21 Des 2010 ... Ikhtisar Keuangan. • Komposisi Kepemilikan Saham. • Rangkaian Peristiwa 2010
. • Penghargaan. LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN ...
Laporan Tahunan | annual Report
2010
Daftar Isi | list of contents BAGIAN AWAL • Sejarah Singkat • Profil Perusahaan • Visi, Misi, Filosofi dan Budaya Perusahaan • Ikhtisar Keuangan • Komposisi Kepemilikan Saham • Rangkaian Peristiwa 2010 • Penghargaan
• Brief History • Company Profile • Vision, Mission, Philosophy and Company’s Culture • Financial Highlights • Composition of Stock Ownership • 2010 Highlights • Awards
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI • Laporan Dewan Komisaris • Laporan Direksi
REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONER
LAPORAN MANAJEMEN • Pengantar • Prospek Usaha Tahun 2010 • Tantangan Tahun 2010 • Rencana Bisnis Tahun 2010 • Penghimpunan Dana • Penyaluran Dana • Jasa Layanan Perbankan Lainnya • Prospek Usaha Tahun 2011 • Bank Jateng Syariah • Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan Unit Usaha Syariah Bank Jateng • Jaringan Kantor • Produk dan Jasa Bank Jateng Syariah • Informasi Keuangan
MANAGEMENT REPORT
UNIT PENDUKUNG • Pengembangan Teknologi Informasi • Pengembangan SDM • Jaringan Kantor TATA KELOLA PERUSAHAAN • Dewan Komisaris • Dewan Direksi • Komite • Fungsi Kepatuhan • Implementasi Manajemen Resiko • Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait • Remunerasi dan Risiko Gaji Tertinggi dan Terendah • Etika Perusahaan • Komunikasi dengan Pihak Eksternal (website) • Rekapitulasi Siaran Pers • Profil Korporate Governance • Konflik Interes, Hukum, Politik dan Tanggung jawab Sosial
2
Early Part
• Report From The Board of Commissioners • Director’s Report
• Preface • Business Prospect In 2010 • Chalenges In 2010 • Business Plan In 2010 • Fund Rise • Fund Distribution • Other Banking Servises • Business Prospect In 2011 • Sharia Bank Jateng • Vision, Mision Strategy and Policy Unit Sharia Bank Jateng • Network Office • Product and Services Bank Jateng Sharia • Financial Information
6 8 10 12 14 16 18
21 25
30 30 32 32 36 42 51 52 56 56 57 57 61
SUPPORTING UNIT • Development of Information Technology • Human Resource Development • Office Network
68 71 78
CORPORATE GOVERNANCE • Commissionare Board • Board of Director • Committee • Compliance Function • Risk Management Implementation • Fund Providing to Related Party • Lowest and Highest Salary Ratio and Remuneration • Code Of Conduct • Communication With External Party ( Via Website ) • Recapitulation Press Release • Corporate Governance Profile • Conflict of Interest, Law, Politics and Social Responsipility
83 90 96 104 109 111 112 114 116 116 117 120
TATA KELOLA UNIT USAHA SYARIAH • Dewan Pengawas Syariah • Direksi • Kesimpulan Umum Hasil Self Asesment Pelaksanaan Good Corporate Governance • Laporan Komite Audit • Laporan Komite Pemantau Risiko • Laporan Komite Remunerasi Dan Nominasi
SHARIA BUSINESS UNIT CORPORATE GOVERNANCE
PENGELOLAAN RISIKO • Penerapan Manajemen Risiko • Organisasi Manajemen Risiko • Pemahaman Risiko • Perangkat dan Proses Manajemen Risiko • Pengelolaan Risiko
RISK MANAGEMENT
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN • Total Aktiva • Dana Dihimpun • Kredit Yang Diberikan • Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain • Investasi Keuangan • Penyertaan Saham • Simpanan Nasabah • Kewajiban • Ekuitas • Rasio Kecukupan Modal • Hasil Operasional • Tingkat Kolektibilitas • Kemampuan Membayar Hutang • Kerjasama Dengan Pihak Ketiga • Kejadian Penting Selama Tahun 2010 • Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan • Hal – hal Kejadian Penting Yang Akan Terjadi Dimasa Mendatang • Deviden • Jaringan Operasional • Peningkatan Aktiva Tetap • Peningkatan Modal Disetor • Pihak Terafiliasi • Perubahan Peraturan • Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi
MANAGEMENT’S DISCUSSION AND ANALYSIS
DATA PERUSAHAAN • Struktur Organisasi • Dewan Komisaris • Dewan Direksi • Kepala Divisi • Daftar Pemimpin Cabang • Produk dan Jasa • Alamat Kantor • Daftar Bank Koresponden Dalam Negeri Dan Luar Negeri
CORPORATE DATA
• Sharia Supervising Board
126
• Director
130
• General Conclusion Corporate Governance Implementation Self Asesment Result
134
• Audit Committee Report
140
• Risk Monitoring Committe Report
146
• Remuneration And Nomination Committe Report
150
• Application of Risk Management
156
• Risk management Organization
156
• Understanding Risk
157
• Devices and Risk Management Process
157
• Risk Management
158 164
• Total Asset
170
• Compiled Fund
170
• Loan Given
171
• Placemen at Bank Of Indonesia and Other Banks
172
• Financial Investment
173
• Share Participation
173
• Costumer’s Saving
174
• Liabilities
176
• Equity
177
• Capital Adequase Ratio
177
• Operational Result
179
• Non Performing Loan
181
• Debt To Equity ratio
181
• Cooperation With The Third Parties
182
• Important Event In 2010
183
• Significant Events After The Reporting Date
186
• Important Events That Will Happen In The Future
187
• Deviden
188
• Network Operation
188
• Increased Fixed Asset
189
• Paid In Capital Improvement
189
• Affiliated Party
190
• Rule Changes
191
• Impact of Changes In Accounting Policies
192
• Organizational Structure
196
• The Board of Commissioner
198
• The Board of Director
202
• Head of Division
206
• Head of Branch List
210
• Product and Services
212
• Office Addres
226
• List of Coresspondent Banks
232
3
• Paket Kebijakan Renumerasi Direksi & Komisaris
Daftar Tabel | list of table • Ikhtisar Keuangan • Komposisi Kepemilikan Saham • • • • • • • • • • •
Pencapaian Rasio Keuangan 2010 Komposisi Modal disetor 2010 Pertumbuhan Simpanan Nasabah Suku Bunga Dana Tahun 2010 Pertumbuhan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Pertumbuhan Aktiva Produktif Perkembangan Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tingkat Suku Bunga Kredit Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Sektor Usaha Perkembangan Kredit Berdasarkan Kolektibilitas Target Usaha Tahun 2011
• Susunan Keanggotaan Dewan Syariah • Informasi Keuangan Unit Usaha Syariah • Jumlah ATM Bank Jateng • Perkembangan BPD Card • Klasisfikasi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan • Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin • Perkembangan Pejabat Bank Jateng 2010 & 2009 • Anggaran Pendidikan • Pertumbuhan Jaringan Kantor • Tata Kelola Governance • Latar Belakang & Persetujuan Komposisi Dewan Komisaris • Masa Jabatan Dewan Komisaris • Rapat Komisaris & Direksi • Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris & Direksi • Rapat Komisaris Dengan Pihak Eksternal • Program Pelatihan Dewan Komisaris • Proper & Tes Direksi • Tugas & Tanggung Jawab Dewan Direksi • Rapat Dewan Direksi • Program Pelatihan peningkatan Kompetensi Dalam Pengambilan Keputusan Tahun 2010 • Susunan Komite Audit • Komite Pemantau Resiko • Komite Remunerasi & Nominasi • Kajian Kebijakan • Penyimpangan Unit Operasional & Kantor Pusat • Klasifikasi Pemberian Sanksi • Jenis Risiko 2010 • Pegawai yang Lulus Ujian Manajemen Risiko • Persediaan Dana 2010 • Rasio Gaji Terendah & Tertinggi • Rasio Gaji Direksi & Pegawai Tertinggi • Jumlah Remunerasi & Fasilitas Lainnya Yang Diterima Direksi & Dewan Komisaris
4
Financial Highlight
12
Composition of Stock Ownership
14
Financial Ratio Earning in 2010
33
Capital Paid Composition in 2010
34
Growth of Third Party Funds
38
Fund Interest Rate Policy in 2010
39
Growth of Financial Institution Pension Funds
40
Growth of Earning Assets
42
Loan Growth By Type
46
Credit Interest Rate
48
Loan Growth by Business Sector
49
Loan Growth by Collectibility
49
Business Target in 2011
53
Sharia Superfising Board
56
Financial Information - Sharia Bussiness Unit
61
Total of Bank Jateng ATM
70
Development of BPD Card
71
Classification of Human Resource Based in Education
73
Composition of Employees by Gender
73
Growth of Bank Jateng’s Officers in 2010 & 2009
74
Education Budget
76
Growth of Office Network
78
Organizational Structure
82
Composition, profesionalism background & agreement Commissioner Board
83
Commissioner Board members Terms of Office
85
Commissioner & Directors Meeting
86
Attendance Board of Commissioners & Directors
87
Commissioner Meeting with Exsternal Right
88
Training Program Board of Commissioners
89
Proper & Test Board of Directors
90
Board of Directors Job & Responsibility
92
Board of DIrectors Meeting
94
Competency Training Program improvement in Decision Making Year 2010
95
Audit Committee Board
97
Risk Oversight Committee Board
99
Remuneration & Nomination Cmmittee Board
101
Studies for Decision Policy
104
Internal Fraud Operational Unit & Head Office
107
Clasification of Sanction Given
108
Type of Risk 2010
110
Officer Who Passed Risk Management Test
111
Stock Funds in 2010
112
Lowest & Highest Salary Ratio
113
Highest Employee & Director salary ratio
113
Total Remuneration & Facilities accepted by Director & Commissioner Board
114
• • • • • • • • •
Rekapitulasi Siaran Pers Permasalahan Hukum 2010 Susunan Keanggotaan Dewan Syariah Rapat Dewan Syariah Penyediaan Dana Oleh Nasabah Inti Penempatan Dana Oleh Nasabah Inti Komite Pemantau Audit Komite Pemantau Risiko Susunan Komite Remunerasi & Nominasi
• Program Bantuan Sosial • Program Bantuan Kemitraan • Program Bantuan Non Kemitraan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Perkembangan Simpanan Nasabah Perkembangan Kredit Perkembangan Kolektibilitas Kredit Kewajiban Segera Dibayar Pertumbuhan Modal Sendiri Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Perkembangan Pendapatan Perkembangan Biaya Perkembangan Hasil Usaha Perkembangan Kolektibilitas Kredit Perkembangan Kemampuan Membayar Hutang Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Perkembangan Rata-rata Bunga Dana & Kredit Promosi, Rotasi, Mutasi & Sanksi Rencana Reposisi Direksi Pembagian Deviden Peningkatan Aktiva Tetap Perubahan Modal Disetor Penyediaan Kredit Untuk Pihak Terafiliasi Perubahan Peraturan Perundang-undangan
Package of Remuneration policy for Commissioner Board & Director
114
Recapitulation Press releases
116
Law Matters in 2010
120
Composition of Sharia Board
127
Sharia Board Meeting
129
Provision of Funds by Core Customer
133
Placement of Funds by Core Customer
133
Audit Committee Board
140
Risk Oversight Committee Board
146
Remuneration & Nomination Committee Board
150
Social Assistance Program
165
Partnership Program
166
Non Partnership Program
166
Development of Saving
170
Development of Loan
171
Development of Credit Collectibility
172
Current Liabilities
177
Growth of Own Capital
177
Calculation Providing Minimum Capital
178
Development of Revenue
179
Development of Cost
180
Operations Result
180
Development Credit Collectibility
181
Development of Ability to Pay Debt
181
Cooperation with Third Parties
182
Average Growth rate of Funds & Loan
183
Promotion, Rotation, Mutation & Fired
184
Director Repositioning Plan
187
Devident Distribution
188
Increased Fixed Assets
189
Changes in Paid-in Capital
189
Loan Disbursement for Afiliations
190
Changes in Regulations Legislation
191
Daftar Grafik | list of chart • Pertumbuhan Jumlah Aktiva • Pertumbuhan Car Bank Jateng • Komposisi Kepemilikan Saham • • • • • • •
Portofolio Dana Potensi Penyaluran Kredit Penyaluran Kredit Per Cabang Koordinator Penyaluran Kredit Per Cabang Penyaluran Kredit Kepada Kelompok Lapangan Usaha Penyaluran Kredit Kepada Bukan Lapangan Usaha Penyaluran Kur Per Kantor Cabang Koordinator
Growth in Total Assets
12
Growth in Capital Adequancy Ratio
13
Composition of Stock Ownership
15
Fund Portofolio
38
Potential Availibility Credit
43
Distribution of Loans per Branch Office Coordinator
44
Distribution of Loans per Branch Office
44
Lending Bussiness in the Group of Field Position
45
Lending Bussiness in the Group of Non Financial Field
45
Distribution of KUR per Branch Office Coordinator
46
• Pejabat Yang Mengikuti Ujian Manajemen Risiko • Grafik Inherent Risk • Grafik Risk Control System
Official to Follow Examination of The Risk Management
157
Inherent Risk Graphic
161
Risk Control System Graphic
161
• Alokasi Kredit Bank Jateng 2010 & 2009 • Jumlah Tabungan Bank Jateng • Tabungan Mudharobah & Wadiah Bank Jateng 2010 & 2009
Bank jateng Loan Alocation in 2010 & 2009
171
Bank Jateng Total Savings
175
Bank Jateng Mudharobah & Wadiah Saving 2010 & 2009
175
5
Sejarah Singkat | brief history Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di Semarang berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi Daerah No. DU 57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan ijin usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral No. 4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan operasional Jawa Tengah. Operasional pertama dimulai pada tanggal 6 April 1963 dengan menempati Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang sebagai Kantor Pusat. Tujuan pendirian bank adalah untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai pemegang Kas Daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah merupakan Bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama-sama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten Se-Jawa Tengah. Bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota se Jawa Tengah ini sempat mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan usaha. Pada tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 1969, menetapkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kemudian melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 1993, status badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah (Perusda). Sampai akhirnya pada tahun 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 tahun 1998 dan akte pendirian No. 1 tanggal 1 Mei 1999 dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2.8223.HT.01.01 tahun 1999 tanggal 15 Mei 1999, Bank kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas. Pada tanggal 7 Mei 1999, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah mengikuti Program Rekapitalisasi Perbankan. Pada tanggal 7 Mei 2005, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah menyelesaikan program rekapitalisasi, disertai pembelian kembali kepemilikan saham yang dimiliki Pemerintah Pusat oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota se Jawa Tengah. Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih menampilkan citra positif perusahaan terutama setelah lepas dari program rekapitalisasi, maka manajemen mengubah logo dan call name perusahaan yang merepresentasikan wajah baru Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.68 tanggal 7 Mei 2005 Notaris Prof. DR. Liliana Tedjosaputro dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C.17331 HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005, maka nama sebutan (call name) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari sebelumnya Bank BPD Jateng menjadi Bank Jateng.
6
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was first established in Semarang, based on Agreement Letter by District Autonomy and General Government Ministry No. DU 57/1/35 dated March 13th, 1963 and business permission from the Central Bank Ministry No. 4/Kep/MUBS/63 dated March 14th, 1963 as the operational foundament basis in Central Java. And was operated for the first time at April, 6th 1963 located at Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang as the Head Office. The aim of bank establishment was to handle the regional financial as the regional cash holder and to help increasing regional economy by distributing credits to small entrepreneurs. This bank, which stock is owned by both Central Java Provincial Government and all Regional Government, has undergone several business change. In 1969, through the Central Java Provincial Government’s Decree No. 3 year 1969, Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was stated as Badan Usaha Milik Daerah / BUMD (Regional Owned Enterprise). Later on, through the Regional Rules of Central Java Provincial Government No. 1 year 1993, the status had changed into Perusahaan Daerah or Perusda (Regional Company). Than it was in 1999, the Bank status turned into Perseroan Terbatas (Limited Company) based on Central Java Provincial Government’s Decree No. 6 year 1998 and an Establishment Letter No. 1 dated May 1st, 1999 and it was legalized based on Indonesian Ministry of Law Decree No. C2.8223.HT.01.01 year 1999 dated May 15th, 1999. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (the corporate name after became a Limited Company) participated in Banking Recapitalization Program on May 7th, 1999. And finished the program on May 7th, 2005. That was done together with repurchasing of State Government’s stock by Central Java Provincial Government and all Central Java Districts Government. As the progress of company development, Bank Jateng management has felt the urge to change the company’s logo and call name, representing the new face of Bank Jateng, after setting out of the recapitalization program, especially to present the company’s positive image. The call name of PT. Bank Pembangunan daerah Jawa Tengah (BPD Jateng) was then changed into Bank Jateng, based on Minister of Justice and Human Rights Decree No. C.17331 HT. 01.04.TH.2005 dated June 22nd, 2005 and Bank’s Statutes Change No. 68 dated May 7th, 2005 by The Notary Prof. DR. Liliana Tedjosaputro.
7
Visi, Misi, Filosofi dan Budaya Perusahaan | vision, mission, philosophy and company’s culture Visi : Misi :
Bank terpercaya, Menjadi kebanggaan masyarakat, Mampu menunjang pembangunan daerah 1. Memberikan layanan prima yang didukung oleh kehandalan SDM dengan teknologi modern serta jaringan yang luas. 2. Membangun budaya Bank dan mempertahankan bank sehat. 3. Mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail banking. 4. Meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna memperkokoh Bank.
10
Vision
:
Mission :
Accredited bank, society’s pride inspiration, ability to enhance the regional development. 1. To provide the prime service supported by Human Resource Skill with the modern technology as well as wide-ranged networking. 2. To establish a bank culture and to maintain the healthy Bank. 3. To support the regional economy development by prioritizing banking retail activity. 4. To enhance the owner’s contribution and commitment in order to strengthen the Bank.
Filosofi dan Budaya Perusahaan :
Philosophy and Company’s Culture :
Kami memberikan pelayanan prima dengan melampaui harapan pelanggan kami, dengan profesionalisme dan disupport oleh jiwa kepemimpinan yang visioner serta sikap SDM kami yang baik akan menjadikan tim kerja yang solid dalam mencapai tujuan utama perusahaan kami Penjabaran nilai-nilai perusahaan “PRIMA” meliputi : • Pelayanan Prima, artinya memberikan pelayanan kepada nasabah hingga melebihi yang diharapkan, sehingga nasabah puas dan menimbulkan kesan yang mendalam. • Profesionalisme, artinya pengelolaan kegiatan usaha bank dilaksanakan oleh tenaga yang ahli (menguasai pengetahuan, ketrampilan dan kode etik) sesuai bidangnya. • Visioner leadership, artinya perusahaan dikelola oleh pemimpin yang mempunyai wawasan dan pandangan jauh ke depan dalam memimpin industri perbankan ini. • Tim Solid, artinya pencapain tujuan perusahaan dengan memberdayakan potensi SDM-nya untuk peningkatan kerja di semua bidang pada organisasi. • Attitude yang baik, artinya pengelolaan perusahaan tercermin dari sikap atau kepribadian SDM-nya, oleh karenanya kami menghargai setiap komitmen, pengetahuan, kreativitas dari seluruh jajaran perusahaan, baik pria maupun wanita.
Giving the prime service beyond our customers’ expectation, by professionalism and supported by visionary leadership skill as well as good human resource attitude, is going to build a solid teamwork in achieving the company’s main goal. The elaboration of PRIMA company’s value : • Pelayanan Prima, first-class service, means giving a prime service more than customer’s expected so that they will be satisfied and get deep impression towards the company. • Profesionalisme, Professionalism, means organising the banking activity, conducted by skilled employees who are good at banking knowledge, capable and ethical code skills. • Visioner Leadership, means the company organized by a visioner leader and wide-ranged knowledge to lead the banking industry. • Tim Solid, Solid Teamwork, company will be maximizing all of its Human Resources potency to be actively participated and effectively coordinated in contributing for company’s working enhancement. • Attitude yang Baik, Good Attitude, company’s maintenance is reflected on attitudes or personality traits as follows, therefore we appreciate every commitment, knowledge, creativity from all of part at the company, men or women.
Penjabaran nilai-nilai individual “INSAN PEDULI” meliputi • Integritas, artinya sikap berani untuk mengatakan kebenaran, bertindak jujur dan bermoral tinggi adalah pedoman utama praktek bisnis perbankan kami, dan kami akan menangani usaha kami dengan cara yang konsisten, dan sesuai standar etika yang tinggi. • Setia (loyal), artinya sikap pengabdian yang tinggi kepada perusahaan terhadap tugas dan tanggungjawabnya. • Keterbukaan, artinya terbuka informasi dan komunikasi secara transparan yang proporsional serta bersedia menerima kritik dan saran dengan jiwa besar. • Peduli, artinya rasa memiliki yang tinggi dengan bersikap mengerti dan tanggap terhadap situasi dan kondisi lingkungan. • Familier, artinya sikap kekeluargaan terhadap nasabah dan sesama dengan tetap menjunjung tinggi etika kebersamaan.
The elaboration of “INSAN PEDULI” individual values : • Integritas, Integrity, means that the bravery to tell the truth, to be honest, and to have high moral is the main fundamental of our banking business, and we will manage our business consistently and based on high ethical standard. • Setia; Loyalty, means being loyal towards the tasks and responsibilities from the company. • Keterbukaan, Openness, means the transparency of both communication and information and the willingness to take suggestion as well as critics wholeheartedly. • Peduli, Care, means the ownership by being understanding and caring towards situation and surroundings. • Familier, Familiarity, means the familiarity manner towards customers and among friends by putting togetherness ethics in the first place.
11
Rasio Keuangan dan Informasi lainnya
IKHTISAR KEUANGAN | financial highlights
Permodalan : CAR Modal Inti terhadap modal pelengkap Neraca Konsolidasi (dalam jutaan rupiah)
Jumlah Aktiva Aktiva Produktif Kredit yang diberikan Dana Pihak Ketiga Pinjaman yang Diterima Jumlah Kewajiban Ekuitas
Laba Rugi Konsolidasi (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan Bunga Biaya Bunga Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Operasional Biaya Operasional Laba Operasional Laba Sebelum Pajak Laba Setelah pajak
2006
2007
2008
2009
2010
11,349,486
12,211,147
13,228,668
14,776,777
18,710,698
10,037,945
10,157,042
12,182,776
13,933,318
15,534,328
5,898,302
7,652,109
9,743,901
10,689,124
11,793,475
10,001,009
9,926,460
9,541,473
11,985,892
15,907,249
99,588
123,655
848,115
83,937
68,148
10,459,045
11,096,664
11,920,310
13,252,049
17,041,587
890,441
1,114,484
1,308,358
1,524,727
1,669,111
2006
2007
2008
2009
2010
1,447,672
1,725,480
1,932,552
2,099,992
2,383,886
642,301
664,131
675,737
890,145
1,090,256
805,371
1,061,349
1,256,815
1,209,847
1,293,630
1,514,858
1,774,702
1,996,647
2,181,125
2,468,125
1,116,043
1,278,440
1,400,439
1,555,844
1,960,271
398,815
496,262
596,208
625,281
507,854
376,708
495,653
600,963
606,075
526,866
248,574
Fee Akuntan Publik :
174,00
345,498 212,00
403,049 245,05
Total Assets Earning Assets Loans Third Party Funds Borrowing Total Liabilities Equity
Consolidated Balance Sheet (in million of rupiahs)
Interest Income Cost of Funds Net Interest Income Operating Income Operating Expenses Operational Earning Earning before Tax Earning After Tax
382,587
434,156 255,28
Consolidated Balance Sheet (in million of rupiahs)
: Public Accountant Fee
303,15
*Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, laporan keuangan Bank Jateng di audit oleh KAP Darsono dan Budi Cahyo Santoso dengan fee jasa audit sebagai berikut ( dalam jutaan ) *During 2006 to 2010 financial statements audited by KAP Bank Jateng Darsono & Budi Cahyo Santoso with audit fee ( in millions )
Pelampauan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait GWM Rupiah PDN
Tahun 2010
PERTUMBUHAN CAR BANK JATENG
Year 2010
(Dalam Milyar Rupiah)
Tahun 2009
Growth in Capital Adequancy Risk (In Billion Rupiah)
Year 2009
17.82
18.27
20.52
17.23
1,234.88
1,389.62
1,408.25
1,584.24
1,581.11
0.56
0.44
0.21
0.26
0.53
0.33
0.17
0.06
0.08
0
3.72
3.8
4.55
4.04
2.83
32.65
39.8
37.3
34.23
26.02
9.5
9.77
11.37
9.33
9.24
73.67
72.04
70.14
71.36
79.61
Return On Asset Return on Equity Net Interest Margin OE/OI
58.98
77.09
102.12
89.18
74.13
Loans to Deposit Ratio
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8.34
11.94
5.65
5.69
5.69
14.04
11.60
6.40
3.59
0.08
17,23
2010
Tahun 2006
11.349
16.85
Year 2006
Lending in Excess Pecentage of LLL : Related Parties Non Related Parties Recerse Requierement (Rp) NOP
Tahun 2010 Year 2010
Tahun 2009
20.52
Year 2009
Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2006
Year 2008 Year 2007 Year 2006
22
21
20
19
18
17
16
0
19.000
18.000
17.000
16.000
15.000
14.000
13.000
12.000
11.000
0
12
17.82
Year 2007
Compliance : Violation Percentage of the LLL Related Parties Non Related Parties
0.00%
12.211
2009
Tahun 2007
Gross NPL Nett NPL
0.45%
18.27
Year 2008
Capital Adequacy Ratio Core Capital to Complementary Capital
0.20%
2008
Tahun 2008
13.229
0.00%
14.777
Kepatuhan : Pelanggan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait
2009
2007
Growth in Total Assets (In Billion Rupiah)
Likuiditas : LDR
16.85
Consolidated Balance Sheet (in million of rupiahs) (%)
2010
2008
0.00%
18.711
(Dalam Milyar Rupiah)
Rentabilitas : ROA ROE NIM BOPO
2007
2006
PERTUMBUHAN JUMLAH AKTIVA
Kualitas Asset : NPL Gross NPL Nett
2006
13
KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM | composition of stock ownership (Dalam Ribuan Rupiah / In Thousand) LEMBAR SAHAM NO I. II. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 6
14
PEMEGANG SAHAM PEMPROV. JATENG PEMKAB SEJATENG Pemkab. Semarang Pemkab. Kendal Pemkab. Demak Pemkab. Grobogan Pemkab. Pati Pemkab. Kudus Pemkab. Jepara Pemkab. Rembang Pemkab. Blora Pemkab. Pekalongan Pemkab. Batang Pemkab. Pemalang Pemkab. Tegal Pemkab. Brebes Pemkab. Banyumas Pemkab. Cilacap Pemkab. Purbalingga Pemkab. Banjarnegara Pemkab. Magelang Pemkab. Temanggung Pemkab. Wonosobo Pemkab. Purworejo Pemkab. Kebumen Pemkab. Klaten Pemkab. Boyolali Pemkab. Sragen Pemkab. Sukoharjo Pemkab. Karanganyar Pemkab. Wonogiri SUB TOTAL Pemkot. Semarang Pemkot. Pekalongan Pemkot. Surakarta Pemkot. Salatiga Pemkot. Tegal Pemkot. Magelang SUB TOTAL TOTAL
SERI A
SERI B
TOTAL Saham
NOMINAL SAHAM SERI A
310,829 263,601 574,430 310,829,000
SERI B 263,601,000
5,160,000 5,200,000 5,200 5,160 10,360 4,337,000 4,277,000 4,277 4,337 5,614 3,491,000 7,764,000 7,764 3,491 11,255 3,770,000 6,727,000 6,727 3,770 10,497 4,791,000 10,209 4,791 15,000 10,209,000 2,654,000 7,163,000 7,163 2,654 9,817 2,384,000 3,039,000 3,039 2,384 5,423 3,725,000 2,819,000 2,819 3,725 6,537 3,660,000 4,554,000 4,554 3,660 8,214 2,549,000 2,581,000 2,581 2,549 5,130 2,412,000 2,596,000 2,596 2,412 5,008 5,442,000 6,820,000 6,820 5,442 12,262 6,554,000 6,265,000 6,265 6,554 12,819 2,733,000 3,839,000 3,839 2,733 6,572 2,760,000 5,602,000 5,602 2,760 8,362 6,727,000 5,082,000 5,082 6,727 11,809 2,900,000 3,590,000 3,590 2,900 6,490 2,807,000 8,892,000 8,892 2,807 11,699 3,791,000 2,863,000 2,863 3,791 6,654 3,015,000 5,870,000 5,870 3,015 8,885 1,654,000 3,024,000 3,024 1,654 4,678 2,443,000 4,711,000 4,711 2,443 7,154 2,172,000 3,847,000 3,847 2,172 6,019 4,024,000 3,039,000 3,039 4,024 7,063 3,560,000 4,289,000 4,289 3,560 7,849 3,222,000 3,283,000 3,283 3,222 6,505 3,375,000 6,066,000 6,066 3,375 9,441 2,674,000 5,658,000 5,658 2,674 8,332 5,034,000 5,130,000 5,130 5,034 10,164 144,792 103,820 248,612 144,792,000 103,820,000 11,522,000 9,739,000 9,739 11,522 21,261 738,000 1,786,000 1,786 738 2,524 4,931,000 3,723,000 3,723 4,931 8,654 1,525,000 2,791,000 2,791 1,525 4,316 1,076,000 6,105,000 6,105 1,076 7,181 2,209,000 2,252,000 2,252 2,209 4,461 22,001,000 26,396 22,001 48,397 26,396,000 482,017 389,422 871,439 482,017,000 389,422,000
TOTAL Saham
%
574,430,000
65.92
10,360,000 1.19 5,614,000 0.99 11,255,000 1.29 10,497,000 1,20 15,000,000 1.72 9,817,000 1.13 5,423,000 0.62 6,537,000 0.75 8,214,000 0.94 5,130,000 0.59 5,008,000 0.57 12,262,000 1.41 12,819,000 1.47 6,572,000 0.75 8,362,000 0.96 11,809,000 1.36 6,490,000 0.74 11,699,000 1.34 6,654,000 0.76 8,885,000 1.02 4,678,000 0.54 7,154,000 0.82 6,019,000 0.69 7,063,000 0.81 7,849,000 0.90 6,505,000 0.75 9,441,000 1.08 8,332,000 0.96 10,164,000 1.17 248,612,000 28.53 21,261,000 2.44 2,524,000 0.29 8,654,000 0.99 4,316,000 0.50 7,181,000 0.82 4,461,000 0.51 48,397,000 5.55 871,439,000 100.00
SHARE HOLDER CENTRAL JAVA PROV. GOV REGENCY OF CENTRAL JAVA Semarang Regency Kendal Regency Demak Regency Grobogan Regency Pati Regency Kudus Regency Jepara Regency Rembang Regency Blora Regency Pekalongan Regency Batang Regency Pemalang Regency Tegal Regency Brebes Regency Banyumas Regency Cilacap Regency Purbalingga Regency Banjarnegara Regency Magelang Regency Temanggung Regency Wonosobo Regency Purworejo Regency Kebumen Regency Klaten Regency Boyolali Regency Sragen Regency Sukoharjo Regency Karanganyar Regency Wonogiri Regency SUB TOTAL Semarang Unicipality Pekalongan Unicipality Surakarta Unicipality Salatiga Unicipality Tegal Unicipality Magelang Unicipality SUB TOTAL TOTAL
KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM
28,53%
Pemprov Jateng
Composition of Stock Ownership
central java prov. gov
65,92 %
Pemkab Se Jateng regency of central java
Pemkot Se Jateng
muinicipality of central java
5,55%
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUN 2010 Dihadiri oleh : - Gubernur Jawa Tengah - Walikota Seluruh Jawa Tengah - Bupati Seluruh Jawa Tengah - Komisaris & Direksi Bank Jateng - Staff Komisaris
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS IN 2010 Attended by: - Governor of Central Java - Major All of Central Java - Regent All of Central Java - Commissioners & Board of Directors of Bank Jateng - Staff Commissioners
15
Rangkaian Peristiwa 2010 | 2010 highlights 1 Januari
: Bank Jateng sebagai Bank Penerima Retribusi Layanan Tol. Sebagai wujud kerjasama Bank Jateng dengan PT. Jasa Marga sebagai pengelola Jalan Tol di Semarang maka Bank Jateng ditunjuk sebagai penerima Retribusi Layanan Tol
January 1
27 Februari : Grand Launching Kantor Cabang Jakarta di TMII.
February 27 : Grand Launching of the Jakarta branch office at TMII. In order to improve service to the community of Central Java in Jakarta as well as the development of operational networks we opened branch offices in Jakarta.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Jawa Tengah yang ada di Jakarta sekaligus pengembangan jaringan operasional maka dibuka kantor Cabang Jakarta.
12 Maret
6 April
16
: Bank Jateng as Beneficiary Bank Levies Toll Service. As a form of cooperation between PT Bank Central Java with PT. Jasa Marga as manager of toll roads in Central Java, Semarang, the Bank was appointed as receiver Toll Service Charges.
: Grand Opening Kantor Bank Jateng Cabang Syariah Kedua di Semarang. Untuk memenuhi akan produk dan jasa berbasis syariah, serta kepercayaan masyarakat terhadap unit usaha syariah maka dibukalah Kantor Cabang Syariah di jalan Pemuda no. 142 Semarang.
: HUT ke 47 Bank Jateng Sebagai wujud syukur atas perkembangan usaha Bank Jateng maka dilaksanakan Jalan Sehat dengan dimeriahkan oleh atraksi barongsai.
30 Juli
: Sebagai rasa terimakasih kepada Nasabah penabung pada Tabungan Bima telah dilakukan Undian Tabungan Bima dengan Hadiah Utama Berupa Toyota Avanza.
July 30
: In giving thanks to the Customer depositors in Bima Savings has been done with the main prize of the Toyota Avanza.
3 Agustus
: Bimbingan kepada Nasabah UKM secara intensif dilakukan Bank Jateng, sehingga nasabah UKM dapat menjadi lebih berkembang bersama Bank Jateng
August 3
: Guidance to the UKM Customer Bank Jateng intensively conducted, so that our UKM customers to become more developed with Bank Jateng
March 12
: Grand Opening of Sharia Bank Jateng Offices Second Branch in Semarang. To meet the will on Sharia-compliant products and services, as well as public confidence in the business unit therefor we opened Sharia Branch Office at Jalan Pemuda no. 142 Semarang.
9 Agustus
: Pembukaan Kantor cabang Pembantu Karang kobar sebagai wujud kepedulian Bank Jateng dalam mengembangkan jaringan operasionalnya ke daerah-daerah se Jawa Tengah.
August 9
: Opening branch offices as a form of Karang Kobar, Bank Jateng concern in developing its operational network to areas of Central Java.
April 6
: 47th Anniversary of Bank Jateng As a form of gratitude business for the business development Bank Jateng then we held a Healthy Walk and enlivened by a lion dance attractions.
9 Agustus
: Peresmian pembukaan Kantor Cabang Kerjo Karanganyar menjadi langkah positif bagi Bank Jateng yang mempunyai komitmen dalam mengembangkan jaringan Operasionalnya di seluruh kecamatan di Jawa Tengah
August 9
: Grand Opening of Branch Office in Kerjo Karanganyar be a positive step for the Bank of Central Java which is committed in developing its operational network in all districts in Central Java
30 April : Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Sebagai pertanggungjawaban pengelola kepada pemilik, maka dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham.
17 Mei : Pelatihan Kewirausahaan Ujud kepedulian Bank Jateng kepada calon pengusaha maka dilakukan Pelatihan Kewirausahaan.
17 Juni : Sosialisasi KUR dengan Pengusaha di Jawa Tengah Guna meningkatkan taraf hidup dan pengetahuan terhadap wira usaha maka dilakukanlah sosialisasi KUR pada pengusaha kecil.
3 Spetember : Salah satu bentuk pemasaran sekaligus menjalin keakraban nasabah dan mitra Bank Jateng maka dilakukan Gathering bersama 60 Mitra Kerjasama Sentra UKM
25 September : Halal Bi Halal sebagai bentuk Silaturahmi dan saling memaafkan antar keluarga Bank Jateng dengan Stake holder.
April 30 : General Meeting of Shareholders (GMS) As accountable manager to owner, the General Meeting held General Meeting of Shareholders.
May 17 : Entrepreneurship Training Bank Jateng form of concern to prospective entrepreneur then Entrepreneurship Training is performed .
June 17: KUR Socialization with Entrepreneurs in Central Java In order to improve living standards and knowledge towards entrepreneurship, we perform the socialization KUR on small businesses.
September 3 : One form of marketing as well as build customer intimacy and partner of Bank Jateng then performed Gathering together 60 Sentra UKM Cooperation Partners
September 25
: Halal Bi Halal as a form of Gathering and forgive each other among families with Stake holders of Bank Jateng.
12 Nopember : Pengadaan Mesin AS-400 terbaru beserta perangkat lunak pendukungnya. Teknologi mempunyai peranan yang penting dan kunci sukses guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan kesempurnaan teknologi, maka dibelilah mesin AS-400 terbaru beserta perangkat lunaknya. November 12 : Procurement of machinery and its latest S-400 device supporting software. Technology has an important role and key to success in order to improve services to customer and technological perfection, then AS-400 bought new machines and devices software.
17
PENGHARGAAN | awards
Penghargaan IHRDP Silver Award 2010 kepada Bp. Hariyono, MM Sebagai Pengelola Pembangunan Dalam Bidang SDM yang dianggap Berdedikasi, Berprestasi, Terbaik dan Panutan sehingga Bank Jateng dinobatkan sebagai penerima penghargaan IHRDP Silver Award 2010. HRDP Award Silver Award 2010 to Mr. Hariyono, MM As Manager of Human Resource Development In the considered Dedication, Achievement, and Best Role Model so that the Bank Jateng IHRDP been named recipient of the Silver Award 2010.
Penghargaan BUMD & CEO Award 2010 , kepada Bp. Hariyono CEO PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Sejalan dengan Kemajuan Bank Jateng dengan Pimpinannya sehingga mampu memiliki asset lebih dari 10 triliun, akhirnya Bapak Haryono memperoleh penghargaan BUMD & CEO Award 2010 sebagai CEO PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah The 2nd CEO BUMD of The Year 2010. BUMD & CEO Awards Award 2010, to Mr. Hariyono CEO of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah In line with Progress Bank Jateng by its Chairman so as to have assets of more than 10 trillion, Mr. Haryono finally awarded BUMD & CEO Award 2010 as CEO of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah The 2nd CEO of enterprises of the Year 2010. Penghargaan BUMD & CEO Award 2010 sebagai The Best 1st Finance Apresiasi dan Penghargaan tertinggi yang diberikan kepada BUMD & CEO BUMD yang berprestasi telah berhasil meningkatkan kinerja perusahaan BUMDnya serta mampu memberikan kontribusi yang besar bagi Pembangunan Perekonomian di Daerahnya masing-masing sehingga Penghargaan BUMD & CEO Award 2010 sebagai The Best First Finance diterima oleh Bank Jateng. Awards BUMD & CEO Award 2010 as The Best 1st Finance Appreciation and the highest award given to local enterprises & CEO of the outstanding enterprises has improved corporate performance BUMD and able to give a huge contribution to Economic Development in their respective regions so that local enterprises Awards & CEO Award 2010 as "The Best First Finance received by the Bank Jateng.
Penghargaan ABFI Banking Award 2010 sebagai Best Performance Banking 2010 Kategori BPD Besar dengan memacu kompetisi antar Bank secara sehat serta memberikan informasi yang objektif kepada Masyarakat menjadikan Bank Jateng selalu menyiapkan diri dalam kompetisi perbankan sehingga penghargaan ABFI Banking Award sebagai Best Perfomance Banking 2010 kategori BPD Besar dapat diperoleh Bank Jateng. ABFI Banking Awards 2010 as the Best Performance Award 2010 Category BPD Large Banking With spur healthy competition between the Bank and provide objective information to the community makes Bank Jateng always prepare myself in banking competition that awards ABFI Banking Award as Best Perfomance Banking 2010 The Big BPD category can be found of Bank Jateng.
Penghargaan Tax Award 2010, Penghargaan sebagai 10 Wajib Pajak Pembayar Pajak Terbesar KPP Madya Semarang Tahun 2010 Pemberian Penghargaan kepada Kantor Pos dan Bank penerima Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan apresiasi Pemerintah lewat Direktorat Jendral Pajak Departemen Keuangan menjadikan Bank Jateng mendapat Penghargaan Tax Award 2010 sebagai 10 Wajib Pajak Pembayar Pajak terbesar KPP Madya Semarang Tahun 2010. Tax Awards Award 2010, Award as the 10 Largest Taxpayers KPP Madya Semarang Year 2010 Award to the Post Office and the Bank receiving the Tax Payment (SSP) is an appreciation of the Government through the Directorate General of Taxation Ministry of Finance made the Bank Jateng get Tax Appreciation Award 2010 as the 10 largest Taxpayers Taxpayers KPP Madya Semarang in 2010.
18
Laporan Dewan Komisaris | report from the board of commissioner Laporan Direksi | director’s report
LAPORAN KOMISARIS UTAMA | president commissioner reports
Total aktiva mengalami peningkatan sebesar 26,59% dari Rp 14,78 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 18,71 triliun pada akhir tahun 2010. The total of profit has increased to 26,59% from Rp. 14,78 trillions in 2009 and becomes Rp 18,71 billions by the end of 2010.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terhormat Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Bank Jateng mampu melewati tahun 2010 dengan pencapaian kinerja yang mengesankan dan tumbuh secara signifikan dari tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2010, kondisi perekonomian domestik menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Secara nasional, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1% dengan inflasi sebesar 6,96%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pergerakan harga yang relatif terkendali tersebut, didukung pula oleh stabilitas moneter dan keuangan yang kondusif, seperti: nilai tukar Rupiah yang cenderung menguat pada level Rp 9.081,/USD, dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-rate) yang stabil sebesar 6,50%. Kondisi tersebut sejalan pula dengan perkembangan perekonomian di Jawa Tengah. Meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa Tengah mampu tumbuh sebesar 5,8%. Sedangkan laju inflasi tercatat sebesar 6,88%, atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.
Honorable Stake holders and other interest holders Our highest gratitude goes to Allah Almighty, for His blessings and gifts so that Bank Jateng is able to go through year 2010 by achieving impressive performance and reaching significant growth compared to the previous year. During 2010, the domestic economy condition shows better development. Nationally, the growth of economy reaches up to 6,1% with 6,96% inflation rate. The increase of economy growth and the relatively controlled price movement is also supported by monetary stability and conducive financial, for instance, the currency rate which shows stronger tendency on the level of Rp 9.081,-/USD, and the BI rate interest is stable, reaching 6,50%. This condition works together with the growth of Central Java economy. Although it is lower than national economy growth, the economy of Central Java can reach until 5,8%, whereas the inflation rate is noted as 6,88% or lower than national inflation.
Kita patut bersyukur bahwa perkembangan kinerja perekonomian tersebut, mampu dimanfaatkan dengan baik oleh manajemen beserta seluruh jajaran Bank Jateng, sehingga kinerja perseroan tahun 2010 mencatat pencapaian yang menggembirakan. Total aktiva mengalami peningkatan sebesar 26,59% dari Rp 14,78 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 18,71 triliun pada akhir tahun 2010. Lebih menggembirakan lagi, simpanan nasabah bahkan mencatat pertumbuhan sebesar 32,72%, menjadi Rp 15,91 triliun pada akhir tahun 2010 dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp 11,99 triliun. Sedangkan kredit yang disalurkan (termasuk pembiayaan Syariah) sampai dengan akhir tahun 2010 telah mencapai Rp 11,79 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,33% dari posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp 10,69 triliun. Laba usaha sebelum pajak selama tahun buku 2010 tercatat sebesar Rp 526,87 miliar, lebih tinggi dibandingkan target yang tertuang dalam Rencana Bisnis sebesar Rp 520 miliar. Berbagai kemajuan dan pencapaian kinerja yang positif tersebut merupakan suatu prestasi yang patut kiranya mendapatkan apresiasi. Untuk itu, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan atas kepemimpinan Direksi yang baik, dan kontribusi seluruh jajaran yang dengan penuh dedikasi, bekerja dan berkarya, untuk kemajuan perusahaan ini. Namun demikian, Dewan Komisaris juga mencatat beberapa bidang yang memerlukan perbaikan, antara lain: relatif masih rendahnya ekspansi penyaluran kredit, khususnya pada sektor usaha produktif, struktur pendanaan yang masih didominasi oleh dana-dana mahal, kondisi permodalan, efisiensi usaha, dan lain-lain. Dewan Komisaris menyakini hal-hal tersebut telah pula mendapatkan perhatian dan penanganan oleh Direksi secara memadai. Menyongsong tahun 2011, banyak kalangan menyatakan optimismenya terhadap kondisi perekonomian ke depan. Memanfaatkan momentum tersebut, maka kami berharap sasaran usaha yang telah ditetapkan manajemen dapat pula dicapai dengan baik. Kami menilai sasaran usaha tersebut cukup memadai, karena tidak hanya diarahkan pada pertumbuhan kuantitatif semata, namun juga inisiatif transformasi sesuai visi dan misi perusahaan. Melalui arah dan kebijakan tersebut, kami meyakini akan tercipta landasan yang kokoh untuk pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus menjadikan Bank Jateng sebagai Regional Champion di Jawa Tengah. Untuk itu, kami senantiasa mengingatkan akan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Pengelolaan perusahaan dalam koridor GCG bukan sekedar mematuhi aturan yang ditetapkan regulator, tetapi Bank Jateng berupaya memberikan nilai tambah dalam setiap aspek bisnis bagi semua pemangku kepentingan. Keberadaan komite yang mendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris, baik Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, maupun Komite Remunerasi dan Nominasi, akan terus berperan
22
We must be grateful that the economy performance development can be well benefited by the management and all the officers in Bank Jateng so that the company performance in 2010 reaches satisfying achievement. The total of profit has increased to 26,59% from Rp. 14,78 trillions in 2009 and becomes Rp 18,71 trillions by the end of 2010. Moreover, the customers’ savings even grow to 32,72% becoming Rp. 15,91 trillions by the end of 2010 from the previous year’s last position, Rp 11,99 trillions. The distributed loan ( including Sharia finance ) has reached Rp 11,79 trillions by the end of 2010 or increases to 10,33% from the last position in 2009 or Rp 10,69 trillions. The business profit before tax in 2010 book year is noted to Rp 526,87 billions, or higher than the target in business plan which is Rp 520 billions.
Those various kinds of progress and positive performance achievements are accomplishments which deserve to be appreciated. Because of that, Bank Jateng gives a very high appreciation towards the leadership of good Directors and contribution of all employees who have worked dedicatedly for the advancement of our company. Moreover, the Commissioner Board has noted some sectors which need improvements, such as : the relatively low credit distribution expansion, especially productive business sector, financing structure which is still dominated by expensive finance, capital condition, business efficiency, etc. The Commissioner Board believes that those matters have got enough attention and handling from the Directors. To welcome 2011, some circle of people state their optimism towards our future economy condition. Using that momentum, we are hoping that our business target stated by the management can be well-achieved. We think that we have adequate business target, because it is not only targeted to quantitative growth but also transformation initiative based on company’s vision and mission. Through those policy and direction, we believe that a strong foundation for the ongoing growth will be achieved and it will make Bank Jateng as Regional Champion in Central Java. We always remind of the importance of Good Corporate Governance implementation. The company management in GCG corridor does not only obey the rules stated by the regulator, but Bank Jateng tries to give plus point in every business aspect for all the stake holders. The existence of committee supporting Commissioner Board supervising function, either Audit Committee, Risk Management Committee, or Nomination and Remuneration Committee, will always play important role to ensure the implementation of GCG in every company management. Audit Committee has an assignment to assist Commissioner Board to ensure that Bank Jateng has
penting untuk memastikan penerapan GCG pada setiap pengurusan perseroan. Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa Bank Jateng memiliki fungsi audit internal maupun eksternal yang dapat diandalkan. Komite Pemantau Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris memastikan bahwa Bank Jateng memiliki sistem dan perangkat kerja yang memadai guna memantau serta memitigasi risiko dalam batas-batas yang wajar. Sedangkan Komite Remunerasi dan Nominasi akan membantu Dewan Komisaris terkait fungsi remunerasi dan nominasi, sesuai kaidah dan aturan yang berlaku. Kami menilai seluruh Komite tersebut telah menjalankan fungsinya dengan baik. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat perubahan komposisi Dewan Komisaris yang memangku jabatan hingga akhir tahun 2011. Terkait dengan hal tersebut, Dewan Komisaris telah pula melakukan persiapan penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris periode tahun 2012-2015 yang selanjutnya akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang. Kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai Bank Jateng selama ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak. Untuk itu, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh stakeholder atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Bank Jateng, khususnya pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah selaku Pemegang Saham, otoritas Bank Indonesia, nasabah, mitra kerja, dan lain-lain. Kami mengharap dukungan dan kerjasama yang terjalin baik selama ini, akan semakin meningkat lagi. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberkati upaya kita bersama untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Bank Jateng, demi kesejahteraan bersama para stakeholder di tahun-tahun mendatang. Sekian dan terima kasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
reliable Internal and External Audit function. Risk Management Committee has an assignment to assist Commissioner Board to ensure that Bank Jateng has adequate working equipment and system in order to control and to litigate risks in proper limits. Nomination and Remuneration Committee will assist Commissioner Board related to nomination and remuneration function based on the valid rules and regulations. We think that all committees have done their functions well.
Throughout 2010, there is no change in the composition of Commissioner Board who hold their position until the end of 2011. Related to that matter, Commissioner Board has conducted a preparation for recruitment of candidate of Commissioner Board Member for 2012-2015 period which then will be presented in the next Shareholder General Meeting (RUPS). The success and advancement reached by Bank Jateng does not go alone without other party’s support. Because of that, the Commissioner Board expresses its highest gratitude to all the stakeholders for their trust and support towards Bank Jateng, especially for the government of Central Java Province and the government of Municipality all over Central Java as the shareholders, authority of Bank of Indonesia, customers, business counterpart, etc. We truly wish that this good cooperation and support will improve in the future. Last but not least, may Allah SWT always bless us in every effort we do to gain ongoing growth for Bank Jateng, for the prosperity of all the stakeholders in the future. Thank you very much, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Dewan Komisaris,
CENTRAL JAVA REGIONAL DEVELOPMENT BANK Commissioner Board,
HADI PRABOWO Komisaris Utama
HADI PRABOWO President Commissioner
23
LAPORAN DIREKTUR UTAMA | president director reports
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Peningkatan kinerja dan perbaikan peringkat pada kelompok BPD tersebut, menunjukkan bahwa pada hakekatnya rumusan strategi bisnis Bank Jateng sudah berada pada rel yang tepat. Performance and level advancement in the BPD group shows that actually the Bank Jateng business strategy formulation is in the right track
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terhormat, Teriring puji syukur kehadhirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, perkenankan kami atas nama Direksi Bank Jateng melaporkan beberapa hasil usaha serta pencapaian utama Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Membaiknya kondisi perekonomian pada tahun 2010, tidak dipungkiri telah memberikan angin segar sekaligus tantangan tersendiri bagi industri perbankan. Disamping peluang peningkatan kapasitas usaha, perbaikan kondisi perekonomian tersebut juga telah mendorong meningkatnya itensitas kompetisi untuk memperebutkan simpati dari masyarakat pengguna jasa perbankan di daerah. Lembaga perbankan, baik yang berskala nasional maupun asing, kini semakin agresif melakukan penetrasi bisnisnya ke daerah-daerah. Persaingan perbankan tersebut juga semakin tajam, seiring dengan berkembangnya lembaga keuangan non perbankan, seperti: perusahaan investasi, lembaga pembiayaan, modal ventura, koperasi, dan lain-lain.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Honorable Stake holders and other interest holders, Our most gratitude goes to Allah SWT, The Almighty. Allow us, on behalf of Director of Bank Jateng, report several business result and Company main achievement for the Book year which ends on December 31, 2010.
There is no doubt that the betterment of economy condition in 2010 has given fresh air and challenge for Banking industry. Besides an opportunity to increase business capacity, it also encourages the increase of competency intensity to win sympathy from people who use banking service in the region. Banking institution, either with national or foreign scale is getting more and more aggressive to do business penetration at the regions. The banking competency is also getting harder, together with the development of non banking finance institution such as, investment company, finance institution, venture capital, cooperative, etc.
Menyikapi kondisi tersebut, kecermatan dalam membaca peluang dan kemampuan merumuskannya dalam strategi dan kebijakan yang tepat, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, kami yakini sebagai langkah awal dari keberhasilan perusahaan. Strategi dan kebijakan yang menurut hemat kami merupakan kunci adalah senantiasa melakukan inovasi produk, pengembangan layanan, dan perbaikan kualitas layanan, serta pengembangan jaringan, termasuk pembukaan kantor di luar Provinsi Jawa Tengah.
To deal with that condition, the intensity to read the chance and the ability to realize it in the correct policy and strategy, by holding on to prudential principal and the implementation of good corporate governance is believed to be the beginning of the successful step of the company. The strategy and policy, according to us, is the key to be able to always do product innovation, service development, and service quality advancement as well as networking development, including the opening of offices outside Central Java Province.
Berkat strategi tersebut, Bank Jateng mampu mengayunkan langkahnya dengan pasti, dan berhasil menorehkan sejumlah pencapaian yang membanggakan, sekaligus menjadi momentum berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan usaha yang berkelanjutan. Sepanjang tahun 2010, Bank Jateng mampu mencapai sebagian besar sasaran usaha yang tertuang dalam Rencana Bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, bahkan beberapa diantaranya tumbuh hingga melebihi rata-rata bank-bank sekelasnya pada kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Based on that strategy, Bank Jateng is able to swing its steps confidently, and is successful to reach some amazing accomplishments, and it also becomes valuable momentum for the development and the growth of the ongoing business. Throughout 2010, Bank Jateng is able to reach a big number of its business target, which is written in Business plan decided previously, even some of them grow above the average of the banks which have the same level at Regional Development Bank (BPD) group.
Total aktiva tercatat sebesar Rp 18,71 triliun atau tumbuh sebesar 26,59% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,78 triliun. Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset BPD se-Indonesia sebesar 19,25%, dan menempatkan posisi Bank Jateng pada peringkat aset terbesar ke-3 atau meningkat dari peringkat ke-4 pada tahun 2009. Lebih menggembirakan lagi, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bahkan mencatat pertumbuhan sebesar 32,72% atau menjadi Rp 15,91 triliun pada akhir tahun 2010. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK BPD se-Indonesia sebesar 20,61%, sehingga menempatkan posisi Bank Jateng pada peringkat DPK terbesar ke-3 atau meningkat dari peringkat ke-4 pada tahun 2009. Peningkatan penghimpunan DPK tersebut menunjukkan pula peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di Bank Jateng. Sementara itu, kredit yang disalurkan (termasuk pembiayaan Syariah) sampai dengan akhir tahun 2010 telah mencapai Rp 11,79 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,33% dari posisi akhir tahun 2009 sebesar Rp 10,69 triliun. Masih relatif rendahnya penyaluran kredit tersebut lebih disebabkan adanya komitmen kredit yang belum ditarik oleh nasabah. Meskipun demikian sampai dengan akhir Desember 2010 penyaluran kredit Bank Jateng masih menempati peringkat terbesar ke-3 diantara BPD se-Indonesia.
The total assets is noted as Rp 18,71 trillions or grow to 26,59% from the previous year’s of Rp 14,78 trillions. The increase is higher compared to the asset growth of BPD all over Indonesia as much as 19,25%, and it places Bank Jateng in the big 3 of asset level or goes up from the fourth level in 2009. Moreover, the third party fund provision (DPK) is noted to the growth of 32,72% or becomes Rp 15,91 trillions by the end of 2010. That growth is higher compared to the growth of DPK BPD all over Indonesia as much as 20,61% so that it places Bank Jateng on the biggest 3rd level of DPK or increases from the 4th level in 2009. The increase of the DPK raising also shows the increase of people’s trust to save their money to Bank Jateng. Meanwhile, the distributed loan ( including Sharia finance ) by the end of 2010, has reached Rp 11,79 trillions or increases to 10,33% on the last position in 2009 as much as Rp 10,69 trillions. The relatively low loan distribution is more because the loan commitment which has not been withdrawn by the customers. Therefore, by the end of 2010, the Bank Jateng credit distribution still places the 3rd biggest position among BPD all over Indonesia.
Peningkatan kinerja dan perbaikan peringkat pada kelompok BPD tersebut, menunjukkan bahwa pada hakekatnya rumusan strategi bisnis Bank Jateng sudah berada pada rel yang tepat. Beberapa langkah strategis yang kami lakukan sepanjang
Performance and level advancement in the BPD group shows that actually the Bank Jateng business strategy formulation is in the right track. Some of our strategy steps done throughout 2010 show some advancement and betterment, either in the service,
26
tahun 2010 menunjukkan berbagai kemajuan dan perbaikan, baik di pelayanan, teknologi informasi, restrukturisasi SDM, pengendalian risiko maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Di bidang pelayanan, Bank Jateng aktif melakukan penetrasi layanan perbankan, termasuk diantaranya dengan pembukaan Kantor Cabang di Jakarta. Hingga akhir Desember 2010, jaringan layanan Bank Jateng termasuk Kantor Pusat telah mencapai 321 kantor dan 65 mesin ATM.
information technology, human resource restructure, risk control or good corporate governance. In the service department, Bank Jateng actively does penetration towards the banking service, among others are the opening of Branch office in Jakarta. By the end of December 2010, the Bank Jateng service network including Head Office has increased to 321 offices and 65 ATM machines.
Di bidang teknologi, selain pemanfaatan teknologi sebagai back bone operasional, juga dikembangkan fitur-fitur layanan baru. Bekerjasama dengan BPD lain seluruh Indonesia, pada Bank Jateng telah mengembangkan layanan BPD Net Online yaitu fasilitas layanan yang memungkinkan nasabah Bank Jateng dapat melakukan transaksi tunai maupun non tunai secara real time, baik melalui counter teller milik Kantor BPD se-Indonesia maupun melalui jaringan ATM Bersama. Disamping pengembangan teknologi melalui layanan host to host / single host dengan berbagai instansi dan lembaga, serta implementasi layanan Kartu Pegawai Elektonik (KPE) bagi PNS Pemda di Jawa Tengah.
In the technology department, besides the usage of technology as operational back bone, new service features are also developed. Making a cooperation with other BPD all over Indonesia, Bank Jateng has developed BPD net online service, it is a service facility which enables Bank Jateng customers to do cash or non cash transaction via real time, either through counter teller belongs to BPD offices all over Indonesia or through ATM bersama networking. Besides technology development through host to host/single host service with many agencies and institutions, and the implementation of Electronic Employee Card (KPE) for Regional Government employee in Central Java.
Di bidang SDM, hal yang perlu kami sampaikan adalah bahwa Bank Jateng konsisten untuk melanjutkan kegiatan dalam membangun budaya kerja unggul, sehingga mendorong seluruh pegawai untuk meningkatkan kompetensi sebagai insan yang terbaik (best people) serta memiliki integritas yang tercermin dari nilai dan perilaku (values & behavior) yang unggul. Kami telah memulai dengan penyusunan Kamus Kompetensi dan Pengukuran Kompetensi Individu, sebagai sistem profiling guna mengidentifikasi dan menentukan talenta-talenta di Bank Jateng. Pada tahun 2010, kegiatan tersebut dilakukan dengan uji coba Sistem Manajemen Kinerja (SMK), sehingga penilaian kinerja pegawai semakin obyektif dan transparan. Tidak berhenti disitu, ke depan program ini akan berlanjut dengan penataan jenjang karier serta kebijakan remunerasi (sistem kompensasi).
In the Human Resource department, the thing that we need to report is that Bank Jateng is consistent to continue its activities to increase competency as the best people and has integrity reflected from the best values and behavior. We have started with compiling Individual Competency Measurement and Competency Dictionary as profiling system in order to identify and determine talents in Bank Jateng. In 2010, it has been done by Performance Management System random test, so that the transparency and objectivity of employee performance scoring can be reached. It does not stop there, in the future, this program will be continued with the arrangement of career promotion and remuneration policy ( compensation system ).
Sedangkan di bidang pengelolaan risiko, disamping profil risiko yang semakin baik, dapat pula kami sampaikan bahwa Bank Jateng telah memiliki kesiapan yang memadai untuk menghadapi ketentuan sertifikasi manajemen risiko yang akan berlaku secara efektif pada Agustus 2010. Pengurus dan Pejabat Bank Jateng telah diikutsertakan dalam program tersebut, dengan tingkat kelulusan yang baik.
Whereas, in the risk management department, besides better risk profile, we can also report that Bank Jateng has enough readiness to face risk management certification regulation, which will be effectively run in August 2010. The manager and Bank Jateng officers will be included in that program, with the good passing level.
Di bidang GCG, Bank Jateng telah memiliki dan menerapkan komite-komite yang dipersyaratkan. Selain itu, juga telah dilakukan self asessment GCG secara reguler dan disampaikan kepada pemangku-pemangku kepentingan (stakeholders). Kami pun memiliki komitmen yang berkelanjutan untuk memastikan untuk menjalankan praktek-praktek terbaik (best practice) dalam Pengelolaan Perusahaan.
In the Good Corporate Governance, Bank Jateng has owned and implemented conditioned committees. Besides that, regular GCG self assessment has been conducted and reported to the stakeholders. We also have ongoing commitment to ensure the implementation of best practices in governing the company.
27
Kami telah memahami komitmen yang berkelanjutan untuk memastikan guna menjalankan praktek-praktek terbaik (best practice) dalam pengelolaan perusahaan. Kami telah memahami sepenuhnya bahwa tata kelola perusahaan yang baik, bukanlah kepatuhan pada peraturan semata, namun merupakan bagian integral dari budaya Bank Jateng.
We understand fully that good corporate governance is not merely the compliance to the rules, but it is an integral part of Bank Jateng culture.
Selanjutnya, memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi tahun 2011, Bank Jateng bertekad akan lebih meningkatkan perannya sebagai salah satu penggerak perekonomian daerah. Positioning sebagai retail banking dengan fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah terbukti menjadi kunci kesuksesan selama ini. Ke depan positioning ini akan semakin diperkokoh dan dipertajam lagi dengan lebih mengarahkan pembiayaan pada sektor usaha produktif, sehingga lebih menyentuh ke sektor riil serta pembangunan di daerah. Melalui segmentasi dan positioning yang jelas tersebut, Bank Jateng bertekad pula untuk menjadi pemain di barisan terdepan perbankan daerah, sekaligus sebagai Regional Champion perbankan di Jawa Tengah.
Furthermore, to use the momentum of 2011 economy recovery, Bank Jateng is willing to increase its role as one of regional economic motor. Positioning as retail banking focusing on middle, small, and micro business segment (UMKM) has proven as the key to success. In the future, this positioning will be strengthened and sharpened by aiming to productive business sector, so that it will touch real sector and regional development. Through the clear segmentation and positioning, Bank Jateng is determined to become the foremost player in the regional banking as well as banking regional champion in Central Java.
Tahun 2010 merupakan tahun pertama jajaran Direksi Bank Jateng yang akan memangku hingga 31 Desember 2013 sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Desember 2009.
2010 is the first year for Bank Jateng Directors who will hold their position until December 31, 2013 according to Share holder General Meeting (RUPS) on December 28, 2009.
Menutup laporan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Pemerintah, Nasabah, Mitra Kerja dan seluruh masyarakat, atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada Bank Jateng selama ini. Tidak lupa kepada segenap jajaran Bank Jateng, dengan tulus dari lubuk hati yang terdalam, kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras, kontribusi, profesionalitas, dan semangat untuk senantiasa memajukan Bank Jateng ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan meridhoi usaha kita semua. Amin.
To close this report, we would like to show our deepest gratitude towards the Share holders, Commissioner Board, The Government, Customers, and business partner and all the society for their support and trust for Bank Jateng. Sincerely from our deepest heart, our gratitude also goes to Bank Jateng officers, and we give our highest appreciation for the hard work, the contribution, the professionalism, and the spirit to always improve Bank Jateng. May Allah SWT always gives His guidance and blesses us all. Amen.
Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
28
Sincerely, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Dewan Direksi,
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Director,
HARIYONO Direktur Utama
HARIYONO President Director
Laporan Manajemen | management report
LAPORAN MANAJEMEN | management report
30
Pergerakan di sektor moneter masih ditandai dengan kecenderungan peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), volatilitas pergerakan nilai tukar Rupiah yang relatif lebih terkendali, peningkatan persaingan kegiatan perbankan, baik di bidang dana maupun kredit dan lain-lain.
The movement of monetary sector is still shown by the tendency of BI rate increase, movement volatility of relatively controlled rupiah exchange rate, the increase of banking activity competition, either in fund or in loan, etc.
Pertumbuhan ekonomi nasional 6,0% (yoy) atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 5,7% (yoy). Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5%-5,5% (yoy) atau sedikit melambat peningkatan pendapatan terkait dengan realisasi kenaikan gaji PNS, TNI dan POLRI, Upah Minimum Provinsi (UMP), dan penyelenggaraan Pemilukada di berbagai daerah. Sejalan dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,5%-6,0%, sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan sebesar 5,5%-6,25%.
The growth of national economy is 6,0% (yoy) increases compared to term I-2010 as much as 5,7% (yoy). While the growth of Central Java economy is 5%-5,5% (yoy) or slowing down a little in the increase of income related to realization of remuneration of government employee, Army, Police of Republic of Indonesia, Provincial Minimum wage (UMP), the holding of Head of Region general election in some regions. Along with the development, the national economic growth in 2010 is predicted in the roundabout of 5,5%-6,0%, while Central Java economic growth is predicted to 5,5%-6,25%.
PENGANTAR
PREFACE
Dalam menjalankan usahanya, Bank Jateng senantiasa berpedoman pada Rencana Bisnis Bank Jateng yang telah disusun, dan disahkan dalam RUPS. Rencana Bisnis tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
In running its Business, Bank Jateng always refers to Bank Jateng arranged and decreed in the Shareholder General Meeting Business plan. The business plan also gains approval from Bank of Indonesia.
Mendasarkan pada kajian, masukan sejumlah pihak dan pendekatan dalam mengambil asumsi perkembangan kondisi perekonomian, maka diambillah tema bisnis tahun 2010 yaitu ”Penajaman Kegiatan Bisnis Pada Pembiayaan Sektor Riil”. Tema ini mengandung arti bahwa Bank Jateng menaruh perhatian dan optimism pada perkembangan sektor riil yang semakin menunjukkan prospek dan peningkatan performa yang baik.
Based on the study, inputs from many sides, and approach in taking economy condition development assumption, business theme in 2010 is taken. It is “ The sharpening of business activity in real sector finance “. This means that Bank Jateng is concerned and optimistic in the development of real sector which shows good prospect and performance.
Untuk mendukung pencapaiannya, Bank Jateng selanjutnya menyiapkan inovasi produk dan layanan berbasis kebutuhan masyarakat dan risk management dengan tetap memperhatikan koridor ketentuan yang berlaku. Hal ini penting mengingat rencana penyaluran kredit ke sektor riil atau sektor produktif besar kemungkinannya menjadi kredit bermasalah di kemudian hari.
In order to support the realization, Bank Jateng is then preparing product innovation and service based on people needs and risk management by keeping its attention in effective regulation corridor. This is important considering loan distribution plan to the real sector or productive sector, that there is a big possibility that it will become troubled loan in the future.
Laju inflasi nasional 5,05% (yoy), laju inflasi Jawa Tengah 4,57% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut terutama disebabkan pada kelompok bahan makanan, karena adanya gangguan pasokan beberapa bahan makanan utama, khususnya beras dan sayuran. Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jawa Tengah tercatat sebesar 6,5%.
The rate of national inflation is 5,05% (yoy) and the rate of Central Java inflation is 4,57% (yoy) or increased compared to the previous term of 3,46% (yoy). The increase of that inflation rate is mainly because of the food material group, because there is the disturbance of supplies of some staple food, especially vegetables and rice. By that development, central Java inflation rate is 6,5%.
PROSPEK USAHA TAHUN 2010
BUSINESS PROSPECT IN 2010
Gejala-gejala perubahan ekonomi domestik baik peningkatan maupun penurunan juga terjadi pada tahun 2010 yang ditandai dengan tekanan inflasi terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada Juli 2010, pengurangan subsidi elpiji 12 kg, terganggunya pasokan bahan makanan, khususnya beras dan sayuran, kegiatan puasa Ramadhan dan Hari Raya.
The symptoms of domestic economy change, either increasing or declining also happen in 2010. It is signed by the inflation pressure related to government policy to increase the electricity tariff (TDL) in July 2010, the decrease of 12 kg gas subsidy, the disturbance in food supply, especially vegetables and rice, Ramadhan Fastin and Eid.
Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) 6,50%. untuk memperkuat proses pemulihan perekonomian domestik, stabilitas keuangan dan intermediasi perbankan. Nilai tukar Rupiah penguatan sebesar 1,6% ke level Rp 9.110,per USD dari posisi triwulan I-2010 sebesar Rp 9.254,- per USD.
Bank of Indonesia Interest rate is 6,50%, it is for strengthening the process of domestic economy recovery, financial stability, and banking intermediation. Rupiah exchange rate is stronger to 1,6% to level of Rp. 9110,- per USD from term I-2010 of Rp. 9.254,- per USD.
Namun demikian secara umum Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 menunjukkan trend yang semakin membaik seiring dengan semakin menguatnya pemulihan ekonomi global, menurunnya kekhawatiran terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi Eropa.
Therefore, generally, the economic growth in 2010 is showing a better trend, along with the strengthening of global economy recovery, the declining of worries over the continuation of European economy recovery.
Pergerakan di sektor moneter masih ditandai dengan kecenderungan peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI rate), volatilitas pergerakan nilai tukar Rupiah yang relatif lebih terkendali, peningkatan persaingan kegiatan perbankan, baik di bidang dana maupun kredit dan lain-lain.
The movement of monetary sector is still shown by the tendency of BI rate increase, movement volatility of relatively controlled rupiah exchange rate, the increase of banking activity competition, either in fund or in loan, etc.
Sementara itu, sejumlah perkembangan Regulasi Keuangan dan Perbankan yang mendasari Rencana Bisnis Bank Jateng tahun 2010 diantaranya : Pelebaran Koridor Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Suku bunga Repo O/N (standing lending facility) dinaikkan dari BI Rate + 50 bps menjadi BI Rate + 100 bps dan suku bunga FASBI O/N (standing deposit facility) diturunkan dari BI Rate – 50 bps menjadi BI Rate – 100 bps. Penyempurnaan ketentuan mengenai Posisi Devisa Netto (PDN), Penerapan minimum one month holding period Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Penambahan instrumen moneter non-securities dalam bentuk term deposit, penerbitan SBI berjangka waktu 9 dan 12 bulan juga menjadi issue yang mendasari penentukan strategi bisnis Bank Jateng.
Meanwhile, there are some developments of Banking and Finance Regulation which becomes the basis of Bank Jateng Business plan in 2010. They are : the expansion of Overnight Inter-bank Money Market Interest rate corridor (PUAB O/N). Standing Lending facility ( REPO O/N Interest rate ) is increased from BI rate + 50 bps to be BI rate + 100 bps and standing deposit facility ( FASBI O/N Interest rate ) is declined from BI rate – 50 bps to be BI rate – 100 bps. The improvement of regulation about Net reserves position (PDN), the implementation of minimum one month holding period of certificate of Bank of Indonesia (SBI), the addition of non-securities monetary instrument in the form of term deposit, the issue of 9 to 12 month term SBI also become the issues which make the basic of forming Bank Jateng business strategy.
31
32
TANTANGAN TAHUN 2010
CHALLENGES IN 2010
Tantangan terberat yang dihadapi Bank Jateng tahun 2010 adalah semakin tajamnya tingkat persaingan antara bank khususnya pada pangsa pasar UMKM. Hampir semua perbankan yang beroperasi di Jawa Tengah membidik pangsa pasar ini lewat sejumlah program dan layanan-layanan yang menarik.
The biggest challenge faced by Bank Jateng in 2010 is the sharpening of competition level among the banks, especially in UMKM market. Almost all banking operated in Central Java aims to this market through some interesting services and programs.
Pangsa pasar UMKM menjadi perhatian Bank Jateng mengingat UMKM merupakan pasar potensial dengan jumlah yang relatif banyak dan tingkat return yang optimal. Disamping itu, perhatian terhadap UMKM merupakan salah satu mandat dari pemegang saham melalui gerakan yang dikenal dengan “bali ndeso mbangun deso” untuk mewujudkan visi “ menuju masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera”.
UMKM market becomes Bank’s attention considering that UMKM is a potential market with relatively big number and optimum return rate. Besides, the attention to UMKM is one of mandatory from share holders through a movement known as “bali ndeso mbangun ndeso” (return to the village, build the village) to realize the vision of “towards more prosperous people in Central Java”.
Sejumlah fraud juga menjadi kendala dalam operasional Bank Jateng, baik fraud yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal diluar kendali Bank Jateng.
Some frauds also becomes an obstacle in Bank Jateng operational, either fraud caused by internal or external which is out of Bank Jateng control.
RENCANA BISNIS TAHUN 2010 Mendasarkan sejumlah asumsi-asumsi makro dan mikro serta mempertimbangkan perkembangan internal Bank Jateng maka target (fokus) kegiatan usaha Bank Jateng adalah melakukan penajaman kegiatan bisnis. Untuk itu tema usaha tahun 2010 adalah ”Penajaman Kegiatan Bisnis Pada Pembiayaan Sektor Riil”.
BUSINESS PLAN IN 2010 Based on some micro and macro assumptions, and also considers the internal development of Bank Jateng, target ( focus ) of Bank Jateng business activity is conducting the sharpening of business activity. Because of that, the business theme in 2010 is “ the sharpening of business activity in real sector finance “.
Sejumlah program pun selanjutnya dijalankan sepanjang tahun 2010 seperti : a. Peningkatan penghimpunan dana masyarakat yang lebih diarahkan penggalian sumber dana masyarakat murni, dengan tetap mengupayakan sentralisasi dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah (PEMDA); b. Pertumbuhan kredit yang lebih diarahkan pada pembiayaan sektor usaha produktif, khususnya UMKM dan Koperasi, serta pembiayaan infrastruktur; c. Optimalisasi teknologi informasi guna peningkatan kualitas layanan dan penciptaan fitur layanan baru; d. Perluasan jaringan kantor ke sentra-sentra ekonomi bisnis, lembaga pendidikan, dan pusat pemerintahan. e. Penerbitan surat utang (MTN dan sejenisnya) sebagai funding contigency plan. f. Pemenuhan kewajiban atas penerapan PAPI (Revisi 2008) dan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006).
Some programs throughout 2010 are : a. The increase of people’s fund raise which is aimed more at genuine people fund source, by attempting fund centralization which is from The Regional Government. b. The growth of loan is aimed in productive business sector financing, especially UMKM and cooperative, also infrastructure financing. c. The optimalization of information technology in order to improve service quality and to create new service features. d. The expansion of office networks to business economy centers, education institution, and government center. e. The issue of debt letter (MTN and kinds of it ) as funding contingency plan. f. The fulfillment of obligation towards the implementation of PAPI ( 2008 revision) and PSAK No. 50 and 55 ( 2006 revision ).
g. Peningkatan permodalan sebagai antisipasi peningkatan beban modal sejalan dengan kewajiban bank untuk memperhitungkan risiko operasional dalam perhitungan kecukupan modal disamping risiko kredit dan risiko pasar. h. Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) di semua lini melalui penerapan secara bertahap Sistem Manajemen Kinerja. i. Peningkatan ekspansi kredit, khususnya pembiayaan kepada usaha produktif, sehingga target pertumbuhan kredit tahun 2010 sekurang-kurangnya sebesar 15%. j. Penataan dan pengembangan jaringan layanan baru, baik konvensional maupun syariah.
g. The improvement of capitalization as anticipation towards capital liability increase in accordance to Bank’s obligation to consider operational risk in calculating capital adequacy besides loan and market risk.
k. Pengembangan BPD Card dan Kartu PNS Elektronik (KPE). l. Pengembangan pegawai melalui peningkatan kompetensi dan rekruitmen pegawai baru.
k. The development of BPD Card and Electronic PNS card (KPE) l. The employee development through competency improvement and new employee recruitment.
m. Penyempurnaan Teknologi Informasi yang dapat mendukung kelancaran dan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. n. Peningkatan setoran modal pemilik saham guna mendukung ekspansi kredit.
m. The improvement of Information technology which can support the smoothness and easiness in giving service to the customers. n. The improvement of shareholder capital deposit in order to support credit expansion.
o. Rencana lainnya : renewing layout kantor, pengadaan investaris . aktiva tetap yang menunjang operasional perusahaan dan lain-lain.
o. Other plans : renewing office layout, inventory, fixed earning which will support corporate operational, etc.
Pencapaian Rasio Keuangan Tahun 2010 sebagai berikut :
adalah
j.
The arrangement and development of new service networking, either conventional or sharia.
Financial Ratio Earning in 2010 is as follows : DALAM (%)
URAIAN
31 Des 2009 (Realization)
CAR APYD Terhadap Aktiva Produktif KYD Terhadap Kredit NPL Gross ROA ROE NIM
20,52 0,31 0,24 0,26 4,04 34,23 9,33
17,26 0,42 0,31 0,39 3,22 26,44 8,97
BOPO LDR
71,33 89,18
82,39 84,83
PENCAPAIAN RASIO KEUANGAN 2010
Finacial Ratio Earning in 2010
h. The empowerment of Human Resource in all lines through a step-by-step implementation of Performance management system. i. The increase of loan expansion, especially financing in productive business, so that loan growth target in 2010 is at least 15%.
31 Des 2010 (Plan)
DESCRIPTION
CAR Capital Adequsy Ratio APYD Towards earning asset KYD towards Loan Non Performing Loan - Gross Return On Asset Return On Equity Net Interest Margin Operating Expences to Operating Revenue Loan to Deposit Ratio
33
Mendasarkan pada rasio keuangan yang ada maka diharapkan pada tahun 2010 akan diperoleh hal – hal sebagai berikut :
Basing on the existing financial ratio is expected in 2010 will get it - are as follows :
Tingkat Kesehatan Bank
Bank Health Level
Hasil penilaian tingkat kesehatan Bank berada pada Peringkat Komposit 2 (tren meningkat) yang mencerminkan bahwa Bank Jateng tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun Bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.
The result of Bank Health Level assessment is the 2nd composite level ( increasing level which reflects that Bank Jateng is included good and able to deal with negative influence of economy condition and financial industry, but bank still has minor weaknesses which can be solved by routine actions.
Faktor Permodalan
Capitalization Factor
Secara keseluruhan kondisi permodalan per 31 Desember 2010 adalah sangat memadai atau pada Peringkat 1 yang ditunjukan dari rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada akhir Desember 2010 sebesar 17,26 %. Secara nominal CAR tahun 2010 mengalami penurunan dibanding tahun 2009 sebesar 20,52%. Penurunan rasio ini disebabkan penerapan beban risiko operasional dalam penghitungan kecukupan modal.
Overall, the capitalization condition per December 31, 2010 is very moderate or on the first rank, which is shown from the Minimum Capital Fulfillment Obligation (KPMM) or Capital Adequacy Ratio (CAR) by the end of December 2010 as much as 17,26%. Nominally, CAR in 2010 declines, compared to 2009 as much as 20,52%. The ratio decline is caused by the implementation of operational risk liability in calculating capital adequacy.
Modal Disetor
Capital Paid
Telah dilakukan peningkatan modal disetor sebesar Rp. 103.566 juta berdasarkan keputusan RUPS bulan April 2010. Dengan demikian komposisi modal disetor saat ini, sebagai berikut :
Capital paid has been increased as much as Rp. 103.566 millions based on RUPS decision in April 2010. The capital paid composition at present is : (Rp.000.000,-)
KOMPOSISI MODAL DISETOR 2010 Capital paid Composition
PEMEGANG SAHAM
31 Des 2009
Tambahan
31 Des 2009
Nominal
%
Addition
Nominal
%
Pemprov. Jateng
498.374
64,90
76.056
574.430
65,92
Pemkab se-Jateng
227.979
29,69
20.633
248.612
28,53
Pemkot se-Jateng
41.520
5,41
6.877
48.397
5,55
in 2010
34
SHAREHOLDER
Central of Java Provincial Goverment Municipality Goverment in Central Java City Goverment in Central Java
Disamping itu, sesuai roadmap Modal Disetor 2009-2012, maka telah direncanakan tambahan dana setoran modal tahun 2010 sebesar Rp 97.870 juta yang bersumber dari setoran tunai pemegang saham dan hasil penarikan AMU. Pada kesempatan RUPS tersebut juga telah dilakukan peningkatan cadangan tujuan sebesar Rp 86.831 juta yang bersumber dari 20% laba dibagi tahun buku 2009.
Besides, according to 2009-2012 capital paid road map, the additional capital fund has been planned in 2010 as much as Rp. 97.870 millions, which source is from cash deposit of the shareholders and the result of AMU withdrawing result. In the RUPS opportunity, purposed additional increase has been done as much as Rp. 86.831 Millions, which source is from the 20% of earning divided by book year of 2009.
Faktor Kualitas Aset
Asset Quality Factor
Secara keseluruhan kondisi kualitas aset tahun 2010 adalah pada tingkat yang memadai atau Peringkat 2 yang tercermin dari Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Total Aktiva Produktif. Penilaian atas konsentrasi eksposur risiko kredit menunjukkan adanya distribusi kredit yang cukup merata dengan tingkat konsentrasi pada debitur inti yang relatif kecil. Penilaian atas perkembangan aktiva produktif bermasalah menunjukkan adanya penurunan. Rasio Aktiva Produktif Bermasalah terhadap Total Aktiva Produktif pada akhir Desember 2010 diharapkan tercapai pada kisaran 0,42% atau sedikit meningkat dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar 0,31%. Sedangkan penilaian atas kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) menunjukkan adanya kecukupan yang memadai, dimana rasio PPAP-Yang Dibentuk dibanding PPA-Wajib Dibentuk pada akhir Desember 2010 adalah sebesar 100,00% .
Overall, the condition of Asset Quality in 2010 is in the moderate level or on the 2nd rank, which is reflected from earning asset ratio, classified towards total earning asset. The assessment of loan risk exposure shows that there is even loan distribution with the relatively low concentration level to core debtor.
Faktor Manajemen
Management Factor
Aspek manajemen menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi manajemen Bank Jateng pada tahun 2010 pada tingkat memadai atau Peringkat 2 yang ditandai komponen-komponen manajemen atas manajemen umum, tersedianya kelengkapan peraturan dan pedoman kerja, kewenangan memutus, peraturan kepegawaian, memiliki kondite independensi, track record pengurus bank baik dan tidak didapati ada campur tangan dari pemegang saham dan pihak lain dalam kepengurusan bank. Bank memiliki kemampuan dalam usaha membatasi/mencegah penurunan kualitas good corporate governance melalui proses pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, indepedensi penyelenggaraan SKAI dan Divisi MKHU serta konsistensi dalam pelaksanaan peraturan yang berlaku.
Management aspects show that in general, the management condition of Bank Jateng in 2010 is in the moderate level or on the 2nd level, which is shown by management components towards general affair management, the availability of regulations and working guideline, ability to decide, employee regulation, interdependence performance, good track record of bank caretaker, and there is no interference from shareholders or other parties in the Bank’s management. Bank has ability in the effort of limiting or preventing the decline of Good corporate governance quality through active supervisory process of Commissioner Board and Director, independency of SKAI and MKHU division implementation and also consistency of effective regulation implementation.
Assessment towards non-performing earning asset development shows a decline. Ratio of non-performing earning asset towards total earning asset by the end of December 2010 is reached in average 0,42% or increase a little compared to the position in the end of December 2009 of 0,31%. Whereas assessment towards adequacy of written-off of earning asset (PPAP) shows moderate adequacy, where the ratio of formed PPAP compared to must-be-formed PPA by the end of December 2010 is 100,00%.
35
36
Disamping itu, Bank Jateng telah melaksanakan transparansi informasi dan edukasi nasabah yang dilakukan melalui publikasi laporan keuangan, penyediaan informasi dan media komunikasi melalui website, promosi produk dan jasa, serta pelayanan pengaduan nasabah dan berfungsinya Komite–Komite yang ada.
Besides, Bank has implemented information transparency and customer education which is done through financial report publication, information supply, and communication media through website, service and product promotion, as well as customer complaint service and the function of existing committees.
Faktor Rentabilitas Kondisi rentabilitas Bank Jateng pada tahun 2010 terpelihara pada tingkat yang sangat memadai atau Peringkat 1 yang ditandai antara lain Return on Asset (ROA) sebesar 3,22%, Return on Equity (ROE) sebesar 26,44%, Net interest margin (NIM) sebesar 8,97%, Rasio Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 82,39%,
Earning Factor Bank Jateng earning condition in 2010 is in the very moderate level or on the first rank, which is proven by Return on asset (ROA) of 3,22%, Return on Equity (ROE) of 26,44%, Net Interest Margin (NIM) of 8,97%, Operational Expense Ratio compared to Operational Earning (BOPO) of 82,39%.
Faktor Likuiditas Secara keseluruhan kondisi likuiditas Bank Jateng pada tahun 2010 pada tingkat memadai atau Peringkat 2 yang ditandai antara lain loan to deposit ratio (LDR) sebesar 74%.
Liquidity Factor In general, Bank Jateng liquidity condition in 2010 is in moderate level or on the 2nd rank, proven by loan to deposit ratio (LDR) of 74%.
Faktor Sensitivitas terhadap Risiko Pasar
Sensitivity to Market Risk factor
Berdasarkan self assessment atas aspek sensitivitas terhadap risiko pasar menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi sensitivitas terhadap risiko pasar Bank Jateng pada tahun 2010 pada tingkat memadai atau Peringkat 2.
Based on self assessment towards sensitivity aspect towards market risk, it shows that overall, the sensitivity condition towards Bank Jateng market risk in 2010 is in the moderate level or on the 2nd rank.
6. Melanjutkan program edukasi masyarakat dibidang perbankan, melalui program nasional “Ayo Ke Bank”. Untuk mewujudkan kebijakan fungsional segmentasi kegiatan adalah sebagai berikut :
6. Continuing people education program in banking sector through “ Ayo ke Bank “ national program.
tersebut,
To realize these functional policies, segmentation of activities is as follows :
1. Penyempurnaan Tata Kelola Produk produk dana meliputi tabungan, simpanan berjangka, Sertifikat Deposito (SIDI), Deposito on Call (DOC) serta Giro.
1. Governance Improvement fund products include savings, savings deposits, Certificates of Deposit (Sidi), Deposit on Call (DOC) and Current Deposito.
2. Penyempurnaan tata kelola layanan transaksi, berupa : transaksi on line single host Kas Daerah dan Perguruan Tinggi, Treasury Notional Pooling rekening pengeluaran dan penerimaan, modul MPN untuk penerimaan pajak, Western Union, kliring, layanan pembayaran gaji, layanan on line produk dan jasa bank.
2. Governance improved transaction services, comprising: a single host on-line transaction Regional Cash and Higher Education, Treasury Notional Pooling expenditure and revenue accounts, MPN module for tax receipts, Western Union, clearing, payroll services, on line services bank products and services
3. Penyempurnaan layanan fasilitas Asuransi Jiwa bagi nasabah Tabungan Bima.
3. Improvement of service facilities for customers Savings Life Insurance Bima.
4. Penyempurnaan tata kelola untuk mendukung operasionalisai produk dan jasa layanan melalui pengaturan : Biaya Promosi, Biaya Pemasaran dan sarana transaksi, Cek, Bilyet Giro, Nota Debet, Nota Kredit dan Nota Transaksi, wewenang pemberian special rate, suku bunga produk dana dan suku bunga antar kantor.
4. Completion of governance to support operasionalisai products and services through setting: Cost of Promotion, Marketing Costs and means of transaction, check, current account, Debit Notes, Credit Note and Memorandum of transactions, the authority granting special rate, interest rate and interest rate products fund inter-office
5. Penyempurnaan sejumlah kebijakan tata kelola pendukung operasionalisasi produk dan jasa layanan.
5. Completion of a number of governance policies supporting the operationalization of products and services.
6. Peningkatan hubungan kerja sama dengan counterparty dalam rangka kegiatan pengelolaan likuiditas.
6. Improved working relationships with counterparties for the purposes of liquidity management.
PENGHIMPUNAN DANA
FUND RAISE
Ketersediaan dana bagi bank adalah hal yang mutlak dipenuhi dalam rangka menjalankan fungsi intermediary. Untuk itu sepanjang tahun 2010, sejumlah kebijakan funsional disusun sebagai berikut :
The availability of fund to the Bank is inevitable to be fulfilled in running intermediation function. Because of that, throughout 2010, some functional policies are compiled as follows:
1. Memperkuat struktur pendanaan bank. 2. Meningkatkan akses pendanaan dalam pengelolaan likuiditas. 3. Meningkatkan fungsi devisa sebagai salah satu sumber pendapatan. 4. Meningkatkan peran DPLK sebagai salah satu upaya penghimpunan dana jangka menengah dan panjang. 5. Mengembangkan kegiatan pemasaran yang terintegrasi.
1. Strengthening Bank financing structure. 2. Improving financing access in liquidity management.
7. Pengelolaan likuiditas serta trading pada money market dan capital market, sebagai tindak lanjut kegiatan trading oleh dealer.
7. The management of liquidity and trading in money market and capital markets, as a follow-up activities of trading by dealer
3. Improving earning function as one of income sources.
8. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM.
8. Improving the quality and competence of HR
4. Improving DPLK role as one of the efforts to raise long-and middle-term fund.
9. Pemasaran aktif.
9. Active marketing
5. Developing integrated marketing activity.
37
Simpanan Nasabah
Savings
Kepercayaan nasabah terhadap Bank Jateng utamanya dalam penghimpunan dana menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan, hal ini dapat kita lihat dimana jumlah nasabah pada tahun 2010 mencapai 1.448.573 nasabah naik sebesar 16,30 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 1.245.522 nasabah. Sedangkan dilihat dari nominalnya meningkat sebesar 32,72 % dimana pada tahun 2010 sebesar Rp. 15.907,25 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 11.985,90 milyar. Pertumbuhan dana tertinggi pada tahun 2010 dibanding tahun 2009 adalah deposito sebesar 70,10 %, tabungan sebesar 20,36 % dan giro sebesar 2,64 % Portofolio dana yang telah berhasil dihimpun selama dua tahun terakhir nampak sebagai berikut :
The customer’s trust towards Bank Jateng in raising fund shows significant development. We can see it from the number of customers in 2010 which is reaching 1.448.573, increasing 16,30% compared to 2009 which has 1.245.522 customers. If we see it through the amount, it increases 32,72%, where in 2010 is Rp. 15.907,25 Billions and Rp. 11.985,90 Billions in 2009. The highest growth is in 2010 while compared to 2009 which is a deposit of 70,10%, saving’s account of 20,36%, and demand deposit of 2,64%. The already raised Fund portfolio in the last two years can be seen as follows :
Sebagai balas jasa kepada nasabah atas kepercayaannya untuk menempatkan dananya, maka Bank Jateng memberikan balas jasa berupa bunga sesuai dengan jenis produk yang digunakan oleh nasabah sebagai berikut :
As an appreciation towards the customers for their trust to place their fund, Bank Jateng gives rewards in the form of interest according to the kind of products used by the customers. They are : (%)
KETERANGAN
KEBIJAKAN SUKU BUNGA DANA TAHUN 2010 Fund Interest Rate Policy In 2010
SUKU BUNGA (Interest Rate)
SUKU BUNGA DANA 1. Giro
Current Account .1
- Jasa Giro Kasda
3,50 - 4,75
- Jasa Giro Umum (Rp)
3,50 - 4,75
- Jasa Giro Umum (Valas)
2,75
2. Tabungan - Tabungan BIMA
Nominal / Amount (Rp. 000.000)
PERTUMBUHAN SIMPANAN NASABAH Growth of Saving
URAIAN
Giro Tabungan Simpanan Berjangka Total
31 Desember 2010 Nasabah Nominal Costumer Amount % 29.653 1.402.626
16.294 1.448.573
3.726.229 4.916.425
31 Desember 2009 Nasabah Nominal Costumer Amount
23,42
27.871
30,91 1.203.380
3.630.246 4.084.865
%
PERTUMBUHAN Growth (%) Nsb/cust Nsb/cust
30,29 34,08
6,39 16,56
2,64 20,36
DESCRIPTION
Demand Deposit Savings
35,63
14,18
70,10
Time Deposit
15.907.249 100,00 1.245.522 11.985.893 100,00
16,30
32,72
Total
7.264.596
45,67
14.271
4.270.782
PORTOFOLIO DANA Fund Portfolio
10.001
5.000
General Deposit Services (Rp) General Deposit Services (Forex) BIMA Saving -
- Tabungan BIMA Platinum
LPS rate + _1
- Tabungan SIMPEDA
3,75 - 4,75
- Tabungan HAJI
4,00
HAJI Saving -
- Tabungan QURBAN
5,00
QURBAN Saving -
- Tabungan HIPRADA
3,75
HIPRADA Saving -
- Tabungan KU
0,00 - 0,25
3. Simpanan Berjangka
BIMA Platinum Saving SIMPEDA Saving -
KU Saving Deposits .3
- Deposito (Rupiah)
LPS rate
- Deposito (Valas)
2,75
- BEPEDE Save
6,75
BEPEDE Save -
- Sertifikat Deposito
6,75
Sertificates of Deposit -
- Deposito On Call (Rupiah)
5,50 - 6,50
Deposits (Rp) Deposits (Forex) -
Deposit On Call (Rp) Inter-office Account . 4
- Penempatan RAK
9,25
Inter-office Account Placement -
- Penempatan RAK Cabang Jakarta
9,75
Jakarta Branch Inter-office Account Placement -
- Penempatan RAK
10,00
- Penempatan Peng. AK Kanpus
6,00
Inter-office Account Placement Head Office Inter-office Account Placement -
15.907
15.000 10.000
KASDA Deposit Services -
Saving .2 4,25 - 4,75
4. Rekening Antar Kantor
(Rp. 000.000.000)
DESCRIPTION
9.926
11.985 9.541
2006 2007 2008 2009 2010
38
39
Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
The Financial Institution Pension Funds (DPLK)
Dalam rangka mempersiapkan kesejahteraan dihari tua baik yang akan dibayar secara mandiri maupun dengan subsidi perusahaan dimana di bekerja , maka Bank Jateng atas seijin Pemerintah telah mendapatkan kepercayaan dalam mengelola produk simpanan jangka panjang dalam bentuk program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Sasaran utama dalam pemasaran DPLK tersebut adalah pegawai yang berasal dari BUMN/BUMD, perusahaan swasta, koperasi, tenaga honorer dan perseorangan. Respon positif ditunjukkan oleh masyarakat atas produk DPLK dimana pada tahun 2010 jumlah nasabah mencapai 122.667 orang naik sebesar 7,89 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 113.698 orang. Sedangkan dilihat dari nominalnya meningkat sebesar 24,54 % dimana pada tahun 2010 sebesar Rp. 354,32 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 284,50 milyar.
In order to prepare welfare in the old age, either paid individually or contributed by the company where the customer works, Bank Jateng, by the permission of the government, has got trust in managing long term saving in the form of Financial Institution Pension Funds (DPLK). The main targets for marketing this program are employees from state-owned company (BUMN/BUMD), private company, cooperative, regional part-timer, and individual.
Adapun perkembangan nasabah maupun nominal dana pada tahun 2010 dan 2009 sebagaimana nampak dalam tabel dibawah ini :
The growth os customers and the amount of fund in 2010 and 2009 can be shown in this following table :
Positive response was shown by the people towards this DPLK product in 2010, where the number of participants reaches 122.667 people, or grows to 7,89% compared to 2009 position of 113.698 people. While the amount of gained fund accumulation has reached Rp. 354,32 billions or grows to 24,54% and in 2009 as much as Rp. 284,50 Billions.
Aktivitas Dibidang Dana. Berbagai hal dilakukan dalam upaya meningkatkan pelanggan maupun nominal dana yang bisa diraih antara lain : • Melakukan promosi melalui berbagai media audio visual seperti bekerjasama dengan televisi daerah, radio dalam bentuk iklan spot maupun pada eventevent tertentu, disamping juga dengan media cetak seperti iklan dalam bentuk advetorial, promosi atas produk dan lainnya. • Penyelenggaraan undian tabungan Bima yang dilakukan setiap tahun sebanyak 2 (dua) kali dengan hadiah berupa mobil, sepeda motor, dan hadiah elektronik lainnya yang diselenggarakan oleh Bank Jateng. • Disamping undian tabungan Bima juga dilakukan undian tabungan Simpeda, yang dilakukan secara nasional oleh seluruh Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia. • Penyelenggaraan kegiatan edukasi nasabah yang dilaksanakan bersama dengan Bank Indonesia dalam program Ayo ke Bank dengan produk yang ditawarkan dengan nama TABUNGANKU.
Activity in the Fund Sector Some activities done in order to increase the number of the customers and the amount of fund are : • Promotion through various kinds of audio-visual media, such as : cooperation with regional television, radio, in the form of spot advertisement and specific events, besides advertorial at printed media, product promotion, etc.
•
The Lot drawing of BIMA held two times every year which prizes are cars, Motorcycles, and other electronic prizes.
•
Besides BIMA savings, SIMPEDA savings lot is held nationally by all Bank Pembangunan Daerah all over Indonesia.
•
Holding customer education activity through “ Ayo Ke Bank” program which is held with Bank of Indonesia. The offered product is TABUNGANKU.
(Rp.000.000,-)
PERTUMBUHAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN
KETERANGAN
2010
2009
PERTUMBUHAN (growth) Rp.
%
DESCRIPTION
Growth of Financial Instution Pension Funds
40
Jumlah Peserta (Org)
122.667
113.698
8.969
7,89
Akumulasi Daerah (Rp.Juta)
354.324
284.502
69.822
24,54
Total Participant (Cust.)
Total Funds (Mill.Rp)
41
PENYALURAN DANA
FUND DISTRIBUTION
Bank merupakan lembaga intermediary penghimpunan dana penyaluran dana dalam bentuk aktiva produktip seperti kredit, penempatan dana, pembelian surat-surat berharga. Disamping itu, Bank juga berupaya untuk mengefisiensikan biaya dan memaksimalkan pendapatan sehingga akan diperoleh keuntungan yang layak.
The Bank is an intermediary agency funding the distribution of funds in the form of productive assets such as credit, placement of funds, purchases of securities. In addition, the Bank also seeks to streamline costs and maximize revenue so that it will obtain a decent profit.
AKTIVA PRODUKTIP
EARNING ASSETS
Sumber pendapatan dari Bank utamanya berasal dari Aktiva Produktip yang dimiliki, pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 15.534,33 milyar meningkat sebesar Rp. 1.601 milyar dibanding pada akhir Desember 2009 sebesar Rp. 13.933,32 milyar. Peningkatan terbesar terjadi pada penempatan di BI dan Bank lain dengan pertumbuhan mencapai Rp. 1.899,60 milyar atau 178,12 % sedangkan kredit yang diberikan mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.104,36 milyar atau 10,33 %. Sedangkan perkembangan aktiva produktip selama 2 (dua) tahun terakhir nampak sebagai berikut :
The Bank’s earning source is mainly from its earning asset, by the end of December 31, 2010, the total of earning assets is noted as much as Rp. 15.534,33, increases Rp. 1.601 Billions compared to the end of December 2009 which was Rp. 13.933,32 Billions. The biggest increase happens in the BI placement and other banks, which growa to Rp. 1.899,60 Billions or 178,12% while loan given increases Rp. 1.104,36 Billions or 10,33%. The growth of earning assets in the last two years can be seen as follows:
Sektor Produktif di Jawa Tengah didominasi 3 sektor unggulan yaitu pertanian, perdagangan dan industri. Dalam hal ini, Bank Jateng telah menyalurkan kredit pada 3 sektor unggulan tersebut disamping sektor-sektor lainnya. Dari ketiga sektor tersebut, pertanian tercatat lebih dari 4,2 juta UMKM. Sedangkan non pertanian mencapai 3,2 juta UMKM. Ini menunjukkan bahwa potensi penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah masih terbuka lebar. Adapun komposisi usaha mikro, kecil dan menengah sebagai berikut :
POTENSI PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO, KECIL MENENGAH DI JAWA TENGAH
14,12 %
Productive Sector in Central Java that is dominated by three leading sectors of agriculture, commerce and industry. In this case, the Bank has disbursed loans Jateng on 3 dominant sector is in addition to other sectors. Of the three sectors, agriculture recorded more than 4.2 million SMEs. While non-farm reaches 3.2 million SMEs. This shows that the potential of SMEs loans in Central Java is still wide open. The composition of micro, small and medium-sized as follows :
0,55%
Mikro Micro
Potential Availibility Credit to Micro, Small and Medium Enterprises in Central Java
Kecil Small Menengah Middle
(Rp.000.000,-)
PERTUMBUHAN AKTIVA PRODUKTIF
URAIAN
PERTUMBUHAN (growth)
31 Des 2010 (Rp.)
31 Des 2009 (Rp.)
2.966.058
1.066.468
1.899.590
178,12
Interbank Placement
458.368
1.480.915
(1.022.547)
(69.05)
Securities
11.793.475
10.689.124
1.104.351
10,33
Loans
1.576
1.536
40
- 2,62
Equity Participation
0
0
0
-
Other Claim
314.851
695.276
(380.425)
15.534.328
13.933.319
1.601.009
Rp.
%
DESCRIPTION
85,33%
Growth of Earning Assets Penempatan pd. BI dan Bank Lain Surat-surat Berharga Kredit yang Diberikan Penyertaan Tagihan Lainnya Komitmen dan Kontingensi TOTAL
42
(54,72) Commitment & Contingency 11,49
Guna menangkap peluang potensi di sektor UMKM dan penyaluran kredit tersebut, maka sejumlah langkahlangkah disusun antara lain :
In order to capture potential opportunities in the SME sector and lending, the number of steps arranged among others :
•
•
Completion of the provisions and policy-based credit risk and up to date developments in the field of credit through the preparation of the Company Manual (BPP) Credit.
•
Periodically disseminate credit policy in order to increase productive business financing good credit courses, non-credit programs and partnerships.
• •
Development SMEs Center at the branches. Increased cooperation with the parties concerned in SMEs in the context of productive lending.
•
Increased competence credit analyst to support the productive sector credit expansion. To coordinate with the operational units within the framework of orderly administration, use and control of credit facilities according to applicable regulations
TOTAL
PENYALURAN KREDIT
LOAN DISTRIBUTION
Sebagai bank yang fokus pada kegiatan retail banking, maka sebagian besar penyaluran kredit diarahkan pada segmen UMKM / sektor produktif dibandingkan sektor konsumtif.
As a bank that focuses on retail banking activities, the majority of loans are directed at the SME segment / sector productive than consumptive sector.
Potensi UMKM di Jawa Tengah memang significant baik dari jumlah maupun kualitas untuk digarap. Sektor UMKM juga menyumbang PAD terbesar di Jawa Tengah demikian halnya dengan penyerapan tenaga kerja. Sehingga dengan Bank Jateng concern menggarap segmen UMKM ini, maka Bank Jateng telah berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
The potential of SMEs in Central Java was significant both in quantity and quality for cultivation. SME sector also contributed the largest revenues in Central Java is the case with employment. So with the Bank Jateng SME segment of this concern, the Bank Jateng has played an active role in supporting regional economic growth.
•
• • • •
Penyempurnaan Ketentuan dan kebijakan kredit berbasis resiko dan perkembangan up to date di bidang perkreditan melalui penyusunan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Perkreditan. Secara berkala melakukan sosialisasi kebijakan kredit dalam rangka peningkatan pembiayaan usaha produktif baik kredit program, non program maupun kredit kemitraan. Pengembangan Sentra UMKM di cabang-cabang. Peningkatan kerja sama dengan pihak-pihak yang concern dalam UMKM dalam rangka penyaluran kredit produktif. Peningkatan kompetensi analis kredit guna menunjang ekspansi kredit sektor produktif. Melakukan koordinasi dengan unit operasional dalam rangka tertib administrasi, penggunaan dan pengendalian fasilitas kredit sesuai ketentuan yang berlaku.
•
43
Dengan langkah-langkah tersebut, per akhir Desember 2010 kredit tersalur kepada 298.777 debitur dengan baki debet adalah Rp. 11.768.140.899.093,-
With these steps, as of end December 2010, loans was disbursed to borrowers of 298.777 with the outstanding balance is Rp. 11,768,140,899,093,-
Penyaluran kredit tersebut dihimpun dari seluruh Kantor Cabang Operasional di Jawa Tengah dan Jakarta yang dikoordinir melalui 1 Kantor Cabang Utama, 6 kantor cabang Koordinator, 1 Kantor Cabang Jakarta dan 2 Unit Usaha Syariah dengan pencapaian penyaluran kredit tahun 2010 per masing-masing dalam jutaan rupiah adalah sebagai berikut :
Loan disbursement was collected from all Branch Offices Operational in Central Java and Jakarta, which was arranged through a Main Branch Office, 6 branches Coordinator, 1 and 2 Branch Office Syariah Business Unit with credit achievement by 2010 per individual in millions of dollars are as follows:
(Rp. 000.000,-)
72.887 Jasa Service 393 Real estate, Usaha Persewaan & Jasa
PENYALURAN KREDIT KEPADA KELOMPOK LAPANGAN USAHA
Service & rental business, real estate
keuangan 123.831 Perantara Finance distributor 42.771 Transportasi,pergudangan,komunikasi
Lending Business In The Group of Field Position
Transportation, warehouse, communication
Penyediaan Akomodasi & Makan Minum
6.082 Meal & accomodation provider Besar & Eceran 592.657 Perdagangan Retail & franchise 78.001 Konstruksi Construction
Gas & Air 11.208 Listrik, Water, gas & electricity 102.769 Industri Pengolahan
(Rp. 000.000,-)
PENYALURAN KREDIT PER CABANG KOORDINATOR Distribution of Loans per Branch Office Coordinator
Manufacturing industry
1.936 Pertambangan Mining 14.667 Perikanan
2.627.974
2.500.000
Fishery
2.289.310
2.000.000
1.874.532 1.578.803 1.398.584
PURWOKERTO 800.000
600.000
0
0
MAGELANG
1.000.000
400.000
TEGAL
1.272.720
200.000
1.500.000
80.088 Pertanian Agriculture
SURAKARTA
PATI
500.000
SEMARANG
Penyaluran Kredit Pada Bukan Lapangan Usaha
Loan Distribution On Non Business Field (Rp. 000.000,-)
(Rp. 000.000,-)
PENYALURAN KREDIT PADA CABANG UTAMA, CABANG JAKARTA, UUS
400.000
CABANG JAKARTA Jakarta Branch
300.000
100.000
UNIT USAHA SYARIAH Branch &Sharia Unit
10.894
Penyaluran Kredit Pada Kelompok Lapangan Usaha
Credit Disbursement in the Group of Business Field
Penyaluran kredit tersebut tersebar pada seluruh sektor lapangan usaha yang pembagiannya mengacu pada ketentuan Bank Indonesia. Sektor tersebut dalam 2 kategori yaitu lapangan usaha dan non lapangan usaha. Berikut ilustrasi penyaluran kredit pada kelompok lapangan usaha (dalam jutaan rupiah)
The lending spread to all sectors of business field distribution between the regulation of Bank Indonesia. That sector is in 2 categories: non-field operations and field effort. Here's an illustration of credit in the field of business groups (in millions of rupiah)
9.257.220
Lending Business In The Group of Non Business Field
1.210.674
Pada tahun 2010, Bank Jateng dipercaya Pemerintah sebagai salah satu Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kepercayaan tersebut diwujudkan melalui penyaluran KUR per Desember 2010 yang mencapai Rp. 265.654.850.000,- atau 106,03% dari target rencana yang ditetapkan yang tersalur kepada 4.585 debitur. Adapun distribusi penyaluran KUR per Kantor Cabang Koodinator (dalam jutaan rupiah) adalah sebagai berikut :
Bukan Lapangan
Non bBusiness Field
Rumah Tangga
Household
10.000.000
172.948
200.000
PENYALURAN KREDIT KEPADA BUKAN KELOMPOK LAPANGAN USAHA
0
44
500.000
CABANG UTAMA Main Branch
5.000.000
Distribution of Loans Main Branch Jakarta Branch UUS
542.376
In 2010, Bank Jateng believed the Government as one of bank that disbursing “KUR” program. This is manifested through the distribution of KUR as of December 2010 which reached Rp. 265.654 850.000, - or 106.03% of the targets set out plans which channeled to 4585 borrowers. The distribution of KUR distribution per Branch Office Coordinator (in millions of dollars) are as follows :
45
(Rp. 000.000,-)
PENYALURAN KUR PER KANTOR CABANG KOORDINATOR
65.600
Semarang Coordinator
Distribution KUR per Branch Office Coordinator
30.428
KOORDINATOR PATI
33.089 27.981 20.488 57.272
Pati Coordinator
KOORDINATOR MAGELANG
Magelang Coordinator
SYNDICATED LOAN
Dalam rangka kontribusi terhadap perkembangan perekonomian regional, Bank Jateng juga aktif dalam sejumlah kredit sindikasi pada berbagai proyek infrastruktur.
In order to contribute to the development of regional economy, the Bank Jateng also active in a number of syndicated loans on various infrastructure projects.
Besaran kontribusi kredit dan nama proyek.
The loan contribution and name of project.
1. Kontribusi sebesar Rp. 30 miliar pada Pembangunan gedung-gedung instansi Pemerintah Provinsi Bengkulu
1. Amounting to Rp. 30 billion on construction of buildings of Bengkulu provincial government agencies
2. Kontribusi sebesar Rp. 50 miliar pada Pembangunan Capital Expenditure PT. Telkom
2. Amounting to Rp. 50 billion on the Development Capital Expenditure PT. Telkom
3. Kontribusi sebesar Rp. 20 miliar pada pembangunan PLTU di NTT, NTB, Maluku, Sulawesi Utara.
3. Amounting to Rp. 20 billion in The Steam Power Plant development in NTT, NTB, Maluku, North Sulawesi.
4. Kontribusi sebesar Rp. 175 miliar pada pembangunan jalan bebas hambatan dalam kota, Bekasi – Cawang – Kampung Melayu.
4. Amounting to Rp. 175 billion on highway construction in the city, Bekasi - Cawang - Kampong Melayu.
5. Kontribusi sebesar Rp. 33,7 miliar pada pembangunan jalan bebas hambatan Kanci – Pejagan.
5. Amounting to Rp. 33.7 billion on highway construction Kanci - Pejagan.
6. Kontribusi sebesar Rp. 100 miliar pada pembangunan jalan bebas hambatan di Semarang – Solo.
6. Amounting to Rp. 100 billion on highway construction in Semarang - Solo.
7. Kontribusi sebesar Rp. 100 miliar pada pembangunan PLTU Kebun Agung di Lahat Palembang.
7. Amounting to Rp. 100 billion on the construction of The Steam Power Plant in Lahat Palembang.
KOORDINATOR TEGAL
Tegal Coordinator
KOORDINATOR PURWOKERTO
Purwokerto Coordinator
KOORDINATOR SURAKARTA
Surakarta Coordinator
70.000
40.000
0
0
KREDIT SINDIKASI
KOORDINATOR SEMARANG
Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaannya
Distribution of Loans base on Usage
Dalam penyaluran kredit kepada nasabah dikelompokkan ke dalam jenis penggunaan kredit yaitu modal kerja, investasi dan konsumsi.
In lending to customers are grouped into the types of credit use of working capital, investment and consumption.
Pada akhir Desember 2010 maka kredit yang telah berhasil disalurkan sebesar Rp. 11.793,48 milyar dimana 89,28 % untuk pembiayaan bersifat konsumsi dan pada tahun 2009 k redit yang telah berhasil disalurk an sebesar Rp. 10.689,12 milyar dimana 89,94 % untuk pembiayaan bersifat konsumsi.
At the end of December 2010, the loans that have successfully channeled Rp. 11.793.48 billion which is 89,28% for the financing of consumption in 2009 and who have successfully disbursed credit of Rp. 10.689.12 billion which is 89,94% for the financing of consumption.
Sedangkan portofolio kredit pada tahun 2010 untuk keperluan modal kerja sebesar 8,45 % dan investasi sebesar 2,27 %. Sedangkan perkembangan kredit yang telah disalurkan selama tahun 2010 dan 2009 nampak sebagai berikut :
While the loan portfolio in 2010 for working capital amounting to 8,45% and investment by 2,27%. While credit growth has been disbursed during 2010 and 2009 appear as follows : (Rp. 000.000,-)
PERKEMBANGAN KREDIT MENURUT JENIS PENGGUNAAN Growth of Loan Base on Usage
Uraian
%
Nominal/Amount
%
Pertumbuhan Growth (%)
Description
Modal Kerja
994.724
8,45
729.781
6,83
36,30
Investasi
266.770
2,27
345.784
3,23
(22,85)
Investment
Konsumsi
10.506.647
89,28
9.613.559 89,94
9,29
Consumption
TOTAL
11.768.141 100,00 10.689.124 100,00
10,09
TOTAL
Penyaluran kredit untuk kebutuhan modal kerja menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan hingga mencapai 36,30 % antara lain dipergunakan untuk pembiayaan kredit produktif seperti kredit koperasi, kredit ketahanan pangan, kredit mikro, kredit kridamas, kredit pemberdayaan masyarakat desa, kredit rekening koran dan lain-lain.
46
2009
2010 Nominal/Amount
Working Capital
Loans for working capital requirements show a significant growth reaching 36,30% among others used for financing productive loans such as credit cooperatives, credit food security, micro credit, credit kridamas, rural community development loans, overdraft etc.
47
Suku Bunga Kredit
Lending Rates
Atas kredit yang disalurkan tersebut maka pada tahun 2010 bunga yang dikenakan kepada nasabah adalah sesuai dengan kondisi pasar dengan tingkat suku bunga sebagai berikut :
On loans disbursed in 2010 was the interest charged to customers is in accordance with market conditions with interest rates as follows:
(%) KETERANGAN
2010
DESCRIPTION
TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT Credit Interest Rate
Adapun perkembangan kredit persektoral sampai dengan 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini Keterangan
PERTUMBUHAN KREDIT BERDASARKAN SEKTOR USAHA Loan Growth by Business Sector
CREDIT INTEREST RATES
1. Kredit Berjangka - Kredit Berjangka (Umum)
13,00 - 18,00
- Kredit Karsa
14,00 - 15,00
- Kredit PUNDI
2010
Pertumbuhan
2009
Pertanian Pertambangan Industri
Description
%
94.764
65.835
28.929
43,94
1.936
820
11.116
136,06
Mining
102.769
72.626
30.143
41,50
Industry
Agriculture
Listrik, Air & Gas
11.208
2.683
8.525
317,73
Electricity, Water & Gas
Konstruksi
78.001
70.047
7.954
11,36
Construction
771.687
621.149
150.538
24,24
Trade
42.771
54.661
(11.890)
-21,75
Transportation
Angkutan
Term Loan .1
Jasa-jasa Usaha
124.224
89.148
35.076
39,35
Enterprice Services
Term Loan (General) -
Jasa-jasa Sosial
72.887
256.783
(183.896)
-71,62
Social Services
Lain-lain
10.467.895
9.445.372
1.102.523
10,71
Others
TOTAL
11.768.141
10.689.124
1.079.017
10,09
TOTAL
Karsa Loan -
13,00 - 17,00
PUNDI Loan -
- Kredit KfW-IEPC- 1
10,00
KfW-IEPC- 1 Loan -
- Kredit KfW-IEPC- 2
12,00
KfW-IEPC- 2 Loan -
- KUR
14,00
KUR Loan -
- KUPS
13,00
KUPS Loan -
2. Kredit Rekening Koran (RC)
14,00 - 19,00
RC Loan .2
3. Kredit Siaga
14,00 - 19,00
Standby Loan .3
4. Kredit Wira Usaha
15,00 - 19,00
Enterprise Loan .4
5. Kredit Personal Loan
15,00 - 20,00
Personal Loan .5
6. Kredit Kendaraan Bermotor
15,00 - 20,00
Vehicle Ownership Loan .6
7. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
12,00 - 17,00
Housing Loan .7
8,00
Multifunction Loan .8
8. Kredit Multiguna
(Rp. 000.000,-)
Rp.
Perdagangan SUKU BUNGA KREDIT
The credit growth persektoral until 31 December 2010 and December 31, 2009 can be seen in the table below
Penyaluran Kredit Berdasarkan Kolektibilitas
Based on Credit Distribution Collectible
Meskipun kondisi perekonomian pada tahuan 2010 masih terasa berat serta dihadapkan pada persaingan dan tantangan diperbakan yang semakin kompetitip, maka pola pembiayaan tetap berprinsip pada kehati-hatian dengan pemberian kredit kepada nasabah secara selektip, disamping memhindari pembiayaan pada sektor usaha yang telah jenuh sehingga Bank Jateng mampu menunjukkan kinerja yang baik , terbukti dengan non performing loan (NPL) yang rendah.
Although knowledge of economic conditions in 2010 is still felt heavy and faced with competition and challenges in an increasingly competitive banking, the financing pattern remains on the precautionary principle to the granting of credit to customers selectively, in addition to financing memhindari the business sector that has been saturated so that the Bank Jateng able to demonstrate good performance, as evidenced by the non-performing loan (NPL) is low.
Adapun kolektibilitas kredit sampai dengan 31 Desember 2010 pada masing-masing sektor nampak sebagai berikut :
The collectibility of loans up to December 31, 2010 in each sector appear as follows: (Rp. 000.000,-)
Penyaluran Kredit Menurut Sektoral
Credit Distribution by Sector
Seluruh sektoral kredit telah dibiayai oleh Bank Jateng dengan memperhatikan faktor risiko yang muncul serta keamanan tingkat kolektibilitas kreditnya, dalam rangka menuju kearah regional champion maka secara pelan namun pasti Bank Jateng mulai merambah pada sektor riil.
All sectoral credit has been financed by the Bank Jateng with respect to risk factors that arise and the security of the collectibility of loans, in order to aim toward regional champions then slowly but surely Bank Jateng begun to crawl on the real sector.
Hal ini terbukti dengan meningkatnya pembiayaan pada sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik dan gas, kontruksi dan jasa-jasa usaha.
48
This is evident with the increased funding in agriculture, mining, industry, electricity and gas, construction and business services.
Uraian
PERKEMBANGAN KREDIT BERDASARKAN KOLEKTIBILITAS Loan Growth by Collectibility
2010 Nominal /Amount
%
2009 Nominal /Amount %
Pertumbuhan Growth (%)
Description
11.646.469 98,97
10.610.158
99,26
9,77
Current
58.804
0,50
51.453
0,48
14,29
Special Mention
7.343
0,06
5.286
0,05
38,91
Sub Standard
Diragukan
12.724
0,11
4.798
0,04
165,19
Doubtful
Macet
42.800
0,36
17.429
0,16
145,57
Loss
TOTAL
11.768.141
100
10.689.124 100,00
10,09
TOTAL
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar
49
Aktivitas bidang kredit tahun 2010
Credit field activities in 2010
Jasa Layanan Perbankan Lainnya
Other Banking Servises
a. Peluncuran produk baru antara lain : • Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) • Kredit Sistem Resi Gudang ( SRG ) • Kredit Usaha Pembibitan Sapi ( KUPS )
a. New product launches include: • People's Business Credit (KUR) • Credit Resi Gudang System (SRG) • Cattle Breeding Business Credit (KUPS)
Jasa layanan Perbankan diarahkan untuk memberikan jasa layanan yang unggul sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui peningkatan teknologi, perluasan jaringan kantor dan kemitraan dengan lembaga / badan usaha / instansi lainnya.
Bank Jateng banking services is aimed to provider top services according to the society needs trought the effort of developing technology, the office network expansion and partnership with other institution or offices.
b. Memfasilitasi pembentukan Sentra Pertanian Tani ( SPT ) Di desa Seboro Kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen. SPT merupakan sebuah sentra (sub klaster) dimana di kawasan tersebut dilakukan usaha dan upaya untuk memberdayakan petani, sehingga petani di sekitar SPT mampu menggarap tanahnya dalam bidang pertanian dengan komoditi unggulan berupa kelengkeng itoh dan durian monthong yang hasilnya dapat memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya. Total luas proyek mencapai 20 hektar dan meliputi 110 kepala keluarga dengan total rencana pohon mencapai 3.000 pohon.
b. Facilitate the establishment of Farmers’ Agricultural Central (SPT) in the Village District Sebodro Sadang Kebumen. SPT is a center (sub-cluster) where the area is a business and efforts to empower farmers so that farmers around the SPT can work on their land in agriculture with commodity form and durian Monthong kelengkeng itoh whose results can provide a decent life for his family. The total project area of 20 hectares and comprises 110 households with a total planned reach 3.000 trees.
Untuk memberikan pelayan yang optimal kepada masyarakat Bank Jateng memberikan jasa – jasa layanan sebagai berikut :
To give an optimum service to society, Bank Jateng providers these services :
c. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain : • Kementerian Keuangan RI dalam hal kerjasama skim KUPS, KUR, KKPE, Resi Gudang • Kementerian Koperasi dan UMKM dalam hal kerjasama skim KUR. • Kementerian Pertanian RI dalam hal kerjasama penyaluran skim KKPE, KUPS, KUR • Asuransi Askrindo dan Jamkrindo perihal penjaminan KUR. • Kantor Bank Indonesia Semarang, dalam hal kerjasama pengembangan klaster/desa produktif. • IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) dalam hal peningkatan kompetensi SDM kewirausahaan dan penyaluran KUR. • Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Provinsi Jawa Tengah, dalam hal kerjasama peningkatan kompetensi kewirausahaan dan penyaluran KUR.
c. Increase cooperation with various parties including:
Layanan Dalam Negeri Fasilitas layanan perbankan untuk transaksi dalam negeri meliputi hal – hal seperti kiriman uang, inkaso, Surat Keterangan Bank (SKB), Jaminan Bank ( Bank Garansi ), pembayaran gaji pegawai Pemerintah Daerah, penerimaan pembayaran PBB, rekening PAM, listrik, telpun, pajak-pajak non import serta restribusi daerah dan layanan BPD Net Online.
Domestic Services A banking facility to give domestic transaction, including money transfer, collection of accounts (inkaso), Bank information Letter (SKB), Bank Warranty (Guarantee Bank), payment of Regional Goverment employee, PBB (building snd earth Tax) payment acceptance, PAM (Water Company) bills, electricity, telephone, non-impofrted taxes, regional retribution, and BPD net online service.
Layanan Luar Negeri Fasilitas layanan untuk kemudahan kegiatan bisnis di luar negeri meliputi hal – hal seperti misalnya pembukaan Letter of Credit (L/C), pembiayaan kredit ekspor impor, incoming dan outgoing transfer, inward dan outward, collection, money changer dan traveller’s cheque, western union serta transaksi luar negeri lainnya.
Foreign Services A banking facility to give an easy acces of oversea business, including the opening of letter of credit (L/C), the funding of import/export credit, incoming and outgoing transfer, inward and outward, collection, money changer and traveler’s cheque, western union and other foreign transaction.
Saat ini Bank Jateng telah bekerja sama dengan Western Union sebuah penyedia jasa layanan kiriman uang dari dan keberbagai negara didunia dan realtime dengan pengiriman yang cepat dan aman.
At this moment, Bank Jateng is having a joint cooperation with western union, a service provide of money transfer service to and from many other countries throughout the world via online and real time, with the save and fast transfer.
Melalui fasilitas pengiriman uang ini, nasabah akan menemukan produk kiriman uang yang sangat fleksibel, simpel, cepat dan worldwide.
By this money transfer, costumer will find flexible, fast, simple, and worldwide money transfer product.
Bagi nasabah yang memiliki kerabat yang sedang diluar negeri dan membutuhkan dana, namun kerabat tersebut tidak mempunyai rekening, maka jasa layanan western union mempunyai pilihan jasa yang dapat digunakan.
For those customers who have relatives who are abroad and need funding, but the relative does not have an account, then western union services have a choice of services that can be used.
•
50
Perguruan Tinggi (Unissula, Undip dll) dalam hal edukasi perbankan khususnya pengenalan kewirausahaan bagi calon sarjana.
• • • • • •
•
•
Ministry of Finance dalamhal KUPS cooperation scheme, KUR, KKPE, Resi Gudang. Ministry of Cooperatives and UMKM in terms of cooperation schemes KUR. Ministry of Agriculture of Indonesia in terms of cooperation in the distribution scheme KKPE, KUPS, KUR Insurance underwriting Askrindo and Jamkrindo about KUR. Office of Bank Indonesia Semarang, in terms of development cooperation cluster / village productive. IWAPI (Indonesian Business Women Association) in terms of improving the entrepreneurial competencies of human resources and distribution of KUR. Chamber of Commerce (Chamber of Commerce and Industry) of Central Java province, in terms of entrepreneurial competence enhancement of cooperation and distribution of KUR. Higher Education (Unissula, Undip etc.) in terms of banking, particularly the introduction of entrepreneurship education for prospective scholars.
51
52
PROSPEK USAHA TAHUN 2011
PROSPECTS IN 2011
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih tetap berlanjut berbagai instrument yang dikeluarkan oleh penguasa moneter menunjukkan kondisi yang positip sehingga stabilitas ekonomi makro relatip terjaga, sehingga pemerintah optimis perekonomian pada tahun 2011 akan melaju lebih cepat. Sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM pada Maret 2011 dan menekan laju inflasi dengan kisaran 5 + 1 % maka diharapkan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 pada kisaran 6,0 – 6,5 % atau meningkat dari tahun 2010 yang mencapai 6,0 – 6,3 %.
Indonesian economic growth acceleration is predicted to continue. Some instruments issued by the monetary government shows positive condition so macro stability is relatively controlled, so that the government is optimistic that economy in 2011 will grow more rapidly. Relating to government policy to decrease BBM (petrol and gas) subsidy in March 2010 and to lessen inflation rate with the range of 5+1%, it is hoped that the growth of economy in 2011 is in the range of 6,0-6,5% or increases from 2010 which reaches 6,0-6,3%.
Beberapa tantangan usaha sektor perbankan yang dihadapi : • Peningkatan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer per 1 Nopember 2010 dan penerapan GWM dikaitkan dengan Loan to Deposit Ratio yang secara effektip berlaku pada 1 Maret 2011 akan mendorong perbankan untuk lebih ekspansif dalam menyalurkan kreditnya. • Kebijakan keterbukaan dalam penentuan suku bunga dasar kredit (prime lending rate) akan mendorong perbankan untuk lebih meningkatkan effisiensi. • Implementasi BPD sebagai regional champion, akan mendorong BPD untuk lebih meningkatkan perannya sebagai agent of regional development sekaligus market leader didaerahnya sendiri. • Dengan mendasarkan pada beberapa indicator tersebut Bank Jateng harus mempersiapkan diri dalam memanfaatkan peluang guna mewujudkan impiannya sebagai Bank Regional Champion sekaligus mampu menghadapi tantangan dan persaingan yang cukup tajam disektor perbankan. • Sebagai Bank Regional Champion maka Bank Jateng harus mampu menjadi bank terkemuka didaerah melalui produk dan layanan kompetitip dengan jaringan yang luas yang dikelola secara professional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Some banking sector business challenges are :
Langkah-langkah Strategis Beberapa langkah strategis yang akan dilakukan antara lain : • Meningkatkan sumber pendanaan berbiaya rendah, khususnya dana – dana diluar Pemerintah Daerah (PEMDA), guna memperkuat struktur pendanaan.
Strategic movements: Some strategic movements are:
•
•
The increase of Minimum Obligatory Demand Deposit Ratio (GWM) Primer per November 1, 2010 and the implementation of GWM is related to Loan to Deposit Ratio (LDR) which has been effectively valid since March 1, 2010. It will push banking to be more expansive in loan distribution. Open Policy in determining prime lending interest rate per January 1, 2011, which will push banking to increase efficiency in it operational activity.
•
BPD implementation as Regional Champion, which will push BPD to increase its role as agent of regional development as well as market leader in each area.
•
Based on those indicators, Bank Jateng must prepare itself in using opporunities to realize its goal as Regional champion Bank and is also able to face challenges and rougher competition in banking sector.
•
As a Regional Champion Bank, Bank Jateng must be able to be a well-to-do Bank in the region through competitive products and services with the widespread networking managed professionally in order to push regional economic growth.
•
Meningkatkan penyaluran kredit mengarah pada sektor produktip.
lebih
•
Increasing loan distribution to aim to productive sector.
•
Meningkatkan kualitas layanan dan kegiatan pemasaran.
•
Increasing service quality and marketing activity.
•
Mengembangkan teknologi informasi yang lebih mengarah pada kelancaran operasional, penciptaan fitur layanan baru, dan ketersediaan Management Information System (MIS)
•
Developing information technology to aim to operational smoothness, new service feature creation, Management Information System (MIS) availability.
•
Mengembangkan dan menyempurnakan struktur organisasi, sistem dan prosedur, ketentuan dan peraturan, yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal Bank.
•
Develop and refine organizational structure, systems and procedures, rules and regulations, which are adjusted with the development of internal and external conditions of the Bank.
•
Meningkatkan kualitas dan mengembangkan SDM melalui program pendidikan yang tepat, penerapan sistem manajemen kinerja, dan sistim manajemen karier (carier path management).
•
Increasing quality and developing human resources through adequate education program, performance management system implementation, and career path management
•
Menyediakan sarana operasional yang memadai guna kenyamanan nasabah dengan tetap mempertimbangkan kecukupan permodalan.
•
Providing adequate operational facilities in order to create customers’ convinience by considering capitalization adequacy.
•
Meningkatkan permodalan perkembangan usaha.
•
Increasing capitalization in order to support business development.
guna
yang
mendukung
TARGET USAHA Dengan mendasarkan pada kondisi ekonomi yang ada, serta berbagai tantangan yang harus dihadapi sekaligus pemanfaatan peluang yang akan kita kemas dalam berbagai produk dan layanan serta dengan melakukan langkah strategis , maka target pada tahun 2011 dibanding 2010 diharapkan mengalami pertumbuhan sebagai berikut :
BUSINESS TARGET Based on the economy condition, some challenges that must be faced, opportunity used which will be wrapped in some products and service, and strategic movements done, the 2011 target compared to 2010 is hoped to grow as follows :
(Rp.000.000,-)
TARGET PERTUMBUHAN USAHA TAHUN 2011
KETERANGAN
PERTUMBUHAN (growth) %
DESCRIPTION
Growth of Business Target in 2011
•
Increasing low-budgeted finance source, especially for funds outside Regional Government (Pemda) in order to strengthen funding structure.
Total asset Dana Pihak ketiga Giro Tabungan Simpanan Berjangka Kredit Laba Usaha
15,07 14 15,07 13,87 13,40 17,75 5,77
Total asset Third Party Funds Demand Deposit Savings Time Deposite Loans Business Profit
53
Bank Jateng Syariah | sharia bank jateng
Tabungan BIMA “Tabungan Bima disamping memberikan fleksibilitas transaksi bagi pemegang ATM BPD Card, juga memberikan banyak hadiah yang menarik. Dengan adanya tabungan BIMA Bank Jateng, sangat bermanfaat pula bagi para pegawai serta para pelajar dalam menyimpan tabungannya, biaya administrasi yang bersahabat dan ATMnya dimana-mana”
BIMA Savings "Bima Savings while providing the flexibility of ATM transactions for holders of BPD Card, also gives many interesting prizes. With the BIMA Savings Bank Jateng, very beneficial to the employees and students in store savings, administrative costs in a friendly and ATM everywhere "
BANK JATENG SYARIAH | sharia bank jateng Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi dengan pola syariah maka Bank Jateng telah ikut berperan aktif dengan mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng dengan mendasarkan pada ijin dari Bank Indonesia Semarang dengan nomor 9/71/DS/Sm tanggal 19 November 2007
In order to meet the needs of the community to conduct transactions with the Bank Jateng sharia pattern has contributed actively to establish Sharia Unit (UUS) Bank Jateng by basing on a license from Bank Indonesia Semarang with a number 9/71/DS/Sm November 19, 2007
VISI •
VISION • Become a trusted Islamic Banking and become the pride of the community.
Menjadi Bank Syariah yang terpercaya dan menjadi kebanggaan masyarakat.
MISI • Memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan laba Bank Jateng • Menyediakan produk-produk dan jasa perbankan syariah dengan layanan prima untuk memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi nasabah dan masyarakat sehingga mampu menggerakkan sektor rill sebagai pilar pertumbuhan ekonomi regional. • Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk membangun sinergi dalam pengembangan bisnis. • Memberikan peluang dan dorongan bagi seluruh karyawan dengan mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk kesejahteraan diri dan keluarganya, nasabah serta masyarakat pada umumnya.
MISSION • Contribute significantly to the profitability of Bank Jateng • Providing products and services of Islamic banking with excellent service to provide satisfaction and added value for our customers and communities so as to move the real sector as a pillar of regional economic growth.
Strategi dan Kebijakan Unit Usaha Syariah Bank Jateng 1. Mengembangkan skim-skim produk baru 2. Memperluas jaringan pelayanan Bank Jateng Syariah 3. Mengoptimalkan fungsi layanan syariah (Office Channeling) Syariah di Kantor Cabang dan Cabang Pembantu 4. Memperkuat kualitas layanan perbankan syariah yang berbasis Teknologi Informasi sehingga tercipta sistem layanan yang mudah diakses oleh masyarakat.
Strategy and Policy Unit Sharia Bank Jateng 1. Develop new product schemes 2. Extending the service network of Sharia Bank Jateng
SUSUNAN KEANGGOTAAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH Sharia Supervising Board
56
POSISI
•
Establish partnerships with stakeholders to build synergies in business development.
•
Provide opportunities and encouragement for all employees to develop the full potential of themselves for the welfare of themselves and their families, customers and society at large.
3. Optimizing the service functions of sharia (Office Channelling) Sharia Branch Office and Branch 4. Strengthen quality Islamic banking services are based Information Technology so as to create service systems that are easily accessible by the public.
NAMA (Name)
POSITION
Ketua
Prof. DR. H.Achmad Rofiq, MA
Chairman
Anggota
Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA
Member
Anggota
Prof. DR. Bambang Setiaji, Msi
Direktur UUS
Basuki Sri Hartono
Kepala UUS
Moch. Zaenal
Member Director of Sharia Business Unit Head of Sharia Business Unit
Jaringan Kantor Guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah–nasabah Bank Jateng Syariah , pada tanggal 12 Maret 2010 telah dibuka Kantor Cabang Syariah di Semarang.
Network Office In order to improve services to customers of Bank Jateng Sharia, on March 12, 2010 has opened Sharia Branch Office in Semarang.
Pembukaan tersebut didasarkan pada Surat persetujuan dari Bank Indonesia Semarang No.12/27/DPbS/PadBS/Sm tanggal 17 Februari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0085/HT.01.01/2010 tanggal 4 Maret 2010 tentang Pembukaan Kantor Cabang Syariah di Semarang yang berlokasi di Gedung Grinatha Lantai III, Jl. Pemuda No. 142 Semarang.
The opening is based on an approval from Bank Indonesia Semarang No.12/27/DPbS/PadBS/Sm February 17, 2010 and Decree of the 0085/HT.01.01/2010 number dated March 4, 2010 about the opening of a Sharia Branch Office located in Semarang Grinatha Building III Floor, Jl. Youth No. 142 Semarang.
Disamping itu juga telah dibuka beberapa jaringan kantor Bank Jateng Syariah, antara lain 1 (satu) Kantor Kas, 2 (dua) Payment Point dan 28 (dua puluh delapan) Layanan Syariah. Dengan demikian sampai dengan tahun 2010 Bank Jateng Syariah telah memiliki 2 (dua) Kantor Cabang, 2 (dua) Kantor Kas, 2 (dua) Payment Point, dan 35 (tiga puluh lima) Layanan Syariah.
Besides, it also has opened several offices of Bank Jateng network of Sharia, among others, 1 (one) Cash Office, two (2) Payment Point and 28 (twenty eight) Sharia Services. Thus until 2010 the Sharia Bank Jateng already have 2 (two) Branch Offices, 2 (two) Cash Office, 2 (two) Payment Point, and 35 (thirty five) Sharia Services.
Sedangkan pada tahun 2009 baru tersedia 1 (satu) Kantor Cabang, 1(satu) Kantor Kas, 7 (tujuh) Layanan Syariah.Dengan penambahan jaringan kantor ini diharapkan Bank Jateng Syariah dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
While in the year 2009 only available 1 (one) Branch Office, 1 (one) Cash Office, 7 (seven) Syariah.Dengan Service office network additions are expected Bank Jateng Sharia can further enhance service to the community.
Produk dan Jasa Bank Jateng Syariah. Berbagai produk syariah telah diluncurkan ke masyarakat, namun UUS Bank Jateng tak pernah tinggal diam dan selalu melakukan pengembangan dan penyempurnaan terhadap produk yang ada, disamping juga selalu membuat produk-produk baru. Pada tahun 2010 beberapa produk yang telah berhasil dilaunching antara lain adalah iB PPMD (Pembiayaan Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan iB KOPKAR (Koperasi Karyawan) dan KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah). Sampai dengan tahun 2010 maka produk UUS Bank Jateng baik dibidang dana, pembiayaan maupun jasa lainnya adalah sebagai berikut :
Products and Services Bank Jateng Sharia. Various Islamic products have been launched into the community, but UUS Bank Jateng never stay silent and always do the development and refinement of existing products, as well as always making new products. In 2010 some of which have successfully launched products include iB PPMD (Financing Rural Community Empowerment) and iB KOPKAR (Employees Cooperative) and KJKS (Cooperative Financial Services Sharia). Up to 2010 the Sharia Bank Jateng products both in funding, financing and other services are as follows:
Bidang Dana. Simpanan nasabah Unit Usaha Syariah Bank Jateng dikemas dalam bentuk : 1. Wadiah Yad-dhamanah merupakan titipan dana dalam bentuk giro dan tabungan dimana pemilik dana mendapatkan pendapatan berupa bonus. 2. Investasi tidak terikat dalam bentuk Tabungan dengan Akad Mudharabah Mutlaqah yang berarti pihak mudharib (bank) diberi kuasa penuh untuk
Field Fund. Deposits by customers of Bank Jateng Sharia Unit is packaged in the form : 1. Yad-dhamanah Wadiah is entrusted funds in current accounts and savings accounts where the owner earns money in the form of bonuses. 2. Unrestricted investments in the form of savings with a mean Akad Mudharabah Mutlaqah mudharib party (bank) given full authority to conduct its business
57
58
menjalankan usahanya tanpa batasan sepanjang memenuhi syarat-syarat Syari’ah dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis usaha dan nasabah / pelanggannya dimana nasabah diberikan jasa oleh Bank dengan nisbah (bagi hasil) dari hasil yang diterima Bank 3. Investasi tidak terikat dalam bentuk deposito berjangka dengan prinsip mudharabah mutlaqoh yakni suatu bentuk kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama adalah nasabah selaku pemilik dana (shahibul maal), dan pihak kedua adalah bank selaku pengelola dana (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan dana dan nasabah diberikan jasa dari Bank dengan nisbah (bagi hasil) dari hasil yang diterima Bank. Selanjutnya untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi, maka bentuk-bentuk akad tersebut diatas oleh Bank Jateng UUS dikemas dalam bentuk iB Giro, Tabungan iB Amanah, Tabungan iB Bima dan Deposito iB.
without the restrictions that they meet the requirements of Sharia and are not bound by time, place, type of business and client / customer where the customer is given services by the Bank with revenue (profit sharing) of the proceeds of Bank 3. Unrestricted investments in time deposits with mutlaqoh mudaraba principle which is a form of cooperation between two parties where the first party is the customer as the owner of the funds (shahibul maal), and the second party is the bank as the fund manager (mudharib) is responsible for managing the fund and the customer is given services from the bank with revenue (profit sharing) of the results received by the Bank. Furthermore, to facilitate our customers to do transactions, then the forms of the above agreement by the Bank Jateng UUS packaged in the form of Demand iB, iB Amanah Savings, Savings and Deposits iB iB Bima.
Bidang Pembiayaan Bukan hanya dibidang pendanaan, dibidang pembiayaan, Bank Jateng UUS juga terus mengembangkan produk ini guna memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Jawa Tengah. Dari sisi pembiayaan beberapa akad telah digunakan oleh Bank Jateng UUS yang antara lain : 1. Mudharabah Akad Mudharabah adalah akad kerjasama antara Bank selaku pemilik dana (shohibul maal) dengan nasabah selaku mudharib yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati. 2. Musyarakah Musyarakah adalah akad kerjasama antara Bank dengan nasabah untuk mengikatkan diri dalam perserikatan modal dengan jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut digunakan untuk pengelolaan proyek / usaha yang layak dan sesuai dengan prinsip syari’ah. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui dalam akad. 3. Murabahah Murabahah adalah akad jual beli antara Bank selaku penyedia barang, dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang (misalnya rumah, kendaraan, mesin produksi dll) dan Bank memperoleh keuntungan yang disepakati bersama.
Sector Financing Not only in the field of finance, the field of financing, the Bank Jateng UUS also continue to develop these products to meet the needs of society, especially in Central Java. In terms of financing some of the contract have been used by the Bank Jateng UUS among others : 1. Mudharabah Mudharabah contract is an agreement between the Bank as the owner of the funds (shohibul maal) with customers as mudharib who have expertise or skills to manage a business that is productive and lawful. Benefits resulting from use of these funds are shared based on an agreed ratio. 2. Musharaka Musharaka is an agreement between the Bank and customers to engage in union capital with the same or different amounts as agreed. Capital mix is used for project management / business viable and in accordance with Shari'ah principles. Gains derived will be divided based on the ratio that has been approved in the contract. 3. Murabaha Murabaha is a sale and purchase agreement between the Bank as the provider of goods, with customers who book to buy goods (eg houses, vehicles, machin ry etc.) and the Bank mutually agreed profit.
Berdasarkan akad jual-beli dimaksud Bank membeli barang yang dipesan dan menjualnya kepada nasabah. Harga jual Bank adalah harga beli dari supplier ditambah keuntungan yang disepakati. Oleh karenanya nasabah mengetahui besarnya keuntungan yang diambil oleh Bank. Cara pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama, dapat secara lumpsum ataupun dengan cara angsuran.
Based on the contract of sale referred to the Bank to buy goods ordered and sell them to customers. Banks selling price is the purchase price from the supplier plus an agreed profit. Therefore, customers know the level of profits taken by the Bank. The way of payment and time period agreed upon, can be a lumpsum or in installments.
4. Istisna Istishna’ adalah akad jual beli barang berdasarkan pesanan antara nasabah sebagai pemesan (mustashni’) dengan Bank dengan kriteria tertentu seperti jenis, tipe atau model, kualitas dan jumlahnya. Bank akan membelikan barang pesanan nasabah (mustashni’) tersebut kepada pemasok (shanni’) dengan kriteria yang sesuai. Harga, cara pembayaran dan jangka waktu penyerahan barang pesanan tersebut disepakati bersama. Apabila pemesan (mustashni’) mengizinkan pemasok (shanni’) untuk meminta pihak ketiga (sub-pemasok) membuat barang pesanan tersebut, maka transaksi ini disebut Istishna’ Paralel.
4. Istisna Istishna 'is an agreement based on the buying and selling goods among customers as a customer order (mustashni') with the Bank with certain criteria such as species, type or model, the quality and amount. The Bank will buy the item customer orders (mustashni ') to the supplier (shanni') with the appropriate criteria. Prices, payment methods and delivery period of the order is agreed by both parties. If the buyer (mustashni ') to allow suppliers (shanni') to request a third party (sub-suppliers) make orders of goods, the transaction is called Istishna Parallel.
5. Rahn (Gadai) a. Rahn (Gadai) adalah penyerahan barang/harta dari Nasabah kepada Bank sebagai agunan atas sebagian atau seluruh hutangnya. o Rahn (Gadai) menurut hukum positif Indonesia adalah suatu hak yang diperoleh pihak yang berpiutang atas barang bergerak yang diserahkan oleh pihak yang berutang kepada pihak berpiutang, atau pihak lain atas namanya dan mengambil peluansan secara didahulukan dari orang-orang berpiutang lainnya, kecuali atas biaya untuk menjual dan biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan barang gadai o Gadai dalam bahasa Arab adalah Ar-Rahn, yang berarti tetap, kekal, dan jaminan. Mazhab Imam Syafii dan Imam Hambali mendefinisikan Ar-Rahn dalam arti akad, yaitu menjadikan materi (barang) sebagai jaminan hutang yang dapat dijadikan pembayaran hutang apabila pihak yang berhutang tidak dapat membayar hutangnya o Gadai adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk
5. Rahn (Pawn) a Rahn (Pawn) is the delivery of goods / property of the Customer to the Bank as collateral for part or all of its debts. o Rahn (Pawn) according to Indonesian positive law is a right which the party obtained berpiutang on movable goods delivered by the party that owes to the berpiutang, or any other party on his behalf and take the precedence peluansan from berpiutang other people, except at the expense of to sell and the cost incurred to save the pawn goods o Pawn in Arabic is the Ar-Rahn, which means the fixed, eternal, and security. The school of Imam Hanbali Imam Syafii and Ar-Rahn define the meaning of the contract, which makes the materials (goods) as collateral for loans that can be used as payment of debt owed if the parties are unable to pay its debts o Pledge is holding one of the borrower's property as collateral for loans that it receives. Thus those who hold to obtain guarantees to be able to take back all or part of its accounts
59
dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. (Bank Syariah “Pandangan Ulama dan Cendikiawan). o Gadai Emas Syariah adalah produk dimana Bank memberikan fasilitas pinjaman (qardh) kepada Nasabah dengan agunan berupa barang/harta (berupa emas) milik nasabah dengan mengikuti prinsip gadai. Barang/harta dimaksud ditempatkan dalam penguasaan dan pemeliharaan Bank, dan atas pemeliharaan tersebut bank mengenakan biaya sewa atas dasar Prinsip Ijarah. b. Ijarah adalah sewa menyewa antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajir) dengan nasabah/penyewa (mustajir). c. Qardh adalah pinjaman dana dari Bank kepada Nasabah dengan ketentuan bahwa Nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada Bank pada waktu yang telah disepakati antara Bank dan Nasabah. d. Bank Garansi (Khafalah) adalah suatu jaminan yang diberikan Bank yang menyatakan, bahwa pihak Bank akan memenuhi kewajiban kepada pihak penerima jaminan (bouwheer) apabila pihak yang dijamin/nasabah tidak dapat atau gagal memenuhi kewajibannya sesuai dengan apa yang diperjanjikan (cidera janji / wanprestasi).
60
receivable. (Bank Syariah "Views Ulema and scholars). o Gold Pledge Sharia is the product which the Bank provided a loan facility (qardh) to the Customer with collateral in the form of goods / property (of gold) by following the principles of customer-owned mortgage. Goods / property referred to was placed in the control and maintenance of the Bank, and the maintenance of the bank to charge rent on the basis of principle of Ijarah. b. Ijarah is a lease between the Bank as the lessor (mu'ajir) with customers / tenants (mustajir). c. Qardh is borrowing funds from the Bank to the Customer provided that Customer must return the funds it receives to the Bank on time as agreed between the Bank and the Customer. d. Bank Guarantee (Khafalah) is a guarantee from a bank stating, that the Bank shall fulfill the obligation to guarantee the recipient (bouwheer) if the secured party / customer can not or fail to meet its obligations in accordance with what was agreed (breach of contract / breach of contract).
Dari akad-akad pembiayaan tersebut dikemas dalam bentuk produk yang antara lain iB Griya, iB Multiguna, iB Investasi, iB Modal Kerja, iB PPMD, iB KOPKAR dan KJKS serta iB Gadai Emas Syariah.
From contract-financing agreement is packaged in the form of products that include Griya iB, iB Multipurpose, iB Investment, Working Capital iB, iB PPMD, iB and iB KJKS MAESA and Gold Pawn Sharia.
Layanan Jasa Guna memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi keuangan, Bank Jateng Syariah telah mengembangkan layanan dalam bentuk on-line tarik maupun setor rekening tabungan diseluruh Kantor Cabang Syariah diwilayah Jawa Tengah.
Services In order to provide convenience to customers in conducting financial transactions, the Bank Jateng Sharia has developed a service in the form of on-line drag and deposit savings account throughout the Sharia Branch Offices in the region of Central Java
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati pelayanan produk-produk syariah dengan memanfaatkan layanan syariah yang telah ada diseluruh Kantor Cabang Bank Jateng. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi syariah.
In addition customers can also enjoy the services of Islamic products by utilizing the existing sharia services throughout the Branch Office of Bank Jateng.
Bentuk Layanan. Adapun bentuk layanan yang diberikan oleh Unit Usaha Syariah Bank Jateng meliputi :
Forms Services. The shape of the services provided by the Syariah Business Unit of Bank Jateng include :
1. Penarikan dan penyetoran on line di Kantor Bank Jateng di seluruh Jawa Tengah. 2. Setoran dan penarikan cek / bilyet giro melalui kliring. 3. Transfer dan inkaso. 4. Pembuatan surat referensi dan dukungan Bank. 5. Penerbitan surat jaminan Bank (Khafalah) yang terdiri dari jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan. Informasi Keuangan. Posisi keuangan Unit Usaha Syariah Bank Jateng pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 menunjukan perkembangan yang sangat signifikan yang nampak sebagai berikut :
1. The withdrawal and deposit on line at Bank Jateng Offices throughout Central Java. 2. Deposit and withdrawal check / giro clearing. 3. Transfer and collection. 4. Making reference letters and the support of the Bank. 5. The issuance of bank guarantees (Khafalah) consisting of bid security, performance bond, advance payment guarantees and security maintenance. Financial Information. The financial position of Bank Jateng Sharia Business Unit in 2010 compared to 2009 showed a very significant development which looks as follows : (Rp. 000.000,-)
INFORMASI KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH Financial Information of Sharia Bussiness Unit
URAIAN
2010
2009
PERTUMBUHAN (Growth) Rp.
TOTAL ASSET
306.335
168.784
137.551
DESCRIPTION
% 81,50
TOTAL ASSETS THIRD PARTY FUNDS
SIMPANAN NASABAH 9.513
2.025
7.488
369,78
- Tabungan
33.469
18.303
15.166
82,86
Savings -
- Simpanan Berjangka
97.109
41.464
55.645
134,20
Term Deposits -
Total Simpanan
140.091
61.792
78.299
126,71
Total Third Party Funds
PEMBIAYAAN
172.948
59.205
113.743
192,12
FINANCING
8.092
630
7.462
1.184,44
PROVIT (LOST)
- Giro
LABA (RUGI)
Deposits -
It aims to facilitate customers in Islamic transactions.
61
DEWAN PENGAWAS SYARIAH | sharia supervising board KETUA DEWAN PENGAWAS | head of supervising board
ANGGOTA DEWAN PENGAWAS | member of supervising board
Prof. DR. H. Ahmad Rofiq, MA
Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA
•
•
• • • • • • • • • •
• •
Lahir di Kudus, tanggal 14 Juli 1959, dengan pendidikan terakhir S3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1998 Guru Besar Syariah pada Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dengan pangkat Pembina Utama (IV/e) Dosen S2 pada Fakultas Hukum Unissula Semarang, 2000 – sekarang Dosen S2 pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000 – sekarang Dosen Penguji Luar Biasa pada Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, 2003 – sekarang Konsultan Semarang Institut of Moslem Educational Studies (SIMES) Semarang, 2000 – sekarang Anggota Pengawas BAZ Propinsi Jateng, 2003 – sekarang Koordinator Bidang Pengawasan isi siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng, 2008-2010 Ketua Umum Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indonesia (HISSI) Jateng, 2008 – sekarang Pengawas Orsos Gerakan Membangun Masyarakat Insan Rentan (Gerbang Mas Intan) Jateng, 2005 – sekarang. Menguasai kekeliruan Manajemen Zakat tahun 2006. Pernah mendapat Penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun bidang Pengabdian dari Presiden Republik Indonesia dan selanjutnya diangkat sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 s.d. sekarang. Beberapa Karya Ilmiah antara lain berjudul Fiqih Aktual tahun 2003, Fiqih Konstektual tahun 2004, Upaya Penegakan Hukum dan Keadilan di Indonesia, Perspektif SosioHistoris Islam tahun 2005. Diangkat sebagai Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 sampai sekarang
• • • • • •
Lahir di Kudus, tanggal 14 April 1957, dengan pendidikan terakhir S3 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1999 Kepala Pusat Penelitian IAIN Walisongo Semarang, 1992 Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo, 1998 Pembantu Rektor I IAIN Walisongo, 1999 Rektor IAIN Walisongo, 2001 – Oktober 2010 Kepala Balai Penelitian, Pengembangan, Pendidikan & Latihan Kementerian Agama RI, sejak Oktober 2010 – sekarang Diangkat sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 s/d sekarang.
Pelatihan / Kursus yang pernah diikuti : • Workshop Islam in France di Perancis, INALCO-INIS, Paris 1991 • Seminar International Religion and Environment, Semarang, 1994 • Workshop Resolusi Konflik, Universitas of Arizona, 2004 • Pendidikan Lemhanas XVI, 2009
Pelatihan/Kursus yang pernah diikuti : • Sertifikasi DPS, Jakarta, 2008 • Perbankan Syariah, LPPI, 2009 • • • • • • • • • • • • •
Born in Kudus, July 14, 1959, last education is Ph.D level from IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta in 1998. Sharia Professor in Sharia faculty of Semarang IAIN Walisongo and the job title is Main Officer-in-charge (IV/e). Lecturer for Master’s Degree at Semarang Unissula Law Faculty, 2000 until now Lecturer for Master’s Degree at UIN sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000 until now. Extra-ordinary Examiner Lecturer at Law Doctorate Program in Diponegoro University, 2003 until now. Consultant of Semarang Institute of Muslim Educational Studies (SIMES), 2000 until now. Member of BAZ Supervisor Central Java Province, 2003 until now. Coordinator of Supervising Department for the content of broadcast for Central Java Regional Indonesian Broadcast Commission (KPID), from 2008 until 2010. General Chairman of Central Java Indonesian Sharia Scholar and Scientist Association (HISSI), 2008 until now. Social Organization Supervisor of Central Java Movement to Build Susceptible Human Society (Gerbang Mas Intan), from 2005 until now. Mastering mistake Zakah Management in 2006. Ever get the award Satya Karya Satya 10 years Badge of Service from the President of the Republic of Indonesia and later was appointed as the Sharia Supervisory Board of Central Java since May 21, 2007 sd now. Multiple Worksheets include year 2003 Actual entitled Fiqh, Fiqh contextual in 2004, and Justice Law Enforcement Efforts in Indonesia, the Socio-Historical Perspective of Islam in 2005. Appointed as the Sharia Supervisory Jateng since May 21, 2007 till now
• • • • • • •
Born in Kudus, April 14, 1957, whose last education background is Doctoral Degree from IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta in 1999. Head of Research Center of IAIN Walisongo, Semarang in 1992. Director of Postgraduate Program at IAIN Walisongo, 1998 Assistant I to The President of IAIN Walisongo, in 1999 President of IAIN Walisongo, from 2001- October 2010 Head of Practice, Education, Development, and Research of Ministry of Religion Republic of Indonesia, since October 2010 until now. Appointed as the Sharia Supervisory Board of Central Java since May 21, 2007 until now.
Trainings and or courses joined : • Islamic Workshop in France, INALCO-INIS, Paris, 1991 • International Seminar, Religion and Environment, in Semarang 1994 • Conflict Resolution Workshop, in University of Arizona, 2004 • Lemhanas education XVI, 2009
Specific training joined : • DPS Certification in Jakarta in 2008 • Sharia Banking, LPPI in 2009
62
63
ANGGOTA DEWAN PENGAWAS | member of supervising board
DIREKTUR UNIT USAHA SYARIAH | sharia business unit director
Prof. DR. Bambang Setiaji, Msi
Basuki Sri Hartono, S.sos
• • •
Lahir di Pacitan, tanggal 24 Desember 1956, dengan pendidikan terakhir S3 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2001 Saat ini menjabat sebagai Rektor Muhammadiyah Surakarta Diangkat sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Jateng sejak 21 Mei 2007 s/d sekarang
Pelatihan / Kursus yang pernah diikuti : • Short Course Labor Economics and Development Economics, 1998, Monash University, Australia • Education in United Kingdom, 2006, British Council, Inggris • Perbankan Syariah, LPPI, 2009
• • •
Born in Pacitan, December 1956, last education of Doctoral degree from Gajah Mada University, Yogyakarta, 2001 Currently sits as President of Surakarta Muhammadiyah University Appointed as the Sharia Supervisory Board of Central Java since May 21, 2007 until now.
Trainings and or courses joined : • Short Course Labor Economics and Development Economics, 1998, Monash University, Australia • Education in United Kingdom, 2006, British Council, England • Sharia Banking, LPPI, 2009
64
•
Lahir di Klaten tanggal 18 Mei 1954, Pendidikan formal terakhir Sarjana Administrasi Niaga dari Universitas Terbuka.
Pelatihan /Kursus yang pernah diikuti : • Peningkatan Skill Bidang Keuangan, di Semarang tahun 1981 • Kursus Pengawas Angkatan 51, di LPPI Jakarta, tahun 1988 • Kursus Project SMIEP, di Surabaya tahun 1991 • UNAS, PDP I, di IBI Jakarta, tahun 1998 • Kursus Pemimpin Cabang Angkatan 121, di IBI Jakarta, tahun 2000 • Kursus Manajemen Risiko Bank, di IBI Jakarta, tahun 2001 • Training ESQ Profesional Angkatan VII, ESQ Leadership Center, di Bandung tahun 2005 • Pelatihan Manajemen Risiko RMCI Jakarta, di LPP Jakarta, tahun 2006 • Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko BSMR, di Jakarta, tahun 2006 • Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko BSMR, di Bali, tahun 2007 • Pelatihan Dasar Perbankan Syariah, Batasa Tazkia, tahun 2007. • Diangkat sebagai Direktur Unit Usaha Syariah Sesuai Surat Bank Indonesia Nomor 12/41/DPB1APBU/Sm tanggal 28 April 2010 perihal Laporan Pengangkatan Direktur UUS (Unit Usaha Syariah ). •
Born in Klaten on May 18, 1954, last formal education of Commerce Administration scholar from Open University.
Trainings and or courses joined : • Skill Development in Finance, Semarang, in 1981 • Supervisor Course Batch 51, LPPI Jakarta, in 1988 • SMIEP Project Course, Surabaya, in 1991 • UNAS, PDP I, IBI Jakarta, in 1998 • Branch Manager Course Batch 121, IBI Jakarta, in 2000 • Bank Risk Manager Course, IBI Jakarta, 2001 • Professional ESQ Training Batch VII, ESQ Leadership Centre, Bandung, in 2005 • Jakarta RMCI Risk Management Training, LPP Jakarta, in 2006 • BSMR Risk Management Certification Examination, Jakarta, in 2006 • BSMR Risk Management Certification Examination, Bali, in 2007 • Sharia Banking Basic Training, Batasa Tazkia, in 2007 • Appointed as Director of Sharia Business Unit Pursuant to Letter of Bank Indonesia Number 12/41/DPB1APBU/Sm April 28, 2010
65
Unit Pendukung | supporting unit
BPD Card BANK JATENG “ BPD Card Bank Jateng memberikan kemudahan Anda bertransaksi kapan saja dan dimana saja. Lebih dari 22.000 ATM berlogo ATM Bersama dan didukung pula 7.000 ATM BCA. Dapat pula digunakan sebagai kartu belanja di lebih dari 80.000 Merchant Berlogo PRIMA”
BANK JATENG CARD (Debit Card) "BPD Jateng Bank Card provides convinience Your transactions anytime and anywhere. More than 22.000 ATM bearing the ATM Bersama and supported 7.000 ATM BCA. Can also used a s a shopping card at more than 80.000 Merchant logo PRIMA”
UNIT PENDUKUNG | supporting unit
68
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
DEVELOPMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY
Pada semester II-2010, kegiatan pengembangan teknologi informasi akan diarahkan pada penyelesaian penyusunan IT Plan Strategy 2010-2014 sebagai dasar pembangunan aplikasi sistem sesuai kebutuhan unit bisnis. Penyempurnaan Laporan-laporan ke Bank Indonesia sesuai dengan kebijakan dan perkembangan regulasi Perbankan yang berlaku. Demikian halnya dengan pemeliharaan dan penyempurnaan Core Banking System (CBS) dan aplikasi–aplikasi pendukung lainnya sesuai dengan kebijakan dan aturan yang berlaku.
In Semester II-2010, the activity of information technology development will be aimed to the finishing of 2010-2014 IT Plan Strategy compilation as the basic of system application establishment according to business unit needs.
Peningkatan kualitas Sistem dan Pengembangan jaringan melalui penggantian mesin server AS/400 Production dan DRC serta penataan dan penambahan hardware dan infrastruktur TSI, Pengembangan aplikasi layanan sesuai kebutuhan unit bisnis dan pengelolaan TSI yang berhasil guna dan penekanan risiko penggunaannya dengan penyempurnaan IT Strategy, Manajemen Risiko Teknologi Informasi, infrastruktur back up, dan penataan Data Center serta sarana lainnya secara memadai.
Improvement on System quality and network development through the replacement of server machine of AS/400 Production and DRC and also arrangement and addition of hardware and TSI infrastructure. Development on service application according to business unit needs and useful TSI management and pressure on the use risk by improving IT strategy, Information Technology Risk Management, back up infrastructure, and arrangement of Data center and other adequate facilities.
Kesemua langkah-langkah tersebut disusun dengan tujuan agar : 1. Terselenggara kelancaran dan akurasi dalam pelaporan-pelaporan Bank Indonesia. 2. Terwujudnya Aplikasi CBS dan aplikasi-aplikasi pendukung lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha bank guna mendukung pelayanan dan operasional bank yang berbasis Manajemen Risiko. 3. Terselenggaranya kelancaran operasional bank dan peningkatan kualitas layanan TSI 4. Terwujudnya keragaman layanan nasabah sesuai kebutuhan dan tuntutan pasar. 5. Tercapainya sasaran IT Plan dan terwujudnya sistem keamanan dan kelancaran operasional dalam penggunaan TSI yang didukung oleh Data Center yang aman dan representatif, sistem back up yang memadai dan kualitas SDM yang kompeten sehingga mengurangi human error.
All steps are compiled on the purpose of:
Adapun, langkah-langkah yang dilakukan antara lain : a. Kajian sejumlah implementasi IT dan software. b. Pemeliharaan dan penyempurnaan CBS Konvensional dan Syariah serta Aplikasi Pendukung.
Therefore, the needed steps are: a. Discussion over IT and software implementation. b. Maintenance and improvement on conventional CBS and Sharia and supporting applications.
Improvement on reports to Bank of Indonesia is according to policy and effective banking regulation development. It also goes together with maintenance and improvement on Core Banking System (CBS) and other supporting applications, based on effective rules and policies.
c. Implementasi aplikasi pendukung pelayanan dan e- Banking (Mobile Banking). d. Melakukan penyempurnaan Sistem Disaster Recovery Centre (DRC) e. Pengadaan Permanent Maintenance Agreement Mesin AS/400 dan UPS. f. Pengadaan Software dan Hardware Self Service Passbook Printer (SSSP). g. Penerapan Pelaporan LBU Basel II dan Penerapan Revisi PAPI 2008 berbasis PSAK 50/55.
c. Implementation on service supporting application and e-Banking (Mobile Banking). d. Improving Disaster Recovery Center System (DRC) e. Purchase of Permanent Maintenance Agreement Mesin AS/400 and UPS f. Purchase of Software dan Hardware Self Service Passbook Printer (SSSP). g. Implementation on LBU Basel II reporting and revision on PAPI 2008 based on PSAK 50/55.
Aktivitas Dan Pengembangan Teknologi Tahun 2010
Activities and Development of Technology in 2010
Beberapa pengembangan teknologi dan informasi yang telah dilakukan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : • Pembangunan aplikasi sistem sesuai kebutuhan usaha bisnis bank. • Pengadaan aplikasi kontinjensi PSAK 50/55 • Implementasi sistem cash management dan payment services. • Pengadaan dua unit AS-400 type P-6.
Some of the development of technology and information that has been done for the year 2010 are as follows : • • • •
Application development system according to the business needs of the bank. Application of procurement contingency PSAK 50/55. Implementation of cash management and payment system services. Procurement of two AS-400 units of type P-6.
1. The actualization of smoothness and accuracy in the reports of Bank of Indonesia. 2. The actualization of CBS application and other supporting applications according to the needs and bank business development in order to support bank operational and service based on risk management. 3. The actualization of bank operational smoothness and the improvement of TSI service quality. 4. The actualization of customer service variety according to the needs and market demand. 5. The accomplishment of IT plan target and the actualization of security system and operational smoothness in using TSI supported by safe and representative data center, adequate back-up system and competent human resource, in order to minimize human error.
69
ATM BANK JATENG Sejalan dengan kemajuan teknologi dan tuntutan dari nasabah untuk dapat melakukan transaksi disetiap saat, maka untuk memenuhi kebutuhan nasabah sekaligus memberikan kemudahan maka telah tersedia ATM Bank Jateng diseluruh Jawa Tengah dan satu di Jakarta.
BANK JATENG ATM Along with technology advancement and demands from the customers to be able to do transaction every time, in order to fulfill customers’ needs and also give easiness to them, Bank Jateng provides ATM all over Central Java and one ATM in Jakarta.
Sampai tahun 2010 telah tersedia 65 ATM bertambah sebanyak 4 ATM dibandingkan dengan tahun 2009 yang dimiliki oleh Bank Jateng, namun demikian nasabah Bank Jateng dapat mengambil uangnya di beberapa Bank, karena Bank Jateng memiliki program kerjasama dalam bentuk ATM Prima dengan BCA dan ATM bersama dengan berbagai Bank yang tergabung dalam program ATM bersama :
By 2010, there are 65 ATM and it increases 4 ATMs compared to 2009, therefore, Bank Jateng’s customers can withdraw their money in some banks, because Bank Jateng has jointcooperation program in the form of ATM Prima with BCA and ATM Bersama with many Banks. The programs are:
KOORDINATOR
2010
2009
COORDINATOR
Surakarta Purwokerto Tegal Magelang Pati Semarang Sub Jumlah Cabang Utama Jakarta
11 10 10 8 7 15 61 3 1
9 10 10 8 6 15 58 3 0
Surakarta Purwokerto Tegal Magelang Pati Semarang Sub Total Cabang Utama Jakarta
Jumlah
65
61
Total
70
REKAP HANDLING COMPLAIN NASABAH TERKAIT IT (ATM TERTELAN, ATM RUSAK, DLL)
RECAPITULATION ON CUSTOMER COMPLAINT HANDLING DEALING WITH IT ( SWALLOWED ATM, DAMAGED ATM, ETC )
Sejalan dengan bertambahnya ATM yang dimiliki oleh Bank jateng serta adanya kerjasama dengan berbagai pihak diikuti dengan peningkatan teknologi maka pemilik kartu ATM Bank Jateng meningkat, pada tahun 2010 sebanyak 370.595 kartu ATM dan pada tahun 2009 sebanyak 219.271 kartu ATM, atau meningkat sebesar 151.324 kartu ATM. Disisi lain kerusakan kartu ATM semakin dapat ditekan, dimana pada tahun 2009 terdapat kerusakan sebanyak 530 kartu ATM dan dapat diselesaikan sebanyak 340 kartu ATM, sedangkan pada tahun 2010 terdapat kerusakan sebanyak 142 kartu ATM dan dapat diselesaikan sebanyak 142 kartu ATM
Together with the increase of the number of ATM owned by Bank Jateng and the joint-cooperation with many parties, it is also followed by technology advancement, so that the owners of ATM cards increase, 370.595 ATM cards in 2010, and 219.271 ATM cards in 2009, or increases 151.324 ATM cards. On the other hand, the damage of STM cards can be suppressed more, where there is 530 damaged ATM cards in 2009 and 340 ATM cards can be handled, while there are 142 damaged ATM cards and 142 ATM cards can be handled.
2010
2009
PERTUMBUHAN/ Growth
1. Jumlah Kartu ATM yg beredar 2. Kartu ATM Silver Platinum Gold Student Series Profesional KPE Sub Total 3. Kartu ATM Rusak Silver Platinum Gold Student Series Sub Total 4. Selesai diproses ATM Rusak Silver Platinum Gold Student Series Sub Total
370.595
219.271
151.324
169.741 5.558 18.653 65.573 917 110.153 370.595
143.939 4.634 16.159 53.606 933 219.271
25.802 924 2.494 11.967 (16) 110.153 151.324
73 65 3 1 142
242 147 141 0 530
(169) (82) (138) 1 (388)
73 3 65 1 142
221 111 8 0 340
(148) (108) 57 1 (198)
DESCRIPTION
PERKEMBANGAN BPD CARD Development of BPD Card
JUMLAH ATM BANK JATENG Total of Bank Jateng ATM
URAIAN
Number of ATM card in circulation .1 ATM Card .2 Silver Platinum Gold Student Series Profesional KPE Sub Total ATM Card Damaged .3 Silver Platinum Gold Student Series Sub Total Done Processed .4 ATM Card Damaged Silver Platinum Gold Student Series Sub Total
PENGEMBANGAN SDM
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
SDM merupakan asset penting bagi Bank Jateng. Tanpa keberadaan SDM yang handal dan tanggap dalam pelayanan, maka dapat dipastikan operasional Bank akan sangat terganggu. Oleh karenanya, pengembangan SDM berikut kesejahteraannya selalu menjadi perhatian tersendiri. Untuk itu, mulai tahun 2010, Bank Jateng mulai menerapkan sejumlah kebijakan fungsional terkait SDM yaitu :
Human resource is an important asset for Bank Jateng. Without competent and ready in service human resource, Bank’s operation will be disturbed. Because of that, human resource’s development and welfare always be an important attention.
1. Menerapkan Sistem Manajemen Kinerja. 2. Menerapkan Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi (MSDM Berbasis Kompetensi) dalam perencanaan dan pengembangan pegawai. 3. Mengoptimalkan peran konseling dalam membantu permasalahan kedinasan pegawai. 4. Menegakkan disiplin pegawai terhadap ketentuan yang berlaku. 5. Mengembangkan SDM Bank dengan peningkatan Kompetensi Individu. 6. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM Bank dengan pendidikan dan pelatihan.
1. Implementing Performance Management System. 2. Implementing Competency based human resource management system in planning and developing employees. 3. Optimizing counseling role in helping employee’s problems in the office. 4. Enforcing employee’s discipline towards effective rules.
Starting 2010, Bank Jateng implements some functional policies related to human resource. They are:
5. Developing Bank’s human resource by improving individual competency. 6. Improving Bank’s employee’s ability and skill by education and training.
71
Kebijakan fungsional tersebut disusuna guna : 1. Mewujudkan sistem manajemen kinerja yang dapat diintegrasikan dengan kompetensi pegawai. 2. Mewujudkan SDM yang kompeten, profesional dan memiliki sifat-sifat yang unggul sesuai bidangnya masing-masing. 3. Terselenggaranya sistem penempatan, promosi dan karier pegawai yang sesuai dengan kompetensi pegawai dan kebutuhan kompetensi jabatan/kebutuhan perusahaan sehingga tercipta “the right man on the right place at the right time”. 4. Terciptanya pegawai yang jujur, memiliki integritas baik dan taat terhadap ketentuan yang berlaku. 5. Terciptanya SDM yang profesional, cakap, handal dan kompeten dalam segala bidang untuk memenuhi kebutuhan dan penataan pegawai. 6. Dan terciptanya SDM yang memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan dalam menjalankan kegiatan usaha yang berkaitan dengan Bank.
The functional policies are compiled in order to: 1. Realize performance management system which can be integrated with employee’s competency. 2. Realize competent, professional, and outstanding human resources according to their department.
Beberapa program pengembangan SDM yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Some programs of human resource’s development whichhave been implemented throughout 2010 are :
1. Penyempurnaan SOTK dan Job Manual. 2. Penambahan pegawai melalui jalur Outsourcing, tenaga kontrak baik untuk mengisi posisi operasional maupun keahlian khusus. 3. Menyelenggarakan uji kompetensi. 4. Memenuhi hak-hak pegawai seperti bantuan konseling, bonus/insentif atas pencapaian kinerja tahun 2010 sesuai ketentuan, uang lembur.
1. Improvement of SOTK and Manual Job. 2. Addition on employees through Outsourcing way, contracted employee, either to fill in operational position or special skills. 3. Hold competency test. 4. Fulfill employee’s rights, such as; counseling aid, bonus/incentive towards performance accomplishment in 2010 according to the regulation and overtime pay. 5. Build working culture and corporate culture value.
5. Membangun budaya kerja dan tata nilai budaya perusahaan. Pada tahun 2010, Bank Jateng memiliki pegawai sebesar 2.342 orang dibandingkan jumlah pegawai pada tahun 2009 sebanyak 2.308 orang terdapat penambahan pegawai sebanyak 38 orang atau 1,47 % sedangkan latar belakang pendidikan pegawai sebagai berikut :
72
3. Hold placement, promotion, and employee’s career system according to employee’s competency and needs towards title competency / company’s needs to create “ the right man on the right place at the right time “. 4. Create honest employee, owns good integrity, obey the effective rules. 5. Create professional, skillful, and competent human resources to fulfill employee’s needs and arrangement. 6. Create human resources who own wide-ranged knowledge in doing business activity connected to the Bank.
(Orang/People)
KLASIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA BERDASARKAN PENDIDIKAN Classification of Human Resources Based in Education
Nominal/Amount
%
Nominal/Amount
%
PERTUMBUHAN Growth (%)
DESCRIPTION
245
10,62
224
9,71
9,38
Post Graduate
1.454
63,00
1.391
60,27
4,53
Graduate
72
3,12
82
3,55
(12,20)
Bachelor
SLTA
439
19,02
472
20,45
(6,99)
Senior High School
SLTP
71
3,08
76
3,29
(6,58)
Junior High School
SD
61
2,64
63
2,73
(3,17)
Elementary School
2.342
101,47
2.308
100,00
1,47
TOTAL
Pasca Sarjana Sarjana D3
TOTAL
Dalam rangka kesetaraan gender di Bank Jateng maka jumlah pegawai pada tahun 2010 terdiri dari laki-laki sebanyak 1.666 orang dan perempuan sebanyak 676 orang , dibandingkan dengan tahun 2009 dengan komposisi laki-laki sebanyak 1.685 orang dan perempuan sebanyak 623 orang, maka pada tahun 2010 dibanding dengan tahun 2009 pegawai perempuan mengalami kenaikan sebesar 53 orang, sementara pegawai laki-laki turun sebesar 19 orang.
In order to get gender equality, the number of male employees in Bank jateng is 1666 personnels and female employees are 676 personnels, compared to the composition of male employees of 1685 personnels and female employees of 623 personnels in 2009. The number of female employees in 2010 increases 53 personnels compared to 2009, while male employees decreases 19 personnels.
(Orang/People)
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN Compotition of Employees by Gender
In 2010, Bank Jateng owns 2342 employees, compared to 2308 employees in 2009, there is an addition of employees of 38 personnels or 1,47%, whereas, the education backgrounds are as follows:
2009
2010
URAIAN
JENIS KELAMIN
PERTUMBUHAN (Growth) 2010
2009
ORANG (People)
SEX %
Laki-laki Perempuan
1.666
1.685
(19)
(1,13)
676
623
53
8,51
Male Female
Jumlah
2.342
2.308
34
1,47
Total
73
Komposisi Jabatan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pimpinan sesuai dengan fungsinya yang akan bertugas sebagai koordinator, motivator sekaligus sebagai dinamisator, sehingga setiap pejabat harus merupakan sumber inpirasi menciptakan ide-ide yang positip dan konstruktip sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus merupakan contoh yang baik bagi bawahannya
Title Composition In order that the company can run well, a leader based on his function is needed. He will work as coordinator, motivator, and dinamic supporter. Each officer must become the source of inspiration, where he creates positive and constructive ideas, so that he can increase company’s performance and also becomes a good example for his sub-ordinates.
Adapun pejabat Bank Jateng pada tahun 2010 dan tahun 2009 adalah sebagai berikut :
Bank Jateng’s officers in 2010 and 2009 are :
(Orang/People) JABATAN
PERKEMBANGAN PEJABAT BANK JATENG 2010 & 2009 Growth of Bank Jateng’s Officers in 2010 & 2009
Kepala Divisi
2010
9
2009
7
Wakil Kepala Divisi/Pimpinan Cabang Koordinator
18
15
86
77
/Head of Branch/ Deputy of Head Sub Division
37
40
Kepala Seksi/Analis/ Pemimpin Cabang
74
/Head of Branch Coord. Head of Sub Division
Wakil Kepala Sub Divisi/Wakil Pemimpin Cabang
Head of Division Deputy Head of Division
Kepala Sub Divisi/Pemimpin Cabang/ Pemimpin Bidang
DESCRIPTION
/Deputy Head of Branch Head of Section/Analist
Pembantu
466
439
/Assistant Branch Manager
JUMLAH
616
578
TOTAL
Disamping terdapat kesempatan dalam meniti karier maka terdapat hal-hal terkait pemenuhan hak dan kewajiban pegawai, Bank Jateng juga menegakkan displin dan sanksi bagi pegawai yang dinilai melanggar ketentuan yang berlaku, diantaranya :
Besides things related to the fulfillment of employee’s duties and rights, Bank Jateng also upholds discipline and sanction for employees who disobey the rules, among others are :
a. Pemberhentian dengan hormat karena diangkat menjadi Direksi sebanyak 3 orang. b. Masa Persiapan Pensiun sebanyak 39 orang. c. Pemberhentian dengan hormat sebanyak 12 orang d. Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebanyak 10 orang. e. Pemberhentian tidak dengan hormat karena pelanggaran disiplin sebanyak 8 orang.
a. An honorable discharge because 3 employees are appointed as Directors. b. 39 employees for retirement preparation c. 12 employees get honorable discharge d. 10 employee gets honorable discharge of his own request e. 8 employees get dishonorable discharge because of disciplinary infraction.
PENDIDIKAN. Berbagai jenis pendidikan dan pelatihan telah dilakukan guna meningkatkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pegawai, baik dalam bentuk inhouse training dengan tim pengajar berasal dari pihak vendor maupun dari diklat Bank Jateng sendiri, maupun exhouse training dengan beberapa lembaga keuangan, vendor dan lain –lain. Adapun jenis pendidikan yang pernah diikuti oleh masing-masing divisi adalah sebagai berikut :
EDUCATION Some educations and trainings have been conducted in order to increase competency based on the employees’ needs, either in the form of in-house-training with teaching teams from either vendors or Bank Jateng training center, or ex-house training with some finance institution, vendors, etc.
1. JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENDIDIKAN & PELATIHAN - Manajemen & Kepemimpinan - Sespibank - Pemimpin Cabang - Manajemen Lini - Manajemen Perencanaan - Manajemen Akuntansi - Manajemen SDM - Manajemen Dana - Manajemen Pemasaran - Sertifikasi Auditor - Sertifikasi Manajemen Resiko - Sertifikasi Barang & Jasa
1. TYPE OF EDUCATION & TRAINING EDUCATION & TRAINING - Management & leadership - Sespibank - Branch Manager - Line Manager - Management Planning - Management Accounting - HRM Management - Fund Management - Marketing Management - Auditor Certification - Risk Management Certification - Certification of Goods & Services
PELATIHAN & KETRAMPILAN PERBANKAN - Pelatihan Kredit - Pelatihan Akuntansi - Pelatihan Perpajakan - Pelatihan Audit - Pelatihan Training for Traineer - Pelatihan Pemasaran - Pelatihan Hukum, peraturan & Perundang-undangan - Pelatihan Teknologi Sistem Informasi - Pelatihan Transaksi Luar Negeri - Pelatihan Perbankan Syariah - Pelatihan Pelayanan - Pelatihan AMU & PTT - Pelatihan Kewirausahaan - Pelatihan Kearsipan - Pelatihan Pendidikan Dasar Perbankan
SKILLS TRAINING & BANKING - Training Credits - Accounting Training - Tax Training - Audit Training - Training for Traineer - Marketing Training - Training Law, Regulation & Legislation - Information System Technology Training - Foreign Transaction Training - Islamic Banking Training - Services Training - AMU & PTT Training - Entrepreneurship Training - Archival Training - Banking Basic Education Training
LAIN-LAIN - Membangun Karakter & Pola Pikir - Penyusunan Buku Pedoman Kerja - Pembuatan Software - Peningkatan Budaya Kerja - Test Assessment - Ujian Dinas - Seminar / Lokakarya / Workshop / Diskusi / Sosialisasi - Kursus Bahasa Asing - Perpustakaan
MISCELLANEOUS - Building Character & Mindset - Employment Manual Preparation - Making Software - Improvement Work Culture - Assessment Test - Examination Office - Seminar / Workshop / Discussion / Socialization - Foreign language Course - Library
The kinds of education followed by each division are :
75
2. ANGGARAN PENDIDIKAN
RENCANA PENGEMBANGAN SDM TAHUN 2011 1. Strategi pengembangan kualitas SDM
2. EDUCATION BUDGET (Rp. 000,-) KETERANGAN
RENCANA REALISASI Plan Realization
SISA Saldo
PROSENTASE %
DESCRIPTION
ANGGARAN PENDIDIKAN Education Budget
EDUCATION & TRAINING
PENDIDIKAN & PELATIHAN
Management & leadership -
- Manajemen & Kepemimpinan - Sespibank
400,000
-
400,000
-
Sespibank -
- Pemimpin Cabang
350,000
66,900
283,100
19.11
Branch Manager -
- Manajemen Lini
350,000
279,039
70,961
79.73
Line Manager -
50,000
47,980
2,020
95.96
Management Planning -
- Manajemen Perencanaan
50,000
20,410
29,590
40.82
Management Accounting -
- Manajemen SDM
150,000
108,445
41,555
72.30
HRM Management -
- Manajemen Dana
100,000
90,128
9,872
90.13
Fund Management -
50,000
7,000
43,000
14.00
Marketing Management -
100,000
88,140
11,860
88.14
Auditor Certification -
1,500,000 1,252,371
247,629
83.49
Risk Management Certification -
- Manajemen Akuntansi
- Manajemen Pemasaran - Sertifikasi Auditor - Sertifikasi Manajemen Resiko
28,392
21,608
56.78
Certification of Goods & Services -
3,150,000 1,988,805
1,161,195
63.14
Sub Total
2,850,000 2,840,954
9,046
99.68
Training Credits Accounting Training -
50,000
- Sertifikasi Barang & Jasa Sub Jumlah
SKILLS TRAINING & BANKING
PELATIHAN & KETRAMPILAN PERBANKAN - Pelatihan Kredit - Pelatihan Akuntansi
100,000
22,400
77,600
22.40
- Pelatihan Perpajakan
200,000
103,727
96,273
51.86
Tax Training -
- Pelatihan Audit
200,000
190,155
9,845
95.08
Audit Training -
- Pelatihan Training for Traineer
150,000
53,255
96,745
35.50
Training for Traineer -
- Pelatihan Pemasaran
200,000
38,205
161,795
19.10
Marketing Training -
- Pelatihan Hukum, peraturan 50,000
14,330
35,670
28.66
Law,Regulation & Legislation Training -
- Pelatihan Teknologi Sistem Informasi
475,000
360,795
114,205
75.96
Information System Technology Training -
- Pelatihan Transaksi Luar Negeri
200,000
145,674
54,326
72.84
Foreign Transaction Training -
- Pelatihan Perbankan Syariah
500,000
395,866
104,134
79.17
Islamic Banking Training -
- Pelatihan Pelayanan
100,000
21,993
78,007
21.99
Services Training -
- Pelatihan AMU & PTT
300,000
237,712
62,288
79.24
AMU & PTT Training -
- Pelatihan Kewirausahaan
350,000
49,900
300,100
14.26
Entrepreneurship Training -
50,000
8,810
41,190
17.62
Archival Training -
300,000
285,186
14,814
95.06
Banking Basic Education Training -
6,025,000 4,768,962
1,256,038
79.15
Sub Total
22,950
77,050
22.95
Building Character & Mindset -
1,450,000 1,282,364
167,636
88.44
Employment Manual Preparation -
& Perundang-undangan
- Pelatihan Kearsipan - Pelatihan Pendidikan Dasar Perbankan Sub Jumlah
MISCELLANEOUS
LAIN-LAIN - Membangun Karakter & Pola Pikir - Penyusunan Buku Pedoman Kerja
100,000
- Pembuatan Software
100,000
-
100,000
-
Making Software -
- Peningkatan Budaya Kerja
150,000
132,613
17,387
88.41
Improvement Work Culture -
- Test Assessment
300,000
295,482
4,518
98.49
Assessment Test -
75,000
64,848
10,152
86.46
Examination Office -
Diskusi/Sosialisasi
500,000
487,470
12,530
97.49
- Kursus Bahasa Asing
100,000
6,355
93,645
6.36
50,000
- Ujian Dinas
Seminar/Workshop/Discussion -
- Seminar / Lokakarya/Workshop/
- Perpustakaan Sub Jumlah Jumlah
76
/Socialization Foreign language Course -
11,038
38,962
22.08
Library -
2,825,000 2,303,120
521,880
81.53
Sub Total
12,000,000 9,060,887
2,939,113
75.51
Total
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT PLAN 2011 1. Quality of human resources development strategy
1.1. Kebijakan Fungsional a. Mengembangkan Man Power Planning System b. Membangun sistem kompensasi berbasis kompetensi. c. Membangun sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. d. Membangun sistem manajemen perpustakaan. e. Mengembangkan budaya kerja yang unggul.
1.1. FunctionalPolicy a. Developing Man Power Planning b. System Building a competency-based pensation system. c. Building a system of education and competencybased training. d. Build a library management system. e. Develop excellent working culture.
1.2. Sasaran Kegiatan a. Tersedianya sistem perencanaan SDM yang memadai. b. Terciptanya sistem kompensasi pegawai yang lebih mendasarkan pada kompetensi dan kinerja pegawai. c. Tersedianya SDM yang kompeten guna memenuhi kebutuhan dan penataan pegawai. d. Tersedianya perpustakaan yang memadai. e. Tercapainya kualitas layanan yang sejajar dengan bank-bank sekelasnya, melalui indikator : • Terimplementasi budaya kerja masingmasing unit operasional dengan peran aktif dari “Change Agent”. • Peningkatan score / IKP (Indeks Kualitas Pelayanan) front liner di kantor-kantor cabang dibanding tahun sebelumnya. • Perbaikan peringkat bidang Service Excellent Bank Jateng diantara BPD-SI.
1.2. Target Activities a. Availability of adequate human resource planning system. b. The creation of employee compensation system that is more based on competence and performance of employees. c. The availability of competent human resources to meet the needs and structuring employee. d. The availability of an adequate library. e. The achievement of quality services that align with banks classmates, through indicators : • Implemented a work culture of each operational unit with the active role of “Change Agent". • Improved score / IKP (Service Quality Index) front liner in branch offices over he previous year.
2. Peningkatan Kualitas SDM Telah direncanakan sejumlah program diantaranya sebagai berikut :
2. Improving the quality of human resources. Has planned a number of programs including the following :
a. Penyempurnaan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang mengarah pada peningkatan kompetensi. b. Membangun Sistem Manajemen Karir berbasis Kompetensi c. Rekruitment kebutuhan pegawai sesuai yang dapat mendukung kelancaran pelayanan. d. Menyusun program Aplikasi Sistem Pendidikan Berbasis Kompetensi. e. Membangun Perpustakaan. f. Menjalankan program pelatihan, peningkatan kompetensi pegawai dan kegiatan-kegiatan yang dapat menambah wawasan pegawai. g. Membangun Budaya Kerja.
•
Improvement ratings of Excellent Service Bank Jateng between BPD-SI.
a. Completion of Organizational increased competency.
Structure
to
b. Building a Competency-based Career Management System c. Recruitment needs of employees as needed to support the smooth service. d. Develop programs Competency-Based Education System Application. e. Building a Library. f. Running training programs, increase employee competence and activities that can add insight employee. g. Building a Culture of Work.
77
Jaringan Kantor. Guna mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi dan upaya Bank Jateng mendekatkan diri kepada nasabah maka dibukalah jaringan operasional baik yang bersifat konvensional maupun syariah meliputi Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, Payment Point, Layanan Syariah dan ATM sebagaimana table dibawah ini :
Office Network In order to make customers easier to do their transaction and Bank Jateng’s effort to get closer to its customers, Bank Jateng opens operational network, either conventional or sharia, including Branch office, Supporting Branch office, Cash office, Payment point, Sharia service, and ATM. It can be seen from this following table : (Unit)
KETERANGAN
2010
2009
DESCRIPTION
+/-
PERTUMBUHAN JARINGAN KANTOR Growth of Office Network
Kantor Pusat
1
1
0
Head Office
Unit Usaha Syariah
1
1
0
Sharia Bussiness Unit
Kantor Cabang :
37
35
2
Branch Office
- Konvensional
35
34
1
Conventional -
2
1
1
Sharia -
Kantor Cabang Pembantu
93
89
4
Sub Branch Office
- Konvensional
93
89
4
Conventional -
0
0
0
Sharia -
100
98
2
Cash Office
98
97
1
Conventional -
2
1
1
Sharia -
Payment Point
54
49
5
Payment Point
- Konvensional
52
49
3
Conventional -
2
0
2
Sharia -
Layanan Syariah
35
7
28
Sharia Office Chanelling
ATM (milik sendiri)
65
61
4
ATM (self owned)
386
341
58
TOTAL
- Syariah
- Syariah Kantor Kas - Konvensional - Syariah
- Syariah
TOTAL
Cabang Rembang
Cabang Pati Capem Batang
Cabang Wonosobo
Capem Cepu Cabang Blora
Capem Karanganyar Capem Karangkobar Cabang Salatiga Capem Karangede Capem Sragen Cabang Magelang
Cabang Temanggung
Bank Jateng Telah Hadir di 386 Jaringan Layanan Di Seluruh Jawa Tengah & Jakarta
78
Capem Sukoharjo Cabang Sragen
Tata Kelola Perusahaan | corporate governance
Tata Kelola Perusahaan | corporate governance
80
Bagi Bank, pelaksanaan Tata Kelola merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan guna menjaga kelangsungan perusahaan, pengelolaan risiko dan antisipasi dalam menghadapi tantangan antar bank yang semakin kompleks. Tata Kelola yang baik juga akan membantu Bank dalam penciptaan struktur untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
For a Bank, corporate governance is a must in order to be implemented for keeping the ongoing of the company, risk management, and anticipation to face the more complex inter bank challenge. Good corporate governance will also help the Bank in creating its structure to reach short-term or long-term company target.
Pelaksanaan Tata Kelola sepenuhnya mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 April 2006.
Implementation of fully Governance refers to Bank Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning the implementation of Good Corporate Governance as amended by Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 dated 5 April 2006.
Dalam hal ini Tata Kelola Bank didefinisikan sebagai rangkaian keterkaitan antara Dewan Komisaris, Direksi dan pihak-pihak yang berkepentingan serta pemegang saham perusahaan (stake holder) melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola secara optimal yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness).
In this matter, corporate governance is defined as a series of connection of Commissioner Board, Director, and related parties, as well as stakeholders through the implementation of optimum governance principal; transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness.
Dewan Komisaris dan Direksi adalah sangat vital sebagai role model dalam menentukan arah kebijakan bank untuk mewujudkan struktur yang dapat memenuhi kebutuhan stakeholders. Role model yang dimotori Dewan Komisaris dan Direksi tersebut dilengkapi dengan sejumlah Komite-komite yang berfungsi sebagai supporting unit.
Commissioner Board and director are very vital as role models to decide the direction of Bank policy in order to realize structure which can provide stakeholder’s needs. Role model headed by the Director and Commissioner Board is equipped with some committees functioned as supporting unit.
Secara khusus Tata Kelola Bank akan melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana melalui kepatuhan pada hukum dan keterbukaan. Dalam hal ini mekanisme check and balance pun akhirnya terbentuk untuk memastikan bank beroperasi secara yang aman, sehat dan terkendali.
Specifically, Bank governance will protect fund saver customers’ interest through compliance to the law and openness. In this matter, the check and balance mechanism are finally formed to ensure that the Bank will operate safely, healthily, and controllably.
Sepanjang tahun 2010 sejumlah rapat dan koordinasi Dewan Komisaris, Direksi digelar secara berkala guna mengawal Bank dalam menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan, prinsip kehati-hatian dan pengelolaan resiko. Dan untuk menghasilkan kebijakan yang diambil tersebut berkualitas, dapat menjawab tantangan dan dinamika yang
During 2010, some meetings and coordination between Director and Commissioner Board are held regularly in order to keep the Bank in implementing its business based on regulation, prudential principal, and risk management. To produce quality policy, and to answer challenge and developing dynamics, the advancement of competency for Director Commissioner Board,
berkembang maka peningkatan kompetensi untuk Dewan Komisaris, Direksi dan sejumlah anggota komite diprogramkan.
and a number of committee members are programmed.
Pengelolaan Perusahaan juga menyentuh pada seluruh elemen perusahaan yaitu dengan telah ditetapkannya sejumlah teknik dan strategis seperti Code of Conduct kode etik, standar perilaku, penetapan mekanisme transaksi dan kerjasama antara Dewan Komisaris, Direksi, Manajemen Senior dan Auditor, kejelasan tanggung dan kewenangan memutus serta sistem yang tepat untuk memastikan kepatuhan berjalan dengan baik.
Company governance also touches all company’s elements, by stating some techniques and strategies, such as code of conduct, code of ethics, transaction mechanism decision, and joint cooperation among Commissioner Board, Director, Senior Management and Auditor, the clarity of responsibilities, and authority have decided suitable system to ensure that the compliance runs well.
Sedangkan untuk mengelola resiko telah dilakukan mekanisme check and balances dan pengawasan khusus eksposur risiko, penetapan insentif keuangan seperti kebijakan remunasi, kompensasi, bonus dan manajerial perusahaan secara tepat.
To manage risk, a check and balance mechanism, risk exposure special supervising, finance incentive implementation, such as policy of remuneration, compensation, bonus, and company managerial have been precisely conducted.
Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi telah berkomitmen untuk mengembangkan melaksanakan prinsip – prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi sesuai ketentuan Bank Indonesia, antara lain dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi No. 0073/HT.01.01/2006 tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Surat Keputusan Direksi No. 0074/HT.01.01/2006 tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct).
All officers of Commissioner Board and Director have committed to develop the implementation of good corporate governance principals in every Bank business activity. It will be developed to all ranks of organization based on regulation of Bank of Indonesia, by issuing Director’s decree No. 0073/HT.01.01/2006 on April 3, 2006 about the guideline of code of good corporate governance and Director’s decree No. 0074/HT.01.01/2006 on April 3, 2006 about business ethics guideline and code of conduct.
Disamping itu Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif sampai dengan Pegawai Pelaksana setiap tahun di awal bulan Januari telah menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan untuk mentaati dan melaksanakan Code of Conduct secara konsisten dan penuh tanggung jawab dalam rangka pencapaian dan tujuan perusahaan sesuai dengan visi sebagai “Bank Terpercaya Menjadi Kebanggaan Masyarakat, Mampu Menunjang Pembangunan Daerah “ yang dicapai melalui 4 (empat) misi utama yaitu memberikan layanan prima didukung oleh kehandalan SDM dengan tehnologi modern serta jaringan yang luas, membangun budaya bank dan mempertahankan bank sehat, mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mengutamakan kegiatan retail banking, meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna memperkokoh bank.
Besides that, Commissioner Board, Director, Executive officer until executor employee have signed Letter of agreement statement every year in the beginning of January to obey and do code of conduct consistently and responsibly in the form of accomplishment and corporate purpose according to the vision as “trusted Bank to be come people’s object of pride, able to support regional Development “ which is reached through 4 (four) main mission, which are, providing first-class service supported by good human resources, with modern technology and widespread networking, developing Bank culture and keeping healthy Bank, supporting regional economy growth by prioritizing banking retail activity, enhancing contribution and commitment of the owner in order to strengthen the Bank.
81
Further Corporate Governance for the Board of Commissioners, Board of Directors Sharia, Supervisory Board and the Committee are as follows :
Selanjutnya Tata Kelola Perusahaan untuk Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah dan Komite adalah sebagai berikut :
TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance
TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance
TATA KELOLA PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
STRUKUR Structure
Tugas dan tanggung jawab Fokus kerja Jumlah dan komposisi Independesi Masa jabatan Rapat-rapat strategis dan daftar hadir Program pelatihan Renumerasi
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Corporate Governance
Tugas dan tanggung jawab
Board of Commissioner And Director
STRUKUR Structure
Tugas dan tanggung jawab Fokus kerja Jumlah dan komposisi Masa jabatan Rapat-rapat strategis dan daftar hadir Pernyataan Dewan
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervising Board
STRUKUR Structure
1. Komite Audit Audit committee 2. Komite Pemantau Resiko Audit Risk committee 3. Komite Renumerasi dan Nominasi Nomination and remuneration 4. Komite Lainnya Other committees
CORPORATE GOVERNANCE
Job and responsibilities Work focus Number and composition Independency Term of office Strategic meetings and attendance list Training program Renumeration
CORPORATE GOVERNANCE
Job and responsibilities Work focus Number and composition Term of office Strategic meetings and attendance list Statement of the Boards
CORPORATE GOVERNANCE
Berikut penjelasan masing-masing struktur Tata Kelola Perusahaan :
Each structure explanation is as follows :
1. DEWAN KOMISARIS 1. 1. Penjelasan Susunan, jumlah dan ketentuan pengangkatan Dewan Komisaris mendasarkan pada Pasal 4,5,6,7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 April 2006 sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris Bank terdiri dari komposisi 1 orang Komisaris utama, 2 orang Komisaris Independent dan 1 orang Komisaris. 2. Seluruh Dewan Komisaris bukan berlatar belakang mantan anggota Direksi atau pejabat eksekutif Bank atau pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan Bank atau tidak merangkap jabatan pada lebih dari 1 lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan atau lembaga nirlaba. 3. Usulan pengangkatan Dewan Komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi. 4. Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Indonesia. 5. Seluruh anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama telah memperoleh persetujuan RUPS yang tertuang dalam Akta Berita Acara ( Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) RUPSLB PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah :
1. COMMISSIONER BOARD 1. 1. Explanation The composition, amount and conditions of appointment of the Board of Commissioners based on Article 4,5,6,7 Bank Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 dated 30 January 2006 concerning the implementation of Good Corporate Governance as amended by Bank Indonesia Regulation Number 8/14/PBI / 2006 dated April 5, 2006 as follows
Berikut komposisi, latar belakang profesionalisme dan persetujuan Dewan Komisaris Bank Jateng :
The followings are composition, professionalism background, and agreement to Bank Jateng Commissioner Board:
NAMA
Job and responsibilities
(Name)
LATAR BELAKANG & PERSETUJUAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS
Hadi Prabowo
Composition, profesionalism background & agreement Commissioner Board
Imam Ghozali
Utami Handayani
Sriyadhi
82
1. Bank Commissioner Board consists of composition of 1 President Commissioner, 2 Independent Commissioner, and 1 Commissioner. 2. All Commissioner Boards do not possess background as ex-director members or Bank Executive officers, or parties who have connection with the Bank or do not have double ranks in more than one finance or nonprofit institution or company. 3. The proposal of Commissioner Board appointment is through Shareholder’s General Meeting by paying attention to the recommendation of Nomination and Remuneration Committee. 4. Commissioner Board has fulfilled the requirements of Fit and Proper Test from Bank of Indonesia. 5. All Commissioner Board members, including the President Commissioner, has got RUPS agreement stated in minutes agreement ( Extraordinary Shareholder General Meeting) RUPLSB of Central Java Regional Development Bank Co.
JABATAN (Title)
LATAR BELAKANG (Background)
Komisaris Utama President Commissioner
PERSETUJUAN RUPS (RUPS Agreement)
Pemegang Saham Pengendali Controller Share holder Komisaris Independent Akademisi Eselon Independent Commissioner Achelon Alumni
No. 67 tgl 16 Sept. 2009 No. 67 on Sept. 16, 2009
Komisaris Independent Pensiun Pegawai Negeri Independent Commissioner Eselon Retiree of Echelon state employee Komisaris Pemegang Saham + _ + _Pengendali Commissioner Controller Shareholder
No. 118 tgl 23 April 2007 No. 118 on April 23, 2007
No. 118 tgl 23 April 2007 No. 118 on April 23, 2007
No. 67 tgl 16 Sept. 2009 No. 67 on Sept. 16, 2009
83
1. 2. Tugas dan Tanggung jawab
84
1. 2.
•
Jobs and responsibilities of Commissioner Board
Mendasarkan pada Anggaran Dasar Bank, maka tugas utama Dewan Komisaris adalah : • Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi • Memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Bank agar jalannya perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank. • Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
Based on Bank Statutes, the main jobs ob Commissioner Board are: • conducting supervision on the enforcement of corporate management by the Director. • Giving advice to the Director for Bank’s interest so that the enforcement of the company can be in accordance to Bank’s aim and purpose. • Directing, monitoring, and evaluating the implementation of Bank’s strategic policy.
Adapun tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah : • Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip – prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam setiap kegiatan Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang perusahaan. • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu • Memberikan nasihat kepada Direksi secara langsung maupun melalui surat • Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. • Memastikan bahwa Direksi telah menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ) Bank, auditor eksternal, hasill pengawasan Bank Indonesia dan /atau hasil pengawasan otoritas lainnya. • Melaporkan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang – undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank
Therefore, the jobs and responsibilities of Commissioner Board are: • Making sure of the implementation of GCG principles in every bank activity throughout all organization level.
Disamping tugas dan tanggung jawab pokok di atas, Dewan Komisaris : • Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal – hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar bank dan / atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan • Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara Independen
Besides the above main jobs and responsibilities, Commissioner Board: • is not involved in taking decision of Bank Operational activity, except in providing fund for related party, and other things stated in Bank statutes and/or valid constitution in implementing its supervising function.
• • • •
•
•
Conducting a supervision towards the implementation of the director’s job and responsibilities regularly or anytime. Giving advice to the directors directly or by mail. Directing, monitoring, and evaluating the bank strategic policy implementation. Making sure that the directors have followed up audit finding and recommendation from Bank’s Internal Audit Working Unit (SKAI), external auditor, the result of Bank of Indonesia supervision and/or other authority supervision. Reporting to Bank of Indonesia 7 ( seven ) working days for the latest since the violation of the statutes in the form of Banking and financial, and the situation where it is predicted that there will be a situation which will endanger the bank’s business well being.
Independently done his job and responsibilities.
•
•
•
Membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi dan memastikan bahwa komite yang dibentuk tersebut menjalankan tugasnya secara efektif Menyusun dan menjalankan pedoman dan tata tertib pekerjaan Dewan Komisaris yang senantiasa disesuaikan dengan perkembangan dan ketentuan yang berlaku. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal
•
•
1. 3.
1. 3 . Fokus Kerja Tahun 2010 • Melaksanakan Tugas dan tanggung jawab secara independen. • Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. • Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi. 1. 4.
• • •
Masa Jabatan
Commissioner Board Members Terms of Office
Providing enough time to do their duty and responsibility optimally. Focus in 2010 Carry out duties and responsibilities independently. Ensure the implementation of Good Corporate Governance in each bank's business activities at all levels in the organization. Carry out supervision on the performance of duties and responsibilities of the Board of Directors, and provide advice to the Board of Directors.
1. 4. Term of Office NAMA
MASA JABATAN DEWAN KOMISARIS
Establishing Audit, Risk Management, Nomination and Remuneration Committees, and making sure that the already established committee has effectively done their duty. Compiling and implementing working guideline and regulation which are always adjusted with the effective provision and development.
MULAI
JABATAN
(Name)
(Start)
(Title)
BERAKHIR (Ended)
Hadi Prabowo
Komisaris Utama President Commissioner
1 Oktober 2009 October 1, 2009
31 Desember 2011 Dec 31, 2011
Imam Ghozali
Komisaris Independent Independent Commissioner
1 Mei 2007 May 1, 2007
31 Desember 2011 Dec 31, 2011
Utami Handayani
Komisaris Independent Independent Commissioner
1 Mei 2007 May 1, 2007
31 Desember 2011 Dec 31, 2011
1 Oktober 2009 October 1, 2009
31 Desember 2011 Dec 31, 2011
Sriyadhi
Komisaris Commissioner
Susunan Dewan Komisaris tersebut merupakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 16 September 2009 dan telah dicatat dalam Berita Acara PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Nomor 67 tanggal 16 September 2009 oleh notaris Tini Prihartini Sri Widiyoko, SH. Sp.N dan telah dicatat dan diadministrasikan oleh Bank Indonesia melalui Surat Bank Indonesia No, 11/116/DS/SM tanggal 21 Desember 2009.
+ _
The composition of Commissioner Board is the result of the decision of Shareholder General Meeting on September 16, 2009 and has been Noted in the Minutes of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah number 67 on September 16, 2009 by notary Tini Prihartini Sri Widiyoko, SH. Sp.N and has been noted and administered by Bank of Indonesia through Letter of Bank of Indonesia No. 11/116/DS/SM on December 21 2009.
85
asset problem)
1. 5 Rapat Dewan Komisaris Rapat adalah instrument Dewan Komisaris dalam menentukan kebijakan tata kelola perusahaan. Rapat dapat diadakan secara internal antar Dewan Komisaris, antar Dewan Komisaris dengan Direksi dan antar Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen Senior.
1. 5 Commissioner Board meetings Meeting is a Commissioner Board instrument in stating corporate governance policy. Meeting can be internally held between commissioners, between commissioner board and director, and among commissioner board, Director, and senior Management.
Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dan hasilnya dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk dissenting opinions yang terjadi. Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan / atau nasihat yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan / atau Direksi.
The meeting decision taking of Commissioner Board is done based on agreement and the result is stated in the meeting summary and is well-documented, including the dissenting opinions. The result of Commissioner Board’s meeting is a recommendation and/or advice implemented by RUPS and/or Director.
Selama tahun 2010, maka Dewan Komisaris beserta Direksi dan Kepala Divisi telah melakukan rapat yang membahas hal –hal sebagai berikut :
During the year 2010, the Board of Commissioners and the Board of Directors and Head of the Division has conducted a meeting to discuss matters as follows:
TANGGAL Date
RAPAT KOMISARIS & DIREKSI
16-02-2010
PESERTA RAPAT
Meeting Participant
Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board
Commissioner & Directors Meeting
09-04-2010
24-05-2010
23-06-2010
Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board
3 Anggota Dewan Komisaris, Dirut dan 4 Direktur, Semua Ka Divisi Three members of commissioner board, President Director, 4 Directors & all of Head of Division
2 Anggota Dewan Komisaris Two members of Commissioner Board
- Penyesuaian Struktur Organisasi di Dewan Komisaris dan Tugas Staf Dewan Komisaris - Adjusment of Organizational Struckture in Commissioner Board & Commissioner Board staff duty
07-09-2010
Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board
- Persiapan Penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris Periode Tahun 2012-2015 - Preparation of recruitment for the member of Commissioner Board MATERI RAPAT Meeting Material 2012-2015 period
TANGGAL
PESERTA RAPAT
Date
Meeting Participant
07-09-2010
2 Anggota Dewan Komisaris, Dirut dan 3 Direktur, Komite Audit, Komite Pemantau Resiko Two members of commissioner board, President Director, 3 Directors , Audit committee & risk management committee
- Evaluasi Kinerja s/d Agustus 2010 - Evaluation of performance until August 2010 - Permasalahan yang dihadapi (Hasil Pemeriksaan BI dgn mesin AS/400, Denda BI, Program Kredit Produktif ) - Problems encountered (result of inspection of BI machine AS/400, BI Fine, Productive Loan program)
11-11-2010
Semua Anggota Dewan Komisaris, Direktur Utama dan 4 Direktur Anggota Komite Audit All members of commissioner board, President Director, 4 Directors & Audit committee
- Masalah Lapangan Golf Sendangmulyo - Sendangmulyo Golf court problem - Masalah Lai-lain ( Program KPE, Fee Kredit PLO untuk Bendahara) - Other problems (KPE Program,PLO Loan Fee for treasurer)
Meeting Material
- Penggantian anggota Komite Renumerasi dan Nominasi - The changing of Nomination & Remuneration Committee member - Evaluasi hasil Operasional per tanggal 31 Desember 2009 - Evaluation result per Dec 31, 2009 - Evaluasi kinerja Triwulan I / 2010 - Evaluation or Term I/2010 - Persiapan RUPS Tahunan - Preparation of Annual RUPS - Tindak Lanjut hasil pertemuan Dekom dengan Bank Indonesia (masalah CBS, PS AK50/55, asset terbengkalai) - Follow up of Commissioner Board meeting result with the Bank of - Indonesia (CBS, PSAK 50/55, abandoned asset problem) - Penyesuaian Struktur Organisasi di Dewan Komisaris dan Tugas Staf Dewan Komisaris - Adjusment of Organizational Struckture in Commissioner Board & Commissioner Board staff duty
Semua Anggota Dewan Komisaris All members of Commissioner Board
- Persiapan Penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris Periode Tahun 2012-2015 - Preparation of recruitment for the member of Commissioner Board 2012-2015 period
07-09-2010
2 Anggota Dewan Komisaris, Dirut dan 3 Direktur, Komite Audit, Komite Pemantau Resiko Two members of commissioner board, President Director, 3 Directors , Audit committee & risk management committee
- Evaluasi Kinerja s/d Agustus 2010 - Evaluation of performance until August 2010 - Permasalahan yang dihadapi (Hasil Pemeriksaan BI dgn mesin AS/400, Denda BI, Program Kredit Produktif ) - Problems encountered (result of inspection of BI machine AS/400, BI Fine, Productive Loan program)
Semua Anggota Dewan Komisaris, Direktur Utama dan 4 Direktur Anggota
- Masalah Lapangan Golf Sendangmulyo - Sendangmulyo Golf court problem - Masalah Lai-lain ( Program KPE, Fee
11-11-2010
Commissioner & Directors Meeting
2 Anggota Dewan Komisaris Two members of Commissioner Board
MATERI RAPAT
07-09-2010
86
RAPAT KOMISARIS & DIREKSI
23-06-2010
URAIAN
TINGKAT KEHADIRAN RAPAT DEWAN KOMISARIS & DIREKSI
Description
DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners
Attendance Board of Commissioners & Directors
DEWAN DIREKSI Board of Directors
JUMLAH KEHADIRAN Attendance
PROSENTASE Percentage
Hadi Prabowo
5
71,43
Imam Ghozali
7
100,00
Utami Handayani
5
71,43
Sriyadhi
7
100,00
Hariyono
3
100,00
Joko Sambodo
3
100,00
Basuki Sri Hartono
3
100,00
Bambang Widiyanto
2
66,67
Arso Budidono
3
100,00
87
Disamping rapat internal tersebut, sepanjang tahun 2010 Dewan Komisaris juga mengikuti sejumlah rapat dengan pihak eksternal sebagai berikut :
TANGGAL (Date)
RAPAT KOMISARIS DENGAN PIHAK EKSTERNAL Commissioners Meeting with Eksternal Right
Triwulan I Term I 26 – 28 Feb 2010 Feb 26-28, 2010
Triwulan II Term II 18 Mei 2010 May 18, 2010
Triwulan III Term III 20 – 22 Juli 2010 July 20-22, 2010
88
PESERTA HADIR (Participant)
Imam Ghozali
Besides those internal meetings, throughout 2010, Commissioner Board also follows a number of meetings with the external party, such as:
MATERI
TEMPAT
(Material) - Rapat Kerja Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas (FKDK/P) BPD.SI Wilayah Tengah Working meeting of Communication Forum of Commissioners board or Supervisor BPD.SI central area
(Venue)
Batam
Sriyadhi
Guna meningkatkan kompetensi dibidang perbankan sebagai Komisaris, maka pada tahun 2010 telah diikut sertakan berbagai seminar, workshop maupun lokakarya sebagai berikut :
In order to improve Banking competency, as commissioners, they join some seminars and workshops in 2010. The seminars and workshops are as follow :
(Periode)
- Rapat Kerja Nasional Forum Komunikasi 1. Imam Ghozali Dewan Komisaris / Pengawas BPD.SI dan 2. Utami Handayani Seminar Penyusunan dan Pengawasan Rencana Bisnis Yang Efektif. National Working Meeting of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI National working meeting & Compilation and Supervision of Effective Business Plan Seminar
21 Des 2010 Dec 21, 2010
Commissioner Board Training Program
NAMA Bank Indonesia Semarang Bank Indonesia, Semarang
Utami Handayani
Program Pelatihan Dewan Komisaris.
Palangkaraya, Kalimantan Selatan Palangkaraya, South Kalimantan
- Pembahasan Pengadaan core banking sistem 1. Sriyadhi antara Bank Jateng dengan PT Sigma Caraka 2. Imam Ghozali Jakarta 3. Utami Handayani Discussion about the purchase of core banking system between Bank Jateng and PT. Sigma Caraka Jakarta - Pembahasan hasil pengembangan Core Banking System dan aplikasi pendukungnya Discussion about the result of Core Banking System development together with its supporting application - Pembahasan rencana tindak lanjut aset terbengkalai. Discussion about the follow up plan for abandoned asset
Triwulan IV Term IV 25 Nop 2010 Nov 25, 2010
1. 6. Training Programs
1. 6. Program Pelatihan
PROGRAM PELATIHAN DEWAN KOMISARIS
Utami Handayani Komisaris
Training Program Board of Commissioners
- Seminar Memperkuat Manajemen Bank Dalam Rangka Mewujudkan Sistem Perbankan Yang Sehat Seminar of Strengthen Bank Management in order to realize Healthy Banking System.
Bank Indonesia Jakarta Bank Indonesia, Jakarta
- Penanda tanganan Komitmen Bersama BPD Sebagai Regional Champion. The signing of BPD joint commitment as Regional Champion
Bank Indonesia Jakarta Bank Indonesia, Jakarta
Imam Ghozali Komisaris
JENIS PELATIHAN
(Commisioners Name)
LEMBAGA & TGL PELAKSANAAN (in million Rupiah)
Seminar Konstruksi Hukum BUMD menurut RUU BUMD, UU Pelayanan Publik dan UU Keterbukaan Informasi Publik Seminar of BUMD Law Construction according to Draft Law of BUMD, Public Service Law and Public Information Disclosure Law
- ASBANDA, Jakarta 22-23 Alpril 2010 ASBANDA, Jakarta, April 22-23 2010
Workshop Peran Komisaris Dalam Pengurusan Bank Umum Workshop of the role of Commissioner in Public Bank Management
- LPPI Jakarta, 28-30 Juni 2010 LPPI Jakarta, June 28-30 2010
Seminar Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD SI Seminar of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI
- Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas BPS-SI Jakarta, 20-22 Juli 2010 Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI Jakarta, July 20-22 2010
Seminar & Launching di Kantor ASBANDA Seminar and Launching on ASBANDA office
- ASBANDA Jakarta, 24 Sept 2010 ASBANDA Jakarta., Sept 24 2010
Seminar Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD SI Seminar of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI
- Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas BPS-SI Jakarta, 25 November 2010 Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI Jakarta, July 20-22 2010
Seminar Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD SI Seminar of Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI
- Forum Komunikasi Dewan Komisaris /Pengawas BPS-SI Jakarta, 20-22 Juli 2010 Communication Forum of Commissioners Boards or Supervisor BPD.SI Jakarta, July 20-22 2010
89
2. DEWAN DIREKSI 2. 1. Penjelasan Seluruh anggota Direksi telah memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum, meliputi persyaratan umum, persyaratan khusus kesehatan fisik serta ketentuan – ketentuan lainnya yang berlaku sebagaimana Akta Pendirian Bank dan keputusan RUPS maupun keputusan Komisaris.
2. BOARD OF DIRECTORS 2. 1 Explanation All members of Directors has required the regulation of Bank of Indonesia No. 11/1/PBI/2009 about public Bank, including general requirement, special requirement of physical health and other valid regulations according to Bank Articles of Incorporation and RUPS decision or Commissioner Decision.
Direksi Bank tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.
The bank directors are never stated bankrupt or stated guilty because of causing any corporate bankruptcy.
Jumlah Anggota Direksi terdiri dari seorang Direktur Utama dan 4 ( empat ) orang Direktur dengan masa jabatan selama lamanya 4 (empat ) tahun.
Bank Jateng’s Directors consist of 1 (one) President Director and 4 (four) Directors whose term of office is until 4 (four) years at the most.
Seluruh Direksi Bank memiliki kompetensi dan integritas sesuai penilaian Bank Indonesia dan telah lulus Fit & Proper Test serta pengangkatannya telah mendapat persetujuan RUPS dan Bank Indonesia dengan susunan komposisi sebagai berikut :
All bank directors have competency and integrity according to Bank of Indonesia assessment and have passed fit and proper test and his appointment has got an approval from Share holder General Meeting and Bank of Indonesia. The composition is :
NAMA / JABATAN
PROPER & TEST DIREKSI Proper & Test Board of Director
(Name / Position)
Terkait dengan independensi Anggota Direksi, Direktur Utama Bank berasal dari pihak independen terhadap Pemegang Saham Pengendali, sesama anggota Direksi, antara anggota Direksi dan anggota Komisaris tidak terdapat hubungan keluarga sampai derajat kedua, baik menurut garis lurus maupun kesamping.
Related to the independence of Member of Director, Bank General Director is from independent party towards Controlling Share Holder, other member of Directors, between member of Director, and Commissioner Board, and they do not have any family relations until the second level, either vertically or horizontally.
Direksi Bank yang merangkap jabatan sebagai Direktur Unit Usaha Syariah Bank Jateng dan telah mendapat persetujuan RUPS dalam Akta RUPS No.159 tanggal 28 Desember 2009 adalah Direktur Pemasaran yang efektif sejak persetujuan Bank Indonesia sebagaimana surat No. 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/Rahasia tanggal 11 Pebruari 2010 perihal Hasil Akhir Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Calon Direktur Unit Usaha Syariah, sedangkan Direksi yang lain tidak ada yang merangkap jabatan, baik sebagai Komisaris, anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan atau perusahaan dan atau lembaga keuangan lain.
Bank Director who possesses two titles as Bank Jateng Sharia Business Unit has got agreement from RUPS in its Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009 is Marketing Director. It is effective since the agreement of Bank Of Indonesia as stated on its Letter No. 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/Confidential on February 11, 2010 about The result of Final Assessment of Ability and Compatibility of Sharia Business Unit Candidate, while other Directors do not have double title, either as Commissioner, member of Directors, or Executive officers at Banking institution or corporate or other finance institution.
Anggota Direksi Bank tidak menjadi pengurus Partai Politik.
Members of the Board of Directors of Bank did not take charge of Political Parties.
2. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Pedoman dan tata tertib Direksi tertuang dalam SK Komisaris No. 013/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 24 Nopember 2008, sedangkan tugas dan tanggung jawab Direksi tertuang dalam SK Direksi No. 0316/HT.01.01/2008 tanggal 10 Nopember 2008 tentang Struktur Organisasi dan Job Manual Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yang memuat tugas pokok, tugas tambahan, wewenang jabatan, tanggung jawab,
2. 2. Jobs and Responsibilities of the Director Director’s guideline and rules and regulations are stated in the Letter of Decision of the Commissioner No. 013/KPTS/KM/BPD/2008 on November 24, 2008, while Director’s jobs and responsibilities are stated in Director’s Decree No. 0316/HT.01.01/2008 on November 10, 2008 about Organizational Structure and Manual Job of Commissioner Board and Directors of Central Java Regional Development Bank Co. which consist of main job, additional job, title responsibility, responsibility,
PERSETUJUAN BI / RUPS (RUPS / BI Agreement)
Drs Hariyono,MM Direktur Utama /
No.11/55/SM/Rahasia tanggal 26 Nopember 2009
President Director
Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009
No. 11/55/SM/Confidential, on November 26, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009
Basuki Sri Hartono, S.Sos Direktur Pemasaran /
No.11/55/SM/Rahasia tanggal 26 Nopember 2009
Marketing Director
Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009
No. 11/55/SM/Confidential, on November 26, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009
Drs. Bambang Widyanto Direktur Umum /
No.11/160/GBI/GPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009
General Director
Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009
No. 11/160/GBI/GPIP/Confidential, on December 14, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009
Ir. Arso Budidono Direktur Kepatuhan /
No.11/160/GBI/GPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009
Compliance Director
Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009
No. 11/160/GBI/GPIP/Confidential, on December 14, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009
Joko Sambodo, SH,MM Direktur Operasional /
No.11/160/GBI/GPIP/Rahasia tanggal 14 Desember 2009
Operational Director
Akta RUPS No. 159 tanggal 28 Desember 2009
No. 11/160/GBI/GPIP/Confidential, on December 14, 2009 Law of RUPS No. 159 on December 28, 2009
90
91
hubungan kerja dengan pihak eksternal/internal, standar operasi dan prosedur dengan misi jabatan : JABATAN / Title
TUGAS & TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI
Board of Director Job & Responsibility
Direktur Utama General Director
working relation with internal or external party, procedure and operational standard. Their mission of title are :
MISI JABATAN Membantu Dewan Komisaris memimpin koordinasi dalam operasional, pemasaran, demi meningkatkan kinerja ( produktifitas) serta sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting Commissioner Board to manage coordination in operational and marketing in order to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.
Direktur Operasional Operational Director
Membantu Direktur Utama melakukan pengurusan dan pengelolaan Bank dalam rangka mewujudkan visi dan misi Bank untuk menjamin dan menjaga kelangsungan usaha Bank, terutama yang berkaitan dengan bidang pengelolaan data keuangan dan perencanaan serta pengembangan usaha Bank Assisting Commissioner Board to run and manage the Bank in order to realize Bank’s vision and mission to guarantee and keep the Bank Business, especially those which are related to planning and finance data management and Bank business development.
Direktur Pemasaran Marketing Director
Membantu Direktur Utama memimpin koordinasi dalam kegiatan pemasaran produk-produk perbankan, baik dana dan treasuri, kredit, maupun produk usaha syariah demi meningkatkan kinerja (produktifitas) serta sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting President Director to manage coordination in marketing activity of banking products, either fund or treasury, loan, or Sharia business product to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.
Direktur Umum General Director
Membantu Direktur Utama dalam memimpin koordinasi pengelolaan dan pengembangan SDM ,pengelolaan kesekretariatan dan publikasi, kearsipan, serta pengelolaan dan penyediaan seluruh kebutuhan pendukung operasional perbankan di kantor pusat dan seluruh kantor cabang Bank Jateng demi meningkatkan kinerja (produktifitas) serta sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting President Director in managing coordination in Human Resource development and management, publication and secretarial management, archiving , and management and supply of all banking supporting needs in the head office and all Bank Jateng branch offices in order to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.
Direktur Kepatuhan Compliance Director
Membantu Direktur Utama memimpin koordinasi dalam melakukan pengawasan terhadap operasional bank agar sesuai dengan prinsip manajemen risiko dan prinsip UKPN, pengawasan, kepatuhan bank terhadap peraturan perundangan yang berlaku, serta pengelolaan perspektif hukum perbankan demi meningkatkan kinerja (produktifitas) sesuai dengan visi dan misi Bank Jateng Assisting President Director in managing coordination in doing supervision towards Bank operational in accordance to risk management principal and UKPN principal, supervision, Bank compliance towards valid constitution, and Banking perspective management in order to enhance productivity performance according to Bank Jateng’s vision and mission.
92
Selain tugas pokok tersebut, Direksi juga : • Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank dengan filosofi (Credo) “ Kami memberikan pelayanan prima dengan melampaui harapan pelanggan kami, dengan profesionalisme dan disupport oleh jiwa kepemimpinan yang visioner serta sikap SDM kami yang baik akan menjadikan tim kerja yang solid dalam mencapai tujuan utama perusahaan kami “. • Senantiasa menyediakan waktu yang cukup untuk mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Akte Pendirian/Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. • Memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan internal. • Melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan kepada stakeholders. Kondisi non keuangan dimaksud antara lain kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha Bank dan kelompok Usaha Bank, strategi dan manajemen serta laporan manajemen. • Memantau serta mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank dapat dipenuhi. • Memelihara Posisi Devisa Netto ( PDN ) berdasarkan prinsip kehati – hatian sesuai Peraturan Bank Indonesia. • Bertanggungjawab atas penggunaan data pribadi Nasabah serta penyelesaian pengaduan yang diajukan Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah. • Melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data nasabah Bank dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. • Dalam pemberian kredit Direksi telah mendasarkan pada peraturan perundang – undangan yang berlaku dan menjelang akhir tahun 2010, telah disusun final konsep tentang Buku Pedoman Perusahaan (BPP) bidang Perkreditan. • Bertanggungjawab dalam pelaksanaan Restrukturisasi Kredit. • Memonitor kekayaan Surat Berharga Bank. • Mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan pada home page Bank Indonesia secara berkala.
Besides the above main jobs, Directors also: • Are fully responsible for implementing the Bank Management which philosophy is: “ We provide first-class service and able to go beyond our customers’ expectation, with professionalism and supported by visionary leadership and our good Human Resources behaviour will make solid working team in reaching our company main purpose”. •
Providing enough time to run The Bank according to their jobs and responsibilities as arranged in the Establishment Certificate/ Bank Statutes and effective constitution.
•
Making sure of the availability and the adequacy of internal report. Implementing financial and non financial condition transparency to the stake holders. The non financial condition meant is management, ownership, Bank business development, and Bank Business association, strategy and management, as well as management report. Monitoring and taking steps needed so that Bank Health Level can be fulfilled.
•
• • •
Keeping Netto Income Position ( PDN ) based on prudential principles according to Bank of Indonesia Regulations. Are responsible for the use of customers personal data and complaint resolution brought up by customers and/or customers’ representatives.
•
Implementing information transparency about products and the use of bank customer data based on requirements and ways arranged in Bank of Indonesia regulation.
•
In giving loans, Directors have put it in the base of effective constitution and by almost the end of 2010, final concept of Corporate Guide Book (BPP) of Loan sector has been compiled.
•
Are responsible for the implementation of credit restructurization. Monitoring Bank valuable letter wealth Announcing Monthly Publication Financial Report on the Bank of Indonesia home page regularly.
• •
93
2. 3. Rapat Direksi Seperti halnya dengan Dewan Komisaris, rapat Direksi merupakan instrumen yang penting kaitannya dengan penentuan kebijakan dan keputusan dalam menjalankan usaha bank.
2. 3 Meetings of the Directors Similar to the Commissioner Board, meetings of the Directors are important instrument related to decision and policy making in running the Bank Business.
Rapat diadakan melalui 2 mekanisme yaitu rapat internal antar direksi dan rapat eksternal yaitu Direksi dan pihak lain selain Direksi.
Meetings are held through two mechanism, inter Director internal meeting and external meeting between Director and other parties besides the Directors.
Rapat antar anggota Direksi dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan sedangkan yang menyangkut rutinitas operasional Bank dilaksanakan setiap hari kerja melalui mekanisme executive lunch meeting.
TANGGAL
RAPAT DEWAN DIREKSI Board of Director Meeting
(Date)
22-02-2010
24-02-2010
21-04-2010
04-05-2010
19-08-2010
02-11-2010
09-11-2010
03-12-2010
29-12-2010
2. 4. Program Pelatihan Guna meningkatan wawasan dan kompetensi dalam pengambilan keputusan maka pada tahun 2010 Bank jateng telah mengikutkan Direksi dalam berbagai pendidikan berupa seminar, workshop maupun lokakarya sebagai berikut :
94
NAMA & JABATAN
PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAHUN 2010
Hariyono Direktur Utama President Director
Competency Training Program Improvement in Decision Making 2010
Meeting among Director members are held regularly according to the need, while the meeting related to Bank operational routines is held every working day through executive lunch meeting mechanism. PESERTA RAPAT
(Meeting Participant)
MATERI RAPAT
Management Letter
All Directors
Management Letter
Seluruh Direksi
Pembahasan masalah kepegawaian
All Directors
Discussion about employment problem
Seluruh Direksi
Pengenaan Sanksi Disiplin
All Directors
Discussion about employment problem
Seluruh Direksi
Pengisian formasi jabatan
All Directors
Title formation completion
Seluruh Direksi
Seleksi Program PDS
All Directors
PDS Program selection
Seluruh Direksi
Permasalahan kepegawaian lainnya
All Directors
Other employment problem
Seluruh Direksi
Penyelesaian Lapangan Golf Sendangmulyo
All Directors
Finishing of Sendangmulyo Golf Course
Seluruh Direksi
Pembahasan calon Pejabat
All Directors
Discussion about Officer candidate
Seluruh Direksi
Penyelesaian Lapangan Golf Sendangmulyo
All Directors
Finishing of Sendangmulyo Golf Course
2. 4. Training programs In order to improve insight and competency in taking decision, in 2010, Bank Jateng has sent Directors in various kinds of education, such as, seminars or workshop. They are :
Kinds of Training
LEMBAGA & TANGGAL PELAKSANAAN Institution and Date
Pelatihan Manajemen Project Management Project Training
PT. Talent Indonesia, Yogyakarta, 21-22 Januari 2010
Seminar Konstruksi Hukum BUMD menurut RUU BUMD, UU Pelayanan Publik dan UU Keterbukaan Informasi Publik Seminar of BUMD Law Construction According to Draft Law of BUMD, Public Service Law, & Public Information Openness Law
ASBANDA, Jakarta, 22 – 23 April 2010
ASBANDA, Jakarta, 5-6 Mei 2010
Diskusi dan Sosialisasi Dana Pensiun Discussion & socialization of Pension Fund
(Meeting Material)
Seluruh Direksi
JENIS TRAINING
Name and Title
Basuki Sri Hartono Direktur Pemasaran Marketing Director
Konggres FIABCI Indonesia Congrass of Indonesian FIABCI
ASBANDA, Jakarta, 26-28 Mei 2010
Program Penyegaran Sertifikasi Manajemen Risiko Risk Management Certification Refreshment Program
BSMR, Paris – Zurich – Frankfurt, 19 – 29 Juni 2010
Expand Leadership Program For BoC / BoD Expand Leadership Program For BoC / BoD
CLDI, Bali 21 – 22 Oktober 2010
Seminar ASBANDA “ Strategi Mendapatkan Alokasi APBD” ASBANDA Seminar of “Strategy to Gain APBD Allocation”
ASBANDA, Surabaya, 19 Nopember 2010
TBLI Asia Cofenrence 2010 TBLI Asia Cofenrence 2010
Kfw-IEPC, Jepang, 26-31 Mei 2010
Seminar Strategy Kampanye Public Relation Seminar of Public Relation Campaign Strategy
ASBANDA, Jakarta, 20 September 2010
Training Stress Testing On Banking Risk Exposure Global Strategic Consulting, Jakarta 29-30 Oktober 2010 Training Stress Testing On Banking Risk Exposure Daya Saing Ekonomi & Peran Rating Bagi Pembangunan Ekonomi Economy COmpetition & Rating Role in Economy Development
Bank Indonesia, Semarang, 17 Desember 2010.
Joko Sambodo Direktur Operasional Operational Director
Pelatihan Information Technology and Benchmarking Penerapan IT Training of Information Technology & IT implementation benchmarking
LPPI, Jakarta 19 – 23 April 2010.
Bambang Widyanto Direktur Umum General Affair Director
BPD Forum 2010 BPD Forum 2010
PT. Multi Polar Jakarta, Bali 6 – 8 Mei 2010.
Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010) Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010)
In-Went, Jerman, 28 Agustus – 6 September 2010
Financial Stability and Risk Management Financial Stability and Risk Management
BSMR, Bandung 9 Nopember 2010.
Fordissel , FGD Fordissel , FGD
Kementerian Dalam Negeri, Jakarta ,22 April 2010
Seminar Nasional Internal Audit National Seminar of Internal Audit
YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit) Yogyakarta, 19 – 20 Mei 2010. FKDKP, Jakarta 9 Agustus 2010
Arso Budidono Direktur Kepatuhan Compliance Director
Seminar Tranformasi Fungsi Kepatuhan Guna Peningkatan Kesehatan bank Seminar of Compliance Function Transformation
95
Development Joko Sambodo Direktur Operasional Operational Director
Pelatihan Information Technology and Benchmarking Penerapan IT Training of Information Technology & IT implementation benchmarking
LPPI, Jakarta 19 – 23 April 2010.
Bambang Widyanto Direktur Umum General Affair Director
BPD Forum 2010 BPD Forum 2010
PT. Multi Polar Jakarta, Bali 6 – 8 Mei 2010.
Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010) Manager Workshop ( Red Expert Training 2009 - 2010) JENIS TRAINING Training Financial StabilityKinds andofRisk Management Financial Stability and Risk Management
In-Went, Jerman, 28 Agustus – 6 September 2010
NAMA & JABATAN
PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAHUN 2010 Competency Training Program Improvement in Decision Making 2010
Name and Title
Arso Budidono Direktur Kepatuhan Compliance Director
17
Institution and Date
Fordissel , FGD Fordissel , FGD
Kementerian Dalam Negeri, Jakarta ,22 April 2010
Seminar Nasional Internal Audit National Seminar of Internal Audit
YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit) Yogyakarta, 19 – 20 Mei 2010. FKDKP, Jakarta 9 Agustus 2010
Seminar Tranformasi Fungsi Kepatuhan Guna Peningkatan Kesehatan bank Seminar of Compliance Function Transformation in order to Improve Bank Health Seminar ASBANDA ” Strategi Mendapatkan Alokasi APBD” ASBANDA Seminar of “Strategy to Gain APBD”
ASBANDA, Surabaya, 19 Nopember 2010
Seminar FKDKP FKDKP Seminar
FKDKP, Jakarta 25 Nopember 2010
3. KOMITE Bank memiliki 3 (tiga) Komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi yang secara struktural di bawah Dewan Komisaris. Tugas komite tersebut adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan agar tercipta tata kelola perusahaan yang baik yang menerapkan prinsip-prinsip : • Keterbukaan • Akuntabilitas • Pertanggungjawaban • Independensi • Kewajaran serta patuh terhadap peraturan perundang-undangan dan nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan dapat berjalan dengan baik.
96
LEMBAGA & TANGGAL BSMR,PELAKSANAAN Bandung 9 Nopember 2010.
Masing-masing struktur Komite disusun sesuai Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, ditentukan dalam rapat Dewan Komisaris dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi
Each Committee structure is arranged according to the valid regulations of Bank of Indonesia decided in Commissioner Board and declared in Director’s Decree.
3.1. KOMITE AUDIT Ditetapkan melalui SK Komisaris No. 007/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Perubahan SK Komisaris No. 0012A/KPTS/KM/BPD/2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Komite Audit PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No. 0164/HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Pengangkatan Komite Audit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No. 0281/HT.01.01/2007 tanggal 1 Nopember 2007 dengan komposisi :
3.1. AUDIT COMMITTEE Decreed through Commissioner’s Decree No. 007/KPTS/KM/BPD/2007 on May 1, 2007 about the changing of Commissioner’s Decree on August 1, 2006 about Audit committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0164/HT.01.01/2007 on May 1, 2007 about the appointment of Audit Committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0281/HT.01.01/2007 on November 1, 2007 which composition is :
KOMITE AUDIT
3. COMMITTEE Bank Jateng owns 3 (three) Committees, they are, Audit Committee, Risk Management Committee, Nomination and Remuneration Committee, which are organizationally under Commissioner Board. These job is assisting Commissioner Board in implementing his monitoring function and job in order to create Good Coorporate Governance by implementing : • Transparancy • Accountability • Responsibility • Independency • Fairness and obey towards regulations and ethics value which are generally current at banking industry to be able to run well.
Seluruh Ketua Komite memiliki keahlian di bidang keuangan dan akutansi termasuk para anggotanya yang memiliki keahlian di bidang hukum, perbankan dan manajemen risiko.
All Head of Committee have skills in finance and accountancy including their members who have skills in law, banking, and risk management.
Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko tidak ada yang berasal dari Direksi Bank atau Direksi Bank lain kecuali salah satu anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari seorang Pejabat Eksekutif Bank, sedangkan seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen.
Members of Audit Committee and Risk Management Committee do not come from Bank Director or other Bank Directors except one of the members of Nomination and Remuneration Committee who come from Bank Executive officer, whereas all committee member comes from independent party.
Audit Committee
NAMA (Name)
POSISI
Ketua Anggota Anggota
Imam Ghozali Guritno Munawar
POSITION
Chairman Member Member
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit tertuang dalam SK Dewan Komisaris No. 007/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 6 Oktober 2008 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, yaitu memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal – hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, antara lain : • Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan Bank. • Melakukan penelaahan atas ketaatan Bank terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku yang berhubungan dengan kegiatan Bank. • Melakukan penelaahan (pemantauan dan evaluasi) atas perencanaan dan pelaksanaan serta tindak lanjut hasil pemeriksaan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses laporan keuangan. • Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Bank yang disebabkan kelemahan dibidang pengendalian intern.
The jobs and responsibilities of Audit Committee are stated in the Commissioner Board’s Decree No. 007/KPTS/KM/BPD/2008 on October 6, 2008 about Guideline and Regulations of Audit Committee of Central Java Regional Development Bank Co., which is giving recommendation for Commissioner Board towards reports or things brought from Director to the Commissioner Board, identifying things needing Commissioner Board’s attention, such as: • Reviewing financial information issued by the Bank
Program Kerja komite Audit dan Realisasinya adalah sebagai berikut : • Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
Work Program and Realization of the Audit Committee are as follows: • Conduct monitoring and evaluation for planning and executing audits and monitoring of follow-up results of the audit in order to assess the adequacy of internal control,
•
Reviewing Bank’s obedience towards valid constitution connected to Bank’s activity
•
Reviewing ( supervising and evaluating ) Plan and implementation as well as follow up of examination result of Internal Audit Working Unit (SKAI) in order to rate the adequacy of internal control, including financial report process adequacy. Reporting to Commissioner Board about various kinds of risks faced by the Bank caused by the weakness in internal control.
•
97
including the adequacy of the financial reporting process. Implementation of planned audits for 2010 were 112 office, realized 139 or 124% office and special inspection and examination with a specific purpose as much as 25 offices.
pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Pelaksanaan audit tahun 2010 direncanakan sebanyak 112 kantor, terealisir 139 kantor atau 124% serta pemeriksaan khusus dan pemeriksanaan dengan tujuan tertentu sebanyak 25 kantor. •
•
•
98
Memantau dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI yang telah dilaksanakan secara berkala dengan memonitor lewat rencana kerja bulanan yang diaudit dan laporan audit yang dikirim kepada Dewan Komisaris. Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaa audit oleh Kantor Akuntan Publik yang berlaku. Untuk pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik telah sesuai standar Auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di mana standar tersebut mengharuskan akuntan merencanakan dan melaksanaan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi yang berlaku. Untuk pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntasi yang berlaku yaitu disusun berdasarkan konsep biaya historis dan berpedoman terutama pada Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 31 (revisi 2000) tentang Akuntasi Perbankan yang diterbitkan Ikatan Akuntansi Indonesia yang mulai berlaku 1 Januari 2001 dan Pedoman Pelaksanaan Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) revisi 2001 sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/33/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.
•
Monitor and evaluate the implementation of internal audit tasks that have been conducted periodically to monitor via monthly work plans to be audited and the audit report sent to the Board of Commissioners.
•
Monitor and evaluate to deploy compliance audit by the Accounting Firm accepted. For the conduct of audits by Certified Public Accountants Auditing standards have been established by the Indonesian Institute of Accountants (IAI) in which these standards require accountants to plan and carrying out the audit to obtain reasonable assurance that financial statements are free of material misstatement.
•
Monitor and evaluate of the appropriateness of financial reports with applicable Accounting Standards. For the implementation of the preparation of financial statements in accordance with applicable Accounting Standards are prepared on historical cost and based mainly on the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 31 (revised 2000) issued Accounting Banking Indonesia Institute of Accountants which became effective January 1, 2001 and the Indonesian Banking Accounting Guidelines (PAPI), revised in 2001 according to Bank Indonesia Circular Letter No.. 3/33/DPNP December 14, 2001, concerning implementation of Indonesian Banking Accounting Guidelines.
Disamping program kerja tersebut, Komite Audit juga memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS guna mendapatkan persetujuan. Dalam hal ini Akuntan Publik yang direkomendasikan adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Darsono & Budi Cahyono Santosa, periode 2006 s/d 2010.
Besides those working program, Audit committee also gives recommendation of the appointment of Public Accountant and Public Accountant Office (KAP) for Commissioner Board to be brought up to the Shareholder General Meeting (RUPS) in order to get their approval. In this matter, recommended Public Accountant is KAP Darsono & Budi Cahyono Santosa, for 20062010 period.
Terkait dengan Rapat Komite Audit, diselenggarakan setiap menjelang akhir bulan, dihadiri Ketua Komite dan semua Anggota, dengan materi rapat antara lain : • Evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). • Evaluasi Pelaksanaan Tindak Lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), Akuntan Publik, pengawasan Bank Indonesia dan Badan Pengawas Keuangan (BPK). • Evaluasi atas hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan Pemeriksaan Khusus.
Related to Audit committee meeting, it is held before every end of the month, attended by the Head of the committee and all members, which meeting materials are as follow: • Evaluating the implementation of Internal Audit working Unit (SKAI) duty • Evaluating the implementation of the follow up by Director over the result of Internal Audit working Unit (SKAI), Public Accountant, Bank of Indonesia supervision, and State Audit Bureau (BPK) finding result. • Evaluating over examination result with certain purpose and specific examination.
3. 2. KOMITE PEMANTAU RESIKO Surat Keputusan Komisaris No. 008/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Perubahan Surat Keputusan Komisaris No. 0012B/KPTS/KM/BPD/2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Komite Pemantau Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No.0165/HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan komposisi :
KOMITE PEMANTAU RESIKO Risk Oversight Committee
POSISI
NAMA (Name)
Ketua Anggota Anggota
Imam Ghozali Koestarto Ngadenan
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No.008/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 6 Oktober 2008 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, sebagai berikut : • •
•
•
•
3. 2 RISK OVERSIGHT COMMITTEE Commissioner’s letter of decision No. 008/KPTS/KM/BPD/2007 on May 1, 2007 about the changing of Commissioner’s Decree No. 0012B/KPTS/KM/BPD/2006 on August 1, 2006 about Risk Management Committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0165/HT.01.01/2007 on May 1, 2007 about the appointment of Risk Management Committee of Central Java Regional Development Bank Co. Which composition is :
POSITION
Chairman Member Member
The jobs and responsibilities of Risk Management committee are stated in the Commissioner Board’s Decree No. 008/KPTS/KM/BPD/2008 on October 6, 2008 about Guideline and regulations of Risk Management Committee of Central Java Regional Development Bank Co. Are as follow :
Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yaitu evaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan pemantauan pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko ( Sub Divisi Manajemen Risiko).
•
Melakukan evaluasi dan pemantau Laporan Profil Risiko Bank meliputi Profil risiko inheren terkait dengan aktivitas fungsional, gambaran profil risiko aktivitas fungsional Bank, profil risiko inheren terkait dengan Sistem Pengendalian Risiko ( Risk Control System) dan kondisi risiko komposit Bank Jateng. Menghadiri rapat Komite Manajemen Risiko dan memberikan pendapat dalam pembahasan akhir materi pelaporan Profil Risiko kepada Bank Indonesia yang diselenggarakan setiap triwulan. Mengevalulasi dan memantau Laporan Implementasi Kebijakan Manajemen Risiko yang meliputi Pelaporan KKMR (Kalkulator Kredit Mana
•
•
•
•
Giving opinion to Commissioner Board about reports or things brought by the Director to the Commissioner Board. Identifying things which need Commissioner Board’s attention, such as Director’s accountability evaluation towards the implementation of Risk Management policy and the monitoring of the implementation of Risk Management Committee and Risk Management working Unit ( Risk Management sub-Division ). Conducting evaluation and Bank Profile report monitoring including inherent risk Profile related to functional activity, risk profile picture, Bank functional activity, inherent risk profile related to Risk Control system and Bank Jateng composite condition. Attending Risk Management Committee meeting and giving opinion in final discussion about Risk Profile report material to Bank of Indonesia which is held every term. Evaluating and monitoring Risk Management Policy Implementation Report, which includes KKMR report (Risk Management Loan Calculator), GKR report ( Risk
99
•
•
•
•
jemen Risiko), Pelaporan GKR ( Gugus Kendali Risiko) dan memonitor risiko yang terjadi dan penanggulangannya( action plan ). Memantau dan melakukan evaluasi perihal pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (Sub Divisi Mana jemen Risiko). Merekomendasikan kepada Komisaris tentang penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan Tehnologi Informasi oleh Bank Umum, yang menyangkut pelaporan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan Tehnologi Informasi oleh Bank Umum. Merekomendasikan kepada Komisaris tentang pelaksanaan Pedoman Penerapan Program APU (Anti Pencucian Uang ) dan PPL ( Pencegahan Pendanaan Terorisme ). Melakukan evaluasi dan kaji ulang dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan Manajemen Risiko, yaitu :
Adapun sejumlah kajian dan evalusi kebijakan direksi yang telah dilakukan adalah : • •
•
• • •
•
100
Surat Keputusan Direksi Bank Jateng No.00238/HT.01.01/2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Risiko. Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) disesuaikan dengan PBI No. 11/28/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan SE BI No. 11/31/DPNP tanggal 30 Nopember 2009. Penerbitan Surat Keputusan Direksi perihal Petunjuk Pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan dan Pedoman Pembahasan Restrukturisasi Pembiayaan Unit Usaha Syariah. Pengembangan Data Center & Disarter Recovery Center (DRC) Bank Jateng. Pengadaan Mesin AS 400 Power 6 type 550 (baru) untuk mengganti Mesin AS 400 type 820 (lama). Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 009/KPTS/KM/BPD/2010 tanggal 22 Nopember 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Keputusan Dewan Komisaris Bank Jateng No. 0002/KPTS/KM/BPD/2006 dalam rangka Perubahan Wewenang Memutus Pinjam Dana bagi Direksi. Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 008/KPTS/KM/BPD/2010 tanggal 22 Nopember 2010 Tentang Wewenang Memutus Penempatan Dana Bagi Direksi.
Control Unit and monitoring risk happens together with its action plan. •
•
•
•
Monitor and evaluate the performance of duties regarding the Risk Management Committee and Risk Management Unit (Sub-Division of Risk Management.) Recommending to the Commissioner concerning the application of Risk Management in the use of Information Technology by Commercial Banks, which involves reporting of Risk Management Implementation Guidelines in the use of Information Technology by Commercial Banks. Recommending to the Commissioner on the implementation of Program Implementation Guidelines APU (Anti-Money Laundering) and PPL (Prevention of Financing of Terrorism). Evaluate and review in developing policies, strategies and guidelines for implementation of Risk Management, namely :
A number of study and evaluation of Director’s policy which have been done : • •
•
• • •
•
Bank Jateng Director’s Decree No. 00238/HT.01.01/2010 on July 1, 2010 about Risk Profile Compilation Guideline. Anti Money Laundry Program Implementation Guideline (APU) and Terrorism fund Prevention (PPT) adjusted with PBI No. 11/28/PBI/2009 on July 1, 2009 and SE PBI No. 11/31/DPNP on November 30, 2010. The issue of Director’s Decree about the The Guideline of finance Restructuration Implementation and Guideline of Sharia Business Unit Finance Restucturation Discussion. Development of Bank Jateng Data Center and Disarter Recovery Center (DRC). Purchase of AS 400 Power 6 type 550 machine ( new ) to replace AS 400 type 820 machine ( old ). Commissioner Board’s Decree No. 008/KPTS/KM/BPD/2010 on November 22, 2010 about the second change Commissioner Board’s Decree No. 0002/KPTS/KM/BPD/2006 for the change of right for the Director to break the fund loan. Commissioner Board’s Decree No. 008/KPTS/KM/BPD/2010 on November 22, 2010 about the right to break the fund placement for the Director.
•
•
•
Surat Keputusan Dewan Komisaris No.057/KPTS/KM/BPD/2010 tanggal 21 Mei 2010 tentang Perubahan Surat Keputusan Komisaris No. 017/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 19 September 2007 tentang Wewenang Memutus Kredit bagi Direksi. Penyusunan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Perkreditan Bank Jateng, dalam rangka lebih meningkatkan prudential banking untuk merivisi Pedoman Kebijakan Perkreditan dan Pedoman Pelaksanaan Pemberian Kredit sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sejumlah laporan seperti laporan profil risiko, Laporan CTR/STR, APU & PPU, termasuk pengkinian data nasabah, laporan Implementasi kebijakan Manajemen Risiko, laporan Penempatan Dana dan Pinjam Dana, laporan kegiatan Operasional Kredit, Transaksi Luar Negeri dan laporan insidentil lainnya.
Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan setiap menjelang akhir bulan, dihadiri Ketua Komite dan semua anggota, dengan materi rapat antara lain : • • • • •
Implementasi Kebijakan Manajemen Risiko. Profil Risiko Bank Jateng. Pelaksanaan Penerapan APU (Anti Pencucian Uang ) dan PPT ( Pencegahan Pendanaan Terorisme) Bank Jateng. Pelaksanaan Penempatan Dana, Operasional Kredit dan Transaksi Luar Negeri. Permasalahan lainnya.
3.3. KOMITE RENUMERASI DAN NOMINASI Ditetapkan melalui Surat Keputusan Komisaris No. 009/KPTS/KM/BPD/2007 tanggal 29 Mei 2007 tentang Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan SK Direksi No. 0103/HT.01.01/2010 tanggal 9 Maret 2010 tentang Pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan komposisi :
•
Commissioner Board’s Decree No. 057/KPTS/KM/BPD/2010 on May 21, 2010 about the change of Commissioner Board’s Decree No. 017/KPTS/KM/BPD/2007 on September 19, 2007 about the Right to Break the Loan for the Director.
•
The compilation of Corporate Guideline Book (BPP) of Bank Jateng Credit System in order to enhance prudential Banking to revise Credit System Policy Guideline and Loan Giving Implementation Guideline according to the regulation of Bank of Indonesia.
•
A number of reports, such as risk profile, CTR/STR, APU and PPU reports, including Customer data contemporary, Risk Management Policy implementation, Fund loan and placement, Credit operational activity, Foreign transaction reports, and other incidential reports.
Risk Management committee meeting is held before every end of the month, attended by the Head of the committee and all members, which meeting materials are as follow: • • • • •
Implementation of Risk Management Policy Bank Jateng Risk Profile Implementation of Bank Jateng APU ( Anti Money Laundry ) and PPT ( Terrorism Fund Prevention ) Implementation of Fund Placement, Credit Operational, and Foreign Transaction. Other problems.
3.3. NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE Stated through Commissioner’s Decree No. 009/KPTS/KM/BPD/2007 on May 29, 2007 about Nomination and Remuneration Committee of Central Java Regional Development Bank Co. And Director’s Decree No. 0103/HT.01.01/2010 on March 9, 2010 about the appointment of Nomination and Remuneration Committee of Central Java Regional Development Bank Co. which composition is:
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI
POSISI
NAMA (Name)
Remuneration & Nomination Committee
Ketua Anggota Anggota
Utami Handayani Sriyadhi Radjim
POSITION
Chairman Member Member
101
Komite Remunerasi dan Nominasi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen yaitu : • Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris yang terkait dengan kebijakan remunerisasi dan nominasi. • Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, yaitu dengan melakukan evaluasi kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai bank. • Terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite memberikan pertimbangan kinerja keuangan, prestasi kerja, kewajaran dengan peer group dan sasaran serta strategi jangka panjang Bank • Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite bertugas untuk menyusun calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. • •
Memberikan memberikan rekomendasi calon anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. Memberikan rekomendasi calon Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.
. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi sepanjang tahun 2010 diselenggarakan 2 (dua) kali dan dihadiri oleh Ketua Komite dan semua Anggota, dengan materi rapat: •
•
Pembahasan tindak lanjut hasil RUPS tanggal 30 April 2010 tentang fasilitas pakaian dinas kepada Direksi, Komisaris, Staf Komisaris, Sekretaris Komisaris, Anggota Komite dan Anggota Sekretaris Komisaris. Tindak lanjut persiapan Penjaringan Calon Anggota Dewan Komisaris Tahun 2012 – 2015.
3.4. KOMITE LAIN Dalam mendukung pelaksanaan tugas Direksi telah dibentuk Komite – Komite pada fungsi – fungsi tertentu yang secara independen memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama, Komite – Komite tersebut antara lain : 1. Komite Kebijakan Perkreditan yang mempunyai fungsi pokok merumuskan kebijakan perkreditan, mengawasi pelaksanaan kebijakan
102
policy, to monitor the development of credit system portfolio condition, to give advice about credit system policy improvement steps and to do regular evaluation towards Bank credit system policy.
perkreditan, memantau perkembangan kondisi portofolio perkreditan, memberikan saran-saran langkah perbaikan kebijakan perkreditan dan melakukan kajian berkala terhadap kebijakan perkreditan Bank.
Nomination and Remuneration Committee must be able to do their duties and responsibilities independently. They are: • Giving recommendation to the Commissioner Board related to Nomination and Remuneration policy. •
Giving recommendation to the Commissioner Board by doing remuneration policy evaluation for Commissioner Board, Director, and Bank employee.
2.
2.
•
Related to Remuneration policy, Committee gives his consideration towards finance performance, working accomplishment, adequacy towards peer group and Bank target and long-term strategy. Related to Nomination policy, Committee has a job to arrange Director and Commissioner Board member candidate to be brought to the shareholder General Meeting (RUPS) through Commissioner Board. Giving recommendation towards Commissioner Board member candidate and/or director to be brought to the shareholder General Meeting (RUPS). Giving recommendation to the Commissioner Board towards Independent party candidate to be able to be committee member.
Komite Aktiva dan Pasiva yang berfungsi sebagai institusi fungsional intern Bank yang memberikan masukan (inputing) kepada Direksi dalam menetapkan target dan menata struktur Aktiva dan Pasiva (assets dan liabilities) Bank agar mampu tumbuh dan berkembang secara sehat dan seimbang sehingga memperoleh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) yang optimal.
Assets and Liabilities Committee, which function is as Bank Internal function institution giving input to the Director in deciding target and managing Bank’s assets and liabilities in order to grow and develop healthily and equally balanced so that it will gain optimum Return on Equity (RoE) and Return on Assets (RoA).
3.
Komite Manajemen Risiko memiliki tugas memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama terhadap : • Penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya, termasuk strategi Manajemen Risiko dan Contigency Plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi. Penyusunan dimaksud dilakukan bersama–sama dengan pimpinan satuan kerja operasional dan pimpinan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
3.
Risk Management Committee has duties to give recommendation to the President Director towards:
•
• •
Throughout 2010, Nomination and Remuneration Committee meeting is held two times and attended by the Head of the committee and all members, which meeting materials are as follow: • The discussion of RUPS follow up on April 30, 2010 to the Director, Commissioner, Commissioner staff, secretary to the Commissioner, Committee member, and Secretary to the committee member about uniform facility. • Follow up of the preparation for 2012-2015 Commissioner Board Member Candidate Recruitment. 3.4. OTHER COMMITTEES In supporting the implementation of Director’s duties, committees for certain function have been formed. They independently give recommendation to the President Director. The committees are : 1.
Credit System Policy Committee, which main function is to formulate credit system policy, to supervise the implementation of credit system
4.
• The compilation of Risk Management Policy and its change, including Risk Management strategy and Contingency Plan if the abnormal external condition occurs. The intended compilation is conducted together with the Head of Operational Working Unit and the Head of Risk Management Working Unit.
• Perbaikan atau penyempurnaan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Bank serta hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut.
• The revision and improvement of the implementation of Risk management done either regularly or incidentally as the result of Bank internal and external condition change which affect financing adequacy and Bank risk profile as well as the result of evaluation towards effectiveness of that implementation.
• Penetapan (justification) atau hal –hal yang terkait dengan keputusan – keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregilarities), seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis Bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan.
• The justification or things related to business decision deviating from normal procedure ( irregularities ), such as significant business expansion excess decision compared to Bank Business Plan stated previously or position / risk exposure taking which is over the stated limit.
Komite Pengarah Teknologi Informasi yang memiliki tugas memberikan masukan kepada Direktur Utama dalam rangka penataan fungsi komputerisasi dan penyelenggaraan Teknologi Informasi.
4.
Information Technology manager committee, which duty is to give input to the President Director in order to arrange computerization function and Information Technology implementing.
103
4. FUNGSI KEPATUHAN 4.1. KEPATUHAN Untuk memastikan bahwa Bank telah melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usaha, taat terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku di bidang Perbankan, Perjanjian dan Komitmen dengan Bank Indonesia, maka Bank menerapkan fungsi kepatuhan yang dimotori oleh salah satu anggota Direksi Bank yaitu Direktur Kepatuhan.
4. COMPLIANCE FUNCTION 4.1. COMPLIANCE In order to ensure that Bank Jateng has implemented prudential principal in running its business and obeyed towards Banking sector valid constitution, agreement and commitment with Bank of Indonesia, so that Bank implements compliance function headed by one of Bank Directors, the Compliance Director.
a. Direktur Kepatuhan ditugaskan untuk menetapkan langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan kepatuhan Bank. b. Instrumen yang digunakan adalah two tails analize atas suatu rancangan / rencana kebijakan atau keputusan yaitu dengan memberikan pernyataan “ Ya “ apabila sudah benar adanya sesuai ketentuan yang berlaku yang dapat pula dilengkapi dengan beberapa catatan yang harus diperhatikan, atau “ Tidak “ yang dilengkapi dengan pertimbangan penolakannya. c. Sepanjang tahun 2010 telah dilakukan kajian sebanyak 284 (dua ratus delapan puluh empat) atas rancangan/rencana kebijakan atau keputusan yang berasal dari unit kerja dan/atau Direksi dengan rincian :
a. Compliance Director was assigned to establish the necessary measures to ensure compliance with the Bank. b. Instrument used is two tails analyze of decision and policy plan, by giving a “yes” statement if it is correct according to the valid regulation also be completed by some notes which must be noticed, or “no” which is completed with the rejection consideration.
UNSUR Element
KAJIAN KEBIJAKAN Decision of Policy
Divisi Perencenaan
c. As many as 284 ( two hundred eighty four ) studies have been conducted throughout 2010. The studies are for decision or policy plan which come from working unit and/or Director. The composition is: JUMLAH KAJIAN Number of studies
TWO TAILS ANALIZE YA / Yes TIDAK / No
4
4
0
81
74
7
36
35
1
24
22
2
106
104
2
11
10
1
2
2
0
1
1
0
1
1
0
18
16
2
284
269
15
Planning Division
Divisi Dana Treasury Trasury Fund Division
Divisi Kredit Credit Division
Divisi Sumber Daya Manusia Human Resource Division
Divisi Umum General Affair Division
TSI & Akuntansi Technology Information System & Accounting
Manajemen Risiko, Kepatuhan,Hukum, UKPN (MKHU) Risk Management, compliance, legal, Know Your Customer
Satuan Kerja Audit Intern Audit Unit Intern
Asset Management Unit Asset management Unit
Unit Usaha Syariah Sharia Business Unit
Total
104
d. Dalam pelaksanaan tugasnya Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi MKHU (Manajemen Risiko, Kepatuhan, Hukum dan UKPN) yang membantu melakukan koordinasi pengelolaan kegiatan dibidang manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan UKPN dalam rangka pengawasan terhadap operasional Bank agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku demi meningkatkan kinerja (produktifitas) sesuai visi dan misi Bank.
e. In implementing his duty, The Compliance Director is assisted by MKHU division ( UKPN, Law, compliance, and Risk Management ) which is assisting in doing coordination of UKPN, Law, compliance, and Risk Management activity management in order to monitor Bank operational in accordance to valid constitution to improve Productivity performance according to Bank’s vision and mission.
Adapun peran dan tugas Direktur Kepatuhan adalah : • Mencegah pengambilan kebijakan dan atau keputusan yang mengandung unsur pelanggaran / penyimpangan terhadap ketentuan prinsip kehati – hatian. • Menguji rencana / rancangan kebijakan atau keputusan untuk memastikan apakah terdapat unsur penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan kehati – hatian. • Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. • Mencegah Direksi dan atau Komisaris Bank agar tidak menempuh kebijakan atau menempatkan keputusan yang menyimpang dari Peraturan Bank Indonesia dan peraturan lainnya. • Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya setiap bulan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris Bank • Menyampaikan laporan khusus setiap triwulan kepada Bank Indonesia perihal Profil Risiko dan Laporan Pengawasan. • Setiap 6 bulanan menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia mengenai penerapan fungsi kepatuhan terutama mengenai pemenuhan komitmen dengan otoritas yang berwenang. • Menyampaikan laporan khusus kepada Bank Indonesia mengenai kebijakan dan atau keputusan Direksi dan atau Komisaris Bank yang mengandung unsur penyimpangan. • Menyampaikan laporan mengenai Transaksi Keuangan Tunai (CTR) dan Transaksi Keuangan Mencurigakan (STR) kepada PPATK dan KPK sesuai permintaan.
Role and jobs of Compliance Director are : • Preventing policy taking and/or decision containing violation or misconduct towards prudential principle regulation. •
Examining policy plan or decision to ensure whether there is violation or misconduct towards prudential principle regulation.
•
Monitoring and keeping that Bank’s business activity does not violate the valid regulation.
•
Preventing Compliance Director or Bank Commissioner not give policy or place decision violating from the regulation of Bank of Indonesia and other regulations. Giving his jobs and responsibilities implementation report to the President Director every month which cc is to the Bank Commissioner Board.
•
•
Giving special report every three months about risk profile and supervision report to Bank of Indonesia.
•
Every 6 monthly report to Bank Indonesia regarding the application of compliance functions mainly on fulfilling his commitments with the competent authorities. Delivering a special report to Bank Indonesia regarding policy and / or decision or the Commissioner of Bank Directors and containing irregularities.
•
•
Delivering a report on Cash Financial Transaction (CTR) and Suspicious Transactions (STRs) to the PPATK and KPK on request.
105
106
4.2. AUDIT INTERNAL Fungsi pengawasan internal dilakukan oleh SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) yang berkewajiban untuk melaksanakan audit intern secara independen dan obyektif terhadap kegiatan operasional Bank dalam menjaga dan mengamankan harta milik Bank serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha Bank.
4.2. INTERNAL AUDIT Internal supervising function is conducted by SKAI ( Internal audit Working Unit ) which has obligation to implement internal audit independently and objectively towards Bank’s operational activity in order to keep and to secure Bank’s property and to enhance Bank’s business efficiency and effectiveness.
Audit Umum dan Audit TSI dilakukan oleh Tim Pemeriksa SKAI di seluruh Kantor Cabang, Unit Syariah dan Kantor Pusat serta Audit Program Khusus (Capacity Building Proyek KfW-IEPC, SKNBI, BI-RTGS, BI-SSSS dan DRC )
General Audit and TSI audit are done by SKAI examiner team all over Branch office, sharia Unit, Head office and Special Program Audit ( Capacity Building Project of KfW-IEPC, SKNBI, BI-RTGS, BI-SSSS, and DRC ).
Instrumen SKAI sebagai alat pengendali manajemen Bank dilakukan dengan cara memberikan penilaian dan saran rekomendasi penyempurnaan terhadap sistem dan prosedur, kebijakan, akuntansi dan pelaporan, organisasi dan personalia serta Teknologi Sistem Informasi (TSI) ataupun konsultasi intern guna meminimalkan risiko kerugian terhadap kegiatan operasional Bank melalui Pengawasan terhadap transaksi Perbankan yang telah terjadi atau terhadap keputusan yang telah dibuat (Ex Post).
SKAI instrument as a means of controlling the Bank's management is done by providing assessment and advice recommendation for improving the system and procedures, policies, accounting and reporting, organizational and personnel and Technology Information System (TSI) or internal consultations in order to minimize the risk of loss to the operations of the Bank through Supervision on Banking transactions that have occurred or to the decision that has been created (Ex Post).
Laporan-laporan yang dibuat SKAI dapat digunakan oleh Direktur Kepatuhan. Sedangkan SKAI berkewajiban untuk memantau apakah rancangan keputusan yang telah ditolak (Ex-ante) oleh Direktur Kepatuhan benar-benar telah dipatuhi oleh jajaran Bank.
The reports created can be used by the Director of Internal Audit Compliance. While the Internal Auditor is obliged to monitor whether the design decisions that have been rejected (Ex-ante) by the Director of Compliance have actually been met by ranks of Bank.
Untuk tahun 2010, SKAI telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan RKAT yang telah disetujui Direktur Utama dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi No. 003/HT.01.01/2010 tanggal 4 Januari 2010 yang terinci sebagai berikut : • 7 (tujuh) kali di Kantor Pusat. • 1 (satu) kali di Kantor Cabang Jakarta. • 6 (enam) kali di Kantor Cabang Koordinator • 20 (dua puluh) kali di Kantor Cabang • 40 (empat puluh) kali di Kantor Cabang Pembantu • 27 (dua puluh) kali di Kantor Kas • Audit Program Khusus : BI RTGS, SKNBI, KfW IEPC.
For the year 2010, the Internal Audit Unit has conducted the examination in accordance with the approved AABP President Director and reported to the Board of Commissioners as stated in the Directors' Decree No. 003/HT.01.01/2010 dated January 4, 2010 is detailed as follows: • 7 (seven) times in head office. • 1 (one) time in Jakarta Branch Office. • 6 (six) times in the Branch Office Coordinator. • 20 (twenty) times in Branch Offices. • 40 (forty) times at the Branch Office • 27 (twenty) times at the Cash Office • Audit Special Program: The RTGS, SKNBI, KfW IEPC
Over The audit results are a number of deviations as follows:
Atas hasil Audit tersebut terdapat sejumlah penyimpangan sebagai berikut :
JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN / Number of cases done by
PENYIMPANGAN DI UNIT OPERASIONAL & KANTOR PUSAT Internal Fraud Operational in Unit & Head Office
Internal Fraud in 1 year
PEGAWAI TETAP
PENGURUS
INTERNAL FRAUD DALAM 1 TAHUN
Full-time employee
Caretaker
PEGAWAI TIDAK TETAP Part-time employee
Tahun Year 2009
Tahun Year 2010
Tahun Year 2009
Tahun Year 2010
Tahun Year 2009
Tahun Year 2010
Total Fraud Total Fraud
-
-
5
26
-
-
Telah diselesaikan Finished
-
-
1
17
-
-
Dalam proses penyelesaian di internal Bank In the Bank internal finishing process
-
-
4
9
-
-
Belum diupayakan penyelesaiannya The finishing Has not been taken
-
-
0
0
-
-
Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum Been followed up through legal process
-
-
1
0
-
-
Profil penyimpangan adalah 1. Penarikan dana Tabungan milik Nasabah. 2. Penyimpangan Layanan Customer Service ( CSR ). 3. Penyimpangan berupa pelunasan kredit dengan pemberian kredit baru. 4. Penyimpangan dalam pelaksanaan penyaluran kredit. 5. Pemalsuan data debitur dalam pemberian kredit. 6. Indikasi penyalahgunaan titipan setoran. 7. Indikasi pemalsuan Bilyet Deposito. 8. Kecurangan dalam transaksi.
The fraud profiles are : 1. The withdrawal of customers’ savings. 2. The fraud of Customer Service (CSR) 3. The fraud of loan paying off by giving a new loan
Terhadap penyimpangan yang terjadi, maka SKAI merekomendasikan untuk dilakukan Penegakan Peraturan Disiplin Pegawai yang berdampak pada penerapan sanksi kepada pegawai yang melanggar. SKAI juga telah melaporkan kepada Bank Indonesia.
Towards those frauds, SKAI is recommending the implementation of Employee Discipline Regulation which is affected in sanction implementation towards indiscipline employee.
4.
The fraud in implementing loan distribution.
5.
Debtor data fraud in giving credit
6. 7. 8.
Indication of payment deposit fraud. Indication of Deposit form fraud Fraud in transaction
SKAI has also reported to the Bank of Indonesia.
107
Terhadap pelaku fraud telah diberikan sanksi sebagai berikut : KLASIFIKASI PENGENAAN SANKSI Clasification of Sanction
108
PERINGATAN TERTULIS Written notification
9
PERINGATAN KERAS TERTULIS Hard written notification
Against perpetrators of fraud have been given sanctions as follows : PENURUNAN PANGKAT / GOLONGAN Rank degradation
12
12
PENURUNAN JABATAN Title degradation
2
PEMBERHENTIAN DGN TIDAK HORMAT Disrespectful dismissal
12
4.3. AUDIT EKSTERNAL Audit eksternal dilakukan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) terhadap sejumlah transaksi yang dipandang perlu. Sepanjang tahun 2010, BPK telah melaksanakan pemeriksanaan sebanyak 1 (satu) kali dengan kesimpulan : • System Pengendalian Intern telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai. • Pengelolaan biaya telah dilaksanakan sesuai dengan criteria yang ditetapkan dan mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, memperhatikan prinsip-prinsip kehematan, efisiensi dan efektivitas.
4.3 EXTERNAL AUDIT External audit conducted by BPK (Supreme Audit Board) against a number of transactions deemed necessary. During the year 2010, the CPC has carried out examination of 1 (one) time with the conclusion:
Audit eksternal juga dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang untuk memastikan apakah terindikasi keputusan dibuat secara diam – diam, keputusan yang tidak dilakukan pengujian two tails analize, apakah ada keputusan dengan kategori “ tidak patuh “ tetapi tetap dijalankan dan lain-lain. Sepanjang tahun 2010, KBI Semarang telah melakukan pemeriksaan sebanyak 2 (dua) kali.
External audits are also conducted by the Bank Indonesia Semarang office to ascertain whether the decision indicated made silent - silent, a decision that was not done testing analize two tails, is there a decision by the category of "non-compliant" but still running and others. During the year 2010, the KBI Hyderabad has conducted as many as 2 (two) times.
Komisaris Bank melalui Komite Audit memastikan bahwa audit eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Akuntan Publik maupun BPK telah ditindaklanjuti oleh Direksi Bank sedangkan Direksi Bank selanjutnya melakukan pemantauan dan menindaklanjuti adanya temuan dan rekomendasi auditor eksternal tersebut sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Bank commissioner, through Audit Committee, ensures that External audit conducted by the Bank of Indonesia , Public accountant, and State Audit Bureau has been followed up by Bank Director, whereas Bank Director conducts supervision and follow up the finding result and external audit recommendation according to the effective regulation.
Penerapan audit ekstern ( Misalnya LHP BPK ) telah dimonitor oleh Dewan Komisaris, sedangkan untuk pengawasan BAPEPAM dan Parent Bank di tahun 2010 tidak ada.
External audit implementation (such as LHP BPK) has been monitored by Commissioner Board, whereas, BAPEPAM and Parent Bank supervision in 2010 do not exist.
• •
Internal Control System has been designed and implemented adequately. Management of costs has been carried out in accordance with the criteria set and comply with the requirements of compliance with legislation in force, pay attention to the principles of effectiveness, efficiency and effectiveness.
Pemeriksaan Akuntan Publik, dari jumlah 180 temuan telah dapat diselesaikan 177 temuan atau 98 %. Temuan Bank Indonesia tahun 2010 (Januari – Desember 2010) secara akumulasi temuan mulai tahun anggaran 2007 sampai dengan 2010 dari jumlah 255 temuan telah diselesaikan 139 temuan atau 55 %. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2010 ( Januari – Desember 2010) untuk pemeriksaan anggaran tahun 2007 terdapat 19 temuan dan telah dapat diselesaikan 17 temuan atau 89 %.
5. IMPLEMENTASI MANAJEMEN RESIKO
Public Accountant examination, out of 180 findings, 177 or 98% findings have been completed. Bank of Indonesia findings in 2010 (January – December 2010), accumulatedly, findings starting from budget year of 2007 until 2010, out of 255 findings, 139 or 55% findings have been completed. State Audit Bureau findings, in 2010 ( January – December 2010) for budget examination in 2007, out of 19 findings, 17 findings or 89% findings have been completed.
5. RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Fungsi Manajemen Risiko diterapkan secara independen yang tercermin dengan adanya pemisahan fungsi antara Satuan Kerja Manajemen Risiko yang melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi.
Risk Management function is implemented independently. It is reflected in the function separation between Risk management working unit which has conducted identification, measurement, monitoring, and risk control and working unit which conduct and complete transaction.
Dalam hal ini Direksi Bank bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi Manajemen Risiko dan menyampaikan Laporan Pertanggung jawaban kepada Dewan Komisaris secara Triwulan berupa Laporan Profil Risiko.
In this matter, Bank Director is responsible for implementing Risk management and risk exposure policy taken by the Bank thoroughly, including evaluating and risk management strategy insight and giving liability reports to the Commissioner Board in the form of Risk Profile Report every term.
Kaji ulang dilakukan secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank guna memastikan keakuratan metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.
Re-evaluation is conducted regularly which frequency is based on Bank’s need in order to ensure the accuracy of risk rating methodology, risk management information system implementation adequacy and policy adequacy, risk limit stipulation and procedure.
Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan Profil Risiko yang menguraikan secara jelas mengenai jenis risiko, parameter, formula perhitungan dan penjelasannya, termasuk ringkasan pendapat dari SKAI (Satuan Kerja Audit Intern).
Bank has owned Risk profile Compilation Guideline which clearly describes kinds of risk, parameter, counting formula and its explanation, including the summary of SKAI opinion.
109
Sesuai dengan penilaian yang dilakukan terhadap kondisi risiko, maka dapat dirumuskan profil risiko Bank yang terdiri dari 8 (delapan) jenis risiko yang penilaiannya dilaksanakan setiap triwulan, dan sepanjang tahun 2010 profil risiko tersebut menghasilkan predikat risiko sebagai berikut :
JENIS RISIKO 2010 Type of Risk 2010
PROFIL RISIKO
TRIWULAN I Term I
According to the assessment conducted towards risk condition, Bank risk profile can be formulated as consisting of 8 (eight ) kinds of risks, which assessment is implemented every term, and throughout 2010, that risk profile is resulted in the following risk predicate:
TRIWULAN II Term II
TRIWULAN III Term III
TRIWULAN IV Term IV
TYPE OF RISK
Risiko Kredit
LOW
MODERATE
MODERATE
MODERATE
Credit Risk
Risiko Pasar
LOW TO MODERATE
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
Market Risk
Risiko Likuiditas
MODERATE
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
Liquidity Risk
Risiko Operasional
MODERATE
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
Operation Risk
Risiko Hukum
LOW
MODERATE
MODERATE
MODERATE
Risiko Reputasi
LOW
MODERATE
LOW TO MODERATE
LOW TO MODERATE
Risiko Strategik Risiko Kepatuhan Predikat Risiko Secara Keseluruhan
Legal Risk
Practice of good corporate governance is needed in risk management and risk management certification program. At this moment, it becomes the best media to understand risk management and risk management function implementation which is gradually through 5 (five) level process of certification, and to support risk management for Bank business activity, Bank Jateng has sent Caretakers and Bank officers to follow Risk management certification test, and until December 2010, there have been some who have passed the test. They are :
Pegawai yang Lulus Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko
Pegawai yang Lulus Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko
Reputation Risk
LOW
MODERATE
MODERATE
LOW TO MODERATE
Strategic Risk
MODERATE
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
MODERATE TO HIGH
Compliant Risk
LOW
MODERATE
MODERATE
MODERATE
Agregate Risk
Realisasi kegiatan risiko komposit per aktifitas fungsi sistem pengendalian risiko secara agregat per 31 Desember 2010 tergolong marginal yang tercermin dengan telah adanya: • Pengawasan aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen Senior. • Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. • Kecukupan proses identifikasi, pengukuran pemantauan, pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern.
Realization of composite risk activity per activity of aggregate risk control system function per December 31, 2010 is included as marginal reflected in: • active supervision by the Commissioner board, Director, and Senior Management • adequacy of policy, procedure, and limit stipulation. • Adequacy of identification process, monitoring measurement, risk control as well as risk management information system and internal control system.
Pengembangan Budaya Manajemen Risiko dilakukan pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif dan menyeluruh.
The development of Risk Management Culture is conducted to all level of organization, including adequacy communication to all level of organization about the importance of thorough and effective internal control.
Pengendalian intern sebagai parameter menunjukkan bahwa Bank telah menetapkan organisasi dan prosedur yang bertujuan untuk memastikan seluruh ketentuan ekstern dan intern yang berlaku telah dipatuhi dengan indikator parameter adanya struktur organisasi yang secara jelas menggambarkan fungsi, wewenang dan tanggung jawab unit kerja kepatuhan dan audit intern.
Internal control as parameter shows that the Bank has implemented procedure and organization in order to ensure that all internal and external valid regulation have been complied which parameter indicator is organizational structure which describes its function, jobs and responsibilities of internal audit and compliance working unit.
Berkaitan dengan risiko reputasi telah dilakukan monitoring terhadap risiko reputasi atas pemberitaan yang menyangkut Bank Jateng sepanjang tahun 2010 yaitu :
Related to the reputation of the risk, monitoring towards reputation risk towards reports related to Bank Jateng during 2010 is :
110
Praktek good corporate governance dibutuhkan dalam pengelolaan risiko dan Program Sertifikasi Manajemen Risiko saat ini menjadi media terbaik untuk memahami pengelolaan risiko dan penerapan fungsi manajemen risiko secara berjenjang melalui proses 5 tingkat (level) sertifikasi, dan untuk mendukung manajemen risiko bagi kegiatan usaha bank tersebut, maka Bank Jateng telah mengikutsertakan Pengurus dan Pejabat Bank mengikuti ujian Sertifikasi Manajemen Risiko yang hingga Desember 2010 yang telah lulus dalam ujian Sertifikasi Manajemen Risiko adalah :
LEVEL
PEGAWAI YANG LULUS UJIAN MANAJEMEN RISIKO Officers Who Passed Risk Management Test
PEGAWAI
Level
Officers
Level 1
81
Level II
391
Level III
96
Level IV
15 3 (1 Komisaris, 2 Direksi) / (one Commissioner & two Directors)
Executive
6. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT Dalam hal penerapan prinsip kehati–hatian dan manajemen risiko, telah diterbitkan Pedoman tentang penyediaan dana yang mengatur hal - hal sebagai berikut : • Definisi penyediaan dana, pihak terkait dan penyediaan dana besar. • Prosedur penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. • Sistem pemantauan terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. • Sistem pengendalian intern terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. • Unit yang bertanggung jawab.
6. FUND PROVIDING TO RELATED PARTY In order to implement prudential principle and risk management, Bank Jateng has issued guideline about fund providing which arranges these matters : • •
The definition of fund providing, related party, and large exposure providing. The procedure of fund providing to related party, large exposure providing and/or fund providing to other party who has business with the Bank.
•
Monitoring system towards fund providing to related party, large exposure providing, and/or fund providing to other party who has business with the Bank.
•
Internal control system towards fund providing to related party, large exposure providing and/or fund providing to other party who has business with the Bank. Unit in charge.
•
111
Sedangkan, penyediaan fasilitas kredit kepada Pejabat Eksekutif Bank dikecualikan sebagai pemberian kredit kepada pihak terkait sepanjang diberikan dalam rangka kesejahteraan sumber daya manusia Bank yang didasarkan pada kebijakan tunjangan dan fasilitas jabatan serta diberikan secara wajar. •
•
Whereas, Credit facility providing to Bank Executive Official is excepted as credit giving to related party as long as it is given in order to keep Bank’s human resources prosperity based on allowances policy and job title facilities given normally.
Penyediaan dana kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan Bank wajib melaporkan kepada Komisaris tentang penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank yang melampaui BMPK atau diperkirakan akan melampaui BMPK dan dalam tahun 2010 penyediaan dana kepada pihak terkait tidak melampaui BMPK yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
•
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar periode Desember 2010 adalah sebagai berikut :
•
Fund providing to related party must get approval from Commissioner board and the bank must report to Commissioner about the bank providing to related party, large exposure providing and/or providing to other parties, who have business with the bank exceeding BPMK or predicted to exceed BPMK and in 2010 the fund providing to related party can not exceed BPMK regulated by Bank of Indonesia.
PENYEDIAAN DANA
JUMLAH / Total Debitur / Debitor Nominal / Amount 54
30.362
24
208.807
b. Group
112
To Related Parties a. Individual
1
8.146
b. Group
To Primary Debitor :
Kepada Debitur Inti : a. Individu
Rasio Gaji Terendah dan Tertinggi Per Desember 2010
The lowest and Highest Salary Ratio per December 2010
RASIO GAJI TERENDAH DAN TERTINGGI
TERTINGGI
TERENDAH
%
DESCRIPTION
Gaji Pegawai
Rp. 28.604.404,-
Rp. 4.657.860,-
16
Employee Salary
Gaji Direksi
Rp. 60.000.000,-
Rp. 54.000.000,-
90
Director Salary
Gaji Komisaris
Rp. 42.000.000,-
Rp. 37.800.000,-
90
Commissioner Salary
KETERANGAN
Highest
Lowest
Per. Desember 2010
Lowest & Highest Salary Ratio per Dec 2010
Rasio Gaji Direksi dan Pegawai Tertinggi Per Desember 2010
The Highest employee and Director Salary Ratio per December 2010
LENDING
Funding Stock in 2010 Kepada Pihak Terkait :
According to the above matter, the received facility or the nominal amount will be discussed in the Shareholder General Meeting. If it has been decided by the Shareholder General Meeting, the next step is, procedure and implementation of remuneration payment will be issued with the Decree which arranges the remuneration.
Fund providing to related party and large exposure providing in December 2010 period are as follows :
(Rp. 000.000,-)
PENYEDIAAN DANA 2010
Atas dasar hal tersebut diatas maka fasilitas yang akan diterima maupun nilai nominalnya selanjutnya dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham, apabila dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut telah ditetapkan oleh RUPS maka selanjutnya tata cara dan pelaksanaan pemberian pembayaran remunerasi akan diterbitkan Surat Keputusan yang mengatur tentang remunerasi tersebut.
7. REMUNERASI DAN RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH
7. LOWEST AND HIGHEST SALARY RATIO AND REMUNERATION
Mekanisme penetapan remunerasi untuk Direksi dan Dewan Komisaris diawali dengan melakukan perbandingan dengan perbankan pada umum nya dan Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia pada khususnya, dalam hal ini dilakukan oleh Komite remunerasi atas dasar hal tersebut maka dilakukan rapat antara Komite Remunerasi dengan Direksi dan Dewan Pengawas dengan mengajukan beberapa alternatif pilihan.
The mechanism of remuneration decision for Director and Commissioner Board is started by doing comparison with other Banks and specifically with Regional Development Bank all over Indonesia. This is conducted by Remuneration committee. Based on that matter, there has been a meeting between Remuneration committee and Director and Supervision Board by giving some alternatives.
RASIO GAJI DIREKSI DAN PEGAWAI TERTINGGI
KETERANGAN
TERTINGGI
TERENDAH
%
DESCRIPTION
Gaji Tertinggi
Rp. 60.000.000,-
Rp. 28.604.404,-
210
Highest Salary
Highest
Lowest
Per. Desember 2010
Highest Employee & Director Salary Ratio per. Dec 2010
Keterangan : Gaji tersebut diatas adalah gaji yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai per bulan termasuk tunjangan.
Description: The above salary is salary accepted by members of Commissioner Board, Director, and employee every month, including allowances.
113
Paket Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Per Desember 2010
JUMLAH REMUNERASI DAN FASILITAS LAINNYA YANG DITERIMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS per. Desember 2010 Total Remuneration & Facilities Accepted by Director & Commissioner Board per. Dec 2010
Package of Remuneration Policy for Commissioner Board and Director Per December 2010
JUMLAH DITERIMA DALAM 1 TAHUN DEKOM
JENIS REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN
Amount accepted in 1 year
DIREKSI
Commissioner Board
Kinds of remuneration & other facilities
ORANG People
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura
Director
JUTAAN Rp.
ORANG People
Millions rupiah
6.861
5
10.002
Millions rupiah
4
JUTAAN Rp.
Remuneration (salary, bonus, routine allowance and other non natura facilities)
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan,transportasi,asuransi kesehatan dsb) Other facilities in the form of natura (housing, transportation, health insurance, etc, wich)
a. Dapat dimiliki can be possessed
b. Tidak dapat dimiliki can not be possessed
JUMALAH / Total
Paket Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Per Desember 2010
4
6.861
5
10.002
Package of Remuneration Policy for Commissioner Board and Director Per December 2010 Orang / Person
PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DIREKSI DAN KOMISARIS Package of Remuneration Policy for Commissioner Board & Director
JUMLAH REMUNERASI PER ORANG DALAM 1 TAHUN*)
JUMLAH DIREKSI
JUMLAH KOMISARIS
Diatas Rp. 2 milyar
2
2
Diatas Rp.1 milyar s/d Rp. 2 milyar
--
2
Above 1 billions until 2 billions
Diatas Rp. 500 juta s/d Rp. 1 milyar
3
--
Above 500 millions until 1 billions
Rp. 500 juta kebawah
--
--
Below 500 millions
8. ETIKA PERUSAHAAN Bank Jateng telah berkomitmen untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan Bank di semua tingkatan atau struktur organisasi sesuai Bank Indonesia dan Surat Keputusan, yang dengan menerbitkan Surat Keputusan Direktur nomor 0073/HT.01.01/2006 pada tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan serta Surat Keputusan Direksi nomor 074/HT.01.01/2006 tanggal 3 April 2006 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
114
AMOUNT OF REMUNERATION PER PERSON ACCEPTED IN 1 YEAR*) Above 2 billions
8. CODE OF CONDUCT Bank Jateng been committed to developing and implementing good corporate governance principles in every activity of the Bank at all levels or organizational structure in accordance with Bank Indonesia and the Decree, which the Director has issued a number 0073/HT.01.01/2006 on April 3, 2006 on Guidelines Corporate Governance and Directors' Decree number 074/HT.01.01/2006 April 3, 2006 on Guidelines for Business Ethics and Code of Conduct PT. Central Java Regional Development Bank.
Sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut di atas di atas, Dewan Komisaris, Direktur, Executive Officer sampai dengan pegawai telah menandatangani Surat Pernyataan Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) untuk mematuhi dan melaksanakan secara konsisten dan bertanggung jawab.
As a follow up of the above provision above, the Board of Commissioners, Director, Executive Officer until the employee has signed a Statement of Business Ethics and Code of Conduct (Code of Conduct) to comply with and implement a consistent and responsible.
Menyadari pentingnya Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku dalam kesuksesan perusahaan bermula dari kedisplinan menerapkan nilai-nilai perusahaan (core value), serta keyakinan bahwa Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku merupakan “jiwa” dari operasional perusahaan sehingga harus terwujud dalam kebijakan sehari-hari.
Recognizing the importance of Business Ethics Guidelines and Code of Conduct in the company's success stems from the discipline to apply corporate values (core values), and the belief that the Code of Business Ethics and Code of Conduct is the "soul" of the company's operations so it must be manifest in everyday policy.
Etika dalam bisnis perbankan terkait dengan moralitas, perbuatan moral yang diartikan sebagai perbuatan baik dan perbuatan buruk dalam kegiatan bisnis/perbankan. Dalam hubungan itu etika menyentuh aspek individu dan peraturan sosial.
Ethics in the banking business related to morality, moral conduct which is defined as the good deeds and bad deeds in the activities of business / banking. In that connection touches ethics aspects of individual and social regulation.
Mengembangkan tata nilai perilaku yang beretika sehingga menjadi tradisi yang mendukung kelangsungan perkembangan perusahaan. Filosofi (Credo) PRIMA supaya lebih diaktualisasikan lagi sebagai nilainilai perusahaan.
Developing an ethical value system behavior so that it becomes a tradition that supports the continuity of the development company. Philosophy (Credo) PRIMA so much longer actualized as the company's values.
Pelayanan Prima, Profesionalisme, Visioner Leadership, Tim Solid, Attitude yang baik, guna mendukung peningkatan kegiatan penjualan dan kualitas layanan sejajar dengan bank-bank sekelasnya.
Excellent Service, Professionalism, Visionary Leadership, Team Solid, Good Attitude, to support increased sales activities and service quality in line with the banks in his class.
Sedangkan nilai-nilai individu segenap pegawai Bank Jateng mampu menjadi sosok INSAN PEDULI dengan memiliki ciri-ciri : Integritas, Setia, Keterbukaan, Peduli, Familier.
While the individual values of all the employees of Bank Jateng able to figure INSAN PEDULI with having the characteristics: Integrity, Faithful, Openness, Care, familiar.
Nilai-nilai yang telah disepakati bersama dan dicerminkan melalui perilaku individu oleh anggota perusahaan sebagai fundamental mencapai Visi Bank terpercaya, menjadikan kebanggan masyarakat, mampu menunjang Pembangunan Daerah.
These values agreed and reflected through individual behavior by members of the company as fundamentally achieve its Vision Bank trustworthy, making the pride of the community, able to support regional development.
Pedoman etika bisnis dan tata kelola telah disosialisasikan ke seluruh jajaran melalui pelatihan, sarasehan dan lain-lain.
Guidelines for business ethics and governance have been socialized ito all levels through traing, workshop and etc.
115
9. KOMUNIKASI (WEBSITE)
DENGAN
PIHAK
EKSTERNAL
9. COMMUNICATION WITH EXTERNAL PARTY ( VIA WEBSITE) For External interest related to information about both financial and other information related to the Bank via Bank Jateng website, a website team has been formed, based on Director’s letter of Decision number. 0137/HT.01.01/2010 about website team so that Bank Jateng’s website can be accessed by external party through www.bankjateng.co.id.
Untuk kepentingan eksternal yang terkait dengan informasi tentang kedua informasi keuangan dan lainnya yang terkait dengan Bank melalui website Bank Jateng, tim website telah dibentuk, berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0137/HT.01.01/2010 tentang Tim Website sehingga website Bank Jateng ini dapat diakses oleh pihak eksternal melalui www.bankjateng.co.id.
10. RECAPITULATION PRESS RELEASE
10. REKAPITULASI SIARAN PERS TANGGAL Date
REKAPITULASI SIARAN PERS
4 Januari 2010 January 4, 2010
MEDIA Media
Harian Suara Merdeka Suara Merdeka
Recapitulation Press Release
116
BERITA News
Bank Jateng diminta terbuka terkait hasil uji petik KPK mengenai pejabat daerah penerima fee total sebesar Rp. 51,064 milyar Bank Jateng is required to be open related to multiple-choice result by the KPK about fee acceptor regional officer as much as Rp. 51,064 billions
6 Januari 2010 January 6, 2010
Harian Suara Merdeka Suara Merdeka
Tak boleh ada lagi fee Pejabat No more fee for Officers
10 Maret 2010 March 10, 2010
Harian Suara Merdeka Suara Merdeka
Pemberitaan di Surat Pembaca mengenai komplain nasabah atas pelayanan ATM di Capem Polines Tembalang News at Letter from the reader about customer’s complaint over ATM service at sub-branch in Polines Tembalang
10 April 2010 April 10, 2010
Harian Suara Merdeka Suara Merdeka
Penyidikan mantan Dirut BPD Jateng terkendala KPK Investigation of ex-President Director of BPD in Central Java is constrained by KPK
18 Mei 2010 May 18, 2010
Harian Suara Merdeka Suara Merdeka
Pemberitaan di Surat Pembaca mengenai komplain nasabah atas kepesertaan DPLK di Cabang Cilacap News at Letter from the reader about customer’s complaint over DPLK membership in Cilacap branch
31 Mei 2010 May 31, 2010
Bisnis Indonesia Bisnis Indonesia
Pemberitaan mengenai pinjaman mantan pejabat yang bermasalah, Bank Jateng sungkan mengeksekusi asset yang dijadikan sebagai jaminan sehingga mengganggu kinerja keuangan Bank News about troubled ex-officer’s loan , Bank Jateng is reluctant to execute assets which is used as collateral so that it disturbs Bank financial performance
31 Mei 2010 May 31, 2010
Radar Semarang Radar Semarang
Bank Jateng dituding tidak serius dalam mengurusi status karyawannya (outsourcing) Bank Jateng is accused as not serious in taking care of outsourcing employee status
16 Agustus 2010 August 16, 2010
Harian Jawa Pos Jawa Pos
Dewan Boyolali desak audit investigasi terkait dana Rp.7,8 Milyar untuk penyertaan modal Bank Jateng Boyolali Board urges investigation audit related to fund of Rp. 7,8 billions for Bank Jateng capital provision.
11. PROFILE CORPORATE GOVERNANCE
11. CORPORATE GOVERNANCE PROFILE
Dalam penerapan transparansi kondisi Keuangan Bank, Manajemen Bank Jateng membuat Laporan Keuangan Publikasi Triwulan, Laporan Keuangan Publikasi Bulanan dan selengkapnya terdapat pada Laporan Tahunan yang antara lain mengungkap hasil penghimpunan dan penggunaan dana serta hasil operasionalnya. Disamping itu manajemen Bank Jateng juga melaporkan kondisi Non Keuangan kepada Stakeholders.
In implementing Bank Financial Condition, Bank Jateng management makes Term Publication Finance Report, monthly Publication Finance Report and they are fully reported at the annual report which reveals the result of fund usage, and raising, and also its operational result. Besides that, Bank Jateng also reports non financial condition to the stakeholders.
Transparansi kondisi keuangan dan penggunaan data pribadi nasabah yang lazim disediakan oleh nasabah kepada Bank dalam bertransaksi mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan perbankan yang berlaku, dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip kehati – hatian melalui prinsip mengenal nasabah maupun pengelolaan risiko operasional, risiko hukum dan risiko reputasi sesuai peraturan dan pedoman yang telah dimiliki Bank.
Transparency of finance condition and the use of customer personal data is normally provided by the customers to the Bank where the transaction is based on effective banking rules and regulation by paying attention and implementing prudential principle through Knowing your customer principle and also operational risk management , legal risk, and reputation risk according to Bank’s regulations and guideline.
Transparansi informasi produk Bank yang meliputi karakteristik, manfaat, risiko dan biaya yang melekat pada produk dan jasa yang ditawarkan Bank disampaikan memadai kepada nasabah , baik lisan dan atau tertulis dengan cara-cara yang etis dan tidak menyesatkan.
Bank product information transparency such as, characteristics, benefit, risk, and expenses in product and service offered by the Bank, is well-presented to the customers, either orally and/or literally, with ethical and correct ways.
Dalam rangka mendukung pelayanan nasabah dan berkembangnya operasional perbankan, maka untuk memfasilitasi timbulnya ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan adanya potensi kerugian finansial yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank, telah dimiliki pedoman penyelesaian pengaduan nasabah dan unit kerja yang mengelola pengaduan nasabah yang merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan nasabah guna menjamin hak – hak nasabah dalam berhubungan dengan Bank Jateng, dan apabila terjadi sengketa dapat diselesaikan melalui lembaga mediasi perbankan. Pengaduan nasabah dan penyelesaiannya setiap triwulan dilaporkan ke Bank Indonesia dan selama tahun 2010 pengaduan nasabah didominasi karena terganggunya sistem pembayaran yang terkait dengan sistem yaitu gangguan/kerusakan ATM.
In order to support customer service and the development of Banking operational, to facilitate customer unsatisfactory remarks caused by financial loss potency, assumed because of Bank’s carelessness or errors, working unit handles customer complaint which is one of customer protection increased to guarantee customer’s rights in having a relationship with Bank Jateng, and if there is a dispute, it can be finished through Banking mediation group. The customer’s complaint and its solution is reported to Bank of Indonesia every three months and during 2010 the complaint is dominated by the disturbed payment system related to the system, ATM damage.
Pelaksanaan Good Corporate Governance dilaporkan transparan dan disampaikan kepada share holder dan pihak lainnya sesuai ketentuan yang berlaku serta dapat diakses di website Bank Jateng.
The implementation of Good Corporate Governance is transparently reported and reported to the shareholder and other party according to the effective regulation and can be accessed through Bank Jateng’s website.
117
Bank menyusun Rencana Strategis Jangka Panjang (5 tahun) dalam Rencana Korporasi (Corporate Plan) Bank Jateng 2010-2014 yaitu mengembangkan Bank Jateng menjadi bank yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi regional dan memiliki peringkat komposit baik sesuai ketentuan Bank Indonesia yang dijabarkan dalam tahapan – tahapan, yaitu :
Bank compiles Long Term Strategic Plan (5 years) and 2010-2014 Bank Jateng Corporate Plan which is developing Bank Jateng to become a Bank which has enough role in regional economy growth and owns good composite rate according to regulations of Bank of Indonesia elaborated in these following steps:
• Tahun 2010 : “ Penajaman Kegiatan Bisnis pada Segmen Usaha Tertentu “ • Tahun 2011 : “ Membangun Bisnis yang Terintegrasi dan Penetrasi Pasar “ • Tahun 2012 : “ Pertumbuhan Bisnis yang Berkualitas dan Peningkatan Modal “ • Tahun 2013 : “ Membangun Komunitas Nasabah “ • Tahun 2014 : “ Menjadi Bank Kebanggaan Masyarakat “
• Year 2010 : “ The Sharpen of Business Activity at certain Business Segment “ • Year 2011 : “ Building integrated Business and Market Penetration “ • Year 2012 : “ The Qualified Business Growth and Capital Improvement “ • Year 2013 : “ Building customer’s Community “ • Year 2014 : “ Becoming Society’s object of Pride Bank “
Corporate Plan 2010-2014 disusun dengan memperhatikan prinsip kehati –hatian dan asas perbankan yang sehat, serta telah pula mempertimbangkan faktor eksternal dan faktor internal sehingga dapat memberikan gambaran tentang arah pengembangan kegiatan usaha Bank Jateng dalam 5 (lima) tahun kedepan sekaligus sebagai landasan kebijakan dan strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan.
2010-2014 Corporate plan has been compiled by paying attention to prudential and healthy banking principle, and has also considered internal and external factor so that it can give picture of Bank Jateng business activity development direction in the next 5 years. It will also become strategy and policy foundation in order to reach stated company vision and mission.
Perumusan program kerja strategis selama 5 (lima) tahun ke depan akan bermanfaat bagi manajemen dalam menjalankan tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat sehingga dapat tercipta pemahaman bersama dalam bekerja dengan bahasa dan tujuan yang sama.
The formulation of strategic working program in the next 5 years will be beneficial for the management to run its action and to take correct decision so that the same understanding with the same language and the same purpose will be created.
Penyusunan, metode dan sistematika rencana jangka panjang Bank dilakukan dengan pendekatan teori Strategic Management Model yang didahului dengan tahap pendahuluan, pengambilan data dan analisa serta pembahasan dengan pemangku organisasi.
Bank long-term plan compilation, method, and systematic is conducted with Strategic Management Model theory approach which begins with preface, data taking, and analyzing steps as well as discussion with organization administrator.
Rencana Jangka Menengah Pendek
Short Middle Term Plan
•
•
118
Rencana strategis jangka menengah pendek Bank Jateng tertuang dalam Rencana Bisnis ( Bussiness Plan ) Bank Jateng Tahun 2010 – 2012 yaitu peningkatan kapasitas usaha, baik produk konvensional maupun syariah, yang lebih diarahkan pada peningkatan pembiayaan pada sektor usaha produktif guna mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Target kualitatif rencana jangka pendek merupakan sasaran yang dinyatakan dalam kebijakan strategis, yaitu :
-
•
Bank Jateng short-middle-term strategic plan is stated in Bank Jateng business plan of 2010-2012, which is the improvement of business capacity, either conventional or Sharia products, which is aimed to the improvement of financing in productive business sector in order to support regional economy growth.
•
Short-term plan qualitative target is target stated in strategic policy, such as :
-
Penajaman kegiatan bisnis Penerbitan Surat Utang sebagai funding contingency plan Pemenuhan kewajiban atas penerapan PAPI (Revisi 2008) dan PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) Peningkatan permodalan sebagai antisipasi peningkatan beban modal sejalan dengan kewajiban Bank untuk memperhitungkan risiko operasional dalam perhitungan kecukupan modal disamping risiko kredit dan risiko pasar Pemberdayaan SDM di semua lini melalui penerapan secara bertahap Sistem Manajemen Kinerja.
-
-
The sharpening of business activity The issuing of Debt letter as funding contingency plan The fulfillment of obligation over PAPI implementation ( 2008 revision ) and PSAK No. 50 and 55 ( 2006 revision ). The improvement of capital system as anticipation of capital liability increase along with Bank’s obligation to consider operational risk in capital adequacy calculation besides loan and market risk. The empowerment of Human resources in all sectors through step by step implementation of Performance Management System.
Kebijakan Umum Direksi
Director General Policy
Direksi setiap tahun menerbitkan Surat Edaran ( SE ) untuk Semua Kepala Divisi/SKAI, Kepala Unit Usaha Syariah ( UUS ), Pemimpin Cabang dan Pemimpin Cabang Syariah yang memuat kebijakan Direksi dalam rangka menyusun Rencana Bisnis dan Rencana Anggaran Bank untuk periode 1 (satu) tahun yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Direksi Nomor : 0365/HT/01/01/2009 tanggal 26 Nopember 2009 perihal Kebijakan Umum Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2010 sebagai berikut :
Every year, Director issues Memorandum for all Head of Division/SKAI, Head of Sharia Business Unit, Head of Branch, and Head of Sharia Branch. It contains Director’s policy in order to compile Business and Bank Budgeting plan for 1 (one) period contained in Circular (SE) Board Number: 0365/HT/01/01/2009 dated 26 November 2009 regarding the Public Policy Directors PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tenngah in 2010 as follows :
1. Meningkatkan tingkat kesehatan Bank pada peringkat komposit baik pada seluruh komponen. 2. Meningkatkan permodalan Bank. 3. Meningkatkan penghimpunan dana masyarakat yang lebih diarahkan penggalian sumber dana masyarakat murni, dengan tetap mengupayakan peningkatan dana yang bersumber dari Pemerintah Daerah (Pemda). 4. Optimalisasi fungsi Kantor Cabang Pembantu sebagai kepanjangan tangan Kantor Induknya yang lebih diarahkan dalam penghimpunan dana masyarakat murni. 5. Penggalian sumber dana berjangka panjang. 6. Penyaluran kredit yang lebih diarahkan pada pembiayaan usaha produktif, terutama sektor –sektor unggulan penunjang pembangunan daerah termasuk sektor – sektor unggulan penunjang pembangunan daerah termasuk pembiayaan infrastruktur, pengusaha kecil, koperasi dan pemberdayaan masyarakat desa. 7. Mengoptimalkan fungsi devisa dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai sumber pendapatan Bank disamping sebagai penunjang pembangunan daerah.
1. Improving the health level of the Bank on a composite ranking well on all components. 2. Increasing the capital of the Bank. 3. Increase public funding and a more directed excavations pure source of public funds, while still strive to increase the funds coming from local government (Pemda). 4. Optimizing Branch Office functions as the representative of the Headquater is more directed in pure public funding. 5. Excavation long-term funding source. 6. Lending a more directed at the financing of productive enterprises, especially the leading sectors of supporting regional development including the sector leading sectors supporting regional development including infrastructure financing, small entrepreneurs, cooperatives and community empowerment. 7. Optimizing the function of foreign exchange and Syariah Business Unit (UUS) as a source of income besides Bank sebaagai penujang regional development.
119
8. Mengembangkan produk – produk baru, baik dibidang pendanaan, kredit maupun jasa. 9. Mengoptimalkan tenaga pemasaran dan peningkatan kualitas layanan. 10. Perluasan jaringan kantor lebih diarahkan ke sentra – sentra ekonomi unggulan daerah dan peningkatan pangsa pasar. 11. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang berorientasi pada kemudahan, kecepatan dan keakuratan layanan nasabah. 12. Penerapan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (revisi 2008) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 50 dan 55. 13. Penataan dan peningkatan, baik kuantitas maupun kualitas SDM, yang mengarah kompetensi dan profesionalisme, guna kaderisasi dan regenerasi. 14. Meningkatkan fungsi pengendalian internal agar tercipta budaya kepatuhan dan budaya peduli risiko pada semua lini. 15. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi disemua bidang.
12. CONFLICT OF INTEREST, HUKUM, POLITIK DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL Permasalahan Hukum periode tahun 2010
8. Develop new products - new products, both in funding, credit or services. 9. Optimizing sales force and improving the quality of service. 10. Expansion of branch network is directed to the center pre-eminent regional economic centers and increase market share. 11. Optimizing the use of information technologyoriented convenience, speed and accuracy of customer service. 12. Implementation of the Indonesian Banking Accounting Guidelines (revised 2008) and the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) numbers 50 and 55. 13. Structuring and increase both the quantity and quality of human resources, which leads to competence and professionalism, to regeneration and regeneration. 14. Improve function of internal control in order to create a culture of compliance and risk care culture on all fronts. 15. Improve the effectiveness and efficiency in all fields.
12. CONFLICT OF INTEREST, LAW, POLITICS, AND SOCIAL RESPONSIBILITY
2.
Gugatan No. 23/Pdt.G/2010/PN.Kds, Bank Jateng Cabang Kudus sebagai Tergugat dan Penggugat adalah Debitur Kredit dengan kolektibilitas Macet yang menggugat untuk tidak dilakukan lelang jaminan oleh Bank Jateng. Saat ini perkara telah mendapatkan Putusan dari PN Kudus dan Bank Jateng dalam posisi menang, dan menunggu apakah Penggugat akan banding atau tidak.
2.
The suit No. 23/Pdt.G/2010/PN.Kds, Bank Jateng Kudus Branch as the defendant and the plaintiff is Credit debtor with non-performing collectibility, which is suing for the guarantee auction not to be done by Bank Jateng. At present, this case has got a verdict from PN Kudus and Bank Jateng is in the winning position, and is waiting if the plaintiff will appeal to the higher court or not.
3.
Perkara No. 7/Pdt.G/2010/PN.Btg, yaitu sengketa tanah yang obyek sengketanya menjadi jaminan kredit di Bank Jateng, sedangkan kredit tersebut telah lunas dan diserahkan kembali kepada debitur yang menjadi tergugat lengkap dengan surat pengantar roya. Posisi Bank Jateng dalam perkara ini sebagai Turut Tergugat VIII, perkara masih dalam proses di PN Batang.
3.
Case No. 7/Pdt.G/2010/PN.Btg, a land dispute which object of the dispute becomes credit warranty in Bank Jateng, whereas the credit has been paid off and returned to the defendant debtor, completed with cancellation accompanying letter. The position of Bank Jateng in this case is co-defendant VIII, the case is still in the process in PN Batang.
Permasalahan Hukum Pidana : Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Slawi yang mendapat Surat Panggilan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah sebagai Saksi dalam perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Tegal.
1.
Guidance for Bank Jateng employee in Slawi Branch office. He receives Summon letter from Central Java Provincial Attorney General’s office as a witness in the case of Misuse corruption Criminal presumption in Regional Finance Management in Tegal Municipality.
2.
Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Demak atas panggilan dari Kepolisian Resor Demak sebagai Saksi dalam perkara Dugaan Tindak Pidana Perbankan.
2.
Guidance for Bank Jateng employee in Demak Branch office over Demak Resort Police office’s summons as a witness in the case of Banking criminal presumption.
3.
Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Wonogiri atas undangan Kejaksaan Negeri Wonogiri untuk memberikan keterangan dalam kasus Dugaan Penyimpangan Proyek Pembangunan Pasar Kota.
3.
Guidance for Bank Jateng employee in Wonogiri Branch office over invitation from Wonogiri Provincial Attorney General’s office to give explanation in the case of Developing Project Violation Presumption.
4.
Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Pusat ke Polrestabes Semarang dalam kasus Dugaan Penipuan/Penggelapan sertifikat terkait dengan debitur KPR.
4.
Guidance for Bank Jateng employee in the Head office to Semarang Large City subregional Police in the case of certificate Fraud presumption related to KPR debtor.
Law matters in 2010 period JUMLAH
PERMASALAHAN HUKUM
PERDATA Civil
Total
PIDANA Criminal
LAW MATTERS
Law Matters in 2010 Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam Proses Jumlah
Keterangan : - Permasalahan Hukum Perdata : 1. Bank Jateng menerima somasi dari PT. Tria Silira Murti karena merasa terganggu dengan hasil temuan pemeriksaan BPK RI terhadap Bank Jateng yang menyatakan bahwa Bank Jateng belum menghapus hak tagih yang merupakan kewajiban PT. Tulus Harapan yang
120
Finished (has legal power)
3 3
9 9
Criminal Law matter
1.
Orang / Person
PERMASALAHAN HUKUM 2010
which then is taken over by PT. Tria Silira Murti and then it has been taken over to PT. Mitra Citra Selaras. The case is still in the negotiation process.
dialihkan kepada PT. Tria Silira Murti dan telah dialihkan kepada PT. Mitra Citra Selaras, kasus masih dalam proses negosiasi.
In the process Total
Description: - Civil Law matter 1. Bank Jateng gets summons from PT. Tria Silira Murti because it feels disturbed with the result of examination findings from State Audit Bureau (BPK) Republic of Indonesia which stated that Bank Jateng has not written off the dun right which is the responsibility of PT. Tulus Harapan
121
Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Purbalingga yang dipanggil sebagai Saksi atas kasus Dugaan Korupsi di PN Purbalingga.
5.
Pendampingan kepada pegawai Bank Jateng Kantor Cabang Magelang di Kejaksaan Negeri Magelang guna didengar dan diperiksa sebagai Saksi dalam Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Buku Teks Ajar Bagi Siswa.
6.
Pendampingan kepada pegawai Kantor Cabang Utama yang dipanggil sebagai Saksi dalam kasus yang dihadapi oleh Debitur atas terjadinya Tindak Pidana Surat Palsu dan atau Menggunakan Surat Palsu atau setidaknya Membuat Pengaduan atau Laporan Palsu.
7.
8.
Somasi atas pemberhentian sebagai Capeg melalui Kantor Pengacara dan telah disampaikan Surat Penjelasan kedua yang penyelesaiannya masih dalam proses.
8.
Summons or discharge as employee candidate through legal office and the second explanation letter has been summoned. The finishing of the case is still in the process.
9.
Pendampingan kepada Pegawai Bank Jateng Kantor Pusat memenuhi panggilan POLDA Jateng sebagai Saksi dalam Dugaan Tindak Pidana Perbankan yang diduga dilakukan Terlapor.
9.
Guidance for Bank Jateng employee in the Head office to requires Central Java Regional Police’s summon as a witness in the banking criminal presumption which is assumed has been done by the person who reports.
5.
6.
b.
Guidance for Bank Jateng employee in Purbalingga Branch office who is summoned as a witness over the case of Corruption Presumption in PN Purbalingga. Guidance for Bank Jateng employee in Magelang Branch office in Magelang Provincial Attorney General’s office in order to be heard and investigated as a witness in the corruption crime of Student’s textbook purchase.
•
Pemberian Dana Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik periode tahun 2010 Pemberian bantuan dana kegiatan sosial yang dilakukan oleh Bank Jateng merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial yang pelaksanaan penggunaannya berpedoman pada Surat Keputusan Direksi yang mengatur tentang penggunaan dana sosial,sedangkan untuk kegiatan politik Bank tidak memberikan bantuan untuk kegiatan tersebut.
Jenis bantuan yang diberikan oleh Bank Jateng adalah : a.
Program Bantuan Sosial berupa : -
122
Uang Tunai Pendidikan dan Pelatihan Sarana dan Prasarana Pengobatan Bahan Pokok Makanan dan Sandang
•
guidance for Bank Jateng employee in Head Branch office to be summoned as a witness in the case encountered by Debtor over counterfeit Letter crime and / or using counterfeit letter or at least making charge or counterfeit report.
Social Activity Fund Giving and Political Activity in 2010 period The social activity fund giving is done by Bank Jateng and it is the form of corporate care and responsibility towards social environment which implementation ot the use is based on Director’s decree. It arranges the use of social fund, whereas for Bank does not give fund for political activity.
Kinds of fund given by Bank Jateng : a.
Social Aid program : -
Cash Education and training Facilities Medication Clothing and Food
b.
Bantuan modal kerja dan investasi kepada Koperasi, Kelompok Swadaya Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat c.
• 7.
Program Kemitraan berupa
working capital aid and investment for cooperative, people independent group, and non-profit organization.
Bantuan tunai kepada Yayasan Kesejahteraan Karyawan / Karyawati ( Yakekar ) untuk peningkatan kesejahteraan karyawan dan pensiunan.
Adapun dana yang telah digunakan untuk kegiatan dan bantuan sosial selama tahun 2010 adalah sebesar Rp. 1.519.886.500,- ( Satu Milyar Lima Ratus Sembilan Belas Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Lima Ratus Rupiah ) dengan perincian :
Partnership program
c.
•
Cash aid for employee welfare foundation (yakekar) to increase the welfare of employees and retirees.
Fund used for activity and social aid in 2010 is Rp. 1.519.886.500,- (one billion five hundred nineteen million eight hundred eighty six thousand five hundred rupiah) which description is :
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusannya. Benturan kepentingan dimaksud antara lain adalah perbedaan antara kepentingan ekonomi Bank dengan kepentingan ekonomi pribadi pemilik, anggota Komisaris, anggota Direksi maupun Pejabat Eksekutif bank dan atau pihak terkait dengan Bank, pemberian perlakuan istimewa kepada pihak – pihak tertentu diluar prosedur dan ketentuan yang berlaku serta pemberian suku bunga tidak sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Apabila keputusan tetap harus diambil, maka harus mengutamakan kepentingan ekonomi Bank dan menghindarkan kerugian atau berkurangnya keuntungan Bank.
If there is a conflict of interest, Commissioner member, Director, and Bank Executive officer is forbidden to take action which can harm the Bank and lessen Bank’s profit and is obliged to reveal the intended conflict of interest in every decision.
Dalam hal Bank mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Bank akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Bank mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Bank diwakili oleh Komisaris.
If Bank has interest which is on the contrary with personal interest of a Director member, Bank will be represented by other Director members and if the Bank has interest which is on the contrary with all Director members’ interest, Bank will be represented by the commissioner.
Benturan kepentingan yang terjadi dalam tahun 2010 dapat diselesaikan dengan mengutamakan kepentingan ekonomi bank yaitu :
The conflict of interest in 2010 can be finished by prioritizing Bank economy interest. They are :
-
-
Permintaan kendaraan operasional Pemerintah Provinsi Jawa Tengah cq Sekretaris Daerah karena adanya penempatan dana giro yang telah diperhitungkan cost dan benefitnya.
The intended conflict of interest is the difference between Bank economy interest and owner private economy interest, commissioner member, Director member or Bank executive officer and/or related party with the Bank, special treatment to certain parties outside procedure and effective regulation and interest rate giving which is not suitable with procedure and effective regulation. If the decision must still be taken, it must prioritize Bank economy interest and avoid the loss or lessen of Bank’s profit.
Request over Central Java Provincial Government operational vehicle cq Regional Secretary because there is demand deposit fund placement which cost and benefit have been estimated.
123
Sistem Pelaporan Pelanggaran Ruang lingkup dari Sistem Pelaporan Pelanggaran meliputi :
Whistleblowing System The scope of Whistleblowing System include :
a. Perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian financial atau non financial terhadap perusahaan (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). b. Perilaku insan Bank Jateng yang tidak terpuji yang berpotensi mencemarkan reputasi perusahaan dan / atau yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
a. Acts that may cause financial or non financial loss to the company (Corruption, Collusion and Nepotism).
Struktur Pengelola Sistem Pelaporan Pelanggaran Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan organ yang melaksanakan Sistem Pelaporan Pelanggaran.
Management Whistleblowing System Internal Audit Unit is the organ that implement the Whistleblowing System.
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Tugas pokok :
Internal Audit Unit The principal tasks :
Tugas pokok SKAI, khususnya dalam menangani laporan pelanggaran adalah membantu Direksi untuk menerima pelaporan tertulis maupun lisan yang ditindalanjuti dengan melaksanakan investigasi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan/ti Bank Jateng
Main tasks of the Internal Audit Unit, particularly in dealing with a Whistleblowing System is to assist the Board of Directors to receive written and oral reporting that follow with conducting investigations of violations committed by employees Banks
Fungsi : 1. Menerima laporan pelanggaran. 2. Mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan dan melakukan investigasi terhadap substansi pelanggaran yang dilaporkan. 3. Melaporkan ke Direksi hasil invistigasi dan kesimpulan akhir atas laporan penggaran. 4. Memberikan masukan dan usulan kepada Direksi untuk memberikan sanksi kepada pelapor, jika laporan pelanggaran yang tidak terbukti kebenarannya. 5. Mengusulkan kepada Direksi untuk memberikan penghargaan kepada pelapor, jika laporan pelanggaran yang terbukti kebenarannya.
Function : 1. Receive a report violations. 2. Collect the necessary evidence and conduct investigations of reported violations of substance.
Dampak Sistem Pelaporan pelanggaran Meskipun pengaduan pelanggaran karyawan melalui saluran pelaporan pelanggaran di tahun 2010 tidak terlalu signifikan, namun memberikan dampak positif terhadap temuan auditor independen dan pelanggaran disiplin karyawan yang terus menurun.
Impact Reporting System violations Despite complaints of violations of employees reporting violations through the channel in 2010 is not too significant, but positive impact on the findings of the independent auditor and employee discipline violations that continue to decline.
124
b. Bank Jateng human behavior is not commendable that could potentially contaminate the reputation of the company and / or resulting in losses for the company.
3. Report to the Board of Directors investigation results and final conclusions of the report violation. 4. Providing input and recommendations to the Board of Directors to give sanction to the complainant, if the violation report is unsubstantiated. 5. Propose to the Board for giving the award to the complainant, if the violation report is unsubstantiated.
Tata Kelola Unit Usaha Syariah | sharia business unit corporate governance
Tata Kelola Unit Usaha Syariah | sharia business unit corporate governance
126
Dalam menjalankan aktivitasnya, bank senantiasa akan berhadapan dengan berbagai macam risiko seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko reputasi, risiko hukum dan risiko lain-lain. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola secara hati-hati atau prudent sehingga tidak berdampak pada kerugian bank dan masyarakat pengguna produk dan jasa bank.
In doing its activities, Bank will always face many kinds of risks, such as credit risk, market risk, operational risk, reputation risk, law risk, etc. These risks can not be avoided but it can be maintained prudentially so that they don’t have any impacts on the Bank loss and Bank service and product user society.
Pengelolaan dengan kehati-hatian inilah yang kemudian dikenal dengan Tata Kelola Perusahaan. Demikian halnya dengan UUS Bank Jateng yang secara resmi sesuai persetujuan Bank Indonesia nomor 9/71/DS/SM didirikan pada pada tanggal 19 Nopember 2007 di Semarang. Meskipun kurang dari 5 tahun, namun sebagai unit usaha baru, justru penerapan Tata Kelola telah dilakukan sejak awal. Hal ini mengingat semakin meningkatnya risiko yang dihadapi bank baik yang dapat diprediksikan maupun tidak. Bank juga dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerja guna melindungi kepentingan stakeholder.
This prudential governance is then known as Corporate Governance. Bank Jateng Sharia Business Unit is implementing Good Corporate Governance. It has been official based on the agreement of Bank of Indonesia Number 9/71/DS/SM established on Nopember 19, 2007 in Semarang. The governance has been conducted in the beginning, despite being a new line of business and being less than five years old. This happens because of the raise of risks faced by the bank, either can be predicted or not. The Bank is demanded to always increase its performance in order to protect the stakeholders’ interest.
Dengan telah dikeluarkannya Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah khususnya pasal 34 dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan Unit Usaha Syariah serta mengacu pada sejumlah referensi dari IFSB, maka selanjutnya dalam kegiatan operasionalnya, Tata Kelola UUS Bank Jateng mengacu pada peraturan-peraturan tersebut yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk Surat Keputusan Direksi.
Along with the issued of Decree Number, 21 year 2008 especially psalm 34 and the Regulation of Bank of Indonesia (PBI) number 11/33/PBI/2009 about the implementation of Good Corporate Governance for Public Bank and Sharia Business Unit and also refers to a number of references from IFSB, therefore in its operational activities, Bank Jateng Sharia Business Unit Corporate Business Unit refers to those regulations which then were implemented in the form of Director’s decree.
Dalam menciptakan Tata Kelola UUS Bank Jateng, peran Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi adalah vital demikian halnya dengan tanggung jawab dan penerapannya. Untuk mendukung tanggung jawab tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi dibantu dengan sejumlah komite-komite. Oleh karenanya, komposisi, kompetensi dan tanggung jawab yang jelas adalah menjadi hal yang penting untuk membangun struktur Tata Kelola Bank.
The role of Director, Sharia Supervising Board and Commissioner Board is vital in operating Bank Jateng Sharia Business Unit Corporate Governance, as well as their responsibilities and implementation. To support those responsibilities, Directors and Commissioner Boards are assisted by a number of committees. Because of it, clear responsibility, competency, and composition are important things to build Bank Corporate Governance structure.
Secara umum, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi adalah
Generally, the jobs and responsibilities of Director, Sharia Supervising Unit and Commissioner Board are not conducting the jobs
melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan amanah dari pemegang saham dan stake holder untuk tidak lalai dalam menjalankan tugasnya.
arranged in the terms and jobs from shareholders and stakeholders that they are not careless in doing their jobs.
Tata Kelola Bank mengarah pada pilar-pilar prinsip yang dikenal dengan TARIF yaitu tranparancy (keterbukaan), accountability (akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab), independency (independensi) dan fairness atau kewajaran.
Bank corporate governance aims to principal guidelines known as TARIF, stands for Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness.
Tata Kelola UUS Bank Jateng diarahkan untuk mencapai apa yang dimaksud sebagai : A difined set of relationship between a company’s management, its board of Directors, its shareholders and other stakeholders which provides the structure through which the objectives of the company are set and the means of attaining those objectives and maintaining performance are determined.
Bank Jateng Sharia Business Unit Corporate Governance is also aimed to a defined set of relationship between a company’s management, its Board of Directors, its shareholders and other stakeholders which provides structure through which the objectives of the company are set and the means of attaining those objectives and maintaining are determined.
Sampai dengan akhir tahun, telah didirikan 2 Kantor Cabang Syariah yaitu Surakarta dan Semarang dengan Kantor Pusat di Semarang.
By the end of the year, two Sharia Branch offices have been established, one is in Surakarta and the other one is in Semarang. The Head Office is in Semarang.
Dewan Pengawas Syariah
Sharia Supervising Board
UUS telah memiliki Dewan Pengawas Syariah dengan komposisi 1 (satu) orang sebagai Ketua dan 2 (dua) orang sebagai anggota yang secara organisasi keberadaannya di bawah Dewan Komisaris dengan tugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Anggota Dewan Pengawas Syariah telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Sharia Business Unit has Sharia Supervising Board which composition is 1 (one) person as the Head and 2 (two) people as the members. In the organization, the place of the members is under the Commissioner Board and their duty is to give advice or suggestion to the Directors and and to supervise Sharia Business Unit’s activities in order to be along with the member of Sharia Principal. Sharia Supervising Board has provided enough time to conduct their jobs and responsibilities optimally.
Adapun susunan keanggotaan sebagai berikut :
The composition of the membership is as followed :
SUSUNAN KEANGGOTAAN DEWAN SYARIAH Composition of Sharia Board
NAMA (Name)
POSITION
Ketua
Prof. DR. H.Achmad Rofiq, MA
Chairman
Anggota
Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA
Member
Anggota
Prof. DR. Bambang Setiaji
Member
POSISI
127
Merujuk pada Surat Keputusan Direksi No.0216/HT.01.01/2008 tanggal 24 Juli 2008 tentang Tata Tertib Menjalankan Pekerjaan Dewan Pengawas Syariah, maka tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan nasehat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan Prinsip Syariah dalam hal :
Referring to Director’s decree No. 0216/HT.01.01/2008 dated July 24, 2008 about Regulations to conduct the duty of Sharia supervising Board, therefore their jobs and responsibilities are giving advice and suggestion to the Directors and Supervising Sharia Business Unit activity in accordance to Sharia in :
Untuk mendukung kelancaran tugas dan koordinasi, Dewan Pengawas Syariah mengadakan sejumlah rapat yang selama tahun 2010 terselenggara sebanyak 13 kali.
TANGGAL
•
Penilaian dan memastikan pemenuhan Prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank : Pengawasan proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia;
•
•
Scoring and making sure that the fulfillment of Sharia principal is based on product and operational guidelines issued by the Bank; Supervising the process of Bank’s new product development in accordance with the fatwa ( Islamic decree ) of National vSharia Board-Majelis Ulama Indonesia;
Sharia Board Meeting
13-01-2010 21-01-2010
05-05-2010
Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya;
•
Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank; dan meningkatkan mekanisme serta layanan Bank.
•
Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
•
Asking for fatwa ( Islamic Decree ) to National Sharia Board-Majelis Ulama Indonesia for Bank’s new product which does not have any decree yet.
PESERTA
Material
Participant
Konsultasi Rencana Pembukaan KCS Semarang
Ketua, KaUUS, Kasub Operasional
Consultation of opening plan in KCS Semarang
Head, Head of UUS , Head of Sub Department of Operational
Membahas Bank Jateng Syariah sebagai Pengelola Wakaf
Ketua, KaUUS, Kasub Operasional, Kasub Usaha
Tunai
Head, Head of UUS, Sub Head of Operational, Head of Sub
Discussion about Bank Jateng Sharia as the governance of Cash Wakaf
department of Business
Pembahasan pembiayaan terhadap gedung sebagai
Ketua, KaUUS,Kasub Operasional, Pincab Syariah
tempat penampungan tembakau
Surakarta
Discussion about the finance of building as a shelter for tobacco
Head. Head of UUS, Head of Sub Department of Operational, Director of Surakarta Sharia Branch
26-05-2010
•
MATERI
Date
RAPAT DEWAN SYARIAH •
In order to support the smoothness of jobs and coordination, Sharia Supervising Board holds a number of meeting during 2010. There are 13 meetings altogether.
03-06-2010
Pembahasan Pedoman Akad Pembiayaan Rp. 500 juta
Ketua, Kasub Usaha, Kasub Operasional
keatas
Head, Head of Sub Department of Business, Head of Sub
Discussion about Finance Agreement Guideline above Rp 500.000.000
Department of Operational
Mencermati Draft SK Direksi tentang Tabung Haji
Ketua, Anggota, Kasub Usaha,Kasub Operasional
Studying Draft of Director’s Decree about Hajj account
Head, Members, Head of Sub Department of Business, Head of Sub Department of Operational
•
Conduct periodic reviews for compliance with Sharia Principles on the mechanisms of fund collection and disbursement of funds and bank services, and improve the mechanisms and bank services.
14-06-2010
Asking for information and data related to Sharia aspect from Bank working unit in implementing its job.
02-08-2010
22-07-2010
Koordinasi persiapan rapat DPS di Surakarta 16 Juni 2010
Ketua, KaUUS,KasubOperasional
Coordination of DPS Meeting Preparation in Surakarta on June 16 2010
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational
Pembahasan draft produk baru Qardhul rapat DPS di
Ketua,KaUUS, Kasub Operasional
Surakarta tanggal 16 Juni 2010
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational
Discussion about a new product draft, Qardhul, DPS meeting in Surakarta on June 16 2010
•
Kriteria keanggotaan Dewan Pengawas Syariah adalah memiliki kompetensi dan integritas sesuai dengan penilaian Bank Indonesia dan telah lulus Fit & Proper Test serta pengangkatannya telah mendapat persetujuan RUPS dan Bank Indonesia. Terkait dengan rangkap jabatan, dari 3 (orang) Anggota Dewan Pengawas Syariah terdapat anggota yang merangkap jabatan di Lembaga Keuangan Syariah yaitu :
128
The criteria of Sharia Supervising Board is to possess integrity and competency based on the criteria from Bank of Indonesia and has passed fit and proper test. The assignment of Sharia Supervising Board has been approved by RUPS and Bank of Indonesia.
18-08-2010 06-10-2010
•
Prof. DR. H. Ahmad Rofiq, MA merangkap sebagai Dewan Pengawas Syariah di BPRS PNM Binama, Semarang
•
Prof. DR. H. Ahmad Rofiq, MA, who is also as Sharia Supervising Board in BPRS PNM Binama, Semarang.
•
Prof DR. H. Bambang Setiadi, Msi, merangkap sebagai Dewan Pengawas Syariah di BPRS Dana Mulya, Surakarta.
•
Prof. DR. H. Bambang Setiadi, Msi, who is also as Sharia Supervising Board in BPRS Dana Mulya, Surakarta.
Ketua, KaUUS, Kasub Usaha
Discussion about ZIS fund as Sharia Bank Jateng product
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business
Pembahasan Pembiayaan Koperasi Syariah
Ketua, KaUUS, Kasub Operasional, Kasub Usaha
Discussion about Sharia Cooperation Finance
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational
Pembahasan dan relomendasi draft wa’ad pembiayaan
Ketua, KaUUS, Kasub Operasional, Kasub Usaha
untuk Universitas Muhammadiyah Semarang
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Operational
Discussion and recommendation of wa’ad Draft for the finance of Semarang University
26-10-2010 08-12-2010
Related to the double title, out of 3 (three) members of sharia Supervising Board, there is one member who possess two titles in Sharia Finance Department. They are :
Pembahasan Dana ZIS sebagai produk Bank Jateng Syariah
Pembahasan tentang Produk Gadai Emas
Ketua, KaUUS, Kasub Usaha
Discussion about Gold Pawn Product
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business
Pembahasan share pendapatan tentang Besaran Dana
Ketua, KaUUS, Kasub Usaha
Talangan Haji
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business
Discussion about income share of the quantity of Hajj Loan Fund
22-12-2010
Meneliti tentang Rencana Pembiayaan Radio Jatayu
Ketua, KaUUS, Kasub Usaha, Pincab Syariah
Semarang
Semarang
Research about the plan of Semarang Jatayu Radio Finance
Head, Head of UUS, Head of Sub Department of Business, Director of Semarang Sharia Branch
129
Direksi
Directors
Direktur UUS dirangkap oleh Direktur Pemasaran Bank Jateng berdasarkan Keputusan RUPS No.159 tanggal 28 Desember 2009 adalah Basuki Sri Hartono, S.sos. Direktur UUS telah menyediakan waktu yang cukup untuk mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan berpedoman pada Surat Keputusan Komisaris No. 0013/KPTS/KM/BPD/2008 tanggal 24 Nopember 2008 tentang Pedoman dan Tata Tertib Menjalankan Pekerjaan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
Director of UUS and Bank Jateng Marketing Director are done concurrently based on RUPS ( General Share Holder’s Meeting ) Decree No. 159 December 28, 2009. The Director is Mr. Basuki Sri Hartono, S. Sos. The Director of UUS has provided adequate time to run the Bank according to his authority and responsibilities as mentioned in Memorandum of Association/Bank Articles of Association and current statutes and guided by Commissioner’s Letter of Decision No. 0013/KPTS/KM/BPD/2008 on November 24, 2008 about Guideline and Regulations on running the job as a Director of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Central Java Regional Development Bank ).
Sesuai Surat Bank Indonesia Nomor 12/41/DPB1APBU/Sm tanggal 28 April 2010 perihal Laporan Pengangkatan Direktur UUS (Unit Usaha Syariah ).
According to a Letter of Bank of Indonesia No. 12/41/DPB1APBU/Sm on April 28, 2010 about the Report of UUS (Sharia Business Unit) Director’s Appointment .
Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Unit Usaha Syariah
Jobs and Responsibilities of Sharia Business Unit Director
•
Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan UUS berdasarkan prinsip kehati-hatian dan Prinsip Syariah.
•
Fully responsible for implementing the management of UUS based on prudential and Sharia principal.
•
Menindaklanjuti rekomendasi dari hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah.
•
Following up recommendation from the supervising result of Sharia Supervising Unit
•
Memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan internal.
•
Assuring the availability and the adequacy of internal report.
•
Melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan kepada stakeholders. Kondisi non keuangan dimaksud antara lain kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha Bank dan kelompok Usaha Bank.
•
Implementing transparency of finance and non finance condition to the stakeholders. Non finance condition means management, ownership, and development of Banking business and Banking Business group.
•
Memantau serta mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank dapat dipenuhi.
•
Monitoring and taking necessary steps so that Bank Health Level can be fulfilled.
•
Menetapkan jenis produk penghimpunan dana masyarakat sesuai dengan ketentuan / peraturan perundang – undangan yang berlaku yaitu :
•
Deciding kinds of society’s fund raising product according to current regulations or statutes, which are :
o SK Direksi No. 0148/HT.01.01/2010 tanggal 1 April 2010 tentang iB Deposito Bank Jateng
130
o SK Direksi No. 0149/HT.01.01/2010 tanggal 1April 2010 tentang iB Bima
o Director’s decree No. 0149/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Bima iB.
o SK Direksi No. 0150/HT.01.01/2010 tanggal 1 April 2010 tentang iB Amanah
o Director’s decree No. 0150/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Amanah iB.
o SK Direksi No. 152/HT.01.01/2010 tanggal 1 April 2010 tentang iB Giro Bank Jateng
o Director’s decree No. 152/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Bank Jateng Demand Deposit iB.
•
Mengatur sistem dan prosedur penanganan serta penyelesaian pengaduan yang diajukan Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah dengan menerbitkan SK Direksi No. 0196/HT.01.01/2005 tanggal 24 Agustus 2005 tentang Pedoman Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
•
Set up systems and procedures for handling and settlement of complaints filed by the Customer and the Customer or Representative issued the Decree of the Board of Directors No. 0196/HT.01.01/2005 August 24, 2005 on Guidelines for Handling Customer Complaints and Settlement of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
•
Melaksanakan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data nasabah Bank dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia dengan menerbitkan SK Direksi No. 0234/HT.01.01/2005 tanggal 1 Oktober 2005 tentang Pedoman Transparansi Informasi Produk dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
•
Regulating system and Bank customer’s complaint solving and handling guided by conditions and regulations as arranged in Regulations of Bank of Indonesia by issuing Director’s Decree No. 0234/HT.01.01/2005 on October 1, 2005 about Guidelines of Product Information Transparency and Central Java Regional Development Bank Customer Private Data Use.
•
Dalam pemberian pembiayaan Direksi telah mendasarkan pada peraturan perundang – undangan yang berlaku dan analisa kelayakan kredit, mengadministrasikan, mendokumentasikan berkas kredit secara aman dan tertib, melakukan pembinaan Nasabah serta kebijakan tentang pengawasan kredit dengan menerbitkan pedoman yaitu SK Direksi No. 0167/HT.01.01/2008 tanggal 21 Mei 2008 tentang Pedoman Kebijakan Pemberian Pembiayaan Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
•
In providing finance, Director has implemented it based on current statutes and credit feasibility analysis, has administered it, documented the credit files securely and orderly, has conducted customer management and policy about credit supervision by issuing a guideline, Director’s decree No. 0167/HT.01.01/2008 on May 21, 2008 about Sharia finance Provision Policy Guideline of Central Java Regional development Bank.
o Director’s decree No. 0148/HT.01.01/2010 on April 1, 2010 about Bank Jateng Deposit iB
131
132
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Non Finance and Finance Condition Transparency
Dalam penerapan transparansi kondisi Keuangan Bank, Manajemen Bank Jateng membuat Laporan Keuangan Publikasi Triwulan, Laporan Keuangan Bulanan dan selengkapnya terdapat pada Laporan Tahunan yang antara lain mengungkap hasil penghimpunan dan penggunaan dana serta hasil operasional Unit Usaha Syariah. Disamping itu manajemen Bank Jateng juga melaporkan kondisi Non Keuangan kepada Stakeholders.
Implementing Bank’s Finance condition transparency, the management of Bank Jateng makes Term publication Finance report, Monthly Finance Report, and thus will be found in Annual Report which reveals the result of the accumulation and the use of fund as well as the operational result of Sharia Business Unit. Besides, Bank Jateng management also reports Non finance condition to the Stakeholders.
Transparansi kondisi keuangan dan penggunaan data pribadi nasabah yang lazim disediakan oleh nasabah kepada Bank dalam bertransaksi mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan perbankan yang berlaku, dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip kehati – hatian melalui prinsip mengenal nasabah maupun pengelolaan risiko operasional, risiko hukum dan risiko reputasi sesuai peraturan dan pedoman yang telah dimiliki Bank.
The transparency of financial condition and customer’s personal data use is commonly provided by customers to the Bank during transaction. It refers to and obey the conditions and current banking regulations by not only paying attention to and implementing prudential principal through knowing-thecustomer principal but also managing reputation, law, and operational risk according to regulations and guidelines owned by the Bank.
Transparansi informasi produk Bank yang meliputi karakteristik, manfaat, risiko dan biaya yang melekat pada produk dan jasa yang ditawarkan Bank disampaikan secara memadai kepada nasabah, baik lisan dan atau tertulis dengan cara-cara yang etis dan tidak menyesatkan.
The transparency of Bank product information includes characteristics, benefits, risks, and expenses attached to service and product offered by the Bank which is well delivered to the customers, by written or by oral in not misleading and ethical ways.
Dalam rangka mendukung pelayanan nasabah, maka untuk memfasilitasi timbulnya ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan adanya potensi kerugian financial yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank, telah dimiliki unit kerja yang menangani penyelesaian pengaduan nasabah yang merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan nasabah guna menjamin hak – hak nasabah dalam berhubungan dengan Bank Jateng, dan apabila terjadi sengketa dapat diselesaikan melalui lembaga mediasi perbankan.
In supporting service to the customers, therefore to facilitate the occurring of customers dissatisfied utterance caused by financial loss potency which is predicted because of Bank’s mistake or carelessness, Bank Jateng has had a working unit. This working unit handles customer’s complaint solving. It is one of the things to increase protection to the customers in order to guarantee customer’s rights in relation to Bank Jateng. If there is a dispute, it can be solved through Banking mediation department.
Penyaluran Dana Kepada Nasabah Inti Dan Penyimpanan Dana Oleh Deposan Inti
Fund Distribution To Core Customers And Fund Saving By Core Depositor
Dalam rangka penerapan prinsip kehati – hatian dan manajemen risiko Direksi Bank telah menerbitkan pedoman tertulis ( Surat Keputusan Direksi No.0150/HT.01.01/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembiayaan Syariah ) yaitu Pedoman penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank yang mengatur hal - hal sebagai berikut : • Pengertian penyediaan dana, pihak terkait dan penyediaan dana besar
In implementing prudential principal and risk management, Bank Director has issued written guideline ( Director’s Decree No. 0150/HT.01.01/2008 about Sharia Finance Implementation Guideline), a guideline for related party, considerable fund and or fund provision to other party who has interest in the Bank. It arranges these following matters :
•
•
•
•
Prosedur penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank Sistem pemantauan terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank Sistem pengendalian intern terhadap penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank Unit yang bertanggung jawab.
Fund provision description, related party, and considerable fund provision.
Procedure of fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision towards other party who has interests towards the Bank.
•
Monitoring system towards fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision for other party who has interests towards the Bank.
•
Internal control system towards fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision for other party who has interests towards the Bank.
•
Responsible unit.
Pembiayaan kepada Pejabat Eksekutif Bank dikecualikan sebagai pemberian kredit kepada pihak terkait sepanjang diberikan dalam rangka kesejahteraan sumber daya manusia Bank yang didasarkan pada kebijakan tunjangan dan fasilitas jabatan serta diberikan secara wajar.
Finance for Bank Executive Officer is excepted as credit given to related party as long as it is given for the welfare of Bank human resource based on title facility and allowance policy and also given accordingly.
Penyediaan dana kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris dan Bank wajib melaporkan kepada Komisaris tentang penyediaan dana kepada pihak terkait, penyediaan dana besar dan atau penyediaan kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank yang melampaui BMPK atau diperkirakan akan melampaui BMPK.
Fund provision for related party must get agreement from Commissioner Board and the Bank is obliged to report to the Commissioner about fund provision for related party, considerable fund provision and or fund provision towards other party who has interests towards the Bank over BMPK or predicted will be over BMPK.
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar periode Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Fund provision towards related party and considerable fund provision December 2010 period is as followed :
PENYEDIAAN DANA OLEH NASABAH INTI
PENYEDIAAN DANA
Provision of Funds by Core Customer
Kepada Debitur Inti :
Provision of Funds
a. Individu b. Grup
PENEMPATAN DANA OLEH NASABAH INTI Placement of Funds by Core Customer
PENEMPATAN DANA Placement of Funds
JUMLAH (Amount) DEBITUR Debitor
NOMINAL (Jutaan Rupiah) Million Rupiah
10
44.738
-
-
JUMLAH (Amount) DEBITUR Debitor
NOMINAL (Jutaan Rupiah) Million Rupiah
10
95.011
-
-
Kepada Debitur Inti : a. Individu
•
•
b. Grup
133
Kesimpulan Umum Hasil Self Assesment Pelaksanaan Good Coporate Governance Bank Jateng Periode 2010 | general conclusion of good corporate governance implementation self assesment result at bank jateng period 2010
134
Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bank Jateng tahun 2010 : 1. Pelaksanaan Tugas dan tanggung Jawab Dewan Komisaris
General Conclusion Self Assessment results Implementation of Good Corporate Governance (GCG), Bank Central Java in 2010 : 1. Implementation Roles and responsibilities of the Board of Commissioners
Keanggotaan dan komposisi Dewan Komisaris mempertimbangkan aspek-aspek seperti integritas, keilmuan, kompetensi, kepatutan dan kompleksitas usaha Bank Jateng. Seluruh Dewan Komisaris telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan untuk menduduki jabatan yaitu lulus Fit and Proper Test, telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dan telah disahkan dalam RUPS. Dalam hal pelaksanaan tugas dan kewajiban, telah tersusun rinci dan terukur sesuai dengan aturan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.
Membership and composition of the Board of Commissioners to consider aspects such as integrity, knowledge, competence, appropriateness and complexity of the Bank Jateng. The entire Board of Commissioners has complied with the requirements for positions that passed the Fit and Proper Test, has received approval from Bank Indonesia and has been ratified at the AGM. In terms of duties and obligations, has made detailed and measured in accordance with the applicable rules and principles of GCG.
Dewan Komisaris telah dibekali pengayaan untuk meningkatkan kemampuan yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Koordinasi antara Dewan Komisaris berjalan dengan baik. Demikian halnya koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi dan Manajemen.
Board of Commissioners has provided enrichment to enhance the capabilities that can support the implementation of tasks and responsibilities. Coordination between the Board of Commissioners went well. Similarly, the coordination of the Board of Commissioners with the Board of Directors and Management.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi Komposisi Dewan Direksi mengakomodir perkembangan dan kompleksitas usaha Bank Jateng. Latar Belakang pendidikan, berpengalaman, integritas dan kompetensi dari masing-masing Dewan Direksi juga mendukung dalam pengelolaan Bank.
2. The duties and responsibilities of the Board of Directors Composition of the Board of Directors to accommodate growth and complexity of the Bank Jateng. Background education, experience, integrity and competence of each of the Board of Directors also supported the Bank's management.
Koordinasi dengan manajemen bank juga berjalan dengan efektif. Demikian halnya komunikasi Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris melalui koordinasi dan sejumlah rapat-rapat strategis. Program pengayaan untuk meningkatkan wawasan yang up to date bagi Dewan Direksi juga berjalan baik untuk mendukung upaya Bank mencapai rencana bisnis.
Coordination with bank management is also effective. Similarly, communications with the Board of Commissioners of the Board of Directors through coordination and a number of strategic meetings. Enrichment programs to increase knowledge up to date for the Board of Directors also work well to support the Bank's efforts to reach a business plan.
3. Kelengkapan Komite-komite Komite-Komite yang tersedia telah sesuai dengan kebutuhan Bank dalam upaya mencapai rencana bisnis. Komite menjalankan tugas dengan efektif. Komite juga aktif menyampaikan rekomendasi, kajian dan bahanbahan untuk pertimbangan pengambilan keputusan Dewan Komisaris.
3. Completeness Committees Committees that are available are in accordance with the needs of the Bank in an effort to achieve business plan. Committee duties effectively. The Committee is also active in making recommendations, studies and materials for the consideration of the BOC decision.
4. Penanganan Benturan Kepentingan Bank telah memiliki perangkat penanganaan benturan kepentingan berupa kebijakan, sistem dan prosedur. Sepanjang tahun 2010, dapat dikatakan Bank tidak memiliki benturan kepentingan yang dipandang significant dan dapat menimbulkan kerugian Bank.
4. Handling Conflicts of Interest The Bank has a conflict of interest penanganaan devices such policies, systems and procedures. During the year 2010, we can say the Bank has no conflict of interest that are considered significant and may cause harm to the Bank.
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Fungsi kepatuhan Bank berjalan dengan Baik dibawah kendali Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan. Faktor yang menonjol adalah independensi dalam menyampaikan kajian melalui perangkat two tails analyze, review secara berkala terhadap pelaksanaan seluruh kebijakan bank dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
5. Implementation of Bank Compliance Function. Banks compliance function under the control of walking with both the Director of Compliance and the Compliance Unit. The dominant factor is the independence in the present study through the two tails analyze, review periodically the implementation of all bank policies and compliance regulations.
6. Penerapan Fungsi Audit Intern Fungsi Audit Internal dilakukan oleh SKAI. Dalam hal ini SKAI telah berfungsi dengan baik sebagai satuan pengingat hal-hal yang berpotensi terjadi penyimpangan atau early warning system. Penegakan disiplin pegawai melalui berbagai tingkatan rekomendasi kepada karyawan/ti yang terindikasi pelanggaran juga berjalan dengan baik dan diharapkan mampu menekan potensi terjadinya hal yang sama dikemudian hari.
6. Implementation of Internal Audit Function The Internal Audit function carried out by Internal Audit. In this case the Internal Audit Unit has been functioning well as a set of reminders that things happen irregularities or potential early warning system. Enforcement employee discipline through various levels of recommendations to the employee / ti which indicated violations also runs well and is expected to reduce the potential for the same thing in the future.
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern Tindak lanjut atas sejumlah rekomendasi hasil audit pihak eksternal telah diselesaikan dengan baik yang diindikasikan dengan rata-rata prosentase penyelesaian rekomendasi pihak eksternal dimaksud.
7. Implementation of External Audit Function Follow-up of a number of external audit recommendations have been completed properly as indicated by the average percentage of the settlement recommendations of the external parties concerned.
8. Penerapan Fungsi Manajemen Resiko dan Pengendalian Intern. Bank telah memiliki Pedoman dalam Penyusunan Profil dan kondisi Risiko. Dengan perangkat tersebut, Bank dapat memantau sejak dini kemungkinan
8. Implementation Risk Management and Internal Control. The Bank has a charter in the preparation of the Risk Profile and conditions. With these devices, the Bank can monitor early on the possibility of potential loss that arise in the future. A clear division of duties between
135
136
potensi loss yang muncul di kemudian hari. Pembagian tugas yang jelas antara fungsi manajemen resiko dan pengendalian internal juga berjalan dengan baik melalui koordinasi, penyampaian kajian dan laporan secara periodik dan up to date kepada pemangku kebijakan. Disamping itu, budaya resiko ditingkat pegawai juga telah dibangun melalui sejumlah pelatihan berbasis resiko.
the functions of risk management and internal controls also work well through the coordination, review and submission of periodic reports and up to date to policy makers. In addition, the culture of risk level employees have also been built through a number of risk-based training.
9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Dan Debitur Besar. Sepanjang tahun 2010, tidak terdapat indikasi penyimpangan BMPK maupun penyimpangan prinsip kehati-hatian yang signifikan. Hal ini mengingat Bank telah memiliki prosedur dan ketentuan yang mengacu pada peraturan yang berlaku.
9. Provision of Funds To Related Parties and Debtors Large. Throughout the year 2010, there were no indications of irregularities or deviations LLL prudential significant. This is because the bank already has procedures and regulations that refer to the regulations.
10. Kesimpulan Umum Transparansi Tata Kelola Unit Usaha Syariah Sejumlah ketentuan telah disusun guna mendukung kegiatan operasional dan layanan pada Unit Usaha Syariah.
10. The General Conclusion Of Governance Transparency Syariah Business Unit A number of provisions have been prepared to support operations and services at the Syariah Business Unit.
Dewan Pengawas Syariah terdiri dari pihak-pihak yang kompeten di bidangnya baik dari sisi keilmuan, intergritas dan pengalaman dalam mengelola usaha syariah. Koordinasi guna membicarakan hal-hal terkait pengelolaan usaha juga berjalan efektif dan terjadwal dengan baik. Demikian halnya dengan keterbukaan dalam hal penyampaian informasi keuangan.
Sharia Supervisory Board consists of the parties who are competent in their field in terms of scholarship, integrity and experience in managing the business of sharia. Coordination in order to discuss matters related to business management is also effective and well scheduled. So it is with openness in terms of delivery of financial information.
11. Transparansi Hal-hal Lain Yang Mendukung Pelaksanaan GCG Bank.
11. Tranparency Other Things That Support The Implementation of GCG Bank.
Bank telah memiliki aturan tentang etika perusahaan. Sedangkan terkait komunikasi dengan pihak eksternal, Bank telah membangun akses komunikasi tanpa jeda melalui website. Sedangkan terkait handling pelayanan telah disediakan hotline untuk membantu nasabah dalam menggunakan produk dan jasa Bank. Terdapat pula sejumlah pemberitaan di media cetak. Dalam hal ini Bank telah transparant menyampaikan informasi dan penjelasan.
The Bank already has a rule about corporate ethics. While related to communication with external parties, the Bank has built a communications access without pause through the website. While the related handling hotline service has been provided to assist customers in using the Bank's products and services. There are also a number of reports in the print media. In this case the Bank has been transparent convey information and explanation.
Terkait dengan rencana bisnis, bank telah menyusun secara sistematis dan terdapat tahapan-tahapan yang akan membantu pencapaian secara operasional. Penyusunan rencana juga mengakomodir perkembangan up to date yang terjadi sehingga bank mampu bersaing dengan lebih kompetitif. Sepanjang tahun 2010, permasalahan hukum dapat diselesaikan dengan baik dengan frekuensi yang rendah dan tidak menggangu operasional bank. Sementara itu, sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab social pada lingkungan, bank juga telah aktif menjalankan melalui program bantuan sosial, bantuan kemitraan dan pendidikan.
In connection with a business plan, the bank has conducted a systematic and there are stages that will help achieve operationally. Preparation of the plan also accommodates up to date developments occur so that banks can compete with more competitive. During the year 2010, the legal issues can be resolved properly with a low frequency and does not interfere with the bank's operations.
Meanwhile, as a form of awareness and social responsibility to the environment, the bank has also been actively running through social assistance programs, assistance and education partnerships.
137
Laporan Komite Audit | audit committee report Laporan Komite Pemantau Risiko | risk monitoring committee report Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi | remuneration and nomination committee report
KREDIT PROYEK BANK JATENG “Kredit Proyek Bank Jateng memudahkan Anda dalam merealisasikan proyek-proyek dari dana APBN, APBD serta pembiayaan dari dana-dana BUMN. Dengan proses yang relatif mudah, Suku Bunga yang kompetitif dan Fleksibilitas Kredit yang diberikan akan sangat membantu pengembangan pembangunan Jawa Tengah”
BANK JATENG “CREDIT PROJECT” "Project Credit Bank Jateng facilitate your in the realization of projects of fund APBN Budget, APBD budget and financing of funds BUMN. With a relatively easy process, Competitive Interest Rate and Flexibility Loans will be very helpful development of Central Java Development "
Laporan Komite Audit | audit committee report 1. Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bank Jateng nomor 0164/HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 dan nomor 0281/HT.01.01/2007 tanggal 1 November 2007 tentang pengangkatan Komite Audit PT. Bank Jateng, maka susunan Komite Audit.
KOMITE AUDIT Audit Commitee
•
140
NAMA (Name)
POSISI
Ketua
Imam Ghozali
POSITION
Chairman
Anggota
Guritno
Member
Anggota
Munawar
Member
2. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit : •
1. Based on the Decision of the Board of Directors of PT. Bank Jateng 0164/HT.01.01/2007 number 1 May 2007 and the number 0281/HT.01.01/2007 November 1, 2007 regarding the appointment of the Audit Committee. Bank Jateng, the composition of the Audit Committee.
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Dalam rangka dalam melaksanakan tugas Komite Audit sekurang – kurangnya melakukan hal – hal sebagai berikut : Memantau dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ). Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standard audit yang berlaku. Memantau dan mengevaluasi terhadap kesesuaian Laporan Keuangan dengan standard Akuntansi yang berlaku. Memantau dan mengeavaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ), Akuntan Publik, Hasil Pengawasan Bank Indonesia dan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK ).
2. Duties and responsibilities of the Audit Committee : •
•
Conduct monitoring and evaluation for planning and executing audits and monitoring of follow-up results of the audit in order to assess the adequacy of internal control, including the adequacy of the financial reporting process. In order to implement tasks of the Audit Committee at least - the lack of doing things - the following : Monitor and evaluate the implementation of the task of Internal Audit Group (IAG). Monitor and evaluate of the appropriateness of the audit by the accounting firm to audit standards and regulations. Monitor and evaluate of the appropriateness of Financial Statements with the applicable accounting standards. Monitor and mengeavaluasi the implementation of follow-up by the Board on the findings of the Internal Audit Group (IAG), Public Accountant, The Supervision of Bank Indonesia and the Result of the State Audit Board (BPK).
3. Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
3. The Audit Committee shall provide recommendations on the designation of Certified Public Accountants and Public Accounting Firm to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders.
4. Selama tahun 2010 Komite Audit telah melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut : • Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses laporan keuangan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam tahun anggaran 2010. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kesesesuaian pelaksanaan audit dan kesesuaian laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit dan Standar Audit yang berlaku, evaluasi telah dilakukan untuk anggaran tahun 2009 yang pelaksanaan audit dan penyusunan laporan keuangannya dilaksanakan ditahun 2010. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Bank Indonesia secara bulanan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Akuntan Publik secara bulanan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) secara bulanan. • Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara bulanan. • Melakukan rapat koordinasi rutin Ketua bersama Anggota Komite Audit secara bulanan untuk membahas dan mencari solusi serta tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, Akuntan Publik, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
4. During the year 2010 the Audit Committee has carried out activities - activities as follows: • Conduct monitoring and evaluation for planning and executing audits and monitoring of follow-up results of the audit in order to assess the adequacy of internal control, including the adequacy of the financial reporting process. • Monitor and evaluate the performance of duties of the Internal Audit Group (IAG) in fiscal year 2010. •
•
•
•
Conduct monitoring and evaluation of kesesesuaian implementation and compliance audit of financial statements by Public Accountant with Auditing Standards and Auditing Standards applicable, the evaluation has been made to the budget in 2009 that the audit and the preparation laporankeuanngannya implemented in 2010. Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the examination of Bank Indonesia on a monthly basis. Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the inspection of public accounting on a monthly basis. Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the inspection of Internal Audit Group (IAG) on a monthly basis.
•
Monitor and evaluate the implementation of follow-up by the Board of Directors on the findings of the examination of the State Audit Agency (BPK) on a monthly basis.
•
Conduct regular coordination meetings with the Chairman of the Audit Committee members on a monthly basis to discuss and seek solutions and follow up on the findings of the audit of Bank Indonesia, Public Accounting, Internal Audit Group (IAG) and the State Audit Agency (BPK).
141
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap temuan hasil pemeriksaan khusus dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh SKAI atas kejadian kecurangan (Fraud) dan melaporkan kepada Bank Indonesia.
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kinerja Direksi secara triwulanan baik operasional maupun tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, Akuntan Publik, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI ) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan melaporkan kepada Dewan Komisaris yang diteruskan dengan rekomendasi surat kepada Direksi untuk ditindak lanjuti.
•
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyusuna Laporan Keuangan Bank yang akan dipublikasikan secara keuangan.
•
Conduct monitoring and evaluation of penyusuna Financial Report to be published by the Bank finances.
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengusunan Laporan Keuangan Bank untuk Produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) secara tahunan.
•
Conduct monitoring and evaluation of pengusunan Financial Statements for Bank Products Financial Institutions Pension Fund (Pension) annually.
•
Melakukan koordinasi dengan Kepala Divisi dan jajarannya secara berkala untuk membahas temuan hasil pemeriksaan intern dan ekstern yang belum terselesaikan.
•
Coordinate with Division Heads and staff on a regular basis to discuss the findings of internal and external examination results unresolved.
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Laporan Keuangan terhadap pengetrapan PSAK No.50 dan No.55.
•
Monitor and evaluate the implementation of the Financial Statements of pengetrapan SFAS No.50 and No.55.
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank secara triwulanan.
•
Monitor and evaluate the implementation of the Business Plan on a quarterly basis.
•
Mengikuti Rapat Kerja dan Anggaran Tahunan Bank dalam rangka penyusunan Rencana Bisnis Bank untuk tahun anggaran 2011.
•
Following the Annual Meeting and Budget Work Bank in the framework of the preparation of Business Plan for fiscal year 2011.
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Bank Tahun 2009.
•
Monitor and evaluate the implementation of the Consolidated Financial Bank in 2009.
•
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap materi / data sebagai bahan untuk penyusunan Laporan GCG Anggaran tahun 2009.
•
Conduct monitoring and evaluation of material / data as material for the preparation of the Consolidated Budget for 2009 GCG.
•
•
142
Monitor and evaluate the findings of the special examination and audit for specific purposes by the Internal Auditor on the incidence of fraud (fraud) and to report to Bank Indonesia.
Monitor and evaluate the implementation performance of the Board of Directors on a quarterly basis both operationally and follow-up findings of the audit of Bank Indonesia, Public Accounting, Internal Audit Group (IAG) and the State Audit Agency (BPK) and the report forwarded to the Board of Commissioners with a recommendation letter to Directors for further action.
•
•
Mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Bank dalam rangka pengesahan Laporan Tahunan Anggaran tahun 2009. Memberikan rekomendasi atas peninjukan Akuntan Publik untuk Audit Laporan Keuangan Produk DPLK Bank Jateng tahun 2010.
•
Following the General Meeting of Shareholders (GMS) within the framework of the annual Bank Annual Report Articles of ratification in 2009.
•
Provide recommendations on peninjukan Public Accountant for an Audit of Financial Statements of Bank Jateng Pension Product in 2010.
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Komite Audit / Audit Committee
IMAM GHOZALI Ketua / Chairman
GURITNO Anggota / Member
MUNAWAR Anggota / Member
143
Komite Audit | audit committee
144
IMAM GHOZALI
GURITNO
MUNAWAR
Ketua | chairman
Anggota | memeber
Anggota | member
Lahir di Yogyakarta 16 Agustus 1958, Pendidikan formal : Lulus Strata 1 Ekonomi Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang, tahun 1985, lulus Strata 2 Profesional Accounting pada University of New South Wales, Australia, tahun 1990, Management Accounting pada University of Wollongong, Australia, tahun 1995. Mengawali karir sebagai dosen pada tahun 1986 di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro dan menduduki berbagai posisi penting antara lain sebagai Sekretaris Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Sekretaris Program Magister Akuntansi Universitas Diponegoro, Sekretaris Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Pada tahun 1998 diangkat sebagai Anggota Dewan Audit Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Berdasarkan persetujuan dari Bank Indonesia, pada Januari 2007 diangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Jateng sampai dengan sekarang.
Lahir di Semarang tanggal 18 Januari 1949, menamatkan pendidikan terakhir di STIE Bank BPD Jateng, tahun 1981 mulai bekerja di Bank Jateng, pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Bagian Kas / Giro di Kantor Pusat, sebagai Wakil Kepala Bagian Pembukuan di Kantor Pusat, sebagai Kepala Bagian Riset di Kantor Pusat, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Koordinator Semarang, sebagai Pemimpin Cabang Wonogiri, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Koordinator Magelang, sebagai Pemimpin Cabang Kendal, sebagai Kepala bagian Pengembangan Usaha di kantor Pusat, sebagai Ketua Tim Audit SKAI di Kantor Pusat, sebagai Wakil Kepala SKAI di Kantor Pusat, sebagai Kepala SKAI di Kantor Pusat, sebagai Kepala Biro Akuntansi dan Treasuri di Kantor Pusat dan sebagai Kepala Biro Umum di Kantor Pusat
Lahir di Sukoharjo tanggal 04 April 1951, menamatkan pendidikan terakhir di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kertanegara Malang Jurusan Manajemen, tanggal 01 April 1976 mulai bekerja di Bank Jateng. Pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi di Akuntansi , Kepala Bagian Akuntansi di Kantor Pusat, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Koordinator Semarang, sebagai Pemimpin Cabang Wonogiri, sebagai Ketua Tim Audit I pada Biro Pengawasan Intern di Kantor Pusat, sebagai Pemimpin Bidang Pemasaran Cabang Koordinator Tegal dan sebagai Pemimpin Cabang Boyolali.
Born in Yogyakarta, on August 16 1958. He finished his undergraduate degree in Faculty of Economic in Gadjah Mada University. He got his Ph.D degree in Management Accounting from University of Wollongong, Australia. He started his career as a lecturer in Faculty of Economics Diponegoro University in 1986 and had many important positions, such as Secretary of S3 program of Economics in Diponegoro University. In 1998, he became an Auditor member of BPD Jateng. Based on the agreement from Bank Indonesia, he became the Commissioner member of Bank Jateng since Januari 2007.
Born in Semarang on January 18, 1949, graduated last in STIE Bank BPD, in 1981 began working at the Bank of Central Java, has served as Deputy Head of Cash / Demand in the Central Office, as Deputy Head of Accounting at Central Office, as Head of Department Research at the Central Office, as Deputy Head of Branch Coordinator Semarang, as Wonogiri Branch Manager, Branch Vice Coordinator of Magelang, as Branch Manager of Kendal, as Head of Business Development at the Central Office, as Head of Internal Audit Audit Team at Head Office, as Deputy Chief Internal Audit Unit at Headquarters, as Chief Internal Auditor at the Head Office, as Head of Accounting and the Treasury Bureau at the Head Office and as Head of General Affairs at Headquarters.
Born in Sukoharjo dated April 4, 1951, graduated last in the School of Economics (STIE) Kertanegara Malang Department of Management, dated April 1, 1976 began working at Bank Jateng. Served as Section Chief in Accounting, Head of Accounting at Central Office, as Deputy Head of Branch Coordinator Semarang, as Branch Manager Wonogiri, as Chairman of the Audit Team I in the Bureau of Internal Control in the central office, as Chief Marketing Field Coordinator Branch Tegal and as Branch Manager Boyolali.
145
Laporan Komite Pemantau Risiko | risk monitoring committee report • 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.0165/HT.01.01/2007 tgl.1 Mei 2007 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, susunan keanggotaan sebagai berikut :
1. Based on the Decree of the Board of Directors of the Central Java Regional Development Bank No.0165/HT.01.01/2007 tgl.1 May 2007 on the Appointment Committee Risk Monitoring PT Central Java Regional Development Bank, the following membership :
•
•
KOMITE PEMANTAU RESIKO
POSISI
NAMA (Name)
Risk Monitoring Commitees
Ketua
Imam Ghozali
POSITION
•
Chairman
Anggota
Koestarto
Member
Anggota
Ngadenan
Member
•
•
2. Komite Pemantau Risiko dibawah Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dibentuk sebagai salah satu pemenuhan ketentuan pasal 12 ayat (1) PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 Januari 2006 dan telah diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tgl. 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
2. Risk Monitoring Committee under the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was established as one of compliance with the provisions of article 12 paragraph (1) of PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 January 2006 and has been amended by Regulation No.8/14 / PBI/2006 of date. October 5, 2006 concerning Amendment to Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 on Implementation of Good Corporate Governance for Banks.
3. Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, yaitu melakukan : • Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko. • Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank yang bersangkutan. • Pertanggung jawaban terhadap tugas-tugas Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
3. Duties and responsibilities of the Risk Oversight Committee to provide recommendations to the Board of Commissioners, which shall: • Evaluation of the suitability of the policy with the implementation of risk management policy. • Monitoring and evaluating the performance of duties and Risk Management Committee Risk Management Unit concerned. • Accountability to the tasks of the Risk Oversight Committee to the Board of Commissioners.
4. Selama tahun 2010 Komite Pemantau Risiko melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : • Melakukan pemantauan dan evaluasi tentang Implementasi Kebijakan manajemen Risiko, apakah sudah
4. During the year 2010 the Risk Monitoring Committee carry out the activities as follows: • Conduct monitoring and evaluation of the implementation of the Risk Management Policy, is already fit between
146
• •
sesuai antara kebijakan Manajemen Risiko dengan pelaksanaannya; serta memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko Bank dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank ( Sub Divisi Manajemen Risiko ). Melakukan evaluasi dan kaji ulang dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen risiko. Melakukan pemantauan dan evaluasi tentang sistem Pengendalian Intern Bank. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan pelaporan Profil Risiko Bank kepada Bank Indonesia. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas pemantauan dan evaluasi terhadap laporanlaporan dari Direksi Bank. Tugas insidentil lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
•
the Risk Management policy and its implementation, as well as provide advice to the Board of Commissioners of the reports submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners. Monitoring and evaluating the performance of duties of Bank Risk Management Committee and Risk Management Unit (Sub-Division of Risk Management.)
•
Evaluate and review in developing policies, strategies and guidelines for implementation of risk management.
•
Conduct monitoring and evaluation of the Bank's Internal Control system. Monitor and evaluate the risk profile of reporting compliance to Bank Indonesia.
•
•
•
• •
Monitor and evaluate the implementation of the Application of Anti-Money Laundering Program and the Prevention of Terrorism Financing for Commercial Banks. Provide recommendations to the Board of Commissioners on monitoring and evaluation of the reports of Directors of the Bank. Other incidental tasks given by the Board of Commissioners. accountability report performance of duties of the Risk Monitoring Committee to the Board of Commissioners.
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Komite Pemantau Risiko / Risk Monitoring Committee
IMAM GHOZALI Ketua / Chairman
KOESTARTO Anggota / Member
NGADENAN Anggota / Member
147
Komite Pemantau Risiko | risk monitoring committee
IMAM GHOZALI
KOESTARTO
NGADENAN
Ketua | chairman
Anggota | member
Anggota | member
Lahir di Jogjakarta 16 Agustus 1958, menyelesaikan pendidikan Sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Meraih gelar doktor dalam bidang Management Accounting dari Universuty Of Wollongong Australia. Mengalami karier sebagai dosen pada tahun 1986 di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro dan menduduki berbagai posisi penting antara lain sebagai Sekretaris Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Pada tahun 1998 diangkat sebagai anggota Dewan Audit Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berdasarkan persetujuan dari Bank Indonesia pada Januari 2007 diangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Jateng sampai dengan sekarang.
Warga Negara Indonesia 65 tahun. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang. Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sejak Oktober 2006. Pelatihan yang pernah diikuti adalah: Diklat Lanjutan Angkatan IX Bank Indonesia Jakarta, Lokakarya Problem Solving & Decision Making di LPPI Jakarta, Workshop tentang Managing Problem Loan di Jakarta, Pendidikan Pemeriksa Bank Lanjutan Angkatan XX Bank Indonesia Jakarta, White Collar Crime Course di Arlington, Washington D.C. Diklat Paket Lanjutan II Kepala Bagian Bank Indonesia. Jabatan yang pernah diemban sebagai Pegawai Muda / Staff Pemeriksa Bank Indonesia, Kuasa Kas / Kepala Seksi di Bank Indonesia Banjarmasin Kalimantan Selatan, Wakil Kepala Bagian di Bagian Neraca Pembayaran Bank Indonesia KP Jakarta, Pemeriksa Bank Tk II di Bagian Pemeriksa Bank Indonesia KP Jakarta, Kepala Bagian Administrasi & Informasi Urusan Pengawasan Bank I Bank Indonesia Jakarta, Pengawas Bank Senior di Urusan Pengawasan Bank I Bank Indonesia Jakarta
Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1950, meraih gelar Sarjana Ekonomi – Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dari STIE STIKUBANK Semarang dan Magister Manajemen – Manajemen Keuangan di STIE STIKUBANK Semarang. Pendidikan Non Formal dan Lokakarya yang pernah diikuti : Pendidikan Dasar Perbankan, Pendidikan Kejuruan Perkreditan Angkatan III, Kursus Akuntansi, Audit Inspeksi dan Kontrol Tingkat Dasar di LPPI Jakarta, Kursus Asset Liability Management di LPPI Jakarta, Kursus Program Meningkatkan Menjual bagi Bankir, Kursus Pemimpin Cabang Angkatan 119 di IBI Jakarta, Lokakarya Pengawasan Kredit, Lokakarya Instrumen Pasar Uang dan Pasar Modal, Lokakarya Melalui Tele Conference Mengenai UndangUndang Anti Pencucian Uang, Semiloka Manajemen Risiko, Course On Islamic Banking and Finance: Islamic Global Financial Market, Workshop: Pelaksanaan Good Corparete Governance ( GCG ), Workshop: Tugas Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi: Komite Audit – Komite Pemantau Risiko Komite Remunerasi & Nominasi. Jabatan yang pernah diemban antara lain: di PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yaitu sebagai Kepala Seksi Pengerahan Dana, Kepala Bagian Treasury, Kepala Bagian Dana, Pemimpin Cabang
Indonesian citizen of 65 years old. Getting his Degree in Economy from Diponegoro University Semarang. Became the member of Risk Management Committee of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah since October 2006. Training followed : Diklat Lanjutan Angkatan IX Bank of Indonesia, Jakarta, Lokakarya Problem solving and Decision Making in LPPI Jakarta, workshop about Managing problem Loan in Jakarta, Pendidikan Pemeriksaan Bank Lanjutan Angkatan XX Bank of Indonesia Jakarta, White Collar Crime Course in Arlington, Washington DC, diklat Paket lanjutan II Head of Department of Bank of Indonesia. Titles owned are, Bank of Indonesia Evaluating Staff/young officer, Head of Cash Division of bank of Indonesia in Banjarmasin South Kalimantan, Vice Head of Payment Balance division of Bank of Indonesia KP Jakarta, Bank evaluator level II in the Evaluation Department of bank of Indonesia KP Jakarta, Head of Evaluation matter Information and administration Department, Bank Senior Evaluator in the Evaluation Matter Level I Bank of Indonesia Jakarta.
An Indonesian citizen, born in 1950, owns Sarjana Economy Degree ( Bachelor Degree of Economics) of Development Study and Economy science from STIE STIKUBANK Semarang and Magister management – finance management from STIE STIKUBANK Semarang. Non formal education and workshops followed: Banking basic Education, Pendidikan Kejuruan Perkreditan Angkatan III, Accounting course, Basic Control and Inspection Audit in LPPI Jakarta, Management Liability Asset Course in LPPI Jakarta, Banking Selling Improvement Program Course, Course for Head of branch batch 119 in IBI Jakarta, Credit monitoring workshop, Workshop on capital and money market Instrument, Teleconference workshop Anti Money Laundry Constitution, Risk Management Seminar and Workshop, Course on Islamic Banking and Finance: Islamic Global Financial Market, Workshop on Good Corporate Governance Implementation (GCG), Workshop on Evaluating, Monitoring, Implementing duty of Audit committee, Risk management committeeNomination and Remuneration committee. Titles : Head of Fund raising Division, Head of Treasury Division, Head of Fund Division, Head of Branch.
Born in Yogyakarta, on August 16 1958. He finished his undergraduate degree in Faculty of Economic in Gadjah Mada University. He got his Ph.D degree in Management Accounting from University of Wollongong, Australia. He started his career as a lecturer in Faculty of Economics Diponegoro University in 1986 and had many important positions, such as Secretary of S3 program of Economics in Diponegoro University. In 1998, he became an Auditor member of BPD Jateng. Based on the agreement from Bank Indonesia, he became the Commissioner member of Bank Jateng since Januari 2007.
148
149
Laporan Komite Remunerasi dan Nominasi | remuneration and nomination committee report 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.0103/HT.01.01/2010 tanggal.9 Maret 2010 tentang Pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI Remuneration & Nomination Committees
POSISI
Ketua
5. Masa kepengurusan Dewan Komisaris periode 2008 – 2011 akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Untuk melaksanakan penjaringan calon Dewan Komisaris perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Based on the Decree of the Board of Directors of the PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah No.0103/HT.01.01/2010 tanggal.9 March 2010 on the Appointment of the Remuneration and Nomination Page. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah NAMA (Name)
Utami Handayani
Calon anggota Dewan Komisaris diusulkan oleh Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan anggota Dewan Komisaris untuk diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
•
Prospective members of the Board of Commissioners nominated by the Controlling Shareholder (PSP) and a member of the Board of Commissioners to be processed according to applicable regulations.
•
Pengangkatan calon anggota Dewan Komisaris yang diusulkan Dewan Komisaris kepada RUPS harus memperhatikan rekomendasi dari Komite Renumerasi dan Nominasi .
•
The appointment of candidates for the Board of Commissioners of the proposed Board of Commissioners to the General Meeting shall consider the recommendation of the Remuneration and Nomination Committee.
•
Komite Renumerasi dan Nominasi melakukan evaluasi dan seleksi mengenai penilaian kinerja dari instansi / lembaga/ atasan calon anggota Dewan Komisaris.
•
•
Komite Renumerasi dan Nominasi melakukan seleksi administrasi dan data lainnya terhadap para calon anggota Dewan Komisaris yang diusulkan, untuk dikonsultasikan oleh Dewan Komisaris kepada Pemegang Saham Pengendali guna menjadi bahan RUPS dalam penetapan calon anggota Dewan Komisaris.
•
Remuneration and Nomination Committee evaluates the performance appraisal and selection about of institution / agency / supervisor candidates for the Board of Commissioners. Remuneration Committee and Nomination Committee administration and selection of other data on the candidates proposed by members of the Board of Commissioners, to be consulted by the Board of Commissioners to the Controlling Shareholders RUPS to be material in determining candidates for the Board of Commissioners.
•
Dalam hal seleksi administrasi dan data lainnya ternyata tidak lengkap, Komite Runumerasi dan Nominasi melalui Dewan Komisaris yang meminta secara langsung kepada Calon Anggotan Dewan Komisaris yang bersangkutan melalui surat untuk melengkapi kekurangannya dalam batas waktu tertentu.
•
In terms of administration and selection of other data was incomplete, Runumerasi and Nominating Committee through the Board of Commissioners a request directly to the Board of Commissioners Candidate Anggotan concerned by mail to complete the deficiencies within a certain time limit.
•
Komite Renumerasi dan Nominasi menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
•
Remuneration and Nomination Committee to prepare and provide recommendations on prospective members of the Board of Commissioners to the Board of Commissioners to be submitted to the RUPS.
•
Jumlah anggota Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyakbanyaknya sama dengan jumlah anggota Direksi, seorang diantaranya diangkat sebagai komisaris utama.
•
The number of members of the Board of Commissioners consists of at least 3 (three) and at much the same as the number of members of the Board of Directors, one of whom was appointed as commissioner.
•
Sekurang-kurangnya 50 % (lima puluh prosen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris wajib berasal dari pihak yang independent terhadap pemegang saham pengendali.
•
At least 50% (fifty percent) of the total members of the Board of Commissioners must come from a party which is independent of controlling shareholders.
Chairman
Sriyadhi
Member
Anggota
Radjim
Member
2. Komite Remunasi dan nominasi berada dibawah Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dibentuk sebagai salah satu pemenuhan ketentuan pasal PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 Januari 2006 dan telah diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tgl. 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
2. Remunasi and nomination committee under the Board of Commissioners of PT PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah was established as one of compliance with the provisions of article PBI No.8/4/PBI/2006 tgl.30 January 2006 and amended by PBI No.8/14/PBI/2006 tgl. October 5, 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance for Banks.
3. Pada tahun 2010 Komite Remunasi dan nominasi telah mempersiapkan penjaringan calon anggota Komisaris Bank Jateng untuk periode 2012 – 2015.
3. In 2010 the Committee has prepared Remunasi and nomination of candidates crawl Bank Jateng Commissioner for the period 2012 to 2015.
4. Berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Bank Jateng No. 009/Kpts/KM/BPD/2008, tentang tatacara pengangkatan serta pemberhentian anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah : bahwa masa jabatan anggota Dewan Komisaris selama-lamanya 4 (empat) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya apabila yang bersangkutan memiliki prestasi baik yang dibuktikan dengan hasil penilaian kesehatan Bank dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk menghentikannya sewaktu-waktu.
4. Based on the decree of the Board of Commissioners of Bank Jateng No. 009/Kpts/KM/BPD/2008, about the procedure for appointment and dismissal of members of the Board of Directors and Members of the Board of Commissioners of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah : that the tenure of the Board of Commissioners for ever 4 (four) years ended December 31, and may be reappointed for the next term if such person has a good achievement as evidenced by the results of health assessment of the Bank by not reducing RUPS right to stop it at any time.
150
•
POSITION
Anggota
5. Term stewardship of the Board of Commissioners the period 2008 - 2011 will expire on December 31, 2011. To implement Board of Commissioners crawl candidates need to consider the following matters :
151
•
•
•
• •
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal 17 huruf (a) : pelaksana dilarang merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan ekstansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah. Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja didalam organisai penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik (catatan pasal 9 ayat 2) yang berbunyi : pengaturan mengenai sistim pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP). Sesuai pedomana tata kelola perusahaan ( code of corporate governace ) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pengangkatan anggota komisaris dilakukan melalui proses seleksi dan nominasi yang transparan dengan mempertimbangkan kompetensi. Integritas, reputasi keuangan, kejujuran, pengalaman serta perilaku masing-masing calon. Masa jabatan anggota komisaris ditetapkan untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan kedua kalinya serta memperhatikan pertimbangan Bank Indonesia.
•
•
•
• •
Based on the Law of the Republic of Indonesia No. 25 year 2009 on public service article 17, subparagraphs (a) prohibited from serving as executor or administrator of commissioners for executing the business organization which originated from the environment ekstansi government, State Owned Enterprises, and Regional Owned Enterprises. Implementing public services are hereinafter referred to as executive officers, employees, officers, and every person who worked in organizations organizer of the task of implementing the act or course of action in public services (note article 9, paragraph 2) which reads: setting the system of integrated services referred to in paragraph (1) shall be further in Government Regulation (PP). In accordance pedomana corporate governance (the code of corporate governace) PT. Development Bank of Central Java intervene appointment of the commissioner made through the selection and nomination process is transparent by considering the competency. Integrity, financial reputation, honesty, experience and behavior of each candidate. The term of office of commissioners is set for a period of 4 (four) years and may be reappointed for a second term and considering the recommendations of Bank Indonesia.
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee Report
Utami Handayani Ketua / Chairman
152
Sriyadhi Anggota / Member
Radjim Anggota / Member
Komite Remunerasi dan Nominasi | remuneration and nomination committee
UTAMI HANDAYANI Ketua | chairman Lahir di Magelang 26 Juli 1944, menyelesaikan pendidikan formal Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro. Memulai karir sebagai pegawai negeri yaitu sebagai staf Biro Bina Sosial Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah pada tahun 1971, dan kemudian berhasil menduduki berbagai posisi penting antara lain sebagai Kepala Bagian Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Biro Bina sosial Provinsi Jawa Tengah, Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan terakhir sebagai Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Tengah. Bergabung sebagai Anggota Dewan Komisaris Bank Jateng pada tahun 2001 - sekarang
Born in Magelang July 26, 1944, her last formal degree is Sarjana Ekonomi from Diponegoro University, started her career as government employee as Social Education Bureau of State I Regional Government in Central Java in 1971, and succeeded in the important position as Head of Health Division in Central Java Province, Head of Social Education Bureau in Central Java Province, Head of Government Economy Bureau in Central Java province and last position was as Head of Industry Division in Central Java Province, appointed as Bank Jateng Commissioner Board Member in 2001 until present.
153
RADJIM
SRIYADHI
Anggota | member
Anggota | member
Lahir di Pekalongan, tanggal 19 september 1959, menamatkan pendidikan S1 Sarjana Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta, mulai bekerja di Bank Jateng tahun 1980, pernah menduduki sebagai Pj. Kepala Seksi Pembukuan Cabang Sukoharjo, sebagai Kepala Seksi Pembukuan Cabang Sukoharjo, sebagai Kepala Seksi Kas dan Giro Cabang Sukoharjo, sebagai Kepala Seksi Penyelamat Kredit Cabang Surakarta, sebagai Kepala Seksi Penyelesaian Kredit Cabang Surakarta, sebagai Kepala Seksi Kredit Cabang Surakarta, sebagai Pemimpin Cabang Pembantu UMS Surakarta, sebagai Pjs.Wakil Pemimpin Cabang Sragen, sebagai Wakil Pemimpin Cabang Sragen, penyesuaian Struktur Organisasi Tata Kerja menjadi Wakil Pemimpin Cabang Sragen, sebagai Pjs. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan SDM pada Biro SDM di Kantor Pusat, sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan SDM pada Biro SDM di Kantor Pusat, sebagai Pemimpin Cabang Kebumen, sebagai Pemimpin Cabang Wonogiri, sebagai Pemimpin Cabang Koordinator Purwokerto, dan sebagai Kepala Divisi SDM di Kantor Pusat.
Lahir di Solo, 18 Mei 1954, menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Muhammadiyah Surak ar ta dengan gelar Magister Manajemen. Memulai karir sebagai Staf Seksi Pertanian, Kasi Peternakan dan Perikanan di Kanwil Depkop Jateng, Kakandep Koperasi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabid Pembinaan Pengusaha Kecil di Kanwil Depkop & UKM, Kabid Koperasi Pedesaan di Kanwil Depkop & UKM Prov Jateng, Kasubdin Pelayanan Usaha Koperasi di Dinas Koperasi dan UKM Prov Jateng, Kepala Dinas Koperasi dan UKM di Dinas Koperasi & UKM Prov Jateng, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Prov Jateng, dan sebagai Komisaris Bank Jateng mulai 1 Oktober 2009.
Born in Pekalongan, September 19, 1959, finished his education at Surakarta Slamet Riyadi University and possess a Law degree, started his career at Bank Jateng in 1980, his portfolios are: PIC Head of Book keeping Division in Sukoharjo Branch, Head of Book keeping Division in Sukoharjo Branch, as Head of Demand Deposit and Cash Division in Sukoharjo Branch, as Head of Credit Saviour Division in Surakarta Branch, s Head of Credit finishing Division in Surakarta Branch, as Head of Credit Division in Surakarta Branch, as Head of UMS supporting Branch in surakarta, as PIC Vice Head of Sragen Branch, as Vice Head of Sragen Branch, STOK adjustment to be Vice Head of Sragen Branch, PIC Head of Human Resources Development and Planning Department at Human Resources Bureau in the Head office, as Head of Kebumen Branch, as Head of Wonogiri Branch, as head of Purwokerto Coordinating Branch, and as Head of Human Resources Division in the Head Office.
154
Born in Solo, May 18, 1954, finished his last education in Surakarta Muhammadiyah University and possesses degree in Magister management. Started his career as Farming Division staff, Head of Farming and Fishery Division in Regional office of Cooperative Department of Central Java, Head of Department office of Small Entrepreneur in UKM and Cooperative Department Regional Office, Head of Country cooperative Division in Central Java Province UKM and Cooperative Department Regional Office, Head of Cooperative Business service Sub Division in Central Java Province UKM and Cooperative Department Regional Office, Head of UKM and Cooperative Division in Central Java Province UKM and Cooperative Department Regional Office, Assistant of Regional Secretary of Development Economy in Central Java office, and as Commissioner of Bank Jateng started October 1, 2009.
Pengelolaan Risiko | risk mangement
Pengelolaan Risiko | risk management
156
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko bisnis yang berkaitan erat dengan pengelolaan usahanya sebagai perantara keuangan. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, risiko bisnis yang dihadapi juga berkembang secara luas yang antara lain mencakup risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, dan lain sebagainya.
APPLICATION OF RISK MANAGEMENT The operations of the Bank constantly faced with business risks associated with management of his business as a financial intermediary. In line with the development of business, the business risks faced by developing too broadly to include credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal risk, and so forth.
Dalam rangka meminimalkan risiko kerugian, maka PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dalam melaksanakan kegiatannya berpedoman pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen risiko yang ditetapkan dengan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia. Sasaran Kebijakan Manajemen Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan-kegiatan usaha sehingga dapat menjaga tingkat risiko yang wajar, terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan. Adapun, sasaran akhir kebijakan manajemen risiko adalah sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) kegiatan usaha bank yang senantiasa tidak lepas dari risiko.
In order to minimize the risk of loss, then the PT. Central Java Regional Development Bank in implementing its activities is guided by policies and procedures for implementation of risk management set out with based on the precautionary principle by reference toapplicable Bank Indonesia . Target Risk Management Policy Page. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah is to identify, measure, monitor and control the course of business activities so as to maintain a reasonable level of risk, directed, integrated, and sustainable. Meanwhile, the ultimate goal of risk management policy is as a filter or an early warning (early warning system) banking operations is not always free from risk.
ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO Dalam rangka penerapan manajemen risiko di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah maka dibentuk Sub Divisi Manajemen Risiko dibawah Divisi Manajemen Risiko, Kepatuhan, Hukum dan UKPN (MKHU) yang dibawah kendali Direktur Kepatuhan. Untuk membantu dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko di cabang telah dibentuk pula Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang ditempatkan di Cabang Koordinator dan Cabang Utama.
RISK MANAGEMENT ORGANIZATION In the framework of risk management at PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Sub-Division was formed under the Risk Management Division of Risk Management, Compliance, Legal and Know Your Customer (MKHU) is under the control of the Director of Compliance. To assist in identifying, measuring, monitoring and control risks in the branch has also established the Risk Management Unit (SKMR) placed in the Branch and Main Branch Coordinator.
Disamping perangkat tersebut dalam rangka efektifitas pengelolaan / Manajemen Risiko dibentuk pula komitekomite yang terdiri dari Komite Manajemen Risiko, Komite Pemantau Risiko dan Komite Aktiva dan Pasiva (ALCO).
In addition to these devices in order to effectiveness of the management / Risk Management also formed committees consisting of the Risk Management Committee, the Risk Oversight Committee and Asset and Liability Committee (ALCO).
PEMAHAMAN RISIKO Dalam rangka penerapan manajemen risiko ini perlu pemahaman risiko disetiap aktifitas perbankan, untuk itu semua karyawan Bank Jateng harus mengerti bahwa di unit kerja masing-masing mempunyai potensi risiko yang perlu dikendalikan. Peningkatan kompetensi dibidang manajemen risiko telah diupayakan melalui sosialisasi budaya risiko melalui buku saku budaya risiko, pembekalan tentang manajemen risiko kepada pegawai baru maupun sosialisasi langsung ke unit kerja baik oleh SKMR Cabang maupun oleh Sub Divisi Manajemen Risiko Kantor Pusat.
UNDERSTANDING RISK In the application of risk management is necessary to understanding the risk of each banking activity, for that all employees of Bank Jateng must understand that the work units each having the potential risks that need to be controlled. Increased competence in risk management has been pursued through cultural socialization of risk through risk culture pocket book, briefing on risk management to new employees as well as socialization directly to the unit either by SKMR Sub-Branch or by the Risk Management Division Headquarters.
Disamping hal tersebut Bank Jateng telah mengikut sertakan pejabat Bank Jateng untuk mengikuti ujian sertifikasi Manajemen Risiko sampai dengan akhir tahun 2010 sbb :
In addition it has to involve the Bank Jateng officials to follow the Risk Management certification exam at the end of 2010 as follows : (Orang/person)
584
PEJABAT YANG MENGIKUTI UJIAN MANAJEMEN RESIKO
500
Official to Follow Examination of The Risk Management
250
502 Level 1 Level 2 Level 3
111 100
Level 4
15
3
Executive
PERANGKAT DAN PROSES MANAJEMEN RISIKO Bank Jateng telah mengembangkan alat / perangkat dalam pengelolaan risiko untuk memudahkan manajemen dalam mengenali kondisi risiko di lapangan sehingga dapat meminimalisasi potensi kerugian yang dapat terjadi di Bank Jateng.
DEVICES AND RISK MANAGEMENT PROCESS Bank Jateng has developed a tool / device in the management of risk to facilitate risk management in identifying the conditions on the ground so as to minimize the potential losses that may occur in Bank Jateng.
Perangkat kerja manajemen risiko terdiri dari log book, ORSA, LED, GKR dan Laporan Profil Risiko. Log book dikelola oleh semua unit kerja minimal setingkat kepala seksi yang gunanya mencatat semua kejadian risiko baik yang berdampak pada finansial atau tidak. ORSA adalah Operasional Risk Selft Assessment yang memberikan kebebasan bagi Cabang untuk mengidentifikasi, mengukur dan memitigasi risiko yang terjadi di unit kerja Cabang yang bersangkutan. LED adalah Lost Event Database atau berupa laporan kejadian risiko yang berdampak pada financial termasuk near miss yang terjadi di Cabang kepada Sub Divisi Manajemen Risiko. Selanjutnya penyelesaian kejadian risiko tersebut dimonitor sampai selesai. GKR merupakan laporan kondisi risiko inherent masing-masing Cabang per aktifitas fungsional.
The device consists of risk management log book, ORSA, LED, GKR and Risk Profile Report. Log book maintained by all units at least a good level head section records all events that affect risk either financially or not. Orsa is Operational Risk Assessment Selft which gives freedom for the Branch to identify, measure and mitigate risks within the work unit concerned Branch. LED is Lost Event Database or in the form of incident reports that impact on financial risk, including near misses that occur in Sub-Branch to the Risk Management Division. Further settlement risk events were monitored until completion. GKR is an inherent risk of the condition report of each branch as a functional activity.
157
158
Sedangkan Laporan Profil Risiko adalah gambaran kondisi risiko disemua aktifitas fungsional dan sistem pengendalian risiko di Bank Jateng secara keseluruhan.
While the Risk Profile Report is a picture of risk in all functional activities and risk control systems at the Bank Jateng as a whole.
PENGELOLAAN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Risiko Kredit Risiko kredit adalah kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur ataupun counter-party untuk memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit timbul dalam pelaksanaan fungsi intermediasi keuangan dan merupakan bagian dari aktivitas Bank sehari-hari.
Credit Risk Credit risk is the possibility of losses due to failure of the debtor or the counter-party to meet its obligations to the Bank. Credit risk arises in the implementation of the financial intermediation function and is part of the daily bank activities.
Bank Jateng dalam mengendalian risiko kredit bertindak selektif dalam pemberian kredit dan dalam membuat keputusan kredit telah diberikan batasan kewenangan memutus kredit secara berjenjang. Disamping hal tersebut dalam memutus kredit dengan plafon tertentu menerapkan four eyes principle yang melibatkan komite kredit dan melalui rekomendasi Kepatuhan dan Unit Manajemen Risiko.
Bank Jateng in controlling credit krisiko act selectively on lending and credit decision-making authority has been given batasn credit approval in stages. Besides the issue in deciding to apply the credit to the ceiling tersentu four eyes principle involving the credit committee and through the recommendation of the Compliance and Risk Management Unit.
Dasar pelaksanaan operasional perkreditan dituangkan dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Perkreditan yang ditinjau kembali secara berkala dilakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan eksternal dan regulasi Bank.
Basic implementation of lending operations set forth in the Company Manual (BPP) Credit is reviewed periodically carried out repairs in accordance with external developments and regulations of the Bank.
Untuk mengukur risiko kredit Bank Jateng menggunakan Kalkulator Kredit Manajemen Risiko (KKMR) untuk kredit produktif, sedangkan untuk kredit konsumer operasionalnya menggunakan Loan Origination System (LOS). Perangkat KKMR ini akan dikembangkan menjadi internal rating sehingga bisa diketahui rating debitur berdasarkan risiko.
To measure the credit risk of Bank Jateng using a calculator Credit Risk Management (KKMR) for productive loans, while consumer credit operations to use Loan Origination System (LOS). KKMR devices will be developed into an internal rating that can be known based on the risk rating of borrowers.
Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki Bank, yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar mencakup suku bunga dan nilai tukar. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas tresuri serta investasi, kegiatan pembiayaan dan pendanaan, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.
Market Risk Market risk is the risk that arises due to movements in market variables from the portfolios, which can be detrimental to the Bank. Market variables include interest rates and exchange rates. Market risk, among others, contained in the treasury and investment activities, financing activities and financing, and trade financing activities.
Untuk memastikan fungsi monitoring risiko pasar dan likuiditas, di bawah Subdivisi MR dibentuk Analis Risiko Pasar. Sedangkan di unit kerja dibentuk Komite Aktiva Pasiva dalam mengelola risiko pasar dan likuiditas Bank.
To ensure the monitoring function of market risk and liquidity, established under subdivision MR Market Risk Analyst. While the unit was formed Asset Liability Committee in managing market risk and liquidity of the Bank.
Risiko Likuiditas Sesuai dengan kompleksitas permasalahan dalam manajemen risiko likuiditas, maka dalam mengelola pasiva diperlukan partisipasi secara komprehensif dari unit kerja, sehingga memungkinkan terbentuknya rekomendasi untuk pengambilan keputusan oleh Direksi dan atau Komisaris.
Liquidity Risk In accordance with the complexity of the problems in the management of liquidity risk, the liabilities necessary to manage a comprehensive participation of the working unit, thus allowing the formation of recommendations for decision-making by the Directors and / or Commissioners.
Pengelolaan risiko likuiditas akan berdampak langsung terhadap laba usaha Bank secara keseluruhan, maka Bank Jateng membentuk Komite Aktiva Pasiva dan Tim Pendukung Komite Aktiva Pasiva. Untuk mengembangkan metoda pengukuran dan memonitor risiko likuiditas dibentuk analis Risiko Pasar dan Likuiditas dibawah Sub Divisi MR. Saat ini pengukurannya masih dilakukan secara sederhana namun dipandang cukup memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan likuiditas, namun demikian metodenya masih perlu ditingkatkan otomatisasinya sesuai perkembangan kebutuhan Bank Jateng.
Liquidity risk management will directly impact the Bank's operating profit as a whole, the Bank Jateng established the Committee and Asset Liability Asset Liability Committee Support Team. To develop methods of measuring and monitoring liquidity risk and market risk analyst established under Sub Division Liquidity MR. When this measurement is still done in a simple yet deemed sufficient to meet the needs in the management of liquidity, however the method still needs to be increased automation is based on the development needs of Bank Jateng.
Risiko Operasional Risiko operasional didefinisikan risiko kerugian yang timbul dari kegagalan atau tidak memadainya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau dari kejadian-kejadian eksternal. Dalam rangka pengelolaan risiko operasional, pada subdivisi MR dibentuk analis Risiko Operational Risk dan lainnya yang bertanggung jawab melakukan identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan risiko operasional secara agregat.
Operational Risk Operational risk is defined risks of losses arising from failure or inadequate internal processes, human error, system failure, or from external events. In order to manage operational risk, in established subdivisions MR Risk Operational Risk Analysts and others who are responsible to identify, measure, control, and monitoring operational risk on an aggregate basis.
Pengelolaan risiko operasional di Cabang-cabang menggunakan perangkat ORSA dimana unit operasional cabang diberi kebebasan mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan risiko operasional di Cabang. Setiap kejadian risiko yang berpotensi risiko secara finansial dilaporkan ke Sub Divisi MR dalam bentuk Lost Event Database (LED) dan penyelesaiannya selalu dimonitor oleh Kantor Pusat.
Operational risk management in branches using branch Orsa where operating units are given the freedom to identify, measure and control operational risk in the Branch. Each event has the potential risks in financial risk is reported to the Sub Division of MR in the form of Lost Event Database (LED) and the solution is always monitored by the Head Office.
Risiko Hukum Risiko Hukum adalah risiko yang timbul dari kelemahan aspek yuridis, yang diakibatkan oleh tuntutan hukum, ketiadaan regulasi perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Legal Risk Legal risk is the risk arising from the weakness of the juridical aspect, as a result of lawsuits, lack of regulatory legislation that supports or weakness of the engagement as legal conditions are not met, the contract and binding of the collateral is not perfect.
Dalam pembuatan kebijakan dan perjanjian kerjasama dengan pihak eksternal melalui kajian hukum oleh Sub Divisi Hukum dibawah Divisi MKHU. Sedangkan untuk mengantisipasi penanganan masalah hukum Bank Jateng telah melakukan kerjasama dengan dua lembaga / konsultan hukum.
In making policy and agreements with external parties through the study of law by the Legal Sub-Division under MKHU Division. Meanwhile, in anticipation of handling legal problems of Bank Jateng been cooperating with the two institutions / legal consultant.
159
INHERENT RISK
KLASIFIKASI JENIS RESIKO :
(Berdasarkan Klasifikasi Jenis Resiko) INHERENT RISK (Based Risk Classification)
IV
I
SCORE II
Reputation Risk Assessment of stakeholders on the performance of companies that can be seen from the financial performance, product or service, business management and its contribution to society gained through experience, observation and acquisition of information obtained either directly or indirectly a source of reputational risk.
III
Risiko Reputasi Penilaian stakeholders (pemangku kepentingan) terhadap kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari kinerja keuangan, produk atau layanan, manajemen usaha dan kontribusinya bagi masyarakat yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan maupun perolehan informasi yang didapat baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan sumber risiko reputasi.
- PSR
100
- LKD
80
- OPR - HKM
60
- RPT - STR
40
- KPT
20
KRD
PSR
LKD
OPR
HKM
RPT
STR
KPT
RISK CONTROL SYSTEM
0
Risiko Strategik Risiko Strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal.
Strategic Risk Strategic risk is the risk which caused the establishment and implementation of Bank strategy improper business decisions, improper or lack of responsiveness of the Bank to external changes.
Dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank Jateng telah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal serta masukan-masukan dari cabang operasional dengan membentuk komisi-komisi dalam membahas topik kebijakan Manajemen. Terhadap perubahan-perubahan eksternal selalu monitor dan dikaji guna penyesuaian kebijakan Manajemen yang ada agar tidak menimbulkan risiko yang bersifat strategik.
In preparing the Business Plan Bank Jateng have considered internal and external factors as well as the inputs of the operational branch by forming committees to discuss topics in management policy. Against external changes are always monitor and review policy adjustments to the existing management to avoid risks is strategic.
Risiko Kepatuhan Semua kebijakan Direksi selalu dikaji oleh Sub Divisi Kepatuhan untuk menyesuaikan dengan regulasi / ketentuan eksternal maupun ketentuan internal supaya tidak terjadi benturan aturan dan penyimpangan dari ketantuan yang ada yang dapat berakibat pada kerugian Bank.
Compliance Risk All Board policies are always reviewed by the Sub Division of Compliance to adapt to the regulatory / external regulations or internal regulations so that no conflict of rules and deviations from existing ketantuan which can result in a loss to the Bank.
PROFIL RISIKO Secara keseluruhan peringkat risiko Bank Jateng akhir tahun 2010 dalam katagori MODERATE dengan trend dibanding periode sebelumnya adalah STABIL. Profil sistem pengendalian risiko secara agregat tergolong MARGINAL.
RISK PROFILE Overall risk rating of Bank Jateng end of 2010 in the category of moderate trend compared with the previous period is stable. Profile of risk control systems in the aggregate quite marginal.
KLASIFIKASI JENIS RESIKO :
INHERENT RISK (Based Risk Classification)
100
III
IV
I
SCORE
(Berdasarkan Klasifikasi Jenis Resiko)
II
Observation of the newspapers, electronic media and keluhan2 from customers and reports from the branches always inventoried and reported to completion. In addition to these in order to improve service and loyalty to reduce the risk of reputation then all the employees of Bank Jateng has signed a pact of integrity (code of conduct)
- KRD - PSR - LKD
80
- OPR - HKM
60 40
- RPT - STR - KPT
20
: Resiko Kredit Credit Risk : Resiko Pasar Market Risk : Resiko Likuiditas Liquidity Risk : Resiko Operasional Operational Risk : Resiko Hukum Legal Risk : Resiko Reputasi Reputation Risk : Resiko Strategik Strategic Risk : Resiko Kepatuhan Compliance Risk
0
160
: Resiko Kredit Credit Risk : Resiko Pasar Market Risk : Resiko Likuiditas Liquidity Risk : Resiko Operasional Operational Risk : Resiko Hukum Legal Risk : Resiko Reputasi Reputation Risk : Resiko Strategik Strategic Risk : Resiko Kepatuhan Compliance Risk
0
Pengamatan terhadap surat kabar, media elektronik maupun keluhan2 dari nasabah serta laporan dari cabang-cabang selalu diinventarisasi dan dilaporkan guna penyelesaiannya. Disamping hal tersebut dalam rangka peningkatan pelayanan dan loyalitas untuk mengurangi risiko reputasi maka seluruh karyawan Bank Jateng telah menandatangani pakta integritas (code of conduct)
- KRD
KRD
PSR
LKD
OPR
HKM
RPT
STR
KPT
0
161
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | corporate social responsibility
KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) “Dengan Kredit Usaha Rakyat Bank Jateng, memberikan kesempatan secara terbuka bagi masyarakåat Jawa Tengah dalam mengembangkan usahanya. Kemudahan kemudahan yang diberikan sangat membantu pengusaha kecil dan menengah”
KUR “BUSSINES CREDIT PEOPLE” "With Bussines Credit People, Bank Jateng giving opportunities are open to the public Central Java in developing a business. Conveniences provided great help small businesses and medium enterprises "
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | corporate social responsibility
JENIS KEGIATAN Type of Activity
PROGRAM BANTUAN SOSIAL Keberadaan suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari lingkungan masyarakat, sehingga perusahaan mempunyai tangung jawab sosial terhadap lingkungan dimana perusahaan tersebut berada, karena perkembanngan perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh dukungan masyarakat sekitarnya.
The existence of an enterprise environment can not be separated from society, so the company has a social responsibility towards the environment where the company is located, because perkembanngan company is also heavily influenced by the surrounding community support.
Sesuai dengan arah kebijakan Bank Indonesia dalam peran perbankan dalam pembangunan, maka Bank Jateng dituntut untuk mendukung program – program Pemerintah dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus sebagai implementasi pelaksanaan good corporate goverment.
In accordance with the policy direction of Bank Indonesia in the role of banks in development, the Bank Jateng required to support programs - Government programs in the form of corporate social responsibility as well as the implementation of good corporate Government.
Dalam tahun 2010 Bank Jateng melakukan bantuan dalam bentuk sosial budaya, pengembangan ekonomi dan kemitraan, serta lingkungan sebagaimana dibawah ini :
In the year 2010 the Bank Jateng do aid in the form of partnerships, partnerships as well as in non-social form as below :
Social Assistance Program
Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Boyolali berupa ikan asin 50 kg, selimut 250 lembar & masker 2500 buah.
TANGGAL
LOKASI
JUMLAH (Rp)
Date
Location
Amount (Rupiah)
1-Nov-2010
Kabupaten Boyolali
8.947.727,--
1-Nov-2010
Kabupaten Magelang
18.742.046,--
2-Nov-2010
Kabupaten Klaten
8.947.727,--
5-Nov-2010
Kabupaten Magelang
32.500.000,--
5-Nov-2010
Kabupaten Klaten
16.250.000,--
12-Nov-2010
Gedung Grhadhika Bhakti Praja
200.000.000,--
23-Nov-2010
Kabupaten Boyolali
32.499.000,--
Merapi disaster assistance to local government in the form of salted fish Boyolali 50 kg, 250 sheets and blankets in 2500 maskers
Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Magelang berupa ikan asin 175 kg, selimut 500 lembar dan masker 5000 buah. Merapi disaster assistance to the Government of Magelang in the form of dried fish 175 kg, 500 sheets blankets and 5000 maskers
Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Klaten berupa ikan asin 50 kg, selimut 250 lembar dan masker 2500 buah. Merapi disaster assistance to local government in the form of salted fish Klaten 50 kg, 250 sheets blankets and 2500 maskers
Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Magelang berupa beras 5 ton. Merapi disaster assistance to the Government of Magelang 5 tons of rice.
Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Klaten berupa beras 2,5 ton. Merapi disaster assistance to the Government of Klaten 5 tons of rice.
Acara " Malam Amal Peduli Merapi" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Prov. Jateng. The event "Night Charity Care Merapi" organized by the Government Prov. Central Java.
Bantuan bencana Merapi kepada Pemda Boyolali berupa beras 5 ton dan ikan asin 55 kg. Merapi disaster assistance to local government Boyolali 5 tons of rice and salted fish, 55 kg.
Total
164
317.886.500,--
165
JENIS KEGIATAN
TANGGAL Date
Location
Pembangunan embung geomembran & pengembangan Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) dengan komoditi lengkeng itoh kepada 12 Kelompok Tani ( Yayasan Obor Tani selaku pendamping proyek )
06/11/2010
Desa Seboro Kecamatan Sadang Kab.Kebumen
PROGRAM BANTUAN KEMITRAAN Partnership Program
Type of Activity
Geomembran embung Development and Empowerment Center Development Farmer (SPT) with commodity litchi itoh to the 12 Farmers Group (Yayasan Obor Foundation as a companion project)
LOKASI
Non Partnership Program
Amount (Rupiah)
1.200.000.000,-
Village Semboro Sub. Sadang Kebumen
1.200.000.000,-
Total
JENIS KEGIATAN
TANGGAL Date
Location
Bantuan transplantasi ginjal an Rezky Wirawan S, pelajar SMP Negeri 33 Surabaya
28/12/2010
Surabaya
PROGRAM BANTUAN NON KEMITRAAN
JUMLAH (Rp)
Type of Activity
LOKASI
Treatment Health is a key in life, because in a healthy body will have a healthy soul as well. To realize the dream of the then Bank Jateng give pengibatan to the public free of charge at the time of the anniversary of Bank Jateng.
Fogging Untuk mengatasi penyakit demam berdarah yang menyerang perkotaan dan pedesaan, maka Bank Jateng memberikan bantuan berupa fogging secara gratis kepada masyarakat, hal ini merupakan bentuk kepedulian Bank Jateng terhadap lingkungan.
Fogging To cope with dengue fever disease that attacks the urban and rural areas, the Bank Jateng provide assistance in the form of fogging for free to the public, this is a form of Bank Jateng concern for the environment.
JUMLAH (Rp)
Amount (Rupiah)
2.000.000,-
Kidney transplant assistance of Rezky Wirawan S, student SMP Negeri 33 Surabaya
2.000.000,-
Total
PROGRAM BANTUAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL ASSISTANCE PROGRAM
Selanjutnya selain memberikan bantuan sebagaimana tersebut diatas Bank Jateng juga memberikan bantuan berupa :
Furthermore, in addition to providing assistance as mentioned above Bank Jateng also provide assistance in the form :
Pendidikan Dalam rangka meringankan beban orang tua sekaligus memotifasi para pelajar agar lebih giat belajar sehingga akan dapat meningkatkan prestasinya, maka diberikanlah bea siswa kepada para pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Tingkat Menengan Atas baik pada sekolah umum maupun sekolah kejuruan utamanya untuk keluarga kurang mampu. Selain memberikan bantuan bea siswa bagi pelajar dari keluarga kurang mampu, Bank Jateng juga memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan berupa bantuan fisik / rehabilitasi gedung sekolah
Education In order lighten burden of parents as well as motivate students to study harder so that will be able to improve his performance, then gave an to scholarship students from the elementary school level up to Level menengan pad on both public schools and primary vocational school for underprivileged families.
Santunan Salah satu bentuk simpati pada petugas kebersihan kota yang telah berhasil menciptakan keindahan dan kenyamanan serta kebersihan, maka diberikanlah bantuan kepada petugas penyapu jalan.
Compensation One form of sympathy in the city janitor who has managed to create beauty and comfort and cleanliness, then the officer gave an aid to the cleaning service.
166
Pengobatan Kesehatan merupakan kunci utama dalam kehidupan, karena dalam tubuh yang sehat akan terdapat jiwa yang sehat juga. Untuk mewujudkan impian tersebut maka Bank Jateng memberikan pengibatan kepada masyarakat secara gratis pada saat ulang tahun Bank Jateng.
In addition to providing scholarships for students from underprivileged families, the Bank Jateng also provide assistance in the form of construction of educational facilities in the form of physical assistance / rehabilitation of school buildings
167
Analisa dan Pembahasan oleh Manajemen | management’s discussion and analysis
KREDIT UMKM ( USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH ) “Dengan Kredit UMKM Bank Jateng, memberikan kesempatan secara terbuka bagi masyarakat Jawa Tengah dalam mengembangkan usahanya. Kemudahan-kemudahan yang diberikan sangat membantu pengusaha kecil dan menengah”
UMKM CREDIT (MICRO, SMALL & MEDIUM ENTERPRICES) "By People's Business Credit Bank Jateng, giving opportunities are open to the public Central Java in developing a business. Conveniences provided very helpful for small and medium enterprises "
Analisa Dan Pembahasan Oleh Manajemen | management’s discussion and analysis
3. Kredit Yang Diberikan Posisi Kredit pada tahun 2010 sebesar Rp. 11.793,47 milyar dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 10.689,12 milyar atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.104,35 milyar atau 10,33%.
3. Loan Given Outstanding loans in 2010 amounted to Rp.11.793, 47 billion compared with the year 2009 of Rp.10.689, 12 billion or an increase of Rp.1.104, 35 billion or 10.33%. (Rp. 000.000.000.-)
1. Total Aktiva Sejalan dengan perkembangan Bank Jateng yang semakin meningkat disertai dengan penambahan jaringan operasional di seluruh Jawa Tengah dan Jakarta, disamping semakin meningk atnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Jateng maka total asset mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
1. Total assets Total asset has significantly grown along with the increase of Bank Jateng’s development, the increase of operational network all over Central Java and Jakarta, and also the increase of people’s trust towards Bank Jateng.
Total aktiva pada ak hir D esember 2010 sebesar Rp. 18.710,70 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.933,92 milyar atau 26,62 % dari sebesar Rp.14.776,78 milyar pada akhir tahun 2009.
B y the end of D ecember 2010, t h e t o t a l a s s e t i s R p. 18.710,70 Billions and it increases at Rp. 3.933,92 Billions or 26,62% from Rp. 14.776,78 Billions by the end of 2009.
2. Dana Dihimpun Peningkatan tersebut utamanya berasal dari dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 15.907,25 milyar per 31 Desember 2010, dari Rp. 11.985,89 milyar per 31 Desember 2009 atau meningkat sebesar Rp. 3.921,36 milyar atau 32,72 %.
2. Compiled Fund The increase is Rp. 15.907,25 Billions mainly from the collected fund per December 31, 2010 or increases to Rp. 3.921,36 Billions or 32,72%.
(Rp. 000.000.000.-)
SIMPANAN NASABAH PERKEMBANGAN SIMPANAN NASABAH
2010
2009
476,73
877,01
Related Parties
Pihak Tidak Terkait
15.430.52
11.108.89
Unrelated Paries
Jumlah
15.907.25
11.985.89
Total
Pihak Terkait
CUSTOMER DEPOSIT
PERKEMBANGAN KREDIT
KREDIT YANG DIBERIKAN
2010
2009
LOAN GIVEN
Development of Loan
Pihak Terkait
30,37
5,65
Related Parties
Pihak Tidak Terkait
11.763,11
10.683,48
Unrelated Paries
Jumlah
11.793,47
10.689,12
Total
Dari kredit yang diberikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 11.793,47 milyar tersebut telah disalurkan kedalam bentuk kredit modal kerja sebesar Rp.996,46 milyar, kredit investasi sebesar Rp. 267,80 milyar, kredit konsumsi sebesar Rp. 10.238,21 milyar, kredit kepada karyawan sebesar Rp. 291 milyar. Dari total kredit yang telah disalurkan tersebut maka telah disalurkan kepada pihak terkait sebesar Rp.30,39 milyar dan pihak tidak terkait sebesar Rp.11.763,11 milyar, atas kredit yang telah disalurkan tersebut maka telah dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp.165,53 milyar dan pendapatan yang ditangguhkan sebesar Rp. 25,33 milyar
Loan given in 2010, Rp. 11.793,47 Billions, has been distributed in the form of working capital loan as much as Rp 996,46 Billions, Investment loan as much as Rp. 267,80 Billions, consumption loan as much as R p. 10.238,21 Billions, and Loan for the employees as much as Rp. 291 Billions. From the distributed total credit, it has been distributed to related party as much as Rp 30,39 Billions and Rp. 11.763,11 Billions to others. For the distributed credit, a written-off reserve value depreciation has been formed as much as Rp. 165,53 Billions and deferred income as much as Rp. 25,33 Billions.
Development of Savings
ALOKASI KREDIT BANK JATENG 2010 & 2009
3%
8%
4%
2%
Bank Jateng Loan Alocation 2010 & 2009
7%
3% Kredit Kepada Karyawan Loan to Employees
Disamping peningkatan dana yang cukup signifikan, peningkatan juga terjadi pada kredit yang disalurkan kepada nasabah baik kepada pihak terkait maupun tidak terkait dimana pada pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 11.793,47 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.104,35 milyar atau 10,33% dari sebesar Rp. 10.689,12 milyar pada akhir tahun 2009 dan penempatan pada Bank Indonesia pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 2.951,75 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.952,29 milyar atau 195,33 % dari sebesar Rp.999,46 milyar pada akhir tahun 2009.
170
Besides the significant fund raise, the increase also happens on the distributed loan to the customers, either to related parties or others. By the end of December 2010, the increase is Rp. 11.793,47 Billions or increases at Rp. 1.104,35 or 10,33% from Rp. 10,689,12 Billions by the end of 2009 and placement at Bank of Indonesia by the end of December 2010 is Rp. 2951,75 Billions increases R p. 1952,29 Billions or 195,33% from R p. 999,46 Billions by the end of 2009.
Kredit Konsumsi Konsumption Loan
Kredit Modal Kerja Working Capital Loans
Kredit Investasi Investment Loan
87%
86%
2010
2009
171
Dari kredit yang telah disalurkan sampai dengan akhir tahun 2010 tersebut maka dapat dikelompokkan kedalam kolektibilitas kredit lancar sebesar Rp.11.671,65 milyar, dalam perhatian khusus Rp.58,88 milyar, kurang lancar, Rp.7,36 milyar, diragukan Rp.12,74 milyar dan macet Rp.42,84 milyar.
From the distributed credit until the end of 2010, it can be grouped into earning loan Collectibility as much as Rp. 671,65 Billions, in special attention as much as Rp. 58,88 Billions, sub-standard as much as Rp. 7,36 Billions, doubted as much as Rp. 12,74 Billions and Loss as much as Rp. 42,84 Billions. ( Rp. 000.000.000,- )
KREDIT
PERKEMBANGAN KOLEKTIBILITAS KREDIT
Development of Credit Collectibility
2010
CREDIT
Lancar Dalam Perhatian Kurang Lancar Diragukan Macet
11.671,65 58,88 7,36 12,74 42,84
Current Special Mention Sub Standart Doubtfull Loss
Jumlah
11.793,47
Total
Guna meningkatkan perekonomian utamanya di Jawa Tengah maka pada tahun 2010 Bank Jateng ikut berperan serta dalam pembiayaan disegala sektor ekonomi yang meliputi sektor pertanian, perburuhan & sarana pertanian Rp. 82,9 milyar (0,70%), pertambangan Rp.15,73milyar (0,13.%), industri pengolahan Rp.156,27 milyar (1,33%), listrik, gas dan air Rp.11,25 Milyar (0,10%), konstruksi Rp.87,73 milyar (0,74%), perdagangan, restoran dan hotel Rp.641,18 milyar (5,44 %), pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Rp. 42,41 milyar (0,36%), jasa dunia usaha Rp. 2.101,26 milyar (17,82%), jasa-jasa sosial Rp.92,26 milyar (0,78%), lain-lain Rp. 8.562,46 milyar (72,60%).
In 2010, in order to increase economy especially in Central Java, Bank Jateng takes part in financing all sectors of economy including agriculture, Laboring, and agriculture facilities as much as Rp. 82,9 Billions (0,70%), mining as much as Rp. 15,73Billions (0,13%), manufacturing industry as much as Rp. 156,27 Billions (1,33%), water, gas, and electricity as much as Rp 11,23 Billions (0,10%), construction as much as Rp. 87,73 Billions (0,74%), trading, restaurant, and hotel as much as Rp. 641,18 Billions, (5,44%) transportation, warehouse, and communication as much as Rp. 42,41 Billions (0,36%), business world service as much as Rp. 2.101,26 Billions (17,82%), social services as much as Rp. 92,26 Billions (0,78%), and miscellaneous as much as Rp. 8.562,46 Billions (72,60%).
Atas kredit yang telah disalurkan kepada usaha produktit berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baik perorangan, kelompok, koperasi, BPR dan pegawai, dengan suku bunga rata-rata sebesar 17%, kredit tersebut diberikan dalam bentuk kredit berjangka, kredit rekening koran dan kredit stand by loan.
Credit distributed to productive business with middle, small, and micro (UMKM) scale, either individual, group, cooperative, BPR and employees, with the average interest rate of 17%, it is given in the form of term loan, R/C loan, and stand by loan.
4. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Untuk mengatasi over likuiditas sekaligus mengoptimalkan dana yang telah berhasil kita himpun pada tahun 2010 maka berbagai pertimbangan dalam melakukan penempatan dana antara lain : bonafiditas dari perusahaan yang akan kita berikan penempatan, tingkat suku bunga, jangka waktu penempatan, jenis mata uang yang kita tempatkan dan lain-lain.
4. Placement at Bank of Indonesia and other banks To overcome over liquidity and to optimize raised fund, there has been many considerations in placing the fund in 2010. They are: prominence of the company which placement will be given, interest rate, placement term, kinds of currency which will be placed, etc.
172
Posisi penempatan pada tahun 2010 sebesar Rp.2.951,75 milyar dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp.999,46 milyar, maka terdapat peningkatan sebesar Rp.1.952,29 milyar atau 195,33%
Placement position in 2010 amounted to Rp.2.951, 75 billion compared to the year 2009 amounted to Rp.999, 46 billion, then there is an increase of Rp.1.952, 29 billion or 195.33%
5. Investasi Keuangan Pasar uang maupun pasar modal di Indonesia semakin bergairah sehingga semakain menyemarakkan instrumen keuangan berbagai produk ditawarkan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi pemerintah (SUN), obligasi BUMN baik dalam bentuk rupiah dan uang asing. Posisi Investasi keuangan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.353,15 milyar dibanding tahun 2009 sebesar Rp. 1.480,91 milyar atau mengalami koreksi sebesar (Rp. 127,76 milyar) atau (8,63%). Adapun besarnya nilai investasi teralokasikan per 31 Desember 2010 sebagai berikut : Sertifikat Bank Indonesia / FTO sebesar Rp.1.087,30 milyar, obligasi pemerintah sebesar Rp. 268,52 milyar, obligasi korporasi sebesar Rp.2 milyar, sehingga total investasi dalam bentuk rupiah sebesar Rp. 1.348,44 milyar, sedangkan investasi keuangan dalam bentuk valuta asing sebesar Rp. 4,69 milyar terdiri dari obligasi pemerintah sebesar Rp. 4,33 milyar, wesel tagih sebesar Rp. 0,36 milyar.
5. Financial investment Money market or capital market in Indonesia are getting more excited and adorn financial instrument. Some products are offered. Those products are Certificate of Bank of Indonesia (SBI), Recapitalization Bond (SUN), BUMN ( state-owned company) Bond, either in rupiah or foreign currency. Financial investment position in 2010 mounted to Rp. 1.353,15 Billion compare Rp. 1.480,9 billion in 2009, or experiencing a correction amounting to (Rp. 127,76 Billion) or (8,63%). The amount of allocated investment value per December 31, 2010 is as follows: Cer tificate of Bank of Indonesia/FTO as much as Rp. 1.087,30 Billions, Recapitalization Bond as much as Rp. 268,52 Billions, Corporate Bond as much as Rp. 2 Billions, so that the rupiah-formed total investment is Rp. 1.348,44 Billions, whereas the financial investment in the form of foreign currency is Rp. 4,69 Billions, which consists of recapitalization bond as much as Rp. 4,33 Billions, and promissory note as much as Rp. 0,36 Billions.
6. Penyertaan Saham Bank Jateng melakukan penyertaan pada 2 perusahaan yaitu pada PT Sarana Jateng Ventura yang bergerak dibidang modal ventura posisi Desember 2010 sebesar Rp.1,576 milyar dengan kepemilikan sebesar 5,51% dengan nominal penyertaan sebesar Rp. 1,06 milyar dan PT.Sarana Lindung Upaya yang bergerak dibidang asuransi dengan kepemilikan sebesar 1,13% dengan nominal penyertaan sebesar Rp.0,51 milyar. Atas penyertaan tersebut dilakukan penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp. 15,76 juta. Dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 dengan penyertaan sebesar Rp. 1,536 milyar maka terdapat pertumbuhan sebesar Rp. 40 juta atau 2,60%
6. Share participation Bank Jateng does participation in two companies, to PT. Sarana Jateng Ventura, which is active in the sector of venture capital, which position in December 2010 is Rp. 1,576 Billions, which ownership is 5,51% with the participation nominal is Rp. 1,06 Billions and PT. Sarana Lindung Upaya, which is active in the sector of insurance, with the ownership of 1,33% and participation nominal of Rp. 0,51 Billions. Because of that participation, a written-off reserve value depreciation has been done as much as Rp. 15,76 Billions. Compared to the position on December 31, 2009, with participation as much as Rp. 1,536 Billions, there is a growth as much as Rp. 40 Millions or 2,60%.
173
7. Simpanan Nasabah Dengan segala keterbatasan yang ada pada Bank Jateng dan diikuti persaingan perbankan yang semakin komplek baik dibidang pelayanan, teknologi maupun tingkat suku bunga ternyata Bank Jateng masih tetap ekses, hal ini terbukti dengan meningkatnya simpanan nasabah yang berhasil dihimpun sebesar Rp.15.907,25 milyar per 31 Desember 2010, dari Rp.11.985,89 milyar per 31 Desember 2009 atau meningkat sebesar Rp.3.921,36 milyar atau 32,72 %.
7. Savings Bank Jateng still exists, despite its limits and more complex banking competition in the sectors of service, technology, and interest rate. It is proven by the increase of customer’s savings which is succeeded to be collected as much as Rp. 15.907,25 Billions per December 31, 2010, out of Rp. 11.985,89 Billions per December 31, 2009 or increases at Rp. 3.921,36 Billions or 32,72%.
Adapun simpanan nasabah ini terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka sebagai berikut :
The customer’s savings consisting of demand deposit, savings, and term savings are as follow:
7.1. Giro Giro yang telah berhasil dihimpun terdiri dari giro rupiah dan giro valuta asing (terutama berasal dari Dollar Amerika Serikat, Poudsterling Inggris, dan Euro), dengan total giro per 31 Desember 2010 sebesar Rp.3.783,27 milyar yang terdiri dari giro rupiah sebesar Rp.3.781,78 milyar dan giro valas sebesar Rp.1,49 milyar.
7.1. Demand deposit Demand deposit which is succeeded to be collected consists of Rupiah and Foreign currency ( especially comes from US Dollar, English Poundsterling, and Euro ), which total of demand deposit per December 31, 2010 is as much as Rp. 3.783,27 Billions, and consists of Rp. 3.781,78 Billions of Rupiah demand deposit and Rp. 1,49 Billions of foreign currency demand deposit. Compared to the position on December 31, 2010 of Rp. 3.783,27 Billions, which consists of rupiah demand deposit of Rp. 3.691,25 Billions and Rp 2,25 Billions of foreign currency, the total of demand deposit increases as much as Rp. 89,76 billions or 2,43%. Out of the total collected demand deposit, including wadiah demand deposit, each is for year 2010 as much as Rp. 14,75 Billions and in year 2009 as much as Rp. 2,03 Billions. Interest given to the customer of demand deposit, averagely, per year in the form of rupiah demand deposit is 4,85% in 2010 and 4% in 2009, whereas interest in the form of foreign currency is given as much as 2% in 2010 or in 2009.
Dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 sebesar Rp.3.693,51 milyar yang terdiri dari giro rupiah sebesar Rp.3.691,25 milyar dan giro valas sebesar Rp.2,25 milyar maka total giro mengalami peningkatan sebesar Rp.89,76 milyar atau 2,43 % Dari total giro yang berhasil dihimpun tersebut termasuk giro wadiah masing-masing untuk tahuan 2010 sebesar Rp.14,75 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp.2,03 milyar. Bunga yang diberikan kepada nasabah giro rata-rata per tahun dalam giro rupiah sebesar 4,85 % pada tahun 2010 dan 4% dalam tahun 2009, sedangkan untuk bunga dalam bentuk valas diberikan sebesar 2 % pada tahun 2010 maupun tahun 2009 7.2. Tabungan Berbagai jenis tabungan telah dimiliki oleh Bank Jateng yang terdiri dari : Tabungan Simpeda, Tabungan Bima, Tabungan Haji, Tabungan Qurban, Tabungan Hiprada, TabunganKu, Tabungan Wadiah, dan Tabungan Mudharabah.
174
Sampai dengan 31 Desember 2010 tabungan yang telah berhasil dihimpun sebesar Rp.5.126,65 milyar dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 sebesar Rp. 4.309,07 milyar maka total tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp.817,57 milyar atau 18,97 %.
By the end of December 31, 2010, the saving which is succeeded to be collected is Rp. 5.126,65 Billions, compared to the position on December 31, 2009 which is Rp. 4.309,07 Billions, the total saving increases at Rp. 817,57 Billions or 18,97%. ( Rp. 000.000.000,- )
JUMLAH TABUNGAN NASABAH BANK JATENG
5.126,65
Bank Jateng Total Savings
2010 2009 4.309,07
7.2. Savings Bank Jateng has various kinds of savings. They consist of Simpeda saving, Bima saving, Haji saving, Qurban saving, Hiprada saving, TabunganKu, Wadiah saving, and Mudharabah saving.
Dari total yang berhasil dihimpun tersebut termasuk tabungan wadiah dan tabungan mudharobah masing-masing untuk tahun 2010 sebesar Rp.6,73 milyar tabungan wadiah dan Rp 26,79 milyar tabungan mudharobah sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 2,73 milyar tabungan wadiah dan Rp.15,57 milyar tabungan mudharobah. TABUNGAN MUDHAROBAH & WADIAH BANK JATENG 2010 & 2009
From that total of collected saving, including wadiah saving and Mudharabah saving, each of them is for year 2010 as much as Rp. 6,73 Billions for wadiah saving and Rp. 26,79 Billions for Mudharabah saving. Whereas in 2009 is Rp. 2,73 Billions for wadiah saving and Rp. 15,57 Billions for Mudharabah saving.
20%
15%
Bank Jateng Mudharobah & Wadiah Saving 2010 & 2009
Tabungan Wadiah Wadiah Saving Tabungan Mudharobah Mudharobah Saving
80%
85% 2010
Bunga yang diberikan kepada penabung rata-rata per tahun sebesar 5,06 % pada tahun 2010 dan 4,6 % dalam tahun 2009.
2009
Interest given to the depositor per year in the average of 5,06% in 2010 and 4,6% in 2009.
175
7.3.
Simpanan Berjangka Berbagai jangka waktu dengan interval lebih dari 1 bulan sampai dengan diatas 12 bulan baik dalam nilai rupiah maupun valas dimiliki oleh Bank Jateng.
7.3.
Time deposit Bank Jateng owns various kinds of time deposit which interval is more than one month until above twelve months, either in rupiah or foreign currency.
(Rp. 000.000.000.-)
KEWAJIBAN SEGERA DIBAYAR
KEWAJIBAN SEGERA DIBAYAR
By the end of December 31, 2010, time deposit collected is Rp. 7.603,08 Billions compared to the position on December 31, 2009 as much as Rp. 4.783,85 Billions, so the total of time deposit increases Rp. 2.819,23 Billions or 58,93%. It is a significant enough growth.
Dari total simpanan berjangka yang berhasil dihimpun tersebut termasuk deposito mudharobah untuk tahun 2010 sebesar Rp. 97,11 milyar sedangkan pada tahun 2009 sebesar R p. 41,46 milyar berupa deposito mudharobah. Bunga yang diberikan tergantung dari jangka waktu penempatannya.
From the total of collected time deposit, Mudharabah is included in 2010, it is Rp. 97,11 Billions in 2009, while it was Rp. 41,46 Billions in 2009. It is in the form of Mudharabah deposit. Interest given depends on the term of placement.
8. Kewajiban
176
Kiriman uang yg masih harus dibayar PPH Pasal 22,23 Kreditur Bunga Deposito yang sudah jatuh tempo Jumlah
8. Liabilities
Total kewajiban pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 174,34 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 111,12 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp. 3.789,53 milyar atau 28,6 %,
Total liabilities at end-December 2010 amounted to Rp.174, 34 billion compared with December 2009 of Rp.111, 12 billion there is an increase of Rp. 3.789,53 billion or 28.6%,
Kenaikan kewajiban ini disebabkan meningkatnya simpanan nasabah pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 15.907.25 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 11.985.89 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp. 3.921,36 milyar atau 33,7 %.
The increase in liabilities is due to increased customer deposits at the end of December 2010 amounted to Rp. 15.907.25 billion compared with December 2009 of Rp. 11.985.89 billion, there is an increase of Rp. 3.921.36 billion or 33,7%.
Disamping kenaikan simpanan nasabah, meningkatnya kewajiban juga disebabkan oleh meningkatnya beban yang masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 17.041.59 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 13.252.05 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp. 157,41 milyar atau 29,6 %.
Besides the increase in customer deposits, increase in liabilities was also due to the increase in accrued expenses and other liabilities at the end of December 2010 amounted to Rp. 17.041.59 billion compared with December 2009 of Rp. 13.252.05 billion, there is an increase of Rp. 157,41 billion or 29.6%.
Sementara itu kewajiban segera Bank Jateng mengalami penurunan. Kewajiban segera pada akhir Desember 2010 sebesar Rp. 152.029 juta dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp. 198.866 juta terdapat penurunan sebesar Rp. 46.837 juta atau 30,8 %.
Meanwhile, the obligation of Bank Jateng immediately decreased. Current liabilities at the end of December 2010 amounted to Rp. 152 029 million compared to December 2009 amounting to Rp. There is a decrease of Rp. 198 866 million Rp. 46.837 million or 30.8%.
2009
LOAN ALOCATION BASED ON SECTORAL
132.182
184.729
Current Liabilities
Kreditur
Sampai dengan 31 Desember 2010 simpanan berjangka yang telah berhasil dihimpun sebesar Rp. 7.603,08 milyar dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2009 sebesar Rp. 4.783,85 milyar maka total simpanan berjangka mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.819,23 milyar atau 58,93% merupakan pertumbuhan yang cukup signifikan.
2010
9. Ekuitas.
Creditor Deposit in transit
2.078
2.635
17.731
11.498
PPH Pasal 22,23 Deposit in Current
37
4
Maturity
152.029
198.866
Total
9. Equity
Total ekuitas pada akhir Desember 2010 sebesar Rp.1.669,11 milyar dibandingkan dengan Desember 2009 sebesar Rp.1.524,73 milyar terdapat kenaikan sebesar Rp.144,38 milyar atau 9,47%, dari ekuitas tersebut modal yang telah disetor dan ditempatkan penuh pada Desember 2010 sebesar Rp.871,44 milyar terdiri dari saham seri A sebesar 482.017 lembar dan saham seri B sebesar 389.422 lembar, sedangkan pada Desember 2009 sebesar Rp.767,87 milyar terdiri dari saham seri A sebesar 378.451 lembar dan saham seri B sebesar 389.422 lembar.
Total equity by the end of December 2010 id Rp. 1.669,11 Billions compared to December 2009 of Rp. 1.524,73 Billions. There is an increase at Rp. 144,38 Billions or 9,47% from the equity, fully capital paid and placed in December 2010 is Rp. 871,44 Billions consists of A series stock of 482.017 pieces and B series stock of 389.422 pieces, while in December 2009, it was Rp. 767,87 Billions, consisting of 378.451 pieces of A series stock and 389.422 pieces of B series stock.
(Rp. 000.000,-)
PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI
URAIAN
2010
2009
871.439 76.005 339.081 382.587
767.873 70.499 252.249 434.156
DESCRIPTION
Growth of Own Capital
Modal Saham Setoran Modal yg belum ditempatkan Cadangan Saldo Laba
10. RASIO KECUKUPAN MODAL Rasio kecukupan modal merupakan syarat utama untuk kelangsungan Bank, CAR pada tahun 2010 sebesar 17,23% dibanding tahun 2009 sebesar 20,52% maka mengalami penurunan sebesar 3,29% selanjutnya perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum nampak dalam dibawah ini :
Capital Stocks Unissued Capital Reserve Retained Earnings
10. CAPITAL ADEQUACY RATIO The capital adequacy ratio is a key condition for the continuity of the Bank, CAR in 2010 amounted to 17.23% compared to the year 2009 amounted to 20.52% then declined by 3.29% then the calculation of capital adequacy appears in the following :
177
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Calculation Providing Minimum Capital POS POS (Post Post)
I. KOMPONEN MODAL A. Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal 2.1 Faktor Penambah *) a. Agio b. Modal Sumbangan c. Cadangan Umum d. Cadangan Tujuan e. Laba Tahun Tahun lalu yg dapat diperhitungkan (100%) f. Laba Tahun Berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) g. Selisih lebih karena penjabaran Laporan Keuangan h. Dana Setoran Modal i. Waran yang di terbikan j. Opsi saham yg diterbitkan dlm rangka program program kompensasi berbasis saham (50%) 2.2 Faktor Pengurang *) a. Agio b. Rugi Tahun tahun lalu yang dapat diperhitungkan c. Rugi Tahun Berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) d. Selisih kurang karena penjabaran Laporan Keuangan e. Pendapatan Komprehensif Lain : Kerugian dr Penurunan nilai wajar atas penyertaan dlm kategori tersedia untuk dijual f. Selisih kurang PPA dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas aset Produktif g. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan dalam trading book. 3. Modal Inovatif *) 3.1 Surat Berharga Subordinasi (prepetual non kumulatif) 3.2 Pinjaman Subordinasi (prepetual non kumulatif) 3.3 Instrumen Modal Inovatif Lainnya 4. Faktor Pengurang Modal 4.1 Goodwill 4.2 Aset tidak berwujud lainnya 4.3 Penyertaan (50%) 4.4 Kekurangan Modal pada perusahaan anak asuransi (50%) 5. Kepentingan Minoritas B. Modal Pelengkap 1. Level Atas (Upper Tier2)*) 1.1 Saham Preferen (prepetual kumulatif) 1.2 Surat berharga subordinasi (prepetual kumulatif) 1.3 Pinjaman Subordinasi (prepetual kumulatif) 1.4 mandatory Convertible Bond 1.5 Modal Inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal Inti 1.6 Instrumen Modal Pelengkap level atas (Upper tier2) lainnya 1.7 Revaluasi aset Tetap 1.8 Cadangan Umum Aset Produktif (maks 1,25% ATMR) 1.9 Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningka tan nilai wajar atas penyertaan dlm kategori Tersedia untuk Dijual (45%) 2. Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti*) 2.1 Reddmable preference shares 2.2 Pinjaman atau obligasi sub ordinasi yg dapat diperhitungkan 2.3 Instrumen Modal Pelengkap level bawah (lower Tier2) lainnya 3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap *) 3.1 Penyertaan (50%) 3.2 Kekurangan Modal pada perusahaan anak asuransi (50%) C. Faktor Pengurang Modal Inti & Modal Pelengkap - Eksposur Sekuritisasi D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENANTISIPASI RISIKO PASAR II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) III. TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E) IV. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO KREDIT **) V. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UTK RESIKO OPERASIONAL VI. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UTK RESIKO PASAR VII. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UTK RESIKO KREDIT & RISIKO OPERASIONAL (II:(IV+V) VIII. ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (III:(V+VI))
178
2010
(Rp. 000.000.000.-) ACCOUNT
2009
(Account)
1,455,754 871,439 585,095 606,380 0 0 0 339,081 0 191,294 0 76,005 0
1,307,649 767,873 539,776 539,776 0 0 0 252,249 0 217,078 0 70,449 0
0
0
21,285 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 780 0 0 780 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
91,617 92,397 0 0 0 0 0 0 0 92,397
82,541 84,077 0 0 0 0 0 0 0 84,077
0 0 0 0 0 780 780 0
0 0 0 0 0 1,536 1,536 0
0
0
0 0
0 0
1,547,371 1,547,371
1,390,190
7,391,784 1,586,038 1,180 17.24 %
6,726,172 0 49,842 20.67 %
17.23 %
20.52 %
1,390,190
I. CAPITAL COMPONENTS A. Core Capital 1. Paid in Capital 2. Disclosed Reserves 2.1 Enhancer factor a. Agio b. Donated Capital c. General Reserve d. Appropriated Reserve e. Previuos Year Earning After Tax Calculated (100%) f. Current Year Earnings After Tax Calculated (50%) g. Earning After Tax Calculated h. Funds For Paid Up Capital i. Warrants Issued j. Stock options In issued in Order stock-based compensation programs (50%) 2.2 Reduction factor *) a. Agio b. Previous Year Losses Calculated c. Current Year Losses calculated (100%) d. Excess Caused of The Translation of Financial Statements e. Other Comprehensive Income: Loss from decline in fair value for inclusion in the category available for sale f. Excess Reserves PPA and Impairment Losses on Earning assets g. Excess of fair value adjustments of financial instruments in the trading book.
3. Innovative Capital *) 3.1 Subordinated Securities (prepetual non cumulative) 3.2 Subordinated Loan (prepetual non cumulative) 3.3 Other Innovative Capital Instruments 4. Capital Reduction Factor 4.1 Goodwill 4.2 Other intangible assets 4.3 Equity Participation (50%) 4.4 Lack of capital in insurance subsidiaries (50%) 5. Minority interests B. Supplementary Capital 1. Upper Level (Upper Tier2) *) 1.1 Preferred Stock (Cumulative Perpetual) 1.2 Subordinated Securities (Cumulative Perpetual) 1.3 Subordinated Loan (Cumulative Perpetual) 1.4 Mandatory Convertible Bond 1.5 Innovative Capital Uncosidered as a Core Capital 1.6 Other Supplementary Capital Instruments upper level (Upper tier2) 1.7 Fixed assets revaluation 1.8 General Reserves Earning Assets (max 1.25% RWA) 1.9 Other comprehensive income: gains from increase in fair value for inclusion in the category Available for Sale (45%) 2. Bottom Level 2.1 Reddmable preference shares 2.2 Loan or sub-ordinated bonds calculated 2.3 Other Supplementary Capital Instruments bottom level (lower Tier2) 3. Capital Reduction Factor Complementary *) 3.1 Equity Participation (50%) 3.2 Lack of capital in insurance subsidiaries (50%) C. Reduction Factor Core Capital & Supplementary Capital - Securitization Exposures D. Additional Complementary Capital Meets Requirements (Tier 3) E. ADDITIONAL SUPPLEMENTAL CAPITAL ALLOCATED TO ANTICIPATE MARKET RISK II. TOTAL CORE AND SUPPLEMENTARY CAPITAL (A + B-C) III. TOTAL CORE CAPITAL, SUPPLEMENTAL AND SUPPLEMENTARY CAPITAL ALLOCATED TO ANTICIPATE MARKET RISK (A + B-C + E) IV. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK **) V. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) for OPERATIONAL RISK VI. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) for MARKET RISK VII. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) to CREDIT & RISK OPERATIONAL RISK (II: (IV + V) VIII. RISK WEIGHTED ASSETS (RWA) FOR CREDIT RISK, RISK OPERATIONAL AND MARKET RISK (III: (V + VI))
11. HASIL OPERASIONAL 11.1. Pendapatan Pendapatan bank terdiri dari pendapatan operasional dan pendapatan non operasional, pada tahun 2010 total pendapatan sebesar Rp.2.506,22 milyar yang terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp. 2.468,13 milyar dan pendapatan non operasional sebesar Rp.38,09 milyar. Sedangkan pada tahun 2009 total pendapatan sebesar Rp. 2.191,81 milyar yang terdiri dari pendapatan operasional sebesar Rp. 2.181,13 milyar dan pendapatan non operasional sebesar Rp. 10,68 milyar. Sebagaimana usaha bank utamanya adalah kredit dan penempatan pada Bank Indonesia maupun Bank Lain serta investasi keuangan sehingga kontribusi pendapatan berupa bunga pada tahun 2010 sebesar 93,67% dan pada tahun 2009 sebesar 93,51% sehingga pada tahun 2010 terdapat kenaikan sebesar 0,16%.
11. OPERATIONAL RESULT 11.1. Income Bank income consists of operational and non-operational incomes, and in 2010, the total income is Rp. 2.506,22 Billions, which consists of Rp. 2.468,13 Billions for operational income and Rp. 38,09 Billions for non-operational income. While in 2009, the total income is Rp. 2.191,81 Billions, which consists of Rp. 2.181,13 Billions for operational income and Rp. 10,68 Billions for non-operational income. The main Bank business in the loan and placement of Bank of Indonesia or other Banks and also financial investment so that income contribution in the form of interest in 2010 is 93,67% and 93,51% in 2009, so that there is and increase of 0,16% in 2010.
(Rp. 000.000.000.-) PENDAPATAN
PERKEMBANGAN PENDAPATAN
2010
2009
REVENUE
Devolpment of Revenue
Pendapatan Operasional Pendapatan Non Operasional
2.468,13 38,09
2.181,13 10,68
Operational Revenue Non Operational Revenue
Jumlah
2.506,22
2.191,81
Total
11.2. Biaya. Biaya bank terdiri dari biaya operasional dan beban non operasional, pada tahun 2010 total biaya sebesar Rp. 1.979,35 milyar yang terdiri dari biaya operasional sebesar Rp.1.960,27 milyar biaya non operasional sebesar Rp.19,08 milyar. Sedangkan pada tahun 2009 total biaya sebesar Rp. 1.585.74 milyar yang terdiri dari biaya operasional sebesar Rp. 1.555,94 milyar dan biaya non operasional sebesar Rp. 29,89 milyar.
11.2. Expenses Bank’s expenses consist of operational and non-operational expenses, where in 2010, the total expense is Rp. 1.979,35 Billions, which consists of Rp. 1.960,27 Billions for operational expenses and Rp. 19,08 Billions for non-operational expenses.
Sebagaimana usaha bank utamanya adalah penghimpunan dana yang mengakibatkan timbulnya beban bunga sebesar Rp. 1.090,26 milyar sehingga kontribusi beban bunga pada tahun 2010 sebesar 55,08% dan pada tahun 2009 sebesar 56,13%.
As Bank business, mainly is fund raise which causes the emerge of interest liability as much as Rp. 1.090,26 Billions, so that the contribution of liability in 2010 is 55,08% and 56,13% in 2009.
While in 2009, the total expense is Rp. 1.585,74 Billions, which consists of Rp. 1.555,94 Billions for operational expenses and Rp. 29,89 Billions for non-operational expenses.
179
(Rp. 000.000.000.-) BIAYA
PERKEMBANGAN BIAYA
2010
2009
COST
Development of Cost Pendapatan Operasional Pendapatan Non Operasional
1.960,27 19,08
1.555,94 29,89
Operational Revenue Non Operational Revenue
Jumlah
1.979,35
1.585,74
Total
12. TINGKAT KOLETABILITAS (NPL) Setiap kredit yang disalurkan pada nasabah, Bank akan selalu menanggung resiko atas permasalahan kredit yang akan terjadi, baik yang berupa diperlukan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet, sebagai berikut :
11.3. Business Earning The corporate principle is prudential banking, so every loan distribution or placement is tried to lessen the emerged risk, and also, in the fund raise. It is tried to gain cheap fund so that adequate margin is hoped and gained.
Pada tahun 2010 Bank Jateng mampu memperoleh keuntungan sebelum pajak sebesar Rp.526,87 milyar dan pada tahun 2009 diperoleh keuntungan sebesar Rp.606,08 milyar, sedangkan keuntungan bersih setelah pajak pada tahun 2010 sebesar Rp.382,59 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp.434,16 milyar.
In 2010, Bank Jateng is able to gain profit before tax as much as Rp. 526,87 Billions and in 2009, the profit is Rp. 606,08 Billions. While after tax earning in 2010 is Rp. 382,59 Billions and Rp. 434,16 Billions in 2009.
(Rp. 000.000,-) URAIAN
PERKEMBANGAN HASIL USAHA Development of Operation Result
Pendapatan Bunga
2.100.000
2.383.886
DESCRIPTION
Interest Income
Beban Bunga
1.090.256
890.145
Interest Expenses
Pendapatan Bunga Bersih
1.293.630
1.209.855
Net Interest Income
84.239
81.133
Other Operating Income
Beban Operasional Selain Bunga
870.015
665.699
Other Operating Expenses
Laba Operasional
424.071
625.289
Operating Earnings
19.012
(19.214)
Non Operating Income (Expenses)n - Nett
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
526.866
606.075
Earnings Before Tax
Taksiran Pajak Penghasilan
144.279
171.919
Estimated Income Tax
Laba Bersih
382.587
434.156
Nett Earnings
Jumlah Lembar Saham
871.439
767.873
Total Sheet Share
Pendapatan Operasional Selain Bunga
Pendapatan (Beban) Non Operasional Bersih
Laba Bersih per Saham
180
2009
2010
439.029
+ _
565.400
Nett Earnings per Share
Any loans extended by the customer, the Bank will always bear the risk of credit problems that will occur, whether in the form required special attention, substandard, doubtful and loss, as follows: (%)
PERKEMBANGAN KOLEKTIBILITAS KREDIT 11.3. Laba Usaha. Sebagaimana prinsip perusahaan adalah prodencial banking, maka setiap penyaluran kredit maupun penampatan diusahakan untuk memperkecil risiko yang timbul, demikian juga dalam penghimpunan dana diusahakan untuk memperoleh dana murah sehingga diharapkan akan diperoleh margin yang memadai.
12. NON PERFORMING LOAN
Development of Credit Collectibility
KREDIT KOLEKTIBILIAS
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
13. KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG (DTE)
2010
2009
98,97 0,50
99,26 0,48
0,06 0,11 0,36
0,05 0,04 0,16
100,00
100,00
CREDIT COLLECTIBLE
Current Special Mention Sub Standart Doubtfull Loss Total
13. DEBT TO EQUITY RATIO
Seiring dengan semakin berkembangnya Bank Jateng yang berdampak terhadap kepercayaan masyarakat, maupun lembaga lain yang semakin meningkat, mengakibatkan sumber dana yang dihimpun menjadi semakin besar, namun demikian peningkatan dana tersebut belum dapat diimbangi dengan kemampuan para pemegang saham untuk memenuhi kebutuhan modal. Akibatnya kemampuan Bank untuk membayar hutang mengalami penurunan dari setiap hutang.
Along with the development of Bank Jateng that affect the public trust or other institution that has increased, resulting in sources of funds raised are even higher, however, increased funding can not be offset by the ability of shareholders to meet capital requirements. As a result the ability of the Bank to pay the debt has decreased from every debt.
Kondisi ini ditunjukkan pada tabel berikut. Pada tahun 2009 Debt To Equity Ratio (DER) 8,69% sedangkan pada tahun 2010 Debt To Equity Ratio (DER) meningkat menjadi 10,21%.
This condition is shown in the following table. In 2009 Debt To Equity Ratio (DER) of 8.69% while in 2010 Debt To Equity Ratio (DER) increased to 10.21%. ( Rp. 000.000.000,- )
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG Development of Ability to Pay Debt
URAIAN
Kewajiban Modal DER
2010
2009
DESCRIPTION
17.041,59
13.252,05
Liabilities
1.669,11 10,21
1.524,73 8,69
Equity DER
181
14. KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
14. COOPERATION WITH THE THIRD PARTIES
Guna meningkatkan kinerja Bank Jateng maka pada tahun 2010 telah dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bentuk pengelolaan.
INSTANSI
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA Cooperation with Third Parties
1. Sektor Dana - Pemerintah Regional Jawa Tengah
In order to increase Bank Jateng performance, in 2010, a cooperation with many parties in the form of management has been done.
BENTUK KERJASAMA (form of cooperation) Pengelolaan Keuangan Daerah | Regional Finance Management
INSTITUTION
Jasa Layanan ATM | ATM Services
Rintis Sejahtera -
- Arta Jasa Pembayaran Elektronis
Jasa Layanan ATM | ATM Services
Arta Jasa Pembayaran Elektronis -
- PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero - PT. Arindo Utama - PT. Gerbang Sinergi Prima
Pembayaran Hari Tua | Payment of Pension Payment of Electricity Bill | Pembayaran Listrik Payment of Electricity Bill | Pembayaran Listrik Penyedia Data Komunikasi | Providing Data Comm.
+ _
From the average funds rate, by 2010 amounted to 6.57% compared to the year 2009 of 6.91%. Then in 2010 occurred in fund raising efficiency. Meanwhile, average lending rates in 2010 amounted to 13.68% compared to the year 2009 of 15.14%. With the decline in lending rates and interest rates funds show that Bank Jateng compete with other banks in terms of the imposition of interest rates. The development of average rates can be seen in the following table :
TAHUN
Fund Sector .1 Regional Govt. in Central Java -
- Rintis Sejahtera - PT. Taspen
Dari rata-rata suku bunga dana, pada tahun 2010 sebesar 6,57% dibandingkan tahun 2009 sebesar 6,91%. Maka pada tahun 2010 terjadi efisiensi dalam penghimpunan dana. Sementara rata-rata suku bunga kredit pada tahun 2010 sebesar 13,68% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 15,14%. Dengan penurunan suku bunga kredit maupun suku bunga dana menunjukkan bahwa Bank Jateng mampu bersaing dengan bank lain dalam hal pengenaan suku bunga. Perkembangan rata-rata suku bunga tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
PT. Taspen PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero PT. Arindo Utama PT. Gerbang Sinergi Prima -
PERKEMBANGAN RATA-RATA BUNGA DANA & KREDIT Average Growth Rate of Funds and Loan
URAIAN
2010
DESCRIPTION 2009
Rata - Rata Suku Bunga Dana
6,57 %
6,91 %
Average Interest Rate of Funds
Rata - Rata Suku Bunga Kredit
13,58 %
15,14 %
Average Interest Rate of Loan
Payment of Electricity Bill | Pembayaran Listrik - PT. Radio Kumboro Budi Bahaduri Radika
Promosi Produk | Product Promotions
Widyaswara, PT. Dreamlight World Media RRI dan TVRI - CV. Prima Kahrisma
PT. Radio Kumboro Budi Bahaduri Radika Widyaswara, PT. Dreamlight World Media RRI dan TVRI
Pembuatan Waktu Puasa | Making of Fasting Time Signal
2. Sektor Pinjaman - Assuransi Askrindo dan Assuransi Jamkrindo - PT. Assuransi Raya - Balai Lelang PT. Triagung Lumintu - Pemerintah Republik Indonesia
Loan Sector .2 Jaminan KUR | Warranty of KUR Jaminan Asuransi | Issue of Insurance Penyelenggara Lelang | Auction Organizer Subsidi Finansial | Financial Subsidiary
15. KEJADIAN PENTING SELAMA TAHUN 2010
15. IMPORTANT EVENT IN 2010
CV. Prima Kahrisma -
Assuransi Askrindo dan Assuransi Jamkrindo PT. Assuransi Raya Balai Lelang PT. Triagung Lumintu Pemerintah Republik Indonesia -
Adapun kejadian-kejadian penting selama tahun 2010 adalah sebagai berikut :
The important events during 2010 are as follows:
15.1. Diselenggarakan RUPS pada tanggal 30 April 2010 yang membahas antara lain :
15.1.
RUPS held on April 30, 2010, which discussed, among others :
Pinjaman | Loan - PT. Kebon Agung
Program Pinjaman | Loan Program
3. Sektor Teknologi - PT. Pantharhal Technology - PT. Veda Praxis
PT. Kebon Agung Technology Sector .3
Konsultan TSI | TSI Consultant Konsultan TI | IT Consultant
PT. Pantharhal Technology PT. Veda Praxis -
Konsultan Audit IT | TI Audit Consultant Konsultan Pengembangan Pusat Data & Pemulihan Data | Plan Consultant for Development Data Center & Recovery - PT. Multipolar Tbk - PT. Treemas Solusi Utama
Pembelian Mesin AS-400 | Pyrchase of AS-400 Machine Konsultan ATM Syariah | Sharia ATM Consultant
- JH. Purnama
Tampilan Program PSAK | PSAK Program Interface
JH. Purnama -
- PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Enterprise
Servis Telekomunikasi | Telecomunication Service
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Enterprise -
Regional - IV
Regional - IV
4. Sektor Sumber Daya Manusia
182
PT. Multipolar Tbk PT. Treemas Solusi Utama -
Human Resource Sector .4
- PT. Adita Faras Jaya
Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider
- PT. Huta Inspira
Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider
PT. Huta Inspira -
- PT. Adi Mitra Pratama
Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider
PT. Adi Mitra Pratama -
- PT. Asia Outsourcing Service
Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider
PT. Asia Outsourcing Service -
- PT. Grinatha
Jasa Penyedia Outsorcing | Outsorcing Provider
PT. Grinatha -
PT. Adita Faras Jaya -
Peningkatan modal disetor sebesar Rp. 103.566.000.000,-- yang berasal dari setoran tunai sebesar Rp. 102.278.000.000,- dan setoran yang berasal dari hasil penarikan AMU sebesar Rp. 1.288.000.000,- sehingga modal Bank Jateng mengalami peningkatan dari Rp. 767.873.000.000,- pada tahun 2009 menjadi Rp. 874.439.000.000,- pada tahun 2010. RUPS tersebut disahkan melalui akta notaris nomor 201 tanggal 30 April 2010 oleh notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM. 15.2. Promosi, rotasi dan mutasi pegawai untuk mendukung kelancaran jalannya usaha telah dilaksanakan, demikian juga, penerapan disiplin pegawai melalui sanksi pemecatan juga dilaksanakan. Adapun rincian kejadian ini adalah sebagai berikut :
Increased paid up capital of Rp.103.566.000.000,which comes from cash deposits amounting to Rp.102.278.000.000, - and deposit the proceeds of the withdrawal of AMU for Rp. 1.288.000.000, so that the capital increase of Bank Jateng Rp. 767.873.000.000, - in the year 2009 to Rp. 874.439.000.000, - in the year 2010. RUPS is passed through a notary deed number 201 dated 29 April 2010 by Notary Prof. Dr.Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM. 15.2.
Promotion, rotation and moving staff to support the business operation has been carried out, as well as, the application of employee discipline through dismissal sanction was also implemented. The details of this incident are as follows :
183
PRROMOSI, ROTASI & MUTASI & SANKSI Total Promotion, Rotation, Mutation & Fired
JUMLAH PEGAWAI
KATEGORI
Number of Employee
Promosi
108
Promotion
Rotasi
277
Rotation
Mutasi
178
Mutation
12
Fired
Sanksi PHK
184
CATEGORY
15.9. Penetapan Bank Jateng sebagai pilot project pengembangan Bank Regional Champion oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 Desember 2010 di BI Jakarta yang dihadiri oleh seluruh BPD SI. Penetapan ini menjadi tonggak Bank Jateng untuk menjadi champion di Jawa Tengah. Penandatanganan Kesepakatan BPD Regional Champion tanggal 21 Desember 2010 Pada acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, DPRD Jawa Tengah, Komisaris dan Direksi Bank Jateng.
15.9.
15.10. Penggantian dan pemasangan mesin AS 400 pada tanggal 03 Nopember 2010 sesuai persetujuan Direksi nomor 0358/HT.01.01/2010 dengan mesin baru ini sejumlah kendala layanan operasional seperti proses end of day dapat diatasi dan layanan kepada nasabah meningkat pesat.
15.10. Replacement and installation of machinery AS 400 on the date November 03, 2010 according to the Board of Directors approval number 0358/HT.01.01/2010 with this new machine a number of constraints of operational services such as end of day process to overcome and services to customers increased rapidly.
15.11. Pemakaian sistem PSAK 50/55 diberlakukan dengan mendasarkan pada SK. Direksi Nomor 0334/HT.01.01/2010 tanggal 30 September 2010 perihal penetapan kebijakan perkreditan terkait dengan penetapan PAPI 2008 dan PSAK 50/55.
15.11. Use of PSAK 50/55 system imposed by basing on the SK. Number 0334/HT.01.01/2010 Directors September 30, 2010 regarding the establishment of credit policies related to the determination of PAPI 2008 and PSAK 50/55.
Determination of Bank Jateng as a pilot project development Champion Regional Banks by Bank Indonesia on December 21, 2010 in BI Jakarta which was attended by entire BPD SI. Determination is a milestone of Bank Jateng to become champion in Central Java. Signing of Agreement BPD Regional Champion on December 21, 2010 At the ceremony attended by Governor of Central Java, Central Java Parliament, Commissioners and Directors of Bank Jateng.
15.3. Direktur Pemasaran, Sri Basuki Hartono disetujui sebagai Direktur UUS sesuai surat Bank Indonesia nomor 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/R ahasia tanggal 11 Pebruari 2010.
15.3.
Sri Basuki Hartono, Director of Marketing approved as a Director pursuant to the letter of Bank Indonesia UUS number 12/5/DPbS/PAdBS/Sm/Rahasia number dated 11 February 2010.
15.4. Pembukaan jaringan kantor kategori Kantor Cabang di Jakarta sesuai surat Bank Indonesia Nomor 12/16/APBU/Sm tanggal 18 Pebruari 2010 perihal permohonan ijin pembukaan Kantor Cabang.
15.4.
The opening of the office network in Jakarta Branch category according to Bank Indonesia Regulation Number 12/16/APBU/Sm letter dated February 18, 2010 concerning applications for permission opening the branch office.
15.5. Pembukaan Kantor Cabang Syariah Semarang pada tanggal 12 Maret 2010 sesuai persetujuan Bank Indonesia nomor 12/27/Dpbs/PAdBs/Sm tanggal 17 Pebruari 2010 perihal permohonan rencana pembukaan Kantor Cabang Syariah Semarang.
15.5.
Opening of a Sharia Branch Office on March 12, 2010 according to Bank Indonesia approval 12/27/Dpbs/PAdBs/Sm number dated February 17, 2010 concerning the application of Sharia Branch Office opening plan Semarang.
15.6. Pembukaan Cabang Pembantu ( KCP ) konvensional sebanyak 4 buah yang tediri dari KCP Karangkobar – Banjarnegara tanggal 9 Agustus 2010, KCP Kerjo – Karanganyar tanggal 9 Agustus 2010, KCP Sumpyuh – Purwokerto tanggal 23 Agustus 2010, KCP Purwantoro – Wonogiri tanggal 6 September 2010.
15.6.
Opening Branch (KCP) as much as 4 conventional consisting of KCP Karangkobar - Banjarnegara August 9, 2010, KCP Kerjo - Karanganyar August 9, 2010, KCP Sumpyuh - Purwokerto August 23, 2010, KCP Purwantoro - Wonogiri September 6, 2010
15.12. Bank Jateng ditunjuk sebagai salah satu Bank penyalur Kredit Usaha Rakyat sesuai persetujuan Menteri Keuangan nomor KEP-07/M. EKON/01/2010 tanggal 25 Januari 2010 perihal penambahan bank pelaksana KUR. Melalui KUR, Bank Jateng menambah ketersediaan skim untuk pemberdayaan UMKM.
15.12. Bank Jateng appointed as one of a People's Bank Business Credit suppliers as approved by the Minister of Finance number KEP-07 / M. EKON/01/2010 dated January 25, 2010 regarding the addition of KUR executing bank. Through KUR, Bank Jateng increase the available schemes for the empowerment of UMKM.
15.7. Pembukaan Kantor Kas sebanyak 2 Kantor Kas, Payment Point sebanyak 5 Payment Point, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebanyak 3 ATM di RSUD Sragen, Tawangmangu, Kantor Pemkab Pati yang dilaksanakan secara serentak pada tanggal 11 Januari 2010 dan 1 ATM di Kantor Cabang Jakarta yang dibuka pada tanggal 4 Maret 2010.
15.7.
Opening of Cash Office as much as 2 Cash Office , Payment Point of 5 Payment Point, Automated Teller Machine (ATM) as much as 3 ATM in Sragen Hospital, Tawangmangu, Pati Regency Office held simultaneously on January 11, 2010 and an ATM at Jakarta Branch Office opened in March 4, 2010.
15.13. Sepanjang tahun 2010, terdapat kejadian yang bersifat luar biasa khususnya terkait dengan operasional perusahaan yang dalam hal ini berupa pengadaan kendaraan dinas operasional seperti pengadaan 40 unit Toyota Avanza, 1 unit Honda Accord untuk Direksi dan pengadaan mesin AS 400 untuk menunjang pelayanan berbasis IT.
15.13. During the year 2010, there are events that are extraordinary, especially related to the operation of companies that in this case a provision of operational service vehicles such as Toyota Avanza procurement of 40 units, 1 unit of the Honda Accord to the Board of Directors and the procurement of AS 400 machines for supporting IT-based services.
15.8. Pembukaan jaringan office channeling unit usaha syariah sejumlah 35 office channeling di seluruh Jawa Tengah untuk mendukung layanan syariah bagi masyarakat secara serentak pada tanggal 18 Maret 2010.
15.8.
Opening the network office channeling sharia business unit with 35 office in all of Central Java to support services for the community sharia simultaneously on March 18, 2010.
15.14. Disamping itu juga penyelesaian sejumlah kredit yang dihapusbuku dengan nilai yang cukup signifikan pada akhir tahun 2010 yang mencapai lebih dari 18 miliar rupiah.
15.14. Besides that, the settlement of a number of credit with significant enough value at the end of 2010 that reached more than 18 millions rupiahs.
.
185
16. Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan
16. Significant Events After The Reporting Date
16.1. Pencapaian percepatan penyaluran KUR yang ditandai dengan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal akad kredit massal dalam 1 (satu) hari terbanyak, yaitu 648 debitur dengan nominal Rp. 40.000.000.000 (empat puluh milyar) pada tanggal 02 April 2011.
16.1.
16.2. Penyelenggaraan Working Group dengan seluruh jajaran kredit dalam rangka menyusun strategi percepatan penyaluran kredit produktif pada bulan Januari 2011. Kegiatan ini menjadi tonggak penting membangun pedoman menuju Regional Champion.
16.2.
Achievement of the acceleration distribution is marked by award-KUR Indonesian Record Museum (MURI) in terms of credit agreement of mass within 1 (one) day ever, namely the debtor with a par 648. with amount of 40. 000 million (forty billion) on April 2, 2011. Implementation Working Group with the whole range of credit in order to strategize the acceleration of productive lending in January 2011. This event became an important milestone toward building the guidelines Regional Champion.
Rencana reposisi Direksi Bank Jateng adalah sebagai berikut :
NAMA Name
RENCANA REPOSISI DIREKSI
Drs. Hariyono, MM
Director’s Repotitioning Plan
Drs. Bambang Widyanto
186
16.3.
16.4. Untuk calon Komisaris yang diangkat kembali untuk masa jabatan 2012 – 2015 diusulkan sebagai berikut : Drs. Hadi Prabowo, MM sebagai Komisris Utama. Drs. Sriyadhi, MM sebagai Komisaris Independen. Prof. Dr. Imam Gozhali, MC,Akt. sebagai Komisaris Independen.
16.4.
Implementation of RUPS on 29 April 2011 recommending to propose candidates for Board of Commissioners namely Mr. Hardiwan and Mr. Ispriyanto, SE, MM judged worthy enough to be considered as a candidate trying to replace the Independent Commissioner Dra. Utami Handayani. Furthermore, Board of Committee member can be considered and recommended approval of the next RUPS be submitted to Bank Indonesia to do the Fit and Proper Test. If it turns out the two or when one who passed the General Meeting, which will come into force and the candidate set in divinitif until December 31, 2015. If not passed both, the Directors or Commissioners report to the Controlling Share Holders.
For candidates who re-appointed Commissioner for the term 2012 - 2015 is proposed as follows: Drs. Hadi Prabowo, MM as the President Commissioner. Drs. Sriyadhi, MM as an Independent Commissioner. Prof.. Dr. Imam Gozhali, MC, Akt. as an Independent Commissioner.
TUGAS LAMA Previous Duty
Basuki Sri Hartono, S.Sos.
President Director
President Director
Direktur Umum
Direktur Pemasaran
Direktur Operasional Operational Director
Direktur Kepatuhan Compliance Director
17. Hal – hal Kejadian Penting Yang Akan Terjadi Dimasa Mendatang :
New Duty
Direktur Utama
Marketing Director
Arso Budidono
TUGAS BARU
Direktur Utama
General Affair Director
Joko Sambodo
16.3. Pelaksanaan RUPS pada tanggal 29 April 2011 merekomendasikan untuk mengusulkan calon anggota Dewan Komisaris yaitu Sdr. Hardiwan dan Sdr. Ispriyanto,SE,MM dinilai cukup layak untuk dicoba dipertimbangkan sebagai calon Komisaris Independen mengganti Dra. Utami Handayani. Selanjutnya anggota Dekom tersebut dapat dipertimbangkan dan diusulkan persetujuan RUPS selanjutnya disampaikan ke Bank Indonesia untuk melakukan Fit and Proper Test. Apabila ternyata kedua – duanya atau bila salah satu yang lulus maka RUPS yang akan datang menetapkan calon serta mulai berlaku secara divinitif sampai tanggal 31 Desember 2015. Apabila tidak lulus keduanya, Direksi atau Komisaris melaporkan kepada Pemegang Saham Pengendali.
Directors of Bank Jateng repositioning plan is as follows :
Direktur Operasional Operational Director
Direktur Umum General Affair Director
Direktur Pemasaran Marketing Director
Direktur Kepatuhan Compliance Director
17. Important Events that Will Happen in the future :
17.1. Penambahan jaringan, berupa pembukaan Kantor Cabang dan Cabang Pembantu diluar Wilayah Jawa Tengah, pembukaan Cabang Pembantu di Wilayah Jawa Tengah dan peningkatan jumlah jaringan ATM dalam rangka meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
17.1.
Additional network, opening a branch office and outside the Region Branch of Central Java, opening branch in Central Java and the increasing number of ATM networks in order to improve services to the community.
17.2. Penambahan modal disetor Bank Jateng.
17.2.
Additional paid-in capital of Bank Jateng.
17.3. Pengembangan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bank Jateng.
17.3.
Development of Organizational Structure and Administration of Bank Jateng.
187
18. Deviden Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 29 April 2011, besarnya de viden pada tahun 2010 ditetapk an sebesar 61, 5% dar i laba setelah pajak a t a u s e b e s a r Rp. 235.290.949.227,- meningkat 13,49 % dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp. 217.077.860.689,-.
18. Devidend Based on the decision of the General Meeting of Shareholders (AGM) on April 29, 2011, the amount of dividend in the year 2010 set at 61.5% of net profit after tax, or Rp. 235.290.949.227, - increased by 13.49% compared to the year 2009 which amounted to Rp. 217.077.860.689, -.
Sedangkan jumlah lembar saham pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebanyak 103.566 lembar dibanding tahun 2009 sehingga menjadi 871.439 lembar. Dengan demikian laba per lembar saham tahun 2010 sebesar Rp. 439.029,-. Sebagai catatan penurunan laba pada tahun 2010 dikarenakan telah dilakukan pencadangan tantiem yang diberikan kepada Dewan Pengawas dan Direksi serta jasa produksi kepada karyawan Bank yang mana kedua pos tersebut dicadangkan pada tahun 2009. Adapun rincian dividen sebagaimana tabel berikut :
While the number of shares in 2010, an increase of 103,566 shares compared to the year 2009 so the 871,439 shares. Thus, earnings per share in 2010 amounted to Rp. 439.029, -. For the record decline in 2010 earnings due allowance has been provided bonuses given to the Board of Trustees and Directors and production services to the employees of Bank of which the second post is reserved in the year 2009. As for details of dividend as the following table :
PEMBAGIAN DEVIDEN Devident Distribution
URAIAN
20. Peningkatan Aktiva Tetap Dalam hal ini terjadi peningkatan asset tetap sebesar 19,59% pada tahun 2010 menjadi Rp. 399,445 miliar rupiah dari tahun 2009 sebesar Rp. 334,015 miliar. Adapun nilai penambahan asset, akumulasi penyusutan dan asset bersih sebagaimana tabel berikut ini :
20. Increased Fixed Assets In this case an increase in fixed assets amounted to 19.59% in 2010 to Rp. 399.445 billion rupiah from the year 2009 amounting to Rp. 334.015 billion. The addition of asset value, accumulated depreciation and net assets as the following table (Rp. 000.000,-)
PENINGKATAN AKTIVA TETAP
Increased Fixed Assets
2010
URAIAN
Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan
Aktiva Bersih
2010
2009
PERTUMBUHAN (Growth) NOMINAL %
382.586.909.313 434.155.721.378 (51.568.812.065) (11,88)
Net Earning
Deviden
235.290.949.227 217.077.860.689
18.213.088.538
8,39
Devident
103.566
13,49
Number of Shares
(126.371) (22,35)
Earnings per Share
871.439
767.873
Laba per lembar saham
439.029
565.400
PERTUMBUHAN (Growth) NOMINAL %
DESCRIPTION
399.445
334.015
65.430
19,59
Fixed asset
(241.083)
(215.639)
(25.444)
11,80
Depreciation accumulation
158.362
118.376
39.986
33,78
Net asset
DESCRIPTION
Laba Bersih
Jumlah Lembar Saham
2009
21. Peningkatan Modal Disetor Sementara itu, jumlah modal disetor juga mengalami perubahan. Berdasarkan persetujuan RUPS tahun 2009 modal disetor adalah sebesar Rp. 767.873.000.000,pada tahun 2010 mengalami peningkatan 13,49% sehingga menjadi sebesar Rp. 871.439.000.000,- yang terdiri dari 66% modal disetor oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 34% disetor oleh Pemerintah Kota/Kabupaten se Jawa Tengah sebagaimana tergambar pada tabel berikut ini :
21. Paid In Capital Improvement Meanwhile, the total paid up capital is also changing. AGM approval in 2009 based on paid-up capital is Rp. 767 873 000 000, - in 2010, an increase of 13.49%, so to Rp. 871 439 000 000, - which consists of 66% paid by the Government of Central Java province and 34% paid by the City / County of Central Java, as illustrated in the following table :
(Rp. 000.000,-) URAIAN
PENINGKATAN MODAL DISETOR 19. Jaringan Operasional Untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat, Bank Jateng terus mengembangkan melakukan ekspansi dan penambahan investasi dalam bentuk asset berupa jaringan kantor berikut infrastrukturnya. Pada tahun 2010 sesuai persetujuan Bank Indonesia, telah dilakukan penambahan investasi jaringan kantor yang terdiri dari 1 Kantor Cabang, 4 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Kas, 3 payment Point dan 4 ATM.
188
19. Network Operations To support services to the community, the Bank Jateng continues to develop its expansion and additional investment in the form of asset of the following office network infrastructure. In the year 2010 according to the approval of Bank Indonesia, has made additional investment office network that consists of a branch office, 4-Branch Offices, 1 Cash Office, 3 and 4 Point ATM payment.
Paid In Capital Improvement
per 31 Des 2010
per 31 Des 2009
NOMINAL
%
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
DESCRIPTION
Government of Central 574.430
498.374
76.056
15,26
Pemerintah Kota/
Java Province Government of Cities/
Kabupaten se Jawa Tengah
297.009
269.499
27.510
10,21
Residences in Central Java
Total
871.439
767.873
103.566
13,49
Total
189
22. Pihak Terafiliasi Penyediaan kredit untuk pihak terafiliasi sesuai ketentuan Bank Indonesia maksimal 10% dari modal Bank yang mencapai Rp. 1.669.111 juta pada tahun 2010. Dalam pelaksanaannya, plafond kredit yang tersedia tidak sepenuhnya digunakan. Pada tahun 2010 total kredit kepada pihak terafiliasi adalah sebesar Rp. 30,370 miliar atau meningkat 437,71% dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp. 5,648 miliar yang digunakan baik untuk kredit modal kerja, investasi, konsumtif maupun kredit pada karyawan.
22. Affiliated Party Provision of credit to affiliated parties in accordance with Bank Indonesia up to 10% of the Bank's capital which reached Rp. 1,669,111 million in year 2010. In practice, the available credit limit is not fully used. In 2010 total loans to affiliated parties amounted to Rp. 30.370 billion, an increase of 437.71% compared to the year 2009 which amounted to Rp. 5.648 billion, which is used both for working capital loans, investment, consumption or credit on the employees.
Dalam hal ini, kredit yang tersalur pada pihak terafiliasi hanya sebesar 1,82% jauh lebih kecil dari aturan Bank Indonesia yang menetapkan 10% dari modal Bank.
In this case, credit is channeled to the affiliated party is only 1.82% is much smaller than Bank Indonesia rule that sets 10% of bank capital.
23. Perubahan Peraturan. Perubahan Per Undang-undangan mapun Peraturan Bank Indonesia yang akan berpengaruh terhadap operasional Bank antara lain adalah sebagai berikut : TANGGAL Date
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Changes in Regulations Legislation
7 Januari 2010 January 7, 2010
PENYEDIAAN KREDIT UNTUK PIHAK TERAFILIASI Loan Disbursement for Afiliations
per 31 Des 2010
per 31 Des 2009
PERTUMBUHAN Growth
NOMINAL
31 Maret 2010 March 31, 2010
18.569
153
18.416
12.036,60
Working capital loans
702
-
702
-
Investment loan
Kredit konsumtif
1.636
1.581
55
3,48
Consumtif loan
Kredit pada karyawan
9.463
3.914
5.549
141,77
Personal loans
30.370
5.648
24.722
437,71
Total
Kredit modal kerja Kredit investasi
Total
BERITA News
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 12/10/PBI/2010 - Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/13/PBI/2003 Tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum
Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP - Perubahan Kedua atas SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia940908-03-2010Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/6/DPbS tanggal 8 Maret 2010 - Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Bank Indonesia Circular Letter No.12/11/DPNP - Second Amendment of SE BI No.3/30/DPNP December 14, 2001 concerning Quarterly Financial Report and Monthly Publication of Commercial Banks and Certain Reports Submitted to the Bank Indonesia940908-03-2010Surat Circular Bank Indonesia Number 12/6/DPbS dated March 8, 2010 - fit and proper test (Fit and Proper Test) and the Islamic Bank Syariah Business Unit
DESCRIPTION
%
Media
Bank Indonesia Regulation Number: 12/10/PBI/2010 - Third Amendment to Bank Indonesia Regulation No. 5/13/PBI/2003 About Net Open Position of Commercial Banks
(Rp. 000.000,-)
URAIAN
MEDIA
23. Rule Changes Per Amendment Act mapun invitation of Bank Indonesia Regulation that will affect the operations of the Bank, among others, are as follows
30 April 2010 April 30, 2010
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS - Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Circular Letter of Bank Indonesia. 12/13/DPbS - Implementation of Good Corporate Governance for Islamic Banks and Islamic Business Unit
19 April 2010 April 19, 2010
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 12/10/PBI/2010 - Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/13/PBI/2003 Tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum Bank Indonesia Regulation Number: 12/10/PBI/2010 - Third Amendment to Bank Indonesia Regulation No. 5/13/PBI/2003 About Net Open Position of Commercial Banks
10 April 2010 April 10 2010
Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/ 19 /PBI/2010 - Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing Bank Indonesia Regulation No. 12 / 19 / PBI/2010 - Statutory Reserves of Commercial Banks Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency
29 Juni 2010 June 29, 2010
Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/9/PBI/2010 - Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Oleh Bank Umum Bank Indonesia Regulation Number 12/9/PBI/2010 - The principle of prudence in Performing Activities of State Agency Financial Products By Commercial Banks
190
03 Agustus 2010 Augt 03, 2010
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/6/DPbS tanggal 8 Maret 2010 - Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
25 Oktober 2010 Oct 25, 2010
Surat Edaran Ekstern Nomor 12/ 27 /DPNP - Rencana Bisnis Bank Umum
19 Oktober 2010 Oct 19, 2010
Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/21/PBI/2010 - Rencana Bisnis Bank
18 Oktober 2010 Oct 10, 2010
Surat Edaran Bank Indonesia No.12/32/DPbS - Rencana Bisnis Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Bank Indonesia Circular Letter No.12/32/DPbS - Business Plan for Islamic Banks and Islamic Business Unit
Bank Indonesia Circular Letter Number 12/6/DPbS dated March 8, 2010 - fit and proper test (Fit and Proper Test) and the Islamic Bank Syariah Business Unit External Circular Letter No. 12 / 27 / DPNP - Commercial Bank Business Plan Bank Indonesia Regulation Number 12/21/PBI/2010 - The Business Plan
191
24. Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI Revisi 2008) dan Bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan 55 (Revisi 2006) tidak berlaku untuk akun Syariah.
24. Impact of Changes in Accounting Policies Financial Report for the year ended December 31, 2010 prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Indonesian Banking Accounting Guidelines (PAPI Revised 2008) and the Bank has adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), "Financial Instruments: Presentation and Disclosure", and PSAK No. 55 (Revised 2006), "Financial Instruments: Recognition and Measurement". Implementation of PSAK No. 50 (Revised 2006) and 55 (Revised 2006) does not apply to Islamic accounts.
Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No. 31 (Revisi 2000) tentang "Akuntansi Perbankan" dan PAPI 2000. PSAK No. 31 tersebut telah dicabut efektif tanggal 1 Januari 2010. Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali yang terkait dengan penilaian kembali atas aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah dan instrumen keuangan tertentu seperti efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual serta instrumen derivatif. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual.
Financial Report for the year ended December 31, 2009 prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Statement of Financial Accounting Standards ("SFAS") No.. 31 (Revised 2000), "Accounting for the Banking Industry " and PAPI 2000. SFAS No. 31 has been repealed effective January 1, 2010.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup Kas, Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank Lain, Sertifikat Bank Indonesia, dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 bulan dari tanggal akuisisi.
Statements of cash flows prepared using the indirect method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities, For purposes of reporting cash flows, cash and cash equivalents include cash, accounts with Bank Indonesia and Other Banks Current Accounts, Certificates of Bank Indonesia, and Facilities Bank Indonesia Deposit with a maturity of 3 months from the date of acquisition.
Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan laporan arus kas, terdiri dari kas, Giro pada Bank Indonesia, dan Giro pada bank Lain. Perubahan tersebut terkait dengan dicabutnya PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang "Akuntansi Perbankan" yang efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan dengan Laporan Arus Kas tahun yang berakhir 31 Desember 2010, maka laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 juga dilakukan penyesuaian/ reklasifikasi.
Prior to January 1, 2010, cash and cash equivalents for purposes of reporting cash flows, consisting of cash, accounts with Bank Indonesia and other banks. The changes are related to the removal of SFAS No. 31 (Revised 2000), "Accounting for the Banking Industry " effective January 1, 2010. For purposes of comparison with the Statement of Cash Flows years ended December 31, 2010, the statement of cash flows for the year ended December 31, 2009 also made an adjustment / reclassification.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
192
dibutuhkan estimasi mempengaruhi :
arus
kas
dan
asumsi
yang
accounting principles generally accepted in Indonesia requires cash flow estimates and assumptions that affect.
1. Nilai aset dan kewajiban dilaporkan serta pengungkapan atas aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan. 2. Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
1. Reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements. 2. Total revenues and expenses during the reporting period
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Laporan tahunan ini membahas tentang Laporan Dewan Komisaris, Laporan Direksi, Unit Usaha Syariah, Tata Kelola Perusahaan dan Laporan dari seluruh Komite yang terkait merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Bank Jateng.
Finansial Reporting Responsibilities This annual report discusses the report of the Board of Commissioners, Report of the Board of Directors, Syariah Business Unit, Corporate Governance and the Report of the Committee related to the responsibility by the Board of Commissioners and Board of Directors.
DEWAN KOMISARIS / Board of Commissioner
The financial statements have been prepared under the historical cost convention as modified by the revaluation of fixed assets in accordance with government regulations and certain financial instruments such as trading securities and available-for-sale and derivative instruments. The financial statements are prepared on an accrual basis.
The preparation of financial statements in conformity with
DIREKSI / Director
HARIYONO Direktur Utama / President Director
HADI PRABOWO Komisaris Utama / President Commissioner
UTAMI HANDAYANI Komisaris Independen / Independent Commissioner
IMAM GHOZALI Komisaris Independen / Independent Commissioner
SRIYADHI Komisaris / Commissioner
BASUKI SRI HARTONO Direktur Pemasaran / Marketing Director
JOKO SAMBODO Direktur Operasional / Operational Director
BAMBANG WIDYANTO Direktur Umum / General Affair Director
ARSO BUDIDONO Direktur Kepatuhan / Compliance Director
193
Laporan Audit Keuangan | financial audit report
Audit atas Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010 dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Darsono & Budi Cahyono Santoso. Besarnya fee audit untuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2010 adalah sebesar Rp. 303.150.000 juta. Tidak ada jasa audit lainnya yang dilakukan.
halaman ini sengaja dikosongkan this page is intentionally left blank
LA 2
Auditing of Company Finance Report year 2010 was handled by Darsono & Budi Cahyo Santoso Public Accountant. The fee cost auditing the Company Finance Report year 2010 are Rp.303.150.000 million. There is no order audit commendable was made.
LA 3
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DARSONO & BUDI CAHYO SANTOSO
Auditor, Tax & Management Consultants and Training Nomor Izin Usaha : 99.2.0282
Daftar isi | table of content
Jl. Mugas Dalam No. 65 Telp. (024) 8417530 Fax. (024) 8418124 Semarang 50243
HASIL AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH UNTUK TAHUN BUKU YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
RESULT OF AUDIT TI FINANCIAL STATEMENT PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH YEAR ENDEN DECEMBER 31,1010 AND 2009
Laporan Audit Independent | independent audit report ________________________________________ LA 6 Neraca | balance sheets _ _______________________________________________ LA 8 Laporan Laba Rugi | income statement ______________________________________________ LA 12 Laporan Perubahan Ekuitas | statements of changes in shareholder’s equity ______________________ LA 13 Laporan Arus Kas | statements of cash flows ________________________________________ LA 14 Catatan Atas Laporan Keuangan | notes to financial statement _ _____________________________________ LA 16
LA 4
LA 5
Laporan Audit Independent | independent audit report KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Bank Pe,bangunan Daerah Jawa Tengah tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal – tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah December 31, 2010 and 2009, and results of operations and cash flows for the year ended December - that date in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia.
Partner
Partner
DARSONO & BUDI CAHYO SANTOSO
Auditor, Tax & Management Consultants and Training Nomor Izin Usaha : 99.2.0282 Jl. Mugas Dalam No. 65 Telp. (024) 8417530 Fax. (024) 8418124 Semarang 50243
Nomor | number : 030/5B/KAP-DB/LAI/III/2011
LA 6
Kepada Yth. Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Jl. Pemuda No.142 Semarang
To. Stockholders, the Board of Commissioners and Directors PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Jl. Pemuda 142 Semarang
Kami telah mengaudit neraca PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta laporan laba – rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuktahun yang berakhir pada tanggal – tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
We have audited the accompanying balance sheets. Central Java Regional Development Bank dated December 31, 2010 and 2009 and the related statements of income, changes in equity and cash flows for the years ednded dates. These financial statements are the responsibility of the Bank’s management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audit.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti – bukti yang mendukung jumlah – jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa auditkami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audit in accordance with auditing standards established by the Institute of Certified Public Accountants Indonesia. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance that financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence - evidence supporting the amounts - the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that auditkami provide a reasonable basis for our opinion.
Budi Cahyo Santoso, SE, CPA NIAP : 98.1.0544 NIU-KAP : 99.2.0282 No.Ijin BI : 185
LA 7
Neraca | balance sheets Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) 31 Desember 2010
Catatan/ Notes
31 Desember 2009
31 Desember 2010 ASSETS
ASET Kas
1,111,937,133,350
3
Cash
757,976,703,998
Kredit yang diberikan
Pihak terkait
Pihak tidak terkait
1,320,100,878,909
2e,4
639,292,561,553
Pihak terkait
-
Pihak tidak terkait
6,169,112,558
2e,2n,2o 2ae,5
6,169,112,558
Pendapatan yang ditangguhkan
Penyisihan kerugian penurunan nilai
56,174,705,007
Others parties
kerugian penurunan nilai
(61,691,126)
(6,662,246,753)
imparment losses Current accounts
Giro pada bank lain - bersih
6,107,421,432
49,512,458,254
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
2,959,889,114,882
Dikurangi : Penyisihan kerugian
penurunan nilai
1,010,293,500,745 2f,2n
(8,137,672,547)
2o,6
2,951,751,442,335
Efek-efek
diperdagangkan
999,461,674,627
-
Investasi keuangan Pihak terkait
Pihak tidak terkait kerugian penurunan nilai
Investasi keuangan - bersih
(25,334,084,766)
-
Unamortized fees
(165,530,672,886)
(138,402,364,061)
Allowance for impairment losses
11,602,610,226,207
10,550,722,054,574
Loans - net
imparment losses
Equity Participation Cost Method
1,576,226,000
1,535,542,000
-
-
Not for Credit Restructured Less : Allowance for
kerugian penurunan nilai
Jumlah
(15,762,260)
(15,355,420)
1,560,463,740
Aset pajak tangguhan
Indonesia and other banks - net
-
Financial invesments
2h,2n,20 1,353,155,023,408
2ae,7b
Securities
-
Related parties
1,480,914,569,075
Others parties
Aset tetap Dikurangi : Akumulasi penyusutan Aset tetap - bersih Aset terbengkalai
27,468,304,515
2ab, 36
399,445,208,771
2p, 10
impairment losses
1,520,186,580
Total
29,846,190,580
Deferred Tax Assets
334,014,808,274
Fixed Assets
(241,082,699,711)
(215,638,796,096)
Less : Accumulated depreciation
158,362,509,060
118,376,012,178
Fixed assets - net
3,522,056,754
3,945,329,016
Abandoned Property
(3,576,530,384)
Allowance for impairment losses
368,798,632
Net Value
168,818,000
Leases - net
148,661,555,506
Other Assets - net
14,776,776,905,184
TOTAL ASSETS
Dikurangi :
Less :
Penyisihan kerugian penurunan nilai
(3,139,556,754)
2o, 11
Less: Allowance for (54,249,417)
(44,678,373)
impairment losses
1,353,100,773,991
1,480,869,890,702
Financial invesments - net
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
Aset terbengkalai - bersih
382,500,000
Aset sewa guna usaha - bersih
141,458,000
12
Beban dibayar dimuka dan
aset lain-lain - bersih
JUMLAH ASET
LA 8
Others parties
10,689,124,418,635
2n,2o,9
Restrukturisasi Kredit Penyisihan
Trading
Dikurangi: Penyisihan
10,683,476,060,858
11,793,474,983,859
Tidak Dalam Rangka
Placements with
2g,7a
11,763,105,298,569
Placements with Bank
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih
Related parties
Metode Biaya :
Dikurangi :
Less: Allowance for (10,831,826,118)
Kredit yang diberikan - bersih
with other banks - net Bank Indonesia and other banks
Loans 5,648,357,777
Penyertaan Less: Allowance for
2ae,8
Less :
Related parties
56,174,705,007
31 Desember 2009
Dikurangi :
-
Dikurangi : Penyisihan
Bank of Indonesia Current accounts with Other Banks
Giro pada bank lain
Catatan/ Notes 2k,2n,2o
30,369,685,290
Current accounts with Giro pada Bank Indonesia
BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah)
Prepayments and 177,175,360,981 18,710,698,472,520
2s, 13
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
LA 9
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) 31 Desember 2010
Catatan/ Notes
31 Desember 2010
31 Desember 2009 LIABILITIES AND EQUITIES
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES
KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan nasabah Pihak terkait Pihak tidak terkait
152,028,836,250 476,728,014,675 15,430,521,017,759
2t, 14 2u,2ae 15,16,17
15,907,249,032,434 Simpanan dari bank lain Pihak terkait Pihak tidak terkait
38,836,357,386 566,926,790,313 605,763,147,699
Pinjaman diterima Pihak terkait Pihak tidak terkait
68,147,816,151
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Beban yang masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain JUMLAH KEWAJIBAN
LA 10
877,006,257,846 11,108,886,002,212
Deposits from customer Related parties Others parties
33,233,109,636 767,307,523,928
Deposits from other banks Related parties Others parties
2x, 2y 2ae,18
83,936,941,428
Borrowings Related parties Others parties
83,936,941,428
141,458,000
19
168,818,000
Leasing Liabilities
7,603,846,140
20
7,162,655,126
Estimated losses on Commitments & Contingencies
-
2ab, 36
31,160,403,929
Taxes payable
29,956,202,679
2ab, 36
31,032,885,958
Deferred Tax Liabilities
113,289,751,230
Accrued expenses and Other Liabilities
13,252,049,445,808
TOTAL LIABILITIES
Hutang pajak Kewajiban pajak tangguhan
Obligations due immediately
800,540,633,564
68,147,816,151 Pinjaman sewa guna usaha
198,865,096,515
11,985,892,260,058 2v,2ae 15,16,17
270,696,846,580 17,041,587,185,933
21
BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
NERACA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) Catatan/ Notes
31 Desember 2009
EKUITAS
EQUITY
Modal saham Modal dasar Rp1.500.000.000.000,00 terdiri dari : 996.298 saham seri dengan nilai nominal Rp1.000.000,00 per saham 503.702 saham seri B dengan nilai nominal Rp1.000.000,00 per saham
Share Capital Authorized Capital Rp1,500,000,000,000,00 consisting of : 996,298 series A shares with a par value of Rp1,000,000,00 per 503,702 series B shares with a par value Rp1,000,000,00 per shares
22
Modal disetor dan ditempat-kan penuh 482.017 saham seri A dan 389.422 saham seri B per 31 Desember 2010
Paid-up and issued capital 482,017 series A shares and 389,422 series B shares per 31 Desember 2010
378.451 saham seri A dan 389.422 saham seri B per 31 Desember 2009
378,451 series A shares and 389,422 series B shares per 31 767,873,000,000 Desember 2009
Tambahan modal disetor Cadangan Saldo Laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
871,439,000,000 76,004,858,000
23
70,449,363,000
Additional paid-in-capital
339,080,519,274
25
252,249,374,998
Reserve
382,586,909,313
26
434,155,721,378
Retained earnings
1,669,111,286,587
1,524,727,459,376
TOTAL EQUITY
18,710,698,472,520
14,776,776,905,184
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
LA 11
Laporan Laba Rugi | income statement
Laporan Perubahan Ekuitas | statements of changes in shareholder’s equity
Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010
INCOME STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
LAPORAN LABA-RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) Catatan/ Notes
2010
2009
2,347,582,844,629 36,303,034,411
Jumlah Pendapatan Bunga
2,383,885,879,040
Beban Bunga
1,090,255,876,902
Pendapatan Bunga-Bersih
1,293,630,002,138
2z,27 2aa,28
2z,29
Revenues Interest Commission and Provision
2,049,647,819,104 50,352,126,726 2,099,999,945,830
Total Revenues
890,145,092,608
Interest Expenses
1,209,854,853,222
Interest Revenues-Net Other Operating Revenues and Expenses :
Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya : Pendapatan Operasional Lainnya
30
165,447,465,025
32
144,991,124,612
Tenaga kerja
625,739,329,017
33
460,699,513,101
56,540,922,035
34
55,220,705,415
Jumlah beban operasional lainnya Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya - Bersih PENDAPATAN OPERASIONAL BERSIH PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Pendapatan Non Operasional Beban Non Operasional Pendapatan (Beban) Non Operasional-bersih LABA SEBELUM BEBAN PAJAK BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Periode Berjalan Tangguhan LABA BERSIH
21,174,509,908
31
4,534,716,248
88,412,500
31
88,573,583
1,024,313,987
31
164,668,015
870,014,952,472
Other Operating Revenues
81,133,418,131
Beban Operasional Lainnya : Penyisihan kerugian penurunan nilai - bersih atas instrumen keuangan Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Umum dan administrasi
Beban lain-lain
LA 12
84,239,347,515
Other Operating Expenses: Allowance for impairment losses on financial instruments-net Allowance for impairment losses on non-earning assets Estimated losses on commitments and contingencies General and administrative Personnel Total Other Operating Expenses
665,699,300,974
(785,775,604,957)
(584,565,882,843)
Other Operating Revenues (Expenses)-Net
507,854,397,181
625,288,970,379
OPERATING INCOME
10,679,715,664 (29,893,653,777)
NON OPERATING REVENUES (EXPENSES) Non Operating Revenues Non Operating Expenses
19,011,849,966
(19,213,938,113)
Non Operating Revenues (Expenses)-Net
526,866,247,147
606,075,032,266
INCOME BEFORE TAX EXPENSE
38,092,960,170 (19,081,110,204)
142,977,658,250 1,301,679,584
35
2ab, 36
176,206,244,624 (4,286,933,736)
TAX EXPENSES (REVENUES) Current Deferred
144,279,337,834
171,919,310,888
382,586,909,313
434,155,721,378
NET INCOME
JUMLAH LEMBAR SAHAM
871,439
2ac,22
767,873
NUMBER OF SHARES
LABA BERSIH PER SAHAM
439,029
2ac
565,400
EARNING PER SHARE
STATEMENTS OF CHANGES IN SHAREHOLDER’S EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah)
OPERATING REVENUES AND EXPENSES
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan beban bunga Bunga Provisi dan Komisi Kredit
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
Saldo tanggal 1 Januari 2009, disajikan kembali Balance as of January 1, 2009
Modal Saham
Modal Saham yang Belum Ditempatkan
Saldo Laba yang telah Ditentukan Penggunaannya
Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya
Ekuitas Bersih
Capital Stock
Unauthorised Share Capital
Appropriation for General Reserve
Unappropriated Retained Earning
Net Equity
704,334,000,000
Setoran modal Paid Capital Modal ditempatkan Authorized Capital
63,539,000,000
29,335,748,000
171,639,576,219
403,048,993,894
1,308,358,318,113
104,652,615,000
-
(63,539,000,000)
104,652,615,000
Pembagian deviden Distribution of dividends
(201,524,496,947)
(201,524,496,947)
Pembagian jaspro, dan tantiem Operational insentives
(100,641,333,775)
(100,641,333,775)
(20,152,449,695)
(20,152,449,695)
(80,609,798,779)
-
Cadangan sosial Social reserves Ditentukan untuk cadangan tujuan Appropriation for special reserves
80,609,798,779
Imbalan Jasa Service charge
-
-
(120,914,698)
(120,914,698)
Laba bersih tahun berjalan Net income on the current year
-
-
434,155,721,378
434,155,721,378
767,873,000,000
70,449,363,000
434,155,721,378
1,524,727,459,376
-
109,121,495,000
109,121,495,000
103,566,000,000
(103,566,000,000)
-
Saldo tanggal 31 Desember 2009 Balance as of December 31, 2009 Setoran modal Paid Capital Modal ditempatkan Authorized Capital
252,249,374,998
Pembagian deviden Distribution of dividends
(217,077,860,689)
(217,077,860,689)
Pembagian jaspro, dan tantiem Operational insentives
(108,756,008,205)
(108,756,008,205)
(19,823,550,238)
(19,823,550,238)
(86,831,144,276)
-
(1,667,157,970)
(1,667,157,970)
382,586,909,313
382,586,909,313
Cadangan sosial Social reserves Ditentukan untuk cadangan tujuan Appropriation for special reserves
86,831,144,276
Imbalan Jasa Service charge Laba bersih tahun berjalan Net income on the current year
Saldo tanggal 31 Desember 2010 Balance as of December 31, 2010
871,439,000,000
76,004,858,000
339,080,519,274
382,586,909,313
1,669,111,286,587
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
LA 13
Laporan Arus Kas | statements of cash flows Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah) 2010
2010 CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES:
Laba - bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih dari kegiatan operasi : Penyusutan aset tetap Penyisihan kerugian (pembalikan atas penyisihan)
382,586,909,313
25,443,903,615
untuk : • Giro pada bank lain • Penempatan bank lain • Investasi keuangan • Kredit yang diberikan • Pendapatan yang ditangguhkan • Penyertaan saham • Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit • Properti terbengkalai
Perubahan dalam aktiva dan kewajiban operasi : Penurunan (Kenaikan) aktiva operasi : • Efek • Kredit yang diberikan • Aset pajak tangguhan • Investasi bersih dalam sewa guna usaha • Properti terbengkalai • Aset lain-lain Kenaikan (Penurunan) kewajiban operasi : • Simpanan • Giro • Tabungan • Simpanan berjangka • Kewajiban segera dibayar • Hutang pajak • Kewajiban pajak tangguhan • Kewajiban lain-lain
434,155,721,378
Net income Adjusment to reconciliated net income into net cash from operating activities :
31,299,927,558
Depreciation fixed assets Reserve (reverse for reserve) to:
2009 CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :
Pembelian aset tetap
Penjualan (pembelian) penyertaan
saham
(65,430,400,497)
(23,302,200,757)
(40,684,000)
(33,402,000)
(65,471,084,497)
(23,335,602,757)
(6,600,555,627) (2,694,153,571) 9,571,044 27,128,308,825 25,334,084,766 406,840 441,191,014 (436,973,630)
(694,474,477) 4,139,386,699 (396,186,188) 9,105,023,848 334,020
Demand deposits at other banks Placements at other banks Financial invesments Loans Unamortized fees Equity participation Commitment and contingent which have loan risk Abandoned Property
183,401,320 62,426,349
127,759,545,667 (1,104,350,565,224) 2,377,886,065 27,360,000 423,272,262 (28,513,805,475)
(342,917,031,774) (945,222,971,652) (2,618,624,181) 27,360,000 962,794,060 (9,026,131,163)
89,766,652,487 817,579,451,183 2,819,233,182,841 (46,836,260,265) (31,160,403,929) (1,076,683,279) 157,407,095,350
334,791,819,283 877,240,481,627 866,918,475,764 9,226,508,143 922,529,156 (1,665,711,172) 8,328,341,932
3,253,849,420,272
1,274,823,400,530
• • • • • • • • •
Changes in operating assets and liabilities: Decrease (increase) in operating assets: Securities • Loans • Deferred tax asset • Net investment in leases • Abandoned Property • Other Assets • Increase (decrease) in operating Deposits • Demand Deposits • Savings Deposits • Time Deposits • Current Liabilities • Tax liability • Deferred tax liability • Other Liabilities • Net cash from (for) operating activities
Payment for fixed assets Proceeds (Purchases) from shares participation
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
Net cash from (for) investing activities CASH FLOWS FROM
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
FINANCING ACTIVITIES
PENDANAAN :
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
LA 14
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Rupiahs)
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Rupiah)
2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
Kenaikan (Penurunan) pinjaman yang diterima
(15,789,125,277)
(764,178,551,122)
(27,360,000)
(27,360,000)
103,566,000,000
63,539,000,000
Kenaikan (Penurunan)
Increase (decrease) in
pinjaman sewa guna usaha Kenaikan (Penurunan) modal disetor Kenaikan (Penurunan)
leasing liabilities Increase (decrease) in
modal yang belum ditempatkan Pembagian laba
Increase (decrease)in borrowings
5,555,495,000
41,113,615,000
unissued capital
(347,324,577,102)
(322,439,195,115)
Distribution income
(254,019,567,379)
(981,992,491,237)
2,934,358,768,396
269,495,306,536
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
INCREASE IN CASH AND
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
2,463,737,471,303
2,194,242,164,767
AT THE BEGINNING OF YEAR CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
Net cash from (for) financing activities
5,398,096,239,699
2,463,737,471,303
AT THE END OF YEAR Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas : Kas
1,111,937,133,350
757,976,703,998
Cash
Giro Bank Indonesia
1,320,100,878,909
639,292,561,553
Demand deposits at Bank of Indonesia
Giro pada bank lain
6,169,112,558
56,174,705,007
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam 3 bulan dari tanggal akuisisi Kas dan setara kas
Demand deposits at other banks Placements with Bank Indonesia and other banks that will mature within
2,959,889,114,882
1,010,293,500,745
5,398,096,239,699
2,463,737,471,303
3 months from the date of acquisition Cash and cash equivalents
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
Catatan atas laporan keuangan
The accompanying notes to financial
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
statements which are an integral part of
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
dari laporan keuangan keseluruhan.
the whole financial statements.
LA 15
Catatan Atas Laporan Keuangan | notes to financial statement
juga memberikan jasa penyimpanan, dan pengelolaan dana pensiun lembaga keuangan. Bank telah memperoleh ijin untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas berdasarkan pengesahan dari Menteri Keuangan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 087/KM.17/1994 tanggal 21 April 1994. Bank juga telah memperoleh ijin untuk menjalankan aktivitas sebagai Bank Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 25/34/KEP/ DIR tanggal 1 Juli 1992. Bank juga telah memperoleh ijin untuk melaksanakan usaha sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Semarang No. 9/71/DS/Sm tanggal 19 November 2007 tentang Pembukaan Unit Usaha Syariah Bank Jateng.
Per 31 Desember 2009 dan 2010 |December 31, 2009 and 2010
1. GAMBARAN UMUM
1. GENERAL
a. Pendirian dan Informasi Umum Bank
a. Establishment and general information of the Bank
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan sebutan Bank Jateng selanjutnya disebut Bank, dahulu bernama Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah didirikan pertama kali berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Tingkat I (sekarang Provinsi) Jawa Tengah nomor 6 tahun 1963. Perda tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan keikutsertaan Bank dalam program Rekapitalisasi yaitu Perda nomor 6 Tahun 1999 tanggal 12 Maret 1999 tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri nomor 584.33-316 tanggal 14 April 1999 serta telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 17 tanggal 28 April 1999 seri D nomor 17.
Anggaran Dasar Bank telah dibuat dengan akta Nomor 1 tanggal 1 Mei 1999 oleh Notaris Titi Ananingsih Soegiarto, SH, notaris di Semarang dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia) dengan Surat Keputusan Nomor C-8223 HT.01.01 TH’99 tanggal 5 Mei 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 1999 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3762 Tahun 1999 tanggal 22 Juni 1999. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta yang dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, notaris di Semarang Nomor 201 tanggal 30 April 2010, dan telah dicatat di database sistem administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU/AH.01.10.14679 Tanggal 15 Juni 2010.
Berdasarkan anggaran dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha sebagai suatu Bank Umum. Di samping aktivitas kegiatan umum perbankan, Bank
LA 16
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Central Java Regional Development Bank, Inc) is called Bank Jateng was at first,established based on Law of Province (Peraturan Daerah) No. 6, 1963 called Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. The Law of Province has been amended from time to time, most recently by the Law of Central Java Province No. 6, dated March, 12, 1999 concerning the conversion of legal entity of the Bank from Municipal Owned Company (PD) to Limited Corporation (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. The conversion had been approved by Minister of Internal Affair No. 584.33-316 dated April 14, 1999 and published in the Gazette of Central Java No. 17 dated April 28, 1999 series D No. 17.
Bank’s Article of Association has been made in the notarial deed of Mrs. Titi Ananingsih Soegiarto, SH No. 1 dated May 1, 1999 and approved by Minister of Justice of Republic Indonesia (now Minister of Justice and Human Rights) with the Decree No. C-8223 HT.01.01 TH. 99 dated May 5, 1999 and published in the Gazette of Republic Indonesia on June 22, 1999 No. 50, addition No. 3762/1999. Bank’s Article of Association had been revised overtime, the latest was engaged by Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM No. 201, April 30, 2010 and it had been recorded in the database of the Minister of Justice and Human Rights No. AHU/AH.01.10.14679, June 15, 2010.
According to Bank’s Article of Association, the objective of the Bank is to operate as a public bank. Besides those general activities, Bank also engaged in providing
Bank berkedudukan di Semarang dengan Kantor Pusat berlokasi di Jalan Pemuda 142 Semarang. Pertumbuhan jaringan kantor dari tahun 2009 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut :
service such as depository and managing pension fund of financial institution. Bank has granted the license to operate such activities according to decree of Minister of Finance No. 087/KM.17/1994 dated April 21, 1994. As well as foreign exchange bank according to decree of Board of Directors of Bank Indonesia No. 25/34/KEP/ DIR dated July 1, 1992. Bank engaged in sharia banking according to the decree of Bank Indonesia Semarang, No. 9 No. 9/71/DS/Sm, November 19, 2007.
Bank sites in Semarang and its head office located on Pemuda Street No. 142 Semarang. Up to December 31, 2009 until 2010 its networks are as follows :
2010
2009
Kantor Pusat
1
1
Kantor Cabang
35
34
Branch Office
Kantor Cabang Pembantu
93
89
Sub Branch Office
Kantor Kas
98
97
Cash Center
Payment Point
52
49
Payment Point
Anjungan Tunai Mandiri
65
61
Automatic Teller Machine
Head Office
2010
2009
Unit Usaha Syariah
1
1
Sharia Business Unit
Kantor Cabang Syariah
2
1
Sharia Branch Office
Kantor Kas
2
1
Cash Center
Office Channeling
35
7
Office Channeling
Payment Point
2
-
Payment Point
Pada tahun 2010 terdapat penambahan 2 kantor cabang, 4 kantor cabang pembantu, 2 kantor kas, 8 payment point, 4 Anjungan Tunai Mandiri. Perubahan nama dan pemindahan alamat 11 cabang pembantu dan 2 kantor kas, perubahan nama dan pemindahan alamat 1 Anjungan Tunai Mandiri, penutupan 1 payment point, dan penambahan 27 layanan syariah, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0006/ HT.01.01/2010 tanggal 11 Januari 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Yayasan Al Fikri Semarang dengan alamat Jl. Pamularsih No. 31-32 Semarang.
In 2010 there are additions of 2 Branch Office, 4 Sub Branch Office, 2 Cash Centers, 8 Payment Points and 4 Automatic Teller Machines. There are change of names and addresses of 11 Sub Branch Offices, 2 Cash Centers, and 1 Payment Point, 1 Automatic Teller Machine. Moreover, 1 payment point had been closed, and additions of 27 Sharia services. The details are as follows : 1. According to decree of Board of Directors No. 0006/ HT.01.01/2010, January 11, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Yayasan Al Fikri Semarang Jl. Pamularsih No.31-32 Semarang had been opened.
LA 17
2. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0005/ HT.01.01/2010 tanggal 11 Januari 2010, tentang Pengoperasian 3 (tiga) unit Automatic Teller Machine (ATM) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yaitu : Anjungan Tunai Mandiri | automatic trading machine
Alamat | address
1. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen
Jl. Raya Sukowati No. 534, Sragen.
2. Obyek wisata Tawangmangu
Pasar wisata, Kos No. 108,Kabupaten Karanganyar, Tawangmangu.
3. Kantor Pemerintah Kabupaten Pati
Komplek Gedung Mr. Iskandar Jl. Tombronegoro No. 1, Pati.
3. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0032/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Januari 2010, tentang Pembukaan Payment Point Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di PT. Danar Hadi Surakarta dan PT. Kusuma Hadi Santosa Karanganyar yaitu :
LA 18
2. According to decree of Board of Directors No. 0005/HT.01.01/2010, January 11, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had operated 3 (three) automatic trading machine (ATM) at the following location :
3. According to decree of Board Directors No.0032/ HT.01.01/2010 January, 18, 2010 the following Sharia Payment Points of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been opened. The location of these Payment Points are as follows :
Payment Point |payment point
Alamat | address
1. PT. Danar Hadi Surakarta
Jl. Dr. Radjiman 164 Surakarta
2. PT. Kusuma Hadi Santosa Karanganyar
Jl. Raya Km. 9,4 Karanganyar
4. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo No. 12/1/DS/ Slo tanggal 5 Januari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0031/HT.01.01/2010 tanggal 22 Januari 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Simo Boyolali dari lokasi lama di Kompleks Pasar Simo, Kios Pasar Simo No. 9-10 Palem Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali ke Jl. Singoprono No. 14, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Simo Boyolali ke Kantor Cabang Pembantu Simo Boyolali.
4. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/1/DS/Slo January 5 2010 and decree of Board of Directors No.0031/HT.01.01/2010 January 22, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Simo Boyolali from Kompleks Pasar Simo Kios Pasar Simo No. 9-10 Palem Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali to Jl. Singoprono No. 14, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Simo Boyolali into Sub Branch Office Simo Boyolali.
5. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0038/ HT.01.01/2010 tanggal 2 Februari 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kampus Undaris Ungaran dengan alamat Jl. Tentara Pelajar No. 13, Ungaran.
5. According to decree of Board of Directors No. 0038/ HT.01.01/2010, February 2, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kampus Undaris Ungaran Jl. Tentara Pelajar No. 13 Ungaran had been opened.
6. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0041/ HT.01.01/2010 tanggal 3 Februari 2010, tentang Penutupan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Tanjung Semarang dengan alamat di Jl. Pemuda No 93, Semarang.
6. According to decree of Board of Directors No. 0041/ HT.01.01/2010, February 3, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Perusahaan Listrik Negara (PLN) Tanjung Semarang Jl. Pemuda No. 93 Semarang had been closed
7. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0045/ HT.01.01/2010 tanggal 8 Februari 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebumen dengan alamat Jl. Arung Binang No. 10, Kebumen.
7. According to decree of Board of Directors No. 0045/ HT.01.01/2010, February 8, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebumen Jl. Arung Binang No. 10 Kebumen had been opened.
8. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang No.12/11/DPB1/APBU/Sm tanggal 28 Januari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0044/ HT.01.01/2010 tanggal 8 Februari 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Kertek Wonosobo dari Kompleks Pasar Kertek blok F No. 8-9, Kertek, Wonosobo ke Jl. Raya Wonosobo Km. 8 Kertek, Wonosobo. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Kertek menjadi Kantor Cabang Pembantu Kertek.
8. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/11/APBU/Sm January 28 2010 and decree of Board of Directors No.0044/HT.01.01/2010 February 8, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Kertek Wonosobo from Kompleks Pasar Kertek blok F No. 8-9, Kertek, Wonosobo to Jl. Raya Wonosobo Km. 8 Kertek, Wonosobo. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Kertek into Sub Branch Office Kertek.
9. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0050/ HT.01.01/2010 tanggal 15 Februari 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Kas Pasar Jaten Karanganyar dari Kantor Kas Pasar Jaten dengan alamat Pasar Jaten Blok H-01, Desa Jaten, Karanganyar ke Kantor kas Tawangmangu dengan alamat Pasar Wisata Kios No. 108 Tawangmangu, Karanganyar.
9. According to decree of Board of Directors No.0050/ HT.01.01/2010 February 15, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its Cash Center from Pasar Jaten Blok H-01, Desa Jaten, Karanganyar to Cash Center Tawangmangu Jl. Pasar Wisata Kios No. 108 Tawangmangu, Karanganyar.
10. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang nomor 12/16/DPB1/APBU/Sm tanggal 18 Februari 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0070/HT.01.01/2010 tanggal 23 Februari 2010 tentang Pembukaan Kantor Cabang PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Jakarta yang berlokasi di Ruko Grand Panglima Polim Kav 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 25 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
10. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No. 12/16/DPB1/APBU/Sm February 18, 2010, and decree of Board of Directors No. 0070/ HT.01.01/2010 February 23, 2010 Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Ruko Grand Panglima Polim Kav 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 35 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan had been opened.
11. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0136/ HT.01.01/2010 tanggal 4 Maret 2010, tentang Pengoperasian Automatic Teller Machine (ATM) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kantor Cabang Jakarta dengan alamat Ruko Grand Panglima Polim Kav. 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 25, Jakarta Selatan.
11. According to decree of Board of Directors No. 0136/HT.01.01/2010, March 4, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had operated Automatic Teller Machine (ATM) at Branch Office Jakarta Ruko Panglima Polim Kav. 25-26 Jl. Panglima Polim Raya No. 25 Jakarta Selatan.
12. Berdasarkan Surat Bank No.12/27/DPbS/PAdBS/Sm 2010 dan Surat Keputusan HT.01.01/2010 tanggal 4
12. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/27/DPbS/Sm February 17, 2010, and decree of Board of Directors No.0085/HT.01.01/2010 March 4, 2010 Sharia Branch Office PT. Bank Pembangunan
Indonesia Semarang tanggal 17 Februari Direksi nomor 0085/ Maret 2010 tentang
LA 19
Pembukaan Kantor Cabang Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan alamat Jln Pemuda No. 142, Semarang.
Daerah Jawa Tengah at Jl. Pemuda No.142 Semarang had been opened.
13. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0110/HT.01.01/2010 tanggal 17 Maret 2010, tentang Pemindahan Alamat Kantor Kas di RSU Kardinah Tegal dari Jl. KS.Tubun No. 2, Komplek RSU Kardinah Tegal ke Jl. Sultan Agung Paviliun Dewandaru, Kompleks RSU Kardinah Tegal.
13. According to decree of Board of Directors No.0110/HT.01.01/2010 March 17, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its cash center RSU Kardinah Tegal from Jl. KS. Tubun No. 2, Komplek RSU Kardinah Tegal, to Jl. Suktan Agung Paviliun Dewandaru, Kompleks RSU Kardinah Tegal.
14. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0133/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Maret 2010, tentang Pembukaan 7 (tujuh) Layanan Syariah di Kantor Cabang di Wilayah Koordinator Semarang yaitu :
14. According to decree of Board of Directors No. 0133/ HT.01.01/2010 March 18, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Semarang had been opened at the following location :
Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling
Alamat | address
1. Kantor Cabang Semarang
Jl. Brigjen Sudiarto No. 196-198, Maja Mas Mall, Semarang
2. Kantor Cabang Purwodadi
Jl. Letjen S. Parman No. 16, Purwodadi.
3. Kantor Cabang Demak.
Jl. Sultan Fatah No. 41, Demak
4. Kantor Cabang Kendal
Jl. Soekarno-Hatta No. 288, Kendal.
5. Kantor Cabang Salatiga
Jl. Pemuda No. 1, Salatiga.
6. Kantor Cabang Ungaran
Jl. Diponegoro No. 25, Ungaran.
7. Kantor Cabang Pembantu IAIN Walisongo
Komplek IAIN, Jl. Walisongo No. 3-5, Semarang.
15. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0134/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Maret 2010 tentang Pembukaan 5 (lima) Layanan Syariah di Wilayah Koordinator Pati dengan rincian sebagai berikut :
Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling
Alamat | address
1. Kantor Cabang Pati
Jl. Jend. Sudirman No. 52, Pati.
2. Kantor Cabang Rembang
Jl. Kartini No. 10, Rembang.
3. Kantor Cabang Jepara
Jl. Pemuda No. 2, Jepara.
4. Kantor Cabang Blora
Jl. Pemuda No. 57, Blora.
5. Kantor Cabang Kudus
Jl. Jend. Sudirman No. 158, Kudus.
16. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0135/ HT.01.01/2010 tanggal 18 Maret 2010, tentang Pembukaan 6 (enam) Layanan Syariah di Kantor Cabang di Wilayah Koordinator Tegal yaitu :
LA 20
15. According to decree of Board of Directors No. 0134/ HT.01.01/2010 March 18, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Pati had been opened at the following location :
16. According to decree of Board of Directors No. 0135/ HT.01.01/2010 March 18, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Tegal had been opened at the following location :
Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling
Alamat | address
1. Kantor Cabang Tegal
Jl. Pemuda No. 5, Tegal.
2. Kantor Cabang Brebes
Jl. Diponegoro No. 113-115, Brebes.
3. Kantor Cabang Slawi
Jl. Dr. Sutomo No. 20, Slawi.
4. Kantor Cabang Pekalongan
Jl. Aloon-aloon No. 1, Pekalongan.
5. Kantor Cabang Batang
Jl. Jend. Sudirman No. 263, Batang
6. Kantor Cabang Pemalang
Jl. Jend. Sudirman Timur No. 76, Pemalang.
17. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0141/HT.01.01/2010 tanggal 5 April 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Rumah Sakit Geriatri Purwokerto dengan alamat Kompleks RS. Paviliun Abiyasa dan Pusat Pelayanan Geriatri Jl. Dr. Angka No. 2, Purwokerto.
17. According to decree of Board of Directors No. 0141/ HT.01.01/2010, April 5, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Rumah Sakit Geriatri Purwokerto Kompleks RS. Paviliun Abiyasa and Pusat Pelayanan Geriatri Jl. Dr. Angka No.2, Purwokerto had been opened.
18. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo nomor 12/2/APBU/Slo tanggal 5 April 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0160/HT.01.01/2010 tanggal 19 April 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Kota Sragen dari lokasi lama Komplek Pasar Kota Sragen Kios No. 16-17, Sragen ke Jl. Raya Sukowati No. 334, Sragen. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Kota Sragen ke Kantor Cabang Pembantu Kota Sragen.
18. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/2/APBU/Slo April 5 2010 and decree of Board of Directors No.0160/HT.01.01/2010 April 19, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Kota Sragen from Kompleks Pasar Kota Sragen Kios No. 16-17, Sragen to Jl. Raya Sukowati No. 334, Sragen. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Kota Sragen into Sub Branch Office Kota Sragen.
19. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0167/ HT.01.01/2010 tanggal 28 April 2010, tentang Pengalihan Induk Layanan Syariah di Kantor Cabang Pembantu Universitas Sultan Agung (UNISULA) Semarang dari Kantor Cabang Syariah Surakarta ke Kantor Cabang Syariah Semarang.
19. According to decree of Board of Directors No.0167/ HT.01.01/2010 April 28, 2010, Head office sharia office chanelling of PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah branch office Universitas Sultan Agung (UNISULA) Semarang had been moved from branch office sharia Surakarta to branch office sharia Semarang.
20. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0207/HT.01.01/2010 tanggal 24 Mei 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali dengan alamat Jl. Raya Solo-Boyolali Km 4, Boyolali.
20. According to decree of Board of Directors No. 0207/ HT.01.01/2010, May 24, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali Jl. Raya Solo-Boyolali Km 4 Boyolali had been opened.
21. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang No. 12/50/DPB1/APBU/Sm tanggal 25 Mei 2010 dan Surat Keputusan Direksi No. 0266/HT.01.01/2010 tanggal 31 Mei 2010, tentang Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Boja dari Jl. Raya Bebengan No. 260 Boja, Kendal ke Jl. Raya Bebengan No. 262, Boja.
21. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/50/APBU/Sm May 25 2010 and decree of Board of Directors No.0266/HT.01.01/2010 May 31, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Boja from Jl. Raya Bebengan No. 260 Boja, Kendal to Jl. Raya Bebengan No. 262, Boja.
LA 21
LA 22
22. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo nomor 12/9/APBU/Slo tanggal 13 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0268/HT.01.01/2010 tanggal 26 Juli 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Tawangsari Sukoharjo dari Jl. Patimura No. 20 Tawangsari Sukoharjo ke Jl. Yosodiningrat No. 3 Tawangsari Sukoharjo. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Tawangsari menjadi Kantor Cabang Pembantu Tawangsari.
22. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/9/APBU/Slo July 13 2010 and decree of Board of Directors No.0268/HT.01.01/2010 July 26, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Tawangsari Sukoharjo from Jl. Patimura No 20 Tawangsari Sukoharjo to Jl. Yosodiningrat No.3 Tawangsari Sukoharjo. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Tawangsari into Sub Branch Office Tawangsari.
23. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0272/ HT.01.01/2010 tanggal 2 Agustus 2010, tentang Pembukaan Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Stikes Muhammadiyah Kudus dengan alamat Jl. Ganesha I, Kudus.
23. According to decree of Board of Directors No. 0272/ HT.01.01/2010, August 2, 2010, the payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Stikes Muhammadiyah Kudus Jl. Ganesha I, Kudus had been opened.
24. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/7/DS/Pwt tanggal 15 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0271 /HT.01.01/2010 tanggal 3 Agustus 2010, tentang Pembukaan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Karangkobar Banjarnegara yang berlokasi di Jl. Raya Karangkobar, Wanayasa Km.1, Banjarnegara.
24. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/7/DS/Pwt July 15, 2010 and decree of Board of Directors No.0271/HT.01.01/2010 August 3, 2010, Sub Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Karangkobar Banjarnegara Jl. Raya Karangkobar, Wanayasa Km.1 Banjarnegara had been opened.
25. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo nomor 12/11/APBU/Slo tanggal 20 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0270/HT.01.01/2010 tanggal 3 Agustus 2010, tentang Pembukaan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Kerjo Karanganyar yang berlokasi di Jl. Raya Kwadungan, Desa Kwadungan, Kecamatan Kerjo Karanganyar.
25. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/11/APBU/Slo July 20, 2010 and decree of Board of Directors No.0270/HT.01.01/2010 August 3, 2010, Sub Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Kerjo Karanganyar Jl. Raya Kwadungan, Desa Kwadungan, Kecamatan Kerjo Karanganyar had been opened.
26. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/8/DS/Pwt tanggal 23 Juli 2010 dan Surat Keputusan Direksi PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah nomor 0277/HT.01.01/2010 tanggal 9 Agustus 2010, tentang Pembukaan Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Sumpiuh-Purwokerto yang berlokasi di Jl. Raya Sumpiuh No. 143, Banyumas.
26. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/8/DS/Pwt July 23, 2010 and decree of Board of Directors No.0277/HT.01.01/2010 August 9, 2010, Sub Branch Office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at Sumpiuh-Purwokerto Jl. Raya Sumpiuh No.143 Banyumas had been opened.
27. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/3/APBU/Pwt tanggal 20 Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0304/HT.01.01/2010 tanggal 30 Agustus 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Pasar Bobotsari- Purbalingga dari Jln.
27. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/3/APBU/Pwt August 20, 2010 and decree of Board of Directors No.0304/HT.01.01/2010 August 30, 2010, has moved its sub branch office PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Jl. PP. Imam No 13, Bobot sari Purbalingga to Jl. Brigjen Suwondo
PP. Imam No. 13, Bobotsari Purbalingga ke Jln. Brigjen Suwondo No. 26, Bobotsari Purbalingga.
No. 26 Bobotsari, Purbalingga.
28. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang nomor 12/76/DPB1/APBU/Sm tanggal 5 Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0303/HT.01.01/2010 tanggal 30 Agustus 2010, tentang Peningkatan Status Kantor Kas Purwantoro Wonogiri menjadi Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan alamat Jl. Raya Purwantoro-Ponorogo No. 14 , Wonogiri.
28. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/76/DPB1/APBU/Sm August 5, 2010 and decree of Board of Directors No.0303/HT.01.01/2010 August, 30 2010. the status of cash center of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been upgraded into Sub Branch Office located in Jl. Raya Purwantoro-Ponorogo No. 14, Wonogiri.
29. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0320/ HT.01.01/2010 tanggal 17 September 2010, tentang Pembukaan 5 (lima) Layanan Syariah di Kantor Cabang Wilayah Koordinator Magelang yaitu :
29. According to decree of Board of Directors No. 0320/ HT.01.01/2010 September 17, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Magelang had been opened at the following location :
Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling
Alamat | address
1. Kantor Cabang Magelang
Jl. Aloon-aloon Selatan No. 11, Magelang.
2. Kantor Cabang Kebumen
Jl. Pahlawan No. 177, Kebumen.
3. Kantor Cabang Temanggung
Jl. S. Parman No. 33, Temanggung.
4. Kantor Cabang Purworejo
Jl. A. Yani No. 20, Purworejo.
5. Kantor Cabang Wonosobo
Jl. Kartini No. 1, Wonosobo.
30. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0321/ HT.01.01/2010 tanggal 17 September 2010, tentang Pembukaan 4 (empat) Layanan Syariah di Kantor Cabang di Wilayah Koordinator Purwokerto yaitu :
30. According to decree of Board of Directors No. 0321/ HT.01.01/2010 September 17, 2010, the sharia office chanelling of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Brand Office (coordinator) Purwokerto had been opened at the following location :
Kantor Layanan Syariah | sharia office channeling
Alamat | address
1. Kantor Cabang Purwokerto
Jl. Gatot Subroto No. 101, Purwokerto.
2. Kantor Cabang Purbalingga
Jl. Jend. Sudirman No. 212, Purbalingga.
3. Kantor Cabang Cilacap
Jl. Mayjen Sutoyo No. 7, Cilacap.
4. Kantor Cabang Banjarnegara
Jl. Letjen Suprapto No. 50-51, Banjarnegara.
31. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang nomor 12/82/DPB1/APBU/Sm tanggal 31 Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0323/HT.01.01/2010 tanggal 24 September 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu Pasar Baledono Purworejo dari kompleks Pasar Baledono Kios No. 11 A, Jln. A. Yani, Purworejo ke Jln. Veteran No. 64, Purworejo. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Baledono Purworejo ke Kantor Cabang Pembantu Baledono Purworejo.
31. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/82/DPB1/APBU/Sm August 31 2010 and decree of Board of Directors No.0323/HT.01.01/2010 September 24, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Baledono Purworejo from Kompleks Pasar Baledono Kios No.11A, Jln. A. Yani Purworejo to Jl. Veteran No.64, Purworejo. Its name also had been changed from Sub Branch office Pasar Baledono Purworejo into Sub Branch Office Baledono.
LA 23
LA 24
32. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Semarang Nomor 12/4/APBU/Pwt tanggal 3 September 2010 dan Surat Keputusan Direksi Nomor 0324/HT.01.01/2010 tanggal 27 September 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu Pasar Kota Purbalingga dari Jl. Ahmad Yani No. 65, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga ke Jl. Mayor Jendral Sungkono No. 26 A, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Kota Purbalingga ke Kantor Cabang Pembantu Kota Purbalingga.
32. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/4/APBU/Pwt September 3 2010 and decree of Board of Directors No.0324/HT.01.01/2010 September 27, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office from Jl. Ahmad Yani No. 65 Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga to Jl. Mayor Jendral Sungkono No.26 A, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Kota Purbalingga into Sub Branch Office Kota Purbalingga.
33. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Purwokerto nomor 12/6/APBU/Pwt tanggal 5 Oktober 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0341/HT.01.01/2010 tanggal 25 Oktober 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Pasar Ajibarang Banyumas dari Kompleks Pasar Ajibarang Ruko No. 25, Kecamatan Ajibarang, Banyumas ke Jl. Raya Pancasan Ruko No. 2 & 3, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Ajibarang Banyumas ke Kantor Cabang Pembantu Ajibarang Banyumas.
33. According to decree of Bank of Indonesia Purwokerto No.12/6/APBU/Pwt October 5 2010 and decree of Board of Directors No.0341/HT.01.01/2010 October 25, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Pasar Ajibarang Banyumas from Kompleks Pasar Ajibarang Ruko No. 25, Kecamatan Ajibarang, Banyumas to Jl. Jl. Raya Pancasan Ruko No. 2&3, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Ajibarang Banyumas into Sub Branch Office Ajibarang Banyumas.
34. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0347/ HT.01.01/2010 tanggal 27 Oktober 2010, tentang Peningkatan Status Payment Point PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap menjadi Kantor Kas dengan alamat Kompleks RSUD Cilacap Jl. Gatot Subroto No.28, Cilacap.
34. According to decree of Board of Directors No.0347/ HT.01.01/2010 October 27, 2010. the status of payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been upgraded into Cash Center located in the Rumah Sakit Umum Daerrah (RSUD) Cilacap Jl. Gatot Subroto No. 28, Cilacap.
35. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0359/ HT.01.01/2010 tanggal 5 November 2010, tentang Peningkatan Status Payment Point di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang menjadi Kantor Kas PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan alamat Kompleks RSUD kota Semarang Jl.Fatmawati No 1, Semarang.
35. According to decree of Board of Directors No.0359/ HT.01.01/2010 November, 5 2010, the status of payment point of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah had been upgraded into Cash Center located in the Kompleks RSUD kota Semarang Jl. Fatmawati No. 1 Semarang.
36. Berdasarkan Surat Bank Indonesia nomor 12/108/ DPB1/APBU/Sm tanggal 8 November 2010 dan Surat Keputusan Direksi nomor 0377/HT.01.01/2010 tanggal 15 November 2010, tentang Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Jawa Tengah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dari lokasi lama Komplek
36. According to decree of Bank of Indonesia Semarang No.12/108/DPB1/APBU/Sm November 8, 2010 and decree of Board of Directors No.0377/HT.01.01/2010 November 15, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Universitas Negeri Semarang (UNNES) from Komplek Auditorium UNNES Jl. Kelud Raya No. 2
Auditorium UNNES Jl. Kelud Raya No. 2, Semarang ke lokasi baru Jl. Kelud Utara III, Semarang.
Semarang to Jl. Kelud Raya Utara III, Semarang.
37. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0379/HT.01.01/2010 tanggal 29 Nopember 2010, tentang Pembukaan Kantor Kas Syariah di Kampus Akademi Kebidanan-Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan (AKBID-APIKES) Citra Medik Surakarta di AKBID-APIKES dengan alamat Jl. KH. Samanhudi No. 93 Surakarta.
37. According to decree of Board of Directors No.0379/ HT.01.01/2010 November 29, 2010, the Sharia Cash Center PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah in Akademi Kebidanan-Akademi Perekam Medik and Informatika Kesehatan (AKBID-APIKES) Citra Medik, Jl. KH. Samanhudi No. 93 Surakarta had been opened.
38. Berdasarkan Surat Bank Indonesia Solo No. 12/14/ APBU/Slo tanggal 16 November 2010 dan Surat Keputusan Direksi No. 0403/HT.01.01/2010 tanggal 16 Desember 2010, tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Alamat Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Pembangunan Jawa Tengah di Karanggede Boyolali dari Jl. Prawiradigdoyo No. 3H Karanggede, Boyolali ke Jl. Prawiradigdoyo No. 110 Karanggede, Boyolali. Sekaligus Perubahan Nama dari Kantor Cabang Pembantu Pasar Karanggede ke Kantor Cabang Pembantu Karanggede.
38. According to decree of Bank of Indonesia Solo No.12/14/APBU/Slo November 16, 2010 and decree of Board of Directors No.0403/HT.01.01/2010 December 16, 2010, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah has moved its sub branch office Karanggede Boyolali from Jl. Prawiradigdoyo No. 3H Karanggede, Boyolali to Jl. Prawiradigdoyo No. 110 Karanggede, Boyolali. Its name also had been changed from sub Branch Office Pasar Karanggede into Sub Branch Office Karanggede.
b. Modal Disetor
b. Paid Capital
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM notaris di Semarang nomor 116 tanggal 23 April 2007 modal dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari Rp700.000.000.000,00 menjadi Rp1.500.000.000.000,00 dengan nilai nominal saham tetap sebesar Rp1.000.000,00 per saham atau 1.500.000 lembar saham yang masing-masing terbagi atas 996.298 lembar saham seri A dan 503.702 lembar saham seri B. Perubahan modal dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan nomor W9-00387/HT.01.04TH 2007 tanggal 14 Juni 2007 dan telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia Semarang Nomor 9/45/ DS/Sm tanggal 30 Juli 2007.
Based on General Shareholders’ Meeting, which was covered by notarial deed No. 116, dated April 23, 2007 of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, a notary in Semarang, the authorized capital of PT. Bank Pembangunan Jawa Tengah had been increased from Rp700.000.000.000,00 to Rp1.500.000.000.000,00 with par value Rp1.000.000,00 each or 1.500.000 shares. These shares consists of 996.298 Class A shares and 503.702 Class B shares. This change had been aprrovd by the Ministry of Justice and Human Rights with decree No. W9-00387/HT.01.04-TH 2007 June 14, 2007 and had been administered on decree of Bank of Indonesia Semarang No. 9/45/DS/Sm July 30, 2007.
Berdasarkan Akta RUPS No. 5 Tanggal 5 Mei 2009 serta Surat Bank Indonesia No. 11/81/DS/Sm tanggal 16 Juli 2009 jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh Bank pada 31 Desember 2009 sebesar Rp767.873.000.000,00,00. Sedangkan dalam tahun 2010 terdapat penambahan modal disetor sebesar Rp103.566.000.000,00 sehingga modal ditempatkan
According to notarial deed of General Shareholders’ Meeting May 5, 2009 and the decree of Bank of Indonesia No. 11/81/DS/Sm July 16, 2009 the paid capital of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah on December 31, 2009 amounted to Rp767.873.000.000,00. According to notarial deed of Extraordinary of General Shareholder Meeting No. 199,April 30, 2010 and the decree of Bank
LA 25
dan disetor penuh pada 31 Desember 2010 sebesar Rp871.439.000.000,00 sebagaimana tertuang dalam akta RUPS No 199 tanggal 30 April 2010 serta telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia sebagaimana Surat Bank Indonesia No.12/67/DPBI/APBU/Sm tanggal 15 Juli 2010.
Modal disetor dan ditempatkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing dimiliki oleh:
of Indonesia No. 12/67/DPBI/APBU/Sm July 15, 2010 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah added its paid in capital for Rp103.566.000.000 and hence, the total paid in capital as of December 31, 2010 amounted to Rp 871.439.000.000,00.
31 Desember 2010
As of December 31, 2010 and 2009 the paid capital are belonged to : 31 Desember 2009
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
574,430,000,000
498,374,000,000
Provincial Gov. of Central Java
Pemerintah Kota / Kabupaten se-Jawa Tengah
297,009,000,000
269,499,000,000
Gov. City / County as Central Java
871,439,000,000
767,873,000,000
Jumlah
Total
Rincian pemegang saham adalah sebagai berikut : 31 Desember 2010
December 31, 2010 Pemegang Saham
No.
Shareholders
Seri A | A Series
Seri B | B Series
Seri A dan B | A and B Series
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
310,829
310,829
64.49
263,601
263,601
67.69
574,430
574,430
65.92
Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang
9,739
9,739
2.02
11,522
11,522
2.96
21,261
21,261
2.44
Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta
3,723
3,723
0.77
4,931
4,931
1.27
8,654
8,654
0.99
4.
Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang
2,252
2,252
0.47
2,209
2,209
0.57
4,461
4,461
0.51
5.
Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga
2,791
2,791
0.58
1,525
1,525
0.39
4,316
4,316
0.50
6.
Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal
6,105
6,105
1.27
1,076
1,076
0.28
7,181
7,181
0.82
7.
Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan
1,786
1,786
0.37
738
738
0.19
2,524
2,524
0.29
8.
Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal
6,265
6,265
1.30
6,554
6,554
1.68
12,819
12,819
1.47
9.
Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang
6,820
6,820
1.41
5,442
5,442
1.40
12,262
12,262
1.41
1.
Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java
2. 3.
10.
Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap
11.
Pemkab. Pati | District Gov. of Pati
5,082
5,082
1.05
6,727
6,727
1.73
11,809
11,809
1.36
10,209
10,209
2.12
4,791
4,791
1.23
15,000
15,000
1.72
12.
Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang
5,200
5,200
1.08
5,160
5,160
1.33
10,360
10,360
1.19
13.
Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri
5,130
5,130
1.06
5,034
5,034
1.29
10,164
10,164
1.17
14.
Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal
4,277
4,277
0.89
4,337
4,337
1.11
8,614
8,614
0.99
15.
Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten
3,039
3,039
0.63
4,024
4,024
1.03
7,063
7,063
0.81
16.
Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes
3,839
3,839
0.80
2,733
2,733
0.70
6,572
6,572
0.75
17.
Pemkab. Blora | District Gov. of Blora
4,554
4,554
0.94
3,660
3,660
0.94
8,214
8,214
0.94
18.
Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo
6,066
6,066
1.26
3,375
3,375
0.87
9,441
9,441
1.08
19.
Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali
4,289
4,289
0.89
3,560
3,560
0.91
7,849
7,849
0.90
20.
Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang
2,812
2,812
0.58
3,725
3,725
0.96
6,537
6,537
0.75
21.
Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen
3,283
3,283
0.68
3,222
3,222
0.83
6,505
6,505
0.75
22.
Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan
6,727
6,727
1.40
3,770
3,770
0.97
10,497
10,497
1.20
23.
Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang
2,863
2,863
0.59
3,791
3,791
0.97
6,654
6,654
0.76
24.
Pemkab. Demak | District Gov. of Demak
7,764
7,764
1.61
3,491
3,491
0.90
11,255
11,255
1.29
25.
Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung
5,870
5,870
1.22
3,015
3,015
0.77
8,885
8,885
1.02
26.
Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga
3,590
3,590
0.74
2,900
2,900
0.74
6,490
6,490
0.74
27.
Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus
7,163
7,163
1.49
2,654
2,654
0.68
9,817
9,817
1.13
28.
Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara
3,039
3,039
0.63
2,384
2,384
0.61
5,423
5,423
0.62
29.
Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo
4,711
4,711
0.98
2,443
2,443
0.63
7,154
7,154
0.82
30.
Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara
8,892
8,892
1.84
2,807
2,807
0.72
11,699
11,699
1.34
31.
Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan
2,581
2,581
0.54
2,549
2,549
0.65
5,130
5,130
0.59
32.
Pemkab. Batang | District Gov. of Batang
2,596
2,596
0.54
2,412
2,412
0.62
5,008
5,008
0.57
33.
Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar
5,658
5,658
1.17
2,674
2,674
0.69
8,332
8,332
0.96
34.
Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas
5,602
5,602
1.16
2,760
2,760
0.71
8,362
8,362
0.96
35.
Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen
3,847
3,847
0.80
2,172
2,172
0.56
6,019
6,019
0.69
36.
Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo Jumlah | Total
LA 26
Details of shareholders are as follows :
3,024
3,024
0.63
1,654
1,654
0.42
4,678
4,678
0.54
482,017
482,017
100.00
389,422
389,422
100
871,439
871,439
100
LA 27
31 Desember 2009 Pemegang Saham
No.
Shareholders
Seri A | A Series
Seri B | B Series
Jumlah Saham | Number of shares
c. Susunan Pengurus
c. Boards of Commissioners and Directors
Seri A dan B | A and B Series
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
234,773
234,773
62.04
263,601
263,601
67.69
498,374
498,374
64.90
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank adalah sebagai berikut :
The Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2010 and 2009 are as follows :
1.
Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java
2.
Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang
9,739
9,739
2.57
11,522
11,522
2.96
21,261
21,261
2.77
3.
Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta
3,723
3,723
0.98
4,931
4,931
1.27
8,654
8,654
1.13
Dewan Komisaris :
4.
Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang
1,669
1,669
0.44
2,209
2,209
0.57
3,878
3,878
0.51
Komisaris Utama
5.
Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga
1,791
1,791
0.47
1,525
1,525
0.39
3,316
3,316
0.43
Komisaris
Dra. Utami Handayani
Commissioner
Komisaris
Prof. Dr. Imam Ghozali, M. Com, Hons, Akt
Commissioner
Komisaris
Drs. Sriyadhi, MM
Commissioner
6.
Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal
7.
31 Desember 2010 dan 2009 Drs. Hadi Prabowo, MM
Board of Commissioners : President Commissioner
811
811
0.21
1,076
1,076
0.28
1,887
1,887
0.25
Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan
1,786
1,786
0.47
738
738
0.19
2,524
2,524
0.33
8.
Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal
5,765
5,765
1.52
6,554
6,554
1.68
12,319
12,319
1.60
9.
Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang
6,620
6,620
1.75
5,442
5,442
1.40
12,062
12,062
1.57
10.
Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap
4,815
4,815
1.27
6,727
6,727
1.73
11,542
11,542
1.50
11.
Pemkab. Pati | District Gov. of Pati
10,209
10,209
2.70
4,791
4,791
1.23
15,000
15,000
1.95
12.
Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang
4,996
4,996
1.32
5,160
5,160
1.33
10,156
10,156
1.32
13.
Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri
5,130
5,130
1.36
5,034
5,034
1.29
10,164
10,164
1.32
14.
Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal
3,104
3,104
0.82
4,337
4,337
1.11
7,441
7,441
0.97
15.
Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten
3,039
3,039
0.80
4,024
4,024
1.03
7,063
7,063
0.92
16.
Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes
2,585
2,585
0.68
2,733
2,733
0.70
5,318
5,318
0.69
17.
Pemkab. Blora | District Gov. of Blora
3,554
3,554
0.94
3,660
3,660
0.94
7,214
7,214
0.94
18.
Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo
4,893
4,893
1.29
3,375
3,375
0.87
8,268
8,268
1.08
Direksi :
19.
Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali
4,289
4,289
1.13
3,560
3,560
0.91
7,849
7,849
1.02
Direktur Utama
20.
Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang
2,812
2,812
0.74
3,725
3,725
0.96
6,537
6,537
0.85
Direktur Pemasaran
21.
Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen
3,283
3,283
0.87
3,222
3,222
0.83
6,505
6,505
0.85
Direktur Umum
22.
Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan
4,672
4,672
1.23
3,770
3,770
0.97
8,442
8,442
1.10
Direktur Kepatuhan
Ir. Arso Budidono
Compliance Director
23.
Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang
2,863
2,863
0.76
3,791
3,791
0.97
6,654
6,654
0.87
Direktur Operasional
Joko Sambodo, SH
Operational Director
24.
Pemkab. Demak | District Gov. of Demak
4,764
4,764
1.26
3,491
3,491
0.90
8,255
8,255
1.08
25.
Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung
4,870
4,870
1.29
3,015
3,015
0.77
7,885
7,885
1.03
26.
Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga
3,590
3,590
0.95
2,900
2,900
0.74
6,490
6,490
0.85
27.
Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus
5,900
5,900
1.56
2,654
2,654
0.68
8,554
8,554
1.11
28.
Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara
2,733
2,733
0.72
2,384
2,384
0.61
5,117
5,117
0.67
29.
Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo
3,211
3,211
0.85
2,443
2,443
0.63
5,654
5,654
0.74
30.
Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara
7,142
7,142
1.89
2,807
2,807
0.72
9,949
9,949
1.30
31.
Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan
2,480
2,480
0.66
2,549
2,549
0.65
5,029
5,029
0.65
32.
Pemkab. Batang | District Gov. of Batang
1,901
1,901
0.50
2,412
2,412
0.62
4,313
4,313
0.56
33.
Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar
5,552
5,552
1.47
2,674
2,674
0.69
8,226
8,226
1.07
34.
Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas
4,102
4,102
1.08
2,760
2,760
0.71
6,862
6,862
0.89
35.
Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen
2,261
2,261
0.60
2,172
2,172
0.56
4,433
4,433
0.58
36.
Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo Jumlah | Total
LA 28
December 31, 2009
3,024
3,024
0.80
1,654
1,654
0.42
4,678
4,678
0.61
378,451
378,451
100.00
389,422
389,422
100
767,873
767,873
100
Pengangkatan Dewan Komisaris Bank, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank yang aktanya dibuat oleh Notaris Tini Prihartini Sriwidoyoko, SH,Sp.N notaris di Semarang No. 67 tanggal 16 September 2009 mengesahkan Drs. Hadi Prabowo, MM sebagai Komisaris Utama, serta Dra. Utami Handayani, Prof. Dr Imam Ghozali, M.Com, Hons, Akt dan Drs. Sriyadhi, MM sebagai Komisaris untuk masa Jabatan sampai dengan 31 Desember 2011.
According to General Shareholders’ Meeting (RUPS) notes as approved by notarial deed of Tini Prihartini Sriwidoyoko, SH, Sp.N No.67, September 16, 2009, Drs. Hadi Prabowo, MM has a position as a president commissioner, Dra. Utami Handayani and Prof. Dr. Imam Ghozali, M. Com, Hons, Akt and Drs. Sriyadhi, MM has a position as a commissioner for terms to Desember 31, 2011.
31 Desember 2010
December 31, 2010 Directors : Drs. Hariyono, MM
President Director
Basuki Sri Hartono, S.Sos
Marketing Director
Drs. Bambang Widyanto
31 Desember 2009
December 31, 2009 Directors :
Direksi : Direktur Utama Direktur Pemasaran
General Director
Drs. Hariyono, MM
President Director
Basuki Sri Hartono, S.Sos
Marketing Director
Direktur Umum
Ispriyanto, SE, MM
General Director
Direktur Kepatuhan
Soedaryo, SE, Akt
Compliance Director
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank, tanggal 28 Desember 2009 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM notaris di Semarang No. 159 mengesahkan pengangkatan Drs. Hariyono, MM sebagai Direktur Utama, Basuki Sri Hartono, S.Sos sebagai Direktur Pemasaran, Drs. Bambang Widyanto sebagai Direktur Umum, Ir. Arso Budidono sebagai Direktur Kepatuhan, dan Joko Sambodo, SH sebagai Direktur Operasional untuk masa jabatan 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2013.
According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on December 28, 2009 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH MM No.159, Drs. Hariyono, MM has been mandated as the president director, Drs. Basuki Sri Hartono, S.Sos has been mandated as the director of marketing, Drs. Bambang Widyanto has been mandated as the director of compliance, and Joko Sambodo, SH has been mandated as the director of operating for the period of January 1, 2010 until December 31, 2013.
LA 29
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 28 Desember 2009 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM dan Surat Bank Indonesia Nomor 12/5/DPbS/Sm/Rahasia tanggal 11 Pebruari 2010 mengesahkan pengangkatan Basuki Sri Hartono, S. Sos merangkap sebagai Direktur Unit Usaha Syariah.
Pengangkatan Direksi Bank, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 22 November 2004 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM notaris di Semarang nomor 163 mengesahkan Drs. Hariyono, MM sebagai Direktur Utama, Basuki Sri Hartono, S.Sos sebagai Direktur Pemasaran, dan Ispriyanto, SE, MM sebagai Direktur Umum untuk masa jabatan 2004 sampai 2008.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 28 Juli 2005 yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, Notaris di Semarang nomor 230 mengesahkan Soedaryo, SE, Akt sebagai Direktur Kepatuhan untuk masa jabatan 2004 sampai 2008.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank tanggal 28 Desember 2008 yang aktanya dibuat oleh Notaris Tini Prihatini Sriwidiyoko, SH, Sp.N, notaris di Semarang nomor 20 tanggal 23 Desember 2008 mengesahkan masa jabatan Direksi Bank diperpanjang 1 (satu) tahun sampai Desember 2009.
Komite Audit : Ketua
According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on December 28, 2009 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH MM and decree of Bank of Indonesia No.12/5/DPbS/Sm/Rahasia February 11, 2010 Basuki Sri Hartono, S. Sos has been mandated as the director of Sharia Unit Business.
According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on November 22, 2004 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH MM No.163, Drs. Hariyono, MM has been mandated as the president director, Basuki Sri Hartono, S.Sos has been mandated as the director of marketing, Ispriyanto, SE, MM has been mandated as the director of general affair and operating for 20042008. According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on July 28, 2005 as documented by notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro, SH, MH, MM, No. 230, Soedaryo, SE, Akt. has been mandated as the director of compliance for 2004-2008. According to Extraordinary General Shareholders’ Meeting (RUPSLB) notes of Bank on December 28, 2008 as documented by notarial deed of Tini Prihatini Sriwidiyoko, SH, Sp.N, No. 20, December 23, 2008, the position of incumbent Board of Directors has been prolonged 1 (one) year until December 2009.
31 Desember 2010 dan 2009
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Prof.Dr.Imam Ghozali,M.Com,Hons, Akt
Vice
Anggota
Guritno, SE
Staff
Anggota
Munawar, SE
Staff
Pengangkatan Komite Audit Bank, berdasarkan Keputusan Direksi PT. Bank Jateng No.0164/ HT.01.01/2007 tanggal 1 Mei 2007 dan No.0281/ HT.01.01/2007 tanggal 1 Nopember 2007 tentang pengangkatan Komite Audit PT. Bank Jateng.
The bank’s audit committee is mandated according to the decree of the Board of Directors PT. Bank Jateng No. 0164/HT.01.01/2007, May 1, 2007 and No. 0281/ HT.01.01/2007, November 1, 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank memiliki karyawan sebanyak 2.342 orang (tidak diaudit) dan 31 Desember 2009 sebanyak 2.308 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2010 and 2009, Bank has 2.342 employees (unaudited) and 2.308 employees (unaudited) respectively.
Prinsip-prinsip akuntansi yang penting telah diterapkan secara taat konsisten oleh Bank dalam penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
The significant accounting policies which were applied consistently by the Bank in the preparation of financial statement for the years ended December 31, 2010 and 2009, are as follows :
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
a. Basis of Financial Statements Preparation
Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI Revisi 2008) dan Bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan 55 (Revisi 2006) tidak berlaku untuk akun syariah.
The financial statements for year ended December 31,2010 were prepared in accordance with generally accepted accounting priciples in Indonesia and Guidance for Indonesian Bank Accounting (PAPI Revised 2008). Bank had been applied PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instrument: Presentation and Disclosure, PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instrument: Recognation and measurement”. Implementation PSAK No. 50 (Revised 2006) and 55 (Revised 2006) has not available for Sharia account.
Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” dan PAPI 2000. PSAK No. 31 tersebut telah dicabut efektif tanggal 1 Januari 2010.
The financial statements for the years ended December 31, 2009 were prepared in accordance with generally accepted accounting priciples in Indonesia and the Statements of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 31 (Revised 2000) regarding “Accounting for Banking Industry” and PAPI 2000. PSAK No. 31 has been revoked effective on January 1, 2010.
Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali yang terkait dengan penilaian kembali atas aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah dan instrumen keuangan tertentu seperti efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual serta instrumen derivatif. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual.
The financial statements have been prepared under the historical cost convention as modified by the revaluation of fixed assets which are accordance with Goverment regulations and certain financial instruments such as trading and available-for-sale securities and derivative instruments. The financial statements are prepared under the accrual basis of accounting.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup Kas, Giro pada Bank Indonesia dan Giro pada Bank Lain, Sertifikat Bank Indonesia, dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 bulan dari tanggal akuisisi.
The statements of cash flows wre prepared based on the modified direct method with cash flows classified into cash flows from operating, investing and financing activities. For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, Certificates of Bank Indonesia, and Deposits facilities of Bank Indonesia maturing within 3 months from the date of acquisition.
Auditee Committee:
LA 30
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
LA 31
Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan laporan arus kas, terdiri dari kas, Giro pada Bank Indonesia, dan Giro pada bank Lain. Perubahan tersebut terkait dengan dicabutnya PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” yang efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan dengan Laporan Arus Kas tahun yang berakhir 31 Desember 2010, maka laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 juga dilakukan penyesuaian/ reklasifikasi.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi arus kas dan asumsi yang mempengaruhi :
Prior to January 1 2010, cash and cash equivalent for the purpose of statement of cash flows include cash, current account with Bank Indonesia and current account with other banks. This change is due to withdrawal of PSAK 31 (Revised 2000) “Accounting for Banks” effective since January 1 2010. Accordingly for comparative purposes with composition of statement of cah flows for the year ended December 31, 2010, the statement of cash flows for years ended December 31 2009 have been reclassified.
- the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contigent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements.
- Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
- the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on Management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dinyatakan secara khusus dibulatkan dalam Rupiah penuh.
Figures in the financial statements are rounded to and stated in full of Rupiah unless otherwise stated.
b. Foreign Currency Translations Reporting Currency
Mata Uang Pelaporan
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Bank.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Bank.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transactions and Balances in Foreign Currency
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi tersebut. Pada neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan Bank Indonesia pada tanggal tersebut.
Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah using the current rate on those transaction dates. At the balnce sheet, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated using average kurs were defined Bank Indonesia prevailing at the date.
Keuntungan dan kerugian seliisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang
LA 32
Exchange gains and the losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized
in the statement of income, except when deferred in equity as qualifying cash flow (hedges).
Selisih penjabaran mata uang asing atas efek hutang dan aset moneter keuangan lain yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs.
Translation differences on debt securities and other monetary financial assets measured at fair value are included in foreign exchange gains and losses.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, yang menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
Below are the major exchange rates used for translation as December 31, 2010 and 2009 using the average kurs Bank Indonesia.
The preparation of financial statements in conconformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires the use of estimates cash flows and assumptions that affect :
- nilai aset dan kewajiban dilaporkan serta pengungkapan atas aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan
b. Penjabaran mata uang asing
asing diakui pada laporan laba-rugi, kecuali apabila ditangguhkan pada ekuitas karena memenuhi kualifikasi / kriteria sebagai lindung nilai arus kas (hedging).
Direksi :
2010
2009
Directors :
1 Dolar Amerika Serikat
9,010
9,395
US Dollar 1
1 Poundsterling Inggris
13,941
15,165
British Poundsterling 1
1 Euro
12,018
13,542
Euro 1
111
102
Yen 1
1 Yen
c. Aset dan kewajiban keuangan
c. Financial assets and liabilities
Aset keuangan, diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, kredit yang diberikan dan piutang, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Bank menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity financial assets and available-for-sale financial assets. The Bank determines the classification of its financial assets at initial recognation.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dan kewajiban yang diukur pada nilai wajar melalui laporan keuangan laba-rugi.
Financial liabilities are classified as financial liabilities are measured at amortized cost and financial liabilities at fair value through profit and loss.
Pengakuan dan Pengukuran
Recognation and Measurement
Klasifikasi instrumen keuangan pada pengakuan awal tergantung pada tujuan dan maksud Manajemen serta karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Semua instrumen keuangan pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajarnya.
The classification of financial instruments at initial recognation depends on the purpose and the managements intention for which the financial instruments were acquired and their characteristics. All financial instruments are measured initially at their fair value.
Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut.
The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Seluruh aset keuangan dan kewajiban keuangan pada awalnya diakui pada tanggal penyelesaiannya.
All financial assets and liabilities are recognized on settlement date.
LA 33
Instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba-rugi adalah yang ditetapkan oleh manajemen sebagai nilai wajar melalui laporan labarugi pada awal pengakuan serta aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat perubahan nilai wajar instrumen keuangan diakui pada laporan laba-rugi sebagai “Kenaikan/penurunan nilai wajar aset keuangan”.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba-rugi adalah aset-aset yang diperoleh Bank atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking), atau merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan atau instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).
Financial instruments designated at fair value through profit and loss are those that have been designated by management on initial recognition and financial assets classified as held for trading. The unrealized gains or losses resulting from changes in fair value are recognized in the consolidated statements of income as “increase/decrease in value of financial assets”.
Kredit yang diberikan adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dipublikasi pada pasar aktif, kecuali :
Loans and receivables include non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in active markets, other than :
- Aset dimana Bank mempunyai maksud untuk menjual segera atau dalam waktu dekat dan kredit yang diberikan dan piutang yang diukur Bank pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi pada saat awal pengakuan; - Aset dimana Bank pada awal pengakuan diakui sebagai tersedia untuk dijual; atau
- Those that the Bank intends to sell immediately or in the near term and loans and receivables that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss ;
- Aset dimana Bank tidak mendapat pengembalian secara substansial atas investasi awal Bank, selain karena penurunan kualitas aset keuangan.
- Those for which the Bank may nor recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Setelah pengukuran awal, kredit yang diberikan selanjutnya dinilai sebesar biaya perolehan diamortisasi dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal serta fee dan biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif dan kerugian yang timbul atas penurunan nilai diakui di dalam laporan laba-rugi.
Kewajiban keuangan yang diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba-rugi terdiri dari dua sub-kategori, yaitu kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi.
Financial liabilities at fair value through profit and loss consist of two sub - categories; financial liabilities classified as held for trading and financial liabilities designated by the Bank as at fair value through profit and loss upon initial recognition.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek. Derivatif diklasifikasikan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai intrumen lindung nilai.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of portofolio of identified financial instrument that are managed together and for which there is evidence of a recent acctual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effectivly as hedging instruments.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan yang diukur dari nilai wajar
Gains and losses arising from changing in fair value of financial liabilities classified held for trading and designated at fair value through profit and loss are
Financial assets designated through profit and loss are those assets that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term, or it is part of a portofolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking, or derivatives (unless they are designated and effective as hedging).
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, Setelah pengukuran awal, instrumen keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasikan diakui langsung dalam ekuitas sebagai “Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual”.
Penurunan nilai atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba-rugi sebagai “Penyisihan kerugian penurunan nilai atas instrumen keuangan dan dikeluarkan dari ekuitas.
Impairment on available-for-sale financial assets in recognized in the statements of income as “allowance for impairment losses on financial instruments” and removed from equity.
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana bank mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada awal akuisisi dan fee atau biaya sebagai bagian tidak
Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities, which the Bank has positive intention and ability to hold to maturity. After initial measurement, heldto-maturity financial assets are measured at amortised cost using the EIR (effective interest rate) method, less impairment. Amortised cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fees/costs that are an integral part of the EIR. The amortization and the losses arising from impairment of such investments are recognized in the statements of income.
LA 34
terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul dari penurunan nilai akan diakui dalam laporan laba-rugi.
Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are neither classified as held-fortrading nor designated as at fair value through profit or loss. After initial measurement, available-for-sale financial assets are subsequently measured at fai assets are subsequently measured at fair value. Unrealized gains and losses are recognized directly in equity in the “Unrealized gains/losses on changes in fair value of available-for-sale financial assets”.
- Those that the Bank, upon initial recognition, designates as available-for-sale; or
After initial measurements, loans and receivables are subsequently measured at amortized cost using EIR, less allowance for impairment. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fees and costs taht are an integral part of the EIR. The EIR amortization and losses arising from impairment is included in the statements of income.
LA 35
melalui laporan laba-rugi dicatat melalui laporan labarugi sebagai “keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
recorded in the consolidated statements as “Gain/losses from changes in fair value of financial instruments”.
Kewajiban keuangan:
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan Bank berdasarkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut :
Financial liabilities measured at amortized cost were financial liabilities that are not classified as fair value through profit and loss.
Simpanan nasabah
Surat berharga yang diterbitkan
Kewajiban derivatif
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
Deposits from other banks
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
Securities issued
Kewajiban akseptasi
Beban yang masih harus dibayar
Financial assets
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Current accounts with Bank Indonesia
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Indonesia dan bank lain
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
Accrued expenses
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan secara material kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a). Bank telah mentransfer secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentranfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut.
The Bank derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Bank has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a ‘pass through’ arrangement; either (a) the Bank has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Bank has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban dihentikan atau dibatalkan atau berakhir.
A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expires
Placements with Bank
Trading securities
Financial Investments
laba rugi, aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual | Financial assets designated at fair value through profit or loss, held-to-maturity financial assets, and available for-sale-financial assets Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Borrowings
| Financial assets designated at fair value through profit or loss Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost
Indonesia and other banks Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Acceptances payable
Current accounts with other banks
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost
Financial Instruments :
Giro pada Bank Indonesia
Derivatives payable
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost Pinjaman diterima
Cash
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost
The following table presents classification of financial instruments of the Bank based on characteristic of those financial instruments :
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Tagihan derivatif
Deposit from customers
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost
Kas
Investasi keuangan
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost
After initial recognition, Bank measures all financial liabilities at amortized cost using EIR method.
Aset keuangan
Efek-efek yang diperdagangkan
Obligations due immediately
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost Simpanan dari bank lain
Kewajiban keuangan :
Penempatan pada Bank
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost
Klasifikasi | Classification
Giro pada bank lain
Financial liabilities:
diamortisasi | Liabilities measured at amortized cost Kewajiban segera
Kewajiban keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi merupakan kewajiban keuangan yang selain atau tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi.
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
Derivatife receivable
| Financial assets designated at fair value through profit or loss
LA 36
Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Loans
Tagihan akseptasi
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Acceptances receivable
Pendapatan masih akan diterima
Kredit yang diberikan dan piutang | Loans and receivables
Accrued income
LA 37
Saling Hapus
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan di neraca jika, dan hanya jika, saat ini terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk saling hapus jumlah keduanya dan terdapat maksud untuk diselesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
Offset Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount are reported in the balance sheet if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities sumultaneously.
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction).
Nilai wajar suatu aset atau kewajiban keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi (kutipan) di pasar aktif, yaitu jika harga yang dikuotasikan tersedia setiap waktu dan dapat diperoleh secara rutin dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
Fair value of a financial asset or liabilty can be measured by using the quotation in an active market, that is if the quoted price is available anytime and can be obtained routinely and the price reflects the actual and routine market transaction in a fair transaction.
Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau kewajiban keuangan, maka Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, penggunaan analisis arus kas yang didiskonto dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama. Reklasifikasi instrumen keuangan
In case there is no active market for a financial asset or liability, the Bank determines the fair value by using the appropriate valuation techniques. Valuation techniques include the usage of a recent market transaction performed fairly by those who are willing to and understand, and if there is available, the usage of discounted cash flow analysis and the usage of the recent fair value of other instrument which is substantially similiar.
Reclassification of Financial Instruments
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
The Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss classification while it is held or issued.
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tertentu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
The Bank shall not reclassify any financial assets category of held-to-maturity. If these is a sale or reclassification of held-to-maturity financial asset for more than an insignificant amount before maturity (other than in certain specific circumstances), the entire heldto-maturity financial assets will have to be reclassified as available-for-sale financial assets. Subsequently, the
LA 38
Selanjutnya, Bank tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya.
Fair Value Fair Value is the value which is used to exchange an asset or to settle a liability between parties who understand and are willing to perform a fair transaction (arm’s length transaction).
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasikan diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas, diakui pada laporan laba-rugi.
Bank shall not classify financial asset as hel-to-maturity during the following two years.
Reclassification of held-to-maturity financial asset to available-for-sale is recorded at fair value. The unrealized gain or loss is recognized in equity until the time financial assets is derecognized and at the time the cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be recognized in the statement of income.
d. Giro Wajib Minimum
d. The Minimum Statutory Reserve
Pada tanggal 4 Oktober 2010, bank Indonseia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing. Berdasarkan perarturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah, dan GWM sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar parameter disinsentif bawah atau parameter diinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antar Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010.
On October 4, 2010, Bank Indonesia issued a regulation (PBI) No. 12/19/PBI/2010 regarding the Minimum Statutory Reserves at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and Foreign currencies. In accordance with such regulation, the minimum ratio of Statutory Reserves consist of Primary Minimum Statutory Reserves, Secondary Minimum Statutory Reserves and Loan to Deposit Ratio (LDR) Minimum Statutory Reserves. Primary Minimum Statutory Reserves is 8% of TPF in Rupiah and Secondary Minimum Statutory Reserves is 2.5% of TPF in Rupiah. LDR Minimum Statutory Reserves in Rupiah is determined in the amount of computation between parameters under disincentive and over disincentive for the differnce between the Bank’s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive. The Minimum Statutory Reserves in foreign currencies is 1% from TPF in foreign currencies. The PBI was effective from November 1, 2010.
e. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain
e. Current Accounts with Other Banks and Bank Indonesia
Sejak 1 Januari 2010, giro pada bank lain dan Bank Indonesia setelah perolehan awal diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai dengan menggunakan metode penurunan nilai sebagaimana diungkap dalam Catatan 2n.
Since January 1, 2010, subsequent to initial recognition, current accounts with other banks and Bank Indonesia are measured at their amortized cost using EIR method. Allowance for impairment losses is assessed if there is an indication of impairment using the impairment method as disclosed in Note 2n.
Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian. Giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro.
Prior to January 1, 2010, current accounts with other banks are stated at the outstanding balance less allowance for possible losses. Current accounts with
LA 39
Penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkap dalam Catatan 2o.
Bank Indonesia are stated at the outstanding balance. The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.
f.
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
f.
Placements with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money, penempatan fixed term, deposito berjangka dan lainlain.
Placements with Bank Indonesia and other banks consist of call money, fixed term placements, time deposits and others.
Sejak 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain dinilai berdasarkan nilai wajar ditambah biaya transaksi tambahan langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai sebagaimana diungkap dalam Catatan 2n.
Since January 1, 2010, placements with other banks are intialy measured at fair value plus incremental direct transaction cost, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the EIR method. The Bank assesses if there is an objective evidence of impairment using impairment method as disclosed in Note 2n.
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan pendapatan bunga yang ditangguhkan.
Placements with Bank Indonesia are stated at the outstanding balances, less unearned interest income.
Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo setelah dikurangi penyisihan kerugian. Penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metode sebagaimana diungkap dalam Catatan 2o.
Prior to January 1, 2010, placements with other banks are stated at outstanding balances net of allowance for possible losses.The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.
g. Efek-efek yang diperdagangkan
g. Trading securities
Efek-efek yang diperdagangkan terdiri dari Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, dan Obligasi korporasi yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan dicatat di neraca sebesar nilai wajar.
Trading securities comprises of Goverment Promissory Notes, Certificates of Bank Indonesia,and Corporate bonds that are classified as held for trading, and recorded in the balance sheet at fair value.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba-rugi tahun yang berjalan. Pendapatan bunga dari efek hutang dicatat dalam laporan labarugi sesuai dengan persyaratan dalam kontrak. Atas penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, selisih antara harga jual dengan harga perolehan diakui sebagai keuntungan atau kerugian penjualan pada tahun dimana efek tersebut dijual.
Unrealized gains or losses resulting from the increase or decrease in fair value are recognized in the current year statements of income. The interest incomefrom debt securities is recorded in the statements of income according to the terms of the contract. Upon sale of trading securities portofolio, the difference between the selling price and the purchase price is recognized as a gain or loss in the year when the securities were sold.
Sejak 1 Januari 2010, reklasifikasi efek-efek dari dan ke klasifikasi diperdagangkan tidak diperbolehkan.
LA 40
Since January 1, 2010, reclassification of securities into and out the trading portofolio is not allowed.
Sebelum 1 Januari 2010, efek yang diperdagangkan disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian.
Prior to January 1, 2010, trading securities is presented after net of allowance for possible losses.
h. Investasi keuangan
h. Financial investments
Investasi keuangan merupakan investasi pada efekefek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual dan penyertaan saham.
Financial investments represent investments in marketable securities and goverment recapitalization bonds classified as either held-to-maturity or availablefor-sale and investment in shares.
Investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (“held-tomaturity”) dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak, diakui dan disajikan sebagai komponen ekuitas. Ketika investasi tersebut dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di ekuitas, diakui di dalam laba-rugi. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui dalam laporan laba-rugi dan dikeluarkan dari ekuitas.
Financial investments classified as held-to-maturity are stated at cost, adjusted for unamortized premium or discount. Financial investments classified as availablefor-sale securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or drcrease in fair value, net of tax, are recognized and presented as an equity is recognized in the statements of income. The losses arising for impairment of such investments are recognized in the statements of income and removed from equity.
Sejak 1 Januari 2010, premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, premi dan/atau diskonto saat perolehan investasi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.
Since January 1, 2010, preium and/or discount is amortized and reported as interest income using the EIR method. Prior to January 1, 2010, premium and/or discount on acquisition was amortized using straightline method.
Sejak 1 Januari 2010, jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi-investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tertentu) melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh dan harus diklasifikasikan kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya.
Since January 1, 2010, if Bank will sell or reclassify more than an insignificant amount of held-to-maturity investments before maturity (other than in certain specific circumstances) the entire category would be tainted and would have to be reclassified as availablefor-sale. Furthermore, the Bank would be prohibited from classifying any financial asset as held-to-maturity during the following two years.
Sejak 1 Januari 2010, penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkap dalam Catatan 2n.
Since January 1, 2010, the Bank assesses if there is an objective evidence that the financial asset is impaired using the impairment method as disclosed in Note 2n.
Sebelum 1 Januari 2010, penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2o.
Prior to January 1, 2010, allowance for impairment losses are recognized using the method as disclosed in Note 2o.
LA 41
Penyisihan kerugian penurunan dan kenaikan/ penurunan nilai wajar disajikan sebagai penambahan/ pengurangan terhadap saldo investasi keuangan.
Allowance for impairment losses and increase/decrease in fair value are presented as additions/deductions from the outstanding balance of financial statements.
i.
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
i.
Securities sold under repurchased agreements
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) diakui sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam neraca karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual.
Securities sold under repurchased (repo) agreements are recognized at the agreed repurchase price less unamortized interest. The unamortized interest represents the difference between the selling price and the agreed repurchase price and is recognized as interest expense during the period from the sale of securities to the date repurchase. The securities sold are recorded as assets on the balance sheet because in substance the ownership of the securities remains with the Bank as the seller.
Sejak 1 Januari 2010, beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.
Since January 1, 2010, interest expense is amortized by using the EIR method. Prior to January 1, 2010, the interest expense is amortized using straight-linemethod.
j.
Instrumen Keuangan Derivatif
j.
Derivative Financial Instruments
Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada neraca. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa.
Derivative financial instruments (including foreign currencies transactions for funding and trading) are recognized in the balance sheet at their fair value. Fair value is determined based on market value, pricing models or quoted prices of other instruments with similiar characteristics.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba-rugi tahun berjalan.
Gain or loss on derivative contract not desinated as a hedging instrument (or derivative contract taht does not qualify as a hedging instrument) is recognized in the current year statement of income.
Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan diperlakukan sebagai instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi :
Embedded derivatives are separated from their host non-derivative contract and accounted for as a derivative instrument if all of the following criteria are met :
LA 42
1. Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan karakteristik dan risiko kontrak utama.
1. The economic characteristics and risks of the embedded derivative are not closely related to those of the host contract.
2. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi definisi dari derivatif dan,
2. A separate instrument with the same terms as the embedded derivative would meet the definition of a derivative, and
3. Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar diakui di dalam laporan laba-rugi (yaitu derivatif melekat di dalam aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba-rugi tidak dipisahkan).
3. The hybrid (combined) instrument is not measured at fair value with changes in fair value recognised in profit or loss (i.e. a derivative that is embedded in a financial asset or financial liability at fair value through profit or loss is not separated).
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam neraca berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan neraca, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau model penentuan harga.
All derivatives instruments (including foreign exchange transactions for financing and trading) is recognized in balance sheet at fair value. The fair value is based on the market rate, Reuters exchange rate at balance sheet date, dicounted cash flows, price valuation or broker quoted price on other instruments with similiar characteristics or price model.
Sebelum 1 Januari 2010, tagihan derivatif disajikan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian. Penyisihan kerugian dihitung dengan menggunakan metoda sebagaimana yang diungkapkan dalam catatan 2o.
Prior to January 1, 2010, derivatives receivable is presented after deducted by allowance for impairment losses. The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.
k. Kredit Yang Diberikan
k. Loans
Sejak 1 Januari 2010, kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba-rugi. Penyisihan kerugian atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam catatan 2n.
Since January 1, 2010, loans are measured at amortized cost using the EIR method less allowance for impairment losses. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and costs/fee that are an integral part of the EIR. The amortization is recognized in the statements of income. The Bank assesses if there is an objective evidence of impairment methodology as disclosed in Note 2n.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit bruto dikurangi dengan penyisihan kerugian yang dibentuk berdasarkan evaluasi kolektibilitas kredit yang diberikan. Penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkapkan dalam catatan 2o.
Prior to January 1, 2010, loans are stated at the gross amount of their outstanding balance less allowance for possible losses, which is determined based on evaluation of the collectibility of each loan. The allowance for possible losses is calculated using the method as disclosed in Note 2o.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama dan penerusan kredit (channelling) dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans, joint financing and chanelling loans are stated at the loan pricipal amount based on the risk participation by the Bank.
LA 43
Pinjaman Berdasarkan Prinsip Syariah
Loans Sharia Financing
Termasuk dalam kredit yang diberikan adalah pembiayaan Syariah yang terdiri dari tagihan Syariah, pembiayaan mudharabah, musyarakah dan tagihan lainnya
Loans include Sharia financing which consists of Sharia receivables, mudharabah, musyarakah financing and other receivables.
Tagihan Syariah merupakan hasil dari transaksi berdasarkan akad-akad murabahah dan istishna.
Sharia receivables result from trasactions based on murabahah and istishna agreements.
Mudharabah adalah kontrak kerjasama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) berdasarkan rasio pendapatan atau keuntungan dan kerugian yang telah ditentukan sebelumnya.
Mudharabah is a commersial cooperation contract between the owner of funds (shahibul maal) and fund manager (mudharib) based on a predetermined ratio of revenue or profit and loss sharing.
Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian keuntungan dan kerugian sesuai perjanjian atau proporsi kontribusi modal.
Musyarakah financing is an agreement between the investors (musyarakah partner) to combine capital and have joint-venture in a partnership with revenue or profit and loss sharing based on an agreement or with the proportionate capital contribution.
Pembiayaan mudharabah dan musyarakah dinyatakan dalam neraca sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Piutang murabahah disajikan dalam neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi margin ditangguhkan dan penyisihan kerugian.
Mudharabah and musyarakah financing are stated in the balance sheet at financing balance less allowance for possible losses. The murabahah receivables are presented in the balance sheet at the net realizable amount as the receivables balance less a deffered margin and an allowance for possible losses.
l. Restrukturisasi Kredit
l.
Loan restructuring
Loan restructuring may involve extending the payment arrangements and the agreement of new loan conditions, since January 1, 2010, once the terms have been renegotiatied, any previous impairment is measured using the original EIR as calculated before the modification of terms and the loan is no longer considered past due. Management continuously reviews renegoitiated loans to ensure that all criteria are met and that future payments are likely to occur. The loans continue to be subject to an individual or collective impairment assessment, calculated using the loan’s original EIR and follow the impairment assessment of loans.
LA 44
Restrukturisasi kredit meliputi adanya perpanjangan jangka waktu pembayaran dan ketentuan kredit yang baru. Sejak 1 Januari 2010, setelah syarat dan ketentuan telah dinegosiasi ulang, penurunan nilai yang ada sebelumnya akan diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal sebelum ketentuan kredit dimodifikasi dan kredit tersebut tidak lagi dalam kategori ‘past-due’. Manajemen akan melakukan kaji ulang pada kredit yang direstrukturisasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh syarat terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi. Kredit tersebut akan dimasukkan dalam perhitungan penurunan nilai secara individual atau kolektif, yang dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal, dan mengikuti perlakuan atas perhitungan penurunan nilai kreditnya.
Sebelum 1 Januari 2010, restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dilakukan secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit. Selisih antara saldo kredit tercatat dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dibukukan sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.
Prior to January 1, 2010, restructuring of non-performing loans involving modification of the terms of the loan is applied prospectively and shall not change the carrying amount of loans at restructuring date, except when the carrying amount of loans exceeds the present value of future cash receipts as specified by the new terms. The excess of the loan carrying value against the present value of future cash receipts is recognized as a loss on restructuring. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as a recovery of principal and interest revenue, proportionately.
Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan amortisasi secara proporsional sesuai rasio nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.
Deffered interest that is capitalized to receivables under a new loan agreement is recorded as deffered interest income and will be recorded under interest income by proportionate amortization based on the amount of capitalized interest in relation to the new loan principal upon receipt on the loan repayment.
m. Tagihan dan kewajiban akseptasi
m. Acceptance receivable and payable
Dalam kegiatan bisnis biasa, Bank memberikan jaminan keuangan, seperti letters of credit, bank garansi dan akseptasi.
Bank provides financial guarantee in term of letters of credit, bank guarantees, acceptance.
Sejak 1 Januari 2010, tagihan akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi oleh penyisihan penurunan nilai. Kewajiban akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Since January 1, 2010, acceptance receivable is measured at cost and amortized using effective interest rate method, less allowance for losses on earning asset. Acceptance payable is measured at cost and amortized using effective interest rate method.
Sebelum 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credit (L/C) atau nilai yang dapat direalisasi atas L/C yang diaksep oleh bank pengaksep. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian.
Before January 1, 2010, acceptance receivable and payable is stated according to Letter of Credit (L/C) or at realizable value of accepted L/C. Acceptance payable is stated at its value less allowance for losses.
Sejak 1 Januari 2010, penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metoda penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2o.
Since January 1, 2010, allowance for losses is determined if it indicated devaluation. Allowance is counted using devaluation method as disclosed in Note 2o.
Sebelum 1 Januari 2010, penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metoda sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2n.
Before January 1, 2010, allowance for losses is stated using method as disclosed in Note 2n.
LA 45
n. Penurunan nilai kredit yang diberikan dan aset keuangan lainnya
n. Impairment of loans and other assets financial
Sejak tanggal September 2010, Bank setiap bulan atau paling lambat setiap tiga bulan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa kredit yang diberikan mengalami penurunan nilai. Kredit yang diberikan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas kredit dapat diestimasi secara handal.
Bank menentukan tingkat signifikansi kredit yang akan dievaluasi secara individual. Dalam hal tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai kredit yang dievaluasi secara individual, maka kredit tersebut harus dimasukkan ke dalam kategori kredit yang akan dievaluasi penurunan nilai kreditnya secara kolektif. Evaluasi secara individual didasarkan pada estimasi jumlah kerugian kredit dan estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali.
Bank telah menetapkan tingkat signifikansi kredit yang dievaluasi secara individu meliputi pembiayaan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan plafond diatas Rp1 Milyar dan kredit dengan karakteristik spesifik. Kredit yang dievaluasi secara kolektif meliputi kredit yang pembayarannya bersumber dari penghasilan tetap, kredit beragunan rumah tinggal, kredit beragunan tunai.
Indikator untuk menentukan adanya bukti objektif penurunan nilai untuk kredit yang dievaluasi secara individu meliputi prospek usaha, kinerja debitur dan kemampuan membayar sedangkan untuk kredit yang dievaluasi secara kolektif berdasarkan kemampuan membayar debitur.
The objective indicators to determined individual loans devaluation are business prospoect, debtor’s performance, and payment ability. While, collective loans devaluation are determined based on debtor’s payment ability.
Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi).
If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred).
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Bank pertama kali menentukan apakah
LA 46
Since September 1, 2010, the Bank assesses at each balance sheet date whether there is any objective evidence that all financial asset or a group of financial asset is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired and impairment losses incurred if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occured after the initial recognition of the asset (an incurred ‘loss event’) and that loss event has an impact of the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated. Bank determined significant loans that would be evaluated individually. In the absence of objective evidence concerning loans devaluation, these loans must be categorized into loans with potential devaluation that would be evaluated collectively. Individual evaluation is determined based on estimated loan loss and estimated realizable value.
Bank has determined loans significance that would evaluated individually including loans given to micro, small and medium enterprises up to Rp1 billions and specific loans. Loans evaluated individually include loans that would be repaid from fixed income, loans for housing and loans with cash collateral.
For financial assets carried at amortised cost, the Bank first assesses individually whether objective evidence of
terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang memiliki bukti objektif penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Individual assessment is performed on the significant financial assets that had objective evidence of impairment. The insignificant financial assets includes in the group of financial assets with similiar credit risk characteristics and assessed collectively.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
However if the Bank determines that no objective evidence of impairment exist for an individually assessed financial asset, the Bank includes the asset in a group of financial assets with similiar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.
Penyisihan penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.
Allowance for impairment losses on impaired financial assets that was assessed individually by using discounted cash flows method. While for allowance for impairment losses on impaired financial assets that was assessed collectively, the Bank uses statistical method of the historical data such as the probability of defaults, time of recoveries, the amount of loss incurred (Loss Given Default), and by considering for management judgement of current economic and credit conditions.
Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method atau migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif.
The Bank uses statistical model analysis method, roll rate analysis method and migration analysis method to assess financial assets impairment collectively.
Aset keuangan dan penyisihan yang terkait tersebut dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian di masa datang dan semua jaminan telah direalisasi atau sudah diambil alih oleh Bank. Aset keuangan tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Financial assets together with the associated allowance are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been released or has been transferred to the Bank Financial assets is written-off by reversing allowance for impairment losses. Financial assets are written-off if all necessary procedures has been performed and amount of loss has been determined.
Jika, pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya
If, in the next period, the amount of allowance for impairment losses is decreased and the decrease can be related objectively to an event that occured after the recognition of the impairment losses (i.e. Upgrade debtor’s or issuer’s collectibility), therefore the impairment loss that was previously recognized has to
LA 47
diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
be revrsed, by adjusting the allowance account. The reversal amount of financial assets is recognized in the statement of income.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba-rugi.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan dalam instrument hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba-rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba-rugi.
Untuk aset keuangan unit usaha Syariah, Bank menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006, tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/9/2007 tanggal 18 Juni 2007 dalam menentukan kerugian penurunan nilai.
The recoveries of written-off financial assets, in current period is credited by adjusting the allowance accounts. Recoveries of written-off loans from previous period are recorded as operational incomes other than interest income.
For the financial assets classified as available-for-sale, Bank assesses at each balance sheet data whether there is objective evidence that a financial assets or a group of financial assets is impired. In the case of equity instrumens classified aa available-for-sale, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available-for-sale financial assets, the cumulative loss measured as the difference between the aquisition cost and the current fair value is removed from equity and recognized in the statement of income.
For the financial assets of Sharia business unit, the Bank applies PBI No. 8/21/PBI/2006 dated October 5, 2006 as amended by PBI No. 9/9/2007 dated June 18, 2007 for determination of impairment loss.
o. Allowance for possible losses of earning assets and non-earning assets
LA 48
periodic examination, BI checking and availability of debtor’s audited financial statements.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia bahwa Bank yang belum memiliki pengalaman kerugian secara spesifik dan tidak terdapat data pengalaman kerugian historis peer group yang memadai atau kelompok kredit yang sebanding untuk menentukan besarnya penurunan nilai secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Ketentuan ini dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011.
According to the decree of Bank Indonesia, Accounting Guidelines for Indonesian Banking, those bank without specific experience on losses and historical losses peer review in determining losses collectively based on PSAK No.55 (Revised 2006) should estimate allowance for losses using the regulation of Bank Indonesia. This practice must be implemented by December 31, 2011
Bank telah melakukan penilaian sendiri (self assesment) atas kondisi keterbatasan dalam memperoleh data pengalaman kerugian spesifik dan pengalaman historis dari peer group atas kelompok kredit yang sebanding dan menyusun rencana tindak (action plan) yang memuat langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memperoleh data tentang pengalaman kerugian spesifik dalam rangka menerapkan estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif sesuai persyaratan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
Bank has implemented self assesment about limitation to gather specific losses and historical experiences of peer groups of loans. Moreover, bank has formulated action plan to gather specific losses data to estimate loans losses collectively based on PSAK No. 55 (Revised 2006).
Atas kondisi keterbatasan tersebut Bank dalam menentukan penyisihan kerugian dan peringkat kualitas aset, Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Untuk unit usaha Syariah, Bank menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/9/2007 tanggal 18 Juni 2007.
Regarding the above limitations, bank has implemented PBI No. 7/2/PBI/2005, January 20, 2005, certain provisions of which have been amended by PBI No. 8/2/PBI/2006, January 30, 2006; PBI No. 9/6/PBI/2006, March 30, 2007 and PBI No. 11/2/PBI/2009, January 29, 2009. For sharia units, bank has implemented PBI No. 8/21/PBI/2006, October 5, 2006, certain provisions of which have been amended by PBI No. 9/9/2007, June 18, 2007.
If, in a subsequent period, the fair value of a financial asset in the form of debt instruments classified as availablefor-sale increases and the increase can be objectively related to an event ocuuring after the impairment loss was recognized in profit and loss, the impairment loss is reversed through the statement of income.
o. Penyisihan kerugian aset produktif dan aset nonproduktif Bank membentuk peyisihan kerugian atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas aset produktif dan aset non-produktif tersebut pada tiap bulan, evaluasi manajemen atas prospek usaha, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur, serta mempertimbangkan juga hal-hal lain
seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh bank umum lainnya atas aset produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit.
Allowance for earning assets and non-earnings assets is determined based on management’s review of the quality of these earning assets and non-earning assets management’s evaluation of every debtor’s business projects, financial performance and payment ability. Moreover, the management also consider the recommendation of Bank Indonesia resulting from its
LA 49
Penyisihan kerugian minimum atas aset produktif adalah sebagai berikut : Klasifikasi
Minimum allowance for possible losses on earning assets are as follows :
Persentase minimum | Minimum percentage
Lancar*
1%
Current
Dalam perhatian khusus
5%
Special mention
Kurang lancar
15%
Substandard
Diragukan
50%
Doubtful
Macet
100%
Loss
Untuk aset produktif selain kredit pembentukan penyisihan kerugian menggunakan data pengalaman kerugian historis.
Allowance for earning asset other than loans is determined based on historical losses.
Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai kewajiban pada neraca dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.
Allowance for losses on commitments and contigencies is presented as a liability “Estimated Losses on Commitments and Contigencies” in the balance sheet.
Penyisihan kerugian pembiayaan dibentuk sesuai dengan kebijakan Bank dengan persentase tertentu berdasarkan umur piutang pembiayaan konsumen yang telah jatuh tempo. Persentase penyisihan kerugian diterapkan terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen setelah dikurangi nilai agunan yang memenuhi syarat.
Aset non-produktif adalah aset bank selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut :
Klasifikasi
LA 50
p. Fixed assets and depreciatio
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Bank telah memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank.
Effective January 1, 2008, the Bank applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets’, which supershades PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”, whereby the Bank has chosen the cost model. The adoption of this revised PSAK did not result in a significant effect in the Bank’s financial statements.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and imapirment losses. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in profit or loss as incurred.
Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut :
Buildings are depreciated using staright-line method. The annual depreciation rates are as follows :
Classification
p. Aset tetap dan penyusutan
Allowance for losses is determined according to bank’s policies in term of percentage of outstanding loans at maturity date. The percentages are applied to earning asset less the collateral value.
Non-earning are assets with potential loss, and include but are not limited to foreclosed properties, abandoned properties, inter-office accounts, and suspense accounts. Allowance for losses for foreclosed properties and abandoned properties are classified into 4 (four) categories as follows :
Persentase minimum | Minimum percentage
Classification
Lancar
0%
Current
Kurang lancar
15%
Substandard
Diragukan
50%
Doubtful
Macet
100%
Loss
Bangunan :
Persentase penyusutan per tahun | Percentage of annual depreciation
Buildings :
Permanen
5%
Permanent
Non-permanen
10%
Non-permanent
Seluruh aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun (declining balance method). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut :
All fixed assets, except for land and buildings, are depreciated using the declining balance method. The annual depreciation rates were as follows :
Aset tetap di luar bangunan :
Fixed assets except land and buildings :
Golongan I : Dengan masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun atau 50% dari nilai buku.
Class I : Assets with useful lives of less than 4 years or 50% from book value.
Golongan II : Dengan masa manfaat antara 8 tahun atau 25% dari nilai buku.
Class II : Assets with useful lives of less than 8 years or 25% from book value
Aset tetap golongan I dan golongan II terdiri dari peralatan kantor, instalasi, dan kendaraan bermotor.
Class I and class II fixed assets consist of office equipment, installation, and motor vehicles.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi dan dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan dan kerugian dari penghentian aset tetap diakui dalam laporan laba rugi.
When assets are retired and disposed of, their acquisition cost and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements, and the disposal of fixed assets are recognized in the statements of income.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama tahun dimana biayabiaya tersebut terjadi. Biaya renovasi yang besar
Repairs and maintenance are charged to the statement of income during the financial year in which they are incurred. The cost of major renovations in included in
LA 51
dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila terdapat kemungkinan Bank dan anak perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Renovasi yang besar tersebut akan disusutkan selama sisa masa manfaat aset yang terkait.
Aset dalam penyelesaian merupakan aset yang masih dalam proses pembangunan dan belum siap untuk digunakan, serta dimaksudkan untuk dipergunakan dalam kegiatan usaha. Aset ini dicatat sebesar biaya yang telah dikeluarkan.
PSAK No. 16 (revisi 2007), “Aset Tetap” telah diterapkan oleh Bank sejak tanggal 1 Januari 2008.
the carrying amount of the asset when it is probable that future economic benefits in excess of the originally assessed standard of performance of the exiting asset will flow to the Bank. Major renovations are depreciated over the remaineing useful life of the related asset.
Beban pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya.
Expense for maintaining foreclosed assets are charged in the current year of statement of income as incurred.
Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambilalihan agunan dikapitalisasi dalam akun agunan yang diambil alih tersebut.
Reconditioning costs incurred after repossession of the assets are capitalized as part of the foreclosed assets.
Construction in progress consist of assets that are still in progress of construction and not yet ready for use and are intended to be used in business activity. This account is recorded based on the amount paid
s. Beban dibayar dimuka dan aset lain-lain
s. Prepayments and other assets
Terdiri dari aset yang tidak material yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Termasuk dalam aset lain-lain adalah beban dibayar di muka. Aset lain-lain dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi, penurunan nilai dan penyisihan kerugian atau penurunan nilai.
t.
Kewajiban segera
t. Obligations due immediately
Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban, baik dari nasabah maupun dari bank lain. Kewajiban segera dinyatakan sebesar jumlah kewajiban Bank. Sejak 1 Januari 2010, kewajiban segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi.
PSAK No. 16 (revised 2007), “Fixed Assets” was applied by the Bank effective since January 1, 2008.
q. Aset tidak berwujud
q. Intangible assets
Aset tidak berwujud terdiri dari peranti lunak dan goodwill.
Peranti lunak yang bukan merupakan bagian integral dari peranti keras yang terkait dicatat sebagai aset tidak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi.
r.
Agunan yang diambil alih
r. Foreclosed assets
Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”.
Foreclosed assets are presented in the “Other Assets” account.
Agunan yang diambil alih dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar nilai outstanding kredit yang diberikan, mana yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun penyisihan kerugian.
Foreclosed assets are stated at net realizable value or stated at loan outstanding amount, whichever is lower. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated costs of disposing the assets. The excess of loan receivable over the net realizable value of the foreclosed assets is charged to allowance for possible losses.
Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan.
The difference between the value of the foreclosed assets and the proceeds from the sale of such property is recorded as a gain or loss when the property is sold
Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk berdasarkan penurunan nilai agunan yang diambil alih.
Management evaluates the value of foreclosed assets regularly. An allowance for possible losses on foreclosed assets is provided based on the decline in value of foreclosed assets.
LA 52
Intangible assets consist of computer software and goodwill. Computer software which is not an integral part of a related hardware is recorded as intangible asset and stated at carrying amount, which is cost less accumulated amortization.
Represent immaterial assets that cannot be classified under the above accounts. Other assets include prepayments. Other assets are stated at carrying amount, which is cost less accumulated amortization, decline in value and allowance for possible losses or impairment losses.
Obligations due immediately are recorded when the payable arise from the costomers or from other banks. Obligations due immediately are stated at the amount payable by the bank. Starting January 1, 2010, obligations due immediately are measured at their amortized cost.
u. Simpanan nasabah
u. Deposits from Customers
Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah (di luar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.
Deposits from customers are deposits of customers (excluding other banks) with the Bank based on deposit agreements. Deposits from customers consist of demand deposits, savings deposits and time deposits.
Simpanan termasuk simpanan Syariah dan investasi tidak terikat yang terdiri dari :
Deposits include Sharia deposits and unrestricted investments consisting of the following :
a. Wadiah merupakan wadiah yad-adhamanah yakni titipan dana dalam bentuk giro dan tabungan dimana pemilik dana mendapatkan pendapatan bonus.
a. Wadiah is a yad-adhamanah savings or demand deposit on which the customer may receive bonus income
b. Investasi tidak terikat dalam bentuk tabungan mudharabah yang merupakan simpanan dana nasabah yang memberikan nasabah dengan nisbah yang telah imbalan bagi hasil dari pendapatan unit Syariah atas penggunaan dana untuk ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
b. Unrestricted investments in the form of mudharabah savings which entitle the customer to receive a share of Sharia unit income in return for the usage of the funds in accordance with the pre-defined and predetermined terms (nisbah).
c. Investasi tidak terikat dalam bentuk deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana nasabah yang pendapatan unit Syariah atas
c. Unrestricted investments in the form of mudharabah time deposits are fund deposits which entitle the customer to receive a share of Sharia unit’s income
LA 53
penggunaan memberikan imbalan bagi hasil dari dana untuk nasabah tersebut untuk nasabah sesuai dengan nisbah yang telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
for the usage of the funds in accordance with the pre-defined and predetermined terms (nisbah).
Sejak 1 Januari 2010, giro, tabungan dan deposito berjangka diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Since January 1, 2010, demand deposits, savings deposits and time deposits are intially recognized at fair value and subsequently measured at amortised. Amortised cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from customers and transaction costs that are an integral part of the EIR.
Sebelum 1 Januari 2010, giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada masing-masing pemegang giro dan tabungan.
Prior to January 1, 2010, demand deposits and savings deposits were stated at the payable amount due to the account holders.
Sebelum 1 Januari 2010, deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.
Prior to January 1, 2010, time deposits were stated at the nominal amount set forth in the agreements between holders of time deposits and the Bank
v. Simpanan dari bank lain
v. Deposits from Customers
Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito.
Sejak 1 Januari 2010, simpanan dari bank lain diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari bank lain dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Sebelum 1 Januari 2010, kewajiban terhadap bank lain dinyatakan sesuai jumlah kewajiban terhadap bank lain.
LA 54
Simpanan dari bank lain termasuk simpanan Syariah dalam bentuk giro wadiah dan investasi tidak terikat yang terdiri dari deposito berjangka mudharabah.
Deposits from other banks represent liabilities to other domestic and overseas banks, in the form of demand deposits, saving deposits, interbank call money with maturity period based on agreement less than or equal to 90 days, time deposits and certificates of deposits
Since January 1, 2010, deposits from other banks are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortised cost using the EIR method. Amortised cost is calculated by talking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from other bank and transaction costs that are an integral part of the EIR.
w. Surat berharga yang diterbitkan
w. Securities issued
Surat berharga yang diterbitkan terdiri dari obligasi dan medium term notes yang diterbitkan, dan call money yang berjangka waktu di atas 90 (sembilan puluh) hari
Securities issued consist of bonds and medium term notes issued by a subsidiary, and call money with tenor of more than 90 (ninety) days.
Sejak 1 Januari 2010, surat berharga yang diterbitkan diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal dan biaya-biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Beban emisi obligasi diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Since January 1, 2010, securities issued are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on the initial acquisition and costs that are an integral part of the EIR. Expenses incurred in the issurance (public offering) are amortized during the bonds period by using effective interest rate.
Sebelum 1 Januari 2010, surat berharga yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi dicatat sebagai pengurang terhadap hasil emisi dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi. Beban emisi obligasi dibebankan seluruhnya dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Prior to January 1, 2010, securities issued were presented at nominal value net of unamortized discount. Costs incurred relating to bonds issurance are presented as deducation from the proceeds of bonds issued and amortized using the straight-line method over the term of the bonds. Expenses incurred in the issurance (public offering) of the bonds are charged to the current years statements of income.
x. Pinjaman diterima
x. Borrowings
Pinjaman diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowings are funds received from other banks, Bank Indonesia or other parties with payment obligation based on borrowings agreements.
Sejak 1 Januari 2010, pinjaman diterima diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Since January 1, 2010, borrowings are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of borrowings and transaction costs that are an integral part of the EIR.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman diterima dinyatakan sebesar nilai nominalnya.
Prior to January 1, 2010, borrowings were stated at nominal value.
Prior to January 1, 2010, deposits from other bank were stated at the amounts due to the other banks.
Deposits from other banks include Sharia deposits in the form of wadiah demand deposits and unrestricted investments which comprised mudharabah time deposits.
LA 55
y. Pinjaman subordinasi
y. Subordinated loans
Sejak 1 Januari 2010, pinjaman subordinasi diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dhitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman subordinasi dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman subordinasi disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan pinjaman subordinasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil penerbitan pinjaman subordinasi dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Since January 1, 2010, subodinated loans are initially recognized at fair value and subsequently measured at amortized cost using the EIR method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on subordinated loan and transaction costs that are an integral part of the EIR.
z. Interset income and expense
Sejak 1 Januari 2010, secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau kewajiban keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee/biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Nilai tercatat aset atau kewajiban keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasi pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahan nilai tercatat dicatat di laporan laba rugi. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada tahun berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi.
LA 56
Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui dengan menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.
Once the recorded value of a financial asset or a group of similiar financial assets has been reduced due to an impairment loss, interest income continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non-performing. Pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. Pendapatan bunga yang telah diakui atau dicatat tetapi belum diterima, dibatalkan pada saat pinjaman tersebut diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dicatat sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima secara tunai.
Prior to January 1, 2010, interest income and expenses were recognized on an accrual basis, except for interest income on loans and other earning assets classified an non-performing. This interest income is recognized only when such interest income recognized or recorded but not yet received, are cancelled when the loans are classified as non-performing. Such interest income from non-performing loans not yet received are recorded as contingent receivables in the administrartive accounts and are recognized as income when collection in cash is received.
Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai nonperforming jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek mengalami wanprestasi dalam memenuhi pembayaran bunga dan/atau pokok atau memiliki peringkat paling kurang 1 (satu) tingkat dibawah peringkat investasi.
Loans and other earning assets (excluding securities) are considerd as non-performing when they are classified as substandard, doubtful, or loss. While securities are categorized as non-performing when the issuer of securities defaults on its interest and/or principal payments or if they are rated at least 1 (one) level below investment grade.
Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan pinjaman diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok pinjaman. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman diakui sebagai pendapatan bunga.
All the cash payments pertaining to loans classified as doubtful and loss are applied against the loan pricipal balances. Any excess received from the loan principal is recognized as interest payment.
Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian pinjaman yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan dan akan diakui sebagai pendapatan dan diamortisasi berdasarkan proporsi nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok pinjaman baru pada saat pembayaran pinjaman diterima.
Deferred interest that is capitalized as receivables under the new restructuring agreements is recorded as deferred interest income and will be recognized as income and amortized proportionately based on the amount of capitalized interest relative to the loan principal upon loan repayment.
Prior to January 1, 2010, subordinated loans were presented at nominal value net of unamortized discount. Cost incurred relating to the subordinated loans issurance were recognized as discount and offset directly from the proceeds derived from such offering and amortized over the period of the subordinated loans using the straight-line method.
z. Pendapatan dan beban bunga
Since January 1, 2010, prospectively, interest income and expenses for all financial instruments measured at amotized cost, financial assets and liabilities classified as available-for-sale is recorded using the EIR method, which is the rate that exactly discounts of estimated future cash payments or receipts through the expected life of athe financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. The calculation takes into account all contractual terms of the financial instrument and includes any fees or incremental costs that are directly attributable to the instrument and are an integral part of the EIR.
The carrying amount of the financial asset or financial liability is adjusted if the Bank revises its estimates of payments or receipts. The adjusted carrying amount is calculated based on the original EIR and the change in carrying amount is recorded in the statements of income. However, for a reclassified financial asset for which the Bank subsequently increases its estimates of future cash receipts as a result of increased recoverability of those cash receipts, the effect of that increase is recognized as an adjusment to the EIR from the date of the change in estimate.
aa. Pendapatan dan beban provisi
aa. Commission Income and expense
Sejak 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi dari aset dan kewajiban keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang perkiraan umur aset atau kewajiban keuangan.
Since January 1, 2010, fees and commissions income and expense of financial assets and liabilities, which are an integral part of the effective interest rate are being taken into account in calculating the EIR. These income and expense are amortized during the expected life of financial assets or liabilities.
LA 57
Saldo beban yang ditangguhkan dan pendapatan komisi atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan dalam penyelesaian.
The outstanding balances of deferred fees and commision income on loans receivable terminated or settled prior to maturity are recognized as income in settlement.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila diajukan permohonan keberatan atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected or appealed against, when the results of the objection or appeal has been determined.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan serta berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis sesuai dengan jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima. Jika kredit yang diberikan dan pinjaman diterima dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan atau beban provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit yang diberikan atau pinjaman diterima dilunasi.
Prior to January 1, 2010, significant fees and commission income and expenses directly or indirectly related to loans and borrowing activities were recorded as deferred income and expenses, and were systematically amortized within the periods of the respective loans and borrowings. If the loans and borrowings were settled before maturity date, the balance of related deffered income and expenses on commissions and fees were recognized upon settlement of loans and borrowings.
Aset pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan kewajiban pajak tangguhan dalam neraca. Pemanfaatan aset pajak tangguhan oleh Bank tergantung pada laba kena pajak di masa yang akan datang.
Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the balance sheet. The utilization of deferred tax assets recognized by the Bank is dependent upon future taxable profits.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak untuk tahun berjalan dan dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year and computed using previailing tax rates.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Commissions and fees not related to loans and borrowings or loan activities or loans and borrowings or loan periods or immaterial are recognized as income and expenses at the time the transactions occur.
ac. Laba per saham
ac. Earnings per share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing net income with the weighted average number of shares outstanding during the year.
ab. Taxation
ad. Dana pensiun dan manfaat karyawan Kewajiban pensiun
ad. Pension plan and employee service entitlements
ab. Perpajakan
Pajak penghasilan tangguhan dihitung dengan menggunakan metode kewajiban, terhadap semua perbedaan temporer pada tanggal neraca antara aset dan kewajiban menurut pajak dan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan.
Deffered income tax is calculated using the liability method, on all temporary differences at the balance sheet date between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes.
Sejak Mei 1996, Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap. Iuran yang ditanggung Bank diakui sebagai beban pada tahun berjalan
Since May 1996, the Bank had a defined contribution pension plann for all of its local permanent employees. Contributions borne by the Bank are recognized as current costs during the year.
Kewajiban pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui atas semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi pajak yang belum digunakan, apabila besar kemungkinannya bahwa jumlah laba fiskal di masa datang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum digunakan.
Deffered tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Deffered tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carry-forward balance of unused tax losses, to the extent that is probable that future taxable income will be sufficient to be applied against the deductable temporary differences and unused tax losses can be utilized.
Bank mengakui penyisihan imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (Bank mengakui penyisihan tersebut sebagai tambahan atas manfaat yang akan diterima karyawan dari program pensiun iuran pasti di atas dan perjanjian kerja bersama). Penyisihan tersebut diakui berdasarkan perhitungan aktuaris. Metode perhitungan aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Unit Credit.
The Bank recognize provisions for employee service entitlements in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the Bank recognizes the provision in addition to the benefit to be received by the employees from the pension plan and collective employment agreement). The provision are recognized using an actuarial calculation. The method used by actuary for actuarial calculation is the Projected Unit Credit.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku secara efektif atau secara substansial akan diberlakukan pada tahun dimana aset tersebut direalisasikan atau kewajiban tersebut diselesaikan.
Deffered tax assets and liabilities are measured at the tax rates (and tax laws) that are effective or substantially expected to apply to the year when the asset is realized or the liability is settled.
Taksiran pajak penghasilan Bank dihitung sebagai badan hukum. Aset pajak kini (current tax assets) dan kewajiban pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan (offset) dalam laporan keuangan.
The income tax of the Bank is computed for each company as aseparate legal entity. Current tax assets and current tax liabilities for different legal entities are not offset in the financial statements.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing perusahaan pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.
Actuarial gain or losses are recognized as income or expanse when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses foreach individual company at the end of the previous reporting year exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at the date. These gains or losses are recognized on a straight-line method over the expected average remaining working lives of the employees.
Biaya jasa lalu dibebankan dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak (vested).
The past service cost is recognized as an expense on a straight-line method over the average period until the benefits become vested.
LA 58
LA 59
ae. Transaksi dengan pihak terkait
ae. Transactions with related parties
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Fair value of financial instruments
Bila nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada neraca tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan Manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
When the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the balance sheet cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are drived from observable market data are not available, management judgement is required to establish fair values. The management judgement include considerations of liquidity and model inputs such as volatility for long term derivatives and discount rates, early payment rates and default rate assumptions.
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan Piutang
Impairment losses on loans and receivable
Bank menelaah kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas penyisihan penurunan nilai.
The Bank reviews its individually significant loans and receivables at each balance sheet date to assess whether an impairment loss should be recorded in the statements of income. In particular, judgement by management is required in the estimation of the amount and timing of future cash flows when determining the impairment loss. In estimating these cash flows, the Banks makes judgements about borrower’s financial situation and the net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, resulting in future changes to the allowance.
Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual
Impairment of available-for-sale financial assets
Bank mereview efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan.
The Bank reviews its debt securities classified as available-for sale financial assets at each balance sheet date to assess whether they are impaired. This requires similiar judgement as applied to the individual assessment of loans.
Bank melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa” dan peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 mengenai “Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum”. Pihak terkait didefinisikan antara lain : I. perusahaan di bawah pengendalian Bank dan anak perusahaan; II. perusahaan asosiasi; III. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; IV. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; dan V. karyawan kunci dan anggota keluarganya
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
af. Pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan
I. entities under the control of the Bank and subsidiaries; II. assosiated companies; III. investors with an interestin the voting that gives them significant influence; IV. entities controlled by investors under Note III above; and V. key management and their relatives
The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted on normal terms and conditions similiar to those with third parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
af. Significant accounting judgements and estimates
The Bank enter into transactions with parties which are defined as related parties in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 7 regarding “related party disclosures” and Bank Indonesia regulation No. 8/13/PBI/2006 regarding “Changes on Bnak Indonesia Regulation no. 7/3/PBI/2005 regarding Legal Lending Limit of Commercial Banks”. Related parties are principally defined as:
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut :
In the process of applying the Bank’s accounting policies, management has exercised profrssional judgement and estimates in determining the amounts recognized in the financial statements. The most significant uses of the professional judgement and estimates are as follows :
Usaha yang berkelanjutan
Going Concern
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
The Bank’s management has made an assessment of the Bank’s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Bank has the resources to continue in business for the foreeable future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Bank’s ability to continue as a going concern. therefore, the financial statements continue to be prepared on the going concern basis.
LA 60
LA 61
3. CASH
3. KAS Akun ini terdiri atas : Rupiah Mata uang asing Jumlah
This account consists of : 31 Desember 2010
31 Desember 2009
1,111,795,621,850
757,879,535,050
Rupiahs
141,511,500
97,168,948
Foreign currencies
1,111,937,133,350
757,976,703,998
Total
5. GIRO PADA BANK LAIN
5. DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS
a. Berdasarkan mata uang
a. By Currency 31 Desember 2010
31 Desember 2009
1,615,799,581
2,695,326,106
Rupiahs
Rupiah Mata uang asing
4,553,312,977
53,479,378,901
Foreign currencies
Sub Jumlah
6,169,112,558
56,174,705,007
Sub Total
(61,691,126)
(6,662,246,753)
Less Allowance
6,107,421,432
49,512,458,254
Total
Penyisihan Kerugian
Saldo kas dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Autamatic Teller Machines) sejumlah Rp14.962.100.000,00 dan Rp5.704.100.000,00 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
As of December 31,2010 and 2009 the Rupiah and foreign currency balances include cash in ATMs (Automatic Teller Machines) amounting to Rp14.962.100.000,00 and Rp5.704.100.000,00.
Kas dalam mata uang asing terdiri dari Dollar Amerika, Dollar Singapura, EURO dan Ringgit Malaysia.
Cash in other foreign currencies are denominated in American dollar, Singapore dollar, EURO and Malaysian Ringgit.
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
4. DEMAND DEPOSITS OF BANK INDONESIA This account consists of :
Akun ini terdiri atas : Rupiah Mata uang asing Jumlah
31 Desember 2010
31 Desember 2009
1,319,292,080,942
639,201,711,903
Rupiahs
808,797,967
90,849,650
Foreign currencies
1,320,100,878,909
639,292,561,553
Total
Giro wajib minimum (GWM) Bank pada tanggal 31 Desember 2010 untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM utama dan GWM Sekunder masing-masing sebesar 8% dan 2,5% dan GWM untuk Dollar Amerika Serikat sebesar 1% dan telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/ PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010.
The minimum statutory reserves of the Bank as of December 31, 2010 for Rupiah consist of Primary Minimum Statutory Reserves and secondary Minimum Statutory Reserves of 8% and 2,5% and United States Dollar accounts of 1% and are in compliance with Bank Indonesia Regulation No.12/19/ PBI/2010 dated October 4, 2010.
Giro wajib minimum (GWM) Bank pada tanggal 31 Desember 2009, untuk mata uang Rupiah sebesar 5% dan Dolar Amerika Serikat sebesar 1% sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 sebagai perubahan PBI No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing.
The minimum statutory reserves of the Bank as of December 31, 2010 for Rupiah of 5% and United States Dollar accounts of 1% and are in compliance with Bank Indonesia Regulation No.10/25/PBI/2008 dated October 23, 2008 as amendment of Bank Indonesia Regulation No. 10/19/PBI/2008 dated October 14, 2008 regarding the Minimum Statutory Reserves at Bank Indonesia in Rupiah and foreign currencies.
LA 62
Jumlah
b. Berdasarkan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga Pada 31 Desember 2010 dan 2009 Bank tidak memiliki transaksi giro pada bank lain yang mempunyai hubungan istimewa
b. By Related Party and Third Party
c. Berdasarkan kolektibilitas
c. By collectibility
Giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp4.553.312.977,00 digolongkan lancar. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp47.321.579.480,00 digolongkan lancar dan sebesar Rp6.157.799.421,00 (mata uang asing) digolongkan macet yaitu penempatan pada D. Indover Overzeese Bank Amsterdam.
As of December 31, 2010 and 2009, Bank has no current accounts with related party banks
As of December 31, 2010, current accounts with other banks amounted to Rp4.553.312.977,00 were classified as liquid accounts. As of December 31, 2009, current accounts with other banks amounted to Rp47.321.579.480,00 were classified as liquid accounts and Rp6.157.799.421,00 (foreign currency) which had been deposited on D. Indover Overzeese Bank Amsterdam were classified as non-performing accounts.
d. Penyisihan kerugian penurunan nilai
d. Allowance for impairment losses
Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :
Saldo awal
The changes allowance for impairment losses as follows :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
6,662,246,753
7,356,721,230
Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo akhir
Beginning balance Write-off (reversal)
(6,600,555,627)
(694,474,477)
during the year
61,691,126
6,662,246,753
Ending Balance
Penyisihan kerugian penurunan nilai merupakan penyisihan minimum 1% atas rekening Bank di bank lain sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian diatas telah memadai.
The allowance for impairment losses represents 1% minimum allowances on Bank’s current account with other banks in compliance with Bank of Indonesia regulations. The Directors believe that the above allowance for losses is adequate.
Suku bunga rata-rata tahunan selama tahun 2010 dan 2009 sebesar 3% dan 4% untuk giro dalam Rupiah, sedangkan giro dalam Mata uang asing selama tahun 2010 dan 2009 sebesar 0,1% and 0,54%.
The annual average rate of interest during 2010 dan 2009 is 3% and 4% for Rupiah and 0,1% and 0,54% for foreign currencies respectively.
LA 63
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas
a. By type, currency and collectibility
Jenis
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Lancar | Current
Lancar | Current
Tabungan
Terkait
Tidak terkait Sub Jumlah
Deposit On Call -
-
Related
6,324,114,882
2,824,087,026
Others
6,324,114,882
2,824,087,026
-
-
Related Others
Deposit On Call
Terkait
Tidak terkait
Sub Jumlah
Terkait Tidak terkait Sub Jumlah
1,600,000,000,000
830,000,000,000
1,600,000,000,000
830,000,000,000
-
-
Related Others
Terkait Tidak terkait Sub Jumlah
1,295,000,000,000
175,000,000,000
1,295,000,000,000
175,000,000,000
-
300,000,000
Terkait Tidak terkait Jumlah Rupiah
Related Others
-
2,169,413,719
-
2,469,413,719
-
300,000,000
2,901,324,114,882
1,009,993,500,745
2,901,324,114,882
1,010,293,500,745
Terkait Tidak terkait
Jumlah Mata Uang Asing Terkait
Tidak terkait
Sub jumlah
Jumlah Rupiah dan Mata Uang Asing
LA 64
10,831,826,118
6,692,439,418
Beginning balance
-
-
Write-off (reversal) during
Penyisihan/ (pemulihan) selama tahun berjalan Saldo Akhir
(2,694,153,571)
4,139,386,700
the year
8,137,672,547
10,831,826,118
Ending Balance
7. EFEK-EFEK
7. SECURITIES
A. EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN
A. TRADING SECURITIES
Bank tidak memiliki efek-efek yang diperdagangkan
The bank has not trading securities.
Sub total
Sub total Related Others Total in Rupiahs
-
-
Related
58,565,000,000
-
Others
58,565,000,000
-
Total in Foreign Currency Total in Rupiahs and Foreign currencies
-
300,000,000
Related
2,959,889,114,882
1,009,993,500,745
Others
2,959,889,114,882
1,010,293,500,745
Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai
31 Desember 2009
Time Deposit
Jumlah Rupiah dan Mata Uang Asing
31 Desember 2010
Foreign currencies
Deposito Berjangka
Saldo awal
The changes the allowance for impairment losses as follows :
Total in Rupiahs
Mata uang asing
Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :
Loans in BPR/BPR BKK
Jumlah Rupiah
Sub total Time deposits
Kredit pada BPR/BPR BKK
Sub total Deposit On Call
Deposito Berjangka
b. Allowance for impairment losses
Types Rupiah
Rupiah
b. Penyisihan kerugian penurunan nilai
Sub total Less : Allowance for impairment
(8,137,672,547)
(10,831,826,118)
losses
2,951,751,442,335
999,461,674,627
Total in Rupiahs and Foreign currencies
LA 65
B. INVESTASI KEUANGAN
B. SECURITIES
Efek-efek berdasarkan jenis dan kualitasnya terdiri atas :
This account based on types and qualities is as follows :
1). Jenis 31 Desember 2010
1). Types
Jenis Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat/intervensi Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi
LA 66
31 Desember 2009
December 31, 2010 Terkait | Related Lancar | Current
Tidak Terkait | Others
Macet | Loss
Lancar | Current
-
-
Types
Macet | Loss
1,087,299,000,000
-
Rupiahs Held to Maturity Certificates of Bank of Indonesia
-
-
(9,352,187,864)
-
Sub Jumlah
-
-
1,077,946,812,136
-
-
-
268,520,274,574
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
268,520,274,574
-
-
-
2,000,000,000
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
2,000,000,000
-
Subtotal
Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo
-
-
1,348,467,086,710
-
Total Held to Maturity
Obligasi Pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Obligasi korporasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Unamortized interest Subtotal Government Bonds Unamortized premium/discount Subtotal Commercial Bonds Unamortized premium/discount
Tersedia untuk di jual Obligasi
-
-
-
-
Available for sale Bonds
Jumlah tersedia untuk dijual
-
-
-
-
Total available for sale
Jumlah Rupiah Dikurangi : Penyisihan kerugian surat berharga penurunan nilai
-
-
1,348,467,086,710
-
-
-
(30,000,000)
-
Total in Rupiahs Less: Allowance for impairment losses
Jumlah Bersih Efek Dalam Rupiah
-
-
1,348,437,086,710
-
Net amount of Securities in Rupiahs Foreign currencies Held to Maturity Government Bonds Unamortized premium/discount
Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
-
-
4,329,036,953
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
4,329,036,953
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
-
-
Subtotal
Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo
-
-
4,329,036,953
-
Total Held to Maturity
Pinjaman yang diberikan dan piutang Wesel Tagih
-
-
358,899,745
-
Loan And Promissory notes receivable
Jumlah Pinjaman yang diberikan dan piutang
-
-
358,899,745
-
Total Loans
Jumlah Mata uang asing
-
-
4,687,936,698
-
Total in Foreign currencies
Obligasi Korporasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Surat Berharga Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
-
-
Subtotal Commercial Bonds Unamortized premium/discount Subtotal Commercial Papper Unamortized premium/discount
Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai
-
-
(24,249,417)
-
Less: Allowance for impairment losses
Jumlah Bersih Efek Mata uang asing
-
-
4,663,687,281
-
Net amount of Securities in Foreign currencies
Jumlah Efek Rp & Mata uang asing
-
-
1,353,155,023,408
-
Total Securities Rp & Foreign currencies
Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai
-
-
(54,249,417)
-
Less: Allowance for impairment losses
Jumlah Efek Rp & Mata uang asing
-
-
1,353,100,773,991
-
Total Securities Rp & Foreign currencies
Jenis Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat/intervensi Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi
December 31, 2009 Terkait | Related Lancar | Current
Tidak Terkait | Others
Macet | Loss
Lancar | Current
Types
Macet | Loss
-
-
1,135,000,000,000
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
1,135,000,000,000
-
-
-
267,945,671,902
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
267,945,671,902
-
-
-
68,993,833,318
-
Obligasi Pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Obligasi Bank Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Rupiahs Held to Maturity Certificates of Bank of Indonesia Unamortized interest Subtotal Government Bonds Unamortized premium/discount Subtotal Bonds Unamortized premium/discount
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
68,993,833,318
-
-
-
3,000,000,000
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
3,000,000,000
-
Subtotal
Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo
-
-
1,474,939,505,220
-
Total Held to Maturity
Tersedia untuk di jual Obligasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
-
-
-
-
-
-
-
-
Available for sale Bonds Unamortized premium/discount
Jumlah tersedia untuk dijual
-
-
-
-
Total available for sale
Jumlah Rupiah Dikurangi : Penyisihan kerugian surat berharga penurunan nilai
-
-
1,474,939,505,220
-
-
-
(30,000,000)
-
Total in Rupiahs Less: Allowance for impairment losses
Jumlah Bersih Efek Dalam Rupiah
-
-
1,474,909,505,220
-
Net amount of Securities in Rupiahs Foreign currencies Held to Maturity Government Bonds Unamortized premium/discount
Obligasi korporasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Subtotal Commercial Bonds Unamortized premium/discount
Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi pemerintah Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
-
-
4,507,225,414
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
4,507,225,414
-
-
-
1,467,838,441
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sub Jumlah
-
-
-
-
Subtotal
Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo
-
-
5,975,063,855
-
Total Held to Maturity
Tersedia untuk di jual Obligasi Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
-
-
-
-
-
-
-
-
Total available for sale Bonds Unamortized premium/discount
Jumlah tersedia untuk dijual
-
-
-
-
Total available for sale
Jumlah Mata uang asing
-
-
5,975,063,855
-
Total in Foreign currencies
Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai
-
-
(14,678,373)
-
Less: Allowance for impairment losses
Jumlah Bersih Efek Mata uang asing
-
-
5,960,385,482
-
Net amount of Securities in Foreign currencies
Jumlah Efek Rp & Mata uang asing
-
-
1,480,914,569,075
-
Total Securities Rp & Foreign currencies
Wesel Tagih Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
Sub Jumlah
Surat Berharga Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi
1,467,838,441
Subtotal Promisory note Unamortized premium/discount Subtotal Commercial Papper Unamortized premium/discount
Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai
-
-
(44,678,373)
-
Less: Allowance for impairment losses
Jumlah Efek Rp & Mata uang asing
-
-
1,480,869,890,702
-
Total Securities Rp & Foreign currencies
LA 67
Klasifikasi efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut :
The classification of securities based on residual to maturity are as follows :
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
8. LOANS
Akun ini terdiri dari :
This account consists of :
1). Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas :
1). Type , Currencies, and Collectibility
( dalam ribuan | in thousands ) 31 Desember 2010
Jangka Waktu Periods 12 bulan
Customers
December 31, 2009
Periods
64,629,631,000
3,718,763,886,758
1 month
1,438,150,044,769
-
1,438,150,044,769
3 months
548,469,174,656
90,100,000
548,559,274,656
6 months
1,896,845,179,080
-
1,896,845,179,080
12 months
764,000,000
-
764,000,000
> 12 months
7,538,362,654,263
64,719,731,000
7,603,082,385,263
Total
Deposito dalam mata uang asing adalah Dolar Amerika Serikat.
Deposits in foreign currency are stated in United States Dollar.
Termasuk dalam simpanan nasabah berupa deposito Mudharabah dalam Rupiah sehubungan unit syariah yaitu deposito mudharabah pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp97.109.167.287,00 dan Rp41.464.296.763,00.
Included the mudharabah deposits of sharia business unit which amounted to Rp97.109.167.287,00 and Rp41.464.296.763,00 as of December 31, 2010 and 2009.
LA 83
Tingkat bunga rata-rata per tahun :
Annual average rate of interest : 2010
2009
a. PT. Permodalan Nasional Madani (PNM)
Rupiahs :
Rupiah :
1 bulan
6.17%
6.07%
1 month
3 bulan
6.17%
6.07%
3 months
6 bulan
6.38%
6.28%
6 months
12 bulan
6.58%
6.48%
12 months
24 bulan
7.00%
6.58%
24 months Foreign currencies:
Mata Uang Asing :
1 bulan
1.90%
1.90%
1 month
3 bulan
1.90%
1.90%
3 months
6 bulan
1.90%
1.90%
6 months
12 bulan
1.90%
1.90%
12 months
24 bulan
2.00%
2.00%
24 months
18. PINJAMAN YANG DITERIMA
18. BORROWINGS
Rincian Pinjaman yang diterima :
The breakdown of this account is as follows:
1. Pinjaman yang diterima 2. Bank Indonesia 3. Pinjaman penerusan 4. Kewajiban pada bank lain Jumlah
31 Desember 2010
31 Desember 2009
62,834,449,561
75,716,407,346
1. Borrowings Received
90,700,090
492,804,082
2. Bank of Indonesia
-
5,577,730,000
3. Channeling
5,222,666,500
2,150,000,000
4. Liabilities to other bank
68,147,816,151
83,936,941,428
Total
Penjelasan pinjaman yang diterima adalah sebagai berikut:
The explanation of borrowings is as follows :
1. Pinjaman yang diterima
1. Borrowings Received 31 Desember 2010
31 Desember 2009
a. Kredit Likuiditas Permodalan
Nasional Madani
a. Permodalan Nasional Madani 30,223,372,554
31,583,966,974
b. Kredit Likuiditas KPR KSB
(Depkeu)
b. KPR KSB (Ministry of Finance) 734,318,512
1,050,693,522
c. Kredit Likuiditas Bapertarum d. Kredit Likuiditas Kridamas e. Dana pendukung Executing f. Dana pendukung Executing
16,202,030,169
23,558,685,184
d. Kridamas
6,734,583,326
10,582,916,666
e. Executing Supporting Fund
259,459,628
802,378,034
f. Executing Supporting Fund-
tersalur
8,680,685,372
8,137,766,966
distributed
Sub jumlah
62,834,449,561
75,716,407,346
Sub Total
LA 84
c. Bapertarum
a. PT. Permodalan Nasional Madani (PNM)
1). Bank memperoleh fasilitas pinjaman dari PT.Permodalan Nasional Madani (PNM) berdasarkan SPK No.37 Notaris Tuti Wardhany, SH tanggal 11 Juni 2007 berupa fasilitas kredit investasi dan modal kerja yang diperuntukan bagi pengusaha kecil dan pengusaha mikro. Plafond kredit sebesar Rp15.000.000.000,00 dengan rincian Rp14.685.000.000,00 untuk investasi dan Rp315.000.000,00 untuk modal kerja. Jangka waktu kredit investasi maksimum 3 tahun (sampai dengan 11 Juni 2010) sedangkan modal kerja maksimum 1 tahun (sampai dengan 11 Juni 2008). Pinjaman ini dibebani bunga sebesar 7% per tahun. Per 31 Desember 2008 pinjaman dalam bentuk modal kerja telah lunas. Per 31 Desember 2010 pinjaman dalam bentuk investasi telah lunas.
1). Bank is granted the loan facilities from PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM) according to the loan agreement on June 11, 2007 as engaged by notarial deed Tuti Wardhany, SH No. 37 for the investment loans and working capital loans for developing small business and micro business. These loans amount to Rp15,000,000,000.00 and consist of Rp14,685,000,000.00 for the investment loans and Rp315,000,000.00 for the working capital loans. The term of loans cover 3 years maximum for investment loan (ended on June 11, 2010) and 1 year maximum for working capital loan (ended on June 11, 2008). The loans are chargeable to interest rate of 7% per annum. As of December 31, 2008 the working capital loan has been fully paid. As of December 31, 2010 the investment loan has been fully paid.
2). Bank memperoleh fasilitas pinjaman dari PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM) berdasarkan Perjanjian Kredit No.33 Notaris Tuti Wardhany, SH tanggal 12 Agustus 2009 berupa fasilitas kredit investasi dengan pola kredit kepada pengusaha kecil dan pengusaha mikro melalui bank umum. Plafon kredit sebesar Rp50.000.000.000,00 wajib ditarik habis sampai dengan akhir tahun 2009. Sampai dengan akhir tahun 2009 Bank hanya menarik fasilitas kredit sebesar Rp32.347.000.000,00 sehingga masih tersisa plafon yang belum ditarik sebesar Rp17.653.000.000,00. Jangka waktu fasilitas kredit maksimum 3 tahun (sampai dengan 12 Agustus 2012). Pinjaman ini dibebani bunga sebesar 7% setahun.
3). Bank is granted the loan facilities from PT. Permodalan Nasional Madani (PT. PNM) according to the loan agreement on 12 August, 2009 as approved by notarial deed Imas Fatimah, SH No. 32 for the working capital loans and investment loans for developing small business and micro business. The loans amounting to Rp50,000,000,000.00 which stated the credit facilities must be withdrawed until December 31, 2009. Bank withdraw the credit facility for Rp32,347,000,000.00, there for the outstanding plafond amounted to Rp17,653,000,000.00 The term of loans cover 3 years (ended on August 12, 2012). The loans are chargeable to interest rate of 7% per annum.
Perjanjian ini telah diperbarui berdasarkan Adendum Perjanjian Kredit Nomor : 001/KPKM BU/Add PK/0210 tanggal 17 Februari 2010 yang merubah ketentuan pasal 3 ayat 3.1 Perjanjian Kredit No.33 Akta Notaris Tuti Wardhany, SH tanggal 12 Agustus yang menyebutkan bahwa fasilitas kredit harus ditarik oleh Bank secara bertahap maksimal 4 (empat) kali penarikan, wajib ditarik habis sampai dengan tanggal 25 Februari 2010.
The loan has been renewed under the loan agreement No. 001/KPKM/BU/Add PK/0210 dated on February 17, 2010 which revised the loan agreement No. 33 section 3 on August 12 as engaged by notarial deed Tuti Wardhany, SH which stated the credit facilities must be withdrawed maximum 4 times (step by step) until February 25, 2010.
LA 85
b. Departemen Keuangan - Bank Tabungan Negara
1). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.29/PKS/ DIR/1997 tanggal 29 April 1997 berupa kredit kepemilikan rumah tipe 21 ke bawah Tahun III Pelita IV maksimal sebesar Rp1.243.400.000,00. Jangka waktu pinjaman adalah 15 tahun dan wajib dibayar dalam 24 kali angsuran tengah-tahunan setiap 10 April dan 10 Oktober (setelah tenggang waktu 3 tahun) dengan angsuran pertama 10 Oktober 2000 dan berakhir pada tanggal 10 Oktober 2012. Batas waktu pinjaman dapat ditarik pada tanggal 10 April 1999.
Pinjaman ini dibebani bunga sebesar 3% per tahun atas dana pinjaman yang telah ditarik dan masih terutang dari waktu ke waktu.
The loans are chargeable to interest rate 2% on RSS house; 2.5% on RS house type 21; and 3% on RS house type 27 & 36.
3). Bank (through PT. Bank Tabungan Negara) is granted the loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 10/PKS/DIR/1999 dated April 30, 1999 for the housing loan (RS/RSS) during the fifth year of the Five Year’s Planning VI with maximum amount of Rp1.073.707.000,00. The loans mature within 15 years and have to be repaid through semester installments (after grace period of 5 years) beginning on September 12, 2002 and ending on March 12, 2014.
Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% untuk RSS; 2,5% untuk RS tipe 21; dan 3% untuk RS tipe 27 & 36.
The loans are chargeable to interest rate 2% on RSS house; 2.5% on RS house type 21; and 3% on RS house type 27 & 36.
4). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.13/PKS/DIR/2000 tanggal 8 Februari 2000 berupa kredit kepemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana (RS/RSS) Tahun Anggaran 1999/2000 dengan jumlah maksimal sebesar Rp2.283.348.027,00. Pinjaman yang meliputi jangka waktu 15 tahun ini harus di tarik selambat-lambatnya pada tanggal 1 Desember 2002 dan wajib dibayar dalam angsuran tengah-tahunan (setelah tenggang waktu 5 tahun) dimulai 15 Juni 2003 dan berakhir 15 Desember 2014.
4). Bank (through PT.Bank Tabungan Negara) is granted loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 13/PKS/DIR/2000 dated February 8, 2000 for the housing loans (RS/ RSS) of Budget period 1999/2000 with maximum amount of Rp2,283,348,027.00. The loans which mature within 15 years have to disburse latest on December 1, 2002 and be repaid through semester installments (after the grace period of 5 years) beginning on June 15, 2003 and ending on December 15, 2014.
This loan is charged 3% interest rate p.a. from withdrawn fund and outstanding loan.
2). Bank (through PT. Bank Tabungan Negara) is granted the loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 17/PKS/DIR/1998 dated March 17, 1998 for the housing loan (RS/RSS) during the fourth year of the Five Year’s Planning IV with maximum amount of Rp3,387,500,000.00. The loans mature within 15 years and have to be repaid in 24 installment through semester installments on January 1 and July 1 (after grace period of 3 years) beginning on July 1, 2001 and ending on January 1, 2013.
Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% untuk RSS; 2,5% untuk RS s.d tipe 21; dan 3% untuk RS tipe 27 & 36.
1). Bank (through PT. Bank Tabungan Negara) is granted the loan by the government of Republic of Indonesia according to loan agreement No. 29/PKS/DIR/1997 dated April 29, 1997 for the housing loan type 21 and below during the third year of the Five Year’s Planning IV with maximum amount of Rp1.243.400.000.00. The loans mature within 15 years and have to be repaid in 24 installment through semester installments on April 10 and October 10 (after grace period of 3 years) beginning on October 10, 2000 and ending on October 10, 2012.
2). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.17/PKS/ DIR/1998 tanggal 17 Maret 1998 berupa kredit kepemilikan rumah sangat sederhana dan rumah sederhana Tahun IV Pelita VI maksimal sebesar Rp3.387.500.000,00. Jangka waktu pinjaman adalah 15 tahun dan wajib dibayar dalam 24 kali angsuran tengah-tahunan setiap 1 Januari dan 1 Juli setiap tahunnya. (setelah tenggang waktu 3 tahun) dengan angsuran pertama 1 Juli 2001 dan berakhir pada tanggal 1 Januari 2013. Batas waktu pinjaman dapat ditarik pada tanggal 5 Januari 2000.
3). Bank (melalui PT.Bank Tabungan Negara) memperoleh fasilitas kredit dari Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SPK No.10/PKS/DIR/1999 tanggal 30 April 1999 berupa kredit kepemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana (RS/RSS) Tahun V Pelita VI maksimal sebesar Rp1.073.707.000,00. Pinjaman yang meliputi jangka waktu 15 tahun dan wajib dibayar dalam angsuran tengah-tahunan (setelah tenggang waktu 5 tahun) dimulai 12 September 2002 dan berakhir 12 Maret 2014.
LA 86
b. Departemen Keuangan - Bank Tabungan Negara Ministry of Finance - Bank Tabungan Negara
Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% untuk RSS; 2,5% untuk RS tipe 21; dan 3% untuk RS tipe 27 & 36.
The loans are chargeable to interest rate 2% on RSS house; 2.5% on RS house type 21; and 3% on RS house type 27 & 36.
5). Bank memperoleh fasilitas kredit dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS berdasarkan PK.No.180/ PKSTaperum-PNS/X/2004 tanggal 11 Oktober 2004 berupa kredit konstruksi untuk pembangunan perumahan pegawai sipil dengan jumlah maksimal sebesar Rp12.400.000.000,00. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
5). Bank is granted loan by tBadan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS according to loan agreement No. 180/PKSTaperum-PNS/X/2004 dated October 11, 2004 for the construction loans to redevelopment for civil servant. The maximum amount of Rp12.400.000.000.00. The loans which mature within 5 years.
Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 5% per tahun dan dibayarkan berdasarkan giro kredit konstruksi yang ditempatkan pada Bank yang dihitung dari saldo terendah.
This loan is charged 5% interest rate p.a. and paid according to deposit account placed on Bank at its lowest balance.
c. Kredit Likuiditas Bapertarum
c.
Bapertarum
Bank memperoleh fasilitas kredit dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS berdasarkan PK. No.25/PK/M/2006 / Nomor: 6698/HT.01.02/2006 tanggal 30 November 2006 berupa pemberian kredit Pinjaman Lunak Bencana Alam Pembangunan/Perbaikan Rumah (PLBA-PR) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Plafon PLBA-PR yang disediakan kepada masing-masing PNS maksimal sebesar Rp10.000.000,00. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
Bank is granted by the loan from Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM)-PNS according to PK. No. 25/PK/M/2006 / No. 6698/HT.01.02/2006, November 30, 2006. This consist of soft loan for natural disaster redevelopment and renovation for civil servant. The maximum loan is Rp10.000.000 for each civil servant and mature in 5 (five) years.
Pinjaman ini dibebani suku bunga sebesar 2% efektif per-tahun dihitung berdasarkan saldo harian, dengan pembayaran per bulan.
This loan is charged 2% effective interest rate p.a. from daily balance, and the installment have to be paid monthly.
LA 87
d. Kridamas
d. Kredit Likuiditas Kridamas
Bank memperoleh fasilitas pinjaman dari Lembaga Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman/Pembiayaan No.8 Notaris Suzy Anggraini Muharam, SH tanggal 12 Agustus 2009 berupa fasilitas kredit modal kerja pemberian pinjaman/pembiayaan kepada Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam-Koperasi (KSP/ UAP-Kop) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah-Koperasi (KJKS/UJKS-Kop) program Kridamas dengan catatan bukan koperasi Karyawan atau Koperasi Pegawai Negeri. Plafon pinjaman sebesar Rp26.500.000.000,00. Pinjaman ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dari pencairan pertama. Pinjaman ini dibebani bunga sebesar maksimal suku bungan SBI 3 bulan / 3% per tahun untuk pola konvensional dan perbandingan pola bagi hasil 40%:60% dari pendapatan kotor untuk pola Syariah. Sampai dengan akhir tahun 2009 bank hanya menarik fasilitas kredit sebesar Rp11.545.000.000,00.
Bank id granted by the loan facility from Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) according to notarial deed of Suzy Anggraeni Muharam, SH, No. 8, August 12, 2009. This facility consists of working capital loan to Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam-Koperasi (KJKS/UAP-Kop) and Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah-Koperasi (KJKS/UJKS-Kop) in exception to Koperasi Karyawan and Koperasi Pegawai Negeri. The maximum loan is Rp26.500.000,00 and mature in 3 (three) years. This loan is charged accoaring to 3 months SBI / 3% p.a. for conventional loan and 40%:60% revenue sharing for sharia loan. As of 2009, bank has used this credit facility up to Rp11.545.000.000,00.
e. Executing Supporting Fund
The bank (through Bank of Indonesia) has credit facility from KFW-IEPC Germany according to PK No. SLA1123/DP3/1999, September 10, 1999, the maximum credit is DM4.000.000. This credit is used for investment in environmental project oriented to defense againts industrial pollution. This loan covers 12 years agreement and the installment is paid every six month. This facility will be ended by September 10, 2011
2. Bank Indonesia
2. Bank of Indonesia
Bank memperoleh fasilitas-fasilitas kredit likuiditas dari Bank Indonesia untuk kemudian disalurkan kepada nasabah lokal dalam bentuk sebagai berikut :
Bank is granted to liquidity loan by Bank of Indonesia which is to be disbursed to local customers in the following loans:
a. KPR BI Umum b. KPR RS/RSS Jumlah
LA 88
31 Desember 2010 Export Import of Japan
31 Desember 2010
31 Desember 2009
90,700,090
373,936,035
a. KPR BI General
-
118,868,047
b. (KPR) RS/RSS
90,700,090
492,804,082
Total
31 Desember 2009
-
5,577,730,000
Export Import of Japan
Export-Import of Japan (JEXIM)
Export-Import of Japan (JEXIM)
Bank (melalui Bank Indonesia) memperoleh fasilitas kredit dari Eksport-Import of Japan berdasarkan perjanjian kredit No. SLA-924/DP3/1996 tanggal 24 Desember 1996 sebesar ¥1.800.000,00 (satu juta delapan ratus ribu yen). Pinjaman meliputi jangka waktu 14 tahun dan wajib dibayar dalam angsuran tengah tahunan (setelah tenggang waktu 3 tahun) yang dimulai 15 Februari 2000 dan berakhir 15 Agustus 2010. Per 31 Desember 2010 pinjaman ini telah lunas.
Bank (through Bank of Indonesia) is granted loan by Export-Import of Japan (Jexim) according to loan agreement No. SLA/924/DP3/1996 dated December 24, 1996 amounting to Y1,800,000.00 (one million and eight hundred thousand yen). The loans mature within 14 years and have to be repaid through semester installments (after grace period of 3 years) beginning on February 15, 2000 and ending on August 15, 2010. As of December 31, 2010 the loan has been fully paid.
4. Liabilities to other banks
4. Kewajiban pada bank lain
e. Dana Pendukung Executing Bank (melalui Bank Indonesia) memperoleh fasilitas kredit dari KFW-IEPC Jerman berdasarkan PK No.SLA1123/DP3/1999 tanggal 10 September 1999 dengan jumlah maksimum DM4.000.000,00 (Empat juta Deutsche Mark) dalam rangka membiayai proyek investasi yang berorientasi lingkungan guna menanggulangi polusi perindustrian. Pinjaman meliputi jangka waktu 12 tahun dan wajib dibayar dalam angsuran tengah tahunan yang akan berakhir 10 September 2011.
3. Channeling (two step loan)
3. Pinjaman Penerusan (two step loan)
31 Desember 2010
31 Desember 2009
PT. Bank Negara Indonesia
1,640,000,000
2,150,000,000
PT. Bank Negara Indonesia
Exim Bank
3,582,666,500
-
Exim Bank
Jumlah
5,222,666,500
2,150,000,000
Total
a). PT. Bank Negara Indonesia
Merupakan kewajiban pada PT. Bank Negara Indonesia atas penyaluran dana pinjaman dari Kreditanstalt fur Wiederaubau untuk pembiayaan Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II dengan perjanjian nomor USK/4/405/R tanggal 21 Maret 2005. Pada tanggal 14 April 2007 terdapat tambahan pencairan pinjaman sebesar Rp723.333.334,00. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp1.640.000.000,00 dan Rp2.150.000.000,00.
a). PT. Bank Negara Indonesia
This is bank’s liability to PT. Bank Negara Indonesia for received loans from Kreditanstalt fur Wiederaubau for financing Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II under agreement No. USK/4/405/R, March 21, 2005. On April 14, 2007 there was additional loan amount to Rp723.333.334,00. As of December 31, 2010 and 2009, the balance is Rp1.640.000.000,00 and Rp2.150.000.000,00.
b). Exim Bank
b). Exim Bank
Merupakan kewajiban terhadap Exim Bank atas penyaluran dana pinjaman dari Kreditanstalt fur Wiederaubau untuk pembiayaan Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II dengan perjanjian nomor 5886/HT/01.02/2009 tanggal 21 Oktober 2009. Pinjaman meliputi jangka waktu 12 (dua belas) tahun. Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp3.582.666.500,00.
This is bank’s liability to PT. Bank Negara Indonesia for received loans from Kreditanstalt fur Wiederaubau for financing Industrial Efficiency and Pollution Control Phase II under agreement No.5886/H/01.02/2009, October, 21, 2009. This loan covers 12 years agreement. As of December 31, 2010, the balance is Rp3.582.666.500,00.
LA 89
19. PINJAMAN SEWA GUNA USAHA
19. LEASING LIABILITIES
Akun ini merupakan hutang sewa guna usaha kepada PT. Saranakreasi Wahana Kriya dengan saldo hutang pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp141.458.000,00 dan Rp168.818.000,00.
This account represents leasing liabilities to PT.Saranakreasi Wahana Kriya amounting to Rp141.458.000,00 and Rp168.818.000,00 as of December 31, 2010 and 2009 respectively.
21. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN KEWAJIBAN LAIN-LAIN
21. ACCRUED EXPENSES AND OTHER LIABILITIES
Akun ini terdiri dari :
This account consists of :
31 Desember 2010 Uraian
20. ESTIMATED LOSSES ON COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
20. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank, dibentuk sebagai berikut : 31 Desember 2010
Estimated losses on commitment and contingent transactions that are usually related to the Bank’s business are follows : 31 Desember 2009 Rupiah
Rupiah Estimasi kerugian transaksi
Allowance for losses
komitmen dan kontinjensi dari
L/C yang masih berjalan
Bank Garansi dan fasilitas
kredit RC yang belum ditarik
operating of bank : -
-
Mata uang asing
Jumlah
Rupiahs
Foreign currencies
Total
18,523,062
32,774,926,266
Accrued interest expenses
Biaya yang masih harus dibayar
180,288,646,012
-
180,288,646,012
Accrued expenses
Pendapatan yang belum diakui
312,511,894
-
312,511,894
Accrued revenues
Setoran jaminan
29,626,537,290
-
29,626,537,290
Guarantee installment
Lain-lain
27,694,225,118
-
27,694,225,118
Others
Jumlah
270,678,323,518
18,523,062
270,696,846,580
Total
December 31, 2009
31 Desember 2009 Uraian
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah
Rupiahs
Foreign currencies
Total
Description
Hutang bunga
22,973,879,863
1,401,296
22,975,281,159
Accrued interest expenses
Outstanding L/C
Biaya yang masih harus dibayar
52,006,645,977
-
52,006,645,977
Accrued expenses
Bank Guarantees and
Pendapatan yang belum diakui
4,157,256,290
-
4,157,256,290
Accrued revenues
7,599,305,100
7,157,920,046
Undisbursed credits RC
25,788,568,329
-
25,788,568,329
Guarantee installment
7,599,305,100
7,157,920,046
Subtotal
Lain-lain
8,361,999,475
-
8,361,999,475
Others
Mata uang asing
Foreign currencies
Jumlah
113,288,349,934
1,401,296
113,289,751,230
Total
Estimasi kerugian transaksi
Allowance for losses
Sub jumlah
komitmen dan kontinjensi dari
L/C yang masih berjalan
Bank Garansi dan fasilitas
kredit RC yang belum ditarik
Sub jumlah Jumlah
Setoran jaminan
commitment and contingencies
kegiatan usaha bank :
operating of bank : -
-
Outstanding L/C Bank Guarantees and
4,541,040
4,735,080
Undisbursed credits RC
4,541,040
4,735,080
Subtotal
7,603,846,140
7,162,655,126
Total
22. MODAL SAHAM
22. CAPITAL STOCK
Modal dasar Bank sebesar Rp1.500.000.000.000,00 dengan nominal saham Rp1.000.000,00 atau 1.500.000 lembar saham yang terbagi atas 996.298 lembar saham seri A dan 503.702 lembar saham seri B. Modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah sebagai berikut :
Bank’s authorized share capital equals to Rp1.500.000.000.000,00 with Rp1.000.000,00 par value per share or 1.500.000 shares consists of 996.298 Class A shares and 503.702 Class B shares. The issued and fully paid shares are as follows :
31 Desember 2010 Modal dasar
31 Desember 2009
1,500,000,000,000
1,500,000,000,00
Authorized Capital
Modal belum disetor
-628,561,000,000
(732,127,000,000)
Unpaid-up Capital
Modal disetor
871,439,000,000
767,873,000,000
Paid-up Capital
Modal disetor dan ditempatkan penuh pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing dimiliki oleh :
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Paid-up and issued capital at December 31, 2010 and 2009 consist of :
31 Desember 2010
31 Desember 2009
574,430,000,000
498,374,000,000
Pemerintah Kota / Kabupaten
LA 90
Description
32,756,403,204
commitment and contingencies
kegiatan usaha bank :
Hutang bunga
December 31, 2010 Rupiah
Government of Central Java Province Municipalities Governments
Se-Jawa Tengah
297,009,000,000
269,499,000,000
all of Central Java
Jumlah
871,439,000,000
767,873,000,000
Total
LA 91
31 Desember 2010 Pemegang Saham
No.
Shareholders
Seri A | A Series
Seri B | B Series
Seri A dan B | A and B Series
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
31 Desember 2009
December 31, 2009 Pemegang Saham
No.
Shareholders
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
310,829
310,829
64.49
263,601
263,601
67.69
574,430
574,430
65.92
1.
Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java
Seri A | A Series
Seri B | B Series
Seri A dan B | A and B Series
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
Jumlah Saham | Number of shares
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
(Rp/Millions)
(Shares)
(%)
234,773
234,773
62.04
263,601
263,601
67.69
498,374
498,374
64.90
Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang
9,739
9,739
2.57
11,522
11,522
2.96
21,261
21,261
2.77
3.
Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta
3,723
3,723
0.98
4,931
4,931
1.27
8,654
8,654
1.13
0.51
4.
Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang
1,669
1,669
0.44
2,209
2,209
0.57
3,878
3,878
0.51
4,316
0.50
5.
Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga
1,791
1,791
0.47
1,525
1,525
0.39
3,316
3,316
0.43
7,181
7,181
0.82
6.
Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal
811
811
0.21
1,076
1,076
0.28
1,887
1,887
0.25
0.19
2,524
2,524
0.29
7.
Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan
1,786
1,786
0.47
738
738
0.19
2,524
2,524
0.33
6,554
1.68
12,819
12,819
1.47
8.
Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal
5,765
5,765
1.52
6,554
6,554
1.68
12,319
12,319
1.60
5,442
5,442
1.40
12,262
12,262
1.41
9.
Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang
6,620
6,620
1.75
5,442
5,442
1.40
12,062
12,062
1.57
1.05
6,727
6,727
1.73
11,809
11,809
1.36
10.
Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap
4,815
4,815
1.27
6,727
6,727
1.73
11,542
11,542
1.50
10,209
2.12
4,791
4,791
1.23
15,000
15,000
1.72
11.
Pemkab. Pati | District Gov. of Pati
10,209
10,209
2.70
4,791
4,791
1.23
15,000
15,000
1.95
5,200
5,200
1.08
5,160
5,160
1.33
10,360
10,360
1.19
12.
Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang
4,996
4,996
1.32
5,160
5,160
1.33
10,156
10,156
1.32
Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri
5,130
5,130
1.06
5,034
5,034
1.29
10,164
10,164
1.17
13.
Pemkab. Wonogiri | District Gov. of Wonigiri
5,130
5,130
1.36
5,034
5,034
1.29
10,164
10,164
1.32
14.
Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal
4,277
4,277
0.89
4,337
4,337
1.11
8,614
8,614
0.99
14.
Pemkab. Kendal | District Gov. of Kendal
3,104
3,104
0.82
4,337
4,337
1.11
7,441
7,441
0.97
15.
Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten
3,039
3,039
0.63
4,024
4,024
1.03
7,063
7,063
0.81
15.
Pemkab. Klaten | District Gov. of Klaten
3,039
3,039
0.80
4,024
4,024
1.03
7,063
7,063
0.92
16.
Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes
3,839
3,839
0.80
2,733
2,733
0.70
6,572
6,572
0.75
16.
Pemkab. Brebes | District Gov. of Brebes
2,585
2,585
0.68
2,733
2,733
0.70
5,318
5,318
0.69
17.
Pemkab. Blora | District Gov. of Blora
4,554
4,554
0.94
3,660
3,660
0.94
8,214
8,214
0.94
17.
Pemkab. Blora | District Gov. of Blora
3,554
3,554
0.94
3,660
3,660
0.94
7,214
7,214
0.94
18.
Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo
6,066
6,066
1.26
3,375
3,375
0.87
9,441
9,441
1.08
18.
Pemkab. Sukoharjo | District Gov. of Sukaharjo
4,893
4,893
1.29
3,375
3,375
0.87
8,268
8,268
1.08
19.
Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali
4,289
4,289
0.89
3,560
3,560
0.91
7,849
7,849
0.90
19.
Pemkab. Boyolali | District Gov. of Boyolali
4,289
4,289
1.13
3,560
3,560
0.91
7,849
7,849
1.02
20.
Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang
2,812
2,812
0.58
3,725
3,725
0.96
6,537
6,537
0.75
20.
Pemkab. Rembang | District Gov. of Rembang
2,812
2,812
0.74
3,725
3,725
0.96
6,537
6,537
0.85
21.
Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen
3,283
3,283
0.68
3,222
3,222
0.83
6,505
6,505
0.75
21.
Pemkab. Sragen | District Gov. of Sragen
3,283
3,283
0.87
3,222
3,222
0.83
6,505
6,505
0.85
22.
Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan
6,727
6,727
1.40
3,770
3,770
0.97
10,497
10,497
1.20
22.
Pemkab. Grobogan | District Gov. of Grobogan
4,672
4,672
1.23
3,770
3,770
0.97
8,442
8,442
1.10
23.
Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang
2,863
2,863
0.59
3,791
3,791
0.97
6,654
6,654
0.76
23.
Pemkab. Magelang | District Gov. of Magelang
2,863
2,863
0.76
3,791
3,791
0.97
6,654
6,654
0.87
24.
Pemkab. Demak | District Gov. of Demak
7,764
7,764
1.61
3,491
3,491
0.90
11,255
11,255
1.29
24.
Pemkab. Demak | District Gov. of Demak
4,764
4,764
1.26
3,491
3,491
0.90
8,255
8,255
1.08
25.
Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung
5,870
5,870
1.22
3,015
3,015
0.77
8,885
8,885
1.02
25.
Pemkab. Temanggung | District Gov. of Temanggung
4,870
4,870
1.29
3,015
3,015
0.77
7,885
7,885
1.03
26.
Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga
3,590
3,590
0.74
2,900
2,900
0.74
6,490
6,490
0.74
26.
Pemkab. Purbalingga | District Gov. of Purbalingga
3,590
3,590
0.95
2,900
2,900
0.74
6,490
6,490
0.85
27.
Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus
7,163
7,163
1.49
2,654
2,654
0.68
9,817
9,817
1.13
27.
Pemkab. Kudus | District Gov. of Kudus
5,900
5,900
1.56
2,654
2,654
0.68
8,554
8,554
1.11
28.
Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara
3,039
3,039
0.63
2,384
2,384
0.61
5,423
5,423
0.62
28.
Pemkab. Jepara | District Gov. of Jepara
2,733
2,733
0.72
2,384
2,384
0.61
5,117
5,117
0.67
29.
Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo
4,711
4,711
0.98
2,443
2,443
0.63
7,154
7,154
0.82
29.
Pemkab. Purworejo | District Gov. of Purworejo
3,211
3,211
0.85
2,443
2,443
0.63
5,654
5,654
0.74
30.
Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara
8,892
8,892
1.84
2,807
2,807
0.72
11,699
11,699
1.34
30.
Pemkab. Banjarnegara | District Gov. of Banjarnegara
7,142
7,142
1.89
2,807
2,807
0.72
9,949
9,949
1.30
31.
Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan
2,581
2,581
0.54
2,549
2,549
0.65
5,130
5,130
0.59
31.
Pemkab. Pekalongan | District Gov. of Pekalongan
2,480
2,480
0.66
2,549
2,549
0.65
5,029
5,029
0.65
32.
Pemkab. Batang | District Gov. of Batang
2,596
2,596
0.54
2,412
2,412
0.62
5,008
5,008
0.57
32.
Pemkab. Batang | District Gov. of Batang
1,901
1,901
0.50
2,412
2,412
0.62
4,313
4,313
0.56
33.
Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar
5,658
5,658
1.17
2,674
2,674
0.69
8,332
8,332
0.96
33.
Pemkab. Karanganyar | District Gov. of Karanganyar
5,552
5,552
1.47
2,674
2,674
0.69
8,226
8,226
1.07
34.
Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas
5,602
5,602
1.16
2,760
2,760
0.71
8,362
8,362
0.96
34.
Pemkab. Banyumas| District Gov. of Banyumas
4,102
4,102
1.08
2,760
2,760
0.71
6,862
6,862
0.89
35.
Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen
3,847
3,847
0.80
2,172
2,172
0.56
6,019
6,019
0.69
35.
Pemkab. Kebumen | District Gov. of Kebumen
2,261
2,261
0.60
2,172
2,172
0.56
4,433
4,433
0.58
36.
Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo
3,024
3,024
0.63
1,654
1,654
0.42
4,678
4,678
0.54
36.
Pemkab. Wonosobo | District Gov. of Wonosobo
3,024
3,024
0.80
1,654
1,654
0.42
4,678
4,678
0.61
482,017
482,017
100.00
389,422
389,422
100
871,439
871,439
100
378,451
378,451
100.00
389,422
389,422
100
767,873
767,873
100
1.
Pemda Propinsi Jateng | Provincial Gov. of Central Java
2.
Pemkot Semarang | Municipal Gov. of Semarang
9,739
9,739
2.02
11,522
11,522
2.96
21,261
21,261
2.44
2.
3.
Pemkot Surakarta | Municipal Gov. of Surakarta
3,723
3,723
0.77
4,931
4,931
1.27
8,654
8,654
0.99
4.
Pemkot Magelang| Municipal Gov. of Magelang
2,252
2,252
0.47
2,209
2,209
0.57
4,461
4,461
5.
Pemkot Salatiga| Municipal Gov. of Salatiga
2,791
2,791
0.58
1,525
1,525
0.39
4,316
6.
Pemkot Tegal| Municipal Gov. of Tegal
6,105
6,105
1.27
1,076
1,076
0.28
7.
Pemkot Pekalongan| Municipal Gov. of Pekalongan
1,786
1,786
0.37
738
738
8.
Pemkab. Tegal | District Gov. of Tegal
6,265
6,265
1.30
6,554
9.
Pemkab. Pemalang | District Gov. of Pemalang
6,820
6,820
1.41
10.
Pemkab. Cilacap | District Gov. of Cilacap
5,082
5,082
11.
Pemkab. Pati | District Gov. of Pati
10,209
12.
Pemkab. Semarang | District Gov. of Semarang
13.
Jumlah | Total
LA 92
December 31, 2010
Jumlah | Total
LA 93
Catatan sehubungan modal saham dan tambahan modal disetor :
Note of the capital stock and additional paid in capital :
Dalam tahun 2010 terdapat tambahan modal saham yang telah disetor sebesar Rp103.566.000.000,00 yang berasal dari :
In 2010, there was additional paid in capital amounted to Rp103.566.000.000,00 which come from :
Setoran modal yang belum ditempatkan
Rp
70,449,000,000.00
Unauthorized capital
Setoran modal dari Provinsi
Rp
25,000,000,000.00
Paid Capital from the Government of Central Java Province
Setoran modal dari Pemkab / Pemkot
Rp
8,117,000,000.00
Paid Capital from Municipalities Governments
Jumlah
Rp 103,566,000,000.00
Total
Setoran modal yang belum ditempatkan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing berasal dari : 31 Desember 2010
31 Desember 2009
55,500,000,000
51,056,000,000
2 Pemkot Semarang
2,000,000,000
-
2
Municipal Gov. of Semarang
3 Pemkot Magelang
635,000,000
-
3
Municipal Gov. of Magelang
4 Pemkot Salatiga
507,000,000
1,000,000,000
5 Pemkot Tegal
334,000,000
5,294,000,000
1 Pemda Propinsi Jawa Tengah
6 Pemkot Pekalongan 7 Pemkab. Tegal 8 Pemkab. Pemalang
Penambahan modal disetor tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang aktanya dibuat oleh Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputra, SH, MH, MM notaris di Semarang Nomor: 199 tanggal 30 November 2010. Penambahan modal disetor tersebut telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia Semarang tanggal 15 Juli 2010 Nomor 12/67/DPB1/APBU/Sm.
This capital addition is in accordance with the General Meeting of Shareholders that has been engaged in the notarial deed of Prof. Dr. Liliana Tedjosaputra, SH, MH, MM, a notary in Semarang, No. 199, November 30, 2010. It also has been approved by Bank of Indonesia in Semarang with the decree No. 12/67/DPB1/APBU/Sm, July 15, 2010.
23. SETORAN MODAL YANG BELUM DITEMPATKAN
23. UNAUTHORISED CAPITAL STOCK
Akun ini merupakan setoran modal saham dari Pemerintah daerah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota se Jawa Tengah yang pada saat tanggal neraca belum di RUPS kan untuk ditempatkan sebagai modal saham. Rincian sebagai berikut :
This account consists of capital stock payments from the Government of Central Java Province and Regional Government in the entire Central Java Provice on the balance sheet date that have not been authorised. The unauthorised capital stock payment is as follows :
Saldo awal Setoran pada tahun berjalan Dialihkan menjadi modal disetor Saldo akhir
31 Desember 2010
31 Desember 2009
70,449,363,000
29,335,748,000
Beginning balance
109,121,495,000
104,652,615,000
Payment in current year
179,570,858,000
133,988,363,000
103,566,000,000
63,539,000,000
Divert to capital paid
76,004,858,000
70,449,363,000
Ending Balance
9 Pemkab. Cilacap 10 Pemkab. Semarang 11 Pemkab. Wonogiri 12 Pemkab. Kendal
1
Provincial Gov. of Central Java
4
Municipal Gov. of Salatiga 5 Municipal Gov. of Tegal
1,307,223,000
223,000
500,000,000
500,000,000
7. .District Gov. of Tegal
6
Municipal Gov. of Pekalongan
736,000,000
200,000,000
8 District Gov. of Pemalang
2,700,000,000
267,000,000
9 District Gov. of Cilacap
-
204,000,000
10..District Gov. of Semarang
1,300,000,000
-
11 District Gov. of Wonigiri
688,000,000
1,173,000,000
12..District Gov. of Kendal
13 Pemkab. Blora
1,100,000,000
1,000,000,000
13 District Gov. of Blora
14 Pemkab. Boyolali
1,575,195,000
-
14 District Gov. of Boyolali
15 Pemkab. Rembang
128,000,000
-
15 District Gov. of Rembang
16 Pemkab. Sragen
997,000,000
-
16 District Gov. of Sragen
500,000
-
17 District Gov. of Grobogan
17 Pemkab. Grobogan 18 Pemkab. Demak
2,161,000,000
3,000,000,000
18 District Gov. of Demak
29 Pemkab. Temanggung
160,000,000
-
19 District Gov. of Temanggung
20 Pemkab. Purbalingga
723,000,000
-
20 District Gov. of Purbalingga
140,000
1,263,140,000
21 District Gov. of Kudus
21 Pemkab. Kudus 22 Pemkab. Jepara
307,800,000
-
22 District Gov. of Jepara
23 Pemkab. Banjarnegara
1,324,000,00
1,750,000,000
23 District Gov. of Banjarnegara
24 Pemkab. Pekalongan
-
101,000,000
24 District Gov. of Pekalongan
25 Pemkab. Batang
-
695,000,000
25 District Gov. of Batang
26 Pemkab. Karanganyar
161,000,000
106,000,000
26 District Gov. of Karanganyar
27 Pemkab. Banyumas
567,000,000
1,500,000,000
27 District Gov. of Banyumas
28 Pemkab. Kebumen
87,000,000
86,000,000
28 District Gov. of Kebumen
29 Pemkab. Wonosobo
91,000,000
-
29 District Gov. of Wonosobo
415,000,000
1,254,000,000
30 District Gov. of Brebes
76,004,858,000
70,449,363,000
Total
30 Pemkab. Brebes
Jumlah
Dari jumlah modal yang belum ditempatkan sebesar Rp76.004.858.000,00 diantaranya sebesar Rp1.426.000.000,00 merupakan hasil penarikan kredit dari Assets Management Unit (AMU), dan sisanya sebesar Rp74.578.858.000,00 merupakan setoran tunai dari Pemerintah Daerah.
LA 94
The detail of unauthorised capital as of December 31, 2010 and 2009 are as follows :
Included in Rp76.004.858.000,00 of unauthorized shares are Rp1.426.000.000,00 which resulted from loan managed by Assets Management Unit (AMU), and the rest which amounted to Rp74.578.858.000,00 are cash deposits from local government. (Province and Municipals).
LA 95
24. PENGGUNAAN LABA BERSIH
24. APPROPRIATION OF NET INCOME
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank tanggal 30 April 2010, laba bersih untuk tahun 2009 dan RUPS tanggal 5 Mei 2009, laba bersih tahun 2008 dialokasikan untuk :
In accordance with Annual General Shareholders’ Meeting on April 30, 2010, the appropriation of net income for the year ended December 31, 2009 dan 2008 are as follows:
1. Pembagian deviden
Tahun 2004 (Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang
(According to the General Meeting of Shareholder
Saham Luar Biasa tanggal 7 Mei 2005 atas
in May 7, 2005 for the distribution of retained
pembagian laba tahun 2004)
earnings in 2004)
Tahun 2005
Laba |net income 2010
Laba |net income 2009
217,077,860,689
201,524,496,947
1. Dividen
15,412,528,109
14,106,714,786
2. Bonus and Commision
2004
6,990,742,420
2005
45,834,324,519
(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang
(According to the General Meeting of Shareholder
Saham Luar Biasa tanggal 29 April 2006 atas
in April 29, 2006 for the distribution of retained
pembagian laba tahun 2005)
earnings in 2005
2. Pembagian tantiem direksi
dan komisaris
3. Pembagian jasa produksi
93,343,480,096
86,534,618,989
3. Bonus
4. Pembagian cadangan sosial
19,823,550,238
20,152,449,695
4. Social reserve
5. Pembagian cadangan tujuan
86,831,144,276
80,609,798,779
5. Special reserve
1,667,157,970
120,914,698
6. Service charge
434,155,721,378
403,048,993,894
Total
6. Imbalan Jasa
Tahun 2006
(According to the General Meeting of Shareholder
Saham tanggal 23 April 2007 atas pembagian laba
in April 23, 2007 for the distribution of retained
tahun 2006)
earnings in 2006)
Tahun 2007
According to the decree of the Boards of Commissioners of Bank Jateng No. 106/KM/BPD/2006, dated on August 10, 2006, reserves for social fund is posted on demand deposits account of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah at the Main Branch under the name of Reserves for Social Fund.
(According to the General Meeting of Shareholder earnings in 2007)
Tahun 2008
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank telah membentuk penyisihkan cadangan tujuan untuk pemupukan modal masing-masing sebesar Rp 339.080.519.274,00 dan Rp 252.249.374.998,00.
As of December 31, 2010 dan 2009, Bank has set up specific reserves for capital adequacy which amount to Rp339.080.519.274,00 and Rp252.249.374.998,00 respectively. The specific reserves are as follows: 31 Desember 2009 171,639,576,219 Beginning balance 80,609,798,779 Income paid
Saldo awal Pembagian laba tahun lalu Saldo akhir
252,249,374,998 86,831,144,276 339,080,519,274
Cadangan tujuan berasal dari pembagian laba ditahan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009 dengan rincian sebagai berikut :
LA 96
252,249,374,998
(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang
(According to the General Meeting of Shareholder
Saham tanggal 5 Mei 2009 atas pembagian laba
in May 5, 2009 for the distribution of retained
tahun 2008)
earnings in 2008) 2009
86,831,144,276
(According to the General Meeting of Shareholder
Saham tanggal 30 April 2010 atas pembagian laba
in April 30, 2010 for the distribution of retained
tahun 2009) Jumlah
earnings in 2009) Total
339,080,519,274
26. SALDO LABA
26. BALANCE OF RETAINED EARNING
Rincian :
The breakdown is as follows :
Ending Balance
Specific reserves comes from the distribution of retained earnings of PT. Bank Pembangunan daerah Jawa Tengah in 2004, 2005, 2006 2007, 2008 and 2009 with the following details :
2008
80,609,798,779
(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang
25. SPECIFIC RESERVES
31 Desember 2010
in May 14, 2008 for the distribution of retained
tahun 2007)
Tahun 2009
25. CADANGAN TUJUAN
2007
69,099,676,745
(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Mei 2008 atas pembagian laba
Berdasarkan surat persetujuan dewan komisaris Bank Jateng nomor 106/KM/BPD/2006 tanggal 10 Agustus 2006 dana cadangan sosial ditampung pada rekening giro PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah cabang utama atas nama Dana Cadangan Sosial.
2006
49,714,832,535
(Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang
31 Desember 2010
31 Desember 2009
Saldo laba awal
434,155,721,378
403,048,993,894
Pembagian laba
Balance of Retained Earning at beginning of year
(434,155,721,378)
-403,048,993,894
Income paid
Laba tahun berjalan
382,586,909,313
434,155,721,378
Net Income in current year
Saldo laba akhir
382,586,909,313
434,155,721,378
Balance of Retained Earning at the end of year
LA 97
27. PENDAPATAN BUNGA
27. INCOME FROM INTEREST
29. BEBAN BUNGA
29. INTEREST EXPENSES
Akun ini terdiri dari :
This account consists of the following :
Terdiri atas :
Consist of the following :
2010 1) Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan : Rupiah Mata uang asing 2) Pendapatan bunga dari penempatan : Rupiah Mata uang asing 3) Pendapatan bunga dari surat berharga : Rupiah Mata uang asing
2,010,794,848,226 -
1,847,779,229,780 -
2,010,794,848,226
1,847,779,229,780
220,882,780,595 379,439,482
89,832,165,283 204,878,457
221,262,220,077
90,037,043,740
82,458,112,054 307,135,764
10,729,558,218
5) Antar Kantor Rupiah : 6) Pendapatan bagi hasil Syariah Rupiah : Pendapatan jual beli Murabahah Pendapatan bagi hasil Mudharabah Pendapatan bagi hasil Musyarakah Pendapatan bagi hasil dari penempatan Jumlah
2010 1) . Interest revenues from loans:
82,765,247,818 4) Pendapatan bunga dari PH kredit macet Rupiah
2009
-
Rupiahs Foreign currencies 2) Interest revenues from equity participation: Rupiahs Foreign currencies 3) Interest revenues from Securities Rupiahs Foreign currencies
100,181,034,102 2,585,288,132 102,766,322,234
4) Interest revenues from write-down asset Rupiahs
2,600,520,572 8,048,068
5) Interbank Rupiahs : 6) Sharia Revenues Rupiahs :
8,604,169,49
3,786,060,412
716,483,426
630,235,222
7,113,998,631
794,688,724
5,596,318,738
1,245,670,352
22,030,970,290
6,456,654,710
2,347,582,844,629
2,049,647,819,104
Pendapatan bunga termasuk beban bunga dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang jumlahnya tidak material.
Murabahah Margin Mudharabah Profit Sharing Revenues Musyarakah Profit Sharing Revenues Profit Sharing Revenues from Placement to other Banks Total
Interest revenues included immaterial interest expenses to related parties.
2009 a. Interest Expenses
a. Beban bunga : Rupiah
Rupiahs
Deposito berjangka dan
Sertifikat deposito
687,038,594,915
552,754,978,666
certificates of deposits
Time deposits and
Tabungan
190,149,454,054
149,886,676,421
Savings
Giro
163,754,233,219
148,111,515,598
Current account
Pinjaman yang diterima
6,475,917,208
Borrowings
sub jumlah
857,229,087,893
Subotal
4,052,102,820 1,044,994,385,008
Mata uang asing
Deposito berjangka dan
Sertifikat deposito
Tabungan
Giro
sub jumlah
Jumlah
Foreign currencies Time deposits and 276,981,249 -
19,584,742
certificates of deposits
-
Savings
25,044,351
50,886,814
Current account
302,025,600
70,471,556
Subotal
1,045,296,410,608
857,299,559,449
Rupiah
Provisi dan komisi
Premi asuransi penjaminan
pihak ketiga
Premi asuransi lainnya
Antar kantor (Net)
sub jumlah
Rupiahs -
-
Commission and Fees
32,894,966,227
26,084,536,230
Guarantee on third parties
4,245,342,132
3,732,801,692
Other Insurance
9,288,115
-
Interbank - net
37,149,596,474
29,817,337,922
Subotal
-
35,653,535
Commission and Fees
37,149,596,474
29,852,991,457
Mata uang asing
Provisi dan komisi valas
Jumlah
Foreign currencies
Rupiah
28. COMMISSION AND FEES
Akun ini terdiri atas :
This account consists of the following :
Rupiah Mata uang asing Jumlah
LA 98
Bagi hasil dan bonus
Beban Lainnya
Jumlah Jumlah (a+b+c)
2010
2009
36,303,034,411
50,352,126,726
Rupiahs
-
-
Foreign currencies
36,303,034,411
50,352,126,726
Total
Total c. Sharia expenses
c. Beban Syariah
28. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI
Total b. Other expenses
b. Beban lainnya
Rupiahs 7,552,122,480
2,883,341,883
Profit sharing and bonuses
257,747,340
109,199,819
Other expenses
7,809,869,820
2,992,541,702
Total
1,090,255,876,902
890,145,092,608
Total (a +b+c)
Beban bunga termasuk beban bunga dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang jumlahnya tidak material.
Interest expenses included immaterial interest expenses to related parties.
LA 99
30. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
30. OTHER OPERATING REVENUES
32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
32. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES
Terdiri atas :
Consist of the following :
Rincian akun adalah sebagai berikut :
The breakdown of this account is as follows :
2010
2009
Hasil penyertaan
180,427,071
180,625,886
Kenaikan surat berharga / Net
517,166,682
17,276,422,306
Koreksi penyisihan penghapusan rekening administratif
Participation Increase securities-net Correction allowance for administrative
821,697,675
-
accounts
3,673,733,032
3,871,590,918
Bank Guarantee Fees
Provisi transfer
30,247,725
38,112,695
Transfer Fees
Provisi transaksi SKBDN
30,447,262
4,895,463
Transaction Fees
Provisi/komisi Lainnya
8,820,758,459
7,427,744,740
Other Commission/Fees
Fee atas kredit kelolaan
1,014,908,090
979,100,269
Chaneling Fees
Lain-lain
69,149,961,519
51,354,925,854
Others
Jumlah
84,239,347,515
81,133,418,131
Total
Provisi bank garansi
Termasuk dalam pendapatan operasional lainnya sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp3.489.422.055,00 dan Rp1.805.081.657,00.
Included other operating revenues of sharia unit which were Rp3.489.422.055,00 in 2010 and Rp1.805.081.657,00 in 2009.
31. PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
31. ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES
Rincian akun adalah sebagai berikut :
The breakdown of this account is as follows :
Penyusutan dan amortisasi
2010
2009
27,105,883,622
29,935,189,410
Depreciation and amortization
Pendidikan dan pelatihan
9,315,504,961
9,623,924,286
Research and training
Sewa
7,247,912,436
18,358,449,238
Rent
28,158,417,362
18,458,776,548
Promotions and advertisment
1,677,348,606
1,595,099,615
Vehicle tax and landright tax
Beban pemeliharaan dan perbaikan
27,466,771,201
22,517,986,752
Repair and maintenace
Barang dan jasa
64,475,626,837
44,501,698,763
Goods and service
165,447,465,025
144,991,124,612
Total
Promosi dan iklan Pajak kendaraan, bumi dan bangunan
Jumlah
Termasuk dalam beban administrasi dan umum sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp1.590.455.636,00 dan Rp896.852.459,00.
Included general and administration expenses of sharia unit which were Rp1.590.455.636,00 in 2010 and Rp896.852.459,00 in 2009.
33. BEBAN TENAGA KERJA
33. PERSONNEL EXPENSES
Rincian akun adalah sebagai berikut :
The breakdown of this account is as follows : 2010
2009
128,123,227,261
127,360,511,699
3,062,048,806
2,035,210,529
Position allowance
212,250,000
256,950,000
Income tax allowance
a. Salaries
a. Gaji dan Upah:
2010
2009 a. Financial Instrument
a. Instrumen keuangan
Giro pada bank lain
-
-
Current account with other bank
Penempatan pada bank lain
-
-
Placements with other bank
Investasi keuangan
-
-
Financial investment
Kredit yang diberikan (Net)
21,174,509,908
4,534,716,248
Loans
Penyertaan
-
-
Equity Participation
21,174,509,908
4,534,716,248
Jumlah
Properti terbengkalai
Jumlah
88,412,500
88,573,583
88,412,500
88,573,583
c. Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Jumlah Jumlah (a + b + c)
Honorarium calon pegawai
Tunjangan jabatan
Tunjangan Pajak
49,842,878,642
40,115,055,968
Other allowance
Tunjangan lainnya
94,420,130,512
93,044,302,006
Sub total
275,660,535,221
262,812,030,202
Sub jumlah
Abondoned properties
Honororarium komisaris dan Direksi
Sub jumlah
3,911,200,000
3,535,427,028
3,911,200,000
3,535,427,028
7,228,615,866
7,105,339,960
Asuransi tenaga kerja (ASTEK)
Sub total Commissioners and directors fees Sub total c. Others
c. Lainnya:
Pre-personnel fees
b. Fees
b. Honorarium:
Employee insurance
Pengobatan dan rawat inap
11,428,428,646
12,244,106,278
Welfare allowance
Total
Cuti tahunan dan cuti besar
16,072,548,323
18,935,823,206
Furlough a year and the holiday
c. Reserve for losses commitment
13,646,808,375
13,045,929,750
Meal allowance
3,601,855,005
2,684,010,884
Overtime
ang makan
1,024,313,987
164,668,015
and contingencies
Uang lembur
1,024,313,987
164,668,015
Total
Pakaian dinas
22,287,236,395
4,787,957,846
Total (a+b+c)
Beban pegawai lainnya
Termasuk dalam beban penyisihan kerugian penurunan nilai sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp3.939.493.595,00 dan Rp1.477.122.583,00.
LA 100
Gaji
Total b. Non earning assets
b. Aset non produktif
Included Allowance for earning assets write-off of sharia unit which were Rp3.939.493.595 in 2010 and Rp1.477.122.583,00 in 2009.
6,786,476,423
5,829,359,000
Uniforms
287,402,861,158
134,507,486,793
Other personnel expenses
Sub jumlah
346,167,593,796
194,352,055,871
Sub total
Jumlah (a + b + c)
625,739,329,017
460,699,513,101
Total (a+b+c)
Termasuk dalam beban tenaga kerja sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp4.049.017.781,00 dan Rp2.093.855.144,00.
Included personnel expenses of sharia unit which were Rp4.049.017.781,00 in 2010 and Rp2.093.855.144,00 in 2009.
LA 101
34. BEBAN LAIN-LAIN
34. OTHER EXPENSES
36. PAJAK PENGHASILAN
36. INCOME TAX
Rincian akun adalah sebagai berikut :
The breakdown of this account are as follows :
Beban (penghasilan) pajak Bank terdiri dari :
Income tax exp. (revenue) consist of the following :
Beban cover transfer
2010
2009
266,993,857
257,824,590
Cover/transfer expenses
Beban pemasaran
5,604,195,221
4,454,854,156
Marketing expenses
Beban pembukaan cabang baru
1,080,554,625
-
Opened new office expenses
Beban selisih kurs Beban upah penagihan kredit kolektif
101,489,307
73,634,039
35,185,599,941
-
Beban pelayanan KPE
Foreign exchange expenses
15,664,500
-
KPE Service expenses
Lain-lain
14,286,424,584
50,434,392,630
other expenses
Jumlah
56,540,922,035
55,220,705,415
Total
Termasuk dalam beban lain-lain sehubungan unit syariah pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing Rp 40.252.529,00 dan Rp 45.397.519,00.
Included other expenses of sharia unit which amounted to Rp 40.252.529,00 in 2010 and Rp 45.397.519,00 in 2009.
35. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
35. NON OPERATING REVENUES (EXPENSES)
a. Pendapatan Non Operasional terdiri dari :
a. Non Operating Revenues consist of the following :
Keuntungan penjualan aktiva tetap Sewa
2010
2009
1,041,050,000
5,504,784,206
Pajak tangguhan Jumlah
Gain on sale of fixed assets
785,827,000
Rent
4,389,104,458
Others
Jumlah
38,092,960,170
10,679,715,664
Total
b. Non Operating Expenses consist of the following:
Beban promosi
Beban telepon
Beban detasering
Beban jamuan tamu
526,866,247,147
606,075,032,266
-
-
5,434,726,546
-
Promotion expenses
342,050,000
-
Telephone expenses
Beban tenaga kerja
Beban pajak
Beban pengobatan dan rawat inap
Add (less) permanent differences :
Beban reparasi, service dan BBM
217,619,275
-
Reparation, service and BBM expenses
Beban penyusutan
521,516,714
-
Depreciation expenses
1,280,177,628
Membership payment expenses
-
171,347,576
Penalties
Beban iuran BMPD
10,989,788,704
12,051,828,991
Vacation and sports
Beban denda
5,000,000
1,000,000
Representatif
Beban rekreasi dan olahraga
Lainnya
4,275,878,539
4,195,747,878
Others
Beban Representatif
Jumlah
19,081,110,204
29,893,653,777
Total
Beban lainnya
Beban non operasional
Total Non Operating
-
-
Personnel expenses
7,765,970,632
3,226,108,789
Tax expenses
11,428,428,646
-
Welfare expenses
-
-
Non operating expenses
1,509,882,600
1,280,177,628
Membership payment expenses
-
171,347,576
Penalties
10,989,788,704
12,051,828,991
Vacation and sports expenses
5,000,000
1,000,000
Representatif Others
4,275,878,539
4,195,747,878
45,044,386,326
23,232,984,250
-
-
Non-deductible expenses write-down
571,910,633,473
629,308,016,516
Profit before compensation
Ditambah (dikurangi) beda temporer :
General & adm expenses
Meeting expenses
1,509,882,600
Revenues (Expenses)
Profit before income tax
Detasering expenses
Beban iuran keanggotaan
Beban yang tidak dapat dikurangkan
Penghasilan Kena Pajak
LA 102
2009
-
Foreign exchange loss
Termasuk dalam pendapatan (beban) non operasional sehubungan unit syariah pada tahun 2010, pendapatan non operasional sebesar Rp 1.117.199.962,00 dan beban non operasional sebesar Rp 1.243.545.390,00, sedangkan pada tahun 2009, pendapatan non operasional sebesar Rp 406.558.291,00 dan beban non operasional sebesar Rp 491.880.394,00.
2010
2,306,773,388
12,193,551,704
(19,213,938,113)
Total
3,850,000
2,300,560,361
19,011,849,966
Deferred tax
2,549,674,670
Kerugian Selisih kurs / Net
Non Operasional
(4,286,933,736) 171,919,310,888
The reconciliation between accounting income and taxable income for the year ended December 31, 2010 and 2009 is as follows :
2009
Jumlah Pendapatan (Beban)
1,301,679,584 144,279,337,834
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran Pajak Penghasilan menurut laporan laba-rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
2010
Representatif
Current tax
Current Tax
Beban administrasi dan umum
757,421,727
Rekreasi dan olahraga
2009 176,206,244,624
Ditambah (dikurangi) beda tetap :
36,294,488,443
Denda
2010 142,977,658,250
Pajak Kini
Laba sebelum pajak penghasilan
Lainnya
b. Beban Non Operasional terdiri dari :
Pajak kini
Add (less) temporary differences :
Included non-operating revenues of sharia unit which were Rp1.117.199.962,00 in 2010 and Rp406.558.291,00 in 2009 . The non-operating expenses comprise of Rp1.243.545.390,00 in 2010 and Rp491.880.394,00 in 2009.
LA 103
Tarif beban pajak penghasilan badan tahun 2010 sebesar 25% dan 2009 sebesar 28%.
Pajak penghasilan
The income tax rate for 2010 and 2009 is 25% and 28%.
2010
2009
142,977,658,250
176,206,244,624
Pajak penghasilan dibayar di muka :
37. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
37. COMMITMENT AND CONTINGENCIES
Bank memiliki komitmen dan kontinjensi sebagai berikut :
The breakdown are as follows :
Current tax expense
KOMITMEN
Prepaid income tax
Tagihan Komitmen
PPh Ps 23
33,489,071
42,496,695
Income tax Art. 23
1. Fasilitas pinjaman yang belum
PPh Ps 25
170,193,951,000
145,003,344,000
Income tax Art. 25
digunakan
Jumlah
170,227,440,071
145,045,840,695
Total
Kekurangan (kelebihan) Pajak Penghasilan Badan
571,910,633,473
629,308,016,516
Taxes payable (receivable)
31 Desember 2009
Deferred Tax
Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut :
The impact of significant temporary differences between commerce and fiscal statement is as follows :
COMMITMENT Committed Claims 1. Unused Borrowings
a. Rupiah
-
-
a. Rupiahs
b. Mata uang asing
-
-
Foreign currencies
2. Lainnya
-
-
Others
Jumlah Tagihan Komitmen
-
-
Total Committed Claims Committed Liabilities
Kewajiban Komitmen
Pajak Tangguhan
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. Rupiah
b. Mata uang asing
1. Undisbursed credits to customers 464,414,323,588
404,602,173,907
a. Rupiahs
-
-
b. Foreign currencies
2. Fasilitas kredit kepada bank lain
2010
2009
Biaya pajak tangguhanPenghasilan
41,848,595,901
43,271,892,459
Deferred tax expense
pajak tangguhan
40,546,916,317
47,558,826,195
Deferred tax revenue
Aktiva pajak tangguhan
27,468,304,515
29,846,190,580
Deferred tax assets
Kewajiban pajak tangguhan
29,956,202,679
31,032,885,958
Deferred tax liability
Manajemen berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasikan pada periode mendatang.
31 Desember 2010
Management belief that deferred tax assets because of temporary differences can be realized in the future.
yang belum ditarik
2. Undisbursed credits to other banks
a. Rupiah
-
-
a. Rupiahs
b. Mata uang asing
-
-
b. Foreign currencies
-
-
3. Irrevocable L/C
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan 4. Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH KONTINJENSI
-
-
464,414,323,588
404,602,173,907
Total Committed Liabilities
(464,414,323,588)
(404,602,173,907)
TOTAL COMMITMENT- NET
31 Desember 2010
Tagihan Kontinjensi 1. Garansi yang diterima
31 Desember 2009
4. Others
CONTINGENCIES Contingencies Claims
2,000,000,000
2,000,000,000
1. Received guarantees
6,990,370,315
4,374,770,806
Loans
39,714,875,903
53,911,248,763
Others
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
a. Kredit yang Diberikan
b. Lainnya
3. Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi
2. Interest revenues in progress
-
329,308,505
48,705,246,218
60,615,328,074
1. Garansi yang diberikan Rupiah
Mata uang asing
1. Issued guarantees
a. Bank Garansi
b. Lainnya
Total Contingencies Claims Contingencies Liabilities
Kewajiban Kontinjensi
3 Others
a. Bank Guarantee 312,685,130,487
290,564,044,369
Rupiahs
-
Foreign currencies
2,166,112,120 -
-
b. Others
-
2. Irrevocable L/C
109,536,000
3. Others
2. Revocable L/C yang masih berjalan 3. Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH
LA 104
- 116,508,000 314,967,750,607
290,673,580,369
Total Contingencies Liabilities
(266,262,504,389)
(230,058,252,295)
TOTAL CONTINGENCIES-NET
LA 105
38. REKENING ADMINISTRATIF LAINNYA
38. OTHER ADMINISTRATIVE ACCOUNT
Bank memiliki rekening administratif lainnya sebagai berikut :
The breakdown are as follows :
KONTINJENSI
31 Desember 2010
31 Desember 2009
187,776,576,485
196,521,086,766
1. Penerusan kredit a. Kredit yang diberikan
b. Lainnya
1. Channeling
Rupiah
Mata uang asing
2.Write-off of Productive assets 146,241,569,803
Jumlah JUMLAH REKENING ADMINISTRATIF LAINNYA
160,291,446,290
Current accounts with Bank of Indonesia Placements with other banks
(523,005,000)
(78,240,870)
Allowance for imparment losses
Penempatan pada bank lain - bersih
51,801,109,882
7,745,846,156
Placements with other banks - net
Pembiayaan yang diberikan : Piutang Murabahah Piutang Istisna Piutang Qardh Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Musyarakah
58,064,830,830 7,571,704,196 1,656,620,000 5,809,922,674 99,845,343,070
43,069,280,688 702,965,000 2,850,008,608 12,582,500,000
Financing : Murabahah receivables Istisna receivables Qardh receivables Mudharabah financing Mudharabah financing
Others
166,481,296,031
174,225,163,436
Total
370,746,250,202
TOTAL OTHER ADMINISTRATIVE ACCOUNT
Foreign Exchange based on currencies is as follows :
Mata uang
Aktiva, Tagihan dan Komitmen & Kontinjensi
Kewajiban, Kewajiban Komitmen dan Kontinjensi
Posisi Devisa Neto
Currencies
Assets, Receivables, and Commitment & Contingencies Claims
Liabilities, Commitment and Contingencies Liabilities
Balance
Dikurangi :
172,948,420,770
59,204,754,296
(3,232,633,625)
(602,576,957)
Pembiayaan yang diberikan - bersih
169,715,787,145
58,602,177,339
2,119,754,900
954,213,000
Fixed Assets
Dikurangi : Akumulasi penyusutan
(911,157,452)
(459,829,942)
Less : Accumulated Depreciation
Aset Tetap - bersih
1,208,597,448
494,383,058
Fixed assets - net
Aset Tetap
2009
Aset lain-lain
51,910
72,604
6,107
(1,139)
45,803
962
579
964
1046
(2)
(467)
Yen Jepang (¥)
32
17
-
-
32
17
Dollar Singapura ($)
24
6
-
-
24
6
380
5,812
481
1329
(101)
4,483
6
2
-
-
6
2
72,869
58,326
74,049
8,482
(1,180)
49,844
JUMLAH ASET
Bank’s capital as of December 31, 2010 and 2009 amount to Rp1.547.371 milions and Rp1.390.190 milions.
96,301,457,837
Other Assets
168,784,393,906
TOTAL ASSETS LIABILITIES AND EQUITIES LIABILITIES
381,830,361
106,532,927
Giro Wadiah
9,512,457,368
2,025,305,010
Wadiah demand deposits
Tabungan Wadiah
6,678,565,955
2,732,342,623
Wadiah savings deposits
16,191,023,323
4,757,647,633
Simpanan dari bank lain :
Giro Wadiah
Tabungan Wadiah
Jumlah Kewajiban pajak tangguhan
LA 106
61,857,773,763
KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan :
Less: Allowance for imparment losses
306,334,581,387
KEWAJIBAN, INVESTASI TIDAK TERIKAT DAN EKUITAS
Jumlah
Total Modal Bank per 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp1.547.371 juta dan Rp1.390.190 juta.
Less:
Dikurangi : Penyisihan kerugian penurunan nilai
71,465
Real Saudi Arabia
Penyisihan kerugian penurunan nilai
Jumlah pembiayaan
( dalam jutaan rupiah | in million rupiahs )
Euro (€)
Cash
ASSETS
7,824,087,026
Posisi devisa neto per jenis mata uang adalah sebagai berikut :
Poundsterling Inggris (£)
432,776,900 5,207,752,616
39. FOREIGN EXCHANGE
Dollar Amerika Serikat ($)
Kas
52,324,114,882
Transfered to AMU
2010
4,938,976,200
ASET 16,812,336,949
-
2009
31 Desember 2009
Penempatan pada bank lain
13,933,717,146
2010
31 Desember 2010
Giro pada Bank Indonesia
1,957,062,731
2009
There is an financial information of Sharia business unit :
a. Loans
39. POSISI DEVISA NETO
2010
Berikut ini informasi keuangan Unit Usaha Syariah :
b. Others 18,282,663,497
354,257,872,516
40. FINANCIAL INFORMATION OF SHARIA BUSINESS UNIT
CONTINGENCIES
2. Aktiva produktif yang dihapusbuku
40. INFORMASI KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH
Current Liabilites Savings
Total Interbank’s Savings
5,233,665,784
-
Wadiah demand deposits
55,877,477
-
Wadiah savings deposits
5,289,543,261
-
Total
94,933,762
71,997,915
Deferred Tax Liability
Kewajiban lain-lain
152,385,009,089
106,182,938,211
Other Liabilities
JUMLAH KEWAJIBAN
174,342,339,796
111,119,116,686
TOTAL LIABILITIES
LA 107
40. FINANCIAL INFORMATION OF SHARIA
40. INFORMASI KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH (lanjutan)
BUSINESS UNIT (continued) NON CONTRACTUAL INVESTMENT
INVESTASI TIDAK TERIKAT Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah JUMLAH INVESTASI TIDAK TERIKAT
26,790,615,414
15,571,081,212
Mudharabah demand deposits
97,109,167,287
41,464,296,763
Mudharabah savings deposits
123,899,782,701
57,035,377,975 TOTAL NON CONTRACTUAL INVESTMENT EQUITIES
EKUITAS Saldo laba
8,092,458,890
629,899,245
Retained earnings
JUMLAH EKUITAS
8,092,458,890
629,899,245
TOTAL LIABILITIES
306,334,581,387
168,784,393,906
TOTAL LIABILITIES AND EQUITIES
JUMLAH KEWAJIBAN, INVESTASI TIDAK TERIKAT DAN EKUITAS
OPERATING REVENUES AND EXPENSES
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
OPERATING REVENUES
PENDAPATAN OPERASIONAL
Pendapatan Murabahah
Pendapatan Istishna
Pendapatan Mudharabah dan
Musyarakah
Pendapatan penempatan
Jumlah pendapatan operasional
8,414,125,577
3,786,060,412
Murabahah revenues
190,043,918
-
Istishna revenues
7,830,482,057
1,424,923,946
Musyarakah revenues
Mudharabah and 1,245,670,352
Placement revenues
22,030,970,290
5,596,318,738
6,456,654,710
Total Operating Revenues
Hak pihak ketiga atas bagi hasil
(7,809,869,820)
(2,992,541,702)
Pendapatan operasional - bersih
14,221,100,470
3,464,113,008
Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya :
3,489,422,055
1,805,081,657
Administrasi dan umum
1,590,455,636
896,852,459
Tenaga kerja
4,049,017,781
2,093,855,144
Penyisihan atas kerugian aset
produktif
3,939,493,595
1,477,122,583
lain-lain
Jumlah beban operasional lainnya
LABA OPERASIONAL Pendapatan (beban) non operasional Beban (Penghasilan) pajak tangguhan LABA BERSIH
LA 108
General and administrative Personnel Loss allowance of productive assets
40,252,529
45,397,519
9,619,219,541
4,513,227,705
(6,129,797,486)
(2,708,146,048)
8,091,302,984
755,966,960
OPERATIONAL INCOME
(126,345,428)
(85,322,103)
Non operating revenues (expenses)
127,501,334
(40,745,612)
Tax expenses (revenue)
8,092,458,890
629,899,245
NET INCOME
Pendapatan (beban) operasional lainnya - bersih
Other Operating Revenues Other Operating Expenses :
Operating Revenues - Net
Others Total Other Operating Expenses Other Operating Revenues (Expenses)-Net