Studi Kasus 3 : Kampung Sampireun - Digilib ITS

13 downloads 207 Views 2MB Size Report
mengambil bentuk dari rumah tradisional suku. Sunda. Bentuk rumah panggung dengan atap pelana sekilas mengingatkan kita pada gubug- gubug di desa.
: Kampung Sampireun Atap dilapisi ijuk

Atap dilapisi ijuk

Kolom terbuat dari batang bambu

Kolom terbuat dari batang bambu Konsep bentuk massa secara global yakni mengambil bentuk dari rumah tradisional suku Sunda. Bentuk rumah panggung dengan atap pelana sekilas mengingatkan kita pada gubuggubug di desa. Bentuknya yang sederhana namun terlihat asri tersebut didukung pula oleh material yang digunakan. Hampir seluruh material berasal dari alam, mulai dari dinding yang terbuat dari gedeg (anyaman bambu), kolom dan railing dari batang bambu sampai penutup atap dari ijuk.

: Kampung Sampireun

Interior vila dan spa yang menggunakan material alami seperti bambu, kayu dan batu alam.

PROBLEMA (FAKTA) umpan balik DATA Lapangan, Literatur, Tipologi

Bagaimana kriteria dan desain arsitektur yang cocok untuk masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan tersebut? Dengan melihat pertimbangan sosial, ekonomi, kultural/budaya, dan berwawasan lingkungan

ANALISIS PROGRAMMING

DIANALISA MENGGUNAKAN METODE ZEISEL

SINTESIS

Metode Analitis

Simpulan Awal Alternatif-Alternatif

SKEMATIK DESAIN

KONSEP DESAIN

PRODUK DESAIN

Penduduk daerah perbatasan miskin dan keterbelakang Mempunyai solidaritas internal yang kuat (in-group) Kebudayaan yang mulai bergeser Banyak imigran-imigran gelap dari maupun ke negara tetangga

Kondisi Rumah Tinggal Eksisting Desa (Kampung) Labang masih banyak mengadaptasi bentuk rumah adat tradisional Dayak (rumah panjang), seluruh rumah yang berada pada kampung ini masih menggunakan struktur rumah panggung, dengan menaikkan level lantai rumah dari tanah, elemen-elemen pembentuk ruang menggunakan material-material kayu yang terdapat di lingkungan sekitar, dan atap yang menggunakan material seng dan sirap.

Disekitar kampung terdapat beberapa macam wisata alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung yang berkunjung kesana diantaranya adalah, wisata alam hutan (rainforest) ataupun arung jeram (wisata air sungai).

Mata pencaharian bertani utama ladang dan beternak Membuat perahu longboat untuk dijual (air sebagai transportasi utama) Menjadi TKI ke Malaysia Banyak terjadi lintas batas illegal Makanan pokok Ubi Iloi (Ubi kayu yang hanya bisa menjadi sagu)

Ubi Kayu Iloi dan Ibu yang baru pulang dari memanen

Industri Perahu Long Boat yang dikerjakan di lorong rumah tinggal warga

Bangsal, Bangsal adalah merupakan tempat berkumpul warga desa apabila terjadi hajatan ataupun suatu peristiwa adat

Kuburan, kuburan terlihat unik dengan bentuk atap yang beraneka ragam, bentukan ini tercipta dari tingkat perekonomian keluarga yang ditinggalkan

Posyandu, dibangun tahun 2009 dan belum pernah berfungsi secara maksimal, hal ini dikarenakan sulitnya tenaga kesehatan khususnya perawat dan dokter untuk beroperasi disana

Sekolah, Sekolah pada Desa Labang ini terletak di dataran tinggi sebelum rumah adat. Akses pencapaian ke sekolah ini harus mendaki kira-kira sekitar 12m dengan akses jalan setapak yang sulit dilalui oleh anak-anak. Sekolah ini dibangun bersamaan dengan gedung Posyandu pada tahun 2009

Gereja, mempunyai bentuk yang unik dan view yang baik, karena letaknya berada pada tikungan jalan pedestrian masyarakat. Material yang digunakan pun khas yaitu kayu dan menggunakan struktur panggung, terdapat penekanan pada facade dengan memberikan bidang masif sebagai penanda rumah peribadatan

Rumah Adat, Fungsi dari rumah adat hampir sama dengan Balai desa (Bangsal) hanya digunakan pada acara kelompok seperti rapat penentuan kepala desa (ketua kelompok) tetapi bangunan ini sudah jarang digunakan mengingat letaknya yang berada di daerah paling tinggi kawasan, dan tidak adanya jalan akses yang baik menuju ke rumah adat tersebut. Jalan dan Saluran, bantuan dari pemerintah setempat berupa jembatan kayu dan jalan pedestrian dari semen sehingga akses dari rumah tinggal ke tetangga, dan dari rumah tinggal ke bangsal menjadi mudah, hanya aksesmenuju ke sekolah dan ke rumah adat saja yang masih buruk

Dermaga, Setiap desa yang berdekatan dengan sungai biasa memiliki dermaga, sedangkan Dermaga Desa Labang ini tidak jelas dimana, tidak ada signage atau penanda yang jelas, penanda Desa Labang ini sebenarnya ada di depan tetapi tidak terlihat karena tertutup pohon

Tujuan (Goals) Kriteria-kriteria Studi Literatur Teori-teori

Emperical Knowledge (Kasus Aktual)

Kriteria-kriteria Kriteria-kriteria Kriteria-kriteria Kriteria - Kriteria Umum Untuk Kampung Wisata Perbatasan

Informasi :

kriteria seperti apakah arsitektur kedepannya, presenting berupa hasil dari kriteria yang diterapkan pada rancangan, dan testing, berupa evaluasi atas desain yang telah dihasilkan berdasarkan kriteriakriteria. Yang keseluruhannya dilakukan berdasar pengetahuan empirik (berdasarkan data-data yang ada).

• Peraturan Pemerintah •Sosial,Ekonomi dan budaya masyarakat •Standard design

Kriteria-kriteria Kriteria-kriteria Kriteria Persyaratan Khusus Re-Desain Kampung Wisata Perbatasan

Konsep Desain

DESAIN

Feedback

Diagram Alur Pikir Desain Proses adaptasi proses design zeisel Sumber : Analisis Peneliti