Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak ...
Kebutuhan akan ketersediaan bibit kelapa sawit berkualitas dengan kuantitas ...
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel) dan berbagai jenis turunannya seperti minyak alkohol, margarin, lilin, sabun, industri kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit, dan industri farmasi. Sisa pengolahannya dapat
dimanfaatkan
menjadi
kompos
dan
campuran
pakan
ternak
(http://id.wikipedia.org/, 2009). Minyak sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling besar. Kadar karotenoid dalam minyak sawit yang belum dimurnikan berkisar antara 500-700 ppm dan lebih dari 80%-nya adalah α dan β karoten. Dilihat dari kadar aktivitas provitamin A, kadar karotenoid minyak sawit mempunyai aktivitas 10 kali lebih besar dibanding wortel dan 300 kali lebih besar dibanding tomat (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1997). Pada tahun 2008, luas areal pertanaman kelapa sawit Indonesia yang telah menghasilkan sekitar 6,6 juta Ha dengan total produksi sekitar 17,6 juta ton CPO. Terdiri dari Perkebunan Rakyat seluas 2,6 juta ha dengan produksi 5.895.000 ton CPO, Perkebunan Besar Nasional seluas 687 ribu Ha dengan produksi 2.313.000 ton CPO, dan Perkebunan Besar Swasta seluas 3,4 juta Ha dengan produksi 9.254.000 ton CPO. Sedangkan untuk luas areal pertanaman kelapa sawit Indonesia tahun 2008 yang belum menghasilkan seluas 2,8 juta Ha (http://ditjenbun.deptan.go.id/, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan akan ketersediaan bibit kelapa sawit berkualitas dengan kuantitas yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit. Perawatan bibit yang baik di pembibitan awal dan pembibitan utama melalui dosis pemupukan yang tepat merupakan salah satu upaya untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan budidaya kelapa sawit (Santi dan Goenadi, 2008). Aplikasi pupuk dengan efisiensi tinggi dapat diperoleh melalui peningkatan daya dukung tanah dan peningkatan ketersediaan unsur hara pupuk dalam media tanam bibit. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu melalui kombinasi penggunaan pupuk buatan (anorganik) dan kompos sebagai agen pembenah tanah. Penggunaan kompos pada medium pembibitan kelapa sawit sangat diperlukan untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan bahan organik (Lubis, 1992). Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya limbah organik rumah tangga, kotoran/limbah peternakan, limbahlimbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll (Crawford, 2003). Solid adalah limbah padat dari hasil samping proses pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit menjadi minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Solid mentah memiliki bentuk dan konsistensi seperti ampas tahu, berwarna kecokelatan, berbau asam-asam manis, dan masih mengandung minyak CPO sekitar 1,5% (Ruswendi, 2008). Pada beberapa perkebunan, antisipasi terhadap limbah tersebut ditempuh dengan pembuatan pipa-pipa instalasi untuk mengalirkan limbah ini ke lahan
Universitas Sumatera Utara
perkebunan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa padatan solid memiliki kandungan bahan kering 81,56% yang di dalamnya terdapat protein kasar 12,63%; serat kasar 9,98%; lemak kasar 7,12%; kalsium 0,03%; fosfor 0,003%; dan energi 154 kal/100 gram. (Utomo dan Widjaja, 2005). Efisiensi pemupukan dapat dicapai dengan takaran pupuk yang tepat yang dipengaruhi oleh hubungan antara sifat-sifat tanah dan tanaman. Tanaman kelapa sawit memerlukan media tanah yang bersifat permeabel (mudah meloloskan dan menyerap air dan udara tanah), dan lapisan tanah yang tebal, serta kandungan air pada tanah, yang sesuai kebutuhan tanaman (Riwandi, 2004). Dari penelusuran informasi penulis di sebuah Perkebunan Besar, saat ini mulai adanya kesulitan dalam mencari dan menyediakan tanah topsoil dalam skala besar untuk media pembibitan. Dan dalam penyediaan tanah topsoil ini, ada beberapa hal yang menjadi masalah yaitu sebagai berikut : - jauhnya lokasi pengambilan tanah topsoil dari lokasi pembibitan - biaya untuk membeli tanah topsoil cukup mahal - biaya transportasi yang cukup mahal dalam pengangkutannya - lokasi pengambilan harus dipastikan bebas ganoderma - merusak lokasi bekas pengambilan karena hilangnya lapisan tanah atasnya. Dari uraian di atas, limbah solid dari pabrik pengolahan kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan yaitu solid yang telah menjadi kompos dapat dibuat sebagai bahan campuran dalam media tanam pembibitan kelapa sawit, sehingga pemakaian tanah topsoil pun dapat dikurangi dan dapat menghemat biaya untuk media pembibitan. Kompos solid sebagai agen pembenah tanah diharapkan dapat meningkatkan daya dukung tanah akan
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan bahan organik dan unsur hara terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan kompos solid dalam media tanam dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) pada pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan kompos solid dalam media tanam dan pemberian pupuk NPKMg (15:15:6:4) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery.
Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh pemanfaatan kompos solid dalam media tanam terhadap
pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. 2. Ada pengaruh pupuk NPKMg (15:15:6:4) terhadap pertumbuhan bibit kelapa
sawit di pre nursery. 3. Ada pengaruh interaksi pemanfaatan kompos solid dalam media tanam dengan
pupuk NPKMg (15:15:6:4) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery.
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi tentang pembibitan kelapa sawit di pre nursery bagi pihak yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara