meliputi :

Whistleblowing System The scope of Whistleblowing System include :

a. Perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian financial atau non financial terhadap perusahaan (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). b. Perilaku insan Bank Jateng yang tidak terpuji yang berpotensi mencemarkan reputasi perusahaan dan / atau yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

a. Acts that may cause financial or non financial loss to the company (Corruption, Collusion and Nepotism).

Struktur Pengelola Sistem Pelaporan Pelanggaran Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan organ yang melaksanakan Sistem Pelaporan Pelanggaran.

Management Whistleblowing System Internal Audit Unit is the organ that implement the Whistleblowing System.

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Tugas pokok :

Internal Audit Unit The principal tasks :

Tugas pokok SKAI, khususnya dalam menangani laporan pelanggaran adalah membantu Direksi untuk menerima pelaporan tertulis maupun lisan yang ditindalanjuti dengan melaksanakan investigasi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan/ti Bank Jateng

Main tasks of the Internal Audit Unit, particularly in dealing with a Whistleblowing System is to assist the Board of Directors to receive written and oral reporting that follow with conducting investigations of violations committed by employees Banks

Fungsi : 1. Menerima laporan pelanggaran. 2. Mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan dan melakukan investigasi terhadap substansi pelanggaran yang dilaporkan. 3. Melaporkan ke Direksi hasil invistigasi dan kesimpulan akhir atas laporan penggaran. 4. Memberikan masukan dan usulan kepada Direksi untuk memberikan sanksi kepada pelapor, jika laporan pelanggaran yang tidak terbukti kebenarannya. 5. Mengusulkan kepada Direksi untuk memberikan penghargaan kepada pelapor, jika laporan pelanggaran yang terbukti kebenarannya.

Function : 1. Receive a report violations. 2. Collect the necessary evidence and conduct investigations of reported violations of substance.

Dampak Sistem Pelaporan pelanggaran Meskipun pengaduan pelanggaran karyawan melalui saluran pelaporan pelanggaran di tahun 2010 tidak terlalu signifikan, namun memberikan dampak positif terhadap temuan auditor independen dan pelanggaran disiplin karyawan yang terus menurun.

Impact Reporting System violations Despite complaints of violations of employees reporting violations through the channel in 2010 is not too significant, but positive impact on the findings of the independent auditor and employee discipline violations that continue to decline.

124

b. Bank Jateng human behavior is not commendable that could potentially contaminate the reputation of the company and / or resulting in losses for the company.

3. Report to the Board of Directors investigation results and final conclusions of the report violation. 4. Providing input and recommendations to the Board of Directors to give sanction to the complainant, if the violation report is unsubstantiated. 5. Propose to the Board for giving the award to the complainant, if the violation report is unsubstantiated.

Tata Kelola Unit Usaha Syariah | sharia business unit corporate governance

Tata Kelola Unit Usaha Syariah | sharia business unit corporate governance

126

Dalam menjalankan aktivitasnya, bank senantiasa akan berhadapan dengan berbagai macam risiko seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko reputasi, risiko hukum dan risiko lain-lain. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola secara hati-hati atau prudent sehingga tidak berdampak pada kerugian bank dan masyarakat pengguna produk dan jasa bank.

In doing its activities, Bank will always face many kinds of risks, such as credit risk, market risk, operational risk, reputation risk, law risk, etc. These risks can not be avoided but it can be maintained prudentially so that they don’t have any impacts on the Bank loss and Bank service and product user society.

Pengelolaan dengan kehati-hatian inilah yang kemudian dikenal dengan Tata Kelola Perusahaan. Demikian halnya dengan UUS Bank Jateng yang secara resmi sesuai persetujuan Bank Indonesia nomor 9/71/DS/SM didirikan pada pada tanggal 19 Nopember 2007 di Semarang. Meskipun kurang dari 5 tahun, namun sebagai unit usaha baru, justru penerapan Tata Kelola telah dilakukan sejak awal. Hal ini mengingat semakin meningkatnya risiko yang dihadapi bank baik yang dapat diprediksikan maupun tidak. Bank juga dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerja guna melindungi kepentingan stakeholder.

This prudential governance is then known as Corporate Governance. Bank Jateng Sharia Business Unit is implementing Good Corporate Governance. It has been official based on the agreement of Bank of Indonesia Number 9/71/DS/SM established on Nopember 19, 2007 in Semarang. The governance has been conducted in the beginning, despite being a new line of business and being less than five years old. This happens because of the raise of risks faced by the bank, either can be predicted or not. The Bank is demanded to always increase its performance in order to protect the stakeholders’ interest.

Dengan telah dikeluarkannya Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah khususnya pasal 34 dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan Unit Usaha Syariah serta mengacu pada sejumlah referensi dari IFSB, maka selanjutnya dalam kegiatan operasionalnya, Tata Kelola UUS Bank Jateng mengacu pada peraturan-peraturan tersebut yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk Surat Keputusan Direksi.

Along with the issued of Decree Number, 21 year 2008 especially psalm 34 and the Regulation of Bank of Indonesia (PBI) number 11/33/PBI/2009 about the implementation of Good Corporate Governance for Public Bank and Sharia Business Unit and also refers to a number of references from IFSB, therefore in its operational activities, Bank Jateng Sharia Business Unit Corporate Business Unit refers to those regulations which then were implemented in the form of Director’s decree.

Dalam menciptakan Tata Kelola UUS Bank Jateng, peran Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi adalah vital demikian halnya dengan tanggung jawab dan penerapannya. Untuk mendukung tanggung jawab tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi dibantu dengan sejumlah komite-komite. Oleh karenanya, komposisi, kompetensi dan tanggung jawab yang jelas adalah menjadi hal yang penting untuk membangun struktur Tata Kelola Bank.

The role of Director, Sharia Supervising Board and Commissioner Board is vital in operating Bank Jateng Sharia Business Unit Corporate Governance, as well as their responsibilities and implementation. To support those responsibilities, Directors and Commissioner Boards are assisted by a number of committees. Because of it, clear responsibility, competency, and composition are important things to build Bank Corporate Governance structure.

Secara umum, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi adalah

Generally, the jobs and responsibilities of Director, Sharia Supervising Unit and Commissioner Board are not conducting the jobs

melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan amanah dari pemegang saham dan stake holder untuk tidak lalai dalam menjalankan tugasnya.

arranged in the terms and jobs from shareholders and stakeholders that they are not careless in doing their jobs.

Tata Kelola Bank mengarah pada pilar-pilar prinsip yang dikenal dengan TARIF yaitu tranparancy (keterbukaan), accountability (akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab), independency (independensi) dan fairness atau kewajaran.

Bank corporate governance aims to principal guidelines known as TARIF, stands for Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness.

Tata Kelola UUS Bank Jateng diarahkan untuk mencapai apa yang dimaksud sebagai : A difined set of relationship between a company’s management, its board of Directors, its shareholders and other stakeholders which provides the structure through which the objectives of the company are set and the means of attaining those objectives and maintaining performance are determined.

Bank Jateng Sharia Business Unit Corporate Governance is also aimed to a defined set of relationship between a company’s management, its Board of Directors, its shareholders and other stakeholders which provides structure through which the objectives of the company are set and the means of attaining those objectives and maintaining are determined.

Sampai dengan akhir tahun, telah didirikan 2 Kantor Cabang Syariah yaitu Surakarta dan Semarang dengan Kantor Pusat di Semarang.

By the end of the year, two Sharia Branch offices have been established, one is in Surakarta and the other one is in Semarang. The Head Office is in Semarang.

Dewan Pengawas Syariah

Sharia Supervising Board

UUS telah memiliki Dewan Pengawas Syariah dengan komposisi 1 (satu) orang sebagai Ketua dan 2 (dua) orang sebagai anggota yang secara organisasi keberadaannya di bawah Dewan Komisaris dengan tugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Anggota Dewan Pengawas Syariah telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

Sharia Business Unit has Sharia Supervising Board which composition is 1 (one) person as the Head and 2 (two) people as the members. In the organization, the place of the members is under the Commissioner Board and their duty is to give advice or suggestion to the Directors and and to supervise Sharia Business Unit’s activities in order to be along with the member of Sharia Principal. Sharia Supervising Board has provided enough time to conduct their jobs and responsibilities optimally.

Adapun susunan keanggotaan sebagai berikut :

The composition of the membership is as followed :

SUSUNAN KEANGGOTAAN DEWAN SYARIAH Composition of Sharia Board

NAMA (Name)

POSITION

Ketua

Prof. DR. H.Achmad Rofiq, MA

Chairman

Anggota

Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA

Member

Anggota

Prof. DR. Bambang Setiaji

Member

POSISI

127

Merujuk pada Surat Keputusan Direksi No.0216/HT.01.01/2008 tanggal 24 Juli 2008 tentang Tata Tertib Menjalankan Pekerjaan Dewan Pengawas Syariah, maka tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan nasehat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah dalam hal :

Referring to Director’s decree No. 0216/HT.01.01/2008 dated July 24, 2008 about Regulations to conduct the duty of Sharia supervising Board, therefore their jobs and responsibilities are giving advice and suggestion to the Directors and Supervising Sharia Business Unit activity in accordance to Sharia in :

Untuk mendukung kelancaran tugas dan koordinasi, Dewan Pengawas Syariah mengadakan sejumlah rapat yang selama tahun 2010 terselenggara sebanyak 13 kali.

TANGGAL



Penilaian dan memastikan pemenuhan Prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank : Pengawasan proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia;





Scoring and making sure that the fulfillment of Sharia principal is based on product and operational guidelines issued by the Bank; Supervising the process of Bank’s new product development in accordance with the fatwa ( Islamic decree ) of National vSharia Board-Majelis Ulama Indonesia;

Sharia Board Meeting

13-01-2010 21-01-2010

05-05-2010

Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya;



Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank; dan meningkatkan mekanisme serta layanan Bank.



Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.



Asking for fatwa ( Islamic Decree ) to National Sharia Board-Majelis Ulama Indonesia for Bank’s new product which does not have any decree yet.

PESERTA

Material

Participant

Konsultasi Rencana Pembukaan KCS Semarang

Ketua, KaUUS, Kasub Operasional

Consultation of opening plan in KCS Semarang

Head, Head of UUS , Head of Sub Department of Operational

Membahas Bank Jateng Syariah sebagai Pengelola Wakaf

Ketua, KaUUS, Kasub Operasional, Kasub Usaha

Tunai

Head, Head of UUS, Sub Head of Operational, Head of Sub

Discussion about Bank Jateng Sharia as the governance of Cash Wakaf

department of Business

Pembahasan pembiayaan terhadap gedung sebagai

Ketua, KaUUS,Kasub Operasional, Pincab Syariah

tempat penampungan tembakau

Surakarta

Discussion about the finance of building as a shelter for tobacco

Head. Head of UUS, Head of Sub Department of Operational, Director of Surakarta Sharia Branch

26-05-2010



MATERI

Date

RAPAT DEWAN SYARIAH •

In order to support the smoothness of jobs and coordination, Sharia Supervising Board holds a number of meeting during 2010. There are 13 meetings altogether.

03-06-2010

Pembahasan Pedoman Akad Pembiayaan Rp. 500 juta

Ketua, Kasub Usaha, Kasub Operasional

keatas

Head, Head of Sub Department of Business, Head of Sub

Discussion about Finance Agreement Guideline above Rp 500.000.000

Department of Operational

Mencermati Draft SK Direksi tentang Tabung Haji

Ketua, Anggota, Kasub Usaha,Kasub Operasional

Studying Draft of Director’s Decree about Hajj account

Head, Members, Head of Sub Department of Business, Head of Sub Department of Operational



Conduct periodic reviews for compliance with Sharia Principles on the mechanisms of fund collection and disbursement of funds and bank services, and improve the mechanisms and bank services.

14-06-2010

Asking for information and data related to Sharia aspect from Bank working unit in implementing its job.

02-08-2010

22-07-2010

Koordinasi persiapan rapat DPS di Surakarta 16 Juni 2010

Ketua, KaUUS,KasubOperasional

Coordination of DPS Meeting Preparation in Surakarta on June 16 2010

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational

Pembahasan draft produk baru Qardhul rapat DPS di

Ketua,KaUUS, Kasub Operasional

Surakarta tanggal 16 Juni 2010

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational

Discussion about a new product draft, Qardhul, DPS meeting in Surakarta on June 16 2010



Kriteria keanggotaan Dewan Pengawas Syariah adalah memiliki kompetensi dan integritas sesuai dengan penilaian Bank Indonesia dan telah lulus Fit & Proper Test serta pengangkatannya telah mendapat persetujuan RUPS dan Bank Indonesia. Terkait dengan rangkap jabatan, dari 3 (orang) Anggota Dewan Pengawas Syariah terdapat anggota yang merangkap jabatan di Lembaga Keuangan Syariah yaitu :

128

The criteria of Sharia Supervising Board is to possess integrity and competency based on the criteria from Bank of Indonesia and has passed fit and proper test. The assignment of Sharia Supervising Board has been approved by RUPS and Bank of Indonesia.

18-08-2010 06-10-2010



Prof. DR. H. Ahmad Rofiq, MA merangkap sebagai Dewan Pengawas Syariah di BPRS PNM Binama, Semarang



Prof. DR. H. Ahmad Rofiq, MA, who is also as Sharia Supervising Board in BPRS PNM Binama, Semarang.



Prof DR. H. Bambang Setiadi, Msi, merangkap sebagai Dewan Pengawas Syariah di BPRS Dana Mulya, Surakarta.



Prof. DR. H. Bambang Setiadi, Msi, who is also as Sharia Supervising Board in BPRS Dana Mulya, Surakarta.

Ketua, KaUUS, Kasub Usaha

Discussion about ZIS fund as Sharia Bank Jateng product

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business

Pembahasan Pembiayaan Koperasi Syariah

Ketua, KaUUS, Kasub Operasional, Kasub Usaha

Discussion about Sharia Cooperation Finance

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational

Pembahasan dan relomendasi draft wa’ad pembiayaan

Ketua, KaUUS, Kasub Operasional, Kasub Usaha

untuk Universitas Muhammadiyah Semarang

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational

Discussion and recommendation of wa’ad Draft for the finance of Semarang University

26-10-2010 08-12-2010

Related to the double title, out of 3 (three) members of sharia Supervising Board, there is one member who possess two titles in Sharia Finance Department. They are :

Pembahasan Dana ZIS sebagai produk Bank Jateng Syariah

Pembahasan tentang Produk Gadai Emas

Ketua, KaUUS, Kasub Usaha

Discussion about Gold Pawn Product

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business

Pembahasan share pendapatan tentang Besaran Dana

Ketua, KaUUS, Kasub Usaha

Talangan Haji

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business

Discussion about income share of the quantity of Hajj Loan Fund

22-12-2010

Meneliti tentang Rencana Pembiayaan Radio Jatayu

Ketua, KaUUS, Kasub Usaha, Pincab Syariah

Semarang

Semarang

Research about the plan of Semarang Jatayu Radio Finance

Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business, Director of Semarang Sharia Branch

129

Direksi

Directors

Direktur UUS dirangkap oleh Direktur Pemasaran Bank Jateng berdasarkan Keputusan RUPS No.159 tanggal 28 Desember 2009 adalah Basuki Sri Hartono, S.sos. Direktur UUS telah menyediakan waktu yang cukup untuk mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan berpedoman pada Surat Keputusan Komisaris No. 0013/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 24 Nopember 2008 tentang Pedoman dan Tata Tertib Menjalankan Pekerjaan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

Director of UUS and Bank Jateng Marketing Director are done concurrently based on RUPS ( General Share Holder’s Meeting ) Decree No. 159 December 28, 2009. The Director is Mr. Basuki Sri Hartono, S. Sos. The Director of UUS has provided adequate time to run the Bank according to his authority and responsibilities as mentioned in Memorandum of Association/Bank Articles of Association and current statutes and guided by Commissioner’s Letter of Decision No. 0013/KPTS/KM/BPD/2008 on November 24, 2008 about Guideline and Regulations on running the job as a Director of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Central Java Regional Development Bank ).

Sesuai Surat Bank Indonesia Nomor 12/41/DPB1APBU/Sm tanggal 28 April 2010 perihal Laporan Pengangkatan Direktur UUS (Unit Usaha Syariah ).

According to a Letter of Bank of Indonesia No. 12/41/DPB1APBU/Sm on April 28, 2010 about the Report of UUS (Sharia Business Unit) Director’s Appointment .

Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Unit Usaha Syariah

Jobs and Responsibilities of Sharia Business Unit Director



Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan UUS berdasarkan prinsip kehati-hatian dan Prinsip Syariah.



Fully responsible for implementing the management of UUS based on prudential and Sharia principal.



Menindaklanjuti rekomendasi dari hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah.



Following up recommendation from the supervising result of Sharia Supervising Unit



Memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan internal.



Assuring the availability and the adequacy of internal report.



Melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan kepada stakeholders. Kondisi non keuangan dimaksud antara lain kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha Bank dan kelompok Usaha Bank.



Implementing transparency of finance and non finance condition to the stakeholders. Non finance condition means management, ownership, and development of Banking business and Banking Business group.



Memantau serta mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank dapat dipenuhi.



Monitoring and taking necessary steps so that Bank Health Level can be fulfilled.



Menetapkan jenis produk penghimpunan dana masyarakat sesuai dengan ketentuan / peraturan perundang – undangan yang berlaku yaitu :



Deciding kinds of society’s fund raising product according to current regulations or statutes, which are :

o SK Direksi No. 0148/HT.01.01/2010 tanggal 1 April 2010 tentang iB Deposito Bank Jateng

130

o SK Direksi No. 0149/HT.01.01/2010 tanggal 1April 2010 tentang iB Bima

o Director’s decree No. 0149/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Bima iB.

o SK Direksi No. 0150/HT.01.01/2010 tanggal 1 April 2010 tentang iB Amanah

o Director’s decree No. 0150/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Amanah iB.

o SK Direksi No. 152/HT.01.01/2010 tanggal 1 April 2010 tentang iB Giro Bank Jateng

o Director’s decree No. 152/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Bank Jateng Demand Deposit iB.



Mengatur sistem dan prosedur penanganan serta penyelesaian pengaduan yang diajukan Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah dengan menerbitkan SK Direksi No. 0196/HT.01.01/2005 tanggal 24 Agustus 2005 tentang Pedoman Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.



Set up systems and procedures for handling and settlement of complaints filed by the Customer and the Customer or Representative issued the Decree of the Board of Directors No. 0196/HT.01.01/2005 August 24, 2005 on Guidelines for Handling Customer Complaints and Settlement of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.



Melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data nasabah Bank dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia dengan menerbitkan SK Direksi No. 0234/HT.01.01/2005 tanggal 1 Oktober 2005 tentang Pedoman Transparansi Informasi Produk dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.



Regulating system and Bank customer’s complaint solving and handling guided by conditions and regulations as arranged in Regulations of Bank of Indonesia by issuing Director’s Decree No. 0234/HT.01.01/2005 on October 1, 2005 about Guidelines of Product Information Transparency and Central Java Regional Development Bank Customer Private Data Use.



Dalam pemberian pembiayaan Direksi telah mendasarkan pada peraturan perundang – undangan yang berlaku dan analisa kelayakan kredit, mengadministrasikan, mendokumentasikan berkas kredit secara aman dan tertib, melakukan pembinaan Nasabah serta kebijakan tentang pengawasan kredit dengan menerbitkan pedoman yaitu SK Direksi No. 0167/HT.01.01/2008 tanggal 21 Mei 2008 tentang Pedoman Kebijakan Pemberian Pembiayaan Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah



In providing finance, Director has implemented it based on current statutes and credit feasibility analysis, has administered it, documented the credit files securely and orderly, has conducted customer management and policy about credit supervision by issuing a guideline, Director’s decree No. 0167/HT.01.01/2008 on May 21, 2008 about Sharia finance Provision Policy Guideline of Central Java Regional development Bank.

o Director’s decree No. 0148/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Bank Jateng Deposit iB

131

132

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Non Finance and Finance Condition Transparency

Dalam penerapan transparansi kondisi Keuangan Bank, Manajemen Bank Jateng membuat Laporan Keuangan Publikasi Triwulan, Laporan Keuangan Bulanan dan selengkapnya terdapat pada Laporan Tahunan yang antara lain mengungkap hasil penghimpunan dan penggunaan dana serta hasil operasional Unit Usaha Syariah. Disamping itu manajemen Bank Jateng juga melaporkan kondisi Non Keuangan kepada Stakeholders.

Implementing Bank’s Finance condition transparency, the management of Bank Jateng makes Term publication Finance report, Monthly Finance Report, and thus will be found in Annual Report which reveals the result of the accumulation and the use of fund as well as the operational result of Sharia Business Unit. Besides, Bank Jateng management also reports Non finance condition to the Stakeholders.

Transparansi kondisi keuangan dan penggunaan data pribadi nasabah yang lazim disediakan oleh nasabah kepada Bank dalam bertransaksi mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan perbankan yang berlaku, dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip kehati – hatian melalui prinsip mengenal nasabah maupun pengelolaan risiko operasional, risiko hukum dan risiko reputasi sesuai peraturan dan pedoman yang telah dimiliki Bank.

The transparency of financial condition and customer’s personal data use is commonly provided by customers to the Bank during transaction. It refers to and obey the conditions and current banking regulations by not only paying attention to and implementing prudential principal through knowing-thecustomer principal but also managing reputation, law, and operational risk according to regulations and guidelines owned by the Bank.

Transparansi informasi produk Bank yang meliputi karakteristik, manfaat, risiko dan biaya yang melekat pada produk dan jasa yang ditawarkan Bank disampaikan secara memadai kepada nasabah, baik lisan dan atau tertulis dengan cara-cara yang etis dan tidak menyesatkan.

The transparency of Bank product information includes characteristics, benefits, risks, and expenses attached to service and product offered by the Bank which is well delivered to the customers, by written or by oral in not misleading and ethical ways.

Dalam rangka mendukung pelayanan nasabah, maka untuk memfasilitasi timbulnya ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan adanya potensi kerugian financial yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank, telah dimiliki unit kerja yang menangani penyelesaian pengaduan nasabah yang merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan nasabah guna menjamin hak – hak nasabah dalam berhubungan dengan Bank Jateng, dan apabila terjadi sengketa dapat diselesaikan melalui lembaga mediasi perbankan.

In supporting service to the customers, therefore to facilitate the occurring of customers dissatisfied utterance caused by financial loss potency which is predicted because of Bank’s mistake or carelessness, Bank Jateng has had a working unit. This working unit handles customer’s complaint solving. It is one of the things to increase protection to the customers in order to guarantee customer’s rights in relation to Bank Jateng. If there is a dispute, it can be solved through Banking mediation department.

Penyaluran Dana Kepada Nasabah Inti Dan Penyimpanan Dana Oleh Deposan Inti

Fund Distribution To Core Customers And Fund Saving By Core Depositor

Dalam rangka penerapan prinsip kehati – hatian dan manajemen risiko Direksi Bank telah menerbitkan pedoman tertulis ( Surat Keputusan Direksi No.0150/HT.01.01/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembiayaan Syariah ) yaitu Pedoman penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank yang mengatur hal - hal sebagai berikut : • Pengertian penyediaan dana, pihak terkait dan penyediaan dana besar

In implementing prudential principal and risk management, Bank Director has issued written guideline ( Director’s Decree No. 0150/HT.01.01/2008 about Sharia Finance Implementation Guideline), a guideline for related party, considerable fund and or fund provision to other party who has interest in the Bank. It arranges these following matters :









Prosedur penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank Sistem pemantauan terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank Sistem pengendalian intern terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank Unit yang bertanggung jawab.

Fund provision description, related party, and considerable fund provision.

Procedure of fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision towards other party who has interests towards the Bank.



Monitoring system towards fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision for other party who has interests towards the Bank.



Internal control system towards fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision for other party who has interests towards the Bank.



Responsible unit.

Pembiayaan kepada Pejabat Eksekutif Bank dikecualikan sebagai pemberian kredit kepada pihak terkait sepanjang diberikan dalam rangka kesejahteraan sumber daya manusia Bank yang didasarkan pada kebijakan tunjangan dan fasilitas jabatan serta diberikan secara wajar.

Finance for Bank Executive Officer is excepted as credit given to related party as long as it is given for the welfare of Bank human resource based on title facility and allowance policy and also given accordingly.

Penyediaan dana kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan Bank wajib melaporkan kepada Komisaris tentang penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank yang melampaui BMPK atau diperkirakan akan melampaui BMPK.

Fund provision for related party must get agreement from Commissioner Board and the Bank is obliged to report to the Commissioner about fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision towards other party who has interests towards the Bank over BMPK or predicted will be over BMPK.

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar periode Desember 2010 adalah sebagai berikut :

Fund provision towards related party and considerable fund provision December 2010 period is as followed :

PENYEDIAAN DANA OLEH NASABAH INTI

PENYEDIAAN DANA

Provision of Funds by Core Customer

Kepada Debitur Inti :

Provision of Funds

a. Individu b. Grup

PENEMPATAN DANA OLEH NASABAH INTI Placement of Funds by Core Customer

PENEMPATAN DANA Placement of Funds

JUMLAH (Amount) DEBITUR Debitor

NOMINAL (Jutaan Rupiah) Million Rupiah

10

44.738

-

-

JUMLAH (Amount) DEBITUR Debitor

NOMINAL (Jutaan Rupiah) Million Rupiah

10

95.011

-

-

Kepada Debitur Inti : a. Individu





b. Grup

133

Kesimpulan Umum Hasil Self Assesment Pelaksanaan Good Coporate Governance Bank Jateng Periode 2010 | general conclusion of good corporate governance implementation self assesment result at bank jateng period 2010

134

Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bank Jateng tahun 2010 : 1. Pelaksanaan Tugas dan tanggung Jawab Dewan Komisaris

General Conclusion Self Assessment results Implementation of Good Corporate Governance (GCG), Bank Central Java in 2010 : 1. Implementation Roles and responsibilities of the Board of Commissioners

Keanggotaan dan komposisi Dewan Komisaris mempertimbangkan aspek-aspek seperti integritas, keilmuan, kompetensi, kepatutan dan kompleksitas usaha Bank Jateng. Seluruh Dewan Komisaris telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan untuk menduduki jabatan yaitu lulus Fit and Proper Test, telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dan telah disahkan dalam RUPS. Dalam hal pelaksanaan tugas dan kewajiban, telah tersusun rinci dan terukur sesuai dengan aturan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.

Membership and composition of the Board of Commissioners to consider aspects such as integrity, knowledge, competence, appropriateness and complexity of the Bank Jateng. The entire Board of Commissioners has complied with the requirements for positions that passed the Fit and Proper Test, has received approval from Bank Indonesia and has been ratified at the AGM. In terms of duties and obligations, has made detailed and measured in accordance with the applicable rules and principles of GCG.

Dewan Komisaris telah dibekali pengayaan untuk meningkatkan kemampuan yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Koordinasi antara Dewan Komisaris berjalan dengan baik. Demikian halnya koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi dan Manajemen.

Board of Commissioners has provided enrichment to enhance the capabilities that can support the implementation of tasks and responsibilities. Coordination between the Board of Commissioners went well. Similarly, the coordination of the Board of Commissioners with the Board of Directors and Management.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi Komposisi Dewan Direksi mengakomodir perkembangan dan kompleksitas usaha Bank Jateng. Latar Belakang pendidikan, berpengalaman, integritas dan kompetensi dari masing-masing Dewan Direksi juga mendukung dalam pengelolaan Bank.

2. The duties and responsibilities of the Board of Directors Composition of the Board of Directors to accommodate growth and complexity of the Bank Jateng. Background education, experience, integrity and competence of each of the Board of Directors also supported the Bank's management.

Koordinasi dengan manajemen bank juga berjalan dengan efektif. Demikian halnya komunikasi Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris melalui koordinasi dan sejumlah rapat-rapat strategis. Program pengayaan untuk meningkatkan wawasan yang up to date bagi Dewan Direksi juga berjalan baik untuk mendukung upaya Bank mencapai rencana bisnis.

Coordination with bank management is also effective. Similarly, communications with the Board of Commissioners of the Board of Directors through coordination and a number of strategic meetings. Enrichment programs to increase knowledge up to date for the Board of Directors also work well to support the Bank's efforts to reach a business plan.

3. Kelengkapan Komite-komite Komite-Komite yang tersedia telah sesuai dengan kebutuhan Bank dalam upaya mencapai rencana bisnis. Komite menjalankan tugas dengan efektif. Komite juga aktif menyampaikan rekomendasi, kajian dan bahanbahan untuk pertimbangan pengambilan keputusan Dewan Komisaris.

3. Completeness Committees Committees that are available are in accordance with the needs of the Bank in an effort to achieve business plan. Committee duties effectively. The Committee is also active in making recommendations, studies and materials for the consideration of the BOC decision.

4. Penanganan Benturan Kepentingan Bank telah memiliki perangkat penanganaan benturan kepentingan berupa kebijakan, sistem dan prosedur. Sepanjang tahun 2010, dapat dikatakan Bank tidak memiliki benturan kepentingan yang dipandang significant dan dapat menimbulkan kerugian Bank.

4. Handling Conflicts of Interest The Bank has a conflict of interest penanganaan devices such policies, systems and procedures. During the year 2010, we can say the Bank has no conflict of interest that are considered significant and may cause harm to the Bank.

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Fungsi kepatuhan Bank berjalan dengan Baik dibawah kendali Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan. Faktor yang menonjol adalah independensi dalam menyampaikan kajian melalui perangkat two tails analyze, review secara berkala terhadap pelaksanaan seluruh kebijakan bank dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

5. Implementation of Bank Compliance Function. Banks compliance function under the control of walking with both the Director of Compliance and the Compliance Unit. The dominant factor is the independence in the present study through the two tails analyze, review periodically the implementation of all bank policies and compliance regulations.

6. Penerapan Fungsi Audit Intern Fungsi Audit Internal dilakukan oleh SKAI. Dalam hal ini SKAI telah berfungsi dengan baik sebagai satuan pengingat hal-hal yang berpotensi terjadi penyimpangan atau early warning system. Penegakan disiplin pegawai melalui berbagai tingkatan rekomendasi kepada karyawan/ti yang terindikasi pelanggaran juga berjalan dengan baik dan diharapkan mampu menekan potensi terjadinya hal yang sama dikemudian hari.

6. Implementation of Internal Audit Function The Internal Audit function carried out by Internal Audit. In this case the Internal Audit Unit has been functioning well as a set of reminders that things happen irregularities or potential early warning system. Enforcement employee discipline through various levels of recommendations to the employee / ti which indicated violations also runs well and is expected to reduce the potential for the same thing in the future.

7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern Tindak lanjut atas sejumlah rekomendasi hasil audit pihak eksternal telah diselesaikan dengan baik yang diindikasikan dengan rata-rata prosentase penyelesaian rekomendasi pihak eksternal dimaksud.

7. Implementation of External Audit Function Follow-up of a number of external audit recommendations have been completed properly as indicated by the average percentage of the settlement recommendations of the external parties concerned.

8. Penerapan Fungsi Manajemen Resiko dan Pengendalian Intern. Bank telah memiliki Pedoman dalam Penyusunan Profil dan kondisi Risiko. Dengan perangkat tersebut, Bank dapat memantau sejak dini kemungkinan

8. Implementation Risk Management and Internal Control. The Bank has a charter in the preparation of the Risk Profile and conditions. With these devices, the Bank can monitor early on the possibility of potential loss that arise in the future. A clear division of duties between

135

136

potensi loss yang muncul di kemudian hari. Pembagian tugas yang jelas antara fungsi manajemen resiko dan pengendalian internal juga berjalan dengan baik melalui koordinasi, penyampaian kajian dan laporan secara periodik dan up to date kepada pemangku kebijakan. Disamping itu, budaya resiko ditingkat pegawai juga telah dibangun melalui sejumlah pelatihan berbasis resiko.

the functions of risk management and internal controls also work well through the coordination, review and submission of periodic reports and up to date to policy makers. In addition, the culture of risk level employees have also been built through a number of risk-based training.

9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Dan Debitur Besar. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat indikasi penyimpangan BMPK maupun penyimpangan prinsip kehati-hatian yang signifikan. Hal ini mengingat Bank telah memiliki prosedur dan ketentuan yang mengacu pada peraturan yang berlaku.

9. Provision of Funds To Related Parties and Debtors Large. Throughout the year 2010, there were no indications of irregularities or deviations LLL prudential significant. This is because the bank already has procedures and regulations that refer to the regulations.

10. Kesimpulan Umum Transparansi Tata Kelola Unit Usaha Syariah Sejumlah ketentuan telah disusun guna mendukung kegiatan operasional dan layanan pada Unit Usaha Syariah.

10. The General Conclusion Of Governance Transparency Syariah Business Unit A number of provisions have been prepared to support operations and services at the Syariah Business Unit.

Dewan Pengawas Syariah terdiri dari pihak-pihak yang kompeten di bidangnya baik dari sisi keilmuan, intergritas dan pengalaman dalam mengelola usaha syariah. Koordinasi guna membicarakan hal-hal terkait pengelolaan usaha juga berjalan efektif dan terjadwal dengan baik. Demikian halnya dengan keterbukaan dalam hal penyampaian informasi keuangan.

Sharia Supervisory Board consists of the parties who are competent in their field in terms of scholarship, integrity and experience in managing the business of sharia. Coordination in order to discuss matters related to business management is also effective and well scheduled. So it is with openness in terms of delivery of financial information.

11. Transparansi Hal-hal Lain Yang Mendukung Pelaksanaan GCG Bank.

11. Tranparency Other Things That Support The Implementation of GCG Bank.

Bank telah memiliki aturan tentang etika perusahaan. Sedangkan terkait komunikasi dengan pihak eksternal, Bank telah membangun akses komunikasi tanpa jeda melalui website. Sedangkan terkait handling pelayanan telah disediakan hotline untuk membantu nasabah dalam menggunakan produk dan jasa Bank. Terdapat pula sejumlah pemberitaan di media cetak. Dalam hal ini Bank telah transparant menyampaikan informasi dan penjelasan.

The Bank already has a rule about corporate ethics. While related to communication with external parties, the Bank has built a communications access without pause through the website. While the related handling hotline service has been provided to assist customers in using the Bank's products and services. There are also a number of reports in the print media. In this case the Bank has been transparent convey information and explanation.

Terkait dengan rencana bisnis, bank telah menyusun secara sistematis dan terdapat tahapan-tahapan yang akan membantu pencapaian secara operasional. Penyusunan rencana juga mengakomodir perkembangan up to date yang terjadi sehingga bank mampu bersaing dengan lebih kompetitif. Sepanjang tahun 2010, permasalahan hukum dapat diselesaikan dengan baik dengan frekuensi yang rendah dan tidak menggangu operasional bank. Sementara itu, sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab social pada lingkungan, bank juga telah aktif menjalankan melalui program bantuan sosial, bantuan kemitraan dan pendidikan.

In connection with a business plan, the bank has conducted a systematic and there are stages that will help achieve operationally. Preparation of the plan also accommodates up to date developments occur so that banks can compete with more competitive. During the year 2010, the legal issues can be resolved properly with a low frequency and does not interfere with the bank's operations.

Meanwhile, as a form of awareness and social responsibility to the environment, the bank has also been actively running through social assistance programs, assistance and education partnerships.

137

Laporan Komite Audit | audit committee report Laporan Komite Pemantau Risiko | risk monitoring committee report Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi | remuneration and nomination committee report

KREDIT PROYEK BANK JATENG “Kredit Proyek Bank Jateng memudahkan Anda dalam merealisasikan proyek-proyek dari dana APBN, APBD serta pembiayaan dari dana-dana BUMN. Dengan proses yang relatif mudah, Suku Bunga yang kompetitif dan Fleksibilitas Kredit yang diberikan akan sangat membantu pengembangan pembangunan Jawa Tengah”

BANK JATENG “CREDIT PROJECT” "Project Credit Bank Jateng facilitate your in the realization of projects of fund APBN Budget, APBD budget and financing of funds BUMN. With a relatively easy process, Competitive Interest Rate and Flexibility Loans will be very helpful development of Central Java Development "

Laporan Komite Audit | audit committee report 1. Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bank Jateng nomor 0164/HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 dan nomor 0281/HT.01.01/2007 tanggal 1 November 2007 tentang pengangkatan Komite Audit PT. Bank Jateng, maka susunan Komite Audit.

KOMITE AUDIT Audit Commitee



140

NAMA (Name)

POSISI

Ketua

Imam Ghozali

POSITION

Chairman

Anggota

Guritno

Member

Anggota

Munawar

Member

2. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit : •

1. Based on the Decision of the Board of Directors of PT. Bank Jateng 0164/HT.01.01/2007 number 1 May 2007 and the number 0281/HT.01.01/2007 November 1, 2007 regarding the appointment of the Audit Committee. Bank Jateng, the composition of the Audit Committee.

Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Dalam rangka dalam melaksanakan tugas Komite Audit sekurang – kurangnya melakukan hal – hal sebagai berikut : Memantau dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ). Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standard audit yang berlaku. Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian Laporan Keuangan dengan standard Akuntansi yang berlaku. Memantau dan mengeavaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ), Akuntan Publik, Hasil Pengawasan Bank Indonesia dan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK ).

2. Duties and responsibilities of the Audit Committee : •



Conduct monitoring and evaluation for planning and executing audits and monitoring of follow-up results of the audit in order to assess the adequacy of internal control, including the adequacy of the financial reporting process. In order to implement tasks of the Audit Committee at least - the lack of doing things - the following : Monitor and evaluate the implementation of the task of Internal Audit Group (IAG). Monitor and evaluate of the appropriateness of the audit by the accounting firm to audit standards and regulations. Monitor and evaluate of the appropriateness of Financial Statements with the applicable accounting standards. Monitor and mengeavaluasi the implementation of follow-up by the Board on the findings of the Internal Audit Group (IAG), Public Accountant, The Supervision of Bank Indonesia and the Result of the State Audit Board (BPK).

3. Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

3. The Audit Committee shall provide recommendations on the designation of Certified Public Accountants and Public Accounting Firm to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders.

4. Selama tahun 2010 Komite Audit telah melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut : • Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses laporan keuangan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam tahun anggaran 2010. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kesesesuaian pelaksanaan audit dan kesesuaian laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit dan Standar Audit yang berlaku, evaluasi telah dilakukan untuk anggaran tahun 2009 yang pelaksanaan audit dan penyusunan laporan keuangannya dilaksanakan ditahun 2010. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Bank Indonesia secara bulanan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Akuntan Publik secara bulanan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) secara bulanan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara bulanan. • Melakukan rapat koordinasi rutin Ketua bersama Anggota Komite Audit secara bulanan untuk membahas dan mencari solusi serta tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, Akuntan Publik, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

4. During the year 2010 the Audit Committee has carried out activities - activities as follows: • Conduct monitoring and evaluation for planning and executing audits and monitoring of follow-up results of the audit in order to assess the adequacy of internal control, including the adequacy of the financial reporting process. • Monitor and evaluate the performance of duties of the Internal Audit Group (IAG) in fiscal year 2010. •







Conduct monitoring and evaluation of kesesesuaian implementation and compliance audit of financial statements by Public Accountant with Auditing Standards and Auditing Standards applicable, the evaluation has been made to the budget in 2009 that the audit and the preparation laporankeuanngannya implemented in 2010. Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the examination of Bank Indonesia on a monthly basis. Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the inspection of public accounting on a monthly basis. Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the inspection of Internal Audit Group (IAG) on a monthly basis.



Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the examination of the State Audit Agency (BPK) on a monthly basis.



Conduct regular coordination meetings with the Chairman of the Audit Committee members on a monthly basis to discuss and seek solutions and follow up on the findings of the audit of Bank Indonesia, Public Accounting, Internal Audit Group (IAG) and the State Audit Agency (BPK).

141

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap temuan hasil pemeriksaan khusus dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh SKAI atas kejadian kecurangan (Fraud) dan melaporkan kepada Bank Indonesia.



Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kinerja Direksi secara triwulanan baik operasional maupun tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, Akuntan Publik, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI ) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan melaporkan kepada Dewan Komisaris yang diteruskan dengan rekomendasi surat kepada Direksi untuk ditindak lanjuti.





Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyusuna Laporan Keuangan Bank yang akan dipublikasikan secara keuangan.



Conduct monitoring and evaluation of penyusuna Financial Report to be published by the Bank finances.



Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengusunan Laporan Keuangan Bank untuk Produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) secara tahunan.



Conduct monitoring and evaluation of pengusunan Financial Statements for Bank Products Financial Institutions Pension Fund (Pension) annually.



Melakukan koordinasi dengan Kepala Divisi dan jajarannya secara berkala untuk membahas temuan hasil pemeriksaan intern dan ekstern yang belum terselesaikan.



Coordinate with Division Heads and staff on a regular basis to discuss the findings of internal and external examination results unresolved.



Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Laporan Keuangan terhadap pengetrapan PSAK No.50 dan No.55.



Monitor and evaluate the implementation of the Financial Statements of pengetrapan SFAS No.50 and No.55.



Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank secara triwulanan.



Monitor and evaluate the implementation of the Business Plan on a quarterly basis.



Mengikuti Rapat Kerja dan Anggaran Tahunan Bank dalam rangka penyusunan Rencana Bisnis Bank untuk tahun anggaran 2011.



Following the Annual Meeting and Budget Work Bank in the framework of the preparation of Business Plan for fiscal year 2011.



Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Bank Tahun 2009.



Monitor and evaluate the implementation of the Consolidated Financial Bank in 2009.



Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap materi / data sebagai bahan untuk penyusunan Laporan GCG Anggaran tahun 2009.



Conduct monitoring and evaluation of material / data as material for the preparation of the Consolidated Budget for 2009 GCG.





142

Monitor and evaluate the findings of the special examination and audit for specific purposes by the Internal Auditor on the incidence of fraud (fraud) and to report to Bank Indonesia.

Monitor and evaluate the implementation performance of the Board of Directors on a quarterly basis both operationally and follow-up findings of the audit of Bank Indonesia, Public Accounting, Internal Audit Group (IAG) and the State Audit Agency (BPK) and the report forwarded to the Board of Commissioners with a recommendation letter to Directors for further action.





Mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Bank dalam rangka pengesahan Laporan Tahunan Anggaran tahun 2009. Memberikan rekomendasi atas peninjukan Akuntan Publik untuk Audit Laporan Keuangan Produk DPLK Bank Jateng tahun 2010.



Following the General Meeting of Shareholders (GMS) within the framework of the annual Bank Annual Report Articles of ratification in 2009.



Provide recommendations on peninjukan Public Accountant for an Audit of Financial Statements of Bank Jateng Pension Product in 2010.

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Komite Audit / Audit Committee

IMAM GHOZALI Ketua / Chairman

GURITNO Anggota / Member

MUNAWAR Anggota / Member

143

Komite Audit | audit committee

144

IMAM GHOZALI

GURITNO

MUNAWAR

Ketua | chairman

Anggota | memeber

Anggota | member

Lahir di Yogyakarta 16 Agustus 1958, Pendidikan formal : Lulus Strata 1 Ekonomi Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, tahun 1985, lulus Strata 2 Profesional Accounting pada University of New South Wales, Australia, tahun 1990, Management Accounting pada University of Wollongong, Australia, tahun 1995. Mengawali karir sebagai dosen pada tahun 1986 di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro dan menduduki berbagai posisi penting antara lain sebagai Sekretaris Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Sekretaris Program Magister Akuntansi Universitas Diponegoro, Sekretaris Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Pada tahun 1998 diangkat sebagai Anggota Dewan Audit Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Berdasarkan persetujuan dari Bank Indonesia, pada Januari 2007 diangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Jateng sampai dengan sekarang.

Lahir di Semarang tanggal 18 Januari 1949, menamatkan pendidikan terakhir di STIE Bank BPD Jateng, tahun 1981 mulai bekerja di Bank Jateng, pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Bagian Kas / Giro di Kantor Pusat, sebagai Wakil Kepala Bagian Pembukuan di Kantor Pusat, sebagai Kepala Bagian Riset di Kantor Pusat, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Koordinator Semarang, sebagai Pemimpin Cabang Wonogiri, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Koordinator Magelang, sebagai Pemimpin Cabang Kendal, sebagai Kepala bagian Pengembangan Usaha di kantor Pusat, sebagai Ketua Tim Audit SKAI di Kantor Pusat, sebagai Wakil Kepala SKAI di Kantor Pusat, sebagai Kepala SKAI di Kantor Pusat, sebagai Kepala Biro Akuntansi dan Treasuri di Kantor Pusat dan sebagai Kepala Biro Umum di Kantor Pusat

Lahir di Sukoharjo tanggal 04 April 1951, menamatkan pendidikan terakhir di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kertanegara Malang Jurusan Manajemen, tanggal 01 April 1976 mulai bekerja di Bank Jateng. Pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi di Akuntansi , Kepala Bagian Akuntansi di Kantor Pusat, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Koordinator Semarang, sebagai Pemimpin Cabang Wonogiri, sebagai Ketua Tim Audit I pada Biro Pengawasan Intern di Kantor Pusat, sebagai Pemimpin Bidang Pemasaran Cabang Koordinator Tegal dan sebagai Pemimpin Cabang Boyolali.

Born in Yogyakarta, on August 16 1958. He finished his undergraduate degree in Faculty of Economic in Gadjah Mada University. He got his Ph.D degree in Management Accounting from University of Wollongong, Australia. He started his career as a lecturer in Faculty of Economics Diponegoro University in 1986 and had many important positions, such as Secretary of S3 program of Economics in Diponegoro University. In 1998, he became an Auditor member of BPD Jateng. Based on the agreement from Bank Indonesia, he became the Commissioner member of Bank Jateng since Januari 2007.

Born in Semarang on January 18, 1949, graduated last in STIE Bank BPD, in 1981 began working at the Bank of Central Java, has served as Deputy Head of Cash / Demand in the Central Office, as Deputy Head of Accounting at Central Office, as Head of Department Research at the Central Office, as Deputy Head of Branch Coordinator Semarang, as Wonogiri Branch Manager, Branch Vice Coordinator of Magelang, as Branch Manager of Kendal, as Head of Business Development at the Central Office, as Head of Internal Audit Audit Team at Head Office, as Deputy Chief Internal Audit Unit at Headquarters, as Chief Internal Auditor at the Head Office, as Head of Accounting and the Treasury Bureau at the Head Office and as Head of General Affairs at Headquarters.

Born in Sukoharjo dated April 4, 1951, graduated last in the School of Economics (STIE) Kertanegara Malang Department of Management, dated April 1, 1976 began working at Bank Jateng. Served as Section Chief in Accounting, Head of Accounting at Central Office, as Deputy Head of Branch Coordinator Semarang, as Branch Manager Wonogiri, as Chairman of the Audit Team I in the Bureau of Internal Control in the central office, as Chief Marketing Field Coordinator Branch Tegal and as Branch Manager Boyolali.

145

Laporan Komite Pemantau Risiko | risk monitoring committee report • 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.0165/HT.01.01/2007 tgl.1 Mei 2007 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, susunan keanggotaan sebagai berikut :

1. Based on the Decree of the Board of Directors of the Central Java Regional Development Bank No.0165/HT.01.01/2007 tgl.1 May 2007 on the Appointment Committee Risk Monitoring PT Central Java Regional Development Bank, the following membership :





KOMITE PEMANTAU RESIKO

POSISI

NAMA (Name)

Risk Monitoring Commitees

Ketua

Imam Ghozali

POSITION



Chairman

Anggota

Koestarto

Member

Anggota

Ngadenan

Member





2. Komite Pemantau Risiko dibawah Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dibentuk sebagai salah satu pemenuhan ketentuan pasal 12 ayat (1) PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 Januari 2006 dan telah diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tgl. 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

2. Risk Monitoring Committee under the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was established as one of compliance with the provisions of article 12 paragraph (1) of PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 January 2006 and has been amended by Regulation No.8/14 / PBI/2006 of date. October 5, 2006 concerning Amendment to Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 on Implementation of Good Corporate Governance for Banks.

3. Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, yaitu melakukan : • Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko. • Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank yang bersangkutan. • Pertanggung jawaban terhadap tugas-tugas Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.

3. Duties and responsibilities of the Risk Oversight Committee to provide recommendations to the Board of Commissioners, which shall: • Evaluation of the suitability of the policy with the implementation of risk management policy. • Monitoring and evaluating the performance of duties and Risk Management Committee Risk Management Unit concerned. • Accountability to the tasks of the Risk Oversight Committee to the Board of Commissioners.

4. Selama tahun 2010 Komite Pemantau Risiko melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : • Melakukan pemantauan dan evaluasi tentang Implementasi Kebijakan manajemen Risiko, apakah sudah

4. During the year 2010 the Risk Monitoring Committee carry out the activities as follows: • Conduct monitoring and evaluation of the implementation of the Risk Management Policy, is already fit between

146

• •

sesuai antara kebijakan Manajemen Risiko dengan pelaksanaannya; serta memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko Bank dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank ( Sub Divisi Manajemen Risiko ). Melakukan evaluasi dan kaji ulang dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko. Melakukan pemantauan dan evaluasi tentang sistem Pengendalian Intern Bank. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan pelaporan Profil Risiko Bank kepada Bank Indonesia. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas pemantauan dan evaluasi terhadap laporanlaporan dari Direksi Bank. Tugas insidentil lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.



the Risk Management policy and its implementation, as well as provide advice to the Board of Commissioners of the reports submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners. Monitoring and evaluating the performance of duties of Bank Risk Management Committee and Risk Management Unit (Sub-Division of Risk Management.)



Evaluate and review in developing policies, strategies and guidelines for implementation of risk management.



Conduct monitoring and evaluation of the Bank's Internal Control system. Monitor and evaluate the risk profile of reporting compliance to Bank Indonesia.







• •

Monitor and evaluate the implementation of the Application of Anti-Money Laundering Program and the Prevention of Terrorism Financing for Commercial Banks. Provide recommendations to the Board of Commissioners on monitoring and evaluation of the reports of Directors of the Bank. Other incidental tasks given by the Board of Commissioners. accountability report performance of duties of the Risk Monitoring Committee to the Board of Commissioners.

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Komite Pemantau Risiko / Risk Monitoring Committee

IMAM GHOZALI Ketua / Chairman

KOESTARTO Anggota / Member

NGADENAN Anggota / Member

147

Komite Pemantau Risiko | risk monitoring committee

IMAM GHOZALI

KOESTARTO

NGADENAN

Ketua | chairman

Anggota | member

Anggota | member

Lahir di Jogjakarta 16 Agustus 1958, menyelesaikan pendidikan Sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Meraih gelar doktor dalam bidang Management Accounting dari Universuty Of Wollongong Australia. Mengalami karier sebagai dosen pada tahun 1986 di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro dan menduduki berbagai posisi penting antara lain sebagai Sekretaris Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Pada tahun 1998 diangkat sebagai anggota Dewan Audit Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berdasarkan persetujuan dari Bank Indonesia pada Januari 2007 diangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Jateng sampai dengan sekarang.

Warga Negara Indonesia 65 tahun. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang. Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sejak Oktober 2006. Pelatihan yang pernah diikuti adalah: Diklat Lanjutan Angkatan IX Bank Indonesia Jakarta, Lokakarya Problem Solving & Decision Making di LPPI Jakarta, Workshop tentang Managing Problem Loan di Jakarta, Pendidikan Pemeriksa Bank Lanjutan Angkatan XX Bank Indonesia Jakarta, White Collar Crime Course di Arlington, Washington D.C. Diklat Paket Lanjutan II Kepala Bagian Bank Indonesia. Jabatan yang pernah diemban sebagai Pegawai Muda / Staff Pemeriksa Bank Indonesia, Kuasa Kas / Kepala Seksi di Bank Indonesia Banjarmasin Kalimantan Selatan, Wakil Kepala Bagian di Bagian Neraca Pembayaran Bank Indonesia KP Jakarta, Pemeriksa Bank Tk II di Bagian Pemeriksa Bank Indonesia KP Jakarta, Kepala Bagian Administrasi & Informasi Urusan Pengawasan Bank I Bank Indonesia Jakarta, Pengawas Bank Senior di Urusan Pengawasan Bank I Bank Indonesia Jakarta

Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1950, meraih gelar Sarjana Ekonomi – Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dari STIE STIKUBANK Semarang dan Magister Manajemen – Manajemen Keuangan di STIE STIKUBANK Semarang. Pendidikan Non Formal dan Lokakarya yang pernah diikuti : Pendidikan Dasar Perbankan, Pendidikan Kejuruan Perkreditan Angkatan III, Kursus Akuntansi, Audit Inspeksi dan Kontrol Tingkat Dasar di LPPI Jakarta, Kursus Asset Liability Management di LPPI Jakarta, Kursus Program Meningkatkan Menjual bagi Bankir, Kursus Pemimpin Cabang Angkatan 119 di IBI Jakarta, Lokakarya Pengawasan Kredit, Lokakarya Instrumen Pasar Uang dan Pasar Modal, Lokakarya Melalui Tele Conference Mengenai UndangUndang Anti Pencucian Uang, Semiloka Manajemen Risiko, Course On Islamic Banking and Finance: Islamic Global Financial Market, Workshop: Pelaksanaan Good Corparete Governance ( GCG ), Workshop: Tugas Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi: Komite Audit – Komite Pemantau Risiko Komite Remunerasi & Nominasi. Jabatan yang pernah diemban antara lain: di PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yaitu sebagai Kepala Seksi Pengerahan Dana, Kepala Bagian Treasury, Kepala Bagian Dana, Pemimpin Cabang

Indonesian citizen of 65 years old. Getting his Degree in Economy from Diponegoro University Semarang. Became the member of Risk Management Committee of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah since October 2006. Training followed : Diklat Lanjutan Angkatan IX Bank of Indonesia, Jakarta, Lokakarya Problem solving and Decision Making in LPPI Jakarta, workshop about Managing problem Loan in Jakarta, Pendidikan Pemeriksaan Bank Lanjutan Angkatan XX Bank of Indonesia Jakarta, White Collar Crime Course in Arlington, Washington DC, diklat Paket lanjutan II Head of Department of Bank of Indonesia. Titles owned are, Bank of Indonesia Evaluating Staff/young officer, Head of Cash Division of bank of Indonesia in Banjarmasin South Kalimantan, Vice Head of Payment Balance division of Bank of Indonesia KP Jakarta, Bank evaluator level II in the Evaluation Department of bank of Indonesia KP Jakarta, Head of Evaluation matter Information and administration Department, Bank Senior Evaluator in the Evaluation Matter Level I Bank of Indonesia Jakarta.

An Indonesian citizen, born in 1950, owns Sarjana Economy Degree ( Bachelor Degree of Economics) of Development Study and Economy science from STIE STIKUBANK Semarang and Magister management – finance management from STIE STIKUBANK Semarang. Non formal education and workshops followed: Banking basic Education, Pendidikan Kejuruan Perkreditan Angkatan III, Accounting course, Basic Control and Inspection Audit in LPPI Jakarta, Management Liability Asset Course in LPPI Jakarta, Banking Selling Improvement Program Course, Course for Head of branch batch 119 in IBI Jakarta, Credit monitoring workshop, Workshop on capital and money market Instrument, Teleconference workshop Anti Money Laundry Constitution, Risk Management Seminar and Workshop, Course on Islamic Banking and Finance: Islamic Global Financial Market, Workshop on Good Corporate Governance Implementation (GCG), Workshop on Evaluating, Monitoring, Implementing duty of Audit committee, Risk management committeeNomination and Remuneration committee. Titles : Head of Fund raising Division, Head of Treasury Division, Head of Fund Division, Head of Branch.

Born in Yogyakarta, on August 16 1958. He finished his undergraduate degree in Faculty of Economic in Gadjah Mada University. He got his Ph.D degree in Management Accounting from University of Wollongong, Australia. He started his career as a lecturer in Faculty of Economics Diponegoro University in 1986 and had many important positions, such as Secretary of S3 program of Economics in Diponegoro University. In 1998, he became an Auditor member of BPD Jateng. Based on the agreement from Bank Indonesia, he became the Commissioner member of Bank Jateng since Januari 2007.

148

149

Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi | remuneration and nomination committee report 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.0103/HT.01.01/2010 tanggal.9 Maret 2010 tentang Pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

KOMITE REMUNERASI & NOMINASI Remuneration & Nomination Committees

POSISI

Ketua

5. Masa kepengurusan Dewan Komisaris periode 2008 – 2011 akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Untuk melaksanakan penjaringan calon Dewan Komisaris perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Based on the Decree of the Board of Directors of the PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.0103/HT.01.01/2010 tanggal.9 March 2010 on the Appointment of the Remuneration and Nomination Page. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah NAMA (Name)

Utami Handayani

Calon anggota Dewan Komisaris diusulkan oleh Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan anggota Dewan Komisaris untuk diproses sesuai ketentuan yang berlaku.



Prospective members of the Board of Commissioners nominated by the Controlling Shareholder (PSP) and a member of the Board of Commissioners to be processed according to applicable regulations.



Pengangkatan calon anggota Dewan Komisaris yang diusulkan Dewan Komisaris kepada RUPS harus memperhatikan rekomendasi dari Komite Renumerasi dan Nominasi .



The appointment of candidates for the Board of Commissioners of the proposed Board of Commissioners to the General Meeting shall consider the recommendation of the Remuneration and Nomination Committee.



Komite Renumerasi dan Nominasi melakukan evaluasi dan seleksi mengenai penilaian kinerja dari instansi / lembaga/ atasan calon anggota Dewan Komisaris.





Komite Renumerasi dan Nominasi melakukan seleksi administrasi dan data lainnya terhadap para calon anggota Dewan Komisaris yang diusulkan, untuk dikonsultasikan oleh Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham Pengendali guna menjadi bahan RUPS dalam penetapan calon anggota Dewan Komisaris.



Remuneration and Nomination Committee evaluates the performance appraisal and selection about of institution / agency / supervisor candidates for the Board of Commissioners. Remuneration Committee and Nomination Committee administration and selection of other data on the candidates proposed by members of the Board of Commissioners, to be consulted by the Board of Commissioners to the Controlling Shareholders RUPS to be material in determining candidates for the Board of Commissioners.



Dalam hal seleksi administrasi dan data lainnya ternyata tidak lengkap, Komite Runumerasi dan Nominasi melalui Dewan Komisaris yang meminta secara langsung kepada Calon Anggotan Dewan Komisaris yang bersangkutan melalui surat untuk melengkapi kekurangannya dalam batas waktu tertentu.



In terms of administration and selection of other data was incomplete, Runumerasi and Nominating Committee through the Board of Commissioners a request directly to the Board of Commissioners Candidate Anggotan concerned by mail to complete the deficiencies within a certain time limit.



Komite Renumerasi dan Nominasi menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.



Remuneration and Nomination Committee to prepare and provide recommendations on prospective members of the Board of Commissioners to the Board of Commissioners to be submitted to the RUPS.



Jumlah anggota Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyakbanyaknya sama dengan jumlah anggota Direksi, seorang diantaranya diangkat sebagai komisaris utama.



The number of members of the Board of Commissioners consists of at least 3 (three) and at much the same as the number of members of the Board of Directors, one of whom was appointed as commissioner.



Sekurang-kurangnya 50 % (lima puluh prosen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris wajib berasal dari pihak yang independent terhadap pemegang saham pengendali.



At least 50% (fifty percent) of the total members of the Board of Commissioners must come from a party which is independent of controlling shareholders.

Chairman

Sriyadhi

Member

Anggota

Radjim

Member

2. Komite Remunasi dan nominasi berada dibawah Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dibentuk sebagai salah satu pemenuhan ketentuan pasal PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 Januari 2006 dan telah diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tgl. 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

2. Remunasi and nomination committee under the Board of Commissioners of PT PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was established as one of compliance with the provisions of article PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 January 2006 and amended by PBI No.8/14/PBI/2006 tgl. October 5, 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance for Banks.

3. Pada tahun 2010 Komite Remunasi dan nominasi telah mempersiapkan penjaringan calon anggota Komisaris Bank Jateng untuk periode 2012 – 2015.

3. In 2010 the Committee has prepared Remunasi and nomination of candidates crawl Bank Jateng Commissioner for the period 2012 to 2015.

4. Berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Bank Jateng No. 009/Kpts/KM/BPD/2008, tentang tatacara pengangkatan serta pemberhentian anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah : bahwa masa jabatan anggota Dewan Komisaris selama-lamanya 4 (empat) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya apabila yang bersangkutan memiliki prestasi baik yang dibuktikan dengan hasil penilaian kesehatan Bank dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk menghentikannya sewaktu-waktu.

4. Based on the decree of the Board of Commissioners of Bank Jateng No. 009/Kpts/KM/BPD/2008, about the procedure for appointment and dismissal of members of the Board of Directors and Members of the Board of Commissioners of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah : that the tenure of the Board of Commissioners for ever 4 (four) years ended December 31, and may be reappointed for the next term if such person has a good achievement as evidenced by the results of health assessment of the Bank by not reducing RUPS right to stop it at any time.

150



POSITION

Anggota

5. Term stewardship of the Board of Commissioners the period 2008 - 2011 will expire on December 31, 2011. To implement Board of Commissioners crawl candidates need to consider the following matters :

151







• •

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal 17 huruf (a) : pelaksana dilarang merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan ekstansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah. Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja didalam organisai penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik (catatan pasal 9 ayat 2) yang berbunyi : pengaturan mengenai sistim pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP). Sesuai pedomana tata kelola perusahaan ( code of corporate governace ) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pengangkatan anggota komisaris dilakukan melalui proses seleksi dan nominasi yang transparan dengan mempertimbangkan kompetensi. Integritas, reputasi keuangan, kejujuran, pengalaman serta perilaku masing-masing calon. Masa jabatan anggota komisaris ditetapkan untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan kedua kalinya serta memperhatikan pertimbangan Bank Indonesia.







• •

Based on the Law of the Republic of Indonesia No. 25 year 2009 on public service article 17, subparagraphs (a) prohibited from serving as executor or administrator of commissioners for executing the business organization which originated from the environment ekstansi government, State Owned Enterprises, and Regional Owned Enterprises. Implementing public services are hereinafter referred to as executive officers, employees, officers, and every person who worked in organizations organizer of the task of implementing the act or course of action in public services (note article 9, paragraph 2) which reads: setting the system of integrated services referred to in paragraph (1) shall be further in Government Regulation (PP). In accordance pedomana corporate governance (the code of corporate governace) PT. Development Bank of Central Java intervene appointment of the commissioner made through the selection and nomination process is transparent by considering the competency. Integrity, financial reputation, honesty, experience and behavior of each candidate. The term of office of commissioners is set for a period of 4 (four) years and may be reappointed for a second term and considering the recommendations of Bank Indonesia.

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee Report

Utami Handayani Ketua / Chairman

152

Sriyadhi Anggota / Member

Radjim Anggota / Member

Komite Remunerasi dan Nominasi | remuneration and nomination committee

UTAMI HANDAYANI Ketua | chairman Lahir di Magelang 26 Juli 1944, menyelesaikan pendidikan formal Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro. Memulai karir sebagai pegawai negeri yaitu sebagai staf Biro Bina Sosial Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah pada tahun 1971, dan kemudian berhasil menduduki berbagai posisi penting antara lain sebagai Kepala Bagian Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Biro Bina sosial Provinsi Jawa Tengah, Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan terakhir sebagai Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah. Bergabung sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Jateng pada tahun 2001 - sekarang

Born in Magelang July 26, 1944, her last formal degree is Sarjana Ekonomi from Diponegoro University, started her career as government employee as Social Education Bureau of State I Regional Government in Central Java in 1971, and succeeded in the important position as Head of Health Division in Central Java Province, Head of Social Education Bureau in Central Java Province, Head of Government Economy Bureau in Central Java province and last position was as Head of Industry Division in Central Java Province, appointed as Bank Jateng Commissioner Board Member in 2001 until present.

153

RADJIM

SRIYADHI

Anggota | member

Anggota | member

Lahir di Pekalongan, tanggal 19 september 1959, menamatkan pendidikan S1 Sarjana Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta, mulai bekerja di Bank Jateng tahun 1980, pernah menduduki sebagai Pj. Kepala Seksi Pembukuan Cabang Sukoharjo, sebagai Kepala Seksi Pembukuan Cabang Sukoharjo, sebagai Kepala Seksi Kas dan Giro Cabang Sukoharjo, sebagai Kepala Seksi Penyelamat Kredit Cabang Surakarta, sebagai Kepala Seksi Penyelesaian Kredit Cabang Surakarta, sebagai Kepala Seksi Kredit Cabang Surakarta, sebagai Pemimpin Cabang Pembantu UMS Surakarta, sebagai Pjs.Wakil Pemimpin Cabang Sragen, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Sragen, penyesuaian Struktur Organisasi Tata Kerja menjadi Wakil Pemimpin Cabang Sragen, sebagai Pjs. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan SDM pada Biro SDM di Kantor Pusat, sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan SDM pada Biro SDM di Kantor Pusat, sebagai Pemimpin Cabang Kebumen, sebagai Pemimpin Cabang Wonogiri, sebagai Pemimpin Cabang Koordinator Purwokerto, dan sebagai Kepala Divisi SDM di Kantor Pusat.

Lahir di Solo, 18 Mei 1954, menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Muhammadiyah Surak ar ta dengan gelar Magister Manajemen. Memulai karir sebagai Staf Seksi Pertanian, Kasi Peternakan dan Perikanan di Kanwil Depkop Jateng, Kakandep Koperasi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabid Pembinaan Pengusaha Kecil di Kanwil Depkop & UKM, Kabid Koperasi Pedesaan di Kanwil Depkop & UKM Prov Jateng, Kasubdin Pelayanan Usaha Koperasi di Dinas Koperasi dan UKM Prov Jateng, Kepala Dinas Koperasi dan UKM di Dinas Koperasi & UKM Prov Jateng, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Prov Jateng, dan sebagai Komisaris Bank Jateng mulai 1 Oktober 2009.

Born in Pekalongan, September 19, 1959, finished his education at Surakarta Slamet Riyadi University and possess a Law degree, started his career at Bank Jateng in 1980, his portfolios are: PIC Head of Book keeping Division in Sukoharjo Branch, Head of Book keeping Division in Sukoharjo Branch, as Head of Demand Deposit and Cash Division in Sukoharjo Branch, as Head of Credit Saviour Division in Surakarta Branch, s Head of Credit finishing Division in Surakarta Branch, as Head of Credit Division in Surakarta Branch, as Head of UMS supporting Branch in surakarta, as PIC Vice Head of Sragen Branch, as Vice Head of Sragen Branch, STOK adjustment to be Vice Head of Sragen Branch, PIC Head of Human Resources Development and Planning Department at Human Resources Bureau in the Head office, as Head of Kebumen Branch, as Head of Wonogiri Branch, as head of Purwokerto Coordinating Branch, and as Head of Human Resources Division in the Head Office.

154

Born in Solo, May 18, 1954, finished his last education in Surakarta Muhammadiyah University and possesses degree in Magister management. Started his career as Farming Division staff, Head of Farming and Fishery Division in Regional office of Cooperative Department of Central Java, Head of Department office of Small Entrepreneur in UKM and Cooperative Department Regional Office, Head of Country cooperative Division in Central Java Province UKM and Cooperative Department Regional Office, Head of Cooperative Business service Sub Division in Central Java Province UKM and Cooperative Department Regional Office, Head of UKM and Cooperative Division in Central Java Province UKM and Cooperative Department Regional Office, Assistant of Regional Secretary of Development Economy in Central Java office, and as Commissioner of Bank Jateng started October 1, 2009.

Pengelolaan Risiko | risk mangement

Pengelolaan Risiko | risk management

156

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko bisnis yang berkaitan erat dengan pengelolaan usahanya sebagai perantara keuangan. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, risiko bisnis yang dihadapi juga berkembang secara luas yang antara lain mencakup risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, dan lain sebagainya.

APPLICATION OF RISK MANAGEMENT The operations of the Bank constantly faced with business risks associated with management of his business as a financial intermediary. In line with the development of business, the business risks faced by developing too broadly to include credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal risk, and so forth.

Dalam rangka meminimalkan risiko kerugian, maka PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dalam melaksanakan kegiatannya berpedoman pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko yang ditetapkan dengan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia. Sasaran Kebijakan Manajemen Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan-kegiatan usaha sehingga dapat menjaga tingkat risiko yang wajar, terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan. Adapun, sasaran akhir kebijakan manajemen risiko adalah sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) kegiatan usaha bank yang senantiasa tidak lepas dari risiko.

In order to minimize the risk of loss, then the PT. Central Java Regional Development Bank in implementing its activities is guided by policies and procedures for implementation of risk management set out with based on the precautionary principle by reference toapplicable Bank Indonesia . Target Risk Management Policy Page. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah is to identify, measure, monitor and control the course of business activities so as to maintain a reasonable level of risk, directed, integrated, and sustainable. Meanwhile, the ultimate goal of risk management policy is as a filter or an early warning (early warning system) banking operations is not always free from risk.

ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO Dalam rangka penerapan manajemen risiko di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah maka dibentuk Sub Divisi Manajemen Risiko dibawah Divisi Manajemen Risiko, Kepatuhan, Hukum dan UKPN (MKHU) yang dibawah kendali Direktur Kepatuhan. Untuk membantu dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko di cabang telah dibentuk pula Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang ditempatkan di Cabang Koordinator dan Cabang Utama.

RISK MANAGEMENT ORGANIZATION In the framework of risk management at PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Sub-Division was formed under the Risk Management Division of Risk Management, Compliance, Legal and Know Your Customer (MKHU) is under the control of the Director of Compliance. To assist in identifying, measuring, monitoring and control risks in the branch has also established the Risk Management Unit (SKMR) placed in the Branch and Main Branch Coordinator.

Disamping perangkat tersebut dalam rangka efektifitas pengelolaan / Manajemen Risiko dibentuk pula komitekomite yang terdiri dari Komite Manajemen Risiko, Komite Pemantau Risiko dan Komite Aktiva dan Pasiva (ALCO).

In addition to these devices in order to effectiveness of the management / Risk Management also formed committees consisting of the Risk Management Committee, the Risk Oversight Committee and Asset and Liability Committee (ALCO).

PEMAHAMAN RISIKO Dalam rangka penerapan manajemen risiko ini perlu pemahaman risiko disetiap aktifitas perbankan, untuk itu semua karyawan Bank Jateng harus mengerti bahwa di unit kerja masing-masing mempunyai potensi risiko yang perlu dikendalikan. Peningkatan kompetensi dibidang manajemen risiko telah diupayakan melalui sosialisasi budaya risiko melalui buku saku budaya risiko, pembekalan tentang manajemen risiko kepada pegawai baru maupun sosialisasi langsung ke unit kerja baik oleh SKMR Cabang maupun oleh Sub Divisi Manajemen Risiko Kantor Pusat.

UNDERSTANDING RISK In the application of risk management is necessary to understanding the risk of each banking activity, for that all employees of Bank Jateng must understand that the work units each having the potential risks that need to be controlled. Increased competence in risk management has been pursued through cultural socialization of risk through risk culture pocket book, briefing on risk management to new employees as well as socialization directly to the unit either by SKMR Sub-Branch or by the Risk Management Division Headquarters.

Disamping hal tersebut Bank Jateng telah mengikut sertakan pejabat Bank Jateng untuk mengikuti ujian sertifikasi Manajemen Risiko sampai dengan akhir tahun 2010 sbb :

In addition it has to involve the Bank Jateng officials to follow the Risk Management certification exam at the end of 2010 as follows : (Orang/person)

584

PEJABAT YANG MENGIKUTI UJIAN MANAJEMEN RESIKO

500

Official to Follow Examination of The Risk Management

250

502 Level 1 Level 2 Level 3

111 100

Level 4

15

3

Executive

PERANGKAT DAN PROSES MANAJEMEN RISIKO Bank Jateng telah mengembangkan alat / perangkat dalam pengelolaan risiko untuk memudahkan manajemen dalam mengenali kondisi risiko di lapangan sehingga dapat meminimalisasi potensi kerugian yang dapat terjadi di Bank Jateng.

DEVICES AND RISK MANAGEMENT PROCESS Bank Jateng has developed a tool / device in the management of risk to facilitate risk management in identifying the conditions on the ground so as to minimize the potential losses that may occur in Bank Jateng.

Perangkat kerja manajemen risiko terdiri dari log book, ORSA, LED, GKR dan Laporan Profil Risiko. Log book dikelola oleh semua unit kerja minimal setingkat kepala seksi yang gunanya mencatat semua kejadian risiko baik yang berdampak pada finansial atau tidak. ORSA adalah Operasional Risk Selft Assessment yang memberikan kebebasan bagi Cabang untuk mengidentifikasi, mengukur dan memitigasi risiko yang terjadi di unit kerja Cabang yang bersangkutan. LED adalah Lost Event Database atau berupa laporan kejadian risiko yang berdampak pada financial termasuk near miss yang terjadi di Cabang kepada Sub Divisi Manajemen Risiko. Selanjutnya penyelesaian kejadian risiko tersebut dimonitor sampai selesai. GKR merupakan laporan kondisi risiko inherent masing-masing Cabang per aktifitas fungsional.

The device consists of risk management log book, ORSA, LED, GKR and Risk Profile Report. Log book maintained by all units at least a good level head section records all events that affect risk either financially or not. Orsa is Operational Risk Assessment Selft which gives freedom for the Branch to identify, measure and mitigate risks within the work unit concerned Branch. LED is Lost Event Database or in the form of incident reports that impact on financial risk, including near misses that occur in Sub-Branch to the Risk Management Division. Further settlement risk events were monitored until completion. GKR is an inherent risk of the condition report of each branch as a functional activity.

157

158

Sedangkan Laporan Profil Risiko adalah gambaran kondisi risiko disemua aktifitas fungsional dan sistem pengendalian risiko di Bank Jateng secara keseluruhan.

While the Risk Profile Report is a picture of risk in all functional activities and risk control systems at the Bank Jateng as a whole.

PENGELOLAAN RISIKO

RISK MANAGEMENT

Risiko Kredit Risiko kredit adalah kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur ataupun counter-party untuk memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit timbul dalam pelaksanaan fungsi intermediasi keuangan dan merupakan bagian dari aktivitas Bank sehari-hari.

Credit Risk Credit risk is the possibility of losses due to failure of the debtor or the counter-party to meet its obligations to the Bank. Credit risk arises in the implementation of the financial intermediation function and is part of the daily bank activities.

Bank Jateng dalam mengendalian risiko kredit bertindak selektif dalam pemberian kredit dan dalam membuat keputusan kredit telah diberikan batasan kewenangan memutus kredit secara berjenjang. Disamping hal tersebut dalam memutus kredit dengan plafon tertentu menerapkan four eyes principle yang melibatkan komite kredit dan melalui rekomendasi Kepatuhan dan Unit Manajemen Risiko.

Bank Jateng in controlling credit krisiko act selectively on lending and credit decision-making authority has been given batasn credit approval in stages. Besides the issue in deciding to apply the credit to the ceiling tersentu four eyes principle involving the credit committee and through the recommendation of the Compliance and Risk Management Unit.

Dasar pelaksanaan operasional perkreditan dituangkan dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Perkreditan yang ditinjau kembali secara berkala dilakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan eksternal dan regulasi Bank.

Basic implementation of lending operations set forth in the Company Manual (BPP) Credit is reviewed periodically carried out repairs in accordance with external developments and regulations of the Bank.

Untuk mengukur risiko kredit Bank Jateng menggunakan Kalkulator Kredit Manajemen Risiko (KKMR) untuk kredit produktif, sedangkan untuk kredit konsumer operasionalnya menggunakan Loan Origination System (LOS). Perangkat KKMR ini akan dikembangkan menjadi internal rating sehingga bisa diketahui rating debitur berdasarkan risiko.

To measure the credit risk of Bank Jateng using a calculator Credit Risk Management (KKMR) for productive loans, while consumer credit operations to use Loan Origination System (LOS). KKMR devices will be developed into an internal rating that can be known based on the risk rating of borrowers.

Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki Bank, yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar mencakup suku bunga dan nilai tukar. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas tresuri serta investasi, kegiatan pembiayaan dan pendanaan, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.

Market Risk Market risk is the risk that arises due to movements in market variables from the portfolios, which can be detrimental to the Bank. Market variables include interest rates and exchange rates. Market risk, among others, contained in the treasury and investment activities, financing activities and financing, and trade financing activities.

Untuk memastikan fungsi monitoring risiko pasar dan likuiditas, di bawah Subdivisi MR dibentuk Analis Risiko Pasar. Sedangkan di unit kerja dibentuk Komite Aktiva Pasiva dalam mengelola risiko pasar dan likuiditas Bank.

To ensure the monitoring function of market risk and liquidity, established under subdivision MR Market Risk Analyst. While the unit was formed Asset Liability Committee in managing market risk and liquidity of the Bank.

Risiko Likuiditas Sesuai dengan kompleksitas permasalahan dalam manajemen risiko likuiditas, maka dalam mengelola pasiva diperlukan partisipasi secara komprehensif dari unit kerja, sehingga memungkinkan terbentuknya rekomendasi untuk pengambilan keputusan oleh Direksi dan atau Komisaris.

Liquidity Risk In accordance with the complexity of the problems in the management of liquidity risk, the liabilities necessary to manage a comprehensive participation of the working unit, thus allowing the formation of recommendations for decision-making by the Directors and / or Commissioners.

Pengelolaan risiko likuiditas akan berdampak langsung terhadap laba usaha Bank secara keseluruhan, maka Bank Jateng membentuk Komite Aktiva Pasiva dan Tim Pendukung Komite Aktiva Pasiva. Untuk mengembangkan metoda pengukuran dan memonitor risiko likuiditas dibentuk analis Risiko Pasar dan Likuiditas dibawah Sub Divisi MR. Saat ini pengukurannya masih dilakukan secara sederhana namun dipandang cukup memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan likuiditas, namun demikian metodenya masih perlu ditingkatkan otomatisasinya sesuai perkembangan kebutuhan Bank Jateng.

Liquidity risk management will directly impact the Bank's operating profit as a whole, the Bank Jateng established the Committee and Asset Liability Asset Liability Committee Support Team. To develop methods of measuring and monitoring liquidity risk and market risk analyst established under Sub Division Liquidity MR. When this measurement is still done in a simple yet deemed sufficient to meet the needs in the management of liquidity, however the method still needs to be increased automation is based on the development needs of Bank Jateng.

Risiko Operasional Risiko operasional didefinisikan risiko kerugian yang timbul dari kegagalan atau tidak memadainya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau dari kejadian-kejadian eksternal. Dalam rangka pengelolaan risiko operasional, pada subdivisi MR dibentuk analis Risiko Operational Risk dan lainnya yang bertanggung jawab melakukan identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan risiko operasional secara agregat.

Operational Risk Operational risk is defined risks of losses arising from failure or inadequate internal processes, human error, system failure, or from external events. In order to manage operational risk, in established subdivisions MR Risk Operational Risk Analysts and others who are responsible to identify, measure, control, and monitoring operational risk on an aggregate basis.

Pengelolaan risiko operasional di Cabang-cabang menggunakan perangkat ORSA dimana unit operasional cabang diberi kebebasan mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan risiko operasional di Cabang. Setiap kejadian risiko yang berpotensi risiko secara finansial dilaporkan ke Sub Divisi MR dalam bentuk Lost Event Database (LED) dan penyelesaiannya selalu dimonitor oleh Kantor Pusat.

Operational risk management in branches using branch Orsa where operating units are given the freedom to identify, measure and control operational risk in the Branch. Each event has the potential risks in financial risk is reported to the Sub Division of MR in the form of Lost Event Database (LED) and the solution is always monitored by the Head Office.

Risiko Hukum Risiko Hukum adalah risiko yang timbul dari kelemahan aspek yuridis, yang diakibatkan oleh tuntutan hukum, ketiadaan regulasi perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Legal Risk Legal risk is the risk arising from the weakness of the juridical aspect, as a result of lawsuits, lack of regulatory legislation that supports or weakness of the engagement as legal conditions are not met, the contract and binding of the collateral is not perfect.

Dalam pembuatan kebijakan dan perjanjian kerjasama dengan pihak eksternal melalui kajian hukum oleh Sub Divisi Hukum dibawah Divisi MKHU. Sedangkan untuk mengantisipasi penanganan masalah hukum Bank Jateng telah melakukan kerjasama dengan dua lembaga / konsultan hukum.

In making policy and agreements with external parties through the study of law by the Legal Sub-Division under MKHU Division. Meanwhile, in anticipation of handling legal problems of Bank Jateng been cooperating with the two institutions / legal consultant.

159

INHERENT RISK

KLASIFIKASI JENIS RESIKO :

(Berdasarkan Klasifikasi Jenis Resiko) INHERENT RISK (Based Risk Classification)

IV

I

SCORE II

Reputation Risk Assessment of stakeholders on the performance of companies that can be seen from the financial performance, product or service, business management and its contribution to society gained through experience, observation and acquisition of information obtained either directly or indirectly a source of reputational risk.

III

Risiko Reputasi Penilaian stakeholders (pemangku kepentingan) terhadap kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari kinerja keuangan, produk atau layanan, manajemen usaha dan kontribusinya bagi masyarakat yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan maupun perolehan informasi yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan sumber risiko reputasi.

- PSR

100

- LKD

80

- OPR - HKM

60

- RPT - STR

40

- KPT

20

KRD

PSR

LKD

OPR

HKM

RPT

STR

KPT

RISK CONTROL SYSTEM

0

Risiko Strategik Risiko Strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal.

Strategic Risk Strategic risk is the risk which caused the establishment and implementation of Bank strategy improper business decisions, improper or lack of responsiveness of the Bank to external changes.

Dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank Jateng telah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal serta masukan-masukan dari cabang operasional dengan membentuk komisi-komisi dalam membahas topik kebijakan Manajemen. Terhadap perubahan-perubahan eksternal selalu monitor dan dikaji guna penyesuaian kebijakan Manajemen yang ada agar tidak menimbulkan risiko yang bersifat strategik.

In preparing the Business Plan Bank Jateng have considered internal and external factors as well as the inputs of the operational branch by forming committees to discuss topics in management policy. Against external changes are always monitor and review policy adjustments to the existing management to avoid risks is strategic.

Risiko Kepatuhan Semua kebijakan Direksi selalu dikaji oleh Sub Divisi Kepatuhan untuk menyesuaikan dengan regulasi / ketentuan eksternal maupun ketentuan internal supaya tidak terjadi benturan aturan dan penyimpangan dari ketantuan yang ada yang dapat berakibat pada kerugian Bank.

Compliance Risk All Board policies are always reviewed by the Sub Division of Compliance to adapt to the regulatory / external regulations or internal regulations so that no conflict of rules and deviations from existing ketantuan which can result in a loss to the Bank.

PROFIL RISIKO Secara keseluruhan peringkat risiko Bank Jateng akhir tahun 2010 dalam katagori MODERATE dengan trend dibanding periode sebelumnya adalah STABIL. Profil sistem pengendalian risiko secara agregat tergolong MARGINAL.

RISK PROFILE Overall risk rating of Bank Jateng end of 2010 in the category of moderate trend compared with the previous period is stable. Profile of risk control systems in the aggregate quite marginal.

KLASIFIKASI JENIS RESIKO :

INHERENT RISK (Based Risk Classification)

100

III

IV

I

SCORE

(Berdasarkan Klasifikasi Jenis Resiko)

II

Observation of the newspapers, electronic media and keluhan2 from customers and reports from the branches always inventoried and reported to completion. In addition to these in order to improve service and loyalty to reduce the risk of reputation then all the employees of Bank Jateng has signed a pact of integrity (code of conduct)

- KRD - PSR - LKD

80

- OPR - HKM

60 40

- RPT - STR - KPT

20

: Resiko Kredit Credit Risk : Resiko Pasar Market Risk : Resiko Likuiditas Liquidity Risk : Resiko Operasional Operational Risk : Resiko Hukum Legal Risk : Resiko Reputasi Reputation Risk : Resiko Strategik Strategic Risk : Resiko Kepatuhan Compliance Risk

0

160

: Resiko Kredit Credit Risk : Resiko Pasar Market Risk : Resiko Likuiditas Liquidity Risk : Resiko Operasional Operational Risk : Resiko Hukum Legal Risk : Resiko Reputasi Reputation Risk : Resiko Strategik Strategic Risk : Resiko Kepatuhan Compliance Risk

0

Pengamatan terhadap surat kabar, media elektronik maupun keluhan2 dari nasabah serta laporan dari cabang-cabang selalu diinventarisasi dan dilaporkan guna penyelesaiannya. Disamping hal tersebut dalam rangka peningkatan pelayanan dan loyalitas untuk mengurangi risiko reputasi maka seluruh karyawan Bank Jateng telah menandatangani pakta integritas (code of conduct)

- KRD

KRD

PSR

LKD

OPR

HKM

RPT

STR

KPT

0

161

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | corporate social responsibility

KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) “Dengan Kredit Usaha Rakyat Bank Jateng, memberikan kesempatan secara terbuka bagi masyarakåat Jawa Tengah dalam mengembangkan usahanya. Kemudahan kemudahan yang diberikan sangat membantu pengusaha kecil dan menengah”

KUR “BUSSINES CREDIT PEOPLE” "With Bussines Credit People, Bank Jateng giving opportunities are open to the public Central Java in developing a business. Conveniences provided great help small businesses and medium enterprises "

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | corporate social responsibility

JENIS KEGIATAN Type of Activity

PROGRAM BANTUAN SOSIAL Keberadaan suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari lingkungan masyarakat, sehingga perusahaan mempunyai tangung jawab sosial terhadap lingkungan dimana perusahaan tersebut berada, karena perkembanngan perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh dukungan masyarakat sekitarnya.

The existence of an enterprise environment can not be separated from society, so the company has a social responsibility towards the environment where the company is located, because perkembanngan company is also heavily influenced by the surrounding community support.

Sesuai dengan arah kebijakan Bank Indonesia dalam peran perbankan dalam pembangunan, maka Bank Jateng dituntut untuk mendukung program – program Pemerintah dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus sebagai implementasi pelaksanaan good corporate goverment.

In accordance with the policy direction of Bank Indonesia in the role of banks in development, the Bank Jateng required to support programs - Government programs in the form of corporate social responsibility as well as the implementation of good corporate Government.

Dalam tahun 2010 Bank Jateng melakukan bantuan dalam bentuk sosial budaya, pengembangan ekonomi dan kemitraan, serta lingkungan sebagaimana dibawah ini :

In the year 2010 the Bank Jateng do aid in the form of partnerships, partnerships as well as in non-social form as below :

Social Assistance Program

Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Boyolali berupa ikan asin 50 kg, selimut 250 lembar & masker 2500 buah.

TANGGAL

LOKASI

JUMLAH (Rp)

Date

Location

Amount (Rupiah)

1-Nov-2010

Kabupaten Boyolali

8.947.727,--

1-Nov-2010

Kabupaten Magelang

18.742.046,--

2-Nov-2010

Kabupaten Klaten

8.947.727,--

5-Nov-2010

Kabupaten Magelang

32.500.000,--

5-Nov-2010

Kabupaten Klaten

16.250.000,--

12-Nov-2010

Gedung Grhadhika Bhakti Praja

200.000.000,--

23-Nov-2010

Kabupaten Boyolali

32.499.000,--

Merapi disaster assistance to local government in the form of salted fish Boyolali 50 kg, 250 sheets and blankets in 2500 maskers

Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Magelang berupa ikan asin 175 kg, selimut 500 lembar dan masker 5000 buah. Merapi disaster assistance to the Government of Magelang in the form of dried fish 175 kg, 500 sheets blankets and 5000 maskers

Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Klaten berupa ikan asin 50 kg, selimut 250 lembar dan masker 2500 buah. Merapi disaster assistance to local government in the form of salted fish Klaten 50 kg, 250 sheets blankets and 2500 maskers

Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Magelang berupa beras 5 ton. Merapi disaster assistance to the Government of Magelang 5 tons of rice.

Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Klaten berupa beras 2,5 ton. Merapi disaster assistance to the Government of Klaten 5 tons of rice.

Acara " Malam Amal Peduli Merapi" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Prov. Jateng. The event "Night Charity Care Merapi" organized by the Government Prov. Central Java.

Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Boyolali berupa beras 5 ton dan ikan asin 55 kg. Merapi disaster assistance to local government Boyolali 5 tons of rice and salted fish, 55 kg.

Total

164

317.886.500,--

165

JENIS KEGIATAN

TANGGAL Date

Location

Pembangunan embung geomembran & pengembangan Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) dengan komoditi lengkeng itoh kepada 12 Kelompok Tani ( Yayasan Obor Tani selaku pendamping proyek )

06/11/2010

Desa Seboro Kecamatan Sadang Kab.Kebumen

PROGRAM BANTUAN KEMITRAAN Partnership Program

Type of Activity

Geomembran embung Development and Empowerment Center Development Farmer (SPT) with commodity litchi itoh to the 12 Farmers Group (Yayasan Obor Foundation as a companion project)

LOKASI

Non Partnership Program

Amount (Rupiah)

1.200.000.000,-

Village Semboro Sub. Sadang Kebumen

1.200.000.000,-

Total

JENIS KEGIATAN

TANGGAL Date

Location

Bantuan transplantasi ginjal an Rezky Wirawan S, pelajar SMP Negeri 33 Surabaya

28/12/2010

Surabaya

PROGRAM BANTUAN NON KEMITRAAN

JUMLAH (Rp)

Type of Activity

LOKASI

Treatment Health is a key in life, because in a healthy body will have a healthy soul as well. To realize the dream of the then Bank Jateng give pengibatan to the public free of charge at the time of the anniversary of Bank Jateng.

Fogging Untuk mengatasi penyakit demam berdarah yang menyerang perkotaan dan pedesaan, maka Bank Jateng memberikan bantuan berupa fogging secara gratis kepada masyarakat, hal ini merupakan bentuk kepedulian Bank Jateng terhadap lingkungan.

Fogging To cope with dengue fever disease that attacks the urban and rural areas, the Bank Jateng provide assistance in the form of fogging for free to the public, this is a form of Bank Jateng concern for the environment.

JUMLAH (Rp)

Amount (Rupiah)

2.000.000,-

Kidney transplant assistance of Rezky Wirawan S, student SMP Negeri 33 Surabaya

2.000.000,-

Total

PROGRAM BANTUAN LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL ASSISTANCE PROGRAM

Selanjutnya selain memberikan bantuan sebagaimana tersebut diatas Bank Jateng juga memberikan bantuan berupa :

Furthermore, in addition to providing assistance as mentioned above Bank Jateng also provide assistance in the form :

Pendidikan Dalam rangka meringankan beban orang tua sekaligus memotifasi para pelajar agar lebih giat belajar sehingga akan dapat meningkatkan prestasinya, maka diberikanlah bea siswa kepada para pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Tingkat Menengan Atas baik pada sekolah umum maupun sekolah kejuruan utamanya untuk keluarga kurang mampu. Selain memberikan bantuan bea siswa bagi pelajar dari keluarga kurang mampu, Bank Jateng juga memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan berupa bantuan fisik / rehabilitasi gedung sekolah

Education In order lighten burden of parents as well as motivate students to study harder so that will be able to improve his performance, then gave an to scholarship students from the elementary school level up to Level menengan pad on both public schools and primary vocational school for underprivileged families.

Santunan Salah satu bentuk simpati pada petugas kebersihan kota yang telah berhasil menciptakan keindahan dan kenyamanan serta kebersihan, maka diberikanlah bantuan kepada petugas penyapu jalan.

Compensation One form of sympathy in the city janitor who has managed to create beauty and comfort and cleanliness, then the officer gave an aid to the cleaning service.

166

Pengobatan Kesehatan merupakan kunci utama dalam kehidupan, karena dalam tubuh yang sehat akan terdapat jiwa yang sehat juga. Untuk mewujudkan impian tersebut maka Bank Jateng memberikan pengibatan kepada masyarakat secara gratis pada saat ulang tahun Bank Jateng.

In addition to providing scholarships for students from underprivileged families, the Bank Jateng also provide assistance in the form of construction of educational facilities in the form of physical assistance / rehabilitation of school buildings

167

Analisa dan Pembahasan oleh Manajemen | management’s discussion and analysis

KREDIT UMKM ( USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH ) “Dengan Kredit UMKM Bank Jateng, memberikan kesempatan secara terbuka bagi masyarakat Jawa Tengah dalam mengembangkan usahanya. Kemudahan-kemudahan yang diberikan sangat membantu pengusaha kecil dan menengah”

UMKM CREDIT (MICRO, SMALL & MEDIUM ENTERPRICES) "By People's Business Credit Bank Jateng, giving opportunities are open to the public Central Java in developing a business. Conveniences provided very helpful for small and medium enterprises "

Analisa Dan Pembahasan Oleh Manajemen | management’s discussion and analysis

3. Kredit Yang Diberikan Posisi Kredit pada tahun 2010 sebesar Rp. 11.793,47 milyar dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 10.689,12 milyar atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.104,35 milyar atau 10,33%.

3. Loan Given Outstanding loans in 2010 amounted to Rp.11.793, 47 billion compared with the year 2009 of Rp.10.689, 12 billion or an increase of Rp.1.104, 35 billion or 10.33%. (Rp. 000.000.000.-)

1. Total Aktiva Sejalan dengan perkembangan Bank Jateng yang semakin meningkat disertai dengan penambahan jaringan operasional di seluruh Jawa Tengah dan Jakarta, disamping semakin meningk atnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Jateng maka total asset mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

1. Total assets Total asset has significantly grown along with the increase of Bank Jateng’s development, the increase of operational network all over Central Java and Jakarta, and also the increase of people’s trust towards Bank Jateng.

Total aktiva pada ak hir D esember 2010 sebesar Rp. 18.710,70 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.933,92 milyar atau 26,62 % dari sebesar Rp.14.776,78 milyar pada akhir tahun 2009.

B y the end of D ecember 2010, t h e t o t a l a s s e t i s R p. 18.710,70 Billions and it increases at Rp. 3.933,92 Billions or 26,62% from Rp. 14.776,78 Billions by the end of 2009.

2. Dana Dihimpun Peningkatan tersebut utamanya berasal dari dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 15.907,25 milyar per 31 Desember 2010, dari Rp. 11.985,89 milyar per 31 Desember 2009 atau meningkat sebesar Rp. 3.921,36 milyar atau 32,72 %.

2. Compiled Fund The increase is Rp. 15.907,25 Billions mainly from the collected fund per December 31, 2010 or increases to Rp. 3.921,36 Billions or 32,72%.

(Rp. 000.000.000.-)

SIMPANAN NASABAH PERKEMBANGAN SIMPANAN NASABAH

2010

2009

476,73

877,01

Related Parties

Pihak Tidak Terkait

15.430.52

11.108.89

Unrelated Paries

Jumlah

15.907.25

11.985.89

Total

Pihak Terkait

CUSTOMER DEPOSIT

PERKEMBANGAN KREDIT

KREDIT YANG DIBERIKAN

2010

2009

LOAN GIVEN

Development of Loan

Pihak Terkait

30,37

5,65

Related Parties

Pihak Tidak Terkait

11.763,11

10.683,48

Unrelated Paries

Jumlah

11.793,47

10.689,12

Total

Dari kredit yang diberikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 11.793,47 milyar tersebut telah disalurkan kedalam bentuk kredit modal kerja sebesar Rp.996,46 milyar, kredit investasi sebesar Rp. 267,80 milyar, kredit konsumsi sebesar Rp. 10.238,21 milyar, kredit kepada karyawan sebesar Rp. 291 milyar. Dari total kredit yang telah disalurkan tersebut maka telah disalurkan kepada pihak terkait sebesar Rp.30,39 milyar dan pihak tidak terkait sebesar Rp.11.763,11 milyar, atas kredit yang telah disalurkan tersebut maka telah dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp.165,53 milyar dan pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp. 25,33 milyar

Loan given in 2010, Rp. 11.793,47 Billions, has been distributed in the form of working capital loan as much as Rp 996,46 Billions, Investment loan as much as Rp. 267,80 Billions, consumption loan as much as R p. 10.238,21 Billions, and Loan for the employees as much as Rp. 291 Billions. From the distributed total credit, it has been distributed to related party as much as Rp 30,39 Billions and Rp. 11.763,11 Billions to others. For the distributed credit, a written-off reserve value depreciation has been formed as much as Rp. 165,53 Billions and deferred income as much as Rp. 25,33 Billions.

Development of Savings

ALOKASI KREDIT BANK JATENG 2010 & 2009

3%

8%

4%

2%

Bank Jateng Loan Alocation 2010 & 2009

7%

3% Kredit Kepada Karyawan Loan to Employees

Disamping peningkatan dana yang cukup signifikan, peningkatan juga terjadi pada kredit yang disalurkan kepada nasabah baik kepada pihak terkait maupun tidak terkait dimana pada pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 11.793,47 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.104,35 milyar atau 10,33% dari sebesar Rp. 10.689,12 milyar pada akhir tahun 2009 dan penempatan pada Bank Indonesia pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 2.951,75 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.952,29 milyar atau 195,33 % dari sebesar Rp.999,46 milyar pada akhir tahun 2009.

170

Besides the significant fund raise, the increase also happens on the distributed loan to the customers, either to related parties or others. By the end of December 2010, the increase is Rp. 11.793,47 Billions or increases at Rp. 1.104,35 or 10,33% from Rp. 10,689,12 Billions by the end of 2009 and placement at Bank of Indonesia by the end of December 2010 is Rp. 2951,75 Billions increases R p. 1952,29 Billions or 195,33% from R p. 999,46 Billions by the end of 2009.

Kredit Konsumsi Konsumption Loan

Kredit Modal Kerja Working Capital Loans

Kredit Investasi Investment Loan

87%

86%

2010

2009

171

Dari kredit yang telah disalurkan sampai dengan akhir tahun 2010 tersebut maka dapat dikelompokkan kedalam kolektibilitas kredit lancar sebesar Rp.11.671,65 milyar, dalam perhatian khusus Rp.58,88 milyar, kurang lancar, Rp.7,36 milyar, diragukan Rp.12,74 milyar dan macet Rp.42,84 milyar.

From the distributed credit until the end of 2010, it can be grouped into earning loan Collectibility as much as Rp. 671,65 Billions, in special attention as much as Rp. 58,88 Billions, sub-standard as much as Rp. 7,36 Billions, doubted as much as Rp. 12,74 Billions and Loss as much as Rp. 42,84 Billions. ( Rp. 000.000.000,- )

KREDIT

PERKEMBANGAN KOLEKTIBILITAS KREDIT

Development of Credit Collectibility

2010

CREDIT

Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet

11.671,65 58,88 7,36 12,74 42,84

Current Special Mention Sub Standart Doubtfull Loss

Jumlah

11.793,47

Total

Guna meningkatkan perekonomian utamanya di Jawa Tengah maka pada tahun 2010 Bank Jateng ikut berperan serta dalam pembiayaan disegala sektor ekonomi yang meliputi sektor pertanian, perburuhan & sarana pertanian Rp. 82,9 milyar (0,70%), pertambangan Rp.15,73milyar (0,13.%), industri pengolahan Rp.156,27 milyar (1,33%), listrik, gas dan air Rp.11,25 Milyar (0,10%), konstruksi Rp.87,73 milyar (0,74%), perdagangan, restoran dan hotel Rp.641,18 milyar (5,44 %), pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Rp. 42,41 milyar (0,36%), jasa dunia usaha Rp. 2.101,26 milyar (17,82%), jasa-jasa sosial Rp.92,26 milyar (0,78%), lain-lain Rp. 8.562,46 milyar (72,60%).

In 2010, in order to increase economy especially in Central Java, Bank Jateng takes part in financing all sectors of economy including agriculture, Laboring, and agriculture facilities as much as Rp. 82,9 Billions (0,70%), mining as much as Rp. 15,73Billions (0,13%), manufacturing industry as much as Rp. 156,27 Billions (1,33%), water, gas, and electricity as much as Rp 11,23 Billions (0,10%), construction as much as Rp. 87,73 Billions (0,74%), trading, restaurant, and hotel as much as Rp. 641,18 Billions, (5,44%) transportation, warehouse, and communication as much as Rp. 42,41 Billions (0,36%), business world service as much as Rp. 2.101,26 Billions (17,82%), social services as much as Rp. 92,26 Billions (0,78%), and miscellaneous as much as Rp. 8.562,46 Billions (72,60%).

Atas kredit yang telah disalurkan kepada usaha produktit berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baik perorangan, kelompok, koperasi, BPR dan pegawai, dengan suku bunga rata-rata sebesar 17%, kredit tersebut diberikan dalam bentuk kredit berjangka, kredit rekening koran dan kredit stand by loan.

Credit distributed to productive business with middle, small, and micro (UMKM) scale, either individual, group, cooperative, BPR and employees, with the average interest rate of 17%, it is given in the form of term loan, R/C loan, and stand by loan.

4. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Untuk mengatasi over likuiditas sekaligus mengoptimalkan dana yang telah berhasil kita himpun pada tahun 2010 maka berbagai pertimbangan dalam melakukan penempatan dana antara lain : bonafiditas dari perusahaan yang akan kita berikan penempatan, tingkat suku bunga, jangka waktu penempatan, jenis mata uang yang kita tempatkan dan lain-lain.

4. Placement at Bank of Indonesia and other banks To overcome over liquidity and to optimize raised fund, there has been many considerations in placing the fund in 2010. They are: prominence of the company which placement will be given, interest rate, placement term, kinds of currency which will be placed, etc.

172

Posisi penempatan pada tahun 2010 sebesar Rp.2.951,75 milyar dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp.999,46 milyar, maka terdapat peningkatan sebesar Rp.1.952,29 milyar atau 195,33%

Placement position in 2010 amounted to Rp.2.951, 75 billion compared to the year 2009 amounted to Rp.999, 46 billion, then there is an increase of Rp.1.952, 29 billion or 195.33%

5. Investasi Keuangan Pasar uang maupun pasar modal di Indonesia semakin bergairah sehingga semakain menyemarakkan instrumen keuangan berbagai produk ditawarkan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi pemerintah (SUN), obligasi BUMN baik dalam bentuk rupiah dan uang asing. Posisi Investasi keuangan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.353,15 milyar dibanding tahun 2009 sebesar Rp. 1.480,91 milyar atau mengalami koreksi sebesar (Rp. 127,76 milyar) atau (8,63%). Adapun besarnya nilai investasi teralokasikan per 31 Desember 2010 sebagai berikut : Sertifikat Bank Indonesia / FTO sebesar Rp.1.087,30 milyar, obligasi pemerintah sebesar Rp. 268,52 milyar, obligasi korporasi sebesar Rp.2 milyar, sehingga total investasi dalam bentuk rupiah sebesar Rp. 1.348,44 milyar, sedangkan investasi keuangan dalam bentuk valuta asing sebesar Rp. 4,69 milyar terdiri dari obligasi pemerintah sebesar Rp. 4,33 milyar, wesel tagih sebesar Rp. 0,36 milyar.

5. Financial investment Money market or capital market in Indonesia are getting more excited and adorn financial instrument. Some products are offered. Those products are Certificate of Bank of Indonesia (SBI), Recapitalization Bond (SUN), BUMN ( state-owned company) Bond, either in rupiah or foreign currency. Financial investment position in 2010 mounted to Rp. 1.353,15 Billion compare Rp. 1.480,9 billion in 2009, or experiencing a correction amounting to (Rp. 127,76 Billion) or (8,63%). The amount of allocated investment value per December 31, 2010 is as follows: Cer tificate of Bank of Indonesia/FTO as much as Rp. 1.087,30 Billions, Recapitalization Bond as much as Rp. 268,52 Billions, Corporate Bond as much as Rp. 2 Billions, so that the rupiah-formed total investment is Rp. 1.348,44 Billions, whereas the financial investment in the form of foreign currency is Rp. 4,69 Billions, which consists of recapitalization bond as much as Rp. 4,33 Billions, and promissory note as much as Rp. 0,36 Billions.

6. Penyertaan Saham Bank Jateng melakukan penyertaan pada 2 perusahaan yaitu pada PT Sarana Jateng Ventura yang bergerak dibidang modal ventura posisi Desember 2010 sebesar Rp.1,576 milyar dengan kepemilikan sebesar 5,51% dengan nominal penyertaan sebesar Rp. 1,06 milyar dan PT.Sarana Lindung Upaya yang bergerak dibidang asuransi dengan kepemilikan sebesar 1,13% dengan nominal penyertaan sebesar Rp.0,51 milyar. Atas penyertaan tersebut dilakukan penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp. 15,76 juta. Dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 dengan penyertaan sebesar Rp. 1,536 milyar maka terdapat pertumbuhan sebesar Rp. 40 juta atau 2,60%

6. Share participation Bank Jateng does participation in two companies, to PT. Sarana Jateng Ventura, which is active in the sector of venture capital, which position in December 2010 is Rp. 1,576 Billions, which ownership is 5,51% with the participation nominal is Rp. 1,06 Billions and PT. Sarana Lindung Upaya, which is active in the sector of insurance, with the ownership of 1,33% and participation nominal of Rp. 0,51 Billions. Because of that participation, a written-off reserve value depreciation has been done as much as Rp. 15,76 Billions. Compared to the position on December 31, 2009, with participation as much as Rp. 1,536 Billions, there is a growth as much as Rp. 40 Millions or 2,60%.

173

7. Simpanan Nasabah Dengan segala keterbatasan yang ada pada Bank Jateng dan diikuti persaingan perbankan yang semakin komplek baik dibidang pelayanan, teknologi maupun tingkat suku bunga ternyata Bank Jateng masih tetap ekses, hal ini terbukti dengan meningkatnya simpanan nasabah yang berhasil dihimpun sebesar Rp.15.907,25 milyar per 31 Desember 2010, dari Rp.11.985,89 milyar per 31 Desember 2009 atau meningkat sebesar Rp.3.921,36 milyar atau 32,72 %.

7. Savings Bank Jateng still exists, despite its limits and more complex banking competition in the sectors of service, technology, and interest rate. It is proven by the increase of customer’s savings which is succeeded to be collected as much as Rp. 15.907,25 Billions per December 31, 2010, out of Rp. 11.985,89 Billions per December 31, 2009 or increases at Rp. 3.921,36 Billions or 32,72%.

Adapun simpanan nasabah ini terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka sebagai berikut :

The customer’s savings consisting of demand deposit, savings, and term savings are as follow:

7.1. Giro Giro yang telah berhasil dihimpun terdiri dari giro rupiah dan giro valuta asing (terutama berasal dari Dollar Amerika Serikat, Poudsterling Inggris, dan Euro), dengan total giro per 31 Desember 2010 sebesar Rp.3.783,27 milyar yang terdiri dari giro rupiah sebesar Rp.3.781,78 milyar dan giro valas sebesar Rp.1,49 milyar.

7.1. Demand deposit Demand deposit which is succeeded to be collected consists of Rupiah and Foreign currency ( especially comes from US Dollar, English Poundsterling, and Euro ), which total of demand deposit per December 31, 2010 is as much as Rp. 3.783,27 Billions, and consists of Rp. 3.781,78 Billions of Rupiah demand deposit and Rp. 1,49 Billions of foreign currency demand deposit. Compared to the position on December 31, 2010 of Rp. 3.783,27 Billions, which consists of rupiah demand deposit of Rp. 3.691,25 Billions and Rp 2,25 Billions of foreign currency, the total of demand deposit increases as much as Rp. 89,76 billions or 2,43%. Out of the total collected demand deposit, including wadiah demand deposit, each is for year 2010 as much as Rp. 14,75 Billions and in year 2009 as much as Rp. 2,03 Billions. Interest given to the customer of demand deposit, averagely, per year in the form of rupiah demand deposit is 4,85% in 2010 and 4% in 2009, whereas interest in the form of foreign currency is given as much as 2% in 2010 or in 2009.

Dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 sebesar Rp.3.693,51 milyar yang terdiri dari giro rupiah sebesar Rp.3.691,25 milyar dan giro valas sebesar Rp.2,25 milyar maka total giro mengalami peningkatan sebesar Rp.89,76 milyar atau 2,43 % Dari total giro yang berhasil dihimpun tersebut termasuk giro wadiah masing-masing untuk tahuan 2010 sebesar Rp.14,75 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp.2,03 milyar. Bunga yang diberikan kepada nasabah giro rata-rata per tahun dalam giro rupiah sebesar 4,85 % pada tahun 2010 dan 4% dalam tahun 2009, sedangkan untuk bunga dalam bentuk valas diberikan sebesar 2 % pada tahun 2010 maupun tahun 2009 7.2. Tabungan Berbagai jenis tabungan telah dimiliki oleh Bank Jateng yang terdiri dari : Tabungan Simpeda, Tabungan Bima, Tabungan Haji, Tabungan Qurban, Tabungan Hiprada, TabunganKu, Tabungan Wadiah, dan Tabungan Mudharabah.

174

Sampai dengan 31 Desember 2010 tabungan yang telah berhasil dihimpun sebesar Rp.5.126,65 milyar dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 sebesar Rp. 4.309,07 milyar maka total tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp.817,57 milyar atau 18,97 %.

By the end of December 31, 2010, the saving which is succeeded to be collected is Rp. 5.126,65 Billions, compared to the position on December 31, 2009 which is Rp. 4.309,07 Billions, the total saving increases at Rp. 817,57 Billions or 18,97%. ( Rp. 000.000.000,- )

JUMLAH TABUNGAN NASABAH BANK JATENG

5.126,65

Bank Jateng Total Savings

2010 2009 4.309,07

7.2. Savings Bank Jateng has various kinds of savings. They consist of Simpeda saving, Bima saving, Haji saving, Qurban saving, Hiprada saving, TabunganKu, Wadiah saving, and Mudharabah saving.

Dari total yang berhasil dihimpun tersebut termasuk tabungan wadiah dan tabungan mudharobah masing-masing untuk tahun 2010 sebesar Rp.6,73 milyar tabungan wadiah dan Rp 26,79 milyar tabungan mudharobah sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 2,73 milyar tabungan wadiah dan Rp.15,57 milyar tabungan mudharobah. TABUNGAN MUDHAROBAH & WADIAH BANK JATENG 2010 & 2009

From that total of collected saving, including wadiah saving and Mudharabah saving, each of them is for year 2010 as much as Rp. 6,73 Billions for wadiah saving and Rp. 26,79 Billions for Mudharabah saving. Whereas in 2009 is Rp. 2,73 Billions for wadiah saving and Rp. 15,57 Billions for Mudharabah saving.

20%

15%

Bank Jateng Mudharobah & Wadiah Saving 2010 & 2009

Tabungan Wadiah Wadiah Saving Tabungan Mudharobah Mudharobah Saving

80%

85% 2010

Bunga yang diberikan kepada penabung rata-rata per tahun sebesar 5,06 % pada tahun 2010 dan 4,6 % dalam tahun 2009.

2009

Interest given to the depositor per year in the average of 5,06% in 2010 and 4,6% in 2009.

175

7.3.

Simpanan Berjangka Berbagai jangka waktu dengan interval lebih dari 1 bulan sampai dengan diatas 12 bulan baik dalam nilai rupiah maupun valas dimiliki oleh Bank Jateng.

7.3.

Time deposit Bank Jateng owns various kinds of time deposit which interval is more than one month until above twelve months, either in rupiah or foreign currency.

(Rp. 000.000.000.-)

KEWAJIBAN SEGERA DIBAYAR

KEWAJIBAN SEGERA DIBAYAR

By the end of December 31, 2010, time deposit collected is Rp. 7.603,08 Billions compared to the position on December 31, 2009 as much as Rp. 4.783,85 Billions, so the total of time deposit increases Rp. 2.819,23 Billions or 58,93%. It is a significant enough growth.

Dari total simpanan berjangka yang berhasil dihimpun tersebut termasuk deposito mudharobah untuk tahun 2010 sebesar Rp. 97,11 milyar sedangkan pada tahun 2009 sebesar R p. 41,46 milyar berupa deposito mudharobah. Bunga yang diberikan tergantung dari jangka waktu penempatannya.

From the total of collected time deposit, Mudharabah is included in 2010, it is Rp. 97,11 Billions in 2009, while it was Rp. 41,46 Billions in 2009. It is in the form of Mudharabah deposit. Interest given depends on the term of placement.

8. Kewajiban

176

Kiriman uang yg masih harus dibayar PPH Pasal 22,23 Kreditur Bunga Deposito yang sudah jatuh tempo Jumlah

8. Liabilities

Total kewajiban pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 174,34 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 111,12 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp. 3.789,53 milyar atau 28,6 %,

Total liabilities at end-December 2010 amounted to Rp.174, 34 billion compared with December 2009 of Rp.111, 12 billion there is an increase of Rp. 3.789,53 billion or 28.6%,

Kenaikan kewajiban ini disebabkan meningkatnya simpanan nasabah pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 15.907.25 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 11.985.89 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp. 3.921,36 milyar atau 33,7 %.

The increase in liabilities is due to increased customer deposits at the end of December 2010 amounted to Rp. 15.907.25 billion compared with December 2009 of Rp. 11.985.89 billion, there is an increase of Rp. 3.921.36 billion or 33,7%.

Disamping kenaikan simpanan nasabah, meningkatnya kewajiban juga disebabkan oleh meningkatnya beban yang masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 17.041.59 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 13.252.05 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp. 157,41 milyar atau 29,6 %.

Besides the increase in customer deposits, increase in liabilities was also due to the increase in accrued expenses and other liabilities at the end of December 2010 amounted to Rp. 17.041.59 billion compared with December 2009 of Rp. 13.252.05 billion, there is an increase of Rp. 157,41 billion or 29.6%.

Sementara itu kewajiban segera Bank Jateng mengalami penurunan. Kewajiban segera pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 152.029 juta dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 198.866 juta terdapat penurunan sebesar Rp. 46.837 juta atau 30,8 %.

Meanwhile, the obligation of Bank Jateng immediately decreased. Current liabilities at the end of December 2010 amounted to Rp. 152 029 million compared to December 2009 amounting to Rp. There is a decrease of Rp. 198 866 million Rp. 46.837 million or 30.8%.

2009

LOAN ALOCATION BASED ON SECTORAL

132.182

184.729

Current Liabilities

Kreditur

Sampai dengan 31 Desember 2010 simpanan berjangka yang telah berhasil dihimpun sebesar Rp. 7.603,08 milyar dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 sebesar Rp. 4.783,85 milyar maka total simpanan berjangka mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.819,23 milyar atau 58,93% merupakan pertumbuhan yang cukup signifikan.

2010

9. Ekuitas.

Creditor Deposit in transit

2.078

2.635

17.731

11.498

PPH Pasal 22,23 Deposit in Current

37

4

Maturity

152.029

198.866

Total

9. Equity

Total ekuitas pada akhir Desember 2010 sebesar Rp.1.669,11 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp.1.524,73 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp.144,38 milyar atau 9,47%, dari ekuitas tersebut modal yang telah disetor dan ditempatkan penuh pada Desember 2010 sebesar Rp.871,44 milyar terdiri dari saham seri A sebesar 482.017 lembar dan saham seri B sebesar 389.422 lembar, sedangkan pada Desember 2009 sebesar Rp.767,87 milyar terdiri dari saham seri A sebesar 378.451 lembar dan saham seri B sebesar 389.422 lembar.

Total equity by the end of December 2010 id Rp. 1.669,11 Billions compared to December 2009 of Rp. 1.524,73 Billions. There is an increase at Rp. 144,38 Billions or 9,47% from the equity, fully capital paid and placed in December 2010 is Rp. 871,44 Billions consists of A series stock of 482.017 pieces and B series stock of 389.422 pieces, while in December 2009, it was Rp. 767,87 Billions, consisting of 378.451 pieces of A series stock and 389.422 pieces of B series stock.

(Rp. 000.000,-)

PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI

URAIAN

2010

2009

871.439 76.005 339.081 382.587

767.873 70.499 252.249 434.156

DESCRIPTION

Growth of Own Capital

Modal Saham Setoran Modal yg belum ditempatkan Cadangan Saldo Laba

10. RASIO KECUKUPAN MODAL Rasio kecukupan modal merupakan syarat utama untuk kelangsungan Bank, CAR pada tahun 2010 sebesar 17,23% dibanding tahun 2009 sebesar 20,52% maka mengalami penurunan sebesar 3,29% selanjutnya perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum nampak dalam dibawah ini :

Capital Stocks Unissued Capital Reserve Retained Earnings

10. CAPITAL ADEQUACY RATIO The capital adequacy ratio is a key condition for the continuity of the Bank, CAR in 2010 amounted to 17.23% compared to the year 2009 amounted to 20.52% then declined by 3.29% then the calculation of capital adequacy appears in the following :

177

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Calculation Providing Minimum Capital POS POS (Post Post)

I. KOMPONEN MODAL A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal 2.1 Faktor Penambah *) a. Agio b. Modal Sumbangan c. Cadangan Umum d. Cadangan Tujuan e. Laba Tahun Tahun lalu yg dapat diperhitungkan (100%) f. Laba Tahun Berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) g. Selisih lebih karena penjabaran Laporan Keuangan h. Dana Setoran Modal i. Waran yang di terbikan j. Opsi saham yg diterbitkan dlm rangka program program kompensasi berbasis saham (50%) 2.2 Faktor Pengurang *) a. Agio b. Rugi Tahun tahun lalu yang dapat diperhitungkan c. Rugi Tahun Berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) d. Selisih kurang karena penjabaran Laporan Keuangan e. Pendapatan Komprehensif Lain : Kerugian dr Penurunan nilai wajar atas penyertaan dlm kategori tersedia untuk dijual f. Selisih kurang PPA dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas aset Produktif g. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan dalam trading book. 3. Modal Inovatif *) 3.1 Surat Berharga Subordinasi (prepetual non kumulatif) 3.2 Pinjaman Subordinasi (prepetual non kumulatif) 3.3 Instrumen Modal Inovatif Lainnya 4. Faktor Pengurang Modal 4.1 Goodwill 4.2 Aset tidak berwujud lainnya 4.3 Penyertaan (50%) 4.4 Kekurangan Modal pada perusahaan anak asuransi (50%) 5. Kepentingan Minoritas B. Modal Pelengkap 1. Level Atas (Upper Tier2)*) 1.1 Saham Preferen (prepetual kumulatif) 1.2 Surat berharga subordinasi (prepetual kumulatif) 1.3 Pinjaman Subordinasi (prepetual kumulatif) 1.4 mandatory Convertible Bond 1.5 Modal Inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal Inti 1.6 Instrumen Modal Pelengkap level atas (Upper tier2) lainnya 1.7 Revaluasi aset Tetap 1.8 Cadangan Umum Aset Produktif (maks 1,25% ATMR) 1.9 Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningka tan nilai wajar atas penyertaan dlm kategori Tersedia untuk Dijual (45%) 2. Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti*) 2.1 Reddmable preference shares 2.2 Pinjaman atau obligasi sub ordinasi yg dapat diperhitungkan 2.3 Instrumen Modal Pelengkap level bawah (lower Tier2) lainnya 3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap *) 3.1 Penyertaan (50%) 3.2 Kekurangan Modal pada perusahaan anak asuransi (50%) C. Faktor Pengurang Modal Inti & Modal Pelengkap - Eksposur Sekuritisasi D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENANTISIPASI RISIKO PASAR II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) III. TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E) IV. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO KREDIT **) V. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UTK RESIKO OPERASIONAL VI. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UTK RESIKO PASAR VII. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UTK RESIKO KREDIT & RISIKO OPERASIONAL (II:(IV+V) VIII. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (III:(V+VI))

178

2010

(Rp. 000.000.000.-) ACCOUNT

2009

(Account)

1,455,754 871,439 585,095 606,380 0 0 0 339,081 0 191,294 0 76,005 0

1,307,649 767,873 539,776 539,776 0 0 0 252,249 0 217,078 0 70,449 0

0

0

21,285 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

0

0

0

0

0

0

0 0 0 0 780 0 0 780 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

91,617 92,397 0 0 0 0 0 0 0 92,397

82,541 84,077 0 0 0 0 0 0 0 84,077

0 0 0 0 0 780 780 0

0 0 0 0 0 1,536 1,536 0

0

0

0 0

0 0

1,547,371 1,547,371

1,390,190

7,391,784 1,586,038 1,180 17.24 %

6,726,172 0 49,842 20.67 %

17.23 %

20.52 %

1,390,190

I. CAPITAL COMPONENTS A. Core Capital 1. Paid in Capital 2. Disclosed Reserves 2.1 Enhancer factor a. Agio b. Donated Capital c. General Reserve d. Appropriated Reserve e. Previuos Year Earning After Tax Calculated (100%) f. Current Year Earnings After Tax Calculated (50%) g. Earning After Tax Calculated h. Funds For Paid Up Capital i. Warrants Issued j. Stock options In issued in Order stock-based compensation programs (50%) 2.2 Reduction factor *) a. Agio b. Previous Year Losses Calculated c. Current Year Losses calculated (100%) d. Excess Caused of The Translation of Financial Statements e. Other Comprehensive Income: Loss from decline in fair value for inclusion in the category available for sale f. Excess Reserves PPA and Impairment Losses on Earning assets g. Excess of fair value adjustments of financial instruments in the trading book.

3. Innovative Capital *) 3.1 Subordinated Securities (prepetual non cumulative) 3.2 Subordinated Loan (prepetual non cumulative) 3.3 Other Innovative Capital Instruments 4. Capital Reduction Factor 4.1 Goodwill 4.2 Other intangible assets 4.3 Equity Participation (50%) 4.4 Lack of capital in insurance subsidiaries (50%) 5. Minority interests B. Supplementary Capital 1. Upper Level (Upper Tier2) *) 1.1 Preferred Stock (Cumulative Perpetual) 1.2 Subordinated Securities (Cumulative Perpetual) 1.3 Subordinated Loan (Cumulative Perpetual) 1.4 Mandatory Convertible Bond 1.5 Innovative Capital Uncosidered as a Core Capital 1.6 Other Supplementary Capital Instruments upper level (Upper tier2) 1.7 Fixed assets revaluation 1.8 General Reserves Earning Assets (max 1.25% RWA) 1.9 Other comprehensive income: gains from increase in fair value for inclusion in the category Available for Sale (45%) 2. Bottom Level 2.1 Reddmable preference shares 2.2 Loan or sub-ordinated bonds calculated 2.3 Other Supplementary Capital Instruments bottom level (lower Tier2) 3. Capital Reduction Factor Complementary *) 3.1 Equity Participation (50%) 3.2 Lack of capital in insurance subsidiaries (50%) C. Reduction Factor Core Capital & Supplementary Capital - Securitization Exposures D. Additional Complementary Capital Meets Requirements (Tier 3) E. ADDITIONAL SUPPLEMENTAL CAPITAL ALLOCATED TO ANTICIPATE MARKET RISK II. TOTAL CORE AND SUPPLEMENTARY CAPITAL (A + B-C) III. TOTAL CORE CAPITAL, SUPPLEMENTAL AND SUPPLEMENTARY CAPITAL ALLOCATED TO ANTICIPATE MARKET RISK (A + B-C + E) IV. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK **) V. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) for OPERATIONAL RISK VI. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) for MARKET RISK VII. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) to CREDIT & RISK OPERATIONAL RISK (II: (IV + V) VIII. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK, RISK OPERATIONAL AND MARKET RISK (III: (V + VI))

11. HASIL OPERASIONAL 11.1. Pendapatan Pendapatan bank terdiri dari pendapatan operasional dan pendapatan non operasional, pada tahun 2010 total pendapatan sebesar Rp.2.506,22 milyar yang terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp. 2.468,13 milyar dan pendapatan non operasional sebesar Rp.38,09 milyar. Sedangkan pada tahun 2009 total pendapatan sebesar Rp. 2.191,81 milyar yang terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp. 2.181,13 milyar dan pendapatan non operasional sebesar Rp. 10,68 milyar. Sebagaimana usaha bank utamanya adalah kredit dan penempatan pada Bank Indonesia maupun Bank Lain serta investasi keuangan sehingga kontribusi pendapatan berupa bunga pada tahun 2010 sebesar 93,67% dan pada tahun 2009 sebesar 93,51% sehingga pada tahun 2010 terdapat kenaikan sebesar 0,16%.

11. OPERATIONAL RESULT 11.1. Income Bank income consists of operational and non-operational incomes, and in 2010, the total income is Rp. 2.506,22 Billions, which consists of Rp. 2.468,13 Billions for operational income and Rp. 38,09 Billions for non-operational income. While in 2009, the total income is Rp. 2.191,81 Billions, which consists of Rp. 2.181,13 Billions for operational income and Rp. 10,68 Billions for non-operational income. The main Bank business in the loan and placement of Bank of Indonesia or other Banks and also financial investment so that income contribution in the form of interest in 2010 is 93,67% and 93,51% in 2009, so that there is and increase of 0,16% in 2010.

(Rp. 000.000.000.-) PENDAPATAN

PERKEMBANGAN PENDAPATAN

2010

2009

REVENUE

Devolpment of Revenue

Pendapatan Operasional Pendapatan Non Operasional

2.468,13 38,09

2.181,13 10,68

Operational Revenue Non Operational Revenue

Jumlah

2.506,22

2.191,81

Total

11.2. Biaya. Biaya bank terdiri dari biaya operasional dan beban non operasional, pada tahun 2010 total biaya sebesar Rp. 1.979,35 milyar yang terdiri dari biaya operasional sebesar Rp.1.960,27 milyar biaya non operasional sebesar Rp.19,08 milyar. Sedangkan pada tahun 2009 total biaya sebesar Rp. 1.585.74 milyar yang terdiri dari biaya operasional sebesar Rp. 1.555,94 milyar dan biaya non operasional sebesar Rp. 29,89 milyar.

11.2. Expenses Bank’s expenses consist of operational and non-operational expenses, where in 2010, the total expense is Rp. 1.979,35 Billions, which consists of Rp. 1.960,27 Billions for operational expenses and Rp. 19,08 Billions for non-operational expenses.

Sebagaimana usaha bank utamanya adalah penghimpunan dana yang mengakibatkan timbulnya beban bunga sebesar Rp. 1.090,26 milyar sehingga kontribusi beban bunga pada tahun 2010 sebesar 55,08% dan pada tahun 2009 sebesar 56,13%.

As Bank business, mainly is fund raise which causes the emerge of interest liability as much as Rp. 1.090,26 Billions, so that the contribution of liability in 2010 is 55,08% and 56,13% in 2009.

While in 2009, the total expense is Rp. 1.585,74 Billions, which consists of Rp. 1.555,94 Billions for operational expenses and Rp. 29,89 Billions for non-operational expenses.

179

(Rp. 000.000.000.-) BIAYA

PERKEMBANGAN BIAYA

2010

2009

COST

Development of Cost Pendapatan Operasional Pendapatan Non Operasional

1.960,27 19,08

1.555,94 29,89

Operational Revenue Non Operational Revenue

Jumlah

1.979,35

1.585,74

Total

12. TINGKAT KOLETABILITAS (NPL) Setiap kredit yang disalurkan pada nasabah, Bank akan selalu menanggung resiko atas permasalahan kredit yang akan terjadi, baik yang berupa diperlukan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet, sebagai berikut :

11.3. Business Earning The corporate principle is prudential banking, so every loan distribution or placement is tried to lessen the emerged risk, and also, in the fund raise. It is tried to gain cheap fund so that adequate margin is hoped and gained.

Pada tahun 2010 Bank Jateng mampu memperoleh keuntungan sebelum pajak sebesar Rp.526,87 milyar dan pada tahun 2009 diperoleh keuntungan sebesar Rp.606,08 milyar, sedangkan keuntungan bersih setelah pajak pada tahun 2010 sebesar Rp.382,59 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp.434,16 milyar.

In 2010, Bank Jateng is able to gain profit before tax as much as Rp. 526,87 Billions and in 2009, the profit is Rp. 606,08 Billions. While after tax earning in 2010 is Rp. 382,59 Billions and Rp. 434,16 Billions in 2009.

(Rp. 000.000,-) URAIAN

PERKEMBANGAN HASIL USAHA Development of Operation Result

Pendapatan Bunga

2.100.000

2.383.886

DESCRIPTION

Interest Income

Beban Bunga

1.090.256

890.145

Interest Expenses

Pendapatan Bunga Bersih

1.293.630

1.209.855

Net Interest Income

84.239

81.133

Other Operating Income

Beban Operasional Selain Bunga

870.015

665.699

Other Operating Expenses

Laba Operasional

424.071

625.289

Operating Earnings

19.012

(19.214)

Non Operating Income (Expenses)n - Nett

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

526.866

606.075

Earnings Before Tax

Taksiran Pajak Penghasilan

144.279

171.919

Estimated Income Tax

Laba Bersih

382.587

434.156

Nett Earnings

Jumlah Lembar Saham

871.439

767.873

Total Sheet Share

Pendapatan Operasional Selain Bunga

Pendapatan (Beban) Non Operasional Bersih

Laba Bersih per Saham

180

2009

2010

439.029

+ _

565.400

Nett Earnings per Share

Any loans extended by the customer, the Bank will always bear the risk of credit problems that will occur, whether in the form required special attention, substandard, doubtful and loss, as follows: (%)

PERKEMBANGAN KOLEKTIBILITAS KREDIT 11.3. Laba Usaha. Sebagaimana prinsip perusahaan adalah prodencial banking, maka setiap penyaluran kredit maupun penampatan diusahakan untuk memperkecil risiko yang timbul, demikian juga dalam penghimpunan dana diusahakan untuk memperoleh dana murah sehingga diharapkan akan diperoleh margin yang memadai.

12. NON PERFORMING LOAN

Development of Credit Collectibility

KREDIT KOLEKTIBILIAS

Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

13. KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG (DTE)

2010

2009

98,97 0,50

99,26 0,48

0,06 0,11 0,36

0,05 0,04 0,16

100,00

100,00

CREDIT COLLECTIBLE

Current Special Mention Sub Standart Doubtfull Loss Total

13. DEBT TO EQUITY RATIO

Seiring dengan semakin berkembangnya Bank Jateng yang berdampak terhadap kepercayaan masyarakat, maupun lembaga lain yang semakin meningkat, mengakibatkan sumber dana yang dihimpun menjadi semakin besar, namun demikian peningkatan dana tersebut belum dapat diimbangi dengan kemampuan para pemegang saham untuk memenuhi kebutuhan modal. Akibatnya kemampuan Bank untuk membayar hutang mengalami penurunan dari setiap hutang.

Along with the development of Bank Jateng that affect the public trust or other institution that has increased, resulting in sources of funds raised are even higher, however, increased funding can not be offset by the ability of shareholders to meet capital requirements. As a result the ability of the Bank to pay the debt has decreased from every debt.

Kondisi ini ditunjukkan pada tabel berikut. Pada tahun 2009 Debt To Equity Ratio (DER) 8,69% sedangkan pada tahun 2010 Debt To Equity Ratio (DER) meningkat menjadi 10,21%.

This condition is shown in the following table. In 2009 Debt To Equity Ratio (DER) of 8.69% while in 2010 Debt To Equity Ratio (DER) increased to 10.21%. ( Rp. 000.000.000,- )

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG Development of Ability to Pay Debt

URAIAN

Kewajiban Modal DER

2010

2009

DESCRIPTION

17.041,59

13.252,05

Liabilities

1.669,11 10,21

1.524,73 8,69

Equity DER

181

14. KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA

14. COOPERATION WITH THE THIRD PARTIES

Guna meningkatkan kinerja Bank Jateng maka pada tahun 2010 telah dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bentuk pengelolaan.

INSTANSI

KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA Cooperation with Third Parties

1. Sektor Dana - Pemerintah Regional Jawa Tengah

In order to increase Bank Jateng performance, in 2010, a cooperation with many parties in the form of management has been done.

BENTUK KERJASAMA (form of cooperation) Pengelolaan Keuangan Daerah | Regional Finance Management

INSTITUTION

Jasa Layanan ATM | ATM Services

Rintis Sejahtera -

- Arta Jasa Pembayaran Elektronis

Jasa Layanan ATM | ATM Services

Arta Jasa Pembayaran Elektronis -

- PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero - PT. Arindo Utama - PT. Gerbang Sinergi Prima

Pembayaran Hari Tua | Payment of Pension Payment of Electricity Bill | Pembayaran Listrik Payment of Electricity Bill | Pembayaran Listrik Penyedia Data Komunikasi | Providing Data Comm.

+ _

From the average funds rate, by 2010 amounted to 6.57% compared to the year 2009 of 6.91%. Then in 2010 occurred in fund raising efficiency. Meanwhile, average lending rates in 2010 amounted to 13.68% compared to the year 2009 of 15.14%. With the decline in lending rates and interest rates funds show that Bank Jateng compete with other banks in terms of the imposition of interest rates. The development of average rates can be seen in the following table :

TAHUN

Fund Sector .1 Regional Govt. in Central Java -

- Rintis Sejahtera - PT. Taspen

Dari rata-rata suku bunga dana, pada tahun 2010 sebesar 6,57% dibandingkan tahun 2009 sebesar 6,91%. Maka pada tahun 2010 terjadi efisiensi dalam penghimpunan dana. Sementara rata-rata suku bunga kredit pada tahun 2010 sebesar 13,68% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 15,14%. Dengan penurunan suku bunga kredit maupun suku bunga dana menunjukkan bahwa Bank Jateng mampu bersaing dengan bank lain dalam hal pengenaan suku bunga. Perkembangan rata-rata suku bunga tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

PT. Taspen PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero PT. Arindo Utama PT. Gerbang Sinergi Prima -

PERKEMBANGAN RATA-RATA BUNGA DANA & KREDIT Average Growth Rate of Funds and Loan

URAIAN

2010

DESCRIPTION 2009

Rata - Rata Suku Bunga Dana

6,57 %

6,91 %

Average Interest Rate of Funds

Rata - Rata Suku Bunga Kredit

13,58 %

15,14 %

Average Interest Rate of Loan

Payment of Electricity Bill | Pembayaran Listrik - PT. Radio Kumboro Budi Bahaduri Radika

Promosi Produk | Product Promotions

Widyaswara, PT. Dreamlight World Media RRI dan TVRI - CV. Prima Kahrisma

PT. Radio Kumboro Budi Bahaduri Radika Widyaswara, PT. Dreamlight World Media RRI dan TVRI

Pembuatan Waktu Puasa | Making of Fasting Time Signal

2. Sektor Pinjaman - Assuransi Askrindo dan Assuransi Jamkrindo - PT. Assuransi Raya - Balai Lelang PT. Triagung Lumintu - Pemerintah Republik Indonesia

Loan Sector .2 Jaminan KUR | Warranty of KUR Jaminan Asuransi | Issue of Insurance Penyelenggara Lelang | Auction Organizer Subsidi Finansial | Financial Subsidiary

15. KEJADIAN PENTING SELAMA TAHUN 2010

15. IMPORTANT EVENT IN 2010

CV. Prima Kahrisma -

Assuransi Askrindo dan Assuransi Jamkrindo PT. Assuransi Raya Balai Lelang PT. Triagung Lumintu Pemerintah Republik Indonesia -

Adapun kejadian-kejadian penting selama tahun 2010 adalah sebagai berikut :

The important events during 2010 are as follows:

15.1. Diselenggarakan RUPS pada tanggal 30 April 2010 yang membahas antara lain :

15.1.

RUPS held on April 30, 2010, which discussed, among others :

Pinjaman | Loan - PT. Kebon Agung

Program Pinjaman | Loan Program

3. Sektor Teknologi - PT. Pantharhal Technology - PT. Veda Praxis

PT. Kebon Agung Technology Sector .3

Konsultan TSI | TSI Consultant Konsultan TI | IT Consultant

PT. Pantharhal Technology PT. Veda Praxis -

Konsultan Audit IT | TI Audit Consultant Konsultan Pengembangan Pusat Data & Pemulihan Data | Plan Consultant for Development Data Center & Recovery - PT. Multipolar Tbk - PT. Treemas Solusi Utama

Pembelian Mesin AS-400 | Pyrchase of AS-400 Machine Konsultan ATM Syariah | Sharia ATM Consultant

- JH. Purnama

Tampilan Program PSAK | PSAK Program Interface

JH. Purnama -

- PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Enterprise

Servis Telekomunikasi | Telecomunication Service

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Enterprise -

Regional - IV

Regional - IV

4. Sektor Sumber Daya Manusia

182

PT. Multipolar Tbk PT. Treemas Solusi Utama -

Human Resource Sector .4

- PT. Adita Faras Jaya

Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider

- PT. Huta Inspira

Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider

PT. Huta Inspira -

- PT. Adi Mitra Pratama

Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider

PT. Adi Mitra Pratama -

- PT. Asia Outsourcing Service

Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider

PT. Asia Outsourcing Service -

- PT. Grinatha

Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider

PT. Grinatha -

PT. Adita Faras Jaya -

Peningkatan modal disetor sebesar Rp. 103.566.000.000,-- yang berasal dari setoran tunai sebesar Rp. 102.278.000.000,- dan setoran yang berasal dari hasil penarikan AMU sebesar Rp. 1.288.000.000,- sehingga modal Bank Jateng mengalami peningkatan dari Rp. 767.873.000.000,- pada tahun 2009 menjadi Rp. 874.439.000.000,- pada tahun 2010. RUPS tersebut disahkan melalui akta notaris nomor 201 tanggal 30 April 2010 oleh notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM. 15.2. Promosi, rotasi dan mutasi pegawai untuk mendukung kelancaran jalannya usaha telah dilaksanakan, demikian juga, penerapan disiplin pegawai melalui sanksi pemecatan juga dilaksanakan. Adapun rincian kejadian ini adalah sebagai berikut :

Increased paid up capital of Rp.103.566.000.000,which comes from cash deposits amounting to Rp.102.278.000.000, - and deposit the proceeds of the withdrawal of AMU for Rp. 1.288.000.000, so that the capital increase of Bank Jateng Rp. 767.873.000.000, - in the year 2009 to Rp. 874.439.000.000, - in the year 2010. RUPS is passed through a notary deed number 201 dated 29 April 2010 by Notary Prof. Dr.Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM. 15.2.

Promotion, rotation and moving staff to support the business operation has been carried out, as well as, the application of employee discipline through dismissal sanction was also implemented. The details of this incident are as follows :

183

PRROMOSI, ROTASI & MUTASI & SANKSI Total Promotion, Rotation, Mutation & Fired

JUMLAH PEGAWAI

KATEGORI

Number of Employee

Promosi

108

Promotion

Rotasi

277

Rotation

Mutasi

178

Mutation

12

Fired

Sanksi PHK

184

CATEGORY

15.9. Penetapan Bank Jateng sebagai pilot project pengembangan Bank Regional Champion oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 Desember 2010 di BI Jakarta yang dihadiri oleh seluruh BPD SI. Penetapan ini menjadi tonggak Bank Jateng untuk menjadi champion di Jawa Tengah. Penandatanganan Kesepakatan BPD Regional Champion tanggal 21 Desember 2010 Pada acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, DPRD Jawa Tengah, Komisaris dan Direksi Bank Jateng.

15.9.

15.10. Penggantian dan pemasangan mesin AS 400 pada tanggal 03 Nopember 2010 sesuai persetujuan Direksi nomor 0358/HT.01.01/2010 dengan mesin baru ini sejumlah kendala layanan operasional seperti proses end of day dapat diatasi dan layanan kepada nasabah meningkat pesat.

15.10. Replacement and installation of machinery AS 400 on the date November 03, 2010 according to the Board of Directors approval number 0358/HT.01.01/2010 with this new machine a number of constraints of operational services such as end of day process to overcome and services to customers increased rapidly.

15.11. Pemakaian sistem PSAK 50/55 diberlakukan dengan mendasarkan pada SK. Direksi Nomor 0334/HT.01.01/2010 tanggal 30 September 2010 perihal penetapan kebijakan perkreditan terkait dengan penetapan PAPI 2008 dan PSAK 50/55.

15.11. Use of PSAK 50/55 system imposed by basing on the SK. Number 0334/HT.01.01/2010 Directors September 30, 2010 regarding the establishment of credit policies related to the determination of PAPI 2008 and PSAK 50/55.

Determination of Bank Jateng as a pilot project development Champion Regional Banks by Bank Indonesia on December 21, 2010 in BI Jakarta which was attended by entire BPD SI. Determination is a milestone of Bank Jateng to become champion in Central Java. Signing of Agreement BPD Regional Champion on December 21, 2010 At the ceremony attended by Governor of Central Java, Central Java Parliament, Commissioners and Directors of Bank Jateng.

15.3. Direktur Pemasaran, Sri Basuki Hartono disetujui sebagai Direktur UUS sesuai surat Bank Indonesia nomor 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/R ahasia tanggal 11 Pebruari 2010.

15.3.

Sri Basuki Hartono, Director of Marketing approved as a Director pursuant to the letter of Bank Indonesia UUS number 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/Rahasia number dated 11 February 2010.

15.4. Pembukaan jaringan kantor kategori Kantor Cabang di Jakarta sesuai surat Bank Indonesia Nomor 12/16/APBU/Sm tanggal 18 Pebruari 2010 perihal permohonan ijin pembukaan Kantor Cabang.

15.4.

The opening of the office network in Jakarta Branch category according to Bank Indonesia Regulation Number 12/16/APBU/Sm letter dated February 18, 2010 concerning applications for permission opening the branch office.

15.5. Pembukaan Kantor Cabang Syariah Semarang pada tanggal 12 Maret 2010 sesuai persetujuan Bank Indonesia nomor 12/27/Dpbs/PAdBs/Sm tanggal 17 Pebruari 2010 perihal permohonan rencana pembukaan Kantor Cabang Syariah Semarang.

15.5.

Opening of a Sharia Branch Office on March 12, 2010 according to Bank Indonesia approval 12/27/Dpbs/PAdBs/Sm number dated February 17, 2010 concerning the application of Sharia Branch Office opening plan Semarang.

15.6. Pembukaan Cabang Pembantu ( KCP ) konvensional sebanyak 4 buah yang tediri dari KCP Karangkobar – Banjarnegara tanggal 9 Agustus 2010, KCP Kerjo – Karanganyar tanggal 9 Agustus 2010, KCP Sumpyuh – Purwokerto tanggal 23 Agustus 2010, KCP Purwantoro – Wonogiri tanggal 6 September 2010.

15.6.

Opening Branch (KCP) as much as 4 conventional consisting of KCP Karangkobar - Banjarnegara August 9, 2010, KCP Kerjo - Karanganyar August 9, 2010, KCP Sumpyuh - Purwokerto August 23, 2010, KCP Purwantoro - Wonogiri September 6, 2010

15.12. Bank Jateng ditunjuk sebagai salah satu Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat sesuai persetujuan Menteri Keuangan nomor KEP-07/M. EKON/01/2010 tanggal 25 Januari 2010 perihal penambahan bank pelaksana KUR. Melalui KUR, Bank Jateng menambah ketersediaan skim untuk pemberdayaan UMKM.

15.12. Bank Jateng appointed as one of a People's Bank Business Credit suppliers as approved by the Minister of Finance number KEP-07 / M. EKON/01/2010 dated January 25, 2010 regarding the addition of KUR executing bank. Through KUR, Bank Jateng increase the available schemes for the empowerment of UMKM.

15.7. Pembukaan Kantor Kas sebanyak 2 Kantor Kas, Payment Point sebanyak 5 Payment Point, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebanyak 3 ATM di RSUD Sragen, Tawangmangu, Kantor Pemkab Pati yang dilaksanakan secara serentak pada tanggal 11 Januari 2010 dan 1 ATM di Kantor Cabang Jakarta yang dibuka pada tanggal 4 Maret 2010.

15.7.

Opening of Cash Office as much as 2 Cash Office , Payment Point of 5 Payment Point, Automated Teller Machine (ATM) as much as 3 ATM in Sragen Hospital, Tawangmangu, Pati Regency Office held simultaneously on January 11, 2010 and an ATM at Jakarta Branch Office opened in March 4, 2010.

15.13. Sepanjang tahun 2010, terdapat kejadian yang bersifat luar biasa khususnya terkait dengan operasional perusahaan yang dalam hal ini berupa pengadaan kendaraan dinas operasional seperti pengadaan 40 unit Toyota Avanza, 1 unit Honda Accord untuk Direksi dan pengadaan mesin AS 400 untuk menunjang pelayanan berbasis IT.

15.13. During the year 2010, there are events that are extraordinary, especially related to the operation of companies that in this case a provision of operational service vehicles such as Toyota Avanza procurement of 40 units, 1 unit of the Honda Accord to the Board of Directors and the procurement of AS 400 machines for supporting IT-based services.

15.8. Pembukaan jaringan office channeling unit usaha syariah sejumlah 35 office channeling di seluruh Jawa Tengah untuk mendukung layanan syariah bagi masyarakat secara serentak pada tanggal 18 Maret 2010.

15.8.

Opening the network office channeling sharia business unit with 35 office in all of Central Java to support services for the community sharia simultaneously on March 18, 2010.

15.14. Disamping itu juga penyelesaian sejumlah kredit yang dihapusbuku dengan nilai yang cukup signifikan pada akhir tahun 2010 yang mencapai lebih dari 18 miliar rupiah.

15.14. Besides that, the settlement of a number of credit with significant enough value at the end of 2010 that reached more than 18 millions rupiahs.

.

185

16. Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan

16. Significant Events After The Reporting Date

16.1. Pencapaian percepatan penyaluran KUR yang ditandai dengan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal akad kredit massal dalam 1 (satu) hari terbanyak, yaitu 648 debitur dengan nominal Rp. 40.000.000.000 (empat puluh milyar) pada tanggal 02 April 2011.

16.1.

16.2. Penyelenggaraan Working Group dengan seluruh jajaran kredit dalam rangka menyusun strategi percepatan penyaluran kredit produktif pada bulan Januari 2011. Kegiatan ini menjadi tonggak penting membangun pedoman menuju Regional Champion.

16.2.

Achievement of the acceleration distribution is marked by award-KUR Indonesian Record Museum (MURI) in terms of credit agreement of mass within 1 (one) day ever, namely the debtor with a par 648. with amount of 40. 000 million (forty billion) on April 2, 2011. Implementation Working Group with the whole range of credit in order to strategize the acceleration of productive lending in January 2011. This event became an important milestone toward building the guidelines Regional Champion.

Rencana reposisi Direksi Bank Jateng adalah sebagai berikut :

NAMA Name

RENCANA REPOSISI DIREKSI

Drs. Hariyono, MM

Director’s Repotitioning Plan

Drs. Bambang Widyanto

186

16.3.

16.4. Untuk calon Komisaris yang diangkat kembali untuk masa jabatan 2012 – 2015 diusulkan sebagai berikut : Drs. Hadi Prabowo, MM sebagai Komisris Utama. Drs. Sriyadhi, MM sebagai Komisaris Independen. Prof. Dr. Imam Gozhali, MC,Akt. sebagai Komisaris Independen.

16.4.

Implementation of RUPS on 29 April 2011 recommending to propose candidates for Board of Commissioners namely Mr. Hardiwan and Mr. Ispriyanto, SE, MM judged worthy enough to be considered as a candidate trying to replace the Independent Commissioner Dra. Utami Handayani. Furthermore, Board of Committee member can be considered and recommended approval of the next RUPS be submitted to Bank Indonesia to do the Fit and Proper Test. If it turns out the two or when one who passed the General Meeting, which will come into force and the candidate set in divinitif until December 31, 2015. If not passed both, the Directors or Commissioners report to the Controlling Share Holders.

For candidates who re-appointed Commissioner for the term 2012 - 2015 is proposed as follows: Drs. Hadi Prabowo, MM as the President Commissioner. Drs. Sriyadhi, MM as an Independent Commissioner. Prof.. Dr. Imam Gozhali, MC, Akt. as an Independent Commissioner.

TUGAS LAMA Previous Duty

Basuki Sri Hartono, S.Sos.

President Director

President Director

Direktur Umum

Direktur Pemasaran

Direktur Operasional Operational Director

Direktur Kepatuhan Compliance Director

17. Hal – hal Kejadian Penting Yang Akan Terjadi Dimasa Mendatang :

New Duty

Direktur Utama

Marketing Director

Arso Budidono

TUGAS BARU

Direktur Utama

General Affair Director

Joko Sambodo

16.3. Pelaksanaan RUPS pada tanggal 29 April 2011 merekomendasikan untuk mengusulkan calon anggota Dewan Komisaris yaitu Sdr. Hardiwan dan Sdr. Ispriyanto,SE,MM dinilai cukup layak untuk dicoba dipertimbangkan sebagai calon Komisaris Independen mengganti Dra. Utami Handayani. Selanjutnya anggota Dekom tersebut dapat dipertimbangkan dan diusulkan persetujuan RUPS selanjutnya disampaikan ke Bank Indonesia untuk melakukan Fit and Proper Test. Apabila ternyata kedua – duanya atau bila salah satu yang lulus maka RUPS yang akan datang menetapkan calon serta mulai berlaku secara divinitif sampai tanggal 31 Desember 2015. Apabila tidak lulus keduanya, Direksi atau Komisaris melaporkan kepada Pemegang Saham Pengendali.

Directors of Bank Jateng repositioning plan is as follows :

Direktur Operasional Operational Director

Direktur Umum General Affair Director

Direktur Pemasaran Marketing Director

Direktur Kepatuhan Compliance Director

17. Important Events that Will Happen in the future :

17.1. Penambahan jaringan, berupa pembukaan Kantor Cabang dan Cabang Pembantu diluar Wilayah Jawa Tengah, pembukaan Cabang Pembantu di Wilayah Jawa Tengah dan peningkatan jumlah jaringan ATM dalam rangka meningkatkan pelayanan pada masyarakat.

17.1.

Additional network, opening a branch office and outside the Region Branch of Central Java, opening branch in Central Java and the increasing number of ATM networks in order to improve services to the community.

17.2. Penambahan modal disetor Bank Jateng.

17.2.

Additional paid-in capital of Bank Jateng.

17.3. Pengembangan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bank Jateng.

17.3.

Development of Organizational Structure and Administration of Bank Jateng.

187

18. Deviden Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 29 April 2011, besarnya de viden pada tahun 2010 ditetapk an sebesar 61, 5% dar i laba setelah pajak a t a u s e b e s a r Rp. 235.290.949.227,- meningkat 13,49 % dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp. 217.077.860.689,-.

18. Devidend Based on the decision of the General Meeting of Shareholders (AGM) on April 29, 2011, the amount of dividend in the year 2010 set at 61.5% of net profit after tax, or Rp. 235.290.949.227, - increased by 13.49% compared to the year 2009 which amounted to Rp. 217.077.860.689, -.

Sedangkan jumlah lembar saham pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebanyak 103.566 lembar dibanding tahun 2009 sehingga menjadi 871.439 lembar. Dengan demikian laba per lembar saham tahun 2010 sebesar Rp. 439.029,-. Sebagai catatan penurunan laba pada tahun 2010 dikarenakan telah dilakukan pencadangan tantiem yang diberikan kepada Dewan Pengawas dan Direksi serta jasa produksi kepada karyawan Bank yang mana kedua pos tersebut dicadangkan pada tahun 2009. Adapun rincian dividen sebagaimana tabel berikut :

While the number of shares in 2010, an increase of 103,566 shares compared to the year 2009 so the 871,439 shares. Thus, earnings per share in 2010 amounted to Rp. 439.029, -. For the record decline in 2010 earnings due allowance has been provided bonuses given to the Board of Trustees and Directors and production services to the employees of Bank of which the second post is reserved in the year 2009. As for details of dividend as the following table :

PEMBAGIAN DEVIDEN Devident Distribution

URAIAN

20. Peningkatan Aktiva Tetap Dalam hal ini terjadi peningkatan asset tetap sebesar 19,59% pada tahun 2010 menjadi Rp. 399,445 miliar rupiah dari tahun 2009 sebesar Rp. 334,015 miliar. Adapun nilai penambahan asset, akumulasi penyusutan dan asset bersih sebagaimana tabel berikut ini :

20. Increased Fixed Assets In this case an increase in fixed assets amounted to 19.59% in 2010 to Rp. 399.445 billion rupiah from the year 2009 amounting to Rp. 334.015 billion. The addition of asset value, accumulated depreciation and net assets as the following table (Rp. 000.000,-)

PENINGKATAN AKTIVA TETAP

Increased Fixed Assets

2010

URAIAN

Aktiva Tetap

Akumulasi Penyusutan

Aktiva Bersih

2010

2009

PERTUMBUHAN (Growth) NOMINAL %

382.586.909.313 434.155.721.378 (51.568.812.065) (11,88)

Net Earning

Deviden

235.290.949.227 217.077.860.689

18.213.088.538

8,39

Devident

103.566

13,49

Number of Shares

(126.371) (22,35)

Earnings per Share

871.439

767.873

Laba per lembar saham

439.029

565.400

PERTUMBUHAN (Growth) NOMINAL %

DESCRIPTION

399.445

334.015

65.430

19,59

Fixed asset

(241.083)

(215.639)

(25.444)

11,80

Depreciation accumulation

158.362

118.376

39.986

33,78

Net asset

DESCRIPTION

Laba Bersih

Jumlah Lembar Saham

2009

21. Peningkatan Modal Disetor Sementara itu, jumlah modal disetor juga mengalami perubahan. Berdasarkan persetujuan RUPS tahun 2009 modal disetor adalah sebesar Rp. 767.873.000.000,pada tahun 2010 mengalami peningkatan 13,49% sehingga menjadi sebesar Rp. 871.439.000.000,- yang terdiri dari 66% modal disetor oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 34% disetor oleh Pemerintah Kota/Kabupaten se Jawa Tengah sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini :

21. Paid In Capital Improvement Meanwhile, the total paid up capital is also changing. AGM approval in 2009 based on paid-up capital is Rp. 767 873 000 000, - in 2010, an increase of 13.49%, so to Rp. 871 439 000 000, - which consists of 66% paid by the Government of Central Java province and 34% paid by the City / County of Central Java, as illustrated in the following table :

(Rp. 000.000,-) URAIAN

PENINGKATAN MODAL DISETOR 19. Jaringan Operasional Untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat, Bank Jateng terus mengembangkan melakukan ekspansi dan penambahan investasi dalam bentuk asset berupa jaringan kantor berikut infrastrukturnya. Pada tahun 2010 sesuai persetujuan Bank Indonesia, telah dilakukan penambahan investasi jaringan kantor yang terdiri dari 1 Kantor Cabang, 4 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Kas, 3 payment Point dan 4 ATM.

188

19. Network Operations To support services to the community, the Bank Jateng continues to develop its expansion and additional investment in the form of asset of the following office network infrastructure. In the year 2010 according to the approval of Bank Indonesia, has made additional investment office network that consists of a branch office, 4-Branch Offices, 1 Cash Office, 3 and 4 Point ATM payment.

Paid In Capital Improvement

per 31 Des 2010

per 31 Des 2009

NOMINAL

%

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

DESCRIPTION

Government of Central 574.430

498.374

76.056

15,26

Pemerintah Kota/

Java Province Government of Cities/

Kabupaten se Jawa Tengah

297.009

269.499

27.510

10,21

Residences in Central Java

Total

871.439

767.873

103.566

13,49

Total

189

22. Pihak Terafiliasi Penyediaan kredit untuk pihak terafiliasi sesuai ketentuan Bank Indonesia maksimal 10% dari modal Bank yang mencapai Rp. 1.669.111 juta pada tahun 2010. Dalam pelaksanaannya, plafond kredit yang tersedia tidak sepenuhnya digunakan. Pada tahun 2010 total kredit kepada pihak terafiliasi adalah sebesar Rp. 30,370 miliar atau meningkat 437,71% dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp. 5,648 miliar yang digunakan baik untuk kredit modal kerja, investasi, konsumtif maupun kredit pada karyawan.

22. Affiliated Party Provision of credit to affiliated parties in accordance with Bank Indonesia up to 10% of the Bank's capital which reached Rp. 1,669,111 million in year 2010. In practice, the available credit limit is not fully used. In 2010 total loans to affiliated parties amounted to Rp. 30.370 billion, an increase of 437.71% compared to the year 2009 which amounted to Rp. 5.648 billion, which is used both for working capital loans, investment, consumption or credit on the employees.

Dalam hal ini, kredit yang tersalur pada pihak terafiliasi hanya sebesar 1,82% jauh lebih kecil dari aturan Bank Indonesia yang menetapkan 10% dari modal Bank.

In this case, credit is channeled to the affiliated party is only 1.82% is much smaller than Bank Indonesia rule that sets 10% of bank capital.

23. Perubahan Peraturan. Perubahan Per Undang-undangan mapun Peraturan Bank Indonesia yang akan berpengaruh terhadap operasional Bank antara lain adalah sebagai berikut : TANGGAL Date

PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Changes in Regulations Legislation

7 Januari 2010 January 7, 2010

PENYEDIAAN KREDIT UNTUK PIHAK TERAFILIASI Loan Disbursement for Afiliations

per 31 Des 2010

per 31 Des 2009

PERTUMBUHAN Growth

NOMINAL

31 Maret 2010 March 31, 2010

18.569

153

18.416

12.036,60

Working capital loans

702

-

702

-

Investment loan

Kredit konsumtif

1.636

1.581

55

3,48

Consumtif loan

Kredit pada karyawan

9.463

3.914

5.549

141,77

Personal loans

30.370

5.648

24.722

437,71

Total

Kredit modal kerja Kredit investasi

Total

BERITA News

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 12/10/PBI/2010 - Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/13/PBI/2003 Tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum

Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP - Perubahan Kedua atas SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia940908-03-2010Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/6/DPbS tanggal 8 Maret 2010 - Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Bank Indonesia Circular Letter No.12/11/DPNP - Second Amendment of SE BI No.3/30/DPNP December 14, 2001 concerning Quarterly Financial Report and Monthly Publication of Commercial Banks and Certain Reports Submitted to the Bank Indonesia940908-03-2010Surat Circular Bank Indonesia Number 12/6/DPbS dated March 8, 2010 - fit and proper test (Fit and Proper Test) and the Islamic Bank Syariah Business Unit

DESCRIPTION

%

Media

Bank Indonesia Regulation Number: 12/10/PBI/2010 - Third Amendment to Bank Indonesia Regulation No. 5/13/PBI/2003 About Net Open Position of Commercial Banks

(Rp. 000.000,-)

URAIAN

MEDIA

23. Rule Changes Per Amendment Act mapun invitation of Bank Indonesia Regulation that will affect the operations of the Bank, among others, are as follows

30 April 2010 April 30, 2010

Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS - Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Circular Letter of Bank Indonesia. 12/13/DPbS - Implementation of Good Corporate Governance for Islamic Banks and Islamic Business Unit

19 April 2010 April 19, 2010

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 12/10/PBI/2010 - Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/13/PBI/2003 Tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum Bank Indonesia Regulation Number: 12/10/PBI/2010 - Third Amendment to Bank Indonesia Regulation No. 5/13/PBI/2003 About Net Open Position of Commercial Banks

10 April 2010 April 10 2010

Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/ 19 /PBI/2010 - Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing Bank Indonesia Regulation No. 12 / 19 / PBI/2010 - Statutory Reserves of Commercial Banks Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency

29 Juni 2010 June 29, 2010

Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/9/PBI/2010 - Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Oleh Bank Umum Bank Indonesia Regulation Number 12/9/PBI/2010 - The principle of prudence in Performing Activities of State Agency Financial Products By Commercial Banks

190

03 Agustus 2010 Augt 03, 2010

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/6/DPbS tanggal 8 Maret 2010 - Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

25 Oktober 2010 Oct 25, 2010

Surat Edaran Ekstern Nomor 12/ 27 /DPNP - Rencana Bisnis Bank Umum

19 Oktober 2010 Oct 19, 2010

Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/21/PBI/2010 - Rencana Bisnis Bank

18 Oktober 2010 Oct 10, 2010

Surat Edaran Bank Indonesia No.12/32/DPbS - Rencana Bisnis Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Bank Indonesia Circular Letter No.12/32/DPbS - Business Plan for Islamic Banks and Islamic Business Unit

Bank Indonesia Circular Letter Number 12/6/DPbS dated March 8, 2010 - fit and proper test (Fit and Proper Test) and the Islamic Bank Syariah Business Unit External Circular Letter No. 12 / 27 / DPNP - Commercial Bank Business Plan Bank Indonesia Regulation Number 12/21/PBI/2010 - The Business Plan

191

24. Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI Revisi 2008) dan Bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan 55 (Revisi 2006) tidak berlaku untuk akun Syariah.

24. Impact of Changes in Accounting Policies Financial Report for the year ended December 31, 2010 prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Indonesian Banking Accounting Guidelines (PAPI Revised 2008) and the Bank has adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), "Financial Instruments: Presentation and Disclosure", and PSAK No. 55 (Revised 2006), "Financial Instruments: Recognition and Measurement". Implementation of PSAK No. 50 (Revised 2006) and 55 (Revised 2006) does not apply to Islamic accounts.

Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No. 31 (Revisi 2000) tentang "Akuntansi Perbankan" dan PAPI 2000. PSAK No. 31 tersebut telah dicabut efektif tanggal 1 Januari 2010. Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali yang terkait dengan penilaian kembali atas aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah dan instrumen keuangan tertentu seperti efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual serta instrumen derivatif. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual.

Financial Report for the year ended December 31, 2009 prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Statement of Financial Accounting Standards ("SFAS") No.. 31 (Revised 2000), "Accounting for the Banking Industry " and PAPI 2000. SFAS No. 31 has been repealed effective January 1, 2010.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup Kas, Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank Lain, Sertifikat Bank Indonesia, dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 bulan dari tanggal akuisisi.

Statements of cash flows prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities, For purposes of reporting cash flows, cash and cash equivalents include cash, accounts with Bank Indonesia and Other Banks Current Accounts, Certificates of Bank Indonesia, and Facilities Bank Indonesia Deposit with a maturity of 3 months from the date of acquisition.

Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan laporan arus kas, terdiri dari kas, Giro pada Bank Indonesia, dan Giro pada bank Lain. Perubahan tersebut terkait dengan dicabutnya PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang "Akuntansi Perbankan" yang efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan dengan Laporan Arus Kas tahun yang berakhir 31 Desember 2010, maka laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 juga dilakukan penyesuaian/ reklasifikasi.

Prior to January 1, 2010, cash and cash equivalents for purposes of reporting cash flows, consisting of cash, accounts with Bank Indonesia and other banks. The changes are related to the removal of SFAS No. 31 (Revised 2000), "Accounting for the Banking Industry " effective January 1, 2010. For purposes of comparison with the Statement of Cash Flows years ended December 31, 2010, the statement of cash flows for the year ended December 31, 2009 also made an adjustment / reclassification.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,

192

dibutuhkan estimasi mempengaruhi :

arus

kas

dan

asumsi

yang

accounting principles generally accepted in Indonesia requires cash flow estimates and assumptions that affect.

1. Nilai aset dan kewajiban dilaporkan serta pengungkapan atas aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan. 2. Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

1. Reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements. 2. Total revenues and expenses during the reporting period

Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Laporan tahunan ini membahas tentang Laporan Dewan Komisaris, Laporan Direksi, Unit Usaha Syariah, Tata Kelola Perusahaan dan Laporan dari seluruh Komite yang terkait merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Bank Jateng.

Finansial Reporting Responsibilities This annual report discusses the report of the Board of Commissioners, Report of the Board of Directors, Syariah Business Unit, Corporate Governance and the Report of the Committee related to the responsibility by the Board of Commissioners and Board of Directors.

DEWAN KOMISARIS / Board of Commissioner

The financial statements have been prepared under the historical cost convention as modified by the revaluation of fixed assets in accordance with government regulations and certain financial instruments such as trading securities and available-for-sale and derivative instruments. The financial statements are prepared on an accrual basis.

The preparation of financial statements in conformity with

DIREKSI / Director

HARIYONO Direktur Utama / President Director

HADI PRABOWO Komisaris Utama / President Commissioner

UTAMI HANDAYANI Komisaris Independen / Independent Commissioner

IMAM GHOZALI Komisaris Independen / Independent Commissioner

SRIYADHI Komisaris / Commissioner

BASUKI SRI HARTONO Direktur Pemasaran / Marketing Director

JOKO SAMBODO Direktur Operasional / Operational Director

BAMBANG WIDYANTO Direktur Umum / General Affair Director

ARSO BUDIDONO Direktur Kepatuhan / Compliance Director

193

Laporan Audit Keuangan | financial audit report

Audit atas Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010 dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Darsono & Budi Cahyono Santoso. Besarnya fee audit untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010 adalah sebesar Rp. 303.150.000 juta. Tidak ada jasa audit lainnya yang dilakukan.

halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank

LA 2

Auditing of Company Finance Report year 2010 was handled by Darsono & Budi Cahyo Santoso Public Accountant. The fee cost auditing the Company Finance Report year 2010 are Rp.303.150.000 million. There is no order audit commendable was made.

LA 3

KANTOR AKUNTAN PUBLIK

DARSONO & BUDI CAHYO SANTOSO

Auditor, Tax & Management Consultants and Training Nomor Izin Usaha : 99.2.0282

Daftar isi | table of content

Jl. Mugas Dalam No. 65 Telp. (024) 8417530 Fax. (024) 8418124 Semarang 50243

HASIL AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH UNTUK TAHUN BUKU YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009

RESULT OF AUDIT TI FINANCIAL STATEMENT PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH YEAR ENDEN DECEMBER 31,1010 AND 2009

Laporan Audit Independent | independent audit report ________________________________________ LA 6 Neraca | balance sheets _ _______________________________________________ LA 8 Laporan Laba Rugi | income statement ______________________________________________ LA 12 Laporan Perubahan Ekuitas | statements of changes in shareholder’s equity ______________________ LA 13 Laporan Arus Kas | statements of cash flows ________________________________________ LA 14 Catatan Atas Laporan Keuangan | notes to financial statement _ _____________________________________ LA 16

LA 4

LA 5

Laporan Audit Independent | independent audit report KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Bank Pe,bangunan Daerah Jawa Tengah tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal – tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah December 31, 2010 and 2009, and results of operations and cash flows for the year ended December - that date in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia.

Partner

Partner

DARSONO & BUDI CAHYO SANTOSO

Auditor, Tax & Management Consultants and Training Nomor Izin Usaha : 99.2.0282 Jl. Mugas Dalam No. 65 Telp. (024) 8417530 Fax. (024) 8418124 Semarang 50243

Nomor | number : 030/5B/KAP-DB/LAI/III/2011

LA 6

Kepada Yth. Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Jl. Pemuda No.142 Semarang

To. Stockholders, the Board of Commissioners and Directors PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Jl. Pemuda 142 Semarang

Kami telah mengaudit neraca PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta laporan laba – rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuktahun yang berakhir pada tanggal – tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

We have audited the accompanying balance sheets. Central Java Regional Development Bank dated December 31, 2010 and 2009 and the related statements of income, changes in equity and cash flows for the years ednded dates. These financial statements are the responsibility of the Bank’s management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audit.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti – bukti yang mendukung jumlah – jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa auditkami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

We conducted our audit in accordance with auditing standards established by the Institute of Certified Public Accountants Indonesia. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance that financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence - evidence supporting the amounts - the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that auditkami provide a reasonable basis for our opinion.

Budi Cahyo Santoso, SE, CPA NIAP : 98.1.0544 NIU-KAP : 99.2.0282 No.Ijin BI : 185

LA 7

Neraca | balance sheets Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) 31 Desember 2010

Catatan/ Notes

31 Desember 2009

31 Desember 2010 ASSETS

ASET Kas

1,111,937,133,350

3

Cash

757,976,703,998

Kredit yang diberikan

Pihak terkait



Pihak tidak terkait

1,320,100,878,909

2e,4

639,292,561,553



Pihak terkait

-



Pihak tidak terkait

6,169,112,558

2e,2n,2o 2ae,5

6,169,112,558



Pendapatan yang ditangguhkan



Penyisihan kerugian penurunan nilai

56,174,705,007

Others parties

kerugian penurunan nilai

(61,691,126)

(6,662,246,753)

imparment losses Current accounts

Giro pada bank lain - bersih

6,107,421,432

49,512,458,254

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

2,959,889,114,882

Dikurangi : Penyisihan kerugian

penurunan nilai

1,010,293,500,745 2f,2n

(8,137,672,547)

2o,6

2,951,751,442,335

Efek-efek

diperdagangkan

999,461,674,627

-

Investasi keuangan Pihak terkait



Pihak tidak terkait kerugian penurunan nilai

Investasi keuangan - bersih

(25,334,084,766)

-

Unamortized fees

(165,530,672,886)

(138,402,364,061)

Allowance for impairment losses

11,602,610,226,207

10,550,722,054,574

Loans - net

imparment losses

Equity Participation Cost Method



1,576,226,000

1,535,542,000

-

-

Not for Credit Restructured Less : Allowance for

kerugian penurunan nilai

Jumlah

(15,762,260)

(15,355,420)

1,560,463,740

Aset pajak tangguhan

Indonesia and other banks - net

-

Financial invesments

2h,2n,20 1,353,155,023,408

2ae,7b

Securities

-

Related parties

1,480,914,569,075

Others parties

Aset tetap Dikurangi : Akumulasi penyusutan Aset tetap - bersih Aset terbengkalai

27,468,304,515

2ab, 36

399,445,208,771

2p, 10

impairment losses

1,520,186,580

Total

29,846,190,580

Deferred Tax Assets

334,014,808,274

Fixed Assets

(241,082,699,711)

(215,638,796,096)

Less : Accumulated depreciation

158,362,509,060

118,376,012,178

Fixed assets - net

3,522,056,754

3,945,329,016

Abandoned Property

(3,576,530,384)

Allowance for impairment losses

368,798,632

Net Value

168,818,000

Leases - net

148,661,555,506

Other Assets - net

14,776,776,905,184

TOTAL ASSETS

Dikurangi :

Less :

Penyisihan kerugian penurunan nilai

(3,139,556,754)

2o, 11

Less: Allowance for (54,249,417)

(44,678,373)

impairment losses

1,353,100,773,991

1,480,869,890,702

Financial invesments - net

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

Aset terbengkalai - bersih

382,500,000

Aset sewa guna usaha - bersih

141,458,000

12

Beban dibayar dimuka dan

aset lain-lain - bersih

JUMLAH ASET

LA 8

Others parties

10,689,124,418,635

2n,2o,9

Restrukturisasi Kredit Penyisihan

Trading

Dikurangi: Penyisihan

10,683,476,060,858

11,793,474,983,859

Tidak Dalam Rangka

Placements with

2g,7a



11,763,105,298,569

Placements with Bank

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih

Related parties

Metode Biaya :

Dikurangi :

Less: Allowance for (10,831,826,118)

Kredit yang diberikan - bersih

with other banks - net Bank Indonesia and other banks

Loans 5,648,357,777

Penyertaan Less: Allowance for

2ae,8

Less :

Related parties

56,174,705,007

31 Desember 2009

Dikurangi :

-

Dikurangi : Penyisihan

Bank of Indonesia Current accounts with Other Banks

Giro pada bank lain

Catatan/ Notes 2k,2n,2o

30,369,685,290

Current accounts with Giro pada Bank Indonesia

BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah)

Prepayments and 177,175,360,981 18,710,698,472,520

2s, 13

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

LA 9

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) 31 Desember 2010

Catatan/ Notes

31 Desember 2010

31 Desember 2009 LIABILITIES AND EQUITIES

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

LIABILITIES

KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan nasabah Pihak terkait Pihak tidak terkait

152,028,836,250 476,728,014,675 15,430,521,017,759

2t, 14 2u,2ae 15,16,17

15,907,249,032,434 Simpanan dari bank lain Pihak terkait Pihak tidak terkait

38,836,357,386 566,926,790,313 605,763,147,699

Pinjaman diterima Pihak terkait Pihak tidak terkait

68,147,816,151

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

Beban yang masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain JUMLAH KEWAJIBAN

LA 10

877,006,257,846 11,108,886,002,212

Deposits from customer Related parties Others parties

33,233,109,636 767,307,523,928

Deposits from other banks Related parties Others parties

2x, 2y 2ae,18

83,936,941,428

Borrowings Related parties Others parties

83,936,941,428

141,458,000

19

168,818,000

Leasing Liabilities

7,603,846,140

20

7,162,655,126

Estimated losses on Commitments & Contingencies

-

2ab, 36

31,160,403,929

Taxes payable

29,956,202,679

2ab, 36

31,032,885,958

Deferred Tax Liabilities

113,289,751,230

Accrued expenses and Other Liabilities

13,252,049,445,808

TOTAL LIABILITIES

Hutang pajak Kewajiban pajak tangguhan

Obligations due immediately

800,540,633,564

68,147,816,151 Pinjaman sewa guna usaha

198,865,096,515

11,985,892,260,058 2v,2ae 15,16,17

270,696,846,580 17,041,587,185,933

21

BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) Catatan/ Notes

31 Desember 2009

EKUITAS

EQUITY

Modal saham Modal dasar Rp1.500.000.000.000,00 terdiri dari : 996.298 saham seri dengan nilai nominal Rp1.000.000,00 per saham 503.702 saham seri B dengan nilai nominal Rp1.000.000,00 per saham

Share Capital Authorized Capital Rp1,500,000,000,000,00 consisting of : 996,298 series A shares with a par value of Rp1,000,000,00 per 503,702 series B shares with a par value Rp1,000,000,00 per shares

22

Modal disetor dan ditempat-kan penuh 482.017 saham seri A dan 389.422 saham seri B per 31 Desember 2010

Paid-up and issued capital 482,017 series A shares and 389,422 series B shares per 31 Desember 2010

378.451 saham seri A dan 389.422 saham seri B per 31 Desember 2009

378,451 series A shares and 389,422 series B shares per 31 767,873,000,000 Desember 2009

Tambahan modal disetor Cadangan Saldo Laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

871,439,000,000 76,004,858,000

23

70,449,363,000

Additional paid-in-capital

339,080,519,274

25

252,249,374,998

Reserve

382,586,909,313

26

434,155,721,378

Retained earnings

1,669,111,286,587

1,524,727,459,376

TOTAL EQUITY

18,710,698,472,520

14,776,776,905,184

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

LA 11

Laporan Laba Rugi | income statement

Laporan Perubahan Ekuitas | statements of changes in shareholder’s equity

Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH

Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010

INCOME STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

LAPORAN LABA-RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) Catatan/ Notes

2010

2009

2,347,582,844,629 36,303,034,411

Jumlah Pendapatan Bunga

2,383,885,879,040

Beban Bunga

1,090,255,876,902

Pendapatan Bunga-Bersih

1,293,630,002,138

2z,27 2aa,28

2z,29

Revenues Interest Commission and Provision

2,049,647,819,104 50,352,126,726 2,099,999,945,830

Total Revenues

890,145,092,608

Interest Expenses

1,209,854,853,222

Interest Revenues-Net Other Operating Revenues and Expenses :

Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya : Pendapatan Operasional Lainnya

30

165,447,465,025

32

144,991,124,612

Tenaga kerja

625,739,329,017

33

460,699,513,101

56,540,922,035

34

55,220,705,415

Jumlah beban operasional lainnya Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya - Bersih PENDAPATAN OPERASIONAL BERSIH PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Pendapatan Non Operasional Beban Non Operasional Pendapatan (Beban) Non Operasional-bersih LABA SEBELUM BEBAN PAJAK BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Periode Berjalan Tangguhan LABA BERSIH

21,174,509,908

31

4,534,716,248

88,412,500

31

88,573,583

1,024,313,987

31

164,668,015

870,014,952,472

Other Operating Revenues

81,133,418,131

Beban Operasional Lainnya : Penyisihan kerugian penurunan nilai - bersih atas instrumen keuangan Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Umum dan administrasi

Beban lain-lain

LA 12

84,239,347,515



Other Operating Expenses: Allowance for impairment losses on financial instruments-net Allowance for impairment losses on non-earning assets Estimated losses on commitments and contingencies General and administrative Personnel Total Other Operating Expenses

665,699,300,974

(785,775,604,957)

(584,565,882,843)

Other Operating Revenues (Expenses)-Net

507,854,397,181

625,288,970,379

OPERATING INCOME

10,679,715,664 (29,893,653,777)

NON OPERATING REVENUES (EXPENSES) Non Operating Revenues Non Operating Expenses

19,011,849,966

(19,213,938,113)

Non Operating Revenues (Expenses)-Net

526,866,247,147

606,075,032,266

INCOME BEFORE TAX EXPENSE

38,092,960,170 (19,081,110,204)

142,977,658,250 1,301,679,584

35

2ab, 36

176,206,244,624 (4,286,933,736)

TAX EXPENSES (REVENUES) Current Deferred

144,279,337,834

171,919,310,888

382,586,909,313

434,155,721,378

NET INCOME

JUMLAH LEMBAR SAHAM

871,439

2ac,22

767,873

NUMBER OF SHARES

LABA BERSIH PER SAHAM

439,029

2ac

565,400

EARNING PER SHARE

STATEMENTS OF CHANGES IN SHAREHOLDER’S EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah)

OPERATING REVENUES AND EXPENSES

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan beban bunga Bunga Provisi dan Komisi Kredit

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH

Saldo tanggal 1 Januari 2009, disajikan kembali Balance as of January 1, 2009

Modal Saham

Modal Saham yang Belum Ditempatkan

Saldo Laba yang telah Ditentukan Penggunaannya

Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya

Ekuitas Bersih

Capital Stock

Unauthorised Share Capital

Appropriation for General Reserve

Unappropriated Retained Earning

Net Equity

704,334,000,000

Setoran modal Paid Capital Modal ditempatkan Authorized Capital

63,539,000,000

29,335,748,000

171,639,576,219

403,048,993,894

1,308,358,318,113

104,652,615,000

-

(63,539,000,000)

104,652,615,000

Pembagian deviden Distribution of dividends

(201,524,496,947)

(201,524,496,947)

Pembagian jaspro, dan tantiem Operational insentives

(100,641,333,775)

(100,641,333,775)

(20,152,449,695)

(20,152,449,695)

(80,609,798,779)

-

Cadangan sosial Social reserves Ditentukan untuk cadangan tujuan Appropriation for special reserves

80,609,798,779

Imbalan Jasa Service charge

-

-

(120,914,698)

(120,914,698)

Laba bersih tahun berjalan Net income on the current year

-

-

434,155,721,378

434,155,721,378

767,873,000,000

70,449,363,000

434,155,721,378

1,524,727,459,376

-

109,121,495,000

109,121,495,000

103,566,000,000

(103,566,000,000)

-

Saldo tanggal 31 Desember 2009 Balance as of December 31, 2009 Setoran modal Paid Capital Modal ditempatkan Authorized Capital

252,249,374,998

Pembagian deviden Distribution of dividends

(217,077,860,689)

(217,077,860,689)

Pembagian jaspro, dan tantiem Operational insentives

(108,756,008,205)

(108,756,008,205)

(19,823,550,238)

(19,823,550,238)

(86,831,144,276)

-

(1,667,157,970)

(1,667,157,970)

382,586,909,313

382,586,909,313

Cadangan sosial Social reserves Ditentukan untuk cadangan tujuan Appropriation for special reserves

86,831,144,276

Imbalan Jasa Service charge Laba bersih tahun berjalan Net income on the current year

Saldo tanggal 31 Desember 2010 Balance as of December 31, 2010

871,439,000,000

76,004,858,000

339,080,519,274

382,586,909,313

1,669,111,286,587

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

LA 13

Laporan Arus Kas | statements of cash flows Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) 2010

2010 CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES:

Laba - bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih dari kegiatan operasi : Penyusutan aset tetap Penyisihan kerugian (pembalikan atas penyisihan)

382,586,909,313

25,443,903,615

untuk : • Giro pada bank lain • Penempatan bank lain • Investasi keuangan • Kredit yang diberikan • Pendapatan yang ditangguhkan • Penyertaan saham • Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit • Properti terbengkalai

Perubahan dalam aktiva dan kewajiban operasi : Penurunan (Kenaikan) aktiva operasi : • Efek • Kredit yang diberikan • Aset pajak tangguhan • Investasi bersih dalam sewa guna usaha • Properti terbengkalai • Aset lain-lain Kenaikan (Penurunan) kewajiban operasi : • Simpanan • Giro • Tabungan • Simpanan berjangka • Kewajiban segera dibayar • Hutang pajak • Kewajiban pajak tangguhan • Kewajiban lain-lain

434,155,721,378

Net income Adjusment to reconciliated net income into net cash from operating activities :

31,299,927,558

Depreciation fixed assets Reserve (reverse for reserve) to:

2009 CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :

Pembelian aset tetap



Penjualan (pembelian) penyertaan



saham

(65,430,400,497)

(23,302,200,757)

(40,684,000)

(33,402,000)

(65,471,084,497)

(23,335,602,757)

(6,600,555,627) (2,694,153,571) 9,571,044 27,128,308,825 25,334,084,766 406,840 441,191,014 (436,973,630)

(694,474,477) 4,139,386,699 (396,186,188) 9,105,023,848 334,020

Demand deposits at other banks Placements at other banks Financial invesments Loans Unamortized fees Equity participation Commitment and contingent which have loan risk Abandoned Property

183,401,320 62,426,349

127,759,545,667 (1,104,350,565,224) 2,377,886,065 27,360,000 423,272,262 (28,513,805,475)

(342,917,031,774) (945,222,971,652) (2,618,624,181) 27,360,000 962,794,060 (9,026,131,163)

89,766,652,487 817,579,451,183 2,819,233,182,841 (46,836,260,265) (31,160,403,929) (1,076,683,279) 157,407,095,350

334,791,819,283 877,240,481,627 866,918,475,764 9,226,508,143 922,529,156 (1,665,711,172) 8,328,341,932

3,253,849,420,272

1,274,823,400,530



• • • • • • • • •

Changes in operating assets and liabilities: Decrease (increase) in operating assets: Securities • Loans • Deferred tax asset • Net investment in leases • Abandoned Property • Other Assets • Increase (decrease) in operating Deposits • Demand Deposits • Savings Deposits • Time Deposits • Current Liabilities • Tax liability • Deferred tax liability • Other Liabilities • Net cash from (for) operating activities

Payment for fixed assets Proceeds (Purchases) from shares participation

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi

Net cash from (for) investing activities CASH FLOWS FROM

ARUS KAS DARI AKTIVITAS

FINANCING ACTIVITIES

PENDANAAN :

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

LA 14

STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)

LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah)

2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :



PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH

Kenaikan (Penurunan) pinjaman yang diterima

(15,789,125,277)

(764,178,551,122)

(27,360,000)

(27,360,000)

103,566,000,000

63,539,000,000

Kenaikan (Penurunan)

Increase (decrease) in

pinjaman sewa guna usaha Kenaikan (Penurunan) modal disetor Kenaikan (Penurunan)

leasing liabilities Increase (decrease) in

modal yang belum ditempatkan Pembagian laba

Increase (decrease)in borrowings

5,555,495,000

41,113,615,000

unissued capital

(347,324,577,102)

(322,439,195,115)

Distribution income

(254,019,567,379)

(981,992,491,237)

2,934,358,768,396

269,495,306,536

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan

INCREASE IN CASH AND

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS

2,463,737,471,303

2,194,242,164,767

AT THE BEGINNING OF YEAR CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN

CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN

Net cash from (for) financing activities

5,398,096,239,699

2,463,737,471,303

AT THE END OF YEAR Cash and cash equivalents

Kas dan setara kas : Kas

1,111,937,133,350

757,976,703,998

Cash

Giro Bank Indonesia

1,320,100,878,909

639,292,561,553

Demand deposits at Bank of Indonesia

Giro pada bank lain

6,169,112,558

56,174,705,007

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam 3 bulan dari tanggal akuisisi Kas dan setara kas

Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks that will mature within

2,959,889,114,882

1,010,293,500,745

5,398,096,239,699

2,463,737,471,303

3 months from the date of acquisition Cash and cash equivalents

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

Catatan atas laporan keuangan

The accompanying notes to financial

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

statements which are an integral part of

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

dari laporan keuangan keseluruhan.

the whole financial statements.

LA 15

Catatan Atas Laporan Keuangan | notes to financial statement

juga memberikan jasa penyimpanan, dan pengelolaan dana pensiun lembaga keuangan. Bank telah memperoleh ijin untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas berdasarkan pengesahan dari Menteri Keuangan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 087/KM.17/1994 tanggal 21 April 1994. Bank juga telah memperoleh ijin untuk menjalankan aktivitas sebagai Bank Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 25/34/KEP/ DIR tanggal 1 Juli 1992. Bank juga telah memperoleh ijin untuk melaksanakan usaha sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Semarang No. 9/71/DS/Sm tanggal 19 November 2007 tentang Pembukaan Unit Usaha Syariah Bank Jateng.

Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010

1. GAMBARAN UMUM

1. GENERAL

a. Pendirian dan Informasi Umum Bank

a. Establishment and general information of the Bank



PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan sebutan Bank Jateng selanjutnya disebut Bank, dahulu bernama Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah didirikan pertama kali berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Tingkat I (sekarang Provinsi) Jawa Tengah nomor 6 tahun 1963. Perda tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan keikutsertaan Bank dalam program Rekapitalisasi yaitu Perda nomor 6 Tahun 1999 tanggal 12 Maret 1999 tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri nomor 584.33-316 tanggal 14 April 1999 serta telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 17 tanggal 28 April 1999 seri D nomor 17.



Anggaran Dasar Bank telah dibuat dengan akta Nomor 1 tanggal 1 Mei 1999 oleh Notaris Titi Ananingsih Soegiarto, SH, notaris di Semarang dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia) dengan Surat Keputusan Nomor C-8223 HT.01.01 TH’99 tanggal 5 Mei 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 1999 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3762 Tahun 1999 tanggal 22 Juni 1999. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta yang dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang Nomor 201 tanggal 30 April 2010, dan telah dicatat di database sistem administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU/AH.01.10.14679 Tanggal 15 Juni 2010.



Berdasarkan anggaran dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha sebagai suatu Bank Umum. Di samping aktivitas kegiatan umum perbankan, Bank







LA 16

PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Central Java Regional Development Bank, Inc) is called Bank Jateng was at first,established based on Law of Province (Peraturan Daerah) No. 6, 1963 called Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. The Law of Province has been amended from time to time, most recently by the Law of Central Java Province No. 6, dated March, 12, 1999 concerning the conversion of legal entity of the Bank from Municipal Owned Company (PD) to Limited Corporation (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. The conversion had been approved by Minister of Internal Affair No. 584.33-316 dated April 14, 1999 and published in the Gazette of Central Java No. 17 dated April 28, 1999 series D No. 17.

Bank’s Article of Association has been made in the notarial deed of Mrs. Titi Ananingsih Soegiarto, SH No. 1 dated May 1, 1999 and approved by Minister of Justice of Republic Indonesia (now Minister of Justice and Human Rights) with the Decree No. C-8223 HT.01.01 TH. 99 dated May 5, 1999 and published in the Gazette of Republic Indonesia on June 22, 1999 No. 50, addition No. 3762/1999. Bank’s Article of Association had been revised overtime, the latest was engaged by Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM No. 201, April 30, 2010 and it had been recorded in the database of the Minister of Justice and Human Rights No. AHU/AH.01.10.14679, June 15, 2010.

According to Bank’s Article of Association, the objective of the Bank is to operate as a public bank. Besides those general activities, Bank also engaged in providing





Bank berkedudukan di Semarang dengan Kantor Pusat berlokasi di Jalan Pemuda 142 Semarang. Pertumbuhan jaringan kantor dari tahun 2009 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut :

service such as depository and managing pension fund of financial institution. Bank has granted the license to operate such activities according to decree of Minister of Finance No. 087/KM.17/1994 dated April 21, 1994. As well as foreign exchange bank according to decree of Board of Directors of Bank Indonesia No. 25/34/KEP/ DIR dated July 1, 1992. Bank engaged in sharia banking according to the decree of Bank Indonesia Semarang, No. 9 No. 9/71/DS/Sm, November 19, 2007.



Bank sites in Semarang and its head office located on Pemuda Street No. 142 Semarang. Up to December 31, 2009 until 2010 its networks are as follows :

2010

2009

Kantor Pusat

1

1

Kantor Cabang

35

34

Branch Office

Kantor Cabang Pembantu

93

89

Sub Branch Office

Kantor Kas

98

97

Cash Center

Payment Point

52

49

Payment Point

Anjungan Tunai Mandiri

65

61

Automatic Teller Machine

Head Office

2010

2009

Unit Usaha Syariah

1

1

Sharia Business Unit

Kantor Cabang Syariah

2

1

Sharia Branch Office

Kantor Kas

2

1

Cash Center

Office Channeling

35

7

Office Channeling

Payment Point

2

-

Payment Point

Pada tahun 2010 terdapat penambahan 2 kantor cabang, 4 kantor cabang pembantu, 2 kantor kas, 8 payment point, 4 Anjungan Tunai Mandiri. Perubahan nama dan pemindahan alamat 11 cabang pembantu dan 2 kantor kas, perubahan nama dan pemindahan alamat 1 Anjungan Tunai Mandiri, penutupan 1 payment point, dan penambahan 27 layanan syariah, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0006/ HT.01.01/2010 tanggal 11 Januari 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Yayasan Al Fikri Semarang dengan alamat Jl. Pamularsih No. 31-32 Semarang.



In 2010 there are additions of 2 Branch Office, 4 Sub Branch Office, 2 Cash Centers, 8 Payment Points and 4 Automatic Teller Machines. There are change of names and addresses of 11 Sub Branch Offices, 2 Cash Centers, and 1 Payment Point, 1 Automatic Teller Machine. Moreover, 1 payment point had been closed, and additions of 27 Sharia services. The details are as follows : 1. According to decree of Board of Directors No. 0006/ HT.01.01/2010, January 11, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Yayasan Al Fikri Semarang Jl. Pamularsih No.31-32 Semarang had been opened.

LA 17

2. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0005/ HT.01.01/2010 tanggal 11 Januari 2010, tentang Pengoperasian 3 (tiga) unit Automatic Teller Machine (ATM) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yaitu : Anjungan Tunai Mandiri | automatic trading machine

Alamat | address

1. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen

Jl. Raya Sukowati No. 534, Sragen.

2. Obyek wisata Tawangmangu

Pasar wisata, Kos No. 108,Kabupaten Karanganyar, Tawangmangu.

3. Kantor Pemerintah Kabupaten Pati

Komplek Gedung Mr. Iskandar Jl. Tombronegoro No. 1, Pati.

3. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0032/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Januari 2010, tentang Pembukaan Payment Point Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di PT. Danar Hadi Surakarta dan PT. Kusuma Hadi Santosa Karanganyar yaitu :

LA 18

2. According to decree of Board of Directors No. 0005/HT.01.01/2010, January 11, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had operated 3 (three) automatic trading machine (ATM) at the following location :

3. According to decree of Board Directors No.0032/ HT.01.01/2010 January, 18, 2010 the following Sharia Payment Points of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been opened. The location of these Payment Points are as follows :

Payment Point |payment point

Alamat | address

1. PT. Danar Hadi Surakarta

Jl. Dr. Radjiman 164 Surakarta

2. PT. Kusuma Hadi Santosa Karanganyar

Jl. Raya Km. 9,4 Karanganyar

4. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo No. 12/1/DS/ Slo tanggal 5 Januari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0031/HT.01.01/2010 tanggal 22 Januari 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Simo Boyolali dari lokasi lama di Kompleks Pasar Simo, Kios Pasar Simo No. 9-10 Palem Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali ke Jl. Singoprono No. 14, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Simo Boyolali ke Kantor Cabang Pembantu Simo Boyolali.

4. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/1/DS/Slo January 5 2010 and decree of Board of Directors No.0031/HT.01.01/2010 January 22, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Simo Boyolali from Kompleks Pasar Simo Kios Pasar Simo No. 9-10 Palem Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali to Jl. Singoprono No. 14, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Simo Boyolali into Sub Branch Office Simo Boyolali.

5. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0038/ HT.01.01/2010 tanggal 2 Februari 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kampus Undaris Ungaran dengan alamat Jl. Tentara Pelajar No. 13, Ungaran.

5. According to decree of Board of Directors No. 0038/ HT.01.01/2010, February 2, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kampus Undaris Ungaran Jl. Tentara Pelajar No. 13 Ungaran had been opened.

6. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0041/ HT.01.01/2010 tanggal 3 Februari 2010, tentang Penutupan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Tanjung Semarang dengan alamat di Jl. Pemuda No 93, Semarang.

6. According to decree of Board of Directors No. 0041/ HT.01.01/2010, February 3, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Perusahaan Listrik Negara (PLN) Tanjung Semarang Jl. Pemuda No. 93 Semarang had been closed

7. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0045/ HT.01.01/2010 tanggal 8 Februari 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebumen dengan alamat Jl. Arung Binang No. 10, Kebumen.

7. According to decree of Board of Directors No. 0045/ HT.01.01/2010, February 8, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebumen Jl. Arung Binang No. 10 Kebumen had been opened.

8. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang No.12/11/DPB1/APBU/Sm tanggal 28 Januari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0044/ HT.01.01/2010 tanggal 8 Februari 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Kertek Wonosobo dari Kompleks Pasar Kertek blok F No. 8-9, Kertek, Wonosobo ke Jl. Raya Wonosobo Km. 8 Kertek, Wonosobo. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Kertek menjadi Kantor Cabang Pembantu Kertek.

8. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/11/APBU/Sm January 28 2010 and decree of Board of Directors No.0044/HT.01.01/2010 February 8, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Kertek Wonosobo from Kompleks Pasar Kertek blok F No. 8-9, Kertek, Wonosobo to Jl. Raya Wonosobo Km. 8 Kertek, Wonosobo. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Kertek into Sub Branch Office Kertek.

9. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0050/ HT.01.01/2010 tanggal 15 Februari 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Kas Pasar Jaten Karanganyar dari Kantor Kas Pasar Jaten dengan alamat Pasar Jaten Blok H-01, Desa Jaten, Karanganyar ke Kantor kas Tawangmangu dengan alamat Pasar Wisata Kios No. 108 Tawangmangu, Karanganyar.

9. According to decree of Board of Directors No.0050/ HT.01.01/2010 February 15, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its Cash Center from Pasar Jaten Blok H-01, Desa Jaten, Karanganyar to Cash Center Tawangmangu Jl. Pasar Wisata Kios No. 108 Tawangmangu, Karanganyar.

10. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang nomor 12/16/DPB1/APBU/Sm tanggal 18 Februari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0070/HT.01.01/2010 tanggal 23 Februari 2010 tentang Pembukaan Kantor Cabang PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Jakarta yang berlokasi di Ruko Grand Panglima Polim Kav 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 25 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

10. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No. 12/16/DPB1/APBU/Sm February 18, 2010, and decree of Board of Directors No. 0070/ HT.01.01/2010 February 23, 2010 Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Ruko Grand Panglima Polim Kav 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 35 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan had been opened.

11. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0136/ HT.01.01/2010 tanggal 4 Maret 2010, tentang Pengoperasian Automatic Teller Machine (ATM) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kantor Cabang Jakarta dengan alamat Ruko Grand Panglima Polim Kav. 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 25, Jakarta Selatan.

11. According to decree of Board of Directors No. 0136/HT.01.01/2010, March 4, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had operated Automatic Teller Machine (ATM) at Branch Office Jakarta Ruko Panglima Polim Kav. 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 25 Jakarta Selatan.

12. Berdasarkan Surat Bank No.12/27/DPbS/PAdBS/Sm 2010 dan Surat Keputusan HT.01.01/2010 tanggal 4

12. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/27/DPbS/Sm February 17, 2010, and decree of Board of Directors No.0085/HT.01.01/2010 March 4, 2010 Sharia Branch Office PT. Bank Pembangunan

Indonesia Semarang tanggal 17 Februari Direksi nomor 0085/ Maret 2010 tentang

LA 19

Pembukaan Kantor Cabang Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan alamat Jln Pemuda No. 142, Semarang.

Daerah Jawa Tengah at Jl. Pemuda No.142 Semarang had been opened.

13. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0110/HT.01.01/2010 tanggal 17 Maret 2010, tentang Pemindahan Alamat Kantor Kas di RSU Kardinah Tegal dari Jl. KS.Tubun No. 2, Komplek RSU Kardinah Tegal ke Jl. Sultan Agung Paviliun Dewandaru, Kompleks RSU Kardinah Tegal.

13. According to decree of Board of Directors No.0110/HT.01.01/2010 March 17, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its cash center RSU Kardinah Tegal from Jl. KS. Tubun No. 2, Komplek RSU Kardinah Tegal, to Jl. Suktan Agung Paviliun Dewandaru, Kompleks RSU Kardinah Tegal.

14. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0133/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Maret 2010, tentang Pembukaan 7 (tujuh) Layanan Syariah di Kantor Cabang di Wilayah Koordinator Semarang yaitu :

14. According to decree of Board of Directors No. 0133/ HT.01.01/2010 March 18, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Semarang had been opened at the following location :

Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling

Alamat | address

1. Kantor Cabang Semarang

Jl. Brigjen Sudiarto No. 196-198, Maja Mas Mall, Semarang

2. Kantor Cabang Purwodadi

Jl. Letjen S. Parman No. 16, Purwodadi.

3. Kantor Cabang Demak.

Jl. Sultan Fatah No. 41, Demak

4. Kantor Cabang Kendal

Jl. Soekarno-Hatta No. 288, Kendal.

5. Kantor Cabang Salatiga

Jl. Pemuda No. 1, Salatiga.

6. Kantor Cabang Ungaran

Jl. Diponegoro No. 25, Ungaran.

7. Kantor Cabang Pembantu IAIN Walisongo

Komplek IAIN, Jl. Walisongo No. 3-5, Semarang.

15. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0134/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Maret 2010 tentang Pembukaan 5 (lima) Layanan Syariah di Wilayah Koordinator Pati dengan rincian sebagai berikut :

Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling

Alamat | address

1. Kantor Cabang Pati

Jl. Jend. Sudirman No. 52, Pati.

2. Kantor Cabang Rembang

Jl. Kartini No. 10, Rembang.

3. Kantor Cabang Jepara

Jl. Pemuda No. 2, Jepara.

4. Kantor Cabang Blora

Jl. Pemuda No. 57, Blora.

5. Kantor Cabang Kudus

Jl. Jend. Sudirman No. 158, Kudus.

16. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0135/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Maret 2010, tentang Pembukaan 6 (enam) Layanan Syariah di Kantor Cabang di Wilayah Koordinator Tegal yaitu :

LA 20

15. According to decree of Board of Directors No. 0134/ HT.01.01/2010 March 18, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Pati had been opened at the following location :

16. According to decree of Board of Directors No. 0135/ HT.01.01/2010 March 18, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Tegal had been opened at the following location :

Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling

Alamat | address

1. Kantor Cabang Tegal

Jl. Pemuda No. 5, Tegal.

2. Kantor Cabang Brebes

Jl. Diponegoro No. 113-115, Brebes.

3. Kantor Cabang Slawi

Jl. Dr. Sutomo No. 20, Slawi.

4. Kantor Cabang Pekalongan

Jl. Aloon-aloon No. 1, Pekalongan.

5. Kantor Cabang Batang

Jl. Jend. Sudirman No. 263, Batang

6. Kantor Cabang Pemalang

Jl. Jend. Sudirman Timur No. 76, Pemalang.

17. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0141/HT.01.01/2010 tanggal 5 April 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Rumah Sakit Geriatri Purwokerto dengan alamat Kompleks RS. Paviliun Abiyasa dan Pusat Pelayanan Geriatri Jl. Dr. Angka No. 2, Purwokerto.

17. According to decree of Board of Directors No. 0141/ HT.01.01/2010, April 5, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Rumah Sakit Geriatri Purwokerto Kompleks RS. Paviliun Abiyasa and Pusat Pelayanan Geriatri Jl. Dr. Angka No.2, Purwokerto had been opened.

18. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo nomor 12/2/APBU/Slo tanggal 5 April 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0160/HT.01.01/2010 tanggal 19 April 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Kota Sragen dari lokasi lama Komplek Pasar Kota Sragen Kios No. 16-17, Sragen ke Jl. Raya Sukowati No. 334, Sragen. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Kota Sragen ke Kantor Cabang Pembantu Kota Sragen.

18. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/2/APBU/Slo April 5 2010 and decree of Board of Directors No.0160/HT.01.01/2010 April 19, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Kota Sragen from Kompleks Pasar Kota Sragen Kios No. 16-17, Sragen to Jl. Raya Sukowati No. 334, Sragen. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Kota Sragen into Sub Branch Office Kota Sragen.

19. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0167/ HT.01.01/2010 tanggal 28 April 2010, tentang Pengalihan Induk Layanan Syariah di Kantor Cabang Pembantu Universitas Sultan Agung (UNISULA) Semarang dari Kantor Cabang Syariah Surakarta ke Kantor Cabang Syariah Semarang.

19. According to decree of Board of Directors No.0167/ HT.01.01/2010 April 28, 2010, Head office sharia office chanelling of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah branch office Universitas Sultan Agung (UNISULA) Semarang had been moved from branch office sharia Surakarta to branch office sharia Semarang.

20. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0207/HT.01.01/2010 tanggal 24 Mei 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali dengan alamat Jl. Raya Solo-Boyolali Km 4, Boyolali.

20. According to decree of Board of Directors No. 0207/ HT.01.01/2010, May 24, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali Jl. Raya Solo-Boyolali Km 4 Boyolali had been opened.

21. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang No. 12/50/DPB1/APBU/Sm tanggal 25 Mei 2010 dan Surat Keputusan Direksi No. 0266/HT.01.01/2010 tanggal 31 Mei 2010, tentang Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Boja dari Jl. Raya Bebengan No. 260 Boja, Kendal ke Jl. Raya Bebengan No. 262, Boja.

21. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/50/APBU/Sm May 25 2010 and decree of Board of Directors No.0266/HT.01.01/2010 May 31, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Boja from Jl. Raya Bebengan No. 260 Boja, Kendal to Jl. Raya Bebengan No. 262, Boja.

LA 21

LA 22

22. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo nomor 12/9/APBU/Slo tanggal 13 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0268/HT.01.01/2010 tanggal 26 Juli 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Tawangsari Sukoharjo dari Jl. Patimura No. 20 Tawangsari Sukoharjo ke Jl. Yosodiningrat No. 3 Tawangsari Sukoharjo. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Tawangsari menjadi Kantor Cabang Pembantu Tawangsari.

22. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/9/APBU/Slo July 13 2010 and decree of Board of Directors No.0268/HT.01.01/2010 July 26, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Tawangsari Sukoharjo from Jl. Patimura No 20 Tawangsari Sukoharjo to Jl. Yosodiningrat No.3 Tawangsari Sukoharjo. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Tawangsari into Sub Branch Office Tawangsari.

23. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0272/ HT.01.01/2010 tanggal 2 Agustus 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Stikes Muhammadiyah Kudus dengan alamat Jl. Ganesha I, Kudus.

23. According to decree of Board of Directors No. 0272/ HT.01.01/2010, August 2, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Stikes Muhammadiyah Kudus Jl. Ganesha I, Kudus had been opened.

24. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/7/DS/Pwt tanggal 15 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0271 /HT.01.01/2010 tanggal 3 Agustus 2010, tentang Pembukaan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Karangkobar Banjarnegara yang berlokasi di Jl. Raya Karangkobar, Wanayasa Km.1, Banjarnegara.

24. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/7/DS/Pwt July 15, 2010 and decree of Board of Directors No.0271/HT.01.01/2010 August 3, 2010, Sub Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Karangkobar Banjarnegara Jl. Raya Karangkobar, Wanayasa Km.1 Banjarnegara had been opened.

25. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo nomor 12/11/APBU/Slo tanggal 20 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0270/HT.01.01/2010 tanggal 3 Agustus 2010, tentang Pembukaan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kerjo Karanganyar yang berlokasi di Jl. Raya Kwadungan, Desa Kwadungan, Kecamatan Kerjo Karanganyar.

25. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/11/APBU/Slo July 20, 2010 and decree of Board of Directors No.0270/HT.01.01/2010 August 3, 2010, Sub Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kerjo Karanganyar Jl. Raya Kwadungan, Desa Kwadungan, Kecamatan Kerjo Karanganyar had been opened.

26. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/8/DS/Pwt tanggal 23 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah nomor 0277/HT.01.01/2010 tanggal 9 Agustus 2010, tentang Pembukaan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Sumpiuh-Purwokerto yang berlokasi di Jl. Raya Sumpiuh No. 143, Banyumas.

26. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/8/DS/Pwt July 23, 2010 and decree of Board of Directors No.0277/HT.01.01/2010 August 9, 2010, Sub Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Sumpiuh-Purwokerto Jl. Raya Sumpiuh No.143 Banyumas had been opened.

27. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/3/APBU/Pwt tanggal 20 Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0304/HT.01.01/2010 tanggal 30 Agustus 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Pasar Bobotsari- Purbalingga dari Jln.

27. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/3/APBU/Pwt August 20, 2010 and decree of Board of Directors No.0304/HT.01.01/2010 August 30, 2010, has moved its sub branch office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Jl. PP. Imam No 13, Bobot sari Purbalingga to Jl. Brigjen Suwondo

PP. Imam No. 13, Bobotsari Purbalingga ke Jln. Brigjen Suwondo No. 26, Bobotsari Purbalingga.

No. 26 Bobotsari, Purbalingga.

28. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang nomor 12/76/DPB1/APBU/Sm tanggal 5 Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0303/HT.01.01/2010 tanggal 30 Agustus 2010, tentang Peningkatan Status Kantor Kas Purwantoro Wonogiri menjadi Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan alamat Jl. Raya Purwantoro-Ponorogo No. 14 , Wonogiri.

28. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/76/DPB1/APBU/Sm August 5, 2010 and decree of Board of Directors No.0303/HT.01.01/2010 August, 30 2010. the status of cash center of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been upgraded into Sub Branch Office located in Jl. Raya Purwantoro-Ponorogo No. 14, Wonogiri.

29. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0320/ HT.01.01/2010 tanggal 17 September 2010, tentang Pembukaan 5 (lima) Layanan Syariah di Kantor Cabang Wilayah Koordinator Magelang yaitu :

29. According to decree of Board of Directors No. 0320/ HT.01.01/2010 September 17, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Magelang had been opened at the following location :

Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling

Alamat | address

1. Kantor Cabang Magelang

Jl. Aloon-aloon Selatan No. 11, Magelang.

2. Kantor Cabang Kebumen

Jl. Pahlawan No. 177, Kebumen.

3. Kantor Cabang Temanggung

Jl. S. Parman No. 33, Temanggung.

4. Kantor Cabang Purworejo

Jl. A. Yani No. 20, Purworejo.

5. Kantor Cabang Wonosobo

Jl. Kartini No. 1, Wonosobo.

30. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0321/ HT.01.01/2010 tanggal 17 September 2010, tentang Pembukaan 4 (empat) Layanan Syariah di Kantor Cabang di Wilayah Koordinator Purwokerto yaitu :

30. According to decree of Board of Directors No. 0321/ HT.01.01/2010 September 17, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Purwokerto had been opened at the following location :

Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling

Alamat | address

1. Kantor Cabang Purwokerto

Jl. Gatot Subroto No. 101, Purwokerto.

2. Kantor Cabang Purbalingga

Jl. Jend. Sudirman No. 212, Purbalingga.

3. Kantor Cabang Cilacap

Jl. Mayjen Sutoyo No. 7, Cilacap.

4. Kantor Cabang Banjarnegara

Jl. Letjen Suprapto No. 50-51, Banjarnegara.

31. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang nomor 12/82/DPB1/APBU/Sm tanggal 31 Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0323/HT.01.01/2010 tanggal 24 September 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu Pasar Baledono Purworejo dari kompleks Pasar Baledono Kios No. 11 A, Jln. A. Yani, Purworejo ke Jln. Veteran No. 64, Purworejo. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Baledono Purworejo ke Kantor Cabang Pembantu Baledono Purworejo.

31. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/82/DPB1/APBU/Sm August 31 2010 and decree of Board of Directors No.0323/HT.01.01/2010 September 24, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Baledono Purworejo from Kompleks Pasar Baledono Kios No.11A, Jln. A. Yani Purworejo to Jl. Veteran No.64, Purworejo. Its name also had been changed from Sub Branch office Pasar Baledono Purworejo into Sub Branch Office Baledono.

LA 23

LA 24

32. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang Nomor 12/4/APBU/Pwt tanggal 3 September 2010 dan Surat Keputusan Direksi Nomor 0324/HT.01.01/2010 tanggal 27 September 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu Pasar Kota Purbalingga dari Jl. Ahmad Yani No. 65, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga ke Jl. Mayor Jendral Sungkono No. 26 A, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Kota Purbalingga ke Kantor Cabang Pembantu Kota Purbalingga.

32. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/4/APBU/Pwt September 3 2010 and decree of Board of Directors No.0324/HT.01.01/2010 September 27, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office from Jl. Ahmad Yani No. 65 Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga to Jl. Mayor Jendral Sungkono No.26 A, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Kota Purbalingga into Sub Branch Office Kota Purbalingga.

33. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/6/APBU/Pwt tanggal 5 Oktober 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0341/HT.01.01/2010 tanggal 25 Oktober 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Ajibarang Banyumas dari Kompleks Pasar Ajibarang Ruko No. 25, Kecamatan Ajibarang, Banyumas ke Jl. Raya Pancasan Ruko No. 2 & 3, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Ajibarang Banyumas ke Kantor Cabang Pembantu Ajibarang Banyumas.

33. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/6/APBU/Pwt October 5 2010 and decree of Board of Directors No.0341/HT.01.01/2010 October 25, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Ajibarang Banyumas from Kompleks Pasar Ajibarang Ruko No. 25, Kecamatan Ajibarang, Banyumas to Jl. Jl. Raya Pancasan Ruko No. 2&3, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Ajibarang Banyumas into Sub Branch Office Ajibarang Banyumas.

34. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0347/ HT.01.01/2010 tanggal 27 Oktober 2010, tentang Peningkatan Status Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap menjadi Kantor Kas dengan alamat Kompleks RSUD Cilacap Jl. Gatot Subroto No.28, Cilacap.

34. According to decree of Board of Directors No.0347/ HT.01.01/2010 October 27, 2010. the status of payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been upgraded into Cash Center located in the Rumah Sakit Umum Daerrah (RSUD) Cilacap Jl. Gatot Subroto No. 28, Cilacap.

35. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0359/ HT.01.01/2010 tanggal 5 November 2010, tentang Peningkatan Status Payment Point di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang menjadi Kantor Kas PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan alamat Kompleks RSUD kota Semarang Jl.Fatmawati No 1, Semarang.

35. According to decree of Board of Directors No.0359/ HT.01.01/2010 November, 5 2010, the status of payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been upgraded into Cash Center located in the Kompleks RSUD kota Semarang Jl. Fatmawati No. 1 Semarang.

36. Berdasarkan Surat Bank Indonesia nomor 12/108/ DPB1/APBU/Sm tanggal 8 November 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0377/HT.01.01/2010 tanggal 15 November 2010, tentang Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Jawa Tengah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dari lokasi lama Komplek

36. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/108/DPB1/APBU/Sm November 8, 2010 and decree of Board of Directors No.0377/HT.01.01/2010 November 15, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Universitas Negeri Semarang (UNNES) from Komplek Auditorium UNNES Jl. Kelud Raya No. 2

Auditorium UNNES Jl. Kelud Raya No. 2, Semarang ke lokasi baru Jl. Kelud Utara III, Semarang.

Semarang to Jl. Kelud Raya Utara III, Semarang.

37. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0379/HT.01.01/2010 tanggal 29 Nopember 2010, tentang Pembukaan Kantor Kas Syariah di Kampus Akademi Kebidanan-Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan (AKBID-APIKES) Citra Medik Surakarta di AKBID-APIKES dengan alamat Jl. KH. Samanhudi No. 93 Surakarta.

37. According to decree of Board of Directors No.0379/ HT.01.01/2010 November 29, 2010, the Sharia Cash Center PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Akademi Kebidanan-Akademi Perekam Medik and Informatika Kesehatan (AKBID-APIKES) Citra Medik, Jl. KH. Samanhudi No. 93 Surakarta had been opened.

38. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo No. 12/14/ APBU/Slo tanggal 16 November 2010 dan Surat Keputusan Direksi No. 0403/HT.01.01/2010 tanggal 16 Desember 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Jawa Tengah di Karanggede Boyolali dari Jl. Prawiradigdoyo No. 3H Karanggede, Boyolali ke Jl. Prawiradigdoyo No. 110 Karanggede, Boyolali. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Karanggede ke Kantor Cabang Pembantu Karanggede.

38. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/14/APBU/Slo November 16, 2010 and decree of Board of Directors No.0403/HT.01.01/2010 December 16, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Karanggede Boyolali from Jl. Prawiradigdoyo No. 3H Karanggede, Boyolali to Jl. Prawiradigdoyo No. 110 Karanggede, Boyolali. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Karanggede into Sub Branch Office Karanggede.

b. Modal Disetor

b. Paid Capital



Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM notaris di Semarang nomor 116 tanggal 23 April 2007 modal dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari Rp700.000.000.000,00 menjadi Rp1.500.000.000.000,00 dengan nilai nominal saham tetap sebesar Rp1.000.000,00 per saham atau 1.500.000 lembar saham yang masing-masing terbagi atas 996.298 lembar saham seri A dan 503.702 lembar saham seri B. Perubahan modal dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan nomor W9-00387/HT.01.04TH 2007 tanggal 14 Juni 2007 dan telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia Semarang Nomor 9/45/ DS/Sm tanggal 30 Juli 2007.



Based on General Shareholders’ Meeting, which was covered by notarial deed No. 116, dated April 23, 2007 of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, a notary in Semarang, the authorized capital of PT. Bank Pembangunan Jawa Tengah had been increased from Rp700.000.000.000,00 to Rp1.500.000.000.000,00 with par value Rp1.000.000,00 each or 1.500.000 shares. These shares consists of 996.298 Class A shares and 503.702 Class B shares. This change had been aprrovd by the Ministry of Justice and Human Rights with decree No. W9-00387/HT.01.04-TH 2007 June 14, 2007 and had been administered on decree of Bank of Indonesia Semarang No. 9/45/DS/Sm July 30, 2007.



Berdasarkan Akta RUPS No. 5 Tanggal 5 Mei 2009 serta Surat Bank Indonesia No. 11/81/DS/Sm tanggal 16 Juli 2009 jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh Bank pada 31 Desember 2009 sebesar Rp767.873.000.000,00,00. Sedangkan dalam tahun 2010 terdapat penambahan modal disetor sebesar Rp103.566.000.000,00 sehingga modal ditempatkan



According to notarial deed of General Shareholders’ Meeting May 5, 2009 and the decree of Bank of Indonesia No. 11/81/DS/Sm July 16, 2009 the paid capital of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah on December 31, 2009 amounted to Rp767.873.000.000,00. According to notarial deed of Extraordinary of General Shareholder Meeting No. 199,April 30, 2010 and the decree of Bank

LA 25

dan disetor penuh pada 31 Desember 2010 sebesar Rp871.439.000.000,00 sebagaimana tertuang dalam akta RUPS No 199 tanggal 30 April 2010 serta telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia sebagaimana Surat Bank Indonesia No.12/67/DPBI/APBU/Sm tanggal 15 Juli 2010.

Modal disetor dan ditempatkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing dimiliki oleh:

of Indonesia No. 12/67/DPBI/APBU/Sm July 15, 2010 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah added its paid in capital for Rp103.566.000.000 and hence, the total paid in capital as of December 31, 2010 amounted to Rp 871.439.000.000,00.



31 Desember 2010

As of December 31, 2010 and 2009 the paid capital are belonged to : 31 Desember 2009

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

574,430,000,000

498,374,000,000

Provincial Gov. of Central Java

Pemerintah Kota / Kabupaten se-Jawa Tengah

297,009,000,000

269,499,000,000

Gov. City / County as Central Java



871,439,000,000

767,873,000,000

Jumlah

Total

Rincian pemegang saham adalah sebagai berikut : 31 Desember 2010

December 31, 2010 Pemegang Saham

No.

Shareholders

Seri A | A Series

Seri B | B Series

Seri A dan B | A and B Series

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

310,829

310,829

64.49

263,601

263,601

67.69

574,430

574,430

65.92

Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang

9,739

9,739

2.02

11,522

11,522

2.96

21,261

21,261

2.44

Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta

3,723

3,723

0.77

4,931

4,931

1.27

8,654

8,654

0.99

4.

Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang

2,252

2,252

0.47

2,209

2,209

0.57

4,461

4,461

0.51

5.

Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga

2,791

2,791

0.58

1,525

1,525

0.39

4,316

4,316

0.50

6.

Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal

6,105

6,105

1.27

1,076

1,076

0.28

7,181

7,181

0.82

7.

Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan

1,786

1,786

0.37

738

738

0.19

2,524

2,524

0.29

8.

Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal

6,265

6,265

1.30

6,554

6,554

1.68

12,819

12,819

1.47

9.

Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang

6,820

6,820

1.41

5,442

5,442

1.40

12,262

12,262

1.41

1.

Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java

2. 3.

10.

Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap

11.

Pemkab. Pati | District Gov. of Pati

5,082

5,082

1.05

6,727

6,727

1.73

11,809

11,809

1.36

10,209

10,209

2.12

4,791

4,791

1.23

15,000

15,000

1.72

12.

Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang

5,200

5,200

1.08

5,160

5,160

1.33

10,360

10,360

1.19

13.

Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri

5,130

5,130

1.06

5,034

5,034

1.29

10,164

10,164

1.17

14.

Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal

4,277

4,277

0.89

4,337

4,337

1.11

8,614

8,614

0.99

15.

Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten

3,039

3,039

0.63

4,024

4,024

1.03

7,063

7,063

0.81

16.

Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes

3,839

3,839

0.80

2,733

2,733

0.70

6,572

6,572

0.75

17.

Pemkab. Blora | District Gov. of Blora

4,554

4,554

0.94

3,660

3,660

0.94

8,214

8,214

0.94

18.

Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo

6,066

6,066

1.26

3,375

3,375

0.87

9,441

9,441

1.08

19.

Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali

4,289

4,289

0.89

3,560

3,560

0.91

7,849

7,849

0.90

20.

Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang

2,812

2,812

0.58

3,725

3,725

0.96

6,537

6,537

0.75

21.

Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen

3,283

3,283

0.68

3,222

3,222

0.83

6,505

6,505

0.75

22.

Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan

6,727

6,727

1.40

3,770

3,770

0.97

10,497

10,497

1.20

23.

Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang

2,863

2,863

0.59

3,791

3,791

0.97

6,654

6,654

0.76

24.

Pemkab. Demak | District Gov. of Demak

7,764

7,764

1.61

3,491

3,491

0.90

11,255

11,255

1.29

25.

Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung

5,870

5,870

1.22

3,015

3,015

0.77

8,885

8,885

1.02

26.

Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga

3,590

3,590

0.74

2,900

2,900

0.74

6,490

6,490

0.74

27.

Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus

7,163

7,163

1.49

2,654

2,654

0.68

9,817

9,817

1.13

28.

Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara

3,039

3,039

0.63

2,384

2,384

0.61

5,423

5,423

0.62

29.

Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo

4,711

4,711

0.98

2,443

2,443

0.63

7,154

7,154

0.82

30.

Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara

8,892

8,892

1.84

2,807

2,807

0.72

11,699

11,699

1.34

31.

Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan

2,581

2,581

0.54

2,549

2,549

0.65

5,130

5,130

0.59

32.

Pemkab. Batang | District Gov. of Batang

2,596

2,596

0.54

2,412

2,412

0.62

5,008

5,008

0.57

33.

Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar

5,658

5,658

1.17

2,674

2,674

0.69

8,332

8,332

0.96

34.

Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas

5,602

5,602

1.16

2,760

2,760

0.71

8,362

8,362

0.96

35.

Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen

3,847

3,847

0.80

2,172

2,172

0.56

6,019

6,019

0.69

36.

Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo Jumlah | Total

LA 26

Details of shareholders are as follows :

3,024

3,024

0.63

1,654

1,654

0.42

4,678

4,678

0.54

482,017

482,017

100.00

389,422

389,422

100

871,439

871,439

100

LA 27

31 Desember 2009 Pemegang Saham

No.

Shareholders

Seri A | A Series

Seri B | B Series

Jumlah Saham | Number of shares

c. Susunan Pengurus

c. Boards of Commissioners and Directors





Seri A dan B | A and B Series

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

234,773

234,773

62.04

263,601

263,601

67.69

498,374

498,374

64.90

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank adalah sebagai berikut :

The Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2010 and 2009 are as follows :

1.

Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java

2.

Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang

9,739

9,739

2.57

11,522

11,522

2.96

21,261

21,261

2.77

3.

Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta

3,723

3,723

0.98

4,931

4,931

1.27

8,654

8,654

1.13

Dewan Komisaris :

4.

Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang

1,669

1,669

0.44

2,209

2,209

0.57

3,878

3,878

0.51

Komisaris Utama

5.

Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga

1,791

1,791

0.47

1,525

1,525

0.39

3,316

3,316

0.43

Komisaris

Dra. Utami Handayani

Commissioner

Komisaris

Prof. Dr. Imam Ghozali, M. Com, Hons, Akt

Commissioner

Komisaris

Drs. Sriyadhi, MM

Commissioner

6.

Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal

7.

31 Desember 2010 dan 2009 Drs. Hadi Prabowo, MM

Board of Commissioners : President Commissioner

811

811

0.21

1,076

1,076

0.28

1,887

1,887

0.25

Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan

1,786

1,786

0.47

738

738

0.19

2,524

2,524

0.33

8.

Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal

5,765

5,765

1.52

6,554

6,554

1.68

12,319

12,319

1.60

9.

Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang

6,620

6,620

1.75

5,442

5,442

1.40

12,062

12,062

1.57

10.

Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap

4,815

4,815

1.27

6,727

6,727

1.73

11,542

11,542

1.50

11.

Pemkab. Pati | District Gov. of Pati

10,209

10,209

2.70

4,791

4,791

1.23

15,000

15,000

1.95

12.

Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang

4,996

4,996

1.32

5,160

5,160

1.33

10,156

10,156

1.32

13.

Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri

5,130

5,130

1.36

5,034

5,034

1.29

10,164

10,164

1.32

14.

Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal

3,104

3,104

0.82

4,337

4,337

1.11

7,441

7,441

0.97

15.

Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten

3,039

3,039

0.80

4,024

4,024

1.03

7,063

7,063

0.92

16.

Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes

2,585

2,585

0.68

2,733

2,733

0.70

5,318

5,318

0.69

17.

Pemkab. Blora | District Gov. of Blora

3,554

3,554

0.94

3,660

3,660

0.94

7,214

7,214

0.94

18.

Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo

4,893

4,893

1.29

3,375

3,375

0.87

8,268

8,268

1.08

Direksi :

19.

Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali

4,289

4,289

1.13

3,560

3,560

0.91

7,849

7,849

1.02

Direktur Utama

20.

Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang

2,812

2,812

0.74

3,725

3,725

0.96

6,537

6,537

0.85

Direktur Pemasaran

21.

Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen

3,283

3,283

0.87

3,222

3,222

0.83

6,505

6,505

0.85

Direktur Umum

22.

Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan

4,672

4,672

1.23

3,770

3,770

0.97

8,442

8,442

1.10

Direktur Kepatuhan

Ir. Arso Budidono

Compliance Director

23.

Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang

2,863

2,863

0.76

3,791

3,791

0.97

6,654

6,654

0.87

Direktur Operasional

Joko Sambodo, SH

Operational Director

24.

Pemkab. Demak | District Gov. of Demak

4,764

4,764

1.26

3,491

3,491

0.90

8,255

8,255

1.08

25.

Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung

4,870

4,870

1.29

3,015

3,015

0.77

7,885

7,885

1.03

26.

Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga

3,590

3,590

0.95

2,900

2,900

0.74

6,490

6,490

0.85

27.

Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus

5,900

5,900

1.56

2,654

2,654

0.68

8,554

8,554

1.11

28.

Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara

2,733

2,733

0.72

2,384

2,384

0.61

5,117

5,117

0.67

29.

Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo

3,211

3,211

0.85

2,443

2,443

0.63

5,654

5,654

0.74

30.

Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara

7,142

7,142

1.89

2,807

2,807

0.72

9,949

9,949

1.30

31.

Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan

2,480

2,480

0.66

2,549

2,549

0.65

5,029

5,029

0.65

32.

Pemkab. Batang | District Gov. of Batang

1,901

1,901

0.50

2,412

2,412

0.62

4,313

4,313

0.56

33.

Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar

5,552

5,552

1.47

2,674

2,674

0.69

8,226

8,226

1.07

34.

Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas

4,102

4,102

1.08

2,760

2,760

0.71

6,862

6,862

0.89

35.

Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen

2,261

2,261

0.60

2,172

2,172

0.56

4,433

4,433

0.58

36.

Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo Jumlah | Total

LA 28

December 31, 2009

3,024

3,024

0.80

1,654

1,654

0.42

4,678

4,678

0.61

378,451

378,451

100.00

389,422

389,422

100

767,873

767,873

100







Pengangkatan Dewan Komisaris Bank, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank yang aktanya dibuat oleh Notaris Tini Prihartini Sriwidoyoko, SH,Sp.N notaris di Semarang No. 67 tanggal 16 September 2009 mengesahkan Drs. Hadi Prabowo, MM sebagai Komisaris Utama, serta Dra. Utami Handayani, Prof. Dr Imam Ghozali, M.Com, Hons, Akt dan Drs. Sriyadhi, MM sebagai Komisaris untuk masa Jabatan sampai dengan 31 Desember 2011.



According to General Shareholders’ Meeting (RUPS) notes as approved by notarial deed of Tini Prihartini Sriwidoyoko, SH, Sp.N No.67, September 16, 2009, Drs. Hadi Prabowo, MM has a position as a president commissioner, Dra. Utami Handayani and Prof. Dr. Imam Ghozali, M. Com, Hons, Akt and Drs. Sriyadhi, MM has a position as a commissioner for terms to Desember 31, 2011.

31 Desember 2010

December 31, 2010 Directors : Drs. Hariyono, MM

President Director

Basuki Sri Hartono, S.Sos

Marketing Director

Drs. Bambang Widyanto

31 Desember 2009

December 31, 2009 Directors :

Direksi : Direktur Utama Direktur Pemasaran



General Director

Drs. Hariyono, MM

President Director

Basuki Sri Hartono, S.Sos

Marketing Director

Direktur Umum

Ispriyanto, SE, MM

General Director

Direktur Kepatuhan

Soedaryo, SE, Akt

Compliance Director

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank, tanggal 28 Desember 2009 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM notaris di Semarang No. 159 mengesahkan pengangkatan Drs. Hariyono, MM sebagai Direktur Utama, Basuki Sri Hartono, S.Sos sebagai Direktur Pemasaran, Drs. Bambang Widyanto sebagai Direktur Umum, Ir. Arso Budidono sebagai Direktur Kepatuhan, dan Joko Sambodo, SH sebagai Direktur Operasional untuk masa jabatan 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2013.



According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on December 28, 2009 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH MM No.159, Drs. Hariyono, MM has been mandated as the president director, Drs. Basuki Sri Hartono, S.Sos has been mandated as the director of marketing, Drs. Bambang Widyanto has been mandated as the director of compliance, and Joko Sambodo, SH has been mandated as the director of operating for the period of January 1, 2010 until December 31, 2013.

LA 29









Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 28 Desember 2009 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM dan Surat Bank Indonesia Nomor 12/5/DPbS/Sm/Rahasia tanggal 11 Pebruari 2010 mengesahkan pengangkatan Basuki Sri Hartono, S. Sos merangkap sebagai Direktur Unit Usaha Syariah.



Pengangkatan Direksi Bank, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 22 November 2004 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM notaris di Semarang nomor 163 mengesahkan Drs. Hariyono, MM sebagai Direktur Utama, Basuki Sri Hartono, S.Sos sebagai Direktur Pemasaran, dan Ispriyanto, SE, MM sebagai Direktur Umum untuk masa jabatan 2004 sampai 2008.



Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 28 Juli 2005 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, Notaris di Semarang nomor 230 mengesahkan Soedaryo, SE, Akt sebagai Direktur Kepatuhan untuk masa jabatan 2004 sampai 2008.



Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 28 Desember 2008 yang aktanya dibuat oleh Notaris Tini Prihatini Sriwidiyoko, SH, Sp.N, notaris di Semarang nomor 20 tanggal 23 Desember 2008 mengesahkan masa jabatan Direksi Bank diperpanjang 1 (satu) tahun sampai Desember 2009.



Komite Audit : Ketua

According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on December 28, 2009 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH MM and decree of Bank of Indonesia No.12/5/DPbS/Sm/Rahasia February 11, 2010 Basuki Sri Hartono, S. Sos has been mandated as the director of Sharia Unit Business.

According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on November 22, 2004 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH MM No.163, Drs. Hariyono, MM has been mandated as the president director, Basuki Sri Hartono, S.Sos has been mandated as the director of marketing, Ispriyanto, SE, MM has been mandated as the director of general affair and operating for 20042008. According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on July 28, 2005 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, No. 230, Soedaryo, SE, Akt. has been mandated as the director of compliance for 2004-2008. According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on December 28, 2008 as documented by notarial deed of Tini Prihatini Sriwidiyoko, SH, Sp.N, No. 20, December 23, 2008, the position of incumbent Board of Directors has been prolonged 1 (one) year until December 2009.

31 Desember 2010 dan 2009

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES





Prof.Dr.Imam Ghozali,M.Com,Hons, Akt

Vice

Anggota

Guritno, SE

Staff

Anggota

Munawar, SE

Staff

Pengangkatan Komite Audit Bank, berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bank Jateng No.0164/ HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 dan No.0281/ HT.01.01/2007 tanggal 1 Nopember 2007 tentang pengangkatan Komite Audit PT. Bank Jateng.



The bank’s audit committee is mandated according to the decree of the Board of Directors PT. Bank Jateng No. 0164/HT.01.01/2007, May 1, 2007 and No. 0281/ HT.01.01/2007, November 1, 2007.



Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank memiliki karyawan sebanyak 2.342 orang (tidak diaudit) dan 31 Desember 2009 sebanyak 2.308 orang (tidak diaudit).



As of December 31, 2010 and 2009, Bank has 2.342 employees (unaudited) and 2.308 employees (unaudited) respectively.

Prinsip-prinsip akuntansi yang penting telah diterapkan secara taat konsisten oleh Bank dalam penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

The significant accounting policies which were applied consistently by the Bank in the preparation of financial statement for the years ended December 31, 2010 and 2009, are as follows :

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

a. Basis of Financial Statements Preparation



Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI Revisi 2008) dan Bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan 55 (Revisi 2006) tidak berlaku untuk akun syariah.



The financial statements for year ended December 31,2010 were prepared in accordance with generally accepted accounting priciples in Indonesia and Guidance for Indonesian Bank Accounting (PAPI Revised 2008). Bank had been applied PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instrument: Presentation and Disclosure, PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instrument: Recognation and measurement”. Implementation PSAK No. 50 (Revised 2006) and 55 (Revised 2006) has not available for Sharia account.



Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” dan PAPI 2000. PSAK No. 31 tersebut telah dicabut efektif tanggal 1 Januari 2010.



The financial statements for the years ended December 31, 2009 were prepared in accordance with generally accepted accounting priciples in Indonesia and the Statements of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 31 (Revised 2000) regarding “Accounting for Banking Industry” and PAPI 2000. PSAK No. 31 has been revoked effective on January 1, 2010.



Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali yang terkait dengan penilaian kembali atas aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah dan instrumen keuangan tertentu seperti efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual serta instrumen derivatif. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual.



The financial statements have been prepared under the historical cost convention as modified by the revaluation of fixed assets which are accordance with Goverment regulations and certain financial instruments such as trading and available-for-sale securities and derivative instruments. The financial statements are prepared under the accrual basis of accounting.



Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup Kas, Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank Lain, Sertifikat Bank Indonesia, dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 bulan dari tanggal akuisisi.



The statements of cash flows wre prepared based on the modified direct method with cash flows classified into cash flows from operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, Certificates of Bank Indonesia, and Deposits facilities of Bank Indonesia maturing within 3 months from the date of acquisition.

Auditee Committee:



LA 30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

LA 31





Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan laporan arus kas, terdiri dari kas, Giro pada Bank Indonesia, dan Giro pada bank Lain. Perubahan tersebut terkait dengan dicabutnya PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” yang efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan dengan Laporan Arus Kas tahun yang berakhir 31 Desember 2010, maka laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 juga dilakukan penyesuaian/ reklasifikasi.



Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi arus kas dan asumsi yang mempengaruhi :



Prior to January 1 2010, cash and cash equivalent for the purpose of statement of cash flows include cash, current account with Bank Indonesia and current account with other banks. This change is due to withdrawal of PSAK 31 (Revised 2000) “Accounting for Banks” effective since January 1 2010. Accordingly for comparative purposes with composition of statement of cah flows for the year ended December 31, 2010, the statement of cash flows for years ended December 31 2009 have been reclassified.

- the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contigent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements.

- Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

- the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period.



Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.



Although these estimates are based on Management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.



Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dinyatakan secara khusus dibulatkan dalam Rupiah penuh.



Figures in the financial statements are rounded to and stated in full of Rupiah unless otherwise stated.

b. Foreign Currency Translations Reporting Currency



Mata Uang Pelaporan



Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Bank.



The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Bank.



Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing



Transactions and Balances in Foreign Currency



Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi tersebut. Pada neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan Bank Indonesia pada tanggal tersebut.



Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah using the current rate on those transaction dates. At the balnce sheet, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated using average kurs were defined Bank Indonesia prevailing at the date.

Keuntungan dan kerugian seliisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang





LA 32

Exchange gains and the losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized

in the statement of income, except when deferred in equity as qualifying cash flow (hedges).



Selisih penjabaran mata uang asing atas efek hutang dan aset moneter keuangan lain yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs.



Translation differences on debt securities and other monetary financial assets measured at fair value are included in foreign exchange gains and losses.



Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, yang menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.



Below are the major exchange rates used for translation as December 31, 2010 and 2009 using the average kurs Bank Indonesia.

The preparation of financial statements in conconformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires the use of estimates cash flows and assumptions that affect :

- nilai aset dan kewajiban dilaporkan serta pengungkapan atas aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan

b. Penjabaran mata uang asing

asing diakui pada laporan laba-rugi, kecuali apabila ditangguhkan pada ekuitas karena memenuhi kualifikasi / kriteria sebagai lindung nilai arus kas (hedging).

Direksi :

2010

2009

Directors :

1 Dolar Amerika Serikat

9,010

9,395

US Dollar 1

1 Poundsterling Inggris

13,941

15,165

British Poundsterling 1

1 Euro

12,018

13,542

Euro 1

111

102

Yen 1

1 Yen

c. Aset dan kewajiban keuangan

c. Financial assets and liabilities



Aset keuangan, diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, kredit yang diberikan dan piutang, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Bank menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.



Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity financial assets and available-for-sale financial assets. The Bank determines the classification of its financial assets at initial recognation.



Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dan kewajiban yang diukur pada nilai wajar melalui laporan keuangan laba-rugi.



Financial liabilities are classified as financial liabilities are measured at amortized cost and financial liabilities at fair value through profit and loss.



Pengakuan dan Pengukuran



Recognation and Measurement



Klasifikasi instrumen keuangan pada pengakuan awal tergantung pada tujuan dan maksud Manajemen serta karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Semua instrumen keuangan pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajarnya.



The classification of financial instruments at initial recognation depends on the purpose and the managements intention for which the financial instruments were acquired and their characteristics. All financial instruments are measured initially at their fair value.



Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut.



The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.



Seluruh aset keuangan dan kewajiban keuangan pada awalnya diakui pada tanggal penyelesaiannya.



All financial assets and liabilities are recognized on settlement date.

LA 33







Instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba-rugi adalah yang ditetapkan oleh manajemen sebagai nilai wajar melalui laporan labarugi pada awal pengakuan serta aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat perubahan nilai wajar instrumen keuangan diakui pada laporan laba-rugi sebagai “Kenaikan/penurunan nilai wajar aset keuangan”.



Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba-rugi adalah aset-aset yang diperoleh Bank atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking), atau merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan atau instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).



Financial instruments designated at fair value through profit and loss are those that have been designated by management on initial recognition and financial assets classified as held for trading. The unrealized gains or losses resulting from changes in fair value are recognized in the consolidated statements of income as “increase/decrease in value of financial assets”.



Kredit yang diberikan adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dipublikasi pada pasar aktif, kecuali :



Loans and receivables include non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in active markets, other than :

- Aset dimana Bank mempunyai maksud untuk menjual segera atau dalam waktu dekat dan kredit yang diberikan dan piutang yang diukur Bank pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi pada saat awal pengakuan; - Aset dimana Bank pada awal pengakuan diakui sebagai tersedia untuk dijual; atau

- Those that the Bank intends to sell immediately or in the near term and loans and receivables that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss ;

- Aset dimana Bank tidak mendapat pengembalian secara substansial atas investasi awal Bank, selain karena penurunan kualitas aset keuangan.

- Those for which the Bank may nor recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.



Setelah pengukuran awal, kredit yang diberikan selanjutnya dinilai sebesar biaya perolehan diamortisasi dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal serta fee dan biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif dan kerugian yang timbul atas penurunan nilai diakui di dalam laporan laba-rugi.





Kewajiban keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba-rugi terdiri dari dua sub-kategori, yaitu kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi.



Financial liabilities at fair value through profit and loss consist of two sub - categories; financial liabilities classified as held for trading and financial liabilities designated by the Bank as at fair value through profit and loss upon initial recognition.



Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek. Derivatif diklasifikasikan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai intrumen lindung nilai.



A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of portofolio of identified financial instrument that are managed together and for which there is evidence of a recent acctual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effectivly as hedging instruments.



Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan yang diukur dari nilai wajar



Gains and losses arising from changing in fair value of financial liabilities classified held for trading and designated at fair value through profit and loss are

Financial assets designated through profit and loss are those assets that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or it is part of a portofolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking, or derivatives (unless they are designated and effective as hedging).

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, Setelah pengukuran awal, instrumen keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasikan diakui langsung dalam ekuitas sebagai “Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual”.





Penurunan nilai atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba-rugi sebagai “Penyisihan kerugian penurunan nilai atas instrumen keuangan dan dikeluarkan dari ekuitas.



Impairment on available-for-sale financial assets in recognized in the statements of income as “allowance for impairment losses on financial instruments” and removed from equity.



Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana bank mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada awal akuisisi dan fee atau biaya sebagai bagian tidak



Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities, which the Bank has positive intention and ability to hold to maturity. After initial measurement, heldto-maturity financial assets are measured at amortised cost using the EIR (effective interest rate) method, less impairment. Amortised cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fees/costs that are an integral part of the EIR. The amortization and the losses arising from impairment of such investments are recognized in the statements of income.

LA 34

terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul dari penurunan nilai akan diakui dalam laporan laba-rugi.

Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are neither classified as held-fortrading nor designated as at fair value through profit or loss. After initial measurement, available-for-sale financial assets are subsequently measured at fai assets are subsequently measured at fair value. Unrealized gains and losses are recognized directly in equity in the “Unrealized gains/losses on changes in fair value of available-for-sale financial assets”.

- Those that the Bank, upon initial recognition, designates as available-for-sale; or

After initial measurements, loans and receivables are subsequently measured at amortized cost using EIR, less allowance for impairment. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fees and costs taht are an integral part of the EIR. The EIR amortization and losses arising from impairment is included in the statements of income.

LA 35

melalui laporan laba-rugi dicatat melalui laporan labarugi sebagai “keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.





recorded in the consolidated statements as “Gain/losses from changes in fair value of financial instruments”.

Kewajiban keuangan:



Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.



Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan Bank berdasarkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut :



Financial liabilities measured at amortized cost were financial liabilities that are not classified as fair value through profit and loss.

Simpanan nasabah

Surat berharga yang diterbitkan

Kewajiban derivatif

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

Deposits from other banks

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

Securities issued

Kewajiban akseptasi

Beban yang masih harus dibayar

Financial assets

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Current accounts with Bank Indonesia

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Indonesia dan bank lain

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

Accrued expenses

Penghentian Pengakuan



Derecognition



Bank menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan secara material kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a). Bank telah mentransfer secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentranfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut.



The Bank derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Bank has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a ‘pass through’ arrangement; either (a) the Bank has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Bank has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.



Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban dihentikan atau dibatalkan atau berakhir.



A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expires

Placements with Bank

Trading securities

Financial Investments

laba rugi, aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual | Financial assets designated at fair value through profit or loss, held-to-maturity financial assets, and available for-sale-financial assets Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Borrowings



| Financial assets designated at fair value through profit or loss Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost

Indonesia and other banks Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Acceptances payable

Current accounts with other banks

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost

Financial Instruments :

Giro pada Bank Indonesia

Derivatives payable

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost Pinjaman diterima

Cash

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost

The following table presents classification of financial instruments of the Bank based on characteristic of those financial instruments :

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Tagihan derivatif

Deposit from customers

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost

Kas

Investasi keuangan

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost

After initial recognition, Bank measures all financial liabilities at amortized cost using EIR method.

Aset keuangan

Efek-efek yang diperdagangkan

Obligations due immediately

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost Simpanan dari bank lain

Kewajiban keuangan :

Penempatan pada Bank

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost

Klasifikasi | Classification

Giro pada bank lain

Financial liabilities:

diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost Kewajiban segera

Kewajiban keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi merupakan kewajiban keuangan yang selain atau tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi.

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan

Derivatife receivable

| Financial assets designated at fair value through profit or loss

LA 36

Kredit yang diberikan

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Loans

Tagihan akseptasi

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Acceptances receivable

Pendapatan masih akan diterima

Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables

Accrued income

LA 37



Saling Hapus



Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan di neraca jika, dan hanya jika, saat ini terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk saling hapus jumlah keduanya dan terdapat maksud untuk diselesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.

Offset Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount are reported in the balance sheet if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities sumultaneously.





Nilai Wajar



Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction).





Nilai wajar suatu aset atau kewajiban keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi (kutipan) di pasar aktif, yaitu jika harga yang dikuotasikan tersedia setiap waktu dan dapat diperoleh secara rutin dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.



Fair value of a financial asset or liabilty can be measured by using the quotation in an active market, that is if the quoted price is available anytime and can be obtained routinely and the price reflects the actual and routine market transaction in a fair transaction.



Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau kewajiban keuangan, maka Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, penggunaan analisis arus kas yang didiskonto dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama. Reklasifikasi instrumen keuangan



In case there is no active market for a financial asset or liability, the Bank determines the fair value by using the appropriate valuation techniques. Valuation techniques include the usage of a recent market transaction performed fairly by those who are willing to and understand, and if there is available, the usage of discounted cash flow analysis and the usage of the recent fair value of other instrument which is substantially similiar.



Reclassification of Financial Instruments



Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.



The Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss classification while it is held or issued.



Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tertentu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual.



The Bank shall not reclassify any financial assets category of held-to-maturity. If these is a sale or reclassification of held-to-maturity financial asset for more than an insignificant amount before maturity (other than in certain specific circumstances), the entire heldto-maturity financial assets will have to be reclassified as available-for-sale financial assets. Subsequently, the



LA 38

Selanjutnya, Bank tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya.

Fair Value Fair Value is the value which is used to exchange an asset or to settle a liability between parties who understand and are willing to perform a fair transaction (arm’s length transaction).

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasikan diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas, diakui pada laporan laba-rugi.

Bank shall not classify financial asset as hel-to-maturity during the following two years.



Reclassification of held-to-maturity financial asset to available-for-sale is recorded at fair value. The unrealized gain or loss is recognized in equity until the time financial assets is derecognized and at the time the cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be recognized in the statement of income.

d. Giro Wajib Minimum

d. The Minimum Statutory Reserve





Pada tanggal 4 Oktober 2010, bank Indonseia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing. Berdasarkan perarturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah, dan GWM sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar parameter disinsentif bawah atau parameter diinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antar Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010.



On October 4, 2010, Bank Indonesia issued a regulation (PBI) No. 12/19/PBI/2010 regarding the Minimum Statutory Reserves at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and Foreign currencies. In accordance with such regulation, the minimum ratio of Statutory Reserves consist of Primary Minimum Statutory Reserves, Secondary Minimum Statutory Reserves and Loan to Deposit Ratio (LDR) Minimum Statutory Reserves. Primary Minimum Statutory Reserves is 8% of TPF in Rupiah and Secondary Minimum Statutory Reserves is 2.5% of TPF in Rupiah. LDR Minimum Statutory Reserves in Rupiah is determined in the amount of computation between parameters under disincentive and over disincentive for the differnce between the Bank’s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive. The Minimum Statutory Reserves in foreign currencies is 1% from TPF in foreign currencies. The PBI was effective from November 1, 2010.

e. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain

e. Current Accounts with Other Banks and Bank Indonesia



Sejak 1 Januari 2010, giro pada bank lain dan Bank Indonesia setelah perolehan awal diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai dengan menggunakan metode penurunan nilai sebagaimana diungkap dalam Catatan 2n.



Since January 1, 2010, subsequent to initial recognition, current accounts with other banks and Bank Indonesia are measured at their amortized cost using EIR method. Allowance for impairment losses is assessed if there is an indication of impairment using the impairment method as disclosed in Note 2n.



Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian. Giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro.



Prior to January 1, 2010, current accounts with other banks are stated at the outstanding balance less allowance for possible losses. Current accounts with

LA 39

Penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkap dalam Catatan 2o.

Bank Indonesia are stated at the outstanding balance. The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.

f.

Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

f.

Placements with Bank Indonesia and other banks



Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money, penempatan fixed term, deposito berjangka dan lainlain.



Placements with Bank Indonesia and other banks consist of call money, fixed term placements, time deposits and others.



Sejak 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain dinilai berdasarkan nilai wajar ditambah biaya transaksi tambahan langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai sebagaimana diungkap dalam Catatan 2n.



Since January 1, 2010, placements with other banks are intialy measured at fair value plus incremental direct transaction cost, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the EIR method. The Bank assesses if there is an objective evidence of impairment using impairment method as disclosed in Note 2n.



Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan pendapatan bunga yang ditangguhkan.



Placements with Bank Indonesia are stated at the outstanding balances, less unearned interest income.



Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo setelah dikurangi penyisihan kerugian. Penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metode sebagaimana diungkap dalam Catatan 2o.



Prior to January 1, 2010, placements with other banks are stated at outstanding balances net of allowance for possible losses.The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.

g. Efek-efek yang diperdagangkan

g. Trading securities



Efek-efek yang diperdagangkan terdiri dari Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, dan Obligasi korporasi yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan dicatat di neraca sebesar nilai wajar.



Trading securities comprises of Goverment Promissory Notes, Certificates of Bank Indonesia,and Corporate bonds that are classified as held for trading, and recorded in the balance sheet at fair value.



Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba-rugi tahun yang berjalan. Pendapatan bunga dari efek hutang dicatat dalam laporan labarugi sesuai dengan persyaratan dalam kontrak. Atas penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, selisih antara harga jual dengan harga perolehan diakui sebagai keuntungan atau kerugian penjualan pada tahun dimana efek tersebut dijual.



Unrealized gains or losses resulting from the increase or decrease in fair value are recognized in the current year statements of income. The interest incomefrom debt securities is recorded in the statements of income according to the terms of the contract. Upon sale of trading securities portofolio, the difference between the selling price and the purchase price is recognized as a gain or loss in the year when the securities were sold.

Sejak 1 Januari 2010, reklasifikasi efek-efek dari dan ke klasifikasi diperdagangkan tidak diperbolehkan.





LA 40

Since January 1, 2010, reclassification of securities into and out the trading portofolio is not allowed.



Sebelum 1 Januari 2010, efek yang diperdagangkan disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian.



Prior to January 1, 2010, trading securities is presented after net of allowance for possible losses.

h. Investasi keuangan

h. Financial investments



Investasi keuangan merupakan investasi pada efekefek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual dan penyertaan saham.



Financial investments represent investments in marketable securities and goverment recapitalization bonds classified as either held-to-maturity or availablefor-sale and investment in shares.



Investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (“held-tomaturity”) dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak, diakui dan disajikan sebagai komponen ekuitas. Ketika investasi tersebut dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di ekuitas, diakui di dalam laba-rugi. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui dalam laporan laba-rugi dan dikeluarkan dari ekuitas.



Financial investments classified as held-to-maturity are stated at cost, adjusted for unamortized premium or discount. Financial investments classified as availablefor-sale securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or drcrease in fair value, net of tax, are recognized and presented as an equity is recognized in the statements of income. The losses arising for impairment of such investments are recognized in the statements of income and removed from equity.



Sejak 1 Januari 2010, premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, premi dan/atau diskonto saat perolehan investasi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.



Since January 1, 2010, preium and/or discount is amortized and reported as interest income using the EIR method. Prior to January 1, 2010, premium and/or discount on acquisition was amortized using straightline method.



Sejak 1 Januari 2010, jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi-investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tertentu) melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh dan harus diklasifikasikan kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya.



Since January 1, 2010, if Bank will sell or reclassify more than an insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (other than in certain specific circumstances) the entire category would be tainted and would have to be reclassified as availablefor-sale. Furthermore, the Bank would be prohibited from classifying any financial asset as held-to-maturity during the following two years.



Sejak 1 Januari 2010, penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkap dalam Catatan 2n.



Since January 1, 2010, the Bank assesses if there is an objective evidence that the financial asset is impaired using the impairment method as disclosed in Note 2n.



Sebelum 1 Januari 2010, penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2o.



Prior to January 1, 2010, allowance for impairment losses are recognized using the method as disclosed in Note 2o.

LA 41



Penyisihan kerugian penurunan dan kenaikan/ penurunan nilai wajar disajikan sebagai penambahan/ pengurangan terhadap saldo investasi keuangan.



Allowance for impairment losses and increase/decrease in fair value are presented as additions/deductions from the outstanding balance of financial statements.

i.

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

i.

Securities sold under repurchased agreements



Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) diakui sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam neraca karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual.



Securities sold under repurchased (repo) agreements are recognized at the agreed repurchase price less unamortized interest. The unamortized interest represents the difference between the selling price and the agreed repurchase price and is recognized as interest expense during the period from the sale of securities to the date repurchase. The securities sold are recorded as assets on the balance sheet because in substance the ownership of the securities remains with the Bank as the seller.



Sejak 1 Januari 2010, beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.



Since January 1, 2010, interest expense is amortized by using the EIR method. Prior to January 1, 2010, the interest expense is amortized using straight-linemethod.

j.

Instrumen Keuangan Derivatif

j.

Derivative Financial Instruments



Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada neraca. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa.



Derivative financial instruments (including foreign currencies transactions for funding and trading) are recognized in the balance sheet at their fair value. Fair value is determined based on market value, pricing models or quoted prices of other instruments with similiar characteristics.



Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba-rugi tahun berjalan.



Gain or loss on derivative contract not desinated as a hedging instrument (or derivative contract taht does not qualify as a hedging instrument) is recognized in the current year statement of income.



Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan diperlakukan sebagai instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi :



Embedded derivatives are separated from their host non-derivative contract and accounted for as a derivative instrument if all of the following criteria are met :

LA 42

1. Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan karakteristik dan risiko kontrak utama.

1. The economic characteristics and risks of the embedded derivative are not closely related to those of the host contract.

2. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi definisi dari derivatif dan,

2. A separate instrument with the same terms as the embedded derivative would meet the definition of a derivative, and

3. Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar diakui di dalam laporan laba-rugi (yaitu derivatif melekat di dalam aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba-rugi tidak dipisahkan).

3. The hybrid (combined) instrument is not measured at fair value with changes in fair value recognised in profit or loss (i.e. a derivative that is embedded in a financial asset or financial liability at fair value through profit or loss is not separated).



Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam neraca berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan neraca, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau model penentuan harga.



All derivatives instruments (including foreign exchange transactions for financing and trading) is recognized in balance sheet at fair value. The fair value is based on the market rate, Reuters exchange rate at balance sheet date, dicounted cash flows, price valuation or broker quoted price on other instruments with similiar characteristics or price model.



Sebelum 1 Januari 2010, tagihan derivatif disajikan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian. Penyisihan kerugian dihitung dengan menggunakan metoda sebagaimana yang diungkapkan dalam catatan 2o.



Prior to January 1, 2010, derivatives receivable is presented after deducted by allowance for impairment losses. The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.

k. Kredit Yang Diberikan

k. Loans



Sejak 1 Januari 2010, kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba-rugi. Penyisihan kerugian atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam catatan 2n.



Since January 1, 2010, loans are measured at amortized cost using the EIR method less allowance for impairment losses. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and costs/fee that are an integral part of the EIR. The amortization is recognized in the statements of income. The Bank assesses if there is an objective evidence of impairment methodology as disclosed in Note 2n.



Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit bruto dikurangi dengan penyisihan kerugian yang dibentuk berdasarkan evaluasi kolektibilitas kredit yang diberikan. Penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkapkan dalam catatan 2o.



Prior to January 1, 2010, loans are stated at the gross amount of their outstanding balance less allowance for possible losses, which is determined based on evaluation of the collectibility of each loan. The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.



Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama dan penerusan kredit (channelling) dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.



Syndicated loans, joint financing and chanelling loans are stated at the loan pricipal amount based on the risk participation by the Bank.

LA 43



Pinjaman Berdasarkan Prinsip Syariah



Loans Sharia Financing



Termasuk dalam kredit yang diberikan adalah pembiayaan Syariah yang terdiri dari tagihan Syariah, pembiayaan mudharabah, musyarakah dan tagihan lainnya



Loans include Sharia financing which consists of Sharia receivables, mudharabah, musyarakah financing and other receivables.



Tagihan Syariah merupakan hasil dari transaksi berdasarkan akad-akad murabahah dan istishna.



Sharia receivables result from trasactions based on murabahah and istishna agreements.



Mudharabah adalah kontrak kerjasama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) berdasarkan rasio pendapatan atau keuntungan dan kerugian yang telah ditentukan sebelumnya.



Mudharabah is a commersial cooperation contract between the owner of funds (shahibul maal) and fund manager (mudharib) based on a predetermined ratio of revenue or profit and loss sharing.



Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian keuntungan dan kerugian sesuai perjanjian atau proporsi kontribusi modal.



Musyarakah financing is an agreement between the investors (musyarakah partner) to combine capital and have joint-venture in a partnership with revenue or profit and loss sharing based on an agreement or with the proportionate capital contribution.



Pembiayaan mudharabah dan musyarakah dinyatakan dalam neraca sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Piutang murabahah disajikan dalam neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi margin ditangguhkan dan penyisihan kerugian.



Mudharabah and musyarakah financing are stated in the balance sheet at financing balance less allowance for possible losses. The murabahah receivables are presented in the balance sheet at the net realizable amount as the receivables balance less a deffered margin and an allowance for possible losses.

l. Restrukturisasi Kredit

l.

Loan restructuring





Loan restructuring may involve extending the payment arrangements and the agreement of new loan conditions, since January 1, 2010, once the terms have been renegotiatied, any previous impairment is measured using the original EIR as calculated before the modification of terms and the loan is no longer considered past due. Management continuously reviews renegoitiated loans to ensure that all criteria are met and that future payments are likely to occur. The loans continue to be subject to an individual or collective impairment assessment, calculated using the loan’s original EIR and follow the impairment assessment of loans.

LA 44

Restrukturisasi kredit meliputi adanya perpanjangan jangka waktu pembayaran dan ketentuan kredit yang baru. Sejak 1 Januari 2010, setelah syarat dan ketentuan telah dinegosiasi ulang, penurunan nilai yang ada sebelumnya akan diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal sebelum ketentuan kredit dimodifikasi dan kredit tersebut tidak lagi dalam kategori ‘past-due’. Manajemen akan melakukan kaji ulang pada kredit yang direstrukturisasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh syarat terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi. Kredit tersebut akan dimasukkan dalam perhitungan penurunan nilai secara individual atau kolektif, yang dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal, dan mengikuti perlakuan atas perhitungan penurunan nilai kreditnya.



Sebelum 1 Januari 2010, restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dilakukan secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit. Selisih antara saldo kredit tercatat dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dibukukan sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.



Prior to January 1, 2010, restructuring of non-performing loans involving modification of the terms of the loan is applied prospectively and shall not change the carrying amount of loans at restructuring date, except when the carrying amount of loans exceeds the present value of future cash receipts as specified by the new terms. The excess of the loan carrying value against the present value of future cash receipts is recognized as a loss on restructuring. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as a recovery of principal and interest revenue, proportionately.



Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan amortisasi secara proporsional sesuai rasio nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.



Deffered interest that is capitalized to receivables under a new loan agreement is recorded as deffered interest income and will be recorded under interest income by proportionate amortization based on the amount of capitalized interest in relation to the new loan principal upon receipt on the loan repayment.

m. Tagihan dan kewajiban akseptasi

m. Acceptance receivable and payable



Dalam kegiatan bisnis biasa, Bank memberikan jaminan keuangan, seperti letters of credit, bank garansi dan akseptasi.



Bank provides financial guarantee in term of letters of credit, bank guarantees, acceptance.



Sejak 1 Januari 2010, tagihan akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi oleh penyisihan penurunan nilai. Kewajiban akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.



Since January 1, 2010, acceptance receivable is measured at cost and amortized using effective interest rate method, less allowance for losses on earning asset. Acceptance payable is measured at cost and amortized using effective interest rate method.



Sebelum 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credit (L/C) atau nilai yang dapat direalisasi atas L/C yang diaksep oleh bank pengaksep. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian.



Before January 1, 2010, acceptance receivable and payable is stated according to Letter of Credit (L/C) or at realizable value of accepted L/C. Acceptance payable is stated at its value less allowance for losses.



Sejak 1 Januari 2010, penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2o.



Since January 1, 2010, allowance for losses is determined if it indicated devaluation. Allowance is counted using devaluation method as disclosed in Note 2o.



Sebelum 1 Januari 2010, penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2n.



Before January 1, 2010, allowance for losses is stated using method as disclosed in Note 2n.

LA 45

n. Penurunan nilai kredit yang diberikan dan aset keuangan lainnya

n. Impairment of loans and other assets financial



Sejak tanggal September 2010, Bank setiap bulan atau paling lambat setiap tiga bulan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa kredit yang diberikan mengalami penurunan nilai. Kredit yang diberikan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas kredit dapat diestimasi secara handal.



Bank menentukan tingkat signifikansi kredit yang akan dievaluasi secara individual. Dalam hal tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai kredit yang dievaluasi secara individual, maka kredit tersebut harus dimasukkan ke dalam kategori kredit yang akan dievaluasi penurunan nilai kreditnya secara kolektif. Evaluasi secara individual didasarkan pada estimasi jumlah kerugian kredit dan estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali.



Bank telah menetapkan tingkat signifikansi kredit yang dievaluasi secara individu meliputi pembiayaan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan plafond diatas Rp1 Milyar dan kredit dengan karakteristik spesifik. Kredit yang dievaluasi secara kolektif meliputi kredit yang pembayarannya bersumber dari penghasilan tetap, kredit beragunan rumah tinggal, kredit beragunan tunai.





Indikator untuk menentukan adanya bukti objektif penurunan nilai untuk kredit yang dievaluasi secara individu meliputi prospek usaha, kinerja debitur dan kemampuan membayar sedangkan untuk kredit yang dievaluasi secara kolektif berdasarkan kemampuan membayar debitur.



The objective indicators to determined individual loans devaluation are business prospoect, debtor’s performance, and payment ability. While, collective loans devaluation are determined based on debtor’s payment ability.



Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi).



If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred).

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Bank pertama kali menentukan apakah









LA 46

Since September 1, 2010, the Bank assesses at each balance sheet date whether there is any objective evidence that all financial asset or a group of financial asset is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired and impairment losses incurred if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occured after the initial recognition of the asset (an incurred ‘loss event’) and that loss event has an impact of the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated. Bank determined significant loans that would be evaluated individually. In the absence of objective evidence concerning loans devaluation, these loans must be categorized into loans with potential devaluation that would be evaluated collectively. Individual evaluation is determined based on estimated loan loss and estimated realizable value.

Bank has determined loans significance that would evaluated individually including loans given to micro, small and medium enterprises up to Rp1 billions and specific loans. Loans evaluated individually include loans that would be repaid from fixed income, loans for housing and loans with cash collateral.

For financial assets carried at amortised cost, the Bank first assesses individually whether objective evidence of

terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.



Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang memiliki bukti objektif penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan dilakukan penilaian secara kolektif.



Individual assessment is performed on the significant financial assets that had objective evidence of impairment. The insignificant financial assets includes in the group of financial assets with similiar credit risk characteristics and assessed collectively.



Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.



However if the Bank determines that no objective evidence of impairment exist for an individually assessed financial asset, the Bank includes the asset in a group of financial assets with similiar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.



Penyisihan penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.



Allowance for impairment losses on impaired financial assets that was assessed individually by using discounted cash flows method. While for allowance for impairment losses on impaired financial assets that was assessed collectively, the Bank uses statistical method of the historical data such as the probability of defaults, time of recoveries, the amount of loss incurred (Loss Given Default), and by considering for management judgement of current economic and credit conditions.



Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method atau migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.



The Bank uses statistical model analysis method, roll rate analysis method and migration analysis method to assess financial assets impairment collectively.



Aset keuangan dan penyisihan yang terkait tersebut dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian di masa datang dan semua jaminan telah direalisasi atau sudah diambil alih oleh Bank. Aset keuangan tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.



Financial assets together with the associated allowance are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been released or has been transferred to the Bank Financial assets is written-off by reversing allowance for impairment losses. Financial assets are written-off if all necessary procedures has been performed and amount of loss has been determined.



Jika, pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya



If, in the next period, the amount of allowance for impairment losses is decreased and the decrease can be related objectively to an event that occured after the recognition of the impairment losses (i.e. Upgrade debtor’s or issuer’s collectibility), therefore the impairment loss that was previously recognized has to

LA 47

diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.







be revrsed, by adjusting the allowance account. The reversal amount of financial assets is recognized in the statement of income.

Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.



Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba-rugi.



Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan dalam instrument hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba-rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba-rugi.



Untuk aset keuangan unit usaha Syariah, Bank menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006, tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/9/2007 tanggal 18 Juni 2007 dalam menentukan kerugian penurunan nilai.



The recoveries of written-off financial assets, in current period is credited by adjusting the allowance accounts. Recoveries of written-off loans from previous period are recorded as operational incomes other than interest income.

For the financial assets classified as available-for-sale, Bank assesses at each balance sheet data whether there is objective evidence that a financial assets or a group of financial assets is impired. In the case of equity instrumens classified aa available-for-sale, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available-for-sale financial assets, the cumulative loss measured as the difference between the aquisition cost and the current fair value is removed from equity and recognized in the statement of income.

For the financial assets of Sharia business unit, the Bank applies PBI No. 8/21/PBI/2006 dated October 5, 2006 as amended by PBI No. 9/9/2007 dated June 18, 2007 for determination of impairment loss.

o. Allowance for possible losses of earning assets and non-earning assets





LA 48

periodic examination, BI checking and availability of debtor’s audited financial statements.



Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia bahwa Bank yang belum memiliki pengalaman kerugian secara spesifik dan tidak terdapat data pengalaman kerugian historis peer group yang memadai atau kelompok kredit yang sebanding untuk menentukan besarnya penurunan nilai secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Ketentuan ini dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011.



According to the decree of Bank Indonesia, Accounting Guidelines for Indonesian Banking, those bank without specific experience on losses and historical losses peer review in determining losses collectively based on PSAK No.55 (Revised 2006) should estimate allowance for losses using the regulation of Bank Indonesia. This practice must be implemented by December 31, 2011



Bank telah melakukan penilaian sendiri (self assesment) atas kondisi keterbatasan dalam memperoleh data pengalaman kerugian spesifik dan pengalaman historis dari peer group atas kelompok kredit yang sebanding dan menyusun rencana tindak (action plan) yang memuat langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memperoleh data tentang pengalaman kerugian spesifik dalam rangka menerapkan estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif sesuai persyaratan PSAK No. 55 (Revisi 2006).



Bank has implemented self assesment about limitation to gather specific losses and historical experiences of peer groups of loans. Moreover, bank has formulated action plan to gather specific losses data to estimate loans losses collectively based on PSAK No. 55 (Revised 2006).



Atas kondisi keterbatasan tersebut Bank dalam menentukan penyisihan kerugian dan peringkat kualitas aset, Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Untuk unit usaha Syariah, Bank menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/9/2007 tanggal 18 Juni 2007.



Regarding the above limitations, bank has implemented PBI No. 7/2/PBI/2005, January 20, 2005, certain provisions of which have been amended by PBI No. 8/2/PBI/2006, January 30, 2006; PBI No. 9/6/PBI/2006, March 30, 2007 and PBI No. 11/2/PBI/2009, January 29, 2009. For sharia units, bank has implemented PBI No. 8/21/PBI/2006, October 5, 2006, certain provisions of which have been amended by PBI No. 9/9/2007, June 18, 2007.

If, in a subsequent period, the fair value of a financial asset in the form of debt instruments classified as availablefor-sale increases and the increase can be objectively related to an event ocuuring after the impairment loss was recognized in profit and loss, the impairment loss is reversed through the statement of income.

o. Penyisihan kerugian aset produktif dan aset nonproduktif Bank membentuk peyisihan kerugian atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas aset produktif dan aset non-produktif tersebut pada tiap bulan, evaluasi manajemen atas prospek usaha, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur, serta mempertimbangkan juga hal-hal lain

seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh bank umum lainnya atas aset produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit.

Allowance for earning assets and non-earnings assets is determined based on management’s review of the quality of these earning assets and non-earning assets management’s evaluation of every debtor’s business projects, financial performance and payment ability. Moreover, the management also consider the recommendation of Bank Indonesia resulting from its

LA 49



Penyisihan kerugian minimum atas aset produktif adalah sebagai berikut : Klasifikasi



Minimum allowance for possible losses on earning assets are as follows :

Persentase minimum | Minimum percentage

Lancar*

1%

Current

Dalam perhatian khusus

5%

Special mention

Kurang lancar

15%

Substandard

Diragukan

50%

Doubtful

Macet

100%

Loss

Untuk aset produktif selain kredit pembentukan penyisihan kerugian menggunakan data pengalaman kerugian historis.



Allowance for earning asset other than loans is determined based on historical losses.



Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai kewajiban pada neraca dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.



Allowance for losses on commitments and contigencies is presented as a liability “Estimated Losses on Commitments and Contigencies” in the balance sheet.

Penyisihan kerugian pembiayaan dibentuk sesuai dengan kebijakan Bank dengan persentase tertentu berdasarkan umur piutang pembiayaan konsumen yang telah jatuh tempo. Persentase penyisihan kerugian diterapkan terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen setelah dikurangi nilai agunan yang memenuhi syarat.



Aset non-produktif adalah aset bank selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.



Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut :







Klasifikasi

LA 50

p. Fixed assets and depreciatio



Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Bank telah memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank.



Effective January 1, 2008, the Bank applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets’, which supershades PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”, whereby the Bank has chosen the cost model. The adoption of this revised PSAK did not result in a significant effect in the Bank’s financial statements.



Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.



Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and imapirment losses. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in profit or loss as incurred.



Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut :



Buildings are depreciated using staright-line method. The annual depreciation rates are as follows :

Classification





p. Aset tetap dan penyusutan

Allowance for losses is determined according to bank’s policies in term of percentage of outstanding loans at maturity date. The percentages are applied to earning asset less the collateral value.

Non-earning are assets with potential loss, and include but are not limited to foreclosed properties, abandoned properties, inter-office accounts, and suspense accounts. Allowance for losses for foreclosed properties and abandoned properties are classified into 4 (four) categories as follows :

Persentase minimum | Minimum percentage

Classification

Lancar

0%

Current

Kurang lancar

15%

Substandard

Diragukan

50%

Doubtful

Macet

100%

Loss

Bangunan :

Persentase penyusutan per tahun | Percentage of annual depreciation

Buildings :

Permanen

5%

Permanent

Non-permanen

10%

Non-permanent



Seluruh aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun (declining balance method). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut :



All fixed assets, except for land and buildings, are depreciated using the declining balance method. The annual depreciation rates were as follows :



Aset tetap di luar bangunan :



Fixed assets except land and buildings :



Golongan I : Dengan masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun atau 50% dari nilai buku.



Class I : Assets with useful lives of less than 4 years or 50% from book value.



Golongan II : Dengan masa manfaat antara 8 tahun atau 25% dari nilai buku.



Class II : Assets with useful lives of less than 8 years or 25% from book value



Aset tetap golongan I dan golongan II terdiri dari peralatan kantor, instalasi, dan kendaraan bermotor.



Class I and class II fixed assets consist of office equipment, installation, and motor vehicles.



Apabila aset tetap tidak digunakan lagi dan dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan dan kerugian dari penghentian aset tetap diakui dalam laporan laba rugi.



When assets are retired and disposed of, their acquisition cost and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements, and the disposal of fixed assets are recognized in the statements of income.



Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama tahun dimana biayabiaya tersebut terjadi. Biaya renovasi yang besar



Repairs and maintenance are charged to the statement of income during the financial year in which they are incurred. The cost of major renovations in included in

LA 51

dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila terdapat kemungkinan Bank dan anak perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Renovasi yang besar tersebut akan disusutkan selama sisa masa manfaat aset yang terkait.



Aset dalam penyelesaian merupakan aset yang masih dalam proses pembangunan dan belum siap untuk digunakan, serta dimaksudkan untuk dipergunakan dalam kegiatan usaha. Aset ini dicatat sebesar biaya yang telah dikeluarkan.



PSAK No. 16 (revisi 2007), “Aset Tetap” telah diterapkan oleh Bank sejak tanggal 1 Januari 2008.



the carrying amount of the asset when it is probable that future economic benefits in excess of the originally assessed standard of performance of the exiting asset will flow to the Bank. Major renovations are depreciated over the remaineing useful life of the related asset.



Beban pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya.



Expense for maintaining foreclosed assets are charged in the current year of statement of income as incurred.



Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambilalihan agunan dikapitalisasi dalam akun agunan yang diambil alih tersebut.



Reconditioning costs incurred after repossession of the assets are capitalized as part of the foreclosed assets.

Construction in progress consist of assets that are still in progress of construction and not yet ready for use and are intended to be used in business activity. This account is recorded based on the amount paid

s. Beban dibayar dimuka dan aset lain-lain

s. Prepayments and other assets



Terdiri dari aset yang tidak material yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Termasuk dalam aset lain-lain adalah beban dibayar di muka. Aset lain-lain dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi, penurunan nilai dan penyisihan kerugian atau penurunan nilai.



t.

Kewajiban segera

t. Obligations due immediately



Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban, baik dari nasabah maupun dari bank lain. Kewajiban segera dinyatakan sebesar jumlah kewajiban Bank. Sejak 1 Januari 2010, kewajiban segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi.



PSAK No. 16 (revised 2007), “Fixed Assets” was applied by the Bank effective since January 1, 2008.

q. Aset tidak berwujud

q. Intangible assets



Aset tidak berwujud terdiri dari peranti lunak dan goodwill.



Peranti lunak yang bukan merupakan bagian integral dari peranti keras yang terkait dicatat sebagai aset tidak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi.



r.

Agunan yang diambil alih

r. Foreclosed assets



Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”.



Foreclosed assets are presented in the “Other Assets” account.



Agunan yang diambil alih dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar nilai outstanding kredit yang diberikan, mana yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun penyisihan kerugian.



Foreclosed assets are stated at net realizable value or stated at loan outstanding amount, whichever is lower. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated costs of disposing the assets. The excess of loan receivable over the net realizable value of the foreclosed assets is charged to allowance for possible losses.



Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan.



The difference between the value of the foreclosed assets and the proceeds from the sale of such property is recorded as a gain or loss when the property is sold



Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk berdasarkan penurunan nilai agunan yang diambil alih.



Management evaluates the value of foreclosed assets regularly. An allowance for possible losses on foreclosed assets is provided based on the decline in value of foreclosed assets.



LA 52

Intangible assets consist of computer software and goodwill. Computer software which is not an integral part of a related hardware is recorded as intangible asset and stated at carrying amount, which is cost less accumulated amortization.

Represent immaterial assets that cannot be classified under the above accounts. Other assets include prepayments. Other assets are stated at carrying amount, which is cost less accumulated amortization, decline in value and allowance for possible losses or impairment losses.

Obligations due immediately are recorded when the payable arise from the costomers or from other banks. Obligations due immediately are stated at the amount payable by the bank. Starting January 1, 2010, obligations due immediately are measured at their amortized cost.

u. Simpanan nasabah

u. Deposits from Customers



Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah (di luar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.



Deposits from customers are deposits of customers (excluding other banks) with the Bank based on deposit agreements. Deposits from customers consist of demand deposits, savings deposits and time deposits.



Simpanan termasuk simpanan Syariah dan investasi tidak terikat yang terdiri dari :



Deposits include Sharia deposits and unrestricted investments consisting of the following :

a. Wadiah merupakan wadiah yad-adhamanah yakni titipan dana dalam bentuk giro dan tabungan dimana pemilik dana mendapatkan pendapatan bonus.

a. Wadiah is a yad-adhamanah savings or demand deposit on which the customer may receive bonus income

b. Investasi tidak terikat dalam bentuk tabungan mudharabah yang merupakan simpanan dana nasabah yang memberikan nasabah dengan nisbah yang telah imbalan bagi hasil dari pendapatan unit Syariah atas penggunaan dana untuk ditetapkan dan disetujui sebelumnya.

b. Unrestricted investments in the form of mudharabah savings which entitle the customer to receive a share of Sharia unit income in return for the usage of the funds in accordance with the pre-defined and predetermined terms (nisbah).

c. Investasi tidak terikat dalam bentuk deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana nasabah yang pendapatan unit Syariah atas

c. Unrestricted investments in the form of mudharabah time deposits are fund deposits which entitle the customer to receive a share of Sharia unit’s income

LA 53

penggunaan memberikan imbalan bagi hasil dari dana untuk nasabah tersebut untuk nasabah sesuai dengan nisbah yang telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya.

for the usage of the funds in accordance with the pre-defined and predetermined terms (nisbah).

Sejak 1 Januari 2010, giro, tabungan dan deposito berjangka diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.



Since January 1, 2010, demand deposits, savings deposits and time deposits are intially recognized at fair value and subsequently measured at amortised. Amortised cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from customers and transaction costs that are an integral part of the EIR.



Sebelum 1 Januari 2010, giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada masing-masing pemegang giro dan tabungan.



Prior to January 1, 2010, demand deposits and savings deposits were stated at the payable amount due to the account holders.



Sebelum 1 Januari 2010, deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.



Prior to January 1, 2010, time deposits were stated at the nominal amount set forth in the agreements between holders of time deposits and the Bank

v. Simpanan dari bank lain

v. Deposits from Customers



Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito.



Sejak 1 Januari 2010, simpanan dari bank lain diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari bank lain dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.



Sebelum 1 Januari 2010, kewajiban terhadap bank lain dinyatakan sesuai jumlah kewajiban terhadap bank lain.









LA 54

Simpanan dari bank lain termasuk simpanan Syariah dalam bentuk giro wadiah dan investasi tidak terikat yang terdiri dari deposito berjangka mudharabah.



Deposits from other banks represent liabilities to other domestic and overseas banks, in the form of demand deposits, saving deposits, interbank call money with maturity period based on agreement less than or equal to 90 days, time deposits and certificates of deposits

Since January 1, 2010, deposits from other banks are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortised cost using the EIR method. Amortised cost is calculated by talking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from other bank and transaction costs that are an integral part of the EIR.

w. Surat berharga yang diterbitkan

w. Securities issued



Surat berharga yang diterbitkan terdiri dari obligasi dan medium term notes yang diterbitkan, dan call money yang berjangka waktu di atas 90 (sembilan puluh) hari



Securities issued consist of bonds and medium term notes issued by a subsidiary, and call money with tenor of more than 90 (ninety) days.



Sejak 1 Januari 2010, surat berharga yang diterbitkan diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal dan biaya-biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Beban emisi obligasi diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan suku bunga efektif.



Since January 1, 2010, securities issued are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on the initial acquisition and costs that are an integral part of the EIR. Expenses incurred in the issurance (public offering) are amortized during the bonds period by using effective interest rate.



Sebelum 1 Januari 2010, surat berharga yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi dicatat sebagai pengurang terhadap hasil emisi dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi. Beban emisi obligasi dibebankan seluruhnya dalam laporan laba rugi tahun berjalan.



Prior to January 1, 2010, securities issued were presented at nominal value net of unamortized discount. Costs incurred relating to bonds issurance are presented as deducation from the proceeds of bonds issued and amortized using the straight-line method over the term of the bonds. Expenses incurred in the issurance (public offering) of the bonds are charged to the current years statements of income.

x. Pinjaman diterima

x. Borrowings



Pinjaman diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.



Borrowings are funds received from other banks, Bank Indonesia or other parties with payment obligation based on borrowings agreements.



Sejak 1 Januari 2010, pinjaman diterima diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.



Since January 1, 2010, borrowings are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of borrowings and transaction costs that are an integral part of the EIR.



Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman diterima dinyatakan sebesar nilai nominalnya.



Prior to January 1, 2010, borrowings were stated at nominal value.

Prior to January 1, 2010, deposits from other bank were stated at the amounts due to the other banks.

Deposits from other banks include Sharia deposits in the form of wadiah demand deposits and unrestricted investments which comprised mudharabah time deposits.

LA 55

y. Pinjaman subordinasi

y. Subordinated loans



Sejak 1 Januari 2010, pinjaman subordinasi diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dhitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman subordinasi dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.



Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman subordinasi disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan pinjaman subordinasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil penerbitan pinjaman subordinasi dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sampai dengan tanggal jatuh tempo.





Since January 1, 2010, subodinated loans are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on subordinated loan and transaction costs that are an integral part of the EIR.

z. Interset income and expense



Sejak 1 Januari 2010, secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau kewajiban keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee/biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.



Nilai tercatat aset atau kewajiban keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasi pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahan nilai tercatat dicatat di laporan laba rugi. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada tahun berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi.



LA 56

Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui dengan menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.



Once the recorded value of a financial asset or a group of similiar financial assets has been reduced due to an impairment loss, interest income continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.



Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non-performing. Pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. Pendapatan bunga yang telah diakui atau dicatat tetapi belum diterima, dibatalkan pada saat pinjaman tersebut diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dicatat sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima secara tunai.



Prior to January 1, 2010, interest income and expenses were recognized on an accrual basis, except for interest income on loans and other earning assets classified an non-performing. This interest income is recognized only when such interest income recognized or recorded but not yet received, are cancelled when the loans are classified as non-performing. Such interest income from non-performing loans not yet received are recorded as contingent receivables in the administrartive accounts and are recognized as income when collection in cash is received.



Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai nonperforming jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek mengalami wanprestasi dalam memenuhi pembayaran bunga dan/atau pokok atau memiliki peringkat paling kurang 1 (satu) tingkat dibawah peringkat investasi.



Loans and other earning assets (excluding securities) are considerd as non-performing when they are classified as substandard, doubtful, or loss. While securities are categorized as non-performing when the issuer of securities defaults on its interest and/or principal payments or if they are rated at least 1 (one) level below investment grade.



Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan pinjaman diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai pendapatan bunga.



All the cash payments pertaining to loans classified as doubtful and loss are applied against the loan pricipal balances. Any excess received from the loan principal is recognized as interest payment.



Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian pinjaman yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan dan akan diakui sebagai pendapatan dan diamortisasi berdasarkan proporsi nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok pinjaman baru pada saat pembayaran pinjaman diterima.



Deferred interest that is capitalized as receivables under the new restructuring agreements is recorded as deferred interest income and will be recognized as income and amortized proportionately based on the amount of capitalized interest relative to the loan principal upon loan repayment.

Prior to January 1, 2010, subordinated loans were presented at nominal value net of unamortized discount. Cost incurred relating to the subordinated loans issurance were recognized as discount and offset directly from the proceeds derived from such offering and amortized over the period of the subordinated loans using the straight-line method.

z. Pendapatan dan beban bunga





Since January 1, 2010, prospectively, interest income and expenses for all financial instruments measured at amotized cost, financial assets and liabilities classified as available-for-sale is recorded using the EIR method, which is the rate that exactly discounts of estimated future cash payments or receipts through the expected life of athe financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. The calculation takes into account all contractual terms of the financial instrument and includes any fees or incremental costs that are directly attributable to the instrument and are an integral part of the EIR.

The carrying amount of the financial asset or financial liability is adjusted if the Bank revises its estimates of payments or receipts. The adjusted carrying amount is calculated based on the original EIR and the change in carrying amount is recorded in the statements of income. However, for a reclassified financial asset for which the Bank subsequently increases its estimates of future cash receipts as a result of increased recoverability of those cash receipts, the effect of that increase is recognized as an adjusment to the EIR from the date of the change in estimate.

aa. Pendapatan dan beban provisi

aa. Commission Income and expense





Sejak 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi dari aset dan kewajiban keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang perkiraan umur aset atau kewajiban keuangan.

Since January 1, 2010, fees and commissions income and expense of financial assets and liabilities, which are an integral part of the effective interest rate are being taken into account in calculating the EIR. These income and expense are amortized during the expected life of financial assets or liabilities.

LA 57



Saldo beban yang ditangguhkan dan pendapatan komisi atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan dalam penyelesaian.



The outstanding balances of deferred fees and commision income on loans receivable terminated or settled prior to maturity are recognized as income in settlement.



Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila diajukan permohonan keberatan atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah ditetapkan.



Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected or appealed against, when the results of the objection or appeal has been determined.



Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan serta berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis sesuai dengan jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima. Jika kredit yang diberikan dan pinjaman diterima dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan atau beban provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit yang diberikan atau pinjaman diterima dilunasi.



Prior to January 1, 2010, significant fees and commission income and expenses directly or indirectly related to loans and borrowing activities were recorded as deferred income and expenses, and were systematically amortized within the periods of the respective loans and borrowings. If the loans and borrowings were settled before maturity date, the balance of related deffered income and expenses on commissions and fees were recognized upon settlement of loans and borrowings.



Aset pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan kewajiban pajak tangguhan dalam neraca. Pemanfaatan aset pajak tangguhan oleh Bank tergantung pada laba kena pajak di masa yang akan datang.



Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the balance sheet. The utilization of deferred tax assets recognized by the Bank is dependent upon future taxable profits.



Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan dan dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku.



Current tax expense is determined based on the taxable income for the year and computed using previailing tax rates.

Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.





Commissions and fees not related to loans and borrowings or loan activities or loans and borrowings or loan periods or immaterial are recognized as income and expenses at the time the transactions occur.

ac. Laba per saham

ac. Earnings per share





Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Basic earnings per share is computed by dividing net income with the weighted average number of shares outstanding during the year.

ab. Taxation

ad. Dana pensiun dan manfaat karyawan Kewajiban pensiun

ad. Pension plan and employee service entitlements

ab. Perpajakan

Pajak penghasilan tangguhan dihitung dengan menggunakan metode kewajiban, terhadap semua perbedaan temporer pada tanggal neraca antara aset dan kewajiban menurut pajak dan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan.



Deffered income tax is calculated using the liability method, on all temporary differences at the balance sheet date between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes.



Sejak Mei 1996, Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap. Iuran yang ditanggung Bank diakui sebagai beban pada tahun berjalan



Since May 1996, the Bank had a defined contribution pension plann for all of its local permanent employees. Contributions borne by the Bank are recognized as current costs during the year.



Kewajiban pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi pajak yang belum digunakan, apabila besar kemungkinannya bahwa jumlah laba fiskal di masa datang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum digunakan.



Deffered tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Deffered tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carry-forward balance of unused tax losses, to the extent that is probable that future taxable income will be sufficient to be applied against the deductable temporary differences and unused tax losses can be utilized.



Bank mengakui penyisihan imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (Bank mengakui penyisihan tersebut sebagai tambahan atas manfaat yang akan diterima karyawan dari program pensiun iuran pasti di atas dan perjanjian kerja bersama). Penyisihan tersebut diakui berdasarkan perhitungan aktuaris. Metode perhitungan aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Unit Credit.



The Bank recognize provisions for employee service entitlements in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the Bank recognizes the provision in addition to the benefit to be received by the employees from the pension plan and collective employment agreement). The provision are recognized using an actuarial calculation. The method used by actuary for actuarial calculation is the Projected Unit Credit.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku secara efektif atau secara substansial akan diberlakukan pada tahun dimana aset tersebut direalisasikan atau kewajiban tersebut diselesaikan.



Deffered tax assets and liabilities are measured at the tax rates (and tax laws) that are effective or substantially expected to apply to the year when the asset is realized or the liability is settled.



Taksiran pajak penghasilan Bank dihitung sebagai badan hukum. Aset pajak kini (current tax assets) dan kewajiban pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan (offset) dalam laporan keuangan.



The income tax of the Bank is computed for each company as aseparate legal entity. Current tax assets and current tax liabilities for different legal entities are not offset in the financial statements.

Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing perusahaan pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.





Actuarial gain or losses are recognized as income or expanse when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses foreach individual company at the end of the previous reporting year exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at the date. These gains or losses are recognized on a straight-line method over the expected average remaining working lives of the employees.



Biaya jasa lalu dibebankan dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak (vested).



The past service cost is recognized as an expense on a straight-line method over the average period until the benefits become vested.

LA 58

LA 59

ae. Transaksi dengan pihak terkait

ae. Transactions with related parties



Nilai wajar atas instrumen keuangan



Fair value of financial instruments







Bila nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada neraca tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan Manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.



When the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the balance sheet cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are drived from observable market data are not available, management judgement is required to establish fair values. The management judgement include considerations of liquidity and model inputs such as volatility for long term derivatives and discount rates, early payment rates and default rate assumptions.



Penurunan nilai kredit yang diberikan dan Piutang



Impairment losses on loans and receivable



Bank menelaah kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas penyisihan penurunan nilai.



The Bank reviews its individually significant loans and receivables at each balance sheet date to assess whether an impairment loss should be recorded in the statements of income. In particular, judgement by management is required in the estimation of the amount and timing of future cash flows when determining the impairment loss. In estimating these cash flows, the Banks makes judgements about borrower’s financial situation and the net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, resulting in future changes to the allowance.



Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual



Impairment of available-for-sale financial assets



Bank mereview efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan.



The Bank reviews its debt securities classified as available-for sale financial assets at each balance sheet date to assess whether they are impaired. This requires similiar judgement as applied to the individual assessment of loans.

Bank melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa” dan peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 mengenai “Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum”. Pihak terkait didefinisikan antara lain : I. perusahaan di bawah pengendalian Bank dan anak perusahaan; II. perusahaan asosiasi; III. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; IV. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; dan V. karyawan kunci dan anggota keluarganya



Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

af. Pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan

I. entities under the control of the Bank and subsidiaries; II. assosiated companies; III. investors with an interestin the voting that gives them significant influence; IV. entities controlled by investors under Note III above; and V. key management and their relatives

The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted on normal terms and conditions similiar to those with third parties, are disclosed in the notes to the financial statements.

af. Significant accounting judgements and estimates



The Bank enter into transactions with parties which are defined as related parties in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 7 regarding “related party disclosures” and Bank Indonesia regulation No. 8/13/PBI/2006 regarding “Changes on Bnak Indonesia Regulation no. 7/3/PBI/2005 regarding Legal Lending Limit of Commercial Banks”. Related parties are principally defined as:

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut :

In the process of applying the Bank’s accounting policies, management has exercised profrssional judgement and estimates in determining the amounts recognized in the financial statements. The most significant uses of the professional judgement and estimates are as follows :



Usaha yang berkelanjutan



Going Concern



Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.



The Bank’s management has made an assessment of the Bank’s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Bank has the resources to continue in business for the foreeable future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Bank’s ability to continue as a going concern. therefore, the financial statements continue to be prepared on the going concern basis.

LA 60

LA 61

3. CASH

3. KAS Akun ini terdiri atas : Rupiah Mata uang asing Jumlah

This account consists of : 31 Desember 2010

31 Desember 2009

1,111,795,621,850

757,879,535,050

Rupiahs

141,511,500

97,168,948

Foreign currencies

1,111,937,133,350

757,976,703,998

Total

5. GIRO PADA BANK LAIN

5. DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS

a. Berdasarkan mata uang

a. By Currency 31 Desember 2010

31 Desember 2009

1,615,799,581

2,695,326,106

Rupiahs

Rupiah Mata uang asing

4,553,312,977

53,479,378,901

Foreign currencies

Sub Jumlah

6,169,112,558

56,174,705,007

Sub Total

(61,691,126)

(6,662,246,753)

Less Allowance

6,107,421,432

49,512,458,254

Total

Penyisihan Kerugian

Saldo kas dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Autamatic Teller Machines) sejumlah Rp14.962.100.000,00 dan Rp5.704.100.000,00 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

As of December 31,2010 and 2009 the Rupiah and foreign currency balances include cash in ATMs (Automatic Teller Machines) amounting to Rp14.962.100.000,00 and Rp5.704.100.000,00.

Kas dalam mata uang asing terdiri dari Dollar Amerika, Dollar Singapura, EURO dan Ringgit Malaysia.

Cash in other foreign currencies are denominated in American dollar, Singapore dollar, EURO and Malaysian Ringgit.

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

4. DEMAND DEPOSITS OF BANK INDONESIA This account consists of :

Akun ini terdiri atas : Rupiah Mata uang asing Jumlah

31 Desember 2010

31 Desember 2009

1,319,292,080,942

639,201,711,903

Rupiahs

808,797,967

90,849,650

Foreign currencies

1,320,100,878,909

639,292,561,553

Total

Giro wajib minimum (GWM) Bank pada tanggal 31 Desember 2010 untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM utama dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 8% dan 2,5% dan GWM untuk Dollar Amerika Serikat sebesar 1% dan telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/ PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010.

The minimum statutory reserves of the Bank as of December 31, 2010 for Rupiah consist of Primary Minimum Statutory Reserves and secondary Minimum Statutory Reserves of 8% and 2,5% and United States Dollar accounts of 1% and are in compliance with Bank Indonesia Regulation No.12/19/ PBI/2010 dated October 4, 2010.

Giro wajib minimum (GWM) Bank pada tanggal 31 Desember 2009, untuk mata uang Rupiah sebesar 5% dan Dolar Amerika Serikat sebesar 1% sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 sebagai perubahan PBI No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing.

The minimum statutory reserves of the Bank as of December 31, 2010 for Rupiah of 5% and United States Dollar accounts of 1% and are in compliance with Bank Indonesia Regulation No.10/25/PBI/2008 dated October 23, 2008 as amendment of Bank Indonesia Regulation No. 10/19/PBI/2008 dated October 14, 2008 regarding the Minimum Statutory Reserves at Bank Indonesia in Rupiah and foreign currencies.

LA 62

Jumlah

b. Berdasarkan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga Pada 31 Desember 2010 dan 2009 Bank tidak memiliki transaksi giro pada bank lain yang mempunyai hubungan istimewa

b. By Related Party and Third Party

c. Berdasarkan kolektibilitas

c. By collectibility





Giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp4.553.312.977,00 digolongkan lancar. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp47.321.579.480,00 digolongkan lancar dan sebesar Rp6.157.799.421,00 (mata uang asing) digolongkan macet yaitu penempatan pada D. Indover Overzeese Bank Amsterdam.



As of December 31, 2010 and 2009, Bank has no current accounts with related party banks

As of December 31, 2010, current accounts with other banks amounted to Rp4.553.312.977,00 were classified as liquid accounts. As of December 31, 2009, current accounts with other banks amounted to Rp47.321.579.480,00 were classified as liquid accounts and Rp6.157.799.421,00 (foreign currency) which had been deposited on D. Indover Overzeese Bank Amsterdam were classified as non-performing accounts.

d. Penyisihan kerugian penurunan nilai

d. Allowance for impairment losses





Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

Saldo awal

The changes allowance for impairment losses as follows :

31 Desember 2010

31 Desember 2009

6,662,246,753

7,356,721,230

Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo akhir

Beginning balance Write-off (reversal)

(6,600,555,627)

(694,474,477)

during the year

61,691,126

6,662,246,753

Ending Balance



Penyisihan kerugian penurunan nilai merupakan penyisihan minimum 1% atas rekening Bank di bank lain sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian diatas telah memadai.



The allowance for impairment losses represents 1% minimum allowances on Bank’s current account with other banks in compliance with Bank of Indonesia regulations. The Directors believe that the above allowance for losses is adequate.



Suku bunga rata-rata tahunan selama tahun 2010 dan 2009 sebesar 3% dan 4% untuk giro dalam Rupiah, sedangkan giro dalam Mata uang asing selama tahun 2010 dan 2009 sebesar 0,1% and 0,54%.



The annual average rate of interest during 2010 dan 2009 is 3% and 4% for Rupiah and 0,1% and 0,54% for foreign currencies respectively.

LA 63

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS

a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas

a. By type, currency and collectibility

Jenis

31 Desember 2010

31 Desember 2009

Lancar | Current

Lancar | Current

Tabungan

Terkait



Tidak terkait Sub Jumlah

Deposit On Call -

-

Related

6,324,114,882

2,824,087,026

Others

6,324,114,882

2,824,087,026

-

-

Related Others

Deposit On Call

Terkait



Tidak terkait

Sub Jumlah

Terkait Tidak terkait Sub Jumlah

1,600,000,000,000

830,000,000,000

1,600,000,000,000

830,000,000,000

-

-

Related Others



Terkait Tidak terkait Sub Jumlah

1,295,000,000,000

175,000,000,000

1,295,000,000,000

175,000,000,000

-

300,000,000



Terkait Tidak terkait Jumlah Rupiah

Related Others

-

2,169,413,719

-

2,469,413,719

-

300,000,000

2,901,324,114,882

1,009,993,500,745

2,901,324,114,882

1,010,293,500,745

Terkait Tidak terkait

Jumlah Mata Uang Asing Terkait



Tidak terkait

Sub jumlah

Jumlah Rupiah dan Mata Uang Asing

LA 64

10,831,826,118

6,692,439,418

Beginning balance

-

-

Write-off (reversal) during

Penyisihan/ (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir

(2,694,153,571)

4,139,386,700

the year

8,137,672,547

10,831,826,118

Ending Balance

7. EFEK-EFEK

7. SECURITIES

A. EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN

A. TRADING SECURITIES

Bank tidak memiliki efek-efek yang diperdagangkan

The bank has not trading securities.

Sub total

Sub total Related Others Total in Rupiahs

-

-

Related

58,565,000,000

-

Others

58,565,000,000

-

Total in Foreign Currency Total in Rupiahs and Foreign currencies

-

300,000,000

Related

2,959,889,114,882

1,009,993,500,745

Others

2,959,889,114,882

1,010,293,500,745

Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai

31 Desember 2009

Time Deposit

Jumlah Rupiah dan Mata Uang Asing

31 Desember 2010

Foreign currencies

Deposito Berjangka

Saldo awal

The changes the allowance for impairment losses as follows :

Total in Rupiahs

Mata uang asing



Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

Loans in BPR/BPR BKK

Jumlah Rupiah

Sub total Time deposits

Kredit pada BPR/BPR BKK



Sub total Deposit On Call

Deposito Berjangka

b. Allowance for impairment losses

Types Rupiah

Rupiah

b. Penyisihan kerugian penurunan nilai

Sub total Less : Allowance for impairment

(8,137,672,547)

(10,831,826,118)

losses

2,951,751,442,335

999,461,674,627

Total in Rupiahs and Foreign currencies

LA 65

B. INVESTASI KEUANGAN

B. SECURITIES

Efek-efek berdasarkan jenis dan kualitasnya terdiri atas :

This account based on types and qualities is as follows :

1). Jenis 31 Desember 2010

1). Types

Jenis Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat/intervensi Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi

LA 66

31 Desember 2009

December 31, 2010 Terkait | Related Lancar | Current

Tidak Terkait | Others

Macet | Loss

Lancar | Current

-

-

Types

Macet | Loss

1,087,299,000,000

-

Rupiahs Held to Maturity Certificates of Bank of Indonesia

-

-

(9,352,187,864)

-

Sub Jumlah

-

-

1,077,946,812,136

-



-

-

268,520,274,574

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

268,520,274,574

-



-

-

2,000,000,000

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

2,000,000,000

-

Subtotal

Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo

-

-

1,348,467,086,710

-

Total Held to Maturity

Obligasi Pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Obligasi korporasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Unamortized interest Subtotal Government Bonds Unamortized premium/discount Subtotal Commercial Bonds Unamortized premium/discount

Tersedia untuk di jual Obligasi

-

-

-

-

Available for sale Bonds

Jumlah tersedia untuk dijual

-

-

-

-

Total available for sale

Jumlah Rupiah Dikurangi : Penyisihan kerugian surat berharga penurunan nilai

-

-

1,348,467,086,710

-

-

-

(30,000,000)

-

Total in Rupiahs Less: Allowance for impairment losses

Jumlah Bersih Efek Dalam Rupiah

-

-

1,348,437,086,710

-

Net amount of Securities in Rupiahs Foreign currencies Held to Maturity Government Bonds Unamortized premium/discount

Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

-

-

4,329,036,953

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

4,329,036,953

-



-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

-



-

-

-

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

-

-

Subtotal

Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo

-

-

4,329,036,953

-

Total Held to Maturity

Pinjaman yang diberikan dan piutang Wesel Tagih

-

-

358,899,745

-

Loan And Promissory notes receivable

Jumlah Pinjaman yang diberikan dan piutang

-

-

358,899,745

-

Total Loans

Jumlah Mata uang asing

-

-

4,687,936,698

-

Total in Foreign currencies

Obligasi Korporasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Surat Berharga Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

-

-

Subtotal Commercial Bonds Unamortized premium/discount Subtotal Commercial Papper Unamortized premium/discount

Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai

-

-

(24,249,417)

-

Less: Allowance for impairment losses

Jumlah Bersih Efek Mata uang asing

-

-

4,663,687,281

-

Net amount of Securities in Foreign currencies

Jumlah Efek Rp & Mata uang asing

-

-

1,353,155,023,408

-

Total Securities Rp & Foreign currencies

Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai

-

-

(54,249,417)

-

Less: Allowance for impairment losses

Jumlah Efek Rp & Mata uang asing

-

-

1,353,100,773,991

-

Total Securities Rp & Foreign currencies

Jenis Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat/intervensi Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi

December 31, 2009 Terkait | Related Lancar | Current

Tidak Terkait | Others

Macet | Loss

Lancar | Current

Types

Macet | Loss

-

-

1,135,000,000,000

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

1,135,000,000,000

-



-

-

267,945,671,902

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

267,945,671,902

-



-

-

68,993,833,318

-

Obligasi Pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Obligasi Bank Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Rupiahs Held to Maturity Certificates of Bank of Indonesia Unamortized interest Subtotal Government Bonds Unamortized premium/discount Subtotal Bonds Unamortized premium/discount

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

68,993,833,318

-



-

-

3,000,000,000

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

3,000,000,000

-

Subtotal

Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo

-

-

1,474,939,505,220

-

Total Held to Maturity

Tersedia untuk di jual Obligasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

-

-

-

-

-

-

-

-

Available for sale Bonds Unamortized premium/discount

Jumlah tersedia untuk dijual

-

-

-

-

Total available for sale

Jumlah Rupiah Dikurangi : Penyisihan kerugian surat berharga penurunan nilai

-

-

1,474,939,505,220

-

-

-

(30,000,000)

-

Total in Rupiahs Less: Allowance for impairment losses

Jumlah Bersih Efek Dalam Rupiah

-

-

1,474,909,505,220

-

Net amount of Securities in Rupiahs Foreign currencies Held to Maturity Government Bonds Unamortized premium/discount

Obligasi korporasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Subtotal Commercial Bonds Unamortized premium/discount

Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

-

-

4,507,225,414

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

4,507,225,414

-



-

-

1,467,838,441

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Sub Jumlah

-

-

-

-

Subtotal

Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo

-

-

5,975,063,855

-

Total Held to Maturity

Tersedia untuk di jual Obligasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

-

-

-

-

-

-

-

-

Total available for sale Bonds Unamortized premium/discount

Jumlah tersedia untuk dijual

-

-

-

-

Total available for sale

Jumlah Mata uang asing

-

-

5,975,063,855

-

Total in Foreign currencies

Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai

-

-

(14,678,373)

-

Less: Allowance for impairment losses

Jumlah Bersih Efek Mata uang asing

-

-

5,960,385,482

-

Net amount of Securities in Foreign currencies

Jumlah Efek Rp & Mata uang asing

-

-

1,480,914,569,075

-

Total Securities Rp & Foreign currencies

Wesel Tagih Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

Sub Jumlah

Surat Berharga Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi

1,467,838,441

Subtotal Promisory note Unamortized premium/discount Subtotal Commercial Papper Unamortized premium/discount

Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai

-

-

(44,678,373)

-

Less: Allowance for impairment losses

Jumlah Efek Rp & Mata uang asing

-

-

1,480,869,890,702

-

Total Securities Rp & Foreign currencies

LA 67

Klasifikasi efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut :

The classification of securities based on residual to maturity are as follows :

8. KREDIT YANG DIBERIKAN

8. LOANS

Akun ini terdiri dari :

This account consists of :

1). Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas :

1). Type , Currencies, and Collectibility

( dalam ribuan | in thousands ) 31 Desember 2010

Jangka Waktu Periods 12 bulan

Customers

December 31, 2009

Periods

64,629,631,000

3,718,763,886,758

1 month

1,438,150,044,769

-

1,438,150,044,769

3 months

548,469,174,656

90,100,000

548,559,274,656

6 months

1,896,845,179,080

-

1,896,845,179,080

12 months

764,000,000

-

764,000,000

> 12 months

7,538,362,654,263

64,719,731,000

7,603,082,385,263

Total

Deposito dalam mata uang asing adalah Dolar Amerika Serikat.

Deposits in foreign currency are stated in United States Dollar.

Termasuk dalam simpanan nasabah berupa deposito Mudharabah dalam Rupiah sehubungan unit syariah yaitu deposito mudharabah pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp97.109.167.287,00 dan Rp41.464.296.763,00.

Included the mudharabah deposits of sharia business unit which amounted to Rp97.109.167.287,00 and Rp41.464.296.763,00 as of December 31, 2010 and 2009.

LA 83

Tingkat bunga rata-rata per tahun :

Annual average rate of interest : 2010

2009

a. PT. Permodalan Nasional Madani (PNM)

Rupiahs :

Rupiah :

1 bulan

6.17%

6.07%

1 month



3 bulan

6.17%

6.07%

3 months



6 bulan

6.38%

6.28%

6 months



12 bulan

6.58%

6.48%

12 months



24 bulan

7.00%

6.58%

24 months Foreign currencies:

Mata Uang Asing :

1 bulan

1.90%

1.90%

1 month



3 bulan

1.90%

1.90%

3 months



6 bulan

1.90%

1.90%

6 months



12 bulan

1.90%

1.90%

12 months



24 bulan

2.00%

2.00%

24 months

18. PINJAMAN YANG DITERIMA

18. BORROWINGS

Rincian Pinjaman yang diterima :

The breakdown of this account is as follows:

1. Pinjaman yang diterima 2. Bank Indonesia 3. Pinjaman penerusan 4. Kewajiban pada bank lain Jumlah

31 Desember 2010

31 Desember 2009

62,834,449,561

75,716,407,346

1. Borrowings Received

90,700,090

492,804,082

2. Bank of Indonesia

-

5,577,730,000

3. Channeling

5,222,666,500

2,150,000,000

4. Liabilities to other bank

68,147,816,151

83,936,941,428

Total

Penjelasan pinjaman yang diterima adalah sebagai berikut:

The explanation of borrowings is as follows :

1. Pinjaman yang diterima

1. Borrowings Received 31 Desember 2010

31 Desember 2009

a. Kredit Likuiditas Permodalan

Nasional Madani

a. Permodalan Nasional Madani 30,223,372,554

31,583,966,974

b. Kredit Likuiditas KPR KSB

(Depkeu)

b. KPR KSB (Ministry of Finance) 734,318,512

1,050,693,522

c. Kredit Likuiditas Bapertarum d. Kredit Likuiditas Kridamas e. Dana pendukung Executing f. Dana pendukung Executing

16,202,030,169

23,558,685,184

d. Kridamas

6,734,583,326

10,582,916,666

e. Executing Supporting Fund

259,459,628

802,378,034

f. Executing Supporting Fund-

tersalur

8,680,685,372

8,137,766,966

distributed

Sub jumlah

62,834,449,561

75,716,407,346

Sub Total



LA 84

c. Bapertarum

a. PT. Permodalan Nasional Madani (PNM)

1). Bank memperoleh fasilitas pinjaman dari PT.Permodalan Nasional Madani (PNM) berdasarkan SPK No.37 Notaris Tuti Wardhany, SH tanggal 11 Juni 2007 berupa fasilitas kredit investasi dan modal kerja yang diperuntukan bagi pengusaha kecil dan pengusaha mikro. Plafond kredit sebesar Rp15.000.000.000,00 dengan rincian Rp14.685.000.000,00 untuk investasi dan Rp315.000.000,00 untuk modal kerja. Jangka waktu kredit investasi maksimum 3 tahun (sampai dengan 11 Juni 2010) sedangkan modal kerja maksimum 1 tahun (sampai dengan 11 Juni 2008). Pinjaman ini dibebani bunga sebesar 7% per tahun. Per 31 Desember 2008 pinjaman dalam bentuk modal kerja telah lunas. Per 31 Desember 2010 pinjaman dalam bentuk investasi telah lunas.

1). Bank is granted the loan facilities from PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM) according to the loan agreement on June 11, 2007 as engaged by notarial deed Tuti Wardhany, SH No. 37 for the investment loans and working capital loans for developing small business and micro business. These loans amount to Rp15,000,000,000.00 and consist of Rp14,685,000,000.00 for the investment loans and Rp315,000,000.00 for the working capital loans. The term of loans cover 3 years maximum for investment loan (ended on June 11, 2010) and 1 year maximum for working capital loan (ended on June 11, 2008). The loans are chargeable to interest rate of 7% per annum. As of December 31, 2008 the working capital loan has been fully paid. As of December 31, 2010 the investment loan has been fully paid.

2). Bank memperoleh fasilitas pinjaman dari PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM) berdasarkan Perjanjian Kredit No.33 Notaris Tuti Wardhany, SH tanggal 12 Agustus 2009 berupa fasilitas kredit investasi dengan pola kredit kepada pengusaha kecil dan pengusaha mikro melalui bank umum. Plafon kredit sebesar Rp50.000.000.000,00 wajib ditarik habis sampai dengan akhir tahun 2009. Sampai dengan akhir tahun 2009 Bank hanya menarik fasilitas kredit sebesar Rp32.347.000.000,00 sehingga masih tersisa plafon yang belum ditarik sebesar Rp17.653.000.000,00. Jangka waktu fasilitas kredit maksimum 3 tahun (sampai dengan 12 Agustus 2012). Pinjaman ini dibebani bunga sebesar 7% setahun.

3). Bank is granted the loan facilities from PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM) according to the loan agreement on 12 August, 2009 as approved by notarial deed Imas Fatimah, SH No. 32 for the working capital loans and investment loans for developing small business and micro business. The loans amounting to Rp50,000,000,000.00 which stated the credit facilities must be withdrawed until December 31, 2009. Bank withdraw the credit facility for Rp32,347,000,000.00, there for the outstanding plafond amounted to Rp17,653,000,000.00 The term of loans cover 3 years (ended on August 12, 2012). The loans are chargeable to interest rate of 7% per annum.





Perjanjian ini telah diperbarui berdasarkan Adendum Perjanjian Kredit Nomor : 001/KPKM BU/Add PK/0210 tanggal 17 Februari 2010 yang merubah ketentuan pasal 3 ayat 3.1 Perjanjian Kredit No.33 Akta Notaris Tuti Wardhany, SH tanggal 12 Agustus yang menyebutkan bahwa fasilitas kredit harus ditarik oleh Bank secara bertahap maksimal 4 (empat) kali penarikan, wajib ditarik habis sampai dengan tanggal 25 Februari 2010.

The loan has been renewed under the loan agreement No. 001/KPKM/BU/Add PK/0210 dated on February 17, 2010 which revised the loan agreement No. 33 section 3 on August 12 as engaged by notarial deed Tuti Wardhany, SH which stated the credit facilities must be withdrawed maximum 4 times (step by step) until February 25, 2010.

LA 85

b. Departemen Keuangan - Bank Tabungan Negara

1). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.29/PKS/ DIR/1997 tanggal 29 April 1997 berupa kredit kepemilikan rumah tipe 21 ke bawah Tahun III Pelita IV maksimal sebesar Rp1.243.400.000,00. Jangka waktu pinjaman adalah 15 tahun dan wajib dibayar dalam 24 kali angsuran tengah-tahunan setiap 10 April dan 10 Oktober (setelah tenggang waktu 3 tahun) dengan angsuran pertama 10 Oktober 2000 dan berakhir pada tanggal 10 Oktober 2012. Batas waktu pinjaman dapat ditarik pada tanggal 10 April 1999.

Pinjaman ini dibebani bunga sebesar 3% per tahun atas dana pinjaman yang telah ditarik dan masih terutang dari waktu ke waktu.







The loans are chargeable to interest rate 2% on RSS house; 2.5% on RS house type 21; and 3% on RS house type 27 & 36.

3). Bank (through PT. Bank Tabungan Negara) is granted the loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 10/PKS/DIR/1999 dated April 30, 1999 for the housing loan (RS/RSS) during the fifth year of the Five Year’s Planning VI with maximum amount of Rp1.073.707.000,00. The loans mature within 15 years and have to be repaid through semester installments (after grace period of 5 years) beginning on September 12, 2002 and ending on March 12, 2014.

Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% untuk RSS; 2,5% untuk RS tipe 21; dan 3% untuk RS tipe 27 & 36.



The loans are chargeable to interest rate 2% on RSS house; 2.5% on RS house type 21; and 3% on RS house type 27 & 36.

4). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.13/PKS/DIR/2000 tanggal 8 Februari 2000 berupa kredit kepemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana (RS/RSS) Tahun Anggaran 1999/2000 dengan jumlah maksimal sebesar Rp2.283.348.027,00. Pinjaman yang meliputi jangka waktu 15 tahun ini harus di tarik selambat-lambatnya pada tanggal 1 Desember 2002 dan wajib dibayar dalam angsuran tengah-tahunan (setelah tenggang waktu 5 tahun) dimulai 15 Juni 2003 dan berakhir 15 Desember 2014.

4). Bank (through PT.Bank Tabungan Negara) is granted loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 13/PKS/DIR/2000 dated February 8, 2000 for the housing loans (RS/ RSS) of Budget period 1999/2000 with maximum amount of Rp2,283,348,027.00. The loans which mature within 15 years have to disburse latest on December 1, 2002 and be repaid through semester installments (after the grace period of 5 years) beginning on June 15, 2003 and ending on December 15, 2014.





This loan is charged 3% interest rate p.a. from withdrawn fund and outstanding loan.

2). Bank (through PT. Bank Tabungan Negara) is granted the loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 17/PKS/DIR/1998 dated March 17, 1998 for the housing loan (RS/RSS) during the fourth year of the Five Year’s Planning IV with maximum amount of Rp3,387,500,000.00. The loans mature within 15 years and have to be repaid in 24 installment through semester installments on January 1 and July 1 (after grace period of 3 years) beginning on July 1, 2001 and ending on January 1, 2013.

Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% untuk RSS; 2,5% untuk RS s.d tipe 21; dan 3% untuk RS tipe 27 & 36.



1). Bank (through PT. Bank Tabungan Negara) is granted the loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 29/PKS/DIR/1997 dated April 29, 1997 for the housing loan type 21 and below during the third year of the Five Year’s Planning IV with maximum amount of Rp1.243.400.000.00. The loans mature within 15 years and have to be repaid in 24 installment through semester installments on April 10 and October 10 (after grace period of 3 years) beginning on October 10, 2000 and ending on October 10, 2012.

2). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.17/PKS/ DIR/1998 tanggal 17 Maret 1998 berupa kredit kepemilikan rumah sangat sederhana dan rumah sederhana Tahun IV Pelita VI maksimal sebesar Rp3.387.500.000,00. Jangka waktu pinjaman adalah 15 tahun dan wajib dibayar dalam 24 kali angsuran tengah-tahunan setiap 1 Januari dan 1 Juli setiap tahunnya. (setelah tenggang waktu 3 tahun) dengan angsuran pertama 1 Juli 2001 dan berakhir pada tanggal 1 Januari 2013. Batas waktu pinjaman dapat ditarik pada tanggal 5 Januari 2000.

3). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.10/PKS/DIR/1999 tanggal 30 April 1999 berupa kredit kepemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana (RS/RSS) Tahun V Pelita VI maksimal sebesar Rp1.073.707.000,00. Pinjaman yang meliputi jangka waktu 15 tahun dan wajib dibayar dalam angsuran tengah-tahunan (setelah tenggang waktu 5 tahun) dimulai 12 September 2002 dan berakhir 12 Maret 2014.

LA 86

b. Departemen Keuangan - Bank Tabungan Negara Ministry of Finance - Bank Tabungan Negara

Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% untuk RSS; 2,5% untuk RS tipe 21; dan 3% untuk RS tipe 27 & 36.

The loans are chargeable to interest rate 2% on RSS house; 2.5% on RS house type 21; and 3% on RS house type 27 & 36.

5). Bank memperoleh fasilitas kredit dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS berdasarkan PK.No.180/ PKSTaperum-PNS/X/2004 tanggal 11 Oktober 2004 berupa kredit konstruksi untuk pembangunan perumahan pegawai sipil dengan jumlah maksimal sebesar Rp12.400.000.000,00. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

5). Bank is granted loan by tBadan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS according to loan agreement No. 180/PKSTaperum-PNS/X/2004 dated October 11, 2004 for the construction loans to redevelopment for civil servant. The maximum amount of Rp12.400.000.000.00. The loans which mature within 5 years.





Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 5% per tahun dan dibayarkan berdasarkan giro kredit konstruksi yang ditempatkan pada Bank yang dihitung dari saldo terendah.

This loan is charged 5% interest rate p.a. and paid according to deposit account placed on Bank at its lowest balance.

c. Kredit Likuiditas Bapertarum

c.

Bapertarum



Bank memperoleh fasilitas kredit dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS berdasarkan PK. No.25/PK/M/2006 / Nomor: 6698/HT.01.02/2006 tanggal 30 November 2006 berupa pemberian kredit Pinjaman Lunak Bencana Alam Pembangunan/Perbaikan Rumah (PLBA-PR) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Plafon PLBA-PR yang disediakan kepada masing-masing PNS maksimal sebesar Rp10.000.000,00. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.



Bank is granted by the loan from Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS according to PK. No. 25/PK/M/2006 / No. 6698/HT.01.02/2006, November 30, 2006. This consist of soft loan for natural disaster redevelopment and renovation for civil servant. The maximum loan is Rp10.000.000 for each civil servant and mature in 5 (five) years.



Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% efektif per-tahun dihitung berdasarkan saldo harian, dengan pembayaran per bulan.



This loan is charged 2% effective interest rate p.a. from daily balance, and the installment have to be paid monthly.

LA 87

d. Kridamas

d. Kredit Likuiditas Kridamas

Bank memperoleh fasilitas pinjaman dari Lembaga Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman/Pembiayaan No.8 Notaris Suzy Anggraini Muharam, SH tanggal 12 Agustus 2009 berupa fasilitas kredit modal kerja pemberian pinjaman/pembiayaan kepada Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam-Koperasi (KSP/ UAP-Kop) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah-Koperasi (KJKS/UJKS-Kop) program Kridamas dengan catatan bukan koperasi Karyawan atau Koperasi Pegawai Negeri. Plafon pinjaman sebesar Rp26.500.000.000,00. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dari pencairan pertama. Pinjaman ini dibebani bunga sebesar maksimal suku bungan SBI 3 bulan / 3% per tahun untuk pola konvensional dan perbandingan pola bagi hasil 40%:60% dari pendapatan kotor untuk pola Syariah. Sampai dengan akhir tahun 2009 bank hanya menarik fasilitas kredit sebesar Rp11.545.000.000,00.



Bank id granted by the loan facility from Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) according to notarial deed of Suzy Anggraeni Muharam, SH, No. 8, August 12, 2009. This facility consists of working capital loan to Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam-Koperasi (KJKS/UAP-Kop) and Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah-Koperasi (KJKS/UJKS-Kop) in exception to Koperasi Karyawan and Koperasi Pegawai Negeri. The maximum loan is Rp26.500.000,00 and mature in 3 (three) years. This loan is charged accoaring to 3 months SBI / 3% p.a. for conventional loan and 40%:60% revenue sharing for sharia loan. As of 2009, bank has used this credit facility up to Rp11.545.000.000,00.

e. Executing Supporting Fund





The bank (through Bank of Indonesia) has credit facility from KFW-IEPC Germany according to PK No. SLA1123/DP3/1999, September 10, 1999, the maximum credit is DM4.000.000. This credit is used for investment in environmental project oriented to defense againts industrial pollution. This loan covers 12 years agreement and the installment is paid every six month. This facility will be ended by September 10, 2011

2. Bank Indonesia

2. Bank of Indonesia

Bank memperoleh fasilitas-fasilitas kredit likuiditas dari Bank Indonesia untuk kemudian disalurkan kepada nasabah lokal dalam bentuk sebagai berikut :

Bank is granted to liquidity loan by Bank of Indonesia which is to be disbursed to local customers in the following loans:

a. KPR BI Umum b. KPR RS/RSS Jumlah

LA 88

31 Desember 2010 Export Import of Japan

31 Desember 2010

31 Desember 2009

90,700,090

373,936,035

a. KPR BI General

-

118,868,047

b. (KPR) RS/RSS

90,700,090

492,804,082

Total

31 Desember 2009

-

5,577,730,000

Export Import of Japan



Export-Import of Japan (JEXIM)



Export-Import of Japan (JEXIM)



Bank (melalui Bank Indonesia) memperoleh fasilitas kredit dari Eksport-Import of Japan berdasarkan perjanjian kredit No. SLA-924/DP3/1996 tanggal 24 Desember 1996 sebesar ¥1.800.000,00 (satu juta delapan ratus ribu yen). Pinjaman meliputi jangka waktu 14 tahun dan wajib dibayar dalam angsuran tengah tahunan (setelah tenggang waktu 3 tahun) yang dimulai 15 Februari 2000 dan berakhir 15 Agustus 2010. Per 31 Desember 2010 pinjaman ini telah lunas.



Bank (through Bank of Indonesia) is granted loan by Export-Import of Japan (Jexim) according to loan agreement No. SLA/924/DP3/1996 dated December 24, 1996 amounting to Y1,800,000.00 (one million and eight hundred thousand yen). The loans mature within 14 years and have to be repaid through semester installments (after grace period of 3 years) beginning on February 15, 2000 and ending on August 15, 2010. As of December 31, 2010 the loan has been fully paid.

4. Liabilities to other banks

4. Kewajiban pada bank lain

e. Dana Pendukung Executing Bank (melalui Bank Indonesia) memperoleh fasilitas kredit dari KFW-IEPC Jerman berdasarkan PK No.SLA1123/DP3/1999 tanggal 10 September 1999 dengan jumlah maksimum DM4.000.000,00 (Empat juta Deutsche Mark) dalam rangka membiayai proyek investasi yang berorientasi lingkungan guna menanggulangi polusi perindustrian. Pinjaman meliputi jangka waktu 12 tahun dan wajib dibayar dalam angsuran tengah tahunan yang akan berakhir 10 September 2011.

3. Channeling (two step loan)

3. Pinjaman Penerusan (two step loan)

31 Desember 2010

31 Desember 2009

PT. Bank Negara Indonesia

1,640,000,000

2,150,000,000

PT. Bank Negara Indonesia

Exim Bank

3,582,666,500

-

Exim Bank

Jumlah

5,222,666,500

2,150,000,000

Total

a). PT. Bank Negara Indonesia

Merupakan kewajiban pada PT. Bank Negara Indonesia atas penyaluran dana pinjaman dari Kreditanstalt fur Wiederaubau untuk pembiayaan Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II dengan perjanjian nomor USK/4/405/R tanggal 21 Maret 2005. Pada tanggal 14 April 2007 terdapat tambahan pencairan pinjaman sebesar Rp723.333.334,00. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp1.640.000.000,00 dan Rp2.150.000.000,00.



a). PT. Bank Negara Indonesia

This is bank’s liability to PT. Bank Negara Indonesia for received loans from Kreditanstalt fur Wiederaubau for financing Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II under agreement No. USK/4/405/R, March 21, 2005. On April 14, 2007 there was additional loan amount to Rp723.333.334,00. As of December 31, 2010 and 2009, the balance is Rp1.640.000.000,00 and Rp2.150.000.000,00.

b). Exim Bank

b). Exim Bank





Merupakan kewajiban terhadap Exim Bank atas penyaluran dana pinjaman dari Kreditanstalt fur Wiederaubau untuk pembiayaan Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II dengan perjanjian nomor 5886/HT/01.02/2009 tanggal 21 Oktober 2009. Pinjaman meliputi jangka waktu 12 (dua belas) tahun. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp3.582.666.500,00.

This is bank’s liability to PT. Bank Negara Indonesia for received loans from Kreditanstalt fur Wiederaubau for financing Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II under agreement No.5886/H/01.02/2009, October, 21, 2009. This loan covers 12 years agreement. As of December 31, 2010, the balance is Rp3.582.666.500,00.

LA 89

19. PINJAMAN SEWA GUNA USAHA

19. LEASING LIABILITIES

Akun ini merupakan hutang sewa guna usaha kepada PT. Saranakreasi Wahana Kriya dengan saldo hutang pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp141.458.000,00 dan Rp168.818.000,00.

This account represents leasing liabilities to PT.Saranakreasi Wahana Kriya amounting to Rp141.458.000,00 and Rp168.818.000,00 as of December 31, 2010 and 2009 respectively.

21. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN KEWAJIBAN LAIN-LAIN

21. ACCRUED EXPENSES AND OTHER LIABILITIES

Akun ini terdiri dari :

This account consists of :

31 Desember 2010 Uraian

20. ESTIMATED LOSSES ON COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

20. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank, dibentuk sebagai berikut : 31 Desember 2010

Estimated losses on commitment and contingent transactions that are usually related to the Bank’s business are follows : 31 Desember 2009 Rupiah

Rupiah Estimasi kerugian transaksi

Allowance for losses

komitmen dan kontinjensi dari

L/C yang masih berjalan



Bank Garansi dan fasilitas



kredit RC yang belum ditarik

operating of bank : -

-

Mata uang asing

Jumlah

Rupiahs

Foreign currencies

Total

18,523,062

32,774,926,266

Accrued interest expenses

Biaya yang masih harus dibayar

180,288,646,012

-

180,288,646,012

Accrued expenses

Pendapatan yang belum diakui

312,511,894

-

312,511,894

Accrued revenues

Setoran jaminan

29,626,537,290

-

29,626,537,290

Guarantee installment

Lain-lain

27,694,225,118

-

27,694,225,118

Others

Jumlah

270,678,323,518

18,523,062

270,696,846,580

Total

December 31, 2009

31 Desember 2009 Uraian

Rupiah

Mata uang asing

Jumlah

Rupiahs

Foreign currencies

Total

Description

Hutang bunga

22,973,879,863

1,401,296

22,975,281,159

Accrued interest expenses

Outstanding L/C

Biaya yang masih harus dibayar

52,006,645,977

-

52,006,645,977

Accrued expenses

Bank Guarantees and

Pendapatan yang belum diakui

4,157,256,290

-

4,157,256,290

Accrued revenues

7,599,305,100

7,157,920,046

Undisbursed credits RC

25,788,568,329

-

25,788,568,329

Guarantee installment

7,599,305,100

7,157,920,046

Subtotal

Lain-lain

8,361,999,475

-

8,361,999,475

Others

Mata uang asing

Foreign currencies

Jumlah

113,288,349,934

1,401,296

113,289,751,230

Total

Estimasi kerugian transaksi

Allowance for losses

Sub jumlah

komitmen dan kontinjensi dari



L/C yang masih berjalan



Bank Garansi dan fasilitas



kredit RC yang belum ditarik

Sub jumlah Jumlah

Setoran jaminan

commitment and contingencies

kegiatan usaha bank :

operating of bank : -

-

Outstanding L/C Bank Guarantees and

4,541,040

4,735,080

Undisbursed credits RC

4,541,040

4,735,080

Subtotal

7,603,846,140

7,162,655,126

Total

22. MODAL SAHAM

22. CAPITAL STOCK

Modal dasar Bank sebesar Rp1.500.000.000.000,00 dengan nominal saham Rp1.000.000,00 atau 1.500.000 lembar saham yang terbagi atas 996.298 lembar saham seri A dan 503.702 lembar saham seri B. Modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah sebagai berikut :

Bank’s authorized share capital equals to Rp1.500.000.000.000,00 with Rp1.000.000,00 par value per share or 1.500.000 shares consists of 996.298 Class A shares and 503.702 Class B shares. The issued and fully paid shares are as follows :

31 Desember 2010 Modal dasar

31 Desember 2009

1,500,000,000,000

1,500,000,000,00

Authorized Capital

Modal belum disetor

-628,561,000,000

(732,127,000,000)

Unpaid-up Capital

Modal disetor

871,439,000,000

767,873,000,000

Paid-up Capital

Modal disetor dan ditempatkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing dimiliki oleh :

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Paid-up and issued capital at December 31, 2010 and 2009 consist of :

31 Desember 2010

31 Desember 2009

574,430,000,000

498,374,000,000

Pemerintah Kota / Kabupaten

LA 90

Description

32,756,403,204

commitment and contingencies

kegiatan usaha bank :

Hutang bunga

December 31, 2010 Rupiah

Government of Central Java Province Municipalities Governments

Se-Jawa Tengah

297,009,000,000

269,499,000,000

all of Central Java

Jumlah

871,439,000,000

767,873,000,000

Total

LA 91

31 Desember 2010 Pemegang Saham

No.

Shareholders

Seri A | A Series

Seri B | B Series

Seri A dan B | A and B Series

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

31 Desember 2009

December 31, 2009 Pemegang Saham

No.

Shareholders

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

310,829

310,829

64.49

263,601

263,601

67.69

574,430

574,430

65.92

1.

Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java

Seri A | A Series

Seri B | B Series

Seri A dan B | A and B Series

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

Jumlah Saham | Number of shares

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

(Rp/Millions)

(Shares)

(%)

234,773

234,773

62.04

263,601

263,601

67.69

498,374

498,374

64.90

Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang

9,739

9,739

2.57

11,522

11,522

2.96

21,261

21,261

2.77

3.

Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta

3,723

3,723

0.98

4,931

4,931

1.27

8,654

8,654

1.13

0.51

4.

Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang

1,669

1,669

0.44

2,209

2,209

0.57

3,878

3,878

0.51

4,316

0.50

5.

Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga

1,791

1,791

0.47

1,525

1,525

0.39

3,316

3,316

0.43

7,181

7,181

0.82

6.

Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal

811

811

0.21

1,076

1,076

0.28

1,887

1,887

0.25

0.19

2,524

2,524

0.29

7.

Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan

1,786

1,786

0.47

738

738

0.19

2,524

2,524

0.33

6,554

1.68

12,819

12,819

1.47

8.

Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal

5,765

5,765

1.52

6,554

6,554

1.68

12,319

12,319

1.60

5,442

5,442

1.40

12,262

12,262

1.41

9.

Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang

6,620

6,620

1.75

5,442

5,442

1.40

12,062

12,062

1.57

1.05

6,727

6,727

1.73

11,809

11,809

1.36

10.

Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap

4,815

4,815

1.27

6,727

6,727

1.73

11,542

11,542

1.50

10,209

2.12

4,791

4,791

1.23

15,000

15,000

1.72

11.

Pemkab. Pati | District Gov. of Pati

10,209

10,209

2.70

4,791

4,791

1.23

15,000

15,000

1.95

5,200

5,200

1.08

5,160

5,160

1.33

10,360

10,360

1.19

12.

Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang

4,996

4,996

1.32

5,160

5,160

1.33

10,156

10,156

1.32

Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri

5,130

5,130

1.06

5,034

5,034

1.29

10,164

10,164

1.17

13.

Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri

5,130

5,130

1.36

5,034

5,034

1.29

10,164

10,164

1.32

14.

Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal

4,277

4,277

0.89

4,337

4,337

1.11

8,614

8,614

0.99

14.

Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal

3,104

3,104

0.82

4,337

4,337

1.11

7,441

7,441

0.97

15.

Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten

3,039

3,039

0.63

4,024

4,024

1.03

7,063

7,063

0.81

15.

Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten

3,039

3,039

0.80

4,024

4,024

1.03

7,063

7,063

0.92

16.

Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes

3,839

3,839

0.80

2,733

2,733

0.70

6,572

6,572

0.75

16.

Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes

2,585

2,585

0.68

2,733

2,733

0.70

5,318

5,318

0.69

17.

Pemkab. Blora | District Gov. of Blora

4,554

4,554

0.94

3,660

3,660

0.94

8,214

8,214

0.94

17.

Pemkab. Blora | District Gov. of Blora

3,554

3,554

0.94

3,660

3,660

0.94

7,214

7,214

0.94

18.

Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo

6,066

6,066

1.26

3,375

3,375

0.87

9,441

9,441

1.08

18.

Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo

4,893

4,893

1.29

3,375

3,375

0.87

8,268

8,268

1.08

19.

Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali

4,289

4,289

0.89

3,560

3,560

0.91

7,849

7,849

0.90

19.

Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali

4,289

4,289

1.13

3,560

3,560

0.91

7,849

7,849

1.02

20.

Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang

2,812

2,812

0.58

3,725

3,725

0.96

6,537

6,537

0.75

20.

Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang

2,812

2,812

0.74

3,725

3,725

0.96

6,537

6,537

0.85

21.

Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen

3,283

3,283

0.68

3,222

3,222

0.83

6,505

6,505

0.75

21.

Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen

3,283

3,283

0.87

3,222

3,222

0.83

6,505

6,505

0.85

22.

Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan

6,727

6,727

1.40

3,770

3,770

0.97

10,497

10,497

1.20

22.

Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan

4,672

4,672

1.23

3,770

3,770

0.97

8,442

8,442

1.10

23.

Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang

2,863

2,863

0.59

3,791

3,791

0.97

6,654

6,654

0.76

23.

Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang

2,863

2,863

0.76

3,791

3,791

0.97

6,654

6,654

0.87

24.

Pemkab. Demak | District Gov. of Demak

7,764

7,764

1.61

3,491

3,491

0.90

11,255

11,255

1.29

24.

Pemkab. Demak | District Gov. of Demak

4,764

4,764

1.26

3,491

3,491

0.90

8,255

8,255

1.08

25.

Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung

5,870

5,870

1.22

3,015

3,015

0.77

8,885

8,885

1.02

25.

Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung

4,870

4,870

1.29

3,015

3,015

0.77

7,885

7,885

1.03

26.

Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga

3,590

3,590

0.74

2,900

2,900

0.74

6,490

6,490

0.74

26.

Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga

3,590

3,590

0.95

2,900

2,900

0.74

6,490

6,490

0.85

27.

Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus

7,163

7,163

1.49

2,654

2,654

0.68

9,817

9,817

1.13

27.

Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus

5,900

5,900

1.56

2,654

2,654

0.68

8,554

8,554

1.11

28.

Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara

3,039

3,039

0.63

2,384

2,384

0.61

5,423

5,423

0.62

28.

Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara

2,733

2,733

0.72

2,384

2,384

0.61

5,117

5,117

0.67

29.

Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo

4,711

4,711

0.98

2,443

2,443

0.63

7,154

7,154

0.82

29.

Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo

3,211

3,211

0.85

2,443

2,443

0.63

5,654

5,654

0.74

30.

Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara

8,892

8,892

1.84

2,807

2,807

0.72

11,699

11,699

1.34

30.

Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara

7,142

7,142

1.89

2,807

2,807

0.72

9,949

9,949

1.30

31.

Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan

2,581

2,581

0.54

2,549

2,549

0.65

5,130

5,130

0.59

31.

Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan

2,480

2,480

0.66

2,549

2,549

0.65

5,029

5,029

0.65

32.

Pemkab. Batang | District Gov. of Batang

2,596

2,596

0.54

2,412

2,412

0.62

5,008

5,008

0.57

32.

Pemkab. Batang | District Gov. of Batang

1,901

1,901

0.50

2,412

2,412

0.62

4,313

4,313

0.56

33.

Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar

5,658

5,658

1.17

2,674

2,674

0.69

8,332

8,332

0.96

33.

Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar

5,552

5,552

1.47

2,674

2,674

0.69

8,226

8,226

1.07

34.

Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas

5,602

5,602

1.16

2,760

2,760

0.71

8,362

8,362

0.96

34.

Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas

4,102

4,102

1.08

2,760

2,760

0.71

6,862

6,862

0.89

35.

Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen

3,847

3,847

0.80

2,172

2,172

0.56

6,019

6,019

0.69

35.

Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen

2,261

2,261

0.60

2,172

2,172

0.56

4,433

4,433

0.58

36.

Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo

3,024

3,024

0.63

1,654

1,654

0.42

4,678

4,678

0.54

36.

Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo

3,024

3,024

0.80

1,654

1,654

0.42

4,678

4,678

0.61

482,017

482,017

100.00

389,422

389,422

100

871,439

871,439

100

378,451

378,451

100.00

389,422

389,422

100

767,873

767,873

100

1.

Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java

2.

Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang

9,739

9,739

2.02

11,522

11,522

2.96

21,261

21,261

2.44

2.

3.

Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta

3,723

3,723

0.77

4,931

4,931

1.27

8,654

8,654

0.99

4.

Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang

2,252

2,252

0.47

2,209

2,209

0.57

4,461

4,461

5.

Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga

2,791

2,791

0.58

1,525

1,525

0.39

4,316

6.

Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal

6,105

6,105

1.27

1,076

1,076

0.28

7.

Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan

1,786

1,786

0.37

738

738

8.

Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal

6,265

6,265

1.30

6,554

9.

Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang

6,820

6,820

1.41

10.

Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap

5,082

5,082

11.

Pemkab. Pati | District Gov. of Pati

10,209

12.

Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang

13.

Jumlah | Total

LA 92

December 31, 2010

Jumlah | Total

LA 93

Catatan sehubungan modal saham dan tambahan modal disetor :

Note of the capital stock and additional paid in capital :

Dalam tahun 2010 terdapat tambahan modal saham yang telah disetor sebesar Rp103.566.000.000,00 yang berasal dari :

In 2010, there was additional paid in capital amounted to Rp103.566.000.000,00 which come from :

Setoran modal yang belum ditempatkan

Rp

70,449,000,000.00

Unauthorized capital

Setoran modal dari Provinsi

Rp

25,000,000,000.00

Paid Capital from the Government of Central Java Province

Setoran modal dari Pemkab / Pemkot

Rp

8,117,000,000.00

Paid Capital from Municipalities Governments

Jumlah

Rp 103,566,000,000.00

Total

Setoran modal yang belum ditempatkan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berasal dari : 31 Desember 2010

31 Desember 2009

55,500,000,000

51,056,000,000

2 Pemkot Semarang

2,000,000,000

-

2

Municipal Gov. of Semarang

3 Pemkot Magelang

635,000,000

-

3

Municipal Gov. of Magelang

4 Pemkot Salatiga

507,000,000

1,000,000,000

5 Pemkot Tegal

334,000,000

5,294,000,000

1 Pemda Propinsi Jawa Tengah

6 Pemkot Pekalongan 7 Pemkab. Tegal 8 Pemkab. Pemalang

Penambahan modal disetor tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputra, SH, MH, MM notaris di Semarang Nomor: 199 tanggal 30 November 2010. Penambahan modal disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia Semarang tanggal 15 Juli 2010 Nomor 12/67/DPB1/APBU/Sm.

This capital addition is in accordance with the General Meeting of Shareholders that has been engaged in the notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputra, SH, MH, MM, a notary in Semarang, No. 199, November 30, 2010. It also has been approved by Bank of Indonesia in Semarang with the decree No. 12/67/DPB1/APBU/Sm, July 15, 2010.

23. SETORAN MODAL YANG BELUM DITEMPATKAN

23. UNAUTHORISED CAPITAL STOCK

Akun ini merupakan setoran modal saham dari Pemerintah daerah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota se Jawa Tengah yang pada saat tanggal neraca belum di RUPS kan untuk ditempatkan sebagai modal saham. Rincian sebagai berikut :

This account consists of capital stock payments from the Government of Central Java Province and Regional Government in the entire Central Java Provice on the balance sheet date that have not been authorised. The unauthorised capital stock payment is as follows :

Saldo awal Setoran pada tahun berjalan Dialihkan menjadi modal disetor Saldo akhir

31 Desember 2010

31 Desember 2009

70,449,363,000

29,335,748,000

Beginning balance

109,121,495,000

104,652,615,000

Payment in current year

179,570,858,000

133,988,363,000

103,566,000,000

63,539,000,000

Divert to capital paid

76,004,858,000

70,449,363,000

Ending Balance

9 Pemkab. Cilacap 10 Pemkab. Semarang 11 Pemkab. Wonogiri 12 Pemkab. Kendal

1

Provincial Gov. of Central Java

4

Municipal Gov. of Salatiga 5 Municipal Gov. of Tegal

1,307,223,000

223,000

500,000,000

500,000,000

7. .District Gov. of Tegal

6

Municipal Gov. of Pekalongan

736,000,000

200,000,000

8 District Gov. of Pemalang

2,700,000,000

267,000,000

9 District Gov. of Cilacap

-

204,000,000

10..District Gov. of Semarang

1,300,000,000

-

11 District Gov. of Wonigiri

688,000,000

1,173,000,000

12..District Gov. of Kendal

13 Pemkab. Blora

1,100,000,000

1,000,000,000

13 District Gov. of Blora

14 Pemkab. Boyolali

1,575,195,000

-

14 District Gov. of Boyolali

15 Pemkab. Rembang

128,000,000

-

15 District Gov. of Rembang

16 Pemkab. Sragen

997,000,000

-

16 District Gov. of Sragen

500,000

-

17 District Gov. of Grobogan

17 Pemkab. Grobogan 18 Pemkab. Demak

2,161,000,000

3,000,000,000

18 District Gov. of Demak

29 Pemkab. Temanggung

160,000,000

-

19 District Gov. of Temanggung

20 Pemkab. Purbalingga

723,000,000

-

20 District Gov. of Purbalingga

140,000

1,263,140,000

21 District Gov. of Kudus

21 Pemkab. Kudus 22 Pemkab. Jepara

307,800,000

-

22 District Gov. of Jepara

23 Pemkab. Banjarnegara

1,324,000,00

1,750,000,000

23 District Gov. of Banjarnegara

24 Pemkab. Pekalongan

-

101,000,000

24 District Gov. of Pekalongan

25 Pemkab. Batang

-

695,000,000

25 District Gov. of Batang

26 Pemkab. Karanganyar

161,000,000

106,000,000

26 District Gov. of Karanganyar

27 Pemkab. Banyumas

567,000,000

1,500,000,000

27 District Gov. of Banyumas

28 Pemkab. Kebumen

87,000,000

86,000,000

28 District Gov. of Kebumen

29 Pemkab. Wonosobo

91,000,000

-

29 District Gov. of Wonosobo

415,000,000

1,254,000,000

30 District Gov. of Brebes

76,004,858,000

70,449,363,000

Total

30 Pemkab. Brebes

Jumlah

Dari jumlah modal yang belum ditempatkan sebesar Rp76.004.858.000,00 diantaranya sebesar Rp1.426.000.000,00 merupakan hasil penarikan kredit dari Assets Management Unit (AMU), dan sisanya sebesar Rp74.578.858.000,00 merupakan setoran tunai dari Pemerintah Daerah.

LA 94

The detail of unauthorised capital as of December 31, 2010 and 2009 are as follows :

Included in Rp76.004.858.000,00 of unauthorized shares are Rp1.426.000.000,00 which resulted from loan managed by Assets Management Unit (AMU), and the rest which amounted to Rp74.578.858.000,00 are cash deposits from local government. (Province and Municipals).

LA 95

24. PENGGUNAAN LABA BERSIH

24. APPROPRIATION OF NET INCOME

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank tanggal 30 April 2010, laba bersih untuk tahun 2009 dan RUPS tanggal 5 Mei 2009, laba bersih tahun 2008 dialokasikan untuk :

In accordance with Annual General Shareholders’ Meeting on April 30, 2010, the appropriation of net income for the year ended December 31, 2009 dan 2008 are as follows:

1. Pembagian deviden

Tahun 2004 (Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang

(According to the General Meeting of Shareholder

Saham Luar Biasa tanggal 7 Mei 2005 atas

in May 7, 2005 for the distribution of retained

pembagian laba tahun 2004)

earnings in 2004)

Tahun 2005

Laba |net income 2010

Laba |net income 2009

217,077,860,689

201,524,496,947

1. Dividen

15,412,528,109

14,106,714,786

2. Bonus and Commision

2004

6,990,742,420

2005

45,834,324,519

(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang

(According to the General Meeting of Shareholder

Saham Luar Biasa tanggal 29 April 2006 atas

in April 29, 2006 for the distribution of retained

pembagian laba tahun 2005)

earnings in 2005

2. Pembagian tantiem direksi

dan komisaris

3. Pembagian jasa produksi

93,343,480,096

86,534,618,989

3. Bonus

4. Pembagian cadangan sosial

19,823,550,238

20,152,449,695

4. Social reserve

5. Pembagian cadangan tujuan

86,831,144,276

80,609,798,779

5. Special reserve

1,667,157,970

120,914,698

6. Service charge

434,155,721,378

403,048,993,894

Total

6. Imbalan Jasa

Tahun 2006

(According to the General Meeting of Shareholder

Saham tanggal 23 April 2007 atas pembagian laba

in April 23, 2007 for the distribution of retained

tahun 2006)

earnings in 2006)

Tahun 2007

According to the decree of the Boards of Commissioners of Bank Jateng No. 106/KM/BPD/2006, dated on August 10, 2006, reserves for social fund is posted on demand deposits account of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at the Main Branch under the name of Reserves for Social Fund.

(According to the General Meeting of Shareholder earnings in 2007)

Tahun 2008

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank telah membentuk penyisihkan cadangan tujuan untuk pemupukan modal masing-masing sebesar Rp 339.080.519.274,00 dan Rp 252.249.374.998,00.

As of December 31, 2010 dan 2009, Bank has set up specific reserves for capital adequacy which amount to Rp339.080.519.274,00 and Rp252.249.374.998,00 respectively. The specific reserves are as follows: 31 Desember 2009 171,639,576,219 Beginning balance 80,609,798,779 Income paid

Saldo awal Pembagian laba tahun lalu Saldo akhir

252,249,374,998 86,831,144,276 339,080,519,274

Cadangan tujuan berasal dari pembagian laba ditahan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009 dengan rincian sebagai berikut :

LA 96

252,249,374,998

(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang

(According to the General Meeting of Shareholder

Saham tanggal 5 Mei 2009 atas pembagian laba

in May 5, 2009 for the distribution of retained

tahun 2008)

earnings in 2008) 2009

86,831,144,276

(According to the General Meeting of Shareholder

Saham tanggal 30 April 2010 atas pembagian laba

in April 30, 2010 for the distribution of retained

tahun 2009) Jumlah

earnings in 2009) Total

339,080,519,274

26. SALDO LABA

26. BALANCE OF RETAINED EARNING

Rincian :

The breakdown is as follows :

Ending Balance

Specific reserves comes from the distribution of retained earnings of PT. Bank Pembangunan daerah Jawa Tengah in 2004, 2005, 2006 2007, 2008 and 2009 with the following details :

2008

80,609,798,779

(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang

25. SPECIFIC RESERVES

31 Desember 2010

in May 14, 2008 for the distribution of retained

tahun 2007)

Tahun 2009

25. CADANGAN TUJUAN

2007

69,099,676,745

(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Mei 2008 atas pembagian laba

Berdasarkan surat persetujuan dewan komisaris Bank Jateng nomor 106/KM/BPD/2006 tanggal 10 Agustus 2006 dana cadangan sosial ditampung pada rekening giro PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah cabang utama atas nama Dana Cadangan Sosial.

2006

49,714,832,535

(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang

31 Desember 2010

31 Desember 2009

Saldo laba awal

434,155,721,378

403,048,993,894

Pembagian laba

Balance of Retained Earning at beginning of year

(434,155,721,378)

-403,048,993,894

Income paid

Laba tahun berjalan

382,586,909,313

434,155,721,378

Net Income in current year

Saldo laba akhir

382,586,909,313

434,155,721,378

Balance of Retained Earning at the end of year

LA 97

27. PENDAPATAN BUNGA

27. INCOME FROM INTEREST

29. BEBAN BUNGA

29. INTEREST EXPENSES

Akun ini terdiri dari :

This account consists of the following :

Terdiri atas :

Consist of the following :

2010 1) Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan : Rupiah Mata uang asing 2) Pendapatan bunga dari penempatan : Rupiah Mata uang asing 3) Pendapatan bunga dari surat berharga : Rupiah Mata uang asing

2,010,794,848,226 -

1,847,779,229,780 -

2,010,794,848,226

1,847,779,229,780

220,882,780,595 379,439,482

89,832,165,283 204,878,457

221,262,220,077

90,037,043,740

82,458,112,054 307,135,764

10,729,558,218

5) Antar Kantor Rupiah : 6) Pendapatan bagi hasil Syariah Rupiah : Pendapatan jual beli Murabahah Pendapatan bagi hasil Mudharabah Pendapatan bagi hasil Musyarakah Pendapatan bagi hasil dari penempatan Jumlah

2010 1) . Interest revenues from loans:

82,765,247,818 4) Pendapatan bunga dari PH kredit macet Rupiah

2009

-

Rupiahs Foreign currencies 2) Interest revenues from equity participation: Rupiahs Foreign currencies 3) Interest revenues from Securities Rupiahs Foreign currencies

100,181,034,102 2,585,288,132 102,766,322,234

4) Interest revenues from write-down asset Rupiahs

2,600,520,572 8,048,068

5) Interbank Rupiahs : 6) Sharia Revenues Rupiahs :

8,604,169,49

3,786,060,412

716,483,426

630,235,222

7,113,998,631

794,688,724

5,596,318,738

1,245,670,352

22,030,970,290

6,456,654,710

2,347,582,844,629

2,049,647,819,104

Pendapatan bunga termasuk beban bunga dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang jumlahnya tidak material.

Murabahah Margin Mudharabah Profit Sharing Revenues Musyarakah Profit Sharing Revenues Profit Sharing Revenues from Placement to other Banks Total

Interest revenues included immaterial interest expenses to related parties.

2009 a. Interest Expenses

a. Beban bunga : Rupiah

Rupiahs



Deposito berjangka dan



Sertifikat deposito

687,038,594,915

552,754,978,666

certificates of deposits

Time deposits and



Tabungan

190,149,454,054

149,886,676,421

Savings



Giro

163,754,233,219

148,111,515,598

Current account



Pinjaman yang diterima

6,475,917,208

Borrowings



sub jumlah

857,229,087,893

Subotal

4,052,102,820 1,044,994,385,008

Mata uang asing

Deposito berjangka dan



Sertifikat deposito



Tabungan



Giro



sub jumlah

Jumlah

Foreign currencies Time deposits and 276,981,249 -

19,584,742

certificates of deposits

-

Savings

25,044,351

50,886,814

Current account

302,025,600

70,471,556

Subotal

1,045,296,410,608

857,299,559,449

Rupiah

Provisi dan komisi



Premi asuransi penjaminan



pihak ketiga



Premi asuransi lainnya



Antar kantor (Net)



sub jumlah

Rupiahs -

-

Commission and Fees

32,894,966,227

26,084,536,230

Guarantee on third parties

4,245,342,132

3,732,801,692

Other Insurance

9,288,115

-

Interbank - net

37,149,596,474

29,817,337,922

Subotal

-

35,653,535

Commission and Fees

37,149,596,474

29,852,991,457

Mata uang asing

Provisi dan komisi valas

Jumlah

Foreign currencies

Rupiah

28. COMMISSION AND FEES

Akun ini terdiri atas :

This account consists of the following :

Rupiah Mata uang asing Jumlah

LA 98



Bagi hasil dan bonus



Beban Lainnya

Jumlah Jumlah (a+b+c)

2010

2009

36,303,034,411

50,352,126,726

Rupiahs

-

-

Foreign currencies

36,303,034,411

50,352,126,726

Total

Total c. Sharia expenses

c. Beban Syariah

28. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI

Total b. Other expenses

b. Beban lainnya

Rupiahs 7,552,122,480

2,883,341,883

Profit sharing and bonuses

257,747,340

109,199,819

Other expenses

7,809,869,820

2,992,541,702

Total

1,090,255,876,902

890,145,092,608

Total (a +b+c)

Beban bunga termasuk beban bunga dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang jumlahnya tidak material.

Interest expenses included immaterial interest expenses to related parties.

LA 99

30. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

30. OTHER OPERATING REVENUES

32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

32. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES

Terdiri atas :

Consist of the following :

Rincian akun adalah sebagai berikut :

The breakdown of this account is as follows :

2010

2009

Hasil penyertaan

180,427,071

180,625,886

Kenaikan surat berharga / Net

517,166,682

17,276,422,306

Koreksi penyisihan penghapusan rekening administratif

Participation Increase securities-net Correction allowance for administrative

821,697,675

-

accounts

3,673,733,032

3,871,590,918

Bank Guarantee Fees

Provisi transfer

30,247,725

38,112,695

Transfer Fees

Provisi transaksi SKBDN

30,447,262

4,895,463

Transaction Fees

Provisi/komisi Lainnya

8,820,758,459

7,427,744,740

Other Commission/Fees

Fee atas kredit kelolaan

1,014,908,090

979,100,269

Chaneling Fees

Lain-lain

69,149,961,519

51,354,925,854

Others

Jumlah

84,239,347,515

81,133,418,131

Total

Provisi bank garansi

Termasuk dalam pendapatan operasional lainnya sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp3.489.422.055,00 dan Rp1.805.081.657,00.

Included other operating revenues of sharia unit which were Rp3.489.422.055,00 in 2010 and Rp1.805.081.657,00 in 2009.

31. PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI

31. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES

Rincian akun adalah sebagai berikut :

The breakdown of this account is as follows :

Penyusutan dan amortisasi

2010

2009

27,105,883,622

29,935,189,410

Depreciation and amortization

Pendidikan dan pelatihan

9,315,504,961

9,623,924,286

Research and training

Sewa

7,247,912,436

18,358,449,238

Rent

28,158,417,362

18,458,776,548

Promotions and advertisment

1,677,348,606

1,595,099,615

Vehicle tax and landright tax

Beban pemeliharaan dan perbaikan

27,466,771,201

22,517,986,752

Repair and maintenace

Barang dan jasa

64,475,626,837

44,501,698,763

Goods and service

165,447,465,025

144,991,124,612

Total

Promosi dan iklan Pajak kendaraan, bumi dan bangunan

Jumlah

Termasuk dalam beban administrasi dan umum sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp1.590.455.636,00 dan Rp896.852.459,00.

Included general and administration expenses of sharia unit which were Rp1.590.455.636,00 in 2010 and Rp896.852.459,00 in 2009.

33. BEBAN TENAGA KERJA

33. PERSONNEL EXPENSES

Rincian akun adalah sebagai berikut :

The breakdown of this account is as follows : 2010

2009

128,123,227,261

127,360,511,699

3,062,048,806

2,035,210,529

Position allowance

212,250,000

256,950,000

Income tax allowance

a. Salaries

a. Gaji dan Upah:

2010

2009 a. Financial Instrument

a. Instrumen keuangan

Giro pada bank lain

-

-

Current account with other bank



Penempatan pada bank lain

-

-

Placements with other bank



Investasi keuangan

-

-

Financial investment



Kredit yang diberikan (Net)

21,174,509,908

4,534,716,248

Loans



Penyertaan

-

-

Equity Participation

21,174,509,908

4,534,716,248

Jumlah

Properti terbengkalai

Jumlah

88,412,500

88,573,583

88,412,500

88,573,583

c. Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Jumlah Jumlah (a + b + c)



Honorarium calon pegawai



Tunjangan jabatan



Tunjangan Pajak

49,842,878,642

40,115,055,968

Other allowance



Tunjangan lainnya

94,420,130,512

93,044,302,006

Sub total

275,660,535,221

262,812,030,202

Sub jumlah

Abondoned properties

Honororarium komisaris dan Direksi

Sub jumlah

3,911,200,000

3,535,427,028

3,911,200,000

3,535,427,028

7,228,615,866

7,105,339,960

Asuransi tenaga kerja (ASTEK)

Sub total Commissioners and directors fees Sub total c. Others

c. Lainnya:

Pre-personnel fees

b. Fees

b. Honorarium:

Employee insurance



Pengobatan dan rawat inap

11,428,428,646

12,244,106,278

Welfare allowance

Total



Cuti tahunan dan cuti besar

16,072,548,323

18,935,823,206

Furlough a year and the holiday

c. Reserve for losses commitment

13,646,808,375

13,045,929,750

Meal allowance

3,601,855,005

2,684,010,884

Overtime



ang makan

1,024,313,987

164,668,015

and contingencies



Uang lembur

1,024,313,987

164,668,015

Total



Pakaian dinas

22,287,236,395

4,787,957,846

Total (a+b+c)



Beban pegawai lainnya

Termasuk dalam beban penyisihan kerugian penurunan nilai sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp3.939.493.595,00 dan Rp1.477.122.583,00.

LA 100

Gaji

Total b. Non earning assets

b. Aset non produktif



Included Allowance for earning assets write-off of sharia unit which were Rp3.939.493.595 in 2010 and Rp1.477.122.583,00 in 2009.

6,786,476,423

5,829,359,000

Uniforms

287,402,861,158

134,507,486,793

Other personnel expenses

Sub jumlah

346,167,593,796

194,352,055,871

Sub total

Jumlah (a + b + c)

625,739,329,017

460,699,513,101

Total (a+b+c)

Termasuk dalam beban tenaga kerja sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp4.049.017.781,00 dan Rp2.093.855.144,00.

Included personnel expenses of sharia unit which were Rp4.049.017.781,00 in 2010 and Rp2.093.855.144,00 in 2009.

LA 101

34. BEBAN LAIN-LAIN

34. OTHER EXPENSES

36. PAJAK PENGHASILAN

36. INCOME TAX

Rincian akun adalah sebagai berikut :

The breakdown of this account are as follows :

Beban (penghasilan) pajak Bank terdiri dari :

Income tax exp. (revenue) consist of the following :

Beban cover transfer

2010

2009

266,993,857

257,824,590

Cover/transfer expenses

Beban pemasaran

5,604,195,221

4,454,854,156

Marketing expenses

Beban pembukaan cabang baru

1,080,554,625

-

Opened new office expenses

Beban selisih kurs Beban upah penagihan kredit kolektif

101,489,307

73,634,039

35,185,599,941

-

Beban pelayanan KPE

Foreign exchange expenses

15,664,500

-

KPE Service expenses

Lain-lain

14,286,424,584

50,434,392,630

other expenses

Jumlah

56,540,922,035

55,220,705,415

Total

Termasuk dalam beban lain-lain sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing Rp 40.252.529,00 dan Rp 45.397.519,00.

Included other expenses of sharia unit which amounted to Rp 40.252.529,00 in 2010 and Rp 45.397.519,00 in 2009.

35. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

35. NON OPERATING REVENUES (EXPENSES)

a. Pendapatan Non Operasional terdiri dari :

a. Non Operating Revenues consist of the following :

Keuntungan penjualan aktiva tetap Sewa

2010

2009

1,041,050,000

5,504,784,206

Pajak tangguhan Jumlah

Gain on sale of fixed assets

785,827,000

Rent

4,389,104,458

Others

Jumlah

38,092,960,170

10,679,715,664

Total

b. Non Operating Expenses consist of the following:



Beban promosi



Beban telepon



Beban detasering



Beban jamuan tamu

526,866,247,147

606,075,032,266

-

-

5,434,726,546

-

Promotion expenses

342,050,000

-

Telephone expenses



Beban tenaga kerja



Beban pajak



Beban pengobatan dan rawat inap

Add (less) permanent differences :

Beban reparasi, service dan BBM

217,619,275

-

Reparation, service and BBM expenses

Beban penyusutan

521,516,714

-

Depreciation expenses

1,280,177,628

Membership payment expenses

-

171,347,576

Penalties



Beban iuran BMPD

10,989,788,704

12,051,828,991

Vacation and sports



Beban denda

5,000,000

1,000,000

Representatif



Beban rekreasi dan olahraga

Lainnya

4,275,878,539

4,195,747,878

Others



Beban Representatif

Jumlah

19,081,110,204

29,893,653,777

Total



Beban lainnya

Beban non operasional

Total Non Operating

-

-

Personnel expenses

7,765,970,632

3,226,108,789

Tax expenses

11,428,428,646

-

Welfare expenses

-

-

Non operating expenses

1,509,882,600

1,280,177,628

Membership payment expenses

-

171,347,576

Penalties

10,989,788,704

12,051,828,991

Vacation and sports expenses

5,000,000

1,000,000

Representatif Others

4,275,878,539

4,195,747,878

45,044,386,326

23,232,984,250

-

-

Non-deductible expenses write-down

571,910,633,473

629,308,016,516

Profit before compensation

Ditambah (dikurangi) beda temporer :

General & adm expenses

Meeting expenses

1,509,882,600

Revenues (Expenses)

Profit before income tax

Detasering expenses

Beban iuran keanggotaan

Beban yang tidak dapat dikurangkan

Penghasilan Kena Pajak

LA 102

2009

-

Foreign exchange loss

Termasuk dalam pendapatan (beban) non operasional sehubungan unit syariah pada tahun 2010, pendapatan non operasional sebesar Rp 1.117.199.962,00 dan beban non operasional sebesar Rp 1.243.545.390,00, sedangkan pada tahun 2009, pendapatan non operasional sebesar Rp 406.558.291,00 dan beban non operasional sebesar Rp 491.880.394,00.

2010

2,306,773,388

12,193,551,704

(19,213,938,113)

Total

3,850,000

2,300,560,361

19,011,849,966

Deferred tax

2,549,674,670

Kerugian Selisih kurs / Net

Non Operasional

(4,286,933,736) 171,919,310,888

The reconciliation between accounting income and taxable income for the year ended December 31, 2010 and 2009 is as follows :

2009

Jumlah Pendapatan (Beban)

1,301,679,584 144,279,337,834

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran Pajak Penghasilan menurut laporan laba-rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

2010

Representatif

Current tax

Current Tax

Beban administrasi dan umum

757,421,727

Rekreasi dan olahraga

2009 176,206,244,624

Ditambah (dikurangi) beda tetap :

36,294,488,443

Denda

2010 142,977,658,250

Pajak Kini

Laba sebelum pajak penghasilan

Lainnya

b. Beban Non Operasional terdiri dari :

Pajak kini

Add (less) temporary differences :

Included non-operating revenues of sharia unit which were Rp1.117.199.962,00 in 2010 and Rp406.558.291,00 in 2009 . The non-operating expenses comprise of Rp1.243.545.390,00 in 2010 and Rp491.880.394,00 in 2009.

LA 103

Tarif beban pajak penghasilan badan tahun 2010 sebesar 25% dan 2009 sebesar 28%.

Pajak penghasilan

The income tax rate for 2010 and 2009 is 25% and 28%.

2010

2009

142,977,658,250

176,206,244,624

Pajak penghasilan dibayar di muka :

37. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

37. COMMITMENT AND CONTINGENCIES

Bank memiliki komitmen dan kontinjensi sebagai berikut :

The breakdown are as follows :

Current tax expense

KOMITMEN

Prepaid income tax

Tagihan Komitmen



PPh Ps 23

33,489,071

42,496,695

Income tax Art. 23

1. Fasilitas pinjaman yang belum



PPh Ps 25

170,193,951,000

145,003,344,000

Income tax Art. 25

digunakan

Jumlah

170,227,440,071

145,045,840,695

Total

Kekurangan (kelebihan) Pajak Penghasilan Badan

571,910,633,473

629,308,016,516

Taxes payable (receivable)

31 Desember 2009

Deferred Tax

Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut :

The impact of significant temporary differences between commerce and fiscal statement is as follows :

COMMITMENT Committed Claims 1. Unused Borrowings



a. Rupiah

-

-

a. Rupiahs



b. Mata uang asing

-

-

Foreign currencies

2. Lainnya

-

-

Others

Jumlah Tagihan Komitmen

-

-

Total Committed Claims Committed Liabilities

Kewajiban Komitmen

Pajak Tangguhan

1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

a. Rupiah



b. Mata uang asing

1. Undisbursed credits to customers 464,414,323,588

404,602,173,907

a. Rupiahs

-

-

b. Foreign currencies

2. Fasilitas kredit kepada bank lain

2010

2009

Biaya pajak tangguhanPenghasilan

41,848,595,901

43,271,892,459

Deferred tax expense

pajak tangguhan

40,546,916,317

47,558,826,195

Deferred tax revenue

Aktiva pajak tangguhan

27,468,304,515

29,846,190,580

Deferred tax assets

Kewajiban pajak tangguhan

29,956,202,679

31,032,885,958

Deferred tax liability

Manajemen berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasikan pada periode mendatang.

31 Desember 2010

Management belief that deferred tax assets because of temporary differences can be realized in the future.

yang belum ditarik

2. Undisbursed credits to other banks



a. Rupiah

-

-

a. Rupiahs



b. Mata uang asing

-

-

b. Foreign currencies

-

-

3. Irrevocable L/C

3. Irrevocable L/C yang masih berjalan 4. Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH KONTINJENSI

-

-

464,414,323,588

404,602,173,907

Total Committed Liabilities

(464,414,323,588)

(404,602,173,907)

TOTAL COMMITMENT- NET

31 Desember 2010

Tagihan Kontinjensi 1. Garansi yang diterima

31 Desember 2009

4. Others

CONTINGENCIES Contingencies Claims

2,000,000,000

2,000,000,000

1. Received guarantees

6,990,370,315

4,374,770,806

Loans

39,714,875,903

53,911,248,763

Others

2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian

a. Kredit yang Diberikan



b. Lainnya

3. Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi

2. Interest revenues in progress

-

329,308,505

48,705,246,218

60,615,328,074

1. Garansi yang diberikan Rupiah



Mata uang asing



1. Issued guarantees

a. Bank Garansi



b. Lainnya

Total Contingencies Claims Contingencies Liabilities

Kewajiban Kontinjensi

3 Others

a. Bank Guarantee 312,685,130,487

290,564,044,369

Rupiahs

-

Foreign currencies

2,166,112,120 -

-

b. Others

-

2. Irrevocable L/C

109,536,000

3. Others

2. Revocable L/C yang masih berjalan 3. Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH

LA 104

- 116,508,000 314,967,750,607

290,673,580,369

Total Contingencies Liabilities

(266,262,504,389)

(230,058,252,295)

TOTAL CONTINGENCIES-NET

LA 105

38. REKENING ADMINISTRATIF LAINNYA

38. OTHER ADMINISTRATIVE ACCOUNT

Bank memiliki rekening administratif lainnya sebagai berikut :

The breakdown are as follows :

KONTINJENSI

31 Desember 2010

31 Desember 2009

187,776,576,485

196,521,086,766

1. Penerusan kredit a. Kredit yang diberikan



b. Lainnya

1. Channeling



Rupiah



Mata uang asing

2.Write-off of Productive assets 146,241,569,803

Jumlah JUMLAH REKENING ADMINISTRATIF LAINNYA

160,291,446,290

Current accounts with Bank of Indonesia Placements with other banks

(523,005,000)

(78,240,870)

Allowance for imparment losses

Penempatan pada bank lain - bersih

51,801,109,882

7,745,846,156

Placements with other banks - net

Pembiayaan yang diberikan : Piutang Murabahah Piutang Istisna Piutang Qardh Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Musyarakah

58,064,830,830 7,571,704,196 1,656,620,000 5,809,922,674 99,845,343,070

43,069,280,688 702,965,000 2,850,008,608 12,582,500,000

Financing : Murabahah receivables Istisna receivables Qardh receivables Mudharabah financing Mudharabah financing

Others

166,481,296,031

174,225,163,436

Total

370,746,250,202

TOTAL OTHER ADMINISTRATIVE ACCOUNT

Foreign Exchange based on currencies is as follows :

Mata uang

Aktiva, Tagihan dan Komitmen & Kontinjensi

Kewajiban, Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi

Posisi Devisa Neto

Currencies

Assets, Receivables, and Commitment & Contingencies Claims

Liabilities, Commitment and Contingencies Liabilities

Balance

Dikurangi :

172,948,420,770

59,204,754,296

(3,232,633,625)

(602,576,957)

Pembiayaan yang diberikan - bersih

169,715,787,145

58,602,177,339

2,119,754,900

954,213,000

Fixed Assets

Dikurangi : Akumulasi penyusutan

(911,157,452)

(459,829,942)

Less : Accumulated Depreciation

Aset Tetap - bersih

1,208,597,448

494,383,058

Fixed assets - net

Aset Tetap

2009

Aset lain-lain

51,910

72,604

6,107

(1,139)

45,803

962

579

964

1046

(2)

(467)

Yen Jepang (¥)

32

17

-

-

32

17

Dollar Singapura ($)

24

6

-

-

24

6

380

5,812

481

1329

(101)

4,483

6

2

-

-

6

2



72,869

58,326

74,049

8,482

(1,180)

49,844



JUMLAH ASET

Bank’s capital as of December 31, 2010 and 2009 amount to Rp1.547.371 milions and Rp1.390.190 milions.

96,301,457,837

Other Assets

168,784,393,906

TOTAL ASSETS LIABILITIES AND EQUITIES LIABILITIES

381,830,361

106,532,927

Giro Wadiah

9,512,457,368

2,025,305,010

Wadiah demand deposits

Tabungan Wadiah

6,678,565,955

2,732,342,623

Wadiah savings deposits

16,191,023,323

4,757,647,633

Simpanan dari bank lain :

Giro Wadiah



Tabungan Wadiah

Jumlah Kewajiban pajak tangguhan

LA 106

61,857,773,763

KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan :

Less: Allowance for imparment losses

306,334,581,387

KEWAJIBAN, INVESTASI TIDAK TERIKAT DAN EKUITAS

Jumlah

Total Modal Bank per 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp1.547.371 juta dan Rp1.390.190 juta.

Less:

Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai

71,465

Real Saudi Arabia

Penyisihan kerugian penurunan nilai

Jumlah pembiayaan

( dalam jutaan rupiah | in million rupiahs )

Euro (€)

Cash

ASSETS

7,824,087,026

Posisi devisa neto per jenis mata uang adalah sebagai berikut :

Poundsterling Inggris (£)

432,776,900 5,207,752,616

39. FOREIGN EXCHANGE

Dollar Amerika Serikat ($)

Kas

52,324,114,882

Transfered to AMU

2010

4,938,976,200

ASET 16,812,336,949

-

2009

31 Desember 2009

Penempatan pada bank lain

13,933,717,146

2010

31 Desember 2010

Giro pada Bank Indonesia

1,957,062,731

2009

There is an financial information of Sharia business unit :

a. Loans

39. POSISI DEVISA NETO

2010

Berikut ini informasi keuangan Unit Usaha Syariah :

b. Others 18,282,663,497

354,257,872,516

40. FINANCIAL INFORMATION OF SHARIA BUSINESS UNIT

CONTINGENCIES

2. Aktiva produktif yang dihapusbuku

40. INFORMASI KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH

Current Liabilites Savings

Total Interbank’s Savings

5,233,665,784

-

Wadiah demand deposits

55,877,477

-

Wadiah savings deposits

5,289,543,261

-

Total

94,933,762

71,997,915

Deferred Tax Liability

Kewajiban lain-lain

152,385,009,089

106,182,938,211

Other Liabilities

JUMLAH KEWAJIBAN

174,342,339,796

111,119,116,686

TOTAL LIABILITIES

LA 107

40. FINANCIAL INFORMATION OF SHARIA

40. INFORMASI KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH (lanjutan)

BUSINESS UNIT (continued) NON CONTRACTUAL INVESTMENT

INVESTASI TIDAK TERIKAT Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah JUMLAH INVESTASI TIDAK TERIKAT

26,790,615,414

15,571,081,212

Mudharabah demand deposits

97,109,167,287

41,464,296,763

Mudharabah savings deposits

123,899,782,701

57,035,377,975 TOTAL NON CONTRACTUAL INVESTMENT EQUITIES

EKUITAS Saldo laba

8,092,458,890

629,899,245

Retained earnings

JUMLAH EKUITAS

8,092,458,890

629,899,245

TOTAL LIABILITIES

306,334,581,387

168,784,393,906

TOTAL LIABILITIES AND EQUITIES

JUMLAH KEWAJIBAN, INVESTASI TIDAK TERIKAT DAN EKUITAS

OPERATING REVENUES AND EXPENSES

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

OPERATING REVENUES

PENDAPATAN OPERASIONAL

Pendapatan Murabahah



Pendapatan Istishna



Pendapatan Mudharabah dan



Musyarakah



Pendapatan penempatan



Jumlah pendapatan operasional

8,414,125,577

3,786,060,412

Murabahah revenues

190,043,918

-

Istishna revenues

7,830,482,057

1,424,923,946

Musyarakah revenues

Mudharabah and 1,245,670,352

Placement revenues

22,030,970,290

5,596,318,738

6,456,654,710

Total Operating Revenues

Hak pihak ketiga atas bagi hasil

(7,809,869,820)

(2,992,541,702)

Pendapatan operasional - bersih

14,221,100,470

3,464,113,008

Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya :

3,489,422,055

1,805,081,657

Administrasi dan umum

1,590,455,636

896,852,459



Tenaga kerja

4,049,017,781

2,093,855,144



Penyisihan atas kerugian aset



produktif

3,939,493,595

1,477,122,583

lain-lain



Jumlah beban operasional lainnya



LABA OPERASIONAL Pendapatan (beban) non operasional Beban (Penghasilan) pajak tangguhan LABA BERSIH

LA 108

General and administrative Personnel Loss allowance of productive assets

40,252,529

45,397,519

9,619,219,541

4,513,227,705

(6,129,797,486)

(2,708,146,048)

8,091,302,984

755,966,960

OPERATIONAL INCOME

(126,345,428)

(85,322,103)

Non operating revenues (expenses)

127,501,334

(40,745,612)

Tax expenses (revenue)

8,092,458,890

629,899,245

NET INCOME

Pendapatan (beban) operasional lainnya - bersih

Other Operating Revenues Other Operating Expenses :





Operating Revenues - Net

Others Total Other Operating Expenses Other Operating Revenues (Expenses)-Net